NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM “MENGADILI KORBAN ... · NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM...
Transcript of NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM “MENGADILI KORBAN ... · NOTA PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM...
NOTAPEMBELAAN
PENASEHATHUKUM
“MENGADILIKORBANKONSPIRASINEGARAPASCA
DEMONSTRASI
MENENTANGRASISME”
DALAMPERKARAPIDANA
NOMOR:33/PID.B/2020/PN-BPP
ATASNAMATERDAKWA:
BUCHTARTABUNI
YangDidakwa:
DalamDakwaanKesatu:Pasal106KUHP
Jo.Pasal55Ayat(1)Ke-1KUHP,
atauDakwaanKedua:Pasal110Ayat(1)KUHP
Jo.Pasal55Ayat(1)Ke-1KUHP,
atauKetiga:Pasal160KUHP
DIAJUKANOLEH:
TIMPENASEHATHUKUM
KOALISIPENEGAKHUKUMDANHAMPAPUA
DIPENGADILANNEGERIBALIKPAPAN
BALIKPAPAN
2020
1
NotaPembelaanPenasehatHukum
“MENGADILIKORBANKONSPIRASINEGARAPASCA
DEMONSTRASIMENENTANGRASISME”
DalamPerkaraPidanaNomor:33/Pid.B/2020/PN-BPP
AtasNamaTerdakwa:
BUCHTARTABUNI
YangDidakwa:
DalamDakwaanKesatu:Pasal106KUHPJo.Pasal55Ayat(1)Ke-1KUHP,atau
DakwaanKedua:Pasal110Ayat(1)KUHPJo.Pasal55Ayat(1)Ke-1KUHP,Atau
Ketiga:Pasal160KUHP
DiPengadilanNegeriBalikpapan
I. PENDAHULUAN
MajelisHakimyangterhormat,
Sdr.JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,
Sdr.Paniterayangkamihormati,
Hadirinyangjugakamihormati,
PujisyukurpatutdipanjatkankehadiratTuhanYangMahaEsa,yangatasizinnya
proses persidangan perkara dugaan tindak pidana sebagaimana diatur dan
diancamdalamDalamDakwaanKesatu:Pasal106KUHPJo.Pasal55Ayat(1)Ke-
1KUHP,atauDakwaanKedua:Pasal110Ayat(1)KUHPJo.Pasal55Ayat(1)Ke-1
KUHP, atau Dakwaan Ketiga : Pasal 160 KUHP atas nama terdakwa BUCHTAR
TABUNI,telahberjalanhinggapadahariini,Selasa,09Juni2019,kamiPenasehat
Hukum Terdakwa diberi kesempatan untuk mengajukan Nota Pembelaan
(PLEDOI).
Proses hukum terhadap terdakwa bersama 6 (enam) terdakwa lainnya dalam
persidangandiPNBalikpapan ini,sejakawal sangat tidakproseduralmulaidari
penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan dalam proses penangkapan hingga
pemeriksaan yang tidakmengedepankan azas praduga tak bersalah (tersangka)
telah ditetapkan sebagai tersangka tanpa diawali oleh bukti permulaan yang
cukup,kesalahanproseduraliniberlanjutlagidenganpemindahanParaTerdakwa
pada tanggal 04 Oktober 2019 tanpa pemberitahuan kepada keluarga dan
PenasehatHukumnya,pengalihan inimembuat jarakantaraselainmenjadi tidak
proseduralkarenasalahkompetensirelatifnya,tentukonsekwensinyaberdampak
bagiaksesbagikeluargaterdakwabersamaterdakwalainnyadanseluruhrakyat
Papuauntukmelihatpersidangansecaraterbuka.
ProseshukuminijugabertambahsulitdengansituasiwabahCOVID-19,membuat
persidangandilakukansecaraonlineterhitungmulaipadatanggal15April2020,
pesidangansecaraonlineiniprosespembuktiannyatidakdapatdilakukansecara
optimal,mulai dari sinyal yang terganggu, waktu yang tidak tepat, pembuktian
yang tidak optimal hingga keluarga dan masyarakat umum juga tidak dapat
mengakses persidangan ini dan tentu melanggar azas peradilan yang cepat,
sederhanadanbiayamurahsertaazaspersidanganyangterbukauntukumum.
PadapersidanganhariSelasa,tanggal02Juni2020yanglalu,sdr.JaksaPenuntut
Umum telah mengajukan Tuntutan Pidana kepada Majelis Hakim untuk
menyatakanbahwaTerdakwatelahterbuktisecarasahmelakukanTindakPidana
sebagaiorangyangmenyuruhmelakukanatauturutsertamelakukanserta
melakukan makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah
2
Negara, jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah
Negara,sebagaimanadimaksuddalampasal106KUHPjoPasal55ayat(1)
ke-1KUHP”. Tuntutanpidanatersebutsangat“spektakuler”karenaTerdakwa
BUCHTAR TABUNI dituntut dengan hukuman penjara selama 17 (tujuh belas)
tahun dikurangkan selama terdakwa berada dalam tahanan. Tuntutan ini
menunjukan bahwa negara lewat Sdr. Jaksa Penuntut Umum meneruskan
konspirasi mengkriminalkan aktivis Papua dibalik Demo Anti Rasisme yang
terjadipadatanggal19Agustus2019dan29Agustus2019.
Ada 2 (dua) alasan kuat Negara melalui aparat penegak hukum secara khusus
PolisidanJaksasejakawaltelahmempunyairencanamengkriminalkanTerdakwa
bersama6(enam)Terdakwa(Aktivis)lainnya,sebagaiberikut:
1. PelakuRasis, Intimidasi dan Persekusi di Surabaya pada tanggal 16Agustus
2019,melibatkanPolisi,TNI,Ormas-OrmasReaksionirdanOrangPartaibesar
diRepublikini,proseshukumnyatidakkomprehensifdanterkesanpelakunya
mendapat perlindungan dari negara berupa tuntutan dan vonis yang sangat
rendah(Hanya5dan7bulanpenjara);
2. PascaDemoAntiRasismetanggal19Agustus2019dan29Agustus2019,telah
ada konspirasi krimiminalisasi lewat pernyataanMenteri PolitikHukumdan
Keamanan Republik Indonesia yang menyatakan, “Benny Wenda sebagai
actor utama kerusuhan di Papua dan Papua Barat.Wenda juga
melakukankonspirasidenganaktor-aktor lokaluntukmembuatkisruh
suasana.Pihak local yang diajak kerjasama diantaranya Aliansi
Mahasiswa Papua (AMP), dan Komite Nasional Papua Barat
(KNPB).Memang ada satu konspirasi antara Benny Wenda dengan
organisasi itu.Baik KNPB maupun AMP, itu ada, jadi bukan mengada-
ada.Itulah yangkemudianmendorong terjadinya satu demontrasi yang
anakhis.”, pernyataan konspirasi yang sama disampaikan oleh Kapolri
Jenderal Tito Karnavian, “Saya sudah dapat beberapa data, KNPB main,
ULMWP main dan saya tahu rangkaiannya kemana.Termasuk gerakan
AMP, teman-teman adik-adik Aliansi Mahasiswa Papua, ini juga
digerakanolehmereka. Jadi apa yang terjadi saat ini di luar itu semua
didesaianolehkelompokyangadadisini.Danituakansayakejar”
Menjadi pertanyaan,mengapa Negaramelalui Kepolisian tidak seriusmengusut
dan memproses hukum pelaku-pelaku Rasisme yang berasal dari TNI, Polisi,
Ormas-OrmasReaksionirdanorangdariPartaiBesardiRepublikini?selanjutnya
memberikanvonisyangberatkarena rasismemerupakankejahatanyang sudah
diatur dalam regulasi internasional dan nasional sebagai kejahatan serius yang
perluditanganisecaraseriuspulaolehaparatnegara.
KonspirasiNegaratersebutsangatnyata,PascademoantirasismediPapuayang
terjadibukankasusrasismediselesaikansebagaimomentummerubahbangsaini
kearah yang lebih baik, yang terjadi justru rasisme, intimidasi dan persekusi
berlanjut terhadap rakyat Papua dalam penegakan hukum, pada bulan Agustus
2019 telah terjadi pengerahan Pasukan Gabungan TNI/Polri dariMaluku Utara,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur,
KalimantanBarat, Sumatera Selatan, Jambi dan Jakarta, pada kurunwaktu yang
sama, dalam kurun waktu Bulan Agustus 2019 sampai dengan Oktober 2019,
kurang lebih1.000orangditangkapsebagaidampakdaridemoantirasismedan
terdapat kurang lebih 69 orang di Papua dan Papua Barat di proses hukum
termasuk Terdakwa Buktar Tabuni bersama Terdakwa Agus Kossay, Terdakwa
Steven Itlay, Terdakwa Ferry Kombo, Terdakwa Alex Gobay, Terdakwa Hengky
HilapokdanTerdakwaIrwanusUropmabin.
Mengenai ketentuan hukum yang diterapkan alangkah baiknya kitamelihat sisi
historisnya, sebagaimana diketahui bahwa KUHPidana kita berasal dari
KUHPidana Nederland (Negeri Belanda). Melalui Asas Korkodansi dalam pasal
131 I.S. KUH Pidana Nederland tersebut diberlakukan/diterapkan di negara
Jajahan diHindiaBelanda termasuk ketentuan dalamDakwaan : Pasal 106, 107
dan110KUHP,yangolehPemerintahHindiaBelandapemberlakuanpasalaanslag
3
(menyerang) kini disebutmakar ini ditujukan untukmenjaga keutuhanwilayah
jajahanHindiaBelandatermasukIndonesia.
Timbulpertanyaansekarang,apakahpasal-pasaldalamdakwaanPasal106,107
dan 110 KUHP yang dipakai oleh penjajah Pemerintah Hindia Belanda untuk
menjaga keutuhan wilayah jajahannya, masih dapat dipertahankan didalam
NegaraRepublikIndonesiayangkatanyaNegaramerdekadanberdaulatsekarang
ini ? Dalam alam demokrasi saat ini pemberlakuan pasal makar sebagaimana
tersebut diatas telahmembatasi kehendakPasal 28UUD1945dan secara tidak
sadarkitatelahmewarisisistemdanpola-polayangditerapkanolehPemerintah
Hindia Belanda. Pertanyaan apakah kita akan mengulang kesalahan penjajah
Belanda dahulu ?. Selayaknya kitamembaca dan bercermin pada sejarah untuk
lebih menghidupkan pengertian “merdeka” dalam pengertian yang lebih
luas/tidaksempit,karenaitupenggunaanpasalmakartersebutdiatasseharusnya
sudahtidaklayakdipertahankanlagidalampenegakanhukumdinegeriini.
Bila kita ingin mencari solusi atas problem sosial politik yang terjadi di tanah
Papua umumnya dari akar masalahnya, maka harus ada ruang dialog untuk
menyelesaikan akumulasimasalah-masalah sosial politik, hal dialog yang paling
mendasar adalah menyelesaikan akar masalah di Papua yang disebut dengan,
“PELURUSAN SEJARAH”, secara obyektif danmasing-masing pihak yang terlibat
dalamdialogharussepakatmenerimaapapunhasilnya.Prosesinisangatpenting
untukdilakukankarenasangatmenentukanrealitasintegritasbangsaPapuahari
ini, karena sampai saat ini mengenai sejarah integrasi Papua oleh mayoritas
masyarakatPapuamasihdinilaikaburdanmasyarakattahukarenapolitiksengaja
dikaburkan. Klarifikasi perlu untuk dilakukan hari ini dengan semangat
“Keinginan baik” kita semua, baik pemerintah, masyarakat maupun aparat
penegakhukumyangterlibatdalampersidangansaatini.
Adapunhal-halyangsangaturgentuntukdiklasifikasikansertamenjadipenyebab
timbulnyapergolakanpolitikditanahPapuamenurutkamiTimPenasehatHukum
ParaTerdakwaantaralain:
1. BahwasampaisaatinisebagianbesarmasyarakatPapuamembenarkanbahwa
Papua pernah berdaulat sejak tanggal 01 Desember 1961. Subtansinya jelas
butuhklarifikasi,sebabsoaliniadarelevansinyadengansalahsatubutirisiTri
Komando Rakyat (TRIKORA) yang menyatakan : “Bubarkan Negara Boneka
PapuabuatanBelanda”.
2. Bahwa lahirnya New York Agreement (Perjanjian New York) tanggal 15
Agustus 1962 olehMayoritasRakyat Papua dipertanyakan dasar hukumnya,
karena rakyat Papua menganggap itu sebagai pelecehan terhadap
integritasnya, karena sebagai anak negeri yang hidup diatas tanah ini tidak
pernah diikut sertakan dalam perundingan-perundingan antara Indonesia,
Belanda dengan fasilitator Mr. Elswort Bunker sebagai wakil Perserikatan
Bangsa-Bangsa padahal sangat disadari bahwa konsep Elwort Bunker itulah
cikalbakalisiPerjanjianNewYork1962yangmenentukanmasadepanbangsa
dantanahini.
3. Bahwa Penyerahan Kedaulatan dari Belanda ke UNTEA dan UNTEA ke
Indonesia menurut Perjanjian New York dilakukan dengan 2 (dua) tahap
denganmekanismetahappertamaBelandamenyerahkankedaulatantanahini
ke UNTEA dan tahap kedua UNTEA akan menyerahkan kepada Indonesia
dengan syarat setelah diserahkan kepada Indonesia akan dilakukan self
determination, plebisit atau lebih dikenal dengan PEPERA (Penentuan
PendapatRakyat)denganbataswaktuakhirtahun1969.
4. Bahwa Rezim Orde Baru telahmengingkari perjanjian New York 1962 yang
padadasarnyamenyatakanbahwadalamsemangatPerjanjianNewYork1962
dan Statuta Roma 20-21 Mei 1969 dilakukan untuk kepentingan dan
kesejahteraanrakyatPapuanamunkenyataanyangditerimaolehmasyarakat
Papua sejak Penentuan Pendapat Rakyat sampai adanya Kabinet
Pembangunan dibawah rezim Suharto justru tidak menunjukan realisasi
semangattersebut;
4
5. Bahwa di Era Reformasi sejak tumbangnya Rezim Orde Baru, baik masa
pemerintahanPresidenHabibie,Gusdur,Megawati,SusiloBambangYudoyono
dan kini dibawah Pemerintahan Joko Widodo, persoalan “PELURUSAN
SEJARAH”,belummendapatresponpenyelesaikansecarabermartabat.
Hal inilah yang masih dipertanyakan menyangkut keabsahan dan validitas
Putusan Para Orang Tuamereka dalam PEPERA Tahun 1969,masalah ini yang
sampai saat sekarang belum pernah dikomunikasikan dalam sebuah tataran
sejajar antara para tokoh daerah Papua dengan Pemerintah, bahkan ada
kecendurungan untuk ditutupi, sehingga beberapa kali meletus apa yang oleh
pihakkeamanandinamakansebagaiMakaratauGerakanSeparatisOPM.Bahkan
ada kecendurungan mempolitisir dengan melatenkan situasi demikian untuk
kepentingan-kepentinganpribadiparaoknumaparatnegaradanaparatpenegak
hukum yang akhirnyamenyebabkanmeluasnya kesenjangan-kesenjangan sosial
yangterakumulasiterusmenerusdalamperjalanansejarahdaerahPapuaini.
Contoh konkret yang telah terjadi seperti eksploitasi sumber daya alam yang
melimpah didaerah ini tanpa ada upaya untuk kesejahteraan masyarakat
sekitarnya,menumpuknyapelanggaranHAM(KasusBiakBerdarah,06Juli1998;
KasusSorong,05Juli1999;KasusTimika,02Desember1999;KasusMerauke,16
Februari 2000;KasusNabire, 28 Februari sampai dengan 4Maret 2000;Kasus,
Abepura, 07 Desember 2000, Kasus Wasior Berdarah tahun 2001, Kasus
PenyeranganAparatPascaKRPIII,19Oktober2011,KasusPaniaiBerdarah2014,
KasusDeiyai2019,KasusNduga2019-2020danKasusIntanJaya2019-2020)dan
kasus pelanggaran HAM lainnya yang hampir merata diseluruh wilayah Papua,
tanpa upaya mengadili pelakunya oleh Negara dan kesemuanya terakumulasi
tanpajalankeluaryangpasti.
Pemberlakuan otonomi khusus yang oleh Pemerintah dianggap sebagai solusi
terbaik dalam implementasinya ternyata masih jauh dari harapan masyarakat
Papua,halinidisebabkanolehKebijakanPemerintahyangsangattidakkonsisten
memberlakukanUndang-Undang tersebutmisalnya soal lambangdaerah sampai
saat ini masih menjadi perdebatan karena yang dianggap sebagai simbol dan
lambangdaeraholehmasyarakatPapuayangdiamanatkanolehUndang-Undang
Nomor21Tahun2001tentangOtonomiKhususBagiPropinsiPapuatersebutoleh
Pemerintahdianggapsebagaisimbol-simbolseparatiskemudiandianulirdengan
hadirnyaPeraturanPemerintahNomor:77Tahun2007tentangLambangDaerah
termasuk keberadaan bendera Bintang Kejora, selain itu untuk menyelesaikan
persoalan sejarah masa lalu dan Pelanggaran HAM telah diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propinsi
Papua soal hadirnya Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dan Pengadilan HAM
untukPropinsiPapua,hinggakinikehadirankedualembagabelumdiseriusioleh
Pemerintah sendiri. Hal ini ditambah dengan belum adanya keseriusan
Pemerintah menyelesaikan produk-produk pelaksanaan dari Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Propinsi Papua yang
tujuannya memproteksi penduduk asli Papua, ada 13 (Tiga Belas) Peraturan
DaerahKhususdan21(Duapuluhsatu)PeraturanDaerahPropinsi(Perdasi)yang
sebagian besar sampai saat ini belum diselesaikan pembahasan drafnya oleh
Pemerintah, apa yang dilakukan diatas merupakan upaya pembiaran atau
kesengajaan yang menggunakan hukum sebagai alat untuk mempertahankan
kekuasaan dan menekan eksistensi penduduk asli di Tanah Papua ini guna
melegitimasi berbagai ketidakadilan. Para Terdakwa yang saat ini menjalani
proseshukumadalahkorbandaripemikiransemacamini.
Dalam kurun waktu sekitar tahun 2004-2006, telah ada upaya dari Lembaga
Penelitian Indonesia untuk melakukan penelitian tentang Konflik di Papua,
kemudianpadatahun2008TimdariLIPIditugaskanuntukmembuatPapuaRoad
MAP(ModelPenyelesaianKonflikPapuasecaramendasardankonprehensif),dari
hasil penelitian tersebut telah dikelompokanempat isu sumber konfik di Papua
dansolusinya:
1. Isu Pertama : Masalah marginalisasi dan efek diskriminatif terhadap orang
asliPapuaakibatpembangunanekonomi,konflikpolitik,danmigrasimassal
5
kePapuasejaktahun1970.Untukmenjawabini,kebijakanafirmatifrekognisi
perludikembangkanuntukpemberdayaanorangasliPapua;
2. Isu Kedua : Kegagalan Pembangunan terutama di Bidang Pendidikan,
Kesehatan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Untuk menjawab ini di
perlukan semacam paradigma baru pembangunan yang berfokus pada
perbaikanpelayananpublikdemikesejahteraanorangasliPapuadiKampung-
Kampung;
3. Isu Ketiga : Adanya kontradiksi sejarah dan konstruksi identitas politik
antara Papua dan Jakarta. Masalah ini hanya bisa dilakukan dengan dialog
yangbermartabatdenganmelibatkansemuakomponenmasyarakatPapua.
4. Isu Keempat : Pertanggung jawaban atas kekerasan Negara di masa lalu
terhadap Masyarakat Papua. Untuk itu perlu, penegakan hukum melalui
PengadilanHakAsasiManusia (HAM)danPengungkapanKebenaranmelalui
KomisiKebenarandanRekonsiliasidiPapua,halinimerupakanpilihan-pilihan
terbaik untuk keadilan bagi masyarakat Papua, terutama korban dan
keluarganya.
SelainLIPI,solusi-solusiuntukmemecahkanproblemtersebutjugadilakukanoleh
Jaringan Damai Papua (JDP), yang terbentuk pada tanggal 06 Januari 2010,
dikoordinirolehAlmarhumDr.NelesTebaytelahmelakukankonsultasipublikdi
19Kabupaten yangadadiPapua,denganmelibatkan50Orang/perwakilantiap
kabupatendanpadatanggal5-7Juli2011,JDPtelahmelakukanKonferensiDamai
PapuasebagaiKonsultasiPubliktertinggiyangmelibatkan500Perwakilandari19
Kabupatentersebut,yangmasing-masingutusanterdiridari:UnsurFaksiPolitik,
Unsur Pemuda, sertamelibatkan pengamat dariDPRP,MRP, Pemerintah, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, Dewan Adat Papua, NGO dan lain-lain, hasil dari
Konferensi tersebut intinya dideklarasikan bahwa :Dialogmerupakan sarana
terbaikuntukmencarisolusibagipenyelesaiankonflikantaraMasyarakat
PapuadanPemerintahIndonesia;TerdapatTekaduntukmencarisolusiatas
berbagaipersoalanpolitik,keamanan,Hukum,HAM,Ekonomi,Lingkungan
Hidup serta sosial budaya di Tanah Papua melalui Dialog antara Rakyat
Papua dan Pemerintah Indonesia yang difasilisasi oleh pihak ketiga yang
netral; telah ditetapkan juru runding orang Papua yang akan berdialog
denganPemerintahIndonesia.
Menjadipertanyaanmengapatelahadaupaya-upayadamaiuntukmenyelesaikan
akar persoalan Papua, tetapimasih saja terjadi pembungkaman terhadap setiap
gerakan masyarakat sipil di Papua dengan stiqma separatis dan “jerat” hukum
pasalMakaryanghampirsetiapsaatdialamisecarabergantianolehmerekayang
memperjuangkan hak-hak dasar Masyarakat Papua, dalam tahun ini Terdakwa
yangmengalami lagi “stiqma” dan “jerat”Makar tersebut akibat dari SKENARIO
KONSPIRASI NEGARA UNTUK MENANGKAP AKTIVIS DIBALIK PERISTIWA
RASISMEDI SURABAYADANDEMOANTI RASISMEDISELURUH PAPUA SERTA
PAPUABARAT.
Kita sebagai aparat penegak hukumperlu belajar padamomentumPERISTIWA
RASISMEYANGBERDAMPAKPADADEMOANTIRASISMEDIAMERIKADAN
KINI MELUAS KE BEBERAPA NEGARA PASCA TERBUNUHNYA GEORGE
FLOYD, PERISTIWA INI PERLU DIGUNAKAN UNTUK MELIHAT KEHIDUPAN
ORANGPAPUAKEDEPAN,DENGANMENEMPATKANORANGPAPUASEBAGAI
SUBYEK UTAMA DALAMMENENTUKANMASA DEPANNYA, BUKANMENADI
OBYEK PENDERITA DALAM PENEGAKAN HUKUM DAN MEMPERPANJANG
PROSESRASISMETERHADAPORANGASLIPAPUA.
II.FAKTA-FAKTAPERSIDANGAN
1. KETERANGANSAKSI
a. KeteranganSaksi-SaksiACharge:
6
1. SaksiAGUSKUSWANTO,lahirdiAbepura,padatanggal13April
1972, jenis kelamin Laki-laki, Agama Kristen Protestan,
Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Jln. Aru
AspolAbepura,RT001RW000,Kel.KotaBaru,Kec.Abepura,
telah disumpah dan menerangkan dibawah sumpah dalam
persidangan,sebagaiberikut:
v Saksi menerangkan bahwa tanggal 09 September 2019 ada
pertemuan KNPB di Asrama Uncen (Perumnas 3), membahas
rencana aksi untuk bebaskan para tahanan yang ditangkap
dalam aksi protes rasisme 19,29 Agustus 2019 dan sedang
ditahan di Polda Papua, polisi menduga Victor Yeimo, Agus
KosaydanLuckySiep jugamengikuti rapatdimaksudsehingga
datang ke asrama untuk menangkap mereka, namun ketika
polisi tibadiasramatidakbertemutarget,polisipunkerumah
Buchtar Tabuni dan bertemu Buchtar di sebuah bukit lalu
menangkapnya/mengamankannya;
v SaksimenerangkanbahwasaatTerdakwaBuchtarhendakmau
naik mobil, ada komando, Buchtar angkat tangan lalu warga
sekitarmelemparmobildenganbatu;
v Saksimenerangkan bahwawarga yangmelakukan pelemparan
berjumlahkuranglebih20orang;
v Saksi menerangkan bahwa akibat lemparan warga dimaksud
seorangpolisiterlukadansempatdirawatdiRumahSakit;
v BahwasaksitidaktahuBuchtarTabuni,apakahikutpertemuan
tanggal09yangdilakukanKNPBdiAsramaUncenperumnas3
atautidak;
v Bahwa Saksi menerangkan, Terdakwa Buchtar ikut dalam
organisasiKNPB,PNWPdanULMWP,Organisasiyangbergerak
di diplomasi dalam dan luar negeri, menyerukan referendum,
kemerdekaanPapua;
v Bahwa Saksi mengaku sering dengar ada rapat-rapat yang
dilakukanolehBuchtarTabunitapitidaktahutempatdilakukan
danwaktunya;
v Bahwa saksi tidak tahu keterlibatan Buchtar Tabuni dalam
kegiatandemonstrasi,tanggal19dan29Agustus2019;
v Bahwa saksi menerangkan barang-barang yang ditemukan
dalamrumahBuchtarTabuniadalahLaptopdanHP,tapitidak
tahuisinya;
v Bahwa saksi mengaku mendapat info dari teman polisi (tim
penyidik) bahwa di dalam HPnya ditemukan adanya dokumen
yangdikirimkeluarnegeri;
v Bahwa saksi menerangkan demo rasisme tanggal 19 Agustus
@019 berjalan lancar, demo tanggal 29 Agustus 2019, terjadi
anarkis,pembakaranbangunandiKotaJayapura;
v Bahwa saksi menerangkan demo tanggal 19 dan 29 Agustus
2019 di Jayapura terkait eksodus mahasiswa Papua dari Jawa
karenamasalahrasismediSurabaya;
v Bahwasaksitidaktahutuntutanmahasiswa;
v Bahwasaksitidaktahuadaputusanpengadilantahun2012yang
telahberkekuatanhukumtetapbagiTerdawaBuchtarTabuni;
v Bahwa saksimengetahui keterlibatan Buchtar Tabuni di KNPB
danULMWPdariteman-teman;
7
v Bahwa saksi menerangkan korelasi penengkapan Buchrar
dengan target karena Agus Kosai kerena Buchtar salah satu
tokohyangmenyatakanreferendum.
