(OK) Analisis Sikap Pasien Thdp PPK- Fishbein

download (OK) Analisis Sikap Pasien Thdp PPK- Fishbein

of 131

description

Fisbein

Transcript of (OK) Analisis Sikap Pasien Thdp PPK- Fishbein

  • ANALISIS SIKAP PASIEN TERHADAP

    PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN (PPK)

    (STUDI KASUS KLINIK PT. NAYAKA ERA HUSADA,

    JAKARTA)

    Oleh

    UTARI BROTOJOYO

    H24102055

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2006

  • ANALISIS SIKAP PASIEN TERHADAP

    PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN (PPK)

    (STUDI KASUS KLINIK PT. NAYAKA ERA HUSADA,

    JAKARTA)

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA EKONOMI

    pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    UTARI BROTOJOYO

    H24102055

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2006

  • INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    DEPARTEMEN MANAJEMEN

    ANALISIS SIKAP PASIEN TERHADAP

    PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN (PPK)

    (STUDI KASUS KLINIK PT. NAYAKA ERA HUSADA,

    JAKARTA)

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA EKONOMI

    pada Departemen Manajemen

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    UTARI BROTOJOYO

    H24102055

    Menyetujui, September 2006

    Ir. Mimin Aminah, MM Dosen Pembimbing

    Mengetahui,

    Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen

    Tanggal Ujian : 25 Agustus 2006 Tanggal Lulus :

  • ABSTRAK Utari Brotojoyo. H24102055. Analisis Sikap Pasien terhadap Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) (Studi Kasus Klinik PT. Nayaka Era Husada, Jakarta). Di bawah bimbingan Mimin Aminah

    Dalam upaya mengantisipasi kemajuan di masa mendatang, masyarakat akan semakin menuntut bagi tersedianya berbagai bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang semakin bermutu serta terjangkau, baik secara ekonomi maupun distribusinya. PT. Nayaka Era Husada (PT.NEH) yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan merupakan provider utama PT. Jamsostek (Persero).Sejak adanya perubahan kebijakan dari pemilik perusahaan pada tahun 2002, tertanggung klinik PT.NEH menurun secara signifikan. Sebagaimana usaha jasa lainnya, PT.NEH harus selalu memperhatikan perilaku konsumennya agar dapat memuaskan pelayanannya. Tujuan penelitian ini: (1)Mengidentifikasi atribut-atribut jasa yang berperan secara dominan dalam mempengaruhi sikap pasien terhadap klinik PT.NEH, (2)Menganalisa sikap dan perilaku pasien terhadap atribut-atribut jasa klinik PT.NEH, (3)Menganalisa hubungan antara sikap pasien terhadap atribut-atribut jasa klinik dengan karakteristik pasien, dan(4)Mengetahui prioritas perbaikan atribut jasa klinik PT.NEH.

    Penelitian ini dilakukan di klinik PT.NEH yang berlokasi di Jakarta, tepatnya Cakung, Kalideres, dan Klender. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive).Pengumpulan data dilakukan selama bulan MaretMei 2006. Sumber data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner kepada 100 responden (berdasarkan metode Slovin secara purposive sampling). Data sekunder berasal dari perusahaan dan studi literatur terkait. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dengan software SPSS versi 12.00 dan Excell.Alat analisis yang digunakan adalah fishbein extended,uji chi square,uji korelasi tau kendall dan importance performance analysis.

    Dari hasil evaluasi pasien, diperoleh lima atribut dominan,yaitu keahlian/keterampilan dokter,kualitas obat,kesesuaian manfaat dan khasiat obat, penjelasan dokter mengenai penyakit dan kesehatan,keramahan petugas klinik. Kemudian,atribut yang paling diyakini pasien bahwa klinik PT. NEH memenuhi atribut klinik tersebut adalah: keramahan dokter,keahlian/keterampilan dokter,pemberian pelayanan terhadap semua pasien tanpa pilih-pilih,penjelasan dokter mengenai penyakit dan kesehatan,kebersihan dan kerapian ruang pemeriksaan. Berdasarkan analisis fishbein extended, sikap pasien terhadap klinik PT.NEH adalah baik,namun belum seperti harapan pasien dan secara keseluruhan, konsumen mempunyai sikap/berperilaku positif terhadap klinik PT.NEH. Secara umum,karakteristik pasien tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap penilaian sikap pasien terhadap 24 atribut jasa klinik yang dianalisis.Hasil importance performance analysis menunjukkan bahwa atribut-atribut yang menjadi prioritas utama (kuadran A) adalah kenyamanan pasien selama menjalani proses pemeriksaan,penerimaan hasil pemeriksaan secara cepat dan tepat, kesesuaian manfaat dan khasiat obat,kualitas obat, serta kelengkapan,kebersihan dan kesiapan fasilitas dan peralatan diagnosa.

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 17 April 1985. Penulis adalah

    anak pertama dari pasangan Dr. Pitojo Dipo, MM. dan Isbandini Nurasih

    Andayani.

    Penulis mengawali pendidikannya selama setahun di TK Barunawati,

    Jayapura pada tahun 1989. Kemudian melanjutkan ke SD Hikmah I Yapis,

    Jayapura pada tahun 1990 selama dua caturwulan. Setelah itu, karena mengikuti

    orang tua, penulis pindah ke SD No.19 Mataram, Nusa Tenggara Barat (sekarang

    menjadi SD No.41 Mataram) pada tahun 1991 hingga menyelesaikan pendidikan

    sekolah dasar pada tahun 1996. Penulis melanjutkan ke SLTPN 2 Sidoarjo, Jawa

    Timur sampai dengan tahun 1999. Kemudian melanjutkan ke SMUN 3 Sidoarjo

    samapi dengan tahun 2002 dan berhasil masuk ke dalam program Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) pada tahun ketiga.

    Pada tahun 2002, penulis diterima di Departemen Manajemen Fakultas

    Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) melalui jalur

    Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama di IPB, penulis aktif dalam Center

    Of Management (COM@) sebagai Sekretaris Direktorat Pemasaran pada periode

    2003-2004, kemudian sebagai Bendahara II Korporat pada periode 2004-2005.

    Penulis juga mengikuti beberapa kepanitiaan, seperti panitia IPB Open House III

    2003 dalam rangka Dies Natalis ke-40 IPB, panitia seminar dan dialog interaktif

    Manajemen Syariah dalam Praktik, panitia MPF dan MPD FEM IPB 2003 dan

    2004, sebagai Bendahara dalam kegiatan Talk about Event Organizer and Work

    Management (TEAM), panitia Entrepreneurship and Economics Empowerment

    Program (E3P) 2004, sebagai Bendahara dalam Public Relation and Basic

    Training (PRBT) . Selain itu, penulis aktif dalam mengikuti beberapa seminar dan

    pelatihan.

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas kebesaran rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

    berjudul Analisis Sikap Pasien terhadap Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK)

    (Studi Kasus Klinik PT. Nayaka Era Husada, Jakarta) disusun sebagai syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas

    Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

    Skripsi ini berisi tentang sikap dan perilaku pasien terhadap atribut-atribut

    jasa suatu klinik. Hasil analisis fishbein extended menunjukkan bahwa pasien

    bersikap dan berperilaku positif terhadap klinik PT. Nayaka Era Husada. Secara

    umum, karakteristik pasien tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap

    penilaian sikap pasien terhadap 24 atribut jasa klinik yang dianalisis.

    Penyusunan skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak, baik secara

    moril maupun materiil. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

    penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:

    1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM selaku dosen pembimbing yang telah

    memberikan bimbingan, motivasi, masukan dan wawasan yang tak ternilai

    selama menyelesaikan skripsi ini.

    2. Bapak Dr. Ir. Muhammad. Syamsun, M. Sc. selaku dosen penguji pada

    siding skripsi yang telah memberikan masukan bagi skripsi ini.

    3. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku dosen penguji pada sidang skripsi

    yang telah memberikan masukan bagi skripsi ini.

    4. Tim Satgas Tugas Akhir dan seluruh staf pengajar serta karyawan/wati di

    Departemen Manajemen FEM IPB.

    5. Papa dan Mama, atas segala bentuk kasih sayang, didikan, motivasi, dan doa

    yang tulus, serta my only brother, Romi, atas segala canda dan nuansa yang

    sangat berarti dalam kehidupan penulis.

    6. Pihak manajemen PT. Nayaka Era Husada Jakarta atas kesediaannya

    mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.

  • 7. Mas Udin, Mas Didik, Mbak Hermin dan seluruh pihak klinik PT. Nayaka

    Era Husada cabang Cakung, Klender, dan Kalideres atas bantuannya dalam

    menyebarkan kuesioner.

    8. My bestfriends of ex-Ciquray 25 (Cq25): Ulan, Hani, Mala, Siera, Rini,

    Fenny, dan Rina, atas keseharian, keceriaan, pengalaman seru, unik dan lucu

    yang telah mewarnai hari-hariku selama hampir 4 tahun (Ill gonna miss u,

    pals!).

    9. My bestfriends of dJavanese one: Isyana, Yhushinta dan Widia atas

    persaudaraan, kebersamaan and the sense of Javanese thats make me feels

    like home (keep in touch, yah!).

    10. Sobat-sobat lamaku: Nia dan Annas (Unair 02) atas semangat dan

    motivasinya, walaupun dari jauh (viva friendship foreva!).

    11. Teman-teman seperjuangan: Uthie, Aphe, Ayu, dan Anet atas solidaritas

    dalam menghadapi perjuangan yang tak terlupakan ini (finally, it works!).

    12. Mas Dedi, atas segala bantuan dan masukan mengenai skripsi, motivasi,

    petuah-petuahnya, dsense of humour, dan juga labkomnya sebagai saksi

    perjuangan kami (dont miss us!).

    13. Rekan-rekan Manajemen39 atas kekompakan, keceriaan, dan kehebohan

    selama perkuliahan.

    14. Henry 40, Uwee (UI 02), Bima R., Ajeng, k Dian, kIndra, kNilla, dan

    semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

    persatu. Semoga semuanya selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

    Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang

    membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang

    memerlukan.

