o Mar ~arpol bul('aIl -...

2
Pikiran Rakyat ~arpol bul('aIl Sekadar Get-bollg' r :: :.._ _ n__-=--."":= ~ - . , gl'J' · /' ,." I A~ D SEO~G perif.u~ atribut partai politik (parpol) menata sejumlah bimderaparpol di Pasar Senen Jakarta beberapa w~'k::I;::Z~A enf!an ki ~e° b rmasz' kk ta. be~harap pa.rp~l berperan sebagai media agregasi aspirasi masyarakat, katafisator ya~g dapat mentrans+or~ masz se ""an anya eZ'Yl~an melyadz suatu kebutuhan bersama. * . !I' S ALAR satu unsur Pen- Dalam hal ini, parpOloertiigas . tampaIfjeIasaa1ammasape~ ting dari negara hukum menyiapkan the man behind merintahan Orde Barn. yang demokrastis ada- the gun tersebut. Jadi, tegak Dengan reformasi, kita ber- lah keberadaan partai politik atau .ru~~nya ba!1gunan Re- harap peran dan fungsi parpol . (parpol). Parpol adalah sarana pubhk ml bergantung pada dapat beIjalan sebagaimana demokrasi untuk meraih ke- kiprah parpol. . mestinya. ~arpol berperan se- kuasaan secara elegan, tertib, Keber~d~ parpol tidak.ter- bagai media agregasi aspirasi dan bermartabat. Tujmin par- lepas d~ SlStemdemokrasl. masyarakat, katalisator yang pol tiada lain adalah memben- Sebab, Jika parpol ada dalam dapat mentransformasi s~kian tuk kekuasaan (machtvor- sistem totalitarian, sudah pasti banyak keinginan menjadi sua- mingy sesuai dengan aturan akan kehilangan l11akna.Dalam tu kebutuhan bersama. main yang ada, lalu mengelola corak pemerintahan totaliter, Fungsi ideal dari parpol, an- kekuasaan tersebut (machtan- fungsi parpol tidak lebih seba- tara lain (a) Menyelenggarakan wending) seiama mungkin, gai al~t kontrol ~nguasa. pa- pendidikan politik kepada ma- melalui upaya menggalang du- lam sistem totaliter, meskipun syarakat sesuai dengan plat- kungan rakyat dengan prog- terdapat banyak parpol, h~ya ..form peIjuangan parpol; (b~ ram yang populer. ad~ satu parpol yang domman, Kekuasaan meski punya si- ymtu parpol yang berkuasa. fat cenderung bersalah guna, ~arpollain cenderung berafilia- tetapi bukan suatu.yang ha- SIdengan I?~l yang berkuasa ram. Sejarah membuktikan, atau sengaJa dibentuk dan se- dengan kekuasaan itu manusia kadar boneka dari parpol yang membangun peradaban atau berkuasa untuk membangung- sebaIiknya dengan kekuasaan an image demokrasi. Ciri pe- itu pula manusia menghancur- merintahan totaliter adalah kanperadaban, bergantung pa- "antikritik" dan karenanya "an- <kthe man behing the_9J1!J;. tioP.Q~isi". Fenomena s~~rti i~ I / M~~:0.apKaIi 'k;-der pemi~i>Tn ~ melalui program pelatihan, pembinaan yang terencana, se- lektif dan bertahap, serta me" nawarkan calon pemimpin itu kepada rakyat; (c) M~ngawasi jalannya pemerintahan, mela- lui kritik dan tawaran solusi al- ternatif. Dalam hal i~, keber- adaan parpol oposisi merupa- kan salah satu opsi peij.ting; (d) Mengembangkan pro~am . konkret di tingkat ak<iI; rumput sebagaistimulusperuljahadse- kaligus upaya menarik!'simpati !ill __ _ _U. H K lip in9 Hum QsUn pQd 2009-----..-..-------- -- --- o Sefasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 OPeb o Mar OApr OMei OJun OJuf 8Ags OSep OOkt '.

Transcript of o Mar ~arpol bul('aIl -...

Page 1: o Mar ~arpol bul('aIl - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/pikiranrakyat...k kta.be~harap pa.rp~l berperan sebagai media agregasi aspirasi masyarakat,

Pikiran Rakyat

~arpol bul('aIlSekadar Get-bollg'

r :: :.._ _ n__-=--."":= ~ - .