TanggapanTerdakwa:Terdakwamenolakketerangansaksi,
karena tidak ada kaitan dengan demo anti rasisme dan
pertemuan-pertemuandiAsramaRusunawa.
2. Saksi JOKO ANGGORO, lahir di Jayapura, pada tanggal 09
Februari 1982, jenis kelamin Laki- laki, 1Agama Islam,
Pekerjaan Polri, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Jln.
BayamHamadiRT.002/RW.006Kel.HamadiDistrikJayapura
Selatan, telah disumpah dipersidangan, pada pokoknya
menerangkan,sebagaiberikut:
v BahwsaSaksimenerangkanbahwaTerdakwaBuchtarditangkap
sehubugan dengan penghasutan membangun negara di dalam
negara;
v Bahwa saksi mengaku Terdakwa Buchtar Tabuni menghasut
masyarakatsaatdemontrasidiKotaJayapura;
v Bahwa saksi mengaku melihat Terdakwa Buchtar Tabuni
melakukan demostrasi saat dulu-dulu, Terdakwa juga
melakukan orasi, dalamorasi itumasamembawabendera dan
mengatakanyel-yel;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa terdakwa sebagai ketua
ULMWP dan PNWP, bergerak di bagian diplomasi Papua
merdekaluarnegeri;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa Terdakwa Buchtar Tabuni
berhubungandenganBenyWenda,DPOPolri;
v Bahwa Saksimenerangkan bahwa tanggal 09 September 2019
tim Polda Papua ke Asrama Uncen perumnas 3 untuk tangkap
DPO yaitu Victor Yeimo, Agus Kosai dan Luky Siep, tapi tidak
ketemulalukeKamwolkertangkapTerdakwadigunung;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa sebelum Terdakwa Buchtar
Tabuni naik mobil ia mengangkat tangan kepada warga, lalu
masyarakat melakukan pelemparan terhadap mobil yang
merekatumpangidenganbatu;
v BahwaSaksimenerangkanbahwaBarangbuktiyangditemukan
dalam rumah Terdakwa Buchtar Tabuni yaitu dua HP satu
Laptop;
v BahwaSaksimenerangkanbahwaTerdakwaBuchtar tidakada
dalamkegitandemorasisme;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa Terdakwa Buchtar dulu
bergabung dengan organisasi KNPB, sekarang masuk dalam
organisasiULMWP;
v BahwaSaksimenerangkanbahwatujuanKNPBadalahdiplomasi
danbangunnegaraPapua;
v Bahwasaksimengakudalammelakukanpenangkapanterhadap
terdakwatidakdisetaisuratperintahpenangkapan;
v BahwaSaksimenerangkanbahwaLatarbelakangdemokarena
adanya peristiwa rasisme di Surabaya, Jawa Timur, ada yang
keluarkankatamonyet;
8
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa demo tanggal 19 berjalan
damai, Tuntutan Demo : minta merdeka, tuntut tahan pelaku
rasisme;
v BahwaSaksimenerangkanbahwademodarikantorMRP,lewat
kantorDPRP;
v BahwaSaksimenerangkanbahwademotanggal19Agutus2019
Terdakwatidakikut;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa 2012 ada sidang terdakwa
danadaputusannya,saatitusaksilihatsidangnya;
v Bahwa saksi tidak ada penghasutan saat Buchtar Tabuni naik
mobil saat ia ditangkap pada tangal 09 September 2019 di
Perumnas3Waena.
TanggapanTerdakwaBuchtarTabuni:
Tidak benar adanya komando kepada masyarakat yang
membuatmasyarakatsekitarmelemparmobildenganbatu;
3. SaksiFANIKARELLAIMENA,lahirdiMagelangpadatanggal08
September 1977, jenis kelamin Laki-laki, Agama Kristen
Khatolik, Pekerjaan PNS (PNS Staf Kesbangpol), Pendikan
TerakhirS1Ekonomi,KewarganegaraanIndonesia,AlamatJln.
Krisno S. No. 18 A Angkasa Distrik Jayapura Utara, telah
dibawahjanjidalampersidangansebagaiberikut:
v BahwaSaksimenerangkanbahwaTidaktahuTerdakwaBuchtar
pimpinorganisasi;
v BahwasaksitahuadaorganisaiKNPBdanOPM;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa organisasi KNPB dan OPM
tidakterdaftardiKesbangpol;
v Bahwasaksitidaktahuhubungankeduanya;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa organisasi PNWP, WPNCL,
ULMWPtidakterdaftardiKesbangpol;
v BahwasaksitahuorganisasiPNWP,WPNCL,ULMWP,organisasi
iniadadiPapua;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa konsen kerja Kesbangpol
hanyauntukorganisaiyangterdaftar;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa tidak ada kewenangan
pemerintah terhadap organisasi yang tidak terdaftar di
Kesbangpol;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa tidak ada tindakan
pemerintahuntukbubarkan;
v Bahwa saksi tidak tahu Terdakwa Buchtar Tabuni merupakan
pimpinanULMWP;
v Bahwa Saksi menerangkan bahwa tidak ada kewajiban ormas
harusterdahtardiKesbangpol,sesuaiPPOrmas;
v BahwaSaksimenerangkanbahwatidakadakewajibanmemaksa
merubahormas;
v BahwaSaksimenerangkanbahwaormasyangberkaitandengan
pemerintahwajibdidaftar;
v BahwaSaksitidaktahuBuchtarsebagaiKetuaKNPB.
TanggapanTerdakwa:Terdakwamenyatakantidakmenanggapi
karenasaksitidaktahusoalTerdakwadanaktifitasTerdakwa
9
4. SaksiSTEVENUS ITLAYALIASSTEVEN ITLAI, lahir diWamena,
padatanggal03Oktober1988, jeniskelaminLaki-laki,Agama
Kristen Khatolik, Pekerjaan Aktivis Ham (Ketua KNPB Kab.
Timika), Pendikan Terakhir SMK Neg. 3 Jayapura,
Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Jln. Kebun Siri Jln.
Freeport lama Timika Kab. Timika, telah disumpah dan
memberikan keterangan dipersidangan pada pokoknya
menerangkansebagaiberikut:
v Bahwa saksi mengaku tidak pernah diperiksa untuk perkara
BuctarTabuni;
v Bahwa saksi mengaku hanya diperiksa untuk perkara Agus
Kosay;
v Bahwa saksi merasa di tipu oleh Penyidik dalam menjelaskan
prosespemeriksaanterhadapTerdakwa;
v Saksi mengaku saat diperiksa di kepolisian dipaksa oleh
penyidik;
v SaksimenerangkanbahwaketerangandalamBAPdiambildari/
disalindariInternet;
v Bahwa saksi menerangkan bahwa tanda tangan BAP tanpa
membacaBAP;
v tidak bersedia memberikan keterangan untuk Terdakwa
BuchtarTabunidalamsidangini.
TanggapanTerdakwa :Terdakwa tidakmemberikan tanggapan
karenaSteventidakdiperiksauntukterdakwa.
b. KeteranganSaksi-SaksimeringankanADECHARGE
1. SAKSI LAURENS KADEPA, menerangkan dibawa janji dalam
persidangansebagaiberikut:
v Bahwa saksi adalah anggota DPR Provinsi Papua kini sebagai
anggotaDPRPPeriodeKeduapadaKomisi I yangberhubungan
denganBidangPemerintahan,PolitikdanHukum;
v Bahwapada aksi demodamaimenentang rasismedi Jayapura,
saksiadabersama-samamassayangberdemopadaaksipertama
tanggal 19 Agustus 2019 dan aksi kedua tanggal 29 Agustus
2019;
v Bahwasaksi tahu latarbelakangaksidemomenentangrasisme
padatanggal19Agustus2019dan29Agustus2019diJayapura
dan seluruh Papua dan Papua Barat dilatar belakangi oleh
peristiwa rasisme di Surabaya pada tanggal 16 Agustus 2019
danbeberapadaerahdi Jawasepertidi Jogjakarta,Malangdan
SemarangsertabeberapadaerahdiJawa;
v Bahwa saksi tahu aksi demo menentang rasisme yang
bertanggungjawab adalah BEM Se-Kota Jayapura dan juga
didukungspontanitasrakyatPapua,aksiinitidakdilakukanoleh
kelompokKNPBULMWPatauAMP, ini aksispontanitaskarena
rasismesudahberulang-ulangdilakukanterhadaporangPapua;
v Bahwa saksi sebagai anggota DPRP menerima informasi ini
lewat selebaran, informasi dari selebaran tersebut berkaitan
dengan aksi menentang rasisme di Surabaya, tidak ada ajakan
kepadarakyatuntukmelakukanaksianarkhis;
10
v Bahwa saksi melihat semuamasyarakat melakukan demo anti
rasisme, khusus untuk terdakwa saksi tidak melihat karena
banyaknyamassayanghadirdalamdemoantirasismetersebut;
v Bahwa ungkapan rasis yang sering dikeluarkan adalah kata
monyet, sebelum di Surabaya ada peristiwa di Jogja terhadap
Oby Kogoya, Natalius Pigay Mantan Komisioner HAM juga
dialamiTimPersipuraketikabermainbola;
v Bahwa peristiwa rasisme ini merupakan akumulasi yang
puncaknya terjadidemoanti rasismeyang terjadipada tanggal
19Agustus 2019dan 29Agustus2019 yang terjadi di Seluruh
PapuadanPapuaBarat;
v Bahwa ada pembakaran dan pengrusakan tapi saksi tidak tahu
yang melakukan pembakaran tersebut dari kelompok mana,
saksi juga tidak melihat dalam aksi tanggal 29 Agustus 2019
maupun19Agustus2019TerdakwaBuchtarTabuni;
v Bahwa saksi melihat pada tanggal 19 Agustus 2019 selain
dikoordinirolehBEMSe-KotaJayapuraadakelompokCipayung
seperti GMKI, PMKRI dan HMI serta ada juga kelompok Non
OrangAsliPapua(NonOAP)yangturutterlibatdalamaksidemo
menentangrasisme;
v Bahwa aksi diluar Kota Jayapura, yang terjadi di beberapa
Kabupaten seperti Wamena, Deiyai, Dogiyai, Yahukimo, Biak,
YapendanbeberapadaerahlaindiPapuadanPapuaBarattidak
dikoordinir oleh BEM Se-Kota Jayapura tetapi atas inisiatif
masyarakatPapuadanPapuaBaratsecaraspontanitas;
v Bahwa saksi tahu aksi tersebut saksi koordinasi terus dengan
pihak Polda dan Polresta, yang saksi tahu demo tanggal 19
Agustus2019diizinkanolehPihakKepolisian;
v Bahwa saksi tahu aksi tanggal 19 Agustus 2019, massanya
diterimaolehGubernurPapuadanjugaMuspidalainnya,setelah
itu saya tahu ada Tim yang ke Surabaya bertemu dengan
GubernurJawaTimur;
v Bahwa saksi tahu Terdakwa Buchtar Tabuni ditangkap, tapi
saksitidaktahuaktivitasnyaakhir-akhirinidantidaktahujuga
tempattinggalTerdakwa;
v Bahwa yang saksi tahu tidak ada bendera KNPB, tidak ada
benderabintangkejora,tidakadapanflet-panfletyangberkaitan
denganPapuaMerdeka;
v Bahwayangsaksitahuaksidemotersebutbertujuanmenentang
rasisme,tidakadatujuanreferendumataumemisahkandiridari
NKRI;
v Bahwa saksi menerangkan justru kelompok mahasiswa yang
bertanggung jawab dalam membantu pemerintah dan pihak
kepolisiansehinggaaksidemoiniberakhirdengandamai,kalau
tidak ada kelompok mahasiswa, dapat terjadi tindakan yang
lebih parah lagi, Kota Jayapura bisa terjadi kerusakan dan
kebakarandimana-mana(merah);
v Bahwa saksi menerangkan sebagai Anggota DPRP ketujuh
terdakwa ini adalah korban dari rasisme mereka tidak salah
terkait dengan aksi tanggal 19 Agustus 2019 dan 29 Agustus
2019.Terutama jikadikaitkandenganULMWP,KNPBdanAMP
itusangatsalah,aksitersebuttidakadakaitandenganULMWP,
KNPB dan AMP itu spontanitas dari Masyarakat Papua dalam
11
rangka menolak rasisme, jadi hakim yang mulia saya harap
keadilanditegakanbagimereka.
TanggapanTerdakwa:
v Saya harap PH saya menghadirkan Saksi yang melihat
peristiwa tanggal 9 September 2019, ini sudah membias
diluaryangsayaalami;
v Sayamerasaditipuolehpenyidik,karenadiawal informasi
dari penyidik dijemput berkaitan dengan kasus
pelemparan;
v Saya tidak ada tanggal 19 Agustus 2019 dan 29 Agustus
2019.
2. SAKSIPdt.ARMINKOGOYA,S.Th,menerangkandibawajanjidalam
persidangansebagaiberikut:
v Bahwa saksi adalah tetangga dari Terdakwa Buchtar Tabuni,
jarakantararumahsaksidanTerdakwakuranglebih100meter;
v Bahwa saksi dan terdakwa tetangga dan bersama-sama
berkebun,kebunkamidarirumahkuranglebih200meter;
v Bahwa pada hari Sabtu, tanggal 7 September 2019 Terdakwa
Buchtar Tabuni kerumah saksi, saksi mengajak Terdakwa
bersama-samakerjakebun;
v Bahwa pada hari Senin, tanggal 9 September 2019, saksi
bersamaTerdakwakerjadikebun,laluTerdakwapulang;
v Bahwasaksisaatitukedepanbelanjauntukmasak,lalumelihat
anggota sudah berkumpul di putaran taxi Perumnas 3, saksi
belanjabawakerumahuntukmasak;
v Bahwa saat itu saksi melihat anggota polisi sudah datang dan
tangkap terdakwa bersama banyak orang saat itu, termasuk
seorangperempuanditangkapdandibawakePolsekAbe;
v Bahwa saksi tahu ditangkap pada jam 10.00 Pagi, anggota
menggunakanbanyakmobilmerekasweepingdiAsramaUncen
lalumerekanaikkeKampwolker, jadibukansatuarah,mereka
dariBuperdanJalanBaru;
v BahwayangsaksitahupadasaatituTerdakwaditangkappada
Jam05.30Sore(17.30WIT)dansaatitusaksiberadadirumah;
v Bahwa saat penangkapan banyak mobil datang dari jembatan,
lalu3mobilyangsatumobilPickUpdanduamobilkacagelap
avansa. Yang satu parker dihalaman bagian bawa, yang satu
parkir dihalaman rumah tetangga, lalu mereka tangkap
Terdakwanaikankemobil;
v Bahwa saat melakukan penangkapan, aparat mengeluarkan
tembakan yang membuat masyarakat takut, saksi saat itu ada
tapimenghindartembakanjuga;
v Bahwa saat itu saksi bersamamasyarakatmenanyakan kepada
polisi, terdakwa dibawa kemana? Bawa ke Polsek, Polres atau
Brimob? Tapi ada bunyi tembakan lagi sehingga massa semua
larimenghindar;
v Bahwaadadaribelakangmasayangmelakukanpelemparandan
kejarpolisiyangmembawaTerdakwa,Terdakwaangkattangan
danmengatakaninisayaditangkapadekembalimundur;
12
v Bahwa saat dibawa dengan mobil terdakwa turunkan kaca,
angkat tangan dari dalam mobil dan sampaikan saya sudah
ditangkapjadiwargajangankejar;
v Bahwa saksi bersama massa saat itu tidak tahu Terdakwa
dibawakemana,saksiyangmengarahkanmassauntukbubarkan
dirisaatitu;
v Bahwa selain berkebun, Terdakwa bersama saksi juga
memeliharaternaksepertiBabi;
v Bahwa saksi sudahmengenal Terdakwadari2015sejak sama-
samatingggaldiKampWolker.
TanggapanTerdakwa:Benarketerangansaksi,Terdakwatidak
keberatan
2. KETERANGANAHLI
a. KETERANGANAHLIDARIJPU
Ahli yang diajukan Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan untuk
menerangkankeahliannyasehubungandenganperkarainiadalah:
1. AhliBahasaDr.APRIANUS SALAM,M.Hum, lahir diRiau, pada
tanggal 07 April 1965, jenis kelamin Laki-laki, Agama Islam,
Pekerjaan Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah
Mada dan Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Pendidikan
Terakhir S3, Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Jln. Kantor
PusatStudiKebudayaanUGM,Jl.TrengguliNo.E9,Bulaksumur,
Yogyakarta, telah disumpah, pada pokoknya menerangkan
dipersidangansebagaiberikut:
v Bahwa antara tema dengan dengan foto dan video yang
ditunjukan Kalau secara Ilmu kebahasaan dalam perspektif
strukturalmisalnya itubagian–bagianperistiwa-peristiwakecil
yang merupakan bangunan peristiwa besar yang secara
keseluruhan. Peristiwa besar berdiri dari peristiwa-peristiwa
kecil yang selalu ada terkait dengan konteks peristiwa secara
keseluruhan. Secara teori kemudian teori itu berpendapat
bahwatidakadaperistiwadidalamsatukonteksterlepasberdiri
sendiri-sendiri,merupakanrangkaian–rangkaianyangselalu;
v Bahwa Terkait dengan peristiwa saya hanya menganalisis
berdasarkan data/dokumen-dokumen yang diberikan kepada
saya, jadi ada peristiwa-peristiwa tertentu, demonstrasi ada
peristiwa statement-statement yang terkait dengan Papua
merdeka, pengibaran bendera bintang kejora, kemudian ada
statement–statemenyangmungkinbisamasukkesoalrasisme,
statement monyet, kolonial dan seterusnya ini statement yang
sebetulnya dari peristiwa”tertentu yang sekarang. Bagian tadi
membangun peristiwa yang lebih besar yakni bagaimana
kemudiansebagiankelompok”tertentumenyampaikanaspirasi
tadi ada dan tetapi didalammenyampaikan aspirasi tadi, ada
kesepakatansimbolikyangbesifatnasional,bersifatkenegaraan
yangbersifatkebangsaanyangmelanggarkesepakatansimbolik
tadi;v Bahwa saksi mengsinergikan teori bahasa ada yang teori pri
structural simiotik, ada teori wacana, hermenetik. Memang
setiapdisiplinilmubahasa,ilmuhukum,ilmuekonomidiapunya
registerdiapunyapengertian-pengertiantertentuyangkadang-
kadang perlu disesuaikan dengan paradigma ilmu
kedisiplinannyakami sebagai ahlibahasa tentu sajapengertian
yangdianggapbakuyangadadikamusbesarbahasaIndonesia,
13
kitabisa lihatbersama,walaupun tentu sajaberpendapatnanti
belumtentupersissepertikamus,karenasayajugabolehberhak
berpendapat.Tapisayakirabenangmerahnyasamajadiiniyang
perlu dipahami bahwa kadang-kadang pengertian-pengertian
yang di ilmu hukum bahasa, di ilmu ekonomi, ilmu politik itu
pengertian kata-kata referendum misalnya tidak persis sama
tapi tentu saja ada sati dua yangmenjadi benangmerahuntuk
dipakaibersamasehinggakemudianorangketikamenggunakan
kata refendum itu mempunyai pengertian yang lebih kurang
sama, cuma penggunaan bahasa itu kemudian sesuai dengan
konteksnya bahasa hukum, ekonomi, yang sesuai dengan
konteksnya disiplin yang berbeda-beda tetapi saya kira kamus
besar bahasa Indonesia bisa di jadikan pedoman dasar untuk
memberikan pengertian sebelum masuk kedalam disiplin-
disiplinkeilmuanlainnya;
v Bahwa sekelompok masyarakat boleh saja menyampaikan
aspirasisebagaiwargaNegara,tetapiketikakemudiandidalam
proses berkomunikasi ada hal – hal kemudian terjadi
pelanggaranyangdisepakatidarisegiitukebahasaanmelanggar
proseskomunikasitetapikalaukemudianbisasajapelanggaran
–pelanggarantadibisadimasukankeranahhukum/pengadilan
;v Bahwa nanti Ahli hukum akan menjelaskannya, saya
menjelaskan dari segi kebahasaan hanya mempersoalkan
apakah dalam cara berkomunikasi, menyampaikan pendapat,
menyampaikan aspirasi itu dari segi bahasanya apakah ada
pelanggaran kesepakatan simboliknya atau tidak ? saya hanya
sampaidisitusaja.Apakahnantistatementitudilindungihukum
atautidaksilakandiklarifikasiolehAhlihukum.
v Bahwa saksi telahmenulis buku tentangMakar Simbolik pada
bagianBabV;
v Bahwasaksimenulisitusetelahsaksimempelajarikasuspapua
ada peristiwa tentang sekelompok masyarakat / warga
melakukan tindakan-tindakan simbolik dengan menurunkan
bendera merah putih, mengibarkan bendera lain, itu saya
berpikir;
v Bahwa hubungan relasi dengan maknanya, makna mana yang
bersifat kordinatif, makna-makna yang bersifat korelatif, dan
makna-makna yang bersifat kontradiktif sebetulnya relasinya
makna kontradiktif jadi makna-makna tidak harus sama tapi,
maknakontradiktifpundapatdisatukandalamsatukonteks;
v BahwaItubisaberbeda,jaditidakadakemudianisuitudipilah-
pilah. Kemudian dalam ilmu kebahasanan diambil satu organ
tertentukemudiandi anlisisdenganmemisahkanorgan tadidi
dalamkontekskeseluruhanjadimalahtidakbisadipahamilagi;v Bahwasayatidakmelihatberkas7Terdakwa;
v BahwasayahanyadiberikansatuberkasberdasarkanKasus;
v Bahwa setiap ada kasus, ada statement saksi ditanyakan
bagaimana menurut pendapat saksi, saksi tidak harus
mengkaitkansiapadenganpernyataanitu,kemudianadaBAP7
orangdanjugapernyataantertulis.v BahwaKasusdanstatementberbeda-beda;
v Bahwa Istilah rasisme dan anti rasisme itu prasangka –
prasangkaideologisteoritentangIdeologibicarakandalamteori
kebahasaan, jadiprasangka–prasangka Ideologisbaik rasisme
dan anti rasismesebetulnya sama – sama rasisme, persoalan –
persoalan tertentu, penolakan – penolakan tertentu, menolak
rasisme dia juga punya ada rasisme tertentu yang dia pegang,
apakah itu kemudian rasis dengan berbasis secara teoritis,
rasisme itu dasarnya genetik apakah warna kulit, apakah
berkaitan dengan turunan dan seterusnya. Tetapi sebetulnya
14
yang perlu dipahami sama adalah bahwa penggunaan kata
rasisme dan anti rasisme itu permainan politisasi makna,
semuanya punya kepentingan jadi diperiksa saja apakah
steatmenitusecarahistorismaupunsecarakebahasaanmaupun
secara politik atau nanti kalau itu sudah clear bisa menjadi
masalahhukumatautidak;v Bahwa Implikasi itu ada bukan soal rasismenya, implikasinya
terhadap kemungkinan penolakan-penolakan terhadap anti
rasisme,kitatidakbisamemfokusdalamsatukontekskemudian
diambil kasusnya tapi implikasi yang serius tentu saja bentuk
perlawanan sehingga ada orang, sekelompok orang
berkepentinganapakahituterkaitdenganbenderaatauapakah
itu terkait denga pernyataan – pernyataan tertentu yang
mungkin bisa bersifat tuduhanmaupun penghinaan itu semua
implikasi–implikasiyanglebihpentingdarisekedarmemahami
apakahiturasismeatauantirasisme;
v Bahwa Kita punya kesepakatan kata monyet kalau berdiri
sendiri tidak ada masalah, tapi kalau kita menunjukan secara
ikonik ini gambar monyet kemudian kata monyet ada proses
historis yang menyebabkan kemudian namanya istilahnya
prioratif atau prio…atau istilah bahasanya menjadi berubah
maknanya,kemudiankataitudipakaiuntukpenghinaanitujadi
bermasalah,jadimaksudsayaitu.
