nyeri kepala, gangguan gerak, trauma kepala
-
Upload
dahlia-ardhyagarini-p -
Category
Documents
-
view
73 -
download
7
description
Transcript of nyeri kepala, gangguan gerak, trauma kepala
MIGREN
KRITERIA DIAGNOSIS
Klinis :
Migren tanpa aura (G43.0) :
a. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan berlangsung 4-72 jam, yang mempunyai sedikitnya 2 karakteristik berikut: unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik.
b. Selama nyeri kepala disertai salah satu berikut: nausea dan atau muntah, fotofobia dan fonofobia
c. Serangan nyeri kepala tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.
Migren dengan aura (G43.1) :
a. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan nyeri kepala berulang yang didahului gejala neurologi fokal yang reversible secara bertahap 5-20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit.
b. Terdapat sedikitnya satu aura berikut ini yang reversibel, seperti: gangguan sensorik, gangguan visual, gangguan bicara disfasia.
c. Paling sedikit dua dari karakteristik berikut:1. Gejala visual homonim dan /gejala sensoris unilateral.2. Paling tidak timbul aura secara gradual ≥5 menit3. Tiap gejala berlangsung ≥5 menit dan ≤60 menit
d. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
Status migrenous (G43.2) :
a. Serangan migren dengan intensitas berat yang berlangsung ≥72 jam (tidak hilang dalam 72 jam)
b. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder)
Radiologi : atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder) Gold standard : Kriteria diagnostik Nyeri Kepala Kelompok Studi Nyeri Kepala
Perdossi 2005 yang diadaptasi IHS (International Headache Society)
Patologi anatomik : -
DIAGNOSA BANDING
1. Nyeri kepala penyakit lain : THT, gigi mulut, mata, hipertensi, infeksi toksik, gangguan metabolik/elektrolit, gagal ginjal, gagal hati, anemia.
2. SOL (space occupying lesion) misal: subdural hematom, neoplasma, dll.3. Temporal arteritis4. Medication-related headache5. Trigeminal neuralgia
TATALAKSANA1) Hindari pencetus2) Terapi abortif :
Nonspesifik : analgetik / NSAIDs, narkotik analgetik, adjunctive therapy misal: metoklopramide)
Obat spesifik : Triptans, DHE, obat kombinasi (misal: aspirin dengan asetaminophen dan kafein), obat gol. Ergotamine
Bila tidak respon : Obat dan analgetik yang mengandung butalbital.
Algoritme Penanganan Status Migren
PENYULIT
Adanya penyakit penyerta misal: stroke, infark miokard, epilepsy dan ansietas, penderita hamil (efek teratogenik)
KONSULTASI
Tergantung kasus: interna, THT, mata, gigi mulut, psikiatri
JENIS PELAYANAN
Rawat jalan, kalau perlu rawat inap
TENAGA
Dokter Spesialis Saraf, Dokter Umum, Perawat.
LAMA PERAWATAN
Tergantung kondisi klinis (lama dan intensitas nyeri, gejala penyerta dan respon terhadap pengobatan).
TENSION- TYPE HEADACHE (TTH)
ICD: G44.2
KRITERIA DIAGNOSIS
Klinis :a) Sekurang-kurangnya terdapat 10 serangan nyeri kepala.b) Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari.c) Sedikitnya memiliki 2 karakteristik nyeri kepala berikut:
1. Lokasi bilateral2. Menekan / mengikat (tidak berdenyut)3. Intensitas ringan / sedang4. Tidak diperberat dengan aktivitas rutin (seperti berjalan atau naik tangga)
d) Tidak dijumpai :1. Mual atau muntah (bisa anoreksia)2. Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia
e) Tidak berkaitan dengan kelainan lain Laboratorium : darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untuk
menyingkirkan penyebab sekunder) Radiologi : atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder) Gold standard : Kriteria diagnostik Nyeri Kepala Kelompok Studi Nyeri Kepala
Perdossi 2005 yang diadaptasi IHS (International Headache
Society) Patologi anatomik : -
DIAGNOSA BANDING1. Nyeri kepala penyakit lain : THT, gigi mulut, mata, hipertensi, infeksi toksik, gangguan
metabolik/elektrolit, gagal ginjal, gagal hati, anemia.2. Nyeri kepala servikogenik3. Psikosomatis
TATALAKSANA
Medikamentosa1. Analgetik : aspirin, asetaminofen, NSAIDs2. Caffeine 65 mg (analgetik ajuvan)3. Kombinasi : 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein4. Antidepressan : amitriptilin5. Antiansietas : gol. Benzodiazepin, butalbutal
Non-medikamentosa :1. Kontrol diet2. Hindari factor pencetus3. Hindari pemakaian harian analgetik, sedative dan ergotamine4. Behaviour treatment
Terapi fisik
PENYULIT
Rebound headache (efek paradoksikal obat analgesik), adanya penyakit penyerta seperti ansietas, depresi yang dapat memperberat atau menyebabkan TTH.