    Bogor, September 2006

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK

    RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

    DAFTAR GAMBAR............................................................................................ ix

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

    I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6 1.5. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen ................................................................................8 2.2. Sikap.....................................................................................................10 2.3. Pelayanan Kesehatan............................................................................13

    2.3.1. Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK)....................................15 2.4. Penelitian Terdahulu ............................................................................21

    III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................ 25 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 26 3.3. Metode Penarikan Sampel................................................................... 27 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 28 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 28

    3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................28 3.5.2. Model Sikap Multiatribut Fishbein Extended ..........................33 3.5.3. Uji Chi Square .........................................................................38 3.5.4. Uji Korelasi Tau Kendall .........................................................40 3.5.5. Importance Performance Analysis ...........................................41

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan..............................................................45

    4.1.1. Sejarah Perusahaan.................................................................. 45

  • 4.1.2. Visi Perusahaan....................................................................... 45 4.1.3. Misi Perusahaan ...................................................................... 46 4.1.4. Motto Perusahaan.................................................................... 46 4.1.5. Lingkup Usaha ........................................................................ 46 4.1.6. Struktur Organisasi ................................................................. 47

    4.2. Karakteristik Responden ......................................................................48 4.2.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ................................48 4.2.2. Karakteristik Berdasarkan Usia................................................48 4.2.3. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan.....................................48 4.2.4. Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan ..............................49 4.2.5. Karakteristik Berdasarkan Asal Perusahaan ............................49 4.2.6. Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan ..........................50 4.2.7. Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ....................................51

    4.3. Penilaian Sikap dan Perilaku Pasien ....................................................52 4.3.1. Analisis Evaluasi dan Kekuatan Kepercayaan Pasien terha-

    dap Atribut Klinik PT. Nayaka Era Husada sebagai Penilai- an Sikap (Ab) Pasien ................................................................52

    4.3.2. Kesenjangan Atribut Klinik PT. Nayaka Era Husada..............55 4.3.3. Pengukuran Subjective Norm (SN) ..........................................57 4.3.4. Pengukuran Bobot (w1 dan w2) ................................................58 4.3.5. Pengukuran Behavior Intention (BI)........................................58

    4.4. Uji Chi Square .....................................................................................59 4.5. Uji Korelasi Tau-Kendall .....................................................................59 4.6. Importance Performance Analysis .......................................................62

    4.6.1. Diagram Kartesius....................................................................65

    KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 73

    1. Kesimpulan .................................................................................................... 73 2. Saran .............................................................................................................. 74

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

    LAMPIRAN......................................................................................................... 78

  • DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1. Persentase rumah tangga menurut sumber pembiayaan

    kesehatan dan daerah tempat tinggal............................................................2

    2. Daftar peubah-peubah yang akan diuji validitas........................................29

    3. Nilai korelasi uji validitas pernyataan kuesioner .......................................31

    4. Daftar peubah-peubah yang dinyatakan valid............................................31

    5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin...................................48

    6. Karakteristik responden berdasarkan usia..................................................49

    7. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ......................................49

    8. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan ................................49

    9. Karakteristik responden berdasarkan asal perusahaan...............................50

    10. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan ............................50

    11. Kelas sosial dan penghasilan di kota metropolitan ....................................51

    12. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan......................................51

    13. Hasil perhitungan sikap pasien terhadap atribut-atribut klinik

    PT. Nayaka Era Husada .............................................................................55

    ........................................................................................................................

    14. Kesenjangan atribut klinik PT. Nayaka Era Husada..................................56

    15. Hasil pengolahan subjective norm (SN).....................................................58

    16. Nilai uji chi square yang nyata pada taraf =5%.......................................60

    17. Hasil korelasi tau-kendall yang nyata pada taraf =5% ............................60

    18. Tingkat kepentingan atribut kualitas jasa klinik PT. NEH ........................62

    19. Penilaian terhadap kinerja atribut kualitas jasa klinik PT. NEH................64

    20. Nilai rata-rata penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada

    atribut kualitas jasa klinik PT. NEH ..........................................................66

  • DAFTAR GAMBAR

    No. Halaman

    1. Grafik pertumbuhan tenaga kerja Indonesia ................................................4

    2. Grafik pertumbuhan tertanggung klinik PT. Nayaka Era

    Husada..........................................................................................................4

    3. Model sederhana perilaku konsumen...........................................................9

    4. Tiga komponen sikap .................................................................................13

    5. Kerangka pemikiran konseptual.................................................................26

    6. Hubungan sikap terhadap perilaku dengan perilaku ..................................35

    7. Diagram kartesius ......................................................................................43

    8. Struktur organisasi PT. Nayaka Era Husada ..............................................47

    9. Hasil diagram kartesius ..............................................................................67

  • DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Jenis pelayanan program Jepeka Nayaka...................................................79

    2. Nilai rtabel dengan = 5 % (two tailed test) ................................................80

    3. Kuisioner penelitian ...................................................................................81

    4. Uji reliabilitas variabel kepercayaan..........................................................87

    5. Uji reliabilitas variabel evaluasi.................................................................88

    6. Uji reliabilitas variabel keyakinan normatif...............................................89

    7. Uji reliabilitas variabel motivasi untuk menuruti.......................................90

    8. Nilai tabel dengan = 5% .........................................................................91

    9. Nilai ttabel dengan = 5% ...........................................................................92

    10. Perbedaan antara paket dasar Jamsostek dengan paket bilateral Nayaka ..93

    11. Hasil pengolahan skala interval untuk interpretasi total sikap...................94

    12. Nilai bobot sikap (w1), bobot SN (w2), dan BI ..........................................95

    13. Hasil uji chi square antara karakteristik pasien dengan sikap terha-

    dap atribut jasa klinik .................................................................................96

    14. Hasil uji tau-kendall antara karakteristik pasien dengan sikap terha-

    dap atribut jasa klinik .................................................................................97

  • I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu sasaran pembangunan nasional yang

    selalu diupayakan dalam kemajuannya (Ahaditomo dalam Kosen, 1997).

    Dengan demikian, peran serta masyarakat dan kemandirian masyarakat

    dalam hal pemeliharaan kesehatan menjadi suatu hal yang pokok dalam

    pembangunan kesehatan (Noor dalam Kosen, 1997).

    Dalam upaya mengantisipasi kemajuan di masa mendatang,

    masyarakat akan semakin menuntut bagi tersedianya berbagai bentuk dan

    jenis pelayanan kesehatan yang semakin bermutu serta terjangkau, baik

    secara ekonomi maupun distribusinya. Beberapa aspek yang perlu

    ditingkatkan di antaranya adalah metode pelayanan, kualitas tenaga

    kesehatan, dan sarana pelayanan kesehatan (Ahaditomo dalam Kosen,

    1997).

    Aspek kesehatan ternyata menyita 2,07 % dari distribusi pengeluaran

    rata-rata per kapita masyarakat selama sebulan (BPS, 2004). Salah satu

    faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah

    pembiayaan, yang selama ini ditanggung sendiri oleh masyarakat, yaitu

    melalui penghasilan rumah tangga dengan persentase di atas 75 % (Tabel 1)

    dan dirasakan semakin mahal seiring dengan semakin meningkatnya mutu

    pelayanan kesehatan dan harga obat-obatan. Untuk itu, diperlukan upaya

    pembiayaan yang diharapkan lebih merata dan rasional serta meringankan

    masyarakat.

    Dari berbagai cara pembiayaan pemeliharaan masyarakat, salah satu

    bentuknya adalah melalui Sistem Asuransi Kesehatan (Sisakes). Secara

    keseluruhan, sebagai komponen proses pelayanan kesehatan, masyarakat

    Indonesia pada dasarnya belum mengenali, apalagi memahami dengan baik

    mengenai Sisakes. Melalui Sisakes ini, diharapkan masyarakat akan lebih

    terlindungi, tidak saja kualitas kesehatannya baik secara pribadi maupun

  • keluarga, melainkan secara eksplisit terhadap pembiayaan kesehatannya

    yang biasanya akan menjadi mahal.

    Tabel 1. Persentase rumah tangga menurut sumber pembiayaan kesehatan

    dan daerah tempat tinggal

    Daerah Tempat

    Sumber Tinggal

    Pembiayaan Kesehatan

    Perkotaan Pedesaan Perkotaan

    + Pedesaan

    Penghasilan Rumah Tangga

    Tabungan

    Menjual barang/harta

    Meminjam/menggandakan barang

    Bantuan dari keluarga/teman di luar

    Rumah Tangga

    Klaim

    JPKM kartu sehat, surat miskin,

    dana sehat

    Lainnya

    85,75

    19,06

    3,83

    5,69

    12,01

    9,38

    5,39

    6,75

    88,47

    10,90

    5,98

    6,66

    12,26

    2,11

    6,96

    6,93

    87,24

    14,37

    5,06

    6,25

    12,16

    5,20

    6,29

    6,85

    Sumber: BPS, 2004.

    Salah satu pola dari pengembangan Sisakes di Indonesia adalah JPKM,

    yaitu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, yang diharapkan dapat

    menjangkau seluruh lapisan masyarakat melalui mekanismenya yang

    bersifat subsidi silang, yaitu diikuti baik oleh masyarakat yang sehat maupun

    yang sakit, disamping adanya karakteristik pelayanan berupa pelayanan

    preventif dan promotif, di luar pelayanan kuratif. Konsepsi pembiayaan

    kesehatan melalui pengumpulan dana masyarakat atau lebih dikenal dengan

    DUKM (Dana Upaya Kesehatan Masyarakat) dianggap sangat tepat untuk

    menanggulangi masalah pembiayaan. Operasional pelaksanaan DUKM

    melalui program JPKM dengan mekanisme asuransi dapat menjamin

    pelaksanaan pemeliharaan kesehatan masyarakat secara optimal, baik dari

    segi pelayanan kesehatan maupun pembiayaannya. Mahalnya pelayanan

  • kesehatan swasta memaksa banyak orang mentransfer resiko sakit dengan

    membeli asuransi kesehatan.

    Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dalam sektor ketenagakerjaan,

    tertuang dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992, mewajibkan

    perusahaan untuk memberikan hak tenaga kerja dan keluarganya untuk

    mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna tanpa harus

    melaksanakan sendiri. Pelayanan kesehatan melalui PT. Jamsostek (Persero)

    yang menekankan jaminan pemeliharaan kesehatannya secara gotong

    royong dan konsepsi pelaksanaan JPKM dianggap paling efektif dan efisien

    guna mengatasi masalah pembiayaan (Suriaatmadja dalam Kosen, 1997).

