NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan...

1

Transcript of NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan...

Page 1: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

NOTA KESEPAKATAN ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI BANTEN

NOMOR : 188.341/MoU.06-Huk/2018 NOMOR : 164/11/DPRD/XI/2018 TANGGAL : 3 November 2018

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2019

Page 2: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

N O T A K E S E P A K A T A N

ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BANTEN

NOMOR : 188.341/MoU.06-Huk/2018

NOMOR : 164/11/DPRD/XI/2018

TANGGAL : 3 November 2018

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2019

Yang bertandatangan dibawah ini :

1. Nama : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si.

Jabatan : Gubernur Banten

Alamat Kantor : KP3B, Jalan Palima – Pakupatan, Curug – Serang.

Bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Provinsi Banten, selanjutnya disebut

PIHAK PERTAMA.

2. a. Nama : ASEP RAHMATULLAH

Jabatan : Ketua DPRD Provinsi Banten

Alamat Kantor : KP3B, Jalan Palima – Pakupatan, Curug – Serang.

b. Nama : ADDE ROSI KHOERUNNISA, S.Sos., M.Si.

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten

Alamat Kantor : KP3B, Jalan Palima – Pakupatan, Curug – Serang.

Page 3: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

c. Nama : Dra. Hj. MUFLIKHAH

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten

Alamat Kantor : KP3B, Jalan Palima – Pakupatan, Curug – Serang.

d. Nama : Hj. NURAENI, S.Sos, M.Si

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten

Alamat Kantor : KP3B, Jalan Palima – Pakupatan, Curug – Serang.

e. Nama : ALI ZAMRONI, S.Sos

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten

Alamat Kantor : KP3B, Jalan Palima – Pakupatan, Curug – Serang.

Sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2019, diperlukan

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) Tahun

Anggaran 2019 yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah

Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2019.

Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap KUA Tahun

Anggaran 2019, yang meliputi asumsi-asumsi dasar, kebijakan anggaran

pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah.

Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2019 disusun dalam

Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota

Kesepakatan ini.

Demikianlah Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam

penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran

2019.

PIMPINAN GUBERNUR BANTEN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BANTEN Selaku Selaku, PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. ASEP RAHMATULLAH KETUA

Page 4: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

ADDE ROSI KHOERUNNISA, S.Sos., M.Si. WAKIL KETUA Dra. Hj. MUFLIKHAH WAKIL KETUA

JAYE Hj. NURAENI, S.Sos, M.Si NG RANA WAKIL KETUA ALI ZAMRONI, S.Sos WAKIL KETUA

Page 5: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................. I – 1

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan

Umum APBD (KUA) ................................... I – 1

1.2 Tujuan Penyusunan KUA ........................... I – 2

1.3 Dasar Hukum Penyusunan KUA ................. I – 4

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH .............. II – 1

2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro

Daerah ..................................................... II – 1

2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi .................... II – 2

2.1.2 Tingkat Inflasi ................................. II – 5

2.1.3 Kemiskinan ..................................... II – 10

2.1.4 Ketenagakerjaan dan Pengangguran . II – 14

2.1.5 Investasi .......................................... II – 20

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH ............................................. III – 1

3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam RAPBN

2018 ........................................................ III – 1

3.2 Asumsi Dasar Dalam RAPBD 2019.............. III – 7

3.2.1 Pertumbuhan Ekonomi ..................... III – 8

3.2.2 Inflasi .............................................. III – 9

3.2.3 Ketenagakerjaan .............................. III – 9

3.2.4 Penanggulangan Kemiskinan ............. III – 9

Page 6: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 ii

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN

PEMBIAYAAN DAERAH ....................................... IV – 1

4.1 Pendapatan Daerah .................................. IV – 44

4.1.1 Target Pendapatan Daerah.............. IV – 44

4.1.2 Upaya-upaya pemerintah daerah

dalam mencapai target ................... IV – 47

4.2 Belanja Daerah ......................................... IV – 48

4.2.1 Kebijakan Belanja Daerah ............... IV – 50

4.2.2 Kebijakan Belanja Tidak Langsung ... IV – 52

4.2.3 Kebijakan Belanja Berdasarkan

Urusan Pemerintah Daerah ............. IV – 55

4.3 Pembiayaan Daerah.................................. IV – 58

4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan .. IV – 59

4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan . IV-59

BAB V PENUTUP ......................................................... V – 1

Page 7: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pertumbuhan PDRB ADHK Tahun 2010 dan

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2016-2018 ...... II-5

Tabel 2.2 IHK, Inflasi, Laju Inflasi Banten Menurut

Kelompok Pengeluaran Bulan Januari 2018

(2012=100) ................................................. II-8

Tabel 2.3 IHK, Inflasi, Laju Inflasi Kopta Serang,

Tangerang dan Cilegon Menurut Kelompok

Pengeluaran Bulan Januari 2018 (2012=100) II-10

Tabel 2.4 Proyeksi Inflasi Provinsi Banten Tahun 2018

(%) ............................................................. II-9

Tabel 2.5 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin

Menurut Daerah Maret-September 2017 ........ II-12

Tabel 2.6 Komposisi Penduduk Usia Kerja dan Indikator

Ketenagakerjaan Tahun 2016-2018 ............... II-16

Tabel 2.7 Persentase Penduduk Bekerja menurut Status

Pekerjaan Utama di Provinsi Banten Februari

2018 ........................................................... II-18

Tabel 3.1 Sasaran Pokok Pembangunan Nasional Tahun

2019 ........................................................... III-6

Tabel 3.2 Target Indikator Makro Pembangunan

Provinsi Banten Tahun 2019 ......................... III-10

Tabel 4.1 Target Pendapatan Daerah TA 2019 .............. IV-46

Tabel 4.2 Rencana Belanja Tidak Langsung Provinsi

Banten TA 2019 ........................................... IV-55

Tabel 4.4 Pembiayaan Daerah TA 2019 ........................ IV-59

Page 8: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha

Triwulan IV-2017 ......................................... II-3

Gambar 2.2 Sumber Pertumbuhan Beberapa Lapangan

Usaha Triwulanan IV-2017 ............................ II-3

Gambar 2.3 Perkembangan IHK Kota Serang, Tangerang,

Cilegon dan Banten (2012=100) Bulan

Januari 2018 ................................................ II-9

Gambar 2.4 Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi

Banten Tahun 2011-2017 ............................. II-14

Gambar 2.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Banten dan

Nasional Tahun 2015-2017 ........................... II-15

Gambar 2.6 Presentase Penduduk Bekerja menurut

Lapangan Pekerjaan di Provinsi Banten

Februari 2018 .............................................. II-17

Gambar 2.7 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut

Pendidikan Februari 2017 – Februari 2018 ..... II-19

Page 9: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM

ANGGARAN (KUA)

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 38 Tahun 2018 tentang pedoman penyusunan

APBD Tahun Anggaran 2019, KUA Tahun Anggaran 2019 disusun

dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah

sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Banten

Nomor 21 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun 2019. Merujuk pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah untuk

kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011, selain memuat pernyataan tentang Kondisi

Ekonomi Makro Daerah, Asumsi Penyusunan APBD, Kebijakan

Pendapatan Daerah, Kebijakan Belanja Daerah, Kebijakan

Pembiayaan Daerah, Kebijakan Umum APBD juga memuat

strategi pencapaian kebijakan tersebut. Strategi pencapaian

dimaksud memuat langkah-langkah nyata dalam mencapai

target yang ditetapkan melalui program-program yang akan

dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan

pemerintahan daerah.

KUA selanjutnya menjadi pedoman dalam menyusun

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta Rencana

Page 10: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 2

Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-

SKPD). KUA dan PPAS yang telah disepakati bersama antara

Pemerintah Daerah dan DPRD selanjutnya digunakan sebagai

acuan dalam proses penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang APBD.

1.2 TUJUAN PENYUSUNAN KUA

Kebijakan Umum APBD dirumuskan agar proses

penyusunan APBD dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,

serta mampu secara komprehensif mensinkronisasikan dinamika

pembangunan pusat dan daerah, sehingga sinergitas pencapaian

tujuan pembangunan pemerintah pusat dan daerah dapat

dipertahankan. Kebijakan Umum APBD juga sekaligus menjadi

indikator kinerja yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas

pelaksanaan pembangunan selama kurun waktu satu tahun

anggaran.

Secara lebih spesifik, tujuan penyusunan Kebijakan Umum APBD

Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019, adalah:

1. Merumuskan kerangka ekonomi makro daerah tahun 2019

yang akuntabel, meliputi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan

indikator makro lainya guna dijadikan dasar dalam

perencanaan pembangunan daerah dan penyusunan APBD

tahun anggaran 2019.

2. Menyusun asumsi dasar penyusunan APBD Provinsi Banten

Tahun Anggaran 2019 yang rasional dan realistis yang akan

digunakan sebagai dasar penyusunan APBD Provinsi Banten

tahun anggaran 2019.

Page 11: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 3

3. Menyusun kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah, dan

pembiayaan daerah yang komprehensif dan sistematis untuk

dijadikan dasar dalam penyusunan APBD tahun anggaran

2019.

4. Dasar untuk menentukan Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2019;

5. Landasan untuk penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang APBD Tahun Anggaran 2019;

6. Dasar bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah untuk menilai

Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

Provinsi Banten Tahun Anggaran 2019;

7. Merupakan dasar dalam pelaksanaan pengawasan terhadap

Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2019.

8. Optimalisasi pendapatan dan belanja Daerah terhadap APBD

Provinsi Banten tahun 2019.

9. Meningkatkan mutu pelayanan kepada para pengguna jasa

layanan pemerintah secara optimal.

10. Mewujudkan keterpaduan program nasional dan daerah

dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan

kesejahteraan masyarakat di daerah.

11. Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan keuangan

daerah.

Page 12: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 4

1.3 DASAR HUKUM PENYUSUNAN KUA

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2019 disusun dengan

berlandaskan pada peraturan perundang-undangan sebagai

berikut :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang

Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

3. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

Page 13: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 5

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4575);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4578);

Page 14: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 6

12. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018

Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 6178);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor

97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4664);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada

Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Page 15: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 7

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4817);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5272);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 114)

20. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2018 tentang Rencana

Kerja Pemerintah Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 148).

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Page 16: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 8

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018

tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017

tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah serta Renja Kerja Pemerintah Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Tahun 2019;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2018

tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019;

26. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2007

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

(Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2007 Nomor 1,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 4);

27. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Provinsi Banten Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah

Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 1);

Page 17: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 I - 9

28. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2011

tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten

Tahun 2011 Nomor 1);

29. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 9 Tahun 2011

tentang Retribusi Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten

Tahun 2011 Nomor 9);

30. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun

2016 Nomor 8);

31. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2017

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Provinsi Banten Tahun 2017-2022 (Lembaran Daerah

Provinsi Banten Tahun 2017 Nomor 7);

32. Peraturan Gubernur Banten Nomor 21 Tahun 2018 tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Banten Tahun

2019.

Page 18: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 1

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

Kerangka Ekonomi Makro Daerah serta Kerangka Kebijakan

Penganggaran Pembangunan Daerah Tahun Anggaran 2019

memberikan Gambaran Perkembangan dan Kerangka Perekonomian

Daerah Provinsi Banten yang telah dicapai sampai dengan tahun 2017

dan perkiraan capaian tahun 2018, serta langkah–langkah kebijakan

pokok dalam penganggaran daerah Tahun 2019.

Kerangka Ekonomi Makro Daerah Tahun 2019 berkaitan erat dengan

arah kebijakan dan perkembangan berbagai kinerja ekonomi makro

tahun berjalan 2018, dan prospeknya pada tahun 2019, yang sangat

dipengaruhi oleh Kebijakan dan Kinerja Makro Ekonomi Nasional dan

Daerah pada tahun-tahun sebelumnya.

2.1 PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO

DAERAH

Pencapaian indikator makro ekonomi daerah sebagai bagian dari alat

ukur berupa penanda keberhasilan pembangunan. Indikator

sebagaimana dimaksud meliputi pertumbuhan ekonomi,

pengangguran, kemiskinan dan juga ketenagakerjaan. Kinerja

ekonomi sangat dipengaruhi oleh inflasi dan juga pertumbuhan

investasi baik dalam bentuk penanaman modal atupun pembangunan

infrastruktur.

Page 19: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 2

Selanjutnya perkembangan capaian indikator ekonomi makro daerah

diuraikan sebagai berikut:

2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator makro yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di

suatu daerah pada suatu periode tertentu. Manfaat PDRB selain

sebagai dasar perhitungan laju pertumbuhan ekonomi, juga untuk

melihat struktur ekonomi suatu wilayah, sebagai proksi pendapatan

perkapita, dan sebagai indikator disparitas sosial. Dengan kata lain

suatu data PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu

daerah/wilayah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya

sehingga besarnya PDRB sangat tergantung pada potensi sumber

daya alam, sumber daya manusia dan teknologi di daerah/wilayah

tersebut.

Perekonomian Banten berdasarkan besaran Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan IV-2017

mencapai Rp 146,72 triliun dan atas dasar harga konstan 2010

mencapai Rp 104,97 triliun, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar

5,75% Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua

lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan

Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 10,37 persen.