KONSULTASI
Tergantung kasus : interna, THT, gigi mulut, psikiatri
JENIS PELAYANAN
Poliklinik rawat jalan
TENAGA
Dokter Spesialis Saraf, Dokter Residen, Dokter Umum, Perawat
LAMA PERAWATAN
Tergantung kondisi klinis
PROGNOSIS
Baik
NYERI KEPALA KLASTER
G44.0
KRITERIA DIAGNOSIS :
Klinis :a. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat atau sangat hebat
sekali di orbita, supraorbital dan / atau temporal yang unilateral, berlangsung 15 – 180 menit bila tak diobati.
b. Nyeri kepala disertai setidaknya satu dari berikut:1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral 2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhea ipsilateral3. Oedema palpebral ipsilateral4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral5. Misosis dan atau ptosis ipsilateral6. Perasaan kegelisahan atau agitasi
c. Frekuensi serangan :Dari 1 kali setiap dua hari sampai 8 kali per hari
d. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
Laboratorium : darah rutin Radiologi : CT-scan / MRI (menyingkirkan penyebab lain) Gold standard : Kriteria diagnostik Nyeri Kepala Kelompok Studi Nyeri
Kepala
Perdossi 2005 yang diadaptasi IHS (International Headache
Society) Patologi anatomik : -
DIAGNOSIS BANDING
1. Migren2. Nyeri kepala klaster simptomatik : meningioma paraseler, adenoma kelenjar pituitary,
aneurisma arteri karotis, kanker nasofaring3. Neuralgia trigeminus4. Temporal arteritis
TATALAKSANA Medikamentosa :
Serangan akut (terapi abortif)1) Inhalasi O2 100% (masker muka) 7 L / menit selama 15 menit2) Dihydroergotamin (DHE) 0,5 – 1,5 mg IV3) Sumatriptan inj. SC 6 mg dapat diulang setelah 24 jam4) Zolmirtiptan 5-10 mg per-oral5) Anastesi local : 1 ml lidokain intranasal 4%6) Indometasin (rektal supposituria)7) Opioid8) Ergotamin aerosol 0,36 – 1,08 mg (1-3 inhalasi) 9) Gabapentin atau topiramat10) Methoxyflurane (rapid acting analgesic) : 10 – 15 saputangan dan inhale selama
beberapa detik
Tindakan : - Penyuntikan dan blockade saraf- Operatif dan intraktabel
PENYULITSelf-injury, efek samping pengobatan, potensi penyalahgunaan medikamentosa (drug abuse), medication overuse headache
KONSULTASIBedah saraf atas indikasi
JENIS PELAYANAN Rawat inap
TENAGADokter spesialis saraf, dokter residen, dokter umum, perawat
LAMA PERAWATANTergantung kondisi klinis
4.1 NYERI KEPALA AKUT PASCA TRAUMAG44.880
KRITERIA DIAGNOSIS
Klinis : nyeri kepala, tidak khasa. Terdapat trauma kepala, dimana nyeri kepala terjadi dalam 2 hari setelah trauma
kepala atau setelah kesadaran penderita pulih kembali.b. Terdapat satu atau lebih keadaan di bawah ini:
1. Nyeri kepala hilang dalam 3 bulan setelah trauma kepala2. Nyeri kepala menetap, tetapi tidak lebih dari 3 bulan sejak trauma kepala
4.2 NYERI KEPALA KRONIK PASCA TRAUMAG44.3
a. Nyeri kepala, tidak khasb. Terdapat trauma kepala, di mana nyeri kepala timbul dalam 7 hari sesudah trauma
atau sesudah kesadaran penderita pulih kembalic. Nyeri kepala berlangsung lebih dari 3 bulan setelah trauma kepala
Laboratorium : darah rutin, kimia darah, LCS (atas indikasi) Radiologi : foto tengkorak, Neuroimaging CT scan /
MRI Gold standard : Kriteria diagnostik Nyeri Kepala Kelompok Studi
Nyeri Kepala Perdossi 2005 yang diadaptasi IHS
(International Headache Society)
Patologi anatomik : -
