Oleh - ITS Institutional...

131
NIKO IRJAYA DESMONDA PERENCANAAN WILAYAH & KOTA - 36 101 000 15 Oleh:

Transcript of Oleh - ITS Institutional...

Page 1: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

NIKO IRJAYA DESMONDAPERENCANAAN WILAYAH & KOTA - 3610100015

Oleh:

Page 2: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Indonesia terletak pada lempeng tektonik aktif

Pulau Jawa memilikikerentanan yang lebih

besar daripada pulau lain ditinjau dari kepadatan

penduduk

Page 3: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 4: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Kab. Malang berpotensi terjadi gempatektonik, karena berada pada pertemuanlempeng bumi dan dekat dengan gunungberapi status aktif

Kawasan rawan terjadi bencanagempa bumi di Kab. Malang :

Kecamatan Gedangan, KecamatanSumbermanjing Wetan, KecamatanDampit, Kecamatan Tirtoyudo, danKecamatan Ampelgading. (RTRW Kabupaten Malang 2009-2029).

Page 5: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 6: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

DELINIASI WILAYAH PENELITIAN Beberapa kecamatanyang rawan akanterjadi bencanagempa bumi di Kab. Malang meliputiKec. Gedangan, SumbermanjingWetan, Dampit, Tirtoyudo, danAmpelgading. Dayadukung batuan padajalur-jalur tersebutrelatif lebih rendahdari sekitarnya, sehingga jalur-jalurtersebut bersifat

labil. (RTRW KabupatenMalang 2009-2029).

Page 7: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Variabel apa saja yang berpengaruh dalam menentukan zona risiko(risk) bencana gempa bumi tektonik pada wilayah penelitian?

RUMUSAN MASALAH PENELITIAN:

1. Menentukan bobot prioritas variabel-variabel yang berpengaruh terhadapkerentanan (vulnerability) bencanagempa bumi

2. Menentukan zona kerentanan(vulnerability) bencana gempa bumi

3. Menentukan zona risiko (risk) bencanagempa bumi

SASARAN : TUJUAN :

Page 8: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 9: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 10: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 11: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 12: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Bancana

Gempa

Bumi

Konsep

Mitigasi

Bencana

PemetaanRisiko

Bencana

Teori

Bencana

Multi

Kriteria

Analisa

Logika

Algebra

Boolean

Page 13: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

No.

Sumber

Sub-Indikator

Penelitian

yang Akan Diteliti

Sub-Sub Indikator yang Akan

Diteliti

1. Mengidentifikasi karakteristik kerentanan (vulnerability) Bencana Gempa Bumi

Undang-UndangNomor 24 Tahun2007; BakornasPenanggulanganBencana (2007)Peraturan KepalaBNPB Nomor 4 Tahun 2008

KerentananLingkungan

1.Slope (kemiringan) tanah2.Jenis penggunaan lahan (land use)3.Geologi (sifat fisik batuan)

Kerentanan Fisik 1.Rasio Jaringan Jalan2.Kepadatan Bangunan3.Jenis konstruksi permukiman

Kerentanan Sosial 1.Kepadatan Penduduk2.Persentase Usia Tua- Balita3.Persentase penduduk wanita4.Persentase penduduk penyandang

cacat5.Laju Pertumbuhan penduduk

Kerentanan Ekonomi 1.Persentase rumah tangga miskin2.Persentase penduduk yang bekerja

di sektor rentan (pertambangan)

2. Merumuskan Zonasi Risiko (risk) Bencana Gempa BumiPanduan Pengenalan Karakteristik bencana dan Mitigasinya di Indonesia, 2007

Bahaya (Hazard) Peta Karakteristik Bahaya Bencana Gempa Bumi

Kerentanan (vulnerability)

Peta Karakteristik Bahaya BencanaGempa Bumi

Sumber : Kajian Teori, 2013

Page 14: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Variabel Definisi Operasional

Aspek Kerentanan Lingkungan

Kemiringan (slope) tanah Derajat kemiringan lahan terkait dengan landai atau curamnya permukaan tanah berdasarkan kondisi geografis suatu wilayah.

Jenis penggunaan lahan (land use) Jenis peruntukan fungsi di permukaan tanah yang didasari pada suatu aktifitas atau bentuk peruntukan lahan.

Jenis bebatuan (Geologi) Klasifikasi macam bebatuan yang berhubungan dengan indikasi kestabilan dan kekuatan batuan.Aspek Kerentanan Fisik

Rasio jenis konstruksi permukiman Perbandingan jumlah jenis konstruksibangunan yang mudah rusak (semi permanen, dan non-permanen) terhadap jumlah total bangunan.

Rasio Jaringan Jalan Perbandingan antara jumlah panjang jalan yang rusak pada suatu wilayah dengan panjang total.Kepadatan Permukiman Banyaknya unit rumah per luasan wilayah.

Aspek Kerentanan Sosial

Rasio Kepadatan Penduduk Perbandingan antara jumlah penduduk per luasan wilayah.Persentase Usia Tua-Balita Tingkat kerentanan terhadap keselamatan jiwa dan kesehatan penduduk berusia rentan (mulai dari umur

0-9 tahun dan lebih dari 59 tahun) apabila terjadi bencana.Persentase jumlah penduduk jenis kelamin wanita Tingkat kerentanan fisik terhadap keselamatan jiwa dan kesehatan penduduk wanita apabila ada bahaya.

Laju Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan jumlah penduduk di suatu wilayah tiap tahunya, semakin besar laju pertumbuhan membuat semakin rentan terhadap adanya bencana.

Persentase Jumlah Penduduk penyandang cacat

Tingkat kerentanan terhadap keselamatan jiwa dan kesehatan penduduk penyandang cacat apabila adabahaya.

Aspek Kerentanan Ekonomi

Presentase rumah tangga miskin Suatu kelompok penduduk yang minim pengetahuan dan kewaspadaan terhadap bencana.Pekerja yang bekerja di sektor rentan Banyaknya penduduk atau komunitas yang bekerja di dalam bangunan.

RasionalistikPendekatan Penelitian :

Jenis Penelitian : Deskriptif

Populasi dan Sampel Penelitian : Purposive Sampling

Page 15: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Variabel Parameter

Aspek Kerentanan Lingkungan

Kemiringan (slope) tanah Didapatkan dari pengolahan data SRTM, menggunakan reclassify tools disoftware ArcGIS 10.2

Skor 1 : 0°-8° (datar)Skor 2 : 8°-15° (landai)Skor 3 : 15°-25° (miring)Skor 4 : 25°-45° (curam)Skor 5 : >45° (terjal)(PERMEN PU No. 21/PRT/M/2007)

Jenis penggunaan lahan (land use) Skor 1 : Hutan, Tanah Kosong & RawaSkor 2 : Kawasan wisata domestikSkor 3 : Persawahan dan TambakSkor 4 : Permukiman dan Fasilitas UmumSkor 5 : Cagar Budaya, Industri, Kawasan Wisata Berdevisa, dan Jalan(PERMEN PU No. 21/PRT/M/2007)

Jenis bebatuan (Geologi)Skor 1 : Jenis Andesit, Granit, Metamorf, dan Breksi Vulkanik.Skor 2 : Jenis Aglomerat, Breksi Sedimen, dan Konglomerat.Skor 3 : Jenis Batu Pasir, Batu Gamping, Tuf Kasar, dan Batu lanauSkor 4 : Jenis Pasir, Lanau, Tuf Halus, dan SerpihSkor 5 : Jenis Lempung, Gambut, Lumpur(PERMEN PU No. 21/PRT/M/2007)

Aspek Kerentanan Fisik

Jenis Bangunan Konstruksi Skor 1 : 15% - 30%Skor 2 : 30% - 45%Skor 3 : 45% - 55% Skor 4 : 55% - 65%Skor 5 : >65%Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Rasio Jaringan Jalan Skor 1 : 15% - 30%Skor 2 : 30% - 45%Skor 3 : 45% - 55% Skor 4 : 55% - 65%Skor 5 : >65%Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Kepadatan Permukiman Rasio kawasan terbangun terhadap area non terbangun.Skor 1 : Kepadatan <10 bangunan/haSkor 2 : Kepadatan 11-40 bangunan/haSkor 3 : Kepadatan 41-60 bangunan/haSkor 4 : Kepadatan 61-81 bangunan/haSkor 5 : Kepadatan >81 bangunan/ha (KEPMEN PU No. 378/KPTS/1987)

Aspek Kerentanan Sosial

Kepadatan Penduduk Rasio jumlah penduduk terhadap area per kecamatan.Skor 1 : Kepadatan <10 jiwa/haSkor 2 : Kepadatan 10-15 jiwa/haSkor 3 : Kepadatan 15-20 jiwa/haSkor 4 : Kepadatan 20-25 jiwahaSkor 5 : Kepadatan >25 jiwa/ha(Dirjen Penataan Ruang, Pekerjan Umum)

Laju Pertumbuhan Penduduk Skor 1 : 2,899-1.8572Skor 2 : 1,8572-0,8154Skor 3 : 0,8154-0,2264Skor 4 : 0,2264-1,2682Skor 5 : 1,2682-2,31Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Persentase Usia Balita Skor 1 : 0% - 5%Skor 2 : 5% - 10%Skor 3 : 11% - 15% Skor 4 : 16% - 20%Skor 5 : >20%Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Persentase Usia Tua Skor 1 : 0% - 5%Skor 2 : 5% - 10%Skor 3 : 11% - 15% Skor 4 : 16% - 20%Skor 5 : >20%Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Persentase Jumlah Penduduk wanita Skor 1 : 0% - 5%Skor 2 : 5% - 10%Skor 3 : 11% - 15% Skor 4 : 16% - 20%Skor 5 : >20%Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Persentase Jumlah Penduduk penyandang cacat

Skor 1 : 0% - 5%Skor 2 : 5% - 10%Skor 3 : 11% - 15% Skor 4 : 16% - 20%Skor 5 : >20%Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Aspek Kerentanan Ekonomi

Presentase rumah tangga miskin Skor 1 : 0-832 jiwaSkor 2 : 832-1664 jiwaSkor 3 : 1664-2495 jiwaSkor 4 : 2495-3327 jiwaSkor 5 : 3327-4159 jiwaPedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Pekerja yang bekerja di sektor rentan Skor 1 : 26-140 jiwaSkor 2 : 140-254 jiwaSkor 3 : 254-369 jiwaSkor 4 : 369-483 jiwaSkor 5 : 483-597 jiwaPedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar (2012)

Page 16: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Variabel Definisi Operasional

AncamanBahaya(hazard)

Karakteristik ancaman bahaya bencana gempa bumi (peta dengan 5 klasifikasi ancaman bahaya bencana gumpi bumi)

Kerentanan(vulnerability)

Karakteristik kerentanan bahaya bencana gempa bumi (peta dengan 5 klasifikasi kerentanan bencana gumpi bumi)

Sumber : Sintesa Tinjauan Teori, 2013

Page 17: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Kelompok

Stakeholders

Responden

PenelitianKeterangan

Pemerintah(Government)

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Malang –Bidang Fisik dan Prasarana

Menyusun berbagaikebijakan penataanruang wilayah, terutama mengenaiijin lokasi, pemanfaatan danpengndalian ruang.

Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (DPUCKTR) Kabupaten Malang -Bidang Permukiman

Berkepentinganpada konstruksi fisikbangunan danpermukiman padakawasan rawangempa bumi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang – Bidang Penanganan dan Kesiapsiagaan

Memahami secarateknis tentangkarakteristik gempabumi dan aksipenanggulanganbencana.