    PT. Nayaka Era Husada yang bergerak dalam bidang pelayanan

    kesehatan dengan mengelola Balai Pengobatan Nayaka Husada merupakan

    provider utama PT. Jamsostek (Persero) dengan izin sebagai penyelenggara

    JPKM dari Departemen Kesehatan Nomor: 004/JPKM/V/1996. PT. Nayaka

    Era Husada mengikuti azas usaha bersama & kekeluargaan dengan mutu

    yang terjamin. Artinya, PT. Nayaka Era Husada sebagai Badan

    Penyelenggara (BaPel) Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

    mengoptimalkan personil kesehatan serta sarana pelayanan kesehatan yang

    tersedia sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat dengan sistem

    pembiayaan yang terkendali serta terjamin mutunya. Sebagaimana usaha

    jasa lainnya, PT. Nayaka Era Husada harus selalu memperhatikan perilaku

    konsumennya agar dapat memuaskan pelayanannya. Menurut Engel,

    Blackwell, dan Miniard (1994), perilaku konsumen terutama terbentuk dari

    sikap konsumen. Jika sikap konsumen teridentifikasi, maka pihak

    manajemen dapat meningkatkan posisi merek dengan menggunakan

    informasi ini (Cravens, 1997).

    1.2. Perumusan Masalah Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Dari

    tahun ke tahun, jumlah tenaga kerja Indonesia mengalami peningkatan, hal

    ini dapat dilihat pada Gambar 1.

  • 91647.2

    92810.8

    93722

    94948.1

    89000

    90000

    91000

    92000

    93000

    94000

    95000

    ( dal

    am ri

    buan

    )

    Agust 2002 Agust 2003 Agust 2004 Agust 2005

    Gambar 1. Grafik pertumbuhan tenaga kerja Indonesia (BPS, 2002-2005)

    397.288

    199.118

    138.869 127.536 126.162

    050

    100150200250300350400

    ( dal

    am ri

    buan

    )

    2001 2002 2003 2004 Sept 2005

    Gambar 2. Grafik pertumbuhan tertanggung klinik PT. Nayaka Era Husada

    (PT. Nayaka Era Husada, 2006)

    Suatu bisnis sudah sewajarnya apabila mengalami pasang surut, tidak

    mungkin kondisinya selalu stabil. Peningkatan jumlah tenaga kerja

    Indonesia tersebut seharusnya diiringi dengan peningkatan jumlah

    tertanggung klinik PT. Nayaka Era Husada, akan tetapi, seperti yang terlihat

    pada Gambar 2, jumlah tertanggung klinik PT. Nayaka Era Husada justru

    mengalami penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Penurunan yang

    sangat drastis terjadi pada tahun 2001 ke 2002, jumlah tertanggung

    mengalami penurunan hampir 50 %. Ini berawal dari adanya perubahan

    kebijakan oleh pemilik pekerjaan (PT. Jamsostek), yaitu dari pola

    pembiayaan kapitasi penuh menjadi kapitasi sebagian kepada beberapa

    provider pelayanan kesehatan, di antaranya adalah PT. Nayaka Era Husada.

    Yang dimaksud dengan perubahan pola pembiayaan kapitasi penuh menjadi

    kapitasi sebagian adalah perubahan cakupan pelayanan yang semula dari

    Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat I (puskesmas, klinik, praktek

  • dokter swasta yang ditunjuk) sampai ke PPK tingkat II (rumah sakit, apotik,

    optik, laboratorium, dokter spesialis yang ditunjuk, rumah sakit dan

    laboratorium khusus) menjadi hanya dibatasi pada PPK tingkat I. Hal ini

    kemudian mengakibatkan sebagian besar tertanggung klinik berpindah ke

    provider lainnya. Jenis pelayanan program Jepeka Nayaka dapat dilihat pada

    Lampiran 1.

    Berdasarkan hal tersebut, PT. Nayaka Era Husada perlu melakukan

    berbagai upaya agar dapat bersaing dalam bisnis provider pelayanan

    kesehatan, khususnya bagi tenaga kerja. Salah satu cara memenangkan

    persaingan adalah dengan membangun merek. Para produsen umumnya

    memberikan nilai tambah pada merek mereka masing-masing dengan

    harapan akan memberikan keunggulan dan perbedaan pada merek mereka

    dibanding merek pesaingnya. Kendati ada puluhan atribut yang dapat

    digunakan untuk membedakan satu merek dengan merek lainnya, sebuah

    studi oleh Allison-Fisher Barometer of Automotive Awarness and Imagery

    Study menyatakan bahwa konsumen pada dasarnya mempunyai pendapat

    yang konsisten dari satu atribut ke atribut lainnya. Misalnya, konsumen yang

    menganggap merek A mempunyai reputasi yang hebat dalam hal

    kemewahan dan prestise, mereka juga cenderung menganggap merek A pun

    baik pada atribut-atribut lain (www.wartabisnismagazine.com). Cravens

    (1997) mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap merek adalah

    penting, karena pengalaman dan penemuan riset mengindikasikan bahwa

    sikap mempengaruhi perilaku konsumen.

    Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

    permasalahan yang hendak diketahui dalam penelitian ini:

    1. Atribut-atribut apa saja yang berperan secara dominan dalam

    mempengaruhi sikap pasien terhadap klinik PT. Nayaka Era Husada?

    2. Bagaimana sikap dan perilaku pasien terhadap atribut-atribut jasa yang

    diberikan oleh klinik PT. Nayaka Era Husada?

    3. Bagaimana hubungan antara sikap pasien terhadap atribut-atribut jasa

    klinik berdasarkan karakteristik pasien?

  • 4. Atribut-atribut apa saja yang perlu menjadi prioritas perbaikan klinik

    PT. Nayaka Era Husada?

    1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Mengidentifikasi atribut-atribut jasa yang berperan secara dominan

    dalam mempengaruhi sikap pasien terhadap klinik PT. Nayaka Era

    Husada.

    2. Menganalisa sikap dan perilaku pasien terhadap atribut-atribut jasa

    klinik yang diberikan oleh PT. Nayaka Era Husada.

    3. Menganalisa hubungan antara sikap pasien terhadap atribut-atribut jasa

    klinik berdasarkan karakteristik pasien.

    4. Mengetahui prioritas perbaikan atribut jasa klinik PT. Nayaka Era

    Husada.

    1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi

    yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain:

    1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi

    masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki dan memberikan

    pelayanan yang lebih berkualitas, dimana mereka dapat mengetahui

    sikap dan perilaku pasien terhadap klinik PT. Nayaka Era Husada.

    2. Bagi peneliti, sebagai sarana aplikasi ilmu yang diperoleh selama

    perkuliahan serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir penulis.

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut jasa yang

    berperan secara dominan dalam mempengaruhi sikap pasien terhadap klinik

    PT. Nayaka Era Husada, menganalisa sikap pasien terhadap atribut-atribut

    tersebut, serta mengetahui hubungan antara sikap pasien terhadap atribut-

    atribut jasa klinik berdasarkan karakteristik pasien dan mengetahui prioritas

  • perbaikan atribut jasa klinik PT. Nayaka Era Husada. Adapun pengambilan

    sampel penelitian ini dibatasi pada beberapa klinik yang terdapat di Jakarta,

    yaitu wilayah Cakung, Kalideres, dan Klender.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Perilaku Konsumen Engel, Blackwell dan Miniard (1994) mendefinisikan perilaku

    konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

    mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

    keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Menurut Schiffman

    dan Kanuk dalam Sumarwan (2004), istilah perilaku konsumen diartikan

    sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

    menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang

    mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

    Kemudian, Sumarwan (2004) menyimpulkan bahwa perilaku

    konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang

    mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, menggunakan,

    menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau

    kegiatan mengevaluasi. Secara sederhana, studi perilaku konsumen meliputi

    hal-hal sebagai berikut: apa yang dibeli konsumen? (what they buy?),

    mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?), kapan mereka

    membelinya? (when they buy it?), di mana mereka membelinya? (where

    they buy it?), berapa sering mereka membelinya? (how often they buy it?),

    berapa sering mereka menggunakannya? (how often they use it?).

    Menurut Assael (1995), filsafat dasar yang diperlukan untuk

    pemasaran yang berhasil, yaitu pentingnya memuaskan konsumen dapat

    dikatakan mudah, namun rumit dalam proses implementasinya. Yang perlu

    dilakukan oleh perusahaan, yaitu:

    a) Mendefinisikan kebutuhan konsumen

    b) Mengidentifikasi segmen konsumen yang mempunyai kebutuhan

    tersebut

    c) Melakukan positioning produk baru atau repositioning produk yang

    sudah ada untuk mempertemukan kebutuhan tersebut

  • d) Mengembangkan strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan dan

    menyampaikan keuntungan produk

    e) Memastikan bahwa komunikasi tersebut tidak menyesatkan atau

    menipu

    Yang mendasari keperluan strategi ini adalah pentingnya mendapatkan

    informasi mengenai kebutuhan konsumen, persepsi konsumen terhadap

    merek baru dan yang sudah ada, sikap terhadap merek, maksud untuk

    membeli, dan perilaku pembelian sebelumnya.

    Gambar 3. Model sederhana perilaku konsumen (Assael, 1995)

    Model Sederhana Perilaku Konsumen, seperti yang dapat dilihat pada

    Gambar 3, menekankan interaksi antara pemasar dan konsumen. Pembuatan

    keputusan konsumen merupakan proses persepsi dan evaluasi informasi

    merek dengan memperhatikan bagaimana alternatif merek menjumpai

    kebutuhan konsumen dan memutuskan pada sebuah merek adalah

    komponen utama dalam model tersebut. Model sederhana perilaku

    konsumen terdiri atas empat komponen, yaitu pembuatan keputusan

    konsumen dan tiga elemen yang mempengaruhi pembuatan keputusan

    konsumen, yaitu konsumen individual, pengaruh lingkungan dan

    komunikasi dari lingkungan tersebut kepada konsumen.

    KONSUMEN INDIVIDUAL (Bagian Ketiga)

    PEMBUATAN KEPUTUSAN KONSUMEN

    (Bagian Kedua)

    RESPONS KONSUMEN

    PENGARUH LINGKUNGAN

    (Bagian Keempat)

    UMPAN BALIK KE KONSUMEN Evaluasi Setelah Pembelian

    UMPAN BALIK KE LINGKUNGAN Pengembangan Strategi Pemasaran

    KOMUNIKASI (Bagian Kelima)

  • 2.2. Sikap Sikap merupakan keseluruhan evaluasi seseorang mengenai sebuah

    konsep (Peter dan Olson dalam Sumarwan, 2004). Definisi lain

    dikemukakan oleh Loudon dan Della Bita dalam Sumarwan (2004), yaitu

    kelangsungan organisasi dari proses motivasi, emosional, persepsi dengan

    memperhatikan beberapa aspek dunia individual.

