Oleh : dr. Christian Surya Eka Putra1konkerpdpi2019.com/download/materi_ws/workshop_3/day_1/3... ·...
Transcript of Oleh : dr. Christian Surya Eka Putra1konkerpdpi2019.com/download/materi_ws/workshop_3/day_1/3... ·...
Oleh : dr. Christian Surya Eka Putra1
Pembimbing : dr. Suryanti Dwi P., Sp.P(K)2
1 PPDS Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi RSUD dr. Saiful Anwar Malang / FK Universitas Brawijaya Malang
2 Supervisor Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi RSUD dr. Saiful Anwar Malang / FK Universitas Brawijaya Malang
1
Version 2.2018, 02/16/18, ©National Comprehensive Cancer Network, Inc. 2018. All rights reserved. NCCN Guidelines.
2
Massa
Mediastinum
- CT Scan Toraks
dengan kontras
- Serum β HCG, AFP
sesuai indikasi
- DL, trombosit
- PET/CT Scan sesuai
indikasi
- Tes faal paru sesuai
indikasi klinis
- MRI Toraks dengan
kontras, sesuai
indikasi klinis
Mungkin
Tumor Timus
Tidak
Mungkin
Tumor Timus
Manajemen
Awal
Pertimbangkan
biopsi jaringan
Lihat guideline yang
spesifik terhadap
penyakit yang sesuai
3
Mungkin
tumor
timus
Semua pasien
seharusnya
ditangani oleh tim
multidisiplin yang
berpengalaman
dalam menangani
timoma atau
karsinoma timus
Dapat dilakukan
pembedahan
Perluasan lokal,
tidak dapat
dilakukan
pembedahan
Pembedahan
(total thymectomy
dan eksisi tumor
komplit)
Diagnosis
jaringan dengan
core needle
biopsy atau open
biopsy (hindari
pendekatan
transpleural)
Manajemen
Post
Operatif
Pengobatan
4
Kriteria Patologis berdasarkan hasil reseksi pembedahan sebelum menentukan terapi selanjutnya :
R0 : tidak ada tumor residu
R1 : tumor residu secara mikroskopik
R2 : tumor residu secara makroskopik
5
Evaluasi Patologis
R0 R1 R2
Timoma, tidak ada
invasi kapsular atau
karsinoma timus,
stage 1
Timoma atau
karsinoma timus,
adanya invasi
kapsular, stage 2-4
TimomaKarsinoma
TimusTimoma
Karsinoma
Timus
Pertimbangkan RT
post-operatif
RT post-
operatif
RT post-operatif
± kemoterapi
RT definitif ±
kemoterapi
RT definitif ±
kemoterapi
6
Surveilans terhadap kekambuhan dengan CT
Scan Toraks dengan kontras setiap 6-12 bulan
selama 2 tahun, dilanjutkan 1x setahun selama 5
tahun untuk karsinoma timus dan selama 10
tahun untuk timoma
Penyakit
rekuren
7
Perluasan
lokalKemoterapi
CT Scan toraks
dengan kontras
PET/CT Scan
Dapat
direseksi
Tidak dapat
direseksi
Reseksi
pembedahan dari
tumor primer dan
metastase
terlokalisir
Pertimbang
kan
radioterapi
post-op
Pemantauan
kekambuhan
Radioterapi ±
kemoterapi
Metastase
soliter atau
metastase
pleura
ipsilateral
Kemoterapi
atau operasi
Pertimbangkan
kemoterapi atau
radioterapi
Bukti adanya
metastase
ekstratorakal
Kemoterapi
Biopsi pembedahan harus dihindari bila dicurigai kuat timoma yang dapat direseksi berdasarkan klinis dan radiologis
Biopsi timoma harus menghindari pendekatan transpleural
Sebelum operasi, pasien harus dievaluasi adanya tanda dan gejala dari myasthenia gravis dan diobati terlebih dahulu
Tujuan operasi adalah eksisi menyeluruh dari lesi
Reseksi total memerlukan reseksi struktur di sekitarnya, antara lain perikardium, nervus frenikus, pleura, paru, dan struktur pembuluh darah besar.
Klip bedah ditempatkan pada saat reseksi di lokasi yang berdekatan dengan batas tumor, sisa, atau perlekatan tumor di struktur normal yang tidak direseksi untuk membantu mengarahkan terapi radiasi lebih akurat saat ada indikasi
Reseksi nervus frenikus bilateral harus dihindari karena dapat menyebabkan morbiditas respirasi berat
Selama timektomi, permukaan pleura harus diperiksa untuk melihat adanya metastase pleura, dan apabila memungkinkan reseksi dari metastase pleura dapat dilakukan.
