Notulen Tentiran Trauma

6
TRAUMA MATA (dr. Purjanto Tepo, Sp. M) A. Anamnesis - Kapan terjadinya trauma? - Tempat terjadinya - Objek penyebab/ jenis benda asing - Pertolongan sebelumnya - Visus mata sebelum cedera B. Pemeriksaan Fisik - Pasien harus kooperatif dan merasa nyaman. Jika diperlukan berikan anestesi topical atau analgetik oral. - Pemeriksaan yang dilakukan visus & pemeriksaan fisik mata

description

notulen koas

Transcript of Notulen Tentiran Trauma

Page 1: Notulen Tentiran Trauma

TRAUMA MATA(dr. Purjanto Tepo, Sp. M)

A. Anamnesis

- Kapan terjadinya trauma?

- Tempat terjadinya

- Objek penyebab/ jenis benda asing

- Pertolongan sebelumnya

- Visus mata sebelum cedera

B. Pemeriksaan Fisik

- Pasien harus kooperatif dan merasa nyaman. Jika diperlukan berikan

anestesi topical atau analgetik oral.

- Pemeriksaan yang dilakukan visus & pemeriksaan fisik mata

C. Tatalaksana

- Perhatikan factor- factor yang mempengaruhi prognosa:

o Besar benda penyebab

o Arah

o Jarak trauma

Page 2: Notulen Tentiran Trauma

o Jenis kerusakan

o Letak kerusakan

I. Trauma Fisik

UV keratokonjungtivitis

Burns/ terbakar

Trauma sinar, asap, api

Terapi :

o Topikal anestesi, antibiotika ointment, analgetika oral

Radiasi

o Sinar UV kena sampai epitel

o Infra red retina

o Visible light jaringan bulbair

II. Trauma Mekanis

1. Trauma Tumpul

- Iridodialisis : sobek pada pangkal iris

- Iridoreksis : sobek bukan di pangkal iris

- Katarak traumatika (tumpul) : berbentuk stellar

- Subluksasio lensa

- Retinal tear : sobek, belum lepas

- Avulsi bulbus okuli : muskulus putus, nervus putus, bola mata menonjol

kedepan.

- Ruptur bulbi : Akan berisi vitreus (hanya konjungtiva yang menonjol)

- Locus minoris resistensi:

o Limbus

o Tempa perlekatan muskulus rektus

- Perdarahan retrobulbair bola mata menonjol keluar

- Erosi kornea

o Terapi : antibiotika topical + mata ditutup supaya proses epitalisasi

berjalan dengan baik. Bisa juga menggunakanl ensa kontak bandage.

- Hifema

o Adalah adanya darah pada bilik mara depan

o Hifema dibagi menjadi dua, yaitu:

Page 3: Notulen Tentiran Trauma

Hifema primer : terjadi segera setelah trauma

Hifema sekunder : terjadi 3-5 hari setelah terjadi atau terjadi

lagi setelah hifema pertama terserap.

o Perdarahan di vitreus disebut hemoftalmos

o Terapi:

Jika tinggi perdarahan kurang dari setengah tingi bilik mata

depan maka boleh diberikan terapi konservatif saja. Pasien

tirah baring dengan posisi kepala elevasi 60o .

Pemberian obat dapat berupa koagulansia untuk

menghentikan perdarahan, Sulfas atropin 1% untuk

digunkana untuk mencegah blok pi;ol (efek midriasis) dan

mengistirahatkan iris.

Asetazolamide dieberikan bila TIO meningkat untuk

mencegah glaucoma. Steroid sistemik dan topical untuk

mencegah uveitis.

Operasi dilakukan bila TIO tetap tinggi (>35 mmHg selama 7

hari atau 50 mmHg selama 5 hari) untuk mencegah

kerusakan sarag optik (atrofi N II)

.

2. Trauma Tajam

- Bedakan trauma penetrans dan perforan dengan melakukan foto.

- Trauma tajam menyebabkan laserasi palpebral dengan pinggiran

yang licin dan rapi.

- Jika pada trauma kenacanalis lakrimalis maka harus dilakukan

rekonstruksi dengan sillicone tube untuk 2- 3 bulan lalu baru

dicabut lagi.

- Contoh vulnus laserasi : kena pensil, bolpen.

- Terapi:

Penanganan awal

ATS

Anestesi local

Irigasi air + antibiotic

Antibiotik topical

Tutup lunak dengan kasa seril

Penanganan lanjutan eksplorasi

Jangan mencabut corpus alienum!

Page 4: Notulen Tentiran Trauma

- Ruptur orbita terjadi akibat benda tajam dengan jarak yang sangat

dekat.

3. Benda asing pada mata

- Benda bukan logam

o Inert tidak menimbulkan reaksi jaringan

o Reaktif Menimbulkan reaksi jaringan (timah hitam, seng,

nikel, alumunium)

- Corpal alinea ring rust benda sudah lama sehingga ada cincin.

o Terapi : ambil dulu corpus alienum lalu tutup mata setelah

memberikan antibiotik topical.

- Untuk mencari benda asing, harus menemukan port d’entrée.

4. Trauma Kimia

o Trauma Basa :

Menyebabkan terjadinya reaksi penyabunan (saponifikasi)

menyebabkan penetrasi lebih dalam lagi dan membuat

membrane sel rusak. (contoh : pembersih lantai)

o Trauma Asam :

Memecah ikatan protein intramolekular dan menyebabkan

koagulasi. Reaksi koagulasi berfungsi sebagai barrier penetrasi

lebih lanjut, sehingga proses berhenti, sehingga bahan kimia

tetap tertahan di permukaan ocular.

o Terapi :

Irigasi dengan air/ larutan garam fisiologis untuk

menetralisasi pHS