Akademisi LPPM Universitas Brawijaya, Malang

Memahami secara teoritis mengenai berbagai karakteristik Gempa bumi dan berbagai alternatif penanganannya, sehingga dapat memberi masukan dalam perumusan aturan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

LPPM Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Masyarakat Tokoh Masyarakatdi KecamatanSumbermajingWetan, Dampit, dan Ampelgading.

Paham masalah sekitarkhususnya kejadian bencanagempa bumi. Tiga kecamatanini mewakili dari total lima kecamatan di wilayahpenelitian. Pemilihan tersebutberdasarkan pertimbangankondisi geografis wilayahnya.

Swasta PT Marmora (perusahaan tambang pasir besi)

Berkepentingan sebagai sektorswasata yang berorientasikanpada profit, sehingga jikaterkena dampak gempa bumi, maka akan berpengaruh.

Page 18: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

No.KELOMPOK

STAKEHOLDERS

PERAN

STAKEHOLDERS

terhadap kerentananbencana gempa bumi di

wilayah penelitian

PENGARUH

STAKEHOLDERS terhadap kerentanan di wilayah

penelitian

DAMPAK

PROGRAM

TERHADAP

INTEREST

(+) (0) (-)

PERAN

STAKEHOLDERS

1. Kecil/TidakPenting

2. Agak Penting3. Penting4. Sangat Penting5. Program sangat

bergantungpadanya

PENGARUH

STAKEHOLDERS

1. Kecil/Tidak Penting2. Agak Penting3. Penting4. Sangat Penting5. Program sangat

bergantung padanya

P e m e r i n t a h

1.BAPPEDA KabupatenMalang

Pelaksanaanperencanaanpembangunan daerahbidang fisik danprasaran

Mengkoordinasi di dalampemanfaatan danpenegdalian lahan kota

Mengambil kebijakankeputusan terhadapkebijakan infrastruktur.

Kebijakan pemanfaatanlahan dalam KSN

+ 5 5

2.Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang

Berkepentingan pada konstruksi fisik bangunan dan permukiman pada kawasan rawan gempa bumi

Membantu mengambilkebijakan infrastruktur

Mengkoordinasikankegiatan perencanaanpembangunan

+ 5 5

3.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang

Memahami secarateknis tentangkarakteristik gempabumi dan aksipenanggulanganbencana.

Mengkoordinbencanaterjadi

Memebrikan pengetahuandan pengendalian ancamanbahaya

Membantu evakuasi danbantuan korbanbencanaasikan kapan

+ 5 5

Page 19: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

A k a d e m i s i

4.Lembaga Penelitian danPengabdian Masyarakat(LPPM) ITS

Memahami secara teoritismengenai berbagaikarakteristikGempa bumi dan berbagaialternatif penanganannya, sehingga dapat memberimasukan dalam perumusanaturan pengendalianpemanfaatan ruang kawasanrawan bencana gempa bumidari sisi akademisi.

Memberikan ilmupengetahuan tentang kawsanrentan terhadap gempa bumi

Memberi masukan dalamperumusan aturanpengendalian pemanfaatanruang kawasan rawanbencana gempa bumi dari sisiakademisi.

+ 4 4

5.

Lembaga Penelitian danPengabdian Masyarakat(LPPM) UniversitasBrawijaya

Memahami secara teoritis mengenai berbagai karakteristik Gempa bumi dan berbagai alternatif penanganannya, sehingga dapat memberi masukan dalam perumusan aturan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Memberikan ilmupengetahuan tentang kawsanrentan terhadap gempa bumi

Memberi masukan dalamperumusan aturanpengendalian pemanfaatanruang kawasan rawanbencana gempa bumi dari sisiakademisi.

+ 4 4

M a s y a r a k a t

6.

Tokoh Masyarakat diKecamatanSumbermanjing Wetan, Dampit, dan Ampelgading

Paham masalah sekitarkhususnya kejadian bencanagempa bumi. Tiga kecamatanini mewakili dari total liamkecamatan di wilayahpenelitian. Pemilihan tersebutberdasarkan pertimbangankondisi geografis wilayahnya.

Berpengaruh terhadap usahapartisipasi masyarakat dalamrangka menangani dantanggap terhadap bencanagempa bumi

Menjembatani program daripemerintah daerah denganmasyarakat, khususnya dalamhal penyuluhan dan simulasipenanggulangan bencana.

+ 4 4

S w a s t a

7. PT Marmora (Tambang Pasir Besi)

Berkepentingan sebagai sektorswasata yang berorientasikanpada profit, sehingga jikaterkena dampak gempa bumi, maka akan berpengaruh.

Melakukan usaha kerja tambangdi sekitar wilayah rawan longsor - 3 3

Page 20: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

TINGKAT

PENGARUH

STAKEHOLDER

TINGKAT PERAN STAKEHOLDERS

Tidak Penting

(1)

Agak Penting

(2)

Penting

(3)

Sangat Penting

(4)

Program Sangat

Bergantung Padanya

(5)

Tidak Penting (1)

Agak Penting (2)

Penting (3) PT Marmora

Sangat Penting (4)

LPPM ITS LPPM UB Tokoh Masyarakat

ProgramSangat

Bergantung

Padanya (5)

BAPPEDA Cipta Karya &

Tata Ruang BPBD

Keterangan

: Stakeholder Kunci

Page 21: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

DATA SEKUNDER

Jenis DataSumber

Data

Instansi/Penyedia

Data

Validitas tiapfactor

Tingkat pengaruh tiapfaktor

Tingkat prioritas tiapfaktor penentukerentananmasayarakatterhadapgempa bumi

Informasidanpendapatdaristakeholderkunci, yaitupemerintah.

BAPPEDA Kab. Malang

Dinas Cipta Karyadan Tata RuangKab. Malang

BPBD KabupatenMalang

LPPM ITS LPPM UB Tokoh Masyarakat

(Kec. SumbermajingWetan, DampitAmpelgading

DATA PRIMERNo

.Jenis Data Sumber Data

Instansi/Penyedia

Data

1. Kebijakan penataan ruang kawasan gempa bumi.

RTRW Kabupaten Malang tahun 2009-2029.

BAPPEDA Kab. Malang

2. Data terkait bencana gempabumi

Rekapitulasi data kebencanaan KabupatenMalang

BPBD Kepanjen, Kabupaten Malang

BMKG Tretes3. Data Fisik Kawasan

- Topografi- Kelerangan- Jenis tanah- Penggunaan Lahan

RTRW Kabupaten Malang tahun 2009-2029.

BAPPEDA Kab. Malang

BPS KabupatenMalang

4. Data Sarana dan prasarana- Kepadatan bangunan- Jalan- Jenis konstruksi bangunan

RTRW KabupatenMalang tahun 2009-2029.

Kabupaten Malang Dalam Angka 2012

BAPPEDA Kab. Malang

BPS KabupatenMalang

5. Data social dan ekonomi- Kepadatan penduduk- Laju pertumbuhan

penduduk- Penduduk usia balita-tua- Penduduk wanita- Penduduk penyandang

cacat- Data jenis pekerjaan- Data jenis kemiskinan

Kabupaten Malang Dalam Angka 2012

Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit, Ampelgading& Tirtoyudo dalamAngka

BPS Kabupaten Malang

6. Peta dasar KabupatenMalang

Data titik kejadian gempa(epicentrum)

Data Kedalaman pusatgempa bumi

Peta Bakosurtanal BPBD Kepanjen, Kabupaten Malang

BMKG Tretes

Page 22: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

No. SasaranTujuan

Analisa

Teknik

AnalisaHasil

1. Identifikasifaktor-faktoryang berpengaruhterhadapkerentanan(vulnerability) bencanagempa bumi

Membandingkan antaravariabel, teoriatau kondisieksistingdenganstandard/parameter sehinggadidapatfaktor-faktoryang berpengaruhterhadapkerentanan(vulnerability) gempa bumi

Analisa Deskriptif

Faktor-faktoryang berpengaruh terhadapkerentanan(vulnerability) gempabumi

Menentukanpembobotanpada setiapfaktor yang berpengaruhterhadapkerentanan(vulnerability) gempabumi.

Analytic Hierarchy Proccess(AHP)

2. Penentuan zona kerentanan (vulnerability) gempa bumi di wilayah penelitian

Mengetahui zona berdasarkan tingkat kerentanan zona kerentanan (vulnerability) mulai dari yang terendah hingga tertinggi dengan cara meng-overlay peta dari faktor-faktor yang berpengaruh.

Weighted Overlay

Peta Zona kerentanan (vulnerability) gempa bumi

3. Penentuan zonasi risiko (risk) gempa bumi di penelitian

Mengetahuizonaberdasarkantingkat risiko(risk) mulai dariyang terendahhingga tertinggidengan carameng-overlaypeta dari factor-faktor yang berpengaruh.

Peta Algebra (memakai alat analisa di softwareArcGIS 10.2 : Spatial Analyst Tool “Raster Calculator”)

Peta zonasirisiko (risk) gempa bumi

Page 23: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

119

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah

4.1.1 Orientasi Wilayah Penelitian

Secara geografis, Kabupaten Malang terletak di wilayah dataran tinggi, dengan koordinat 112° 17’ 10.9” - 112° 57’0.0” Bujur Timur dan 70° 44” 55.11” - 80° 26’ 35.45” Lintang Selatan. Kabupaten Malang terdiri dari 33 kecamatan dengan luas wilayah sebesar 334.787 Ha. Bila dilihat dari letaknya, Kabupaten Malang terletak di antara ketinggian -1 mdpl hingga 3000 mdpl.

Wilayah yang digunakan dalam penelitian ini terletak di wilayah selatan Kabupaten Malang, yang meliputi 5 kecamatan. Dimulai dari sisi barat wilayah penelitian, yakni dari Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading. Secara administratif pada wilayah penelitian, dibatasi oleh :

Sisi Utara : Kecamatan Kalipare, Kecamatan Pagak, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Turen, Kecamatan Wajak, Kecamatan Poncokusumo, dan Kodya Malang

Sisi Timur : Kabupaten Lumajang Sisi Selatan : Samudera Hindia Sisi Barat : Kecamatan Bantur, Kecamatan

Donomulyo, dan Kabupaten Blitar

Untuk dapat melihat lebih jelas mengenai nama kecamatan beserta luas wilayahnya telah pada Tabel 4.1, sedangkan untuk melihat lingkup wilayah penelitian secara visual, dapat dilihat pada Gambar 4.1

Page 24: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

120

Tabel 4.1. Luas Wilayah Penelitian Per Desa

Nama

Kecamatan

Nama

Desa

Luas

Wilayah

/Desa

(Ha)

Luas

Total

Wilayah

(Ha)

Persentase

Luas per

Kecamatan

(%)

Gedangan Gedangan Sumberrejo Segaran Tumpakrejo Sindurejo Gajahrejo Sidodadi Girimulyo

3238 1733 1232 2257 4300 3160 1477 2933

20330.18 20.8 %

Sumbermanjing Wetan

Sumbermanjing Argotirto Ringinsari Sitiharjo Tambakrejo Kedungbanteng Tambakasri Tegalrejo Druju Sumberagung Ringinkembar Sekarbanyu Klepu

769 3508 726 5925 3671 1572 5902 1134 1556 1455 1690 634 1385

12957.34 13.25%

Dampit Dampit Pamotan Sukodono Srimulyo Baturetno Sumbersuko Amandanom Majang tengah Rembun

911 1545 2656 2589 733 1517 695 1110 661

16847.42 17.23%

Page 25: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

121

Nama

Kecamatan

Nama

Desa

Luas

Wilayah

/Desa

(Ha)

Luas

Total

Wilayah

(Ha)

Persentase

Luas per

Kecamatan

(%)

Pojok Jambangan

256 1732

Tirtoyudo Gandungsari Tirtoyudo Tlogosari Purwodadi Pujiharjo Sumbertangkil Kepatihan Jagomulyan Sukorejo Ampelgading Tamankuncaran Wonoagung Tamansatriyan

418 897 487 5286 2163 2194 1166 1057 402 1140 629 1083 2203

28969.94 29.62%

Ampelgading Tirtomoyo Tirtomarto Tawangagung Lebakharjo Wirotaman Tamansari Sonowangi Purwoharjo Sidorenggo Simojayan Argoyuwono Mulyosari Tamanasri

959 640 569 7370 1274 3684 1549 397 956 828 1685 826 484

18673.91 19%

Jumlah 97778.8 100%

Sumber : RTRW Kabupaten Malang 2009-2029

Page 26: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

122

Dari data tabel diatas, dapat diketahui bahwa luas wilayah penelitian ini sebesar 97.778,8 Ha, dimana Kecamatan Tirtoyudo merupakan wilayah yang terluas di wilayah penelitian ini, yaitu sebesar 28.969,94 Ha (29,62%) dari luas keseluruhan wilayah penelitian. Sedangkan, wilayah yang terkecil terletak di Kecamatan Dampit, yang mana memiliki luas sebesar 16.847,42 Ha (17,23%) dari jumlah luas keseluruhan di wilayah penelitian.

