ANALISIS SEMIOTIKA PESAN SOSIAL VIDEO KLIP BORN TO …
Transcript of ANALISIS SEMIOTIKA PESAN SOSIAL VIDEO KLIP BORN TO …
ANALISIS SEMIOTIKA PESAN SOSIAL VIDEO KLIP BORN TO BEAT (BTOB) “IT’S OKAY”
SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
“Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
YUNIAR MARSYEILINA
NPM : 16.01.0031
KEKHUSUSAN : BROADCASTING
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI
ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA
2020
v
MOTTO
“Harta yang paling berharga ada disekitarmu”
(Drama I am Not A Robot)
Skripsi ini Saya Persembahkan kepada :
Untuk Kedua Orang Tua
Untuk keluarga
vi
ABSTRAK
Video klip merupakan salah satu produk komunikasi massa yang berperan dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak. Analisis semiotika adalah ilmu tentang tanda-
tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara
berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan
penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui interpretif pesan sosial dan makna denotasi, makna konotasi, serta
makna mitos yang terdapat dalam video klip BTOB „It‟s Okay‟. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif – interpretif, hal tersebut disebabkan peneliti memusatkan
penelitian ini pada kata-kata tertulis dari perilaku orang-orang yang diamati sebagai data.
Setelah mengkaji video klip BTOB “It‟s Okay” melalui penelitian scene by scene,
hasil analisis data dari penelitian ini yaitu, kita harus lebih peduli, lebih menghargai,
dan mau menerima keadaan yang terjadi dilingkungan sekitar. Dari semua yang sudah
dijelaskan dapat di analisis bahwa dalam video klip BTOB “It‟s Okay”, personil
BTOB mengusung konsep perilaku masyarakat dalam bersosialisasi diantaranya
perlakuan orang-orang didekat yang tidak jarang membuat kita merasa direndahkan,
disakiti, dan diacuhkan.
Kata kunci: Pesan Sosial, Semiotika, Video Klip, BTOB.
vii
ABSTRCT
Video clips are a mass communication product that plays a role in conveying messages to the public. Semiotic analysis is the science of signs. The study of signs
and everything connected with them, their way of functioning, their relation to other signs, their transmission and reception by those who use them. The purpose of this research is to find out the interpretive social messages and denotative meanings,
connotative meanings, and the meaning of myths contained in the BTOB video clip 'It's Okay'. This research is a qualitative - interpretive research, this is because the
researcher focuses this research on the written words of the behavior of the people who are observed as data. After reviewing the BTOB video clip “It's Okay” through scene by scene research, the results of data analysis from this study are that we have
to care more, appreciate more, and accept the conditions that occur in the environment. From everything that has been explained, it can be analyzed that in the
BTOB video clip “It's Okay”, BTOB personnel carry the concept of community behavior in socializing, including the treatment of people nearby which often makes us feel humiliated, hurt, and ignored.
Keywords: Social Messages, Video Clip, Semiotic, BTOB.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji serta syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan Skripsi dengan judul
“ANALISIS SEMIOTIKA PESAN SOSIAL DALAM VIDEO KLIP BORN TO BEAT
(BTOB) “IT’S OKAY””
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan peneliti sebagai
mahasiswa Ilmu Komunikasi di Bidang Kekhususan Broadcasting Tahun 2020. Peneliti
sangat sadar bahwa dengan segala keterbatasan, Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kritik dan saran yang kostruktif sangat peneliti harapkan dalam rangka
menyempurnakan Skripsi ini.
Tidak lupa harapan peneliti terhadap Skripsi ini bermanfaat bagi semua orang terutama
untuk mahasiswa atau mahasiswi STIKOSA-AWS Surabaya yang sedang menempuh Mata
Kuliah Skripsi. Oleh karena itu peneliti berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Skripsi, yaitu kepada:
1. Kedua orang tua peneliti yang sangat peneliti sayangi, Ayah Kuswana dan Ibu
Dede yang senantiasa memberi do’a dan dukungannya sehingga peneliti selalu
diberikan kelancaran dan kebarokahan disetiap langkah yang dipilih peneliti
2. Kakak perempuan peneliti, Yuri Dewantiksari yang selalu memberi semangat
pada peneliti dengan sikapnya yang selalu memotivasi
3. Keluarga besar peneliti, keluarga Aki Kurdi dan keluarga Aki Oji yang selalu
memberikan doa serta semangat
4. Ibu Edelweis Putri Prima, M.I.Kom, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu mengoreksi dan memberi saran selama penyusunan Skripsi
5. Ibu Prida Ariani Ambar Astusi, Ph.D, selaku Ketua Stikosa-AWS
6. Ibu DA. N. W. Ratna Aminah, M.Si, selaku dosen wali
7. Bapak Dr. Ismojo Herdono, Drs. M.Med.Kom. selaku dosen mata kuliah TV
Production terima kasih telah banyak membantu selama proses perkuliahan
8. Bapak H. Fajar A. Isnugroho, M.Si, selaku dosen mata kuliah Radio Production
terima kasih telah banyak membantu selama proses perkuliahan
ix
9. Ibu Dr. Hernani Sirikit, MA. selaku dosen mata kuliah Kode Etik dan Hukum
Media terima kasih telah banyak membantu selama proses perkuliahan
10. Seluruh dosen dan karyawan Stikosa-AWS atas ilmu dan pengetahuan baru yang
sudah diberikan selama peneliti menempuh pendidikan dibangku kuliah
11. Karya Video Klip yang telah dibuat, karena tanpa adanya Video Klip tersebut
peneliti tidak mampu membuat penelitian ini
12. Teman-teman peneliti semenjak peneliti SMK, Nadya Azza Paramytha, Layli Nur
Fitrisari, Hamidah Nur Baithi Rahma, Rina Fitriani, dan M. Iqbal Mustofa karena
kalian selalu mendoakan dan memberikan semangat
13. Teman-teman peneliti selama peneliti menempuh pendidikan jenjang SMP
Hafizmi Alqoris Maharani dan Ayunia Agustin karena kalian selalu mendoakan
dan memberikan semangat
14. Teman peneliti selama peneliti menempuh pendidikan jenjang SD Annisa Farhatul
Jannah karena selalu mendoakan dan memberikan semangat
15. Teman-teman peneliti Zhafira Yumna dan Kak Ayu Priscolina karena selalu
mendoakan dan memberikan semangat
16. Teman-teman peneliti Rahma, Bila, Zya, Arin, Aldea, Vita, Reissya, Femalda,
Ade, Tika, kak ST, kak Katon, kak Herlambang, Arry, Pram, Faisal yang
membantu memberikan motivasi dan referensi jurnal, dan buku-buku yang
berkaitan dengan penelitian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, 12 Agustus 2020
Peneliti
Yuniar Marsyeilina
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................................................ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................................................iii
PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................................................................iv
MOTTO..................................................................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................01
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................07
1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................................................07
1.3.1 Tujuan Penelitian ..........................................................................................07
1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................................08
1.3.3 Manfaat Teoritis ............................................................................................08
1.3.4 Manfaat Praktis.............................................................................................09
1.4 Tinjauan Pustaka .......................................................................................................09
1.5 Kajian Pustaka ...........................................................................................................12
1.5.1 Komunikasi Massa .......................................................................................12
1.5.2 Film ...............................................................................................................14
1.5.3 Video Klip Sebagai Sarana Komunikasi Massa ..........................................15
1.5.4 Pesan Sosial ................................................................................................16
1.6 Kerangka Berfikir ....................................................................................................19
1.7 Metode Penelitian.......................................................................................................19
1.7.1 Metode Riset.................................................................................................19
xi
1.7.2 Metode Semiotika .........................................................................................21
1.7.3 Semiotika Roland Barthes ............................................................................26
1.7.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................................29
1.7.5 Teknik Pengumpulan dan Pencatatan Data..................................................30
1.7.6 Teknik Analisa dan Intepretasi Data ............................................................30
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
2.1 Industri Musik Korea ................................................................................................33
2.2 Tentang BTOB ..........................................................................................................33
2.3 Personil BTOB ..........................................................................................................34
2.4 Penghargaan BTOB...................................................................................................37
2.5 Video Klip It‟s Okay .................................................................................................38
2.6 Lirik Lagu BTOB “It‟s Okay” .................................................................................39
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
3.1 Penyajian Data...........................................................................................................45
3.2 Hasil Analisa Data.....................................................................................................73
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan.....................................................................................................................77
4.2 Saran ..........................................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................81
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian Nur Hasanah ..............................................09
2. Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka Penelitian Novi Wilda Sari ........................................11
3. Tabel 1.3 Tinjauan Pustaka Penelitian Putra Ramadian .........................................12
4. Tabel 1.4 Kerangka Berfikir .....................................................................................19
5. Tabel 1.5 Metode Semiotika Saussure ....................................................................25
6. Tabel 1.6 Peta Tanda Roland Barthes .....................................................................29
7. Tabel 3.1 Adegan 00:39 – 00:48 .............................................................................46
8. Tabel 3.2 Adegan 00:55 – 01:10 ..............................................................................49
9. Tabel 3.3 Adegan 01:17 – 01:26 ..............................................................................51
10. Tabel 3.4 Adegan 01:27 – 01:40 ..............................................................................54
11. Tabel 3.5 Adegan 01:43 – 01:54 ..............................................................................56
12. Tabel 3.6 Adegan 01:55 – 02:03 ..............................................................................59
13. Tabel 3.7 Adegan 02:06 – 02:26 ..............................................................................61
14. Tabel 3.8 Adegan 03:13 – 03:19 ..............................................................................64
15. Tabel 3.9 Adegan 03:21 – 03:27 ..............................................................................66
16. Tabel 3.10 Adegan 03:30 – 03:44 ............................................................................69
17. Tabel 3.11 Adegan 03:46 – 04:20 ............................................................................71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Gambar 2.1 Anggota BTOB......................................................................................18
2. Gambar 2.2 Eunkwang ...............................................................................................34
3. Gambar 2.3 Minhyuk .................................................................................................35
4. Gambar 2.4 Changsub................................................................................................35
5. Gambar 2.5 Hyunsik ..................................................................................................35
6. Gambar 2.6 Peniel......................................................................................................36
7. Gambar 2.7 Ilhoon .....................................................................................................36
8. Gambar 2.8 Sungjae...................................................................................................36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal dasar dari kelangsungan hidup manusia. Dengan
komunikasi manusia saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Komunikasi
dapat terjadi antara satu orang dengan orang lain, seseorang kepada sebuah organisasi
atau komunitas, bahkan komunikasi yang ditujukan langsung kepada masyarakat luas.
Pada satu sisi, komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan
norma-norma budaya masyarakat, baik secara horisontal, dari suatu masyarakat kepada
masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal, dari suatu generasi kepada generasi
berikutnya (Mulyana, 2014:7).
Komunikasi tidak hanya dilakukan secara tatap muka, namun saat ini komunikasi
dapat dilakukan melalui media digital atau online. Di era modern ini komunikasi dapat
dilakukan melalui berbagai bentuk media, seperti kata-kata, gambar, angka, tulisan, dan
bahkan video. Salah satu komunikasi yang akrab dengan kehidupan sehari-hari adalah
komunikasi massa, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Dalam kehidupan sehari-sehari media massa mempunyai peran penting dalam
penyampaian informasi kepada masyarakat. Dengan adanya media massa, masyarakat
dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, hingga dibelahan dunia yang lain.
2
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa, para
ahli komunikasi membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan
menggunakan media massa, yaitu surat kabar, majalah, radio, televisi dan film.
Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an
untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat luas. Media massa mempunyai peran penting bagi perkembangan sebuah
negara, kehadirannya tidak bisa dihindarkan dalam keseharian hidup kita.
Musik merupakan salah satu media alternatif yang digunakan untuk
berkomunikasi di era modern ini. Sejarah musik sendiri berlatar belakang peradaban
sejak periode Yunani Kuno hingga sekarang. Istilah musik dikenal dari bahasa Yunani
yaitu Musike. Musike berasal dari perkataan muse-muse, yaitu sembilan dewa-dewa
Yunani di bawah dewa Apollo yang melindungi seni dan ilmu pengetahuan.
(Widhyatama, 2012:1).
Musik merupakan bagian integral dari suatu budaya yang sedikit banyak akan
saling mempengaruhi dengan perilaku masyarakat. Sebagian musik telah dikotak-
kotakan yang berfungsi sebagai hiburan, propaganda, dan obat kejenuhan emisi. Musik
tidak lepas dari identitas sosial, karena musik melengkapi identitas kelompok yang
sependapat. Budd (1985) menjelaskan, terdapat bukti psikologis bahwa kualitas musik
berhubungan dengan suasana hati seperti halnya “kalimat lagu” dalam bernyanyi
melalui melodi (Salim, 2007:20).