8
Rekomendasi radioterapi harus diberikan oleh seorang radiologi onkologis
Radioterapi definitif harus diberikan pada :
oPasien dengan tumor yang tidak dapat direseksi (bila penyakit mengalami progresivitas pada kemoterapi induksi),
oTimoma invasif atau karsinoma timus yang telah direseksi secara tidak lengkap, atau
oSebagai terapi ajuvan setelah kemoterapi dan operasi pada pasien dengan tumor yang perluasan lokal
Radiasi onkologis perlu berkomunikasi dengan ahli bedah dan ahli patologis untuk menentukan perluasan penyakit seperti penyebaran ekstrakapsular dan batas pembedahan secara patologis dan histologis
9
Kombinasi Regimen Kemoterapi Lini Pertama
CAP (pilihan untuk Timoma)
Cisplatin 50 mg/m2 IV hari 1
Doxorubicin 50 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1
Diberikan setiap 3 minggu
CAP dengan prednisone
Cisplatin 30 mg/m2 hari 1-3
Doxorubicin 20 mg/m2/hari IV continuous infusion pada hari 1-3
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1
Prednisone 100 mg/hari hari 1-5
Diberikan setiap 3 minggu
ADOC
Cisplatin 50 mg/m2 IV hari 1
Doxorubicin 40 mg/m2 IV hari 1
Vincristine 0,6 mg/m2 IV hari 3
Cyclophosphamide 700 mg/m2 IV hari 4
Diberikan setiap 3 minggu
PE
Cisplatin 60 mg/m2 IV hari 1
Etoposide 120 mg/m2/hari IV hari 1-3
Diberikan setiap 3 minggu
Etoposide/Ifosfamide/Cisplatin
Etoposide 75 mg/m2 pada hari 1-4
Ifosfamide 1.2 g/m2 pada hari 1-4
Cisplatin 20 mg/m2 pada hari 1-4
Diberikan setiap 3 minggu
Carboplatin/Paclitaxel (pilihan untuk karsinoma timus)
Carboplatin AUC 6
Paclitaxel 200 mg/m2
Diberikan setiap 3 minggu
10
Terapi Sistemik Lini KeduaoSunitinib (hanya pada Karsinoma Timus)
oPemetrexed
oEverolimus
oPaclitaxel
oOcreotide (including LAR) +/- prednisone
oGemcitabine
o5-FU dan Leucovorin
oEtoposide
oIfosfamide
11
Subtipe Timoma Kriteria Wajib Kriteria Tambahan
Tipe A Terbentuknya sel epitel polos dan
berbentuk spindle (paling tidak terfokus di
satu lokasi); berkurang atau tidak adanya sel
T imatur (TdT+) di seluruh tumor
Sel epitel poligonal CD20+
Varian Tipe A Atipikal Kriteria timoma tipe A; dengan tambahan:
nekrosis tumor tipe komedo; peningkatan
mitotic count (>4/2mm2); nuclear crowding
Sel epitel poligonal CD20+
Tipe AB Terbentuknya sel epitel polos dan
berbentuk spindle (paling tidak terfokus di
satu lokasi); jumlah sel T imatur (TdT+)
berlimpah di satu titik atau di seluruh tumor
Sel epitel poligonal CD20+
Tipe B1 Arsitektur dan sitologi yang menyerupai
timus: berlimpahnya sel T imatur,
diferensiasi area di medula (pulau medula);
berkurangnya sel epitel poligonal atau
dendritik yang tidak berkelompok (<3 sel
epitel berdekatan)
Hassall’s corpuscles; celah
perivaskular
12
Subtipe Timoma Kriteria Wajib Kriteria Tambahan
Tipe B2 Peningkatan jumlah sel epitel poligonal
atau dendritik yang tunggal atau
berkelompok bercampur dengan sel T
imatur dalam jumlah banyak
Medullary islands; Hassall’s
corpuscles; celah perivaskular
Tipe B3 Sel epitel atipikal dengan lembaran
poligonal sedikit hingga sedang; sangat
sedikit atau hilangnya hubungan
interselular; sedikit atau hilangnya
campuran sel T TdT+
Hassall’s corpuscles; celah
perivaskular
MNT Nodul sel epitel bentuk oval atau spindle
polos yang dikelilingi stroma limfoid tanpa
sel epitel
Folikel limfoid; sel B monoklonal
dan/atau sel plasma (jarang)
Timoma Metaplastik Tumor bifasik yang terdiri dari area solid
dari sel-sel epitel di latarbelakangi sel
spindel polos; tidak adanya sel T imatur
Pleomorfisme sel-sel epitel;
aktin, keratin, atau sel spindel
positif EMA
Kasus Jarang lainnya13
Sistem Stadium Klinis Timoma Masaoka
14
Masaoka Stage Kriteria Diagnostik
Stadium I Tumor terbungkus kapsul seluruhnya secara makroskopik
dan tidak ada invasi secara mikroskopik
Stadium II 1. Invasi makroskopik ke dalam jaringan lemak di sekitar
atau pleura mediastinum, atau
2. Invasi mikroskopik ke dalam kapsul
Stadium III Invasi makroskopik ke dalam organ yang berdekatan, seperti
