Notulensi-FGD Ekonomi Kreatif-TV Dan Radio

10
NOTULENSI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) EKONOMI KREATIF SUBSEKTOR : TV & RADIO Hari / Tanggal : Rabu, 7 Desember 2011 Waktu : Pk. 09.30 - 15.12 WIB Tempat : Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110 Moderator : Sjamsul Lussa, Direktur Perfilman, Ditjen. NBSF (SL) Co. Moderator : Charli, Indonesiakreatif (CH) Notulen : 1. Hariyanto 2. Raditya Narasumber : Pelaku : 1. Apni Jaya Putra, Kompas TV (AP) 2. Sulistyohadi, Trans TV (SU) 3. Hardiyanto Saroso, SCTV (HA) 4. Chandra Novriadi, Jaringan Delta Female (CH) Intelektual : 1. Agni Ariatama, FFTV - IKJ (AG) Pemerintah : 1. Danrivanto, BRTI - Kemenkominfo (DA) 2. Dadang Rahmat Hidayat, KPI Pusat (DD) 3. Arif Syamsudin, Ditjen. HAKI (AR) POKOK-POKOK PEMBAHASAN - Perlu adanya kejelasan copyrights antara hak pemilik konten dan hak penyiar. Karena ketika sudah disiarkan, maka konten yang disiarkan menjadi hak bagi media penyiaran. Penayangan

Transcript of Notulensi-FGD Ekonomi Kreatif-TV Dan Radio

NOTULENSIFOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) EKONOMI KREATIF

SUBSEKTOR : TV & RADIOHari / Tanggal:Rabu, 7 Desember 2011

Waktu:Pk. 09.30 - 15.12 WIB

Tempat:Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona

Jl. Medan Merdeka Barat No. 17

Jakarta 10110

Moderator:Sjamsul Lussa, Direktur Perfilman, Ditjen. NBSF (SL)

Co. Moderator:Charli, Indonesiakreatif (CH)

Notulen:1. Hariyanto2. Raditya

Narasumber:Pelaku :1. Apni Jaya Putra, Kompas TV (AP)

2. Sulistyohadi, Trans TV (SU)

3. Hardiyanto Saroso, SCTV (HA)

4. Chandra Novriadi, Jaringan Delta Female (CH) Intelektual :1. Agni Ariatama, FFTV - IKJ (AG)

Pemerintah :1. Danrivanto, BRTI - Kemenkominfo (DA)2. Dadang Rahmat Hidayat, KPI Pusat (DD)