3
Dalam mitologi Yunani Kuno musik mempunyai arti suatu keindahan yang
berasal dari kemurahan hati para dewa-dewa yang di wujudkan sebagai bakat.
Kemudian pengertian itu ditegaskan oleh Pythagora, bahwa musik bukanlah sekedar
hadiah (bakat) dari para dewa-dewa, tetapi musik terjadi karena akal budi manusia
dalam membentuk teori-teori (Widhyatama, 2012:1).
Era modern yang kini semakin canggih banyak orang memanfaatkannya untuk
meyuarakan pesan sosial yang disebarkan melalui video klip. Secara sederhana arti dari
pesan sosial yaitu sebuah gerakan atau penggambaran untuk menyampaikan informasi
penting yang disampaikan melalui interaksi secara langsung maupun tidak langsung.
Pesan sosial pada dasarnya didukung oleh kemampuan membaca simbolik atau bahasa
non-verbal (Maria, 2011:407).
Analisis semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan
segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-
tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya
(Kriyantono, 2014:265).
Semiotika adalah instrumen pembuka dari rahasia teks dan penandaan, karena
semiotika merupakan puncak logis dari apa yang Derrida sebagai “logosentrisme”
budaya Barat: rasionalitas yang memperlakukan makna sebagai konsep atau
representasi logis yang merupakan fungsi tanda sebagai ekspresi (Culler, 1981:40).
Dalam interaksi tidak langsung pada penyampaian pesan sosial, komunikator
dapat menyampaikan pesan melaui media apapun, seperti surat, puisi, lagu, bahkan
video klip. Video klip merupakan salah satu sarana dalam penyampaian pesan karena di
4
dukung dengan gambar dan suara atau musik yang dinyanyikan, ditambah tema yang
disesuaikan dengan lirik lagu.
Pesan atau kritik sosial merupakan suatu penyampaian dari satu orang untuk orang
lain, atau dari sebuah kelompok organisasi untuk masyarakat luas. Pesan sosial yang
disampaikan tidak hanya berupa kata-kata, tapi juga melibatkan isyarat atau sindiran
kepada seseorang atau masyarakat luas.
Melalui pesan atau nilai sosial ini dapat menjadikan seseorang menjadi “penonton”
atau “pemain” dalam kehidupannya. Masalah-masalah sosial hanya dapat dimengerti
dengan sebuah “pemahaman”. Karena sebuah pesan sosial dapat menjadikan seseorang
ikut merasakan keadaan orang lain, dan ikut melakukan apa yang dilakukan orang
tersebut (Suparto, 1987:83).
Video klip merupakan salah satu produk komunikasi massa yang berperan dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak. Video berperan sebagai sarana baru untuk
menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan, serta menyajikan cerita, peristiwa,
drama, musik, dan sajian lainnya kepada masyarakat umum. (McQuail, 1987:13).
Video klip merupakan sarana bagi para produser musik untuk memasarkan
produknya, yakni berupa album rekaman melalui media televisi. Video klip pertama
kali dipopulerkan melalui saluran MTV sekitar tahun 1981. Menurut Dimas Jay,
pengertian dasar dari video klip adalah memvisualkan sebuah lagu atau musik (Dennis,
2008: 41).
Kini musik mulai dijadikan sebuah jembatan untuk menyuarakan pendapat,
menghubungkan antar saudara, suku, bahkan melalui musik dapat digunakan untuk
5
mempersatukan perbedaan antar negara. Salah satu negara yang menggunakan musik
sebagai jembatan penghubung antar negara adalah Korea Selatan.
Korea Selatan saat ini sedang berusaha keras menyebarkan budayanya melalui
musik, drama, gaya berbusana, bahkan budaya Korea sudah mempengaruhi gaya hidup
anak-anak muda saat ini. Perlahan tapi pasti, dominasi budaya Korea sudah menggeser
budaya barat. Pemberitaan besar-besaran tentang kesuksesan Hallyu ini bisa menutupi
kenyataan bahwa mutu produk budaya Korea mendapat perhatian khusus dari
masyarakat.
Fenomena Hallyu atau Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk
tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Arti kata
“Hallyu” terdiri dari dua kata 한 “han” yang merujuk pada orang Korea dan 류 “ryu”
mengacu pada ombak atau gelombang. Dalam buku The Korean Wave: A New Pop
Culture Phenomenon yang diterbitkan oleh Kementerian Budaya, Olahraga, dan
Pariwisata Korea, secara garis besar, fenomena Hallyu dimulai sejak tahun 1997 yaitu
ketika salah satu stasiun televisi China CCTV memutar drama Korea pertama “What Is
Love” dan sejak itu popularitas dunia hiburan Korea menyebar keseluruh dunia (Yulius,
2015:141).
K-Pop atau kepanjangan dari Korean Pop yang berarti musik pop Korea adalah
jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Hingga kini, banyak artis ataupun
grup-grup idola terkenal seperti, PSY, KARA, Super Junior, Big Bang, BoA,
Girls„ Generation, FT Island, EXO, BTS ataupun Blackpink telah sukses menembus
6
batas pasar dalam negeri dan menjadi populer di mancanegara serta memiliki basis
penggemar yang kuat ditiap negara. (Yulius, 2015:3).
Karena adanya fenomena Korean Wave, beberapa orang khususnya warga Korea
Selatan tertarik untuk memanfaatkan fenomena ini, salah satunya dari agensi musik
Korea yaitu Cube Entertaiment. Pihak agensi Cube Entertaiment memanfaatkan
fenomena Korean Wave untuk menyampaikan pesan sosial pada pecinta musik Korea
melalui boyband asuhannya yaitu BTOB.
Born To Beat atau yang lebih dikenal dengan BTOB (Hangul: 비투비: bi tu bi)
adalah grup penyanyi atau boyband asal Korea Selatan yang di bentuk oleh label
rekaman Cube Entertaiment. Boyband ini beranggotakan 7 orang yaitu Hyunsik, Ilhoon,
Peniel, Eunkwang, Changsub, Min Hyuk dan Sung Jae.
Dalam video klip BTOB It‟s Okay peneliti mengasumsikan ada pesan sosial yang
sangat menonjol. Seperti di kutip dari wowkeren.com yang diunggah pada 29 Juni 2015
pukul 09:12 dengan judul “Intip Susah Senangnya Kehidupan Sung Jae cs di MV BTOB
„It‟s Okay‟”. Pada video klip „It‟s Okay‟ menceritakan tentang perilaku bersosialisasi
dari atasan, rekan kerja, guru, kekasih, dan seorang costumer . Peneliti memperhatikan
jika kritik atau pesan sosial yang di sampaikan melalui video klip BTOB „It‟s Okay‟.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadap
video klip BTOB „It‟s Okay‟ yakni, tentang pesan-pesan dalam hal bersosialisasi yang
ingin disampaikan boyband BTOB kepada khalayak umum melalui tayangan yang
terdapat dalam video klip tersebut. Untuk itu peneliti memilih judul penelitian “Analisis
Semiotika Pesan Sosial Video Klip Born To Beat (BTOB) „It‟s Okay‟.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana pesan sosial yang terdapat dalam video klip BTOB „It‟s Okay‟?”
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interpretif pesan sosial
dan makna denotasi, makna konotasi, serta makna mitos yang terdapat dalam
video klip BTOB „It‟s Okay‟. Menurut Newman (1997: 62) terdapat tiga
pendekatan, yaitu positivisme, interpretif, dan kritikal. Ketiganya memiliki tradisi
yang berbeda dalam teori sosial dan teknik penelitiannya.
Pendekatan interpretif berangkat dari upaya untuk mencari penjelasan
tentang peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif
dan pengalaman orang yang diteliti. Pendekatan interpretatif diadopsi dari
orientasi praktis. Secara umum pendekatan interpretatif merupakan sebuah sistem
sosial yang memaknai perilaku secara detail langsung mengobservasi. (Newman,
1997: 68).
Interpretif melihat fakta sebagai sesuatu yang unik dan memiliki konteks
dan makna yang khusus sebagai esensi dalam memahami makna sosial. Interpretif
melihat fakta sebagai hal yang cair (tidak kaku) yang melekat pada sistem makna
dalam pendekatan interpretatif. Fakta-fakta tidaklah imparsial, objektif dan netral.
Fakta merupakan tindakan yang spesifik dan kontekstual yang beragantung pada
pemaknaan sebagian orang dalam situasi sosial. Interpretif menyatakan situasi
8
sosial mengandung ambiguisitas yang besar. Perilaku dan pernyataan dapat
memiliki makna yang banyak dan dapat dinterpretasikan dengan berbagai cara
(Newman, 1997: 72).
1.3.2 Manfaat Penelitian
Peneliti memilih meneliti video klip BTOB „It‟s Okay‟ karena melihat
budaya K-Pop memiliki daya tarik luar biasa yang mengakibatkan jumlah pecinta
dan pemerhatinya bertambah dari waktu ke waktu. Sekarang banyak orang yang
ingin pergi ke Korea untuk melihat dan mengenal lebih jauh lagi seperti apa Korea
itu. Karena adanya fenomena ini, industri musik Korea ingin menyampaikan
pesan sosial pada semua penggemar K-Pop di seluruh dunia.
Salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut adalah
melalui video klip. Di industri musik Korea banyak solois, boyband dan girlband
yang menyampaikan pesan tersebut hanya melalui lirik lagu. Menurut peneliti
video klip BTOB „It‟s Okay‟ berbeda dari video klip K-Pop lain, dan penelitian
ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi, untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang pesan sosial dalam video klip BTOB „It‟s Okay‟.
1.3.3 Manfaat Teoritis
Secara teori, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
khususnya yang berkaitan dengan kajian ilmu sosial (Ilmu Komunikasi) melalui
pendekatan semiotika milik Roland Barthes. Penelitian ini diharapkan dapat
9
menjadi rujukan dan sumbangan pemikiran untuk mahasiswa atau para peneliti
dalam menganalisis tanda pesan sosial di lingkungan sekitar yang disampaikan
melalui video klip.
1.3.4 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan masukan bagi
pihak berkepentingan yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan
penelitian ini. Serta diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat untuk lebih kritis dalam menyikapi fenomena kepedulian terhadap
sesama di era globalisasi pada lingkungan sekitar melalui video klip.
1.4. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penetian yang telah ada
sebelumnya yang berkiatan dengan penetian tersebut. Kajian penelitian terdahulu
menjelaskan hasil terhadap literatur yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan
diteliti. Pada bagian ini maka akan disebutkan beberapa penelitian sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Adapun hasil penelitian terdahulu, yaitu :
No Aspek Penelitian Keterangan
1 Judul Kajian Fenomena Budaya Hallyu Wave Terhadap Gaya
Hidup Remaja Di Purwokerto.
10
Peneliti
Nur Hasanah 2016. (Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto.)
Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan kualitatif – deskriptif , studi
fenomenologi Edmund Husserl.
Hasil Penelitian
Fenomena Hallyu Wave, terdapat pengaruh gaya hidup
pada remaja di Purwokerto, seperti pola hidup hedonis,
keinginan untuk meniru dengan idolanya dan penggunaan
bahasa Korea dikehidupan sehari-hari.
Perbedaan Perbedaan dari penelitian ini adalah studi
fenomenologi
Tabel 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian Nur Hasanah
Sumber: Peneliti
2
Judul Analisis Semiotika Pesan Perdamaian Pada
Video Klip „Salam Alaikum‟ Harris J
Peneliti
Noni Wilda Sari. 2016. (Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.)
Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, analisis
semiotika Roland Barthes.
Hasil Penelitian
Pesan perdamaian pada ajaran islam yang berdasarkan
firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an yaitu: etos kerja.
Menjunjung persamaan derajat. Dilarang untuk berdebat
11
dan dianjurkan untuk saling memaafkan serta
membangun keluarga yang sakinah.
Perbedaan
Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian ini
melakukan penelitian yang berfokus pada pesan
perdamaian.
Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka Penelitian Noni Wilda Sari
Sumber: Peneliti
3
Judul
Analisis Semiotika Pesan Sosial Film Aisyah: “Biarkan
Kami Bersaudara”
Peneliti
Putra Ramadian. 2019. (Program Studi Ilmu Komunikasi,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.)
Model Penelitian Penelitian ini menggunakan kualitatif – deskriptif,
analisis semiotika Charles Sanders Pierce.
Hasil Penelitian
Nilai Material: menghargai perbedaan keyakinan,
mengajarkan kedamaian, persaudaraan, dan
keramahan.