Ada makna – makna yang kemudian, dulu kata betina sangat
terhormat dipakai, sekarang seorang wanita dikatakan dasar
betina kamudipakai jadi tidak benarwanita tadimerasa tidak
terima,diabisasajamelapormenjadiperistiwa;
Tanggapan Terdakwa : Terdakwa menolak keterangan Ahli
karenatidakadakaitandengaTerdakwa
2. Ahli Psikologi Sosial Politik, A Prof. Dr. HAMDIMULUK, Ph.D,
lahir di Padang Panjang, pada tanggal 31 Maret 1966, jenis
kelamin Laki-laki, Agama Islam, Pekerjaan
Dosen,KewarganegaraanIndonesia,AlamatGedungBLantai2
Ruang B 107, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jl.
Margonda Raya, Pondok Cina, Kec. Beji, Kota Depok, Jawa
Barat.16424, telah disumpah, dam memberikan keterangan
dipersidanganpadapokoknyamenerangkan,sebagaiberikut:
v Bahwa gerakan–gerakan yang berasal dari kelompok –
kelompok isurgensi jugaada kelompok–kelompokMahasiswa
kitatahubahwaadamisalnyaHMI,PMKRI,HMIDANGMKItapi
jugaterdakwaadayangberbasisdariunsurmahasiswa;
v Bahwa gerakan menjadi besar itu kalau simpatisan semakin
banyakjadiunsur–unsuryangtermotivasiuntukmelakukanitu
menjadilebihluaruntukgerakan–gerakanaksikolektifmenjadi
besar itu yang dari awal. Saya katakan dalam kasus Papua ini
seperti yang saya lihat ada sama ada gerakan – gerakan yang
motifnya menuntut diskriminasi dan juga banyak melibatkan
elemen–elemen tertentu jelasdalamanatomigerakan inibisa
diidentifikasi bahwa itu ada kalau saya lihat baik yang
ditemukan oleh penyilik ini ada rapat–rapat persiapan yang
cukupintensifitujugamelibatkanintensiflantastermasukjuga
kelompok insurgensi dan juga aspirasi ini belakang mulai
buatanya misalnya kalau kita lihat anatomi gerakan itu
berkembangmenjadiliarbiargerekantersebutkearahmakar;
v Bahwacarauntukmenemukankemerdekandanseterusnyadan
betul bahwa di gerakan ini seperti penasehat hukum katakan
gerakan–gerakancivilsocietylain;
15
v Bahwa seperti yang berita acara saksi lihat itu mulai
berkembang gerakan aspirasi memungkinkan di picu
kemerdekaan, ketidakpusan karena dan negara demokratif
memangadabatasan–batasanyangjelasbahwaketikaitusuatu
sudah masuk ke titik mengrongrong menyeruhkan mengajak
oranguntukmendeklarasikanpemerintahanyangsahmenyuruh
oranguntukmendelegitimasisebuahgerakan,bisabersifatnon
violence dan juga bisa violence bisa juga pengembangkan
gerakan sipil bisa berunjuk pada gerakan pemaksukan. Dalam
anatomi sekarang masa yang terjadi di Papua saya melihat
semua bahwa kita harus tahu kalau sudah jelas menyangkut
merongrong, gerakan surgensi atau gerakan poltisi untuk
apakah menawarkan suatu kedaulatan termasuk kewenangan
simbol, simbol yang dipahami oleh seluruh rakyat sebagai
sebagaisimbolsebagaiketidakpatuhanuntukmemisahkandiri.
Ini yang ditakutkan aspirasi yang meluas dan akan mejadi
gerakan insurgensi yang mengancam NKRI. Apabila aparat
kemananbertindakitusesuatuhalyangwajar;
v Bahwa begini memang memisahkan mana yang terhadap
aspirasidanmanayang sudahberkembang jadi,usaha–usaha
untuk insurgensii atau usaha – usaha ke arah makar, usaha
aspirasi ke arah kemerdekaan itu. Ini memang tugas penyidik
untuk mengumpulkan bukti – bukti mulai rapat – rapat
bersiapan dan mengumpulkan semua barang bukti. Ini semua
menyangkut apa yang menjadi aspirasi orang–orang yang
bergerak di lapangan itu. Tentu titik focus pada praktek –
praktek, dalam sebuah gerakan masal yang mungkin sudah
mengarah pada insurgensi tadi gerakan – gerakan makar dan
seterusnya;
v Bahwa Yang pertama–tama harus diselidiki tentu adalah
leader,kita tidak bicara follower banyak sekali ribuan orang –
orang pasti ikut – ikut titik focus kepada penggerak –
penggeraknya dulu. Penggerak itu bisa orang–perorang,
organsasi dan secara hukum kita sebut sebagai organisasi dan
organisator yang namanya korlap dan ada orang yang
mengornisir itu yang diselidki dulu. Itu actor – actor praktek
tentu nanti kita harus pilah–pilah namun yang menyuarakan
murni, diskriminasi maka mulai mengara kea rah – arah
motifnyakegerakanmakarinikitalakukan;
v Bahwa ada usahamelegitimasi sebuah resim yang sah usaha –
usaha untuk mengajak melakukan usaha untuk melakukan
pembakatannyaketidakpatuandanmenyuarakantidakpercaya
padarezimsemacam–semacamituisinyapoliticaldelegitimasi
itu sering dikatakan usaha untuk subjensi mungkin sekedar
menyampaikanasipirasitapimemangdilematisjugaDalamaksi
juga. Kalau memang adalah untuk di percaya, minta Merdeka
jugadimaksudpadaIsubjensi;
v Bahwasetelahituapakahgerakaniniberkembangberkolaborasi
dengankelompok–kelompokyangmenyuarakaninsurgensiitu
pada titik itu sajabahwaada selebarankertasyangdiserahkan
Gubernuruntukpelakudiskriminasitindaklanjut;v Bahwa artinya dalam sebuah proses negara demokrasi itu
dimungkinkan, proses politik yang sah paling tidak depannya
konggres MPR, atau MA atau seluruh Indonesia sepakat ada
referendumpaling tidak satuprovinsiminta berdiri sendiri itu
namanyareferendum;v Bahwa di seluruh dunia rasisme selalu tantangan bagaimana
jugahubunganyangharmonisdaripadamasyarakatyangsecara
ras, beragama sangat majemuk ragam, sas hubungan yang
harmonis itu saling menghormati tolerensi, tidak menghina,
16
tidak menyakiti satu sama lain karena memang secara kodrat
kitasudahbedasecararasial.
v BahwaSecararasial,secaraagama,kebudayaanyangberbeda–
berbeda, kebiasan yang berbeda-beda masyarakat majemuk
dalam fisikologi lingkungan. Bagaimana setiap kelompok –
kelompok saling menghormati memang kalau pengusiran
terhadap ras lain orang akan mengatakan ini dalam fisikologi
politik. Rasisme itu diindentifikasikan sebagai sebuah sikap
kepada kelompok ras yang berbeda dari orang jadi masalah
sikap lahir, sikap kadang tidak diikuti dengan hal – hal yang
misalnyaperasaan,andapunyaperasannegatifterhadaphal–hal
jadi dalam Indonesia sikap – sikap rasisme itu berpotensi saja
terjaditidakhanyaorangnonPapuaterhadaporangPapuajuga
sebaliknya. Rasisme itu dalam fisikologi politik di definisikan
sebagaisebuahsikapnegatif terhadapkelompok lainkelompok
itu, kelompok ras, kelompoksuku,kelompokbedaagamasama
sajadalampersepktifkalauorangyangpunyaprasangkaorang
punya pandangan – pandangan tertentu terhadap sebuah ras,
agama,danseterusnyaberkembangmenjadiprasangka;v Bahwa Persoalan rasisme akan selalu menjadi tantangan
terhadap negara demokrasi tidak hanya Indonesia, seluruh
Negara di dunia menganggap ini sebuah tantangan kita
berbangsa, bernegara bagaimana kita mengembangkan
kehidupanyangtoleran,dikusiftidakmembeda-bedakanorang
berdasarkansuku,ras.agamakelompokyangberbedakitasudah
sepakathidupbersamadalamkrangkaNKRImulaidari sabang
sampai Merauke setiap orang berdiri sama, setara sepanjang
warga sama hak – warga Republik yang sama hak – haknya
harus dihormati dan Problem ini dimasyarkat tantangan
masyarakatdemokratif.
Tanggapan Terdakwa : Terdakwa menolak keterangan Ahli
karenatidakadakaitandengaTerdakwa
3. AhliHukumTataNegara,MuhammadRullyandi,S.H.,MH,lahir
di Jakarta, pada tanggal 26 Juli 1986, jenis kelamin Laki-laki,
Agama Islam, Pekerjaan Dosen, Pendidikan sedang
menyelesaikan studi S3 HukumTata Negara di pasca sarjana
Program Doctor Ilmu Hukum Universitas Padjajaran,
Kewarganegaraan Indonesia, Alamat Jln. Pulo Sirih Timur 7
Blok CC No. 33 Pekayon Jaya, Bekasi, telah disumpah,
dipersidanganpadapokoknyamenerangkansebagaiberikut:
v Bahwa Secara prosedur dalam berdemo, memang ada
pemberitahuan, Jikalau pemberitahuan itu sudah disampaikan
tapi kegiatannya, dilapangan tidak sesuai dengan isi
pemberitahuan,makaPolrimengambilTindakantegas;
v Bahwa Demo itu harus tunduk pada Undang-Undang,
demonstrasiadalahbagiandarikebebasanmenyatakanpikiran
dengan lisan karena itu harus tunduk pada Undang-Undang
tentangKemerdekaanmenyampaikanpendapatdimukaUmum.
Jadi wajib menaati dan ada aturan khususmenjaga keutuhan
persatuan bangsa, Jadi ada kewajiban kepada setiap warga
Negara disampingDemonstrasi adalahHakwargaNegara yang
diaturdalamUndang-UndangDasarNegaraRepublik Indonesia
Tahun1945.JadiadahakyangdijamindanPerlindunganHukum
Pasal 5 kemudian ada Kewajiban. Kewajiban itu merupakan
tanggungjawab individu-individu semua yang terlibat dalam
demonstrasikalau ternyatamateri substansi yangdisampaikan
didepanpublik ternyatamengandungunsurseparatis, ternyata
17
ada unsurmakar terpenuhi perlawanan terhadap fundamental
Negara maka Negara harus tegas mengambil sikap penegakan
Hukumnya dan ini bukan sebatas pada prosedural. Pada
prinsipnyaKegiatanyangdilarangUndang-Undangmerekatidak
terbuka secara public tapimemilikimisi tertentu yangmereka
rahasiakan sehingga barangkali aparat penegak hukum juga
tidak melihat secara kasat mata bahwa ternyata ada kegiatan
yang berpotensi merupakan kegiatan demonstrasi yang
menyampaikan demo separatis berujung pada pemisahan
terhadap NKRI, ini yang harus diwaspadai bahkan harus
dilakukan Tindakan tegas dan ternyata dilapangan terjadi
kegiatanyangtidaksesuaisepertiKasusdemoyangterjadipada
19Agustus2019dan29Agustus2019;
v BahwaPemberitahuanadalahKewajiban,Kewajibanyangharus
dipenuhiolehsetiapwargaNegarasebelummelakukantidakan
berdemonstrasi , itu Kewajiban melakukan pemberitahuan.
Kalau permohonan ijin, jelas permohonan ijin itu secara resmi,
meminta ijin untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
Meskipun pemberitahuan dan permohonan ijin itu harus ada
permohonan ijindariaparatuntukmemperbolehkanatautidak
memperbolehkan dalam hal diskresi apparat penegak hukum,
kewenangan subyektivitas dan objektivitas apparat penegak
hukum maka yang harus kita garis bawahi apakah
pemberitahuan itu meskipun dengan berbagai cara
merahasiakan kegiatan inti dari kegiatan yang dilakukan pada
suatu kegiatan demonstrasi sehingga tidak ketahuan oleh
apparat penegak hukum seolah-olah itu menjadi legal/ resmi,
tiba-tibapada saatdilapanganberkembang liardilapangandan
menimbulkankontraproduktifsikapkewajibanpemberitahuan
yang disampaikan oleh setiap orang atau setiap warga negara
yangdilakukanberdemonstrasisebagaimanatadi;
v Bahwa Tidak bisa diukur dari perspektif procedural, karena
begini perspektik prosedural untuk kegiatan boleh tidaknya
orang berkumpul, berdemonstrasi. Itu tidak menjamin dengan
hanya orang memberikan surat pemberitahuan saja karena
terjadinyasuatutindakpidanayangdisebuttadimakarataupun
adakegiatanlainyangkatakanlahternyataadakerusuhanchaos
makabisasajapenegakhukummenerapkanPasallainbisasaja
Pasal 160 KUHP tentang Penghasutan , Orang dihasut supaya
buat kerusuhan dalam demonstrasi bahkan dengan sendirinya
peristiwa-peristiwa kerusuhan itu tdak secara otomatis kebal
hukum, meskipun dikatakan bahwa saya hadir kesini Ketua
pelaksana demonstrasi punya ijin dari aparat penegak hukum
sehingga apapun yang terjadi tidak boleh ditindak. Tidak bisa
begitu. Itu namanya seolah-olah kebal hukum. Yang ingin saya
garisbawahidisiniadalahdimanayangterjadidilapangan, ada
hal-hal yang terjadi bertentangan dengan Undang-Undang
ataukahmeskipunkebebasanmenyampaikanpendapatdijamin
Undang-Undang Dasar 1945 tapi dibatasi juga oleh Undang-
Undang;
v BahwaStatemenitumelawanpenjajahan.BahwaPenjajahanitu
Tindakan yang melanggar hak suatu bangsa dan tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan karena itulah
Undang-undang Dasar 1945 didalam pembukaannya
mengatakan bahwa Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa.
Hak SegalaBangsaUntukMerdeka itu dengan susunanNegara
berdasarkan Kedaulatan Rakyat, berdasarkan Ketuhanan yang
Mahas Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia,KerakyatanYangdiPimpinOlehHikmatKebijaksaan
Dalam Permusyawaratan Rakyat dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, karena itulah pembukaan Undang-
18
UndangDasar1945dalamperspektif ilmuHukumTataNegara
yang menjadi recht side dalam bahasa belanda yang artinya
Cinta Hukum. Memberi makna hukum dalam sebuah tatanan
hukumpositivedimulaidariPasal-PasalUndang-UndangDasar
1945 sampai dengan Pasal-Pasal Undang-Undang dibawahnya.
Jadi tidakadaNegaradidalamNegaraprinsipnya,karena itulan
NegaraKesatuanRepublikIndonesiatidakbolehadayangkeluar
dari Wilayah NKRI. Tadi Saya sudah gambarkan dari aspek
sejarahterpaksabahwaBangsakitamenganutIndonesiaSerikat
1949 kita menjadi Negara Federal karena kita berusaha
mempertahankan wilayah NKRI dari ancaman belanda yang
datang Kembali ke Indonesia. Kita rela setiap Daerah disebut
Negara Bagian. Ada Negara Indonesia tapia da Negara Bagian,
NegaraBagianMadura,NegaraBagianIndonesiaTimur,Negara
BagianPasudan,NegaraBagianSumateraSelatan,itulahNegara
BagianyangdikuasaiolehNegaraPemerintahanHindiaBelanda
padasaattahun1949setelahIndonesiamerdeka,karenaitukita
tidak boleh menganggap soal wilayah NKRI soal wilayah
kebebasan saja, setiap wlayah utuh menyatakan aspirasinya
menjadikan Negara selain Indonesia. Itulah makna Historikal
yang kita tanamkan dalam jiwa sanubari kita sebagai Anak
Bangsa,yangmulia.DalamperspektifIlmuHukumTataNegara,
Negara sudah memprediksi forward looking bahwa jangan
sampai kebebasan Kemerdekaan berserikat membuat suatu
organisasi menyampaikan pikiran dan tulisan bisa menganggu
tertib Hukum Tata Negara dalam rangka menjaga kedaulatan
Republik Indonesia itulahsayasampaikantadidiawalmarikita
baca Undang-Undang itu dengan seksama, adaUndang-Undang
tentangKemerdekaanmenyampaikanPendapatdiMukaUmum,
ada Undang-Undang yang mengatur tentang Organisasi
Kemasyarakatan, ada Kegiatan-Kegiatan yang dilarang, seperti
Separatis. Kita berbicara menurunkan bendera kemudian kita
menginjakinjak itu adalah perbuatan menodai kehormatan
Negara Republik Indonesia, karena itulah ada ancaman pidana
bagi orang yang menginjak-injak, merobek-robek dan tidak
menghormati menghormati Republik Indonesia. Dengan
demikian kita harus bersyukur bahwa Bapak Pendiri Bangsa
kita;
v BahwaSoal lambang jadipadaprinsipnyadi sejumlahProvinsi
diIndonesiaitumemilikisimbol-simbol,lambangyangkemudian
kalua kita datang ke dalam daerahnya itu ada lambang
daerahnya.Tetapiyangdimaksuddalamhal iniadalah lambing
benderayangberaviliasipadasuatuGerakanseparatis,Bintang
Kejora itu lambing bendera yang sudah di framework sebagai
Kegiatan Separatis karena itulah kita tidak bisa mengatakan
mewakili kepentinganMasyarakat Papua tetapi ada yang perlu
dilihat dalam perspektif yang tidak bisa diperbolehkan dalam
Undang-Undang. Salah satunya lambing bendera Republik
Indonesia, lambing Bendera Negara hanya satu yaitu Bendera
Merah Putih. Kalau itu diturunkan kemudian injak-injak,
dirobek-robek, dibakar kemudian dinaikan lambang Kejora itu
maka tidakmencerminkan Kearifan Lokal. Ini bukan berbicara
dalamkonteksKearifanLokal;v Bahwa Organisasi Hisbutahir sudah dilarang, ada satu yang
baru organisasi Khalifah, ini bertentangan dengan Pancasila,
inginmerubahPancasila,maumerubahUndang-Undang Dasar
1945 oleh sebab itu Mutakhir telah dinyatakan sebagai
OrganisasiyangdilarangdiRepublikIndonesia.Rakyatkitaada
12 juta lebih yangmulia jadi kita sulitmengontrolOrganisasi-
Organisasi liar dan tidak terdaftar secara administrative
sehingga sulit sekali kita melihat. Dilapangan ada banyak
19
Organisasi yang memiliki visi dan misi yang bertentangan
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar apalagi tidak
teregister.BegitupuladenganPartaiPolitikPKIitujugadilarang
oleh Pemerintah Indonesia karena menyerukan Gerakan
Komunis jadi siapapun yang menyerukan Gerakan Komunis.
GambararitdanPalucobatempelsajadisepedamotorlewatdi
KantorPolisi,didepanKantorKoramilatauTNI,sayajaminakan
langsungditangkap;
v Bahwa Kita menghormati prinsip-prinsip persamaan Warga
Negara, dimata hukum, etnis dan termasuk ras, termasuk
diskriminasi dilarang oleh karena itu kalau ada Rasis itu
memangtidakdibenarkandalamkontekskeIndonesiaanbahwa
kita harus menghormati budaya, kelompok, kompoten Bangsa
ituadalahkebhinekaantunggalika;v Bahwa Berdasarkan perkembangan terakhir yang saya ikuti
juga, memang ijin FPI itu dipertanyakan menurut Pemerintah
FPI itu harus ikut aturan Pemerintah, setia pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Nah Jadi Pemerintah juga
melakukanTindakantegaskarenaitukegiatanORMASinibukan
pertamakali;
v Bahwa Ada Pasal yang masih warisan Belanda, Pasal 160 itu
bukan Pasal Karet atau istilah Belandanya Obzei Article atau
suka-suka Penguasa saja. Tidak justru Penghasutan itu justru
mencegah terjadinya potensi kerusuhan begitu juga dengan
Makar dibuat norma hukum dengan ketentuan Pidana maka
tujuan Negara adalah supaya terpenuhinya tertib hukum. Saya
punyapengalamandenganPemilukemarinbahwaadaGerakan
people Power. Dengan adanya Gerakan People Power ini saya
diundangMabesPolriuntukmenyampaikanPandanganHukum
danmenurut sayaadakekuatanPeoplePoweryangberencana
menjatuhkan Pemerintahan yang sah maka itu termasuk
golongan Makar karena Undang-Undang KUHP meskipun
warisan belanda tapi sudah diuji kadar Nasionalisasinya oleh
Mahkamah Konstitusi, Pasal 106 KUHP, Pasal 107 KUHP
termasuk Pasal 160KUHP tentang Obzei Article sudah pernah
diujikadarke IndonesiaannyaberdasarkanputusanMahkamah
Konstitusimakadari ituadaPutusanMKnomor7Tahun2017
yang tadi saya sebutkan maka cukup ada niat dan ada bukti
permulaansaja sudahbisadilakukanpenegakanTindakanoleh
Aparat Penegak Hukum. Artinya Makar adalah Tindakan yang
dilarangolehUndang-UndangHukumPidanadanPenegakannya
langsungdiserahkankepadaAparatPenegakHukum;
Tanggapan Terdakwa : Terdakwa menolak karena tidak ada
kaitandenganTerdakwa
b. KETERANGAN AHLI YANG DIAJUKAN OLEH PENASEHAT
HUKUM/TERDAKWA
1. AhliPolitik,Dr.AdrianaElisabeth,M.Soc.Sc;LahirdiJakarta08
Juni1969, JenisKelaminPerempuan,AgamaKristenKatholik,
PekerjaanPegawaiNegeri Sipil, AlamatRaflessHillsBlock J2,
RT/RW 011/025 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos;telah
di sumpah, dipersidangan pada pokoknya menerangkan
sebagaiberikut:
v Bahwa saya bekerja di Lembaga Pengetahuan Indonesia atau
LIPI;
v BahwaSejak2004sayadenganteman-temanmelakukankajian
dan Penelitian tentang isu Papua dari berbagai aspek politik,
20
keamanan, social, budaya dan ekonomi, kalua saya juga
mengajar program strata 2 jurusan Ilmu Hubungan
Internasional untukduamatakuliahpertamamengenaistudy
perdamaian dan resolusi konflik mata kuliah yang lain
mengenaikebijakanluarNegeri;
v BahwasayapernahpertamakalidisidangPengadilanNegeridi
Jakarta pusat pada bulan april saya hadir langsung dalam
persidangan itu, kemudian dalam aspek yang lain saya juga
pernah jadi saksidiMahkamahKonstitusi isu, sentralisasidan
PartaiPolitikLokal;
v Bahwasayaseringmenjadipembicara diberbagaiKementrian
lembagamenyangkutdenganisu-isuPapua,kemudiandikantor
staf presiden, di kementrian dalam negeri, kementrian luar
negeridanjugamabesTNI,MabesPolridanlembagaIntelijen;
v BahwaSayapernahmelakukanKajian sejak2004sampaihari
inisayadenganteman-temandiLIPImasihmelakukankajian-
kajiantentangPapua;
v Bahwa Buku yang menjadi rujukan kami tulis di tahun 2008
sebagai hasil dari penelitian itu kemudian diluncurkan tahun
2009, kemudian di tahun2017, kamimelakukan pemutahiran
analisa terkait dengan gerakan politik kaum mudah Papua.
Selain buku-buku kajian kami juga membuat rekomendasi
kebijakan secara regular kemudian kami sampaikan
Kementrianlembagaterkaitdenganisu-isuPapua;
v Bahwa Saya bekerja sama dengan jaringan damai Papua
kebetulian sejak tahun 2019, saya dipercayakan Kordinator
jaringandamaiPapuauntukJakarta;
v Bahwa Secara umum konflik itu diartikan sebagai relasi yang
tidakharmoniskarenaadanyaperbedaanpemahamandanjuga
perbedaan kepentingan tetapi kita tidak bisa menyebutkan
sesuatuitudisebutkonflikkarenaadajenjangdisituyangharus
kita pahami. Ketika ,kesepakatan yang terjadi itu bisa
menimbulkan ketegangan antara pihak kalau itu tidak
diselesaikan itu akan menjadi perselisihan kemudian itu juga
tidakbisadiselesaikanmakaitubisamenjadikonflik;
v BahwaKonflikitusebenarnyamempunyaiduamakna;koflikitu
bisadiasumsikanmenjadisesuatupersainganyangpositifatau
seringjugadisebutkonflikeasy,kalaukonflikisuitudilakukan
dengan secara terbuka atau secara transparan arti konflik
disini menjadi positif karena kondisi membuat orang lebih
mendekatkan diri dengan cara-cara yang baik dan terukur.
Pengertiankonflikyangituadalahkonflikkekerasanbisajuga
konflikterbuka,konflikbersenjata,atapunpeperangan.Konflik
senjata atau konflik kekerasan inilah yang kemudian paling
banyak didominasi di berbagai negara juga di Indonesia
khususnyayangterjadidiPapua;
v Bahwa dampak konflik itu sendiri sangat luas bisa secara
materialitumenghancurkanbenda-bendafisikataubangunan-
bangunan fisik yang ada kalau konflik itu dilakukan dengan
berbasiskepadakekerasan tetapi ada jugayangmenyebabkan
kerusakan secara mental dalam hal ini adalah trauma yang
ditimbukan, terutama terhadapkorban-korbankonflik ini juga
terjadidiPapua.Lebihjauhdariitukonflikakanmenimbulkan
21
perasaan-perasaan marah, kecewa dan juga keinginan untuk
membalasdendamtetapi,bagisebagianorangyangmengalami
konflik akanmenjadi korban konflik yangmengalami trauma,
mereka juga mempunyai pilihan-pilihan untuk melawan
keadaan dengan syarat-syarat melakukan peningkatan diri
menujunkan prestasi yang lebih baik untuk menghilangkan
masalah-masalah selama ini mereka alami itu secara umum
dampakkonflik;
v BahwaKalau tadi penjelasan saya tingkatan konflik, tingkatan
konflik perbedaan pendapat dimulai sejak proses integrasi
disitu ada perbedaan persepsi tentang proses integrasi antara
pemerintah Indonesia dengan sebagian orang-orang di papua.