Page 27: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

123

Gambar 4.1. Peta Orientasi Wilayah

Page 28: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

124

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 29: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

125

4.1.2 Kondisi Fisik Dasar

4.1.2.1 Kondisi Topografi

Kondisi topografi pada wilayah penelitian merupakan perpaduan antara dataran tinggi dan dataran rendah. Wilayah yang masuk ke dalam dataran tinggi (ketinggian mulai dari 1000 mdpl hingga 3000 mdpl), berada di Kecamatan Ampelgading yang merupakan kaki gunung Mahameru, sedangkan wilayah yang masuk dataran rendah (ketinggian mulai -1 mdpl hingga 500 mdpl), yaitu berada dari Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit, dan Tirtoyudo. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Sedangkan kondisi kemiringan tanah pada wilayah penelitian memiliki karakteristik yang beragam mulai dari kelerengan datar (0°-15°) hingga terjal (15°- >45°). Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kondisi Kemiringan Tanah di Wilayah Penelitian

Derajat

Kemiringan

Luas Wilayah

(Ha) Lokasi

0°-8° 969 Terletak di sisi selatan Kecamatan Sumbermanjing Wetan

8°-15° 4990

Terletak di sepanjang Pantai Sendang Biru.

Terletak di perbatasan antara Kec. Tirtoyudo Sumbermanjing Wetan

Terletak sebagian kecil wilayah Kec. Ampelgading (sisi timur tepatnya)

Terletak di sisi utara

Page 30: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

126

Derajat

Kemiringan

Luas Wilayah

(Ha) Lokasi

Kec. Gedangan, Sumbermanjing Wetan,Sumbermanjing wetan, dan Dampit

15°-25° 64382 Terletak di pertengahan wilayah sepanjang wilayah penelitian.

25°-45° 1371 Terletak di sisi selatan Kec. Sumbermanjing Wetan dan Tirtoyudo

>45° 25989

Letaknya hampir merata di sisi selatan wilayah penelitian dan sisi utara Kec. Ampelgading.

Jumlah 97.778,8 Sumber : RTRW Kabupaten Malang 2009-2029

Tabel 4.3. Kondisi Ketinggian Tanah di Wilayah Penelitian

Ketinggian Luas Wilayah

(Ha) Lokasi

-1 m dpl 44.4 Tersebar di sepanjang pesisir wilayah penelitian

0 m dpl 13129

Tersebar di sepanjang garis pantai Kecamatan Gedangan dan Sumbermanjing Wetan

Tersebar di bibir teluk di Kecamatan Tirtoyudo

100 m dpl 47032 Tersebar merata dari ujung utara, barat

Page 31: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

127

hingga selatan di wilayah penelitian

500 m dpl 32844

Tersebar di sebagian Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading

1000 m dpl 2565 Terletak di sebagian lereng kaki Gunung Mahameru

1500 m dpl 1179 2000 m dpl 478.4 2500 m dpl 201 3000 m dpl 132

Jumlah 97778.8 Sumber : RTRW Kabupaten Malang 2009-2029

4.1.2.2 Kondisi Geologi atau Jenis Batuan

Kondisi geologi atau bebatuan pada wilayah penelitian sebagian besar didominasi jenis batuan Breksi Vulkanik (34,6%) dan batuan Metamorf (26,8%). Kedua jenis batuan tersebut memiliki masing-masing luas 33.890 Ha dan 26.245 Ha. Jenis batuan Breksi Vulkanik terletak di bagian utara Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo dan Dampit. Sedangkan jenis batuan Metamorf mendominasi di sisi tengah wilayah penelitian. Dari kondisi ini jelas menunjukkan bahwa pada wilayah penelitian memiliki jenis batuan yang relative kompak, sehingga lebih stabil terhadap kemungkinan longsoran dan amblasan. Namun, tidak menutup kemun gkinan terjadi longsoran dan amblasan di wilayah lain pada wilayah penelitian. Untuk lebih jelas mengenai kondisi geologi di wilayah penelitian, dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Page 32: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

128

Tabel 4.4. Kondisi Geologi di Wilayah Penelitian

Jenis

Batuan

Luas

Wilayah

(Ha)

Lokasi

Batuan Metamorf 26245

Tersebar hampir merata dari sisi tengah hingga ke selatan di wilayah penelitian

Batuan Breksi Vulkanik

33890

Memusat di sisi utara Kecamatan Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading

Sisi selatan Kecamatan Ampelgading

Batuan Granit 231

Tersebar di sisi utara lereng kaki gunung Mahameru Kecamatan Ampelgading

Batuan Andesit 17 Tersebar di sepanjang bibir pantai

wilayah penelitian

Batuan Breksi Sedimen

15592

Tersebar di sisi utara dan selatan Kecamatan Gedangan, sisi utara Kecamatan Sumbermanjing wetan, dan di wilayah pesisir Kecamatan Tirtoyudo

Batuan Tuf Kasar 1304

Memusat di sepanjang sisi utara Kecamatan Dampit dan Sumbermanjing Wetan.

Batuan Gamping 20435

Mendominasi di Kecamatan Gedangan

Tersebar di sisi utara dan selatan Kecamatan Sumbermanjing Wetan

Tersebar di sisi selatan Kecamatan Ampelgading dan Tirtoyudo

Jumlah 97778.8 Sumber : RTRW Kabupaten Malang 2009-2029

Page 33: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

129

Gambar 4.2. Peta Kemiringan Lereng

Page 34: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

130

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 35: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

131

Gambar 4.3. Peta Ketinggian Tanah (Topografi)

Page 36: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

132

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 37: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

133

Gambar 4.4. Peta Jenis Batuan (Geologi)

Page 38: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

134

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 39: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

135

4.1.3 Kondisi Kependudukan dan Sosial

4.1.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk pada wilayah penelitian pada tahun 2012 mencapai 391.455 jiwa dengan kepadatan penduduk yang mencapai 22,48 Ha. Jumlah penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Dampit, yakni sebanyak 116.228 jiwa pada tahun 2012 dan untuk kepadatan penduduk tertinggi berada pada Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang mencapai 7,53 jiwa per hektar. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jumlah dan kepadatan penduduk, serta laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada Tabel

4.5 dan Tabel 4.6. Jumlah penduduk dan kepadatan ini akan digunakan

untuk mengklasifikasikan besaran tingkat kepadatan penduduk yang diperlukan dalam tahapan penentuan zona tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Page 40: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

136

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 41: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

137

Tabel 4.5. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012

No. Nama

Kecamatan

Nama

Desa

Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah

Luas

Wilayah

(Ha)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Jumlah

Penduduk

Total

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Ha)

1. Gedangan Gedangan Sumberrejo Segaran Tumpakrejo Sindurejo Gajahrejo Sidodadi Girimulyo

3238 1733 1232 2257 4300 3160 1477 2933

2033.18

9577 10340 7711 7122 5538 5650 7103 3680

56721 27.9

2. Smbermnjing Wetan

Smbermnjing Argotirto Ringinsari Sitiharjo Tambakrejo Kedungbanteng Tambakasri Tegalrejo

769 3508 726

5925 3671 1572 5902 1134

12957.34

4504 6390 5287 8203 5642 7791 8789 3199

97684 7.54

Page 42: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

138

No. Nama

Kecamatan

Nama

Desa

Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah

Luas

Wilayah

(Ha)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Jumlah

Penduduk

Total

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Ha)

Druju Sumberagung Ringinkembar Sekarbanyu Klepu

1556 1455 1690 634

1385

11663 5706 5220 2910 8443

3. Dampit Dampit Pamotan Sukodono Srimulyo Baturetno Sumbersuko Amandanom Majang tengah Rembun Pojok Jambangan

911 1545 2656 2589 733

1517 695

1110 661 256

1732

16847.42

23460 17327 8498

12063 3415 6157 5875

11039 5255 3315

10650

116228 6.89

4. Tirtoyudo Gandungsari 418 28969.94 3473 63265 2.18

Page 43: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

139

No. Nama

Kecamatan

Nama

Desa

Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah

Luas

Wilayah

(Ha)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Jumlah

Penduduk

Total

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Ha)

Tirtoyudo Tlogosari Purwodadi Pujiharjo Sumbertangkil Kepatihan Jagomulyan Sukorejo Ampelgading Tamankuncaran Wonoagung Tamansatriyan

897 487

5286 2163 2194 1166 1057 402

1140 629

1083 2203

5675 3108 5158 5843 6312 3009 4040 3615 9087 3937 3508 6500

5. Ampelgading Tirtomoyo Tirtomarto Tawangagung Lebakharjo Wirotaman

959 640 569

7370 1274

18673.91

5492 5495 3147 7019 4412

57557 3.08

Page 44: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

140

No. Nama

Kecamatan

Nama

Desa

Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah

Luas

Wilayah

(Ha)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Jumlah

Penduduk

Total

(Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa/Ha)

Tamansari Sonowangi Purwoharjo Sidorenggo Simojayan Argoyuwono Mulyosari Tamanasri

3684 1549 397 956 828

1685 826 484

3440 4552 1952 6837 5014 3557 4890 1750

Jumlah 97778,8 391.455 47.6

Sumber : RTRW Kabupaten Malang 2009-2029

Page 45: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

141

4.1.3.2 Jumlah Penduduk Wanita

Jumlah penduduk berdasarkan berjenis kelamin ini, berkaitan dengan kerentanan social. Dalam hal ini, penduduk yang berkaitan dengan kerentanan social ini adalah penduduk yang berjenis kelamin wanita. Dimana semakin tinggi proporsi jumlah penduduk berjenis kelamin wanita di suatu wilayah, maka kemingkinan jumlah timbulnya korban jiwa akibat bencana gempa bumi akan semakin besar. Hal ini dikarenakan pengaruh dari kondisi mental daripada kondisi fisiknya, sehingga dapat menyebabkan kemampuan dalam menghindar dari ancaman gempa bumi yang lebih rendah. Berikut ini telah tersaji pada Tabel 4.6 data mengenai jumlah penduduk jenis kelamin wanita pada wilayah penelitian pada tahun 2012.