Nilai Kerohanian: sikap saling mengerti, menghormati
perbedaan pendapat, dan memberikan kebebasan
menerima perbedaan.
Nilai Vital: Harmonisasi antara kehidupan beragama
dan bermasyarakat.
12
Perbedaan Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian ini
menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce.
Tabel 1.3 Tinjauan Pustaka Penelitian Putra Ramadian
Sumber: Peneliti
1.5 Kajian Pustaka
1.5.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang
dilakukan melalui media massa, baik cetak berupa surat kabar dan majalah atau
elektronik berupa radio dan televisi. Komunikasi massa melibatkan banyak
komunikator yang dikelola melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang
rendah (artinya jauh) (Mulyana, 2014:79,83).
Menurut John Vivian komunikasi massa adalah proses pengunaan sebuah
medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan
memberi informasi, menghibur atau membujuk dengan ciri memiliki kemampuan
untuk menjangkau ribuan bahkan jutaan orang (Vivian, 2008:450).
Komunikasi massa berasal dari bahasa latin yaitu media of mass
comunication (media komunikasi massa), surat, telepon, telegram, radio, surat
kabar, film, internet, dan lain sebaginya. Media massa lebih merujuk pada
penerimaan pesan yakni kepada khalayak, penonton atau audiens, pemirsa
maupun pembaca (Nurdin, 2009:4).
Ciri – ciri komunikasi massa yaitu, komunikasi massa berlangsung satu arah,
komunikator pada komunikasi massa melembaga, pesan bersifat umum,
13
komunikasi massa menimbulkan keserempakan dan bersifat heterogen (Effendy,
2001:22-26).
Menurut Denis McQuail dalam bukunya “Teori Komunikasi Massa”
(2011:43) ciri utama media baru, adanya saling keterhubungan, akses terhadap
khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya,
kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di
mana-mana.
Peran komunikasi massa sangat penting dalam memberikan informasi
karena berdampak terhadap setiap khalayak. Dalam hal lain, komunikasi massa
adalah bentuk yang berbeda. Menyusun pesan yang efektif untuk ribuan orang
dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda-beda membutuhkan keahlian
yang berbeda dengan sekedar berbicara dengan teman (Vivian, 2008: 451).
Perbedaan media baru dari media lama, yakni media baru mengabaikan
batasan percetakan dan model penyiaran dengan memungkinakan terjadinya
percakapan antar banyak pihak, memungkinkan penerimaan secara simultan,
perubahan dan penyebaran kembali objek-objek budaya, mengganggu tindakan
komunikasi dari posisi pentingnya hubungan kewilayahan dan modernitas,
menyediakan kontak global secara instan, dan memasukkan subjek modern atau
akhir modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan.
Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) yaitu sebagai
surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan),
transmission of values (penyebaran nilai), dan entertaimen (hiburan). Dari
penjelasan singkat tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa sangat
14
berpengaruh pada sebuah informasi yang disampaikan oleh komunikator. Efek
peran yang disampaikan dalam komunikasi massa adalah merubah perilaku
khalayak setelah mendapat sebuah pesan atau informasi (Ardianto, 2004:48).
1.5.2 Film
Film adalah bagian kehidupan sehari-hari dalam banyak hal, bahkan ketika
kita berbicara tidak menutup kemungkinan semua itu dipengaruhi oleh metafora
film. Masyarakat mulai terpesona dengan tayangan film sejak pertama penciptaan
film itu sendiri, walaupun gambar yang dihasilkan kala itu masih putus-putus dan
masih berwarna hitam putih. Pada tahun 1920-an film mulai disempurnakan
dengan adanya suara dan mulai berwarna. Hingga saat ini berbagai macam film
sudah banyak bermunculan dan bisa membuat penonton kagum dengan
perkembangannya (Vivian, 2008:160).
Menurut Cangara H. Hafied, (2008:136) film dalam arti sempit adalah
penyajian gambar melalui layar lebar, tetapi dalam arti yang lebih luas film juga
termasuk yang disiarkan di televisi. Film merupakan salah satu media massa yang
berbentuk audio visual dan sifatnya sangat kompleks. Film menjadi sebuah karya
estetika sekaligus sebagai alat informasi yang bisa menjadi alat penghibur, alat
propaganda, juga alat politik.
Film juga dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat
berperan sebagai penyebarluasan nilai-nilai budaya baru. Film bisa disebut sinema
atau gambar hidup yang mana diartikan sebagai karya seni, bentuk populer dari
15
hiburan, juga produksi industri atau barang bisnis. Film sebagai karya seni lahir
dari kreativitas yang menuntut kebebasan berkreativitas (Hafied, 2008:136).
Menurut Wibowo (2006:196), film mempunyai definisi yaitu alat untuk
menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita.
Film juga merupakan ekspresi artistik sebagai alat bagi para seniman dan insan
perfilman dalam rangka mengutarakan gagasan – gagasan dan ide cerita.
Film pertama kali lahir pada abad 19, pada masa itu film dibuat dengan
menggunakan bahan dasar seluloid yang mudah terbakar, bahkan oleh percikan
abu rokok sekalipun. Jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka, masyarakat sudah
dapat menyaksikan film-film impor dari Hollywood dan Cina. Sejarah produksi
film di Indonesia dipelopori oleh orang Belanda pada tahun 1926 dan di
kembangkan oleh orang Tionghoa. Tujuan adanya film di Indonesia adalah untuk
memberi hiburan bagi masyarakat (Panuju, 2019:51).
1.5.3 Video Klip Sebagai Sarana Komunikasi Massa
Video klip merupakan salah satu produk komunikasi massa yang berperan
dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Video berperan sebagai sarana baru
untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan, serta menyajikan
cerita, peristiwa, drama, musik, dan sajian lainnya kepada masyarakat umum.
(McQuail, 1987:13).
Video klip merupakan salah satu medai promosi yang sangat ideal dan
merupakan program musik yang disponsori oleh produksi rekaman berlabel
dengan tujuan untuk mempublikasikan seorang penyani dan sebuah lagu yang
16
memiliki potensi disukai khalayak. Stasiun televisi yang membutuhkan materi
program, menjadikan video klip sebagai materi program nonfiksi karena mudah
didapat dan menghasilkan keuntungan materi (Fachruddin, 2015:99).
Video klip merupakan sarana bagi para produser musik untuk memasarkan
produknya, yakni berupa album rekaman melalui media televisi. Video klip
pertama kali dipopulerkan melalui saluran MTV sekitar tahun 1981. Menurut
Dimas Jay, pengertian dasar dari video klip adalah memvisualkan sebuah lagu
atau musik (Dennis, 2008: 41).
Karya video klip merupakan bentuk seni performa yang sangat independen,
karena konsumen penikmatnya bisa dari berbagai kalangan karena media
penyalurnya juga variatif. Sehingga kebebasan klipper mengekspresikan jiwa
seninya dapat dikategorikan menjadi dua konsep dasar kreatif visual (Fachruddin,
2015:100).
Video klip pada dasarnya memiliki lima bahasa yang universal, yaitu bahasa
ritme (irama), bahasa musikalisasi (instrumen musik), bahasa nada, bahasa lirik,
dan bahasa performance (penampilan). Seluruhnya masuk dalam satu lagu dengan
uraian nada dari penyanyi atau instrumen tertentu, oleh sebab itu untuk
mendapatkan ide kreatif yang sesuai dengan lagu yang akan diproduksi klipnya,
perlu dipahami kelima bahasa tersebut (Naratama, 2005:95).
1.5.4 Pesan Sosial
Menurut Abdhul Basit (2017:186), pesan sosial adalah pesan yang berkaitan
dengan kepedulian dan partisipasi manusia dalam melakukan transformasi sosail
di masyarakat. Sedangkan menurut Pesan sosial adalah nasihat atau amanat
17
terhadap orang lain dalam proses komunikasi yang berkaitan dengan hubungan
masyarakat. Pesan yang disampaikan dalam sebuah proses komunikasi baik
komunikasi secara langsung maupun tidak langsung yang berpengaruh terhadap
komunikator maupun komunikan (Ramadian, 2019:3).
Pesan atau kritik sosial merupakan suatu penyampaian dari satu orang untuk
orang lain, atau dari sebuah kelompok organisasi untuk masyarakat luas. Pesan
sosial yang disampaikan tidak hanya berupa kata-kata, tapi juga melibatkan
isyarat atau sindiran kepada seseorang atau masyarakat luas.
Melalui pesan atau nilai sosial ini dapat menjadikan seseorang menjadi
“penonton” atau “pemain” dalam kehidupannya. Masalah-masalah sosial hanya
dapat dimengerti dengan sebuah “pemahaman”. Karena sebuah pesan sosial dapat
menjadikan seseorang ikut merasakan keadaan orang lain, dan ikut melakukan apa
yang dilakukan orang tersebut (Suparto, 1987:83).
Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan sosial juga beragam,
pesan tersebut dapat berupa gambar, iklan, kata-kata, lagu dan video klip. Pesan
sosial dibuat untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya hidup bersosial
dan berdampingan satu sama lain.
Menurut Notonegoro, nilai sosial dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut:
1. Nilai material adalah nilai yang ada atau yang muncul karena materi
tersebut. Contoh: Emas ini mempunyai nilai tertentu yang muncul karena
benda yang berupa emas ini mempunyai warna kuning gelap dan tidak
luntur yang selanjutnya akan banyak kegunaannya untuk membuat
18
berbagai macam perhiasan. Nilai terkandung dalam suatu benda
dinamakan nilai sentral.
2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan aktivitas atau kegiatan seseorang. Contoh: Kendaraan
bermotor dewasa ini menjadi alat transportasi vital bagi manusia untuk
melakukan aktivitas kesehariannya, misalkan untuk pergi ke tempat kerja.
3. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai ini dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Nilai kebenaran atau kenyataan merupakan nilai yang bersumber dari
proses berfikir teratur menggunakan akal manusia dan ikut dengan
fakta – fakta yang telah menjadi fakta. Contoh: orang yang dituduh
bersalah tetapi belum terbukti melakukan kesalahan tidal lantas
dihukum, tetapi harus melalui proses pengadilan.
b. Nilai keindahan merupakan nilai yang bersumber dari unsur rasa
manusia. Contoh: rumah akan terasa lebih asri apabila ditanami bunga.
c. Nilai moral atau nilai kebaikan merupakan nilai yang bersumber dari
unsur kehendak atau kemauan (karsa dan etika). Contoh: Ardi
menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan.
d. Nilai religius merupakan nilai kebutuhan yang tinggi dan mutlak yang
bersumber dari keyakinan dan kepercayaan manusia (agama). Contoh:
Agama Islam mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya. (Murdiyanto,
2008:45)
19
1.6 Kerangka Berfikir
Tabel 1.4 Kerangka Berfikir
Sumber: Peneliti
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Metode Riset
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif – interpretif, hal tersebut
disebabkan peneliti memusatkan penelitian ini pada kata-kata tertulis dari perilaku
orang-orang yang diamati sebagai data. Menurut Kriyantono (2014: 56) bahwa
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha untuk menjelaskan
Pesan Sosial Video Klip Born To Beat (BTOB) “It‟s Okay”
Landasan Teori
Komunikasi Massa Film Video Klip
Pesan Sosial
Metode Penelitian
Kualitatif – Interpretif
Semiotika Roland Barthes
Denotasi
Konotasi
Mitos
Simpulan
Pesan Sosial
Nilai Sosial
Nilai Material
Nilai Vital
Nilai Kerohanian
20
fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam
mungkin.
Metode kualitatif cenderung dihubungkan dengan paradigma interpretif.
Metode ini memusatkan pada penyelidikan terhadap cara manusia memaknai
kehidupan sosial mereka, serta bagaimana manusia mengekspresikan pemahaman
mereka melalui bahasa, suara, perumpamaan, gaya pribadi, maupun ritual sosial
(Deacon et al, 1999:6).
Dipilihnya penelitian kualitatif – interpretif karena jenis data yang
dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini berupa data – data yang
dikumpulkan untuk diolah menjadi berupa kata – kata, gambar – gambar, bukan
berupa angka – angka (Hikmat 2011: 40).
Metode penelitian ini menggunakan semiotika, yaitu suatu teknik penelitian
dengan memperhatikan produksi tanda – tanda dan simbol – simbol sebagai
bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi.
Semiotika meliputi tanda – tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory
(semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera
yang kita miliki) ketika tanda – tanda tersebut membentuk sistem kode yang
secara sistematik menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap
kegiatan dan perilaku manusia (Sobur, 2004: 95).