    Sikap adalah pernyataan evaluatif, baik yang menguntungkan atau

    tidak menguntungkan mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Sikap

    mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu (Robbins, 2001).

    Cravens (1997) mengemukakan bahwa sikap merupakan sistem

    evaluasi baik atau tidak baik mengenai merek yang berlangsung terus-

    menerus. Sikap menggambarkan keseluruhan kesukaan atau preferensi

    konsumen untuk sebuah merek.

    Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk

    dijadikan langganan, konsumen secara khas memilih merek atau toko yang

    dievaluasi secara paling memuaskan (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1994).

    Informasi mengenai sikap berguna dalam pengembangan strategi

    pemasaran. Sebuah strategi dapat disusun untuk menanggapi dan

    membentuk sikap atau malahan berusaha untuk mengubah sebuah sikap

    konsumen. Jika sikap konsumen teridentifikasi, maka pihak manajemen

    dapat meningkatkan posisi merek dengan menggunakan informasi ini. Sikap

    seringkali sulit diubah, tetapi perusahaan mungkin dapat melakukannya jika

    persepsi konsumen terhadap merek adalah salah. Sebagai contoh, jika nilai

    tukar tambah sebuah mobil penting bagi konsumen pada segmen tertentu

    dan sebuah perusahaan mempelajari melalui riset pemasaran bahwa

    mereknya (yang sebenarnya memiliki nilai tukar tambah yang tinggi)

    dipersepsikan mempunyai nilai tukar tambah yang rendah, periklanan dapat

    mengkomunikasikan informasi ini kepada konsumen (Cravens, 1997).

    Engel, Blackwell dan Miniard (1994) lebih suka memandang sikap

    sekadar sebagai keseluruhan evaluasi. Sikap bervariasi dalam intensitas

    (yaitu, kekuatan) dan dukungan (favorability). Sumarwan (2004)

    mendefinisikan sikap sebagai ungkapan perasaan konsumen tentang suatu

  • objek apakah disukai atau tidak dan sikap juga bisa menggambarkan

    kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek

    tersebut. Adapun sikap memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

    a) Sikap memiliki objek

    Sikap konsumen harus terkait dengan objek, seperti produk, merek,

    iklan, harga, kemasan, penggunaan media, dan sebagainya.

    b) Konsistensi sikap

    Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan

    tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap

    memiliki konsistensi dengan perilaku. Faktor daya beli mungkin

    menyebabkan tidak konsistennya antara sikap dan perilaku.

    c) Sikap positif, negatif, dan netral

    Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau

    tidak menyukai minum alkohol (sikap negatif), atau bahkan ia tidak

    memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi positif,

    negatif dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap.

    d) Intensitas sikap

    Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu

    produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap

    disebut sebagai karakteristik extrimity dari sikap.

    e) Resistensi sikap

    Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen dapat

    berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen

    agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran

    ofensif dapat diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat

    resisten atau merekrut konsumen baru.

    f) Persistensi sikap

    Persisten adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap

    akan berubah karena berlalunya waktu.

    g) Keyakinan sikap

    Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap

    yang dimilikinya. Sikap seorang konsumen terhadap agama yang

  • dianutnya akan memiliki tingkat keyakinan yang sangat tinggi,

    sebaliknya sikap seseorang terhadap adat kebiasaan mungkin akan

    memiliki tingkat keyakinan yang lebih kecil.

    h) Sikap dan situasi

    Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks

    situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen

    terhadap suatu objek.

    Sifat yang penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang

    sikap tersebut. Mengerti tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan

    sikap adalah penting karena dua alasan. Pertama, hal ini dapat

    mempengaruhi kekuatan hubungan di antara sikap dan perilaku. Sikap yang

    dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya akan jauh lebih diandalkan

    untuk membimbing perilaku. Kedua, kepercayaan dapat mempengaruhi

    kerentanan sikap terhadap perubahan. Sikap menjadi lebih resistan terhadap

    perubahan bila dipegang dengan kepercayaan yang lebih besar. Satu lagi

    sifat penting dari sikap adalah bahwa sikap bersifat dinamis ketimbang

    statis. Maksudnya, banyak sikap akan berubah bersama waktu. Sifat dinamis

    dari sikap sebagian besar bertanggung jawab atas perubahan di dalam gaya

    hidup konsumen (Engel, Blackwell dan Miniard, 1994).

    Kepercayaan merek, evaluasi merek, dan maksud untuk membeli

    menjelaskan ketiga komponen dari sikap. Kepercayaan merek adalah

    komponen kognitif (atau berpikir), evaluasi merek adalah komponen afektif

    (perasaan), dan maksud untuk membeli adalah komponen konatif (atau

    tindakan). Hubungan ketiga komponen ini mengilustrasikan hirarki

    pengaruh keterlibatan yang tinggi: kepercayaan merek mempengaruhi

    evaluasi merek, yang akhirnya mempengaruhi maksud untuk membeli.

    Asumsi dalam hirarki ini adalah ketiga komponen tersebut akhirnya

    berhubungan dengan perilaku.

  • Gambar 4. Tiga Komponen Sikap (Assael, 1995)

    2.3. Pelayanan Kesehatan Menurut Levey dan Loomba dalam Ilyas (2003), yang dimaksud

    dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan

    sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

    meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

    memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

    Pelayanan kesehatan yang ideal mengandung arti bahwa pelayanan sesuai

    dengan kondisi penyakit yang diderita dan keberadaan pasien, tanpa

    mengenal diskriminatif dari segi apapun, dan menjangkau semua lapisan

    masyarakat di seluruh wilayah Indonesia (BPS, 2004).

    Menurut Ilyas (2003), pelayanan kesehatan merupakan suatu produk

    jasa yang unik jika dibandingkan dengan produk jasa lainnya. Hal ini

    disebabkan karena pelayanan kesehatan memiliki tiga ciri utama, yaitu:

    a) Uncertainty

    Artinya adalah pelayanan kesehatan bersifat tidak bisa dipastikan baik

    waktunya, tempatnya, besarnya biaya yang dibutuhkan maupun tingkat

    urgensi dari pelayanan tersebut.

    b) Asymetry of Information

    Asymetry of Information adalah suatu keadaan tidak seimbang antara

    pengetahuan pemberi pelayanan kesehatan (PPK: dokter, perawat,

    dsb) dengan pengguna atau pembeli jasa pelayanan kesehatan.

    Ketidakseimbangan informasi ini meliputi informasi tentang butuh

    tidaknya seseorang akan suatu pelayanan, tentang kualitas suatu

    pelayanan, tentang harga dan manfaat dari suatu pelayanan. Karena

    P E R I L A K U

    KOMPONEN KOGNITIF Kepercayaan Merek

    KOMPONEN AFEKTIF Evaluasi Merek

    KOMPONEN KONATIF Maksud untuk Membeli

  • pembeli jasa pelayanan/pasien kurang informasi (customer ignorance),

    maka pasien pun menyerahkan sepenuhnya kepada dokter yang

    bertindak terhadap dirinya. Dampak dari hal ini adalah apabila dokter

    tersebut hanya berorientasi terhadap uang dibandingkan dengan tugas

    mulianya, maka bisa jadi dokter tersebut memberikan pelayanan yang

    sebetulnya tidak perlu diberikan (supply induce demand/moral hazard)

    atau bisa jadi dia memberikan pelayanan dengan kualitas yang rendah.

    c) Externality

    Externality menunjukkan bahwa pengguna jasa dan bukan pengguna

    jasa pelayanan kesehatan dapat bersama-sama menikmati hasilnya.

    Demikian juga resiko kebutuhan pelayanan kesehatan tidak saja

    menimpa diri pembeli tetapi juga pihak lain mungkin terpapar oleh

    faktor resiko yang menimbulkan penyakit.

    Selain itu, pelayanan kesehatan juga memiliki sifat khusus yaitu bahwa

    baik pihak provider maupun tertanggung jarang mempertimbangkan aspek-

    aspek biaya, selama itu menyangkut masalah penyembuhan. PPK mendapat

    kemudahan untuk mempraktekkan pengetahuan secara efektif dan sekaligus

    mendapatkan keuntungan finansial dari seluruh tindakan medis maupun

    perawatan yang dilakukan. Di lain pihak, tertanggung yang tidak secara

    langsung terbebani biaya tidak terlalu concern pada masalah pembiayaan

    kesehatan. Tidak heran bila di Amerika dikenal apa yang disebut the law of

    medical money yang berarti bahwa hukum mengatakan berapapun jumlah

    uang yang tersedia untuk pelayanan kesehatan akan selalu habis mengingat

    kebutuhan para konsumen dan keinginan para pemberi pelayanan kesehatan

    akan selalu disesuaikan dengan uang yang tersedia (Ilyas, 2003).

    Seperti yang disampaikan oleh Feldstein dalam Ilyas (2003), bahwa

    dengan mengerti tentang utilisasi pelayanan kesehatan maka akan

    memungkinkan semakin akuratnya upaya peningkatan pelayanan kesehatan

    di masa depan. Artinya, data dan informasi penggunaan pelayanan kesehatan

    merupakan dokumen substansial untuk merancang program pelayanan

    kesehatan yang dibutuhkan dan mampu dibeli oleh masyarakat.

  • Peta pemanfaatan pelayanan kesehatan dapat digunakan untuk

    mengevaluasi sejauh mana efektivitas dan efisiensi dari penyelenggaraan

    program pelayanan kesehatan. Hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan

    sebagai masukan untuk perencanaan bisnis asuransi kesehatan, seperti:

    mengembangkan produk baru yang kompetitif di pasar asuransi kesehatan.

    Pihak manajemen dapat lebih akurat membaca peluang yang ada dan

    melakukan alokasi sumber daya yang ada, baik itu alokasi sumber daya

    manusia maupun alokasi keuangan.

    Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian

    pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Pengetahuan

    tentang faktor yang mendorong individu membeli pelayanan kesehatan

    merupakan informasi kunci untuk mempelajari utilisasi pelayanan

    kesehatan. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian

    pelayanan kesehatan berarti juga mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi pemanfaatan/utilisasi.