Pertumbuhan didukung oleh hampir semua lapangan usaha kecuali

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Pertambangan dan

Penggalian yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,34

persen dan 1,95 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh

Page 20: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 3

Transportasi dan Pergudangan sebesar 10,37 persen, diikuti

Konstruksi sebesar 9,46 persen, dan Jasa Lainnya sebesar 8,90

persen.

Gambar 2.1

Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha

Triwulanan IV-2017

Sumber : BPS Provinsi Banten, Nomor : 12/02/36/Th.XII, 5 Februari 2018

Gambar 2.2

Sumber Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha

Triwulanan IV-2017

Sumber : BPS Provinsi Banten Nomor: 12/02/36/Th.XII, 5 Februari 2018

Page 21: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 4

Struktur PDRB Banten menurut lapangan usaha atas dasar harga

berlaku pada triwulan IV-2017 tidak menunjukkan perubahan yang

berarti. Industri Pengolahan; Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan Transportasi dan Pergudangan

masih mendominasi PDRB Banten.

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Banten

triwulan IV-2017, Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan

tertinggi sebesar 1,37 persen, diikuti Konstruksi sebesar 0,93 persen;

dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor sebesar 0,92 persen; Real Estate sebesar 0,73 persen; dan

Transportasi dan Pergudangan sebesar 0,67 persen

Pertumbuhan Ekonomi Kumulatif Triwulan I s.d IV-2017 Terhadap

Kumulatif Triwulan I s.d IV-2016 (c-to-c) Ekonomi Banten Triwulan I

s.d IV-2017 dibandingkan dengan triwulan I s.d IV 2016 secara

kumulatif tumbuh 5,71 persen (c-to-c). Pertumbuhan terjadi pada

hampir semua komponen pengeluaran, kecuali komponen Perubahan

Inventori yang terkonstraksi sebesar -0,48 persen. Pertumbuhan

tertinggi dicapai oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) sebesar 8,93 persen; diikuti Konsumsi Rumahtangga (KRT)

sebesar 4,72 persen; Konsumsi Pemerintah sebesar 4,51 persen;

konsumsi lembaga non profit sebesar 3,28 persen, dan Total Net

Ekspor sebesar 1,43 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2018 Terhadap Triwulan I-2017 (y-

on-y) Ekonomi Banten triwulan I-2018 dibanding triwulan I-2017 (y-

on-y) tumbuh 5,95 persen. Pertumbuhan didukung oleh hampir semua

Page 22: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 5

lapangan usaha kecuali Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta

Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan masing-

masing sebesar 3,24 persen dan 0,75 persen. Pertumbuhan tertinggi

dicapai oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 8,80 persen, diikuti

Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 8,75 persen; dan Real Estate

sebesar 8,45 persen.

Tabel 2.1 Pertumbuhan PDRB ADHK Tahun 2010 dan Pertumbuhan Ekonomi

Tahun 2016-2018 (YoY)

URAIAN TAHUN 2016 TAHUN 2017 TW I 2018*

PDRB Banten (miliar) 368,216 389,24 105,25

Pertumbuhan Ekonomi (%)

5.52 5.71 5.95

Keterangan: * adalah angka proyeksi Bappeda Provinsi Banten

Sumber: Berita Resmi Statistik No. 47/08/36/Th.XI, 7 Agustus 2017

2.1.2 Tingkat Inflasi

Memasuki bulan Desember tahun 2017, harga barang barang/jasa

kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami

kenaikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka Indeks Harga

Konsumen (IHK) dari 137,51 pada bulan November menjadi 138,47

pada bulan Desember atau terjadi perubahan indeks (inflasi) sebesar

0,70 persen. Lima dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami

kenaikan indeks, yaitu berturut-turut: kelompok bahan makanan yang

naik sebesar 1,83 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan naik sebesar 1,25 persen; kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau yang naik sebesar 0,64 persen;

Page 23: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 6

kelompok kesehatan naik sebesar 0,09 persen serta kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,01 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan

indeks adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

turun sebesar 0,10 persen; kelompok sandang turun sebesar 0,18

persen; Komoditas yang dominan menyumbang inflasi pada bulan

Desember ini adalah telur ayam ras, tarif angkutan udara, cabe

merah, angkutan antar kota dan daging ayam ras. Laju inflasi tahun

kalender tercatat sebesar 3,98 persen, sedangkan inflasi “Year on

Year” (IHK Desember 2017 terhadap Desember 2016) tercatat

sebesar 3,98 persen

Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik terhadap 417 jenis

barang dan jasa serta hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2017 di

Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua

mingguan maupun bulanan, diketahui pada bulan Desember 2017 ini

sebanyak 216 komoditas mengalami perubahan harga. Rincian

lengkapnya adalah 141 komoditas mengalami kenaikan harga dan

sisanya sebanyak 75 komoditas mengalami penurunan harga. Hal

tersebut diatas menyebabkan inflasi pada Desember 2017 sebesar

0,70 persen, dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari

137,51 pada bulan November menjadi 138,47 pada bulan Desember.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap

inflasi Banten berturut-turut sebagai berikut: kelompok bahan

makanan sebesar 0,3988 persen; kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan sebesar 0,2044 persen; kelompok makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,1249 persen; kelompok

Page 24: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 7

kesehatan sebesar 0,0048 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan

olahraga sebesar 0,0011 persen; kelompok sandang sebesar -0,0074

persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

sebesar -0,0266 persen. Beberapa komoditas yang mengalami

kenaikan harga yang cukup tinggi selama bulan Desember 2017

antara lain jengkol, tarif angkutan udara, tomat buah, cabe rawit,

cabe merah dan telur ayam ras. Sementara komoditas yang

mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah

lada/merica, buncis, vitamin, ikan selar/tude dan ketimun

Memasuki bulan Januari tahun 2018, harga barang/jasa kebutuhan

pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami kenaikan. Hal

ini terlihat dari meningkatnya angka Indeks Harga Konsumen (IHK)

dari 138,47 pada bulan Desember menjadi 138,77 pada bulan Januari

atau terjadi perubahan indeks (inflasi) sebesar 0,22 persen.

Enam dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks,

yaitu berturut-turut: kelompok bahan makanan yang naik sebesar

1,26 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,24 persen; kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,22 persen;

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar

0,16 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

yang naik sebesar 0,11 persen serta kelompok kesehatan naik

sebesar 0,10 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang

mengalami penurunan indeks adalah kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan turun sebesar 0,97 persen;

Page 25: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 8

Tabel 2.2 IHK, Inflasi, Laju Inflasi Banten

Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Januari 2018 (2012=100)

Sumber: BPS Provinsi Banten

Nomor: 18/04/36/Th.XII, 2 April 2018

a. Perkembangan Inflasi Kota Serang, Tangerang dan Cilegon Bulan

Januari 2018

Pada bulan Januari 2018, perkembangan harga barang dan jasa

(inflasi) di tiga kota IHK di Banten adalah sebagai berikut : Kota

Serang 0,91 persen, Kota Tangerang 0,04 persen dan Kota

Cilegon 0,41 persen. Laju inflasi tahun kalendernya adalah Kota

Serang 0,91 persen; Kota Tangerang 0,04 persen dan Kota

Cilegon 0,41 persen.

Page 26: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 9

Tabel 2.3 IHK, Inflasi, Laju Inflasi Kota Serang, Tangerang dan Cilegon

Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Januari 2018 (2012 = 100)

Sumber: BPS Provinsi Banten, Nomor: 18/04/36/Th.XII, 2 April 2018

Gambar 2.3

Perkembangan IHK Kota Serang, Tangerang, Cilegon dan Banten

(2012=100) Bulan Januari 2018

Sumber: BPS Provinsi Banten, Nomor: 18/04/36/Th.XII, 2 April 2018

Page 27: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 10

Tabel 2.4 Proyeksi Inflasi Provinsi Banten

Tahun 2018 (%)

Indikator 2016 2017 2018 (Angka Proyeksi)*

Optimis Moderat Pesimis

Inflasi (Persen)

2.77 3.98 2.94 4.50 5.50

Keterangan: * adalah angka proyeksi Bappeda Provinsi Banten

Sumber:, No. 01/01/36/Th.XII, 2 Januari 2018

2.1.3 Kemiskinan

a. Perkembangan Tingkat Kemiskinan

Angka kemiskinan Provinsi Banten hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) bulan September 2017 sebesar 5,59 persen.

Angka ini berarti terjadi kenaikan 0,14 poin dibanding semester

sebelumnya yang sebesar 5,45 persen. Kenaikan angka

kemiskinan sebesar 0,14 poin sejalan dengan pertambahan

jumlah penduduk miskin sebanyak 24,79 ribu orang dari 675,04

ribu orang pada Maret 2017 menjadi 699,83 ribu orang pada

September 2017. Persentase penduduk miskin baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan mengalami peningkatan.

Persentase penduduk miskin di perkotaan naik dari 4,52 menjadi

4,69 dan persentase penduduk miskin di perdesaan naik dari

7,61 pada Maret 2017 menjadi 7,81 pada September 2017

Jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun

perdesaan juga mengalami peningkatan. Di perkotaan

bertambah 24,64 ribu orang (dari 391,03 ribu orang pada Maret

2017 menjadi 415,67 ribu orang pada September 2017).

Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan hanya

Page 28: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 11

bertambah sebanyak 160 orang (dari 284,00 ribu orang pada

Maret 2017 menjadi 284,16 ribu orang pada September 2017).

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih

besar dibandingkan peranan komoditi non makanan

(perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada

September 2017, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan

terhadap Garis Kemiskinan tercatat sebesar 70,92 persen sedikit

lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang

sebesar 70,47 persen. Lima komoditi makanan yang

berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan

adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging sapi dan

daging ayam ras. Lima komoditi makanan penyumbang terbesar

Garis Kemiskinan di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter,

telur ayam ras, roti dan mie instan. Sementara komoditi non

makanan penyumbang terbesar Garis Kemiskinan di perkotaan

dan perdesaan adalah sama yaitu biaya perumahan, bensin,

listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi. Pada periode Maret-

September 2017, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) keduanya

mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa walaupun

secara persentase dan jumlah penduduk miskin di Banten

mengalami penambahan, tetapi rata-rata pengeluaran penduduk

miskin justru semakin mendekati Garis Kemiskinan dan

ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga

semakin menyempit.

Page 29: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 12

b. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret-September 2017

Persentase penduduk miskin di Banten pada bulan September

2017 mencapai 5,59 persen. Jika dibandingkan dengan jumlah

penduduk miskin pada Maret 2017, maka selama enam bulan

terjadi peningkatan sebesar 0,14 poin setelah rilis semester

sebelumnya menunjukkan angka 5,45 persen. Persentase

penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun perdesaan

mengalami peningkatan. Persentase penduduk miskin di

perkotaan naik dari 4,52 menjadi 4,69 dan persentase penduduk

miskin di perdesaan naik dari 7,61 pada Maret 2017 menjadi 7,81

pada September 2017. Sejalan dengan kenaikan tingkat

kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Banten pada periode

yang sama bertambah sebesar 24,79 ribu orang dari 675,04 ribu

orang pada Maret 2017 menjadi 699,83 ribu orang pada bulan

September 2017.

Tabel 2.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah

Maret- September 2017

DAERAH/TAHUN JUMLAH PENDUDUK

MISKIN (RIBU)

PENDUDUK

MISKIN

(1) (2) (3)

Perkotaan

Maret 2017

September 2017

391,03

415,67

4,52%

4,69%

Perdesaan

Maret 2017 277,58 7,61%

September 2017 284,00 7,81%

Perkotaan+Perdesaan

Maret 2017 657,74 5,45%

September 2017 675,04 5,59%

Sumber: Berita Resmi Statistik 05/01/36/Th.XI, 2 Januari 2018

Page 30: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 13

c. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Tahun 2011 - 2017

Selang periode Maret 2011 sampai September 2017, jumlah

penduduk miskin di Provinsi Banten cukup fluktuatif. Pada

September 2013, jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan

tertinggi sebesar 3,86 persen dibanding periode sebelumnya. Hal

ini disebabkan inflasi umum yang relatif tinggi akibat kenaikan

harga BBM pada bulan Juli 2013. Namun, pada Maret 2014

jumlah penduduk miskin mengalami penurunan yang cukup

besar, yaitu dari 677,51 ribu orang pada September 2013

menjadi 622,84 ribu orang. Penduduk miskin di Provinsi Banten

pada September 2014 bertambah 4,23 persen dibanding periode

sebelumnya. Periode Maret 2015 jumlah penduduk miskin masih

mengalami kenaikan sebesar 53,21 ribu orang. Pada periode-

periode selanjutnya, penduduk miskin di Banten terus

mengalami penurunan, hingga pada September 2016 persentase

penduduk miskin mencapai 5,36 persen atau berkurang

sebanyak 370 orang. Pada Maret 2017, penduduk miskin di

Banten meningkat sebanyak 17,3 ribu orang dari periode

sebelumnya. Kenaikan jumlah penduduk miskin kembali terjadi

pada periode September 2017 yaitu dari 675,04 menjadi 699,83

atau terjadi penambahan sebanyak 24,79 ribu orang miskin.