Jumlah penduduk jenis kelamin wanita ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan besaran tingkat tingginya penduduk jenis kelamin wanita yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Wanita Tahun 2012

Kecamatan Jumlah Penduduk Wanita

(Jiwa)

Gedangan 27.709 Sumbermanjing Wetan 42.485 Dampit 54.131 Tirtoyudo 31.690 Ampelgading 29.119

Jumlah 185.134

Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka, 2013 4.1.3.3 Jumlah Penduduk Usia Rentan (Balita dan Tua)

Jumlah penduduk berdasarkan usia rentan, berkaitan dengan kerentanan sosial. Dalam hal ini, penduduk yang berkaitan dengan kerentanan social ini adalah penduduk

Page 46: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

142

balita (<5 tahun) dan penduduk usia tua (>60 tahun). Dimana semakin tinggi proporsi jumlah penduduk balita dan tua di suatu wilayah, kemungkinan jumlah korban jiwa akibat bencana gempa bumi tektonik akan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh kondisi fisiknya, sehingga dapat mempengaruhi kemampuanya dalam menghindar dari ancaman gempa bumi. Berikut ini telah tersaji data mengenai jumlah penduduk usia rentan balita pada wilayah penelitian tahun 2012 di Tabel 4.7, dan jumlah penduduk usia rentan tua pada Tabel 4.8.

Jumlah penduduk jenis kelamin wanita ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan besaran tingkat tingginya penduduk jenis kelamin wanita yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Usia Rentan Balita dan Tua

Tahun 2012

Kecamatan

Kelompok

Usia Balita

(Jiwa)

Kelompok

Usia Tua

(Jiwa)

Gedangan 3.890 6.418 Sumbermanjing Wetan 7.434 10.752 Dampit 9.289 14.188 Tirtoyudo 4.880 6.923 Ampelgading 4.214 6.511

Jumlah 29.707 44.792

Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka, 2013 4.1.3.4 Jumlah Penduduk Penyandang Cacat

Jumlah penduduk penyandang cacat berkaitan dengan kerentanan sosial. Dalam hal ini, penduduk yang berkaitan dengan kerentanan sosial ini adalah penduduk yang mengalami cacat tubuh, buta, tuna rungu, dan cacat mental. Dimana semakin tinggi proporsi jumlah penduduk

Page 47: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

143

penyandang cacat di suatu wilayah, maka kemungkinan jumlah timbulnya korban jiwa akibat bencana gempa bumi akan semakin besar. Hal ini dikarenakan kondisi fisiknya dan kepekaanya terhadap datangnya bencana gempa bumi, sehingga dapat mempengaruhi kemampuanya dalam menghindar dari ancaman gempa bumi. Adapun jumlah penduduk cacat yang tertinggi di wilayah penelitian terdapat di Kecamatan Gedangan sebanyak 45 jiwa dan yang terendah terdapat di Kecamatan Tirtoyudo sebanyak 7 jiwa. Berikut ini telah tersaji data jumlah penduduk penyandang cacat pada wilayah penelitian pada tahun 2012 pada Tabel

4.8. Jumlah penduduk penyandang cacat ini akan

digunakan untuk mengklasifikasikan besaran tingkat tingginya penduduk jenis kelamin wanita yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Penyandang Cacat Wilayah

Penelitian Tahun 2012

Kecamatan Jumlah Penduduk Cacat

(Jiwa)

Gedangan 45 Sumbermanjing Wetan 9 Dampit 10 Tirtoyudo 7 Ampelgading 25

Jumlah 96 Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Malang, 2013

4.1.3.5 Jumlah Penduduk Miskin

Berdasarkan data dari Kabupaten Malang dalam Angka tahun 2012, di wilayah penelitian terdapat penduduk miskin sejumlah 22.707 jiwa. Jumlah penduduk miskin tertinggi berada di Kecamatan Dampit dengan jumlah 7.375

Page 48: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

144

jiwa. Sedangkan, jumlah penduduk miskin terendah berada di Kecamatan Gedangan dengan jumlah 2.503 jiwa. Untuk lebih jelasnya data mengenai jumlah penduduk miskin tersaji pada Tabel 4.10.

Jumlah penduduk miskin ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan besaran tingginya persentase penduduk miskin yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Tabel 4.9. Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2012 Kecamatan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

Gedangan 2.503 Sumbermanjing Wtn 4.562 Dampit 7.375 Tirtoyudo 4.281 Ampelgading 3.986

Jumlah 22.707 Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Malang, 2013

4.1.3.6 Jumlah Penduduk Bekerja di Pertambangan

Wilayah penelitian merupakan daerah yang memiliki beberapa sumber daya alam yang melimpah, khususnya di wilayah selatan yang dimanfaatkan penduduk sekitar sebagai sumber mata pencaharian. Sumber daya alam tersebut seperti pasir besi, emas, marmer, tanah urug, sirtu (pasir batu), dan mangan. Kondisi jumlah pekerja tambang yang tertinggi terletak di Kecamatan Tirtoyudo (3892 jiwa), sedangkan jumlah pekerja tambang yang terendah terletak di Kecamatan Dampit (549 jiwa). Adapun jumlah penduduk di wilayah penelitian yang bermata pencaharian di wilayah pertambangan tersaji pada Tabel 4.11.

Jumlah penduduk yang bekerja di sektor rentan (pertambangan) ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan besaran tingginya persentase penduduk

Page 49: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

145

yang bekerja di sektor rentan (pertambangan) yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Tabel 4.10. Jumlah Penduduk yang Bekerja di

Pertambangan Tahun 2012 Kecamatan Jumlah Penambang (Jiwa)

Gedangan 2.475 Sumbermanjing Wetan 2.746 Dampit 549 Tirtoyudo 3.892 Ampelgading 275

Jumlah 9.937 Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka, 2013

4.1.4 Kondisi Penggunaan Lahan

Kondisi penggunaan lahan pada wilayah penelitian lebih didominasi oleh perkebunan dengan luas 35.888 Ha (36,7%), diikuti oleh tegalan dengan luas 29.674 (30,44%), dan hutan lindung yang mencapai 19.645 (20%). Berikut ini jenis penggunaan lahan pada wilayah penlitian berdasarkan jenis penggunaan lindung dan budidaya yang tersaji pada Tabel 4.12. Jenis penggunaan lahan ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan kelompok penggunaan lahan yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap bencana gempa bumi.

Tabel 4.11. Jenis Penggunaan Lahan Wilayah Penelitian

Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

(%)

Hutan Lindung 557.3 0.569 Permukiman 10.845.4 11.1 Perkebunan 31.674.3 32.4 Tegalan 22.090.8 22.6 Hutan 20.225.4 20.7

Page 50: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

146

Danau/Waduk 524.6 0.54 Sawah Irigasi 2528.6 2.6 Sawah Tadah Hujan 387.3 0.4 Perikanan 147.03 0.15 Sungai Besar 49.064 0.05 Belukar 8178 8.36

Jumlah 97778,8 100 Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka, 2013

4.1.5 Kondisi Konstruksi Bangunan Fisik

Berdasarkan pada data dari Kabupaten Malang dalam Angka 2013, terdapat data mengenai kondisi fisik bangunan yang dilihat berdasarkan jenis konstruksinya. Hal ini penting untuk melihat dari segi ketahanan suatu bangunan jika terjadi gempa bumi. Dimana jika suatu konstruksi yang semakin kaku (stiff) maka bangunan tersebut akan semakin rentan terhadap kejadian gempa bumi, sehingga kerugian yang ditimbulkan akan semakin besar, lain halnya jika bangunan yang tidak permanen (bersifat elastis) dapat menyesuaikan getaran gempa dengan ambang batas lebih besar dibanding bangunan permanen. Sehingga jika terjadi gempa, maka kerugian yang ditimbulkan oleh gempa bumi terhadap bangunan non permanen tidak sebesar bangunan permanen.

Pada wilayah penelitian, jumlah jenis bangunan permanen lebih mendominasi, dibanding bangunan non permanen. Secara berurutan, sejumlah 79.104 bangunan permanen (86.29%) dan 12.559 bangunan tidak permanen (13.7%). Dilihat dari fakta tersebut, wilayah penelitian rentan terhadap bencana gempa bumi. Jenis konstruksi bangunan fisik permanen ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan tingginya persentase jenis konstruksi bangunan fisik yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Page 51: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

147

Tabel 4.12. Jumlah Bangunan Fisik berdasarkan Jenis Konstruksinya di Wilayah Penelitian

Nama

Kecamatan

Tidak

Permanen Permanen

Jumlah

Total

Fisik

Bangunan

Gedangan 1.429 12.165 13.594 Sumbermanjing Wtn 25 21.046 21.071 Dampit 4.543 24.338 28.881 Tirtoyudo 4.488 10.027 14.515 Ampelgading 2.074 11.528 13.602

Jumlah 12.559 79.104 91.663 Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka, 2013

4.1.6 Kepadatan Bangunan

Kondisi kepadatan bangunan pada wilayah penelitian berkisar antara 0.610 hingga 1.916 bangunan/Ha. Kepadatan bangunan yang paling padat terdapat di Kecamatan Sumbermanjing Wetan dengan kepadatan sebesar 1,916 bangunan/ha, lalu diikuti oleh Kecamatan Dampit sebesar 1.602 bangunan/ha. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan bangunan yang terendah terletak di Kecamatan Tirtoyudo sebesar 0.610 banguna/ha. Untuk dapat melihat lebih jelas, tersaji pada Tabel 4.14.

Kondisi kepadatan bangunan ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan tingginya kepadatan bangunan yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Tabel 4.13. Jumlah Kepadatan Bangunan Fisik Wilayah

Penelitian

Nama Kecamatan

Luas

wilayah

(Ha)

Jumlah

Bangunan

Fisik

Kepadatan

Bangunan

(bangunan/

Ha)

Page 52: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

148

Gedangan 20330.18 15720 0.773 Sumbermanjing Wtn 12957.34 24828 1.916 Dampit 16847.42 26997 1.602 Tirtoyudo 28969.94 17683 0.610 Ampelgading 18673.91 17842 0.955

Jumlah 97778.8 103070 5.858 Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka, 2013 4.1.7 Kondisi Jaringan Jalan

Kondisi jaringan jalan pada wilayah penelitian memiliki panjang jalan total sepanjang 140.1 km, yang mana terdiri dari 39.5 km jalan Arteri Sekunder, 86.2 km jalan Kolektor Primer, dan 14.4 km jalan Kolektor Sekunder. Jalan Arteri Sekunder yang terpanjang terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan sepanjang 23.6 km, lalu untuk Jalan Kolektor Primer yang terpanjang terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan sepanjang 43,6 km, sedangkan jenis Jalan Kolektor Sekunder hanya terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan yakni sepanjang 14.4 km.

Dilihat dari kualitasnya saat ini, kondisi jalan di wilayah penelitian ada yang kondisinya baik dan rusak. Kondisi jalan ini berpengaruh terhadap upaya evakuasi yang dilakukan dan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel

4.15. Kondisi jaringan jalan yang rusak ini akan digunakan untuk mengklasifikasikan jumlah panjang jaringan jalan yang diperlukan pada tahapan zonasi tingkat kerentanan masyarakat terhadap gempa bumi.

