Obstetri Kelompok 3

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009). Lama Kehamilan dibagi menjadi beberapa antara lain: 1) Prematur adalah kehamilan yang lama usianya kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan nini disertai dengan keadaan BBLR (berat bayi lahir rendah). 2) Post matur adalah kehamilan yang lama usianya lebih dari 42 minggu. Kehamilan ini biasanya kehamilan abnormal.3) Matur atau Aterm adalah kehamilan yang lama usianya sudah cukup umur atau normal yaitu antara 37 – 42 minggu. Pada kehamilan ini bayi lahir dengan keadaan berat badan normal. 4) Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap, Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial.(Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi III.2008) Frekuensi Kehamilan antara lain Nuligravida adalah seorang wanita yang belum pernah hamil dan melahirkan, primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali,atau seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, multigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali(sampai 5 kali), grandegravida adalah seorang wanita 1

description

mogaa

Transcript of Obstetri Kelompok 3

Page 1: Obstetri Kelompok 3

BAB IPENDAHULUAN

A.           Latar  BelakangKehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin, 2006).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).

Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika, 2009).

Lama Kehamilan dibagi menjadi beberapa antara lain: 1) Prematur adalah kehamilan yang lama usianya kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan nini disertai dengan keadaan BBLR (berat bayi lahir rendah). 2) Post matur adalah kehamilan yang lama usianya lebih dari 42 minggu. Kehamilan ini biasanya kehamilan abnormal.3) Matur atau Aterm adalah kehamilan yang lama usianya sudah cukup umur atau normal yaitu antara 37 – 42 minggu. Pada kehamilan ini bayi lahir dengan keadaan berat badan normal. 4) Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap, Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial.(Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi III.2008)

Frekuensi Kehamilan antara lain Nuligravida adalah seorang wanita yang belum pernah hamil dan melahirkan, primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali,atau seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, multigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali(sampai 5 kali), grandegravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi sebanyak 6 kali atau lebih,hidup atau mati.

B.           Tujuan Penulisan1.      Tujuan UmumMampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan kelainan dalam lamanya kehamilan

prematur, postmatur, imatur, dan postdate.2.      Tujuan Khususa)      Untuk mengetahui pengertian lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan

postdate.b)      Untuk mengetahui etiologilamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur, dan

postdate.c)      Untuk mengetahui penatalaksanaan lamanya kehamilan prematur, postmatur, imatur,

dan postdate.

1

Page 2: Obstetri Kelompok 3

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A.       KELAINAN DALAM LAMANYA KEHAMILAN1.    Pengertian

Lamanya kehamilan yang normal 280 hari atau 40 minggu dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.Kadang-kadang kehamilan berakhir sebelum waktunya dan ada kalanya melebihi waktu yang normal. Berakhirnya kehamilan menurut lamanya kehamilan berlangsung dapat dibagi sebagai berikut :

B.      PREMATUR1.    Pengertian Premature

Premature yaitu persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37  minggu dipertimbangkan sebagai persalinan prematur dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk persalinan premature dan upaya mengenali faktor risiko persalinan prematur telah digalakkan,angka persalinan prematur tidak berubah selama 40 tahun terakhir.

Faktor risiko : Lebih dari setengah jumlah wanita hamil yang melahirkan prematur diketahui tidak memiliki faktor risiko untuk persalinan prematur.

a.    Faktor demografis  :  ibu dari ras kulit hitam,  status sosio-ekonomi yang rendah, usia <18 tahun atau >40 tahun.

b.    Kesehatan umum  : stres pribadi tinggi, nutrisi buruk;berat ibu sebelum hamil rendah; anemia, bakteriuria, kondisi-kondisi medis, seperti diabetes, asma dan pielonefritis, penyakit jantung pada ibu, merokok (risiko 2x lipat), penyalahgunaan zat (risiko 3x lipat).

c.    Pekerjaan : pekerjaan yang banyak menuntut kemampuan fisik, berdiri terlalu lama, bekerja dalam shift, dan bekerja di malam hari.