Nampaknya perbedaan itu yang tidak diselesaikan atau di
biarkan terus sampai sekarang perbedaan pemahaman tetap
proses itu masih terus terjadi, bagi pemerintah Indonesia
dengan cara apa pun papua harus menjadi bagian dari
Indonesiakaluakita lihatkepadaharikemerdekaan Indonesia
ditetapkan 17 Agustus tahun 1945 itu dimaksudkan bahwa
papua juga menjadi bagian Indonesia sejak waktu itu tetapi,
pada kenyataannya prosesnya berbeda papua baru menjadi
bagian Indonesia secara resmi setelah ada Jajak pendapat dan
yangkemudianbahwaitulahpapuamenjadibagiandariNegara
Republik Indonesia disitu letaknya perbedaan secara politik
secaraHukumInternasionalpapuasudahsahdijadikanbagian
Indonesia tetapi sebagian orang papua yangmengikuti proses
integrasi itu dan mereka mengalami aksi-aksi atau mobilisasi
dan juga indikasi mereka mengatakan proses itu tidak
transparan,proses itu tidak jujur, proses itu tidakadil.Disini
letak persoalannya pemerintah Indonesia memandang bukan
kepada prosesnya tetapi kepada hasilnya yang sudah di dapat
bahwa Papua menjadi bagian Indonesia sementara sebagian
orangPapuaprosesitujugapentingdilihatsupayahasilnyaitu
bisaditerimaolehsemuapihak.Disitumenjadisalahsatuakar
persoalanorangPapuayangsampaisekarangmasihterjadi.Itu
baru salah satu persoalan akat di papua terkait dengan
perbedaan persepsi tentang proses integrasi papua ke dalam
Indonesia;
v Bahwa yang pertama, masalah marjinalisasi dan diskriminasi
kalau kita kembali pada kasus-kasus persekusi di Surabaya
padaAgustus2019,itumenjadibuktimasihadanyaperlakukan
terhadap orang-orang atau Mahasiswa dari Papua, itu
menujukan bukti bahwa penelitian kami itu memang belum
ditidaklanjutibagaimanamasalahorangPapua;
v BahwaKalaumengacupadaOtonomiKhususadatigaprioritas
yang perlu di tingkatkan yaitu Pendidikan, Kesehatan ini
menjadi barometer dari index pembangunan Manusia Papua
dankemudianEkonomi,inidiluarpembanggunaninfrastruktur,
tetapikita lihathari ini IndeksPembanggunanManusiaPapua
danpapuaBarat itumasihtercatatpalingrendahdi Indonesia
dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia, artinya UU
Otonomi Khusus yang ditetapkan tahun 2001 masyarakat
Papua belum sejaterah dalam kehidupan, Orang Papua
khususnyabelummenjadiprioritassaatini.Akarmasalahyang
22
lain itu, Kekerasan Negara yang sebagian mengarah pada
pelanggaranHAMdanjugapelanggaranHamdiMassaLalu.Ada
investigasi yang dibentuk periode lalu tetapi belum berhasil
menyelesaikan pelanggaran Ham di Papua, kasus Paniaipun
masihbelumselesaiantarKomnasHAM, KejaksaanAgung itu
tidak akan masalah selain Pro Kontra Sejarah Papua. Saya
sampaikann juga yang Mulia, untuk melihat akar masalah di
papuainibisadilakukanfaksialsatupersatudiselesaikantetapi,
adakorelasiantarasatuakarmasalahartinyapersoalanPapua
harusjugadilihatdampaknyaterhadappersenyanglain,kalau
terlalu faksial menyelesaikan misalnya pembangunan saja
tanpa memandang persoalan kejahatan-kejahatan Negara itu
bisa dikurangi atau dihilangkan selama itu juga persoalan di
Papuaakanterusberlangsungsepertisaatini;
v Bahwa awal penelitian kami membuat pemetaan aktor-aktor
yang terlihat di Papua , kemudian kami menggali agenda-
agenda dari konteks damai, kemudian kami coba proyeksikan
proses konsolidasi di Papua. Semua hasil kajian itu kami
rangkumdidalambukuPapuaRoadMapyangkemudiankami
menemukanempatskemaakarmasalahPapua;
v BahwaProsesgerakanMasyarakatSipilmasihadasampaisaat
ini,Masihsangatterlihatterutamadariisu-isuHAM(HakAsasi
Manusia)sebetulnyadalamperspektivsayahakitubagiankecil
dari persoalan kemanusiaan tetapi, itu selalu muncul di
berbagaidemobahkan juga kelompok-kelompokpromerdeka
diluarnegeriduaisuyangselaludigandengituadalahmasalah
pelanggaran HAM di Papua dan juga Masalah REFERENDUM.
Kalau kita melakukan penelitian di Papua ketika berinteraksi
dengan orang-orangdiPapuakitamenemukan banyaksekali
buktimasihadanyapersoalan-persoalansepertiitudiPapua;
v Bahwa Ekspresi didalam demo itu juga yang kemudian
menimbulkan perbedaan interpertasi, saya tidak bisamelihat
isuataukasusrasismedi malangdandiSurabayaitusebagai
isu yang berkembang itu ada akumulasi persoalan selama 57
tahunterakhirini;
v Bahwa penyelesaian persoalan-persoalan di Papua itu masih
memakai kacamata Pemerintah pusat jadi sifatnyamasih lock
down sementara untukmemahami persoalan Papua kita juga
harus tahu persepsi atau sudut pandang papua terhadap
persoalan;
v Bahwaperbedaan-perbedaanitulahyangdiekpresikandidalam
demojadibegitubanyakpersoalankemudianterjadilahdemo-
demo. Yang menunjukkan bahwa masih ada banyak sekali
persoalan di papuamemang yang belum diselesaikan yang di
anggap belum memenuhi rasa keadilan bagi orang-orang
Papua;
v Bahwa cara untuk bisa mengurangi ekspresi-ekspresi
perbedaanpandangantidakharusmelaluidemontrasi.ituyang
kemudian juga disampaikan di dalam buku Papua Road Map
dan juga rekomendasi kebijakan secara terpisah yang kami
sampaikankepadaPemerintah untukmembukasebagai salah
satucarauntukmengurangidemontrasimengurangiperbedaan
melaluisalurandiskusi;
23
v Bahwapemenjaraanorang-orangPapuatidakakanpernahbisa
menyelesaikan akar persoalan di Papua karena itu sama saja
kitamenimbulkandinamikayangakanterjadi.
v BahwaYangperludiselesaikanadalahakarmasalahdiPapua,
Selama akar masalahnya tidak di selesaikan dan terus terjadi
pemenjaraan maka akan terjadi masalah besar dikemudian
hari;
v Bahwaketikamasalahprosesintegrasiituadaperbedaandisitu
antara orang-orang Papua yang mau bergabung dengan
Indonesia dan orang papua yang bergabung dengan Belanda
dan orang Papua yang inginmerdeka yang bergabung dengan
belanda sudah ke belanda semua yang bergabung dengan
IndonesiajugabanyaksekaliorangPapuayangsudahdidalam
Indonesia sebagaiMenteri,sebagai duta besar dan sebagainya
tetapi ada sebagian yang memang ingin merdekakan diri
persoalanya bukan hanya itu ke inginan merdeka itu sangat
Ideologis itu tergantung dengan persepsi konflik dan
sebagainya yangkemudian jikamereka tidak bisamelepaskan
diri dari Indonesia, kita menyaksikan fakta orang Papua itu
memangbelumsejahterahdaerah-daerah laindi Indonesia itu
menambah keyakinan bahwa kami lebih baik merdeka jadi
seolah-olah Merdeka adalah solusi bagi sayamerdeka bukan
solusi? Tetapi Bagi orang-orang yang ingin merdeka keadaan
seperti ini sudah secara Ideologis merdeka tapi tidak
sejahterahsolusinyaadalahmerdekakandiri;
v BahwaPengalamanburukmasalaluinimenimbulkansemacam
trauma walaupun anak-anak itu tidak langsung mengalami
proses integrasi pada waktu itu mereka bisa membayangkan
betapa tidak nyamannya hidup dalam kondisi seperti ini. Itu
yangsayasebutkandalamtraumajadisebagaiorangpapuaitu
mengalami traumatik yang menurut saya kita tidak bisa
memperlakukan mereka dengan justru malah memenjarakan
kemerdekaan mengekspresi yang hanya itu mereka miliki
begitu, jadi selama trauma itu tidak pernah diselesaikan
merekatidakakanpernakeluardaripemikiranataupunniat-
niat untuk memerdekakan diri salah satu persoalan itu yang
selalu Papua inginmemerdekakan diri kemudia untuk trauma
iniataupemulihantraumasaudara-saudarakitadipapuasaya
belummelakukanrisetsecarakhusustapisayapernamembuat
programsederhananamuntidaksukses.
2. Ahli HAM, Dr. Herlambang PWiratraman; lahir di Jember 08
Mei 1976, Jenis Kelamin Laki-Laki, Agama Islam, Pekerjaan
Dosen,AlamatPerumBukitPermai, Jl.KahuripanD1RT/RW
003/021,KelurahanKebonsari,KecamatanSumbersari:
v Bahwa saya S1 Fakultas Hukum Universitas Erlangga, S2
Human Rights di Fakultas Sarjana Maidolity Universitas
ThailanddanS3DokterFakultasHukumUniversitasBelanda;
v Bahwa saya pernahmenulis kebebasan berekpresi, kebebasan
pers dan akademik semua terkait dengan situasi Papua dan
terkahir riset bersamaberkolaborasi sejumlah teman – teman
penelititentangsumberdayaalam;
v BahwasayapernahjadisaksiAhlidalamperkaraSuryaAntaCS;
24
v Bahwa saya pernah menjadi saksi di Mahkamah Konstitusi,
dimanasayadimintamemberikanketeranganAhlimekanisme
Hukum Hak Asasi Manusia, terkait dengan kasus – kasus
pelanggaran HAM berat di Indonesia itu bolak balik berkas
Komnas HAM dan Kejaksaan Agung sehingga saya berikan
pendapat terkait bagaimana mendudukan antara lembaga
Negara agar serius berbicara tentang pelanggaran HAM berat
terutama mekanisme untuk menyelesaikannya, karena kalau
menundahpenyelesaianbagiandariketidakadilanitusendiri;
v Bahwaberkaitandengansoal teknisyatapisayamau jelaskan
didalam system hukum menyampaikan kebebasan dimuka
umum dalam konteks Undang – Undang tahun 1998 ada
prosedur memberitahukan bukan keharusan. Sebenarnya,
bukan kewajiban harus dapatkan ijin tapi memberitahukan.
Mekanisme itu menjamin berlakunya Kebebasan berekpresi,
menyampaikan pendapat supaya proses untuk mendapatkan
pendapatitudijaminolehaparatPenegakHukum.Dalamhalini
terutama kepolisan karena setiap orang, setiap warga Negara
dijamin kebebasannya untuk menyampaikan pendapat sejak
yangnamanyarepublicIndonesialahirsejaktahun1945.Sejak
Indonesia lahir pasal 28, Undang – Undang sudah mengakui
sehingga mekanisme khusus yang mengatur soal
pemberitahuan itusesungguhdiUndang–Undang1999/1998
itu sesungguhnya untuk memastikan kewajiban negara hadir
dalamkebebasanmenyampaikanpendapat;
v Bahwa Polisi tidak boleh mengartikan pemberitahuan sama
dengan ijin. “Saya ingin berpendapat begini mungkin andai
kata pemberitahun itu tidak ada, aparatpun harus tetap adil
dalamrangkamelindungkikebebasanberpendapat. Jadi kalau
misalnyatanpapemberitahuanpunituharusdilaksanakan;
v Bahwa untuk kekebasan menyampaikan pendapat dimuka
umumitumekanisme jelasdiaturdalamUndang-Undang. Jadi
dia tidak berbentuk ijin itu sebabnya konsepnya berat negara
ituharushadirkarenaadanyakonstitusi;
v Bahwa jadi soal tema aksi biasanya memang secara hukum
memberitahukan, tema aksi dan siapa penanung jawab para
pihak penegak hukum dan juga peserta aksi membutuhkan
perlindungan bisa komunikasi langsung. Kalau hal – hal yang
tidak jelas bisa komunikasi segera, berkomunikasi terkait
dengan jumlahmasah sifatnyaestimasi,diabisa jumlahbesar,
dia bisa jumlah kecil, begitu juga dengan tema jelas itu
antirasisme,yangbisadisampaikan;
v Bahwa terkait anti rasisme apalagi soal rasisme jelas dilarang
kerasdalamsystemhukumIndonesia;
v Bahwa Saya sudah menyiapkan 29 argumen terkait dengan
kebebasanberekspresi.Nahkalau yangdinamakanmakar itu
ada upaya untukmengulingkan kekuasaan dan seterusnya itu
jelas terlalu jauh. Aksi atau demonstrasi anti rasisme itu saya
sebutlegitimasipunyatujuansangatmendasar;
v Bahwa pertama kalau ekpresi tentang rasisme itu legimatasi
jadi tidak terbantakn itu hak dasar warga WNI Repbulik
Indonesia,kemudiandilapanganmisalnyatadisebutkanketika
pengibaranbendarabintangkejora, tuntuanPapuamereka itu
25
dalam hak asasi manusia itu bagian dari ekspresi Politik itu
negara jamindidalamkonstitusikita.Sayasebutkanpasalnya :
pasal 28, F terkait dengan memperoleh informasi dan
komunikasi jadinya hubungan sosial termasuk menggunakan
saluran yang tersedia. 28 B setiap orang berhak atas
perlindungan keluarga, kehormatan, keluarga dan martabat
sertarasaamanterhadapancamanberbuatatautidakberbuat
merupakanhakasasi.Soalpengibaranbenderabintangkejora,
ataupunmenyuarareferendum,PapuaMerdekaitubagiandari
ekspresipolitikyangdilindungidalamsystemhukumIndonesia
maupun system hukum hak asasi manusia dia sebut sebagai
protektifeskpresidanitusudahadapengalamanpolitiknya;
v Bahwa apakah kriteria didalampertimbangan atau istilahnya
rasionalhak residensil keputusanMakamahKonstitusi, bahwa
hakim harus berhati – hatimenggunakan pasalmakar karena
bisa saja semua aktivitas dikaitkan denganmakar. Jadi untuk
mengarah pada makar garisnya diperjelas dalam
mengarahkan itu makar atau tidak itu sebenarnya dari
Makahamah Konstitusi maupun system hukum Hak Asasi
Manusia.Memangitumenegaskanekpresipolitikitudilindungi
atau protektif expression sebenarnya didalam keterangan
tertulis, karena argumen mungkin menjadi jelas ada prinsip
yangdijaminekpresiitumemangadapembatasan.Pembatasan
harusmengajupadastandarHukumHakAsasiManusiasecara
ketatkalauMahkamahKonstitusimengatakanharushati–hati
itu konstruksinya hukum apa, dan bagaimana kita bisa
mengukursecarahati -hati?Kalauoranghukumbicara Hati-
hatiitubalikansesuaikriteriaitudipenuhistandarHukumHak
Asasi Manusia, kriteria doktrin hukum didalam menjelaskan
kasusterkait.Doktrinyangbisasayasampaikanjelasdalam19
ayat3tidaklainINTERNATIONALCONVENANONCIVILAND
POLITICAL RIGHTS yang sudah diratifikasi oleh Undang –
Undang nomor 12 tahun 2005 kemudian pembatasanmelalui
suratprincipalatauprinsip–prinsipyangmenjelaskanadatiga
syarat,yangpertamakalaumembatasiketikaadakasusseperti
begitu. Yakni freez Crime by the law ketegasan atas hukum,
yang kedua adalah legitimated dan yang ceserly appossionaly
ketikamenjelaskandisinimembatasannyaitutidakbermaksud
untukmembungkamkebebasanberekspresiataumembungkan
kebebasanuntukberpendapatjaditidakbolehsamasepertiitu
cara menafsirkannya. Begitu juga dalam doktrin yohanes
berprinsipal, prinsip- prinsip Yohanes kebebasan
menyampaikanpendapatsoalmenyampaikanpendapat,dalam
doktrin kemananan nasioanal itu juga menjadi kelemahan
mendasar dalam kasus ini kaitan dengan soal makar. Karena
soal makar dengan menganggu keutuhan Negara tadi
bagaimana cara saya menterjemahkan makar itu ini harus
berbalik pada standar rujuk yang jelas, yang dianut dalam
system hukum Indonesia. Yakni pasal 19 ayat 3 dan dokrin
hukum tentang principal – principal hukum membatasan itu,
pada principal dikaitkan dengan Kemanan Nasional, Hak atas
informasidanterkaitdengankebebasanberekpresibegitu;
26
v Bahwajelasharusbisadisampaikanpadaprinsiptadidanjuga
Indonesia kan bagian dari Komunitas Konstitusional bagian
dariPBBapalagi IndonesiabeberapakalimasukdalamDewan
Keamanan sangat aktif mendorong upaya Penghormatan,
Perlindungan dan kemajuan Hak Asasimanusiamaka sebagai
negara yang besar yang punya komunitas besar harus
membuktikan harus menghormati, menghargai prinsip –
prinsip HAM Internasional. Refleksi bagaimana dalam
mengambil tindakan misalnya kebijakan bahkan keputusan
diwilayah kekuasan. Dalam kontek ini Indonesia harus juga
sudah memiliki system salah satu yang dirujuk karena
Indonesia sudah meratifikasi ICCPR dan ICCR itu memiliki
mekanismekhusus,khususnyaprinsip–prinsiphukumspecial
prosedur itu mekanisme prinsip – prinsip yang berkaitan
dengan Society Human Working Group on indeterpentition.
Sudah dirujuk dengan kasus Papua pernah direspon oleh
doktrin otoritatif yang dalam system HAM PBB melalui
komisariUmumHAMPBBnomor35sesuaidenganparaghaf10
–23yangmenarikadalahsupayatidakkelirumenyebutdalam
kasus Papua, misalnya pernah terjadi pengibaran Bintang
Kejora sebagai sebuah symbol yang pada saat itu dilarang
karena dianut dalam memerdekaan Papua dan Kasus di Biak
Papua 2 Juli –6 Juli tahun 1998 kemudian merujuk pada
penembakansecaramembabibuta ratusanpengujuk rasadan
kriminalisasi terhadap aktivis politik Papua yang didakwa
dengan pasal 106 KHUP. UN working group tadi menyatakan
bahwa penahanan atau termasuk pemejarahan, perampasan
kemerdekaan itu yang menyatakan apa pendapat bersifat
sewenang-wenang melakukan aktivis berdasarkan pada
pandanganataupihak-pihakpolitikmerekasecaradamaiyang
merupakan Hak Asasi Manusia yang fundamental atau yang
mendasar dilindungi dalam systemhukumHAM.Dan ini jelas
sekali menjadi perhatian Internasional terkait dengan
seharusnyaekpresipolitikdijamindalamsystemhukum;
v Bahwa kebebasan berekpresi sebenarnya dijamin didalam
system hukum Nasional, yang butuh kebebasan berpendapat,
kalau di Indonesia ini konstitusi tidak pernah ada jaminan
kebebasan berpendapat dia takut, Negara itu menjadi negara
yang tidak berdemokratis atau tidak berdasarkan hukum. Itu
mulai dari Indonesia belum lahir saja Bung hatta takut kalau
warga Negara tidak bisa bersuara. Kemudian perdebatan ini
saya sudah pernah tulis dalam Jurnal Konstitusi terbit sekita
tahun 2010 atau 2011 itu bisa akses secara online. Mengapa
begitu penting kebebasan berekspresi itu ada. Kita punya
Undang-Undang dasar versi yang terakhir, tadi sudah saya
sebutkan beberapa pasal yang terkait dengan kebebasan
berekspresi jaminan atas ekpresi itu. Kita punya Undang –
UndanglahirsebelumUndang–UndangDasarsudahmengatur
tentang kebebasan berekspresi dan kita punya Undang –
Undang 1998 sebelum Undang – Undang Dasar dan Sebelum
Undang – Undang HAM terkait dengan pasal 28 pada saat itu
jamninan kebebasanmenyampaikan pendapat nah itu hukum
NasionaltapiadajugasystemhukumInternasionalyangsudah
27
dimuatdalamhukumNasional.TadiInternationalConvenanOn
Political Civil and Rights atau ICCPR ada satu jaminan
kebebesan menentukan pendapat dimuka umum nah hukum
International tetapi ada juga hukum internasional yang sudah
menjadinasionalyaitu InternationalCovenanOnPoliticalCivil
andRights yang bisa 70an dan berlaku 10 tahun, dirumuskan
1996tapi berlaku kemudian berdasarkan hukum Indonesia.
Dikasih 2005, kita sudah mengakui itu dan kebebasan
berekpresididalam19ayat1,2,3danlalubisajelaskan;
v Bahwa Negara harus hadir untuk melindungi, setiap ekepresi
yang dilakukan olehWarga Negaranya, kita mengakui hukum
harusNegarahadir. JadikalaumisalnyaNegara itu tahukalau
warga Negara sedang mengekpresikan Negara harus bersifat
melindungi ekspresikan itu. IstilahMelindungi itu bukan kata
saya tapimelindungi ada dalam Konstitusi kita itu sudah ada
Konstitusi kita itu menjamin bukan ada di pasal 28 serta
melindungihakasasimanusiaitusendiriAdadipasal28Eayat
tentang kewajiban Negara. Itu dua artikel yang saya buat
tentang Negara – Negara yang mana harus hadir ada tentang
ekspresi. Pasal 28 E ketika coba dibaca lagi. Pembatasan
dalamsoalhakasasimanusiadalamkebebasanyangmenurut
istilahnya permissible yang membatas –batasanya tapi benar
prinsip–prinsiphakasasimanusia;
v BahwaberkaitandenganhakhidupdanhakkebebasanituNon
liberal Rights, prinsip paling mendasar pada Pasal 1 ayat (3)
IndonesiaNegaraHukum;
v Bahwa Hak untuk menentukan Nasib Sendiri itu juga
merupakan bagian dari Ekspresi Politik yang digaris bawahi,
berkali–kalisayabicaraEkpresiPolitik, itusamadenganHak
Pilih.Contoh,HakuntukkeTPSHakuntukmemilihpresidenitu
Ekepresi Politik. Jadi menentukan Nasib Sendiri saya pikir
sebenarnyakonsepyangpalingmendasaritudalamkualifikasi
sebagai warga Negara karena status itu sudah menjelaskan
tentang Self Determination atau hukumnya punya sifat lunak
tapi jangan lupa karena saya berkerja di Departemen Hukum
TataNegaraUndangDasarkita tidak keliru sayabacakansaja
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
prikemanusiandanprikeadilan.YangbicaraUndang–Undang
dasar, Self Determination menurut Undang – Undang dasar
bagaimana kita bisa mengatakan Self Detemination dalam
konteksIndonesiasendirimenghargaiprinsipitu;
v Bahwa tidak ada korelasi antara Self Determination dengan
PasalMakar;
v BahwamakarharusdibuktikantapikalausekedarEkspresiitu
tidak.EkepresiPolitikdicacatitu;
v BahwaSecarakhususwilayahnyapidana,pendapatsayaterkait
dengansoalmakaradadiaturdalamKUHPituterjemahanyang
tidak sesuai tapi saya tidak jelaskan apa tidak saya kuasai.
Kontruksi Pekerjaan Hukum Indonesia tertutama ketika
Indonesia menegaskan relasi atau fondasi Kebebasan
BerekpresiitusudahjaminadanyaEkspresiuntukmenyatakan
kalau kita hubungan dengan kualifikasi Hak Asasi Manusia,
28
hanyabicaraantirasismesajaitukewajibansemuaoranguntuk
melawanrasisme jadi itudijamin.ApalagiitudalamKonstitusi
Indonesia paling anti dengan rasisme itu terhadap peradaban
yangsangatjauhdariKemanusian,EkspresiRasismekemudian
dibicarakan.MajelisHakimcukup;
3. Ahli Pidana, Anugerah Rizki Akbari, S.H., M.Sc; lahir di
Sumenep,13Mei1990, JenisKelaminLaki-Laki,Agama Islam,
PekerjaanDosen,AlamatJl.AlegroBlokANo.20SentulAlaya
RT/RW 007/002 Kelurahan Cijayanti Kecamatan Babakan
Madang:
v Bahwa Saat Ini saya mengajar di Sekolah Tinggi Hukum
Indonesia JatiTengara. Sayadi JatiTengaraSejak tahun2016,
saat ini saya menjabat sebagai Ketua Bidang Studi Hukum,
sebelumdi Jati Tengara Saya PernahMengajar diUnivertitas
Indonesia;
v Bahwa berkaitan dengan Makar ada satu tulisan yang
diterbitkan berbentuk pdf pada Tahun 2017/2018, tetapi
selengkapnya sudah saya sampaikan didalam kurikulum ITE
saya.
v Bahwa 2 Minggu lalu saya memberikan keterangan di
pengadilan Negeri Jakarta kasus makar yang sama, lalu
beberapabulanyanglalusayajugamemberikanketerangandi
MahkamaKontitusiberkaitandenganMakar;
v Bahwa secara Teory perbuatan yang dikatakan tindak pidana
tentu harusmelewati suatu proses yang namanya kriminisasi.
