Aspek Perpajakan PSC

50
Dewa Made Budiarta Dewa Made Budiarta 1 Aspek Perpajakan PSC Aspek Perpajakan PSC Sekilas Industri Migas PSC Scheme Ring Fence Policy (NPWP) PPh Badan PPh Potput PPN, PBB, dsb Pemeriksaan UU 22/2001

description

Aspek Perpajakan PSC. Sekilas Industri Migas PSC Scheme Ring Fence Policy (NPWP) PPh Badan PPh Potput PPN, PBB, dsb Pemeriksaan UU 22/2001. Sekilas Industri Migas. Periode eksplorasi  dalam kontrak ditentukan 6 thn s.d. ditemukan cadangan yg dapat diproduksi komersial. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Aspek Perpajakan PSC

Page 1: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 11

Aspek Perpajakan PSC Aspek Perpajakan PSC

• Sekilas Industri Migas• PSC Scheme • Ring Fence Policy

(NPWP)• PPh Badan• PPh Potput• PPN, PBB, dsb• Pemeriksaan• UU 22/2001

Page 2: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 22

Sekilas Industri MigasSekilas Industri Migas

• Periode eksplorasi dalam kontrak ditentukan 6 thn s.d. ditemukan cadangan yg dapat diproduksi komersial.

• Salah satu ciri kontrak pertambangan migas adalah segala alat yg digunakan oleh kontraktor menjadi milik Pertamina (a.n Pemerintah) sejak saat diturunkan di Indonesia (kecuali yg disewa)

• Ring Fence Policy, yaitu satu wilayah kerja pertambangan diusahakan oleh satu entity (BUT)

• Farm in Farm out, yaitu dimungkinkannya interest atas suatu wilayah kerja pertambangan dialihkan

Page 3: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 33

Jenis-jenis KerjasamaJenis-jenis Kerjasama

• Konsesi Kontraktor memiliki kekuasaan penuh atas minyak yg ditambang, dan wajib membayar royalti kepada negara. Tidak ada lagi (1961)

• Kontrak Karya merupakan kontrak profit sharing di mana manajemen ada pada kontraktor. Tidak ada lagi (1983)

• Kontrak Production Sharing mrp kontrak bagi hasil di mana produksi dibagi berdasarkan suatu persentase tertentu yg disepakati.

Page 4: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 44

Jenis-jenis KerjasamaJenis-jenis Kerjasama

• Technical Assistance Contract untuk meningkatkan sumur-sumur produksi yg sudah tua. Produksi yg dibagi adalah hanya dari penambahan produksi setelah secondary recovery tsb.

• Joint Operation Body s ma a s p rte e i Kontrak PSC namun Pertamina/Pemerintah ikut terlibat dalam penyertaan modal sehingga komposisi menjadi 50 : 50

Page 5: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 55

Jenis-jenis KerjasamaJenis-jenis Kerjasama

• Loan Risk Agreement pemberian pinjaman kepada Pertamina untuk membiayai kegiatan mencari dan memproduksi minyak di wilayah tertentu. Pertamina nanti akan membayar pokok plus bunga dalam bentuk minyak.,

Page 6: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 66

Karakteristik PSC Karakteristik PSC

• Kontraktor menanggung semua resiko • Jangka waktu kontrak adalah 30 tahun termasuk

6-10 tahun untuk eksplorasi • Pertamina memiliki hak atas semua alat yg

digunakan oleh Kontraktor • Kontraktor diwajibkan untuk memenuhi

kebutuhan minyak dalam negeri (Domestic Market Obligation)

• Semua biaya ekplorasi, pengembangan, dan operasi ditanggung oleh Kontraktor dan akan di-recover dari produksi

Page 7: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 77

PSC PSC

• Produksi setelah cost recovery dibagi antara Pemerintah dan Kontraktor berdasarkan suatu persentase tertentu

• Kontraktor wajib membayar PPs (PPh) dan PBDR

• Setiap block (WKP) adalah di – ring fenced

Page 8: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 88

PSC tax regime PSC tax regime • Ketentuan dalam kontrak PSC merupakan lex specialis • Pasal 33 ayat 3 UU PPh 1983 disebutkan bahwa

Penghasilan kena pajak yg diterima atau diperoleh dalam bidang pertambangan migas sehubungan dgn kontrak bagi hasil, dikenakan pajak berdasarkan Ordonansi PPs 1925 dan PBDR 1970 beserta semua peraturan pelaksanaanya

• Pasal 33 A ayat (4) UU PPh 1994 disebutkan bahwa WP yg menjalankan usaha di bidang pertambangan migas berdasarkan kontrak bagi hasil yg masih berlaku pada saat berlakunya UU ini, pajaknya dihitung berdasarkan ketentuan dalam kontrak bagi hasil tsb sampai dengan berakhirnya kontrak dimaksud

Page 9: Aspek Perpajakan PSC

99 Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta

PSC PSC

Perhitungan Bagi Hasil Perhitungan Bagi Hasil

Gross Revenue Gross Revenue xxxx

FTP FTP (xx)(xx)

xxxx

Cost Recovery Cost Recovery (xx)(xx)

Equity to be split Equity to be split xx xx - Government share Government share - Contractor share Contractor share

Page 10: Aspek Perpajakan PSC

1010 Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta

Government Share 73,2143% Contractor Share 26,7857%

- Current Year Opex - Unrecovered Cost ( Past Year Cost ) - Depreciation Of Capital Investment

ContractorTaxable Income

Indonesia ContractorShare Share

44%

Domestic Market Obligation ( DMO )25 % X 26,7857% X R

DMO Fee25 % X 26,7857% X R Old Oil X 15%

Contractor Share 26,7857 %

26,7857% X ( R - FTP - IC - CR )

25% X 26.7857% X R New Oil

Government Tax

Equity To Be Split( R - FTP - IC - CR

Government Share 73,2143%73,2143 % X ( R-FTP-IC-CR)

