Oma

14
OMA A. PENGERTIAN Peradangan pada telinga tengah yang timbul secara cepat dan berdurasi pendek/beberapa minggu. B. ETIOLOGI DAN RISK FACTOR ETIOLOGI: - Disfungsi tuba eustachius penurunan pencegahan invasi kuman ke liang telinga - ISPA (>>> sering pada anak-anak) Patologi : - Bakteri piogenik (streptokokus, stafilokokus, pneumokokus) - H. influenza, E. colli, P. vulgaris, P. Aerugenosa RISK FACTOR - Pria > Wanita - Umur : < 2 tahun Serangan pertama biasanya dibawah usia 6 bulan dan usia puncak pada tahun pertama masa sekolah - Infeksi pneumonia - Status sosioekonomi rendah tinggal didaerah padat penduduk gizi buruk mudah terjangkit bakteri - Sinusitis kronis - Hipetrofi adenois C. PATHOGENESIS

description

Oma

Transcript of Oma

OMA

A.PENGERTIAN Peradangan pada telinga tengah yang timbul secara cepat dan berdurasi pendek/beberapa minggu.

B.ETIOLOGI DAN RISK FACTORETIOLOGI: -Disfungsi tuba eustachius penurunan pencegahan invasi kuman ke liang telinga-ISPA (>>> sering pada anak-anak)Patologi :-Bakteri piogenik (streptokokus, stafilokokus, pneumokokus)-H. influenza, E. colli, P. vulgaris, P. AerugenosaRISK FACTOR-Pria > Wanita-Umur : < 2 tahun Serangan pertama biasanya dibawah usia 6 bulan dan usia puncak pada tahun pertama masa sekolah-Infeksi pneumonia-Status sosioekonomi rendah tinggal didaerah padat penduduk gizi buruk mudah terjangkit bakteri-Sinusitis kronis-Hipetrofi adenois

C.PATHOGENESISStadium OMA 1.Stadium oklusi Tuba Oklusi. Retraksi m.timpani akibat tekanan negatif dalam telinga tengah. Kadang m.timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat (sukar dibedakan oleh virus/alergi)2.Stadium Hiperemis/Presupurasi. Pembuluh darah m.timpani berdilatasi hiperemis dan edama. Sekret yang terbentuk bersifat eksudat yang serosa3.Stadium Supurasi. Edema hebat pada m.timpani + hancurnya sel epitel permukaan + eksudat purulen dalam kavum timpani m.timpani tampak menonjol/ bulging. Pasien mengalami otalgia, nadi dan suhu tubuh meningkat. Pasien harus segera di miringotomi resolusi baik. Tanpa miringotomi ruptur m.timpani resolusi jelek4.Stadium Perforasi. Ruptur m.timpani dan nanah keluar dari telinga tengah ke telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang tenang, suhu badan turun, tidur nyenyak dan tidak otalgia (nyeri telinga) lagi5.Stadium Resolusi.

D.GEJALA-Nyeri pada telinga (otalgia)-Demam-Rasa penuh dan Pendengaran menurun-Sensasi pada telinga kadang kadang tinitus-Pasien anak Gelisah, sukar tidur, sering memegang telinga yang sakit

E.ANAMNESISKU: OtalgiaLokasi: unilateral/ kedua telingaOnset: akut, dalam hari sampai mingguKualitas: bagaimanakah rasa nyerinya ? ditekan berdenyut(pulsatil/nonpulsatil) ? kalau ada sekret yang keluar tanyakan (jumlah, konsistensi, warna dan bau)Kuantitas: kontinuKronologis: anak-anak biasanya ada riwayat ISPA atau alergi. Ringan.berat : biasanya pasien menggunakan kapas untuk mengurangi keluarnya sekret yang masifKeluhan tambahan : suhu tubuh meningkat, pendengaran menurun, sensasi penuh di telinga, terkadang ada tinitus. Pasien anak biasanya gelisah, sukar tidur, dan kadang memegang telinganya yang sakit

Tinjauan Sistem : suhu tubuh meningkat, ada faringitis/ISPA/alergi. Sisanya normal. Pasien anak harus tanyakan BB & TB.

