Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

28
1 Ns. Siti Komariah, SKep.MARS Disampaikan Pada Seminar Manajemen Nyeri di Siloam Hospitals Sriwijaya – 22 Oktober 2015

description

Ns. Siti Komariah Materi I, KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PAIN4.pptNs. Siti Komariah Materi I, KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PAIN4.ppt

Transcript of Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

Page 1: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

1

Ns. Siti Komariah, SKep.MARS

Disampaikan Pada Seminar Manajemen Nyeri di Siloam Hospitals Sriwijaya – 22 Oktober 2015

Page 2: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

OUTLINE1. Pendahuluan2. Sekilas Tentang Nyeri3. Manajemen Nyeri Dalam Standar

Akreditasi RS versi 2012 Dari KARS4. Penutup

04/27/23 2

Page 3: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

1

04/27/23 3

Page 4: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

04/27/23 4

Page 5: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

2

04/27/23 5

Page 6: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

04/27/23 6

Page 7: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

3

04/27/23 7

Page 8: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

04/27/23 8

Page 9: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

KEBIJAKAN PENGELOLAAN/PENANGANAN NYERI

PengertianPenanganan nyeri adalah upaya mengatasi nyeri yang dilakukan pada pasien bayi, anak, dewasa dan pasien tersedasi dengan pemberian obat maupun tanpa pemberian obat, sesuai tingkat nyeri yang dirasakan pasien, mengacu pada Panduan Manajemen Nyeri.

Tujuan pelayanan pasien dengan nyeri:1.Semua pasien yang mengalami nyeri mendapatkan pelayanan sesuai panduan dan prosedur menejemen nyeri .2.Mengindari dampak /resiko nyeri terhadap proses penyembuhan3.Memberikan kenyamanan pada pasien

Page 10: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

Kebijakan pelayanan pasien nyeri

1. Semua pasien yang dilayani di RS dilakukan pengkajian nyeri.

2. Rumah sakit berkewajiban untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penanganan nyeri dan melibatkan pasien/keluarga untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penanganan nyeri pasien, disesuaikan dengan konteks keyakinan pribadi, budaya dan agama.

Page 11: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

3. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:– Lakukan asesmen nyeri yang komprehensif setiap kali

melakukan pemeriksaan fisik pada pasien– Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah

tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar/ bangun) atau sesuai jenis dan onset masing-masing jenis obat, pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.

– Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena

– Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1 jam setelah pemberian obat nyeri

Page 12: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

4. Semua tindakan asesment dan penanganan nyeri didokumentasikan dalam catatan rekam medis.

5. Staf yang terlibat dalam penanganan nyeri kompeten.

6. Rumah sakit memiliki proses untuk mendidik staf mengenai manajemen nyeri dengan melaksanakan pelatihan manajemen nyeri

Page 13: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

SPO ASESMEN NYERI

• Asesmen nyeri adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa sakit / nyeri pada pasien di RS, yang terdiri atas asesmen nyeri awal dan asesmen nyeri ulang.

• Asesmen nyeri awal adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa sakit / nyeri pada pasien saat pasien dilayani pertama kali di rawat jalan maupun Unit Gawat Darurat

• Asemen nyeri ulang adalah suatu tindakan melakukan penilaian ulang rasa sakit / nyeri pada pasien dengan keluhan nyeri baik di rawat jalan, UGD, rawat inap maupun rawat khusus sampai pasien terbebas dari rasa nyeri.

Page 14: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

Tujuan:• Semua pasien di RS dilakukan asesmen nyeri• Semua pasien nyeri dilakukan pengelolaan nyeri sesuai

panduan manajemen nyeri

Prosedur1. Dokter/ perawat melakukan asesmen awal terhadap

nyeri pada semua pasien yang periksa di RS.2. Penilaian rasa sakit/nyeri dilakukan dengan menggunakan pengkajian yang sesuai untuk masing masing pasien:

Page 15: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

Prosedur Asesmen nyeri (con’t)

a. Cry Scale atau NIPS (Neonatal Infant Pain Scale) untuk neonatus

b. FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, Consolability) untuk anak usia < 3 tahun atau anak dengan gangguan kognitif atau untuk pasien-pasien anak yang tidak dapat dinilai dengan skala lain.

c. Wong Baker FACES Pain Scale untuk pasien dewasa dan anak > 3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka

Page 16: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

Prosedur Asesmen nyeri (con’t)

d. VAS (Visual Analog Scale) untuk pasien dewasa dan anak > 8 tahun, dengan skala 0 – 10 dimana 0 tidak nyeri dan 10 sangat nyeri, pasien diminta mengekspresikan rasa nyerinya

e. Comfort Scale untuk pasien tidak sadar yang dirawat di ruang rawat intensif / kamar operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Visual Analog Scale atau Wong-Baker FACES Pain Scale.

Page 17: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

Prosedur Asesmen nyeri (con’t)

3. Dokter/ perawat melakukan tindakan /intervensi sesuai dengan derajat nyeri yang diderita pasien.

4. Asesment ulang nyeri dapat dilakukan: setiap shift, mengikuti pengukuran tanda vital pasien, satu jam setelah tatalaksana nyeri, atau sesuai jenis dan onset obat, setelah pasien menjalani prosedur menyakitkan, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.

Page 18: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

Prosedur Asesmen nyeri (con’t)5. Untuk pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung),

lakukan asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat-obat intravena.

6. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit – 1 jam setelah pemberian obat nyeri.