20% X R

Cost Recovery ( CR )

Investment Credit ( IC )15.78% Of Caoital Investment

POLA BAGI HASIL PSC

Production ( Revenue)R = R old Oil + R New Oil

First Tranche Petroleum ( FTP )

Page 11: Aspek Perpajakan PSC

1111 Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta

PSCPSCBagi hasil Lifting antara Pemerintah dan Kontraktor sebesar 85 : 15 Bagi hasil Lifting antara Pemerintah dan Kontraktor sebesar 85 : 15 diperoleh sbb diperoleh sbb

Gross income (hasil produksi) ………………… GIGross income (hasil produksi) ………………… GI Cost recovery …………………………………. Cost recovery …………………………………. <CR><CR>

To be shared …………………………. TBSTo be shared …………………………. TBS Total taxes to be paid by Contractor: Total taxes to be paid by Contractor: PPs (corporate tax= PPh) = 30% PPs (corporate tax= PPh) = 30%

PBDR = 20% x (100% - 30%) = PBDR = 20% x (100% - 30%) = 14% 14% 44% x TBS 44% x TBS Net share after tax …………… 56% x TBS Net share after tax …………… 56% x TBS This amount should be equal to the take home contractor share of This amount should be equal to the take home contractor share of 15% 15% Contractor portion Contractor portion = 100 / 56 x 15% = = 100 / 56 x 15% = 26,78 26,78 % % Lesss : Tax to be paid = 44% x 26,78% = Lesss : Tax to be paid = 44% x 26,78% = 11,78% 11,78% Take home contractor share ………… = 15 % Take home contractor share ………… = 15 % Government portion Government portion = 100 % - 26,78% = = 100 % - 26,78% = 73,22% 73,22% Add : tax to be received from Contractor = Add : tax to be received from Contractor = 11,78% 11,78% Total government share ……. …… = 85 % Total government share ……. …… = 85 %

Page 12: Aspek Perpajakan PSC

1212 Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta

Tarif pajak pre-1984 1984 1991 1994 2001

Corporate tax 45% 35% 35% 30% 30%Deviden tax (20%) 11% 13% 13% 14% 14%Total Income Tax 56% 48% 48% 44% 44%

Production sharing Production sharing pre-1984 1984 1991 1994 2001Government share 65,91% 71,15% 71,28% 73,22% 73,22% Contractor share 34,09% 28,85% 28,85% 26,78% 26,78%

Dampak perubahan tarif pajak

Page 13: Aspek Perpajakan PSC

1313 Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta

Diskripsi US $ Keterangan

1 Penghasilan Kotor 4,000,000.00 Produksi x harga

2 FTP 800,000.00 20 % x Ph. Kotor

3 Penghasilan Kotor – FTP 3,200,000.00

4 Cost Recovery 1,200,000.00 CYOC + depresiasi

5 Equity to be Split 2,000,000.00 No. 3 – No. 4

Contractor Share

6 Contractor FTP Share 214,240.00 26,78% x No. 2

7 Contractor Equity Share 535,600.00 26,78% x No. 5

8 Taxable Share 749,840.00 No. 6 + No. 7

9 Corporate Tax 224,952.00 30% x No. 8

10 Branch Profit Tax 104,977.60 20% x (No.8–No.9)

11 Total Tax 329,929.60 No.9 + No.10

12 Total Net Contractor Share 419,910.40 No. 8 – No. 11

Indonesia Share

13 Government FTP Share 585,760.00 73,22% x No. 2

14 Government Equity Share 1,464,400.00 73,22% x No. 5

15 Government Tax Entitlement 329,929.60 No. 11

16 Total Indonesia Share 2,380,089.60 No. 13 + 14 + 15

Page 14: Aspek Perpajakan PSC

1414 Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta

Perkembangan PSC Perkembangan PSC

Perkembangan dari PSC Perkembangan dari PSC Generasi pertama (1965 – 1978) Generasi pertama (1965 – 1978)

- cost recovery dibatasi sebesar 40% - cost recovery dibatasi sebesar 40% - bagian kontraktor adalah 35% bersih - bagian kontraktor adalah 35% bersih - DMO tanpa grace period - DMO tanpa grace period

Generasi kedua (1978 – 1988) Generasi kedua (1978 – 1988) - tidak ada pembatasan cost recovery- tidak ada pembatasan cost recovery - bagian kontraktor adalah 15% bersih - bagian kontraktor adalah 15% bersih - investment credit 20% - investment credit 20% - DMO dgn harga pasar untuk 5 tahun - DMO dgn harga pasar untuk 5 tahun

Page 15: Aspek Perpajakan PSC

1515 Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta

PSC PSC

Generasi ketiga (1988 – sekarang)Generasi ketiga (1988 – sekarang) - mulai diberlakukan First Tranche Petroleum - mulai diberlakukan First Tranche Petroleum (FTP)(FTP) * diperkenalkan pada kontrak yg * diperkenalkan pada kontrak yg ditandatangani 1988ditandatangani 1988 * besarnya 20% dari produksi (gross)* besarnya 20% dari produksi (gross) * untuk menjamin Pemerintah menerima * untuk menjamin Pemerintah menerima bagian hasil produksibagian hasil produksi * FTP nantinya akan di bagi juga antara Pemerintah * FTP nantinya akan di bagi juga antara Pemerintah dan Kontraktordan Kontraktor

- DMO bervariasi antara harga ekspor - DMO bervariasi antara harga ekspor

Page 16: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 1616

Ring FenceRing Fence Kebijakan ring fence ini tertuang dalam PP Kebijakan ring fence ini tertuang dalam PP

35 Thn 1994 yang menyatakan “kepada 35 Thn 1994 yang menyatakan “kepada kontraktor diberikan satu wilayah kerja”.kontraktor diberikan satu wilayah kerja”.

