VERBATIM - UKSW

32
91 Lampiran 2 VERBATIM Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak 1. Profil Gugus Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di wilayah Gugus Hasanudin yang berlokasi di SD Negeri Tlogosih 1 yang beralamat di desa Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak. Visi gugus Hasanudin adalah Terwujudnya tenaga pendidik yang professional dan memiliki komitmen terhadap tugas sehingga mampu menghasilkan kualitas pendidikan yang tinggi. Dan misi gugus Hasanudin adalah melaksanakan sistem pembinaan professional secara terprogram dengan memperdayakan gugus sekolah melalui optimalisasi KKG, KKKS, dan KKPS. Gugus Hasanudin memiliki motto (1) guru Mitra Belajar Siswa, Belajar dengan senang akan membuat senang belajar, dan (2) tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak dapat tercapai. Tujuan di bentuknya gugus Hasanudin adalah: (1) Terselenggaranya Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan Kepala Sekolah; (2) Meningkatnya aktifitas guru dan kepala sekolah di PKG; (3) Teratasi masalah manajemen dan pembelajaran yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru; (4) Menjadikan guru dan kepala sekolah menjadi tenaga pendidik yang professional. Jumlah siswa sekolah dasar di wilayah gugus Hasanudin dalam tiga tahun terakhir mengalami pengurangan. Hal itu dikarenakan semakin banyaknya sekolah dasar yang ada di sekitar gugus Hasanudin dengan table sebagaiberikut:

Transcript of VERBATIM - UKSW

Page 1: VERBATIM - UKSW

91

Lampiran 2

VERBATIM Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak

1. Profil Gugus

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar di wilayah Gugus Hasanudin yang berlokasi di SD Negeri Tlogosih 1 yang

beralamat di desa Tlogosih Kecamatan Kebonagung Kabupaten

Demak. Visi gugus Hasanudin adalah Terwujudnya tenaga

pendidik yang professional dan memiliki komitmen terhadap

tugas sehingga mampu menghasilkan kualitas pendidikan yang

tinggi. Dan misi gugus Hasanudin adalah melaksanakan sistem pembinaan professional secara terprogram dengan

memperdayakan gugus sekolah melalui optimalisasi KKG, KKKS,

dan KKPS.

Gugus Hasanudin memiliki motto (1) guru Mitra Belajar

Siswa, Belajar dengan senang akan membuat senang belajar, dan (2) tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak dapat

tercapai. Tujuan di bentuknya gugus Hasanudin adalah: (1)

Terselenggaranya Kegiatan Kelompok Kerja Guru dan Kepala

Sekolah; (2) Meningkatnya aktifitas guru dan kepala sekolah di

PKG; (3) Teratasi masalah manajemen dan pembelajaran yang

dihadapi oleh kepala sekolah dan guru; (4) Menjadikan guru dan kepala sekolah menjadi tenaga pendidik yang professional.

Jumlah siswa sekolah dasar di wilayah gugus

Hasanudin dalam tiga tahun terakhir mengalami pengurangan.

Hal itu dikarenakan semakin banyaknya sekolah dasar yang ada

di sekitar gugus Hasanudin dengan table sebagaiberikut:

Page 2: VERBATIM - UKSW

92

Tabel 1

Jumlah Siswa di Gugus Hasanudin

No

Nama SD

Tahun Pelajaran

2012/2013 2013/2014 2014/2015

Jumlah Siswa

L P JML L P JML L P JML

1 2 3 4 5 6 7 8

1. SD

TLOGOSIH 1 85 86 171 81 78 159 82 75 157

2. SD

TLOGOSIH 2 68 65 133 62 59 121 56 62 118

3. SD

Sarimulyo 1 79 68 147 94 72 166 88 73 161

4. SD

Sarimulyo 2 89 70 159 85 77 162 91 72 163

5. SD

Solowire 125 87 212 114 92 206 110 93 203

JUMLAH 446 376 822 436 378 814 427 375 802

Sumber: Data diolah, 2014

Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di

lingkungan gugus Hasanudin masih kurang. Hal itu dapat dilihat

dari data tabel berikut ini. Tabel 2

Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

No Nama SD

Tenaga Pendidik & Kependidikan

Ket

KS Gr.

Kls

Gr.

PAI

Gr. PJO

K

Penja

ga TU

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. SD TLOGOSIH 1 1 4 1 1 1 -

2. SD TLOGOSIH 2 1 4 - - - -

3. SD Sarimulyo 1 1 3 - 1 - -

4. SD Sarimulyo 2 1 3 1 - - -

5. SD Solowire 1 3 - - - -

JUMLAH 5 17 2 2 1 -

Sumber: Data diolah, 2014

Page 3: VERBATIM - UKSW

93

Tabel 3

Struktur Organisasi KKKS Gugus Hasanudin

No Jabatan Nama Keterangan

1 2 3 4

1. Pembina Drs. H.KARSONO. Pengawas TK/SD Dabin II

2. Ketua Slamet pujiono,S.Pd Kepala SD TLOGOSIH 1

3. Sekretaris SUWARNI,S.Pd.SD Kepala SD Sarimulyo 2

4. Bendahara SLAMET,S.Pd.SD Kepala SD Tlogosih 2

5. Anggota Silvester Sunar,S.Pd. Kepala SD Solowire

6 Anggota Rasidi, S.Pd,SD Kepala SD Sarimulyo 1

Sumber: data diolah 2014

Tabel 4

Struktur Organisasi KKG Hasanudin

No Jabatan Nama Keterangan

1 2 3 4

1. Pembina Drs. H. Karsono Pengawas TK/SD Dabin II

2. Ketua Slamet Pujiono,S.Pd Kepala SD TLOGOSIH 1

3. Sekretaris Slamet Jumali,A

Ma.Pd Guru SD TLOGOSIH 1

4. Bendahara Dradjad

Siswati,S.Pd.SD Guru SD TLOGOSIH 1

5. Anggota Silvester Sunar, S, Pd Kepala SD Solowire

6. Anggota Suwarni,S.Pd.SD Kepala SD Sarimulyo 2

Slamet,S.Pd.SD Kepala SD TLOGOSIH 2

Rasidi,S.Pd.SD Kepala SD Sarimulyo 1

7. Seksi Sumaryoto,S.Pd.I PAI

Mas ud,S.Pd PJOK

Edy Sutanto SBK

Sumber: data diolah 2014

Page 4: VERBATIM - UKSW

94

1. Guru Pemandu Kelas

a.Kelas 1 : Drajad Siswati, S.Pd.SD

b. Kelas 2 : Suratmi,S.Pd.SD c. Kelas 3 : Sumiarti,S.Pd

d. Kelas 4 : Titik Rustiani,S.Pd.SD

e. Kelas 5 : Kamija, S.Pd. SD

f. Kelas 6 : Slamet Jumali, A.Ma.Pd

2. Guru Pemandu Mata Pelajaran a.Pendidikan Ag Islam : Sumaryoto, S.Pd.I

b. PPKN : Sutoko,S.Pd

c. Bahasa Indonesia : Hariyati,S.Pd. SD

d. Matematika : Zaenab, S.Pd

e. Ilmu Penget. Alam : Sukardi, S.Pd.SD f. Ilmu Penget. Sosial : Suyatna,S.Pd.SD

g. PJOK : Mas ud, S.Pd

h. SBK/SBDP : Edy Sutanto, S.Pd.SD

i. Bahasa Jawa : Sumiyati, S.Pd.SD.

