PENGARUH MEDIA VIDEO KLIP DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA …

90
PENGARUH MEDIA VIDEO KLIP DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA PEMBELAJARAN DEKLAMASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mencapai Syarat-Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd) Oleh Mariya Qibtia NIM. 1111013000073 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of PENGARUH MEDIA VIDEO KLIP DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA …

PENGARUH MEDIA VIDEO KLIP DALAM MENINGKATKAN RASA

PERCAYA DIRI PADA PEMBELAJARAN DEKLAMASI SISWA

KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 17

CIPUTAT

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mencapai

Syarat-Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S.Pd)

Oleh

Mariya Qibtia

NIM. 1111013000073

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

i

ABSTRAK

Mariya Qibtia

1111013000073

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Pengaruh Media Video Clip dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada

Pembelajaran Deklamasi Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat,

Tangerang Selatan.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Media Video Clip dalam Meningkatkan Rasa

Percaya Diri pada Pembelajaran Deklamasi Puisi Siswa Kelas VII SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat, Tangerang Selatan”. Skripsi ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa

pada materi membaca puisi.

Penulis menggunakan metode penelitian yang dimaksudkan melalui

pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penulis sebagai

instrumen kunci. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen

Pada penelitian ini, penulis menggunakan model quasi eksperimen atau eksperimen

semu kategori tes awal dan tes akhir dalam dua kelompok (pretest and posttest group).

Penelitian yang mengunakan one group pretest and posttest design Desain penelitian

one group pretest and posttest design ini diukur dengan menggunakan pretest yang

dilakukan sebelum diberi perlakukan dan postestyang dilakukan setelah diberi

perlakukan.

Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan

penelitian lapangan (Field Research). Pada analisis data peneliti menggunakan rumus

Mean (rata-rata) dan terakhir dirumuskan dengan menggunakan kategori efektivitas.

Penelitian yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat diperoleh hasil

bahwa media video clip berpengaruh dalam mengingkatkan rasa percaya diri siswa

pada materi membaca puisi.

Kata kunci: pengaruh, media video clip, percaya diri, mendeklamasi puisi, SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat.

ii

ABSTRACT

Education Department of Language and Literature Indonesia

Influence Media Video Clip in Increasing Confidence in Learning declamation In

Seventh Grade Students of SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, South Tangerang.

This thesis entitled "Influence of Media Video Clip in Increasing Confidence

in Learning Poetry recital in Class VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat, South

Tangerang". This thesis aims to determine the effect of media video clip to increase

confidence in the material students read poetry.

The author uses the method of research that is intended through data

collection from natural background to avail ourselves of the author as a key instrument.

This approach is done by using an experimental method In this study, the authors use

the model of quasi-experimental or quasi-experimental test categories initial and final

tests in two groups (pretest and posttest group). The study, using one group pretest and

posttest study design one group pretest and posttest design was measured by using a

pretest performed before treatment and postestyang be done after being given

treatment.

The data obtained through the research library (Library Research) and field

(Field Research). In the data analysis the researcher using the formula Mean (average)

and finally formulated using effectiveness category.

Research conducted at SMP Muhammadiyah 17 Ciputat result that the video clip

influential media enables high confidence in the material students read poetry.

Keywords: influence, the media video clip, confidence, mendeklamasi poetry, SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat.

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Media Video Clip dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada

Pembelajaran Deklamasi Puisi Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammayah 17 Ciputat,

Tangerang Selatan”. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Besar

Muhammad S.A.W yang telah memberikan petunjuk dan menjadi suri tauladan bagi

umatnya.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu penulisan

laporan ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini.

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini.

3. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

membantu dan membembing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Keluarga tercinta ayah, ibu, kakak, dan adik atas motivasi yang luar biasa

dan doa restu bagi penulis

6. Seluruh Dewan Guru, Staf pengajar dan Karyawan SMP Muhammadiyah

17 Ciputat yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan bantuan

dalam melaksanakan penelitian skripsi.

iv

7. Seluruh siswa dan siswi SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang telah

bekerjasama dengan baik dalam proses penelitian. Khususnya kelas VII-A

dan VII-C.

8. Suami tercinta yang tidak kenal lelah menyemangati dan mengantar penulis

agar bisa meraih cita-cita.

9. Teman-teman PBSI (Ulfa, Rahma, Shely, Mala) atas dukungan bagi penulis

untuk tetap semangat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian skripsi ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran,

sehingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa/i di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 26 Mei 2016

Penulis

Mariya Qibtia

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6

D. Perumusan masalah ................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian..................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. DESKRIPSI TEORETIK ........................................................ 8

1. Media Pembelajaran .......................................................... 8

a. Pengertian Media .......................................................... 8

b. Pengertian Media Pembelajaran ................................... 10

c. Prinsip Media Pembelajaran ......................................... 12

d. Perkembangan Media Pembelajaran............................. 13

e. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Media Pembelajaran ...... 15

f. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ............. 17

g. Media Pembelajaran Video........................................... 18

h. Pengenalan Media Pembelajaran dan Karakteristik

Media Video Clip ......................................................... 20

2. Rasa Percaya Diri ............................................................. 21

a. Pengertian Rasa Percaya Diri ....................................... 21

vi

b. Ciri-ciri Percaya Diri .................................................... 22

c. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ..................... 22

d. Rasa Rendah Diri .......................................................... 23

3. Puisi ................................................................................... 26

a. Pengertian Puisi ............................................................ 26

b. Bentuk dan Struktur Puisi ............................................. 26

4. Deklamasi Puisi ................................................................. 29

a. Pengertian Deklamasi Puisi .......................................... 29

b. Pengertian Membaca Puisi ........................................... 29

c. Kegiatan Memahami Puisi ............................................ 30

d. Kegiatan Ekspresi .........................................................

31

B. Hasil Penelitian yang Relevan................................................. 32

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 33

D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Waktu Penelitian, dan Sumber Penelitian ................. 35

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 36

C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 37

D. Teknik Pengumpulan Data................................................... ... 39

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 41

F. Hipotesis Statistik ....................................................................

42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 17 Ciputat ............. 45

B. Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 49

vii

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 71

B. Saran ....................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1. Waktu dan Kegiatan .................................................................................. 35

2. Tabel 01 .................................................................................................... 41

3. Tabel 02 ................................................................................................... 44

4. Keadaan Siswa ......................................................................................... 47

5. Tabel 03 .................................................................................................... 49

6. Tabel 04 .................................................................................................... 52

7. Tabel 05 ................................................................................................... 54

8. Tabel 06 ………………………………………………………………… 57

9. Tabel 07…………………………………………………………………. 61

10. Tabel 08…………………………………………………………………. 64

11. Tabel 09…………………………………………………………………. 66

12. Tabel 10………………………………………………………………….. 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, tugas dan peran seorang guru semakin besar hal ini dikarenakan

adanya perkembangan globaliasi dan teknologi. Banyak guru atau pendidik

yang masih menggunakan metode yang dapat membawa siswa terjebak pada

pembelajaran yang verbalistik dan menghambat imajinasi siswa untuk dapat

berbicara dan mengungkapkan pendapat, guru dianjurkan dapat mengikuti

perkembangan globalisasi dan teknologi untuk menunjang kebutuhan

pembelajaran yang diharapkan, sehingga dapat menciptakan pembelajaran

yang menarik, tidak monoton serta menimbulkan rasa percaya diri siswa.

Menurut Kunandar dalam bukunya Guru Profesional “Globalisasi telah

mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat, dan

sebagai warga bangsa tidak seorang pun yang dapat menghindari dari arus

globalisasi. Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni dia

menempatkan dirinya dan berperan dalam arus perubahan globalisasi, atau dia

menjadi korban dan terseret derasnya arus globalisasi. Arus globalisasi juga

masuk dalam wilayah pendidikan dengan berbagai implikasi dan dampaknya,

baik positif maupun negatif. Dalam konteks ini tugas dan peranan guru sebagai

ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan”.1

Salah satu dampak postif dari perkembangan globalisasi dan teknologi

bagi kehidupan terutama dunia pendidikan. Perkembangan dan kemajuan

1 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 36-37.

2

teknologi, dapat mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perkembangan globalisasi dan teknologi memberikan

pandangan baru pada dunia pendidikan hal tersebut dapat terlihat dari

banyaknya konsep pembelajaran yang modern pada saat ini.

Seiring dengan perkembangan globalisasi dan terknologi masih

seringkali ditemukan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran

masih menggunakan pendekatan Teacher Centered. Hal ini tercermin dari

seringnya guru memakai metode ceramah di dalam kelas. Teacher Centered

hanya berfokus pada guru dan peserta didik tidak berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Hal ini berdampak seorang siswa sulit untuk memahami dan

mudah melupakan materi yang telah diajarkan. Dengan kata lain, untuk keluar

dari permasalahan tersebut maka seorang guru dapat menggunakan variasi

dalam proses belajar mengajar salah satunya dengan penggunaan media

pembelajaran yang menarik tidak hanya menggunakan metode ceramah tetapi

seorang guru juga dapat mengembangkan materi dengan media pembelajaran

sehingga siswa mudah memahami dan mengeksplor materi pelajaran.

Perkembangan globalisasi dan teknologi membawa tantangan baru bagi

dunia pendidikan untuk dapat mempersiapkan diri dalam proses belajar

mengajar, salah satunya media pembelajaran. Pada saat ini media sudah banyak

digunakan dalam proses pembelajaran. Baik berupa berbasis manusia, media

berbasis cetakan, media berbasis visual, dan media berbasis audio-visual.

Seorang guru diharapkan mampu menggunakan media yang sedang

berkembang pada saat ini untuk menyesuaikan diri pada tuntutan zaman yang

ada agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

Masih banyak ditemukan seorang guru yang mengendalikan kelas

sepenuhnya tanpa adanya umpan balik atau respon aktif dari peserta didik yang

dapat menyebabkan terjadinya pembelajaran pasif serta menghambat peserta

didik untuk berfikir kreatif dan kritis. Suatu inovasi mengajar dalam proses

belajar mengajar sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di kelas.

3

Mengingat begitu pentingnya meningkatkan rasa percaya diri siswa,

maka siswa membutuhkan peran seorang guru. Percaya diri tidak hanya

dimiliki oleh orang dewasa, akan tetapi anak-anak juga memerlukannya utnuk

perkembangan diri menjadi dewasa. Sifat percaya diri sulit untuk dikatakan

secara nyata, tetapi kemungkinan besar orang yang percaya diri akan bisa

menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dan selalu ingin mencoba

sesuatu yang baru. Orang yang percaya diri tidak takut untuk tampil di hadapan

orang banyak, tidak takut dengan kesalahan yang akan terjadi pada dirinya.

Media pembelajaran merupakan suatu komponen penting yang harus

dikuasai oleh guru untuk meningkatkan minat serta rasa percaya diri seorang

peserta didik. Agar tercipta keaktifan para peserta didik dan adanya umpan

balik atau feed back antar guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik.

Jika tercipta pembelajaran yang aktif maka suasana kelas akan kondusif serta

membuat siswa mampu mengeksplor pembelajaran dan dapat berpikir lebih

kreatif.

Menurut Made Tirta Pertiwi, dkk dalam jurnalnya yang berjudul

Pengembangan Media Audio Visual dalam Mata Pelajaran PKN pada Siswa

Kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 SMPN Kerambitan

Tabanan mengatakan, “Media pembelajaran audio visual sebagai suatu produk

multimedia mempresentasikan informasi secara lebih menarik kepada siswa.

Bertitik tolak dari pentingnya media dalam dunia pendidikan sementara

lemahnya sumber daya untuk membuat media pembelajaran, maka solusi yang

efektif yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan media

pembelajaran audio visual sebagai bagian dari media pembelajaran dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran”.

Pekerjaan seorang guru adalah mengomunikasikan pengalaman yang

telah dipelajari, yaitu dalam bentuk penglihatan (visual) dan pendengaran

(audio). Kedua media tersebut dapat membantu dan mengembangkan proses

belajar dan hasil belajar siswa. Tanpa audio siswa akan merasakan kebosanan

4

dan tanpa visual seorang siswa dapat mengalami kesalahan komunikasi dalam

penyampaian materi bahan ajar.