RPD : biasanya ada ISPA dan AlergiRPK : -RKP : Tanyakan kebersihan/higienis pasien dan kebersihan lingkunganAsupan makanan (malnutrisi/tidak)Imunisasi (pasien anak)F.PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Tanda Vital Gejala Sistemik : Demama.Kesadaranb.Tekanan Darah-Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring dengan lengan rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian-Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, cek saluran pipa dan letakkan manometer vertikal-Gunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka-Pasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm diatas siku)-Dapat meraba pulsasi arteria brachialis di fossa cubiti sebelah medial-Dengan satu jarimeraba pulsasi a. Brachialis, tangan lain memompa manset dengan cepat sampai 30 mmHg diatas hilangnya pulsasi dan laporkan hasil-Turunkan tekanan manset perlahan lahan sampai pulsasi arteri teraba kembali dan laporkan hasilnya sebagai sistolik palpatoir-Ambil stetoskop dan pasang corong bel pada tempat perabaan pulsasi-Pompa kembali manset sampai 30 mmHg diatas tekanan sistolik palpatoir-Dengarkan melalui stetoskop samnil menurunkan perlahan lahan (3 mmHg/detik) dan laporkan saat dimana terdengar bising pertama sebagai tekanan sistolik-Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar lagi sebagai tekanan distolikc.Nadi -Letakkan tangan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks-Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba arteri radialis-Hitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik-Nilai Frekuensi, irama, equalitas, kualitas, tegangan nadid.Suhu Badan-Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa menuju dibawah 35,5oC-Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa axillaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal-Tunggu sampai 3-5 menit lakukan pembacaan dan laporane.Frekuensi Nafas-Minta penderita lepas baju (bisa duduk atau tidur)-Lakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung atau dada untuk menghitung gerakan pernafasan minimal selama 15 detik-Laporkan hasil frekuensi nafas per menitPEMERIKSAAN THTA.PERSETUJUAN PEMERIKSAANB.PERSIAPAN-Tempat pemeriksaan-Lampu kepala (Head lamp)-Otoskop-Spekulum hidung-Kaca nasofaring (kecil)-Kaca laring (besar)-Tongue spatel-Lampu spiritus dan pemantik-Kaca pemegang lidah-Garpu tala frekuensi 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz-Senter kecil, bau bauan (Kopi, tembakau, teh)-Sabun cair, lap tangamC.PX TELINGA1.Jelaskan tindakan2.Cuci dan keringkan tangan3.Persilahkan pasien duduk4.Pakai lampu kepala5.Daun telinga (Auricula)-Bentuk : Normatia, Makrotia, Mikrotia-Infeksi : Ada/tidak-Trauma : Ada/tidak-Tumor : Ada/tidak6.Pre-auricula-Fistel (Lubang)-Auricula asesoris-Abses-Sikatriks7.Retroauricula-Pembengkakan-Abses-Fistel-Sikatrik-Kelenjar-Nyeri tekan8.Infra auricula Parotis (belakang rahang)9.Liang telinga - Tarik daun telinga keatas dan belakang posisi liang telinga lurus- Penilaian :Liang telingaWarna EpidermisSekretSerumenKelainan :-Laserasi (luka)-Vesikel/bula-Jaringan granulasi-Tumor-Kolesteatom-Sagging-Korpus allienum10.Membran timpani Pakai otoskop-Utuh Utuh tapi retraksi, kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dalam kavum timpani-Warna Hiperemis : Peradangan, Suram : Akibat pilek-Refleks cahaya Tidak ada-Posisi Retraksi, bombans Retraksi-Perforasi Sentral, Marginal, Attic, Perforasi tidak rata Biasanya belum perforasi-Kelainan :Jaringan granulasiPolipKolestetaomTumor11.TEST RINNE Hantaran udara > Tulang-Getarkan penala 512 Hz-Letakkan di proc. Mastoideus sampai pasien tidak mendengar-Pindahkan garpu tala didepan liang telinga (2, 5 cm)-Hasil12.TEST WEBER-Getarkan penala 512 Hz-Letakkan dipuncak kepala (vertex)-Pasien sebutkan telinga mana yang lebih jelas-Hasil 13.TEST SCHWABACH-Getarkan penala 512 Hz-Letakkan di proc. Mastoideus sampai pasien tidak mendengar-Pindahkan ke proc. Mastoideus pemeriksa (pemeriksa harus normal telinganya)-Hasil

