Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

49
1 Oleh: Yomi Raditiana

Transcript of Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

Page 1: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

1

Oleh: Yomi Raditiana

Page 2: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

2

KATA PENGANTAR

Modul bimbingan teman sebaya disusun sebagai salah satu rujukan bagi guru, dosen,

maupun bagi mahasiswa bimbingan dan konseling dalam mengoptimalkan layanan bimbingan

dan konseling di sekolah. Pada Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal yang diterbitkan Dirjen PMPTK (2007) berkaitan dengan

Kerangka Kerja Utuh bimbingan dan konseling disebutkan salah satu strategi pelayanan

adalah bimbingan teman sebaya. Selain itu juga menindaklanjuti problema mengenai kurang

idealnya rasio guru BK dengan siswa yang dibimbing, apabila pembimbing sebaya yang ada

di sekolah dapat diberdayakan, maka tidak mustahil layanan bimbingan dan konseling akan

berjalan dengan optimal dan siswa dapat memperoleh layanan yang proporsional sesuai

dengan kebutuhannya.

Dalam modul ini, pilihan bahasan ditekankan pada tahapan bimbingan sebaya dan

masalah keyakinan diri (self efficacy) remaja. Materi disajikan dalam bentuk rencana

pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan dan konseling. Penulis menyadari bahwa modul ini

masih sangat jauh dari sempurna, sehingga masih membutuhkan banyak perbaikan. Penulis

mengucapkan terima kasih atas masukan/kritik yang membangun bagi perbaikan modul ini.

Salatiga, Juni 2013

Penulis

Page 3: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... 3

Self Efficacy ................................................................................................. 4

Peer Guidance ............................................................................................. 8

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 1 ...................................................... 12

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 2 ...................................................... 20

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 3 ...................................................... 27

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 4 ...................................................... 33

Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 5 ...................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 47

Page 4: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

4

SELF EFFICACY

1. Pengertian Efikasi Diri (Self Efficacy)

Bandura (dalam Feist & Feist, 2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan

seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap

keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Bandura beranggapan

bahwa keyakinan atas efikasi seseorang adalah landasan dari agen manusia. Manusia yang

yakin bahwa dirinya dapat melakukan sesuatu yang mempunyai potensi untuk dapat

mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih mungkin untuk bertindak dan lebih

mungkin untuk menjadi sukses daripada manusia yang mempunyai efikasi diri yang

rendah.

Efikasi diri tidak hanya merupakan konsep global atau yang digeneralisasikan,

seperti harga diri (self-esteem) atau kepercayaan diri (self-confidence) (Feist & Feist,

2010). Walaupun self-efficacy adalah karakteristik internal yang mempengaruhi perilaku

dan reaksi dalam cara yang relatif konstan dan terprediksi, self-efficacy juga ditentukan

oleh situasi. Orang dapat mempunyai self-efficacy yang tinggi dalam satu situasi dan

mempunyai self-efficacy yang rendah dalam situasi lainnya.

Efikasi diri yang tinggi dan rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif

untuk menghasilkan empat variabel prediktif (Bandura, 1997). Ketika efikasi diri yang

tinggi dan lingkungan responsif, hasilnya kemungkinan besar akan tercapai. Saat efikasi

rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif, manusia mungkin akan merasa

depresi karena mengobservasi bahwa orang lain dapat berhasil melakukan suatu tugas yang

terlalu sulit untuknya. Saat seseorang dengan efikasi diri yang tinggi menemui situasi

lingkungan yang tidak responsif, biasanya akan meningkatkan usahanya untuk mengubah

lingkungan. Orang tersebut dapat melakukan protes-protes, kegiatan aktivis sosial, atau

bahkan kekuatan untuk memulai perubahan; namun saat semua usaha tersebut gagal,

Bandura berhipotesis bahwa orang tersebut akan menyerah malakukan hal tersebut dan

mencari lingkungan baru yang lebih responsif. Terakhir, saat efikasi diri yang rendah

dikombinasikan dengan lingkungan yang tidak responsif, orang-orang akan merasa apatis,

segan, dan tidak berdaya (Feist & Feist, 2010).

2. Sumber Efikasi Diri

Bandura (1997) menyatakan bahwa efikasi diri dapat diperoleh, dipelajari, dan

dikembangkan dari empat sumber informasi yaitu Enactive attainment and performance

Page 5: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

5

accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi), Vicarious experience

(pengalaman orang lain), Verbal persuasion (persuasi verbal), Physiological state and

emotional arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). Di mana pada dasarnya keempat hal

tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit

positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi.

Hal ini mengacu pada konsep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat

meningkatkan perasaan atas efikasi diri (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980).

3. Dimensi-Dimensi Efikasi Diri

Bandura (1997) menyebutkan bahwa dimensi-dimensi dalam efikasi diri, meliputi:

a. Besar Pengharapan

Adalah besarnya harapan terhadap kemungkinan hasil dari suatu perilaku, yaitu

suatu perkiraan bahwa perilaku atau tindakan tertentu menyebabkan hasil tertentu yang

bersifat khusus. Besar pengharapan efikasi diri (self efficacy)) dapat diketahui melalui

indikator-indikator dibawah ini:

1) Tingkat kesulitan tugas yang diyakini dapat diselesaikan.

2) Analisis pilihan perilaku yang akan dicoba (merasa mampu dilakukan).

3) Upaya menghindari situasi dan perilaku yang dirasa melampaui batas

kemampuannya.

b. Luas Pengharapan

Merupakan keyakinan sejauh mana perilaku tertentu akan menimbulkan

konsekuensi atau hasil tertentu, konsekuensi-konsekuensi akan terjadi bila suatu

perilaku dilakukan oleh seseorang, hanya saja kemampuan seseorang untuk

menampilkan perilaku terbatas maka pengharapan seseorang terhadap suatu

konsekuensi atau hasil terbatas pula. Hal ini merupakan luas bidang perilaku yang

diyakini berhasil dicapai siswa dengan indikator:

1) Pengharapan terbatas pada bidang perilaku khusus yaitu keyakinan/kemantapan

dalam menjalankan bidang tugas selama ini.