Era globalisasi sekarang ini, guru diharapkan dapat menguasai berbagai

teknologi yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah, agar dapat

mengimbangi perkembangan zaman, melihat banyaknya kecenderungan dan

ketertarikan perserta didik terhadap teknologi seperti gadget maka guru harus

menarik minat peserta didik dengan teknologi juga.

Kunandar kembali menjelaskan dalam bukunya Guru Profesional,

“Guru sebagai Komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk

mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di

sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki

kompetensi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan

percaya diri yang tinggi”.2

Masih banyak ditemukan permasalahan dalam proses belajar-mengajar

khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca puisi,

peserta didik terkesan pasif dalam pembelajaran. Hal itu dapat diamati ketika

guru mempersilakan pesera didik untuk tampil membacakan puisi yang telah

ada pada buku pelajaran. Salah satu penyebab yang terjadi adalah rasa takut

peserta didik tampil di depan umum, seperti, takut salah melafalkan, salah

intonasi, serta takut ditertawakan oleh teman-temannya.

Permasalahan tersebut secara sederhana dapat dilihat bahwa para

peserta didik masih membutuhkan suatu pembelajaran yang dapat

meningkatkan rasa percaya diri peserta didik agar mereka mampu tampil di

depan kelas yang masih dalam ruang lingkup kecil. Rasa percaya diri dapat

menjadikan peserta didik yang tidak takut pada kegagalan dan rasa ingin

mencoba, serta menimbulkan keaktifan dalam suasana di dalam kelas.

Kisyani Laksono, dkk dalam bukunya Membaca 2 mengatakan,

2 Kunandar, Ibid, hlm. 37.

5

“Banyak kalangan berpendapat bahwa membaca puisi hanya bisa

dilakukan oleh orang-orang yang memiliki bakat dan suara yang bagus.

Pendapat ini tidak benar, sebab kemampuan membaca puisi dapat

dikembangkan melalui pelatihan yang dilaksanakan dengan sabar, tekun,

telaten, dan semangat. Latihan ini sebaiknya ditunjang dengan usaha untuk

terus mengembangkan kemampuan apresiasi puisi dan keterlibatan dalam

berbagai aktivitas kesenian yang relevan dengan membaca puisi. Misalnya,

menonton atau mengikuti festival membaca puisi, mengikuti sarasehan,

mendengarkan dialog seni”.3

Menurut penjelasan Kisyani dapat dilihat bahwa salah satu cara untuk

mengasah kemampuan membaca puisi siswa adalah menonton puisi. Menonton

puisi dalam meningkatkan kemampuan membaca puisi dapat dilakukan di

dalam ruangan kelas yaitu dengan menggunakan media pembelajaran video clip

yang menayangkan seorang yang sedang membacakan puisi dengan lafal,

intonasi yang jelas serta ekspresi dan gestur tubuh yang tepat. Media

pembelajaran video clip merupakan salah satu media alternatif yang dapat

dilakukan oleh guru dalam melakukan proses belajar mengajar salah satunya

pada materi membaca puisi.

Tujuan diperlukannya media video clip guna meningkatkan rasa

percaya diri perserta didik agar terkesan tidak monoton, mampu memberikan

contoh langsung dengan pembacaan puisi yang dibacakan langsung oleh

penyair melalui layar LCD sehingga mereka bisa melihat contoh pembacaan

puisi secara nyata baik dan benar, serta memberikan kesan baru bagi mereka

untuk berpikir lebih kreatif dan membangkitkan rasa semangat untuk mengikuti

pembelajaran.

Berdasarkan dari penjelasan yang telah dikemukakan, penulis

melakukan penelitian terhadap penggunaan media pembelajaran video clip

untuk mengukur tingkat rasa percaya diri siswa terhadap materi membaca puisi.

Hal ini disebabkan penulis ingin membuktikan dengan media pembelajaran

3 Kisyani Laksono, dkk, Membaca 2, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2008), hlm.8.29.

6

video clip pembelajaran di dalam kelas khususnya pada pelajaran Bahasa

Indonesia materi membaca puisi dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa

ketika materi pelajaran sedang berlangsung.

B. Identifikasi Masalah

Penulis telah membuat beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam pelajaran Bahasa

Indonesia yaitu pada materi membaca puisi.

2. Perlunya penggunaan media video clip dalam proses pembelajaran

Bahasa Indonesia pada materi membaca puisi.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini untuk mempermudah dan

mengarahkan penelitian ini, penulis membatasi masalah pada pengaruh media

video clip dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa pada pembelajaran

mendeklamasi puisi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat,

Tangerang Selatan.

D. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dirumuskan sabagai

berikut: Bagaimanakah pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa

percaya diri siswa pada pembelajaran mendeklamasi puisi siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat, Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimana pengaruh media yaitu

media video clip serta membantu guru dalam penggunaannya demi

7

meningkatkan rasa percaya diri siswa khususnya pada pelajaran Bahasa

Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian dapat

memberikan:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Sebagai pemanfaatan guru terhadap media pembelajaran video clip.

b. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan rasa percaya diri

siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam

pemanfaatan media video clip dalam proses belajar.

b. Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan dan membantu

penyampaian materi dalam mata pelajaran .

c. Bagi siswa, terutama sebagai subjek penelitian, diharapkan dapat

memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya pemanfaatan

media dalam mata pelajaran membaca puisi.

d. Bagi siswa, dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam

proses belajar terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia pada

materi membaca puisi.

8

8

BAB II

KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. DESKRIPSI TEORETIK

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin ‘medius’ yang secara harfiah

berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau

sikap.

Istilah media sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata

“teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (dalam bahasa Inggris art)

dan logos (dalam bahasa Indonesia “ilmu”).4

Menurut Hujair A.H. Sanaky dalam bukunya Media Pembelajaran

menjelaskan media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi

menyampaikan pesan. 5

Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education

Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta

peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar,

dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara

batasan tesebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

4Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), hlm 3-5 5Hujair A.H Sanaky, Media Pembelajaran (Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen), (Yogyakarta:

Penerbit Kaukaba, 2011), hlm 3

9

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat, serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.6

Beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa media adalah

suatu alat yang dapat menjadi perantara seseorang untuk menyampaikan

pesan atau informasi yang ingin disampaikan kepada seseorang. Media

tersebut dapat berupa visual, maupun audiovisual. Media biasanya

bertujuan untuk mempermudah manusia untuk melakukan sesuatu.

Dunia pendidikan istilah media sering dikenal dengan media

pembelajaran. Media tersebut digunakan oleh para guru untuk

menyampaikan suatu materi pembelajaran dengan harapan mempermudah

penyampaian materi pembelajaran serta untuk menarik minat, motivasi,

serta mengembangkan kreativitas serta rasa percaya diri siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Berdasarkan uraian mengenai media di atas, berikut dikemukakan

ciri-ciri umum yang mengenai batasan media:7

1) Media pendidikan memiliki perngertian fisik yang dewasa ini

dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda

yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal

sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan peran yang

terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin

disampaikan kepada siswa.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.

4) Media pembelajaran memilki pengertian alat bantu pada proses

belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

6Arief S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya),

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm 7 7Azhar Arsyad, Op.cit, hlm 6-7

10

5) Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan

interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya:

radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film,

slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer,

radio tape/kaset, video recorder).

7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang

berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang

media, di antaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan

(Association of Education and Communication Technology (AECT)) di

Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. National

Educationn Association (NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk-

bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya.8

Batasan-batasan media pembelajaran di atas digunakan agar

pengertian media pembelajaran tidak terlalu melebar dan mempunyai titik

tolak yang jelas mengenai perbedaan antara media pembelajaran dengan

media yang dikenal secara umum.

b. Pengertian Media Pembelajaran

Hujair A.H Sanaky menjelaskan dalam bukunya Media Pelajaran,

mengatakan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah

proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Dapat

dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan

sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat

8Op.Cit, Hujair A.H Sanaky, hlm 3

11

dipergunakan sebagai media, di antaranya adalah hubungan atau interaksi

manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang

direkam. Maka dengan kelima stimulus ini, akan membantu pembelajar

mempelajari bahan pelajaran. Atau, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk

stimulus yang dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara,

lihat, dan gerakan.9

Menurut Azhar Arsyad dalam proses belajar mengajar, dua unsur

yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Ada

berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain:

tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai

setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk

karakteristik siswa. Meskipun demikian, dpat dikatakan bahwa salah satu

fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang

turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan

diciptakan oleh guru.10

1) Jenis-jenis Media Pembelajaran

Azhar Arsyad mengelompokkan media menjadi beberpa jenis:11

Media berbasis manusia:

a) Guru,

b) Instruktur,

c) Tutor,

d) Main peran,

e) Kegiatan kelompok.

Media berbasis cetakan:

a) Buku,

b) Buku penuntun, kerja/latihan, dan

9 Hujair A.H. Sanaky, Opcit, Hlm 3 10Azhar Arsyad, Opcit, hlm 15 11Azhar Arsyad, Opcit, hlm 81-91

12

c) Lembaran lepas.

Media berbasis visual:

a) Buku,

b) Charts,

c) Grafik,

d) Peta,

e) Figur/gambar,

f) Transparasi,

g) Film bingkai atau slide.

Media berbasis audiovisual:

a) Video,

b) Film,

c) Slide bersama tape,

d) Televisi.

Media berbasis komputer:

Pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif.

c. Prinsip Media Pembelajaran12

1) Efektivitas

Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada

ketepatgunaan (efektivitas) dalam pembelajaran dan pencapaian

tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi.

2) Relevansi

Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan,

karakteristik materi pembelajaran, potensi dan perkembangan siswa

serta dengan waktu yang tersedia.

12 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung,

2013), hlm 167

13

3) Efisiensi

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-

benar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biaya

tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan, dan

penggunaannya relatif memerlukan waktu yang singkat, kmudia

hanya memerlukan sedikit tenaga.

4) Dapat digunakan

Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat

digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, sehigga dapat

menambah pemahaman siswa da mengingkatkan kualitas

pembelajaran.

5) Kontekstual

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus

mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya siswa.

Alangkah baiknya jika mempertimbangkan pengembangan pada

pembelajaran life skills.

d. Perkembangan Media Pembelajaran13

Awal mula media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru

(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya

gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman

konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar

siswa.

Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi

penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media

juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu,

13Arief S. Sadiman, Op.cit, hlm 7-10

14

alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,

melainkan juga sebagai penyalur pesan atau media.

Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai

komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori

tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B.F. Skinner mulai mempengaruhi

penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini mendorong orang

untuk lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mngajar. Menurut

teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah

laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa

sehingga menjadi adat kebiasaan. Supaya tingkah laku tersebut menjadi adat

kebiasaan, setiap perubahan positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus

diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku

tersebut telah betul. Teori ini mendorong diciptakannya media yang dapat

mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Media

instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini ialah teaching machine

dan programmed instruction.

Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai

menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan

pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media

sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap program

pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan mmusatkan

perhatian siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan

kebutuhan dan karakteristik siswa diarahkan kepada perubahan tingkah laku

siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan ini. Media

yang akan dipakai dan cara menggunakannya telah dipertimbangkan dan

ditentukan dengan seksama.

Kita dapat melihat dari uraian di atas bahwa sudah selayaknya kalau

media tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk

15

mengajar, tetapi sebagai alat penyalur pesan dan pemberi pesan (guru,

penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan/pelajar.

e. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Media Pembelajaran

Tujuan, manfaat, dan fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Tujuan Media Pembelajaran14

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah

sebagai berikut:

a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,

b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,

c) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan

belajar, dan

d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

2) Manfaat Media Pembelajaran15

Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka),

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti

misalnya :

a. Objek terlalu besa, bisa digantikan dengan realita, gambar, film

bingkai, film, atau model,

b. Objek yang kecil, dibanu dengan proyektor mikro, film bingkai,

film, atau gambar,

c. Gerak terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau highspeed photography

14 Hujair A.H. Sanaky, Op.cit, hlm 4 15 Dr. Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan. (Jakarta: CV Rajawali, 1986), hlm 16

16

d. Kejadian atau peristiwa di masa lalu bisa ditampilkan lai lewat

rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal,

e. Objek terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin),

f. Konsep terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim).

c) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi

dapat diatasi sikap pasif anak didik.

d) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum

dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka

guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu

harus diatasi sendiri. Masalah itu dapat di atasi dengan media

pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam :

a. Memberikan perangsang yang sama

b. Mempersamakan pengalaman

c. Menimbulkan presepsi yang sama.