j. Seni Suara Jawa : Sri Mulyani, S.Pd.SD

k. Bahasa Inggris : Sulendra,S.Pd

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pola hubungan interaktif. Penelitian kualitatif ini dilaksanakan dalam

2 (dua) tahap dengan setiap tahap terdiri dari 4 tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kepala sekolah

melakukan penguatan kepada guru yang telah memenuhi standar

dengan pelaksanaan. penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan metode tindakan. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah

Penelitian ini di awali dengan identifikasi masalah yang ada di

lapangan. Dari data dokumentasi di lapangan diketahui

terdapat beberapa orang guru yang memiliki kinerja mengajar yang masih rendah.

2. Pengumpulan Data

Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data tentang

kinerja yang dimiliki oleh guru.

3. Analisis Data dan Interpretasi Data

Setelah data dikumpulkan kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui kinerja guru. Dan nantinya data tersebut akan

diinterpretasikan dalam bentuk kalimat.

Page 5: VERBATIM - UKSW

95

4. Penyusunan Rencana

Berdasarkan data awal yang telah diperoleh dapat diketahui

berapa guru yang masih memiliki kinerja masih kurang. Untuk mengatasi rendahnya kinerja guru dengan melakukan

kegiatan supervisi akademik.

5. Pelaksanaan

Langkah terakhir adalah pelaksanaan. Peneliti akan

melakukan penelitian tentang supervisi akademik untuk

meningkatkan kinerja guru. Untuk memudahkan penelitian dan menyingkat waktu penelitian maka penelitian ini

dilakukan terhadap satu guru yaitu Bp Sukardi, S.Pd, SD

yang mengajar kelas IV. Penelitian dilakukan pada saat guru

mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk

3 (tiga) kali pertemuan.

3. Deskripsi Penelitian

A. Data Awal

Sebelum dilakukan penelitian tentang kemampuan

kepala sekolah dalam melakukan supervisi, peneliti melakukan observasi awal terhadap 5 (lima) orang kepala sekolah tentang

kualitas pelaksanaan supervisi di Gugus Hasanudin. Hal yang

diobservasi adalah pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah

yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan tindak

lanjut. Berdasarkan data observasi awal dapat diketahui bahwa

dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan dan melakukan kegiatan tindak

lanjut. Berikut ini adalah hasil pengamatan pelaksanaan

supervisi di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak.

Page 6: VERBATIM - UKSW

96

Tabel 5

Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi

di Gugus Hasanudin Kebonagung Demak

No Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Keterangan A B C D E F

1 KS-1

1 2 1 2 1 1 8 Cukup Baik

2 KS-2

2 1 2 1 2 1 9 Cukup Baik

3 KS-3

2 2 2 3 2 2 13 Baik

4 KS-4

1 1 1 1 1 1 6 Kurang Baik

5 KS-5

1 2 2 2 2 1 10 Cukup Baik

7 8 8 9 8 6 46

35% 40% 40% 45% 40% 30% 38%

Sumber: data diolah 2014

Keterangan:

No Aspek Indikator

1 Persiapan (A) Penyusunan Program Supervisi

(B) Penyusunan Instrumen 2 Pelaksanaan (C) Pendahuluan

(D) Inti

(E) Penutup

3 Tindak Lanjut (F) Penguatan dan pembinaan

Berdasarkan data tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilakukannya tindakan berupa pembinaan kepala

sekolah melalui kegiatan lokakarya hanya terdapat satu orang

kepala sekolah yang melaksanakan supervisi dengan baik.

Terdapat 3 orang kepala sekolah yang melakukan supervisi

dengan cukup baik dan terdapat satu orang kepala sekolah yang

melakukan supervisi dengan kurang baik. Jika di persentasekan secara kuantitas pelaksanaan supervisi hanya mencapai 20%.

Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus

Hasanudin Kebonagung Demak termasuk dalam kategori kurang

baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan supervisi

kepala sekolah yang hanya mencapai 40%. Kepala sekolah mengalami kesulitan dalam menyusun program supervisi dengan

Page 7: VERBATIM - UKSW

97

persentase 35%, untuk aspek penyusunan instrument mencapai

persentase 40%, untuk aspek melakukan pelaksanaan kegiatan

pendahuluan mencapai 35%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 40%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup

mencapai persenatse 40%, untuk aspek pemberian pembinaan

dan penguatan mencapai persentase 40%.

Jika dilihat dari segi kualitas dan kuantitas dari

pelaksanaan supervisi masih kurang baik. Masih ada kepala

sekolah yang belum membuat program supervisi dan melakukan tindak lanjut. Maka dalam penelitian ini, akan di lakukan sebuah

lokakarya untuk kepala sekolah di Gugus Hasanudin

Kebonagung Demak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan

supervisi.

1. Tahap Pertama

Untuk tahap I dilakukan selama 2 minggu. Kegiatan

pada tahap I dilakukan dalam 4 tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berikut ini penjelasannya.

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang akan peneliti lakukan pada

tahap I adalah sebagai berikut; (1) Merumusan masalah yang

akan dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang akan

dicari solusinya adalah kepala sekolah masih mengalami kesulitan dalam menyusun program supervisi dan melakukan

tindakan lanjut supervisi yang dapat dilihat dari data awal. (2)

Merumusan tujuan penyelesaian masalah menghadapi tantangan

melakukan inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini penulis

mengambil rencana untuk melakukan tindakan memberikan

pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya untuk meningkatkan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. (3)

Merumuskan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah

menghadapi tantangan melakukan tindakan. Langkah-langkah

yang diambil penulis dalam melakukan tindakan antara lain

memberikan contoh cara melakukan supervisi dan menjelaskan supervisi yang akan dikerjakan. (4) Mengidentifikasi metode

pengumpulan data yang akan digunakan, metode pengumpulan

data yang diambil oleh penulis merupakan data kualitatif melalui

observasi, pengamatan serta wawancara kepada kepala sekolah

mengenai pelaksanaan supervisi. (5) Penyusunan instrumen

pengamatan dan evaluasi. Dalam pengambilan data, penulis menggunakan instrument berupa lembar observasi mengenai

pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah.