2) Pengharapan yang menyebar meliputi berbagai bidang perilaku yaitu keyakinan atau

kemantapan dalam menjalankan tugas lain yang belum pernah dikerjakannya.

c. Kemantapan Pengharapan

Harapan akan dapat membentuk perilaku secara tepat. Suatu keyakinan bahwa

seseorang akan berhasil dalam bertindak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Aspek ini

Page 6: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

6

menunjukkan bahwa harapan orang berkaitan dengan kesanggupan melakukan sesuatu

perilaku yang dikehendaki. Kemantapan pengharapan tergantung pada situasi beberapa

informasi berupa persepsi dari hasil tindakan yang didapatkan melalui kehidupan,

modeling, peristiwa verbal dan keadaan emosi yang mengancam. Dapat dilihat melalui

indikator di bawah ini:

1) Bertahan dalam usahanya yaitu bertahan dalam menghadapi tugas dan tantangan

pekerjaan sebagai siswa.

2) Keuletan dalam berusaha dalam menghadapi tugas-tugas tantangan studi.

4. Ciri-Ciri Efikasi Diri

Bandura (1997) memaparkan mengenai perbedaan ciri-ciri orang yang mempunyai

self-efficacy yang tinggi dan rendah, antara lain:

a. Orang yang mempunyai self-efficacy rendah (yang ragu-ragu akan kemampuannya):

1. Orang yang menjauhi tugas-tugas yang sulit.

2. Berhenti dengan cepat bila menemui kesulitan.

3. Memiliki cita-cita yang rendah dan komitmen yang buruk untuk tujuan yang telah

dipilih.

4. Berfokus pada akibat yang buruk dari kegagalan.

5. Cenderung mengurangi usaha karena lambat memperbaiki keadaan dari kegagalan

yang dialami, mudah mengalami stres dan depresi.

b. Orang yang mempunyai self-efficacy tinggi (yang mempunyai kepercayaan yang kuat

akan kemampuannya):

1. Mendekati tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan.

2. Menyusun tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen untuk tugas-

tugas tersebut.

3. Mempunyai usaha yang tinggi atau gigih.

4. Memiliki pemikiran strategis.

5. Berpikir bahwa kegagalan yang dialami karena usaha yang tidak cukup sehingga

diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi kesulitan.

6. Cepat memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan.

7. Mengurangi stres.

Page 7: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

7

Peer Guidance

2.1.1. Pengertian Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance)

Sunaryo, dkk (2007) menyebutkan bahwa bimbingan teman sebaya merupakan

bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik lainnya. Peserta

didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh

konselor.

Sunaryo, dkk (2007) juga menjelaskan bahwa peserta didik yang menjadi

pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain

dalam memecahkan masalah yang dihadapi, baik akademik maupun non-akademik.

Selain itu, pembimbing sebaya juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor

dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta

didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.

Gambar 1. Model pengembangan layanan bimbingan teman sebaya

Layanan bimbingan teman sebaya ini penting, karena mengingat perbandingan antara

guru BK dengan siswa yang tidak seimbang. Selain itu juga siswa SMP yang sedang berada

pada masa remaja, yaitu memiliki sifat cenderung lebih percaya dan tertarik kepada teman

sebayanya. Siswa yang memiliki potensi dapat diberdayakan untuk dapat menolong teman

sebaya untuk meningkatkan keyakinan diri siswa yang lain.

Pembimbing

sebaya

Siswa

Membantu teman

sebaya yang

mengalami masalah

self efficacy

Guru Bk memberikan

pelatihan kepada siswa

calon pembimbing sebaya

mengenai self efficacy

Guru BK

Bekerja sama dalam

memberikan layanan

kepada siswa yang

membutuhkan Memberikan layanan

kepada siswa yang

membutuhkan

penanganan khusus

oleh guru BK

Page 8: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

8

Peran Seorang Pembimbing Sebaya

Sunarti (2010) menyebutkan bahwa pembimbing sebaya diharapkan mampu

berperan menjadi fasilitator, motivator, dan educator untuk sebayanya, oleh karena

itu pembimbing sebaya diharapkan dapat :

a. Menjadi model positif yang dapat dicontoh oleh teman sebayanya.

b. Menjadi pemimpin bagi teman sebayanya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan

yang positif di lingkungannya.

c. Dapat menjadi sumber informasi bagi teman sebayanya akan program yang ada.

d. Selain menjadi teman, seorang pembimbing sebaya juga dapat menjadi tempat curhat

(dalam batas kemampuannya) bagi teman sebayanya dan memberi solusi yang sesuai

dengan kebutuhan remaja yang bermasalah.

e. Pembimbing sebaya dapat menjadi teman/mitra dalam berkarya di lingkungannya.

f. Pembimbing sebaya mampu melakukan penjangkauan atau pendekatan pada teman-

teman yang bermasalah dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari

permasalahan yang dihadapinya.

Secara tidak langsung pembimbing sebaya dapat menjadi pelaku kontrol

terhadap perilaku dirinya dan teman sebayanya.

Tabel 1. Pengembangan aspek rencana pelaksanaan layanan (RPL)

No Aspek yang

dikembangkan Kompetensi Dasar Topik

1

Pembimbing

sebaya

Membangun minat

menjadi pembimbing

sebaya.

Pembimbing sebaya

2 Menerapkan tugas sebagai

pembimbing sebaya yang

baik.

Siap menjadi pembimbing

sebaya

3 Besar

pengharapan

Menganalis pilihan

perilaku yang mampu

untuk dilakukan.