Selain itu manfaat media pembeljaran bagi pengajar dan pengajar

dan pembelajar, sebagai berikut:

Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:

a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan,

b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik,

c) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik,

d) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran,

e) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran,

f) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar, dan

g) Meningkatkan kualitas pengajaran.

Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:

a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar,

17

b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,

c) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar

untuk belajar,

d) Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik

sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar,

e) Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,

f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, dan

g) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis

yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.

3) Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran

dengan:

a) Menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah,

b) Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya,

c) Membuat konsep abstrak ke konsep konkret,

d) Memberi kesamaan persepsi,

e) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,

f) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan

g) Memberi suasana belajar tidak tertekan, santai, menarik, sehingga

dapat mencapai tujuan pembelajaran.

f. Pertimbangan Pemilihan Media16

Setelah mengetahui tujuan, manfaat, dan fungsi media pembelajaran,

langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan media yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran di kelas. Pertimbangan media yang akan

16Hujair A.H. Sanaky, Opcit, hlm 6

18

digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena yang

dipilih harus sesuai dengan:

1) Tujuan pengajaran,

2) Bahan pelajaran,

3) Metode mengajar,

4) Tersedia alat yang dibutuhkan,

5) Pribadi pengajar,

6) Minat dan kemampuan pembelajar, dan

7) Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.

g. Media Pembelajaran Video

Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak

semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang

disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun

fiktif (misalnya ceritera), bisa bersifat informatif, edukatif maupun

instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tetapi

tidak berarti bahwa video dapat menggantikan kedudukan film. Masing-

masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri.17

Dengan menggunakan video, siswa dapat langsung mendapat atau

koreksi terhadap penampilan yang belum memenuhi persyaratan, jika

mereka mencobakan keterampilan atau kemampuan itu untuk menerapkan

prinsip tertentu.18

1) Untuk tujuan psikomotor

Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan

contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini, dapat

diperjelas, baik dengan cara diperlambat maupun dipercepat. Dengan

17Arief S. Sadiman, Op.Cit, hlm 74 18 Ronald Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. (Jakarta: CV

Rajawali, 1987), hlm 105

19

video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual

terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan gerakan yang

dimaksud.

2) Untuk tujuan afektif

Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat

menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan

emosi.

Kelebihan dan kelemahan video antara lain:

1) Menyajikan obyek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran

secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman

belajar,

2) Sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan

dapat menjadi pemacu dan motivasi pembelajar untuk belajar,

3) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik,

4) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan

dengan teknik mengajar secara ceramah dan diskusi persoalan yang

ditayangkan,

5) Menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar yang

dipelajari pembelajar, dan

6) Portable dan mudah didistribusikan

Kelemahan media video antara lain :

1) Pengadaannya memerlukan biaya mahal,

2) Tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan di

segala tempat,

3) Sifatnya komunikasi searah, sehingga tidak dapat memberi peluang

untuk terjadinya umpan balik,

4) Mudah tergoga menayangkan kaset VCD yang bersifat hiburan, sehinga

suasana belajar akan terganggu.

20

Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dan dapat

ditayangkan melalui medium video dan video compact disk (VCD). Sama

seperti medium audio, program video yang disiarkan (broadcaasted) sering

digunakan oleh lembaga pendidikan jarak jauh sebagai sarana penyampaian

materi pembelajaran. Video dan televisi mampu menayangkan pesan

pembelajaran secara realistik. Video memiliki beberapa features yang

sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu

features itu adalah slow motion di mana gerakan obyek atau

peristiwatertentu yang berlangsung secara cepat dapat diperlambat agar

mudah dipelajari oleh peserta didik.19

Media video dapat menjadi media yang efektif untuk

mengkomunikasikan atu menyajikan informasi atau pengetahuan yang

mencakup unsur gerak. Media ini juga memungkinkan pengguna dapat

melihat suatu proses dan peristiwa secara berkesinambungan.20

h. Pengenalan Media Pembelajaran dan Karakteristik Media Video

Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk

membantu proses pembelajaran. Baik untuk pembelajaran masal,

individual, maupun berkelompok. Pada pembelajaran yang bersifat masal

(mass instruction), manfaat video sangat nyata.

Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan

tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Di samping

itu, video menambah suatu dimensibaru terhadap pembelajaran. Hal ini

karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar

bergerak pada siswa, di samping suara yang menyertainya. Dengan

demikian, siswa merasa seperti berada di suatu tempat yang sama dengan

19Hujair A.H. Sanaky, Op.cit, hlm 108-109 20 Agus Rifai. Media Teknologi, (Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka, 2012). Hlm 4.15

21

program yang ditayangkan video. Seperti anda ketahui bahwa tingkat

retensi (daya serap dan daya ingat) siswa terhadap materi pelajaran dapat

meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan informasi awalnya

lebih besar melalui indra pendengaran dan pengelihatan.

Kemajuan teknologi video juga telah memungkinkan format sajian

video dapat bermacam-macam, mulai dari kaset, CD (compact disc), dan

DVD (Digital Versatile Disc). Hal ini mempermudah kita dalam

menontonnya, dapat lewat video player, VCD, dan DVD. Bahkan dapat

didistribusikan melalui siaran televisi. Oleh karena itulah, suatu materi

yang telah direkam dalam bentuk video dapat digunakan,baik dalam

peroses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun jarak jauh tanpa

kehadiran guru. Karena kemampuan itulah maka teknologi video banyak

digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama sistem pendidikan,

terutama di negara-negara maju.21

2. Rasa Percaya Diri

a. Pengertian Percaya Diri

Rasa percaya diri menurut Martin Perry merupakan kunci vital

untuk meraih kesusksesan dalam kehidupan pribadi. Kepercayaan diri

memampukan mengatasi tantangan baru, meyakini diri sendiri dalam

situasi sulit, melewati batasan yang menghambat, menyelesaikan hal yang

belum pernah dilakukan, dan mengeluarkan bakat serta kemampuan

sepenuhnya. Kepercayaan diri memberi keberanian unuk tidak

mengkhawatirkan akibat kegagalan.22

21 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011) hlm 86-88 22 Martin Perry, Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan Diri, (London: Penerbit Erlangga,

2006), hlm 6

22

Orang yang meragukan diri sendiri cenderung fokus pada apa yang

mungkin salah. Mereka menghawatirkan kemungkinan hasil negatif karena

pengalaman masa lalu membuktikan bahwa mereka akan memperoleh hasil

demikian. Mereka lebih fokus pada keraguan dari pada kekuatan mereka.23

b. Ciri-ciri Percaya Diri

Ciri orang yang percaya diri adalah lebih fokus pada apa yang bisa

dilakukan dan hasil positif yang akan diraih, bukan pada apa yang tidak bisa

dilakukan dan apa yang mungkin salah. Tanpa kepercayaan diri, tantangan

hidup akan terasa sulit diatasi. Kepercayaan diri menguatkan diri untuk

mengatasinya.24

c. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Secara umum, konsep diri sebagai gambaran tentang diri sendiri

dipengaruhi oleh hubungan atau interaksi individu dengan lingkungan

sekitar, pengamatan terhadap diri sendiri dan pengalaman dalam kehidupan

keseharian. Sebagaimana haknya dala perkembangan pada umumnya,

keluarga khususnya orang tua berperan penting dalam perkembangan

konsep diri anak.

Selanjutnya menurut Friedman menjelaskan bahwa pengasuhan orang

tua berdampak pada konstruk psikologis anak. Model pengasuhan yang

permisif dan otoriter cenderung mengakibatkan konsep diri dan kompetensi

sosial yang rendah. 25

Beberapa hasil penelitian, bahwa rasa percaya diri mempunyai

hubungan dengan prestasi, motivasi belajar, perilaku konsumtif, perilaku

23 Ibid, Martin Perry 24 Ibid, Martin Perry Hlm 6 25 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidkan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup, 2010), hlm.123-124.

23

sexs, kegiatan merokok, stres pada individu, komunikasi individu dan

penyesuaian sosial. Rasa percaya diri ini dipengaruhi oleh jenis kelamin,

kebudayaan, wawasan dan pola fikir yang luas, perceraian orang tua serta

penampilan fisik seseorang. Sedangkan mahasiswa yang aktif dalam

organisasi kemahasiswaan memiliki kepekaan sosial yang tinggi, lebih

berperilaku assertif, memilki motif belajar yang bagus, berprestasi, memilki

sikap yang positif pada kepemimpinan wanita dalam politik. Berdasarkan

pemaparan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan

dengan rasa percaya diri.

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri biasanya mereka memilih

untuk menjadi dirinya sendiri dan memilki pribadi yang lebih efektif. Siapa

lagi yang diperuntukkan bagi diriku selain diriku sendiri. Bila aku hanya

bagi diriku sendiri. Mengenali diri sendiri merupakan tugas pertama.

Konsep dasar kursus adalah gagasan akan pengendalian diri sendiri.

Pengendalian berarti bahwa Anda dapat menjadi perilaku aktif dalam

pemenuhan kebutuhan sendiri, dapat membuat keputusan-keputusan dan

berbuat untuk mencapai cita-cita yang diinginkan, khususnya pada saat

ketika apa yang kita butuhkan tidak tergantung pada kerjasama atau

partisipasi orang lain.26

d. Rasa Rendah Diri

Adler berpendapat dalam teorinya teori Adler tentang rasa rendah diri,

pengertian ini mencakup segala rasa kurang berharga yang timbul karena

ketidakmampuan psikologis atau sosial yang dirasa subyektif, akan tetapi

kemudian dia memasukkan hal itu ke dalam suatu pengertian yang lebih

26Ulin Nadhrah, Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar IPS Siswa MTS. Al-Falah

Jakarta Selatan, (Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah, 2013)

24

luas yaitu rasa diri kurang atau rasa rendah diri yang timbul karena perasaan

kurang berharga atau kurang mampu dalam suatu bidang.

Alder menambahkan penyelidikannya dalam Rasa percaya diri, dia

mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling penting adalah

kebutuhan akan kepercayaan diri sendiri dan rasa superioritas. Dengan

hubungan dengan orang lain rasa rendah diri terlihat sebagai rasa malu,

kebingungan, dan rendah hati yang berlebihan.27

Sebab rasa rendah diri28 :

Pertama : segi jasmaniyah seperti pendek, tinggi, kurus, gemuk.

Ternyata, bahwa anak karena dia masih anak, dan lemah serta pendek, ia

merasakan kekurangan jasmani. Dia mengimbangi semuanya itu dengan

dorongan untuk sempurna, lalu ia melakukan cara tertentu mulai sejak

kecilnya. Adler berpendapat bahwa kekuranga jasmani pada waktu kecil

adalah dasar yang penting terhadap kekurangan psikologi.

Kedua : segi mental, misalnya terbelakang dalam pelajaran dan

kurang kemampuan untuk mengambil kebijaksanaan serta mudah tunduk

kepada orang lain.

Ketiga : segi sosial, misalnya seorang yang tidak menonjol di antara

orang lain, tidak mendapat penghargaan dari orang sekitar, kurang berguna

bagi mereka atau lain sebagainya.

Sepuluh petunjuk untuk memperbaiki kepercayaan diri sendiri29:

1) Sebagai langkah pertama carilah sebab-sebab saudara merasa rendah

diri. Sekali saydara mengetahui sebab-sebab itu maka saudara sudah

mendapatkan prasyarat yang sangat penting untuk suatu perbaikan

kepercayaan diri sendiri yang direncanakan.

27Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm 160 28Abdul Aziz Al-Quussy, Ilmu Jiwa (Prinsip-prinsip dan Implementasinya dalam Pendidikan),

(Jakarta: Penerbit bulan Bintang), hlm 464 29Agus Sujanto, Op.Cit hlm 161-162

25

2) Atasi kelemahan saudara. Hal yang penting adalah saudara harus

memiliki kemauan yang kuat. Karena dengan begitu saudara akan

memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang

sebenarnya.

3) Cobalah memperkembangkan bakat dan kemampuan saudara lebih

jauh. Dengan begini saudara mengadakan kompensasi bagi kelemahan

saudara, sehingga kelemahan itu tidak lagi penting bagi saudara.

4) Bahagialah dengan keberhasilan saudara dalam suatu bidang tertentu

dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya. Perkiraan saudara

sendiri atas keberhasilan saudara adalah lebih penting untuk kesadaran

diri saudara sendiri dibandingkan dengan pendapat orang lain.

5) Bebaskan diri saudara dari pendapat orang lain. Janganlah berbuat

berlawanan dengan keyakinan saudara sendiri. Hanya dengan begitu

saudara akan merasa merdeka di dalam diri sendiri dan yakin akan diri

sendiri.

6) Jika misalnya saudara tidak puas dengan pekerjaan Saudara tapi tidak

melihat sesuatu kemungkinanpun untuk memperbaiki diri saudara,

maka kembangkanlah bakat-bakat Saudara melalui suatu hobi.

7) Jika saudara diminta untuk melakukan pekerjaan yang sukar, cobalah

melakukan pekerjaan saudara dengan rasa optimis. Jika anda takut atas

tugas itu, maka di masa depan saudara akan kurang percaya pada

kemampuan saudara sendiri dan akhirnya gaal dalam tugas yang tidak

begitu sulit.

8) Jangan terlalu bercita-cita, karena cita-cita yang kelewat batas tidak

baik. Makin besar cita-cita saudara, maka akan semakin sulit bagi

saudara untuk memenuhi tuntutan yang tinggi itu.

9) Jangan terlalu sering membandingkan diri saudara dengan orang lain.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan lebih baik oleh orang lain

dibandingkan dengan saudara. Jika saudara terus menerus

26

membandingkan diri saudara dengan orang lain maka ada kemungkinan

saudara akan kecewa dengan diri saudara sendiri. Dan ini tidak baik

bagi penghargaan atas nilai diri saudara sendiri.

10) Janganlah mengambil sebagai moto ungkapan yang berbunyi “apapun

juga yang dilakukan dengan baik oleh orang lain, saya harus dapat

melakukannya dengan sama baiknya”, karena tak seorangpun dapat

sama dalam tiap bidang.

3. Puisi

a. Pengertian Puisi

Slametmuljana menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk

kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.

Pengulangan kata itu menghasilkan rima, ritma, dan musikalitas. Bahasa

puisi menurut Coleridge adalah bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar-

benar diseleksi penentuannya secara ketat oleh penyair. Karena bahasanya

harus bahasa pilihan, maka gagasan yang dicetuskan harus diseleksi dan

dipilih yang terbagus pula. Clive Sansom memberikan batasan puisi sebagai

bentuk pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman

intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional.30

Kamus Besar Bahasa Indonesia puisi diartikan sebagai ragam astra

yang bahaanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan

bait. Luxemburg, antara lain menyebutkan, puisi adalah teks-teks monolog

yang isinya bukan pertama-tama merupakan sebuah alur.31

b. Bentuk dan Struktur Puisi

Struktur fisik puisi:

30Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987), hlm 23 31 Kamus Besar Bahasa Indonesia

27

1) Perwajahan puisi (Tipografi)

Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik, dan bait

dalam puisi,

2) Diksi

Diksi adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair

dalam puisinya. Karena puisi adalah karya sastra uang dengan sedikit

kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, kata-katnya harus dipilih

secermat mungkin,

3) Imaji

Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman indrawi, seperti pengelihatan, pendengaran, dan perasaan,

4) Kata konkret

Seperti yang diterangkan di atas bahwa kata konkret berhubungan

erat dengan imaji. Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap

dengan indra,

5) Bahasa figuratif (majas)

Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau

meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu,

6) Verifikasi (rima, ritme, dan metrum)

Rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik di awal, tengah,

maupun akhir baris puisi,

Ritma merupakan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya

bunyi. Ritma sangat menonjol bila puisi itu dibacakan. Ada ahli yang

menyamakan ritma dengan metrum.

Struktur batin puisi :

1) Tema atau makna

Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh

pengarang,

28

2) Rasa

Rasa dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pokok pembicaraan

yang terdapat dalam puisinya,

3) Nada

Nada dalam puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada

juga berhubungan dengan tema dan rasa,

4) Amanat atau tujuan

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh peyair melalui

puisinya.

Jika pengetahuan itu ditinjau dari segi bentuk batin puisi maka Herbert

Spencer menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan

yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.

Sedangkan Samuel Johnson menyatakan bahwa puisi adalah peluapan yang

spontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi yang

berpadu kembali dalam kedamaian. Sementara itu, P.B. Shelley

menyatakan bahwa puisi merupakan rekaman dari saat-saat yang paling

baik dan paling menyenangkan. Selanjutnya Thomas Carlyle menyatakan

bahwa puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal.32

Beberapa pengertian yang diuraikan di atas jika didata dapat

disebutkan sebagai berikut33:

1.) Dalam puisi terjadi pengkonsentrasian atau pemadatan segala unsur

keuatan bahasa,

2.) Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus,

diatur sebaik-baiknya dengan memperhatkan irama dan bunyi,

32Herman J. Waluyo, Ibid hlm 23-25

29

3.) Puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan

mood atau pengalaman jiwa dan bersifat imajinatif,

4.) Bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif, hal ini ditandai dengan

kata konkret lewat pengimajian, pelambangan, dan pengiasan, atau

dengan kata lain, dengan kata konkret dan bahasa figuratif,

5.) Bentuk fisik dan bentuk batin puisi merupakan kesatuan yang bulat dan

utuh menyaturaga tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang

padu. Bentuk fisik dn bentuk batin itu dapat ditelaah unsur-unsurnya

hanya dalam kaitannya dengan keseluruhan. Unsur-unsur itu hanyalah

berarti dalam totalitasnya dengan keseluruhannya.

4. Deklamasi Puisi

a. Pengertian Deklamasi Puisi34

Deklamasi puisi adalah gaya formal seni baca puisi. Bentuk

pembacaan puisi yang telah dihafal dan diwujudkan dengan suara,

artikulasi, dan intonasi tertentu yang didukung dengan bahasa isyarat,

gerak tubuh, dan mimik.

b. Pengertian Membaca Puisi

Keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian, keharmonisan

antara keindahan bentuk dan keindahan isi. Dengan kata lain, suatu karya

sastra dikatakan indah kalau, baik bentuknya maupun isinya sama-sama

indah, terdapat keserasian, keharmonisan antara keduanya.

Apabila seorang pembaca dapat mengenal serta mengerti seluk beluk

bahasa dalam suatu karya sastra, semakin mudahlah dia memahami isinya

serta menikmati keindahannya. Untuk itu paling sedikit, seorang pembaca

34 Hamdy Salad, Panduan Wacana & Apresiasi Musikalisasi Puisi. (Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar, 2015), hlm 5

30

harus apat membedakan bahasa ilmiah dengan bahasa sastra, dia harus

memahami jenis-jenis gaya bahasa.35

Membaca sebuah puisi tidaklah sama dengan membaca pada sebuah

cerita/informasi. Dalam membaca puisi kita harus memperhatikan serta

tahu mengenai penghayatan dan penjiwaan ketika membaca puisi tersebut.

Memerlukan lafal dan intonasi yang jelas serta memahami makna dari isi

puisi yang terkandung di dalamnya, karena puisi memiliki makna yang

tersirat.

Menikmati puisi pada dasarnya “mengalami puisi”, atau lebih tepat

mengalami suasana kepuitisan yang ditimbulkan oleh sebuah sajak. Dalam

tahap ini siswa meresapkan kepuitisan sajak yang dapat dirasakan melalui:

irama, rima, pilihan kata, ungkapan, dan jaringan imaji. Untuk dapat

mengkonkretkan kelima unsur kepuitian itusebuah sajak yang memenuhi

syarat dideklamasikan atau dibacakan dengan baik.36

c. Kegiatan Memahami Puisi37

Ketika murid memperoleh kenikmatan menghayati sajak, dlam batin

murid itu terpola pertanyaan, mengapa sajak ini atau sajak itu menimbulkan

kenikmatan pertanyaan semacam ini merupakan tanda mulai

berlangsungnya proses pemahaman sajak.

Langkah-langkah pemahaman puisi akan mencakupi pokok-pokok

sebagai berikut:

1) Titik pandang,

2) Ungkapan,

3) Makna,

35Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Bandung,

Penerbit Angkasa Bandung), 2008, hlm 141. 36 Sumardi, Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi: Untuk SLTP dan SLTA, (Jakarta: Balai Pustaka,

1997), hlm 39 37 Ibid hlm 45

31

4) Pesan,

5) Nada dan suasana.

d. Kegiatan Ekspresi38

Setelah tahap penikmatan dan pemahaman sajak dilalui, tahap

berikutnya yang harus dihadapi adalah tahap kegiatan ekspresi. Dengan

kegiatan ekspresi ini, diharapkan akan terpupuk sikap apresiatif yang lebih

matang.

Berdasarkan pertimbangan bahwa hubungan langsung siswa dengan

puisi akan berakibat positif bagi siswa, pelaksanaan kegiatan ekspresi ini

dapat diarahkan berbagai cara sebagai berikut:

1) Kegiatan baca sajak dan deklamasi

Membaca sajak di depan kelas atau berdeklamasi pada dasarnya

adalah kegiatan eksprsi tahap awal. Membacakan sajak dengan aik atau

mendeklamasikan sajak secara tepat memerlukan latihan. Ketepatan

membacakan sajak dan keterampilan berdeklamasi juga dapat

menunjukkan tingkat pemahaman puisi, dan lebih jauh lagi dapat

menjadi petanda tingkat apresiasi.

Kegiatan deklamasi atau membacakan sajak di depan kelas

merupakan kegiatan ekspresi yang paling mendasar. Dalam kegiatan ini

upaya menwujudkan pengalaman batin dalam membaca sajak terbatas

pada pengungkapan kembali kata-kata, simbol-simbol yang

dipakaipenyair setelah ditafsikan, diberi makna seperlunya.

2) Kegiatan dramatisasi sajak

38 Ibid hlm 62-65

32

yang dimaksud dramatisasi sajak adalah kegiatan yang berkaitan

dengan upaya menghidupkan sajak di dalam gerak di atas pentas atau di

depan kelas. Dengan perkataan menghidupkan dimaksudkan

mewujudkan sajak atau menggerakkan sajak sehingga keutuhan sajak

itu dapat dilihat atau dinikmati secara visual.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi

Nur Amalia dengan judul “Pengaruh Media Audiovisual terhadap

Kemampuan Mendeklamasikan Puisi pada Siswa Kelas VII SMP

Muhammadiyah 12 Ciputat Kelas VII Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Persamaan antara skripsi peneliti dengan skripsi yang dibuat oleh Nur

Amalia adalah pengaruh penggunaan media video pada pembacaan

puisi, perbedaanya pada skripsi Nur Amalia hanya meneliti mengenai

pengaruh media audiovisual, sedangkan pada skripsi peneliti

menggunakan kaitannya dengan rasa percaya diri siswa pada saat

pembacaan puisi.