Page 8: VERBATIM - UKSW

98

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian pada tahap 1 ini, dilakukan

selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan dengan melakukan

observasi tentang pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah di

Gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Sebelum melakukan

melakukan supervisi peneliti meminta kepala sekolah untuk

membuat program dan jadwal supervisi agar pelaksanaan supervisi dapat berjalan lancar. Kepala sekolah mengemukakan

bahwa mereka mengalami kesulitan untuk membuat program

supervisi. Kemudian supervisor memberikan peminaan kepada

kepala sekolah tentang bagaimana membuat program supervisi.

c. Observasi

Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor terhadap

kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya peneliti melakukan

observasi terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh

kepala sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut

ini adalah hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan melalui

kegiatan lokakarya.

Tabel 6

Data observasi awal pelaksanaan supervisi di gugus Hasanudin

Kebonagung Demak

Sumber: data diolah 2014

No Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Ket A B C D E F

1

KS-1 2 2 2 2 2 2 12 Cukup Baik

2

KS-2 3 2 3 3 3 2 16 Baik

3

KS-3 3 3 4 3 3 3 19 Sangat

baik

4

KS-4 2 2 2 2 2 2 12 Cukup Baik

5

KS-5 3 3 2 2 3 3 16 Baik

14 12 13 13 13 13 78

65% 60% 65% 60% 65% 60% 63%

Page 9: VERBATIM - UKSW

99

Keterangan:

No Aspek Indikator

1 Persiapan (G) Penyusunan Program Supervisi (H) Penyusunan Instrumen

2 Pelaksanaan (I) Pendahuluan

(J) Inti

(K) Penutup

3 Tindak Lanjut (L) Penguatan dan pembinaan

Berdasarkan data tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukannya tindakan berupa pembinaan kepala sekolah

melalui kegiatan lokakarya tidak ada lagi kepala sekolah yang

termasuk kategori kurang baik. Terdapat 2 orang kepala sekolah

yang melakukan supervisi dengan cukup baik. Terdapat 2 orang

kepala sekolah yang melakukan supervisi dengan baik. Dan terdapat satu orang kepala sekolah yang sudah melakukan

supervisi dengan sangat baik. Jika di persentasekan secara

kuantitas pelaksanaan supervisi hanya mencapai 60%.

Secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus

Hasanudin Kebonagung Demak termasuk dalam kategori baik.

Hal itu dapat dilihat dari persentase pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 63%. Untuk aspek menyusun

program supervisi mencapai persentase 65%, untuk aspek

penyusunan instrument mencapai persentase 60%, untuk aspek

melakukan pelaksanaan kegiatan pendahuluan mencapai 65%,

untuk aspek pelaksanaan kegiatan inti mencapai 60%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup mencapai persenatse 65%,

untuk aspek pemberian pembinaan dan penguatan mencapai

persentase 60%.

d. Refleksi

Hasil dari pelaksanaan tahap I ini menunjukkan bahwa indikator pencapaian hasil belum sesuai/tercapai seperti

rencana/keinginan peneliti. Meskipun terjadi peningkatan pada

setiap aspek pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala

sekolah namun perlu ditingkatkan karena hasil yang diperoleh

belum mencapai indikator kinerja. Berikut ini adalah kelebihan

dan kekurangan dari penelitian tahap I. Kelebihan dari tahap ini adalah (1) Kepala sekolah

membuat jadwal terlebih dahulu sebelum supervisi dilaksanakan.

(2) Kepala sekolah membuat instrument penilaian yang akan

Page 10: VERBATIM - UKSW

100

digunakan dalam supervisi. (3) Terjalin komunikasi yang baik

antara kepala sekolah dan guru.

Kekurangan dari tahap ini adalah (1) Terdapat kepala sekolah yang belum memsiapkan supervisi dengan baik. Misalnya

kepala sekolah tidak mempersiapkan instrument penilaian

terlebih dahulu sebelum sepervisi dilakukan. (2) Pada saat

melakukan supervisi kepala sekolah kurang memperhatikan

pelaksanaan pembelajaran yang sedang di supervisi. (3) Kepala

sekolah dalam melakukan tindak lanjut masih belum maksimal. Misalnya kepala sekolah hanya memberikan hasil supervisi saja

tanpa adanya tindak lanjut dari hasil tersebut.

Karena persentase baik secara kualitas dan kuantitas

kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi di gugus

Hasanudin Kebonagung Demak belum mencapai indikator kinerja maka penelitian akan dilanjutkan pada tahap

berikutnya.

2. Tahap Dua

Sama halnya dengan pelaksanaan tahap I, pelaksanaan

tahap II dilakukan selama 2 minggu dengan tahapan penelitian

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refeleksi.

a. Perencanaan

Dari hasil refleksi pada tahap pertama, peneliti

merencanakan untuk melakukan tindakan pembinaan kepala

sekolah melalui lokakarya yang lebih spesifik lagi yaitu tentang

bagaimana cara menyusun program supervisi dan instrument

serta bagaimana cara melakukan tindak lanjut.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian pada tahap 2 ini, dilakukan

selama 2 minggu. Pelaksanaan dilakukan dengan melakukan

observasi tentang pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah di

Gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Sebelum melaksanakan

supervisi, kepala sekolah mengikuti lokakarya kegiatannya lebih di tekankan pada bagaimana menyusun program supervisi,

mempersiapkan instrument penilaian serta bagaimana

melakukan tindak lanjut. Setelah mengikuti lokakarya kemidian

kepala sekolah melakukan supervisi di sekolah masing-masing.

Page 11: VERBATIM - UKSW

101

c. Observasi

Setelah dilakukan pembinaan oleh supervisor terhadap

kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh

kepala sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak. Berikut

ini adalah hasil observasi mengenai pelaksanaan supervisi kepala

sekolah setelah di berikan tindakan berupa pembinaan melalui

kegiatan lokakarya.