D.PEMERIKSAAN HIDUNG1.Jelaskan tindakan2.Cuci dan keringkan tangan3.Persilahkan pasien duduk4.Pakai lampu kepala5.Bentuk hidung dari luarINSPEKSI-Biasa-Asimetris-Deviasi-Saddle nose-Edem-Hematom-Vulnus-Trauma-Tumor-RadangPALPASI -Nyeri-Krepitasi6.RINOSKOPI ANTERIOR-Pakai SPEKULUM HIDUNG-Pegang spekulum hidung dengan tangan kiri-Tangan kanan untuk bersihkan sekret, dllVestibulum Nasi (Furunkel /tidak) Tidak adaEpidermis Merah muda (N) HiperemisCavum Nasi (Lapang/Sempit)Mukosa (Merah muda/hiperemis) Hiperemis : PilekKonka Media dan Inferior-Besar Eutrofi, hipertrofi, edem, atrofi Edema-Warna merah muda, livide/pucat alergi, hiperemis Hiperemis-Permukaan Licin, berbenjol EdemaMeatus media dan meatus inferior (sekret ada/tidak) Sekret adaSeptum (lurus/ditengah, deviasi, spina)Sekret (Banyak/sedikit, sifat, warna, bau/tidak)Kelainan lain (polip, tumor, korpus alienum, adhesi konka dengan septum)7.Pemeriksaan gangguan penghidu memakai zat/bahan yang mempunyai bau yang khas)-Minta pasien menutup mata dan salah satu lubang hidung-Dekatkan bahan yang ditaruh dibotol kecil kelubang hidung yang tidak ditutup-Minta pasien menyebutkan bau yang tercium-Lakukan kembali hal yang sama pada lubang hidung yang lain-Hasil Normal : Pasien mengenali bauE.PEMERIKSAAN TENGGOROK1.Jelaskan tindakan2.Cuci dan keringkan tangan3.Persilahkan pasien duduk4.Pakai lampu kepala5.Pemeriksaan tenggorok (Lampu kepala + Tongue Spatel)-Tekan lidah pasien dimedial dengan tongue spatel tanpa menjulurkan lidah-NilaiGigiGusiLidahMukosa Faring (Merah muda, hiperemis, anemis) HiperemisDinding Faring (bergranul/tidak)UvulaArcus Faring (Simetris/tidak, Hiperemis/anemis/merah muda) Simetris, HiperemisTonsil-Besar Normal : T1-T1-Warna-Kripta Normal : Merah dan ruang-Detritus-Perlengketan-Sikatriks-Peritonsil Tidak ada absesUlkusMembranPembuluh darahTumor

G.INFORMED CONCERNEDUKASI :-Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.-Pemberian ASI minimal selama 6 bulan-Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.-Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.-Kebersihan lingkungan

PX PENUNJANG-Kultur Organism diambil dari sekret telinga bila ada-Pemeriksaan Audiometri Menilai tuli/tidak Biasanya tuli konduktifBeratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas.Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran:Normal: -10 dB sampai 26 dBTuli ringan : 27 dB sampai 40 dBTuli sedang : 41 dB sampai 55 dBTuli sedang berat: 56 dB sampai 70 dBTuli berat : 71 dB sampai 90 dBTuli total : lebih dari 90 dB.Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu:1.Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20dB2.Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB apabila disertai perforasi.3.Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.

KOMPLIKASI-Abses Periosteal-Meningitis dan abses otak-Kehilangan pendengaran permanen

H.DDOMSK