Tujuan dari kebijakan ini adalah agar KPS Tujuan dari kebijakan ini adalah agar KPS yang beroperasi di beberapa wilayah kerja yang beroperasi di beberapa wilayah kerja tidak dapat melakukan konsolidasi atau tidak dapat melakukan konsolidasi atau penggabungan biaya-biaya dari beberapa penggabungan biaya-biaya dari beberapa wilayah kerja tersebut baik untuk tujuan wilayah kerja tersebut baik untuk tujuan cost recovery maupun untuk tujuan cost recovery maupun untuk tujuan perhitungan PPh Badan (tax consolidation)perhitungan PPh Badan (tax consolidation)

Page 17: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 1717

NPWPNPWP

Sesuai prinsip ring fence policy Sesuai prinsip ring fence policy setiap block (wilayah kerja setiap block (wilayah kerja pertambangan) harus diusahakan pertambangan) harus diusahakan oleh satu entity oleh satu entity

Setiap entity di suatu block wajib Setiap entity di suatu block wajib memiliki NPWP (SE-75/PJ./1990)memiliki NPWP (SE-75/PJ./1990)

Page 18: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 1818

A

B

C

Contoh Ring Fence Policy

• Kontraktor yang mempunyai 3 wilayah kerja harus mempunyai 3 entity dan 3 NPWP, misalnya Oil Co Ltd akan memiliki 3 entity dan 3 BUT yaitu : BUT Oil Sumatra, BUT Oil Kalimantan, dan BUT Oil Papua

Page 19: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 1919

PPh BadanPPh Badan KPS harus membayar PPh Badan dan pajak final atas laba KPS harus membayar PPh Badan dan pajak final atas laba

setelah pajak (BPT)setelah pajak (BPT)– ……. Contractor severally be subject to and pay to the . Contractor severally be subject to and pay to the

Government of the Republic of Indonesia the income tax Government of the Republic of Indonesia the income tax including the final tax on profits after tax deduction including the final tax on profits after tax deduction imposed on it… imposed on it…

KPS wajib mematuhi persyaratan dalam undang-undang dan KPS wajib mematuhi persyaratan dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya, terutama yang berkaitan dengan peraturan pelaksanaannya, terutama yang berkaitan dengan memasukkan SPT, menghitung dan menyetor pajak, memasukkan SPT, menghitung dan menyetor pajak, membuat dan menyimpan pembukuan/catatan membuat dan menyimpan pembukuan/catatan – … … pursuant to Indonesian Income Tax Law and its pursuant to Indonesian Income Tax Law and its

implementing regulations and comply with the implementing regulations and comply with the requirements of the tax law in particular with respect to requirements of the tax law in particular with respect to filing of returns, assessment of tax, and keeping and filing of returns, assessment of tax, and keeping and showing of books and recordshowing of books and record

Page 20: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2020

PPh Badan PPh Badan

Kewajiban PPh Pra 1984 Kewajiban PPh Pra 1984 Sejak berlakunya Kepmen Sejak berlakunya Kepmen

267/KMK.012/1978, KPS diwajibkan 267/KMK.012/1978, KPS diwajibkan membayar PPh membayar PPh

Besarnya PPh yg dibayar adalah 45% Besarnya PPh yg dibayar adalah 45% untuk PPs dan 20% untuk PBDR atau untuk PPs dan 20% untuk PBDR atau efektifnya sebesar 56% efektifnya sebesar 56%

Dalam perhitungan bagi hasil /pajak, Dalam perhitungan bagi hasil /pajak, pembatasan cost recovery sudah tidak ada pembatasan cost recovery sudah tidak ada lagi lagi

Page 21: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2121

PPh Badan – cont. PPh Badan – cont.

Kewajiban PPh selama 1984 -1994 Kewajiban PPh selama 1984 -1994 Untuk KPS yg ditandatangani sebelum Untuk KPS yg ditandatangani sebelum

1984 berlaku UU PPs sesuai Pasal 33(3) UU 1984 berlaku UU PPs sesuai Pasal 33(3) UU PPh 1984 PPh 1984

Untuk KPS yg ditandatangani setelah 1 Untuk KPS yg ditandatangani setelah 1 Jan 1984 dikenakan pajak berdasarkan UU Jan 1984 dikenakan pajak berdasarkan UU PPh 1984 PPh 1984

PPh terutang adalah 35% dan Branch PPh terutang adalah 35% dan Branch Profit tax 20% atau efektifnya adalah 48% Profit tax 20% atau efektifnya adalah 48%

Page 22: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2222

PPh Badan PPh Badan

Kewajiban PPh pasca 1994 Kewajiban PPh pasca 1994 Kontrak PSC yg ditandatangani sebelum 1 Kontrak PSC yg ditandatangani sebelum 1

Jan 1995 berlaku ketentuan pada waktu Jan 1995 berlaku ketentuan pada waktu kontrak ditandatangani (Pasal 33A UU PPh kontrak ditandatangani (Pasal 33A UU PPh 1994)1994)

Kontrak PSC yg ditandatangani setelah 1 Kontrak PSC yg ditandatangani setelah 1 Jan 1995 berlaku UU PPh 1994 Jan 1995 berlaku UU PPh 1994

PPh terutang adalah 30% dan Branch PPh terutang adalah 30% dan Branch Profit tax 20% atau efektifnya adalah 44% Profit tax 20% atau efektifnya adalah 44%

Page 23: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2323

PPh Badan PPh Badan

PPh Badan PPh Badan pra pra

1984 1984 1984 1984 1994 1994

Corporate tax Corporate tax 45% 35% 30% 45% 35% 30%

Deviden tax (20%) Deviden tax (20%) 11%11% 13%13% 14%14%

Total Income Tax Total Income Tax 56% 56% 48% 44% 48% 44%

Page 24: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2424

PPh Badan PPh Badan

Pembayaran PPh Pembayaran PPh Kontraktor wajib menyetor PPs/PPh Kontraktor wajib menyetor PPs/PPh

dan PBDR ke rekening valuta asing dan PBDR ke rekening valuta asing Depkeu pada Bank IndonesiaDepkeu pada Bank Indonesia