perikardium, pembuluh darah besar, atau paru
Stadium Iva Penyebaran ke pleura atau perikardium
Stadium IVb Metastase secara limfogen atau hematogen
Sistem Stadium Klinis Timoma Masaoka Modifikasi
Masaoka Stage Kriteria Diagnostik
Stadium I Tumor terbungkus kaspul seluruhnya secara makroskopis dan
mikroskopis
Stadium II (A)Invasi transkapsular mikroskopis
(B) Invasi makroskopis ke dalam jaringan lemak sekitar atau
melekat tapi tidak menembus pleura mediastinum atau
perikardium
Stadium III Invasi makroskopis ke dalam organ yang berdekatan (contoh:
perikardium, pembuluh darah besar, paru)
(A)Tanpa adanya invasi ke pembuluh darah besar
(B) Adanya invasi ke pembuluh darah besar
Stadium IV (A) Penyebaran ke pleura atau perikardium
(B) Metastase secara limfogen atau hematogen
15
Tumor Primer (T)
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 Tidak adanya bukti tumor primer
T1 Tumor terenkapsulasi atau meluas ke dalam lemak mediastinum, dapat melibatkan
pleura mediastinum
T1a Tumor dengan tanpa keterlibatan pleura mediastinum
T1b Tumor dengan invasi langsung ke pleura mediastinum
T2 Tumor dengan invasi langsung ke perikardium (baik parsial atau seluruh ketebalan
perikardium)
T3 Tumor dengan invasi langsung ke dalam salah satu dari struktur berikut : paru, vena
brakiosefalika, vena kava superior, nervus frenikus, dinding dada, atau arteri maupun
vena pulmonalis ekstraperikardium
T4 Tumor dengan invasi ke dalam salah satu dari struktur berikut : aorta (asending, arkus,
atau desending), pembuluh darah arkus, arteri pulmonalis intraperikardium,
miokardium, trakea, esofagus.16
Limfonodi Regional (N)
Nx Limfonodi regional tidak dapat ditentukan
N1 Tidak ada metastase limfonodi regional
N2 Metastase di limfonodi anterior (peritimus)
N3 Metastase di intratorakal dalam atau limfonodi servikal
Metastase Jauh (M)
M0 Tidak ada metastase ke pleura, perikardium, atau metastase
jauh
M1 Ada metastase ke pleura, perikardium, atau metastase jauh
M1a Nodul pleura atau perikardium yang tersebar
M1b Nodul intraparenkim pulmonal atau metastase organ jauh
17
Staging menurut AJCC (American Joint Committee on Cancer)
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II T2 N0 M0
Stadium IIIA T3 N0 M0
Stadium IIIB T4 N0 M0
Stadium IVA Any T
Any T
N1
N0-N1
M0
M1a
Stadium IVB Any T
Any T
N2
Any N
M0-M1a
M1b
18
Tumor epitelial timus berasal dari timus, dan meliputi Timoma dan Karsinoma timus
Timoma adalah tumor primer yang umum terjadi di mediastinum anterior
Jarang terjadi (1,5 kasus / 1 juta)
Meskipun dapat menyebar secara lokal, timoma kurang invasif dibandingankan dengan karsinoma timus
5-years survival rate Timoma ± 90%, sedangkan karsinoma timus ±55%
19
Tumor di mediastinum dapat berupa neoplasma (timoma, limfoma, karsinoma timus, karsinoid timus, timolipoma, germ cell tumor, metastase paru) atau kondisi non-neoplastik (goiter intratorakal, kista timus, limfangioma, aneurisma aorta)
Pasien dengan tumor mediastinum → evaluasi → tipe tumor dan perluasan dari penyakit → terapi khusus
Sebagian besar tumor di mediastinum merupakan metastase dari kanker paru primer (contoh : non-small cell lung cancer)
50% kanker primer yang muncul di mediastinum anterior adalah Timoma
20
Pasien dengan Timoma sering memiliki presentasi klinis yang kurang jelas, berbeda dengan limfoma atau tumor germ cell yang memiliki onset gejala yang cepat.
Panduan tentang skrining Kanker Paru dengan menggunakan CT dosis rendah tidak dapat diterapkan pada timoma dan karsinoma timus.
Tes yang direkomendasikan untuk menentukan tumor mediastinum termasuk diantaranya adalah CT Scan Toraks dengan kontras dan kimia darah
Pada CT Scan, sebuah timoma biasanya digambarkan dengan massa berbentuk bulat atau oval dengan batas yang tegas di timus tanpa disertai pembesaran kelenjar limfe
21
PET/CT Scan dapat berguna untuk mengetahui adanya metastase ekstratorakal.
