Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

8
Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan CP Indonesia UNODC 2-12-2015 Ruang Pertemuan SS1-2, Senin, 1 September 2014, Pukul 13.00 – 17.00 Peserta yang hadir terlampir. Agenda: Pidato Pembukaan Paparan Hasil Evaluasi Independen Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa Laporan Hasil Implementasi Program Kerja dan Laporan Keuangan Program Anti Korupsi UNODC (Cardno) Paparan Program dan Workplan Pelaksanaan UNCAC dan Stranas PPK Rencana Penyusunan Bersama Recana Kerja dalam rangka Pelaksanaan UNCAC dan Stranas PPK TA 2015-2016 Kesimpulan dan Tindak Lanjut Bahan Rapat: Laporan Semi Tahunan dan Laporan Tahunan INDA03 Final Rencana Kerja INDA03 Notulensi PSC TGl 24 Fenruari 2014 Paparan Program Penguatan Institusi Anti Korupsi di Indonesia Ringkasan Eksekutif Proyek Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa (IDNT81) Laporan Hasil Evaluasi Indepeden Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa (IDNT81) Laporan Keuangan Proyek Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa (IDNT81) Isue Pembahasan: Ucapan terima kasih Ibu Diani Sadiawati untuk para undangan menghadiri Rapat Pertemuan Koordinasi. RPJMN harus disesuaikan dengan visi misi Presiden, salah satu kegiatan priortias adalah pencegahan dan penguatan kegiatan anti korupsi yang selama ini UNODC dan partner-partner lain mendukung strategi nasional menguatkan kegiatan anti korupsi. Untuk itu, di rapat ini UNODC diminta untuk menyampaikan : 1. Hasil evaluasi independensi proyek UNODC-Uni Eropa 2. Laporan hasil kerja UNODC dan laporan Keuangan Kegiatan UNODC pada Semester I 2013, dimana Cardno (AusAid) memberikan dana untuk UNODC dalam mendukung suvey anti korupsi serta dana dari Norwegia 3. Tanggapan UNODC untuk mendukung UNCAC dan kerja sama Country Program (CP) 2012-2015. Perencanaan susunan kerja sehubungan dengan CP untuk 2015 dan follow up nya. Sejalan dengan CP yang ditandatangani oleh UNODC dan Bappenas, developing partners lainnya harus menyesuaikan kebutuhan yang harus dituangkan dalam program kerja 2015-2016, dan agar kegiatan ini mensinergi dengan program kerja RPJMN ke depan. Pada awalnya, mitra untuk kegiatan anti korupsi adalah KPK tapi kemudian dialihkan ke Bappenas atas dasar Bappenas adalah lembaga koordinasi yang sesuai serta dengan adanya Jakarta

description

Notulensi ini merupakan hasil kompilasi yang diambil dari sumber rekaman selama kegaitan rapat PSC dan telah disetujui oleh Bappenas, selaku fasilitator kegiatan

Transcript of Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

Page 1: Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan CP Indonesia UNODC 2-12-2015Ruang Pertemuan SS1-2, Senin, 1 September 2014, Pukul 13.00 – 17.00

Peserta yang hadir terlampir.

Agenda: Pidato Pembukaan Paparan Hasil Evaluasi Independen Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa Laporan Hasil Implementasi Program Kerja dan Laporan Keuangan Program Anti

Korupsi UNODC (Cardno) Paparan Program dan Workplan Pelaksanaan UNCAC dan Stranas PPK Rencana Penyusunan Bersama Recana Kerja dalam rangka Pelaksanaan UNCAC

dan Stranas PPK TA 2015-2016 Kesimpulan dan Tindak Lanjut

Bahan Rapat: Laporan Semi Tahunan dan Laporan Tahunan INDA03 Final Rencana Kerja INDA03 Notulensi PSC TGl 24 Fenruari 2014 Paparan Program Penguatan Institusi Anti Korupsi di Indonesia Ringkasan Eksekutif Proyek Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa (IDNT81) Laporan Hasil Evaluasi Indepeden Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa (IDNT81) Laporan Keuangan Proyek Anti Korupsi UNODC-Uni Eropa (IDNT81)