Tabel 7

Data Observasi Awal Pelaksanaan Supervisi di Gugus

Hasanudin Kebonagung Demak

No Nama Aspek yang Dinilai

Jumlah Ket A B C D E F

1 KS-1

3 3 3 3 3 3 18 Baik

2 KS-2

4 4 4 4 4 3 23 Sangat

Baik

3 KS-3

4 4 4 4 4 4 24 Sangat

Baik

4 KS-4

3 3 3 3 3 3 18 Baik

5 KS-5

4 4 3 4 4 4 23 Sangat

Baik

20 18 18 19 18 18 111

100% 90% 90% 95% 90% 90% 93%

Sumber: data diolah 2014

Keterangan:

No Aspek Indikator

1 Persiapan (M) Penyusunan Program Supervisi (N) Penyusunan Instrumen

2 Pelaksanaan (O) Pendahuluan

(P) Inti

(Q) Penutup

3 Tindak Lanjut (R) Penguatan dan pembinaan

Page 12: VERBATIM - UKSW

102

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa

secara kuantitas hasil penelitian pada tahap II dimana kepala

sekolah diberikan pembinaan melalui kegiatan lokakarya sudah tidak ada lagi kepala sekolah yang termasuk kategori cukup baik

dalam melaksanakan supervisi. Terdapat dua kepala sekolah

yang termasuk kategori baik dan terdapat 3 orang kepala sekolah

yang termasuk kategori sangat baik. Sehingga jika di

persentasekan secara kuantitas pelaksanaan supervisi hanya

mencapai 100%. Sedangkan secara kualitas pelaksanaan supervisi di gugus

Hasanudin Kebonagung Demak pada tahap II termasuk dalam

kategori sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari persentase

pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang hanya mencapai 88%.

Untuk aspek menyusun program supervisi mencapai persentase 90%, untuk aspek penyusunan instrument mencapai persentase

85%, untuk aspek melakukan pelaksanaan kegiatan

pendahuluan mencapai 85%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan

inti mencapai 85%, untuk aspek pelaksanaan kegiatan penutup

mencapai persenatse 90%, untuk aspek pemberian pembinaan

dan penguatan mencapai persentase 85%.

d. Refleksi

Hasil yang yang diperoleh pada tahap II ini, telah

menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Dengan

adanya pembinaan kepala sekolah melalui kegiatan lokakarya tentang peningkatan kualitas pelaksanaan supervisi. Kepala

sekolah di gugus Hasanudin Kebonagung Demak sudah mampu

melaksanakan supervisi dengan sangat baik. Kepala sekolah

sudah melakukan perencanaan dengan matang melalui kegiatan

penyusunan program supervisi dan penyusunan instrument

supervisi. Kepala sekolah juga sudah melaksanakan supervisi dengan baik. Hal itu dapat dilihat dari sikap kepala sekolah pada

saat melakukan supervisi serta bagaimana cara kepala sekolah

mengamati guru yang sedang disupervisi. Selain itu kepala

sekolah juga sudah dapat melaksanakan kegiatan tindak lanjut

dengan baik. Dimana kepala sekolah memberikan penguatan dan pembinaan kepada guru yang bersangkutan.

Pada tahap II ini secara kuantitas, kepala sekolah di

gugus Hasanudin sudah melakukan supervisi dengan baik yang

mampu mencapai persentase sebesar 87%. Begitu pula secara

kuantitas yang mengalami peningkatan mencapai 100%. Nilai

tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang ditentukan dalam penelitian ini, yang menyebutkan bahwa pelaksanaan

supervisi mengalami peningkatan jika secara kualitas dan

kuantitas minimal mampu mencapai persentase 80%. Hasil pada

Page 13: VERBATIM - UKSW

103

tahap II ini menunjukkan kepala sekolah sudah melampui target

yang ditentukan, dan dapat dikatakan bahwa penelitian ini sudah

berhasil dan tidak dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian dilakukan

dengan teknik supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan

kinerja guru. Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali

dengan kegiatan perencanaan. Dalam kegiatan perencanaan

diawali dengan pembuatan program yang berisi tentang tujuan

dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik. Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat

diketahui bahwa program supervisi yang dilakukan di Gugus

Hasanudin berisi tentang tujuan dilakukannya supervisi

akademik serta ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet, S.Pd.SD. kepala sekolah di Gugus Hasanudin tentang

persiapan sebelum kegiatan supervisi.

“Sebelum melaksanaan supervisi saya

mempersiapkan beberapa hal antara lain program

supervisi, jadwal supervisi dan instrument supervisi. Dalam program supervisi saya

merumuskan tentang latar belakang, landasan

hukum, tujuan dan ruang lingkupnya.”

Setelah program supervisi di buat oleh kepala sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument supervisi.

Instrument supervisi tersebut meliputi instrument untuk

penelaahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan

instrument untuk penelahaan pelaksanaan pembelajaran.

Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui apakah RPP

yang telah dibuat oleh guru sudah sesuai dengan standar penyusunan RPP yang meliputi Identitas mata pelajaran, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil belajar,

Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument penelahaan pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Berdasarkan data observasi dan dokumentasi dapat

diketahui bahwa pada saat perencanaan supervisi kepala sekolah

membuat instrument penilaian tentang penelahaan RPP dan

penelaahan Pelaksanaan pembelajaran. berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Bapak Slamet, S.Pd.SD.,

kepala sekolah Gugus Hasanudin tentang penyiapan instrument.

Page 14: VERBATIM - UKSW

104

“Sebelum dilakukannya supervisi, saya memang

menyiapkan instrument penilaian supervisi.

Instrument tersebut meliputi instrument tentang penelaahan RPP dan instrument penilaian proses

pembelajaran.”

Sebelum dilakukannya supervisi akademik, terlebih

dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan pelaksanannya.

Jadwal pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal pelaksanaan

supervisi akan memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek

yang di perlukan dalam kegiatan supervisi.

Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dilapangan

dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan supervisi dilakukan setiap hari, satu kelas untuk satu orang guru, satu mata pelajaran

dengan waktu 2 jam pelajaran. Berikut ini adalah petikakan

wawancara peneliti dengan Bapak Slamet, S.Pd.SD., kepala

sekolah di Gugus Hasanudin tentang pembuatan jadwal

supervisi.

“Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi, kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain

memudahkan guru untuk mempersiapkan segala

sesuatu yang di perlukan dalam supervisi juga

agar tercipta kesepakatan antara guru dan kepala

sekolah tentang kapan dilaksanakannya supervisi. Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan,

guru yang bersangkutan sedang ada keperluan.

Namun selama ini semua guru masih dapat

menerima jadwal yang telah saya buat.”

Setelah semuanya direncanakan dengan baik kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan supervisi. Supervisi

harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di buat

sebelumnya. Pada saat melakukan supervisi, supervisor harus

bersikap sopan dan tidak menganggu pelaksanaan supervisi.

Tujuannya adalah agar guru yang disupervisi tidak merasa terganggu dengan adanya kepala sekolah yang sedang melakukan

supervisi.

Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti dapat

diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi akademik,

kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu

pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dengan membawa lembar instrument

penilaian supervisi.