DIAGNOSA BANDING1. Nyeri kepala penyakit lain : THT, gigi mulut, mata, hipertensi, infeksi, toksik, gangguan
metabolic / elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati2. Perdarahan intracranial (subdural, subarachnoid, intracranial)3. Psikosomatis
TATALAKSANA Medikamentosa : tergantung jenis/ tipe nyeri kepala Tindakan : atas indikasi
PENYULITKelainan structural di otak
KONSULTASITergantung kasus : bedah, bedah saraf
JENIS PELAYANANRawat jalan, kalau perlu rawat inap
TENAGADokter spesialis saraf, dokter residen, dokter umum, perawat
LAMA PERAWATANTergantung kondisi klinik
5. NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN SUATU SUBSTANSI ATAU PROSES WITHDRAWALNYA
KRITERIA DIAGNOSIS Klinis
Nyeri kepala akibat induksi Monosodium Glutamat (G44.83)a. Nyeri kepala dengan paling tidak satu karakteristik di bawah:
1. Bilateral2. Lokasi fronto-temporal3. Diperberat aktivitas fisik
b. Mengkonsums MSGc. Nyeri kepala timbul satu jam setelah mengkonsumsi MSGd. Nyeri kepala sembuh 72 jam setelah mengkonsumsi sekali saja
Nyeri kepala akibat induksi Kokain (G44.83)a. Nyeri kepala dengan sekurang-kurangnya satu karakteristik di bawah ini:
1. Bilateral2. Lokasi frontotemporal3. Berdenyut 4. Diperberat dengan aktivitas fisik
b. Pengguna Kokainc. Nyeri kepala timbul satu jam setelah mengkonsumsi Kokaind. Nyeri kepala sembuh dalam 72 jam setelah penggunaan sekali / pertama
Laboratorium : darah rutin, kimia darah, urine, tes narkoba
Radiologi : atas indikasi menyingkirkan penyebab lain Gold standard : Kriteria diagnostic Nyeri Kepala Kelompok studi Nyeri Kepala
Perdossi 2005 yang diadaptasi dari IHS (International Headache Society)
Patologi Anatomi : -
DIAGNOSA BANDING1. Nyeri kepala lain : THT, gigi mulut, mata, hipertensi, infeksi, toksik, gangguan
metabolic / elektrolit, anemia, gagal ginjal, gagal hati.2. Migren3. TTH4. Psikosomatis
TATALAKSANATerapi nyeri kepala oleh karena MSG sama seperti nyeri kepala migren.
1. Preventif : hindari makanan yang mengandung MSG2. Non spesifik : - analgetik : parasetamol, asam asetil salisilat, NSAIDs Isometheptene Anti-emetik : domperidon, metoklopramid
3. Spesifik : Triptans
Terapi nyeri kepala akibat induksi kokain:1. Simptomatis (analgesic)2. Dopamin agonis3. Betabloker4. Behaviour therapy
PENYULITGangguan psikiatri
KONSULTASIBagian psikiatri bila diperlukan
JENIS PELAYANANRawat jalan
TENAGADokter spesialis saraf, dokter umum, perawat
LAMA PERAWATAN
Tergantung kondisi klinis
6. NYERI KEPALA YANG BERKAITAN DENGAN KELAINAN KRANIUM, LEHER, MATA, TELINGA, HIDUNG, SINUS, GIGI, MULUT ATAU STRUKTUR FACIAL
ATAU KRANIAL LAINNYA
KRITERIA DIAGNOSIS Klinis
Nyeri kepala Servikogenik (Cervicogenic headache) (G44.841)a. Deskripsi
1. Nyeri kepala atau muka unilateral dan menetap atau bilateral2. Lokasi nyeri pada oksipital, frontal, temporal atau orbital3. Intensitas nyeri sedang atau berat4. Serangan intermitten nyeri beberapa jam sampai beberapa hari, nyeri konstan atau
nyeri konstan yang disertai dengan serangan nyeri.5. Nyeri kepala biasanya terasa dalam dan tidak berdenyut, nyeri akan berdenyut
jika disertai dengan serangan migren.6. Nyeri kepala dicetuskan oleh gerakan leher, postur tertentu dari leher, penekanan
dengan jari pada suboksipital, daerah C2, C3 atau C4 atau di daerah nervus oksipitalis, valsava, batuk, bersin juga dapat merupakan pemicu CH.