d.    Kondisi uterus : Kelainan, cedera pada serviks atau abnormalitas (termasuk pajanan dietilstilbestrol (DES) di dalam uterus, konisasi serviks, atau riwayat induksi aborsi pada trimester kedua), fibroid, atau kontraksi uterus yang berlebihan, dan infeksi.

e.    Faktor obstetric : persalinan prematur sebelumnya pada kehamilan usia antara 16 dan 36 minggu (2-3x risiko: semakin sering mengalami persalinan prematur),semakin dini usia kehamilan semakin besar risiko mengalami persalinan prematur,hasil yang di peroleh pada persalinan terakhir merupakan alat yang lebih akurat untuk menentukan perkiraan

2

Lamanya Kehamilan Berat anak istilah< 22 minggu <500 g Abortus

22-28 minggu 500g-1000g Partus immaturus28-37 minggu 1000g-2500g Partus praematurus37-42 minggu >2500-4500g Partus aterm (maturus)>42 minggu >4500g Partus serotinus

Page 3: Obstetri Kelompok 3

hasil persalinan kali ini), KPD, plasenta previa, inkompetensi serviks, abrupsio plasenta, preeklamsia, PJT, oligohidramnion, amnionitis, kelainan janin,perdarahan per vaginam setelah trimester pertama, perawatan prenatal kurang atau tidak ada sama sekali.

2.    ETIOLOGIa.         Faktor Maternal

Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta

b.         Faktor FetalKelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera

radiasi (Sacharin. 1996)Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :Kehamilan

1)   Malformasi Uterus2)   Kehamilan ganda3)   TI. Servik Inkompeten4)   KPD5)   Pre eklamsia6)   Riwayat kelahiran premature7)    Kelainan Rh

Kondisi medis1)   Kondisi yang menimbulkan partus preterm

a.    HipertensiTekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.

b.    Perkembangan janin terhambatPerkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.

c.     Solusio plasentaTerlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.

d.        Plasenta previaPlasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak.Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.

e.        Kelainan rhesusSebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.

f.          Diabetes

3

Page 4: Obstetri Kelompok 3

Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.Tapi saat ini dengan pemberian insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan.2)   Kondisi yang menimbulkan kontraksi

a.      Kelainan bawaan uterusMeskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.

b.        Ketuban pecah diniKetuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten, hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.

c.         Serviks inkompetenRiwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten.Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran kehamilan pervaginam.

d.        Kehamilan gandaSebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.

Sosial Ekonomi1)      Tidak melakukan perawatan prenatal2)      Status sosial ekonomi rendah3)      Mal nutrisi4)      Kehamilan remaja

Faktor gaya hidup1)      Kebiasaan merokok2)      Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang3)      Penyalahgunaan obat (kokain)4)      Alcohol

3.    TANDA DAN GEJALAtanda-tanda persalinan prematur, yaitu

a.      Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.b.      Kram perut, dengan atau tanpa diare.c.       Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan

kontraksi ini tidak harus terasa sakit.d.      Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke

bawah.e.      keluar air atau cairan lainnya dari vagina.

4.    FAKTOR RESIKO KELAHIRAN PREMATURResiko Demografik

4

Page 5: Obstetri Kelompok 3

a.      Rasb.      Usia (<> 40 tahun)c.       Status sosio ekonomi rendahd.      Belum menikahe.       Tingkat pendidikan rendah

Resiko Medisa.      Persalinan dan kelahiran premature sebelumnyab.      Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)c.        Anomali uterusd.      Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)e.      Resiko kehamilan saat ini :

Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janinResiko Perilaku dan Lingkungan

a.      Nutrisi burukb.       Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)c.       Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)d.      Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal

Faktor Resiko Potensiala.      Stresb.      Iritabilitas uterusc.       Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterusd.      Perubahan serviks sebelum awitan persalinane.      Ekspansi volume plasma yang tidak adekuatf.        Defisiensi progesteroneg.      Infeksi