Pembayaran harus dilakukan setiap Pembayaran harus dilakukan setiap bulan paling lambat tgl 15 bulan bulan paling lambat tgl 15 bulan berikutnya dan dihitung atas laba berikutnya dan dihitung atas laba kena pajak dari actual lifting bulan kena pajak dari actual lifting bulan ybs (= Pasal 25)ybs (= Pasal 25)

Page 25: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2525

PPh Badan PPh Badan

Surat Keterangan Pelunasan PPh Surat Keterangan Pelunasan PPh Surat Keterangan Pelunasan PPh Surat Keterangan Pelunasan PPh

dikeluarkan oleh DJP setelah Kontraktor dikeluarkan oleh DJP setelah Kontraktor memenuhi kewajiban perpajakanya dan memenuhi kewajiban perpajakanya dan setelah selesai dilakukan audit oleh BPKP setelah selesai dilakukan audit oleh BPKP

Sebelum SKP PPh dikeluarkan dapat Sebelum SKP PPh dikeluarkan dapat diterbitkan Surak Keterangan Sementara diterbitkan Surak Keterangan Sementara Pembayaran PPh Pembayaran PPh

Penerbitan SKP PPh oleh Dirjen Pajak Penerbitan SKP PPh oleh Dirjen Pajak didelegasikan ke KPP Badora didelegasikan ke KPP Badora

Page 26: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2626

(Uniformity Principle)(Uniformity Principle)

Surat Menkeu No. S-443a/MK.012/1982 Tentang Surat Menkeu No. S-443a/MK.012/1982 Tentang interpretasi dari Kepmen 267/KMK.012/1978 interpretasi dari Kepmen 267/KMK.012/1978

Sebelum 1978 Pertamina membayar pajak-pajak Sebelum 1978 Pertamina membayar pajak-pajak KPS dari bagian yg diperoleh Pertamina)KPS dari bagian yg diperoleh Pertamina)

Sejak 1978, KPS membayar sendiri PPh terutang Sejak 1978, KPS membayar sendiri PPh terutang Dikenal sebagai “Uniformity Principle” di mana Dikenal sebagai “Uniformity Principle” di mana

biaya-biaya dalam menghitung Penghasilan Kena biaya-biaya dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak harus diartikan sama dengan biaya yang Pajak harus diartikan sama dengan biaya yang dihitung berdasarkan Kontrak PSC (yg diatur dihitung berdasarkan Kontrak PSC (yg diatur dalam dalam Exhibit CExhibit C). Dengan demikian cost of oil ). Dengan demikian cost of oil harus sama dengan cost of tax, atau biaya-biaya harus sama dengan cost of tax, atau biaya-biaya operasi yang boleh dibebankan (cost recoverable) operasi yang boleh dibebankan (cost recoverable) menurut kontrak PSC harus sama dengan biaya-menurut kontrak PSC harus sama dengan biaya-biaya yg boleh dibebankan menurut UU PPh (tax biaya yg boleh dibebankan menurut UU PPh (tax deductible)deductible)

Page 27: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2727

(Uniformity Principle)(Uniformity Principle)

Kekecualian dari azas uniformity principle Kekecualian dari azas uniformity principle ini adalah untuk pembayaran bonus ini adalah untuk pembayaran bonus penandatangan, bonus produksi, bonus penandatangan, bonus produksi, bonus lainnya tidak boleh dibebankan sebagai lainnya tidak boleh dibebankan sebagai biaya operasi dalam penghitungan bagi biaya operasi dalam penghitungan bagi hasil produksi, namun boleh dibebankan hasil produksi, namun boleh dibebankan (tax deductible) dari penghasilan bruto (tax deductible) dari penghasilan bruto untuk tujuan penghitungan PPh Badanuntuk tujuan penghitungan PPh Badan

Selanjutnya konsep ini ditegaskan lagi Selanjutnya konsep ini ditegaskan lagi dalam SE bersama DJP dan Ditjen Moneter dalam SE bersama DJP dan Ditjen Moneter No SE-75/PJ/1990 No SE-75/PJ/1990

Page 28: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2828

Sumbangan Sumbangan Diatur dalam S-1111/MK/1985 tanggal 27 Diatur dalam S-1111/MK/1985 tanggal 27

September 1985 tentang Sumbangan (donation) September 1985 tentang Sumbangan (donation) yang dilakukan oleh Kontraktor yang dilakukan oleh Kontraktor

Kegiatan pengembangan lingkungan (community Kegiatan pengembangan lingkungan (community development) selama ini dibebankan sebagai development) selama ini dibebankan sebagai biaya operasi prsh biaya operasi prsh

Dalam UU PPh 1983, sumbangan tidak boleh Dalam UU PPh 1983, sumbangan tidak boleh dibebankan sebagai biaya dibebankan sebagai biaya

Agar dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, Agar dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, pengeluaran tsb hendaknya dilakukan dalam pengeluaran tsb hendaknya dilakukan dalam bentuk investasi dan disusutkan sepenuhnya baru bentuk investasi dan disusutkan sepenuhnya baru kemudian dihibahkan.kemudian dihibahkan.