Tabel 4.14. Kondisi Jaringan Jalan Wilayah Penelitian

Tipe Jalan Lokasi Panjang Jalan (km)

Arteri Sekunder

Sumbermanjing Wetan 23.6 39.5 Gedangan 11.1

Dampit 4.8

Page 53: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

149

Kolektor Primer

Ampelgading 23.3

86.2 Sumbermanjing 43.6 Tirtoyudo 4.7 Dampit 14.7

Kolektor Sekunder Sumbermanjing 14.41 14.4

Jumlah 140.1

Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka, 2013

Page 54: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

150

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 55: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

151

Gambar 4.5. Peta Jumlah Penduduk di Wilayah Penelitian

Page 56: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

152

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 57: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

153

Gambar 4.6. Peta Kepadatan Penduduk di Wilayah Penelitian

Page 58: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

154

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 59: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

155

Gambar 4.7. Peta Jumlah Penduduk Wanita di Wilayah Penelitian

Page 60: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

156

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 61: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

157

Gambar 4.8 Peta Jumlah Penduduk Usia Balita di Wilayah Penelitian

Page 62: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

158

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 63: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

159

Gambar 4.9. Peta Jumlah Penduduk Usia Tua di Wilayah Penelitian

Page 64: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

160

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 65: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

161

Gambar 4.10. Peta Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Wilayah Penelitian

Page 66: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

162

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 67: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

163

Gambar 4.11. Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Penelitian

Page 68: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

164

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 69: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

165

Gambar 4.12. Penduduk Bekerja disektor Rentan (Pertambangan) di Wilayah Penelitian

Page 70: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

166

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 71: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

167

Gambar 4.13. Jenis Penggunaan Lahan di Wilayah Penelitian

Page 72: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

168

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 73: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

169

Gambar 4.14. Jenis Bangunan Konstruksi Permanen di Wilayah Penelitian

Page 74: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

170

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 75: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

171

Gambar 4.15. Kepadatan Bangunan Fisik di Wilayah Penelitian

Page 76: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

172

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 77: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

173

Gambar 4.16. Kondisi Jaringan Jalan di Wilayah Penelitian

Page 78: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

174

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 79: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

175

4.2 Gambaran Umum Ancaman Bahaya (Hazard) Gempa

Bumi di Wilayah Penelitian

Menurut Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, ESDM (2010), dalam melakukan penentuan zona bahaya wilayah yang rawan bencana gempabumi, melihat berdasarkan 4 parameter, yaitu dilihat dari kondisi geologi (batuan), skala intensitas gempa bumi yang pernah terjadi, kegempaan, lokasi patahan sesar, dan percepatan gempa bumi (PGA). Berdasarkan parameter-parameter tersebut dihasilkan 4 zona bahaya bencana gempa bumi, yang meliputi zona bahaya bencana gempa bumi tinggi, menengah, rendah, dan sangat rendah. Berdasarkan Peta Bahaya Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi pada wilayah penelitian, dapat diketahui bahwa pada wilayah penelitian masuk dalam kategori zona bahaya bencana gempa bumi tinggi (high earthquake hazard zone) yang masuk dalam skor (4), dimana wilayah penelitian merupakan wilayah yang berpotensi terlanda goncangan gempa bumi dengan intensitas lebih dari VII skala MMI (Modified Mercalli Intensity).

Wilayah ini berpotensi terjadi retakan tanah, pelulukan, longsoran pada tebing-tebing yang terjal, dan pergeseran tanah. Adapun percepatan gempa buminya lebih besar daripada 0.34 g. Berdasarkan kondisi geologi atau batuanya, daerah ini tersusun dari alluvium, endapan gunungapi,, dan batuan yang telah terlapukkan secara kua. Untuk mengetahui lebih detail dari kondisi geologi dapat dilihat pada subbab indikator kerentanan lingkungan pada bab 2.

Ancaman bahaya gempa bumi di wilayah penelitian dapat dilihat pada peta bahaya gempa bumi yang disajikan pada Gambar 4.19. Berikut ini beberapa data faktual pendukung mengenai ancaman bahaya gempa bumi pada wilayah penelitian : 4.2.1 Lokasi Patahan

Pada wilayah penelitian terdapat beberapa lokasi patahan pada wilayah studi terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading. Lokasi patahan yang

Page 80: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

176

paling panjang, terdapat di sisi utara Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan Dampit yakni dengan panjang patahan sebesar 14.6 km, lalu lokasi patahan yang terpendek terdapat di sisi selatan Kecamatan Sumbermanjing Wetan, yakni sepanjang 2 km. Untuk lebih jelas mengenai persebaran patahan di wilayah penelitian, dapat dilihat pada Gambar 4.17.

4.2.2 Episentrum dan Kedalaman Titik Gempa Bumi

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates, mencatat disepanjang tahun 1975 hingga tahun 2013 pada wilayah penelitian, telah terjadi gempa bumi sebanyak 22 kali dengan berbagai tingkatan kekuatan. Tingkat kekuatan gempa bumi di wilayah penelitian mulai dari yang terkuat yakni sebesar 6 SR atau VII Skala MMI yang terletak di Kecamatan Ampelgading. Sedangkan tingkat kekuatan gempa bumi yang terendah yakni sebesar 1.2 SR atau I Skala MMI yang terletak di Kecamatan Gedangan.

Untuk lebih jelas mengenai persebaran titik episentrum gempa bumi di wilayah penelitian, dapat dilihat pada Gambar

4.15.

Tabel 4.15. Lokasi Titik Episentrum di Wilayah Penelitian

Lintang Bujur Depth

(km dpl)

Kekuatan

(SR / MMI) Kecamatan

-8.358 112.780 153.2 4.8 / IV Sumbermanjing Wtn -8.319 112.675 139.5 5.2 / V Sumbermanjing Wtn -8.298 112.798 10 4.8 / IV Dampit -8.327 112.913 142.6 5.5 / VI Ampelgading -8.424 112.637 119.9 4.5 / IV Gedangan -8.346 112.726 161.8 4.6 / V Sumbermanjing Wtn -8.351 112.640 119 4.9 / V Gedangan -8.394 112.594 91 4.9 / V Gedangan -8.360 112.849 15 2.5 / III Tirtoyudo

Page 81: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

177

Lintang Bujur Depth

(km dpl)

Kekuatan

(SR / MMI) Kecamatan

-8.123 112.893 40 1.5 / I Ampelgading -8.209 112.869 39 3.2 / III Ampelgading -8.344 112.863 12 6 / VII Ampelgading -8.395 112.567 265 1.2 / I Gedangan -8.268 112.636 32 5.5 / VI Gedangan -8.218 112.757 522 4.4 / IV Dampit -8.302 112.731 62 5.1 / VI Sumbermanjing Wtn -8.393 112.718 75 5.3 / VI Sumbermanjing Wtn -8.161 112.858 97 2.1 / II Tirtoyudo -8.283 112.864 56 4.9 / V Tirtoyudo -8.314 112.619 365 5.8 / VI Gedangan -8.255 112.828 153 4.2 / IV Tirtoyudo

Sumber : BMKG Karangkates, 2013

Page 82: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

178

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 83: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

179

Gambar 4.17. Peta Bahaya Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi di Wilayah Penelitian

Page 84: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

180

“Halaman ini sengaja di kosongkan”

Page 85: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 86: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

No.Nama

KecamatanLuas Wilayah (Ha)

Persentase

(%)

1. Gedangan 20.330,18 20,8 %

2. Sumbermanjing Wtn 12.957,34 13,25%

3. Dampit 16.847,42 17,23%

4. Tirtoyudo 28.969,94 29,62%

5. Ampelgading 18.673,91 19%

Jumlah 97.778,8 100%

Page 87: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 88: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 89: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 90: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 91: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 92: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 93: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 94: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 95: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 96: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 97: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 98: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 99: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 100: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 101: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 102: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 103: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 104: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.
Page 105: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Lintang BujurDepth

(km dpl)

Kekuatan (SR /

MMI)Kecamatan

-8.358 112.780 153.2 4.8 / IV Sumbermanjing Wtn

-8.319 112.675 139.5 5.2 / V Sumbermanjing Wtn

-8.298 112.798 10 4.8 / IV Dampit

-8.327 112.913 142.6 5.5 / VI Ampelgading

-8.424 112.637 119.9 4.5 / IV Gedangan

-8.346 112.726 161.8 4.6 / V Sumbermanjing Wtn

-8.351 112.640 119 4.9 / V Gedangan

-8.394 112.594 91 4.9 / V Gedangan

-8.360 112.849 15 2.5 / III Tirtoyudo

-8.123 112.893 40 1.5 / I Ampelgading

-8.209 112.869 39 3.2 / III Ampelgading

-8.344 112.863 12 6 / VII Ampelgading

-8.395 112.567 265 1.2 / I Gedangan

-8.268 112.636 32 5.5 / VI Gedangan

-8.218 112.757 522 4.4 / IV Dampit

-8.302 112.731 62 5.1 / VI Sumbermanjing Wtn

-8.393 112.718 75 5.3 / VI Sumbermanjing Wtn

-8.161 112.858 97 2.1 / II Tirtoyudo

-8.283 112.864 56 4.9 / V Tirtoyudo

-8.314 112.619 365 5.8 / VI Gedangan

-8.255 112.828 153 4.2 / IV Tirtoyudo Sumber : BMKG Karangkates, 2013

Page 106: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Variabel Data Standard / Parameter PembahasanHasil

PembahasanFaktor

K e r e n t a n a n L i n g k u n g a n

Kemiringan Tanah Pada wilayah penelitian, kondisi

kemiringan tanah (slope) memiliki

karakteristik mulai dari datar (0°-8°)

hingga terjal (>45°). (RTRW Kab. Malang

2009-2029)

Skor 1 : 0°-8° (datar)

Skor 2 : 8°-15° (landai)

Skor 3 : 15°-25° (miring)

Skor 4 : 25°-45° (curam)

Skor 5 : >45° (terjal)

(PERMEN PU No. 21/PRT/M/2007)

Berdasarkan perbandingan data, teori,

dan standard, maka dapat diketahui

bahwa wilayah penelitian masuk dalam

seluruh kategori kerentanan, dimana

jenis kemiringan tanah berpengaruh

terhadap gempa bumi. Hal ini akan

berpengaruh terhadap kestabilan

lereng saat terjadi gempa.

Area dengan jenis kemiringan tanah

merupakan area dengan tingkat

kerentanan dari rendah hingga tinggi.

Tingkatan kemiringan tanah tersebut

menunjukkan kelompok kelerengan

yang bervariatif, mulai dari kemirinagn

datar yang lebih resisten terhadap

gempa dan lebih stabil terhadap

kemungkinan longsoran dan amblasan,

serta kemiringan yang curan, dimana

sangat rentan akan timbulnya

longsoran akibat gempa bumi. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa tingkat

kemiringan tanah mempengaruhi

kestabilan tanah..

Tingkat Kemiringan Tanah

Jenis Penggunaan

Lahan

Kondisi penggunaan lahan pada wilayah

penelitian terdiri dari 2 jenis, yakni

penggunaan lahan budidaya dan lindung.

Jenis penggunaan lahan budidaya terdiri

dari Jalan, Permukiman, Sawah Irigasi,

Sawah Tadah Hujan, Kebun, Tegalan, dan

Waduk. Sedangkan jenis penggunaan

lahan budidaya yakni Hutan Lindung

yang terletak di kaki lereng Gunung

Mahameru dan di sisi selatan pesisir

Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo dan

Dampit.