Page 31: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 14

Gambar 2.4 Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Banten

Tahun 2011-2017

Sumber: Berita Resmi Statistik 05/01/36/Th.XI, 2 Januari 2018

2.1.4 Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2018 sebesar 5,62 juta

orang, naik sekitar 108 ribu pekerja jika dibandingkan dengan

keadaan Februari 2017. Pada periode yang sama juga terjadi

peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 7,75 persen

menjadi 7,77 persen. TPT lulusan SMP menempati posisi tertinggi

dibanding jenjang pendidikan lain yaitu 12,02 persen pada Februari

2018. Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di

Banten adalah sektor industri dan sektor perdagangan, masing-

masing sebesar 21,49 persen dan 19,35 persen Berdasarkan status

pekerjaan, sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus

buruh/karyawan (2,93 juta orang). Jumlah pekerja formal di Banten

lebih tinggi dibanding pekerja informal. Persentase pekerja formal

Page 32: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 15

mengalami sedikit penurunan dari 55,54 persen pada Februari 2017

menjadi 55,25 persen pada Februari 2018

a. Angkatan Kerja, Penduduk Yang Bekerja Dan Pengangguran

Gambaran ketenagakerjaan Provinsi Banten periode Februari

2017 - Februari 2018 memperlihatkan kondisi angkatan kerja

mengalami sedikit peningkatan dari 5,97 juta orang pada

Februari 2017 menjadi 6,09 juta orang pada Februari 2018.

Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut disebabkan oleh

peningkatan jumlah penduduk bekerja maupun jumlah

pengangguran. Jumlah penduduk bekerja naik dari 5,51 juta

orang menjadi 5,62 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja mengalami penurunan dari 67,23 persen menjadi 67,06

persen. Menurunnya TPAK ini merupakan indikasi adanya

penurunan suplai tenaga kerja.

Gambar 2.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Banten dan Nasional

Tahun 2015-2017

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 30/05/36/Th.XI, 7 Mei 2018

Page 33: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 16

Tabel 2.6 Dekomposisi Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan

Tahun 2016-2018

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 30/05/36/Th.XI, 7 Mei 2018

Secara stuktur sektoral tenaga kerja, selama periode Februari

2017 - Februari 2018 tidak mengalami banyak perubahan.

Penyerapan tenaga kerja masih didominasi oleh sektor industri

dan sektor Perdagangan. Kedua sektor ini masing-masing

menyerap kurang lebih dua puluh persen penduduk bekerja di

Banten.

Page 34: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 17

Gambar 2.6 Persentase Penduduk Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan

di Provinsi Banten Februari 2018

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 30/05/36/Th.XI, 7 Mei 2018

b. Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Berdasarkan Tabel 2.7 di bawah tampak bahwa sebagian besar

penduduk bekerja di Banten berstatus sebagai buruh/karyawan

yaitu sebesar 2,9 juta. Jumlah buruh/karyawan menurun sekitar

5 ribu orang dalam satu tahun terakhir. Begitupun mereka yang

berusaha dibantu buruh tetap juga mengalami penurunan yang

justru paling besar yakni 62 ribu. Peningkatan jumlah pekerja

terjadi pada berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak

tetap, pekerja bebas dan pekerja keluarga.

Page 35: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 18

Tabel 2.7 Persentase Penduduk Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

di Provinsi Banten Februari 2018

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 30/05/36/Th.XI, 7 Mei 2018

Status pekerjaan utama dapat digunakan sebagai pendekatan

untuk menyusun 2 kelompok kegiatan ekonomi yakni formal dan

informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang berusaha

dibantu buruh tetap dan mereka yang berstatus

buruh/karyawan. Sementara sisanya digolongkan ke dalam

kegiatan informal. Persentase pekerja formal di Provinsi Banten

lebih tinggi dibanding pekerja informal. Pada Februari 2018,

pekerja formal tercatat sebanyak 3,1 juta orang atau sebesar

55,25 persen. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibanding

tahun sebelumnya yang sebesar 55,54 persen. Dengan kata lain

penyerapan tenaga kerja pada periode satu tahun terakhir lebih

banyak terjadi pada kegiatan ekonomi informal.

Page 36: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 19

c. Pencari Kerja Menurut Pendidikan

Dilihat dari komposisi pencari kerja menurut pendidikan, pencari

kerja di Provinsi Banten didominasi oleh mereka yang

berpendidikan rendah. Persentase pencari kerja yang

berpendidikan rendah (SMP ke bawah) maupun tinggi (diploma

dan sarjana) meningkat dibanding tahun lalu. Sementara itu,

persentase pengangguran yang berpendidikan menengah

(SMA/SMK) mengalami penurunan dari 44,68 persen menjadi

43,55 persen.

Gambar 2.7 Tingkat Pengangguran terbuka menurut pendidikan

Februari 2017 - Februari 2018

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 30/05/36/Th.XI, 7 Mei 2018

Page 37: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 20

2.1.5 Investasi

Investasi merupakan salah satu komponen pembentuk pertumbuhan

ekonomi. Secara sederhana, investasi diartikan sebagai pengeluaran

barang modal yang diarahkan untuk menunjang kegiatan produksi

atau perluasan produksi. Ini menjadikan investasi mempunyai

multiplier effect yang luas karena tidak hanya mendorong sisi

produksi, namun juga menstimulasi sisi konsumsi.

Berdasarkan data realisasi investasi BKPM Investasi di Provinsi Banten

pada tahun 2017 menempati urutan lima besar setelah DKI Jakarta,

Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Timur dengan porsi sebesar 8,1

persen dari Investasi secara Nasional. PMA dan PMDN di Provinsi

Banten pada Tahun 2017 mencapai Rp. 55, 8 Triliun Rupiah. Jumlah

tersebut terdiri atas PMDN sebesar Rp.15,14 Triliun dan PMA sebesar

USD 3.047,5 Juta.

Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa pulau jawa masih menjadi

tujuan investasi utama dengan porsi investasi secra nasional tahun

2017 yang mencapai 56,1 persen. Selanjutnya pada Triwulan I 2018,

Realisasi Investasi (PMDN dan PMA) di Provinsi Banten telah

mencapai Rp. 15,5 Triliun atau setara 8,4 persen dari komposisi

investasi secara nasional.

2.1.5.1. ICOR Sektoral

Incremental Capital Output Ratio (ICOR) adalah tambahan kapital

yang dibutuhkan untuk setiap penambahan unit keluaran. Rasio ini

mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal yang ditambah

Page 38: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 II - 21

terhadap penambahan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Penghitungan dalam konteks ini menggunakan persamaan dimana

penambahan modal dinyatakan sebagai investasi dan penambahan

pengeluaran dinyatakan sebagai penambahan PDB.

ICOR Indonesia Pada Tahun 2016 5,91 persen, sedangkan rata rata

ASEAN 3,5 persen. Banyaknya praktik mark-up dan korupsi,

kebocoran anggaran pembangunan yang cukup tinggi juga menjadi

masalah bagi kondisi Indonesia yang hal tersebut juga terjadi

berbagai daerah di Indonesia termasuk di Provinsi Banten. ICOR juga

menjadi salah satu indikasi tingkat efisiensi perekonomian suatu

negara karena semakin kecil ICOR berarti suatu investasi mampu

menghasilkan output yang semakin besar. Indonesia masih berada

pada tingkat ICOR tertinggi di ASEAN.

Page 39: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 1

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR

PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH

3.1. ASUMSI DASAR PADA RAPBN 2018

Target pertumbuhan ekonomi nasional sebagaimana telah

ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 pertumbuhan ekonomi

diperkirakan mampu mencapai 8,0 persen di tahun 2019. Namun

demikian pencapaian pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak

terlepas dari kondisi perekonomian global yang sekaligus menjadi

tantangan dan peluang atau bahkan resiko. Secara singkat dapat

digambarkan bahwa perekonomian Indonesia dihadapkan pada hal-

hal sebagai berikut :

a. Tantangan Global

Dinamika perekonomian global menyebabkan gejolak tersendiri

terhadap perekonomian negara lain termasuk indonesia. Menurut

Sri Mulyani (Menteri Keuangan) terdapat 3 tantangan ekonomi

global 2018. Hal pertama yang harus diwaspadai adalah

pemulihan ekonomi yang masih dibayangi oleh ketidakpastian.

Kedua, restrukturisasi ekonomi di China yang berpotensi

mempengaruhi perekonomian global. "Pertama, pemulihan

ekonomi itu sendiri yang selama ini masih dibayangi

ketidakpastian. Kedua, restrukturisasi perekonomian di China

yang sekarang terus menghadapi trade off antara stabilitas dan

kontinuitas atau sustainability dengan kemampuan

Page 40: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 2

mereka adjust di dalam komposisi pertumbuhan

ekonomi. Balancing yang dilakukan China akan memengaruhi

seluruh dunia,". Ketiga, kebijakan ekonomi di Amerika Serikat

(AS), terkait dengan pengumuman pengganti Janet Yellen dan

arah kebijakan Federal Reserve ke depan. "Meski selama ini

komunikasi sudah cukup baik, namun dengan kepemimpinan

yang baru tentu akan membawa juga beberapa perubahan pada

cara komunikasi dan arahnya sendiri,".Selain itu, saat ini Amerika

Serikat (AS) juga akan mengeluarkan kebijakan pajak baru. Hal

ini dinilai cukup signifikan mengubah tarif pajak maupun insentif

bagi pengusaha di Negeri Paman Sam."Secara internasional,

perlu melihat arah kebijakan perpajakan di AS. Di Eropa

walaupun sudah menunjukkan tanda pemulihan, namun secara

politik jauh dari stabil. Kalau lihat di Jerman yang diasumsikan

sebagai daerah paling stabil, belum mampu membentuk

pemerintahan baru setelah pemilu. Proses Brexit yang sudah

terjadi. Amerika, Eropa, dan China yang harus diperhatikan".

Hal tersebut juga senada dengan yang diungkapkan oleh Wakil

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International

Monetary Fund (IMF) Tao Zhang bahwa ada tiga tantangan besar

yang dihadapi ekonomi global. Ketiga tantangan itu yakni

ketegangan di depan perdagangan, risiko fiskal dan keuangan,

serta perjuangan yang sedang berlangsung untuk mencapai

pertumbuhan inklusif.

Page 41: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 3

b. Tantangan Domestik

Pada tahun 2019, Pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

permasalahan antara lain penurunan angka kemiskinan menuju 1

digit, penurunan ketimpangan antar kelompok pendapatan, dan

peningkatan IPM. Perlu adanya peningkatan akses pelayanan

dasar penduduk dimana masih 11,7 juta penduduk belum

mampu mengakses sanitasi layak dan air bersih dan penduduk

miskin yang cenderung lebih rendah jenjang pendidikanya serta

kurang terperhatikan jaminan kesehatannya. Dalam rangka

pengurangan kesenjangan antar wilayah diperlukan adanya

pembangunan konektivitas nasional dan jaringan logistic sector

unggulan, keterpaduan transportasi dan keselamatan

transportasi, sarana dan prasarana komunikasi yang mendukung

daya saing, peningkatan aksesibilitas perdesaan, SDM di Daerah

dan Desa dalam rangka penyediaan sarana prasarana

konektivitas, peningkatan system logistic perikanan, dan

pengelolaan kawasan perikanan. Terkait dengan nilai tambah

ekonomi diperlukan adanya peningkatan dari pemanfaatan hasil

pertanian, perikanan, dan kehutanan, daya saing produk

industry, optimalisasi nilai tambah jasa produktif, peningkatan

produktivitas tenaga kerja, serta optimalisasi pemanfaatan iptek

dan hasil inovasi. Tantangan dan permasalahan selanjutnya yaitu

kebutuhan energi primer yang terus meningkat yaitu sekitas

7,4% setiap tahunnya, konsumsi pangan yang terus meningkat,

pemenuhan kebutuhan air yang belum terpenuhi untuk rumah

tangga, industry dan pertanian serta suplai air yang menurun,

Page 42: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 4

dan isu lingkungan hidup yaitu perlu adanya peningkatan indeks

kualitas lingkungan hidup, serta perencanaan pembangunan

rendah karbon.

Berdasarkan fokus tersebut, tema yang ditetapkan dalam RKP

tahun 2019 adalah “Pemerataan Pembangunan untuk

Pertumbuhan Berkualitas”.

Penyusunan RKP Tahun 2019 masih menggunakan pendekatan

money follows program yaitu Holistik-Tematik, Integratif, dan

Spasial. Prioritas Pembangunan Nasional dan program prioritas

pada Tahun 2019, yaitu :

1. Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan dan

Peningkatan Pelayanan Dasar

a. Percepatan Pengurangan Kemiskinan;

b. PelayananKesehatan dan Gizi Masyarakat;

c. Pemerataan layanan Pendidikan berkualitas;

d. Akses masyarakat terhadap perumahan dan permukiman

layak;

e. Tata Kelola Layanan Dasar.

2. Pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman

a. Peningkatan konektivitas;

b. Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika;

c. Pengembangan pusat kegiatan di Wilayah Timur dan

Pembangunan Desa;

d. Pembangunan Daerah Afirmasi;

Page 43: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 5

e. Pembangunan Konektivitas untuk mendukung

Pembangunan Sektor Unggulan Hulu Hilir Perikanan.

3. Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui Pertanian, Industri

dan Jasa Produktif

a. Peningkatan Ekspor dan Nilai Tambah Produk Pertanian;

b. Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Industri Pengolahan;

c. Peningkatan Nilai Tambah /Efisiensi Jasa Produktif;

d. Percepatan Peningkatan Keahlian Tenaga Kerja;

e. Pengembangan IPTEK dan Inovasi untuk meningkatkan

Produktivitas.

4. Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan dan Sumber Daya Air

a. Peningkatan Produksi dan Pemenuhan Kebutuhan Energi;

b. Peningkatan Produksi, Akses dan Kualitas Konsumsi

Pangan;

c. Peningkatan Kualitas dan Aksesibilitas Sumber Daya Air;

d. Peningkatan daya dukung Sumber Daya Air dan Daya

Tampung Lingkungan;

e. Pemantapan Regulasi dan Penguatan Kelembagaan

Energi, Pangan dan Sumber Daya Air.

5. Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu

a. KAMTIBMAS dan Keamanan SIBER;

b. Kesuksesan Pemilu

c. Pertahanan Wilayah Nasional;

d. Kepastian Hukum dan Reformasi Birokrasi;

e. Efektivitas Diplomasi.

Page 44: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 6

Pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2019

pada kisaran 5,4 -5,8 persen. Sementara berdasarkan proyeksi

Bank Indonesia yang disampaikan pada rapat kerja dengan

badan anggaran DPR mengenai kerangka ekonomi makro dan

pokok-pokok kebijakan fiskal 2019, memproyeksikan

pertumbuhan ekonmi pada angka 5,2-5,6 persen. Pertumbuhan

didorong dengan meningkatnya investasi, beberapa aspek

ekspor yang membaik dan membaiknya beberapa faktor

perekonomian, seperti membaiknya harga komoditas, naiknya

kegiatan investasi swasta, harga komoditas tinggi, stimulus fiskal

pemerintah dan membaiknya kegiatan investasi di swasta. Laju

Inflasi, IHK sebesar 2,5 – 4,5 persen, Nilai tukar rupiah

(RP/USD) 13.800-14.100.

Selanjutnya target makro pembangunan Nasional sebagaimana

tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019, pada tahun 2019

ditargetkan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Sasaran Pokok Pembangunan Nasional Tahun 2019

NO URAIAN TARGET

1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 76,3

2 Indeks Gini Ratio 0,36

3 Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 8 persen

4 Inflasi 3,5 persen

5 Tingkat Kemiskinan 7,0 – 8,0 Persen

6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,0 – 5,0 Persen

Page 45: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 7

3.2. ASUMSI DASAR PADA RAPBD 2019

Penyusunan program prioritas pembanguan didasarkan pada isu-isu

strategis daerah sebagaimana telah dimuat dalam RKPD Provinsi

Banten Tahun 2019. Adapun isu strategis tahun 2019 sebagai

berikut:

1. Mengurangnya Kesenjangan Wilayah Melalui Pembangunan

Insfrastruktur

2. Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui Aksesibilitas Dan Mutu

Pendidikan Dan Kesehatan

3. Pengurangan Pengangguran Melaluli Peningkatan Keterampilan

4. Pengurangan Kemiskinan Melalui Jaminan Sosial Dan

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

5. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan Melalui Pemanfaatan

Teknologi Informasi

Berdasarkan isu-isu strategis tersebut, prioritas pembangunan

Provinsi Banten Tahun 2019 diarahkan pada:

1. Peningkatan Infrastruktur Wilayah

2. Peningkatan Akses, Mutu Pendidikan,Kesehatan Dan Sosial

3. Peningkatan Ekonomi Dan Kesempatan Berusaha

4. Peningkatan Tatakelola Pemerintahan

Selanjutnya berdasarkan isu strategis dan prioritas pembangunan

Tahun 2019 yang telah ditetapkan, Pemerintah Provinsi Banten

telah menetapkan tema pembangunan:

“PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERCEPATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI”.

Page 46: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 8

Penyusunan rancangan RKPD Tahun 2019 menggunakan asumsi

ekonomi makro sebagai berikut :

3.2.1. Pertumbuhan ekonomi

Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019 bahwa

perekonomian Indonesia diperkirakan akan kembali

melanjutkan momentum peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Proses konsolidasi dan restrukturisasi ekonomi yang antara

lain melalui perbaikan iklim investasi dan peningkatan

infrastruktur, akan mulai menunjukkan hasil. Aktivitas

perekonomian dan perdagangan global yang meningkat,

dengan didukung oleh kenaikan harga komoditas meski

cenderung terbatas, akan mampu memberikan dorongan

terhadap perekonomian domestik.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 diperkirakan mampu

mencapai 5,2-5,6 persen melalui kebijakan yang menyeluruh

dan tepat sasaran

Kerangka besar arah kebijakan ekonomi makro Indonesia

untuk tahun 2019 dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut :

1. Mencapai pertumbuhan ekonomi 5,6 %, harus didorong

dari investasi dan konsumsi rumah tangga. Sektor utama

yang memberikan kontribusi utama pertumbuhan ekonomi

yaitu industry pengolahan terutama non migas, pertanian,

perdagangan informasi dan komunikasi, konstruksi, dan

jasa keuangan; sedangkan sector prioritas yaitu industry

pengolahan, pertanian, dan pariwisata;

Page 47: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 9

2. Menjaga stabilitas ekonomi melalui stabilitas harga,

stabilitas system keuangan, dan neraca pembayaran

3. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan

berkelanjutan berupa produktivitas ekonomi, reformasi

structural, inklusif pemerataan, dan keberlangsungan

lingkungan.

3.2.2. Inflasi

Pada Tahun 2019, Pemerintah menargetkan dapat

mengendalikan tingkat inflasi pada kisaran 3,7%. Selanjutnya

Pemerintah Provinsi Banten memperkirakan dapat

mengendalikan inflasi pada angka 4,2 persen.

3.2.3. Ketenagakerjaan

Target secara nasional untuk dapat mengurangi

pengangguran ada pada angka 4,5 - 5,0 persen. target

tersebut lebih baik bila dibandingkan tingkat pengangguran

Provinsi Banten, dimana pada Februari 2017 masih tercatat

sebesar 7,77 persen. Angka tersebut juga masih sangat

fluktuatif yang kondisinya sangat dipengaruhi oleh urbanisasi

dan iklim bahkan pada Februari 2016 angka pengangguran

terbuka di Provinsi Banten masih mencapai 7,75 persen. Pada

Tahun 2019 sebagaimana tertuang pada RPJMD 2017-2022,

Pemerintah Provinsi Banten menargetkan pengurangan

angka pengangguran pada kisaran 8,2 persen.

3.2.4. Penanggulangan Kemiskinan

Angka kemiskinan di Provinsi Banten dapat dibilang sangat

baik bila dibandingkan dengan rata-rata nasional. Pada

Tahun 2019 Pemerintah Pusat menargetkan tingkat

Page 48: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 III - 10

kemiskinan secara nasional pada angka 7,0-8,0 persen.

Terkait dengan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah

Provinsi Banten memiliki unit khusus yang

mengkoordinasikan penanggulangan kemiskinan yaitu Tim

Koordinasi penanggulangan Kemiskinan (TKPK). Selanjutnya

Pemerintah Provinsi Banten juga telah mengupayakan

strategi penanggulangan kemiskinan baik melalui belanja

dalam bentuk program kegiatan maupun program belanja

tidak langsung dalam bentuk hibah, bantuan keuangan,

maupun skema pendanaan lainnya.

Tingkat kemiskinan pada Maret 2017 sebesar 5,45 persen

namun angka tersebut kembali meningkat pada September

2017 yaitu sebesar 5,59 persen Namun demikian Pemerintah

Provinsi Banten sesuai dengan target pada RPJMD 2017-2022

pengurangan angka kemiskinan tahun 2019 ditargetkan

hingga hingga mencapai 5,0 persen. Target ekonomi makro

Provinsi Banten pada tahun 2019 sebagaimana tertuang pada

RPJMD 2017-2022 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Target Indikator Makro Pembangunan Provinsi Banten Tahun 2019

NO INDIKATOR EKONOMI TARGET 2019

Nasional Banten

1. Indeks Pembangunan Manusia (%) 76,3 72,20

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 8,0 6,2

3. Persentase Penduduk Miskin (%) 7,0 - 8,0 5,0

4. Persentase Pengangguran Terbuka (%) 4,5 - 5,0 8,2

5 Inflasi (%) 3,5 4,2

Page 49: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 1

BAB IV

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN

PEMBIAYAAN DAERAH

Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri nomor 38 Tahun

2018 tentang pedoman penyunan APBD Tahun Anggaran 2019,

Kebijakan yang perlu mendapat perhatian pemerintah daerah

dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2019 terkait dengan

pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah

adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun

Anggaran 2019 merupakan perkiraan yang terukur secara

rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum

penerimaannya.

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah:

a) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi

daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012

tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan

Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga

Page 50: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 2

Kerja Asing.

b) Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah

didasarkan pada data potensi pajak daerah dan

retribusi daerah serta memperhatikan perkiraan

pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2019 yang

berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah

dan retribusi daerah serta realisasi penerimaan pajak

daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya.

Pemerintah Daerah mengupayakan peningkatan

pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah

dan retribusi daerah. Trend pendapatan daerah selama

tiga tahun terakhir menunjukkan senantiasa

menunjukkan peningkatan.

c) Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah

yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi

daerah, pemerintah daerah akan melakukan kegiatan

penghimpunan data obyek dan subyek pajak daerah

dan retribusi daerah, penentuan besaran pajak daerah

dan retribusi daerah yang terhutang sampai dengan

kegiatan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah

kepada wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta

pengawasan penyetorannya.

d) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan

Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh persen),

termasuk yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota,

dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau

Page 51: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 3

pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana

transportasi umum sebagaimana diamanatkan dalam

Pasal 8 ayat (5) Undang- Undang Nomor 28 Tahun

2009.

e) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, yang

menjadi bagian provinsi, dialokasikan paling sedikit

50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan

kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh

aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan

dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009. Selanjutnya, pelayanan kesehatan masyarakat

yang didanai dari pajak rokok mempedomani Peraturan

Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah.

f) Dalam rangka mendukung pendanaan program

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemerintah daerah

menggunakan pendapatan yang bersumber dari pajak

rokok yang merupakan bagian provinsi maupun bagian

kabupaten/kota, sebesar 75% (tujuh puluh lima

persen) dari alokasi pelayanan kesehatan yang

ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 40 Tahun 2016 tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan

Pelayanan Kesehatan Masyarakat, sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53

Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Page 52: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 4

Kesehatan Nomor 40 Tahun 2016.

g) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan

Jalan sebagian dialokasikan untuk penyediaan

penerangan jalan sebagaimana diamanatkan dalam

Pasal 56 ayat (3) Undang- Undang Nomor 28 Tahun

2009.

h) Pendapatan yang bersumber dari Retribusi

Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

dialokasikan untuk mendanai penerbitan dokumen izin,

pengawasan di lapangan, penegakan hukum,

penatausahaan, biaya dampak negatif dari

perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing,

dan kegiatan pengembangan keahlian dan

keterampilan tenaga kerja lokal dan diatur dalam

peraturan daerah sebagaimana diamanatkan dalam

Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012.

i) Pendapatan yang bersumber dari Retribusi

Pengendalian Lalu Lintas dialokasikan untuk mendanai

peningkatan kinerja lalu lintas dan peningkatan

pelayanan angkutan umum sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah

Nomor 97 Tahun 2012.

j) Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari

hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) yang diterima oleh Satuan Kerja

Page 53: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 5

Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD

yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-

Badan Layanan Umum Daerah (PPK- BLUD),

dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok

pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah,

obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek

pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan.

2) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan memperhatikan potensi penerimaan Tahun

Anggaran 2019 dengan memperhitungkan rasionalitas nilai

kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan

perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat

lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman

pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun

2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah.

Pengertian rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan:

a) bagi Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan

fungsi pemupukan laba (profit oriented) adalah mampu

menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka

meningkatkan PAD; dan

b) bagi Badan Usaha Milik Daerah yang menjalankan

fungsi kemanfaatan umum (public service oriented)

adalah mampu meningkatkan baik kualitas maupun

cakupan layanan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Page 54: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 6

3) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah:

a) Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan,

dianggarkan pada akun Pendapatan, kelompok PAD,

jenis Lain-lain PAD Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa

Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau Jasa

Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya.

b) Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional

pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik

Pemerintah Daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD,

dianggarkan pada akun Pendapatan, kelompok PAD,

jenis Lain-lain PAD Yang Sah, obyek Dana Kapitasi JKN

pada FKTP, rincian obyek Dana Kapitasi JKN pada

masing-masing FKTP dengan mempedomani Peraturan

Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat

Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ

tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk Teknis Penganggaran,

Pelaksanaan dan Penatausahaan serta

Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah.

c) Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi

daerah dianggarkan pada akun Pendapatan, kelompok

PAD, jenis Lain-lain PAD Yang Sah dan diuraikan ke

dalam obyek dan rincian obyek sesuai kode rekening

berkenaan.

