obesitas

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan Klasifikasi Obesitas Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologi spesifik. Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di ajringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan. Keadaan obesitas ini, terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik atau sindrom resistensi insulin yang terdiri dari resistensi insulin/hiperinsulinemia, hiperuresemia, gangguan fibrinolisis, hiperfibrinogenemia, dan hipertensi. Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai pengukur pengganti dipakai body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT) untuk menentukan berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa. IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang dewasa. Untuk penelitian epidemiologi digunakan IMT atau indeks Quetelet, yaitu berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m 2 ). Saat ini IMT merupakan indikator yang paling bermanfaat untuk menentukan berat badan lebih atau obes. Orang yang lebih besar-tinggi dan gemuk, akan lebih berat dari orang yang lebih kecil. Karena IMT menggunakan ukuran tinggi badan, maka pengukurannya harus dilakukan dengan teliti. MT dapat memperkirakan jumlah lemaktubuh yang dapat dinilai dengan menimbang di bawah air (t 2 = 79%) dengan kemudian melakukan koreksi terhadap umur dan jenis

description

obesitas

Transcript of obesitas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi dan Klasifikasi ObesitasObesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologi spesifik. Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di ajringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Keadaan obesitas ini, terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik atau sindrom resistensi insulin yang terdiri dari resistensi insulin/hiperinsulinemia, hiperuresemia, gangguan fibrinolisis, hiperfibrinogenemia, dan hipertensi.Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai pengukur pengganti dipakai body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh (IMT) untuk menentukan berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa.

IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang dewasa. Untuk penelitian epidemiologi digunakan IMT atau indeks Quetelet, yaitu berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2). Saat ini IMT merupakan indikator yang paling bermanfaat untuk menentukan berat badan lebih atau obes. Orang yang lebih besar-tinggi dan gemuk, akan lebih berat dari orang yang lebih kecil.

Karena IMT menggunakan ukuran tinggi badan, maka pengukurannya harus dilakukan dengan teliti. MT dapat memperkirakan jumlah lemaktubuh yang dapat dinilai dengan menimbang di bawah air (t2 = 79%) dengan kemudian melakukan koreksi terhadap umur dan jenis kelamin. Bila melakukan penilaian IMT, perlu diperhatikan akan adanya perbedaan individu dan etnik.

Hubungan antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk tubuh dan proporsi tubuh, sehingga dengan demikian IMT belum tentu memberikan kegemukan yang sama bagi semua populasi. IMT dapat memberikan kesan yang umum mengenai derajat kegemukan (kelebihan jumlah lemak) pada populasi., terutama pada kelompok usia lanjut dan pada atlit dengan banyak otot. IMT dapat memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan obesitas karena variasi lean body mass.Tabel 1, merupakan klasifikasi yang ditetapkan WHO, IMT 30 kg/m2 dikatakan sebagai obesitas dan nilai IMT 25-29,9 kg/m2, sebagai Pra Obese.Meta-analisis beberapa kelompok etnik yang berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia, dan gender yang sama, menunjukkan etnik Amerika berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi 1.3 kg/m2 dan etnik Polinesia memiliki IMT lebih tinggi 4.5 kg/m2 dibandingkan dengan etnik Kaukasia. Sebaliknya, nilai IMT pada bangsa Cina, Ethiopisa, Indonesia, dan Thailand adalah 1.9, 4.6, 3.2, dan 2.9 kg/m2 lebih rendah daripada etnik Kaukasia. Hal itu memperlihatkan adanya nilai cutoff IMT untuk obesitas yang spesifik untuk poopulasi tertentu.Wilayah Asia Pasifik pada saat ini telah mengusulkan kriteria dan klasifikasi obesitas tersendiri (Tabel 2).

Penelitian lainnya melaporkan bahwa orang Indonesia dengan berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelamin yang sama umumnya memiliki 4.8 0.5 (SEM) % lemak tubuh lebih tinggi daripada orang Belanda. Dengan persentase lemak tubuh, umur, dan jenis kelamin yang sama, IMT antara orang indonesia dan Belanda (etnik Kaukasia) berbeda sekitar 3 unit (2.9 0.3 (SEM) kg/m2). Mengacu pada angka-angka ini, maka titik cutoff IMT orang Indonesia seharusnya 27 dan bukan 30 kg/m2.

Sebenarnya sangat sulit untuk mendapatkan angka obesitas secara global dengan tepat karena sulit didapatkannya angka-angka yang akurat dan yang dapat saling dibandingkan. Pada obesitas, jumlah lemak tubuh lebihh banyak. Pada dewasa muda laki-laki lemak tubuh >25% dan perempuan >35%. Keadaan ini sesuai dengan IMT = 30 kg/m2 pada orang Kaukasia muda.

Jumlah lemak tubuh dapat ditentukan in vivo dengan cara menimbang di bawah permukaan air, Dual Energy X-Ray Absorptiometry (DEXA) atau dengan mengukur total lipatan kulit.Obesitas dapat disebabkan oleh banyak hal. Kembar identik yang hidup terpisah akan mempunyai berat badan yang tidak jauh berbeda. Berat badan seseorang 40-70% ditentukan secara genetik. Berat badan dipengaruhi lingkungan, kebiasaan makan, kurangnya kegiatan fisik, dan kemiskinan/kemakmuran. Obesitas pada perempuan berakar pada obesitas pada masa kecil, obesitas pada laki-lakiterjadi setelah umur 30 tahun.

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO

KlasifikasiIMT (kg/m2)

Berat Badan Kurang< 18.5

Kisaran Normal18.5 24.9

Berat Badan Lebih> 25

Pra-Obes25.0 29.9

Obes Tingkat I30.0 34.9

Obes Tingkat II35.0 39.9

Obes Tingkat III> 40

Sumber : WHO technical series, 2000

Tabel 2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik

KlasifikasiIMT (kg/m2)Risiko Ko-Morbiditas

< 90 cm (Laki-Laki)

< 80 cm (Perempuan)90 cm (Laki-Laki)

80 cm (Perempuan)

Berat Badan Kurang< 18.5Rendah (risiko meningkat pada masalah klinis lain)Sedang

Kisaran Normal18.5 22.9sedangMeningkat

Berat Badan Lebih 23.0

Berisiko23.0 24.9meningkatModerat

Obes I25.0 29.9moderatBerat

Obes II 30.0BeratSangat berat

Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its Treatment (2000)

Pustaka : Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Jakarta : Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.