3. Arif Syamsudin, Ditjen. HAKI (AR)

POKOK-POKOK PEMBAHASAN

Perlu adanya kejelasan copyrights antara hak pemilik konten dan hak penyiar. Karena ketika sudah disiarkan, maka konten yang disiarkan menjadi hak bagi media penyiaran. Penayangan konten-konten kreatif yang didukung dengan mekanisme apresiasi HAKI yang baik, akan mendukung pertumbuhan kuantitas dan kualitas konten-konten kreatif. Mekanisme distribusi suatu konten, erat kaitannya dengan mekanisme lisensi dalam penggunaan paten. Untuk itu, pembentukan peraturan lebih lanjut mengenai lisensi perlu segera dibentuk sebagai landasan pelaksanaan di lapangan. Pengembangan teknologi informasi yang ada sesungguhnya memang untuk mendukung penciptaan konten-konten yang bermanfaat, bukan hanya sebatas kualitas jaringan. Jaringan komunikasi akan dikembangkan pada daerah-daerah yang memiliki potensi pengembangan industri kreatif. Pada kondisi ini, kreativitas akan didukung oleh mekanisme digitalisasi ekonomi dengan ketersediaan infrastruktur. Contohnya dengan adanya perkembangan televisi digital, maka perubahan dalam pengaturan penyiaran harus diantisipasi oleh kementerian terkait. Untuk memudahkan dalam koordinasi, direktorat yang membidangi penyiaran dapat disebut dengan media dan informatika spesifik untuk ekonomi kreatif. Sehingga, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tidak terbatas pada media tertentu saja, melainkan lebih luas dengan berbagai kemungkinan terjadinya perpindahan informasi di dalamnya. Fokus pengembangan ekonomi kreatif terkait dengan media seperti tv dan radio sebaiknya hanya pada ditekankan pengembangan konten. Seperti yang dilakukan oleh Kompas Gramedia, fokus pengembangan konten dikerjakan lebih dahulu, sebelum menentukan media penyiarannya, seperti melalui film, radio, ataupun media digital dan internet. Dengan begitu, pengembangan konten-konten tersebut akan lebih fleksibel, khususnya bagi konten-konten yang berkualitas. Fokus dalam pengembangan konten juga dilakukan pada jaringan Delta Female yang awalnya bergerak di bidang penyiaran radio. Saat ini, radio hanya merupakan carrier dari konten-konten yang diproduksi. Saat ini, Jaringan Delta Female melebarkan carrier yang digunakan dengan fokus ke dalam pengembangan konten. Kategorisasi unsur industri kreatif sebaiknya menjadikan media, termasuk di dalamnya tv dan radio, sebagai carrier bukan sebagai unsur. Sementara, ke-13 unsur lainnya dapat dikembangkan sebagai konten yang akan disebarluaskan melalui media. Kreativitas dari konten pun sebagiknya diperluas ke dalam sektor-sektor lain, misalnya kreativitas dari sektor pertanian, sektor transportasi, dll. Saat ini ada konsep konvergensi media di mana media menjadi sangat luas dan mencakup fungsi lain di luar penyiaran, misalnya service. Namun, konten tetap menjadi unsur yang penting bagi media-media tersebut untuk bisa sukses. Di sisi lain, pengaturan yang ada masih terbatas pada media yang membutuhkan infrastruktur khusus, tanpa mempertimbangkan interaksi antar media yang sekarang terjadi, termasuk di dalamnya interaksi dengan bidang usaha lain, seperti taman hiburan yang dikaitkan dengan industri televisi. Pemetaan media untuk saat ini lebih luas daripada sebatas kategorisasi terhadap carrier, seperti media tv dan radio, melainkan lebih ke arah konvergensi. Pembagian layer dalam konsep konvergensi berkembang menjadi konsep 4 C, yaitu: communication, computing, content, dan community. Dari segi kuantitas, konten berkualitas yang ditampilkan oleh media masih dirasa kurang. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengulangan berkali-kali tayangan-tayangan tertentu di media. Pengembangan konten media inilah yang perlu dikembangkan. Pemberdayaan production house untuk fokus dalam menghasilkan konten-konten sebaiknya diarahkan oleh pemerintah, termasuk memberikan stimulus untuk produksi. Konsep ini untuk menyamakan arah developing ide ke dalam produk yang diharapkan, sehingga proporsi produk media yang dapat diserap meningkat untuk membangkitkan industri kreatif melalui production house.

Aturan antara para pelaku di bidang penyiaran perlu ada. Seringkali, adanya kepentingan dari lembaga penyiaran, menyebabkan pressure bagi kreativitas rumah produksi yang menjadi supplier bagi media. Di sisi lain, regulasi yang sudah ada membatasi penyatuan vertikal bagi usaha terkait bidang produksi konten dan penyiaran. Konsep commisioning bagi lembaga penyiaran dan PH perlu disosialisasikan untuk menyamakan persepsi dalam rangka mewujudkan optimalisasi produksi konten.

Konsep kerja commisioning banyak berlaku di dunia penyiaran. Ketika dihadapkan pada keharusan untuk melakukan commisioning dalam proses produksi, masalah yang muncul adalah ketersediaan sdm yang bisa digunakan secara professional, yang tidak terikat suatu kepentingan lembaga penyiaran tertentu. Ini yang menyebabkan tarik-menarik sumber daya di antara lembaga penyiaran menjadi sangat ketat.