Sedangkan bea siswa yg diberikan oleh Sedangkan bea siswa yg diberikan oleh Kontraktor dapat dianggap sebagai biaya Kontraktor dapat dianggap sebagai biaya pendidikanpendidikan

Page 29: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 2929

Bonus Bonus Diatur dalam S-1105/MK.012/1985 tgl 27 Sept Diatur dalam S-1105/MK.012/1985 tgl 27 Sept

1985 ttg bonus-bonus yg dibayar oleh Kontraktor 1985 ttg bonus-bonus yg dibayar oleh Kontraktor kepada Pertamina kepada Pertamina

Bonus sebagaimana dimaksud Kepmen Bonus sebagaimana dimaksud Kepmen 815/KMK.012/1985 adalah bonus penandatangan, 815/KMK.012/1985 adalah bonus penandatangan, bonus produksi, bonus pendidikan, dan bonus bonus produksi, bonus pendidikan, dan bonus lainnya dengan nama apapun yg dapat lainnya dengan nama apapun yg dapat dikurangkan dari penghasilan brutodikurangkan dari penghasilan bruto

Agar penerimaan Indonesia tidak mengalami Agar penerimaan Indonesia tidak mengalami perubahan akibat dimasukkan bonus sebagai perubahan akibat dimasukkan bonus sebagai biaya, maka pembayaran bonus tsb terlebih biaya, maka pembayaran bonus tsb terlebih dahulu harus digross –up dahulu harus digross –up

Semua bonus yg dibayarkan oleh Kontraktor Semua bonus yg dibayarkan oleh Kontraktor dimasukkan merupakan penghasilan bagi dimasukkan merupakan penghasilan bagi PertaminaPertamina

Dalam kontrak PSC, bonus-bonus tsb tidak boleh Dalam kontrak PSC, bonus-bonus tsb tidak boleh dibebankan sebagai biaya untuk tujuan dibebankan sebagai biaya untuk tujuan perhitungan bagi hasil (non-cost recoverable) perhitungan bagi hasil (non-cost recoverable)

Page 30: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3030

Bonus Bonus

Uraian Uraian OLD (PPs)OLD (PPs) NEW (PPh)NEW (PPh)

   TotalTotal GOIGOI TotalTotal GOIGOI

Gross RevenueGross Revenue 140140    140140   

Cost Revovery Cost Revovery -40-40    -40-40   

Equity to be splitEquity to be split 100100    100100   

Pertamina SharePertamina Share    65.9165.91    71.1571.15

Contractor shareContractor share 34.0934.09    28.8528.85   

BonusBonus       -8.46-8.46 8.468.46

Con't taxable shareCon't taxable share 34.0934.09    20.3920.39   

Govt taxGovt tax -19.09-19.09 19.0919.09 -9.78-9.78 9.789.78

Net Cont's shareNet Cont's share 1515 8585 10.610.6 89.489.4

BonusBonus -4.4-4.4 4.44.4      

TotalTotal 10.610.6 89.489.4 10.610.6 89.489.4

Catatan : bonus $ 4.4 digross-up menjadi $ 8.46 dgn tax rate 48%Catatan : bonus $ 4.4 digross-up menjadi $ 8.46 dgn tax rate 48%

OLD : Non Cost Recoverable – Non Tax DeductibleNEW : Non Cost Recoverable – Tax Deductible (gross up)

Page 31: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3131

Pre production costPre production cost Diatur dalam S-316/MK.012/1986 tanggal 22 Diatur dalam S-316/MK.012/1986 tanggal 22

Maret 1986Maret 1986 Bahwa Pasal 6 ayat (2) Kepmen Bahwa Pasal 6 ayat (2) Kepmen

458/KMK.012/1984 menetapkan bahwa harga 458/KMK.012/1984 menetapkan bahwa harga perolehan dari harta tak berwujud sepanjang perolehan dari harta tak berwujud sepanjang berkenaan dan untuk keperluan pengembalian berkenaan dan untuk keperluan pengembalian biaya-biaya terhadap survey dan biaya biaya-biaya terhadap survey dan biaya pengeboran tak berwujud (intangible drilling) pengeboran tak berwujud (intangible drilling) dapat diperhitungkan sepenuhnya dapat diperhitungkan sepenuhnya

Dengan demikian, biaya yg menjadi beban dalam Dengan demikian, biaya yg menjadi beban dalam masa pra produksi dapat dikurangkan dari masa pra produksi dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pada saat dimulainya produksi penghasilan bruto pada saat dimulainya produksi komersial komersial

Page 32: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3232

Gaji Karyawan KPSGaji Karyawan KPS Diatur dalam S-1109/MK/1985 tanggal 27 Diatur dalam S-1109/MK/1985 tanggal 27

Sept 1985 tentang Pengaturan gaji Sept 1985 tentang Pengaturan gaji karyawan Kontrak Production Sharing baru karyawan Kontrak Production Sharing baru

Agar beban pajak karyawan dari KPS baru Agar beban pajak karyawan dari KPS baru dapat disamakan dengan beban pajak dapat disamakan dengan beban pajak yang dipikul para karyawan KPS lama, yang dipikul para karyawan KPS lama, MenKeu tidak keberatan jika benefit in MenKeu tidak keberatan jika benefit in kind yang diperoleh karyawan dapat kind yang diperoleh karyawan dapat dibayar dalam bentuk uang dan sekaligus dibayar dalam bentuk uang dan sekaligus di gross-up dalam pembayaran pajaknya di gross-up dalam pembayaran pajaknya

Pengeluaran tsb dapat diperhitungkan Pengeluaran tsb dapat diperhitungkan sebagai biaya dalam penghitungan pajak sebagai biaya dalam penghitungan pajak

Page 33: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3333

PPh Pasal 21/22/23/26PPh Pasal 21/22/23/26 Ketentuan mengenai Ketentuan mengenai

pemotongan dan pemungutan pemotongan dan pemungutan untuk Kontraktor KBH secara untuk Kontraktor KBH secara umum mengikuti ketentuan umum mengikuti ketentuan perpajakan yg berlaku perpajakan yg berlaku

Mengingat asset-asset yg Mengingat asset-asset yg diimpor KPS merupakan milik diimpor KPS merupakan milik Pemerintah, maka atas impor Pemerintah, maka atas impor tsb tidak dipungut PPh Pasal 22 tsb tidak dipungut PPh Pasal 22 (SE-34/PJ.24/1985)(SE-34/PJ.24/1985)