,gl'J'· /',." I A~

D SEO~G perif.u~atribut partai politik (parpol) menata sejumlah bimderaparpol di Pasar Senen Jakarta beberapa w~'k::I;::Z~Aenf!anki~e°b

rmasz'k kta.be~harap pa.rp~l berperan sebagai media agregasi aspirasi masyarakat, katafisator ya~g dapat mentrans+or~

maszse ""an anya eZ'Yl~an melyadzsuatu kebutuhan bersama.* . !I'

S ALAR satu unsur Pen- Dalam hal ini, parpOloertiigas . tampaIfjeIasaa1ammasape~ting dari negara hukum menyiapkan the man behind merintahan Orde Barn.yang demokrastis ada- the gun tersebut. Jadi, tegak Dengan reformasi, kita ber-

lah keberadaan partai politik atau .ru~~nya ba!1gunan Re- harap peran dan fungsi parpol .(parpol). Parpol adalah sarana pubhk ml bergantung pada dapat beIjalan sebagaimanademokrasi untuk meraih ke- kiprah parpol. . mestinya. ~arpol berperan se-kuasaan secara elegan, tertib, Keber~d~ parpol tidak.ter- bagai media agregasi aspirasidan bermartabat. Tujmin par- lepas d~ SlStemdemokrasl. masyarakat, katalisator yangpol tiada lain adalah memben- Sebab, Jika parpol ada dalam dapat mentransformasi s~kiantuk kekuasaan (machtvor- sistem totalitarian, sudah pasti banyak keinginan menjadi sua-mingy sesuai dengan aturan akan kehilangan l11akna.Dalam tu kebutuhan bersama.main yang ada, lalu mengelola corak pemerintahan totaliter, Fungsi ideal dari parpol, an-kekuasaan tersebut (machtan- fungsi parpol tidak lebih seba- tara lain (a) Menyelenggarakanwending) seiama mungkin, gai al~t kontrol ~nguasa. pa- pendidikan politik kepada ma-melalui upaya menggalang du- lam sistem totaliter, meskipun syarakat sesuai dengan plat-kungan rakyat dengan prog- terdapat banyak parpol, h~ya ..form peIjuangan parpol; (b~ram yang populer. ad~ satu parpol yang domman,

Kekuasaan meski punya si- ymtu parpol yang berkuasa.fat cenderung bersalah guna, ~arpollain cenderung berafilia-tetapi bukan suatu.yang ha- SIdengan I?~l yang berkuasaram. Sejarah membuktikan, atau sengaJa dibentuk dan se-dengan kekuasaan itu manusia kadar boneka dari parpol yangmembangun peradaban atau berkuasa untuk membangung-sebaIiknya dengan kekuasaan an image demokrasi. Ciri pe-itu pula manusia menghancur- merintahan totaliter adalahkanperadaban, bergantung pa- "antikritik" dan karenanya "an-<kthe man behing the_9J1!J;. tioP.Q~isi".Fenomena s~~rti i~

I

/

M~~:0.apKaIi'k;-der pemi~i>Tn ~melalui program pelatihan,pembinaan yang terencana, se-lektif dan bertahap, serta me"nawarkan calon pemimpin itukepada rakyat; (c) M~ngawasijalannya pemerintahan, mela-lui kritik dan tawaran solusi al-ternatif. Dalam hal i~, keber-adaan parpol oposisi merupa-kan salah satu opsi peij.ting; (d)Mengembangkan pro~am .konkret di tingkat ak<iI;rumputsebagaistimulusperuljahadse-kaligus upaya menarik!'simpati!ill __ _

_U. H K lip i n 9 Hum QsUn p Qd 2009-----..-..--------

-- ---

o Sefasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1319 20 21 22 23 24 25 26 27 28

OPeb o Mar OApr OMei OJun OJuf 8Ags OSep OOkt'.

Page 2: o Mar ~arpol bul('aIl - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/pikiranrakyat...k kta.be~harap pa.rp~l berperan sebagai media agregasi aspirasi masyarakat,

rakyat. Dalam hal ini, kampa-nye parpol tidak dilakukan ha-nya pada saat menjelang pemi-lihan umum (pemilu), tetapijustru dimulai setelah pemilriusai sampai dengan pemiluberikutnya.

Namun demikian, narapanideal tersebut harns berhada-pan dengan realitas yang pahit.Beberapa fenomena berikutmenggambarkan sepak teIjangparpol kita sejak Reformasisampai yang terakhir dalamperlehatan pilres, walaupun fe-nomena berikut lebih banyakpenulis angkat dari perhelatanpilkada.

Pertama adalah fenomena"kutu loncat". Hampir setiapperhelatan pilkada di Indone-sia, seorang bakal calon kepaladaerah yang tidak lolos darikonvensi parpolnya, bisa de-ngan niudah pindah tanpa rasabersalah dan diusung parpollain, seperti halnya pindah ger-bong. Ideologi parpol ~enjaditidak penting, asal bakal calonyang bersangkutan sanggupmembayar "tiket", ia diterimadi parpol mana pun.

Kedua adalah fenomena"panjat pinang". Seorang bakalcalon kepala daerah yang "fa-vorit" cenderung diperebutkanoleh beberapa parpol. Parpolmana yang akhirnya meng-usung sang bakal calon, biasa-nya diselesaikan dengan "le-lang harga tiket". Hal ini me-nunjukkan bahwa parpol telahgagal membina kader dan ti-dak memiliki pola penyiapanpemimpin. Parpol cenderungmendukung figur yang bakalmenang dan potensi menangitu diukur dari sebarapa tebal

kantQng sang bakal calon.Ketiga adalah fenomena in-

Ctlmbent is the best. Incumbentselalu tampil seba,gaicalon ku-at karena dinilai lebih dikenaldan lebih unggUl dalam pe-nguasaan sumber daya untukpemenangan. Parpol tidak per-nah.mengembangkan wacanaobjektif untuk menilai keber-hasilan incumbent selama me-megangjabatannya. Parpolcencerung ikut dalam rangkai-an gerbong, sekalipun itu ha-nya "gerbong butut", tetapimerasa nyaman menjadi bagi-an dari kereta kekuasaan.