Artinya dan sebuah proses legislasi kemudian dilakukan oleh
pemerintahan dan DPR untuk menentukan bahwa suatu
perbuatan ini akan diancam oleh sangsi pidana.kalau kita
kaitkandenganteorihukumpidanayangjelasuntukberkaitan
dengan tindak pidana maka yang menjadi syarat adalah
perbuatan itu harus memiliki sifat melawan hukum.sifat
melawanhukum ini banyak definisinya artinya dia bisa tanpa
hak,tanpa kewenangan kemudian yang bertentangan dengan
hukuman pada umumnya bertentangan hak atau kewenangan
yangdimilikiolehoranglaintapisecarahukum.
v Bahwa tindak pidana itu memang secara teori resminya dia
harus melalui proses kriminalisasi Undang-undang baru bisa
dikatakansebagaitindakpidana;
v Bahwaberkaitandenganmakarsayapribadisudahmelakukan
penelitianinitidakbisakitapisahkandarisejarahpenyusunan
KUHP sejak zamanHindiaBelanda jejak saya di Belanda pada
tahun2014dan2015sayamengumpulkandokumen-dokumen
berkaitan dengan terjemahan KUHP dilakukan oleh balai
pusakadaritahun20hinggatahun40.yangsayamaukatakan
begini yang mulia, khusus berkaitan dengan pasal makar
memang ada sebuah sifat-sifat yang unik karena makar di
dalamdidalamBahasa resmiWVSNI/WPSdiBelandayangdi
sebut sebagaimakar di Indonesia itu sebenarnya punya asal-
muasa dari kataAanslag dalamBahasa Belanda. Aanslag kita
terjemahkan secara haraphia dari Bahasa Belanda ke Bahasa
Indonesia itu artinya serangan tetapi menariknya di KUHP-
KUHP Indonesia sebelum Indonesia merdeka tahun 20 dan
29
tahun21,28,31 sampai tahun40yangdikeluarkanolehbalai
pustakaKUHPitu.DisanadicetakdalamduaBahasajadi,disatu
sisi halaman itu berbahasa Belanda dihalaman lainya itu
berbahasa Indonesia. Menariknya berkaitan dengan makar
betulmemangkata-katayangditulisolehKUHPhinggasaatini
adalahmakartetapi,kalaukitatarikdaritahun20katamakar
selalu dikasih tanda kurung Aanslag artinya KUHP ini ingin
memberikansemacamindikasibahwayangkitapahamisebagai
makar saat ini, itu sebenarnya berasal dari kata Aanslag di
Belanda yang artinya serangan dengan tremologi yang
demikiansebenarnyaharuskitakaitkandansebenarnyaharus
kita kaitkan rumusan kata pasal bahas didalam KUHP Jadi
Bapak dan Ibu yang saya muliakan didalam KUHP kita ada
semacam kekeliruan konstruksi berpikir tentang pasal-pasal
makar. Biasanya makar itu akan selalu dikonotasikan dengan
apayangdimaksudmakardalampasal87KUHPdi bukusatu
yang dikatakan bahwa; dikatakan ada makar dalam tanda
kurungAanslag itudidalamteksyangasli Jikasudahternyata
dan niat melakukan kejahatan dan sudah dinyatakan dalam
permulaaanmelaksankan . ini yang kemudian disalah artikan
ketika menerapkan pasal-pasal makar didalam praktek yang
akhirnyasayaambilcontohmisalnyadalamkontekspasal106
KUHP misalnya ,makar untuk memisahkan diri dari wilayah
NKRI itu semata-mata akhirnya diartikan niat ditambah
permulaanpelaksanaandimanaitukemudianditunjukanuntuk
memisahkan diri, padahal kalau kita ikuti sejarah penyusunan
KUHPdariBelandadarimemorydikatakanbahwaperdebatan
antara Parlemen Belanda dengan Pemerintah Indonesia Pada
waktu itu, ketika menyusun pasal-pasal Aanslag itu
pembahasannya harus berkaitan dengan serangan, serangan
dalam arti ini harus ada kontak fisik, jadi kalau kita mau
kaitkan antarapasalmakarmisalnya saya ambil contoh;pasal
makar di 104 KUHP untuk membunuh Presiden atau Wakil
Presidenartinyaharusadaserangandalamkonteksitu.Dimana
seranganiniditunjukanuntukmembunuhPresidendanWakil
Presiden begitu juga dengan pasal 106, artinya harus ada
serangan yang ditunjukan untuk memisahkan diri dari NKRI.
lantas apa hubungannya dengan pasal 87 tadi yang saya
katakan ada niat dan permulaan pelaksanaan. Bapa dan Ibu
sekalianyang sayamuliakan.PerludipahamibahwaMakar ini
ada dalam KUHP berkaitan dengan kejahatan terhadap
keamnanNegarayanghinggasaatiniancamannyatidaksampai
seumurHidupdanBahkanmatidaribeberapakonteks,Artinya
kontekskejahataniniluarbiasaberatsehinggamenjadimaksud
akal dan rasional ketika di ancamkan dengan pidana mati,
seumurhidupdan20Tahun.
v BahwaDengandemikianmakakarenadiabersifatluarbiasanya
diakarenabegitu luarbiasanyaperbuatan inidampaknya juga
luarbiasaartinyapembuatKUHPdiamengiginkanbahwatanpa
dia selesaipun maka dia bisa di hukum maksimal hanya saja
dalam konteks ini harus dipahami bahwa belum selesainya
perbuatan yang dikunci dengan kata-kata niat dan perbuatan
permulaan pelaksanaan tetap harus direalisasikan dengan
30
tujuan awal penyusunan artinya ada niat permulaan
pelaksanaan dimana niat dan permulaan pelaksanaan
ditunjukan untuk melakukan serangan dalam rangka
membunuh presiden atau wakil presiden atau dalam rangka
memisahkan diri dari NKRI atau melakukan pemberontakan
senjata.
v BahwaJadidalamhalinisayaberpendapatdenganmelakukan
risetyangsayalakukanselamainibahwaharusadapenafsiran
ulang tentang makar karena dalam praktek-prateknya
kemudian ini disalah artikan semata-mata dengan
menggunakan konteks pasal 87 KUHP sehingga, saya
melakukan riset juga yang mulia Majelis bahwa banya sekali
tafsir kasus makar ini digunakan untuk menghukum banyak
sekalikejadian-kejadianyangsudahtidaksesuaidengankontek
penyusunansejarahPasal-pasalMakar.Contohnya ; “adasatu
kasus di Maluku, ada Ibu-ibu sekedar membawkan gorengan
dalam rapat-rapat gerakan Separatis itu kemudian diartikan
dalam makar” ini satu perbuatan yang jauh meleset dari
konteks awal penyusunan awal pasal in, termasuk juga ada
pasal-pasal juga menyasar ibu-ibu juga yang hanya menjahit
Benderatidakadaurusandenganserangandiahanyamenjahit
saja kemudian juga dikenahkan pasal makar, jadi
untukmemberbaiki ini saya juga sudah menyampaikan
pendapat saya diMK juga berbagaimacam saat persidangan
bahwa seharusnyamakar itu diartikan sebagaimana serangan
denganmaksudtindakan-tindakandalampasal104KUHP;
v Bahwa Kita harus memahami dulu makna makar itu seperti
apa?dalamberbagaimacamtulisansayadanketeranganyang
saya sampaikan bahwa makar itu harus selalu digantungkan
dengan kata-kata Aanslag dalam Bahasa Belanda itu adalah
KUNCI, itu bisa kita temukan dari WPSVNI,WVSBI, WVS
memory dan Berbagai macam KUHP silahkan bapak dan Ibu
silahkan melihatnya. Hasil riset yang saya temukan adalah
bahwa yang dimaksud sebagai makar itu harus selalu
dikorelasikan dengan Aanslag dan kalau kita betul-betul baca
pasal104,Pasal106,107sampai110kata-katamakar itudia
bukan kualifikasi dirilis suatu pembunuhan pak penasehat
Hukum, jadi dia adalah bagian dari perbuatan Makar dengan
maksuduntukembunuhPresiden,makardenganmaksuduntuk
memisahkan diri dari NKRI. Tindakan memisahkan diri dari
NKRI , tindakanmembunuh presiden itu adalah tujuan akhir,
dia adalah maksud, dia adalah bentuk paling sempit dari
kesengajaan. Jadi masalah hanya seperti pencurian di dalam
pasal362,barang siapa sengajamerampasbendaatau barang
yang sebelumnya bagian milik orang lain dengan maksud
dimiliki secara melawan Hukum, jadi artinya dengan maksud
konteks makar Aanslag Lagi itu harus diartikan bentuk
kesengajaanyangpenting.ApaartiMakar? Itutadiharusada
seranganfisisikkaluadikorelasikandenganpertanyaandengan
penasehathukumsayabisasampaikanbegini;ApakahDemoitu
bentukMakar?YangbisasayakatakanbeginisepanjangDemo
itu memang tidak ditujukan melakukan serangan secara fisik
yangdimaksudkandilarangolehUUbaikmembunuhPresiden,
31
memisaahkan diri dari NKRI maka itu bukan seperti konteks
Aanslag dalam Pasal-pasal yang ditunjukan dalamKUHP, jadi
ini jadipentingkenapakarenatafsirpasal terhadapmakar ini,
hanya dibatasi pada pasal 87. Kalau saya boleh
mengilustrasikan ya Mulia? Jadi dalam konsep Aanslag saya
bisa bagi seperti dalam konteks tindak pidana kita bisa
bagi..tahap pertama.. anggaplah saya misalnya contoh “saya
ingin membunuh presiden. Aanslag ini dalam tahapnya
kemudian dalam konteks pidana dia berkembang lagi ada
namanya pemufakatan yang jahat ketika dua orang atau lebih
bersepakat serangan bersenjata jadi misalkan saya dan pak
penasehat hukum sepakat ayo kita membunuh presiden
melakukan serangan ok itu sudah, Aanslag dimana permulaan
pelaksanaannya kalau kami berdua sudah melakukan
serangkaian serangan tetapikurang satu tindakanuntuk tidak
mencapainya kita sudahmerencanakan ada penembakan kita
sudahbelidansegalamacam,,kalaukemudiankitamelakukan
serangan dalam rangka untuk membunuh presiden maka itu
perbuatan pelaksanaan, dalam konteks ini pelaksanaan KUHP
itu menginginkan bahwa tidak perlu perbuatan terjadi kita
sudahbisamenguhukummaksimaltetapihalinijelasbahwaitu
harus dikontekskan dengan serangan fisik mencapaitarget-
target itu. Aanslag saya kaitkan lagi dengan pertanyaan
PenasehatHukumbagaimanacarakitamenilaisalahsatudemo
itumasuk dalammakar tidak, yang jelas begini harus dilihat
apakahmemang demo ini dilakukan dilarang UU atau tidak!
Tetapi kata kuncinya begini; dalam demo itu harus ada
serangan secara fisik yang ditujukan untuk mecapai tujuan,
selama tidak ada maka itu dalam pandangan saya itu bagian
dari ekspresi saja. Itu sepertinya kita demo kenaikan listrik,
kenaikan harga BBM. Demo itu diperkenangkan oleh UU
kemudiandijaminolehUUyangkitaratifikasitetapidiabukan
tindak pindana akan menjadi pidana kalau memang sengaja
dibuat sedemikian rupa untuk melakukan serangan yang
dimaksudkanmendukungmakasud-maksudmakarataudalam
Aanslagtadi.Nahjadimenarikbeginikalaubolehsayacerahkan
sedikitkenapaakhinyabanyaksekali tafsiryangliarterhadap
konteks makar dalam pasal 104 KUHP,106 KUHP dan
seterusnya karena kita ada riset dari Sriwijadi Ediono dia
mengatakanbahwakekeliruandalamhukummengartikanarti
makar kita cenderung mencampur adukan konteks Aanslag
yang tadinya sangat sukansif itudi ikuti secarakonsintendari
zamansukarnoitusebagaiseranganfisik,,,harusadaserangan
fisik kemudian ketika orde baru lebih khusus ketika Presiden
dan DPRmengeluarkan UU tentang sukansif itumasuk dalam
kontekmakaryang sampai sekarangditerapkandi Indoneisia,
padahal UU sukansif ini karena dia sedemikian karetnya
sedemikian berpotensi melakukan potensi untuk melanggar
maka dibatalkan oleh MK, yang menariknya adalah tafsir itu
tetapadadanditerjemahkandalamberbagaimacamperbuatan
tadi yang sampaikan ada yang hanyamenyanyi saja di gereja
dalam konteks lingkungan gerakan separatis itu diangkap
makar, ada yangmemberikan gorenganpun bahkan itumasuk
32
dalam pasal makar ini banyak kasus yang saya bisa sebut,
banyak sekali riset yang saya lakukan tetapi dalam kontes
teoritisdanpemahamansayatetapkeahlihandanpengetahuan
saya, saya ingin sampaikan bahwa penerapan pasal-pasal
makar penerapan pasal-pasal Aanslag itu kebanyakan pada
terjemahan aslinya sehingga dia harus diartikan secara
seranganfisikdenganmaksud-maksudyangditunjukannya;
v Bahwa makar itu sama sekali tidak ada hubungan dengan
pernyataan ekspresi makar sama sekali tidak ada hubungan
denganpilhan-pilihanpolitiktertentu.Dalamhalinisayaingin
mengaris bawah hukum pidana tidak melarang
ekspresi,hukumpidanatidakmembatasiekspresisepanjangdia
tidakbertentangandenganhukum.saya ingintekankandisini
adalah konteksmakar itu hadirnya diterjemahkan untuk para
pelakukejahatanyangsengajamelakukanserangansecarafisik
untuk tujuan hidup. Jadi saya ilustrasikan begini “ angkaplah
saya adalah orang yang pilihan politik tertentu, saya
menginginkan Indonesia jadi Negara federal misalnya, in
bertentangan dengan UU dasar saya buat AD/ARTnya, saya
buat organisasinya dan segala macam itu adalah bagian dari
ekspresisepanjanginitidakbertentangandenganHukumyang
lain maka itu tidak boleh, tetapi akan menjadi Asnslag akan
menjadi makar dalam konteks KUHP ketika apa yang saya
terjemahkandisinibahwaiyakitahariinimelakukanserangan
di istana negara, kita melakukan serangan di DPR, dan
menyerang obyek-obyek vital Negara dengan tujuan untuk
memisahkan diri dari NKRI, itu baru disebut Aanslag dalam
konteks pasal pemusnahan, kenapa perbedaan ekspresi,
perbedaanpolitik,kewenanganpandangantidakmasalahpada
prinsip sama halnya seperti saya berfaforit dengan satu tim
bolatetentutidakmasalahtetapimenjadiberbahayakemudian
sayamengasut orang yang tidak samauntukmelawanhukum
pidana itu yang keliru. Dalam konteks makar yang perlu
dipahami adalah kembalikan pada tafsir original dia sebagi
Asnslagdalampasal104KUHP,106KUHPsampaiseterusnya;
v Bahwa saya tidak paham konteks kejadiannya seperti apa
karena saya hanya menyelaraskan saja sesuai dengan
pemahaman saya tetapi begini, kalau memang ada Demo itu
dilakukansecaradamaitidakadaseranganfisikyangdilakukan
untuk tujuan apapun kira-kira kita kontekskan makar biar
spesifik bahwa demo itu harus ditujukan untuk membunuh
presidendengancaramelakukanserangankuncinyaitu.Kalau
melakukan demo saja untukmemisahkan dirimaka itu bukan
makaritubukanAsnslagdalampasal106KUHP,jadiituhanya
ekspresi politik saja, itu hanya demonstrasi biasa saja dan
hukum pidana tidak mengatur dia. Kalau dikaitkan dengan
orang-orang dirumah saja justru itu tidak terlihat apa
perbuatanmelawanhukumnyaterlalujauhperbuatanentahdia
dirumah dengan konteks serangan fisik yang dilakukan oleh
orang-oranguntukmemisahkandiridariNKRImisalnyakecuali
memang ditemukan hubungan bahwa meskipun dia diam
dirumahdiaadalahpemberi ide, intelektual,atauautlocker itu
barubisatetapi,intinyabeginidalamhalhalmerumuskanpasal
33
makar, menerapakan pasar makar kata kuncinya adalah
seranganfisikituterbuktidiWVSBI,WPSNI,WPS;
v Bahwa Keahlihan saya memang terbatas pada hukum pidana
Pak Penasehat Hukum, jadi yang saya pahami adalah bahwa
berbagaimacamkebebasan kita berekpresi itu dilindungi dan
dijamin oleh UUD dijamin juga oleh berbagai macam
perundang- undangan. Jadi sepanjang itu tidak melakukan
dengantidakmelawnHukumdankaluamisalnyamaudikaitkan
denganmakar atau Aanslag pasal 106 KUHP, 107 KUHP, 104
KUHP,110KUHP,makaitutidakadahubungannyasamasekali
denganmakaryangdisebutkanKUHP.Karena,sekalilagidalam
kontek untuk melakukan penghukuman terhadap pasal-pasal
tersebutmaka,yangdibutuhkanadalahAanslagyaitudengann
serangan fisikdenganmaksuduntukmelakukan tujuan-tujuan
yangdilarangUU;
v BahwaKalaukitaberbicarapadakonteksmakarmaka,lagi-lagi
demoituharuskemudianmelancarkanserangandalamrangka
untukmemisahkandiridariNKRI,iniperluditelusuriberbagai
macam actor yang memang terlibat didalam, jadi mulai dari
siapa yang menemukan idenya dan bagaimana cara
mengorganisir demonya hingga akhirnya dia melakukan
seranganinidanseranganitupunjugatidakbisasembarangan.
v Artinya serangan dalamkonteksmakar itu harus sedemikian
rupa hingga pencapaian tujuannya dia ini dilindungi oleh UU.
Misalnya saya ambil contoh pasalmakar di 106 KUHPmakar
denganmaksud untuk memisahkan diri dari NKRI, kalau kita
melakukan demo didalam lapangan itu kemudian ditemukan
rusuhmaka harusdipastikan siapayangmembuatkerusuhan
untuk apa?Apakah untukmemecah belah demo atau apa dan
segalamacamtetapikalaukitaberbicaradalamkontekAanslag
106makaAanslagatauseranganinisudahdidesainsedemikian
rupa agar betul-betulmemastikan kontrol untuk pengambilan
keputusanitu,jadidiainginmemisahkandiridariNKRIdengan
melakukanseranganfisikartinyadiasudahmengaturstartegis
untuk serangan fisik yang kemudian dapat berkontribusi
langsung tercapainya dari tujuan, bagaimana terjemahannya
itu tergantung banyak sekali variasinya misalkan mereka
mendatangi DPR, kemudian melakukangan serangkaian
tindakan kekerasan fisik dan segala macam dan kemudian
memaksa deklarasi begitulah tetapi, intinya serangkaian
perbuatantadiituharusmenjadisatukesatuandaritujuanawal
itu yang dilarang Undang-Undang. Kalau kemudian ada demo
berlangsung damai menyatakan ekspresi bahwa berbeda
pendapat kemudian dia minta merdeka dan berteriak
referendum dan segala macam maka itu sebenyarnya bukan
melangarAsnslagitudemoEkspresibiasa.
v Bahwadalamkonteksadakerusuhanharusdilihatkarenakita
banyakjugapasal-pasalyangberkaitandengankerusuhanada
pasalorangmenghasutoranguntukmelakukankekerasan,ada
pasal untu menimbulkan kekuatan sacara bersama-sama
termasuk pasalmakar denga spesifikasi tersendiri. Jadi KUHP
ini sudah didesain sedemikian rupa agar satu perbuatan
tertentu ia berbeda dengan perbuatan yang lain kalau dilihat
34
misalnya konteks makar untuk memisahkan diri dari NKRI
kenapadiaharusdidesainsendirikarena,nilaiyangdilindungi
olehketentuan104KUHP,106KUHP,107KUHP,110KUHPitu
adalah tentang keamanan Negara, tentang keamanan symbol-
simbolNegara,tentangKeamananPresidendanWakilPresiden,
kemudian keutuhan Negara, kemudian dia melakukan
pemberontakan senjata dan lain-lain termasuk juga makar
kalau kita pahami dalamKUHPdalampasal-pasalmakar yang
jugaditujukanuntukmelindungikepalanegarasahabatartinya
kalaukitaartikanbahwamakarituditafsiryangsayatemukan
misalnya di praktik kalau bisa saya sederhanakan berbagai
macam perbuatan yang bertentangan dengan nilai negative
maka, keberadaan pasal makarnya itupun Kepala Negara
Sahabat itu menjadi tidak pas konteksnya tetapi, kalau kita
artikan makar sebagai serangan maka itu menjadi cocok
dengan pasal-pasal itu. Bekaitan dengan kerusuhan dan lain-
lain itu pasal tersendirii kenapa karena pasal-pasal yang
berkaitan dengan kerusuhan dirangkap dalam Bab tentang
kejahatan terhadap ketertiban umum artinya ingin dilindungi
ketertibanumumbukanKeamananNegara;
v BahwaAanslaginimengkonfirmasihapayangdiinginkanoleh
pembuat UU pembuat KUHP Belanda pada wakktu itu dan
akhirnya kita uji bahwa tafsir terhadap Aanslag itu memang
harus dikembalikan kedalam definisinya sehingga kalau
kemudian misalkan ada kerusuhan didalam sebuah demo itu
tidaksertamertamenjadikanmakartidakmenjadikanAanslag.
Apakah itu adalah perbuatanmelawan hukum dalam konteks
kerusuhan berat pelangaran Ham mungkin saja tetapi yang
jelas kalau dinaikan dalam konteks makar itu menjadi tidak
cocok;
v Bahwapertanyaannyaapakahpengibaranbendera,pengibaran
symbol itudalambagiandariserangan fisikatau tidak ?kalau
dalampemahaman saya, pengetahuan dan keahlian saya, saya
mengatakan itu tidak temasukmakar atau Asnslag contohnya
kita mengibarkan bendera pemudah Pancasila,kita
mengibarkan bendera Iwan fals dan lain-lain itu tidak ada
bedanyauntuktidakmelakukanserangan,tidakadaKeamanan
Negara yang terancam dengan dilakukannya pengibaran
benderadan symbol-simbol, ini adalahbentukekspresimassa
oleh karenanya tidak masuk dalam konteks makar. Yang
dimaksud dengan makar adalah lagi-lagi tadi harus ada
serangan fisik yang memang sengaja ditujukan untuk
melakukannya,kalaumaksuditubukankalauterjadikerusuhan
tetapi tidak dimaksudkan tujuan yang sudah diatur dalam
pasal-pasal makar atau Aanslag maka itu bukan makar itu
namanyaekspresibiasa;
4. Ahli Rasis Terhadap Orang Asli Papua, Pdt. Dr. Benni Giyai,
M.Th;LahirdiPaniai12Januari1955,JenisKelaminLaki-Laki,
Agama Kristen, Pekerjaan Pendeta, Alamat Jl. Makendang
Sentani RT/ RW 001/002 Keruhana Henekombe Kecamatan
Sentani:
35
v Bahwa Ahli berprofesi sebagai Pendeta, bertugas di Lembaga
Gereja. Sejak pertengahan 1980 an ; hari ini memang jabatan
KetuaSinodeGerejaKINGMIdiTanahPapuasejakTahun2010.
Latarbelakangpendidikandibidang :a)Teologi/Pastoral:b)
Sejarah Gereja di Seminari dan Bidang Antropologi dari
Universitas.
v Bahwa ada beberapa buku karya Ahli yang berhubungan
dengan bidang bidang pendidikan/keahlian Ahli yang
berhubungan dengan perkembangan Sejarah, Gereja dan
Kebudayaan Papua. Beberapa buku yang Ahli tulis sebagai
berikut:
1. ZakheusPakage&HisCommunities.PergulatanseorangMee
bernama Zakheus Pakage dan pengikutnya Tahun 1950an
hinggaPertengahan1960anberhadapandenganBelandadan
Jepang/Badan Penyiar injil Amerika. Thesis S3 di
Amsterdam/Belanda.
2. Gereja LSM DAN Perjuangan HAM awal Tahun 1980an di
TanahPapua.MenampilkanKeterlibatanGerejamenghadapi
masalah HAM sejak awal 1980an denganmendirikan LSM.