5.    KLASIFIKASIPersalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO :

BATASAN KRITERIA KETERANGANSangat premature

   -   Usia kehamilan 24-30 minggu

   -  BB bayi 1000-1500 g

  Sangat  sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggih

  Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis

Prematur Sedang

    - Usia kehamilan 31-36 minggu

     -  BB bayi 1501-2000 g

 -  Dengan perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat

Premuatur    -  Usia kehamilan 36-   -  Masih sangat mungkin hidup 

5

Page 6: Obstetri Kelompok 3

borderline 38 minggu

   -  Berat bayi 2001-2499 g

   -  Lingkaran kepala 33 cm

    -  Lingkaran dada 30 cm

   -  Panjang badan sekitar 45cm

tampa dampak sisa yang berat

  -  Perhatikan kemungkinan :  * Ganguan napas  * Daya isap lemah  *  Tidak tahan terhadap hipotermia  * Mudah terjadi infeksi

6.    PATOFISIOLOGIPersalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau

minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali

Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.

Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)

7.    DIAGNOSIS PERSALINAN PREMATURSering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan preterm.

Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:

a.      Kontraksi yang berulang sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit

b.      Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain)c.       Perdarahan bercakd.      Perasaan menekan daerah servikse.      Pemeriksaan serviks menunjukan telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan

penipisan 50-80%f.         Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina ischiadikag.      Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan pretermh.      Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

6

Page 7: Obstetri Kelompok 3

8.    PENANGANAN PERSALINAN PREMATUREPrinsip penanganan persalinan premature ada;ah :

a.      Coba hentikan kontraksi uterus / penundaan kelahiranb.      Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya .c.       Upaya menghentikan kontrsksi uterus kemungkinan obat-obatan atau tokolitik hanya

berhasil sebentar, tapi penting untuk memberikan kortikosteroid,intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang untuk lahir ( 37 minggu)Penundaan kehamilan dilakukan bila :

a.      Umur kehamilan 37 minggub.      Pembukaan serviks kurang dari 3 cmc.       Tidak ada amnionitis, pre- eklamsi atau perdarahan yang aktif.d.      Tidak ada gawat janin.

C.        POSTMATUR1.  Pengertian

Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu.Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.2.  Etiologi

Etiologi pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya adalah faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu.3.      Tanda-tanda bayi postmatur :

a)      Biasanya lebih berat  dari bayi maturb)      Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi maturc)      Rambut lanugo hilang atau sangat kurangd)      Verniks kaseosa di badan kurange)      Kuku-kuku panjangf)       Rambut kepala agak tebalg)      Kulit agak pucat dengan desquamasi epitel

4.      Pengaruh terhadap ibu dan janinTerhadap ibuPersalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena

a)        Aksi uterus tidak terkoordinasib)        Janin besarc)        Molase kepala kurangd)        Maka sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan

perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.Terhadap janin

7

Page 8: Obstetri Kelompok 3

Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi,seperti;

Berat badan janin dapat bertambah besar, tetap, da nada yang berkurang setelah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bias terjadi kematian janin dalam kandungan.

5.      Penatalaksanaana)      Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting adalah monitoring janin

sebaik-baiknya.b)      Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat ditunggu

dengan pengawasan ketat.c)      Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan atau rujuk.

D.       DISMATUR1.    Pengertian Dismatur

Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (BBLR sama dengan bayi dismatur). ( Eny Retna Ambarwati, dkk, 2008, Hal. 28).Berdasarkan pengertian diatas maka BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :1)  Prematuritas MurniAdalah masa gestasi yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan kurang dari berat badan semestinya untuk masa kehamilan atau disebut neonatus kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan (NKB-KMK)2)  DismaturitasAdalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, posterm. Dismatur ini dapat juga neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan (NKB - SMK).Neonatus cukup bulan - kecil masa kehamilan (NCB - KMK)Neonatus lebih bulan - kecil masa kehamilan (NLB - KMK).

2.    Diagnosis Bayi DismaturDiagnosis Bayi Dismatur :a.  Sebelum bayi lahir

1)         Pada Anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus   dan lahir mati

2)         Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan3)         Pergerakan janin yang pertama (quickening) lebih lambat, gerakan janin lebih lambat

walaupun kehamilan nya sudah agak lanjut.4)         Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.5)        Sering dijumpai kehamilan dengan oligahidramnion atau bisa pula dengan hidramnion,

hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan antepartum.

8

Page 9: Obstetri Kelompok 3

b.   Setelah bayi lahir1)   Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterine secara klasik tampak 

seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas verniks  kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah diangkat.