Page 15: VERBATIM - UKSW

105

Instrument penilaian supervisi tersebut digunakan untuk

mengamati guru yang sedang mengajar. Berdasarkan data

dokumentasi, instrument yang di bawa kepala sekolah adalah instrument tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan

pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi nama mata

pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan

pembelajaran materi ajar, metode pembelajaran, alokasi waktu,

langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian

(data terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi kegiatan pembelajaran meliputi nama mata pelajaran, kompetensi dasar,

indikator, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup (data terlampir).

Pada saat pelaksanaan supervisi akademik berlangsung,

kepala sekolah sebagai supervisor akan mengamati persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Persiapan pembelajaran

tersebut meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

di buat oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru yang

disupervisi membuat RPP sebelum melakukan pembelajaran.

Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui bahwa

guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran di mulai. RPP tersebut berisi nama satuan pendidikan, identitas

sekolah, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu,

perumusan indikator, skenario pembelajaran. Berikut ini adalah

petikan wawancara peneliti dengan Bp. Slamet Jumali, guru

kelas VI tentang pembuatan RPP.

“Sebelum pelaksanaan pembelajaran saya

membuat RRP terlebih dahulu. RPP tersebut berisi

beberapa komponen seperti nama satuan

pendidikan, identitas sekolah, Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu,

perumusan indikator, skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran yang saya buat untuk

memperlancar proses pembelajaran sehingga

skenario tersebut harus di rancang dengan baik.”

Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP, guru juga

harus membuat instrument penilaian yang meliputi jenis test

yang dibuat oleh guru yang akan digunakan untuk menilai

kemampuan siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat

pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci jawabannya.

Berdasarkan data observasi dan dokumentasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru kelas VI membuat

RPP mata pelajaran IPA dengan baik. Hal itu dikarenakan guru

sudah mencantumkan semua komponen RPP. Guru juga

Page 16: VERBATIM - UKSW

106

membuat tes penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru

juga membuat kunci jawaban dari tes tertulis yang dilaksanakan

di akhir pembelajaran. Berikut ini ada petikan wawancara peneliti dengan Bapak

Slamet Jumali guru kelas VI tentang pembuatan instrument

penilaian pembelajaran.

“Saya membuat pedoman penilaian, penilaian

tersebut untuk menilai tes yang saya lakukan di

akhir pembelajaran. Kalau untuk bentuk tesnya ada yang tertulis dan ada juga yang lisan. Kalau

untuk test tertulis saya juga sudah membuatkan

kunci jawabannya.”

Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru harus mengacu pada RPP yang telah di buat sebelumnya. Supervisor

akan mengamati kemampuan guru dalam melakukan kegiatan

pendahuluan. Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa

pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan

kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat dari

kemampuan guru dalam melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada siswa, menjelaskan KD dan tujuan

pembelajaran, serta menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuia dengan silabus.

Berdasarkan pada data observasi dapat diketahui bahwa

guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu dapat dilihat pada data instrument supervisi pembelajaran.

Pelaksanaan supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan

dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya. Pada setiap

pertemuan guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan dengan

baik. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Ibu

Dradjad Siswati, S.Pd.SD. guru kelas I yang menjadi pengamat pada saat pelaksanaan supervisi untuk menggantikan peneliti.

“Pada saat saya melakukan observasi, Bapak

Nuryadi telah melakukan kegiatan pendahuluan

dengan baik. Karena beliau sudah melaksanakan

semua aspek dalam kegiatan pendahuluan seperti melakukan apersepsi, memotivasi siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran.”

Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan inti dari

pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran yang disupervisi

meliputi kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan konfirmasi. Berdasarkan data observasi dilapangan dapat

diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah melakukan

Page 17: VERBATIM - UKSW

107

kegiatan inti dengan baik. Guru melakukan kegiatan eksplorasi

pembelajaran salah satunya adalah dengan melibatkan siswa

dalam mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dengan menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun, dalam penggunaaan

alat peraga pembelajaran guru masih mengalami kesulitan.

Misalnya pada saat guru menggunakan alat peraga di ruang

laboratorium. Guru juga melakukan kegiatan elaborasi salah satu

contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui pemberian

tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan untuk kegiatan

konfirmasi guru memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan siswa.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan Ibu Dradjad Siswati, S.Pd.SD. guru kelas I yang penjadi pengamat

pengganti tentang kemampuan guru dalam melaksanakan

kegiatan inti pembelajaran.

“Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan,

beliau sudah melakukan kegiatan inti dengan

baik. Untuk setiap pertemuan terjadi peningkatan namun pada intinya semuanya sudah berjalan

dengan baik Bu. Beliau sudah melakukan

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Namun guru

terlihat mengalami kendala pada saat

menggunakan alat peraga di ruang laboratorium.” Beliau masih canggung pada saat menggunakan

alat peraga.”

Kegiatan terakhir pada pelaksanaan pembelajaran adalah

penutup. Pada kegiatan penutup diharapkan guru mampu

membuat rangkuman, melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan

Ibu Dradjad Siswati, S.Pd.SD. guru kelas I tentang kegiatan

penutup.

“Guru melakukan kegiatan penutup dengan

membuat rangkuman atau simpulan dari

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru juga

memberikan penilaian terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu

memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran, dan menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dan

Page 18: VERBATIM - UKSW

108

dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi peningkatan

penilaian kinerja guru pada setiap pertemuannya

(data terlampir)”

Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran yang di

supervisi adalah kemampuan guru dalam melakukan evaluasi.

Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat diketahui

bahwa guru melakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan

tes lisan. Tes tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menyerap materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan

pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai menerangkan

materi pelajaran.

Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat penyusunan RPP (data

terlampir). Soal yang dibuat oleh guru sudah mencakup semua

materi yang telah diajarkan yang dilengkapi dengan kunci

jawaban.

Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di ketahui

hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan menjadi landasan dilakukannya kegiatan tindak lanjut.

Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti di lapangan

dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang

nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan tindak lanjut

yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan tugas atau

PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Selain itu, guru

membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa

serta memberikan tugas kegiatan eksplorasi. Berdasarkan pada data observasi dapat diketahui bahwa

pada saat pelaksanaan supervisi, supervisor ikut serta dalam

kegiatan pembelajaran. Supervisor duduk di barisan belakang

ruang kelas dan bersikap seolah-olah siswa yang sedang

mengikuti pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan materi dari guru sambil melakukan pengamatan terhadap kinerja

guru dalam pembelajaran. Namun pada saat memberikan sesi

tanya jawab kepada siswa, supervisor tidak ikut serta

memberikan pertanyaan kepada guru yang disupervisi.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka

selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh supervisor. Dari data observasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui

bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor

membuat perjanjian dengan guru yang disupervisi untuk

membicarakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

Page 19: VERBATIM - UKSW

109

berlangsung. Setelah terdapat kesepakatan antara guru dan

supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka supervisor

meninggalkan kelas. Hasil pengamatan supervisi akan di sampaikan kepada

guru pada kegiatan tindak lanjut atau pertemuan balikan.