Isue Pembahasan: Ucapan terima kasih Ibu Diani Sadiawati untuk para undangan menghadiri Rapat

Pertemuan Koordinasi. RPJMN harus disesuaikan dengan visi misi Presiden, salah satu kegiatan priortias adalah pencegahan dan penguatan kegiatan anti korupsi yang selama ini UNODC dan partner-partner lain mendukung strategi nasional menguatkan kegiatan anti korupsi. Untuk itu, di rapat ini UNODC diminta untuk menyampaikan :1. Hasil evaluasi independensi proyek UNODC-Uni Eropa2. Laporan hasil kerja UNODC dan laporan Keuangan Kegiatan UNODC pada

Semester I 2013, dimana Cardno (AusAid) memberikan dana untuk UNODC dalam mendukung suvey anti korupsi serta dana dari Norwegia

3. Tanggapan UNODC untuk mendukung UNCAC dan kerja sama Country Program (CP) 2012-2015. Perencanaan susunan kerja sehubungan dengan CP untuk 2015 dan follow up nya. Sejalan dengan CP yang ditandatangani oleh UNODC dan Bappenas, developing partners lainnya harus menyesuaikan kebutuhan yang harus dituangkan dalam program kerja 2015-2016, dan agar kegiatan ini mensinergi dengan program kerja RPJMN ke depan.

Pada awalnya, mitra untuk kegiatan anti korupsi adalah KPK tapi kemudian dialihkan ke Bappenas atas dasar Bappenas adalah lembaga koordinasi yang sesuai serta dengan adanya Jakarta Commitment, dimana semua partner harus melaporkan ke kegiatan dan keuangan kepada Bappenas secara transparan dan prudent karena Pemerintah sudah memiliki system keuangan yang ketat dimana semua diminta berpusat kepada Bappenas. Maka tujuan dari pertemuan ini adalah melakukan review dan evaluasi pelaksanaan program anti korupsi UNODC dan program lain yang terkait UNCAC dan masukan dari anggota steering committee dalam menyusun agenda kegiatan agar ada sense of ownership (rasa kepemilikan) dari tiap anggota Steering Committee.

Country Manager UNODC, Troels Vester mengutarakan beberapa hal antara lain:1. Kegiatan CP UNODC Bappenas 2012-2015 dilakukan sesuai dengan ruang

lingkupnya, tidak di luar dari lingkup. 2. Sumber dana kegiatan UNODC tahun 2013 antara lain dari Carno dengan nilai

USD 460,000 dan Norwegia dengan nilai USD 2,394,000; sehingga total menjadi USD 2,8juta, yang dibelanjakan di dalam Sub Prgram 2 tentang Anti Korupsi (2.1,

Page 2: Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

2.2, and 2.3), dimana semua kegiatan dibelanjakan sesuai dengan prosedur Pemerintah. Bagian Keuangan/Finance Officer UNODC, Budi Triani akan berkoordinasi dengan Pemerintah dan laporan keuangan akan menyiapkan sesuai dengan aturan Pemerintah. Pendaftaran pendanaan akan diproses sesuai dengan aturan.

3. Pendanaan dari Norwegia akan berakhir di 31 December 2016 dimana diluar CP UNODC yang akan berakhir 2015 sehingga kemungkinan UNODC akan meminta perpanjangan CP untuk mendukung pendanaan kegiatan Norwegia ini sampai dengan 31 Desember 2016. Sedangkan pendanaan dari Cardno akan berakhir pada tanggal 12 September 2014. Total penyerapan Sub Programme 2 UNODC adalah 23% dari total biaya 2,8juta yang ada.

4. UNODC akan mengikuti semua aturan Pemerintah yang ada

Paparan hasil evaluasi Independen Program Anti Korupsi UNODC Uni Eropa oleh Monica Tanuhandaru (presentasi terlampir). Proyek Anti Korupsi UNODC uyang didukung Uni Eropa 2009-2013 (IDNT81), sesuai dengan perjanjian perlu dilakukan evaluasi final independen yang dilakukan oleh Konsultan Independen yang direkrut secara transparansi oleh UNODC headquarter. Hasil evaluasinya adalah memuaskan, dimana salah satu keberhasilan proyek adalah adanya pemahanan organisasi masyarakat sipil terhadap program anti korupsi pemerintah, penguatan agenda korupsi dan hubungan staff proyek yang dekat dan efektif dengan para pemegang proyek.