Penelitian kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi

Universitas Negeri Yogyakarta Dwi Masithoh Citra Kusuma Putri

(2014) dengan judul “Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada

Peserta Didik dengan Unjuk Diri Menggunakan Media Pop Up Book di

TK Baitul Hikmah”. Persamaan pada skripsi ini adalah dalam upaya

meningkatkan rasa percaya diri siswa dengan menggunakan media

pembelajaran, perbedaannya pada skripsi Dwi Masithoh media yang

digunakan adalah media pop up book, sedangkan peneliti menggunakan

media audio visual berupa video clip. Hasil penelitian pada skripsi Dwi

Mashitoh Citra Kusuma Putri media pop up book berpengaruh terhadap

hasil siklus I dan II.

33

Penelitian yang relevan ketiga adalah pada skripsi Siti Rohaeti (2014)

dengan judul “Pengaruh Media Video Terhadap Kemampuan Pidato

Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran

2012-2013”. Persamaan pada skripsi ini adalah peneliti mengambil

penggambilan media yang sama dalam pembelajaran yaitu media video,

perbedaannya adalah terletak pada mata pelajaran yang digunakan

antara skripsi Siti Rohaeti dengan peneliti, jika Siti Rohaerti

menggunakan materi kemampuan pidato, peneliti menggunakan materi

puisi. Terdapat peningkatan pada hasil penelitian Siti Rohaeti yaitu pada

kelas eksperimen Siti Rohaeti mendapatkan hasil 45,00 dan pada kelas

kontrol Siti Rohaeti mendapatkan nilai 35,94 .

C. Kerangka Berpikir

Pada proses belajar mengajar seringkali guru menemukan peserta

didik yang merasa kurang percaya diri apabila dipersilakan untuk

mengacungkan tangan untuk bertanya dan memberikan pendapat atau pun

saat guru menunjuk peserta didik untuk ke depan kelas mempresentasikan

atau menampilkan diri untuk unjuk gigi terkait dengan materi pembelajaran

yang sedang berlangsung. Salah satunya pada materi membaca puisi. Pada

suatu seminar diterangkan oleh seorang ahli bahwa Indonesia memiliki

krisis kepercayaan diri pada peserta didik berbeda dengan negara-negara

lain ketika diminta bertanya atau unjuk gigi di depan kelas hampir semua

peserta didik mengangkat tangannya.

Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya rasa kurang

percaya diri siswa, di antaranya cara mengajar guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran yang membosankan dan berlangsung terus-menerus

dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat menyebabkan banyak akibat

34

pada proses berpikir dan kreatifitas siswa, salah satunya mematikan rasa

percaya diri siswa.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan perhatian

siswa yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang berfungsi

sebagai sarana dalam menyampaikan informasi di dalam proses kegiatan

belajar-mengajar. Media yang dimaksud adalah media video. Media video

terkait dengan penelitian yang sedang berlangsung digunakan pada materi

membaca puisi pada pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan media

tersebut peserta didik melihat secara langsung pembacaan puisi dengan baik

dan benar.

Melalui media video tersebut, diharapkan siswa dapat dengan mudah

memahami materi pembelajaran terutama pada materi membaca puisi, dan

diharapkan pula dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri peserta didik

dan merangsang kemampuan berpikir kreatif untuk bisa menampilkan diri

di depan kelas dengan sebaik mungkin.

Jadi pada penjelasan di atas pemanfaatan media video akan efektif

untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa pada materi membaca puisi.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Apakah benar ada pengaruh antara media video dengan rasa percaya diri

siswa pada materi membaca puisi?. Maka diperlukan pengujian hipotesis,

rumus yang diuji sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa

percaya diri pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat Tangerang Selatan.

Ha: Terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa percaya

diri pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP Muhammadiyah

17 Ciputat Tangerang Selatan.

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Waktu Penelitian, dan Sumber Data Penelitian

1. Tempat Penelitian

SMP Muhammadiyah 17 Ciputat yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda

211, Rempoa Ciputat Timur Kode Pos 15412 Telp/Fax (021) 7401364.

2. Waktu Penelitian

06 Oktober 2015 – 04 April 2016

Waktu dan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Waktu

1. Pembuatan surat observasi dan

penelitian

06 Oktober 2015

2. Permohonan surat rekomendasi

penelitian

02 Oktober 2015

3. Observasi sekolah 06 Oktober – 04 November

2015

4. Penyebaran angket 10 – 11 November 2015

5. Wawancara guru 26 November 2015

6. Pembuatan surat penelitian dari

pihak Sekolah

03 Desember 2015

7. Analisis hasil penelitian 05 Desember – 04 April 2016

3. Sumber Data Penelitian

36

Peneliti mendapatkan sumber untuk menjadi landasan serta bantuan

untuk memudahkan penulis, yaitu dengan:

a. Data Primer

Membutuhkan data dari sumber pertama yaitu responden

dengan mengisi angket pertanyaan.

b. Data Sekunder

Menggunakan studi kepustakaan, yaitu berupa buku,

penelitian, dan jurnal.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui secara empiris

mengenai pengaruh antara media video clip dengan rasa percaya diri

siswa pada materi membaca puisi.

B. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian yang dimaksudkan

melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri penulis

sebagai instrumen kunci. Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan metode

eksperimen.

“Metode eksperimen merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk

menjawab pertanyaan: “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol

dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” dalam hal ini peneliti memanipulasikan

suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati

pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara

sengaja tadi”.39

Pada penelitian ini, penulis menggunakan model quasi eksperimen atau

eksperimen semu kategori tes awal dan tes akhir dalam dua kelompok (pretest and

posttest group). Dalam penelitian yang digunakan one group pretest and posttest

design. “Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

39 Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 150

37

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”40. “Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

eksperimen semu, yaitu untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan

bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam

keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua

variabel yang relevan”41.

Desain penelitian one group pretest and posttest design ini diukur

dengan menggunakan pretest yang dilakukan sebelum diberi perlakukan dan

postestyang dilakukan setelah diberi perlakukan. “Tujuan penelitian eksperimen

yaitu untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebabakibat dengan cara

mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih

kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih

kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan”.42

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan.43

Berdasarkan pada batasan tentang populasi di atas, maka yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 17

Ciputat berjumlah 168 siswa .

2. Sampel

40 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. (Bandung:

Alfabeta, 2010), hlm. 107 41 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,1997), hlm. 54 42 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 88 43 S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2010) hlm.118

38

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

tersebut.44 Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk

dipelajari, sampel yang dipelajari yaitu dari kelas VII B dan VII C bejumlah 76

siswa.

Variabel Penelitian dan Deskripsi Variabel Penelitian :

Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Penelitian Pendidikan Metode dan

Paradigma Baru menjelaskan variabel merupakan suatu fenomena yang bervariasi

atau suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi45.

Variabel terbagi menjadi dua macam, variabel bebas (independent variable) dan

variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah kondisi yang oleh

pelaku eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan

fenomena yang diobsevasi, sedangkan variabel terikat adalah kondisi yang berubah

ketika pelaku eksperimen mengganti variabel bebas46. Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

Definisi Konseptual

Variabel bebas (x) = Media pembelajaran video clip pada materi

memdeklamasikan puisi.

Variabel terikat (y)= Tingkat rasa percaya diri.

Variabel media pembelajaran video clip merupakan variabel X yang meliputi

bentuk dari inovasi pembelajaran dalam materi membaca puisi guna meningkatkan

rasa percaya diri siswa. Adapun variabel tingkat rasa percaya diri merupakan

variabel Y yang meliputi bentuk dari rasa kepercayaan akan kemampuan yang

dimiliki untuk tampil berani di depan kelas.

Definisi Operasional

44 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.118 45 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm185 46 Ibid, Zainal Arifin, hlm 188

39

Media video clip adalah suatu alat bantu guru dalam bentuk audio visual yang

bertujuan untuk menarik minat peserta didik dalam proses belajar-mengajar serta

dapat memberikan suatu inovasi belajar agar tidak terjadi timbulnya rasa

kebosanan. Sedangkan rasa percaya diri adalah satu di antara aspek-aspek

kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Alferd Adler mencurahkan

dirinya pada penyelidikan rasa rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan yang

paling penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar yang ditetapkan, secara umum terdapat empat macam

teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi47. Maka

metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:

1. Observasi/ Pengamatan

Secara bahasa observasi berarti memperhatikan dengan penuh perhatian

seseorang atau sesuatu, memerhatikan dengan penuh perhatian berarti

mengamati tentang apa yang terjadi. Observasi adalah suatu kegiatan mencari

data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpuan atau

diagnosis48. Observasi juga berarti pengamatan terhadap objek yang akan

dicatat datanya, dengan persiapan yang matang, dilengkapi dengan instrumen

tertentu. Observasi dapat dikatakan pula proses pengumpulan data dengan

pengamatan secara langsung ke lokasi untuk mencari data yang relevan.

47 Op. Cit, Sugiyono, hlm 308-309 48 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2014) hlm. 209

40

2. Lembar Penilaian

Berupa lembar soal yang diberikan pada saat pretest dan posttest. Tes

yang penulis gunakan berupa tes lisan. Kriteria penilaian puisi seperti intonasi,

Ketepatan ekspresi/mimik, Artikulasi, Penghayatan, Penampilan.

3. Wawancara

Wawancara terstruktur dugunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalammelakukan

wawancara pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan.49

Penelitian ini peneliti mewawancarai guru Bahasa Indonesia kelas VII

SMP Muhammadiyah 17 Ciputat sebagai data untuk menguatkan penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau

dicetak, mereka dapat berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan

dokumen-dokumen50.

Peneliti menggunakan foto-foto sebagai bukti yang menguatkan adanya

penelitian di SMP Muhammadiyah 17 Ciputat.

Berdasarkan dari metode penelitian yang dipakai, peneliti menggunakan

metode observasi, lembar penilaian, wawancara, dan dokumentasi.

E. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data, penulis menempuh cara sebagai berikut:

49 Op.Cit, Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Hlm 188 50 Op.Cit, Uhar Suharsaputra, hlm.215

41

1. Editing/verifikasi (pembuktian)

Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada penulis,

penulis segera meneliti kelengkapan dalam mengisi angket bila ada jawaban

yang tidak dijawab, penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk

disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah.

2. Skoring

Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan

skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Untuk menentukan skoring,

semua pertanyaan angket akan ditabulasi dengan skor nilai setiap itemnya,

dengan cara jawaban dengan huruf akan diubah menjadi angka.

Tabel 01

Skor Penilaian Puisi

No. Kategori

Penilaian

Bobot Penilaian

Sangat

Buruk

Buruk Sedang Baik Sangat

Baik

0-4 5-8 9-12 13-16 17-20

1. Intonasi

2. Ketepatan

Ekspresi/mimic

3. Artikulasi

4. Penghayatan

5. Penampilan

3. Tabulating (menyusun dalam bentuk tabel)

42

Langkah kedua adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban

yang terdapat di dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel. Kemudian setelah

data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah.

4. Analiting (menganalisis)

Langkah ini adalah menganalisa data yang telah diolah secara verbal

sehingga hasil penelitian mudah dipahami.

5. Concluding (kesimpulan)

Langkah ini adalah memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan

interpretasi data.

Sebelum mengambil data dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu mengambil

data kemampuan berpidato siswa dengan menggunakan uji homogenitas. “Pengujian

homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah

distribusi atau lebih”51. Uji homogenitas yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

uji homogenitas variansi. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.

F. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik untuk menguji apakah benar ada pengaruh antara media

video clip dengan rasa percaya diri siswa pada materi membaca puisi. Maka

diperlukan pengujian hipotesis, rumusnya sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa

percaya diri pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP

Muhammadiyah 17 Ciputat Tangerang Selatan.

Ha: Terdapat pengaruh media video clip dalam meningkatkan rasa percaya diri

pada pembelajaran dekalamasi siswa kelsa VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Tangerang Selatan.

51 Anwar Hidayat, uji Homogenitas, http://statistikian.blogspot.com. Hari Rabu, tanggal 30 April

2014, pukul 12:39.