Saya pasti bisa

4 Luas

pengharapan

Membuktikan

keyakinan/kemantapan

dalam menjalankan tugas.

Impossible is nothing

5 Kemantapan

pengharapan

Bertahan dalam

menghadapi tugas dan

tantangan pekerjaan

sebagai siswa.

Pantang menyerah

Page 9: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

9

Tahapan dalam model bimbingan teman sebaya yang disusun berdasarkan kerangka

berpikir Sunarti (2010) yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Pembimbing Sebaya

Pembimbing sebaya dipilih berdasarkan atas kriteria sebagai berikut: hasil skala self

efficacy (siswa dengan kategori self efficacy sangat tinggi dan tinggi), prestasi (siswa yang

masuk dalam peringkat 10 besar), memiliki kemampuan sosialisasi dan kepribadian yang

baik. Peran guru BK adalah menyeleksi siswa yang layak menjadi pembimbing sebaya

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

2. Pelatihan Pembimbing Sebaya

Siswa yang telah terpilih sebagai calon pembimbing sebaya diberikan pelatihan mengenai

materi bimbingan teman sebaya dan self efficacy yang telah disusun dalam bentuk rencana

pelaksanaan layanan (RPL). Pelatihan dilaksanakan setelah selesai sekolah dan hari libur.

Dalam proses pelatihan, pembimbing sebaya merasakan bahwa dirinya adalah yang

dibimbing, setelah itu pembimbing sebaya merancang atau menggambarkan bentuk

pertolongan dalam menolong teman sebaya yang memiliki masalah keyakinan diri. Peran

guru BK adalah memberikan pelatihan kepada calon pembimbing sebaya yang terpilih

menggunakan materi layanan yang telah disusun.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam kegiatan ini, guru BK memberikan serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh

siswa yang menjadi pembimbing sebaya, yaitu:

a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah keyakinan

diri.

b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan diri dan

memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.

d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru Bimbingan

dan Konseling.

e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling.

Peran guru pembimbing adalah memantau kegiatan pembimbing sebaya dan

memberikan pelayanan kepada siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru

pembimbing.

Page 10: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

10

4. Evaluasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pembimbing sebaya

dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan dan dijelaskan

dalam tahap awal kegiatan. Peran guru BK adalah mengevaluasi dan merancang kegiatan

selanjutnya berdasarkan hasil kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah

dilaksanakan.

5. Tindak lanjut

Setelah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya, guru BK

menindaklanjuti hasil rancangan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah

disusun. Tindak lanjut bisa berupa pelatihan kembali kepada pembimbing sebaya yang

belum menjalankan tugasnya secara optimal, maupun menindak lanjuti hasil laporan dari

pembimbing sebaya mengenai siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru BK.

Gambar 2. Tahapan model peer guidance

Pembentukan

Pembimbing

Sebaya

Pelatihan

Pembimbing

Sebaya

Pelaksanaan

Kegiatan

Evaluasi

Tindak lanjut

Page 11: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

11

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

(RPL 1)

H. Kegiatan :

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi.

1.1. Salam dan doa.

1.2. Menanyakan kabar siswa

1.3. Perkenalan

1.4. Ice breaking “BK cak-cak”

1.5. Apersepsi:

a. Pernahkah anda ditolong?

b. Pernahkah anda menolong?

1.6. Menyampaikan tujuan layanan.

A. Topik Bahasan : Pembimbing Sebaya

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

C. Jenis Layanan : Informasi

D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan

E. Tujuan Layanan : 1. Dengan memperhatikan materi layanan, siswa dapat

menjelaskan tentang peran seorang pembimbing

sebaya. (Kognitif)

2. Melalui permainan, siswa meyakini bahwa dirinya

mampu menjadi pembimbing sebaya. (Afektif)

3. Melalui kisah cerita, siswa dapat membangun minat

siswa dalam rangka menjadi pembimbing sebaya.

(Psikomotor)

F. Karakter Yang Ingin

Dikembangkan

: Bersahabat/Komunikatif, Peduli sosial.

G. Materi

: 1. Materi Layanan: Pembimbing Sebaya (Terlampir)

2. Materi permainan: Kamu pantas menjadi....(Terlampir)

3. Metode: Ceramah, permainan, diskusi, tanya jawab.

Page 12: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

12

2. Kegiatan Inti (75 menit)

2.1. Eksplorasi:

2.1.1. Peneliti menyampaikan materi mengenai pembimbing sebaya melalui

power point.

2.1.2. Peneliti menyampaikan cerita “kisah jendela rumah sakit” melalui power

point.

2.1.3. Siswa mendiskusikan makna cerita.

2.2. Elaborasi:

2.2.1. Siswa melakukan permaian “Kamu pantas menjadi...”

2.2.2. Siswa mendiskusikan makna permainan.

2.3. Konfirmasi:

2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan

siswa.

2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui

sumber yang ada.

2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut.

3. Penutup (5 menit)

3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah

dilaksanakan.

3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.

3.3. Menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.

I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA)

J. Waktu /Tanggal : 1x90 menit/ 15 Mei 2013

K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana)

L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK

M. Alat dan Perlengkapan : Kertas, bolpoin, LCD, laptop.

Page 13: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

13

N. Rencana Penilaian

1. Penilaian Proses

2. Penilaian Hasil

a. LAISEG

b. LAIJAPEN

c. LAIJAPANG

:

:

:

:

:

:

Aspek yang

diobservasi

Sangat

Baik

Baik Kurang

Baik

Tidak

Baik

1. Antusiasme

siswa

2. Partisipasi

siswa

3. Aktivitas

siswa

4. Respon

siswa

5. Atensi

siswa

6. Kelancaran

layanan

7. Suasana

pelaksanaan

Catatan khusus:

Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan

BK?