Perlu adanya dorongan untuk melakukan creative research dalam proses produksi. Kondisi di lapangan, proses produksi tidak didahului dengan creative research. Hal ini karena proses riset memerlukan biaya yang tidak sedikit, di samping mekanisme perolehan reward atas hasil riset yang belum jelas. Standar kompetensi sdm yang bergerak di bidang penyiaran perlu diberlakukan. Mekanismenya bisa melalui lembaga pendidikan formal untuk merumuskan. Dengan adanya standar kompetensi, tingkat kualitas produk penyiaran bisa dipertahankan dengan efisiensi penggunaan sumber daya yang optimal. Setelah itu, perlu dibentuk lembaga yang bisa menguji tingkat kompetensi sdm secara independen dari kepentingan bidang penyiaran. Pembentukan content market menjadi perlu ketika komersialisasi ide dalam bentuk media yang beragam dilakukan. Konsepnya adalah memfasilitasi suatu pertemuan (MICE) yang didalamnya terdapat kesempatan kepada para sellers dan buyers di bidang penyiaran untuk saling berinteraksi. Contoh kongkretnya seperti festival film di luar negeri, seperti Cannes Festival, dan festival serupa di Singapura. Sebagai pendorong, peran pemerintah sangat diperlukan dalam hal fasilitasi pertemuan ini, baik dalam festival di luar negeri, maupun menyelenggarakan kegiatan sejenis di dalam negeri. Kaitannya dengan pasar bagi konten kreatif di media, maka data menjadi sangat penting. Permasalahnya, pihak mana yang akan mencari, menyimpan, mengolah, dan mendistribusikan data pendukung yang akurat, baik untuk mengakses, maupun untuk mengembangkan pasar bagi industri konten penyiaran. Dari segi kebijakan, hal utama yang perlu ditindaklanjuti adalah mengenai HAKI dan harmonisasi konvergensi media, serta aturan untuk penggunaan infrastruktur bersama bagi radio.PELAKSANAAN KEGIATAN

09.50 - Pembukaan oleh moderator. 09.52 SL - Penjelasan mengenai ekonomi kreatif. 10.16 AR - Pengelolaan sektor ini agar tidak tumpang tindih dengan kementerian lain, seperti kemenkominfo. Kemenparekraf merupakan wasit dalam mengembangkan kreatifitas dengan tv dan radio sebagai media. Di sisi lain kemenkominfo menangani dalah hal pengaturan infrastruktur.

10.19 DD - Subsektor TV dan radio tercatat sebagai subsektor yang tidak berkontribusi terhadap nilai ekspor. Hal ini tidak mengherankan, karena selama ini konten-konten media yang tercatat oleh KPI banyak yang berasal dari luar negeri. Content provider lokal ke depannya akan dipandu oleh KPI untuk mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan ketentuan penyiaran. Untuk saat ini, KPI baru mendapat akses kepada industri hilir, yaitu media penyiaran.

10.29 AR - Perlu adanya kejelasan copyrights antara hak pemilik konten dan hak penyiar. Karena ketika sudah disiarkan, maka konten yang disiarkan menjadi hak bagi media penyiaran. 10.31 DA - Jaringan komunikasi akan dikembangkan pada daerah-daerah yang memiliki potensi pengembangan industri kreatif. Pada kondisi ini, kreativitas akan didukung oleh mekanisme digitalisasi ekonomi dengan ketersediaan infrastruktur. Pengembangan teknologi informasi yang ada sesungguhnya memang untuk mendukung penciptaan konten-konten yang bermanfaat, bukan hanya sebatas kualitas jaringan. Contohnya dengan adanya perkembangan televisi digital, maka perubahan dalam pengaturan penyiaran harus diantisipasi oleh kementerian terkait. Untuk memudahkan dalam koordinasi, direktorat yang membidangi penyiaran dapat disebut dengan media dan informatika spesifik untuk ekonomi kreatif. Sehingga, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan tidak terbatas pada media tertentu saja, melainkan lebih luas dengan berbagai kemungkinan terjadinya perpindahan informasi di dalamnya. 10.44 AP - Fokus pengembangan ekonomi kreatif terkait dengan media seperti tv dan radio sebaiknya hanya pada ditekankan pengembangan konten. Seperti yang dilakukan oleh Kompas Gramedia, fokus pengembangan konten dikerjakan lebih dahulu, sebelum menentukan media penyiarannya, seperti melalui film, radio, ataupun media digital dan internet. Dengan begitu, pengembangan konten-konten tersebut akan lebih fleksibel, khususnya bagi konten-konten yang berkualitas. 10.52 CH - Fokus dalam pengembangan konten juga dilakukan pada jaringan Delta Female yang awalnya bergerak di bidang penyiaran radio. Saat ini, radio hanya merupakan carrier dari konten-konten yang diproduksi. Saat ini, Jaringan Delta Female melebarkan carrier yang digunakan dengan fokus ke dalam pengembangan konten.