43

Langkah-langkah menghitung uji homogenitas:

1. Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X dan Y, dengan rumus:

Sx2 =

√𝒏.∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙𝟐)

𝒏 (𝒏−𝟏) Sy

2 = √𝒏.∑ 𝒚𝟐 −(∑ 𝒚𝟐)

𝒏 (𝒏−𝟏)

2. Mencari F hitung dengan varians X dan Y, dengan rumus:

F = 𝑺𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓

𝑺𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍

3. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F, dengan

Untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1

Untuk varians terkecil adalah dk penyebut n-1

Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen

Jika Fhitung > Ftabel, berarti tidak homogeny

Rumus Nilai Rata-rata : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Tabel 02

Indeks Interpretasi

Product

Moment (rxy)

Interpretasi

44

0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi akan

tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah.

0,20-0,40 Antara variabel X dan Y memang terdapat karelasi yang

lemah.

0,40-0,70 Antara variabel X dan Ymemang terdapat korelasi yang

sedang.

0,70-0,90 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang

kuat.

0,90-1,00 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang

sangat tinggi dan kuat.

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

1. Profil dan Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda No. 211

Kelurahan/kecamatan : Rempoa/Ciputat Timur

Kabupaten/Kota : Tanggerang Selatan

Telepon : (021) 7401364

Nama Yayasan : Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Ciputat

NSS/NSM/NDS : 204020417053 / 2002040011

Jenjang Akreditasi : Terakreditasi “A”

Tahun didirikan : 10 Oktober 1964

Tahun Beroperasi : 10 Oktober 1964

Kepemilikan Tanah :

a. Status Tanah : Tanah Desa

b. Luas Tanah : 1000 M

Status Bangunan : Pribadi

a. Surat Izin Bangunan : -

b. Luas Bangunan : 1176 M

Sejak Pimpinan Muhammadiyah Cabang Ciputat memberikan kepercayaan

kepada kami untuk menjadi kepala di SMP Muhammadiyah 17 Jakarta dengan SK

Pengangkatan No.A.1/01 – SK/PMC/I/1981 tanggal 7 Januari 1981 ada 3 pokok yang

menjadi tantangan berat yang harus dihadapi :

46

1) Pembangunan fisik gedung.

2) Menertibkan disiplin guru/murid.

3) Mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Pada bulan Januari 1979 setelah Pimpinan sekolah dipercayakan kepada saya,

mulailah saya bergerak untuk meneruskan bangunan yang sudah tertunda beberapa

waktu. Selang beberapa lama kegiatan panitia terhenti sama sekali sehingga bangunan

tidak dapat dilanjutkan lagi. Melihat keadan yang demikian, Pimpinan Muhammadiyah

Cabang menganggap perlu menyegarkan kembali kepemimpinan sekolah.

Modal utama yang saya miliki adalah modal kepercayaan. Saya menghubungi

beberapa material untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan. Salah seoarang

antaranya ialah bapak Haji Muchrodi (pimp.Muhammadiyah ranting Rempoa) yang

waktu itu tempat materialnya masih di Cipete Cilandak. Beliau menyanggupi untuk

memberi bahan-bahan dengan perjanjian akan dibayar secara berangsur.

Pengambilan bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan sangat banyak,apalagi

setelah rencana penambahan ruangan mulai dikerjakan. Hutang kepada bapak haji

Muchorodi mencapai jutaan rupiah, belum termasuk hutang dimaterial lain. Namun

dengan keyakinan penuh dan dengan kepercayaan pihak material, hutang-hutang itu

bisa terselesaikan secara bertahap

Pada tahun 1980 bulan Ramadhan, rencana lanjutan adalah menambah

bangunan 3 lokal lagi, namun karena kondisi keuangan sangat memprihatinkan, hanya

bisa terwujud 2 lokal, itupun tidak sampai selesai. Pada tahun berikutnya juga dibulan

Ramadhan * dibangun 1 lokal lagi sambil menyempurnakan kekurangan-kekurangan

yang 2 lokal. Pada bulan puasa berikutnya dilanjutkan pembangunan kantor, 1 ruang

belajar dan 1 lagi ruang perpustakaan.

Alhamdulillah karena ukurannya lebih kecil, secara sederhana bisa

terselesaikan. Demikian proses pembangunan lantai dasar gedung SMP

Muhammadiyah 17 dari tahap ketahap, sampai berdiri bangunan 7 ruang belajar, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang kantor dan 1 musholla.

47

Berdirinya gedung SMP muhamadiyah 17 yang sederhana, kepercayan

masyarakat pun untuk menitipkan anaknya belajar di SMP Muhammadiyah 17 mulai

berangsur baik. Ini terbukti dari pendaftaran murid baru setiap tahun ajaran, diaman

pendaftar yang masuk selalu melebihi dari daya tampung sekolah perlu ditambahkan

bahwa gedung yang dibangun atas swadaya masyarakat

Periodesasi Pimpinan SMP Muhammadiyah 17 adalah sebagai berikut :

1) Tahun 1964 – 1965 : Drs. H. Abd. Rahman Partosuntono

2) Tahun 1965 – 1969 : Drs. H. Mawardi Idrus

3) Tahun 1970 – 1974 : Drs. Moh. Syafei

4) Tahun 1975 – 1977 : Drs. Nasrun Mahmud

5) Tahun 1977 – 1978 : Witarya Permana, BA.

6) Tahun 1978 – 1988 : Djalaluddin Tumanggor, BA.

7) Tahun 1988 – 1994 : Aslih Rosi

8) Tahun 1994 – 2002 : Dahlan Akbar, BA.

9) Tahun 2002 – 2008 : Drs. Sobari

10) Tahun 2008 – 2011 : Mahrudin, SE.

11) Tahun 2011 – 2015 : Drs. Sayuti Sufriatna, MM

Keadaan Siswa

12)

Kelas Jurusan

Jumlah Jumlah

Rombel

Awal Bulan Keluar Masuk Akhir Bulan

L P JMLH L P L P L P JMLH

VII. 4 95 75 170 1 2 1 - 95 73 168

VIII. 3 74 49 123 6 1 7 2 75 50 125

IX. 2 42 35 77 - - 2 - 44 35 79

Jumlah 10 211 159 370

- - - - 214 158 372

Jumlah Total 370 - - - - 372

48

VISI DAN MISI SMP MUHAMMADIYAH 17 CIPUTAT

VISI

“Menjadikan SMP Muhamamdiyah 17 Ciputat Kota Tangerang Selatan sebagai

Lembaga Pendidikan yang mampu mencetak Peserta didik menjadi insan yang

berakhlakul karimah, berkualitas, inovatif, kreatif, mandiri, berdaya juang tinggi dan

memiliki wawasan IMTAQ dan IPTEK”.

MISI

1) Melaksanakan pengembangan sarana prasarana dan media pembelajaran.

2) Melaksanakan pengembangan prestasi bidang akademik.

3) Melaksanakan pengembangan prestasi non akademik

4) Melakukan transformasi dan inovasi dalam pengelolaan pendidikan yang sejalan

dengan perkembangan masyarakat, sains, dan teknologi.

5) Menumbuhkembangkan semangat pengabdian yang tinggi dan luhur yang disertai

akhlakul karimah melalui ketauladanan.

2. Tujuan dan Target SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

TUJUAN / TARGET

Dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP Muhammadiyah

17 Ciputat Kota Tangerang Selatan dapat dijadikan pedoman dalam pengelolaan

pendidikan sehingga :

1) Mampu mendidik, membimbing dan melatih siswa agar menjadi siswa yang

cerdas, terampil, berkualitas, dinamis serta berfikir rasional.

2) Mampu mewujudkan siswa yang berakhlak mulia dan berbudi luhur dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan Iman dan Taqwa.

3) Mampu meningkatkan prestasi siswa dalam Ujian Nasional mendapat nilai rata-

rata minimal 6,5 dan kenaikan kelas KKM 100%.

49

4) Mampu menjadi juara I bidang akademik dan non akademik.

5) Mampu mewujudkan siswa lulusan yang melanjutkan ke SMA/SMK Negeri.

6) Tim kesenian dapat tampil dalam acara di Kecamatan, Kabupaten/Kota maupun

Propinsi.

7) Siswa dapat melaksanakan ibadah dengan baik.

8) Siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik.

B. Pengolahan dan Analisis Data

Uji Homogenitas

Nilai pretest digunakan penulis untuk menentukan nilai homogenitas antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 03

Nilai Pretest Kelas Eksperimen (Kelas 7.B)

No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah

1. Hanna Yunita 13 9 14 10 13 59

2. Baginda Tazwa 9 8 8 11 12 48

3. Syalaisya Ananda Dilla 12 9 13 10 13 57

4. Fikri Bagas 8 9 10 9 10 46

5. Rehan Afandy 10 9 12 10 10 51

6. Firdya Adinda P. 14 11 12 12 14 63

7. Danar Yusuf 10 8 11 8 10 47

8. Very 8 8 10 9 10 45

9. M. Luthfi H. 9 8 13 10 12 52

50

10. Ahmad Fauzi 9 9 10 9 10 47

11. Ardian Pratama 10 11 9 9 11 49

12. Syifa Nisa 11 12 10 9 13 55

13. Ainun Adilah 10 10 11 10 12 53

14. Septi Amanda 13 11 10 10 13 57

15. Muhammad Iqbal 12 10 12 10 11 55

16. Fikra Novanda Ramadhan 9 8 10 9 10 46

17. Muhammad Ilham Habibi 8 9 11 9 10 47

18. Astrid A. 12 12 13 10 13 60

19. Defi Selfia 12 11 12 10 11 56

20. Muhammad Ghozy Alfatty 10 9 9 8 10 46

21. Ikke Ardila Rahmawati 11 10 12 10 10 53

22. Alfunito Iman P. 10 9 11 10 10 50

23. Fatimah Azzahra 12 12 10 10 11 55

24. Bagas Saputra 10 10 9 9 10 48

25. Andre Kurniawan 8 9 9 8 9 43

26. Nabila Luthfiani 10 10 11 10 11 52

27. Siti Mala Arbela Pahrozi 8 9 10 9 9 45

28. Aldi Rian Hidayat 10 9 10 8 10 47

29. Dinda Nurhaliza 8 9 11 10 10 48

51

30. Ilham Nur Elzar 9 10 13 9 12 53

31. Firman Maulana 10 9 10 9 10 48

32. Aliffia Meidina S. 11 8 10 10 11 50

33. Bima Audina 10 9 10 9 10 48

34. Shifa Arsity 13 10 11 10 12 56

35. Andita Suwandi 12 13 12 11 13 61

36. Amanda Fariza 11 11 12 10 12 56

37. Zidan Apriliansyah 11 10 11 10 11 53

38. Ike Putri Alifia 8 10 10 9 10 47

Jumlah 1952

Rata-rata 51,36

Keterangan:

1) Intonasi

2) Ketepatan ekspresi/mimik

3) Artikulasi

4) Penghayatan

5) Penampilan

52

Tabel 04

Nilai Pretest Kelas Kontrol (Kelas 7.C)

No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah

1. Novita L. 6 4 6 7 8 31

2. Safani Rahmawati 5 5 5 8 7 30

3. Annisa Lestari 6 5 4 5 8 28

4. Pricillia Aulia Putri 8 6 4 6 8 32

5. Juniarti 7 8 7 7 8 37

6. Fathan 7 8 6 7 8 36

7. Jenny Arisna Dewi 8 6 5 6 8 33

8. Rahma Fir Manda 6 5 7 5 6 29

9. Annisa Nafi’ah 5 5 6 4 6 26

10. Indita Nurcahyani 8 7 9 5 9 38

11. Nur Azmi M. 8 8 6 9 9 40

12. Eriko Eko K. 4 5 4 6 6 25

13. Mutiara Putri N. 9 8 9 8 9 43

14. Fatima Zahro 8 9 8 6 8 39

15. Farida Innaya 5 6 7 6 7 31

16. Adella Zahra 5 4 6 5 6 26

17. Putri Nurhaliza 6 6 5 5 6 28

53

18. Venisa Zanghiani 8 6 6 6 7 33

19. Reza Abdillah Nugroho 7 8 7 7 7 36

20. Tangguh Bintang 5 7 7 8 7 34

21. Daffa Nino Ramadhan 7 9 5 7 8 36

22. Tio Putra P. 7 5 7 8 8 35

23. Yusuf Arya Pandji Tegar 8 4 8 6 7 33

24. Dzahiri Syahrul Fadhil 6 6 8 7 7 34

25. Putri Nur Haliza 5 8 7 6 7 33

26. Bhakti Fir Manda 4 6 5 5 6 26

27. Achmad Gilang Saputra 6 5 4 5 6 26

28. Nabila A. 9 8 5 8 9 39

29. Indah Astuti 9 6 7 7 8 37

30. Al-Khafi Zein 6 5 6 8 7 32

31. Rizki Alfiansyah 7 8 7 9 8 39

32. Maulidya Dwiyani P. 7 9 6 8 9 39

33. Dione Tri Sanani 6 6 9 8 9 38

34. Heru Maulana 6 5 5 8 7 31

35. Muhammad Raihan 6 8 5 9 8 36

36. Alfiyah Gustiani 9 5 5 7 8 34

37. Ahmad Afandi 8 8 6 9 8 39

54

38. Madonna Juwita Sari 8 4 7 9 8 36

Jumlah 1278

Rata-rata 33,63

Keterangan:

1) Intonasi

2) Ketepatan ekspresi/mimik

3) Artikulasi

4) Penghayatan

5) Penampilan

Tabel 05

Nilai Perbandingan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1. 59 31

2. 48 30

3. 57 28

4. 46 32

5. 51 37

6. 63 36

7. 47 33

8. 45 29

9. 52 26

55

10. 47 38

11. 49 40

12. 55 25

13. 53 43

14. 57 39

15. 55 31

16. 46 26

17. 47 28

18. 60 33

19. 56 36

20. 46 34

21. 53 36

22. 50 35

23. 55 33

24. 48 34

25. 43 33

26. 52 26

27. 45 26

28. 47 39

29. 48 37

56

30. 53 32

31. 48 39

32. 50 39

33. 48 38

34. 56 31

35. 61 36

36. 56 34

37. 53 39

38. 47 36

Jumlah 1952 1278

Rata-rata 51,36 33,63

Berdasarkan tabel di atas, hasil awal nilai eksperimen dan kelas

kontrol lalu di analisis, nilai rata-rata kemampuan berpuisi siswa kelas

eksperimen adalah 51,36, nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah nilai

kelas eksperimen dibagi jumlah siswa (n=38), sedangkan nilai rata-rata kelas

kontrol adalah 33,63.

Rumus Nilai Rata-rata : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

57

Tabel 06

Nilai Uji Homogenitas

X Y X.X Y.Y X.Y

59 31 3481 961 1829

48 30 2304 900 1440

57 28 3249 784 1596

46 32 2116 1024 1472

51 37 2601 1369 1887

63 36 3969 1296 2268

47 33 2209 1089 1551

45 29 2025 841 1305

52 26 2704 676 1352

47 38 2209 1444 1786

49 40 2401 1600 1960

55 25 3025 625 1375

53 43 2809 1849 2279

57 39 3249 1521 2223

55 31 3025 961 1705

46 26 2116 676 1196

47 28 2209 784 1316

58

60 33 3600 1089 1980

56 36 3136 1296 2016

46 34 2116 1156 1564

53 36 2809 1296 1908

50 35 2500 1225 1750

55 33 3025 1089 1815

48 34 2304 1156 1632

43 33 1849 1089 1419

52 26 2704 676 1352

45 26 2025 676 1170

47 39 2209 1521 1833

48 37 2304 1369 1776

53 32 2809 1024 1696

48 39 2304 1521 1872

50 39 2500 1521 1950

48 38 2304 1444 1824

56 31 3136 961 1736

61 36 3721 1296 2196

56 34 3136 1156 1904

53 39 2809 1521 2067

59

47 36 2209 1296 1692

1952 1278 101210 43508 65692

Sx2 =

√𝒏.∑ 𝒙𝟐 −(∑ 𝒙𝟐)

𝒏 (𝒏−𝟏) Sy

2 = √𝒏.∑ 𝒚𝟐 −(∑ 𝒚𝟐)

𝒏 (𝒏−𝟏)

Sx2 =

√38.101210−(1952)2

38 (38−1) =

√3845980−3810304

1406 = √𝟐𝟓, 𝟑𝟕 =

5,03

Sy2 =

√38.43508−(1278)2

38 (38−1) =

√1653304−1633284

1406 = √𝟏𝟒, 𝟐𝟑 =

3,77

F = 𝑺𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓

𝑺𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 =

𝟓,𝟎𝟑

𝟑,𝟕𝟕 = 1,33

Dari perhitungan di atas di peroleh f hitung 1,33 dari grafik daftar

ditribusi f dengan dk pembilang = 38-1 = 37 , dk penyebut = 38-1 = 37, dan 𝛼

= 0,05 dan f tabel = 1,72. Tampak f hitung < f tabel. Hal ini berarti variabel X

dan Y homogen.

Tahap pertama yaitu memberikan uji homogenitas yang penulis lakukan

dengan menggunakan data pretest pada setiap kelompok, dalam penelitian ini

penulis mengambil dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

control.Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpuisi siswa

sebelum masuk pada tahap pengambilan data yang sebenarnya. Tahap kedua

adalah memberikan tes lisan dengan menggunakan data posttest kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

60

adalah siswa-siswi kelas 7 B dan 7 C dengan jumlah siswa masing-masing 38

orang.

1. Nilai Kelas 7 C (kontrol)

Pertemuan Pertama

Disaat bel sekolah berbunyi tanda jam belajar dimulai, peneliti memasuki

ruang kelas 7 C untuk mengambil data nilai postest. Peneliti memberikan salam

pembuka setelah memasuki ruang kelas, siswa-siswi menjawab salam peneliti

dengan semangat. Peneliti mengabsen anak muridnya satu-persatu, setelah itu

peneliti menjelaskan tujuan peneliti memasuki kelas untuk mengajar

dikarenakan untuk mengambil data untuk keperluan nilai penelitian.

Kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu, siswa-

siswipun dengan antusias memperhatikan peneliti yang menjelaskan tujuan

pembelajaran. Setelah itu, peneliti mulai mengajarkan kegiatan intinya yaitu

pertama peneliti menjelaskan tentang pengertian puisi, kedua penulis

menjelaskan cara mendeklamasikan yang baik, dan ketiga peneliti menjelaskan

cara penggunaan bahasa yang menarik disaat berpuisi di depan banyak orang.

Setelah selesai memberikan materi kepada siswa-siswi, peneliti memberikan

kesempatan kepada muridnya untuk mencatat materi yang tercantum di papan

tulis. Kemudian, setelah para siswa sudah selesai mencatat. Peneliti bertanya

kepada mereka tentang kesulitan mereka dalam memahami materi tersebut,

merekapun sudah mengerti karena sudah beberapa kali peneliti menjelaskan.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua, bel sekolah berbunyi tanda jam belajar sudah boleh

dimulai. Peneliti kembali memasuki ruang kelas 7 C untuk melanjutkan

kegiatan belajar di waktu pertemuan pertama. Kegiatan awal sama seperti

kegiatan di waktu pertemuan pertama, kemudian kegiatan inti dimulai. Peneliti

menyuruh anak murid untuk mempraktekkan pembacaan puisi di depan teman

yang lain, ketika siswa-siswi mempraktekkan membaca puisi, peneliti sambil

61

menilai hasil praktek mereka satu persatu. Setelah selesai menguji mereka.

Peneliti dan murid menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan belajar mereka.

Tabel 07

Nilai Posttest Kelas Kontrol (Kelas 7.C)

No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah

1. Novita L. 6 9 6 10 6 37

2. Safani Rahmawati 9 8 7 10 9 43

3. Annisa Lestari 7 11 6 8 6 38

4. Pricillia Aulia Putri 6 6 7 11 7 37

5. Juniarti 7 10 9 8 9 45

6. Fathan 10 9 6 10 9 44

7. Jenny Arisna Dewi 7 9 7 7 5 35

8. Rahma Fir Manda 8 9 6 10 6 39

9. Annisa Nafi’ah 7 10 9 7 9 42

10. Indita Nurcahyani 7 10 8 11 9 45

11. Nur Azmi M. 8 10 9 8 6 41

12. Eriko Eko K. 7 9 7 10 6 39

13. Mutiara Putri N. 6 11 9 11 9 46

14. Fatima Zahro 4 4 4 6 4 22

15. Farida Innaya 9 11 9 10 9 48

16. Adella Zahra 8 9 9 10 9 45

17. Putri Nurhaliza 9 4 6 10 4 33

18. Venisa Zanghiani 8 11 9 9 9 46

19. Reza Abdillah Nugroho 10 9 5 9 8 41

20. Tangguh Bintang 11 5 6 10 7 39

21. Daffa Nino Ramadhan 9 5 6 11 7 38

62

22. Tio Putra P. 10 6 6 12 9 43

23. Yusuf Arya Pandji Tegar 11 10 9 8 9 47

24. Dzahiri Syahrul Fadhil 9 6 5 10 8 38

25. Putri Nur Haliza 8 7 9 8 9 41

26. Bhakti Fir Manda 10 9 8 11 9 47

27. Achmad Gilang Saputra 9 9 9 9 9 45

28. Nabila A. 8 10 9 9 10 46

29. Indah Astuti 10 9 8 9 11 47

30. Al-Khafi Zein 10 9 8 10 9 46

31. Rizki Alfiansyah 11 10 7 9 9 46

32. Maulidya Dwiyani P. 10 9 11 8 9 47

33. Dione Tri Sanani 7 9 11 8 7 42

34. Heru Maulana 11 6 8 10 6 41

35. Muhammad Raihan 10 8 7 10 9 44

36. Alfiyah Gustiani 6 9 11 10 7 43

37. Ahmad Afandi 10 11 8 8 10 47

38. Madonna Juwita Sari 7 10 8 9 9 43

Jumlah 1596

Rata-rata 42.00

Keterangan:

1) Intonasi

2) Ketepatan ekspresi/mimik

3) Artikulasi

4) Penghayatan

5) Penampilan

63

2. Nilai Kelas 7 B (Eksperimen)

Pertemuan pertama

Ketika bel belajar berbunyi tanda jam masuk belajar dimulai, peneliti

kembali memasuki ruang kelas 7 B untuk mengajar guna mengambil nilai

posttest. Peneliti memberi salam pembuka kepada siswa-siswi, dan mereka pun

menjawabnya. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penulis memasuki

ruang kelas mereka, merekapun mengerti dengan penjelasan peneliti terhadap

mereka, kemudian peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu,

dipertemuan kali ini ada sedikit berbeda yaitu belajar menggunakan media

video clip.

Kemudian, kegiatan intipun dimulai, pertama peneliti menjelaskan tentang

pengertian puisi, kedua penulis menjelaskan cara mendeklamasikan yang baik,

dan ketiga peneliti menjelaskan cara penggunaan bahasa yang menarik disaat

berpuisi di depan banyak orang.. Kemudian, peneliti memberikan beberapa

contoh puisi dengan menggunakan media video clip dilayar proyektor. Video

yang ditayangkan adalah pembacaan puisi Zawawi Imron yang berjudul “Ibu”.

Para siswa-siswi antusias memperhatikan peneliti menayangkan

pembacaan puisi dengan menggunakan media video clip. Karena semenjak

mereka belajar di sekolah, belum ada guru yang menggunakan media tersebut.

Jadi media ini membuat mereka sangat membantu untuk memahami pembacaan

puisi. Setelah selesai memberikan materi.

Pertemuan kedua

Tak terasa pertemuan kedua sudah dimulai, bel belajar berbunyi tanda

jam masuk belajar dimulai. Peneliti bergegas memasuki ruang kelas 7 B.

Peneliti memberi salam pembuka sama seperti dipertemuan pertama pada

kegiatan awal ini. Kemudian peneliti kembali sedikit menjelaskan tujuan

pembelajaran pada hari itu.