2. Apa saja peran seorang pembimbing sebaya?

3. Yakinkah anda untuk dapat menjadi pembimbing

sebaya?

4. Tertarikkah anda untuk menjadi pembimbing sebaya?

5. Apa pesan dan kesan dari kegiatan ini?

Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan

diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang

pembimbing sebaya.

Melakukan wawancara pada siswa dan guru BK setelah

satu bulan layanan diberikan dalam rangka menilai

keberhasilan siswa akan tugasnya sebagai pembimbing

sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.

Page 14: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

14

Salatiga, 13 Mei 2013

Mengetahui,

Guru BK Peneliti

Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana

NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112

O. Rencana Tindak Lanjut

: Melakukan pendekatan individual terhadap siswa yang

belum yakin menjadi pembimbing sebaya.

P.

Q.

Sumber

Biaya

:

:

1. Sunarti. 2010. Pembimbing Sebaya. http://bk-sma-

sunarti.blogspot.com diunduh Kamis, 28 Maret 2013.

2. Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. Private-

[email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.

Rp. 7.500,00

Page 15: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

15

PEMBIMBING SEBAYA

Bimbingan teman sebaya merupakan bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik

terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya

diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Sunarti (2010) menyebutkan bahwa

pembimbing sebaya diharapkan mampu berperan menjadi fasilitator, motivator, dan

educator untuk sebayanya.

Beberapa serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh pembimbing sebaya,

yaitu:

a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah keyakinan

diri.

b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan diri dan

memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.

d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru Bimbingan

dan Konseling.

e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling.

Peran guru pembimbing adalah memantau kegiatan pembimbing sebaya dan

memberikan pelayanan kepada siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru

pembimbing.

Kisah Jendela rumah sakit

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah

kamar rumah sakit. Seorang diantaranya menderita suatu penyakit yang

mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk

mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di

sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus

berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan

istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-

tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela

diperbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela

Page 16: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

16

kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria kedua merasa begitu senang

dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-

warna indah yang ada di luar sana.

“Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan

angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu

mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi

dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar

menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona.

Suatu senja yang indah.”

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan

pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan

pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya

di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya

bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan

tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang kedua tidak dapat

mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria

yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia

mendapati ternyata pria yang berbaring didekat jendela itu telah meninggal dunia

dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat

lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini

meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur didekat jendela itu.

Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala

sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam

kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia

ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya,

akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang,

perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa

yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!

Page 17: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

17

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria

yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar

biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi

adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun. “Barangkali

ia ingin memberimu semangat hidup” kata perawat itu.

Renungan

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang

mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi

terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu

memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam

berpikir, dan bertindak.

Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita

telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir

pada kita yang percaya.

Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai

dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ujaran-

ujaran yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi

terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan

kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan

setengah kemuraman, namunn menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan

kebahagiaan itu sendiri.

Permainan: Kamu pantas menjadi....

Permainan ini dipakai agar peserta memiliki keyakinan diri untuk melakukan

sesuatu, dan juga agar peserta dapai memberikan penilaian yang positif kepada

peserta yang lain.

Langkah-langkah:

1. Buatlah kelompok 5-6 orang, kemudian membentuk lingkaran.

2. Masing-masing peserta berkewajiban menuliskan alasan mengenai mengapa “dia”

pantas menjadi... (sesuai topik yang dibahas, misalnya, “pemimpin”, atau topik bisa

Page 18: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

18

beraneka macam sesuai dengan pribadi peserta) terhadap semua anggota

kelompoknya.

3. Kemudian buat nomor undian untuk memilih siapa dulu yang akan dihujam kata-kata

positif yang sudah ditulis.

4. Peserta yang mendapat giliran kemudian berada di tengah lingkaran.

5. Peserta yang lain satu persatu melontarkan kata-kata yang sudah dituliskan.

6. Kemudian seterusnya sampai semua peserta mendapatkan giliran.

7. Peserta yang berada di tengah lingkaran menyimpulkan alasan mengapa “dirinya”

pantas menjadi...

Sumber:

1. Sunarti. 2010. Pembimbing Sebaya. http://bk-sma-sunarti.blogspot.com diunduh

Kamis, 28 Maret 2013.

2. Andi Muzaki. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.

Page 19: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

19

Angket Laiseg

Nama :

Kelas :

No. Absen :

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?

2. Apa saja peran seorang pembimbing sebaya?

3. Yakinkah anda untuk dapat menjadi pembimbing sebaya?

4. Tertarikkah anda untuk menjadi pembimbing sebaya? Mengapa?

5. Apa pesan dan kesan dari kegiatan ini?

Page 20: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

20

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

(RPL 2)

H. Kegiatan :

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi.

1.1. Salam dan doa.

1.2. Menanyakan kabar siswa

1.3. Apersepsi: Apa yang akan anda lakukan ketika anda dipaksa melakukan sesuatu

oleh orang lain?

1.4. Menyampaikan tujuan layanan.

2. Kegiatan Inti

2.1. Eksplorasi:

2.1.1. Peneliti menyampaikan materi kisah cerita pertama kepada pembimbing

sebaya.

A. Topik Bahasan : Siap Menjadi Pembimbing Sebaya

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

C. Jenis Layanan : Informasi

D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan

E. Tujuan Layanan

: 1. Dengan mendengarkan materi layanan, siswa dapat

mengidentifikasi sikap yang baik dalam menolong

teman sebayanya. (Kognitif)

2. Melalui cerita, siswa dapat memilih sikap yang baik

dalam menolong teman sebayanya. (Afektif)

3. Melalui simulasi, siswa mampu menerapkan tugasnya

sebagai pembimbing sebaya dalam membantu teman

sebaya lainnya dalam menyelesaikan masalah.

(Psikomotor)

F. Karakter Yang Ingin

Dikembangkan

: Bersahabat/Komunikatif, Peduli sosial.