Strategi Perlawanan generasi Papua Mahasiswa dan
Masyarakat Tahun 1980an. Seminar di Universitas Berlin
yangkemudianditerbitkandalambentukBukuViolenceinIn
Indonesia(bisadilihatdiatas).
v Bahwa Ahli pernahmenjadi saksi ahli dalampengadilan anak
anakkorbanrasismetgl19Agustus2019;
v BahwarasismeitukitapahamisebagaiBahasasikapperlakuan
dari orang perorang kelompok suku agama/sosial tertentu
terhadap kelompok diluarnya yang dinilai lebih rendah/lebih
biadap/lebihtertinggaldarikelompoknyasehinggaparapihak
ini mengembangkan siasat/strategi perlakukan atau
pendekatantertentu;
v Bahwa Bentuk pengungkapan rasisme bisa verbal atau
perbuatanprogramataustrategikepada pihak ditujukkan
bisa juga bersifat pribadi atau kelompoknya diuangkapkan
secara publik melalui media, melalui pertunjukkan film,
nyanyian atau bisa melalui progran yang diarahkan secara
sistematisdanterusmenerus;
v Bahwa dampak dari rasisme terhadap para korbannya, bisa
secara psikologis dan social mengalami marginalisasi secara
sistimatistanpaampunterlebihapabilaterjadirasisme ini
bertahun tahun tanpa perlawanan tanpa dukungan dan
kesadarandaridalam;
v Bahwa artinya kelompok yang korban rasisme itu bisa mati
secara social budayamenrut para ahli socialDeath. Saya kira
orangPapuamengalamiapayangparasejarawansocialdeath.
Parapihakyangmenjaditargetsystemsocialyangrasisselama
bertahuntahun(sepertiorangafrikaAmerikaselamaberabad
abat/tahun)terkondisikauntukmenjalaikeidupantanpameliht
massa yang didepan lebih menerima nasibnya hidup dalam
dunianya; yang kadang terlibat dalam kasus kejahatan dan
narkobadanpenjaraNegaaAdidyatnpaakhir.IniYangdisebut
soscalldeathyangpernahdialamiolehbangsaAfrikaAmerika
sejakabad14atuorangAfrikaSelatansejakTahun1948.Saat
36
pemerintahan minoritas kulit putih memperkenalkan politik
diskriminasirasialaparteid.
v BahwasepengetahuansayaorangPapuasudahmenjadikorban
dari pandangan pandangan rasis yang mematikan tadi
beberapa abad jauh sebelum indonesia sebelum indonesia
menduduki Papua awal tahun 1960an. Di sini saya hanya
sebutkanduapengalamansejarah;
Pertama :LaporandariresidenJansendiAmbonyangpernah
mengingatkan penguasa Ternate dan Tidore Tahun 1950 ke
atasterkaitlaporanyangdiaterim,berkaitandenganbeberapa
PulaudisekitarPapuayagpenduduknyadikhawatirkanpunah
lantaran pengayauan pelayaran hongi dilakoni pertahunnya
olehparakaki SultanTidore da ternateyangpergimengayau
danmenghancurkan kampung kampung yangmmbakar hutan
dan kemudian, mengangkut anak anak laki laki, perempuan,
anak, orang tua dan perempuan yang tidak bisa lari ; yang
kemudian semuadingkut keMaluku, Ternate , Tidore, dll lalu
dijualsebagaibudakdisanaPengalamankeduakitabisalihat
dalam laporan seorang utusan injil Belanda yang diutus dari
basisnya di Manokwari pada awal tahun 1900an ke Teluk
Berau, Fak fak, Kaimana, Onim. Dalam Laporan itu Pdt itu
melaporkantentangpedaganganbudakdariSeramdanGoram
pergi Banda untuk dipasarkan disana sebagai Budak.
Menangkap warga disitu Papua setelah membakar
perkampungandanmerampokhartamilikdanhasiltangkapan
/buruantersebutyangberupaibuibudananakanakpapuaitu
mereka bawa pasarkan di Seram Goram (Maluku ) dari sana
mereka bawa ke Bandauntuk dipasarkan disana. Selain
pedagang, pelaut juga dari Seram, para pedagang budak
Makasar, Ternate dan Tidore ikut mencari budak di sana.
Pengalamanketiga saatpendetaOttoGeslermembawasurat
keterangan dari Sultan Tidore agar kedua utusan injil tadi
diterimaolehTokohmasyarakatdiPapuabarat.Masyarakatdi
Papua menolak Sultan itu, dia bukan orang baik tetapi mesin
penggerakperdaganganpenjualanbudakorangPapua.
v Bahwa Rasisme terhadap Papua hingga hari ini tercermin
dalam seluruh system pembangunan, arah kerangka , operasi
operasimiliter, yangdimulaidengansejakawal tahun1960an
mulai langkah langkah berikut : 1). Indonesia mengaku diri
datanguntukmengangkatorangPapuasejajardengansaudara
saudaridari Indonesia lainnyadan2).Dengankerangka tadi (
untukmengangkatorangPapua sejajardengansukusuku lain
di Indonesia pada tanggal 3 mey 1963 yaitu dua hari setelah
Penyerahan Irian Barat oleh UNTEA, Elit Petinggi NKRI Irian
Barat waktu itu melancarkan kebijakan seperti yang diambil
Hitler yang mau menghabiskan orang Yahudi dari Jerman
/Eropa. Apa yang Hitler lakukan dengan untuk mencapai
tujuannya? Dia perintahkan semua buku buku, majalah
majalah/ dokumen dokumen, sejarah agama, budaya , filsafa,
dibakar dan dimusnakan dan ini yang dilakukan petinggi
IndonesiadiKotaBaru ( Jayapura ,Pada tanggal3mey1963,
elit Indonesiamenumpuk semua buku,majalah, surat khabar,
Dokumenpartai,penelitianetnografi,SejarahBelandadiPapua,
baikdalambahasaBelandamaupundalambahasalaindibakar
37
habispadahariitudihalamanGedungKantorDPRPsekarangdi
depanTamanImbiJayapura.
v BahwadampakbagiOrangPapuasejaktanggal3Meiituorang
Papuamenjadi:1).Bangsatanpasejarah,tanpaidentitas,tanpa
pikiran tanppa masa lalu dan 2). Bangsa Papua sejak itu
menjadimainanyangbisadimainkan/digerakkandikendalikan
olehbangsalain(bangsaasing/Indonesia)semaunya.
v Bahwaapayangterjadipadatanggal16-17Agustuus2019dan
seterusnya yaitu gerakan protes Papua dari sseluruh kota di
Indonesia terhadap rasisme? Ini dalam kata kata Walter
Benyamin, pemikir Yahudi yangmati dalam pengungsian dari
Hilterdevineviolenve.Apaitu?Tanggal16Agustus2019dstitu
tanggal yang Tuhan pilih untk kasih ke Indonesia dan dunia
bahwaduniayangmembantuIndonesiaterusmenjadikaPapua
itusebagaibarangmainananitusangatkelirrudansesatpikir.
Siapa yang bisa pikir gerakan mahasiswa Asrama Papua itu
bisa membuat Papua Bangkit dan tersadarkan diri dari
ketidurannya yang panjang dalampangkuanNKRI yang telah
60Tahun lebihmeninabobokannya sejak 3mey 1963,Bangsa
Papua dijadikan bangsa tanpa Sejarah/identitas /budaya dan
tanpa rumah adatnya ? inilah yang kami dalam study sejarah
seringmenyebutdivineviolence.
v Bahwa sebenarnya secara manusia, gerakan protes terhadap
rasisme tadi yang dilakukan oleh para Mahasiswa dan rakyat
Papuaadalahwajarsiapapunmanusianormal,yangdilahirkan
denganpikiranperasaan, idealismeyangmembawasejak lahir
watakuntukbertanya,wajarapabila merekaprotesdantidak
terganggu mendengar Papua monyet, Papua kete ..dll.
KelompokatauunsurPapuaini,baikGerejamaupunakademisi,
politisi yangmengganggu hal ini biasa biasa. Kelompok itulah
yangkamianggapmahlukmahluksetengahgilaatausakitjiwa;
v Bahwaartinya tanggapanberupaprotesyangdilakukanorang
Papua kalangan mahasiswa, pemuda dan masyarakat inilah
yang masih memiliki pandangan dan pikiran kemanusiaan ,
yang sisanya adalah manusia yang sudah dibius oleh systim
Indonesia melalui bahasa bahasa propaganda yang sudah
campur baur antara rasisme, militerisme dan
pembangunanisme.
v BahwaKeputusanvonis terhadappelaku rasismedi Indonesia
yang di vonis 7 bulan itu hanya memenuhi rasa keadilan
mereka yang sedang memelihara /menjaga system rasis tadi
antara lain NKRI tadi yang mabuk rasisme, militerise dan
pembangunanisme dan antek anteknya, bukan bangsa Papua
yang sudah dari awal diposisikan sebagaimonyet atau Papua
warga negara kelas dua. Vonis ini hanya menguntungkan
kepentingan mereka yang berkuasa yang sedang menjaga
Papua supaya tetap diterima posisinya sebagai monyet dan
kete.
v Bahwa penangkapan terhadap para mahasiswa/masyarakat
yang menolak rasisme tanggal 29 Agustus 2019 itu bisa jadi
caranegaraatautiminirasistadimenjagasupayawajahNegara
tidakterbuka.Inidilakukandengancara:
38
v Bahwa pengiriman pasukkan sejak tanggal 19 Agustusmalam
yang terus menerus berlangsung selama beberapa bulan
selanjutnya untuk meredam protes rasisme, satuan Brimob
yang didrop ke kota kota besar di Papua, meningkatkan,
menambah daerah operasi militer baru selain dilakukan di
Nduga pasca rasisme ini negara jugamembuka : 1).Wilayah
operasimiliter di intan jaya pertengahanDesember 2019dan
2). Kemudian operasi militer bulan Januari 2019 , sekitar
wilayahoperasiPTFreportTembagapura.
v Bahwa pada intinya proses damai rasisme itu dialihkan ke
politikPapuaMerdeka
v Bahwa setelah melihat putusan pengadilan terhadap pelaku
pengucap ujaran rasisme di Surabaya sebenarnya Indonesia
telah mengakui keapsahan tuntutan orang Papua, dalam hal
Papua sebagai korban rasisme Indonesia systemik terhadap
Papua dari cara cara penanganan protes rasis yang
dikendalikan POLRI di Papua, Ahli duga ini terjadi atas
dukungan Presiden Jokowi yang berkunjung ke Papua pasca
Rasisme yang menjanjikan hadiah kepada Kapolda artinya
Negaramasih lanjut tidakmau berubah,masihmengandalkan
pendekatan tangan besi operasi militer untuk selesaikan
masalahrasismediTanahPapua.
v BahwaadabeberapacaramenyelesaikanmasalahPapuasecara
utuhdanbermartabat:
Pertama, kami dari Dewan Gereja Papua telah meminta
PemerintahRIuntukhentikanrasismeterhadapPapua.Dengan
menggelar Dialog yang bermartabat dengan ULMWP/KNPB (
unsur Papa yang sedang perjuangkan Kemerdekaan Papua )
dengan melibatkan Pihak ketiga sebagaimana yang pernah
dilakukanolehPresidenSBYdanJKdengandialogdenganGAM
yang dimediasi olehNegara ke 3.Mengapa denganGAMAceh
yangmemperjuangkanAcehmERDEKA-Jakartabisaberdialog
tetapimengapa denganULMWP/KNPBNegara ini tidak bisa ?
Rasisme?ataumasalahAgama.
Kedua, menindaklajuti rekomendasi dari LIPI dengan negara
secara serius libatkan semua pihak, menyelesaikan 4 Akar
masalah Papua yang disebutkan oleh LIPI. Apa saja 4 akar
persoalandirekomendasikanolehLIPImasingmasing:
1. DiskriminasiRasialdanmarginalisasiorangPapua
2. Pemerintah Indonesia yang gagal membangun Bidang
PendidikandanEkonomi
3. Pelanggaran HAM Pemerintah enggan menghentikan
pelanggaranHAMdiPapuadan
4. Perbedaan pandangan antara Jakarta Papua mengenai
KedudukanIndonesiaatasPapua
v Bahwa ahli berpandangan bahwa proses hukum terhadap
TerdakwaBuktarTabunidanTerdakwalain,seharusnyatidak
dikenakanpasalmakardandibebaskan,karenamerekabukan
pelaku makar, tindakan yang dilakukan oleh mereka yang
berdemo itu merupakan hak untuk melawan rasisme dan
ketidakbenarandiPapua.
3. BUKTISURAT
39
a. BuktiSuratJPU
DalampersidanganinisaudaraJPUtidakmengajukanbuktisurat.
b. BuktiSuratYangdiajukanPH/Terdakwa
§ Bukti T1. Bukti surat tentang pembelahan rasisme yang
menerangkantentangakarpersoalanyangterjadidiSurabaya,Jawa
Timur serta aksi Rasisme yang terjadi di Papua pada tanggal 15
Agustussampaidengan29Agustus2019;
§ Bukti T2 Bukti surat Cover Papua Road Map dan Booklet Papua
RoadMapmenerangkantentangpetadansumberkonflikdiPapua
yangditulispadatahun2009;
§ BuktiT3BuktisurattentangKeteranganAksiDemoRasismepada
tanggal19Agustusdan29Agustus2019diKotaJayapura,Papua;
§ Bukti T4 Bukti Video 1 (pertama) menerangkan tentang aksi
rasisme di Kota Jayapura pada tanggal 19 Agustus 2019 berjalan
damai tanpa adanya anarkis yang dilakukan oleh Mahasiswa dan
MasyarakatsipilPapua;
§ Bukti T5Bukti Video 2 (dua)menerangkan tentang aksis rasisme
padatanggal19Agustus2019yangdilakukanolehMahasiswayang
tergabungdalamBEMdanCipayungdiKotaJayapura,Papua;
§ Bukti T6 Bukti Video 3 (Ketiga) menerangkan tentang duduk
persoalan yang terjadi di Jawa Timur, Kota Surabaya terhadap
mahasiswaPapua;
§ Bukti T7 Bukti Putusan Makar Nomor : 69/ Pid.B/2001/PN.JPR,
tentang 2 Terdakwa An Pdt. Herman Awom, S.Th dan Thaha M
AlhamidtidakdapatdiJatuhihukumanpidana;
§ BuktiT8BuktiPutusanMakarNomor:45/Pid.B/2009/PNNbetentang
15TerdakwadiPengadilanNegeriNabireyangdiVonisBebas.
4. BARANGBUKTI:
a. BarangBuktiyangdiajukanJaksaPenuntutUmum
v 1(satu)unitHPmerekNokiawarnahitamdenganIMEI1:356951
093230419danIMEI2356951093330417NoHP:08129968
7643;
v 1 (Satu ) unit handphonemerkOPPOwarna putih dengan IMEI 1
861 754 032 751 158 dan IMEI 2 : 861 754 032 751 141 No HP
:081386450010;
v 3 (tiga )buahbatukalidenganukuran + lebar6 cmdanpanjang
7cm ; 1(satu) buah mobil jenis Inova berwarna Hitam dengan
NomorPolisiPA1693MP;
v 7(tujuh)UnitKomputerLenova;
v 1(satu)UnitKomputerSamsung;
v 1(satu)UnitKomputerAcer;
v 1(satu)UnitKomputerHp;
v 2(dua)UnitKomputerDell;
v 2(dua)UnitKomputerAsus;
v 2(dua)UnitPrinterHPLaserjetP1102;
v 2(dua)UnitPrinterCanonPixma;
v 1(satu)UnitPrinterEpson;
v 2(dua)buahKeybordAser;
v 1(satu)buahKeybordLogitech;
v 1(satu)buahKeybordAsus;
v 7(Tujuh)buahKeybordLenovo;
v 2(Dua)UnitCpuDell;
v 8(delapan)buahMouseLenovo;
40
v 1(satu)buahMouseHP;
v 2(dua)buahMouseAser;
v 1(satu)buahMouseLegitech;
v 1(satu)buahMouseVotre;
v 1(satu)buahChargerLaptopHipro;
v 2(dua)buahChargerLaptopAsus;
v 1(satu)buahChargerLaptopHP;
v 4(Empat)buahChargerKomputerLenovo;
v 2(dua)buahKabelPowerKomputer;
v 2(dua)buahKabelDataKomputer;
v 5(lima)buahKabelPrinter;
v 2(dua)buahKabelRoll;
v 1(satu)buahTapeCompoPolytron;
v 1(satu)buahSetelanSuaraMicBehringerUphoriaUmc22;
v 1(satu)buahAmplifierUhf;
v 1(satu)buahDigitalVideoRecorderAhd;
v 1(satu)buahWirelessInRouterWifiAsus;
v 1(satu)buahWifiZte;
v 1(Satu)buahTerminalWifi3com;
v 1(Satu)buahMemoryCPU;
v 1(Satu)buahMicDudukAnysong;
v 1(Satu)buahChargerBatteryNikon;
v 1(Satu)buahMicMegaphone;
v 2(dua)buahKalkulatorCasio;
v 1(Satu)buahCameraCCTVHikvision;
v 1(Satu)buahBukuKerja2018Prov.Papua;
v 1(Satu)buahSpeakerBluetoothKecil;
v 2(dua)RollKainWarnaCokelatKorpri;
v 27(duapuluhtujuh)buahIkatPinggangKecilKorpri;
v 1(Satu)buahKabelHias;
v 1(Satu)buahKabellampuHiasSalib;
v 11(sebelas)buahTas;
v 1(satu)UnitSepedaMotorHonda;
v 1(Satu)buahKunciRing;
v 1(Satu)buahRangkaianGantunganKunci;
v 1(Satu)buahObengPlat;
v 1(Satu)buahParang/Pisau;
v 2(dua)TombakKayuPanjang;
v 4(empat)buahBusur;
v 36(tigapuluhenam)buahAnakPanah;
v 47(empatpuluhtujuh)buahBatu;
v 58(limapuluhdelapan)buahBesi+Pipa;
v 47(empatpuluhtujuh)buahKetapel;
v 6(enam)buahPecahanKaca;
v 5(lima)batangPotonganKayu.
b. BarangBuktiYangdiajukanPH/Terdakwa
§ BuktiVideo1(pertama)menerangkantentangaksirasismediKota
Jayapura pada tanggal 19 Agustus 2019 berjalan damai tanpa
adanya anarkis yang dilakukan oleh Mahasiswa dan Masyarakat
sipilPapua;
§ Bukti Video 2 (dua) menerangkan tentang aksis rasisme pada
tanggal 19 Agustus 2019 yang dilakukan oleh Mahasiswa yang
tergabungdalamBEMdanCipayungdiKotaJayapura,Papua;
§ Bukti Video 3 (Tiga)menerangkan tentang duduk persoalan yang
terjadidiJawaTimur,KotaSurabayaterhadapmahasiswapapuadi
AsramaKamasan
41
5. KETERANGANTERDAKWABUCHTARTABUNIDALAMPERSIDANGAN
MEMBERIKANKETERANGANSEBAGAIBERIKUT:
v BahwaTerdakwaditangkappadatanggal09September2019,sekitar
Jam 6 Sore, saat itu hendak berkebun tetapi karena mendengar ada
aparatkepolisianyangdatangkerumah,Terdakwapulangkerumah;
v BahwaTerdakwadudukdiatasbukitdanmelihatanggotapolisiyang
hendakmenangkapnaikkearahrumah,bersamaTerdakwaadaempat
orangyangbersama,adaduasuami istriyangpunyakebun, terdakwa
memintamerekaadayangmenemaniterdakwa;
v Bahwapolisidatang,menodongkanpistoldanmenanyakaniniBuktar,
saya jawab iya, lalu mereka suruh terdakwa tiarap, terdakwa tiarap,
lalupolisisampaikanberdiri lalu terdakwaberdiri laludisuruh jalan,
saat jalan terdakwamelambaikan tangan kepada orang yang bermain
volley,dalamperjalanankearahmobilmassaadayanghendakbertanya
kenapa terdakwa dibawa, tetapi karena ada tembakan dari anggota
makamassamarah lalumelakukan pelemparan, ada kacamobil yang
pecahakibatpelemparan;
v BahwaterdakwaselanjutnyadibawakeMakoBrimob,selamadiMako
Brimob Terdakwa tidak salah 2 kali, polisi menanyakan pernah
dihukum ? terdakwa menjawab pernah di hukum kaitan dengan
organisirdemo-demo;
v Bahwaterdakwamenanyakankepadapolisiterkaitdengandokumen-
dokumen, polisi menjawab terdakwakan pernah dihukum, jadi kami
hanya ingin tahu kenapa dihukum, terdakwa mengetahui setelah
terdapatdata-dataterdakwaituyangdimasukandalamBAP;
v Bahwa terdakwa pernah disidangkan pada tahun 2009 dan 2011
kaitandenganperkaramakardanpenghasutandantelahadaputusan
hakim;
v Bahwa terdakwa pernah bertemu dengan Kapolresta Jayapura bulan
Desember2018,kaitandenganstatusDPO,Kapolrestasampaikantidak
adabukti-buktujugatidakadakorban,jadiPaBuktarbisaberaktifitas
sepertibiasa
v BahwaTerdakwadalam aksi demodamai anti rasisme tidak terlibat
sebagai penanggung jawab maupun peserta demo, begitu pula
Terdakwa saat penangkapan tidak melakukan pertemuan-pertemuan
dalammembahasPapuaMerdeka;
v Bahwa terdakwa dalam persidangan menerangkan hanya akan
menjelaskan terkait dengan penangkapan pada tanggal 09 September
2019, tidak ada kaitan penangkapan dengan dokumen-dokumen yang
ditunjukdalamBAP;
v Bahwa Terdakwa mencabut keterangan-keterangan yang diberikan
dalamBAPtentangdokumen-dokumen,karenatidakadakaitandengan
perbuatanyangdilakukanolehTerdakwa.
6. KETERANGANVERBALISANKayrudin,S.Hmenerangkandibawasumpah
dalampersidangansebagaiberikut:
v Bahwa pemeriksaan dilakukan terhadap terdakwa 2 (dua) kali,
pemeriksaan pertama 10 September 2019, pemeriksaan kedua 28
September2019;
v Bahwapemeriksaandilakukanpadasiangharidansorehari,terdakwa
didampingi oleh pengacaranya tetapi diluar (tidak melihat dan
mendengarpemeriksaan);
42
v Bahwamenurut saksi prosedur pemeriksaan sudah dilakukan sesuai
denganmekanismeKUHAP;
v Bahwasaksitidakmelakukanpemeriksaansehubungandenganstatus
terdakwayangpernahdiputusdantelahingkrah,begitupulasaksitidak
pernahmenanyakanstatusDPOterdakwayangtelahdinyatakantidak
bermasalahdenganmengkormasihalinikeKapolrestaJayapura;
v Bahwa saksi menerangkan interogasi awal teerhadap terdakwa
dilakukan oleh penyidik atas nama Oscar dan saksi tidakmengetahui
pemeriksaanitu;
v Bahwasaksimemeriksadengancarabertanyalaluterdakwamenjawab
setelah itu BAP diberikan, tidak ada ancaman atau paksaan terhadap
terdakwa.
III.ANALISAFAKTAPERSIDANGAN;
MajelisHakimyangterhormat,
JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,
Hadirinsidangsekalianyangberbahagia.