Untuk meneliti makna tanda – tanda kritik atau pesan sosial yang terdapat
dalam video klip BTOB “It‟s Okay”, peneliti menggunakan metode analisis
semiotika yang mengacu pada teori Roland Barthes, dengan pemaknaan denotasi,
konotasi, dan mitos.
21
Adapun pesan sosial yang dilihat pada video klipi BTOB “It‟s Okay”
meliputi materi – materi pesan sosial sebagai berikut:
1. Nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan sikap manusia yang
membutuhkan pertolongan orang lain.
2. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia.
3. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan aktivitas atau kegiatan.
4. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai ini dibagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Nilai kebenaran atau kenyataan yang bersumber dari proses berfikir
teratur menggunakan akal manusia (rasa, budi, dan cipta)
b. Nilai keindahan adalah nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia
(perasaan dan estesis).
c. Nilai moral adalah nilai yang bersumber dari kehendak atau kemauan
(karsa dan etika).
d. Nilai religius merupakan nilai kebutuhan yang tinggi dan mutlak yang
bersumber dari keyakinan dan kepercayaan manusia (agama).
(Murdiyanto, 2008:45)
1.7.4 Metode Semiotika
Manusia adalah makhuk sosial, maka fenomena sosial dan kebudayaannya
itu merupakan tanda-tanda dengan sistem yang di mengerti bersama. Oleh karena
itu, terciptalah ilmu tentang tanda-tanda itu. Ilmu tentang tanda-tanda itu disebut
22
semiotik. Analisis semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda
dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya
dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang
menggunakannya (Kriyantono, 2014:265).
Semiotika adalah instrumen pembuka dari rahasia teks dan penandaan,
karena semiotika merupakan puncak logis dari apa yang Derrida sebagai
“logosentrisme” budaya Barat: rasionalitas yang memperlakukan makna sebagai
konsep atau representasi logis yang merupakan fungsi tanda sebagai ekspresi
(Culler, 1981:40).
Secara etimologi, istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani “semion”
yang berarti tanda. Secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari sederetan luas objek – objek, peristiwa – peristiwa,
seluruh kebudayaan sebagai tanda (Sobur, 2003:95).
Pengertian semiotik sendiri berhubungan dengan semantik karena dua
pengertian itu meliputi makna dan kemaknaan dalam komunikasi antar manusia.
Semiotik bukan hanya berhubungan dengan isyarat bahasa, melainkan
berhubungan dengan isyarat – isyarat non-bahasa dalam komunikasi antar
manusia. Dapat kita katakan semiotika adalah ilmu isyarat komunikasi yang
bermakna (Parera, 2004:41).
Merurut Denessy dan Peron (2011:23), tujuan utama semiotika adalah
memahami kemampuan otak kita untuk memproduksi dan memahami tanda serta
kegiatan untuk membangun pengetahuan tentang sesuatu dalam kehidupan
manusia.
23
Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat
teramati dapat disebut tanda. Karena itu tanda tidak hanya terbatas pada benda.
Adanya peristiwa tidak adanya peristiwa terstruktur yang ditemukan dalam
sesuatu, suatu kebiasaan, semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera kecil,
sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheningan, suatu kebiasaan makan,
sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu
kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga, rambut
uban, sikap diam membisu, gagap, bebricara cepat, berjalan, kesabaran, kegilaan,
kekhawatiran, kelengahan, semua itu dianggap sebagai tanda.(Tinarbuko, 2013:12.
Saussure mendefinisikan, semiotika dalam Course in General Linguistics,
sebagai “ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan
sosial”. Implisit dalam definisi tersebut adalah prinsip bahwa semiotika sangat
menyandarkan dirinya pada aturan main atau kode sosial yang berlaku didalam
masyarakat, sehingga tanda dapat dipahami maknanya secara kolektif. (Piliang,
2012,300).
Menurut John Fiske, studi semiotik dapat dibagi ke dalam 3 bagian,
1. Tanda itu sendiri. Wilayah ini meliputi kajian mengenai berbagai jenis
tanda yang berbeda, cara-cara yang berbeda dari tanda-tanda di dalam
menghasilkan makna, dan cara tanda-tanda tersebut berhubungan
dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia
dan hanya bias dipahami di dalam kerangka penggnaan atau konteks
orang-orang yang menempatkan tanda-tanda tersebut.
24
2. Kode-kode atau sistem dimana tanda-tanda diorganisasi. Kajian ini
melingkupi bagaimana beragam kode telah dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya, atau untuk
mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi
pengiriman kode-kode tersebut.
3. Budaya empat dimana kode-kode dan tanda-tanda beroperasi. Hal ini
pada gilirannya bergantung pada penggunaan dari kode-kode dan tanda-
tanda untuk eksistensi dan bentuknya sendiri.
Pendekatan atas tanda didasarkan pada pandangan Ferdinand de Saussure
yang mengatakan bahwa tanda-tanda disusun dari 2 elemen, yaitu aspek citra
tentang bunyi (semacam kata atau representasi visual) dan sebuah konsep dimana
citra bunyi disandarkan. Bagi Saussure, hubungan antara penanda (signifier) dan
petanda (signified) bersifat arbiter (bebas), baik secara kebetulan maupun
ditetapkan.(Sobur, 2009:31-34).
Signifier adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek
material), yakni apa yang dikatakan, ditulis dan dibaca. Sedangkan signified
adalah gambaran mental dari bahasa. Saussure menggambarkan tanda yang terdiri
dari signifier dan signified sebagai berikut:
25
Sign
Composed
Signifer Signification Reverent
Signified (Eksternal Reality)
Tabel 1.5 Model Semiotik Saussure
Sumber: McQuail, 2000: 312.
Hubungan antara penanda dan petanda tersebut adalah produksi kultural.
Hubungan diantara keduanya bersifat arbiter dan hanya berdasarkan konvensi,
kesepakatan atau peraturan dari kultur pemakai bahasa tersebut. (Kriyantono,
2009:265).
Berdasarkan model pemaknaan ini petanda-petanda merupakan konsep
mental yang kita gunakan untuk membagi realitas dan mengkategorikannya
sehingga kita dapat memahami realitas tersebut. Petanda dibuat oleh manusia dan
ditentukan oleh kultur atau subkultur yang dimiliki manusia tersebut. (Suprapto,
2011:101).
Semiotika digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis teks media
dengan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat
tanda. Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda tersebut tidak pernah
26
membawa makna tunggal. Kenyataannya, teks media selalu mewakili ideolo gi
dominan yang berbentuk melalui tanda tersebut. Hal ini menunjukkan teks media
membawa kepentingan – kepentingan tertentu, juga kesalahan – kesalahan
tertentu yang luas dan lebih kompleks (Sobur, 2002:95).
1.7.3 Semiotika Roland Barthes
Dalam analisis semiotik Roland Barthes mengacu pada menyelidiki
hubungan penanda dan pertanda pada sebuah tanda. Hubungan penanda dan
pertanda ini bukanlah kesamaan (equality) melainkan sebuah ekuivalen, tidak
hanya yang satu kemudian membawa pada yang lain, tetapi korelasilah yang
menyatukan keduanya (Hawkes, 1977:130).
Menurut Barthes, semiotik merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana
humanity (kemanusiaan) memaknai things (hal-hal). Memaknai dalam hal ini
tidak dapat disamakan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti bahwa
objek – objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem
terstruktur dari tanda (Vera Nawiroh, 2014:26-27).
Roland Barthes tak sebatas hanya memahami makna denotasi dan makna
konotasi dalam pertandaan, namun Barthes juga melihat aspek lain. Dalam kajian
Barthes terdapat tiga makna yaitu, denotasi, konotasi, dan mitos.
Makna denotasi menggambarkan relasi antara penanda dan penandaan
didalam tanda, dan antara tanda dengan refrennya dalam realitas eksternal.
Sedangkan makna konotasi digunakan untuk menjelaskan tentang gambaran
27
interaksi yang berlangsung ketika tanda bertemu dengan perasaan dan emosi
penggunanya dan nilai-nilai kulturnya (Fiske, 2012: 139).
Dalam kerangka Barthes „mitos‟ berbeda dengan konsep mitos dalam arti
umum. Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka mitos adalah sebuah
sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah pesan. Dalam uraiannya, Barthes
mengemukakan bahwa mitos dalam pengertian khusus merupakan perkembangan
dari konotasi. Konotasi yang sudah terbentuk lama d imasyarakat itulah mitos.
Barthes juga mengatakan bahwa mitos merupakan sistem semiologis, yakni
sistem tanda – tanda yang dimaknai manusia (Hoed, 2008:59).
Mitos dapat dikatakan sebagai produk kelas sosial yang sudah memiliki
suatu dominasi. Mitos Barthes sendiri berbeda dengan mitos yang kita anggap
tahayul, atau sesuatu yang tidak masuk akal, tetapi menurut Barthes mitos sebagai
type of speech (gaya bicara seseorang) (Nawiroh Vera, 2014:28-29).
Ciri-ciri mitos menurut Barthes :
a. Deformatif. Barthes menerapkan unsur-unsur Saussure menjadi form
(signifier), concept (signified). Barthes menambahkan signification yang
merupakan hasil dari kedua hubungan unsur tadi. Signification inilah yang
menjadi mitos yang mendistorsi makna sehingga tidak lagi mengacu pada
realita yang sebenarnya. Pada mitos, form dan concept harus dinyatakan.
Mitos tidak disembunyikan; mitos berfungsi mendistorsi, bukan untuk
menghilangkan. Dengan demikian, form dikembangkan melalui konteks
28
linear (pada bahasa) atau multidimensi (pada gambar). Distorsi hanya
mungkin terjadi apabila makna mitos sudah terkandung didalam form.
b. Intensional. Mitos merupakan salah satu jenis wacana yang dinyatakan secara
intensional. Mitos berakar dari konsep historis. Pembacalah yang harus
menemukan mitos tersebut.
c. Motivasi. Bahasa bersifat arbitrer, tetapi kearbiteran itu mempunyai batas,
misalnya melalui afiksasi, terbentuklah kata-kata turunan: baca-membaca-
dibaca-terbaca-pembacaan. Sebaliknya, makna mitos tidak arbiter, selalu ada
motivasi dan analogi. Penafsir dapat menyeleksi motivasi dari beberapa
kemungkinan motivasi. Mitos bermain atas analogi antara makna dan bentuk,
analogi ini bukan sesuatu yang alami, tetapi bersifat historis (Barthes,
Myhtologies, 1957:122-130, dalam Irzi Susanto).
29
Teori Roland Barthes dirangkum dalam gambar berikut
Tabel 1.6 Peta Tanda Roland Barthes
Sumber: Paul Cobley & Litzza Jansz. 1999. Introducing Semiotics. NY:
Totem Book hlm 51
1.7.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah:
a. Data primer yang diperoleh dari teks media berupa K-Pop video klip di
YouTube
b. Data Sekunder atau data pendukung yang diperoleh dari sumber tambahan
yang berasal dari sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, artikel,
ataupun bahan bacaan dari internet
1. Signifer
(penanda)
2. Signified
(petanda)
2. Connotative Signifer
(penanda konotatif)
3. Denotative Sign
(tanda denotatif)
3. Connotative Signified
(pertanda konotatif)
4. Connotative Sign
(tanda konotatif)
30
1.7.5 Teknik Pengumpulan dan Pencatatan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.
Dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data official music video K-
Pop (K-Pop MV) yang terdapat dalam situs YouTube. Peneliti menggunakan
analisis semiotika dan teori komunikasi massa yang didapat dari mengamati video
klip BTOB „It‟s Okay yang sudah di rilis di YouTube untuk mencatat data.
1.7.6 Teknik Analisis dan Interpretasi Data
a) Menurut Moleong (2006:248) Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yaitu upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dari penjabaran di atas jika dikaitkan dengan masalah pokok
penelitian, maka peneliti menggunakan jenis atau tipe interpretif, karena
peneliti ingin menggambarkan atau mendeskripsikan pesan sosial yang
terkandung dalam video klip BTOB “It‟s Okay”.
b) Cara kerja interpretif adalah berawal dari proses kegiatan penelitian
menguraikan data yang telah diperoleh dari pengumpulan data yaitu:
1. Observasi keberadaan video klip BTOB “It‟s Okay”,
31
2. Setelah data terkumpul peneliti menyusun dan mengolah sedemikian
rupa kemudian data dipresentasikan.
3. Data yang telah dikumpulkan agar mudah dianalisis dan disimpulkan
maka peneliti menggunakan analisis yang menghasilkan interpretif
analisis.