G. Materi

: 1. Materi Layanan: kisah cerita “janganlah memaksa”

dan “kekuatan pujian”

2. Metode: ceramah, simulasi, tanya jawab.

Page 21: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

21

2.1.2. Masing-masing siswa diminta untuk menggambar seseorang.

2.1.3. Peneliti memberikan tanggapan mengenai gambar yang telah dibuat

melalui pujian dan ejekan.

2.2. Elaborasi:

2.2.1. Siswa diminta membedakan perasaannya antara dipuji dan

diejek/diremehkan.

2.2.2. Peneliti menyampaikan kisah cerita kedua mengenai kekuatan pujian.

2.3. Konfirmasi:

2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan

pembimbing sebaya.

2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui

sumber yang ada.

2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut.

3. Penutup

3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah

dilaksanakan.

3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.

3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.

I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA)

J. Waktu /Tanggal : 1x60 menit/ 28 Mei 2013

K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana)

L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK

M. Alat dan Perlengkapan : Kertas, pensil, LCD, laptop

Page 22: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

22

N. Rencana Penilaian

1. Penilaian Proses

2. Penilaian Hasil

a. LAISEG

b. LAIJAPEN

c. LAIJAPANG

:

:

:

:

:

:

Aspek yang

diobservasi

Sangat

Baik

Baik Kurang

Baik

Tidak

Baik

1. Antusiasme

siswa

2. Partisipasi

siswa

3. Aktivitas

siswa

4. Respon

siswa

5. Atensi

siswa

6. Kelancaran

layanan

7. Suasana

pelaksanaan

Catatan khusus:

Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan

BK?

2. Sikap apa sajakah yang diperlukan untuk menjadi

pembimbing sebaya yang baik?

3. Bagaimana cara anda untuk menjadi pembimbing

sebaya yang baik?

4. Dapatkah anda menerapkan tugas anda sebagai

pembimbing sebaya yang baik?

Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan

diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang

pembimbing sebaya.

Melakukan wawancara pada siswa dan guru BK setelah

satu bulan layanan diberikan dalam rangka menilai

keberhasilan siswa akan tugasnya sebagai pembimbing

Page 23: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

23

Salatiga, 15 Mei 2013

Mengetahui,

Guru BK Peneliti

Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana

NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112

sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.

O. Rencana Tindak Lanjut

: Melakukan pendekatan individual terhadap siswa yang

belum yakin menjadi pembimbing sebaya.

P.

Q.

Sumber

Biaya

:

:

Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. Private-

[email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.

Rp. 6.000,00

Page 24: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

24

Siap Menjadi Pembimbing Sebaya

1. Janganlah memaksa

Seorang nenek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan

pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya

dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalnya masuk

di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.

“Cara demikian tidak akan pernah berhasil, nak!” kata nenek, “Saya akan

mencoba mengajarimu.”

Mereka pulang. Sang nenek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa

menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi

sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.

“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala sesuatu, nak!” nasihat nenek,

“Berilah kehangatan dan keramahan, ia akan menanggapinya.”

2. Kekuatan Pujian

Ini kisah nyata tentang seorang penyanyi terkenal di Eropa, wanita bersuara

bagus. Dia bersuamikan seorang pemusik dan seorang pengarang lagu. Begitu

pandainya sang suami ini tentang lagu, nada birama, dan hal lain di bidang music,

sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika istrinya menyanyi.

Kalau istrinya menyanyi, selalu saja ada komentar dan kritik seperti; bagian

depan kurang tinggi. Lain kali dia berkata, bagian ini kurang pelan. Kali lain dia

mengkritik, “bagian akhir harusnya “kres”.. naik sedikit. Selalu saja ada komentar

pedas yang dia lontarkan kalau istrinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya

wanita itu malas menyanyi. Dia berkeputusan “Wah, tidak usah menyanyi saja, jika

semua salah. Malah kadang menjadi pertengkaran…”

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah

itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak

tahu menahu soal music. Yang ia tahu istrinya bersuara bagus dan dia selalu memuji

istrinya kalau bernyanyi.

Suatu ketika istrinya bertanya, “Pak, bagaimana laguku?” Dia menjawab

antusias, “Ma, saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau

menyanyi.” Lain kali dia berkata, “Ma, kalau saya tidak menikah dengan engkau,

mungkin saya sudah tuli karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat

Page 25: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

25

pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang

hari kalau saya bekerja. Sebelum saya menikah denganmu, saya sering mimpi dan

terngiang-ngiang suara gergaji yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang

setelah menikah dan sering mendengar engkau menyanyi, lagumulah yang terngiang-

ngiang.”

Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung. Hal itu membuat dia gemar bernyanyi,

bernyanyi dan bernyanyi. Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi, dan tanpa

disadari dia berlatih, berlatih, dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai

merekam dan mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh

masyarakat. Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan

pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang

memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.

Sedikit pujian memberikan penerimaan. Sedikit pujian memberikan rasa

diterima, memberikan dorongan, semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih

baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi.

Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik sesungguhnya tidak akan banyak

mengubah.

3. Sumber: Andi Muzaki. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26

Oktober 2009.

Page 26: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

26

Angket Laiseg

Nama :

Kelas :

No. Absen :

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?

2. Sikap apa sajakah yang diperlukan untuk menjadi pembimbing sebaya yang baik?

3. Bagaimana cara anda untuk menjadi pembimbing sebaya yang baik?

4. Dapatkah anda menerapkan tugas anda sebagai pembimbing sebaya yang baik?

Page 27: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

27

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

(RPL 3)

H. Kegiatan :

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi.