Pertemuan tindak lanjut merupakan pertemuan yang dilakukan

untuk membahas kekurangan dan kelebihan guru selama proses

pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data dokumentasi data

hasil supervisi kepada Bapak Slamet Jumali guru kelas VI dalam pembelajaran IPA sudah baik. Guru yang bersangkutan sudah

memenuhi standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah melalui Dinas Pendidikan. Hal itu dikarenakan

kemampuan guru dalam pembelajaran sudah memenuhi

komponen yang ada dalam standar proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan penguatan untuk terus

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan mengajarnya.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan

Bapak Slamet, S.Pd.SD., kepala sekolah Gugus Hasanudin

tentang penguatan yang di berikan kepada guru setelah

disupervisi. “Penguatan kepada guru yang telah disupervisi?

Ya, guru yang telah memenuhi standar kita beri

motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya

baik melalui studi lanjut melakukan

pengembangan keprofesian berkelanjutan.”

Namun terkadang ada guru yang masih mengalami

banyak kekurangan dalam proses pembelajaran. Misalnya guru

yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam menggunakan

media dalam pembelajaran. Berdasarkan data dokumetasi yang

diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa apabila terdapat guru

yang masih mengalami permasalahan pada saat di supervisi maka kepala sekolah melakukan pembinaan. Kegiatan

pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dalam

bentuk diskusi dan konsultasi.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan

Bapak Slamet, S.Pd.SD. Kepala sekolah di Gugus Hasanudin tentang kegiatan pembinaan kepada guru yang belum memenuhi

standar.

“Saya juga memberikan pembinaan kepada

mereka yang belum memenuhi standar. Saya ajak

mereka untuk berdiskusi mencari solusi

permasalahan yang mereka hadapi disamping itu juga saya beri kesempatan untuk

bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain

Page 20: VERBATIM - UKSW

110

dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan

terjadi hubungan yang harmonis antar teman.”

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas dapat di ketahui bahwa kepala sekolah melakukan kegiatan

pembinaan kepada guru yang belum memenuhi standar. Kegiatan

pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah kegiatan

diskusi dan konsutasi. Kepala sekolah memberikan kesempatan

kepada guru untuk bertanya/konsultasi pada teman sejawat,

selain dapat membantu mengatasi kesulitan juga akan terjadi hubungan yang harmonis antar teman.

4. Pembahasan

Supervisi akademik bukan hanya membantu guru dalam

memahami pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai

tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami keadaan

dan kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam

menyusun rencana pembelajaran secara tepat. Berikut ini adalah penjelasan dari tiap aspek pelaksanaan

supervisi untuk tiap tahap.

1. Penyusunan Program Supervisi

Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya

memberikan dampak yang baik terhadap penyusunan program

supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam membuat program supervisi. Namun

setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan

kepala sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut ini

adalah peningkatan kepala sekolah dalam penyusunan program

supervisi. Gambar 1

Peningkatan Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menyusun

Program Supervisi

Sumber: data diolah 2014

Page 21: VERBATIM - UKSW

111

Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam

membuat program supervisi mencapai 35%. Namun setelah

dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan

lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan 90% pada

tahap II.

2. Penyusunan Instrument

Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya

memberikan dampak yang baik terhadap penyusunan

instrumen. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah

mengalami kesulitan dalam membuat instrumen. Namun setelah

dilakukan tindakan terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program supervisi. Berikut ini adalah

peningkatan kepala sekolah dalam penyusunan instrumen.

Gambar 2

Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala sekolah dalam

menyusun instument

Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa

sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam membuat instrumen mencapai 40%. Namun setelah dilakukan

tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya

meningkat menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada tahap II.

Page 22: VERBATIM - UKSW

112

3. Pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi

Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya

memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala

sekolah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan

pendahuluan saat supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan

terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam

pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi. Berikut ini

adalah peningkatan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi.

Gambar 3

Peningkatan Kemampuan kemampuan kepala sekolah

dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi

Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa

sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam

pelaksanaan kegiatan pendahuluan saat supervisi mencapai 40%.

Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui

kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan

85% pada tahap II.

4. Pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi

Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya

memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan

inti saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan inti saat

supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan

kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan inti saat

Page 23: VERBATIM - UKSW

113

supervisi. Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam

pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi.

Gambar 4

Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala

Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan Inti Saat

Supervisi

Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui bahwa

sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah

pelaksanaan kegiatan inti saat supervisi mencapai 45%. Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan

lokakarya meningkat menjadi 60% pada tahap I dan 85% pada

tahap II.

5. Pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi

Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan

penutup saat supervisi. Sebelum dilakukan tindakan, kepala

sekolah mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan

penutup saat supervisi. Namun setelah dilakukan tindakan

terjadi peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi. Berikut ini adalah

peningkatan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan penutup

saat supervisi.

Page 24: VERBATIM - UKSW

114

Gambar 5

Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala

Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan Penutup Saat Supervisi

Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa

sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah

pelaksanaan kegiatan penutup saat supervisi mencapai 40%.

Namun setelah dilakukan tindakan berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi 65% pada tahap I dan

90% pada tahap II.

6. Tindak lanjut

Pemberian pembinaan melalui kegiatan lokakarya

memberikan dampak yang baik terhadap tindak lanjut. Sebelum dilakukan tindakan, kepala sekolah mengalami kesulitan dalam

tindak lanjut. Namun setelah dilakukan tindakan terjadi

peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam tindak lanjut.

Berikut ini adalah peningkatan kepala sekolah dalam tindak

lanjut.

Page 25: VERBATIM - UKSW

115

Gambar 6

Peningkatan Kemampuan Kemampuan Kepala

Sekolah dalam Tindak Lanjut

Sumber: data diolah 2014

Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa

sebelum diberikan perlakukan kemampuan kepala sekolah dalam tindak lanjut mencapai 30%. Namun setelah dilakukan tindakan

berupa pembinaan melalui kegiatan lokakarya meningkat menjadi

65% pada tahap I dan 90% pada tahap II.

Kegiatan supervisi akademik dalam penelitian dilakukan

dengan teknik supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan

kinerja guru. Kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang

berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang

mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau sedang

berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.