2)   Bayi dismatur yang lahir kurang berat badan3)   Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.4)   Bayi dismatur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat

peka terhadap pertumbuhan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi dan sebagainya. (Varney, Helen, 2009 Buku Saku Bidan)

3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi Bayi DismaturFaktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan preterm (dismatur) atau BBLR yaitu:a.  Faktor Ibu

1)   Gizi saat hamil yang kurang2)   Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun3)   Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat4)   Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,5)   Faktor pekerjaan yang terlalu berat

b.  Faktor Kehamilan1)   Hamil dengan hidramnion2)   Hamil ganda3)   Perdarahan anterpartum4)   Komplikasi hamil pre-eklamsia/eklamsi

c.  Faktor Janin1)   Cacat Bawaan2)   Infeksi alam rahim

d.  Faktor lingkungan :1)   Tempat tinggal didataran tinggi2)   Radiasi3)   Zat – zat racun

(Arief ZR, 2009 Hal 22- 23).

4.         Perawatan Bayi Dismatura.    Pemberian minum (Wiknjosastro H, 2007)

      Pada bayi dismatur reflek isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Prinsip pemberian minum ialah early feeding yaitu minum sesudah berumur 2jam untuk mencegah penurunan berat badan, hipglikemia, dan hiperbilirubinemia.  Pemberian minum sesuai jumlah kebutuhan

b.      Perlindungan terhadap infeksi (Wiknjosastro H, 2007, hal. 783)

9

Page 10: Obstetri Kelompok 3

1)   Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi.

2)   Memeriksa kadar gula darah dengan dextrostik atau di laboratorium. Bila terbuka adanya hipoglikemia harus segera diatasi.

3)    Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.c.    Perawatan bayi dengan metode kanguru

     Dengan mengenakan popok dan tutup kepala pada bayi baru lahir kemudian, bayi diletakkan diantara payudara ibu dan ditutup baju ibu yang berfungsi sebagai kantung kanguru. Posisi bayi tegak ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap atau miring ketika ibu berbaring. (Perinasia, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Depkes RI dan Health Service Program – USAID, 2008). 

E.        POSTDATE ( KEHAMILAN LEWAT WAKTU )1.    Pengertian Postdate

Kehamilan post date adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial (Mansjoer, 2001)

Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan yang umurnya lebih dari 42 minggu. (Hanifa, 2002)

Kematian janin didefinisikan sebagai kematian intrauterine sebelum seluruh produk konsepsi manusia dikeluarkan.Ini tidak diakibatkan oleh aborsi terapeutik atau elektif. Kematian janin ini yang disebut kematian intrauterine dan mengakibatkan lahir mati. (Bobak, 2004)

Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus.  IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005).

2.    Etiologi1). Faktor plasentaa. Insufisiensi plasentab. Infark plasentac. Solusio plasentad. Plasenta previa2). Faktor ibua. Diabetes mellitusb. Preeklampsi dan eklampsic. Nefritis kronisd. Polihidramnion dan oligohidramnione. Shipilisf. Penyakit jantungg. Hipertensih. Penyakit paru atau TBCi. Inkompatability rhesus

10

Page 11: Obstetri Kelompok 3

j. AIDS

3). Faktor intrapartuma. Perdarahan antepartumb. Partus lamac. Anastesid. Partus macete. Persalinan presipitatusf. Persalinan sungsangg. Obat-obatan

4). Faktor janina. Prematuritasb. Postmaturitasc. Kelainan bawaand. Perdarahan otak5). Faktor tali pusata. Prolapsus tali pusatb. Lilitan tali pusatc. Vassa praeviad. Tali pusat pendek6). Tidak diketahui faktor penyebabnya

3.    Faktor Resikoa) Status sosial ekonomi rendahb) Tingkat pendidikan ibu yang rendahc) Usia ibu >30 tahun atau 28 minggu (late fetaldeath)d) Golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di                                  atas

4.    Patofisiologia.    Rigor mostis (tegang mati) Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas kembali.b.    Stadium maserasi I Timbul lepuh-lepuh pada kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi

kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah mati.c.    Stadium maserasi II Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat,

stadium ini berlangsung 48 jam setelah anak mati.d.    Stadium maserasi III Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat

lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat oedem dibawah kulit.Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau

kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.

