BAB III STUDY EKSISTING 3 - ITS Institutional...

Tugas Akhir

Perancangan Cinematic 3D Untuk Game Bergenre FPS dengan Tema Pertempuran 10 Nopember 1945 Surabaya

49

BAB III STUDY EKSISTING

3.1 Study Eksisting Game.

Game-game yang mengadaptasi sejarah khususnya pertempuran yang terjadi dimasa lampau ternyata banyak dilakukan oleh negara-negara barat, beberapa judul game yang bersetting peretempuran antar negara yang terjadi di perang dunia 2 (WW2) Seperti Call Of Duty : allied assault bersetting perang eropa, COD : Pasific assault bersetting perang pasifik dan COD : Airbone bersetting perang eropa, selain itu juga terdapat Medal Of Honor, Brother in Arms, Vietcong, Hell in Vietnam dsb.

Study eksisting dimaksudkan untuk meneliti style baik visual maupun gaya penceritaan., ini dimaksudkan untuk mendapatkan objetivitas dalam merancang game padak tugas akhir penulis.

3.1.1 Medal Of Honor : Airbone.

• Cerita : Begitu banyaknya game FPS (first Person Shooting) yang berdasarkan atas Perang Dunia II, namun sedikit sekali yang namanya berhasil diingat orang, Airborne mungkin akan menambah panjang daftar tersebut. Medal Of Honor Airborne, latarnya Perang Dunia II, Nazi yang ingin menguasai dan dunia yang perlu diselamatkan. Cerita didasari dari sudut pandang pasukan penerjun (Airborne), demi memenangkan perang untuk sisi sekutu. Sebelum setiap misi, kamu akan diberi briefing brifing berupa Cinematic tentang apa yang sedang terjadi dan daftar tugas untuk dilaksanakan ketika memainkan game modenya. Ketika sampai di darat, kamu akan bertahan melawan gelombang pasukan sepanjang 6 level. 6 Level mungkin terdengar

Tugas Akhir Perancangan Cinematic 3D Untuk Game Bergenre FPS dengan Tema Pertempuran 10 Nopember 1945 Surabaya

50

sedikit, namun setiap level membutuhkan setidaknya satu jam untuk diselesaikan. Tugas kamu ditampilkan di radar dan bisa diselesaikan dengan urutan sesuka hati. Berbagai misi yang ditawarkan seperti, menghancurkan senapan AA (Anti Air), membersihkan gedung dari prajurit musuh, melawan tank dan detonasi bahan peledak. Semuanya dibrifing terlebih dahulu dalam bentuk Cinematic Beberapa faktor lain yang agak mengecewakan dalam Airborne adalah hit detection yang buruk, tidaklah aneh untuk menembak seseorang dengan tiga atau empat tembakan sebelum akhirnya masuk satu. Banyak dari senapan otomatis memiliki recoil terlalu tinggi, membuat mereka sangat sulit untuk dikontrol. Teman seperjuangan kamu kadang sangat berguna, kadang tidak melakukan apa-apa sama sekali, bahkan kadang berdiri di depan kamu dan menghalangi tembakan kamu.

Gambar 3.1 : Medal Of Honor Airbone

Tidak seperti Medal of Honor sebelumnya, Airborne

mempunyai komponen online yang solid. Sampai 12 orang dapat bermain secara online dan memainkan ranked dan unranked

Tugas Akhir


51

match dengan setengah lusin map dan beberapa game mode yang berbeda. Yang menarik, dalam multiplayer kebebasan kamu untuk memilih tempat pendaratan akan lebih terasa.

Airborne bukanlah game yang terlihat menakjubkan, namun berjalan dengan lancar dan sisi visualnya tidak menghambat kenyamanan. Cuma ada beberapa tipe prajurit dan mereka tidak digambarkan terlalu detil. Agak sulit membedakan antara kawan dengan lawan dari kejauhan. Senjata terlihat bagus sekali, namun efek ledakan masih perlu ditingkatkan. Tidak hanya rupa senjata yang bagus, suaranya pun bagus. Secara keseluruhan suara di dalam game juga sangat keren. Kamu akan dapat mendengar tema orkestra yang familiar dari game MOH sebelumnya, dan ada banyak pembicaraan dari pasukan Axis dan Sekutu.

