Oklusi Ideal

4
1. Oklusi Ideal Oklusi ideal adalah konsep dasar berdasar pada morfologi gigi-gigi, tetapi hampir tidak pernah ditemukan dan buka merupakan tujuan perawatan yag realistik karenahanya beberapa pasien yang dengan 32 gigi pada oklusi yang sempurna pada akhir perawatan ortodonti. Nilai oklusi ideal adalah standart teoritis untuk menilai okllusi lain. Karena merupakan konsep teoritis berdasar anatomi gigi yang tidak terabrasi, oklusi ideal tidak mempertimbangkan perubahan yang terjadi sejalan dengan pertambahan umur. (Houston & Ph.D., 1993) 2. Oklusi Normal Oklusi normal memungkinkan variasi kecil dari okliso odeal yang secara esstetik dan fungsional, memuaskan. Jadim oklusi normal meliputi ketidakteraturan kecil dari susunan hubungan gigi. Malposisi dan malrelasi yang lebih parah antar rahang disebut maloklusi. (Houston & Ph.D., 1993) KONSEP OKLUSI 1. Konsep Oklusi Seimbang Konsep oklusi seimbang yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan kontak antara geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksintrik. Konsep ini lahir atas dasar pengamatan, bahwa suatu geligi tiruan lengkap akan sstabil, bila terdapat keseimbangan kontak antara geligi pada sisi kiri dan sisi kanan. Walaupun keadaan seimbang semacam ini ternyata tidak pernah ditemukan pada geligi asli, ternyata fungsi kunyah tetap berlangsung dengan baik. (Gunandi, Burhan, Suryatenggara, Margo, & Setiabudi, 1995) 2. Konseo Oklusi Morfologik yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak. Jadi penilaian oklusi hanya dilihat dari segi morfologiknya saja. Konsep ini banyak digunakan dala perawatan ortodonti. (Gunandi, Burhan, Suryatenggara, Margo, & Setiabudi, 1995) 3. Konsep Oklusi Dinamik/Individual/Fungsional Efektivitas fungsional tak dapat ditentukan oleh hubungan antara tonjol dan cekungangeligi semata. Karena ternyata

description

oklusi ideal

Transcript of Oklusi Ideal

1. Oklusi IdealOklusi ideal adalah konsep dasar berdasar pada morfologi gigi-gigi, tetapi hampir tidak pernah ditemukan dan buka merupakan tujuan perawatan yag realistik karenahanya beberapa pasien yang dengan 32 gigi pada oklusi yang sempurna pada akhir perawatan ortodonti. Nilai oklusi ideal adalah standart teoritis untuk menilai okllusi lain. Karena merupakan konsep teoritis berdasar anatomi gigi yang tidak terabrasi, oklusi ideal tidak mempertimbangkan perubahan yang terjadi sejalan dengan pertambahan umur.2. Oklusi NormalOklusi normal memungkinkan variasi kecil dari okliso odeal yang secara esstetik dan fungsional, memuaskan. Jadim oklusi normal meliputi ketidakteraturan kecil dari susunan hubungan gigi. Malposisi dan malrelasi yang lebih parah antar rahang disebut maloklusi. KONSEP OKLUSI 1. Konsep Oklusi Seimbang Konsep oklusi seimbang yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal, bila hubungan kontak antara geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun eksintrik. Konsep ini lahir atas dasar pengamatan, bahwa suatu geligi tiruan lengkap akan sstabil, bila terdapat keseimbangan kontak antara geligi pada sisi kiri dan sisi kanan. Walaupun keadaan seimbang semacam ini ternyata tidak pernah ditemukan pada geligi asli, ternyata fungsi kunyah tetap berlangsung dengan baik.2. Konseo Oklusi Morfologik yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak. Jadi penilaian oklusi hanya dilihat dari segi morfologiknya saja. Konsep ini banyak digunakan dala perawatan ortodonti. 3. Konsep Oklusi Dinamik/Individual/FungsionalEfektivitas fungsional tak dapat ditentukan oleh hubungan antara tonjol dan cekungangeligi semata. Karena ternyata hubungan oklusi yang diperbaiki denganhanya melihat hubungan morfologik saja, hasilnya otomatis tidak fisiologik dan fungsional. Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segokeserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinyakontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-oto mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporomandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik maka oklusi tersebut dikatakan normal.

HUBUNGAN RAHANG ATAS DAN BAWAH Hubungan rahang dapat ditinjau dari segi anatomi dan fungsional. Akan dibahas aspek fungsional hubgunan rahang terutama yang ada kaitannya dengan proses pembuatan GTSL. Hubungan maksilo-mandibula bervariasi, karena itu penentuan posisi relatif rahang bawah terhadap rahang atas sebagai dasar pembuatan protesa menjadi sangan penting. Dalam hal ini dikenal dua macam kedudukan dasar yang dapat dicapai mandibula sebagai berikut inia. Posisi Istirahat Fisiologik Pada posisi ini geligi atas dan bawah tidak saling berkontak, karena mandibula berada dalam keadaan menggantung. Otot-otot mastikasi berada dalam keadaan relaks, dan biasanya terjadi ruang antara gigi-geligi atas dan bawah. Ruang ini disebut Ruang Interoklusal dan bila dilihat dari arah sagital, tampak berbentuk pahat. Beesar ruang ini, yang merupakan jarak pembukaan rahang pada saat istirahat, berkisa antara 2-4 mm pada regio insisif. Adanya ruanga ini dibutuhkan untuk kelancaran pengucapan suara. Posisi Istirahat Fisiologik sangat dipengaruhi oleh kedudukan kepala terhadap batang tubuh. Itulah sebabnya, posisi ini dikenal sebagai Posisi Postural. Sebagai posisi normal, biasanya dipakai patokan ppada saat posisi kepala berada dalam keadaan tegak dengan mata memandang lurus ke depan. b. Posisi Sentrik Pada posisi ini, kedua kondil berada simetris dalam ceruknya, dengan kontak maksimal antara geliggi atas dan bawah.Selain itu, garis tengah mandibula berimpit dengan garis tengah wajah. Kadang-kadang geligi atas dan bawah berada dalam kontak maksimum, tetapi garis tengah wajah dan mandibula tak berimpit, kondisi seperti ini disebut sebagai Kontak Maksimum Antar Tonjol.c. Relasi SentrikPosisi ini semula diartika sebagai kedudukann paling mundur yang dapat dicapai mandibula tetapi otot-ototnya tidak dalam keadaan tegang.

KONTAK GIGI KARENA GERAKAN MANDIBULA DAPAT DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI BERIKUT :a) Intercupal Contact Position (ICP)Kontak maksimum gigi geligi dengan antagonisnyab) Returded Contact Position (RCP)Kontak maksimal gigi geligi pada saat mandibula lebih ke posterior dari ICP namun rahang bawah masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral c) Protusif Contact Position (PCP)Kontak gigi geligi anterior pada saat rahang bawah digerakkan ke anteriord) Working Side Contact Position (WSCP)Kontak gigi geligi pada saat rahang bawah ke lateral

Gunandi, d. H., Burhan, d. L., Suryatenggara, d. F., Margo, d. A., & Setiabudi, d. I. (1995). Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (Vol. 2). (d. H. Gunandi, Penyunt.) Jakarta: Hipokrates.Houston, W., & Ph.D., D. F. (1993). Diagnosis Ortodonti. (D. D. Derrick, & D. L. RCS, Penyunt.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.