4. Proses analisis data menggunakan analogi berfikir antara deduktif
yaitu pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau
lebih simpulan berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.
Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih
dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai
pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang
khusus.
c) Dalam penelitian video klip BTOB „It‟s Okay, menggunakan proses
penyusunan data metode semiotika milik Roland Barthes. Menurut Barthes,
semiotika memiliki 3 sistem pemaknaan, denotasi, konotasi, dan mitos.
Denotasi merupakan makna kamus dari sebuah kata atau terminologi
atau objek (literal meaning of a term or object). Denotasi sebenarnya
makna asli atau sebuah fenomena yang tampak dengan panca indra
atau deskripsi dasar dari objek tersebut.
32
Konotasi merupakan makna-makna kultural yang melekat pada
sebuah terminologi (the cultural meanings that become attached to a
term). Konotasi secara semiologi adalah makna yang bertitik pangkal
pada kode (yang tidak dapat disusun kembali), artikulasi dari sebuah
suara yang teranyam kedalam teks. Barthes mengatakan jika
konotasi secara topikal merupakan makna-makna yang tidak ada,
baik dalam kamus maupun dalam tata bahasa dari bahasa yang
digunakan untuk menulis teks (ini tentu saja sebuah definisi yang
goyah, kamus dapat diperluas, tata bahasa dapat dimodifikasi).
Mitos merupakan proses penandaan itu sendiri, artinya mitos tetap
dalam diskursus semiologinya itu. Perspektif Barthes tentang mitos
ini menjadi salah satu ciri khas semiologinya yang membuka ranah
baru semiologi, yakni penggalian lebih jauh dari penandaan untuk
mencapai mitos yang bekerja dalam realitas keseharian masyarakat
(Kurniawan, 2001:23).
33
BAB II
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
2.1 Industri Musik Korea
Boyband dan girlband Korea atau yang sering disebut IDOL umumnya memiliki
jumlah personil yang banyak, sehingga penggemar lebih variatif memilih idolanya.
Selain itu dance yang kompak di padu dengan wardrobe yang berkonsep menjadikan K-
Pop sebagai suguhan musik yang tidak pernah membosankan.
Tidak hanya boyband dan girlband Korea yang diminati oleh para K-Popers, tapi
solois, dan grup band Korea juga sangat diminati baik dari masyarakat Korea ataupun
dari masyarakat internasional yang sangat menyukai lalu-lagu Korea.
2.2 Tentang BTOB
Gambar 2.1 Anggota BTOB
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
34
Born To Beat atau yang lebih dikenal dengan BTOB (Hangul: 비투비: bi tu bi)
adalah grup penyanyi atau boyband asal Korea Selatan yang di bentuk oleh label
rekaman Cube Entertaiment. Boyband yang debut pada 21 Maret 2012 ini
beranggotakan 7 orang yaitu Eunkwang, Hyunsik, Ilhoon, Peniel, Changsub, Min Hyuk
dan Sung Jae.
BTOB memiliki 6 akun resmi diantaranya, Twitter (@officialbtob), Instagram
(@cube_official_btob), Facebook (BTOBofficial), Youtube (officialbtob), Fan cafe
(cube-btob), dan VLive (BTOB channel). Ke 6 akun sosial media ini dibuat khusus
untuk berkomunikasi fandom atau fans mereka yaitu melodi.
2.3 Personil BTOB
Nama Panggung: Eunkwang (은광)
Nama Lahir: Seo Eun Kwang (서 은광)
Posisi: Pemimpin, Vokalis Utama
Tanggal Lahir: 22 November 1990
Gambar 2.2 Eunkwang
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
35
Nama Panggung: Minhyuk (민혁)
Nama Lahir: Lee Min Hyuk (이민혁)
Posisi: Rapper, Dancer
Tanggal Lahir: 29 November 1990
Gambar 2.3 Min Hyuk
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
Nama Panggung: Changsub (창섭)
Nama Lahir: Lee Chang Sub (이창섭)
Posisi: Vokalis
Tanggal Lahir: 26 Februari 1991
Gambar 2.4 Changsub
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
Nama Panggung: Hyunsik (현식)
Nama Lahir: Im Hyun Sik (임현식)
Posisi: Penari Utama, Vokalis Utama
Tanggal Lahir: 7 Maret 1992
Gambar 2.5 Hyunsik
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
36
Nama Panggung: Peniel (프 니엘)
Nama Lahir: Shin Dong Geun (신동근)
Posisi: Rapper Utama, Vokalis
Tanggal Lahir: 10 Maret 1993
Gambar 2.6 Peniel
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
Nama Panggung: Ilhoon (일훈)
Nama Lahir: Jung Il Hoon (정일훈)
Posisi: Rapper Utama, Vokalis
Tanggal Lahir: 4 Oktober 1994
Gambar 2.7 Ilhoon
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
Nama Panggung: Sungjae (성재)
Nama Lahir: Yook Sung Jae (육성 재)
Posisi: Vokalis Utama
Tanggal Lahir: 2 Mei 1995
Gambar 2.8 Sungjae
Sumber: https://kprofiles.com/btob-member-profile/
37
2.4 Penghargaan BTOB
Debut di tahun 2012, BTOB berhasil mengawali karir mereka dengan
memenangkan penghargaan Cyworld Digital Music Awards, kategori Rookie of the
Month. Setahun setelah debut, yaitu tahun 2013 BTOB juga berhasil meraih
penghargaan Golden Disk Awards, kategori Next Generation Star.
Di tahun 2015 BTOB meraih piala dalam penghargaan KBS Music Festival,
kategori Singer of the Year. Tahun 2016 BTOB mendapat 2 penghargaan yaitu Golden
Disk kategori Grup Vokal Terbaik, dan Seoul Musik Awards, kategori Balada R&B.
Kesusksesan BTOB semakin terlihat pada tahun 2017, mereka berhasil membawa
pulang 6 piala penghargaan diantaranya,
1. Soribada Best K-Musik Awards, kategori Bonsang Award
2. KCTA SHOW 2017, kategori Korea Wave Star Award
3. Global Vlive, kategori Top 10 Award
4. Korean Popular Culture and Arts Awards, kategori Minister of Culture,
Sports and Tourism Commendation
5. Naver Music Award, kategori Top 10 Most Loved Artists
6. KBS Drama Awards, kategori Best OST Award.
2018 adalah tahun yang tidak disangka-sangka oleh BTOB, karena mereka
berhasil dibawa pulang 8 piala penghargaan. Ke-8 penghargaan tersebut di peroleh dari:
1. Golden Disk Award kategori Best Male Group
2. Korea Popular Music Awards, kategori Bonsang Awards
38
3. Seoul Music Awards, kategori Bonsang Awards
4. Korea Popular Music Awards, kategori Ballad Awards
5. Melon Music Awards, kategori Top 10 Artists
6. Japan Gold Disc Award, kategori Best 3 New Artists (Asia)
7. CPP Cruise 2018 Busan, kategori Asian Trend Star Award
8. Asian Model Award Festival 2018, kategori Asia Star Award (Singer Category).
2.5 Video Klip It’s Okay
BTOB debut pada 12 Maret 2012 dengan merilis album debut yang berjudul
‘Born To Beat’. BTOB berhasil mendapat kesuksesan dari lagu ‘It’s Okay’ setelah 3
tahun debut. Dari Video klip It’s Okay BTOB mendapat julukan The King Of Ballad
karena lagu It’s Okay adalah lagu yang mengawali konsep trilogy ballad.
Di Korea single It’s Okay berhasil memenangkan penghargaan dalam acara ‘MBC
Music Core’. BTOB berhasil mendapat posisi #1 dan berhasil mengalahkan artis-artis
besar seperti Kyuhyun, Taeyeon, Zion, dan iKON. Selain itu lagu ‘It’s Okay’ tercatat
berhasil meraih peringkat pertama dalam delapan situs streaming musik populer Korea,
diantaranya Soribada, Naver, Daum, MelOn, Olleh, Mnet, Genie, dan Bugs.
39
2.6 Lirik Lagu BTOB “It’s Okay”
Hangul Indonesia
어깨가 무겁나요 Apakah beban di pundakmu terasa berat?
무거운 짐을 내려놓기가 Namun, untuk meletakkan beban berat itu
참 쉽진 않죠 Tidak mudah, bukan?
누군가 말했죠 Seseorang pernah berkata padaku
내 꿈이 멀게만 느껴질 땐 Jika aku merasa mimpiku semakin menjauh
잠시 쉬다 가세요 Sebaiknya aku beristirahat sejenak
매일 같은 일상에 힘든가요 Bukankah menjalani kehidupan yang sama
setiap hari begitu melelahkan?
그건 누구를 위한 거죠 Untuk siapa kau melakukan semua itu?
결국 또 쓰러질 텐데 Pada akhirnya kau akan kembali terjatuh
힘들어 혼자라 느껴질 때 Ketika kamu berjuang dan merasa sendirian
이 노랠 들어봐요 Dengarkan lagu ini
40
기대해 즐겨 듣던 그 멜로디 Sebuah melodi yang selalu kau nantikan
라디오에 흘러나올 그 목소리 Suara yang akan mengalir keluar dari radio
내가 할 수 있는 건 노래 가사뿐이죠 Hal yang bisa kulakukan hanya bernyanyi
힘들어도 Walaupun sulit
괜찮아 괜찮아 괜찮아 Tidak apa-apa, tidak apa-apa, tidak apa-apa
잘될 거예요 Semua akan baik-baik saja
I believe in you Aku percaya padamu
3년째지 어느 곳도 날 원하지 않는 삶이 Sudah 3 tahun lamanya, tidak seorang pun
menginginkanku
이제 군대라도 가야 하나 싶어서 Sekarang yang dapat kulakukan hanyalah
bergabung dalam militer
부모님께 말씀드렸더니 Aku mengatakannya pada orang tuaku
딱 한마디 했어 어휴 Mereka menjawabnya dengan helaan nafas
그래서 말 못했지 Jadi aku tidak bisa memberitahu mereka
하던 알바도 잘렸다고 Bahwa aku dipecat dari pekerjaan paruh
41
waktuku
Well 어제는 제대 직전인 친구가 휴가 나왔어 Kemarin temanku yang akan bebas dari
militer datang berkunjung untuk berlibur
하는 말이 무섭대 Dia mengatakan bahwa itu menakutkan
대학서 배운 건 다 까먹었어 Sampai ia lupa segala sesuatu yang
dia pelajari di perguruan tinggi
실업자 100만 시대 Terdapat sekitar 1 juta pengangguran
그런 건 잘 모르겠고 Aku tidak begitu mengetahui tentang itu
그 숫자가 차라리 통장 잔고였음 좋겠어 Tapi akan lebih baik jika angka itu
tertulis dalam buku rekeningku
시끄러운 알람이 새벽부터 날 계속 재촉해 Suara alarm yang nyaring terus
mendesakku sejak dini hari
쫓기듯 나선 집 밖은 Aku pergi keluar rumah seperti aku dikejar
틈 없는 벼랑 끝같아 Seperti berdiri di tepi tebing
뭘 하고 있지 아니 뭘 해야 하지 Apa yang kulakukan?
Apa yang harus aku lakukan?
42
답이 없는 메아리 Itulah gema tanpa jawaban
난 왜 밖에서 치이고 엄한 곳에다 화풀이해 Mengapa aku selalu melampiaskan
kemarehanku di tempat lain?
좌표 없는 항해 위 방황하는 작은 종이배 Aku adalah perahu kertas kecil yang tersesat
selama perjalanan tanpa koordinat
억지로 눈물을 삼켜 Aku terpaksa menahan air mataku
어느새 한숨은 습관이 돼 Menghela nafas telah menjadi kebiasaanku
알아 나도 바보 같은 거 Aku tahu bahwa diriku begitu bodoh
남 앞에선 괜찮은 척 Berpura-pura aku baik-baik saja
di depan orang lain
티 없이 해맑던 예전의 넌 Dahulu diriku begitu sempurna
지금 어딨니 Sekarang kemana masa lalu ku
yang cerah pergi?