Medal of Honor: Airborne adalah sebuah game yang menawarkan hadiah bagi yang cukup sabar memainkannya. Paruh pertama game ini cukup membosankan, namun setengahnya lagi game ini mulai menarik dan secara berkala semakin membaik sampai ke dua level terakhir.

Gambar 3.2 : Scene dalam Medal Of Honor Airbone


52

• Texture : Texture di dalam Medal Of Honor Airbone lebih terlihat detail dengan penambahan Normal Map didalamnya. Normal Map dapat menambah detail object-object didalam gamenya. Sehingga kesan flat texture seminim mungkin dapat di hindari.

• Lighting : Teknik Lighting pada pada Cinematic ini sama dengan dalam gamenya. Dimana cinematic yang di gunakan adalah Machinima. Penggunaan Lightmap sangat membantu dalam mengatur dinamic light yang ada didalamnya, ini juga d dukung oleh pengaplikasian Bake Texture dan Vertex Paint. 3.1.1 Call of Duty

• Cerita : Call of Duty (COD) adalah sebuah game bertemakan

Perang Dunia II, tema yang seakan-akan tak pernah kehabisan cerita untuk dituangkan menjadi sebuah game. Activision seakan-akan mendapatkan 'berkah' setelah beberapa (hampir seluruh) developer yang bernama "Infinity Ward" setuju untuk membuat game ini dibawah mereka. Infinity Ward adalah bagian dari pengembang yang menciptakan serial legenda PD2 lainya yaitu serial Medal of Honor yang dipublish oleh Electronic Arts. Kesimpulannya, mereka tak diragukan lagi kapasitasnya dalam membuat game bergenre FPS yang bertema Perang Dunia 2.

Uniknya, saat saya akan membeli game ini, saya berpikiran skeptis dan bertanya dalam hati, "Setelah Medal of Honor menghabiskan hampir seluruh cerita PD2, apalagi sisanya untuk game ini ?". Pertanyaan yang langsung terjawab saat game masuk dengan intro yang terkesan sederhana (hanya potongan2 Cinematic hitam putih) namun mengandung jalinan kalimat yang patriotis dan benar adanya, seperti "Hasil dari sebuah peperangan

Tugas Akhir


53

bukanlah ditentukan oleh seorang pemenang namun oleh banyak nyawa yang melayang". Kalimat tersebut seakan-akan meledek Medal of Honor yang dimana misinya sebagian besar dilakukan sendiri, tidak seperti CoD yang walaupun bukan team-based FPS semisal Raven Shield namun sangat membutuhkan pengertian diantara "kawan seperjuangan". Kita tidak bisa memerintah teman kecuali menyuruhnya bergerak dari tempat persembunyiaanya dan hal ini logis karena biasanya dalam tiap misi kita adalah prajurit biasa yang selalu menerima perintah dari perwira yang lebih tinggi di lapangan.

Dalam CoD kita memiliki tiga peran pada keseluruhan cerita yaitu sebagai Private Martin dari 101 Div.Airborne (ingat Band of Brother's ?), Sergeant Evans (British Paratroopers /RAF- kemudian ia menjadi anggota SAS), dan seorang infanteri Russia kebanyakan bernama Alexei (akhirnya seperti Enemy at the Gates, menjadi Sniper).