Tanggapan Ibu Diani terhadap paparan hasil evaluasi Independen Program Anti Korupsi UNODC Uni Eropa, dimana hasil evaluasi independen bisa dijadikan pembelajaran bagi staff nasional. Permintaan perpanjangan UNODC sampai tahun 2016 tidak bisa dilakukan begitu saja tetapi harus dilakukan evaluasi terhadap kegiatan 2012-2015 guna mempertimbangkan perpanjangan CP UNODC. Untuk hal ini perlu masukan dari Ibu Agustin dan Pak Dewo serta Input dari hadirin atas hasil evaluasi yang bisa jadi perbaikan ke depan terutama yang terkait dengan output dan outcome kerjasama 2012-2015 ini. Dukungan dari Norway sebesar 2,3juta perlu dimaksimalkan agar semua kegiatan on the track.

Ibu Agustin dari Dit. Kerjasama Multirateral Bappenas Ada dua hal besar yang disampaikan yaitu tentang Policy Issu dan Implementasi Issu yang perlu dicermati secara terpisah dan terintegrasi. - CP UNODC sebelumnya 2012-2015, dimana UN lainnya menyusun UNPDF

2016-2020 yang berproses parallel dengan RPJMN 2015-2019. Sehingga dari sisi policy issu, apakah CP UNODC prosesnya sama dengan seperti UNPDF karena proses UNODC belum sepenuhnya diketahui? Apakah sudah dilakukan review CP UNODC 2012-2015, sehingga terlihat mana yg perlu diperbaiki dan dipertahankan sehingga bisa dimasukkan didalam kegiatan perpanjangan? Kegiatan UNODC sangat baik dan tidak overlapping dengan UN lainnya sehingga merupakan keuntungan UNODC.

- Apakah UNODC memiliki time frame lain seperti UN lainnya, karena perlu diseleraskan dengan RPJMN?

- Tentang Implementasi isu : IDNT81 adalah proyek yang sangat bagus, ketidaktahuan SDM bisa dihindarkan karena di agency lain tidak terjadi seperti ini dan bisa dijadikan contoh. Perlu persiapan proyek dokumen yang lebih baik, output, pelaksana, partner dan perlu dokumen untuk ditandatangani oleh pihak terkait agar substansi bisa tercapai. Jika UN lain tidak ada dokumen perjanjian, hal ini perlu diperbaiki.

- Proyek perlu diregistrasi ke Kemetrian Keuangan sehingga donor perlu in line dengan peraturan Pemerintah.

- Monev perlu dilakukan didalam proyek karena diwajibakn oleh Pemerintah. Audit perlu dilakukan oleh BPK jika ada aliran dana ke pemerintah, jika tidak UN hanya diaudit oleh headquarter masing-masing.

- BAST perlu dilakukan pendaftaran ke Kementrian Keuangan, jika tidak nomer registrasi, ada akan ditolak oleh Kementrian Keuangan

Page 3: Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

- Pada saat Project Closing, hasil atau warisan proyek harus diliat apakah ada maintenance terhadap kegiatan atau equipment proyek. Proyek harus memikirkan sustainability terhadap kegiatan dan equipment proyek.

Tanggapan Ibu Diani Peraturan Pemerintah semakin ketat dan kegiatan Pemerintah selalu dikawal oleh KPK sehingga dokumen seperti BAST, laporan-laporan lain perlu disiapkan. Sehingga perpanjangan CP UNODC tidak bisa langsung dilakukan tetapi perlu review terhadap CP UNODC. Perlu paparan yang lebih ditel didalam laporan implementasi.