7. Pengurangan gerakan leher baik aktif maupun pasif, kaku kuduk8. Tanda dan symptom ikutan dapat menyerupai migren yaitu berupa nausea,
vomitus, fotofobia, dizziness dan penglihatan kabur ipsilateral, lakrimasi, dan kemerahan pada konjungtiva, atau nyeri tengkuk, bahu, lengan.
b. Nyeri bersumber dari daerah tengkuk/leher, dapat menyebar ke depan lebih dari 1 regio kepala dan wajah
c. Terbukti secara klinik, laboratorium dan imaging adanya gangguan atau lesi di servikal spinal atau jaringan ikat di daerah leher yang bisa dianggap penyebab nyeri kepala.
d. Adanya bukti kaitan nyeri dengan kelainan di leher atau lesi lain di leher yang paling tidak satu kriteria di bawah ini:1. Menunjukkan gejala klinis adanya sumber nyeri di …..2. Nyeri kepala akan menghilang setelah dilakukan blockade memakai placebo atau
zat lainnya terhadap struktur servikal atau saraf-saraf servikal.3. Nyeri akan berkurang dalam 3 bulan sesudah keberhasilan pengobatan terhadap
penyebab.
Laboratorium : darah rutin, kimia darah Radiologi : rontgen foto servikal, MRI atas indikasi
Gold standard : Kriteria diagnostic Nyeri Kepala Kelompok studi Nyeri Kepala
Perdossi 2005 yang diadaptasi dari IHS (International Headache Society)
Patologi Anatomi : -
DIAGNOSA BANDING1. Tumor fossa posterior2. Chiari malformation3. AVM (intracranial atau perispinal)4. Vaskulitis (giant cell arteritis)5. Vertebral artery dissection6. Cervical spondylosis atau arthropathy7. Herniated cervical disk8. Spinal nerve compression atau tumor.
TATALAKSANA Medikamentosa :
- Antidepresan trisiklik- Obat anti epilepsy- Relaksan otot- NSAID
Tindakan : blockade anastesi, operasi sesuai indikasi
PENYULITAdanya kelainan structural di leher
KONSULTASIBedah saraf
TENAGADokter spesialis saraf, dokter residen, dokter umum, perawat
JENIS PELAYANANRawat jalan, kalau perlu rawat inap
LAMA PELAYANANTergantung kondisi klinis
7. NEURALGIA KRANIAL DAN PENYEBAB SENTRAL NYERI FASIAL
KRITERIA DIAGNOSIS Klinis
Neuralgia Trigeminal Klasik (G44.847)a. Serangan nyeri paroksismal beberapa detik sampai dua menit melibatkan satu atau
lebih cabang N. trigeminus.b. Memenuhi paling sedikit satu karakteristik berikut:
1. Kuat, rajam, superfisial atau rasa menikam2. Dipresipitasi dari trigger area atau faktor pencetus
c. Jenis serangan stereotyped pada tiap individud. Tidak ada deficit neurologise. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
Neuralgia Trigeminal Simptomatik (G44.847)a. Serangan nyeri paroksismal beberapa detik sampai dua menit dengan atau tanpa
nyeri diantara serangan paroksismal, melibatkan satu atau lebih cabang N. trigeminus.
b. Memenuhi paling sedikit satu karakteristik nyeri berikut:1. Kuat, rajam, superfisial atau rasa menikam2. Dipresipitasi dari trigger area atau faktor pencetus
c. Jenis serangan stereotyped pada masing-masing individud. Lesi penyebab adalah selain kompresi pembuluh darah, juga kelainan structural yang
nyata terlihat pada pemeriksaan canggih dan atau eksplorasi fossa posterior.
Neuralgia Oksipital (G44.847)a. Nyeri yang paroksismal pada daerah distribusi nervus oksipitalis mayor atau minor,
dengan atau tanpa rasa nyeri persisten diantara serangan paroksismal, yang kadang-kadang diikuti berkurangnya sensasi atau dysaesthesia pada area yang terkena.
b. Nyeri tekan pada saraf yang bersangkutanc. Nyeri akan berkurang sementara dengan pemberian blokade lokal anastesi terhadap
saraf yang bersangkutan.