Gambar 3.3 : Scene dalam Call of Duty

Cerita dimulai dengan sesi pelatihan pvt. Martin dimana

disini juga seperti menyindir game-game lain dimana seseorang bisa membawa berbagai jenis senjata sedangkan disini tidak, biasanya 1 jenis rifle (M1A1,Mosin-Nagant,Kar98 dsb) ; 1 jenis


54

submachine gun/assault rifle (BREN!,Thompson, PPsH, Browning Auto, MP40 dsb) ; 1 buah pistol (Colt .45, Luger-cinderamata yang bagus milik Jerman) ; dan granat (banyak model granat ya!?). Seperti kata instruktur Pvt.Martin bahwa dia tak akan bisa membawa lebih dari itu kecuali punya tangan lebih dari dua! Kemudian cerita berlanjut dengan masuknya tentara sekutu melalui lima titik di perairan normandy dimana pvt. Martin masuk dengan mulus melalui titik yang dinamakan Utah Beach, berbeda dengan titik disebelahnya yaitu Omaha Beach diamankan tentara sekutu seperti dibantai di pantai tersebut.

Pemilihan awal cerita game ditempat itu menurut saya lebih karena alasan non-teknis yaitu bahwa Medal of Honor: Allied Assault dan Frontline sudah mengambil jalur masuk melalui Omaha Beach. Jadi apakah CoD kalah heboh dengan MoH: Tidak juga, kehebohan itu akan terbayar pada saat yang lain, yaitu hampir seluruh game tersebut adalah perang massal yang dalam sejarah memang benar-benar ada.

Setelah cerita seputar D-Day tersebut, plot ditarik mundur ke tahun 1942 di Rusia, dimana kita menjadi Alexei yang terkena wajib militer demi mempertahankan kota kelahiran Stalin yaitu Stalingrad yang secara simbolis menandakan kekalahan Rusia bila sampai jatuh.

Gambar 3.4 : Rating yang di berikan gamespot magazine untuk

Call of Duty 2

Tugas Akhir


55

Kegilaan akan realita pada game ini sungguh terpancar pada campaign ini dimana kata-kata Stalin yaitu "Dibutuhkan keberanian yang lebih bagi pasukan Rusia untuk mundur dibandingkan untuk maju", dimana bila kita takut atau mundur kita akan dieksekusi langsung oleh perwira Russia (Commissar).

Kita bisa melihat orang yang menyeret temannya yang terluka dan akhirnya dia pun tertembak atau tertimpa mortar. Moralitas kita juga diusik karena sesungguhnya orang-orang yang tak punya senjata berharap temannya yang memiliki senjata mati tertembak supaya dapat mempersenjatai diri, atau membiarkan diri kita menjadi sasaran tembak supaya para sniper bisa menembak para tentara yang memberondongkan peluru kearah kita, atau menembak atasan sendiri supaya kita bisa berlindung di balik reruntuhan! Tidak heran bila sejarah mencatat pertempuran Stalingrad'42 hanya menyisakan sekitar 270-an tentara infanteri Russia dari 10000 orang.

Kesimpulan : Terlampau banyak bila saya harus membedah keseluruhan aspek pada game ini. Yang terpenting ikatan antara game dan jalinan cerita dalam game yang diikat dalam Cinematic membuat game ini dapat bercerita tentang sejarah yang terjadi dalam perang dunia ke 2

• Texture : Texture di dalam Call of Duty lebih terlihat detail dengan penambahan Normal Map didalamnya. Normal Map dapat menambah detail object-object didalam gamenya. Sehingga kesan flat texture seminim mungkin dapat di hindari.

• Lighting : Teknik Lighting pada pada Cinematic ini sama dengan

dalam gamenya. Dimana cinematic yang di gunakan adalah Machinima. Penggunaan Lightmap sangat membantu dalam mengatur dinamic light yang ada didalamnya, ini juga


56

3.1.2 Vietcong 2 • Cerita : Rilis game FPS meningkat dari tahun ke tahun.

Umumnya game-game yang dirilis tersebut bertema perang. Perang Dunia II seringkali menjadi tema yang dipilih oleh banyak produsen. Perang bersejarah yang terjadi di abad 20 itu selalu memiliki cerita menarik untuk digali.

Namun, sebenarnya tidak hanya PD II saja yang menjadi pilihan tema para produsen dalam membuat game menarik. Pertempuran di Vietnam juga kerap kali menjadi tema menarik untuk digali. Vietcong adalah salah-satunya.