1.1. Salam dan doa.

1.2. Menanyakan kabar siswa

1.3. Apersepsi: Apakah anda ingin sukses?

1.4. Menyampaikan tujuan layanan.

2. Kegiatan Inti (75 menit)

2.1. Eksplorasi:

2.1.1. Peneliti menyampaikan beberapa pertanyaan kepada para siswa.

2.1.2. Peneliti menjelaskan siapa orang yang sangat berpengaruh dalam hidup

ini melalui sebuah kisah cerita.

2.2. Elaborasi:

2.2.1. Siswa diminta menyebutkan tokoh yang pantang menyerah meskipun

tidak sedikit yang melakukan kesalahan.

A. Topik Bahasan : Saya pasti bisa

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

C. Jenis Layanan : Informasi

D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan

E. Tujuan Layanan

: 1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyadari bahwa

tidak ada gunanya menghalangi diri sendiri untuk

maju. (Kognitif)

2. Melalui diskusi, siswa dapat menunjukkan bahwa tidak

ada yang perlu ditakutkan. (Afektif)

3. Melalui cerita, siswa mampu mendorong teman

sebayanya supaya berani untuk mencoba. (Psikomotor)

F. Karakter Yang Ingin

Dikembangkan

: Toleransi, Bersahabat/Komunikatif, Kreatif, Cinta damai,

Peduli sosial.

G. Materi

: 1. Materi Layanan: saya pasti bisa

2. Metode: tanya jawab, diskusi.

Page 28: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

28

2.2.2. Siswa diminta mencari kesalahan yang pernah mereka lakukan.

2.2.3. Siswa mendiskusikan makna dari kesalahan.

2.3. Konfirmasi:

2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan

siswa.

2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui

sumber yang ada.

2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut.

3. Penutup (5 menit)

3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah

dilaksanakan.

3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.

3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.

I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA)

J. Waktu /Tanggal : 1x90 menit/ 21 Mei 2013

K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana)

L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK

M. Alat dan Perlengkapan : Kertas, bolpoin, LCD, laptop

N. Rencana Penilaian

1. Penilaian Proses

:

:

Aspek yang

diobservasi

Sangat

Baik

Baik Kurang

Baik

Tidak

Baik

1. Antusiasme

siswa

2. Partisipasi

siswa

3. Aktivitas

siswa

4. Respon

siswa

5. Atensi

siswa

6. Kelancaran

layanan

7. Suasana

pelaksanaan

Catatan khusus:

Page 29: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

29

Salatiga, 18 Mei 2013

Mengetahui,

Guru BK Peneliti

Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana

NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112

2. Penilaian Hasil

a. LAISEG

b. LAIJAPEN

c. LAIJAPANG

:

:

:

:

Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan

BK?

2. Adakah manfaat dari menghalangi diri sendiri?

Mengapa?

3. Apakah anda adalah seseorang yang berani mencoba?

4. Bagaimana cara anda dalam mendorong teman yang

mengalami ketakutan untuk mencoba?

Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan

diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang

pembimbing sebaya.

Melakukan wawancara pada siswa dan guru BK setelah

satu bulan layanan diberikan dalam rangka menilai

keberhasilan siswa akan tugasnya sebagai pembimbing

sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.

O. Rencana Tindak Lanjut

: Merencanakan kegiatan layanan remedial untuk siswa yang

belum mampu menjadi pembimbing sebaya.

P.

Q.

Sumber

Biaya

:

:

Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. Private-

[email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.

Rp. 1.500,00

Page 30: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

30

Saya Pasti Bisa

Orang yang menghalangi anda

Bagaimana bila ada seseorang sedemikian ngotot menghalangi anda

mencapai sukses? Bagaimana bila orang itu juga yang selalu merintangi anda di

setiap usaha? Bagaimana perasaan anda terhadap orang itu? Bagaimana kalau orang

itu selalu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi anda

bertindak?

Bagaimana kalau ternyata orang itu adalah anda sendiri? Boleh jadi. Ada

kemungkinan, diri sendiri adalah musuh terbesar anda dalam menghalangi sukses

dan kegemilangan.

Pernahkah anda memergoki diri anda sendiri berkata “aku tidak mungkin

melakukan itu”…? Tidakkah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan anda,

dan membawa berjubel-jubel alasan bahwa ini-itu adalah mustahil?

Keterbatasan yang anda miliki memang meminta anda untuk membatasi diri.

Tetapi keputusan tetap di tangan anda. Suara kecil itu silakan bicara apa saja.

Relakah anda dipenjara oleh keterbatasan? Tentu tidak. Bayangkan apa yang dapat

anda capai bila anda 100% mendukung diri anda sendiri.

Nah silahkan berhenti berkhayal, dan mulailah kehidupan.

Hidup adalah pilihan

Ada dua buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur.

Bibit pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku

dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini.

Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi.

Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-

pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam, “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam

tanah ini, aku tak tahu, apa yng akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana

sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan

tunasku-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi

jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika

aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari

Page 31: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

31

tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit

itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit

yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Renungan:

Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon

yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian,

keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap

terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup.

Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup

adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.

Kesempatan yang tersembunyi

Bila anda tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya anda melihat lagi

langkah anda. Jangan-jangan anda tak melangkah setapak pun. Kesalahan memang

tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan

daripada dari keberhasilan.

Kesalahan menuntut anda untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi.

Bukan hanya itu, kesalahan memimpin anda untuk mengambil tindakan yang lebih

baik.

Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus anda

kerjakan. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan

bila kesalahan menimpa anda. Karena, dibalik kesalahan tersimpan kesempatan yang

tersembunyi.

Colombus melakukan “kesalahan” yang besar dalam perjalanannya mencari

jalur ke India, yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun-tahun kemudian,

jutaan orang mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup

mereka. Masihkah anda menganggapnya sebagai kesalahan?

Sumber: Andi Muzaki. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26

Oktober 2009.

Page 32: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

32

Angket Laiseg

Nama :

Kelas :

No. Absen :

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?