Skor 1 : Hutan, Tanah Kosong & Rawa

Skor 2 : Kawasan wisata domestik

Skor 3 : Persawahan dan Tambak

Skor 4 : Permukiman dan Fasilitas Umum

Skor 5 : Cagar Budaya, Industri, Kawasan Wisata

Berdevisa, dan Jalan

(PERMEN PU No. 21/PRT/M/2007)

Berdasarkan perbandingan data, teori,

dan standard, maka dapat diketahui

bahwa wilayah penelitian masuk dalam

seluruh kategori jenis penggunan lahan

yang rentan, dimana jenis penggunaan

lahan berpengaruh terhadap gempa

bumi Hal ini kemungkinan akan

berpengaruh terhadap kerugian dan

korban jiwa saat terjadi gempa.

Area dngan jenis penggunaan lahan

yang terbangun lebih rentan terhadap

bencana gempa bumi, dibandingkan

jenis penggunaan lahan pertanian dan

perkebunan dimana memiliki tingkat

kerentanan yang rendah. Tingkatan

jenis penggunaan lahan tersebut

menunjukkan kelompok yang

bervariatif. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa jenis penggunaan lahan

mempengaruhi terhadap kerugian dan

korban jiwa saat terjadi gempa.

Jenis Penggunaan Lahan

Geologi Kondisi geologi atau bebatuan pada

wilayah penelitian didominasi oleh jenis

batuan Breksi Vulkanik dan batuan

Metamorf. Kedua jenis batuan tersebut

memiliki masing-masing luas 33.890 Ha

dan 26.245 Ha. Jenis batuan Breksi

Vulkanik terletak di bagian utara

Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo dan

Dampit. Sedangkan jenis batuan

Metamorf mendominasi di sisi tengah

wilayah penelitian

Skor 1 : Jenis Andesit, Granit, Metamorf, dan Breksi

Vulkanik.

Skor 2 : Jenis Aglomerat, Breksi Sedimen, dan

Konglomerat.

Skor 3 : Jenis Batu Pasir, Batu Gamping, Tuf Kasar, dan

Batu lanau

Skor 4 : Jenis Pasir, Lanau, Tuf Halus, dan Serpih

Skor 5 : Jenis Lempung, Gambut, Lumpur

(PERMEN PU No. 21/PRT/M/2007)

Berdasarkan perbandingan data, teori,

dan standard, maka dapat diketahui

bahwa wilayah penelitian masuk dalam

kategori sedikit rentan, berdasarkan

jenis batuan yang didominasi oleh

batuan Breksi Vulkanik dan batuan

Metamorf. Hal ini akan berpengaruh

terhadap kestabilan lereng saat terjadi

gempa.

Area dngan jenis batuan yang rendah

merupakan area dengan tingkat

kerentanan rendah. Tingkatan batuan

tersebut menunjukkan kelompok

batuan yang relatif kompak, lebih

resisten terhadap gempa dan lebih

stabil terhadap kemungkinan longsoran

dan amblasan. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tingkat kerentanan

geologi, dipengaruhi oleh jenis batuan.

Jenis batuan.

Page 107: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

K e r e n t a n a n F i s i k

Jenis Konstruksi

Bangunan

Di wilayah penelitian kondisi

permukiman dilihat dari bentuk

konstruksinya ada 2 yaitu

permanen mulai dari 69% di

Kecamatan Tirtoyudo hingga

99.8% di Kecamatan

Sumbermanjing Wetan. Lalu

untuk jenis konstruksi yang tidak

permanen mulai dari 0.12% di

Kecamatan Sumbermanjing

Wetan hingga 30.92% di

kecamatan Tirtoyudo.

Skor 1 : 15% - 30%

Skor 2 : 30% - 45%

Skor 3 : 45% - 55%

Skor 4 : 55% - 65%

Skor 5 : >65%

Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam

Badar (2012)

Berdasarkan perbandingan

data, teori, dan standard,

maka dapat diketahui bahwa

wilayah penelitian masuk

dalam kategori sangat rentan,

dimana jenis konstruksi

bangunan permanen yang

terendah mencapai 69% dan

yang tertinggi 99.8%

Berdasarkan perbandingan

data, teori, dan standard,

maka dapat diketahui bahwa

wilayah penelitian masuk

dalam kategori tidak rentan

dan sedikit rentan, dimana

jenis konstruksi bangunan

non permanen mencapai yang

tidak rentan mencapai 0.12%,

sedangkan yang sedikit rentan

mencapai 30.92%

Area dengan kondisi jenis

bangunan konstruksi merupakan

area dengan tingkat kerentanan

sangat rentan, karena jenis

konstruksi bangunan permanen,

sangat berpotensi mengalami

kerusakan dampak negative

akibat bencana gempa bumi,

dibanding jenis konstruksi

bangunan non-permanen. Maka

dapat disimpulkan bahwa factor

persentase jenis konstruksi

bangunan memepengaruhi

kerentanan.

Persentase jenis konstruksi

bangunan

Kepadatan

bangunan

Di wilayah penelitian kondisi

kepadatan permukiman sebesar

5.55 bangunan/ha. Dimana yang

tertinggi tingkat kepadatanya di

Kecamatan Dampit (1.7

Bangunan/Ha), sedangkan yang

terendah terdapat di Kecamatan

Tirtoyudo (0.55 bangunan/ha)

Rasio kawasan terbangun terhadap area non

terbangun.

Skor 1 : Kepadatan <10 bangunan/ha

Skor 2 : Kepadatan 11-40 bangunan/ha

Skor 3 : Kepadatan 41-60 bangunan/ha

Skor 4 : Kepadatan 61-81 bangunan/ha

Skor 5 : Kepadatan >81 bangunan/ha

(KEPMEN PU No. 378/KPTS/1987)

Reclassify :

Skor 1 : Kepadatan 0 - 0.61 bangunan/ha

Skor 2 : Kepadatan 0.62 - 0.77 bangunan/ha

Skor 3 : Kepadatan 0.78 -0.95 bangunan/ha

Skor 4 : Kepadatan 0.96 -1.60 bangunan/ha

Skor 5 : Kepadatan 1.61 – 1.92 bangunan/ha

Berdasarkan perbandingan data,

teori, dan standard, maka dapat

diketahui bahwa wilayah

penelitian masuk dalam kategori

tidak rentan, karena secara

keseluruhan kondisi kepadatan di

wilayah penelitian sebesar 0.55

bangunan/ha masuk kategori

Skor1

Area dengan kepadatan bangunan

yang rendah merupakan area

dengan tingkat erentanan

rendah, karena banngunan

diindkasikan melalui persentase

area terbangun, berpotensi

mengalami kerusakan dampak

negative akibat bencana gempa

bumi. Maka dapat disimpulkan

bahwa factor tingginya kepadatan

bangunan memepengaruhi

kerentanan, meskipun rendah.

Tingginya kepadatan

bangunan

Rasio Jaringan jalan Di wilayah penelitian, kondisi

panjang jalan mencapai panjang

140.33 km. dimana jalan yang

mengalami kerusakan mencapai

38.7 km (27.6%). Hal ini

dikarenakan masih banyak jalan

yang rusak dan belum diperbaiki.

Skor 1 : 15% - 30%

Skor 2 : 30% - 45%

Skor 3 : 45% - 55%

Skor 4 : 55% - 65%

Skor 5 : >65%

Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam

Badar (2012)

Berdasarkan perbandingan data

yang ada dan

standard/parameter, maka dapat

diketahui bahwa wilayah

penelitian merupakan wilayah

dengan kondisi kerentanan dari

rasio jarinangan jalan yang rusak

tergolong tidak rentan (skor 1),

karena dimana hampir seluruh

wilayahnya memilki rasio jaringan

jalan yang rusak mencapai 27.6%.

Berdasrkan hasil pembahasan,

dapat diketahui sebagian wilayah

penelitian masuk dalam kategori

rentan. Hal ini disebabkan oleh

persentase panjang jalan yang

rusak mengalami gangguan lalu

lintas dan kerusakan akibat

bencana gempa bumi.

Persentase panjang jalan

yang rusak di lokasi rawan

gempa bumi

Page 108: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

K e r e n t a n a n S o s i a l

Kepadatan Penduduk Kondisi kepadatan penduduk di

wilayah penelitan mencapai

22,48 jiwa/Ha

Rasio jumlah penduduk terhadap area per kecamatan.

Skor 1 : Kepadatan <10 jiwa/ha

Skor 2 : Kepadatan 10-15 jiwa/ha

Skor 3 : Kepadatan 15-20 jiwa/ha

Skor 4 : Kepadatan 20-25 jiwaha

Skor 5 : Kepadatan >25 jiwa/ha

(Dirjen Penataan Ruang, Pekerjan Umum)

Reclassify

Skor 1 : Kepadatan 0 – 2.18 jiwa/ha

Skor 2 : Kepadatan 2.19 – 3.08 jiwa/ha

Skor 3 : Kepadatan 3.09 – 6.89 jiwa/ha

Skor 4 : Kepadatan 6.9 – 7.54 jiwa/ha

Skor 5 : Kepadatan 7.55 - 27.90 jiwa/ha

Berdasarkan perbandingan data yang

ada dan standard/parameter, maka

dapat diketahui bahwa wilayah

penelitian merupakan wilayah dengan

kondisi kerentanan dari kepadatan

penduduk tergolong rentan (skor 4),

karena dimana hampir seluruh

wilayahnya memilki jumlah kepadatan

penduduk sebanyak 22,48 jiwa/Ha

Area dengan jumlah kepadatan

penduduk merupakan area dengan

tingkat kerentanan , rentan (skor 4).

jumlah kepadatan penduduk Maka dari

itu dapat disimpulkan bahwa penyebab

kerentanan ini adalah tingginya jumlah

kepadatan penduduk di wilayah rawan

gempa bumi.

Tingginya jumlah kepadatan

penduduk di wilayah rawan

gempa bumi.

Penduduk Usia balita-tua Jumlah penduduk

umur balita (0-5

tahun) di wilayah

penelitian mencapai

61.719 jiwa atau

15.7% dari jumlah

total penduduk.

Jumlah penduduk

umur balita (>60

tahun) di wilayah

penelitian mencapai

44.792 jiwa atau

11,4% dari jumlah

total penduduk.

Skor 1 : 0% - 5%

Skor 2 : 5% - 10%

Skor 3 : 11% - 15%

Skor 4 : 16% - 20%

Skor 5 : >20%

Pedoman Penyusunan Zonasi Risiko (2009) dalam Badar

(2012)

Berdasarkan perbandingan data

yang ada dan standard, maka dapat

diketahui bahwa di wilayah

penelitian memiliki kondisi

kerentanan dari jumlah penduduk

balita tergolong rentan, dimana

hampir seluruh wilayahnya memilki

jumlah penduduk balita sebanyak

183.921 jiwa atau 15,7% dari jumlah

total penduduk.

Berdasarkan perbandingan data

yang ada dan standard, maka dapat

diketahui bahwa wilayah penelitian

merupakan wilayah dengan kondisi

kerentanan dari jumlah penduduk

usia tua tergolong cukup rentan,

dimana hampir seluruh wilayahnya

memilki jumlah penduduk tua

sebanyak 44.792 jiwa atau 11,4%

dari jumlah total penduduk.