Laboratorium : Darah rutin, kimia darah Radiologi : CT/MRI atas indikasi (menyingkirkan penyebab lain) Gold standard : Kriteria IHS (International Headache Society) Patologi anatomik : -
DIAGNOSA BANDING1. Migren2. Nyeri kepala klaster3. Gangguan gigi mulut4. Nyeri kepala servikogenik
TATALAKSANATerapi terhadap Neuralgia Trigeminal klasik
Medikamentosa : Karbamazepin, Okskarbazepin, Gabapentin, Fenitoin, Lamotrigin,
Baklofen Tindakan : Operasi pada kasus intraktabel
Terapi pada Neuralgia Trigeminal Simptomatik1. Kausal2. Farmaka : sama seperti N. trigeminal idiopatik3. Tindakan : menghilangkan kausal seperti angkat tumor
Terapi pada Neuralgia Trigeminal Oksipital1. Analgetik NSAIDs : gol. Diklofenak2. Fisioterapi : kompres panas lokal, terapi servikal3. Injeksi lidokain 0,5-2 cc blokade saraf servikal4. Gabapentin5. Bedah dekompresi saraf C2 dan C3 atas indikasi
PENYULITLesi structural
KONSULTASIBedah saraf atas indikasi
JENIS PELAYANANRawat jalan, kalau perlu rawat inap
TENAGA Dokter spesialis saraf, dokter residen, dokter umum, perawat
LAMA PERAWATANTergantung kondisi klinis
8. NYERI KEPALA AKIBAT PENGGUNAAN OBAT YANG BERLEBIH (MEDICATION OVERUSE = MOH)
8.1 Akibat MOH analgesik
KRITERIA DIAGNOSTIK Klinis :
a) Nyeri kepala >15 hari / bulan diikuti minimal satu gejala dibawah ini:1. Bilateral2. Kualitas seperti menekan / mengikat (tidak berdenyut)3. Intensitas ringan atau sedang
b) Pemakaian analgesik ringan >15 hari / bulan selama 3 bulanc) Nyeri kepala bertambah buruk dengan pemakaian analgesicd) Nyeri kepala membaik atau kembali ke pola sebelumnya setelah 2 bulan penghentian
analgesik
Laboratorium : darah rutin, kimia darah, urine Radiologi : atas indikasi menyingkirkan penyebab lain Gold standard : Kriteria diagnostic Nyeri Kepala Kelompok studi Nyeri Kepala
Perdossi 2005 yang diadaptasi dari IHS (International Headache Society)
Patologi Anatomi : -
DIAGNOSA BANDING : TTH, Psikosomatis
TATALAKSANA : Medikamentosa dan tindakan
PENYULIT : Adanya lesi structural
KONSULTASI : Psikiatri
JENIS PELAYANAN : Rawat jalan kalau perlu inap
TENAGA : dokter spesialis saraf, dokter umum, perawat
LAMA PERAWATAN : tergantung kondisi klinis
PENYAKIT PARKINSON (ICD: G 20)
DEFINISI:
Bagian dari parkinsonism yang patologis ditandai dengan degenerasi ganglia basalis terutama pars compacta substansia nigra disertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik bodies.
Parkinsonism: sindroma yang ditandai dengan tremor istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya reflex postural, penurunan dopamine karena beberapa sebab.
KRITERIA DIAGNOSIS:
A. Klinis: Umum :
- Gejala dimulai pada satu sisi (hemiparkinson)- Tremor saat istirahat- Tidak didapatkan gejala neurologis lain- Tidak dijumpai kelainan laboratorium dan radiologis- Perkembangan penyakit lambat- Respon terhadap levodopa cepat dan dramatis- Reflex postural ridak dijumpai pada awal penyakit.
Khusus:- Tremor laten, saat istirahat, bertahan saat istirahat- Rigiditas- Akinesia / bradikinesia
Kedipan mata berkurang Wajah seperti topeng Hipotonia Hipersalivasi Takikinesia Tulisan semakin kecil kecil Cara berjalan langkah kecil kecil
- Hilangnya reflex postural- Gambaran motoric lain:
Disronia Rasa kaku Sulit memulai gerak Palilalia
Perjalanan klinis penyakit Parkinson dilihat berdasar tahapan menurut Hoehn dan Yahr
1. Stadium I :- Gejala dan tanda pada satu sisi- Gejala ringan- Gejala yang timbul mengganggu tapi tidak menimbulkan cacat- Tremor pada satu anggota gerak- Gejala awal dapat dikenali orang terdekat