    Menurut Notoatmodjo dalam Ilyas (2003), perilaku pencarian

    pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk

    untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan

    di masyarakat terutama di negara yang sedang berkembang sangat

    bervariasi. Hal ini dapat dilihat sebagai: usaha-usaha mengobati sendiri

    penyakitnya, atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pelayanan

    kesehatan modern (puskesmas, klinik, perawat, dokter praktek, rumah sakit,

    dll) maupun pengobatan tradisonal (dukun, sinshe, dll).

    2.3.1. Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) Menurut Kosen (1997), suatu program Jaminan Pemeliharaan

    Kesehatan Masyarakat (JPKM) dapat digambarkan sebagai suatu

    sistem sosial dimana terdapat tiga komponen utama yang terkait satu

    sama lainnya. Komponen-komponen utama tersebut adalah:

    a. Peserta, sebagai masyarakat sasaran tertentu (defined) yang

    mengorganisasikan diri dan membayar sejumlah iuran tertentu

    secara teratur sebagai dana pra-upaya.

  • b. Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) sebagai suatu jaringan

    yang terorganisir dan yang dapat memberikan pemeliharaan

    kesehatan secara efektif dan efisien, berupa paket pemeliharaan

    kesehatan yang paripurna sesuai dengan kebutuhan setiap

    peserta.

    c. Lembaga/Badan yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan

    program JPKM (Badan Penyelenggara Program JPKM/BP

    Program JPKM). Penyelenggaraan dalam hal ini berarti

    merencanakan, mengatur, memantau dan menilai.

    Pelaksanaan atau pemberian pelayanan kesehatan hanya dapat

    dilakukan oleh para PPK.

    Hubungan antara unsur-unsur tersebut di atas berlandaskan pada satu

    hubungan kerja sama secara kontraktual. Pelaksanaan dan hubungan

    kerja sama ini dibina dan diawasi oleh suatu lembaga/unit pembina

    yang berada pada tingkat Kanwil Departemen Kesehatan di Propinsi.

    Dalam menyelenggarakan fungsi pemeliharaan kesehatan untuk

    peserta JPKM, biasanya Badan Penyelenggara JPKM mengambil

    langkah-langkah sebagai berikut:

    1) Dari hasil studi kelayakan dapat disimpulkan tentang pola

    penyakit dan pola penggunaan pelayanan kesehatan yang ada.

    Dengan mengetahui paket pemeliharaan kesehatan yang wajib

    dilakukan sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah, maka

    dapat dibuat paket pemeliharaan kesehatan dasar yang dapat

    diberlakukan bagi peserta. Paket ini harus memuat secara rinci

    jenis pelayanan kesehatan untuk rawat jalan pertama, rawat

    jalan lanjutan dan rawat inap yang perlu disediakan, dimana

    perlu diberikan ketentuan tentang struktur pelayanan yang

    dikehendaki.

    2) Dalam rangka menjalankan JPKM, perlu ditunjuk PPK tertentu

    yang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut:

    a. lokasi PPK secara geografis sesuai dengan domisili

    peserta

  • b. PPK menyetujui tujuan, pelaksanaan dan cara

    pembayaran program JPKM

    c. PPK memenuhi persyaratan untuk dapat melaksanakan

    pemeliharaan kesehatan dasar yang telah ditentukan.

    Persyaratan tersebut meliputi:

    a. Kualifikasi PPK

    (i) Pendidikan (lulusan mana, tahun berapa)

    (ii) Pendidikan spesialis

    (iii) Pendidikan tambahan

    b. Keterangan praktek

    (i) Izin praktek

    (ii) Alamat dan telpon praktek

    (iii) Jam praktek

    (iv) Besarnya praktek

    (v) Tenaga lain dalam praktek

    (vi) Sarana praktek

    (vii) Hubungan dengan rumah sakit dan apotik tertentu

    3) Cara mendapatkan PPK tersebut dilakukan dengan cara:

    a. Pengumuman/edaran/iklan

    b. Permintaan tertulis

    c. Dilanjutkan dengan wawancara dan pengamatan praktek

    on the spot

    4) PPK yang telah memenuhi persyaratan tersebut di atas

    selanjutnya membuat ikatan kerja sama dengan BP-JPKM

    berlandaskan suatu kontrak tertulis yang ditandatangani oleh

    pihak BP-JPKM dan PPK bersangkutan di atas kertas

    bermaterai. Kontrak tersebut minimal harus memuat hal-hal

    sebagai berikut:

    a. Hak dan kewajiban PPK, baik terhadap peserta maupun

    terhadap BP-JPKM, yang antara lain harus meliputi

    wewenangnya dalam menjalankan paket pemeliharaan

  • kesehatan dasar, ketentuan besarnya kapitasi dan cara

    pembayarannya.

    b. Jangka waktu berlakunya kontrak

    c. Cara pemutusan kontrak, baik dari pihak PPK maupun

    dari pihak BP-JPKM

    d. Sangsi dan insentif dalam rangka implementasi risk/profit

    sharing

    e. Ketentuan tentang Quality Assurance (QA), Utilization

    Review (UR), dan Peer Review

    5) Memantau dan menilai penyelenggaraan pemeliharaan

    kesehatan, khususnya harus diperhatikan tentang mutu

    pelayanan kesehatan dan biaya yang telah dikeluarkan.

    Diharapkan PPK dapat menyelenggarakan paket pemeliharaan

    kesehatan dasar ini dengan mutu yang optimal dan secara cost-

    effective. Untuk hal itu perlu diterapkan program Jaga Mutu

    (Quality Assurance) dan Telaah Ulang Penggunaan Pelayanan

    (Utilization Review).

    6) Memelihara dan membina hubungan dengan PPK. Hal ini perlu

    dilakukan agar terjamin bahwa pelayanan kesehatan kepada

    peserta dapat berkelanjutan sesuai dengan kebutuhannya.

    Upaya yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah:

    a. Secara berkala mengadakan komunikasi dua arah dengan

    para PPK

    b. Melakukan penyuluhan kepada PPK tentang program dan

    peraturannya

    c. Melaksanakan feedback positif kepada PPK mengenai

    pelaksanaan tugasnya

    Ilyas (2003) menyebutkan bahwa Pelaksana Pelayanan

    Kesehatan (PPK) merupakan suatu jaringan pelayanan kesehatan

    yang terorganisir dan dapat memberikan pemeliharaan kesehatan

    secara efektif dan efisien berupa paket pemeliharaan kesehatan

    paripurna. Adapun peran PPK, pada sistem asuransi kesehatan sosial,

  • fungsi pelayanan kesehatan tetap mempunyai tingkat independen

    yang tinggi tetapi disertai tanggung jawab terhadap sisi pembiayaan

    dan mutu pelayanan medis yang tinggi kepada pasien dan perusahaan

    penjamin. PPK terdiri dari klinik, Puskesmas, rumah sakit

    pemerintah/swasta, dokter, bidan praktek swasta, dan fasilitas

    kesehatan lainnya.

    Peran PPK pada aspek pelayanan medis dalam sistem asuransi

    kesehatan sosial maupun pada sistem pelayanan tradisional

    sebenarnya tidaklah berbeda. Hanya pada pelayanan kesehatan

    tradisional PPK sangat independen dan kurang memperhatikan aspek

    biaya kesehatan yang harus dikeluarkan pasien maupun perusahaan

    asuransi. Adapun peran PPK, pada sistem asuransi kesehatan sosial,

    fungsi pelayanan kesehatan tetap mempunyai tingkat independen

    yang tinggi tetapi disertai tanggung jawab terhadap sisi pembiayaan

    dan mutu pelayanan medis yang tinggi kepada pasien dan perusahaan

    penjamin.

    Di dalam asuransi kesehatan tradisional, PPK dan pembayar

    beroperasi secara independen. Penyedia pelayanan kesehatan

    memberikan pelayanan secara otonomi dan pembayar/asuradur

    membayar pasien atau PPK atas dasar tarif PPK yang umum berlaku

    dan wajar, atau atas dasar tarif yang telah ditetapkan oleh asuradur.

    Sebaliknya, di dalam sistem asuransi sosial dan atau managed

    care, asuradur dan PPK terikat satu sama lainnya melalui sebuah

    hubungan kontrak atau pemberian kerja. Secara umum, PPK setuju

    menyediakan pelayanan tertentu kepada anggota dengan tarif diskon,

    tarif kesepakatan, atau kapitasi. Penyedia pelayanan kesehatan juga

    setuju untuk mematuhi persyaratan administrasi, umumnya terkait

    dengan manajemen pelayanan medis dan pembayaran klaim.

    Di dalam sistem asuransi sosial dan atau managed care, PPK

    turut menanggung resiko finansial untuk biaya dan jumlah pelayanan

    tertentu yang diberikan kepada peserta asuransi kesehatan. Dalam

    kontraknya, PPK juga memiliki insentif untuk mengendalikan biaya,

  • mempromosikan penggunaan pelayanan preventif, dan memelihara

    kepuasan peserta pada tingkat tertentu. Tujuan sistem ini adalah agar

    PPK mengurangi pelayanan yang tidak perlu secara medis dan

    mengendalikan biaya sambil tetap mempertahankan atau

    meningkatkan mutu pelayanan dan tingkat kepuasan peserta.

    Boleh dikatakan bahwa peran PPK tidak hanya pada aspek

    pelayanan medis, tetapi juga aspek manajemen pelayanan dan

    pembiayaan kesehatan. Untuk itu PPK dituntut untuk:

    1) Bersedia melakukan sharing resiko finansial dalam pelayanan

    kesehatan yang mereka berikan kepada anggota

    2) PPK secara formal bekerja sama dengan asuradur melakukan

    quality assurance dan utilization review

    3) Kesiapan PPK dan dokter untuk mengurangi otonomi mereka.

    Artinya PPK tidak dapat lagi semaunya melakukan tindakan

    pembedahan operatif tanpa prosedur tetap yang harus dilalui

    seperti: rujukan untuk spesialis dari dokter keluarga, pendapat

    kedua untuk tindakan medis tertentu dan pre-otorisasi untuk

    tindakan pembedahan elektif dari pihak asuradur.