기대해 즐겨 듣던 그 멜로디 Sebuah melodi yang selalu kau nantikan
라디오에 흘러나올 그 목소리 Suara yang akan mengalir keluar dari radio
43
내가 할 수 있는 건 노래 가사뿐이죠 Hal yang bisa kulakukan hanya bernyanyi
힘들어도 Walaupun sulit
괜찮아 괜찮아 괜찮아 Tidak apa-apa, tidak apa-apa, tidak apa-apa
잘 될 거예요 Semua akan baik-baik saja
I believe in you Aku percaya padamu
사랑하는 가족들 가족 같은 친구들 Keluarga dan sahabatku yang aku cintai
얼굴 못 본 지가 Sudah lama kita tidak bertemu
밥 한번 먹자 한 뒤로 Kita selalu mengatakan, ayo makan bersama
한 번쯤 여유를 가져도 나쁘진 않을 텐데 Tidak akan buruk jika aku punya waktu
luang untuk kali ini
지금 내가 외롭진 않을 텐데 Sekarang aku tidak merasa sendirian lagi
노랜 다 끝나가지만 Walaupun lagu ini berakhir
아직 다 못한 말이 많아 Masih banyak hal yang belum ku katakan
모두가 나와 같은 맘이겠죠 Mungkin semua orang juga merasa kesulitan
44
기대해 즐겨 듣던 그 멜로디 Sebuah melodi yang selalu kau nantikan
라디오에 흘러나올 그 목소리 Suara yang akan mengalir keluar dari radio
내가 할 수 있는 건 노래 가사뿐이죠 Hal yang bisa kulakukan hanya bernyanyi
힘들어도 Walaupun sulit
괜찮아 괜찮아 괜찮아 Tidak apa-apa, tidak apa-apa, tidak apa-apa
잘 될 거예요 Semua akan baik-baik saja
I believe in you Aku percaya padamu
45
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
3.1 Penyajian Data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan yang dilakukan dengan cara
scene by scene dan menggunakan pisau bedah semiotika milik Roland Barthes yaitu,
denotasi, konotasi, dan mitos. Video klip “It’s Okay” dibuat dengan latar ditengah
kehidupan sosial di Korea Selatan yang sebagian penduduknya cenderung menutup diri.
1. Adegan Pertama
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
00:39
Tampak seseorang
menekan salah satu tombol
yang ada di radio.
00:44
Seorang petugas pemadam
kebakaran tengah mengepel
lantai markas pemadam
kebakaran sambil menari.
46
00:45
Petugas tersebut kini tengah
menggulung selang
pemadam kebakaran
00:47
Salah satu petugas
pemadam kebakaran
memarahi rekannya
00:48
Seorang petugas pemadam
kebakaran membantu
rekannya yang sejak tadi
membersihkan markas
pemadam kebakaran
sendirian
Tabel 3.1 Adegan 00:39 – 00:48
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
47
Denotasi
Pada adegan ini tampak seorang petugas pemadam kebakaran tengah menari sembari
mengepel lantai markas pemadam kebakaran sendirian. Setelah selesai mengepel, ia
melanjutkan menggulung selang pemadam kebakaran lalu rekannya datang dan
memarahinya.
Konotasi
Pada adegan ini terdapat makna bahwa pria tersebut yang awalnya merasa bahagia
dan menikmati aktivitas membersihkan markas pemadam kebakaran sendirian, menjadi
kecewa karena rekannya datang lalu memarahinya.
Mitos
Dalam melakukan sebuah pekerjaan dimanapun dan dengan siapapun kita bekerja
banyak hal yang pasti terjadi, salah satunya ketika harus mengerjakan semua pekerjaan
sendirian dan dimarahi oleh rekan satu tim walaupun tidak melakukan kesalahan.
48
2. Adegan Kedua
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
00:55
Pada malam hari seorang wanita
berdiri dekat mobil yang terbalik
lalu 1 unit ambulans datang.
Bisa kita interpretasikan jika
baru saja terjadi kecelakaan.
01:00
Seorang petugas 119 tengah
mengeluarkan seorang wanita
dari dalam mobil yang terbalik.
01:01
Petugas 119 tersebut memberi
pertolongan CPR pada korban
kecelakaan mobil
01:03
Salah seorang petugas 119
mendorong dan memarahi
rekannya karena melakukan
CPR pada korban.
49
01:10
Salah satu petugas 119
membenarkan posisi korban,
sedang rekannya hanya
memperhatikan.
Tabel 3.2 Adegan 00:55 – 01:10
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
Denotasi
Adegan ini terjadi pada malam hari, petugas 119 mendatangi lokasi kecelakaan mobil.
Salah satu petugas 119 mengeluarkan korban yang terluka dari dalam mobil dan petugas
itu melakukan tindakan CPR, namun petugas itu dimarahi dan di dorong oleh rekannya.
Konotasi
Makna yang tersirat pada adegan ini adalah untuk tidak egois dan memperlakukan
rekan satu tim dengan kasar. Karena jika mendorong rekan satu tim ketika me lakukan
tindakan medis dengan sikap saling egois maka korban akan semakin kesakitan.
Mitos
Sesama rekan kerja memiliki pemahaman cara bekerja yang berbeda, tentu sulit
disatukan baik itu pendapat, pandangan karakter dan sikap.
50
3. Adegan Ketiga
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
01:17
Tampak dua orang yang sedang
berdiri didepan pintu rumah
susun. Seorang yang
menggunakan helm ayam tengah
melihat pria dihadapannya yang
sedang melihat kearah jam
tangannya.
01:19
Kini pria yang mengenakan
helm ayam tengah melihat jam
tangannya sedangkan pria di
hadapannya melihat pria yang
mengenakan helm ayam.
01:20
Pria yang mengenakan kaos
putih menoyor (memukul kepala
dengan tangan) pria yang
mengenakan helm ayam.
51
01:21
Pria berkaos putih memukul
dada pria yang mengenakan
helm ayam dengan penuh
amarah. Sedangkan pria yang
mengenakan helm ayam itu
hanya diam saja diperlakukan
seperti itu.
01:22
Pada adegan ini pria yang
mengenakan kaos putih
menumpahkan ayam goreng
yang ia pegang dan pria yang
mengenakan helm ayam kecewa
dengan perbuatan pria kaos
putih.
01:26 Pria berjaket merah itu
menundukkan kepalanya
Tabel 3.3 Adegan 01:17 – 01:26
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
52
Denotasi
Adegan ini divisualisasikan oleh seorang kurir dan seorang costumer, dimana
costumer ini marah pada kurir karena pesanan ayam goreng yang di pesan datang
terlambat. Sang costumer menoyor (memukul kepala dengan tangan) kepala kurir dan
menumpahkan ayam goreng pesanannya ke lantai.
Konotasi
Adegan dalam scene ini tersirat makna jika costumer meluapkan amarahnya pada
kurir dengan berbagai cara, mulai dari membentak, memukul, mendorong, membuang
atau melempar sebuah benda. Berprasangka buruk dapat mempengaruhi efektifitas dalam
berkomunikasi, karena dalam berkomunikasi hendaknya antara komunikato dan
komunikan menunjukkan sikap positif agar tercipta suasana yang nyaman dan tenang.
Sikap negatif hanya akan melukai seseorang baik fisik atau mental karena sudah
diperlakukan kasar, walaupun orang tersebut tidak melakukan kesalahan apapun.
Mitos
Bagi beberapa orang pekerjaan sebagai kurir merupakan pekerjaan yang rendah
dengan upah kecil. Bahkan pekerjaan sebagai kurir dijadikan sebagai pekerjaan pilihan
jika tidak ada pekerjaan lain.
53
4. Adegan Keempat
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
01:27
Tampak seorang pria tengah
membawa tumpukan buku di
lorong – lorong rak buku..
01:32
Seorang pria bersandar pada rak
buku sembari membaca salah
satu buku
01:34
Adegan ini menampilkan jika
seorang pria yang tengah
membaca buku memperlihatkan
wajah terkejut dan panik.
01:35
Pria itu bergegas
mengembalikan buku yang ia
pegang ke rak buku
dihadapannya, tapi tanpa sengaja
buku yang ada di atas tangga
tersenggol dan jatuh kelantai.
54
01:37
Pria itu bergegas merapihkan
buku – buku yang terjatuh, dan
disamping kirinya terlihat ada
seseorang yang datang
menghampirinya.
01:38
Seseorang yang mengenakan
kemeja datang menghampiri pria
yang tengah merapihkan buku.
01:40
Pria yang mengenakan kemeja
biru menundukkan kepalanya,
dan pria dengan sejelan jas pergi
meninggalkan pria itu
Tabel 3.4 Adegan 01:27 – 01:40
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
Denotasi
Terlihat pemuda sebagai pegawai perpustakaan tersebut sedang merapihkan buku di
perpustakaan, disela-sela bekerja pegawai itu membaca beberapa buku, namun ketahuan
oleh atasannya.
55
Konotasi
Makna tersirat pada adegan ini adalah untuk disiplin. Karena terlihat bahwa sang
pegawai ingin membaca buku, namun atasannya ingin pegawainya fokus bekerja. Pada
dasarnya atasan tidak pernah memperdulikan apa yang dirasakan pegawainya dan jarang
mau berinteraksi dengan mereka. Dengan wajah tegas dan sikap yang dingin, bos atau
atasan hanya menginginkan semua yang dikerjakan pegawainya selesai tepat waktu dan
tidak ada kesalahan sedikit pun.
Mitos
Pada umumnya pegawai harus selalu bekerja. Layaknya robot yang hanya
mendengarkan perintah tuannya. Pegawai dilarang melakukan hal lain yang tidak ada
kaitannya dengan pekerjaan. Pandangan pegawai hanyalah budak di kalangan masyarakat
masih sangat kental, dan terkadang hal tersebut adalah sesuatu yang wajar untuk
dilakukan.
5. Adegan Kelima
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
01:43
Tampak seseorang pelajar laki-
laki tengah melukis di dalam
kelas.
56
01:44
Seorang pelajar laki-laki tengah
diarahkan melukis oleh wanita
berbaju biru.
01:47
Seorang pelajar laki- laki
menyerahkan hasil lukisannya
kepada wanita berbaju biru.
01:49
Wanita berbaju biru itu
meninggalkan pelajar laki- laki
itu, dan wajah pelajar laki- laki
itu tampak sedih.
01:54
Di dalam sebuah ruang kelas
tampak seorang pelajar laki- laki
tengah bersedih.
Tabel 3.5 Adegan 01:43 – 01:54
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
57
Denotasi
Adegan ini divisualisasikan oleh seorang pelajar laki- laki yang sedang melukis di
dalam kelas, dan pelajar tersebut dibimbing gurunya agar melukis dengan benar. Setelah
kelas selesai semua pelajar mengumpulkan hasil lukisannya kepada sang guru. Salah satu
pelajar ditegur oleh gurunya hingga pelajar itu menjadi sedih.
Konotasi
Adegan ini mengandung makna tersirat tentang membantu sesama dengan sebuah
ketulusan tanpa memandang usia. Menolong seseorang dapat dilakukan dengan cara
apapun termasuk membantu menyumbangkan ilmu atau gagasan. Namun dalam adegan
ini sang guru membantu muridnya dengan wajah cemberut terlebih lagi sikap guru
tersebut membuat muridnya menjadi sedih.
Mitos
Negara – negara maju atau negara modern didunia dikenal dengan warganya yang
memiliki sikap individualistik yang mana lebih mementingkan diri sendiri dan kurangnya
kepedulian terhadap orang lain.
58
6. Adegan Keenam
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
01:55
Seseorang sedang memegang
sebuah formulir pencari
pekerjaan.
01:56 Seorang pria tampak murung.
01:59
Seorang wanita datang
mengejutkan pria yang
mengenakan pakaian olahraga
dari belakang
02:01
Pria yang menggunakan pakaian
olahraga menyembunyikan
formulir pencari kerja
dibelakang punggungnya.
59
02:02
Pria yang mengenakan pakaian
olahraga menunjuk rumah
makan sederhana yang ada
dibelakangnya.
02:03
Pria tersebut mengajak wanita
disampingnya untuk makan di
rumah makan sederhan.
Tabel 3.6 Adegan 01:55 – 02:03
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
Denotasi
Dalam adegan ini memvisualisasikan didepan sebuah rumah makan sederhana
tampak seorang pria mengenakan baju training olahraga tengah membaca formulir untuk
melamar pekerjaan. Kemudian seorang wanita datang mengejutkannya dari belakang.
Pria tersebut bergegas menyembunyikan formulir itu. Pria itu mengajak wanita yang
mengejutkannya untuk di rumah makan sederhana.
Konotasi
Makna dalam adegan ini adalah seseorang selalu menyembunyikan kenyataan yang
mana kenyataan tersebut jangan sampai diketahui oleh orang lain. Adalam adegan ini pria
60
tersebut menyembunyikan formulir lamaran kerja dari wanita di hadapannya, dan hal ini
menggambarkan jika pria tersebut tidak ingin mengetahui fakta jika ia hanya seorang
pengangguran.
Mitos
Dalam kehidupan ini setiap manusia memiliki rahasia, namun menyembunyikan
kebenaran yang sudah terlihat jelas dari orang yang dikenal sebaiknya orang tersebut
memahami situasi yang sedang dihadapi orang yang menyembunyikan rahasianya itu.