Page 34: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3434

Technical services dan Biaya Technical services dan Biaya Overhead Kantor Pusat Overhead Kantor Pusat

Diatur dalam S-604/MK.017/1998 tanggal 24 Diatur dalam S-604/MK.017/1998 tanggal 24 November 1998 tentang Masalah Pajak Atas November 1998 tentang Masalah Pajak Atas Technical Services dan Biaya Overhead KPS Technical Services dan Biaya Overhead KPS

Terhadap overhead, technical services dan Terhadap overhead, technical services dan biaya yang timbul dari Kantor Pusat dalam biaya yang timbul dari Kantor Pusat dalam rangka memenuhi kewajiban kontrak PSC rangka memenuhi kewajiban kontrak PSC dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yg berlaku perundang-undangan yg berlaku

Pajak tersebut ditanggung oleh Pemerintah Pajak tersebut ditanggung oleh Pemerintah yang pelaksanaanya dilakukan oleh DJLK yang pelaksanaanya dilakukan oleh DJLK

Page 35: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3535

PPh atas jasa giro PPh atas jasa giro

Diatur dalam S-1110/MK/1985 tanggal Diatur dalam S-1110/MK/1985 tanggal 27 Sept 1985 ttg PPh atas jasa giro 27 Sept 1985 ttg PPh atas jasa giro

Khusus untuk Kontraktor Minyak Asing, Khusus untuk Kontraktor Minyak Asing, jasa giro yang diterima perusahaan jasa giro yang diterima perusahaan tidak perlu lagi dipungut pajak oleh tidak perlu lagi dipungut pajak oleh Bank-bank pemberi jasa giro oleh Bank-bank pemberi jasa giro oleh karena pajaknya telah termasuk dalam karena pajaknya telah termasuk dalam kewajiban yang diselesaikan kewajiban yang diselesaikan berdasarkan UU 8 Tahun 1971berdasarkan UU 8 Tahun 1971

Page 36: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3636

PPN, PBB, dan pajak lainnya PPN, PBB, dan pajak lainnya

Klausul Pajak dalam kontrak PSC Klausul Pajak dalam kontrak PSC Pertamina (Gov) menanggung dan membebaskan Pertamina (Gov) menanggung dan membebaskan

pajak lainnya (PPN, bea masuk, dsb) pajak lainnya (PPN, bea masuk, dsb) – Pertamina, except with respect to Contractor’s Pertamina, except with respect to Contractor’s

obligation to pay the income tax and the final tax on obligation to pay the income tax and the final tax on profits after tax deduction, ASSUME and DISCHARGE all profits after tax deduction, ASSUME and DISCHARGE all other Indonesian taxes of Contractor including value other Indonesian taxes of Contractor including value added tax, transfer tax, import and export duties on added tax, transfer tax, import and export duties on materials, equipment and supplies brought into materials, equipment and supplies brought into Indonesia by Contractor Indonesia by Contractor , , its contractors and its contractors and subcontractors" exactions in respect of property, capital, subcontractors" exactions in respect of property, capital, net worth, operations, remittances or transactions net worth, operations, remittances or transactions including‘ any tax or levy on or in connection with including‘ any tax or levy on or in connection with operations performed hereunder by Contractor.operations performed hereunder by Contractor.

Page 37: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3737

PPN, PBB, dan Pajak lainnyaPPN, PBB, dan Pajak lainnya

PPN PPN Crude Oil adalah bukan BKP, maka Crude Oil adalah bukan BKP, maka

kontraktor KPS bukan PKP kontraktor KPS bukan PKP PPN Masukan yg harus dibayar akan PPN Masukan yg harus dibayar akan

dikembalikan (direimburse) oleh Pertamina dikembalikan (direimburse) oleh Pertamina / BP Migas/ BP Migas

Atas impor barang modal tidak dikenakan Atas impor barang modal tidak dikenakan PPN impor mengingat barang modal tsb PPN impor mengingat barang modal tsb adalah milik Pemerintah (Pasal 15d UU adalah milik Pemerintah (Pasal 15d UU 8/1971)8/1971)

Page 38: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3838

PBB, Pajak / Retribusi Daerah, dsb PBB, Pajak / Retribusi Daerah, dsb Sama halnya dengan PPN, maka Sama halnya dengan PPN, maka

Kontraktor tidak akan dibebani dengan Kontraktor tidak akan dibebani dengan PBB, Pajak Daerah, Retribusi daerah, dsb PBB, Pajak Daerah, Retribusi daerah, dsb

Pertamina / BP Migas akan membayar Pertamina / BP Migas akan membayar pajak-pajak tersebut yang diambil dari pajak-pajak tersebut yang diambil dari bagian pemerintah (Government share) bagian pemerintah (Government share) sesuai dengan tagihan yang diterima oleh sesuai dengan tagihan yang diterima oleh Kontraktor Kontraktor

PPN, PBB, dan Pajak lainnyaPPN, PBB, dan Pajak lainnya

Page 39: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 3939

Pemeriksaan PajakPemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak Pemeriksaan pajak Dalam Pasal 29 UU No. 8/1971, Pemerintah Dalam Pasal 29 UU No. 8/1971, Pemerintah

mendelegasikan kewenangannya untuk mendelegasikan kewenangannya untuk memeriksa laporan tahunan KPS kepada memeriksa laporan tahunan KPS kepada BPKPBPKP

Dirjen Pajak melalui surat No Dirjen Pajak melalui surat No S-471/PJ.71/1990 tgl 16 Juli 1990 S-471/PJ.71/1990 tgl 16 Juli 1990 mendelegasikan kewenangan mendelegasikan kewenangan pemeriksaan pajak kepada BPKPpemeriksaan pajak kepada BPKP