Keempat adalah fenomena"koalisi semu". Beberapa par-pol yang kurangjumlah kursiuntuk mengusung sendiri,mendadak ''berkoalasi'' untukmengusung calon tertentu,yang anehnya bukan kader da-ri salah satuparpol yang "l<oa-lisi" tersebut. Koalisi tidak ber-hitung soal persamaan ideolo-gi, orientasi atau garis peIju-angan, tetapi lebih bermaknasebagai bagi-bagi kursi. Olehsebab itu, koalisi rentan bubarmanakala tidak teIjadi kesepa-katan soal porsi.

Dalam pilpres yang lalu, be-berapa fenomena di atas jugateIjadi, meski berbeda kadardan jenisnya. Ketiga, calon pre-siden dan wapres pada dasar-nya memiliki potensi da,npelu-ang yang sama. Ketika KPUmenetapkan SBYsebagai pe-menang, kedua kubu kandidatlainnya protes begitu gencarsampai dengan sengketa pemi-lu di Mahkamah Konstitusi(MK), tetapi setelah MK mene-tapkan putusann}'!l, semuapa11?0lbe~al~~.~an mulai

berbicara soal koalisi dan pem- dak penting lagi karena deter-bagian jatah kursi kabinet. A,s- minan faktor yang menentukantagfirullah, sandiwara apa yang pilihan ternyata adalah figur.mereka tampilkan kepada rak- Bagi penulis, hal ini berbaha-yat? Lalu apa gunanya pemilu ya bagi perkembangan demo-jika semua parpol baik yang krasi. Di masa. depan parpol ti-kalah atau yang menang kelak dak lagi menyiapkan kader pe-ikut dalam kereta kekuasaan? mimpin dengan tempaan ideo-

Hakikat demokrasi adalah logi untuk membangun kapasi-perbedaan, akikat oposisi ada- tas daD integritas kebang,c;aan-lah alternatif, dan hakikat pe- nya, melainkan hanya memilihmilu adalah memilih dari dua dari kalangan yang popUler diatau lebih alternatif. Jika tidak media. Menurut Prof. Eko Pra-ada alternatif, tidak ada pilihan sojo, kondisi iniJebih tepat di-dan ini artinya tidak ada demo- sebut "mediokrasi" daripadakrasi. Jika PDIP merasa capek demokrasi, tetapi penulisJebihmenjadi oposisi karena tidak soo menggunakan istilal;1"ma-ada nilai tambah dan sekarang bukrasi" alias orang mal)pk ke-ingin menjadi bagian daii ke- hilangan orientasi !kuasaan, penulis yilin PDIP Salah satu cara meyakinkanakan ditinggalkan oleh "wong masyarakat perihal pentlngnyacilik". Mungkin masalahnya parpol adalah pilihan sebagaibukan pada posisi sebagai opo- oposisi. Golkar, Hanura, Gerin-sisi, melainkan pada apa yang dra, dan PDIP sesungguhnyadilakukannya selama menjadi mempunyai peluang besar da-oposisi. Kritik dan sanggahan lam Pilpres 2014 jika merekaterhadap keputusan dan kebi- menjadi oposisi. Posisi jabatanjakan pemerintah tentu harns presiden yang kedua atau yangdibedakan dengan "caci maki". terakhir menurut UUD 45

Mari kita dalami hasil pil- adalah rawan. SBYtidak lagipres. Tentu banyak kearifan po- berkepentingan memena'ngilitik yang dapat dipetik yang pilpres. Bukan maksud penulisdapat dijadikan bahan perbaik- berpikir negatif, tetapi iwpelu-an sistem demokrasi ke depan. ang buat oposisi. Jika merekaSalah satu yang penulis cerma- bergabung menjadi salah satuti, pilpres yang lalu telah berha- gerbong kereta kekuasaap, per-sil menghancurkan logika dan tanyaan rakyat yang harns di-strategi elite. lni saatnya ahli . jawab, siapa yang mengawalpolitik mundur dan memberi- ekonomi kerakyatan, antjkapi-kan kesempatan kepada sosio- talis, dan percepatan pemba-log dan antropolog untilk tam- ngunan seperti yang mer,ekapil sebagai pengamat. Fakta ha- janjikan dalam kampanye?sil pilpres jauh berbeda dari Jangan sampai rakyat men-apa yang diramalkan media jawab sendiri, "Ab, itu kqnmassa. Masyarakat memilih omong kosong !!" (Indra Per-berdasarkan logikanya sendiri. wira, pengajar di FakultasFakta ini mengindikasikan bah- Hukum Universitas pa41adja-

wa ~ebera~'p'~ls1!~ !~ ~a~ B~ndung)**'" .