2. Adakah manfaat dari menghalangi diri sendiri? Mengapa?

3. Apakah anda adalah seseorang yang berani mencoba?

4. Bagaimana cara anda dalam mendorong teman yang mengalami ketakutan untuk mencoba?

Page 33: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

33

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

(RPL 4)

H. Kegiatan :

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi.

1.1. Salam dan doa.

1.2. Menanyakan kabar siswa

1.3. Apersepsi:

1.3.1. Siapa yang pernah mengalami suatu masalah?

1.3.2. Apakah masalah itu dapat terselesaikan?

1.4. Menyampaikan tujuan layanan.

2. Kegiatan Inti (45 menit)

2.1. Eksplorasi:

A. Topik Bahasan : Tak ada yang tak mungkin

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

C. Jenis Layanan : Informasi

D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan

E. Tujuan Layanan

: 1. Melalui kisah renungan, siswa dapat membuktikan

bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya.

(Kognitif)

2. Dengan membuat cerita, siswa dapat meyakinkan

kepada teman sebaya lainnya bahwa kemungkinan itu

ada. (Afektif)

3. Melalui diskusi, siswa mampu merancang strategi

dalam membantu teman sebayanya untuk yakin

terhadap kemampuan dirinya. (Psikomotor)

F. Karakter Yang Ingin

Dikembangkan

: Bersahabat/Komunikatif, Kreatif, Peduli sosial.

G. Materi

: 1. Materi Layanan: Tak ada yang tak mungkin

“Impossible is nothing”

2. Metode: pemberian tugas, tanya jawab, diskusi.

Page 34: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

34

2.1.1. Peneliti menyampaikan renungan pertama mengenai “tak sesulit yang

anda bayangkan”.

2.1.2. Siswa menjelaskan makna dari renungan pertama.

2.1.3. Peneliti menyampaikan renungan kedua mengenai “berani mencoba”.

2.1.4. Siswa menjelaskan makna dari renungan tersebut.

2.2. Elaborasi:

2.2.1. Siswa diminta membuat cerita pribadi dengan tema “tak ada yang tak

mungkin”.

2.2.2. Siswa mendiskusikan bagaimana cara meyakinkan teman sebayanya

yang kurang memiliki keyakinan diri.

2.3. Konfirmasi:

2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan

pembimbing sebaya.

2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui

sumber ada yang.

2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut.

3. Penutup (5 menit)

3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah

dilaksanakan.

3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.

3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.

I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA)

J. Waktu /Tanggal : 1x60 menit/ 24 Mei 2013

K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana)

L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK

M. Alat dan Perlengkapan : Kertas, bolpoin, LCD, laptop

Page 35: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

35

N. Rencana Penilaian

1. Penilaian Proses

2. Penilaian Hasil

a. LAISEG

b. LAIJAPEN

c. LAIJAPANG

:

:

:

:

:

Aspek yang

diobservasi

Sangat

Baik

Baik Kurang

Baik

Tidak

Baik

1. Antusiasme

siswa

2. Partisipasi

siswa

3. Aktivitas

siswa

4. Respon

siswa

5. Atensi

siswa

6. Kelancaran

layanan

7. Suasana

pelaksanaan

Catatan khusus:

Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan

BK?

2. Menurut anda perlukah kita mencoba sesuatu?

Mengapa?

3. Bagaimana cara anda meyakinkan teman anda bahwa

kemungkinan itu ada?

4. Dapatkah anda mendorong teman anda untuk yakin akan

kemampuannya sendiri?

Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan

diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang

pembimbing sebaya.

Melakukan wawancara pada siswa dan guru BK setelah

satu bulan layanan diberikan dalam rangka menilai

keberhasilan siswa akan tugasnya sebagai pembimbing

Page 36: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

36

Salatiga, 21 Mei 2013

Mengetahui,

Guru BK Peneliti

Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana

NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112

sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.

O. Rencana Tindak Lanjut

: Merencanakan kegiatan layanan remedial untuk siswa yang

belum mampu menjadi pembimbing sebaya.

P.

Q.

Sumber

Biaya

:

:

Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. [email protected].

Senin, 26 Oktober 2009.

Rp. 2.000,00

Page 37: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

37

Tak ada yang tak mungkin “Impossible Is Nothing”

Tak sesulit yang anda bayangkan

Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar. Dan seorang petani tua

selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah

cukup banyak mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-

padi yang ditanam disekitar batu itu pun tumbuh tidak baik.

Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang

dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan

sesuatu pada batu itu.

Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa

terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja.

Sebanarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia

lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua

kesulitan yang dialaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa

diatasinya dengan mudah dan cepat.

Renungan:

Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak

besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali

diatasi. Maka, atasi persoalan anda sekarang. Karena belum tentu sebesar yang anda

takutkan, dan belum tentu sesulit yang anda bayangkan.

Berani mencoba

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.

“Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31.104.000 kali selama

setahun?” “Ha?” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya.”

“Bagaimana kalau 3.600 kali dalam satu jam?” “Dalam satu jam harus berdetak

3.600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian berbicara kepada si jam. “Kalau

begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” “Naaaaa, kalau begitu aku

sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Page 38: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

38

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa,

detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama

satu tahunpenuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak

sebanyak 31.104.000 kali.

Renungan:

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat.

Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan

yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun.

Sumber: Andi Muzaki. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26

Oktober 2009.

Page 39: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

39

Angket Laiseg

Nama :

Kelas :

No. Absen :

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?

2. Menurut anda perlukah kita mencoba sesuatu? Mengapa?

3. Bagaimana cara anda meyakinkan teman anda bahwa kemungkinan itu ada?

4. Dapatkah anda mendorong teman anda untuk yakin akan kemampuannya sendiri?

Page 40: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

40

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

(RPL 5)

H. Kegiatan :

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi.