Dirjen Pajak melalui surat No Dirjen Pajak melalui surat No S-20/PJ.7/2003 tgl 17 Feb 2003 mencabut S-20/PJ.7/2003 tgl 17 Feb 2003 mencabut kembali S-471/PJ.71/1990kembali S-471/PJ.71/1990

Page 40: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 4040

UU 22 Tahun 2001UU 22 Tahun 2001

Pasal 31 Pasal 31 1)1) BU/BUT yg melaksanakan kegiatan usaha hulu BU/BUT yg melaksanakan kegiatan usaha hulu

wajib membayar penerimaan negara yg berupa wajib membayar penerimaan negara yg berupa pajak dan bukan pajak pajak dan bukan pajak

2)2) Penerimaan negara yg berupa pajak:Penerimaan negara yg berupa pajak:• pajak-pajakpajak-pajak• Bea masuk, dan pungutan lain atas impor dan cukaiBea masuk, dan pungutan lain atas impor dan cukai• Pajak daerah dan retribusi daerah Pajak daerah dan retribusi daerah

3)3) Penerimaan negara bukan pajakPenerimaan negara bukan pajak• Bagian negara Bagian negara • Pungutan negara yg berupa iuran tetap dan iuran Pungutan negara yg berupa iuran tetap dan iuran

eksplorasi dan eksploitasieksplorasi dan eksploitasi• Bonus-bonus Bonus-bonus

Page 41: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 4141

UU No 22 Tahun 2001UU No 22 Tahun 2001

4) Dalam KKS ditentukan bahwa kewajiban 4) Dalam KKS ditentukan bahwa kewajiban membayar pajak dilakukan sesuai dengan: membayar pajak dilakukan sesuai dengan:

• Ketentuan peraturan perundang-undangan di Ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku pada saat bidang perpajakan yang berlaku pada saat KKS ditandatangani: atau KKS ditandatangani: atau

• Ketentuan peraturan per undang-undangan Ketentuan peraturan per undang-undangan di bidang perpajakan yg berlaku di bidang perpajakan yg berlaku

Page 42: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 4242

Page 43: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 4343

FLOW OF REVENUE OF JOB-PSCFLOW OF REVENUE OF JOB-PSC

(-)

(-) (-) (-)

(-)(+)

(-)

(-) (+)

(+)

(-)

(+)

(+)(-)

(-)(+)

(+) (+)

(+)

(+)

Contractor ShareIndonesia Share

Equity to be Split

Cost Recovery

Investment Credit

Pertamina Participating Interest

Gross Production

Pertamina Take

Taxable Income

Taxable Income

Repayment ofPre Dev. Cost

Repayment ofCost Recovery

Indonesia TakeContractor Take

Tax

DMO

DMO Fee

Tax 44%

ContractParticipating Interest

FTP 20%

Prorata

Page 44: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 4444

FLOW OF REVENUE OF JOB-EOR CONTRACTFLOW OF REVENUE OF JOB-EOR CONTRACT

(-)

(-) (-)

(-)

(-)

(+)

(+)

(-)

(+) (-)

(-) (+)

(+)(+) (-)

(+)

(+) (+)

(+)

Primary Oil

Contractor SharePertamina Share

Equity to be Split

Cost Recovery

Investment Credit

Contractor (50%)Pertamina (50%)

Incremental Oil

Gross Production

Max 65%RepaymentCapital Cost

Pertamina Take

Taxable Income

Taxable Income

Repayment ofOperation

Expenditure

Max 85%Repayment ofNon Cap Cost

Indonesia TakeContractor Take

Tax

DMO

DMO Fee

Tax 44%

Page 45: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 4545

FLOW OF REVENUE OF TACFLOW OF REVENUE OF TAC

(-)

(-)

(+)(+)

(-)

(+) (-)

(-) (+)

(+) (+) (-)(+)

(+)

Contractor Share

Equity to be Split

Cost Recovery

Investment Credit

SONSO

Gross Production

Pertamina Share

Taxable Income

Taxable Income

Indonesia Take Contractor Take

Tax

DMO

DMO Fee

Tax 44%

Pertamina Take

Page 46: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made Budiarta 46

EXPENSE CAPITAL EXPENSE CAPITAL EXPENSE

I. SEARCHCING FORSuccess

Seismic & Survey X X X **)G & G X X X **)

"Dryhole"Seismic & Survey X XG & G X X

II. EXPLORATION DRILLINGSuccess

Tangible X X X *)Intangible X X X

DryholeTangible X X XIntangible X X X

III. DEVELOPMENT DRILLINGSuccess

Tangible X X XIntangible X X X

DryholeTangible X X XIntangible X X X

# c/psc/acc-treat-se-fc-psc/kariyo/02/01

NOTE : *) To be development**) All costs of Searching for is expense (Success or "Dryhole" - expense)**) Oil & Gas Accounting - Second Edition

Horace R. Brock, John P. Klingstedt, Donald M . Jones.

CAPITAL

COMPARATION OF ACCOUNTING TREATMENTSUCCESSFUL EFFORT, FULL COSTING AND P S C

COSTS SUCCESSFUL EFFORT ***) FULL COSTING ***) P S C

Page 47: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made Budiarta 47

OPERATOR :CONTRACTOR AREA :QUARTER ENDED :

Expressed in Thousand of Dollars REPORT : 16.A.