10.54 DD - Kategorisasi unsur industri kreatif sebaiknya menjadikan media, termasuk di dalamnya tv dan radio, sebagai carrier bukan sebagai unsur. Sementara, ke-13 unsur lainnya dapat dikembangkan sebagai konten yang akan disebarluaskan melalui media. Kreativitas dari konten pun sebagiknya diperluas ke dalam sektor-sektor lain, misalnya kreativitas dari sektor pertanian, sektor transportasi, dll. 11.07 HA - Saat ini ada konsep konvergensi media di mana media menjadi sangat luas dan mencakup fungsi lain di luar penyiaran, misalnya service. Namun, konten tetap menjadi unsur yang penting bagi media-media tersebut untuk bisa sukses. Di sisi lain, pengaturan yang ada masih terbatas pada media yang membutuhkan infrastruktur khusus, tanpa mempertimbangkan interaksi antar media yang sekarang terjadi, termasuk di dalamnya interaksi dengan bidang usaha lain, seperti taman hiburan yang dikaitkan dengan industri televisi. 11.15 DA - Pemetaan media untuk saat ini lebih luas daripada sebatas kategorisasi terhadap carrier, seperti media tv dan radio, melainkan lebih ke arah konvergensi. Pembagian layer dalam konsep konvergensi berkembang menjadi konsep 4 C, yaitu: communication, computing, content, dan community.

11.31 DD - Dari segi kuantitas, konten berkualitas yang ditampilkan oleh media masih dirasa kurang. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengulangan berkali-kali tayangan-tayangan tertentu di media. Pengembangan konten media inilah yang perlu dikembangkan. 12.05 AP - Pemberdayaan production house untuk fokus dalam menghasilkan konten-konten sebaiknya diarahkan oleh pemerintah, termasuk memberikan stimulus untuk produksi. Konsep ini untuk menyamakan arah developing ide ke dalam produk yang diharapkan, sehingga proporsi produk media yang dapat diserap meningkat untuk membangkitkan industri kreatif melalui production house.

12.13 DD - Aturan antara para pelaku di bidang penyiaran perlu ada. Seringkali, adanya kepentingan dari lembaga penyiaran, menyebabkan pressure bagi kreativitas rumah produksi yang menjadi supplier bagi media. Di sisi lain, regulasi yang sudah ada membatasi penyatuan vertikal bagi usaha terkait bidang produksi konten dan penyiaran. Konsep commisioning bagi lembaga penyiaran dan PH perlu disosialisasikan untuk menyamakan persepsi dalam rangka mewujudkan optimalisasi produksi konten. 12.19 HA - Ketika dihadapkan pada keharusan untuk melakukan commisioning dalam proses produksi, masalah yang muncul adalah ketersediaan sdm yang bisa digunakan secara professional, yang tidak terikat suatu kepentingan lembaga penyiaran tertentu. Ini yang menyebabkan tarik-menarik sumber daya di antara lembaga penyiaran menjadi sangat ketat. Perlu adanya dorongan untuk melakukan creative research dalam proses produksi. Kondisi di lapangan, proses produksi tidak didahului dengan creative research. Hal ini karena proses riset memerlukan biaya yang tidak sedikit, di samping mekanisme perolehan reward atas hasil riset yang belum jelas.