Page 55: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 7

d) Pendapatan dari pengembalian dianggarkan pada akun

Pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD Yang

Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek

sesuai kode rekening berkenaan.

b. Dana Perimbangan

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana

perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH)

a) Pendapatan dari DBH-Pajak yang terdiri atas DBH-Pajak

Bumi dan Bangunan (DBH-PBB) selain PBB Perkotaan

dan Perdesaan, dan DBH-Pajak Penghasilan (DBH-PPh)

yang terdiri dari DBH-PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib

Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN) dan PPh

Pasal 21 dianggarkan sesuai Peraturan Presiden

mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 atau

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-

Pajak Tahun Anggaran 2019. Apabila Peraturan

Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019

atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi

DBH-Pajak Tahun Anggaran 2019 belum ditetapkan,

penganggaran pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan

pada tren realisasi pendapatan DBH-Pajak 3 (tiga)

tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2017, Tahun

Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2015.

Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN

Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri

Page 56: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 8

Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak Tahun

Anggaran 2019 ditetapkan dan/atau terdapat

perubahan setelah Peraturan Daerah tentang APBD

Tahun Anggaran 2019 ditetapkan, Pemerintah Provinsi

Banten akan menyesuaikan alokasi DBH-Pajak

dimaksud pada Peraturan Daerah tentang Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2019 atau dicantumkan dalam

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) bila Pemerintah

Provinsi Banten tidak melakukan Perubahan APBD

Tahun Anggaran 2019.

Pendapatan dari DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT)

dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai

Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut

provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2019.

Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN

Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri

Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut

provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2019 belum

ditetapkan, penganggaran pendapatan DBH-CHT

didasarkan pada tren realisasi pendapatan DBH- CHT 3

(tiga) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2017,

Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2015.

Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN

Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri

Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut

Page 57: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 9

provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2019

ditetapkan dan/atau terdapat perubahan setelah

peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2019

ditetapkan, Pemerintah Provinsi Banten harus

menyesuaikan alokasi DBH-CHT dimaksud dengan

terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran

2019 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD,

untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah

tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2019 atau

dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Provinsi

Banten tidak melakukan Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2019.

b) Pendapatan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-

SDA) yang terdiri dari DBH-Kehutanan, DBH-

Pertambangan Mineral dan Batubara, DBH-Perikanan,

DBH-Minyak Bumi, DBH-Gas Bumi, dan DBH-

Pengusahaan Panas Bumi dianggarkan sesuai dengan

Peraturan.

c) Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019

atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi

DBH-SDA Tahun Anggaran 2019.

Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN

Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri

Keuangan mengenai alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran

2019 belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari

Page 58: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 10

DBH-SDA didasarkan pada tren realisasi pendapatan

DBH-SDA 3 (tiga) tahun terakhir, yaitu Tahun Anggaran

2017, Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran

2015, dengan mengantisipasi kemungkinan tidak

stabilnya harga dan hasil produksi (lifting) minyak bumi

dan gas bumi Tahun Anggaran 2019.

Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN

Tahun Anggaran 2019 mengenai Alokasi DBH-SDA di

luar Dana Reboisasi yang merupakan bagian dari DBH-

Kehutanan atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai

Alokasi DBH-SDA di luar Dana Reboisasi yang

merupakan bagian dari DBH Kehutanan ditetapkan

dan/atau terdapat perubahan setelah peraturan daerah

tentang APBD Tahun Anggaran 2019 ditetapkan,

Pemerintah Provinsi Banten menyesuaikan alokasi DBH-

SDA dimaksud pada peraturan daerah tentang

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2019 atau

dicantumkan dalam LRA apabila Pemerintah Provinsi

Banten tidak melakukan Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2019. Apabila terdapat pendapatan lebih

DBH-SDA di luar Dana Reboisasi Tahun Anggaran 2019

seperti pendapatan kurang salur tahun-tahun

sebelumnya atau selisih pendapatan Tahun Anggaran

2018, pendapatan lebih tersebut dianggarkan dalam

peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2019 atau dicantumkan dalam LRA bila

Page 59: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 11

Pemerintah Provinsi Banten tidak melakukan Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2019.

d) Pendapatan DBH-Pajak, DBH-CHT dan DBH-SDA untuk

daerah induk dan daerah otonom baru karena

pemekaran, didasarkan pada ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU)

DAU dianggarkan sesuai dengan Peraturan Presiden

mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019.

Dalam hal Peraturan Presiden dimaksud belum

ditetapkan, penganggaran DAU didasarkan pada alokasi

DAU Tahun Anggaran 2018. Apabila Peraturan Presiden

ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun

Anggaran 2019 ditetapkan, Pemerintah Provinsi Banten

akan menyesuaikan alokasi DAU dimaksud pada peraturan

daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2019

atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah Provinsi

Banten tidak melakukan perubahan APBD Tahun

Anggaran 2019.

3) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK)

DAK dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai

Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 atau informasi resmi

mengenai alokasi DAK Tahun Anggaran 2019 yang

dipublikasikan melalui portal Kementerian Keuangan.

Dalam hal Rancangan KUA dan Rancangan PPAS

disepakati bersama antara kepala daerah dengan DPRD

Page 60: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 12

sebelum Peraturan Presiden mengenai rincian APBN

Tahun Anggaran 2019 atau sebelum adanya informasi

resmi mengenai alokasi DAK Tahun Anggaran 2019 yang

dipublikasikan melalui portal Kementerian Keuangan,

penganggaran DAK langsung ditampung dalam

mekanisme pembahasan rancangan peraturan daerah

tentang APBD Tahun Anggaran 2019. Apabila Peraturan

Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2019

atau informasi resmi mengenai alokasi DAK Tahun

Anggaran 2019 melalui portal Kementerian Keuangan

dipublikasikan setelah peraturan daerah tentang APBD

Tahun Anggaran 2019 ditetapkan, Pemerintah Provinsi

Banten menganggarkan DAK dimaksud dengan terlebih

dahulu melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah

tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2019 dengan

pemberitahuan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya

ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan

APBD tahun anggaran 2019 atau dicantumkan dalam LRA

bila Pemerintah Provinsi Banten tidak melakukan

perubahan APBD tahun anggaran 2019.

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-

lain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) Dana Otonomi Khusus dianggarkan sesuai dengan

Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun

Page 61: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 13

Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri Keuangan

mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Otonomi

Khusus Tahun Anggaran 2019. Apabila Peraturan Presiden

mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019 atau

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum

dan Alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2019

belum ditetapkan, maka penganggaran Dana Otonomi

Khusus tersebut didasarkan pada alokasi Dana Otonomi

Khusus Tahun Anggaran 2018 dengan memperhatikan

realisasi Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan

Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019

atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman

Umum dan Alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun

Anggaran 2019 tersebut ditetapkan setelah peraturan

daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2019 ditetapkan,

maka Pemerintah Provinsi Banten menyesuaikan Dana

Otonomi Khusus dimaksud dengan terlebih dahulu

melakukan perubahan peraturan Kepala Daerah tentang

penjabaran APBD Tahun Anggaran 2019 dengan

pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya

ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2019 atau dicantumkan dalam LRA

bila Pemerintah Provinsi Banten tidak melakukan

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2019.

2) Dana Tambahan DBH-Minyak dan Gas Bumi Tahun

Anggaran 2019 dianggarkan sesuai dengan Peraturan

Page 62: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 14

Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2019

atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana

Tambahan DBH-Minyak dan Gas Bumi Tahun Anggaran

2019. Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN

Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri

Keuangan mengenai Alokasi Dana Tambahan DBH-Minyak

dan Gas Bumi Tahun Anggaran 2019 belum ditetapkan,

penganggaran Dana Tambahan DBH-Minyak dan Gas

Bumi tersebut didasarkan pada penganggaran Dana

Tambahan DBH-Minyak dan Gas Bumi Tahun Anggaran

2018 dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran

2017. Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian

APBN Tahun Anggaran 2019 atau Peraturan Menteri

Keuangan mengenai Alokasi Dana Tambahan DBH-Minyak

dan Gas Bumi Tahun Anggaran 2019 tersebut ditetapkan

setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran

2019 ditetapkan, Pemerintah Provinsi Banten

menyesuaikan Dana Tambahan DBH-Minyak dan Gas

Bumi dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan

perubahan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran

APBD Tahun Anggaran 2019 dengan pemberitahuan

kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung

dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun

Anggaran 2019 atau dicantumkan dalam LRA bila

Pemerintah Provinsi Banten tidak melakukan Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2019.

Page 63: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 15

3) Pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah,

pemerintah daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari

badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar

negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang

tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi

pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak

ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD

setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud. Untuk

kepastian pendapatan hibah yang bersumber dari

pemerintah daerah lainnya tersebut didasarkan pada

perjanjian hibah antara Kepala Daerah/pejabat yang diberi

kuasa selaku pemberi dengan Kepala Daerah/pejabat

yang diberi kuasa selaku penerima, sedangkan untuk

penerimaan hibah yang bersumber dari pihak ketiga juga

didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak ketiga

selaku pemberi dengan Kepala Daerah/pejabat yang diberi

kuasa selaku penerima. Dari aspek teknis penganggaran,

pendapatan tersebut di atas dianggarkan pada akun

Pendapatan, kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah Yang

Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian

obyek pendapatan masing-masing nama pemberi hibah

sesuai kode rekening berkenaan.

4) Pendapatan sumbangan yang bersumber dari pihak

ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam

negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang

tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi

Page 64: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 16

pengeluaran atau pengurangan kewajiban

pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan

dalam APBD setelah adanya kepastian pendapatan

dimaksud. Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan

tersebut di atas dianggarkan pada akun Pendapatan,

kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan

diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek

pendapatan masing-masing nama pemberi sumbangan

sesuai kode rekening berkenaan.

2. Belanja Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja

daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan

pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah dan

pelaksanaan tugas organisasi yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan. Belanja daerah tersebut

diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib

terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan Standar

Pelayanan Minimal (SPM), sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan

Minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga

satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Selanjutnya, belanja daerah untuk urusan

pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar

dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis

standar belanja dan standar harga satuan regional.

Page 65: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 17

Pemerintah Provinsi Banten menetapkan target capaian kinerja

setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja

perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang

bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan

anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan

anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi

yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan

keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud

ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya.

a. Belanja Tidak Langsung

Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

1) Belanja Pegawai

a) Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan

Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) disesuaikan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok

dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas

dan gaji keempat belas.

b) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan

pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi pegawai

Tahun 2019.

c) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan

kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan

keluarga dan mutasi pegawai dengan

memperhitungkan acress yang besarnya maksimum

Page 66: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 18

2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah belanja

pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan. Dalam

rangka peningkatan kesejahteraan PNSD, Pemerintah

Provinsi Banten meningkatkan tarif Tambahan

Penghasilan PNSD atau tunjangan kinerja.

d) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan

bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan

dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD

Tahun Anggaran 2019 dengan mempedomani Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun

2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013

tentang Jaminan Kesehatan.

e) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan

kerja dan kematian bagi PNSD dibebankan pada APBD

dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor

70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan

Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015

Page 67: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 19

tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan

Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara.

Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan

kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah serta Pimpinan dan Anggota DPRD, dibebankan

pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku bagi

pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan.

f) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus

memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan

persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.

Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan

terlebih dahulu dengan peraturan Kepala Daerah

sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

Standar satuan biaya Tambahan Penghasilan PNSD

dimaksud memperhatikan aspek efisiensi, efektivitas,

kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas.

g) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah mempedomani Peraturan Pemerintah

Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian

dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Page 68: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 20

h) Tunjangan Profesi Guru PNSD, Dana Tambahan

Penghasilan Guru PNSD, dan Tunjangan Khusus Guru

PNSD di Daerah Khusus yang bersumber dari APBN

Tahun Anggaran 2019 melalui DAK Non Fisik

dianggarkan dalam APBD provinsi dan kabupaten/kota

pada kelompok Belanja Tidak Langsung, jenis Belanja

Pegawai, obyek Gaji dan Tunjangan, dan rincian obyek

belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan.

2) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang

bersumber dari APBD mempedomani peraturan Kepala

Daerah yang mengatur tata cara penganggaran,

pelaksanaan dan penatausahaan, pertanggungjawaban

dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi hibah dan

bantuan sosial, yang telah disesuaikan dengan Pasal 298

ayat (4) dan ayat (5) Undang- Undang Nomor 23 Tahun

2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018 tentang

Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD,

serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah

dan bantuan sosial.

Page 69: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 21

3) Belanja Bagi Hasil Pajak

a) Penganggaran dana bagi hasil pajak daerah yang

bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi

kepada pemerintah kabupaten/kota mempedomani

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Besaran

alokasi dana bagi hasil pajak daerah yang bersumber

dari pendapatan pemerintah provinsi dianggarkan

secara bruto, sebagaimana maksud Pasal 17 ayat (3)

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005.

Tata cara penganggaran dana bagi hasil pajak daerah

tersebut memperhitungkan rencana pendapatan pajak

daerah pada Tahun Anggaran 2019, sedangkan

pelampauan target Tahun Anggaran 2018 yang belum

direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota

ditampung dalam perubahan APBD Tahun Anggaran

2019 atau dicantumkan dalam LRA bila Pemerintah

Provinsi Banten tidak melakukan perubahan APBD

Tahun Anggaran 2019.