1.1. Salam dan doa.

1.2. Menanyakan kabar siswa

1.3. Apersepsi: siapa ingin menjadi yang terbaik atau yang lebih baik?

1.4. Menyampaikan tujuan layanan.

2. Kegiatan Inti (45 menit)

2.1. Eksplorasi:

2.1.1. Peneliti menyampaikan kisah “cangkir yang cantik” dengan power poin.

2.1.2. Siswa menjelaskan makna dari kisah cerita tersebut.

2.2. Elaborasi:

A. Topik Bahasan : Pantang menyerah

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

C. Jenis Layanan : Informasi

D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan

E. Tujuan Layanan

: 1. Dengan mendengarkan kisah “cangkir yang cantik”,

siswa dapat menyadari bahwa untuk menjadi yang

lebih baik sangat memerlukan ketekunan. (Kognitif)

2. Dengan membuat naskah drama, siswa dapat

menunjukkan bahwa dengan ketekunan dirinya dapat

sukses. (Afektif)

3. Dengan bermain peran, siswa mampu melatih dirinya

dalam membantu teman sebayanya membangun

ketekunan. (Psikomotor)

F. Karakter Yang Ingin

Dikembangkan

: Toleransi, Bersahabat/Komunikatif, Kreatif, Peduli sosial.

G. Materi

: 1. Materi Layanan: Pantang menyerah

2. Metode: ceramah, diskusi, bermain peran

Page 41: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

41

2.2.1. Siswa berdiskusi untuk merancang naskah drama dengan tema “pantang

menyerah”.

2.2.2. Siswa diminta memainkan drama yang telah dirancang.

2.3. Konfirmasi:

2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan

siswa.

2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui

sumber yang ada.

2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut.

3. Penutup (5 menit)

3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah

dilaksanakan.

3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.

3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.

I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA)

J. Waktu /Tanggal : 1x60 menit/ 27 Mei 2013

K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana)

L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK

M. Alat dan Perlengkapan : Kertas, bolpoin, LCD, laptop

Page 42: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

42

N. Rencana Penilaian

1. Penilaian Proses

2. Penilaian Hasil

a. LAISEG

b. LAIJAPEN

c. LAIJAPANG

:

:

:

:

:

Aspek yang

diobservasi

Sangat

Baik

Baik Kurang

Baik

Tidak

Baik

1. Antusiasme

siswa

2. Partisipasi

siswa

3. Aktivitas

siswa

4. Respon

siswa

5. Atensi

siswa

6. Kelancaran

layanan

7. Suasana

pelaksanaan

Catatan khusus:

Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan

BK?

2. Bagimana peran ketekunan dalam hidup ini?

3. Bagaimana manusia bisa sukses?

4. Mengapa kita butuh/tidak butuh suatu ketekunan?

Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan

diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang

pembimbing sebaya.

Melakukan wawancara pada siswa dan guru BK setelah

satu bulan layanan diberikan dalam rangka menilai

keberhasilan siswa akan tugasnya sebagai pembimbing

sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.

Page 43: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

43

Salatiga, 24 Mei 2013

Mengetahui,

Guru BK Peneliti

Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana

NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112

O. Rencana Tindak Lanjut

: Merencanakan kegiatan layanan remedial untuk siswa yang

belum mampu menjadi pembimbing sebaya.

P.

Q.

Sumber

Biaya

:

:

Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. [email protected].

Senin, 26 Oktober 2009.

Rp. 3.000,00

Page 44: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

44

Cangkir yang cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk

mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah

cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar,

inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud

berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya

tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah

liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor

melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop!

Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “belum!” lalu ia mulai menyodok dan

meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja

meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan

aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku

lagi. Tapi orang ini berkata “belum!”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai

dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku

diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu

memualkan. Stop! Stop! aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum!” lalu ia memberikan aku kepadaseorang pria dan

ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong!

Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang

ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus mebakarku. Setelah puas “menyiksaku”

kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan

akat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena

dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan

penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Page 45: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

45

Renungan

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita,

tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah

satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan

memancarkan kemuliaan_Nya.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila anda jatuh ke dalam berbagai

cobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan

biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi

sempurna dan utuh serta tak kekurangan suatu apapun.”

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia

sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah

semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk

anda.

Sumber: Andi Muzaki. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26

Oktober 2009.

Page 46: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

46

Angket Laiseg

Nama :

Kelas :

No. Absen :

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?

2. Bagimana peran ketekunan dalam hidup ini?

3. Bagaimana manusia bisa sukses?

4. Mengapa kita butuh/tidak butuh suatu ketekunan?

Page 47: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

47

DAFTAR PUSTAKA

Andi Muzaki. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.

Bandura, A. 1997. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: freeman.

Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika.

Lazarus, Richard S. et. al. 1980. Patterns Of Adjusment And Human Effectiveness. New York:

Mc Graw-Hill Book.Co

Sunarti. 2010. Pembimbing Sebaya. http://bk-sma-sunarti.blogspot.com diunduh Kamis, 28

Maret 2013.

Sunaryo Kartadinata. dkk. 2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling

Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Direktur Jenderal PMPTK.

Page 48: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU BK

1. Apakah layanan bimbingan teman sebaya sudah dilaksanakan?

2. Apabila belum, apa alasannya?

3. Apabila sudah bagaimana hasilnya?

4. Apakah layanan bimbingan teman sebaya penting dilakukan guna

mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah?

5. Apakah layanan bimbingan teman sebaya cocok jika diterapkan kepada siswa

SMP?

6. Harapan apa yang ingin Bapak/Ibu capai dari layanan bimbingan teman

sebaya?

7. Siapakah siswa yang pantas dijadikan sebagai pembimbing sebaya?

Page 49: Oleh: Yomi Raditiana - UKSW