Tanggapan TroelsUNODC sudah melakukan Mid term Review CP sudah ada dan akan dilaporkan ke Bappenas dan setelah itu bisa didiskusikan apa yang harus dilakukan setelah Desember 2015. Tentang audit, dua Proyek EU IDNT80 dan IDNT81 akan dilakukan audit tahun depan terhadap laporan keuangan, sedangkan substansi sudah dilakukan. UNODC mimiliki tim independen auditor yang bisa kapan saja datang dan bisa dating sesuai dengan permintaan; oleh karena itu, kami akan menindaklajuti yang diminta Bappenas.

Paparan Program Anti Korupsi UNODC (INDA03) oleh Monica Tanuhandaru. Mulai tahun ini, donor akan berkontribusi di dalam CP per program bukan per proyek (Presentasi terlampir).

Respon Ibu Diani terhadap paparan Program Anti Korupsi UNODCKegiatan UNODC 2014 sangatlah bagus khususnya Indonesia Anti Korupsi Forum sehingga forum IACF ke depan bisa dilakukan lagi. Outcome 2 dan 3 di dalam CP UNODC belum ada kegiatan yang sesuai dengan Stranas, mohon klarifikasi apa ditel kegiatannya? Perlu adanya transparansi budget yang diperlukan lembaga lain untuk merespon sesuai kebutuhan mereka? Terkait INDA03, perlu dilihat berapa banyak SDM yang mendukung karena selama ini Bappenas selalu mengutamakan staff nasional dimana Bappenas selalu melihat itu di UN lainnya? Karena dukungan nasional capacity sangatlah penting. Kedatangan Internasional Expert juga harus mengikuti workplan, tidak serta merta didatangkan oleh UNODC tapi harus mendukung pelaksanaan kegiatan yang sudah ditetapkan.

Pak Joko dari Tipikor Bareskrim Polri, KepolisianDilihat dari paparan, untuk Proyek T81 dan INDA03, dimana Polri adalah secondary beneficiary sehingga apa kegiatannya? Pelaporan bagaimana? Stepnya apa?Indeks penegakan hukum adalah memperkuat KPK, kepolisian dan kejaksaaan. Untuk itu apa yang harus kita lakukan untuk membuat kegiatan yang saling berhubungan? Apa target yang harus dicapai sesuai dengan Stranas PPK dan step apa yang harus dilakukan?Bagaimana kita mengoperasikan SPDP, tujuan optimalisasinya bagaimana? Yang merupakan tugas KPK. Pelatihan peningkatan kapasitas penegak hukum sudah dilakukan dan benar secara kuantitas tapi setelah itu apa kelanjutannya? Indikator nya apa saja?

Pak Arief dari KepolisianMenanggapi output 1.4, belum ada case management system. Di rapat terakhir sudah dibicarakan tapi belum ditetapkan. Polri sebagai secondary beneficiary, mohon diterjemahkan dengan baik karena ada UU yang ada di Polri tapi KPK belum ada. Kalau bisa perlu dibuatkan Blueprint bagi Kepolisian karena Kepolisian belum punya struktur pelaporan. Sehingga perlu dipertajam kegiatan UNODC untuk mendukung ini. Kepolisian memiliki harapan agar kegiatan tidak hanya memperkuat KPK tapi Kepolisian dan Kejaksanaan juga diperlukan.

Pak Agus, Pusdiklat MA

Page 4: Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

Peserta pelatihan untuk tindak pidana pencucian uang perlu ditingkatkan karena tidak hanya 33 hakim yang perlu dilatih tapi perlu lebih dari itu. KPK selalu meminta komperasi terhadap hakim karir dan hakim ad hoc, mekanisme seperti ini perlu diapresiasi oleh UNODC agar pengetahuan di hakim karir dan adhoc merata.

Ibu Sari, KPKUNCAC perlu mekanisme sama yang bisa disampaikan ke seluruh anggota. TIndak lanjut untuk penguatan tidak hanya KPK tapi juga Kejaksanaan dan Kepolisian dalam rangka mekanisme koordinasiOutput 3.3 terkait anti money laundering, hakim ad hoc dan hakim karir perlu adanya pelatihan tindak lanjut.