4) Belanja Bantuan Keuangan

a) Belanja bantuan keuangan dari pemerintah daerah

kepada pemerintah daerah lainnya dapat dianggarkan

dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan

daerah setelah alokasi belanja yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan dipenuhi oleh

pemerintah daerah dalam APBD Tahun Anggaran 2019.

Belanja bantuan keuangan tersebut, harus didasarkan

Page 70: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 22

pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan

fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintahan

daerah yang tidak tersedia dan/atau menerima

manfaat dari pemberian bantuan keuangan tersebut,

serta dalam rangka kerjasama antar daerah sesuai

kemampuan keuangan masing-masing daerah.

Pemberian bantuan keuangan bersifat umum dan

bersifat khusus. Bantuan keuangan yang bersifat

umum digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal

dengan menggunakan formula antara lain variabel:

pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah

penduduk miskin dan luas wilayah yang ditetapkan

dengan peraturan Kepala Daerah. Bantuan keuangan

yang bersifat khusus digunakan untuk membantu

capaian kinerja program prioritas pemerintah daerah

penerima bantuan keuangan sesuai dengan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan penerima

bantuan. Pemanfaatan bantuan keuangan yang bersifat

khusus ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi

bantuan.

Dari aspek teknis penganggaran, dalam APBD pemberi

bantuan keuangan harus diuraikan daftar nama

pemerintah Kabupaten/Kota selaku penerima bantuan

keuangan sebagai rincian obyek penerima bantuan

keuangan sesuai kode rekening berkenaan.

b) Bantuan keuangan kepada partai politik harus

Page 71: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 23

dialokasikan dalam APBD Tahun Anggaran 2019 dan

dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan,

obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik

dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima

bantuan keuangan. Besaran penganggaran bantuan

keuangan kepada partai politik berpedoman kepada

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009

tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014

tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan,

Penganggaran Dalam APBD dan Tertib Administrasi

Pengajuan, Penyaluran dan Laporan

Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan

Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2017

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata

Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD dan

Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan Laporan

Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan

Partai Politik.

c) Sistem dan prosedur penganggaran, pelaksanaan dan

Page 72: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 24

pertanggungjawaban belanja bantuan keuangan

ditetapkan dalam peraturan kepala daerah, dengan

memperhatikan ketentuan Pasal 47 dan Pasal 133

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan

peraturan perundang-undangan lainnya.

5) Belanja Tidak Terduga

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara

rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun

Anggaran 2018 dan kemungkinan adanya kegiatan-

kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya,

diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja

tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai

kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan

terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat

bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana

sosial, kebutuhan mendesak lainnya yang tidak

tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada

Tahun Anggaran 2019, termasuk pengembalian atas

kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.

b. Belanja Langsung

Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan

program dan kegiatan pemerintah daerah memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

Page 73: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 25

1) Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk

program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya

dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka

peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan

pemerintah daerah kepada kepentingan publik serta

mendorong inovasi daerah. Penyusunan anggaran belanja

pada setiap program dan kegiatan untuk urusan

pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar ditetapkan

dengan SPM dan berpedoman pada standar teknis dan

harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Penyusunan anggaran belanja pada setiap program dan

kegiatan untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak

terkait dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan

pilihan berpedoman pada analisis standar belanja dan

standar harga satuan regional.

2) Belanja Pegawai

a) Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah,

penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD

memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, rasionalitas

dan efektifitas dalam pencapaian sasaran program dan

kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu

pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target

kinerja kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal

tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non

PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada

Page 74: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 26

pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD

dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan

kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan

kegiatan dimaksud dengan memperhatikan pemberian

Tambahan Penghasilan bagi PNSD, pemberian Insentif

Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b) Suatu kegiatan tidak diperkenankan diuraikan hanya ke

dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja

honorarium dan rincian obyek belanja honorarium

PNSD dan/atau Non PNSD. Besaran honorarium bagi

PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan ditetapkan

dengan keputusan Kepala Daerah.

3) Belanja Barang dan Jasa

a) Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dianggarkan

dalam kegiatan yang besarannya ditetapkan dengan

keputusan Kepala Daerah.

b) Penganggaran untuk Jaminan Kesehatan bagi Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri, yaitu pegawai tidak

tetap, pegawai honorer, staf khusus dan pegawai lain

yang dibayarkan oleh APBD, dianggarkan dalam APBD

dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016.

c) Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak

Page 75: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 27

ketiga/masyarakat, hanya diperkenankan dalam rangka

pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat

perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi.

d) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan

dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas

pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai

dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi

sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2018.

e) Pengembangan pelayanan kesehatan di luar cakupan

penyelenggaraan jaminan kesehatan yang disediakan

oleh BPJS yang diberikan kepada Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah hanya berupa pelayanan medical check

up sebanyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun,

termasuk keluarga (satu istri/suami dan dua anak)

dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan

dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada

SKPD yang secara fungsional terkait sebagaimana

maksud Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000

tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah.

Selanjutnya, pengembangan pelayanan kesehatan di

luar cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan

yang disediakan oleh BPJS yang diberikan kepada

Pimpinan dan Anggota DPRD hanya berupa pelayanan

medical check up sebanyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu)

tahun, tidak termasuk istri/suami dan anak dalam

Page 76: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 28

rangka pemeriksaan kesehatan dan dianggarkan dalam

bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang secara

fungsional terkait sebagaimana maksud Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak

Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota

DPRD. Berkaitan dengan itu, pelaksanaan medical

check up dimaksud dilakukan di dalam negeri dengan

tetap memprioritaskan Rumah Sakit Umum Daerah

setempat, Rumah Sakit Umum Pusat di Provinsi atau

Rumah Sakit Umum Pusat terdekat.

f) Dalam rangka mewujudkan Universal Health Coverage,

pemerintah daerah melakukan integrasi Jaminan

Kesehatan Daerah dengan Jaminan Kesehatan

Nasional. Penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi

seluruh penduduk, terutama bagi fakir miskin dan

orang tidak mampu sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2004, Undang- Undang Nomor 24

Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun

2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan

Kesehatan, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 101

Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan

Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun

2013 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2016

Page 77: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 29

tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden

Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan,

yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan jaminan

kesehatan melalui BPJS Kesehatan yang bersumber

dari APBN, dianggarkan dalam bentuk program dan

kegiatan pada SKPD yang menangani urusan

kesehatan pemberi pelayanan kesehatan.

g) Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor milik pemerintah

daerah dialokasikan pada masing-masing SKPD sesuai

amanat Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 dan besarannya sesuai dengan masing-

masing peraturan daerah.

h) Pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada

pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran

berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan

jasa dengan mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat

(5) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2018, serta peraturan perundang- undangan lain

di bidang hibah dan bantuan sosial. Pengadaan belanja

barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak

ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan

dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun

Page 78: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 30

barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak

ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang

terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/ jasa

sampai siap diserahkan.

i) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka

kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan

dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar

negeri, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah

harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja

dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan

dengan substansi kebijakan pemerintah daerah. Hasil

kunjungan kerja dan studi banding dilaporkan sesuai

peraturan perundang-undangan.

Khusus penganggaran perjalanan dinas luar negeri

berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun

2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2016

tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri bagi

Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam Negeri dan

Pemerintah Daerah, Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah.

j) Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan

keuangan daerah, penganggaran belanja perjalanan

dinas harus memperhatikan aspek

pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumpsum,

Page 79: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 31

khususnya untuk hal-hal sebagai berikut:

1) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai

dengan biaya riil. Komponen sewa kendaraan

tersebut hanya diberikan untuk Gubernur/Wakil

Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, Wali kota/Wakil Wali

kota, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan pejabat

yang diberikan kedudukan atau hak keuangan dan

fasilitas setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.

2) Biaya transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil.

3) Biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya

riil. Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak

menggunakan fasilitas hotel atau tempat

penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan

diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh

persen) dari tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai

dengan tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan

dibayarkan secara lumpsum.

4) Uang harian dan uang representasi dibayarkan

secara lumpsum.

Standar satuan uang harian perjalanan dinas,

besarannya harus rasional sesuai dengan

pengeluaran untuk kebutuhan transportasi lokal,

uang makan dan uang saku di daerah tujuan.

Standar satuan biaya untuk perjalanan dinas

ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan memperhatikan

Page 80: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 32

aspek transparansi, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas,

kepatutan dan kewajaran serta rasionalitas.

k) Penyediaan anggaran untuk perjalanan dinas yang

mengikutsertakan Non PNSD diperhitungkan dalam

belanja perjalanan dinas. Tata cara penganggaran

perjalanan dinas dimaksud mengacu pada ketentuan

perjalanan dinas yang ditetapkan dengan peraturan

Kepala Daerah.

l) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan

pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang

terkait dengan pengembangan sumber daya manusia

bagi:

1) pejabat daerah dan staf pemerintah daerah;

2) pimpinan dan anggota DPRD; serta

3) unsur lainnya seperti tenaga ahli,

diprioritaskan penyelenggaraannya di masing-masing

wilayah provinsi/ kabupaten/kota yang bersangkutan.

Dalam hal terdapat kebutuhan untuk melakukan

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, bimbingan

teknis, sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar, atau

sejenisnya di luar daerah dapat dilakukan secara

selektif dengan memperhatikan aspek urgensi, kualitas

penyelenggaraan, muatan substansi, kompetensi

narasumber, kualitas advokasi dan pelayanan

penyelenggara serta manfaat yang akan diperoleh

guna efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran

Page 81: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 33

daerah serta tertib anggaran dan administrasi oleh

penyelenggara.

m) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat,

pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis,

sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar atau sejenis

lainnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset

daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah

tersedia milik pemerintah daerah dengan

mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6

Tahun 2015 tentang Pedoman Pembatasan

Pertemuan/Rapat di Luar Kantor Dalam Rangka

Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Kerja Aparatur.

n) Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang

berada dalam penguasaan pengelola barang,

pengguna barang atau kuasa pengguna barang

berpedoman pada daftar kebutuhan pemeliharaan

barang, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat

(1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan

Barang Milik Daerah.

4) Belanja Modal

a) Perangkat Daerah agar memprioritaskan alokasi

Page 82: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 34

belanja modal pada APBD Tahun Anggaran 2019 untuk

pembangunan dan pengembangan sarana dan

prasarana yang terkait langsung dengan peningkatan

pelayanan publik serta pertumbuhan ekonomi daerah.

Perangkat Daerah agar melakukan upaya peningkatan

alokasi belanja modal, mengingat alokasi belanja

modal secara nasional pada Tahun Anggaran 2018 Rp

217,48 triliun atau 19,26% dari total belanja daerah,

dengan uraian untuk pemerintah provinsi Rp 59,40

triliun atau 16,99% dari total belanja daerah, dan

untuk pemerintah kabupaten/kota Rp 158,08 triliun

atau 20,28% dari total belanja daerah.

b) Penganggaran pengadaan barang milik daerah

dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan

kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektif,

transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel

dengan mengutamakan produk-produk dalam negeri.

Penganggaran pengadaan dan pemeliharaan barang

milik daerah didasarkan pada perencanaan kebutuhan

barang milik daerah dan daftar kebutuhan

pemeliharaan barang milik daerah yang disusun

dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas

dan fungsi OPD serta ketersediaan barang milik daerah

yang ada. Selanjutnya, perencanaan kebutuhan barang

milik daerah merupakan salah satu dasar bagi

Perangkat Daerah dalam pengusulan penyediaan

Page 83: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 35

anggaran untuk kebutuhan barang milik daerah yang

baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta

penyusunan RKA-PD. Perencanaan kebutuhan barang

milik daerah dimaksud berpedoman pada standar

barang, standar kebutuhan dan/atau standar harga,

penetapan standar kebutuhan oleh

Gubernur/Bupati/Wali kota berdasarkan pedoman yang

ditetapkan Menteri Dalam Negeri sebagaimana diatur

dalam Pasal 9 ayat (1), ayat (3), ayat (4) dan ayat

(6) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014.

Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung

dan bangunan milik daerah mempedomani Peraturan

Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan

Bangunan Gedung Negara. Selanjutnya, untuk efisiensi

penggunaan anggaran, pembangunan gedung kantor

baru milik pemerintah daerah tidak diperkenankan,

sejalan dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-

841/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 hal

Penundaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor

Kementerian Negara/Lembaga, dan membatasi

pengadaan kendaraan dinas, kecuali penggunaan

anggaran tersebut terkait langsung dengan upaya

peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan publik.

c) Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan

umum mempedomani Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan

Page 84: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 36

Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015

tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden

Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya

Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum Yang Bersumber dari APBD serta

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun

2016.

d) Penganggaran belanja modal digunakan untuk

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pembelian/pengadaan aset tetap dan aset lainnya (aset

tak berwujud) yang mempunyai masa manfaat lebih

dari 12 (dua belas) bulan, digunakan dalam kegiatan

pemerintahan dan memenuhi nilai batas minimal

kapitalisasi aset (capitalization threshold). Nilai aset

tetap dan aset lainnya yang dianggarkan dalam belanja

modal tersebut adalah sebesar harga beli/bangun aset

ditambah seluruh belanja yang terkait dengan

pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut

siap digunakan, sesuai maksud Pasal 27 ayat (7) huruf

Page 85: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 37

c Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Pasal

53 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006, sebagaimana diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 dan Lampiran I Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 01 dan PSAP 07,

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan serta Buletin Teknis

Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 tentang

Akuntansi Aset Tak Berwujud Berbasis Akrual.

e) Pembangunan Sport Center akan dilaksanakan lebih

dari 1 (satu) tahun anggaran dalam bentuk kegiatan

tahun jamak sesuai peraturan perundang-undangan.