    PPK yang ingin dikontrak oleh asuradur harus diidentifikasi

    secara sistematik. Faktor berikut ini sering masuk dalam

    pertimbangan pemilihan PPK:

    a. Aksesibilitas geografis

    b. Reputasi

    c. Perilaku terhadap managed care

    d. Biasa tidaknya PPK tersebut bekerja dalam lingkungan

    managed care

    e. Kapasitasnya

    f. Kemampuan administrasi

    g. Afiliasi organisasi

    h. Kemampuan bahasa dan budaya

    i. Afiliasi rumah sakit

    j. Partisipasi dalam jaringan asuradur lainnya

  • Menurut DepKes (1999), PPK sebagai salah satu pelaku JPKM

    diharapkan berperilaku yang menunjang tercapainya tujuan JPKM

    untuk keuntungan bersama, sebagai berikut:

    a. Kepentingan:

    (i) Mendapatkan imbalan yang memadai

    (ii) Mengurangi beban kerja yang berlebihan

    (iii) Menerima pembayaran secara lancar

    (iv) Tidak terganggu oleh ketentuan adminstrasi dalam

    menentukan tindakan medik yang diperlukan

    b. Sikap dan perilaku yang diharapkan:

    (i) Menyediakan pelayanan yang bersih, menarik dan aman

    (ii) Mempunyai peralatan yang lengkap sesuai kebutuhan

    (iii) Penyediaan obat dan bahan cukup baik

    (iv) Mengutamakan upaya preventif dan promotif

    (v) Melakukan saringan kasus

    (vi) Mengikuti standar pelayanan medik

    (vii) Menjunjung tinggi etika medik

    (viii) Menjalankan sistem rekam medik dengan baik

    (ix) Menerapkan pelayanan yang efektif dan efisien

    (x) Menjaga mutu pelayanan sesuai standar

    (xi) Bersikap profesional

    (xii) Cepat dan tanggap terhadap keluhan peserta

    (xiii) Tidak membeda-bedakan pelayanan kepada peserta

    2.4. Penelitian Terdahulu Biryanto (2001) mengkaji sikap dan perilaku penyuluh pertanian

    terhadap pekerjaannya. Penelitian ini menggunakan alat analisis fishbein

    extended. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 50 responden

    penyuluh pertanian di Kabupaten Bogor yang dilakukan dengan analisis

    fishbein extended, didapatkan bahwa dari 14 atribut variabel keyakinan yang

    dapat terpenuhi, yaitu: (1) Meningkatkan status diri masyarakat, (2)

    Mendapatkan pengakuan dari petani, (3) Menjadi kebanggaan bagi keluarga,

  • (4) Mendapatkan pengakuan dari pemerintah, (5) Mendapatkan kesempatan

    promosi yang lebih besar, (6) Keamanan kerja terjamin, sedangkan nilai

    sikap penyuluh pertanian terhadap pekerjaannya sebesar 12,15 yang pada

    skala penilaian sikap berada pada kategori mendekati baik.

    Perilaku penyuluh pertanian dipengaruhi oleh maksud perilaku dan

    faktor lain. Maksud perilaku dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif.

    Maksud perilaku akan langsung menjadi perilaku apabila tidak terdapatnya

    pengaruh dari faktor lain. Faktor lain yang dimaksud adalah faktor-faktor

    yang tidak termasuk pada variabel keyakinan, variabel evaluasi, variabel

    keyakinan normatif dan variabel motivasi. Faktor lain ini contohnya seperti

    bencana alam, perang dan sesuatu yang lainnya. Dalam penelitian ini

    diasumsikan perilaku penyuluh pertanian tidak mendapat pengaruh dari

    faktor lain/situasi dalam keadaan normal. Oleh karena itu, maksud perilaku

    akan melahirkan perilaku atau maksud perilaku sama dengan perilaku.

    Atribut-atribut yang mempengaruhi norma subyektif, yaitu (1)

    Anggota keluarga, (2) Teman sekerja, (3) Atasan, (4) Masyarakat petani, (5)

    Pekerjaan menyuluh di luar kantor. Kelima atribut tersebut semuanya

    bernilai positif sehingga semuanya berpengaruh terhadap penilaian norma

    subjektif penyuluh pertanian di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, faktor-

    faktor yang mempengaruhi perilaku penyuluh pertanian adalah faktor-faktor

    yang mempengaruhi sikap dan norma subyektif penyuluh pertanian.

    Hutagalung (2005) menganalisis sikap nasabah terhadap produk

    takaful dana pendidikan (studi kasus di PT. Asuransi Takaful Keluarga

    Cabang Bogor). Penelitian ini menggunakan pendekatan multiatribut

    fishbein dengan hasil yang didapat adalah hanya semata-mata penilaian

    terhadap sikap konsumen mengenai atribut produk takaful dana pendidikan

    tersebut. Berdasarkan survei terhadap 30 nasabah Fulsiswa PT. Asuransi

    Takaful Keluarga Cabang Bogor, diperoleh bahwa nilai sikap nasabah secara

    umum terhadap produk Fulnadi PT. Asuransi Takaful Keluarga cabang

    Bogor (A) berdasarkan hasil pengolahan data adalah sebesar 108,77. Skor

    ini termasuk dalam rentang skala (106,5 < A 121,25). Skor ini juga dapat

    diartikan bahwa secara umum sikap nasabah Fulsiswa adalah positif

  • terhadap produk Fulnadi PT. Asuransi Takaful Keluarga cabang Bogor.

    Artinya, nasabah Fulsiswa setuju dengan kehadiran produk baru tersebut,

    namun tidak terlalu yakin bahwa Fulnadi dapat memenuhi standar atribut

    yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh 8 atribut produk dari total 10

    atribut memiliki kesenjangan (b-e) yang negatif.

    Aminingtyas (2005) menganalisis tingkat kepuasan pelanggan klinik

    tradisonal Mahkotadewa (studi kasus di PT. Mahkotadewa Indonesia,

    Jakarta). Penelitian ini menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis

    deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik pelanggan klinik, indeks

    kepuasan pelanggan untuk menganalisis tingkat kepuasan pelanggan klinik

    secara menyeluruh, importance performance analysis untuk menganalisis

    kinerja atribut kualitas pelayanan klinik berdasarkan penilaian pelanggan,

    dan uji khi-kuadrat dan tau-kendall untuk menganalisis hubungan antara

    tingkat kepuasan terhadap pelayanan klinik dengan karakteristik pelanggan.

    Hasil uji asosiasi antara tingkat kepuasan terhadap kualitas pelayanan

    dengan tiga peubah karakteristik pelanggan yang bersifat nominal,

    menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut kualitas

    pelayanan, kesesuaian harga, serta keramahan dan kesopanan petugas klinik

    dalam memberi pelayanan dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin

    pelanggan yang diindikasikan oleh hitung yang lebih besar dari (,db) dan

    probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Profesi atau pekerjaan pelanggan

    dinyatakan dapat mempengaruhi pelanggan dalam menentukan penilaian

    tingkat kepuasan terhadap sebelas atribut kualitas pelayanan, sedangkan

    etnis atau suku bangsa juga dinyatakan dapat mempengaruhi tingkat

    kepuasan pelanggan terhadap empat atribut kualitas pelayanan, yaitu

    kecepatan waktu pelayanan, keamanan dan kenyamanan pasien saat

    menjalani terapi, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan klinik,

    serta kebersihan wastafel dan toilet.

    Koefisien korelasi tau-kendall digunakan untuk mencari keeratan

    hubungan peubah karakteristik responden dan peubah kualitas pelayanan

    yang keduanya berskala ordinal. Secara umum, usia, pendidikan dan

    pendapatan berkorelasi negatif terhadap delapan peubah kualitas pelayanan,

  • kecuali untuk atribut harga. Hal ini menandakan bahwa tingkat pendidikan,

    pendapatan dan usia tidak selaras dengan tingkat kepuasan terhadap kualitas

    pelayanan. Semakin tinggi pendidikan dan pendapatan, pelanggan

    cenderung menilai tingkat kepuasan terhadap pelayanan semakin kurang

    puas.

    Penelitian ini akan difokuskan pada sikap pasien terhadap Pelaksana

    Pelayanan Kesehatan (PPK) (Studi Kasus Klinik PT. Nayaka Era Husada,

    Jakarta). Analisis yang akan dilakukan adalah sikap dan perilaku pasien

    terhadap atribut-atribut jasa yang telah diberikan klinik PT. Nayaka Era

    Husada dengan menggunakan model fishbein extended Kemudian,

    mengidentifikasi hubungan antara sikap pasien tersebut terhadap atribut-

    atribut jasa klinik berdasarkan karakteristik pasiennya dengan menggunakan

    uji chi square dan uji korelasi tau kendall serta mengidentifikasi atribut-

    atribut yang menjadi prioritas perbaikan klinik dengan menggunakan

    importance performance analysis.

  • III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

    Tenaga kerja merupakan salah satu aset pembangunan yang sangat

    penting. Produktivitas mereka dapat menentukan kelancaran pembangunan

    negara. Salah satu faktor yang mendorong produktivitas itu adalah

    kesehatan. Semakin besar tingkat keterlibatan mereka dengan proses

    produksi, semakin tinggi pula kebutuhan terhadap kesehatan dalam rangka

    mendukung produktivitas tenaga kerja tersebut.

    Rata-rata upah tenaga kerja yang masih minimum belum dapat

    menjangkau biaya kesehatan yang kini semakin meningkat. Untuk itu, PT.

    Nayaka Era Husada menyediakan sarana dan prasarana yang dapat

    membantu menanggulangi masalah tersebut, yaitu melalui peranannya

    dalam Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK). Dalam hal ini, penelitian

    difokuskan pada PPK tingkat I, yaitu klinik. Pasien klinik ini merupakan

    pihak yang lebih berpengalaman dalam berinteraksi langsung dengan

    pelayanan PT. Nayaka Era Husada dan dinilai lebih baik dalam memberikan

    masukan bagi perusahaan dalam rangka peningkatan pelayanan di masa

    mendatang.

    Dengan menggunakan metode fishbein extended akan diketahui

    atribut-atribut dominan yang mempengaruhi sikap pasien dan bagaimana

    sikap serta perilaku pasien terhadap klinik PT. Nayaka Era Husada melalui

    atribut-atribut jasa yang telah diberikan selama ini. Untuk mengetahui

    hubungan antara sikap pasien dengan karakteristik individu masing-masing

    pasien, maka digunakan pengukuran statistik nonparametrik, yaitu dengan

    menggunakan uji chi square dan uji korelasi tau-kendall. Kemudian, untuk

    mengetahui atribut mana yang harus diberi prioritas lebih dibandingkan

    dengan atribut lainnya dalam menentukan kebijakan bagi peningkatan dan

    pengembangan klinik PT. Nayaka Era Husada, dapat digunakan Importance-

    Performance Analysis. Hal ini seperti yang dirumuskan dalam kerangka

    pemikiran konseptual berikut (Gambar 5):

  • Gambar 5. Kerangka Pemikiran Konseptual

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di klinik PT. Nayaka Era Husada yang

    berlokasi di Jakarta, tepatnya di wilayah Cakung, Kalideres, dan Klender.

    Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

    pertimbangan bahwa hanya ketiga wilayah tersebut di Jakarta yang ditangani

    secara penuh oleh PT. Nayaka Era Husada sendiri, sedangkan kebanyakan

    klinik-klinik lainnya merupakan kerja sama dengan pelaksana pelayanan

    Biaya kesehatan yang semakin meningkat

    Visi dan Misi

    PT Nayaka Era Husada

    Atribut-atribut dominan Pengukuran sikap pasien dan perilaku pasien

    Peningkatan pelayanan klinik PT. Nayaka Era Husada

    Kebutuhan akan kesehatan Tenaga kerja

    Hubungan antara sikap pasien terhadap atribut klinik berda-sarkan karakteristik individu

    Atribut-atribut jasa dari klinik PT. Nayaka Era Husada

    Importance Performance

    Analysis

    Model

    Sikap Multiatribut

    Fishbein Extended

    Uji Chi Square Uji Korelasi

    Tau Kendall

    Mengetahui atribut-atribut yang menjadi prioritas

  • kesehatan lainnya. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Maret Mei

    2006.

    3.3. Metode Penarikan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah pasien, yaitu para

    peserta/pengguna jasa pelayanan kesehatan di klinik PT. Nayaka Era Husada

    cabang Jakarta. Perlu diketahui bahwa setiap peserta/tenaga kerja yang

    mengikuti program kesehatan ini diikuti oleh istri/suami dan anak mereka,

    paling banyak tiga orang anak, sedangkan yang dimaksud dengan anak

    tersebut adalah anak dari tenaga kerja yang berumur maksimal 21 tahun dan

    belum menikah.

    Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non-

    probability sampling, dimana tidak semua populasi mempunyai kesempatan

    yang sama untuk menjadi sampel (calon responden). Metode penarikan

    sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana pengambilan

    elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja,

    dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi.

    Dalam purposive, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri

    atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat

    dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya

    (Marzuki, 2002).

    Penentuan jumlah sampel dari populasi dalam penelitian ini dilakukan

    berdasarkan metode Slovin (Umar dalam Simamora, 2002), dengan

    menggunakan rumus:

    21 NeNn += ........................................................................................(1)

    dimana: n = jumlah sampel N = ukuran populasi

    e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir (10%)

    Berdasarkan data kepesertaan yang diperoleh dari perusahaan,

    diketahui bahwa jumlah tertanggung sampai dengan bulan September 2005

    adalah sebanyak 126.162 orang. Dengan hasil perhitungan menggunakan

  • rumus Slovin, maka jumlah responden digenapkan menjadi 100 orang.

    Adapun perhitungan jumlah responden adalah sebagai berikut:

    10092,99)1.0(162.1261

    162.1262

    =+=

    n

    n.........................................................................(2)

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode

    yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode survei, dengan

    menggunakan kuesioner. Data primer bersumber dari jawaban pasien yang

    kemudian dituangkan dalam bentuk kuesioner. Data sekunder diperoleh dari

    bahan pustaka, data-data perusahaan dan bahan pustaka lain yang relevan

    terhadap penelitian ini.

    3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

    3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum melakukan pengolahan data, dilakukan uji validitas

    dan reliabilitas terlebih dahulu terhadap 30 responden yang

    mengunjungi klinik PT. Nayaka Era Husada dengan teknik korelasi

    Product Moment dan Alpha Cronbach dengan bantuan program

    SPSS versi 12.0.

    a. Uji Validitas Kuesioner Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

    mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data

    dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

    validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

    terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel

    yang dimaksud (Arikunto, 1998).

    Apabila ada pernyataan yang tidak berhubungan berarti

    pernyataan tersebut tidak valid, dan akan dihilangkan atau

    diganti dengan konsep pernyataan lain yang lebih valid.

  • Pengujian awal dilakukan terhadap 30 responden yang

    mengunjungi klinik PT. Nayaka Era Husada. Butir pernyataan

    atau peubah yang diuji dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Daftar Peubah-peubah yang akan Diuji Validitas No. Nama Peubah

    1. Keramahan petugas klinik dalam memberikan pelayanan

    2. Kejelasan petugas klinik dalam memberikan informasi/menjawab pertanyaan

    3. Kecepatan dan ketanggapan petugas klinik dalam memberikan pelayanan administratif

    4. Kemampuan dan kesigapan petugas klinik dalam menyelesaikan keluhan

    5. Pengetahuan dan keterampilan petugas klinik dalam memberi pelayanan penting

    6. Penampilan dan pakaian petugas klinik

    7. Kebersihan dan kerapihan ruang tunggu

    8. Persediaan bahan bacaan di ruang tunggu

    9. Kebersihan dan kerapihan ruang pemeriksaan

    10. Kenyamanan selama menjalani proses pemeriksaan

    11. Perhatian secara pribadi kepada pasien

    12. Keramahan dokter

    13. Kejelasan informasi mengenai penyakit dan kesehatan selama pemeriksaan

    14. Keahlian / keterampilan dokter

    15. Dokter yang berempati

    16. Tanggapan dokter terhadap keluhan pasien

    17. Penampilan dokter

    18. Penerimaan hasil pemeriksaan secara cepat dan tepat

    19. Kesesuaian manfaat dan khasiat obat

    20. Kualitas obat

    21. Kecepatan waktu pelayanan

    22. Kesesuaian pelayanan dengan janji yang ditawarkan

    23. Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit

    24. Pemberian pelayanan yang tidak pilih-pilih

    25. Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan fasilitas dan peralatan diagnosa

    26. Kebersihan wastafel dan toilet

  • No. Nama Peubah

    27. Kemudahan dalam mengakses lokasi klinik

    28. Fasilitas parkir

    Rumus yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

    ( ) ( )( ) ( )[ ]

    =2222 YYnXXn

    YXXYnr ...................(3)

    dimana: n = jumlah responden X = skor masing-masing pernyataan

    Y = skor total pernyataan Bila diperoleh rhitung lebih besar dari rtabel pada tingkat

    signifikansi (=0,05), maka pernyataan pada kuesioner tersebut

    mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal

    dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan. Nilai rtabel

    dapat dilihat pada Lampiran 2, nilai derajat bebas diperoleh

    dari n-2 atau 30-2 = 28.

    Berdasarkan hasil korelasi product moment, diperoleh 28

    angka korelasi dari setiap pernyataan untuk masing-masing

    hasil pengukuran variabel kepercayaan dan variabel evaluasi

    (Tabel 3). Secara statistik, ternyata tidak seluruh pernyataan

    memiliki angka korelasi yang lebih besar dari angka kritik pada

    tabel selang kepercayaan 95%, yaitu sebesar 0,361. Hasil

    tersebut membuktikan bahwa terdapat empat pernyataan yang

    tidak signifikan dan instrumen yang diujicobakan dinyatakan

    tidak valid. Peubah yang tidak valid tersebut adalah: persediaan

    bahan bacaan di ruang tunggu, perhatian secara pribadi kepada

    pasien, dokter yang berempati, dan prosedur pelayanan yang

    tidak berbelit-belit. Untuk memudahkan pengolahan

    selanjutnya, maka pada penyebaran kuesioner selanjutnya,

    keempat peubah yang tidak valid tersebut dihilangkan

    (Lampiran 3). Jadi, pernyataan yang dinyatakan valid

  • berjumlah 24 variabel. Nilai korelasi uji validitas pernyataan

    kuesioner disajikan pada Tabel 3. Daftar peubah yang

    dinyatakan valid dapat dilihat pada Tabel 4. Uji validitas

    variabel-variabel yang dinyatakan valid dapat dilihat pada

    Lampiran 4-7.

    Tabel 3. Nilai Korelasi Uji Validitas Pernyataan Kuesioner Nilai Korelasi (r) Atribut Jasa

    Klinik Variabel Kepercayaan Variabel Evaluasi

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    0.5756*

    0.5587*

    0.6757*

    0.7444*

    0.6800*

    0.6215*

    0.5919*

    0.2602

    0.6101*

    0.6089*

    0.2774

    0.7301*

    0.6892*

    0.6029*

    0.3469

    0.6966

    0.7944*

    0.6872*

    0.6599*

    0.6774*

    0.6169*

    0.5637*

    0.7365*

    0.5160*

    0.6243*

    0.4431*

    0.3694*

    0.6340*

    0.5181*

    0.5741*

    0.6239*

    0.4708*

    0.6989*

    0.6458*

    0.6595*

    0.6139*

    0.6785*

    0.7678*

    0.6173*

    0.6306*

    0.7232*

    0.6682*

    0.5011*

    0.6279*

    0.5462*

    0.6349*

    0.4013*

    0.4321*

    0.4650*

    0.5902*

    0.3537

    0.6611*

    0.4739*

    0.6762*

    0.7465*

    0.4516*

    Keterangan : Nilai rtabel (n=30; db=28, =0.05) = 0.361

  • Tabel 4. Daftar Peubah-peubah yang Dinyatakan Valid No. Nama Peubah

    1. Keramahan petugas klinik dalam memberikan pelayanan

    2. Kejelasan petugas klinik dalam memberikan informasi/menjawab pertanyaan

    3. Kecepatan dan ketanggapan petugas klinik dalam memberikan pelayanan administratif

    4. Kemampuan dan kesigapan petugas klinik dalam menyelesaikan keluhan

    5. Pengetahuan dan keterampilan petugas klinik dalam memberi pelayanan penting

    6. Penampilan dan pakaian petugas klinik

    7. Kebersihan dan kerapihan ruang tunggu

    8. Kebersihan dan kerapihan ruang pemeriksaan

    9. Kenyamanan selama menjalani proses pemeriksaan

    10. Keramahan dokter

    11. Kejelasan informasi mengenai penyakit dan kesehatan selama pemeriksaan

    12. Keahlian / keterampilan dokter

    13. Tanggapan dokter terhadap keluhan pasien

    14. Penampilan dokter

    15. Penerimaan hasil pemeriksaan secara cepat dan tepat

    16. Kesesuaian manfaat dan khasiat obat

    17. Kualitas obat

    18. Kecepatan waktu pelayanan

    19. Kesesuaian pelayanan dengan janji yang ditawarkan

    20. Pemberian pelayanan yang tidak pilih-pilih

    21. Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan fasilitas dan peralatan diagnosa

    22. Kebersihan wastafel dan toilet 23. Kemudahan dalam mengakses lokasi klinik 24. Fasilitas parkir

    b. Uji Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu

    instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

    pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

    Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius,

    mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

  • tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau yang

    reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

    Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

    maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama.

    Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

    Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

    Ungkapan yang mengatakan bahwa instrumen harus reliabel

    sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup

    baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya

    (Arikunto, 1998).

    Pada penelitian ini, uji reliabilitas diukur dengan

    menggunakan alpha cronbach. Nilai alpha cronbach dihitung

    dengan menggunakan program SPSS versi 12.0, adapun rumus

    koefisien reliabilitas alpha cronbach adalah sebagai berikut:

    =

    t

    b

    kkr 2

    2

    11

    ................................................(4)

    dimana: r = koefisien reliabilitas yang dicari

    k = jumlah butir pernyataan

    b2 = keragaman total t2 = jumlah keragaman butir pertanyaan

    Jika nilai alpha cronbach lebih dari 0.7 atau mendekati 1,

    ini menunjukkan bahwa pengukuran yang kita gunakan reliabel

    atau jawaban responden akan cenderung sama walaupun

    diberikan kepada orang dan bentuk pertanyaan yang berbeda

    (Simamora dalam Aminingtyas, 2005). Peubah yang diuji

    reliabilitas adalah peubah yang sama dengan peubah pada uji

    validitas sebelumnya yang dinyatakan valid yang tersaji pada

    Tabel 4.

    Uji reliabilitas terhadap 30 responden menghasilkan nilai

    alpha cronbach yang lebih besar dari 0.7 dan mendekati satu,

  • seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 8-11. Kuesioner

    penelitian dinyatakan reliabel atau konsisten, sehingga dapat

    dikatakan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan

    pengukuran dalam penggunaan kuesioner ini cukup rendah.

    c. Uji Validitas Responden Selain menghitung validitas butir dari kuesioner,

    responden juga perlu dihitung validitasnya. Validitas responden

    menuntut adanya keragaman jawaban responden berdasarkan

    tingkat signifikansi tertentu. Cara penghitungannya sama

    dengan menghitung validitas kuesioner, hanya matriksnya

    diputar, kemudian dilihat berdasarkan tingkat signifikansinya.

    Perhitungan validitas responden terhadap variabel

    evaluasi/kepentingan dapat disimpulkan bahwa dari 100

    responden yang diuji, hanya 7 (tujuh) responden yang

    dinyatakan tidak valid.

    3.5.2. Model Sikap Multiatribut Fishbein Extended Model sikap multiatribut menggambarkan ancangan yang

    berharga untuk memeriksa hubungan di antara pengetahuan produk

    yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan

    dengan ciri atau atribut produk (Engel et al, 1994).

    Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap

    konsumen terhadap produk yang dipasarkannya, dan kemudian

    merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut.

    Riset pasar atau riset konsumen merupakan salah satu kegiatan

    penting untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk

    (Sumarwan, 2004).

    Dalam model multiatribut Fishbein, sikap keseluruhan terhadap

    suatu objek adalah fungsi dari dua faktor, yaitu kekuatan dari

    kepercayaan utama jika dikaitkan dengan objek dan evaluasi dari

    kepercayaan utama. Kekuatan kepercayaan (tingkat pelaksanaan)

    adalah kemungkinan yang diyakini dari hubungan antara suatu objek

  • dan ciri-cirinya yang relevan. Kekuatan kepercayaan diukur dengan

    meminta konsumen memeringkat kemungkinan asosiasi dari setiap

    kepercayaan utama mereka. Kekuatan kepercayaan produk atau

    merek konsumen dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dengan

    suatu objek. Kepercayaan akan ciri atau konsekuensi produk

    cenderung lebih kuat ketika didasarkan pada pengalaman nyata

    penggunaan suatu produk. Hal yang dikaitkan dengan kepercayaan

    utama adalah evaluasi (tingkat kepentingan), yang mencerminkan

    seberapa baik konsumen menilai suatu atribut. Pemasar mengukur

    komponen evaluasi dengan meminta konsumen menyebutkan

    evaluasi/rasa suka mereka terhadap setiap keadaan atribut

    (Simamora, 2002).

    Dalam upaya menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku

    dengan lebih baik, Fishbein memodifikasi model multiatributnya.

    Hasil dari Teori Maksud Perilaku (Theory of Reasoned Action/

    Fishbein Extended) bertujuan untuk memprediksi perilaku secara

    lebih akurat, lebih penting untuk menentukan sikap seseorang

    terhadap perilakunya daripada obyek perilakunya. Pengukuran sikap

    yang sesuai sebaiknya berdasarkan pada perilaku pembelian atau

    penggunaan sebuah merek (AB), bukan pada merek itu sendiri (Ao).

    Perilaku pembelian konsumen, dan terlebih lagi, pengkonsumsian

    produk yang merupakan penentu kepuasan. Sikap terhadap obyek

    dapat tidak menjadi dasar yang valid untuk mengukur sikap.

    Modifikasi kedua dalam model ini adalah mendefinisikan

    kepercayaan sebagai konsekuensi persepsi dari perilaku daripada

    sikap persepsi terhadap merek. Fishbein mengembangkan modifikasi

    ketiga dalam modelnya karena hasil campuran dari tingkat

    kepercayaan dan evaluasi terhadap perilaku. Beliau menyimpulkan

    bahwa elemen lainnya juga harus mempengaruhi perilaku. Karena

    norma keluarga dan kelompok teman sangat penting dalam

    membentuk sikap, beliau memperkenalkan pengaruh sosial dalam

    modelnya. Dua elemen sosial yang dikenalkan adalah kepercayaan

  • normatif (normative beliefs) dan keinginan untuk menuruti mereka

    (motivation to comply) (Assael, 1995).

    Gambar 6. Hubungan Sikap terhadap Perilaku dengan Perilaku (Blackwell, et al dalam Simamora, 2002)

    Bagaimana model Fishbein menerangkan maksud beli dapat

    dilihat pada Gambar 6. Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa

    perilaku adalah fungsi dari maksud perilaku dan faktor lain yang

    mempengaruhi. Dengan kata lain, perbuatan adalah fungsi dari

    keinginan untuk berbuat yang telah terbentuk sebelumnya dan faktor

    situasional yang mempengaruhi subjek. Jadi, secara jujur Fishbein

    mengatakan bahwa maksud beli bukanlah satu-satunya prediktor

    perilaku. Namun, harus diakui bahwa maksud beli mempunyai

    hubungan yang sangat dekat dengan perilaku.

    Evaluasi/ kepentingan

    tentang perilaku

    Sikap terhadap perilaku

    Norma subyektif

    Maksud perilaku

    Pengaruh faktor lain

    P E R I L A K U

    Keyakinan terhadap

    persepsi orang lain

    Motivasi mengikuti

    anjuran orang lain

    Kepercayaan/pelaksanaan

    tentang perilaku

  • Hubungan antara maksud perilaku dan dua komponen yang

    membentuknya dinyatakan oleh persamaan berikut ini:

    B BI = w1(AB) + w2(SN)(5)

    dimana:

    B = perilaku aktual, dalam hal ini diaproksimasi sama dengan BI

    BI = maksud perilaku pada saat tertentu AB = sikap terhadap perilaku SN = norma subjektif terhadap perilaku

    w1,w2 = bobot yang menyatakan pengaruh relatif dari AB

    dan SN terhadap maksud perilaku

    Sikap terhadap perilaku Seperti tampak pada gambar 4, maksud perilaku dibentuk oleh

    dua komponen, yaitu sikap terhadap perilaku dan norma

    subyektif. Secara tertulis, rumus yang digunakan Fishbein

    untuk mengukur sikap terhadap perilaku sama dengan rumus

    yang digunakan untuk mengukur sikap terhadap objek. Yang

    berbeda hanyalah pengertian dari simbol-simbolnya.

    i

    n

    iiB ebA

    ==

    1

    .................(6)

    Dimana:

    AB = sikap terhadap perilaku bi = tingkat kepercayaan bahwa suatu perilaku akan

    menyebabkan hasil tertentu

    ei = evaluasi terhadap hasil yang diperoleh n = jumlah hasil (outcome), pada mana kombinasi bi

    dan ei dihitung

    Norma Subjektif Norma subjektif dibentuk oleh dua komponen. Pertama,

    keyakinan normatif individu bahwa kelompok atau seseorang

    yang menjadi preferensi menginginkan individu tersebut untuk

    melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan. Kedua,

    motivasi individu untuk menuruti keyakinan normatif tersebut.

  • Secara matematis, kedua komponen tersebut membentuk norma

    subjektif dengan rumusan sebagai berikut:

    i

    k

    iimbSN

    ==

    1 ................(7)

    dimana:

    SN = norma subjektif terhadap perilaku

    bi = keyakinan normatif individu (subjek sikap) bahwa referensi personal atau organisasi menginginkan subjek sikap untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku

    mi = motivasi individu untuk menuruti anjuran referensi personal atau kelompok

    k = jumlah referensi relevan

    Namun demikian, kendala utama yang dihadapi dalam

    pengukuran sikap fishbein extended adalah pada responden yang

    mengisi kuesioner, yaitu konsumen yang belum membeli produk

    yang ditanyakan. Oleh karena itu, ia akan diukur kemungkinan

    membelinya. Namun seorang konsumen yang belum membeli

    sesuatu, akan kesulitan jika ditanya tentang keadaan produk tersebut.

    Kesulitan model ini adalah bertanya kepada seorang konsumen

    tentang sesuatu yang ia belum membelinya, yang tentunya

    menimbulkan bias. Untuk itu, peran penanya dan cara pembuatan

    kuesioner menjadi unsur penting dalam pengukuran perilaku dengan

    model fishbein extended (Singgih, 2001).

    3.5.3. Uji Chi Square Uji chi square merupakan salah satu analisis statistik non-

    parametrik yang banyak digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji

    ini dapat dikembangkan untuk menguji apakah beberapa ukuran

    nominal, berhubungan satu sama lain atau tidak. Atau, dengan

    perkataan lain, apakah dua atau lebih distribusi populasi

    didistribusikan dalam bentuk sama dan sehubungan dengan kriteria

    yang diinginka