Bahwa untuk membuktikan apakah Terdakwa terbukti bersalah melakukan
TindakPidana sebagaimanadalamSuratTuntutanSdr. JPUmelanggarDakwaan
Kesatuyakni Pasal106KUHPJoPasal55Ayat(1)ke-1KUHPmakaharuslah
berdasarkanalatbuktiyangcukupyakniberupafakta-faktayangterungkapdalam
persidangan,makadari fakta-faktapersidanganyang terungkap,dapatdianalisa
sebagaiberikut:
a. MAHASISWAPAPUASURABAYAMENJADIKORBANTINDAKANRASIS
Ø BahwaDemonstrasiAntiRasismetanggal19Agustus2019dan29Agustus
2019 yang terjadi di Jayapura tidak terlepas dari kaitannya dengan
kejadian yang terjadi tanggal 16 Agustus 2019 di Surabaya yaitu saat
kejadian pengempungan Asrama Mahasiswa Papua oleh beberapa masa
dari Organisasi Masyarakat (Ormas), oknum Perwira TNI-AD, selain itu
Satpol PP, aparat Kepolisian setempat yang berada di tempat kejadian
perkaratakberbuatapa-apa.Beberapamasadariormaskemudianmemaki
dengan kata-kata rasis “Monyet, Babi, Anjing, dan Kera” ada juga yang
mengatakan“Kamujangankeluar,sayatunggukamu.Saatitujugajumlah
ormas-ormas reaksioner bertambah banyak. Kemudianmendobrak pintu
depan Asrama Mahasiswa Papua dan melempari batu hingga
mengakibatkan kaca asrama pecah, sehingga Mahasiswa Papua yang
beradadidalamAsramaterkurungdiruangAulaAsrama;
Ø Bahwatindakanrasistersebutberlanjutditanggal17Agustus2019yaitu
saatsekelompokOrmasreaksionermendatangiAsramaMahasiswaPapua
di Surabaya dan meneriakan yel-yel “Usir usir usir Papua, Usir Papua
sekarangjuga.SelainituKata-kataRasis(Monyet,Anjing,Babi)punmasih
diteriaki;
Ø BahwaMahasiswaPapuadiSurabayaadalahkorbandaritindakanrasisme
yangterjadidiSurabayayangdilakukanolehOrmas,oknumPerwiraTNI-
AD,selainituSatpolPPdanaparatKepolisiansetempatjugaturutmenjadi
bagiandari tindakan rasis tersebutkarenamembiarkan tindakan rasisme
tersebut;
Ø BahwaakibatdaritindakanrasismediSurabayatersebutmembuatmarah
seluruhmasyarakatPapua;
43
b. TERDAKWA TIDAK TERLIBAT DALAM AKSI ANTI RASIS TANGGAL 19
AGUSTUS2019DAN29AGUSTUS2019
Ø Bahwa benar pada tanggal 19 Agustus 2019 dan 29 Agustus 2019 telah
terjadi aksi Anti Rasis yang dilakukan oleh masyarakat Papua untuk
menolakRasismeterhadapmahasiswaPapuadiSurabaya;
Ø Bahwadalamketerangannyaterdakwamengakuitidakpernaterlibatsama
sekali selama aksi Anti Rasis baik pada tanggal 19 Agustus 2019 dan
tanggal29Agustus2019,karenapadasaatituterdakwasedangberadadi
kebun.HalinibersesuaiandenganketerangansaksiadechargeLaurenzus
Kadepa yang menerangkan bahwa selama saksi terlibat dalam Aksi Anti
Rasistersebutsaksitidakpernamelihatterdakwahadirbahkanmelakukan
orasidanjugatidakpernahadaketerlibatankelompokorganisasiULMWP,
kelompok organisasi KNPB, aksi tersebut murni spontanitas dari rakyat
PapuayangdikordinirolehBEMUNCEN.
c. JAKSA TIDAK MAMPU MEMBUKTIKAN KETERLIBATAN TERDAKWA
DALAM RAPAT TANGGAL 9 SEPTEMBER 2019 DI ASRAMA RUSUNAWA
UNCEN
- Bahwa dalam persidangan saudara JPU telah menghadirkan saksi-saksi
yang menjelaskan bagaimana keterlibatan terdakwa dalam rapat pada
tanggal 9 September 2019 di Asrama Rusunawa Uncen. Sebelum masuk
pada fakta-fakta persidangan atas keterangan dari saksi-saksi yang telah
dihadirkanolehsudaraJPUtersebutmakaterlebihdahulukitamelihatapa
yangdimaksuddenganKeteranganSaksi,bahwasesuaidenganpenegasan
dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP, yakni Keterangan yang saksi lihat
sendiri;saksidengarsendiri;alamisendirimengenaisuatuperistiwa
pidana. Dari fakta-fakta persidangan yang terungkap, dapat dianalisa
sebagaiberikut:
- Bahwadalampersidanganada2(dua)saksiyangdihadirkanolehsaudara
JPU yaitu saksi JOKO TRI AMBORO dan saksi AGUS KUSWANTO, S.H,
dalam keterangan yang sama dihadapan persidangan para saksi
menerangkan yang pada intinya bahwa pada hari Senin tanggal 09
September 2019 sekitar jam 15.30 Wit saat anggota team lidik sedang
melakukanpenyelidikan terhadapkeberadaan tersangkaatasnamaAGUS
KOSSAY yang diduga berada di Rusunawa Perumnas III Waena,
sesampainyateamtersebutdiRusunawansedangberlangsungrapatgelap
yang dilakukan oleh beberapa orang yang membicarakan tentang
pembebasan terhadap massa demonstrasi yang ditahan, namun peserta
rapattersebutmelihatkedatanganteamlidikdilokasiRusunawaseketikan
itu juga peserta rapat tersebut langsung membubarkan diri dan berlari
menujukeatasGunungKamwolkerdanolehteamlidikdikejarteruskeatas
sampai mendapatkan terdakwa yang diduga ikut dalam rapat tertutup
tersebut,sehinggateamlidikmengamankanterdakwa.
- Bahwaketerangansaksi yangdapatdijadikansebagai alatbukti yang sah
haruslah sesuai dengan ketentuan Pasal 185 ayat (5) KUHP yaitu “baik
pendapatmaupun rekaan yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan
merupakanketerangansaksi”.
- Bahwaolehkarenakeduaketerangansaksiyangdihadirkanolehsaudara
JPUyanghanyadidasariatasdugaansemataterkaitketerlibatanTerdakwa
dalam rapat pada 9 September 2019 di asrama Rusunawa Perumnas III
Waena, maka berdasarkan ketentuan Pasal 185 ayat (5) KUHP atas
44
keterangan kedua saksi tersebut patutlah dikesampingkan karena tidak
bernilaisebagaialatbuktiyangsah.
d. JPUTIDAKMENGHADIRKANAHLIPIDANAUNTUKMENJELASKANUNSUR-
UNSURPASALMAKARDANUNSUR-UNSURPASALPENYERTAAN.
- Bahwa Keterangan ahli berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat 28 KUHAP
adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusustentanghalyangdiperlukanuntukmembuatterangsuatuperkara
pidanagunakepentinganpemeriksaansuatuperkara;
- Bahwadalampersidangan untukmembuktikan dakwaannya saudara JPU
sama sekali tidak menghadirkan saksi ahli pidana namun hanya
menghadirkan 3 (tiga) orang Saksi Ahli antara lain Ahli Bahasa, Ahli
PsikologiSosialPolitikdanAhliHukumTataNegara.
- Bahwa berdasarkan dari fakta persidangan maka dari ke tiga saksi ahli
yangtelahdihadirkanolehsudaraJPUyaitubaikAhliBahasa,AhliPsikologi
SosialPolitikdanAhliHukumTataNegaramakasecarakeahliannyatidak
berkompetensi menjelaskan bagaimana perbuatan terdakwa telah
memenuhi unsur-unsur tindak pidanamakar dan juga Unsur Penyertaan
serta keterangan keahliannya tidak terdapat korelasi dengan perbuatan
terdakwa.
- Bahwa kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa
secara keilmuan yang berkompetensi untuk menjelaskan apakah
perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur-unsur pidana sehingga
terdakwa dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum
sebagaimanayangdiTuntutolehsaudaraJPUdalamDakwaanKesatuPasal
106KUHPjunctoPasal55ayat(1)Ke-1KUHPadalahAhliPidana,sehingga
terhadapketeranganahlitersebutpatutlahdikesampingkandanditolak.
e. TINDAKPIDANAMAKARTIDAKTERBUKTI
- BahwauntukmembuktikanapakahTerdakwaBUCHTARTABUNIterbukti
bersalahMenyuruhmelakukanatauTurutsertaMelakukanMakarDengan
Maksud Supaya Seluruh atau Sebagian Wilayah Negara Jatuh Ketangan
Musuh atau Memisahkan Sebagian Dari Wilayah Negara sebagaimana
diaturdandiancampidanadalamSuratDakwaanKesatuPasal106KUHP
joPasal55Ayat(1)ke-(1)KUHP,haruslahberdasarkanketerangansaksi-
saksi,keteranganahli,buktisurat,barangbuktidanketeranganterdakwa.
- Bahwauntukmembuktikanapakahterdakwaterbuktibersalahmelakukan
tindak pidana yang didakwakan dan dituntut kepada terdakwa haruslah
didasarkan alat bukti yang cukup yakni berdasarkan keterangan saksi-
saksi,keteranganahli,keteranganterdakwadanbarangbukti.Keterangan
Saksi sesuai dengan penegasan dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP, yakni
Keteranganyangsaksilihatsendiri;saksidengarsendiri;alamisendiri
mengenai suatu peristiwa pidana, kemudian sesuai dengan ketentuan
Pasal185ayat (1)KUHAP,menegaskan, “keterangansaksi sebagaialat
bukti ialahapayangsaksinyatakatandalamsidang”,selain ituuntuk
membuktikankebenaranmateriil yang sesungguhnya,makaHakimharus
memperhatikanketentuanPasal185ayat(6)KUHAPyaitu:
- Persesuaianantaraketerangansaksisatudenganyanglainnya;
- Persesuaianantarasaksidenganalatbuktilainnya;
- Alasan yang dipergunakan oleh saksi untuk memberikan
keterangantertentu;
45
- Cara hidup dan kesusilaan serta segala sesuatu yang pada
umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya.
- Dari empatorangsaksiyangdihadirkanSdr.JaksaPenuntutUmumatas
namaAGUSKUSWANTO,DJOKOTRIEAMBORO,FANNYKARELLAIMENA
DAN STEVEN ITLAY, dihubungkan dengan Ahli Bahasa atas nama
Dr.APRINUS SALAM, M,Hum, Ahli Psikologi atas nama Prof Dr.HAMDI
MULUK, Ph.d, Ahli Hukum Tata Negara atas nama MUHAMMAD
RULLYANDI,S.H,M.HsertaBarangBuktibarangbuktiberupa:
- 1 (satu )unitHPmerekNokiawarnahitamdengan IMEI1 :356951
093230419danIMEI2356951093330417NoHP:081299687643
;
- 1(Satu)unithandphonemerkOPPOwarnaputihdenganIMEI1861
754032751158danIMEI2:861754032751141NoHP :08138645
0010;
- 3(tiga)buahbatukalidenganukuran+lebar6cmdanpanjang7cm;
1(satu) buahmobil jenis Inova berwarnaHitamdenganNomor Polisi
PA1693MP;
- 7(tujuh)UnitKomputerLenova;
- 1(satu)UnitKomputerSamsung;
- 1(satu)UnitKomputerAcer;
- 1(satu)UnitKomputerHp;
- 2(dua)UnitKomputerDell;
- 2(dua)UnitKomputerAsus;
- 2(dua)UnitPrinterHPLaserjetP1102;
- 2(dua)UnitPrinterCanonPixma;
- 1(satu)UnitPrinterEpson;
- 2(dua)buahKeybordAser;
- 1(satu)buahKeybordLogitech;
- 1(satu)buahKeybordAsus;
- 7(Tujuh)buahKeybordLenovo;
- 2(Dua)UnitCpuDell;
- 8(delapan)buahMouseLenovo;
- 1(satu)buahMouseHP;
- 2(dua)buahMouseAser;
- 1(satu)buahMouseLegitech;
- 1(satu)buahMouseVotre;
- 1(satu)buahChargerLaptopHipro;
- 2(dua)buahChargerLaptopAsus;
- 1(satu)buahChargerLaptopHP;
- 4(Empat)buahChargerKomputerLenovo;
- 2(dua)buahKabelPowerKomputer;
- 2(dua)buahKabelDataKomputer;
- 5(lima)buahKabelPrinter;
- 2(dua)buahKabelRoll;
- 1(satu)buahTapeCompoPolytron;
- 1(satu)buahSetelanSuaraMicBehringerUphoriaUmc22;
- 1(satu)buahAmplifierUhf;
- 1(satu)buahDigitalVideoRecorderAhd;
- 1(satu)buahWirelessInRouterWifiAsus;
- 1(satu)buahWifiZte;
- 1(Satu)buahTerminalWifi3com;
- 1(Satu)buahMemoryCPU;
- 1(Satu)buahMicDudukAnysong;
- 1(Satu)buahChargerBatteryNikon;
- 1(Satu)buahMicMegaphone;
46
- 2(dua)buahKalkulatorCasio;
- 1(Satu)buahCameraCCTVHikvision;
- 1(Satu)buahBukuKerja2018Prov.Papua;
- 1(Satu)buahSpeakerBluetoothKecil;
- 2(dua)RollKainWarnaCokelatKorpri;
- 27(duapuluhtujuh)buahIkatPinggangKecilKorpri;
- 1(Satu)buahKabelHias;
- 1(Satu)buahKabellampuHiasSalib;
- 11(sebelas)buahTas;
- 1(satu)UnitSepedaMotorHonda;
- 1(Satu)buahKunciRing;
- 1(Satu)buahRangkaianGantunganKunci;
- 1(Satu)buahObengPlat;
- 1(Satu)buahParang/Pisau;
- 2(dua)TombakKayuPanjang;
- 4(empat)buahBusur;
- 36(tigapuluhenam)buahAnakPanah;
- 47(empatpuluhtujuh)buahBatu;
- 58(limapuluhdelapan)buahBesi+Pipa;
- 47(empatpuluhtujuh)buahKetapel;
- 6(enam)buahPecahanKaca;
- 5(lima)batangPotonganKayu.
- Maka tidak ada persesuaian untuk membuktikan kebenaran materiil
TerdakwaatasnamaBUCHTARTABUNIsebagaiorangyangmenyuruh
melakukan atau turut serta melakukan serta melakukan makar
denganmaksudsupayaseluruhatausebagianwilayahNegara, jatuh
ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah Negara,
sebagaimanadimaksuddalampasal106KUHPjoPasal55ayat(1)ke
-1 KUHP,hal ini dapat diurai sebagai berikut, Saksi AgusKuswanto dan
DjokoTrieAmboroadalahanggotapolisidariTimLidikPoldaPapuayang
melakukanpenangkapanterhadapTerdakwadirumahnyapadatanggal09
September 2019, Pukul 18.00 WIT (6 Sore), awalnya Para Saksi
menerangkan tujuan Para Saksi ini untuk mencari Agus Kossay yang
diduga berada di Asrama Rusunawa Perumnas III Uncen dalam rangka
melakukan rapat bagi pembebasan terhadap tahanan, namun setelah
melakukan penggeledahan peserta rapat yang berada dilokasi tersebut
membubarkan diri dan berlari keatas gunungKamwolker danPara Saksi
melakukan pengejaran keatas gunung Kampwolker dan mendapatkan
TerdakwaBuchtarTabuniyangberadadirumahnya,setelahituParaSaksi
mengamankanBuchtarTabuni, tetapi ketika hendakmembawa terdakwa
BUCHTARTABUNI, ada sekelompokmassayangmelakukanpenyerangan
denganmelemparkearahmobil.
- Saksi STEVEN ITLAY sama sekali tidak mengetahui perbuatan yang
dilakukanolehTerdakwaBuchtarTabuni,sedangkanSaksiFANNYKAREL
LAIMENAtidakkenalTerdakwa,tidaktahuorganisasiKNPB,ULMWPdan
AMP terdaftar di Kesbangpol atau tidak, karena untuk mendaftar di
Kesbangpol tidak ada keharusan atau sifatnya sukarela. Keterangan-
Keterangan Saksi-saksi ini jika dihubungkan dengan Ketangan Ahli yang
diajukan oleh JPU dan barang bukti maka tidak ada korelasi, Terdakwa
mempunyaibarangbuktiberupaHP,selainitubarangbuktiberupaLaptop
danbarangbuktilainnyabukanlahmilikTerdakwa,begitupuladenganAhli
yang diajukan JPU baik Ahli Bahasa, Ahli Psikologi keterangan dari
keahliannya tidak memiliki korelasi dengan perbuatan terdakwa, karena
pada tanggal 09 September 2019, Pukul 18.00 WIT (6 Sore) di
47
Kampwolker, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, peristiwanya bukan
peristiwa makar, tetapi peristiwa penangkapan terhadap Terdakwa
BUCHTARTABUNIdirumahnya.
- Saksi-saksi meringankan dari Terdakwa atas nama Pdt. Armin Kogoya,
S.Th,dalampersidanganmengungkapkanTerdakwaBuktarTabuniadalah
tetanggasaksiyangaktivitassehari-hariberkebundanbeternak,padasaat
penangkapantanggal09September2019,SaksimengajakTerdakwauntuk
berkebunyangletaknyakuranglebih200meterdarirumah,namunkarena
mendengarpolisiyangmendatanganirumahterdakwa,terdakwatidakjadi
berkebun, keterangan saksi ini bersesuaian juga dengan keterangan
Terdakwa didukung pula dengan keterangan Saksi JPU atas nama Agus
Kuswanto dan Joko Amboro yang menjelaskan mereka melakukan
penangkapan terhadap terdakwa Buktar Tabuni di daerah Kampwolker
sebelumnya mereka hendak mencari Agus Kossay yang diduga sedang
melakukan rapat di Asrama Rusunawa berkaitan dengan pembebasan
tahanan yang ditahan kaitan dengan demo anti rasis. Keterangan Saksi-
Saksi tersebutbersesuaian jugadenganketeranganSaksiLaurensKadepa
yangmenjelaskanpadatanggal19Agustus2019dan29Agustus2019saat
demomenolak rasisme di Surabaya, saksi sebagai anggota DPRP terlibat
dalamaksitersebut,saksitidakmelihatTerdakwaBuchtarTabuniterlibat
dalamkedua aksi tersebut, demo anti rasis tersebut dikoordinir BEMSe-
Kota Jayapura dan diikuti secara spontan lebih dari 1000 komponen
masyarakatyangadadiPapua,baikmasyarakatasliPapua,nonPapuadan
kelompok Cipayung, inti dari aksi tolak rasisme tersebut yang dibacakan
olehpenanggungjawabdandiserahkankepadaGubernurPapuaadalah1).
Stop rasisme, intimidasi dan persekusi terhadap Mahasiswa Papua di
Surabaya,Malang,Makassar,AmbondanDaerah lainnya,2).Tangkapdan
adili pelaku rasisme Ahli HTN dari Terdakwa/Penasehat Hukum telah
memperkuat bahwa tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa bukanlah
Makar, apalagi penangkapan terhadap Terdakwa Buchtar Tabuni ini
sebagai dampak dari demo anti rasisme, sama sekali tidak dapat di
kategorikan sebagaiMakar, AhliHTNHTNDr.HerlambangR.Wiratraman,
S.H menjelaskan demo damai menentang rasisme, termasuk jika
didalamnya ada teriakan yel-yel Papua Merdeka, Referendum dan
Penentuan Nasib Sendiri merupakan kebebasan berekpresi yang dijamin
oleh Deklarasi Umum HAM, Konvesi Sipol, UUD 1945, UU HAM dan
Undang-Undang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
sangatbiasjikadikaitkandenganmakar,halinidiperkuatolehAhliPidana
atas namaAnugerahRizki Akbari, S.H.,M.Sc yangmenjelaskanMakar itu
sesuai dengan teks aslinya adalah Aanslag menyerang secara fisik, jadi
tidak bisa dikaitkan dengan demo anti rasisme, teriakan yel-yel Papua
Merdeka, Referendum, Penentuan Nasib Sendiri hingga kepemilikan
dokumen yang berkaitan dengan Papua Merdeka, sedangkan Ahli Politik
dan Resolusi Konflik atas nama Dr.Adriana Elisabeth, M.Soc, Sc,
menjelaskan ada konflik di Papua yang dipetakan oleh LIPI dalam Buku
Papua Road Map, yakni 1). Diskriminasi dan Marjinalisasi Orang Papua,
2).Kegagalan Pembangunan, 3). Pelanggaran HAM, 4).Sejarah masa lalu
Papua,AhliRasismeatasnamaDr.BennyGiaymenjelaskanadapersoalan
rasismesebelumZamanBelanda1950an,saat1963,Peperahinggasaatini
telahterjadipraktek-praktekrasismeterhadapOrangAsliPapuadantidak
pernahdiselesaikansecaraseriusolehNegara,solusiyangditawarkanahli
adalah penyelesaian Papua tidak bisa diselesaikan dengan proses hukum
dengan pidana Makar, tetapi lebih mengedepankan keadilan bagi
48
masyarakat Papua dengan cara Dialog untuk menyelesaikan persoalan-
persoalanyangterjadidiPapua.
IV.ANALISATUNTUTAN
Berdasarkan surat tuntutan yang dibuat dan dibacakan oleh saudara JPUdalam
persidangan pada tanggal 2 Juni 2020 secara garis besar ditemukan beberapa
pelanggaran dalam teknis perumusan surat tuntutan yang dijamin dalam
peraturanperundang-undangan,sebagaiberikut:
v JPU DALAM MENYUSUN TUNTUTAN MENGUTIP BAP DAN
MENGABAIKANFAKTAPERSIDANGAN
- BahwadalamsurattuntutansaudaraJPUmemasukanketeranganAgus
Kuswanto yang menyatakan “Setahu saksi sdr. BUCHTAR TABUNI saat ini
masih aktif dalam organisasi yang di pimpin yaitu sebagai Ketua PNWP yang
juga tergabung di dalam ULMWP”;
- Bahwa berkaitan dengan status terdakwa dalam organisasi KNPB, ULMWP dan
sebagainya yang tertuang dalam BAP secara tegas dalam persidangan “Terdakwa
menerangkan bahwa merasa ditipu dalam memberikan keterangan saat di
penyididkan” sebagaimana termuat dalam keterangan terdakwa yang
dicantumkanJPUdalamtuntutannya;
- Bahwa dalam persidangan “Terdakwa menyatakan mencabut semua
keterangan yang telah diberikan terdakwa pada tingkat penyidikan”
sebagaimana termuat dalam keterangan terdakwa yang dicantumkan
JPUdalamtuntutannya;
- Bahwa keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di
sidangtentangperbuatanyang ia lakukanatauyang iaketahuisendiri
atau alami sendiri sebagaimana diatur pada pasal 189 ayat (1), UU
Nomor8Tahun1981;
- Bahwa berdasarkan pada keterangan diatas membuktikan bahwa
saudara JPU dalam menyusun Tuntutan terkesan mengarang bebas
bahkan mengutip keterangan dalam BAP dan mengabaikan fakta
persidangan.
v JPU DALAM MENYUSUN TUNTUTAN TIDAK MEMASUKAN
KETERANGANSAKSIDANKETERANGANAHLIYANGDIAJUKANOLEH
PENASEHATHUKUMDIDALAMPERSIDANGAN
- Bahwa Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi
nyatakandisidangpengadilansebagaimanadiaturpadapasal185ayat
(1),KUHAP;
- BahwaKeteranganahliialahapayangseorangahlinyatakandisidang
pengadilansebagaimanadiaturpadapasal186,KUHAP
- BahwadalampersidanganJPUmenghadirkansaksiDjokoTrieAmboro,
Agus Kuswanto, S.H, Stevanus Itlay Alias Steven Itlay, Fany Karel
Leimena, S.E dan ahli Bahasa, Ahli Psikologi Sosial Politik serta Ahli
Hukum Tata Negara. Sementara itu, Penasehat Hukum dalam
persidangan menghadirkan saksi Pdt. Armin Kogoya dan Laurenzus
KadepasertaAhliPidana,AhliPolitik,AhliKebebasanBerekspresidan
AhliRasisTerhadapPapua;
- BahwadalamSuratTuntutanJPUkepadaterdakwaBUCHTARTABUNI
hanyamemasukanketerangansaksidanahliyangdihadirkanolehJPU
dantidakmemuatketerangansaksidanahliyangdihadirkanpenasehat
hukum;
49
- Bahwa pada prinsipnya dalam Surat tuntutan (requisitoir)
mencantumkan beberapa hal seperti tuntutan Jaksa Penuntut Umum
terhadap terdakwa, baik berupa penghukuman atau pembebasan dan
disusunberdasarkanpemeriksaansaksi,ahli,alatbukti,danketerangan
terdakwadalamruangsidangyangmulia.
- BahwaberdasarkanuraiandiatassudahdapatdisimpulkanJPUDALAM
MENYUSUN TUNTUTAN TIDAK MEMASUKAN KETERANGAN SAKSI
DANKETERANGANAHLIYANGDIAJUKANOLEHPENASEHATHUKUM
DIDALAMPERSIDANGAN
v JPU MENYIMPULKAN TERPENUHINYA DAKWAAN KESATU HANYA
BERDASARKANKETERANGANAHLIBAHASA,AHLIPSIKOLOGISOSIAL
POLITIKDANAHLIHTN
- Bahwa menurut keterangan ahli Bahasa, pengertian kata makar
dimaksudkan sebagai satu aksi pemikiran, tindakan dan/atau
perbuatan,baikdalambentukkata-katadankalimat,maupunberbagai
aktivitas lainnya, yang dianggap atau dinilai bertentangan dengan
hukum. Pengertian makar jika lebih disederhanakan adalah pikiran,
ucapan, tindakan dan/atau perbuatan yang melawan hukum dan
merongrongkekuasaanresmipemerintahtertentu;
- Bahwamenurut ahli Hukum Tata Negara, dalam perkembangan
perspektifbestpracticepraktikhukumtatanegaradiIndonesiamakar
dapat diartikan sebagai sikap perlawanan terhadap keadaan sistem
fundamental yang diatur dalam konstitusi (in het staatsrecht is een
contitutiedegrondslagvaneenstaat)dalamsuatunegaradengancara
berkeinginanuntukmelakukansuatuperubahansistem;
- Bahwamenurutahlipsikologipolitik,untukmemisahkanmanaaspirasi
yang merupakan protes terhadap ketidakadilan atau mana yang
merupakan insurgensi atau usaha ke arah makar menjadi tugas dari
penyidikuntukmengumpulkanbukti-buktitersebut;
- Bahwapadaprinsipnyasecarakeilmuanyangmemilikikapasitasuntuk
menjelaskanunsur-unsurtindakpidanatermasuktindakpidanamakar
atautindakpidanapenyertaanadalahahlipidana;
- Bahwa berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terkait
tuntutanJPUyang“MenyatakanterdakwaBUCHTARTABUNIterbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana
“MAKAR” sebagaimana kami dakwakan kepada terdakwa dalam
pasal106KUHPjoPasal55ayat(1)ke-1KUHP”yangdidasariatas
keterangan ahli Bahasa, ahli psikologi social politik dan ahli HTN
dimukapersidangandiragukansecara ilmuhukumpidanasebabyang
berkompetenmembedahunsur-unsurtindakpidanamakardanunsur-
unsurtindakpidanapenyertaanadalahahlipidana.
v JPUDalamMenyusunTuntutanTidakMengikutiarahanSuratEdaran
Jaksa Agung Tentang Pedoman Perumusan Tuntutan sehingga
melahirkanFaktaDisparitasTuntutanPidana
- BahwaberdasarkanSuratEdaranJaksaAgungNomor:001/J.A/4/1995
tentang pedoman perumusan tuntutan dalam perkara tindak pidana
biasa disebutkan adanya prinsip “Menghindari adanya disparitas
tuntutanpidanauntukperkara-perkarasejenisantarasatudaerah
dengandaerahlainnya”.