12.45 CH - Standar kompetensi sdm yang bergerak di bidang penyiaran perlu diberlakukan. Mekanismenya bisa melalui lembaga pendidikan formal untuk merumuskan. Dengan adanya standar kompetensi, tingkat kualitas produk penyiaran bisa dipertahankan dengan efisiensi penggunaan sumber daya yang optimal. Setelah itu, perlu dibentuk lembaga yang bisa menguji tingkat kompetensi sdm secara independen dari kepentingan bidang penyiaran. 12.55 DD - Penayangan konten-konten kreatif yang didukung dengan mekanisme apresiasi HAKI yang baik, akan mendukung pertumbuhan kuantitas dan kualitas konten-konten kreatif. 12.59 AR - Mekanisme distribusi suatu konten, erat kaitannya dengan mekanisme lisensi dalam penggunaan paten. Untuk itu, pembentukan peraturan lebih lanjut mengenai lisensi perlu segera dibentuk sebagai landasan pelaksanaan di lapangan.

13.02 SL - Pembentukan content market menjadi perlu ketika komersialisasi ide dalam bentuk media yang beragam dilakukan. Konsepnya adalah memfasilitasi suatu pertemuan (MICE) yang didalamnya terdapat kesempatan kepada para sellers dan buyers di bidang penyiaran untuk saling berinteraksi. Contoh kongkretnya seperti festival film di luar negeri, seperti Cannes Festival, dan festival serupa di Singapura. Sebagai pendorong, peran pemerintah sangat diperlukan dalam hal fasilitasi pertemuan ini, baik dalam festival di luar negeri, maupun menyelenggarakan kegiatan sejenis di dalam negeri. Kaitannya dengan pasar bagi konten kreatif di media, maka data menjadi sangat penting. Permasalahnya, pihak mana yang akan mencari, menyimpan, mengolah, dan mendistribusikan data pendukung yang akurat, baik untuk mengakses, maupun untuk mengembangkan pasar bagi industri konten penyiaran.

13.13 AR - Dari segi kebijakan, hal utama yang perlu ditindaklanjuti adalah mengenai HAKI dan harmonisasi konvergensi media, serta aturan untuk penggunaan infrastruktur bersama bagi radio. 13.14 Istirahat / Makan siang

14.40 SU - Mekanisme rating dan survei sebagai sebuah cara pemantauan kualitas tayangan siaran perlu dikaji. Dengan adanya lembaga survei yang independen, atau setidaknya sebagai pembanding dari lembaga rating yang sudah ada, menjadikan penilaian kualitas tayangan menjadi lebih objektif. Sebagai pengawas, perlu dibentuk badan pengawas riset dan survei, atau menguatkan peran BPS dalam pengawasan hasil riset dan survei. Sebagai pendukung bagi lembaga penyiaran dalam melakukan creative research, perlu adanya lembaga yang khusus menangani riset untuk keperluan pengkajian konten media, untuk menghasilkan konten yang sustainable. 14.54 CH - Apresiasi terhadap produk-produk konten media dengan tema tertenru perlu diapresiasi untuk mendorong pengembangan konten-konten dengan muatan positif. Yang memberikan apresiasi seharusnya adalah lembaga-lembaga yang berkepentingan dengan bidang / sektor tersebut. Konten-konten tersebut dapat berupa hal-hal spesifik dengan karakteristik tertentu seperti film, skenario, dsb, maupun yang berupa materi sederhana, seperti artikel, blog, dsb. 15.01 AR - Sebagai titik tolak, perlu disusun quick wins dalam bentuk kegiatan yang sifatnya multiyears. Keberlanjutan kegiatan antar periode diperlukan agar kreativitas yang terbangun tidak terbatasi oleh waktu dan tahun anggaran berjalan, tentunya dengan memenuhi kriteria quick wins sebagai suatu bentuk kegiatan.

15.11 Penutupan