Bila pada game Vietcong sebelumnya fokus pertempuran adalah hutan dan rawa-rawa, pada Vietcong pertempuran justru lebih difokuskan pada urban warfare. Ini berarti Anda akan menjelajahi Vietnam mulai dari hutan hingga ke desa-desa dan kota-kota. Dengan kata lain Anda akan bertempur di tengah-tengah bangunan dan lingkungan desa Vietnam.

Dari awal permainan, sudah ditekankan bahwa Anda mengambil sisi sebagai seorang tentara. Cinematic yang diangkat kesemuanya diambil dari sudut pandang pemain, atau teknik Machinima. Hal ini menambah atmosfir permainan seakan-akan Anda benar-benar berada di sana.

Kerasnya pertempuran di Vietnam, ditampilkan Persenjataan dalam Vietcong 2 tampaknya disesuaikan dengan persenjataan dari yang digunakan saat perang Vietnam. Walaupun game ini menggunakan sudut pandang tentara Amerika tetapi dalam plot ceritanya tentara Amerika tetap kalah dan menyingkir dari Vietnam Sesuai dengan fakta sejarah yang ada.

• Texture : Texture di dalam Vietcong lebih terlihat lebih sederhana dibandingkan 2 judul game di atas. Ini di karenakan Developer Vietcong merupakan Studio Game baru yang berbasis di Eropa.

Tugas Akhir


57

Tidak seperti kebanykan Studio Game yang berada di Amerika. Akan tetapi penggunaan Bump Texture pada game ini sudah cukup untuk memperlihatkan detai object, walaupun tidak se baik penggunaan Normal Map. Terlebih lagi setting map yang sangat luas pada game ini sudah cukup untuk membuat kita berhenti memikirkan minimnya detail texture yang di pakai.

• Lighting : Peggunaan Global Light jugas udah cukup membantu

tampilan Brighness Contras secara keseluruhan dalam game ini. Sehingga illuminasi d dalam game dapat merata untuk semua object dan asset di dalam game

Gambar 3.5 : Vietcong 2

3.2 Study Environtment Study environtment adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pembutan game (game Development). Pada kali ini penulis melakukan study lapangan untuk memperoleh gambaran langsung suasana dan lingkungan yang menjadi latar belakang pengangkatan tema.


58

Tujuan melakukan study lapangan adalah orisinalitas latar belakang dapat dipertahankan, selain itu pengumpulan data dapat juga dilakukan dalam proses study tersebut. Data data yang dapat diperoleh ketika melakukan studi tersebut adalah :

1. Material untuk Texturing baik dalam game maupun Cinematicnya.

2. Gambaran bentuk bangunan sebagai background terjadinya cerita didalam game yang akan di buat.

3. Pemetaan (maping) kota Surabaya tempo dulu.

Gambar 3.6 : Refrence 1 Bangunan Tua Surabaya 1

Tugas Akhir


59

Gambar 3.7 : Refrence 2 Bangunan Tua Surabaya



60



Tugas Akhir


61

Penelusuran dan pencarian environtment untuk game dan cinematic terkatit peritiwa pertempuran 10 Nopember 1945 adalah didasarkan pada Lokasi-lokasi penting bangunan di sekitar pusat-pusat konfrontasi langsung antara pejuang di Surabaya dan tentara Sekutu. Dengan melakukan Study ini diharapkan kesan kota Surabaya tempo dulu, khususnya lagi Surabaya saat terjadinya pertempuran 10 Nopember 1945 dapat direkonstruksi kedalam Game maupun Cinematic. Sehingga originalitas environtment dan tempat kejadian peristiwa dapat dipetahankan.

Gambar 3.11 : Diorama Pertempuran Surabaya


62

Gambar 3.12 : Foto Surabaya tempo dulu

Gambar 3.13 : Foto Surabaya tempo dulu 2

BAB III STUDY EKSISTING 3 - ITS Institutional...

Documents

Transcript of BAB III STUDY EKSISTING 3 - ITS Institutional...