Secara rinci kegiatan tahun jamak tersebut dituangkan

dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara Kepala Daerah

dan DPRD Provinsi Banten.

f) Segala biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal

aset tetap (biaya rehabilitasi/renovasi) sepanjang

memenuhi nilai batas minimal kapitalisasi aset

(capitalization threshold), dan memperpanjang masa

manfaat atau yang memberikan manfaat ekonomi

dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan

kapasitas, atau peningkatan mutu produksi atau

peningkatan kinerja dianggarkan dalam belanja modal

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I PSAP Nomor

7, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan

Page 86: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 38

Pasal 53 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011.

5) Surplus/Defisit APBD

Surplus atau defisit APBD adalah selisih antara anggaran

pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah.

a) Dalam hal APBD diperkirakan surplus, dapat digunakan

untuk pembiayaan pembayaran cicilan pokok utang

yang jatuh tempo, penyertaan modal (investasi)

daerah, pembentukan dana cadangan, dan/atau

pemberian pinjaman kepada pemerintah

pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan

belanja peningkatan jaminan sosial.

Pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial

tersebut diwujudkan dalam bentuk program dan

kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang

dianggarkan pada SKPD yang secara fungsional terkait

dengan tugasnya melaksanakan program dan kegiatan

tersebut.

b) Dalam hal APBD diperkirakan defisit, pemerintah

daerah menetapkan penerimaan pembiayaan untuk

menutup defisit tersebut, yang bersumber dari sisa

lebih perhitungan anggaran tahun anggaran

sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan

kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman daerah

Page 87: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 39

dan penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Pembiayaan Daerah

a. Penerimaan Pembiayaan

1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada

penghitungan yang cermat dan rasional dengan

mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun

Anggaran 2018 dalam rangka menghindari kemungkinan

adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2019 yang

tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang

direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus

diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA

Tahun Anggaran 2018

2) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam

APBD pada akun pembiayaan, kelompok penerimaan

pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali investasi

pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian

obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.

b. Pengeluaran Pembiayaan 1) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dapat

dianggarkan investasi jangka panjang non permanen

dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3)

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Dana

bergulir dalam APBD dianggarkan pada akun pembiayaan,

kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis investasi

Page 88: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 40

pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian

obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat

penerima. Dalam penyaluran dana bergulir, dapat

dilakukan kerjasama dengan BUMD Lembaga

Keuangan Perbankan, Lembaga Keuangan Non Perbankan

atau Lembaga Keuangan lainnya.

2) Analisis investasi harus sudah disusun sebelum melakukan

investasi. Analisis investasi tersebut dilakukan oleh

penasehat investasi yang independen dan profesional,

dan ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan

Investasi Pemerintah Daerah.

Penyertaan modal pada badan usaha milik negara/daerah

dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan

peraturan daerah tentang penyertaan modal. Penyertaan

modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah

tercantum dalam peraturan daerah tentang penyertaan

modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan

peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran

penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah

penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan

daerah tentang penyertaan modal.

Dalam hal jumlah penyertaan modal melebihi jumlah

penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam peraturan

daerah tentang penyertaan modal dimaksud, harus

Page 89: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 41

terlebih dahulu dilakukan perubahan peraturan daerah

tentang penyertaan modal tersebut.

3) Modal yang disetor dan/atau penambahan penyertaan

modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat

dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan,

sehingga BUMD dimaksud dapat lebih berkompetisi,

tumbuh dan berkembang. Khusus untuk BUMD sektor

perbankan, pemerintah daerah dapat melakukan

penambahan penyertaan modal dimaksud guna

menambah modal inti sebagaimana dipersyaratkan Bank

Indonesia dan untuk memenuhi Capital Adequacy Ratio

(CAR).

4) Pemerintah daerah yang merupakan pemegang saham

pengendali, dapat melakukan penyertaan modal kepada

BUMD Perseroda guna memenuhi kepemilikan saham

menjadi 51% (lima puluh satu persen) atau lebih,

sebagaimana dimaksud Pasal 339 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014.

5) Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan

pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat

(KUR) sesuai Peraturan Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman

Pelaksanaan KUR, pemerintah daerah dapat melakukan

penyertaan modal kepada BUMD Lembaga Keuangan

Perbankan milik pemerintah daerah.

Page 90: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 42

Dalam hal pemerintah daerah melakukan program KUR

Daerah, pemberian subsidi bunga dapat dilakukan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

6) Dalam rangka mendukung pencapaian target Sustainable

Development Goal’s (SDG’s) Tahun 2025 yaitu cakupan

pelayanan air minum perpipaan di wilayah perkotaan

sebanyak 80% (delapan puluh persen) dan di wilayah

perdesaan sebanyak 60% (enam puluh persen),

pemerintah daerah perlu memperkuat struktur

permodalan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Penguatan struktur permodalan tersebut dilakukan

dengan menambah penyertaan modal pemerintah daerah

yang antara lain bersumber dari pemanfaatan laba bersih

PDAM.

Penyertaan modal dimaksud dilakukan untuk

penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan

sarana sistem penyediaan air minum, serta peningkatan

kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. Selain

itu, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan

penyertaan modal guna peningkatan kuantitas, dan

kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat untuk

mencapai SDG’s dengan berpedoman pada peraturan

perundang-undangan.

PDAM akan menjadi penyedia air minum di daerah

sebagai implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

85/PUUXI/2013 yang membatalkan Undang-Undang

Page 91: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 43

Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Untuk itu

pemerintah daerah dapat melakukan penambahan

penyertaan modal kepada PDAM dalam rangka

memperbesar skala usaha PDAM. Bagi PDAM yang skala

usahanya belum sesuai dengan fungsi PDAM sebagai

penyedia air minum di daerah, agar dipertimbangkan

untuk melakukan penggabungan PDAM dimaksud.

7) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit

anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5)

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61

ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

21 Tahun 2011.

c. Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan

1) Pemerintah daerah menetapkan Sisa Lebih Pembiayaan

(SILPA) Tahun Anggaran 2019 bersaldo nihil.

2) Dalam hal perhitungan penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan

positif, pemerintah daerah harus memanfaatkannya untuk

penambahan program dan kegiatan prioritas yang

dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah

dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan.

3) Dalam hal perhitungan penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan

Page 92: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 44

negatif, pemerintah daerah melakukan pengurangan

bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang

bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan

program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau

pengurangan volume program dan kegiatannya.

4.1. Pendapatan Daerah

4.1.1 Target Pendapatan Daerah

Dalam Kebijakan Umum APBD Provinsi Banten TA 2019, Pendapatan

Daerah ditargetkan sebesar Rp. 11.831.983.759.800,00 yang

meliputi:

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari Pajak Daerah

ditargetkan meningkat 8 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan target tersebut dicadangkan dari pajak kendaraan

bermotor (PKB) dan biaya balik nama kendaraan bermotor

(BBNKB), Retribusi Daerah mengalami penyesuian dengan

memperhatikan realisasi tahun 2016 serta prediksi capaian tahun

anggaran 2017, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan pada posisi yang relative meningkat, dan Lain-Lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah pada posisi yang menurun hal

tersebut disebabkan pemerintah provinsi banten tidak menarget

tuntutan perbendaharan dan tuntutan ganti rugi sebagai potensi

pendapatan asli daerah dan denda keterlambatan pajak;

2) Dana Perimbangan yang terdiri dari : Dana Bagi Hasil

Pajak/Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) dengan perkiraan

Page 93: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 45

yang rasional dan terukur Pemerintah Provinsi Banten

menargetkan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak serta Dana

Alokasi Umum sama dengan tahun sebelumnya, dan Dana

Alokasi Khusus (DAK) berupa DAK Non Fisik ditargetkan

bersumber dari Bantuan Operasional sekolah Dan Tunjangan

Profesi Guru PNSD. Selanjutnya DAK Fisik akan dialokasikan

apabila telah memiliki dasar hukum ataupun telah dicantumkan

dalam Perpres tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2019.

3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah hanya ditarget bersal dari

hibah pihak ketiga yaitu PT Jasa Raharja.

4.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2019 ditargetkan sebesar

Rp. 7.344.821.272.800,00 dengan rincian sebagai berikut:

1) Pajak Daerah ditargetkan sebesar Rp. 6.967.729.412.400,00

2) Retribusi Daerah ditargetkan sebesar Rp. 18.569.771.200,00

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yang

ditargetkan sebesar Rp. 55.300.000.000,00 dan

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang ditargetkan

sebesar Rp. 303.222.089.200,00

4.1.1.2 Dana Perimbangan

Dana Perimbangan ditargetkan sebesar Rp. 4.481.092.487.000,00

dengan rincian sebagai berikut:

1) Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak yang ditargetkan

sebesar Rp. 711.779.997.000,00

Page 94: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 46

2) Dana Alokasi Umum yang ditargetkan sebesar Rp.

1.140.003.353.000,00

3) Dana Alokasi Khusus ditargetkan sebesar Rp.

2.629.309.137.000,00

4.1.1.3 Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah yang ditargetkan dalam

tahun 2019 adalah sebesar Rp. 6.070.000.000,00 Jumlah dana

tersebut diperoleh dari Pendapatan hibah

Secara lengkap target pendapatan daerah Provinsi Banten TA 2019,

dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Target Pendapatan Daerah TA 2019

NO URAIAN PLAFON ANGGARAN

SEMENTARA

1 PENDAPATAN 11.831.983.759.800,00

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7.344.821.272.800,00

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 6.967.729.412.400,00

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 18.569.771.200,00

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

55.300.000.000,00

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 303.222.089.200,00

1.2 DANA PERIMBANGAN 4.481.092.487.000,00

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

711.779.997.000,00

1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.140.003.353.000,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 2.629.309.137.000,00

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

6.070.000.000,00

1.3.1 Pendapatan Hibah 6.070.000.000,00

Page 95: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 47

4.1.2 Upaya Pencapaian Target Pendapatan Daerah

Dalam rangka pencapaian target pendapatan daerah tahun

2019 tersebut, upaya-upaya yang akan dilakukan Pemerintah

Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan sistem administrasi Pajak Daerah,

Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain-lain;

b. Koordinasi dan pembinaan pengelolaan pendapatan

daerah;

c. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan

berpegang kepada prinsip keadilan dan tidak

memberatkan masyarakat;

d. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar

pajak daerah melalui sosialisasi, penyuluhan dan razia

pajak daerah;

e. Pengembangan sistem layanan Samsat Online untuk

pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor tahunan;

f. Perluasan jangkauan layanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor dengan membentuk gerai-gerai

Samsat, Bis Samsat Keliling dan Samsat Drive Thru;

g. Peningkatan kompetensi aparatur pemungut pajak

daerah;

h. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan

pembayaran pajak daerah;

i. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah;

Page 96: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 48

j. Penataan bidang perencanaan, pelaporan dan evaluasi

pendapatan.

k. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah pada Perangkat Daerah atau Unit

Pelayanan Teknis yang memberikan pelayanan langsung

kepada masyarakat. Selain meningkatkan daya saing

untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,

melalui fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan

praktek-praktek bisnis yang sehat berdasarkan prinsip

efisiensi dan produktivitas, dimana pendapatan badan

layanan umum daerah memungkinkan untuk langsung

digunakan kembali membiayai pelayanan, langkah ini juga

dapat memperluas potensi penerimaan retribusi daerah.

4.2. Belanja Daerah

Berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014, pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang

menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan pemerintahan

wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Berpedoman pada

peraturan tersebut, maka belanja daerah dalam penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten

Tahun Anggaran 2019 diprioritaskan untuk mendanai urusan

pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan

dengan standar pelayanan minimal serta berpedoman pada

standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 97: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 49

1.1. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan

pelayanan dasar meliputi:

a. Pendidikan;

b. Kesehatan;

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;

e. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan

Masyarakat; dan

f. Sosial

1.2. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan

pelayanan dasar meliputi:

a. Tenaga Kerja

b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

c. Pangan

d. Lingkungan Hidup

e. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

f. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

g. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

h. Perhubungan

i. Komunikasi dan Informatika

j. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

k. Penanaman Modal

l. Kepemudaan dan Olahraga

m. Statistik

n. Persandian

o. Kebudayaan

Page 98: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 50

p. Perpustakaan

q. Kearsipan

2. 0. Urusan pemerintahan pilihan meliputi:

a. Kelautan dan Perikanan

b. Pariwisata

c. Pertanian

d. Kehutanan

e. Energi dan Sumber Daya Mineral,

f. Perdagangan

g. Perindustrian

h. Transmigrasi

3. 0. Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang

a. Administrasi Pemerintahan

b. Pengawasan

c. Perencanaan

d. Keuangan

e. Kepegawaian

f. Pendidikan dan Pelatihan

g. Penelitian dan Pengembangan

4.2.1. Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja

yang setiap input sumber daya diarahkan pada pencapaian

output, outcomes, dan impact sesuai dengan indicator kinerja

yang telah ditetapkan. Penerapan azas efisiensi dan efektifitas

Page 99: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 51

belanja merupakan langkah strategis dalam

mengoptimalisasikan belanja daerah.