Bapak Asri Agung, KejakasaanKegiatan IDNT81 baik dan memadai, tapi terlihat yang difokuskan hanya hasilnya saja, bukan prosesnya, sehingga menguatkan kelembagaan tidak hanya pada sisi KPK saja, tapi Kejaksaan dan Kepolisian juga diperlukan. Bagaimana mengimplementasikannya?Bappenas sebagai mitra UNODC, sehingga bisa melakukan kegiatan pencegahan dan mengkoordinasikan dengan KL lain

Ibu Monalisa Anugerah, Kumham Adanya pelatihan kerjasama dengan KL lainnya dalam asset recovery yang berkaitan dengan legal assistance yang banyak diminta Negara lain dan pelatihan legal drafting seperti pelatihan MLA, bagaimana pembuatan mekasnisme MLA yang baik.Sehingga perlu MOU untuk mempererat kerja sama dalam pencarian asset yang baik.

Ibu Rista, PPATKPPATK sedang menyusun TNA yang sejalan dengan rencana PPATK ke depan dengan membangun pusat pelatihan yang didukung oleh UNODC, Pak Ragahavan. BAST perlu disepakati, apa dilakukan oleh Bappenas atau implementing Agency.UNDOC perlu membuat buku yang menjelaskan mengenai bantuan UNODC ke lembaga-lembaga pemerintah lainnya.

Ibu Ratna, TIOutcome untuk masyarakat sipil dan media, UNODC sudah sangat baik memnyelenggarakan banyak forum untuk menyatukan berbagai stakeholder, pemerintah, NGO dan kalangan bisnis tapi yang belum muncul adalah mekanisme kerja sama di antara mereka. Masyarakat sipil belum bisa mengimplementasikannya, sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas Pemda untuk mengimplementasi Peraturan pemerintah yang masyarakat sipil sangat tergantung dengan itu. Jadi bukan membuat banyak forum dengan banyak rekomendasi; tapi perlu ada tindakan, dalam peningkatan kapasitas Pemerintah, perlu ada pelatihan UNCAC mengenai stranas bagi NGO, media dan masyarakat sipil (enabling the CSO and local authority).

Pak Tama, ICW Koordinasi dan supervisi yaitu di penguatan kelembagaan dimana KPK, kepolisian, kejaksaan memiliki kewenangan yg sama, penguatan anggaran di bidang perkara, dimana kepolisian memiliki anggaran yang sama dengan KPK serta tunjangan khusus, dimana kepolisian dan kejaksaaan sama. KPK sudah melaksanakan tugas dengan baik tapi hanya korrdinasi dan supervise yang belum dilaksanakan, jadi UNODC bisa memperkuat hal itu, memperkuat KPK Di dibidang Personil, di bidang system, koordinasi dan supervise. MOU optimalisasi Tindak Pidana Korupsi perlu diselesaikan dengan Penguatan Kepolisian, Kejaksanaan dan KPK. Hasil koordinasi dan supervisi yang berhasil adalah ICW melakukan Korsup Output 1.2 tentang data base perkara, yang dikumpulkan secara manual, perlu dikumpulkan oleh kepolisian dan kejaksaan di web masing2 agar bisa terupdate. Usulan adalah untuk menindaklanjuti SPDP dan proses informasi seperti apa yang bisa dikontrol. KPK diperkuat personil, aturan (sistem) dan bagaimana perkara-perkara yang masuk dapat dikontrol.

Page 5: Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

Ibu Diani memaparkan tentang Program Kerja Stranas PPK antara lain :1. Penyusunan Draft Aksi PPK tahun 20152. Penyusunan Materi untuk masukan Country Report Pelaksanaan UNCAC3. Evaluasi Aksi PPK 20144. Penyusunan Usulan Program 100 hari Presiden RI Terpilih5. Serial FGD Penyusunan Aksi PPK 2015-2019 dan Expert Meeting, UNODC

sudah didalamnya6. Penyusunan Perubahan Perpres 55/20127. Penyusunan Laporan Tahunan Pelaksanaan Perpres 55/2012, jangka waktu

2012-20148. Penyelenggaraan Hari Anti Korupsi yang sepertinya akan dilakukan di

Yogyakarta tapi belum diputuskan9. Evaluasi Hasil dan Dampak Pelaksanaan Inpres2/201410. Peluncuran Survey IPAK 2014, BPS dan Bappenas