Melalui teknik ini, kepala sekolah dapat mengamati secara langsung kegitan guru dalam melakukan tugas utamanya,

mengajar, penggunaan alat, metode, dan teknik mengajar secara

keseluruhan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Hasil observasi kelas ini dapat digunakan oleh supervisor

bersama guru untuk menentukan cara-cara yang paling tepat

untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi belajar mengajar. Agar kunjungan kelas berlangsung efektif, hendaknya

dipersiapkan dengan teliti dan dilaksanakan secara hati-hati

dengan penampilan yang baik pula.

Kegiatan supervisi dalam penelitian ini di awali dengan

kegiatan perencanaan. Dalam penghampiran masalah itu si

perencana berbuat merumuskan apa saja yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan

diawali dengan pembuatan program yang berisi tentang tujuan

dan ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.

Page 26: VERBATIM - UKSW

116

Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat

diketahui bahwa program supervisi yang dilakukan di Gugus

Hasanudin berisi tentang tujuan dilakukannya supervisi akademik serta ruang lingkup pelaksanaan supervisi akademik.

Persiapan sebelum kegiatan supervisi antara lain program

supervisi, jadwal supervisi dan instrument supervisi. Dalam

program supervisi saya merumuskan tentang latar belakang,

landasan hukum, tujuan dan ruang lingkupnya.

Setelah program supervisi di buat oleh kepala sekolah, kemudian dilanjutkan dengan penyiapan instrument supervisi.

Instrument supervisi tersebut meliputi instrument untuk

penelaahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan

instrument untuk penelahaan pelaksanaan pembelajaran.

Instrument tersebut digunakan untuk mengetahui apakah RPP yang telah dibuat oleh guru sudah sesuia dengan standar

penyusunan RPP yang meliputi Identitas mata pelajaran, standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi,

tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Penilaian hasil belajar,

Sumber belajar. Sedangkan untuk instrument penelahaan pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Berdasarkan data observasi dan dokumentasi dapat

diketahui bahwa pada saat perencanaan supervisi kepala sekolah

membuat instrument penilaian tentang penelahaan RPP dan penelaahan Pelaksanaan pembelajaran.

Sebelum dilakukannya supervisi akademik, terlebih

dahulu dibuat jadwal untuk memudahkan pelaksanannya.

Jadwal pelaksanaan di buat untuk memudahkan pelaksanaan

supervisi, karena dengan ada perencanaan jadwal pelaksanaan

supervisi akan memudahkan guru untuk mempersiapkan aspek yang di perlukan dalam kegiatan supervisi.

Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dilapangan

dapat diketahui bahwa jadwal kegiatan supervisi dilakukan setiap

hari, satu kelas untuk satu orang guru, satu mata pelajaran

dengan waktu 2 jam pelajaran. Untuk memudahkan pelaksanaan supervisi, kami membuat jadwal untuk pelaksanaannya. Selain

memudahkan guru untuk mempersiapkan segala sesuatu yang di

perlukan dalam supervisi juga agar tercipta kesepakatan antara

guru dan kepala sekolah tentang kapan dilaksanakannya

supervisi. Karena terkadang di hari yang telah dijadwalkan, guru

yang bersangkutan sedang ada keperluan. Namun selama ini semua guru masih dapat menerima jadwal yang telah di buat

sebelumnya.

Setelah semuanya direncanakan dengan baik kemudian

dilanjutkan dengan kegiatan pelaksanaan supervisi. Supervisi

Page 27: VERBATIM - UKSW

117

harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah di buat

sebelumnya. Pada saat melakukan supervisi, supervisor harus

bersikap sopan dan tidak menganggu pelaksanaan pembelajaran. Tujuannya adalah agar guru yang disupervisi tidak merasa

terganggu dengan adanya kepala sekolah yang sedang melakukan

supervisi.

Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti dapat

diketahui bahwa pada saat melakukan supervisi akademik,

kepala sekolah bersikap sopan dan tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah berada di belakang

ruang kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dengan membawa lembar instrument

penilaian supervisi.

Instrument penilaian supervisi tersebut digunakan untuk mengamati guru yang sedang mengajar. Berdasarkan data

dokumentasi, instrument yang di bawa kepala sekolah adalah

instrument tentang penelaaan RPP dan Instrument penelaahan

pelaksanaan pembelajaran. Instrument RPP berisi nama mata

pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan

pembelajaran materi ajar, metode pembelajaran, alokasi waktu, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian

(data terlampir). Sedangkan untuk instrument supervisi kegiatan

pembelajaran meliputi nama mata pelajaran, kompetensi dasar,

indikator, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup (data terlampir). Pada saat pelaksanaan supervisi akademik berlangsung,

kepala sekolah sebagai supervisor akan mengamati persiapan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Persiapan pembelajaran

tersebut meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

di buat oleh guru. Kepala sekolah akan menilai apakah guru yang

disupervisi membuat RPP sebelum melakukan pembelajaran. Berdasarkan data dokumentasi dapat diketahui bahwa

guru kelas VI mempersiapkan RPP sebelum pembelajaran di

mulai. RPP tersebut berisi nama satuan pendidikan, identitas

sekolah, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, alokasi waktu,

perumusan indikator, skenario pembelajaran. Selain RPP, guru juga harus mempersiapkan instrument

penilaian pembelajaran. Pada saat guru membuat RPP, guru juga

harus membuat instrument penilaian yang meliputi jenis test

yang dibuat oleh guru yang akan digunakan untuk menilai

kemampuan siswa diakhir pembelajaran. guru juga membuat

pedoman penilaian (scoring) serta membuat kunci jawabannya. Berdasarkan data observasi dan dokumentasi yang

diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa guru kelas VI membuat

RPP mata pelajaran IPA dengan baik. Hal itu dikarenakan guru

sudah mencantumkan semua komponen RPP. Guru juga

Page 28: VERBATIM - UKSW

118

membuat tes penilaian berupa tes tertulis dan tes lisan. Guru

juga membuat kunci jawaban dari tes tertulis yang dilaksanakan

di akhir pembelajaran. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru harus

mengacu pada RPP yang telah di buat sebelumnya. Supervisor

akan mengamati kemampuan guru dalam melakukan kegiatan

pendahuluan. Berdasarkan data observasi dapat diketahui bahwa

pada saat pelaksanaan pembelajaran guru dapat melaksanakan

kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal itu terlihat dari kemampuan guru dalam melakukan apersepsi, memberikan

motivasi kepada siswa, menjelaskan KD dan tujuan

pembelajaran, serta menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuia dengan silabus.

Berdasarkan pada data observasi dapat diketahui bahwa guru mampu melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik. Hal

itu dapat dilihat pada data instrument supervisi pembelajaran.

