Obat Yang Dipilih_j1

5

Click here to load reader

description

kk

Transcript of Obat Yang Dipilih_j1

OBAT YANG DIPILIHOleh AHA untuk pasien heart failure stage C dan pasien pada scenario kemungkinan Heart failure with reduced Ejection Fraction (HFrEF)(pemeriksaan fisik didapatkan murmur sistolik di apex cordis) disertai retensi cairan (pemeriksaan fisik ditemukan udem pada kedua tungkai) dan hipertensi : ACEI atau ARB dan Beta Blocker + diuretic

DiuretikDiuretic bekerja dengan menghambat resorpsi natrium atau klorida pada tempat tertentu di tubulus ginjal. Untuk pasien pada scenario (memiliki riwayat hipertensi), digunakan diuretic thiazide yang bekerja di bagian distal tubulus karena memberi efek antihipertensi yang lebih persisten (menetap).Diuretic harus diresepkan untuk semua pasien yang mengalami retensi cairan.Peringatan: Penggunaan diuretic dengan dosis rendah yang tidak tepat akan menyebabkan retensi cairan. Sebaliknya, penmggunaan dosis tinggi yang tidak tepat akan menyebabkan kontraksi cairan yang dapat meningkatkan risiko hipotensi dan insufisiensi renal.Efek samping utama dari diuretic yaitu kehilangan cairan (berakibat hipotensi) dan elektrolit (kalium dan magnesium yang dapat menjadi predisposisi pasien denagn aritmia jantung berat).Efek: diuretic menginduksi pengeluaran cairan melalui urin. Hal ini akanmenyebabkan pasien menjadi lebih sering buang air kecil.Dosis awal untuk HCT yaitu 25 mg/dosis. 1-2 kali sehari (durasi aksi 6-12 jam) dengan dosis maksimum 200 mg perhari.Rute pemberian: peroral, karena pasien sadarWaktu pemberian: diminum bersama makananPemberian diuretic dimulai denagn dosis rendah, dan dosis dinaikkan sampai urine output meningkat dan berat badan turun. Jika retensi cairan sudah teratasi, pengobatan dengan diuretic harus tetap dipertahankan pada beberapa pasien untuk mencegah kembalinya volume overload.Pasien mungkin akan menjadi tidak responsive dengan diuretic dosis tinggi jika mereka mengonsumsi diet tinggi garam, obat-obat yang memblok efek diuretic (seperti NSAID), atau perburukan fungsi atau perfusi ginjal.

ACE InhibitorPasien tidak boleh diberikan ACE inhibitor jika terdapat riwayat reaksi yang membahayakan (eg. Angioedema). Peringatan untuk pasien dengan tekanan darah sistemik sangat rendah (sistolik 3 mg/dL), stenosis bilateral pada arteri renal, atau peningkatan kalium serum (>5 mEq/L).Efek samping: sebagai akibat dari penekanan angiotensin dan potensiasi kinin. Lebih dari 20% pasien akan mengalami batuk kering akibat penggunaan ACE inhibitor. Proteinuria, neutropenia, anemia, trombisitopenia.Dosis awal (captopril) 6,25 mg/dosis. frekuensi: 3 kali sehari. Dosis maksimum 50 mg 3 kali sehari.Pemberian dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan secara bertahap jika dosis rendah sudah ditoleransi dengan baik. Fungsi ginjal dan kalium serum harus dinilai 1-2 minggu setelah awal terapi dan secara periodic setelahnya, khususnya pada pasien yang hipotensi, hiponatremia, diabeten mellitus, azotemia, atau yang mengonsumsi suplemen kalium.Penghentian mendadak pengobatan dengan ACE inhibitor dapat menyebabkan perburukan klinis dan harus dihindari.Farmakodinamik: Secara kompetitif menghambat perubahan ATI menjadi ATII, menyebabkan penurunan kadar ATII dan sekresi aldossteron. Meningkatkan aktivitas plasma rennin dan kadar bradikinin. Pengurangan ATII menyebabkan penurunan Na dan retensi air. Hal ini menimbulkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.Farmakokinetik: absorbsi cepat di GI tract. Dapat menembus sawar plasenta dan masuk dalam ASI. Plasma binding sekitar 30% (terutama oleh albumin). Diekskresi melalui urin. T1/2 2-3 jam.Captopril: sediaan tablet 12,5 dan 25 mgTensicap: sediaan tablet 12,5 dan 25 mgWaktu pemberian: sebelum makan (1-2 jam sebelum makan).

ARBARB digunakan untuk pasien yang intoleransi terhadap ACE inhibitor biasanya akibat batuk.Perhatian untuk pasien dengan riwayat angioedema dengan konsumsi ACE inhibitor, karena ada kemungkinan pasien akan mengalami hal serupa dengan konsumsi ARB.Risiko ARB yaitu akibat penekanan stimulasi angiotensin. Dapat menyebabkan hipotensi, disfungsi renal, dan hiperkalemia terutama jika dikombinasi dengan inhibitor lain dari aksis neurohormonal ini, seperti ACE inhibitor atau antagonis aldosteron.

Beta BlockerPenggunaan 1 dari 3 beta blocker dapat menurunkan mortalitas. Pengobatan jangka panjang dengan beta blocker dapat menurunkan gejala HF, memperbaiki status klinis, dan mempertinggi kualitas hidup pasien.Farmakodinamik: selektif dan kompetitif memblokade reseptor 1 tetapi memiliki efek yang kecil atau tidak ada pada reseptor 2 kecuali dalam dosis besar.Farmakokinetik: absorbs hampir sempurna di GI tract. Berikatan dengan plasma sekitar 30%. Mengalami first pass metabolism yang minimal. Ekskresi via urin. T1/2 10-12 jam.Waktu pemberian: dapat diminum dengan atau tanpa bersama makanan.Bipro: sediaan FC tab 5 mgBisoprolol: sediaan tabletEfek samping: mual, muntah, diare, konstipasi, kelelahan, pusing, sakit kepala, hipotensi ortostatik, gangguan tidur.Dosis awal: 1,25 mg. frekuensi: 1 kali sehari. Dosis maksimal: 10 mg sekali sehari.

[Type a quote from the document or the summary of an interesting point. You can position the text box anywhere in the document. Use the Text Box Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.]