LINE A N A L Y S I S

1 LIFTINGS2 Pertamina Export3 Pertamina Local4 Total Pertamina5 Total Contractor6 TOTAL LIFTINGS7 COST RECOVERY8 EQUITY TO BE SPLIT9 CONTRACTOR ENTITLEMENT

10 Cost Recovery11 Equity Share12 Gross Domestic Requirement13 Due to Pertamina from Entitlement14 TOTAL CONTRACTOR ENTITLEMENT15 LIFT STATUS16 Contractor Liftings17 Contractor Entitlement18 Over/(Under) Lift this period19 Cash Settlement Over/(Under) Lift20 Over/(Under) Status Start of Period21 Over/(Under) Status End of Period22 CASH SETTLEMENT23 Due from Pertamina from Entitlement24 Cash Settlement Over/(Under) Lift25 Others26 TOTAL DUE TO/FROM PERTAMINA27 TOTAL CONTRACTOR SHARE28 Contractor Liftings29 (Over)/Under Liftings30 Government Tax Entitlement31 Domestic Requirement Adjustment32 Due to (Pertamina)/Contractor from Entitlement33 TOTAL CONTRACTOR SHARE34 CALCULATION OF WEIGHTED AVERAGE PRICE35 Total Liftings36 Deduct Curr. Year Gross Dom. Requirement37 Add Prior Year Gross Dom. Requirement38 TOTALS39 WEIGHTED AVERAGE PRICE4041 LIFTING PRICE VARIANCE :42 Contractor Liftings43 (Over)/Under Liftings44 Cost Recovery45 Contractor Equity Share46 Gross Domestic Requirement47 Totals48 VARIANCE Favorable/(Unfavorable)4950 CALCULATION OF DOMESTIC REQUIREMENT51 Gross : Old Oil52 New Oil53 P/Y Adjusment Old Oil54 P/Y Adjusment New Oil55 Total Gross56 Adjustments : Old Oil57 New Oil58 P/Y Adjusment Old Oil59 Total Adjustment

#c/psc/form-pqr/ks/02/01

BARRELS DOLLARS

YEAR TO DATEBARRELS DOLLARS

Liftings EntitlementUS DOLLARS

PERTAMINA-Dit. MPSPRODUCTION SHARING CONTRACT

LIFTING/SHARING ANALYSISOIL OPERATIONS

Page 48: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made Budiarta 48

OPERATOR :CONTRACTOR AREA :QUARTER ENDED :

Expressed in Thousand of Dollars REPORT : 16.B.

LINE A N A L Y S I S

1 LIFTING2 Total Pertamina3 Total Contractor4 TOTAL LIFTING56 CONTRACTOR ENTITLEMENT7 Cost Recovery8 Equity Share9 Others

10 TOTAL CONTRACTOR ENTITLEMENT1112 LIFTING STATUS13 Contractor Liftings14 Contractor Entitlement1516 Over/(Under) Lift This Period17 Over/(Under) Lift Start of Period18 Over/(Under) Lift End of Period1920 CASH SETTLEMENT21 Cash Settlement Over/(Under) Lift22 Others23 TOTAL CASH SETTLEMENT

# c/psc/ form-pqr/ks/02/01

YEAR TO DATEMMCF DOLLARS

PERTAMINA-Dit. MPSPRODUCTION SHARING CONTRACT

LIFTING/SHARING ANALYSISGAS OPERATIONS

Page 49: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made Budiarta 49

PROSES PEMBUATAN PERTAMINA QUARTERLY REPORTGENERAL PERTAMINA QUARTERLY REPORTLEDGER (MELALUI MEDIA WORKSHEET)

KATEGORI JENIS A F E NON AFE ACCOUNT COST RECOVERY INV. COSTBIAYA BIAYA CURRENT DEPRE. TOTAL CREDIT RECOVERABLE

YEAROP. COST

I EXPL/DEV. DRILLING - Seismic & G/G X 500.XXX 500.XXXEXPENSES - Intangible Wells Cost X 510.XXX 510.XXX

- Tang. Expl. Wells Cost X 520.XXX 520.XXX

II PRODUCTION - Operation Cost X X 530.XXX 530.XXXEXPENSES - Maintenance Cost X 540.XXX 540.XXX

III ADMINISTRATION - General & Admin X 550.XXX 550.XXXEXPENSES - Overhead Cost X 560.XXX 560.XXX

IV CAPITAL COST - Assets X X 310.XXX 350.XXX - Tangible Dev.Well Cost X 320.XXX 360.XXX

V MATERIAL : - Non Capital X 150.XXX 150.XXX - Capital X X 160.XXX

TOTAL GENERAL LEDGER ("EXPENDITURES") XXX.XXX

TOTAL CURRENT YEAR OP. COST YYY.YYY YYY.YYY

TOTAL DEPRESIASI ZZZ.ZZZ ZZZ.ZZZ

TOTAL COST RECOVERY YYY.ZZZ YYY.ZZZ

INVESTMENT CREDIT CCC.CCC CCC.CCC

TOTAL COST RECOVERABLE YYY.ZZZ.CCC

Page 50: Aspek Perpajakan PSC

Dewa Made BudiartaDewa Made Budiarta 5050

DOMESTIC MARKET OBLIGATIONDOMESTIC MARKET OBLIGATION(Section : Right and Obligation of the Parties(Section : Right and Obligation of the Parties))

Equity Share X 25% X Liftings (maximum)Equity Share X 25% X Liftings (maximum) (Liftings – FTP – Inv. Credit) (Liftings – FTP – Inv. Credit) << Recoverables Operating Recoverables Operating

Costs Costs DMO = zero DMO = zero Shall not be carried forward to any subsequent Year.Shall not be carried forward to any subsequent Year. Price :Price : - Old Oil : - Old Oil : - before Feb. 23, 1989 = US$0.20/BBL- before Feb. 23, 1989 = US$0.20/BBL - after Feb. 23, 1989 = (10% X Actual - after Feb. 23, 1989 = (10% X Actual

Price/ICP)/BBLPrice/ICP)/BBL - New Oil :- New Oil : - (Actual Price/ICP)/BBL - (Actual Price/ICP)/BBL for a period 60 for a period 60

monthsmonths The Proceeds in excess of Old Oil price shall preferably be The Proceeds in excess of Old Oil price shall preferably be

used to assist financing of continued exploration efforts by used to assist financing of continued exploration efforts by CONTRACTOR CONTRACTOR