Bappenas meminta UNODC untuk menyiapkan kegiatan yang mendukung upaya guna mempercepat proses pulikasi dan diseminasi informasi atas implementasi UNCAC pada peraturan dan perundangan undangan di Indonesia

Bappenas meminta UNODC untuk bersama-sama pemerintah menyusun program 2015-2019 dan memberikan dukungan pendanaan atas program kerja sekretariat Stranas PPK tahun 2015-2016

Pak Troels menanggapi bagainmana UNODC dibandingkan dengan UN agency lain. 28 UN agency di Indonesia dan hanya UNODC satu satunya yang punya internasional staff yaitu Country Manager dan satu orang lagi dari biaya Pemerintah Denmark, karena adanya komunikasi antara Pemerintah Norwegia dan Pemerintah Denmark untuk memberikan satu staf dari Denmark karena Pemerintah Norwegia telah memberikan bantuan ke UNODC.

Ibu Diani tidak setuju dengan pernyataan Pak Troels karena apa yang diberikan oleh Pemerintah Norwegia adalah untuk mendukung Pemerintah Indonesia bukan untuk UNODC. UNODC hanya mendukung bersifat komplementer sehingga diperlukan staff nasional yang perlu ditambah lagi, tidak Ibu Monica saja yang mengurus proyek senilai USD 2,3 juta tetapi perlu adanya staf nasional lain agar pelaksanaan bisa berguna bagi Indonesia. UNODC harus selalu terkait dengan Seretariat Stranas karena nature UN adalah mendukung kegiatan pemerintah. Jadi Pemerintah Norwegia memberikan uang ke UNODC tapi untuk Pemerintah Indonesia.

Ibu Monica menyatakan bahwa UNODC memiliki banyak indicator yang bisa membantu KL, kegiatan diharapkan disusun bersama. Workplan akan dibuat secara holistic untuk bisa menempel dengan Sekretariat StranasMekasnisme CSO perlu ada kegiatan intensif dengan CSO. Usulan program oleh semua pihak akan diterima oleh UNODC.

Paparan Keuangan oleh Ibu Budi Triani, UNODCTotal Program Anti Korupsi bersumber dari Cardno dan Norwegia. Kegiatan berfokus di training dan conference. Laporan Keuangan belum bisa diberikan secara ditel karena masih dalam proses sertifikasi UNODC Pusat.

Ibu Diani menanggapi untuk UNODC berikan laporan keuangan ditel sebagai bahan audit untuk semua beneficiary. International Expert, Konsultan dan Personil untuk dibuat secara rinci untuk tujuan perencanaan kegiatan pada semester kedua.

Ibu Budi Triani menjelaskan bahwa INDA03 belum teregistrasi ke Kementrian Keuangan. Puspa dari UNODC juga menambahkan kalau proyek UNODC tahun lalu sudah diregistrasi dengan MA sebagai beneficiary nya sehingga proyek INDA02 dan INDA03 akan diregister sesuai dengan aturan Pemerintah.

Page 6: Notulensi hasil PSC INDA 03 Anti Corruption, Bappenas, 1 Sept. 2014

Rekomendasi dan Tindak Lanjut Bappenas 1. Meminta kepada UNODC untuk kembali melihat kebutuhan atas staff nasional untuk

membantu program anti Korupsi dari Pemerintah Indonesia2. UNODC akan berkoordinasi dengan Bappenas dan mendukung Sekretariat Stranas PPK3. UNODC perlu memberikan detail kegiatan per budget line

UNODC1. UNODC akan bekerja sama dengan Sekretariat Stranas PPK untuk mengakomodir

semua usulan yang akan disusun selaras dengan UNPDF dan RPJMN2. UNODC akan menambah staff lokal dalam memfasilitasi Proyek Anti Korupsi ini3. UNODC akan menindaklanjut registrasi BAST ke Kementrian Keuangan program INDA02

dan INDA03 yang sebelumnya akan ada rekomendasi dan sertifikasi oleh Bappenas 4. UNODC akan menindaklanjuti usulan-usulan anggota Project Steering