7. Adegan Ketujuh
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
02:06
Seorang wanita menarik lengan
seorang pria berbaju olahraga
untuk makan di kafe.
02:10
Seorang wanita dan seorang pria
duduk berhadapan disebuah
kafe, lalu datang seorang
pelayan memberikan daftar
menu pada mereka.
61
02:11 Daftar menu yang ada di kafe
02:15
Pria berpakaian olahraga secara
diam-diam tengah memeriksa
uang didalam saku bajunya dan
wanita dihadapannya
memperhatikan gerak gerik pria
dihadapannya.
02:17
Pria berbaju olahraga tampak
terkejut karena dia sedikit
membelalakkan matanya.
02:26
Pria berbaju olahraga
memperhatikan wanita
dihadapanya yang sedang
mengangkat tangan kanannya
dan tangan kirinya sedang
memegang daftar menu.
Tabel 3.7 Adegan 02:06 – 02:26
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
62
Denotasi
Adegan ini menampilkan seorang wanita menarik lengan seorang pria agar dia mau
ikut masuk kedalam sebuah kafe modern. Didalam kafe pria dan wanita itu duduk dan
tidak lama seorang pelayan datang menghampiri mereka sambil membawa daftar menu.
Dalam daftar menu itu terlihat jika harga menu – menu di kafe tersebut sangat mahal bagi
seorang pengangguran. Pria itu diam – diam melihat uang yang ada di dalam saku
jaketnya dan wanita yang duduk di hadapannya memperhatikan gerak geriknya. Pria itu
berbohong pada wanita itu jika tidak terjadi apapun dan wanita itu memanggil pelayan
karena sudah selesai menentukan pesanannya.
Konotasi
Makna tersirat yang terdapat dalam adegan ini adalah selalu memikirkan perasaan
orang terdekat kita, juga menghormati dan membantu keadaan orang yang kita kenal j ika
orang tersebut sedang mengalami kesulitan.
Mitos
Masyarakat selalu beranggapan bahwa seorang pengangguran tidak berguna dan
tanpa kita sadari orang – orang sering menyinggung perasaan orang yang pengangguran
tersebut. Pada kenyataannya seorang pengangguran juga ingin memiliki pekerjaan yang
layak.
63
8. Adegan Kedelapan
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
03:13
Seorang pria dengan kemeja biru
tengah mengintip dari balik rak
buku.
03:14
Pria berkemeja biru tersebut
tengah belajar sambil
bersembunyi dibalik rak buku.
03:15
Di sebuah perpustakaan seorang
pria yang mengenakan setelan
jas hitam tengah menghampiri
salah satu rak buku dan
mengetuk-nemuk rak buku itu
dengan perlahan.
03:16
Seorang pria berkemeja biru
tersungkur di antara rak buku
sambil memegang buku ditangan
kirinya.
64
03:17
Seorang pria tengah berjongkok
diantara rak buku sambil melihat
kearah kedua bukunya yang
berada dilantai.
03:19
Pada malam hari seorang pria
tengah berdiri di sebuah taman
sambil bersandar ditembok
sebuah gedung dengan
membawa buku dan minuman
kaleng.
Tabel 3.8 Adegan 03:13 – 03:19
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
Denotasi
Seorang pegawai perpustakaan belajar dengan sembunyi – sembunyi di sela – sela
jam kerja, namun ketahuan oleh atasannya. Pegawai itu terkejut hingga tersungkur karena
atasannya datang menghampiri. Diluar perpustakaan pegawai itu tampak murung sambil
bersandar pada tembok dengan memegangi buku – bukunya dan minuman kaleng.
Konotasi
Dalam adegan ini tersirat makna bahwa adanya sikap saling percaya dan disiplin
dalam berkerja mampu menyelesaikan semua pekerjaan yang sedang dikerjakan. Namun
65
terlihat dalam adegan ini seorang pegawai yang secara sembunyi – sembunyi tengah
belajar di sela – sela jam kerja dengan seorang atasan yang hanya berkeliling
perpustakaan untuk mengecek keadaan dalam perpustkaan tersebut.
Mitos
Anggapan bagi seorang atasan menyelesaikan pekerjaan selalu menjadi hal yang
utama, karena itu jika ada karyawan yang tidak produktif dalam melakukan pekerjaannya
dan sering melakukan hal lain di sela-sela jam kerja pasti atasan tidak segan – segan akan
memarahi bahkan mempermalukan karyawan tersebut di depan umum.
9. Adegan Kesembilan
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
03:21
Seorang petugas pemadam
kebakaran datang ke markas
pemadam kebakaran yang sepi
dengan pencahayaan redup tiba-
tiba melempar benda yang ia
bawa kelantai.
03:23
Seorang petugas pemadam
kebakaran memukul mobil
pemadam kebakaran lalu
menundukkan kepalanya.
66
03:25
Petugas pemadam kebakaran itu
bersandar dimobil pemadam
kebakaran.
03:27
Dari kejauhan tampak seseorang
melihat rekannya tengah
bersandar dimobil pemadam
kebakaran dangan wajah sedih.
Tabel 3.9 Adegan 03:21 – 03:27
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
Denotasi
Dimarkas pemadam kebakaran yang sepi dan gelap, seorang petugas pemadam
kebakaran tengah marah hingga membuang barang dan memukul mobil pemadam
kebakaran. Setelah melampiaskan kemarahannya petugas itu bersandar pada mobil
pemadam kebakaran dan dari kejauhan ada seorang petugas lain yang melihat rekannya
tengah bersandar pada mobil pemadam kebakaran.
67
Konotasi
Pada adegan ini tersirat makna bahwa rasa putus asa yang dialami seseorang
diakibatkan karena banyak faktor, misalnya karena kurang percaya diri, atau selalu
dimarahi dan disalahkan oleh orang terdekat.
Mitos
Jika seseorang sudah merasa putus asa maka ia akan melakukan hal-hal yang
membahayakan, bukan hanya membuang barang – barang disekitarnya, namun orang
tersebut mampu memukuli diri sendiri atau bahkan hingga bunuh diri.
10. Adegan Kesepuluh
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
03:30
Pada malam hari di sebuah kota,
seorang pelajar berjalan lemas
sembari meletakan selebaran di
kaca mobil yang terpakir
dipinggir jalan.
03:32
Salah seorang pemilik mobil
keluar dari dalam mobil dan
menegur pelajar yang
meletakkan selebaran di kaca
mobilnya.
68
03:33
Pemilik mobil itu menunjuk
keselebaran yang diletakkan
oleh seorang pelajar di kaca
mobilnya.
03:35
Pelajar itu tidak memperdulikan
si pemilik mobil dan ia akan
beranjak pergi meninggalkan
pemilik mobil.
03:37
Pelajar itu melempar semua
selebaran yang dia pegang pada
pemilik mobil.
03:39
Pelajar itu akan memukul
pemilik mobil sedangkan
pemilik mobil hanya diam saja.
03:41
Dari kejauhan seorang wanita
melihat seorang pelajar akan
memukul orang, namun tidak
jadi dan pelajar itu pergi sambil
menangis.
69
03:44
Pada adegan ini pelajar tersebut
menangis dan meletakkan
tangan di pelipisnya.
Tabel 3.10 Adegan 03:30 – 03:44
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
Denotasi
Pada adegan ini tampak seorang pelajar laki- laki berjalan di jalanan sebuah kota pada
malam hari sembari menaruh selebaran di kaca mobil – mobil yang terparkir di pinggir
jalan. Ketika pelajar itu meletakkan selebaran di kaca mobil terakhir pemilik mobil keluar
dari dalam mobil lalu memarahi pelajar itu. Dengan murung pelajar itu menggambil
kembali selebaran yang diletakkan dikaca mobil tadi, namun si pemilik mobil masih
marah. Pelajar itu juga marah lalu melempar selebaran – selebaran itu pada pemilik mobil.
Setelah melempar selebaran itu pada pemilik mobil, pelajar itu akan memukul pemilik
mobil namun tidak jadi kemudian pelajar itu pergi sambil menangis. Sedangkan dari
kejauhan guru pelajar itu hanya memperhatikan semua kejadian itu.
Konotasi
Pada adegan ini terdapat makna bahwa pelajar laki- laki itu merasa sedih dan sangat
putus asa, hal tersebut dapat dilihat ketika ia berjalan dengan lemas sembari menaruh
70
selebaran dikaca mobil kemudian ketika pemilik mobil memarahinya yang dilakukan
pelajar itu adalah melempar selebaran – selebaran yang ia pegang lalu akan memukul si
pemilik mobil.
Mitos
Putus asa atau depresi yang mulai memuncak pada seseorang terkadang sulit untuk di
hentikan terlebih lagi jika orang yang depresi itu sudah mulai marah. Pada dasarnya
orang yang depresi bisa saja berfirik jika orang-orang disekitarnya tidak peduli padanya.
Semakin lama ia depresi, semakin ia tenggelam dalam kegelapan dan kesendirian akan
memicu orang tersebut untuk melakukan tindakan balas dendam pada orang-orang yang
sudah mengabaikannya.
11. Adegan Kesebelas
Visualisasi Kode Waktu Interpretasi Simbolik
03:46
Sepasang pria dan wanita
sedang berjalan–jalan
sambil berpegangan tangan
disebuah kota dengan
rumah–rumah yang saling
berdempetan.
71
03:50
Pria berbaju olahraga
menatap wanita
dihadapannya dengan
wajah sedih.
03:56
Pria dan wanita itu kini
tengah bertatapan.
04:14
Wanita itu memalingkan
wajahnya dari pria
dihadapannya.
04:20 Seorang wanita memeluk
pria dihadapannya.
Tabel 3.11 Adegan 03:46 – 04:20
Sumber: Video klip BTOB “It’s Okay”
72
Denotasi
Seorang pria dan wanita sedang berjalan sambil bergandengan tangan di sebuah kota
dengan rumah – rumah yang saling berdempetan. Di tengah perjalanan si pria tiba-tiba
berhenti dan melepaskan genggaman tangan wanita disebelahnya. Pria itu menghadap
kearah wanita di sebelahnya, dan kini mereka berhadapan. Wajah pria itu murung lalu ia
mengeluarkan semua keluh kesahnya pada wanita disebelahnya. Wanita itu yang awalnya
senang berubah murung setelah mendengar perkataan pria di hadapannya, dan kemudian
si wanita memeluk pria dihadapannya dengan erat.
Konotasi
Pada adegan ini terdapat makna bahwa pria tersebut merasa sedih dan ingin
mengakhiri semua hubungannya dengan wanita dihadapannya. Karena pria itu saat ini
hanya seorang pengangguran, ia tidak mau lagi memiliki hubungan dengan wanita
dihadapannya.
Mitos
Dua manusia berbeda yang tentu sulit disatukan baik itu pendapat, pandangan
karakter dan sikap. Karena pria tersebut hanya seorang pengangguran, jika kekasihnya
mencintai pria itu dengan tulus, seharusnya ia tidak mempermalukan pria itu di depan
umum seperti membayar tagihan setelah mereka makan direstoran atau cafe.
73
3.2 Hasil Analisis Data
Setelah mengkaji video klip BTOB “It’s Okay” melalui penelitian scene by scene,
hasil analisis data dari penelitian ini yaitu, kita harus lebih peduli, lebih menghargai, dan
mau menerima keadaan yang terjadi dilingkungan sekitar. Setiap manusia pasti selalu
ingin menikmati hidup dengan bahagia dan santai. Begitu pula dengan melakukan
sebuah pekerjaan, setiap orang pasti ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan hati
riang gembira. Namun perasaan gembira itu bisa saja tiba – tiba menghilang karena
teman yang datang menghampiri kita dengan marah – marah.
Berkaitan dengan itu, terdapat pesan sosial yang ingin disampaikan, diantaranya:
1. Nilai sosial pada video klip BTOB “It’s Okay” memaknai manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain maka
sebaiknya sesama makhluk hidup harus saling tolong menolong. Dan konsep
tolong menolong bukan hanya dengan harta dan kekayaan, melainkan mampu
dengan memberikan pertolongan nasehat, pendengar yang baik, pengetahuan,
dan lain sebagainya.
2. Nilai material pada video klip BTOB “It’s Okay”, walaupun di dunia ini ada
berbagai macam sifat manusia, ada yang baik, jahat, egois, dan lain
sebagainya. Dengan adanya hal tersebut kita jad i mengetahui bahwa
sebenarnya ada orang – orang di luar sana banyak yang menyia – nyiakan apa
yang mereka punya. Seperti halnya seorang pasangan yang bersikap egois
pada akhrinya akan sendirian karena ia hanya mementingkan dirinya sendiri.