7. Hasil asesmen nyeri didokumentasikan dalam rekam medis pasien dan form lain sesuai kebijakan RS.

8. Hasil asesmen nyeri diinformasikan kepada pasien /keluarga dan didokumentasikan dalam rekam medis

Page 19: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

SPO PENGELOLAAN NYERI

Pengertian•Pengelolaan / manajemen nyeri adalah penanganan nyeri yang dilakukan pada pasien berdasarkan hasil pengkajian / asesmen nyeri awal dan asesment nyeri ulang, termasuk edukasi pengelolaan rasa nyeri oleh DPJP dan perawat.

TujuanSemua pasien nyeri ditangani dengan baik sesuai panduan

Page 20: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

PROSEDUR PENGELOLAAN NYERI

1. Dokter/ perawat melakukan identifikasi rasa nyeri setiap pasien yang dilayani di semua ruang rawat menggunakan asesment nyeri yang sesuai dan didokumentasikan dalam rekam medis

2. Asessment awal dilakukan pada saat pengkajian fisik yang menjadi bagian dari pemeriksaan tanda-tanda vital.

3. Asessment ulang dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan setiap terjadi perubahan kondisi pasien

Page 21: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

PROSEDUR PENGELOLAAN NYERI (Con’t)

3. Penatalaksanaan terhadap semua pasien (dewasa, neonatus, anak, atau pasien tidak sadar) dilakukan sesuai dengan skala penilaian nyeri masing-masing.3.Bila skala nyeri 3 : pasien mempunyai derajat rasa

nyeri yang ringan. Penatalaksanaan nyeri bisa dilakukan secara non farmakologik ( tehnik relaksasi, distraksi, pengalihan perhatian, dll)

4.Bila skala nyeri > 4 : pasien mempunyai derajat rasa nyeri sedang / berat, maka perawat harus melaporkan ke Pain Nurse, Dokter jaga atau DPJP untuk dilakukan intervensi farmakologik yang sesuai.

Page 22: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

PROSEDUR PENGELOLAAN NYERI (Con’t)

4. Pelaksanaan evaluasi nyeri dilakukan setelah 30 menit - 1 jam setelah pemberian obat injeksi atau sesuai jenis dan onset obat oleh DPJP dan didokumentasikan dalam rekam medis

5. Bila penilaian nyeri <4 : pasien mempunyai derajat rasa nyeri yang ringan dan dilakukan evaluasi setiap shift sesuai evaluasi tanda vital dan ditulis dalam lembar monitor terpadu dan catatan terintegrasi.

6. Bila skala > 4 ditulis dalam catatan terintegrasi sebagai masalah keperawatan.

Page 23: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

PROSEDUR PENGELOLAAN NYERI (Con’t)

6. Bila penilaian nyeri > 4, maka evaluasi nyeri dapat dilakukan diluar jadwal pemeriksaan tanda vital.

7. Setelah ditangani DPJP, tetapi nyeri pasien belum berkurang, maka DPJP perlu melakukan konsul ke dokter syaraf sub spesialis nyeri, dan apabila diperlukan, dilakukan konsul ke dokter anestesi untuk intervensi blok/intervensi khusus.

8. Semua intervensi nyeri yang dilakukan, diinformasikan kepada pasien dan keluarga serta didokumentasikan dalam rekam medis

Page 24: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

PROSEDUR PENGELOLAAN NYERI (Con’t)

10.Penatalaksanaan kembali ke nomor 3, jika pasien kembali mengalami nyeri.

11.Dokter/perawat mendokumentasikan: skala nyeri, lokasi nyeri, jenis tata kelola nyeri oleh perawat/dokter, efektivitas dari tatakelola yang telah dilakukan.

12.Dokter/ perawat melakukan edukasi tentang nyeri dan didokumentasikan dalam rekam medis.

Page 25: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

PENYAKIT- PENYAKIT KHUSUS YANG MEMERLUKAN PERHATIAN

a.PASIEN YANG DILAKUKAN PEMBEDAHAN :Pada pasien yang dilakukan pembedahan, penanganan nyeri dimulai dari pre operasi hingga pasca operasi minimal sampai hari ketiga pasca operasi,atau bila hasil pegkajian skala nyeri >4 sampai skor nyeri 0, di bawah tanggung jawab DPJP

b. PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG :Pasien dengan penyakit jantung, penanganan nyeri dimulai dari saat pasien masuk rumah sakit sampai dengan bebas nyeri (skor nyeri 0). Penanganan nyeri penyakit jantung disesuaikan dengan SPO nyeri penyakit jantung,

Page 26: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

c. PASIEN DENGAN PENYAKIT NEUROLOGI :•Keluhan nyeri dibidang neurologi dilakukan assesmen nyeri komprehensif oleh dokter.•Penatalaksanaan dan evaluasi hasil dilakukan oleh DPJP•Bila nyeri intraktabel harus dikonsulkan di sub bagian nyeri.•Bila diperlukan tindakan intervensi khusus, maka dapat dikonsulkan ke disiplin ilmu terkait

Page 27: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

4

04/27/23 27

Page 28: Ns. Siti Komariah Materi i, Kebijakan Dan Prosedur Pain4

KESIMPULAN Penanganan nyeri merupakan hak pasien untuk bebas

dari ketidaknyamanan karena nyeri selama dalam perawatan di RS.

Manajemen nyeri yang efektif bukan saja memiliki nilai – nilai yang berkaitan dengan hak pasien untuk tidak merasakan nyeri tetapi juga memiliki keuntungan medis dan ekonomis seperti lama rawat inap yang lebih pendek karena waktu pemulihan yang lebih cepat.

Merupakan kewajiban RS untuk menerapkan kebijakan dan prosedur manajemen nyeri sesuai standar akreditasi rumah sakit.

Staf perlu diberikan pelatihan dan pemahaman tentang pentingnya manajemen nyeri pada setiap pasien.

04/27/23 28