Area dengan presentase Jumlah

penduduk umur balita merupakan

area dengan tingkat kerentanan

menegah (skor 3). Jumlah penduduk

balita lebih berpotensi mengalami

dampak negative yang lebih besar

akibat bencana gempa bumi. Hal ini

dikarenakan lemahnya kemampuan

untuk evakuasi bertahan dalam

mengantisipasi bencana gempa

bumi yang terjadi di wilayah

penelitian. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa penyebab

kerentanan ini adalah tingginya

jumlah penduduk balita

Area dengan presentase Jumlah

penduduk umur tua merupakan

area dengan tingkat kerentanan

cukup rentan (skor 4). Jumlah

penduduk tua lebih berpotensi

mengalami dampak negative yang

lebih besar akibat bencana gempa

bumi. Hal ini dikarenakan lemahnya

kemampuan untuk evakuasi

bertahan dalam mengantisipasi

bencana gempa bumi yang terjadi di

wilayah penelitian. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa penyebab

kerentanan ini adalah tingginya

jumlah penduduk tua

Tingginya persentase

penduduk balita

Tingginya persentase

penduduk tua

Page 109: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Penduduk Wanita Jumlah penduduk berjenis

kelamin wanita di wilayah

penelitian mencapai 183.921

jiwa atau 46.9% dari jumlah

total penduduk.

Skor 1 : 0% - 5%

Skor 2 : 5% - 10%

Skor 3 : 11% - 15%

Skor 4 : 16% - 20%

Skor 5 : >20%

Pedoman Penyusunan Zonasi

Risiko (2009) dalam Badar

(2012)

Berdasarkan perbandingan data yang

ada dan standard/parameter, maka

dapat diketahui bahwa wilayah

penelitian merupakan wilayah dengan

kondisi kerentanan dari jumlah

penduduk jenis kelamin wanita

tergolong sangat rentan, dimana

hampir seluruh wilayahnya memilki

jumlah penduduk wanita sebanyak

61.719 jiwa atau 46/.9% dari jumlah

total penduduk.

Area dengan presentase jumlah penduduk wanita merupakan area

dengan tingkat kerentanan sanat tinggi. Jumlah penduduk wanita

lebih berpotensi mengalami dampak negative yang lebih besar

akibat bencana gempa bumi. Hal ini dikarenakan lemahnya

kemampuan untuk evakuasi bertahan dalam mengantisipasi

bencana gempa bumi yang terjadi di wilayah penelitian. Maka dari

itu dapat disimpulkan bahwa penyebab kerentanan ini adalah

tingginya persentase penduduk wanita.

Tingginya persentase penduduk

wanita.

Penduduk penyandang Cacat Di wilayah studi, jumlah

penduduk penyandang cacat

mencapai 44 jiwa atau 0,011%

dari jumlah total penduduk.

Skor 1 : 0% - 5%

Skor 2 : 5% - 10%

Skor 3 : 11% - 15%

Skor 4 : 16% - 20%

Skor 5 : >20%

Pedoman Penyusunan Zonasi

Risiko (2009) dalam Badar

(2012)

Berdasarkan perbandingan data yang

ada dan standard/parameter, maka

dapat diketahui bahwa wilayah

penelitian merupakan wilayah dengan

kondisi kerentanan dari jumlah

penduduk penyandang cacat tergolong

tidak rentan, dimana hampir seluruh

wilayahnya memilki jumlah rumah

tangga miskin sebanyak 44 jiwa atau

0,011% dari jumlah total penduduk.

Area dengan presentase jumlah penduduk penyandang cacat sangat

rendah merupakan area dengan tingkat kerentanan sangat rendah.

jumlah penduduk penyandang cacat (diindikasikan penduduk yang

mengalami cacat fisik dan mental) lebih berpotensi mengalami

dampak negative yang lebih besar akibat bencana gempa bumi. Hal

ini dikarenakan kurangnya kepekaan dalam mengantisipasi bencana

gempa bumi yang terjadi di wilayah penelitian. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa penyebab kerentanan ini adalah tingginya

persentase penduduk cacat.

Tingginya persentase penduduk

cacat.

K e r e n t a n a n E k o n o m i

Persentase rumah tangga

miskin

Di wilayah penelitian, jumlah

rumah tangga miskin mencapai

14.596 jiwa atau 3,72% dari

jumlah total penduduk wilayah

penelitian.

Skor 1 : 0-832 jiwa

Skor 2 : 832-1664 jiwa

Skor 3 : 1664-2495 jiwa

Skor 4 : 2495-3327 jiwa

Skor 5 : 3327-4159 jiwa

Pedoman Penyusunan Zonasi

Risiko (2009) dalam Badar

(2012)

Berdasarkan perbandingan data yang

ada dan standard/parameter, maka

dapat diketahui bahwa wilayah

penelitian merupakan wilayah dengan

kondisi kerentanan dari factor rumah

tangga miskin tergolong sangat rentan,

dimana hampir seluruh wilayahnya

memilki jumlah penduduk rumah

tangga miskin sebanyak 14.596 jiwa

Area dengan presentase rumah tangga miskin tinggi merupakan

area dengan tingkat kerentanan tinggi. Rumah tangga miskin (yang

diindikasikan melalui jumlah penduduk miskin) lebih berpotensi

mengalami dampak negative yang lebih besar akibat bencana

gempa bumi. Hal ini dikarenakan lemahnya kemampuan untuk

bertahan dan pulih (recover) dalam mengantisipasi bencan gempa

bumi yang terjadi di wilayah penelitian. Maka dari itu dapat

disimpulkan bahwa penyebab kerentanan ini adalah tingginya

jumlah penduduk miskin.

Tingginya jumlah penduduk

miskin.

Persentase rumah tangga

yang bekerja di sektor rentan

(pertambangan)

Jumlah pekerja rentan di sektor

pertambangan di wilayah

penelitian mencapai 7.108 jiwa

atau 1.81% dari jumlah

penduduk keseluruhan

Skor 1 : 26-140 jiwa

Skor 2 : 140-254 jiwa

Skor 3 : 254-369 jiwa

Skor 4 : 369-483 jiwa

Skor 5 : > 483 jiwa

Pedoman Penyusunan Zonasi

Risiko (2009) dalam Badar

(2012)

Berdasarkan perbandingan data yang

ada dan standard/parameter, kondisi

kerentanan masyarakat terhadap

terjadinya bencana gempa bumi

tergolong sangat rentan, maka dapat

diketahui bahwa wilayah penelitian

merupakan wilayah dengan kondisi

kerentanan rumah tangga yang bekerja

di sektor rentan, dimana berjumlah

7.108 jiwa atau 1.81% dari jumlah

penduduk keseluruhan

Area dengan presentase rumah tangga yang bekerja di sektor

rentan tinggi merupakan area dengan tingkat kerentanan tinggi,

karena pekerja pada sektor rentan (pertambangan) berpotensi

menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi. Presentase rumah

tangga yang bekerja di sektor rentan (yang diindikasikan melalui

jumlah penduduk yang bekerja di sektor rentan). Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa penyebab kerentanan ini adalah tingginya

presentase rumah tangga yang bekerja di sektor rentan

(pertambangan)

Tingginya presentase penduduk

yang bekerja di sektor rentan

(pertambangan)

Page 110: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Dari hasil analisa deskriptif, menghasilkan beberapa factor yang akan digunakandalam tahap analisa selanjutnya (AHP), adapun factor-faktor tersebut yaitu :1. Tingkat Kemiringan Tanah2. Jenis Penggunaan Lahan3. Jenis batuan4. Persentase jenis konstruksi bangunan5. Tingkat kepadatan bangunan6. Persentase panjang jaringan jalan7. Tingkat kepadatan penduduk8. Persentase penduduk balita9. Persentase penduduk tua10. Persentase penduduk wanita.11. Persentase penduduk cacat.12. Persentase penduduk miskin.13. Tingginya presentase penduduk yang bekerja di sektor rentan (pertambangan)

Page 111: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

KelompokStakeholders

InstansiNama

RespondenJabatan

Pemerintah BAPPEDA Kabupaten Malang

Ir. M. Yekti Pracoyo, M.Sc.

Kepala Bidang Tata Ruang

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang

Ir. Renung Rubiyatadji, M.Si

Kepala BidangPermukiman

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang

Yohan Wicaksnono, ST

Staff Pencegahan dan Siapsiagaan

Akademisi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS

Amin Widodo Bidang Kebencanaan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya

Dr. Adi Susilo Bidang Kebumian / Dosen Fisika

Masyarakat Masyarakat Kecamatan Ampelgading

Mohammad Latief Tokoh Masyarakat di Kecamatan Ampelgading

Masyarakat di Kecamatan Dampit

Indra Seokotjo Tokoh Masyarakat di Kecamatan Dampit

Kecamatan Sumbermanjing Wetan

Totok Priyanto Tokoh Masyarakat di Kecamatan Sumbermanjing Wetan

Swasta PT Marmora (Tambang Pasir Besi)

Hardi Kartoyo Pemilik Perusahaan

Responden dalam Proses AHP

Page 112: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Faktor & Parameter Hubungan KerentananMasyarakat terhadap Bencana Gempa Bumi

Faktor Parameter Hubungan penilaian Kerentanan Gempa Bumi

K e r e n t a n a n L i n g k u n g a n

Tingkat kemiringan

tanah

Semakin tinggi tingkat kemiringan tanah (sudut), makasemakin rentan terhadap bencana gempa bumi yang akanmengakibatkan longsoran dan amblasan.

Jenis penggunan

lahan

Semakin tinggi tingkat penggunaan lahan, maka semakinrentan terhadap bencana gempa bumi. Hal ini terkaitdengan kemungkinan korban jiwa yang ditimbulkan.

Jenis batuan Jenis batuan terkait dengan sifatnya yang relative

kompak, lebih resisten terhdap gempa, dan lebih stabil

terhadap kemungkinan longsoran dan amblasan. Jika

urutanya semakin kebawah, maka semakin kecil pula

kemampuanya untuk resisten dan stabil.

K e r e n t a n a n F i s i k

Persentase jenis

konstruksi bangunan

Persentase jenis konstruksi bangunan terkait dengan jenisbangunan permanen dan non permanen yang mudahrusak. Jika semakin tinggi persentase, maka semakinrentan.

Tingkat jumlah

kepadatan bangunan

Kepadatan bangunan terkait dengan jumlah kerugianyang ditimbulkan. Semakin tinggi tingkat kepadatanbangunan, maka semakin rentan terhadap bencanagempa bumi.

Persentase jaringan

jalan yang rusak

Bencana gempa bumi yang terjadi akan menimbulkangelombang yang bersifat merusak, salah satunya jalan. Semakin tinggi persentase, maka semakin rentanterhadap bencana gempa bumi.

K e r e n t a n a n S o s i a lTingginya jumlahkepadatan penduduk

Kepadatan penduduk terkait dengan jumlah korbanyang meninggal dan luka-luka. Semakin padatpenduduk di suatu wilayah, maka semakin rentanterhadap bencana gempa bumi.

Tingginya persentase penduduk balita

Persentase penduduk balita, terkait dengan usahapenyelamatan diri saat terjadi bencana. Semakinbanyak jumlah penduduk usia balita di setiapkecamatan, maka semakin rentan terhadap bencanagempa bumi.

Tingginya persentase penduduk tua

Persentase penduduk tua, terkait dengan usahapenyelamatan diri saat terjadi bencana. Semakinbanyak jumlah penduduk usia tua di setiap kecamatan, maka semakin rentan terhadap bencana gempa bumi.

Tingginya persentase penduduk wanita

Persentase penduduk wanita, terkait dengan mental wanita di saat usaha penyelamatan diri ketika terjadibencana. Semakin banyak jumlah penduduk wanita disetiap kecamatan, maka semakin rentan terhadapbencana gempa bumi.