Kadar AFP dan β-hcG digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan tumor germ cell.
Tumor epitel timus dapat terjadi jika :
Massa mediastinum di timus yang berbatas tegas yang tidak berhubungan dengan kelenjar tiroid
Penanda tumor AFP dan β-hcG negatif
Tidak adanya adenopati
22
Sangat penting untuk menentukan apakah tumor tersebut dapat dilakukan reseksi pembedahan atau tidak.
Tumor yang dapat direseksi → Timektomi total dan eksisi pembedahan tumor menyeluruh
Tumor yang tidak dapat direseksi → core-needle atau open biopsy
Prosedur invasif minimal, VATS, lebih aman dan memiliki angka harapan hidup secara keseluruhan yang tidak jauh berbeda dibandingkan timektomi terbuka
23
Sistem staging Masaoka telah digunakan secara luas untuk manajemen dan penentuan prognosis dari timoma dan karsinoma timus.
Berdasarkan sistem staging AJCC untuk keganasan timus, pasien dengan stadium timoma I-III memiliki 5-year survival rate sekitar 85% dibandingkan 65% pada stage IV
Angka mortalitas pada timoma berhubungan dengan Myasthenia gravis pada sekitar 20% pasien Timoma
Sistem klasifikasi histologis WHO digunakan untuk membedakan antara timoma, karsinoma timus, dan karsinoid timus
24
Timoma merupakan salah satu jenis massa di daerah mediastinum anterior
Angka kejadian muncul pada usia dewasa antara 40-70 tahun, jarang terjadi pada masa anak-anak atau remaja.
Etiologi belum diketahui
Merokok, minum alkohol, dan radiasi BUKAN merupakan faktor resiko
Sebagian asimptomatik, sebagian mengeluh nyeri dada, batuk dan sesak napas
30-50% pasien dengan timoma mengalami Myasthenia gravis
25
Dapat menginvasi secara lokal (pleura, paru)
Menyebar ke limfonodi regional atau regio ekstratorakal (lebih jarang)
Pembedahan direkomendasikan untuk tumor yang dapat direseksi
Kelengkapan reseksi adalah prediktor hasil yang paling penting
Terapi ajuvan tidak direkomendasikan untuk timoma stage I yang direseksi menyeluruh (R0)
Radioterapi post operatif direkomendasikan pada timoma yang tidak dapat direseksi seluruhnya
26
Untuk timoma dengan perluasan lokal, kemoterapi induksi direkomendasikan dan dilanjutkan dengan evaluasi untuk pembedahan
Pasien dengan tumor yang tidak dapat direseksi, radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi direkomendasikan
Pada kasus metastase, kemoterapi satu-satunya yang direkomendasikan
Cisplatin/doxorubicin/cyclophosphamide merupakan regimen terapi pilihan pada timoma
27
• Tumor agresif yang
jarang terjadi
• Sering metastase ke
limfonodi regional atau
ekstratorakal
• Prognosis lebih jelek
dibandingkan timoma
• Survival rate stadium 1-
2: 91%, stadium 3-4:
31%
• Didominasi oleh
karsinoma sel
skuamous dan
karsinoma tak
terdiferensiasi
• Sering menyebabkan
efusi pleura dan
perikardium
• Sangat jarang
menimbulkan sindroma
paraneoplastik,
termasuk Myasthenia
gravis, berbeda dengan
Timoma
• Dapat terjadi pada usia
remaja
• Manajemen bergantung
pada luasnya reseksi
• Resiko tinggi untuk
kambuh
• Manajemen post
operatif meliputi
radioterapi
dengan/tanpa
kemoterapi
• Berespon jelek
terhadap kemoterapi
• Regimen yang
direkomendasikan :
carboplatin/paclitaxel
• Cisplatin/doxorubicin/
vincristine/cyclophosp
hamide juga efektif
namun lebih toksik
28
Setelah penatalaksanaan primer, pemantauan kekambuhan harus dilakukan dengan CT Scan toraks setiap 6 bulan selama 2 tahun, dilanjutkan setiap tahun sekali hingga 10 tahun untuk timoma, dan hingga 5 tahun untuk karsinoma timus
Terapi sistemik lini kedua dari Timoma dan Karsinoma Timus :o Pemetrexed
o Everolimus
o Paclitaxel
o Ocreotide dengan/tanpa prednisone
o Gemcitabin
o 5-fluorouracil
o Etoposide
o Ifosfamide
Terapi sistemik lini-2 terbukti tidak efektif digunakan untuk karsinoma timus, berbeda dengan timoma
29
30