Peneliti meminta kepada mereka untuk mempraktekkan pembacaan

puisi yang dibawakan oleh Zawawi Imron yang telah ditampilkan pada

64

pembelajaran pertama, sebelumnya peneliti memberikan kertas teks puisi yang

berisi puisi Zawawi Imron untuk dibacakan di depan teman lainnya, peneliti

sambil menilai hasil kegiatan para siswa-siswi tersebut. Setelah selesai semua

mempraktekkan membacakan puisi mereka, kemudian peneliti kembali

menyimpulkan hasil kegiatan akhir mereka. selanjutnya, peneliti memberikan

sedikit motivasi tentang puisi kepada mereka. Setelah itu, peneliti memberikan

salam penutup dan beranjak pergi dari dalam kelas.

Tabel 08

Nilai Posttest Kelas Eksperimen (Kelas 7.B)

No. Subjek 1 2 3 4 5 Jumlah

1. Hanna Yunita 12 15 9 11 12 59

2. Baginda Tazwa 15 14 11 14 9 63

3. Syalaisya Ananda Dilla 16 13 10 13 11 62

4. Fikri Bagas 12 13 10 13 12 60

5. Rehan Afandy 15 10 13 13 10 61

6. Firdya Adinda P. 16 12 11 12 9 60

7. Danar Yusuf 15 11 12 13 11 61

8. Very 14 12 13 12 10 61

9. M. Luthfi H. 16 13 11 12 10 62

10. Ahmad Fauzi 13 12 13 12 10 60

11. Ardian Pratama 12 13 13 12 11 61

12. Syifa Nisa 14 11 10 13 12 60

13. Ainun Adilah 13 11 13 11 12 60

14. Septi Amanda 14 13 11 12 10 61

15. Muhammad Iqbal 16 11 12 10 12 61

16. Fikra Novanda Ramadhan 15 13 12 11 12 62

65

17. Muhammad Ilham Habibi 16 12 12 12 9 61

18. Astrid A. 15 10 13 11 10 61

19. Defi Selfia 16 13 10 11 12 62

20. Muhammad Ghozy Alfatty 13 12 13 12 10 60

21. Ikke Ardila Rahmawati 16 13 10 13 10 62

22. Alfunito Iman P. 15 12 14 10 11 62

23. Fatimah Azzahra 16 13 10 12 10 61

24. Bagas Saputra 15 13 10 12 11 62

25. Andre Kurniawan 14 10 13 12 11 60

26. Nabila Luthfiani 15 12 12 13 10 62

27. Siti Mala Arbela Pahrozi 15 10 14 11 12 61

28. Aldi Rian Hidayat 16 12 12 10 11 61

29. Dinda Nurhaliza 16 12 11 10 11 60

30. Ilham Nur Elzar 14 13 11 12 10 60

31. Firman Maulana 16 13 10 12 10 61

32. Aliffia Meidina S. 16 12 13 11 10 62

33. Bima Audina 15 13 11 11 11 61

34. Shifa Arsity 12 13 12 11 12 60

35. Andita Suwandi 14 13 12 12 11 64

36. Amanda Fariza 15 13 9 12 12 61

37. Zidan Apriliansyah 14 11 13 11 11 60

38. Ike Putri Alifia 16 12 13 10 10 61

Jumlah 2319

Rata-rata 61,02

66

Keterangan:

6) Intonasi

7) Ketepatan ekspresi/mimik

8) Artikulasi

9) Penghayatan

10) Penampilan

Tabel 09

Perbandingan Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1. 59 37

2. 63 43

3. 62 38

4. 60 37

5. 61 45

6. 60 44

7. 61 35

8. 61 39

9. 62 42

10. 60 45

11. 61 41

12. 60 39

13. 60 46

14. 61 22

15. 61 48

16. 62 45

17. 61 33

18. 61 46

67

19. 62 41

20. 60 39

21. 62 38

22. 62 43

23. 61 47

24. 62 38

25. 60 41

26. 62 47

27. 61 45

28. 61 46

29. 60 47

30. 60 46

31. 61 46

32. 62 47

33. 61 42

34. 60 41

35. 64 44

36. 61 43

37. 60 47

38. 61 43

Jumlah 2319 1596

Rata-rata 61,02 42.00

Berdasarkan tabel di atas, hasil nilai kelas 7 B dan 7 C dianalisis, nilai

rata-rata kemampuan berpuisi sebelum menggunakan media video clip adalah

42.00. Nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah nilai kelas 7 C dibagi jumlah

siswa (n = 38). Sedangkan, siswa kelas eksperimen (7 B) setelah menggunakan

media video clip adalah 61,02, nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah nilai

kelas eksperimen dibagi jumlah siswa (n = 38).

68

Rumus Nilai Rata-rata : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Tabel 10

Nilai Interprestasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

X Y X.X Y.Y X.Y

59 37 3481 1369 2183

63 43 3969 1849 2709

62 38 3844 1444 2356

60 37 3600 1369 2220

61 45 3721 2025 2745

60 44 3600 1936 2640

61 35 3721 1225 2135

61 39 3721 1521 2379

62 42 3844 1764 2604

60 45 3600 2025 2700

61 41 3721 1681 2501

60 39 3600 1521 2340

60 46 3600 2116 2760

61 22 3721 484 1342

61 48 3721 2304 2928

62 45 3844 2025 2790

61 33 3721 1089 2013

61 46 3721 2116 2806

62 41 3844 1681 2542

60 39 3600 1521 2340

62 38 3844 1444 2356

69

62 43 3844 1849 2666

61 47 3721 2209 2867

62 38 3844 1444 2356

60 41 3600 1681 2460

62 47 3844 2209 2914

61 45 3721 2025 2745

61 46 3721 2116 2806

60 47 3600 2209 2820

60 46 3600 2116 2760

61 46 3721 2116 2806

62 47 3844 2209 2914

61 42 3721 1764 2562

60 41 3600 1681 2460

64 44 4096 1936 2816

61 43 3721 1849 2623

60 47 3600 2209 2820

61 43 3721 1849 2623

2319 1596 141557 67980 97407

𝑟𝑥𝑦= ∑𝑥𝑦

√(∑𝑥2)(∑𝑦2)

= 97407

√(141557)(67980) =

97407

√9623044860 =

97407

98097,11 = 0.99

C. Interpretasi Data

Dari daftar hasil statistik di atas, diketahui bahwa r hitung adalah 0,99,

sedangkan r tabel adalah 0,150 dengan batas signifikasi 5% artinya bahwa r

hitung lebih besar dari pada r tabel, yakin 0,99 > 0,150. Dengan ini dapat

70

disimpulkan berdasarkan hipotesis yang diajukan bahwa, Ho ditolak pada taraf

signifikasi 5%, sedangkan alternatif Ha diterima yang berarti terdapat kolerasi

yang positif yaitu terdapat pengaruh media video clip terhadap kemampuan

mendekalmasikan puisi. Nilai r hitung termasuk kategori interpretasi antara

Variabel X dan Variabel Y terdapat kolerasi yang sangat kuat atau sangat

tinggi.

71

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa :

Hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis awal (Ho) ditolak

pada taraf signifikasi 5%, yang berarti terdapat korelasi yang positif yaitu

terdapat pengaruh media video clip terhadap kemampuan berpuisi siswa. Nilai

r hitung termasuk kategori interprestasi antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

Hal tersebut dapat terlihat pada uji homogenitas, hasil analisis dan

pembahasan dari data pembelajaran deklamasi bahwa hasil nilai uji

homogenitas dari perhitungan diperoleh F hitung 1,33 dan dari grafik daftar

distribusi F dengan dk pembilang = 38-1= 37. Dk penyebut = 38-1 = 37. Dan α

= 0.05 dan F tabel = 1,72. Tampak bahwa Fhitung < Ftabel. Hal ini berarti data

variabel X dan Y homogen.

Dari hasil penelitian statistik diketahui bahwa nilai r hitung adalah 0,99,

sedangkan r tabel adalah 0,150 dengan batas signifikasi 5%. Artinya bahwa

nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel, yakni 0,99 > 0,150.

Dapat dilihat perubahan nilai dari tes sebelum dan sesudah perlakuan dari

yang masih tergolong rendah menjadi baik. Kesimpulan bahwa hipotesis

terbukti adanya pengaruh media video clip terhadap kemampuan

mendeklamasikan puisi.

B. Saran

1. Saat proses belajar mengajar diharapkan guru menggunakan media

pembelajaran yang bervariasi disesuaikan dengan materi pelajaran. Hal itu

dilakukan agar menarik siswa untuk belajar dan aktif di dalam kelas serta

tidak terkesan monoton.

72

2. Guru diharapkan bisa mengoperasikan LCD/Proyektor ataupun ketika

LCD/Proyektor tersebut mengalami kerusakan, karena pada saat penelitian

berlangsung guru tidak bisa mengoperasikan LCD/proyektor, hal tersebut

juga dikarenakan sangat minimnya jumlah LCD/Proyektor yang tersedia di

sekolah.

3. Untuk kepala sekolah, diharapkan menambah adanya sarana dan prasarana

yang terdapat di sekolah, karena pada saat penelitian peneliti sangat

kesulitan dalam hal peminjaman LCD/proyektor dikarenakan pada tiap

kelas belum tersedia LCD/proyektor sehingga harus mengalami proses

peminjaman terlebih dahulu dan cukup memakan waktu pembelajaran.

4. Peran guru dan kepala sekolah, keteladanan dan pembiasaan masih tetap

diperlukan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia untuk sikap dan

perilaku siswa.

5. Bagi peneliti dengan adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini,

maka diharapkan adanya penelitian lain yang lebih lanjut lagi, untuk

mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media video clip

dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi dalam setiap mata pelajaran

yang berbeda pada setiap jenjang pendidikan

73

DAFTAR PUSTAKA

A.H Sanaky, Hujair, Media Pembelajaran (Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen),

Yogyakarta: Penerbit Kaukaba, 2011

Al-Quussy, Abdul Aziz, Ilmu Jiwa (Prinsip-prinsip dan Implementasinya dalam

Pendidikan), Jakarta: Penerbit bulan Bintang

Anderson, Ronald, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran,

Jakarta: CV Rajawali, 1987

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2011

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011

Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011

Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996

Huda, Asrori, Skripsi FITK UIN Efektivitas Media Presentasi Terhadap Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam di MAN 4 Model Jakarta Selatan. 2010

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kunandar, Guru Profesional, Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2007

Laksono, Kisyani dkk, Membaca 2, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2008

Mudjito, Pembinaan Minat Baca, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001

Nadhrah, Ulin, Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar IPS Siswa

MTS. Al-Falah Jakarta Selatan, Ciputat: UIN Syarif Hidayatullah, 2013

Perry, Martin, Confidence Boosters Pendongkrak Kepercayaan Diri, London: Penerbit

Erlangga, 2006

Rifai, Agus, Media Teknologi, Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka, 2012

74

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Penerbit Alfabeta

Bandung, 2013

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rhineka Cipta, 2010

Sadiman, Arief S., dkk, Media Pembelajaran (Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010

Suharsaputra, Uhar, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, Bandung:

PT Refika Aditama, 2014

Sujanto, Agus, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997

Sumardi, Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi: Untuk SLTP dan SLTA, Jakarta: Balai

Pustaka, 1997

Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:

Penerbit Angkasa, 2008

Thalib, Syamsul Bachri, Psikologi Pendidkan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010

Waluyo, Herman J., Teori dan Apresiasi Puisi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987

75

Biodata Penulis

Penulis yang dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 01 Mei 1993

ini memiliki nama lengkap Mariya Qibtia. Penulis merupakan

anak dari ayah yang bernama Rahimi Chandra dan ibu bernama

Megawati. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara.

Penulis juga bercita-cita sebagai guru dan Ibu Rumah Tangga.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Madrasah

Ibtidaiyah Ad-Da’wah dan lulus pada tahun 2004. Kemudian

Penulis melanjutkan pendidikan di MTsN 8 Jakarta dan tamat pada tahun 2007. Penulis

melanjutkan pendidikannya di MAN 12 Jakarta Barat dan lulus pada tahun 2010.

Setelah tamat MAN, penulis diterima di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi Pendidikan Bahasan dan Sastra Indonesia. Penulis memiliki moto hidup

“my life, my choice”.