Tingginya persentasependuduk cacat

Persentase penduduk cacat, terkait denganketerbatasan fisik dan metalnya yang mengurangikepekaan penderita cacat saat penyelamatan diriketika terjadi bencana. Semakin banyak jumlahpenduduk cacat di setiap kecamatan, maka semakinrentan terhadap bencana gempa bumi.

K e r e n t a n a n E k o n o m iTingginya jumlah penduduk miskin

Rumah tangga miskin terkait dengan terganggunyaperekonomian penduduk dalam upaya mereka bangkitsetelah kejadian bencana. Semakin banyak jumlahpenduduk miskin, maka semakin rentan terhadapbencana gempa bumi.

Tingginya presentase penduduk yang bekerja di sektor rentan (pertambangan)

Sektor pekerjaan terkait dengan terganggungnyaperekonomian masyarakat dan timbulnya kerugianmateri dan korban jiwa saat datangnya bencana gempabumi. Semakin banyak jumlah penduduk yang bekerjadi sektor rentan, maka semakin rentan terhadapbencana gempa bumi.

Page 113: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Hierarki Permasalahan dalam Penelitian

Faktor-faktor yang mempangruhi kerentanan masyarakat terhadap bencana gempa bumi

Sasaran

KerentananLingkungan

KerentananFisik

KerentananSosial

KerentananEkonomi

Tingkat kemiringan tanah

Jenis pengguna-an lahan

Jenis Batuan

Persentase jenis konstruksi bangunan

Tingginya jumlah kepadatan bangunan

Persentasepanjang jalan yang rusak

Tingginya jumlah kepadatan penduduk

Tingginya persentase penduduk balita-tua

Tingginya persentase penduduk cacat

Tingginya persentase penduduk wanita

Tingginya jumlah penduduk miskin

Tingginya presentase penduduk bekerja di sektor rentan (pertambangan)

Page 114: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Input Bobot Stakeholder dari Tingkat Kepentingan Stakeholder melalui Expert Choice

Stakeholders NilaiKepentinganKode Instansi

ST 1 BAPPEDA Kabupaten Malang 5

ST 2 PU Cipta Karya Kabupaten Malang 5

ST 3 BPBD Kabupaten Malang 5

ST 4 LPPM ITS 4

ST 5 LPPM UB 4

ST 6 Tokoh Masyarakat Kec. Sumbermanjing Wtn 4

ST 7 Tokoh Masyarakat Kec. Dampit 4

ST 8 Tokoh Masyarakat Kec. Ampelgading 4

ST 9 PT Marmora Kedung Doro 23 3

Page 115: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

1. Pembobotan Faktor yang Berpengaruhdari Kerentanan Lingkungan

2. Pembobotan Faktor yang Berpengaruhdari Kerentanan Fisik

Page 116: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

3. Pembobotan Faktor yang Berpengaruhdari Kerentanan Sosial

4. Pembobotan Faktor yang Berpengaruhdari Kerentanan Ekonomi

Page 117: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

5. Pembobotan Kombinasi dari Kerentanan

Page 118: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

6. Faktor – Faktor Prioritas

No. Variabel Sub-Indikator

1. Kemiringan Tanah/Slope (0.041) Kerentanan (0.089)

Lingkungan2. Jenis Batuan/Geologi (0.031)

3. Jenis Penggunaan Lahan (0.007)

4. Konstrksi Bangunan Permanen (0.165) Kerentanan (0.357)

Fisik5. Jumlah Panjang Jalan (0.096)

6. Kepadatan Permukiman (0.077)

7. Jumlah Penduduk Cacat (0.164) Kerentanan (0.354)

Sosial8. Jumlah Penduduk Tua (0.118)

9. Jumlah Penduduk Balita (0.111)

10.

Jumlah Penduduk Wanita (0.061)

11.

Kepadatan Penduduk (0.046)

12.

Jumlah Penduduk Miskin (0.051) Kerentanan (0.200)

Ekonomi13

.Penduduk Pekerja Tambang (0.092)

Page 119: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Penentuan Zona Kerentanan Lingkungan

KemiringanTanah (0.041)

PetaKerentananLingkungan

KemiringanTanah (0.041)

Jenis PenggunaanLahan (0.031)

Jenis Batuan(0.007)

WeightedOverlay

Sum

Page 120: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Penentuan Zona Kerentanan Fisik

Persentase JenisBangunanPermanen

(0.165)

Peta Kerentanan

Fisik

Tingkat KepadatanBangunan

(0.077)

Panjang JaringanJalan

(0.096)

WeightedOverlay

Sum

Page 121: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Penentuan Zona Kerentanan Sosial

PetaKerentanan

Sosial

Persentase JumlahPenduduk Usia

Balita(0.111)

Persentase JumlahPenduduk cacat

(0.164)

WeightedOverlay

Sum

Tingkat KepadatanPenduduk

(0.046)

Persentase JumlahPenduduk Wanita

(0.061)

Persentase JumlahPenduduk Usia Tua

(0.118)

Page 122: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Penentuan Zona Kerentanan Ekonomi

PetaKerentanan

Ekonomi

Persentase JumlahPenduduk Miskin

(0.051)

WeightedOverlay

SumPersentase JumlahPenduduk Bekerjadi Pertambangan

(0.092)

Page 123: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Penentuan Zona Kerentanan

Peta Zona

Kerentanan

K. Fisik(0.357)

K. Lingkungan(0.089)

K. Ekonomi(0.200)

K. Sosial(0.354)

Weighted

Overlay

Sum

Page 124: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Luas Zona

Kerentanan

(Ha)

Persentase

(%)

Zona/Klasifikasi 1 53976.9 60.2Zona/Klasifikasi 2 25366.26 28.7Zona/Klasifikasi 3 2811.22 3.1Zona/Klasifikasi 4 6250.0 6.6Zona/Klasifikasi 5 1236.8 1.3

Jumlah 97223.7 100

Wilayah yang masuk dalamzona/klasifikasi kerentanan 5 adalahKecamatan Sumbermanjing

Wetan (Desa Argotirto. Druju, Kedungbanteng, Klepu, Ringinkembar, Ringinsari, Sekarbanyu, Sukodono, Sumberagung, Sumbermaning danTambaksari) dan Kecamatan

Dampit (Desa Sumbersuko danSrimulyo)

Page 125: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Zona Tingkat Bahaya Wilayah Rawan Bancana Gempa Bumi

di Wilayah penelitian

Zona Tingkat Kerentanan Wilayah Rawan Bancana Gempa Bumi di Wilayah

penelitian

Zona Risiko Wilayah Rawan Gempa Bumi di Wilayah

Penelitian

Raster Calculator

Klasifikasi skor risiko berdasarkan Analisa distribusifrekuensi :i = (20 - 1) / 5i = 3.8

Maka, skor baru risiko,sebagai berikut1 = 0 - 42 = 4 - 8 3 = 8 - 124 = 12 – 165 = 16 - 20

61%

28%

3% 7% 1%

Persentase (%)

Zona/Klasifikasi 1

Zona/Klasifikasi 2

Zona/Klasifikasi 3

Zona/Klasifikasi 4

Zona/Klasifikasi 5

Page 126: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

Luas Zona

Risiko

(Ha)

Persentase

(%)

Zona/Klasifikasi 1 59454.2 60.8Zona/Klasifikasi 2 27621.4 28.2Zona/Klasifikasi 3 3062.6 3.1Zona/Klasifikasi 4 6413.5 6.6Zona/Klasifikasi 5 1227.1 1.3

Jumlah 97778.8 100

Wilayah yang masuk dalamzona/klasifikasi kerentanan 5 adalahKecamatan Sumbermanjing Wetan

(Desa Argotirto. Druju, Kedungbanteng, Klepu, Ringinkembar, Ringinsari, Sekarbanyu, Sukodono, Sumberagung, Sumbermaning dan Tambaksari) danKecamatan Dampit (Desa Sumbersuko)

Page 127: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

• Pada wilayah penelitian masuk dalam zona bahaya tingkat tinggi (skor/klasfikasi4)

• Wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terletak di Desa/Kelurahan Argotirto, Druju, Kedungbanteng, Klepu, Ringinkembar, Ringsari, Sekarbanyu, Sukodono, Sumberagung, Sumbermanjing, Tambaksari, Sumbersuko, dan Srimulyo; denganluas wilayah seluas 1236.8 Ha.

• Wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terletak di Desa/Kelurahan Argotirto, Druju, Kedungbanteng, Klepu, Ringinkembar, Ringinsari, Sekarbanyu, Sukodono, Sumberagung, Sumbermanjing, Sumbersuko, dan Tambaksari; dengan luaswilayah seluas 1227.1 Ha.

Page 128: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan zona risiko bencan gempa bumi diwilayah penelitian adalah

1. Jenis Konstruksi Bangunan Permanen (0.165), 2. Jumlah Penduduk Cacat (0.164), 3. Jumlah Penduduk Tua (0.118), 4. Jumlah Penduduk Balita (0.111), 5. Panjang Jaringan Jalan (0.096), 6. Jumlah Pekerja di Pertambangan (0.092), 7. Jumlah Kepadatan Bangunan/Permukiman (0.077), 8. Jumlah Penduduk Miskin (0.051), 9. Tingkat Kemiringan Tanah (0.041),10. Jenis Batuan/Geologi (0.031), 11. Jumlah Penduduk Wanita (0.027), 12. Tingkat Kepadatan Penduduk (0.020), 13. Jenis Penggunaan Lahan (0.007).

Page 129: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

1. Prioritas lokasi upaya mitigasi bencana gempa bumi di wilayah penelitian selayaknyamempertimbangkan klasifikasi zona risiko bencana gempa bumi pada wilayahpenelitian yang dihasilkan dalam penelitian ini.

2. Membebaskan dan memanfaatkan lahan-lahan terbuka untuk lokasi evakuasimasyarakat dari bencana yang timbul sebagai langkah persiapan tanggap bencana.

3. Merelokasi wilayah permukiman yang berada dalam zona risiko tinggi denganmemanfaatkan lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan, seperti belukar atau tegalan.

4. Membuat rancangan konstruksi rumah tahan gempa bumi pada wilayah permukimanyang berada pada zona 5 (sangat berisiko) dan zona 4 (berisiko) sebagai upayaadaptasi masyarakat terhadap bencana gempa bumi.

5. Perlu adanya regulasi mengenai pembatasan jenis penggunaan lahan pada wilayah-wilayah yang berada pada lokasi patahan atau sesar aktif.

Page 130: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.

6. Perlu adanya penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai indikator kerentananitu sendiri yang meliputi sub indikator keterpaparan (exposure), sensitivitas(sensitivity), dan kapasitas adaptasi (adaptive capacity).

7. Pada penelitian lanjutan, perlu adanya penambahan beberapa variabel yang relevan, seperti jumlah kerugian materi non materi, persebaran utilitas; serta dapatmenggunakan alat analisa yang lebih valid dalam menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan zona risiko.

8. Pada penelitian selanjutnya, dapat menentukan sendiri zona bahaya (hazard) denganmenggunakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bahaya bencana gempa bumi, seperti data geologi (batuan), percepatan gempa bumi (PGA), episentrum, kedalamantitik gempa, dan intensitas gempa bumi (MMI/SR). Sehingga tidak hanya bergantungpada peta hasil kajian pemerintah.

9. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat wilayah penelitian, terkait bencanagempa bumi di wilayah penelitian.

Page 131: Oleh - ITS Institutional Repositorydigilib.its.ac.id/public/ITS-paper-37135-3610100015-presentation.pdf · pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana gempa bumi dari sisi akademisi.