Pelaksanaan supervisi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan

dengan 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuannya. Pada setiap

pertemuan guru sudah melakukan kegiatan pendahuluan dengan

baik. Pada saat dilakukan observasi supervisi akademik, Bapak

Nuryadi telah melakukan kegiatan pendahuluan dengan baik,

dengan melaksanakan semua aspek dalam kegiatan pendahuluan

seperti melakukan apersepsi, memotivasi siswa, menyampaikan

tujuan pembelajaran. Supervisi akademik dilanjutkan pada kegiatan inti dari

pembelajaran. Pada kegiatan inti pembelajaran yang disupervisi

meliputi kegiatan eksplorasi, kegiatan elaborasi dan kegiatan

konfirmasi. Berdasarkan data observasi dilapangan dapat

diketahui bahwa dari 3 (tiga) pertemuan guru sudah melakukan

kegiatan inti dengan baik. Guru melakukan kegiatan eksplorasi pembelajaran salah satunya adalah dengan melibatkan siswa

dalam mencari informasi dan belajar dari aneka sumber dengan

menerapkan prinsip alam oleh guru. Namun, dalam penggunaaan

alat peraga pembelajaran guru masih mengalami kesulitan.

Misalnya pada saat guru menggunakan alat peraga di ruang laboratorium. Guru juga melakukan kegiatan elaborasi salah satu

contohnya adalah dengan memfasilitasi siswa melalui pemberian

tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan untuk kegiatan

konfirmasi guru memberikan umpan balik positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa.

Kegiatan terakhir pada pelaksanaan pembelajaran adalah

penutup. Pada kegiatan penutup diharapkan guru mampu

membuat rangkuman, melakukan penilaian dan refleksi terhadap

Page 29: VERBATIM - UKSW

119

kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru juga

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya. Guru melakukan kegiatan penutup dengan membuat

rangkuman atau simpulan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Guru juga memberikan penilaian terhadap

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru mampu

memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran,

dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Dan dari 3 (tiga) kali pertemuan, terjadi peningkatan

penilaian kinerja guru pada setiap pertemuannya. Berikut ini

adalah tabel peningkatan nilai kemampuan guru dalam

melakukan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai

pertemuan ketiga.

Tahapan selanjutnya dari proses pembelajaran yang di

supervisi adalah kemampuan guru dalam melakukan evaluasi.

Berdasarkan data dokumentasi dan observasi dapat diketahui

bahwa guru melakukan evaluasi dalam bentuk tes tertulis dan

tes lisan. Tes tertulis dilakukan pada akhir pertemuan pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

menyerap materi pelajaran. Sedangkan untuk tes lisan dilakukan

pada setiap kali pertemuan setelah guru selesai menerangkan

materi pelajaran.

Guru melakukan penilaian berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat sebelumnya pada saat penyusunan RPP (data

terlampir). Soal yang dibuat oleh guru sudah mencakup semua

materi yang telah diajarkan yang dilengkapi dengan kunci

jawaban.

Setelah evaluasi selesai dilakukan, maka akan di ketahui

hasil belajar siswa. Dari hasil belajar tersebut nantinya akan memjadi landasan dilakukannya kegiatan tindak lanjut.

Berdasarkan data observasi yang dilakukan peneliti di lapangan

dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa belum mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana jumlah siswa yang

nilainya ≥ 75 masih kurang dari 75%, sehingga hasil belajar siswa masih dikatakan belum tuntas.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kegiatan tindak lanjut

yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan tugas atau

PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Selain itu, guru

membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa

serta memberikan tugas kegiatan eksplorasi. Berdasarkan pada data observasi dapat diketahui bahwa

pada saat pelaksanaan supervisi, supervisor ikut serta dalam

kegiatan pembelajaran. Supervisor duduk di barisan belakang

ruang kelas dan bersikap seolah-olah siswa yang sedang

Page 30: VERBATIM - UKSW

120

mengikuti pembelajaran. Supervisor mendengarkan penjelasan

materi dari guru sambil melakukan pengamatan terhadap kinerja

guru dalam pembelajaran. Namun pada saat memberiakn sesi Tanya jawab kepada siswa, supervisor tidak ikut serta

memberikan pertanyaan kepada guru yang disupervisi.

Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan, maka

selesai juga kegiatan supervisi yang dilakukan oleh supervisor.

Dari data observasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui

bahwa, di akhir kegiatan pelaksanaan supervisi, supervisor membuat perjanjian dengan guru yang disupervisi untuk

membicarakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

berlangsung. Setelah terdapat kesepakatan antara guru dan

supervisor kapan akan dilakukan pertemuan maka supervisor

meninggalkan kelas. Tahap akhir dari supervisi kunjungan kelas adalah

evaluasi dan refleksi. Supervisor dalam hal ini kepala sekolah

mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi selama observasi

terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran. Tahap

evaluasi merupakan diskusi umpan balik antara supervisor

(kepala sekolah) dan guru. Suasana pertemuan penuh persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat

mengadili. Supervisor memaparkan data secara objektif sehingga

guru dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan selama proses

pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan supervisi akan di

sampaikan kepada guru pada kegiatan tindak lanjut atau pertemuan balikan. Pertemuan tindak lanjut merupakan

pertemuan yang dilakukan untuk membahas kekurangan dan

kelebihan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan data dokumentasi data hasil supervisi kepada

Bapak Slamet Jumali guru kelas VI dalam pembelajaran IPA

sudah baik. Guru yang bersangkutan sudah memenuhi standar penilaian supervisi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui

Dinas Pendidikan. Hal itu dikarenakan kemampuan guru dalam

pembelajaran sudah memenuhi komponen yang ada dalam

standar proses. Sehingga guru yang bersangkutan di berikan

penguatan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kemampuan mengajarnya. Guru yang telah memenuhi standar

kita beri motivasi agar selalu meningkatkan kompetensinya baik

melalui studi lanjut melakukan pengembangan keprofesian

berkelanjutan. Namun terkadang ada guru yang masih

mengalami banyak kekurangan dalam proses pembelajaran.

Misalnya guru yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam menggunakan media dalam pembelajar. Berdasarkan data

dokumetasi yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa

apabila terdapat guru yang masih mengalami permasalahan pada

saat di supervisi maka kepala sekolah melakukan pembinaan.

Page 31: VERBATIM - UKSW

121

Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan

kepala sekolah dilakukan dalam bentuk diskusi dan konsultasi.

Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk bertanya/konsultasi pada teman sejawat, selain dapat membantu

mengatasi kesulitan juga akan terjadi hubungan yang harmonis

antar teman dan warga sekolah.

Page 32: VERBATIM - UKSW

122

Wawancara Pembinaan Kepala Sekolah oleh Pengawas

Wawancara dengan Pengawas Dabin