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019 direncanakan sebesar

Rp. 12.139.659.759.800,00 yang antara lain ditujukan untuk:

1) Prioritas pembangunan Provinsi Banten Tahun 2019

meliputi:

a) Peningkatan Infrastruktur Wilayah

b) Peningkatan Akses, Mutu Pendidikan,Kesehatan Dan

Sosial

c) Peningkatan Ekonomi Dan Kesempatan Berusaha

d) Peningkatan Tatakelola Pemerintahan

2) Mensinergikan program pembangunan usulan Masyarakat

yang disampaikan dalam mekanisme perencanaan

pembangunan bottom-up melalui Forum Konsultasi Publik,

Forum Renja SKPD, Rapat Koordinasi Bidang, Musrenbang,

maupun aspirasi masyarakat yang dijaring dari hasil kajian

permasalahan pembangunan daerah yang diperoleh DPRD

berdasarkan hasil reses yang dituangkan dalam daftar

permasalahan pembangunan melalui pokok-pokok pikiran

DPRD. Sinergi progam pembangunan diperlukan karena

dari tahapan proses perencanaan, kebutuhan Belanja

Daerah nilainya selalu lebih besar dibandingkan dengan

kemampuan keuangan daerah.

3) Penyelarasan kegiatan dilakukan untuk percepatan

pencapaian indikator kinerja program;

4) Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah

Page 100: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 52

daerah dilakukan dengan mengacu Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2019.

4.2.2. Kebijakan Belanja Tidak Langsung

Dalam Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2019 ini

direncanakan alokasi anggaran Belanja Tidak Langsung

sebesar Rp.7.633.783.770.600,00. Rincian belanja tidak

langsung sebagai berikut:

1. Belanja Pegawai

Belanja Pegawai sebesar Rp. 2.218.718.430.000,00

dialokasikan untuk penyediaan gaji dan tunjangan,

Tunjangan Profesi Guru PNSD, Tambahan Penghasilan Guru

PNSD, Tambahan Khusus Guru, Tunjangan Komunikasi

Intensif Pimpinan dan Anggota DPRD, serta tambahan

penghasilan lainnya yang diatur dalam peraturan

perundang- undangan.

2. Belanja Hibah

Belanja Hibah dalam Kebijakan Umum APBD Tahun

Anggaran 2019 direncanakan sebesar Rp.

2.393.598.836.000,00 dan Belanja Bantuan Sosial sebesar

Rp.105.979.000.000,00.Penganggaran Belanja Hibah

tersebut diberikan kepada :

a. Pemerintah sebesar Rp. 118.390.000.000,00

b. Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan sebesar

Rp. 300.078.850.000,00

Page 101: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 53

c. Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah sebesar

Rp.1.975.129.986.000,00

3. Belanja bantuan sosial yang diberikan kepada individu,

keluarga, masyarakat, dan kelompok masyarakat diarahkan

untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya

resiko sosial. Adapun peruntukkan bantuan sosial pada

tahun 2019 diberikan kepada :

a. Rumah Tangga Sasaran sebesar Rp. 87.500.000.000,00

b. Jaminan sosial lanjut usia sebesar Rp.1.500.000.000,00

c. Jaminan sosial dengan kecacatan sebesar

Rp.1.013.000.000,00

d. Pemenuhan kebutuhan dasar anak dalam panti Rp.

766.000.000,00

e. Belanja Bantuan Sosial kepada Individu dan/atau

Keluarga yang Tidak Direncanakan sebesar

Rp.15.000.000.000

f. Belanja Bantuan Sosial Kepada Masyarakat sebesar

Rp.200.000.000,00

4. Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota

Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota yang dalam

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2019

direncanakan sebesar Rp.2.502.794.028.200,00

penganggarannya berpedoman pada Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Tata cara penganggaran dana bagi hasil tersebut

telah memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah

Page 102: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 54

dan retribusi daerah pada tahun 2019, sedangkan

pelampauan target tahun 2018 yang belum direalisasikan

kepada pemerintah daerah dan menjadi hak pemerintah

kabupaten/kota akan ditampung dalam P-APBD TA. 2019.

5. Belanja Bantuan Keuangan.

Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2018 adalah

sebesar Rp. 320.000.000.000.00.

Proporsi signifikan dari Bantuan Keuangan diperuntukkan

bagi kegiatan yang mendukung Urusan Wajib Pelayanan

Dasar atau yang bersifat khusus, dimana pemanfaatan

Bantuan Keuangan tersebut ditetapkan terlebih dahulu oleh

Pemerintah Provinsi untuk membantu capaian kinerja

Program Prioritas Pemerintah Daerah Provinsi Banten yang

mendukung Pelayanan Dasar.

Selanjutnya Bantuan Keuangan Pemerintah Desa sebesar

Rp.61.900.000.000,00 dan Bantuan Keuangan Kepada

Partai Politik tahun 2018 sebesar Rp.5.793.476.400,00

6. Belanja Tidak Terduga

Penganggaran belanja tidak terduga digunakan untuk

mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak

diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap

darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan

bencana sosial, yang tidak tertampung dalam bentuk

program dan kegiatan. Pengalokasian belanja tidak terbuka

Page 103: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 55

telah memperhatikan peraturan daerah nomor 1 tahun

2015 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Belanja Tidak Terduga tahun 2019 sebesar Rp.

25.000.000.000,00

Rencana Belanja Daerah Tahun 2019, dapat dilihat pada

tabel 4.2.

Tabel 4.2

Rencana Belanja Tidak Langsung Provinsi Banten

Tahun Anggaran 2019

NO URAIAN PLAFON ANGGARAN

SEMENTARA

2.1 Belanja Tidak Langsung 7.633.783.770.600,00

2.1.1 Belanja Pegawai 2.218.718.430.000,00

2.1.2 Belanja Hibah 2.393.598.836.000,00

2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 105.979.000.000,00

2.1.4 Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Kabupaten/Kota

2.502.794.028.200,00

2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Daerah/Pemerintahan Desa dan

Partai Politik

387.693.476.400,00

2.1.6 Belanja Tidak Terduga 25.000.000.000,00

4.2.3. Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintah Daerah

Belanja Langsung pada tahun anggaran 2018 direncanakan

sebesar Rp. 4.505.875.989.200,00 Penganggaran Belanja

Langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan,

yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung

oleh masyarakat. Dalam rangka melaksanakan urusan

konkuren pemerintahan daerah yang meliputi urusan wajib

Page 104: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 56

dan urusan pilihan, dengan prioritas penganggaran sebagai

berikut, dengan rincian sebagai berikut :

1. Penganggaran biaya operasional sekolah untuk

mewujudkan pendidikan gratis di Provinsi Banten.

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan serta urusan

kebudayaan;

2. Pemenuhan layanan dasar kesehatan, pembangunan

gedung rumah sakit, pengadaan lahan rumah sakit, dan

pembiayaan jamkesmaskin;

3. Pembangunan jalan dan jembatan, pemeliharaan jalan dan

jembatan, dan sarana prasarana sumber daya air;

4. Peningkatan kualitas insfrastruktur kawasan kumuh,

kawasan strategis provinsi, dan kawasan kumuh lainnya,

pengelolaan dan pengembangan jaringan air bersih,

sanitasi dan persampahan serta pembangunan gedung

perangkat daerah;

5. Pencegahan dini potensi kerawanan sosial, pendidikan

politik masyarakat, penegakkan perda, penanggulangan

kebencanaan, perlindungan sosial, dan penanganan pakir

miskin;

6. Upaya pengurangan pengangguran, pengawasan dan

pelatihan ketenagakerjaan, dan peningkatan kualitas BLKI;

7. Pemberdayaan masyarakat desa, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, kependudukan, dan

pengendalian kependudukan dan keluarga berencana;

Page 105: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 57

8. Peningkatan ketahanan pangan, pengendalian pencemaran

lingkungan, pengelolaan dan konservasi hutan;

9. Pemenuhan sarana dan prasarana terminal type b dan

fasilitas keselamatan kereta api, pengendalian dan

pengamanan lalu lintas dan kualitas layanan perhubungan;

10. Penyediaan dan pengelolaan jaringan komunikasi,

pengembangan teknologi informasi, dan keterbukaan

informasi publik;

11. Pembinaan dan pemberdayaan KUKM, pengembangan dan

pemasaran produk pariwisata dan ekonomi kreatif;

12. Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, dan kesehatan masyarakat

veteriner;

13. Peningkatan produksi dan daya saing perikanan;

14. Pengembangan budaya baca, pembinaan perpustakaan,

koleksi buku, dan kualitas layanan perpustakaan;

15. Pemberdayaan pemuda dan olah raga serta peningkatan

prestasi olah raga;

16. Peningkatan kualitas layanan investasi dan kerjasama

investasi dan penanaman modal;

17. Pengawasan, rekomendasi, dan standarisasi perizinan

energi dan sumber daya mineral;

18. Pengembangan perdagangan, peningkatan daya saing

industri, pelayanan standarisasi industri, pembangunan

pusat distribusi, dan pembangunan sentra IKM;

Page 106: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 58

19. Pelaksanaan urusan penunjang pemerintahan yang

meliputi administrasi pemerintahan, kepegawaian,

perencanaan pembangunan, keuangan, litbang dan diklat.

1.1. PEMBIAYAAN DAERAH

Berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Pembiayaan atau “financing” adalah setiap

penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang

akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Fungsi

pembiayaan merupakan bagian dari sistem pengelolaan keuangan

negara yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan,

penguasaan, penggunaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban,

sebagai perwujudan dari APBD.

Di dalam pengelolaan keuangan daerah dan khususnya yang

berkaitan dengan fungsi otorisasi bahwa anggaran daerah yang

merupakan bagian dari anggaran negara menjadi dasar untuk

melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang

bersangkutan. Oleh karena itu, berkaitan dengan kebijakan

penganggaran daerah tahun 2018 mengupayakan adanya anggaran

berimbang dengan menempatkan SiLPA tahun sebelumnya sebagai

alat untuk menutupi defisit, namun estimasi SiLPA tersebut belum

dapat dihitung secara definitif karena kegiatan masih berjalan dan

perhitungannya dilakukan pada akhir tahun anggaran.

Page 107: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 IV - 59

4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan dicadangkan untuk menutup

surplus/(defiSit) anggaran yang pada tahun anggaran 2019

diposisikan sebesar Rp.(307.676.000.000,00)

Penerimaan pembiayaan daerah tahun 2018 ditargetkan sebesar Rp.

457.676.000.000,00 yang bersumber dari SiLPA tahun anggaran

sebelumnya.

4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pada APBD Tahun Anggaran 2019 direncanakan pengeluaran

pembiayaan sebesar Rp150.000.000.000,00 untuk PT Banten Global

De (BGD) Rp. 25.000.000.000,00 dan Penyertaan Modal ke Bank

Bantenvelopment sebesar Rp.125.000.000.000,00

Rincian Pembiayaan Daerah TA 2019 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Pembiayaan Daerah TA 2019

NO URAIAN PLAFON ANGGARAN

SEMENTARA 3 PEMBIAYAAN DAERAH 307.676.000.000,00

3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 457.676.000.000,00

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya

457.676.000.000,00

3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 150.000.000.000,00

3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 150.000.000.000,00

PEMBIAYAAN NETTO 307.676.000.000,00

Page 108: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 V - 1

BAB V

PENUTUP

Dokumen Kebijakan Umum APBD Provinsi Banten Tahun

Anggaran 2019 ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 38 tahun 2018 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011. Kebijakan Umum

APBD Tahun Anggaran 2019 yang disepakati bersama dengan DPRD

pada dasarnya merupakan kebijakan politik pemerintahan daerah

dalam proses penyusunan anggaran, yang meliputi kebijakan

pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah sebagai

landasan atau dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2019.

Substansi KUA Tahun Anggaran 2019 disusun berdasarkan

Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Provinsi Banten Tahun 2019. Kebijakan Umum

APBD ini diharapkan mampu mensinkronisasikan dan

mengintegrasikan dinamika pembangunan pemerintah pusat dan

daerah serta upaya untuk mendorong partisipasi masyarakat dan

dunia usaha dalam pembangunan melalui prinsip penganggaran

yang akuntabel, transparan, profesional dan proporsional.

Substansi Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2019

memuat pernyataan target pencapaian kinerja dari program-

program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah termasuk

Page 109: NOTA KESEPAKATAN 2019/Kesepakatan... · Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara ... 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) TA 2019 V - 2

pembiayaannya, kebijakan dan prioritas yang mendasari rencana

pembangunan yang akan dicapai pada tahun 2019 mendatang,

permasalahan atau hambatan dan tantangan yang telah terjadi dan

yang akan dihadapi dalam menjalankan kegiatan pembangunan di

daerah.

Dokumen Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2019 ini

disusun untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Tahun Anggaran 2019.