50
- Bahwadalamdakwaan tindakpidanamakaryangdituduhkankepada
Sayang Mandabayan oleh JPU di PN Manokwari dalam tuntutannya
dituntutdenganpidanapenjaraselama1Tahun;
- Bahwadalamdakwaan tindakpidanamakaryangdituduhkankepada
Erik Aliknoe Cs oleh JPU di PN Manokwari dituntut dengan pidana
penjaraselama1Tahun;
- Bahwadalamdakwaan tindakpidanamakaryangdituduhkankepada
Yoseph Laurens Syufi alias Siway Bofit Cs oleh JPU di PN Sorong
dituntutdenganpidanapenjaraselama1Tahun;
- Bahwadalamdakwaan tindakpidanamakaryangdituduhkankepada
Surya Anta Ginting Cs oleh JPU di PN Jakarta Pusat dituntut dengan
pidanapenjaraselama1Tahun;
- Bahwadalamdakwaan tindakpidanamakaryangdituduhkankepada
BUCHTARTABUNIoleh JPUdiPNBalikpapandituntutdenganPidana
Penjaraselama17(TujuhBelas)Tahun;
- Bahwaberdasarkanuraiandiatasyangmenunjukanadanyaperbedaan
tuntutan di Manokwari, Sorong, Jakarta dan Balikpapan menunjukan
fakta JPU dalammerumuskan tuntutan tidak mengikuti arahan Surat
Edaran Jaksa Agung Nomor : 001/J.A/4/1995 tentang pedoman
perumusantuntutandalamperkaratindakpidanabiasasehinggadalam
tuntutan JPU terhadap terdakwa BUCHTAR TABUNI terdapat
“disparitastuntutanpidana”.
V.ANALISAYURIDIS
Bahwa sebelum unsur-unsur dalam dakwaan pertama yang di jadikan tuntutan
Jaksa Penuntut Umum diuraikan lebih jauh, terlebih dahulu kami akan soroti
tentang Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum bahwa dalam surat dakwaan
saudara Jaksa Penuntut umum Nomor : PDM-96/JPR/EKU.1/01/2020
menyebutkanbahwaTerdakwadidakwasebagaiorangmenyuruhmelakukan
atauturutsertamelakukansertamelakukanmakardenganmaksudsupaya
seluruh atau sebagian wilayah Negara, jatuh ke tangan musuh atau
memisahkan sebagian dariwilayahNegara, sebagaimana dimaksud dalam
pasal106KUHPjoPasal55ayat(1)ke-1KUHP.BahwaternyataketikaJaksa
Penuntut umummengajukan tuntutan kepada ParaTerdakwa sama sekali tidak
menguraikan dengan fakta-fakta persidangan secara utuh TERMASUK JAKSA
PENUNTUT UMUM SECARA SENGAJA MENGHILANGKAN FAKTA
KETERANGAN 2 (DUA) SAKSI MERINGANKAN, KETERANGAN 4 (EMPAT)
AHLI,BUKTISURAT,BARANGBUKTISERTAKETERANGANTERDAKWAYANG
MENJELASKAN TERDAKWA TIDAK MELAKUKAN DUGAAN TINDAK PIDANA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DAKWAAN PERTAMA TERSEBUT. HAL YANG
LEBIH FATAL LAGI AHLI PIDANA ATAS NAMA PROF.Dr.Ir.OMARD SAHRI
HARIEJ, S.H, M.HUM YANG TIDAK MEMBERIKAN HADIR MEMBERIKAN
KETERANGAN DI PENGADILAN DAN KETERANGANNYA JUGA TIDAK
DIBACAKAN,SDR JPU SECARA SENGAJA MEMASUKAN DALAM TUNTUTAN
DENGAN CARA COPY PASTE SECARA UTUH KETERANGANNYA DARI BAP.
Menjadijelasjikapenguraianfakta-faktatidakutuhmakaakanberpengaruhpada
analisa unsur-unsur pasal sebagaimana dakwaan pertama, yakni analisa
pembuktianjaditidakberimbangdanbiasjauhdariurgensipengadilaninitempat
mencarikebenaranmateriilyangsesungguhnya.
51
Bahwa untuk menguji kesimpulan Jaksa Penuntut Umum yang menyatakan
Terdakwa telah terbukti serta sah dan meyakinkan telah melakukan tindak
pidanasebagaiorangyangmenyuruhmelakukanatauturutsertamelakukan
serta melakukan makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian
wilayah Negara, jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian dari
wilayahNegara,sebagaimanadimaksuddalampasal106KUHPjoPasal55
ayat(1)ke-1KUHP,makakamibuktikanunsur-unsurnyadalamdakwaan,yang
kamiuraikansecaralengkapsebagaiberikut:
1. UnsurBarangSiapa;
2. UnsurMakar;
3. Unsurdenganmaksud/niathendak;
4. UnsursupayaseluruhatausebagianWilayahNegarajatuhketangan
musuhataumemisahkansebagianwilayahNegara;
5. Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan
turutsertamelakukanperbuatan;
Ad.1UnsurBarangSiapa
Bahwa unsur Barang siapa disini adalah setiap orang sebagai subyek
hukumyangdapatdipertanggung jawabkanterhadapsuatudelik;yang
dalam perkara ini JPU telah mengajukan Terdakwa
BUCHTAR TABUNI yang telah dilakukan penyidikan, maupun telah
diperhadapkan dalam proses pemeriksaan di persidangan terhadap
dakwaandantuntutanpidanayangditujukankepadanya.Bahwauntuk
dapatnya suatu perbuatan dipertanggung jawabkan kepada Terdakwa,
sangat diperlukan dan tergantung pada pembuktian unsur-unsur lain
daripadapasal-pasalyangdidakwakan
Dengan demikianUNSURBARANGSIAPA,yang didakwadan dituntut
kepada Para Terdakwa belum terbukti dan terpenuhi secara sah
menurut hukum, karena masih tergantung pembuktian unsur-unsur
lainnya.
Ad.2.UnsurMakar
BahwadidalampenjelasanKUHPtidakmemberikanpengertiantentang
makar, namun dalamKamusHukum karanganYanPramadya Puspa,
hal 12 memberikan pengertian MAKAR/ANSLAG adalah “setiap
perbuatan yangbersifat menyerang yangditujukan kepada Presiden
atauwakilnyadenganmaksud hendakmerampas kemerdekaan atau
menjadikan mereka tidak berdaya atau tidak cakap memerintah”.
Sehinggauntukmemenuhiunsuriniharusadatindakanfisikberupa
serangan terhadap Pemerintah yang berkuasa dalam mewujudkan
unsur supaya wilayah Negara seluruhnya atau sebagian jatuh
ketanganmusuh atau dengan maksud untukmemisahkan sebagian
wilayahNegaradariyanglain.
MenurutR.Soesilo,(dalamKUHPsertaKomentar-komentarnya,hal.109):
1. Tentang“aanslaag”(makar,penyerangan)lihatcatatanpadapasal87
dan104)
2. ObyekdalampenyeranganiniadalahkedaulatanatasdaerahNegara
52
Kedaulataninidapatdirusakdenganduamacamcaraialahdenganjalan:
a. Menaklukkan daerah Negara seluruhnya atau sebagian kebawah
pemerintah Negara Asing yang berarti menyerahkan daerah itu
(seluruhnya) atau sebagian kepada kekuasaan Negara Asing
misalnya daerah Indonesia (seluruhnya) atau daerah Kalimantan
(sebagian)diserahkankepadaPemerintahInggris,atau
b. MemisahkansebagiandaridaerahNegaraituyangberartimembuat
bagian daerah itu menjadi suatu Negara yang berdaulat sendiri,
misalnya memisahkan daerah Aceh atau Maluku dari daerah
RepublikIndonesiauntukdijadikanNegarayangberdirisendiri.
Dalam pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Klsa IA Jayapura
Nomor:78/Pid.B/2009/PN.JPR,halaman51disebutkan:menimbang
bahwa kata makar berasal dari bahasa Arab yang diterjemahkan
dalamKamusBesarBahasaIndonesiaCetakanBalaiPustakaberarti:
1. Akalbusuk;tipumuslihat;
2. Perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang
(membunuh)orang,dsb.
3. Perbuatan(usaha)menjatuhkanpemerintahyangsah
Bahwa jika pengertian makar di atas dikaitkan dengan fakta
persidangan, dari keterangan saksi-saksi, bukti surat, barang bukti
dan keterangan Terdakwa BUCHTAR TABUNI yang terungkap
sebagaiberikut:
Saksi AgusKuswanto dan Djoko Trie Amboro adalah anggota polisi
dariTimLidikPoldaPapuayang melakukanpenangkapanterhadap
Terdakwadirumahnyapadatanggal09September2019,Pukul18.00
WIT(6Sore),awalnyaParaSaksimenerangkantujuanParaSaksiini
untukmencariAgusKossayyangdidugaberadadiAsramaRusunawa
PerumnasIIIUncendalamrangkamelakukanrapatbagipembebasan
terhadaptahanan,namunsetelahmelakukanpenggeledahanpeserta
rapat yang berada dilokasi tersebutmembubarkan diri dan berlari
keatas gunung Kamwolker dan Para Saksi melakukan pengejaran
keatas gunung Kampwolker dan mendapatkan Terdakwa Buchtar
Tabuni yang berada dirumahnya, setelah itu Para Saksi
mengamankan Buchtar Tabuni, tetapi ketika hendak membawa
terdakwaBUCHTARTABUNI,adasekelompokmassayangmelakukan
penyerangandenganmelemparkearahmobil.SaksiStevenItlaysama
sekali tidak mengetahui perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa
Buchtar Tabuni, sedangkan Saksi Fanny Karel Laimena tidak kenal
Terdakwa,tidaktahuorganisasiKNPB,ULMWPdanAMPterdaftardi
Kesbangpol atau tidak,karenauntukmendaftardiKesbangpol tidak
ada keharusan atau sifatnya sukarela.Keterangan-Keterangan Saksi-
saksi ini jikadihubungkandenganKetanganAhliyangdiajukanoleh
JPUdanbarangbuktimakatidakadakorelasi,Terdakwamempunyai
barang bukti berupa hp, selain itu barang bukti berupa Laptop dan
barang bukti lainnya bukanlah milik Terdakwa, begitupula dengan
Ahli yang diajukan JPU baik Ahli Bahasa, Ahli Psikologi keterangan
darikeahliannyatidakmemilikikorelasidenganperbuatanterdakwa,
53
karenapadatanggal09September2019,Pukul18.00WIT(6Sore)di
Kampwolker,KelurahanYabansai,DistrikHeram,peristiwanyabukan
peristiwamakar, tetapi peristiwa penangkapan terhadap Terdakwa
BUCHTARTABUNIdirumahnya.
Saksi-saksi meringankan dari Terdakwa atas nama Pdt. Armin
Kogoya, S.Th, dalampersidanganmengungkapkanTerdakwaBuktar
Tabuniadalahtetanggasaksiyangaktivitassehari-hariberkebundan
beternak,pada saatpenangkapan tanggal09September2019, Saksi
mengajakTerdakwauntukberkebunyangletaknyakuranglebih200
meter dari rumah, namun karena mendengar polisi yang
mendatangani rumah terdakwa, terdakwa tidak jadi berkebun,
keterangan saksi ini bersesuaian juga dengan keteranganTerdakwa
didukung pula dengan keterangan Saksi JPU atas nama Agus
Kuswanto dan Joko Amboro yang menjelaskan mereka melakukan
penangkapan terhadap terdakwa Buktar Tabuni di daerah
KampwolkersebelumnyamerekahendakmencariAgusKossayyang
diduga sedang melakukan rapat di Asrama Rusunawa berkaitan
denganpembebasan tahananyangditahankaitandengandemoanti
rasis. Keterangan Saksi-Saksi tersebut bersesuaian juga dengan
keteranganSaksiLaurensKadepayangmenjelaskanpadatanggal19
Agustus 2019 dan 29 Agustus 2019 saat demomenolak rasisme di
Surabaya, saksi sebagai anggota DPRP terlibat dalam aksi tersebut,
saksi tidak melihat Terdakwa Buchtar Tabuni terlibat dalam kedua
aksi tersebut, demo anti rasis tersebut dikoordinir BEM Se-Kota
Jayapura dan diikuti secara spontan lebih dari 1000 komponen
masyarakat yang ada di Papua, baik masyarakat asli Papua, non
Papua dan kelompokCipayung, inti dari aksi tolak rasisme tersebut
yang dibacakan oleh penanggung jawab dan diserahkan kepada
Gubernur Papua adalah 1).Stop rasisme, intimidasi dan persekusi
terhadap Mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, Makassar, Ambon
dan Daerah lainnya, 2).Tangkap dan adili pelaku rasisme Ahli HTN
dariTerdakwa/PenasehatHukumtelahmemperkuatbahwatindakan
yangdilakukanolehTerdakwabukanlahMakar,apalagipenangkapan
terhadap Terdakwa Buchtar Tabuni ini sebagai dampak dari demo
anti rasisme, sama sekali tidak dapat di kategorikan sebagaiMakar,
AhliHTNHTNDr.HerlambangR.Wiratraman, S.Hmenjelaskandemo
damai menentang rasisme, termasuk jika didalamnya ada teriakan
yel-yel Papua Merdeka, Referendum dan Penentuan Nasib Sendiri
merupakankebebasanberekpresiyangdijaminolehDeklarasiUmum
HAM, Konvesi Sipol, UUD 1945, UU HAM dan Undang-Undang
KemerdekaanMenyampaikan Pendapat diMuka Umum sangat bias
jikadikaitkandenganmakar,hal inidiperkuatolehAhliPidanaatas
namaAnugerahRizkiAkbari, S.H.,M.ScyangmenjelaskanMakar itu
sesuai dengan teks aslinya adalah Aanslag menyerang secara fisik,
jadi tidak bisadikaitkandengandemoanti rasisme, teriakanyel-yel
Papua Merdeka, Referendum, Penentuan Nasib Sendiri hingga
kepemilikan dokumen yang berkaitan dengan Papua Merdeka,
sedangkan Ahli Politik dan Resolusi Konflik atas nama Dr.Adriana
Elisabeth,M.Soc,Sc,menjelaskanadakonflikdiPapuayangdipetakan
oleh LIPI dalam Buku Papua Road Map, yakni 1). Diskriminasi dan
Marjinalisasi Orang Papua, 2).Kegagalan Pembangunan, 3).
Pelanggaran HAM, 4).Sejarah masa lalu Papua, Ahli Rasisme atas
nama Dr.Benny Giay menjelaskan ada persoalan rasisme sebelum
54
Zaman Belanda 1950 an, saat 1963, Pepera hingga saat ini telah
terjadipraktek-praktekrasismeterhadapOrangAsliPapuadantidak
pernah diselesaikan secara serius oleh Negara, solusi yang
ditawarkan ahli adalah penyelesaian Papua tidak bisa diselesaikan
dengan proses hukum dengan pidana Makar, tetapi lebih
mengedepankankeadilanbagimasyarakatPapuadengancaraDialog
untukmenyelesaikanpersoalan-persoalanyangterjadidiPapua.
Maka UNSUR MAKAR yang didakwakan kepada Terdakwa
BUCHTARTABUNItidakterpenuhidankarenanyatidakterbukti
secarasahdanmeyakinkanmenuruthukum.
Ad.3.Unsurdenganmaksud/niathendak;
Bahwa perkataan “dengan maksud” adalah terjemahan dari
perkataan “met het oogmerk”, sehingga opzet di dalam kejahatan
(pasal 106 KUHP) INI HARUSLAH DITAFSIRKAN dalam arti sempit
atau semata-mata sebagai “Opzet als oorgmerk”. Bahwa yang
dimaksuddenganunsur “DENGANMAKSUD”olehpembuatUndang-
undang sebagaimana yang dijelaskan dalam Memori van toelicting
adalah sebagai indikator apakah dalam suatu tindakan tersebut ada
unsurkesengajaanatauopset.Bahwamenurutmemorivantoelicting
unsurkesengajaanterbuktiapabiladikehendakidanmengertiakibat
dariperbuatannya in casukehendakdanmengerti akibatperbuatan
dimaksud harus bersesuaian dengan unsur-unsur pasal yang lain
seperti pasal makar dan unsur memisahkan diri sebagian atau
seluruhnya hal yang tidak bersesuaian dengan unsur pasal lain
tersebutmaka tidakdapatdikatakansebagai unsurdenganmaksud,
sesuai fakta persidangan yang didapat dari keterangan saksi
Pdt,Armin Kogoya, Sth dan Keterangan Terdakwa sendiri, yang
menerangkan SAAT ITU MEREKA HENDAK PERGI KEKEBUN
YANG JARAKNYA SEKITAR 200 METER, NAMUN KARENA
TEMPAT TINGGAL MEREKA TELAH DIDATANGI OLEH POLISI
MAKA NIAT MEREKA UNTUK KEKEBUN DIBATALKAN, TIDAK
ADAKEGIATANTERDAKWAYANGBERKAITANDENGANRAPAT-
RAPATATAUPERBUATANYANGBERKAITANDENGANGERAKAN
PAPUA MERDEKA, SEDANGKAN SAKSI LAURENS KADEPA
MENJELASKAN PADA AKSI DEMO MENENTANG RASISME
TANGGAL 19 AGUSTUS 2019 DAN 29 AGUSTUS 2019, SAKSI
TIDAK MELIHAT TERDAKWA HADIR SEBAGAI PENANGGUNG
JAWAB,ORATORMAUPUNPESERTADEMO.
Dari uraian kami tersebut diatas maka UNSUR DENGAN
MAKSUD/NIAT HENDAK yang didakwakan dan dituntut pada
Terdakwa BUCHTAR TABUNI tidak terpenuhi dan karenanya
tidakterbuktisecarasahdanmeyakinkanmenuruthukum.
Ad.4.Unsur Supaya seluruh atau sebagian Wilayah Negara jatuh
ketanganmusuhataumemisahkansebagianwilayahNegara
Pengertian“supayaseluruhatausebagianwilayahnegarajatuhke
tangan musuh atau memisahkan sebagian dari wilayah negara”,
menurut R. Soesilo, “merupakan perbuatan kekerasan fisik yang
55
bersifatmenyerang yangmenyebabkan terpisahnya negara atau
yangdapatmenyebabkanterpisahnyanegara”.
BahwamaksudunsuriniadalahadanyatindakanTerdakwaBUCHTAR
TABUNIuntukmemisahkansebagianwilayahNegaraatauseluruhnya
jatuhketanganmusuhataukekuasaanasingataudenganmaksuduntuk
memisahkansebagianwilayahNegaradariyanglain.
Bahwasesuaidenganfaktayangterungkapdalampersidanganmelalui
keterangan para saksi, keterangan ahli, bukti surat, barang bukti dan
keterangan Terdakwa diperoleh fakta-fakta persidangan sebagai
berikut:
v Proses Hukum terhadap Terdakwa Buchtar Tabuni, berkaitan erat
sangkaanmakarpadatanggal09September2019,Pukul18.00WIT
bertempatdiKampwolker,KelurahanYabansai,DistrikHeram,Kota
Jayapura;
v Awalnya Tim dari Polda Papua mencari Agus Kossay yang diduga
berada di Asrama Rusunawa Perumnas III Uncen dalam rangka
melakukan rapat bagi pembebasan terhadap tahanan, namun
setelah melakukan penggeledahan peserta rapat yang berada
dilokasi tersebut membubarkan diri dan berlari keatas gunung
Kamwolker dan Para Saksi melakukan pengejaran keatas gunung
Kampwolker dan mendapatkan Terdakwa Buchtar Tabuni yang
berada dirumahnya, setelah itu Para Saksi mengamankan Buchtar
Tabuni;
v SaatItuTerdakwaBuchtarTabuniBersamaPdt.ArminKogoya,
S.ThHendakPergiKekebunYangJaraknyaSekitar200Meter,
Namun Karena Tempat Tinggal Mereka Telah Didatangi Oleh
PolisiMakaNiatMerekaUntukKekebunDibatalkan,TidakAda
Kegiatan Terdakwa Yang BerkaitanDengan Rapat-Rapat Atau
Perbuatan Yang Berkaitan Dengan Gerakan Papua Merdeka,
SedangkanSaksiLaurensKadepaMenjelaskanPadaAksiDemo
MenentangRasismeTanggal19Agustus2019Dan29Agustus
2019,SaksiTidakMelihatTerdakwaHadirSebagaiPenanggung
Jawab,OratorMaupunPesertaDemo;
v AktivitasTerdakwasehari-hariadalahbeternakdanberkebun
untukmememenuhikebutuhankeluargannya.
Dengan demikian Unsur Supaya seluruh atau sebagian Wilayah
Negara jatuh ketangan musuh atau memisahkan sebagian wilayah
Negarayangdidakwakankepadaterdakwatidakterbuktisecarasah
danmeyakinkansecarahukum.
Ad.5.Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan
turutsertamelakukanperbuatan
Bahwa bunyi pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP adalah sebagai berikut:
“Dipidana sebagai pembuat, suatu perbuatan pidanamereka yang
melakukan,yangmenyuruhmelakukandanturutsertamelakukan”
Bahwa dari 2 (dua) orang saksi polisi AGUS KUSWANTO, DJOKO TRIE
AMBORO yang melakukan penangkapan terhadap Terdakwa BUCHTAR
TABUNI serta Saksi Pdt.Armin Kogoya, S.Th yang menerangkan saat
terdakwa BUCHTAR TABUNI ditangkap hanya terdakwa sendiri yang
56
ditangkapdandibawakeMakoBrimobPoldaPapuatidakadaterdakwa
lain, begitupula saat penangkapan, terdakwa tidak sedang melakukan
aktifitasberkaitandenganPapuaMerdekaatauDemoAntiRasisme,yang
Terdakwa lakukan bersama Saksi Pdt.Armin Kogoya, S,Th adalah
berencana kekebununtukmenanamdemi kebutuhan hidup sehari-hari,
tidak ada kaitan aktifitas Terdakwa dengan Agus Kossay, Viktor Yeimo
atauaktivislainnyaberkaitandemoantirasismeyangdilaksanakanpada
tanggal19Agustus2019dan29Agustus2019diJayapura.
Dengan demikian Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh
melakukandan turut sertamelakukanperbuatan,yang didakwakan
dan dituntut kepadaTerdakwaBUCHTARTABUNI tidak terpenuhi dan
karenanyaTerdakwatidakterbuktisecarasahdanmeyakinkanmenurut
hukum.
Dengan tidak terbuktinya salah satu unsur dari dakwaan saja, maka
dianggap secara hukum tindak pidana yang didakwakan KEPADA
TERDAKWA BUCHTAR TABUNI tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan.
V.KESIMPULANDANPERMOHONAN
MajelisHakimyangterhormat,
Sdr.JaksaPenuntutUmumyangkamihormati,
Sdr.Paniterayangkamihormati,
Hadirinyangjugakamihormati,
Bertumpuh pada paparan kondisi obyektif yang terungkap dalam persidangan
yangdialamiolehTerdakwaBUCHTARTABUNI,dantelahkamiuraikandiatas,
makakamiPenasehatHukumTerdakwaberkesimpulanbahwaTerdakwaTidak
melakukan dugaan tindak pidana sebagai orang yang menyuruh melakukan
atauturutsertamelakukansertamelakukanmakardenganmaksudsupaya
seluruh atau sebagian wilayah Negara, jatuh ke tangan musuh atau
memisahkan sebagian dariwilayah Negara, sebagaimana dimaksud dalam
pasal 106KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP,karenanyakamimohon
kepada Majelis Hakim yang memimpin persidangan ini memutuskan
Membebaskan Terdakwa BUCHTAR TABUNI dari Dakwaan dan Tuntutan
Pidana Serta Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum Merehabilitasi Nama
BaikTerdakwa.
NamundemikianbilaMajelisHakimberpendapat/berkeyakinanlain,makakami
mohon putusan yang seadil-adilnya, mengingat tujuan penjatuhan pidana
bukanlahpembalasandendamataupenjeraan tetapibertujuanmendidikdengan
memberi kesempatan terhadap orang tersebutmemperbaiki tingkah lakunya di
tengah-tengahpergaulanmasyarakat.
VI.PENUTUP
Hari ini dihadapan Pengadilan yang terhormat, kita yang hadir beserta semua
orangyangprihatinterhadapketidakadilanberharapinilahproseshukumuntuk
menyatakan kepada Terdakwa BUCHTAR TABUNI dan Seluruh Rakyat Papua
keadilanmasihadadiNegeriini.
SemogaTuhanYangMahaAdilsenantiasamemberipetunjukdanketeguhaniman
kepadaMajelisHakimdalammemutusperkaraini.
57
Balikpapan,09Juni2020
HormatKami
KOALISIPENEGAKANHUKUMDANHAMPAPUA
PENASEHATHUKUMTERDAKWA,
EMANUELGOBAY,S.H,M.H;
GANIUSWENDA,S.H,M.H;
YULIANAYABANSABRA,S.H;
WEHELMINAMORIN,S.H;
BERNARDMARBUN,S.H;
NINYOMANSURATMININGSIH,S.H;
FATHULHUDAWIYASHADI,S.H;
LATIFAHANUMSIREGAR,S.H,M.H
GUSTAFR.KAWER,S.H,M.Si;