74
3. Nilai vital pada video klip BTOB “It’s Okay”, harus diperhatikan dalam hal
bekerja pastinya membutuhkan rekan kerja. Tanpa adanya rekan kerja
pekerjaan yang sangat banyak pasti harus dikerjakan sendiri, namun berbeda
jika dalam melakukan pekerjaan kita dibantu oleh rekan kerja. Semau
pekerjaan itu pasti akan lebih cepat selesai dibandingkan mengerjakannya
sendirian.
4. Nilai kerohanian sendiri merupakan segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia.
a. Nilai kebenaran atau kenyataan pada video klip BTOB “It’s Okay” salah
satunya yaitu dalam hal ini petugas medis yang melakukan tindakan CPR
belum tentu ia melakukan tindakan yang salah, karena petugas medis
tersebut memiliki ijasah resmi dan itu membuktikan jika ia sudah pernah
dan mengenal dunia medis.
b. Nilai keindahan pada video klip BTOB “It’s Okay” diperlihatkan jika
melakukan sesuatu dengan hati senang tentu saja mampu menimbulkan
rasa nyaman, seperti halnya di tunjukkan seorang petugas pemadam
kebakaran yang harus membersihkan markas seorang diri.
c. Nilai moral atau kebaikan pada video klip BTOB “It’s Okay” ini tersirat
ketika kita sudah dengan baik dan ramah melayani atau menyapa
seseorang dengan senyuman, hendaknya orang tersebut membalas dengan
baik, bukan membalas dengan tatapan sinis atau acuh tak acuh.
75
Pendekatan interpretif yang terdapat dalam video klip BTOB “It’s Okay” yaitu
berada dalam sebuah latar kehidupan bermasyarakat dimana perilaku-perilaku
masyarakat di era modern ini lebih cenderung hanya mementingkan urusan mereka
sendiri, marah – marah karena hal sepele, menghakimi sendiri, bertindak semaunya
sendiri, dan memilih diam ketika melihat orang lain kesulitan.
Terdapat 11 adegan yang disetiap adegannya mengandung makna dan pesan sosial.
Pesan sosial tersebut dikomunikasikan lewat kegiatan atau ak tivitas manusia pada
markas pemadam kebakaran, jalan raya sebuah kota, depan rumah seorang pelanggan,
perpustakaan, kelas melukis, depan rumah makan sederhana, dan sebuah kafe. Banyak
sekali aktivitas manusia yang dapat menimbulkan konflik ditengah masyarakat. Dan
masalah kecil sering menjadi penyebab utama masyarakat lebih memilih untuk acuh tak
acuh pada lingkungan sekitar. Justru kerena sikap seperti itulah yang membuat
menimbulkan konflik, perpecahan, kebencian, dan tindakan kekerasan yang dapat
merugikan banyak pihak. Banyak orang yang beranggapan jika dirinya tidak
membutuhkan bantuan orang lain dan menjadikan kita bertingkah tidak sopan dan
semena-mena terhadap orang yang kesulitan dan orang – orang sekitar.
Pertama, orang yang sedang stres bisa saja melampiaskan amarahnya dengan
menyikas diri atau memukul orang lain untuk menghilangkan stres yang dialami.
Kedua, sebagai sesama manusia menentukan tingkat kesopanan atau menghormati
orang yang lebih tua itu penting, tapi jika orang yang kita hormati itu bertindak
melewati batas kewajaran tentu akan membuat kita menjadi kesal dan ingin bertindak
kasar pada orang tersebut. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya komunikasi sosial
dalam kehidupan bermasyarakat, agar tidak terjadi kekerasan.
76
Ketiga, jika kita memang mencintai seseorang sebaiknya kita juga bisa menjaga
perasaan orang yang kita sayangi. Jangan beranggapan karena kita sudah dekat dan
sangat mengenal orang tersebut membuat kita melupakan tata krama dan menyakiti
perasaannya dengan kata-kata atau sikap yang sangat menusuk sehingga membuat orang
yang kita cintai menjauh dan membenci kita. Banyak orang yang meremehkan tentang
komunikasi sosial atau kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, karena itu
tidak jarang banyak orang yang tersakiti karena kesalah pahaman yang terjadi di
lingkungan sekitar.
Dari semua yang sudah dijelaskan diatas dapat di analisis bahwa dalam video klip
BTOB “It’s Okay”, personil BTOB mengusung konsep perilaku masyarakat dalam
bersosialisasi diantaranya perlakuan orang-orang didekat yang tidak jarang membuat
kita merasa direndahkan, disakiti, dan diacuhkan. Dimana personil BTOB dalam video
klip “It’s Okay” menampilkan kesedihan, selalu disalahkan dan selalu diabaikan oleh
orang-orang sekitar. Kurangnya interaksi dan keterbukaan membuat orang-orang
menjadi acuh dan tidak peduli dengan keadaan seseorang.
Dalam video klip BTOB “It’s Okay” menggambarkan jika masyarakat dari negara,
kalangan, dan ras yang berbeda masih saja kurang bersosialisasi bahkan tidak mau
melihat ataupun terlibat dengan yang terjadi terutama di sekitar yang sangat dekat
dengan kita. Saat video klip BTOB “It’s Okay” menampilkan cerita pendek dari
masing-masing personil yang mana mereka merasa sedih dan kecewa dengan perlakuan
orang yang mereka tidak kenal dan yang sangat dekat dengan mereka.
77
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan analisis serta pengamatan, peneliti merangkum simpulan yang
menggambarkan pesan sosial dalam video klip BTOB “It’s Okay” melalui pemaknaan
semiotika Roland Barthes, yakni Denotasi, Konotasi dan Mitos sebagai berikut:
a. Video klip BTOB “It’s Okay” adalah video klip yang menggambarkan jika
dalam kehidupan sehari-hari perilaku masyarakat yang masih jarang bahkan
tidak memperdulikan lingkungan sekitar masih sangat kental adanya.
b. Makna Denotasi dari video klip BTOB “It’s Okay”, video klip ini
menggambarkan kehidupan sehari-hari seperti rekan kerja petugas 119 yang
tidak akur, perselisihan antara kurir dan costumer, atasan perpustakaan dan
pegawainya, guru dengan muridnya, serta sepasang kekasih yang kurang
terbuka satu sama lain.
c. Makna Konotasi dari video klip BTOB “It’s Okay”, menggambarkan bahwa
menyikapi orang – orang yang cenderung menyembunyikan dan memendam
masalah seorang diri adalah dengan diajak berkomunikasi atau diajak berbicara
agar orang tersebut bisa lebih terbuka.
78
d. Makna Mitos dari video klip BTOB “It’s Okay” ini menggambarkan jika
kehidupan akan menjadi sempurna jika tidak ikut campur dalam masalah orang
lain, namun menghargai dan dimemberi kasih sayang kepada sesama makhluk
hidup dapat menjadikan orang tersebut lebih baik lagi dan mampu memahami
sesamanya.
e. Nilai Material
Terdapat pada adegan 3, adegan 6 dan adegan 7.
1. Adegan 3, dalam adegan ini terdapat pesan sosial yakni: menghargai
pekerjaan seseorang.
2. Adegan 6, dalam adegan ini terdapat pesan sosial yakni: seseorang yang
menyembunyikan rahasia.
3. Adegan 7, dalam adegan ini terdapat pesan sosial yakni: menghargai
keadaan seseorang.
f. Nilai Vital
Terdapat pada adegan 7, adegan 9, dan adegan 10.
1. Adegan 7, dalam adegan ini terdapat pesan sosial yakni: berkata jujur pada
orang lain.
2. Adegan 9, dalam adegan ini terdapat pesan sosial yakni: tidak memendam
suatu masalah seorang diri.
3. Adegan 10, dalam adegan ini terdapat pesan sosial yakni: tidak
melampiaskan kemarahan pada orang lain.
79
g. Nilai Kerohanian
Terdapat pada adegan
1. Nilai kebenaran atau kenyataan dalam adegan 1, adegan 3, adegan 5, adegan
8, dan adegan 11 yakni, sikap saling mengerti.
2. Nilai keindahan dalam adegan 9, dan adegan 10 yakni, lebih terbuka pada
sesorang.
3. Nilai moral dalam adegan 2, adegan 3, adegan 4, dan adegan 11 yakni,
kebebasan menerima pendapat.
4.1 Saran
Dari hasil penelitian yang telah disimpulkan, maka peniliti dapat menyampaikan
saran yang dapat dijadikan referensi dan perkembangan inovasi sebagai berikut:
a. Kepada Para Pelaku Dunia Hiburan Khususnya Industri Musik
Supaya terus meningkatkan produksi dan karya yang dapat menghibur serta
mampu memberikan inspirasi juga pandangan positif bagi para penonton. Baik
dari sisi lirik lagu, irama musik, dan konten dalam pembuatan musik video. Ide-
ide yang menarik memang mampu menarik perhatian penonton, namun juga harus
diimbangi dengan nilai-nilai dan norma-norma yang dapat menjadikan penonton
mampu menjadi lebih baik lagi.
80
b. Kepada para penggemar khusus penggemar K-Pop di Indonesia
Supaya lebih selektif dan cerdas dalam menerima serta mengolah semua
informasi yang di dapat dari lagu dan musik video Idol Korea. Karena budaya
yang disajikan dalam sebuah musik video K-pop belum tentu sesuai dengan
budaya di Indonesia. Maka dari itu penonton diharapkan dapat mengambil pesan
positif dan membuang pesan negatif yang terdapat dalam musik video Idol Korea.
Jangan hanya sekedar menikmati secara acak, tapi juga mampu mengerti pesan
positif yang terkandung didalamnya.
c. Kepada Peneliti Selanjutnya
Supaya terus mencari dan menggali sumber-sumber referensi yang lebih
banyak lagi. Sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik. Selain itu
juga mampu menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas lagi bagi penulis dan
membaca.
81
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Asyari, Imam. (1983). Pengantar Sosiologi. Surabaya: Usaha Nasional.
Bungin, Burhan. (2013). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Cangara, H. Hafied. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Dennis, Fitryan G. (2008). Bekerja Sebagai Sutradara. Jakarta: Erlangga Group.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:
LkiS.
Fachruddin, Andi. (2015). Cara Kreatif Memproduksi Program Televis. Yogyakarta:
CV Andi Offset
Gerungan. (1983). Psikologi Sosial. Bandung:PT Eresco.
Kriyantono, Rachmat. (2009). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kriyantono, Rachmat. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang: Indonesiatera.
Lantowa, Jafar. Mega, Nila Marahayu. Khairussibyan. (2017). Semiotika: Teori,
Metode, Dan Penerapannya Dalam Penelitian Sastra. Yogyakarta: Deepublish.
Mahyuddin. (2019). Sosiologi Komunikasi Dinamika Relasi Sosial Di Dalam Era
Virtualitas. Makasar: Shofia-CV Leo.
Mulyana, Deddy. (2014). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Panuju, Redi. (2019). Film Sebagai Proses Kreatif. Malang:PT. Cita Intrans Selaras.
Salim, Djohan. (2007). Matinya Efek Mozart. Yogyakarta: Galangpress
Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framming. Bandung: PT Rosdakarya.
Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi . Bandung: PT Rosdakarya.
82
Suparto. (1987). Sosiologi dan Antropologi Jilid I. Bandung: CV Armico.
Widhyatama, Sila. (2012). Sejarah Musik dan Apresiasi Seni Di Asia. Jakarta: PT Balai
Pustaka.
Yulius, Hendri. (2015). 100 + I Heart Seoul. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Skripsi:
Hasanah. Nur. (2016). Kajian Fenomena Budaya Hallyu Wave Terhadap Gaya Hidup
Remaja Di Purwokerto. Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
Ramadian, Putra. (2019). Analisis Semiotika Pesan Sosial Film Aisyah: “Biarkan Kami
Bersaudara”. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
Sari, Noni Wilda. (2016). Analisis Semiotika Pesan Perdamaian Pada Video Klip
‘Salam Alaikum’ Harris J. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Non Buku:
Pertusahaan, Cube Entertaiment. (2018). Penghargaan BTOB. Dikutip dari:
https://www.cubeent.co.kr/btob
Redaksi, KProfiles. (2016, Apr 25) Profil BTOB. Dikutip dari:
https://kprofiles.com/btob-member-profile/.
BTOB (Official Youtube Channel). (2015, Jun 28). Youtube Video Klip
BTOB “It’s Okay”. Dikutip dari: https://youtu.be/SNpuKLfv1EE