5.    Manifestasi Klinika.    Anamnesis

11

Page 12: Obstetri Kelompok 3

1)   Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam beberapa hari atau gerakan janin sangat2)   Berkurang.3)   Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilantidak

seperti biasanya.4)   Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit5)   seperti mau melahirkan.6)   Penurunan berat badan.7)   Perubahan pada payudara atau nafsu makan

b.    Pemeriksaan Fisik1.        Inspeksi

a) Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat badan ibu.b) Terhentinya perubahan payudara2. Palpasia) Tinggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilanb) Tidak teraba gerakan- gerakan janin.3) Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala       janin.a) Auskultasi : Baik memakai stetoskop monoral maupun dopler tidak terdengar                         denyut jantung janin.C. Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan Laboratorium1. Reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati.2. hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati.2) Pemeriksaan Radiologia.) USG- Gerak anak tidak ada- Denyut jantung anak tidak ada- Tampak bekuan darah pada ruang jantung janinb.) X-Ray1. Spalding’s sign (+) : tulang-tulang tengkorak janin saling tumpah tindih,        pencairan otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.2.   Nanjouk’s sign (+) : tulang punggung janin sangat melengkung.3.  Robert’s sign (+) : tampak gelembung-gelembung gas pada pembuluh darah        besar. Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam.4.  Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin.

6.    Diagnosa BandingGejala dan Tanda yang Selalu Ada Gejala dan Tanda yang Kadang- Kadang Ada

Kemungkinan Diagnosis :

12

Page 13: Obstetri Kelompok 3

a.    Gerakan janin berkurang atau hilang,nyeri perut hilangtimbul atau menetap,perdarahan pervaginamsesudah hamil 22 minggu.

b.    Gerakan Janin dan DJJ tidak ada, perdarahan dan nyeri hebat.c.    Gerakan janin berkurang atau hilang, DJJ abnormal (180x/menit).d.    Gerakan Janin/DJJ hilang1)   Syok, uterus tegang/kaku, gawat janin atau DJJ tidak terdengar.2)   Syok, perut kembung/cairan bebas intra abdominal, kontur uterus abnormal, abdomen

nyeri, bagian-bagian janin teraba, denyut nadi ibu cepat.3)   Cairan ketuban bercampur mekoneum.4)   Tanda-tanda kehamilan berhenti. Solutio Plasenta :

-   Ruptur Uteri-   Gawat Janin-   Kematian janin

7.         Penatalaksanaana)  Periksa Tanda Vitalb)  Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan darah, golongan       darah ABO dan Rhesus.c)  Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang       akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab       kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat.d) Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien       selalu didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan       dapat lahir pervaginam.e)  Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun ekspektatif, perlu        dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan diambil.f)   Bila pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu,        yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi komplikasi .g)   Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin         atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.h)   Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan         berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.i)   Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkapkan adanya patologi plasenta         dan infeksi.(Sarwono, 2001)

BAB IIIPENUTUP

13

Page 14: Obstetri Kelompok 3

A.     KesimpulanPremature yaitu persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37  minggu

dipertimbangkan sebagai persalinan prematur dan terjadi pada kurang lebih 10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati program pencegahan persalinan prematur, terapi farmakologis untuk persalinan premature dan upaya mengenali faktor risiko persalinan prematur telah digalakkan,angka persalinan prematur tidak berubah selama 40 tahun terakhir.

Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu.Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.

Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus.  IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005).

B.        Saran1.      Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali

selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.2.      Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya

untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak3.      Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan

profesional

14

Page 15: Obstetri Kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta.EGCMochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGCManuaba, Ida Bagus Gede. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta. ArcanManuaba, I.B.G, dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGCPrawiroharjo, Sarwono.2003.IlmuKebidanan.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGCVarney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGChttp://askebkpddanpersalinanpreterm.blogspot.com/http://khanzima.wordpress.com/2010/10/20/asuhan-kebidanan-patologi-persalinan-dengan-partus-prematurus

15