NOMOR 6 TAHUN 1997 PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN...
Transcript of NOMOR 6 TAHUN 1997 PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG
NOMOR 6 TAHUN 1997
TENTANG
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG
Menimbang : a. bahwa berdasarkan dengan adanya penyerahan sebagian urusan Pemerintahan
di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat II Badung
antara lain penunjukan lokasi pengelolaan dan pelaksanaan pengujian
kendaraan bermotor;
b. bahwa untuk menjamin keselamatam umum penumpang, barang dan kendaraan
bermotor yang melalui jalan umum perlu meningkatkan penertiban lalu lintas
dan angkutan jalan, melalui pengujian kendaraan bermotor;
c. bahwa berhubungan dengan hal tersebut diatas dan dalam rangka
pembinaan,pengawasan serta pelayanan pengujiaan kendaraan bermotor maka
perlu penetapan Peraturan Daerah tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957
Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1288);
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah
di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor
38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3486);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan
Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3373);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 Penyerahan Sebagian
Urusan Pemerintahan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada
Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3410);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan
Otonomi Daerah dengan Titik berat pada Daerah Tingkat II (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3487);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3528);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasana dan Lalu
Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993
Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3529);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan
Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3530);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan
Sebagian Urusan Pemerintah kepada 26 ( dua puluh enam ) Daerah
Tingkat II Percontohan;
13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 92 Tahun 1990 tentang
Penyesuaian Tarif Pengujiaan Kendaraan Bermotor;
14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 63 Tahun 1993 tentang
Persyaratan Ambang Batas Laik Jalan Kendaraan Bermotor, Kereta
Gandengan, Kereta Tempelan Karoseri dan Bak Muatan serta komponen
- komponennya;
15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 67 Tahun 1993 tentang
Tata Cara Pemeriksaan Persyaratan Teknik dan Laik Jalan Kendaraan
Bermotor di Jalan;
16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 71 Tahun 1993 tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 72 Tahun 1993 tentang
Perlengkapan Kendaraan Bermotor;
18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 77 Tahun 1997 tentang
Kode Wilayah Pendaftaran Tanda Nomor Kendaraan Bermotor;
19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk
Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan;
20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 105 Tahun 1994 tentang
Proyek Percontohan Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat II;
21. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 8 Tahun 1993
tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
22. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995
tentang Penyerahan Sebagian Usaha Pemerintah Propinsi Daerah
Tingkat I Bali di Bidang lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pekerjaan
Umum, Pariwisata, Pertambangan, Tenaga kerja dan Kehutanan kepada
Kabupaten Daerah Tingkat II Badung ( Lembaran Daerah Propinsi
Daerah Tingkat i Bali Tahun 1995 Nomor 114 Seri D Nomor 113 );
23. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 19
Tahun 1995 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II
Badung Tahun 1995 Nomor 92 Seri D Nomor 89.
Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat
II Badung.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG
TENTANG PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR.
BAB I
KETENTUAN UMUM;
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung ;
b. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Badung;
c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Tingkat II Badung;
d. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II
Badung;
e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung;
f. Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan
menguji dan atau memeriksa bagian-bagian kendaraan
bermotor, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam
rangka pemenuhan persyaratan Teknis dan laik jalan;
g. Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor yang selanjutnya
disebut Uji Berkala adalah pengujian kendaraan bermotor, yang
dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor,
Kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus;
h. Tanda Uji adalah tanda yang dipasang pada bagian tertentu
pada sebuah kendaraan sebagai tanda bukti bahwa kendaraan
yang bersangkutan telah dinyatakan lulus ujuan berkala;
i. Bukti Uji Berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala
berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian
setiap kendaraan bermotor kereta gandengan, kereta tempelan
atau kendaraan khusus sebagai tanda bahwa kendaraan yang
berangkutan telah lulus uji;
j. Masa Uji adalah kurun waktu tertentu yang di tetapkan bahwa
suatu kendaraan telah memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan ;
k. Tempat Pengujian adalah Unit Pengujian Kendaraan Bemotor
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung;
l. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh
peralatan teknis yang berada pada kendaraan itu;
m. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang
disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut
bayaran;
n. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang
dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 ( delapan ) tempat duduk
tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dengan maupun
tanpa pengangkutan bagasi;
o. Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
lebih dari 8 ( delapan ) tempat duduk dan tidak termasuk
tempat duduk pengemudi baik dengan maupun tanpa
pengangkutan bagasi;
p. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain sepeda
motor, mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus;
q. Kerta Gandengan adalah suatu alat yang di pergunakan untuk
mengangkut barang yang seluruhnya dan dirancang untuk
ditarik oleh kendaraan bermotor;
r. Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang yang di rancang untuk ditarik dan
sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor
penariknya;
s. Traktor adalah kendaraan bermotor yang menurut sifatnya
digunakan untuk menarik kereta lainnya ( Kereta tempelan );
t. Kendaraan khusus adalah antara lain, mobil jenasah,
ambulance dan lain-lainnya;
u. Perusahaan bengkel umum kendaraan bermotor adalah suatu
perusahaan yang menyelenggaraakan pekerjaan pembetulan,
perbaikan, perawatan kendaraan bermotor untuk umum
dengan pembayaran;
v. Muatan Sumbu adalah jumlah tekanan roda-roda suatu sumbu
yang menekan jalan;
w. Bengkel Umum Kendaraan Bermotor berfungsi untuk
membetulkan, memperbaiki dan merawat kendaraan bermotor
agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Pelaksanaan uji berkala kendaraan bermotor maksud dan
tujuannya adalah :
a. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap
penggunaan kendaraan bermotor di jalan;
b. Melestarikan lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang
diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor di jalan.
BAB III
KENDARAAN BERMOTOR WAJIB UJI
Pasal 3
Setiap kendaraan bermotor jenis kendaraan umum, mobil bus,
mobil barang, kereta gandengan, kereta tempelan, kendaraan
khusus dan kendaraan lainnya yang beroperasi di jalan wajib di
uji.
Pasal 4
Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan
Daerah ini maka kendaraan bermotor yang tidak dikenakan
kewajiban pengujian adalah :
a. Kendaraan bermotor milik Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia;
b. Kendaraan bermotor yang ada dalam persediaan pedagang atau
untuk pameran;
c. Kendaraan bermotor yang menggunakan tanda nomor Corp
Diplomatik (CC.CD);
d. Kendaraan bermotor yang tidak dipergunakan karena
disegel/disita oleh negara;
e. Kendaraan bermotor alat-alat berat tertentu jenisnya
ditentukan oleh Bupati Kepala Daerah;
f. Kendaraan yang berada dibengkel-bengkel perikanan.
BAB IV
PENGELOLAAN , PELAKSANAAN DAN LOKASI
TEMPAT PENGUJIAN
Bagian Pertama
Pengelolaan
Pasal 5
Pengelolaan dan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan
bermotor dilaksanakan oleh Bupati Kepala Daerah atau Pejabat
yang di tunjuk untk itu.
Bagian Kedua
Lokasi tempat Pengujian
Pasal 6
Pengaturan seperti tersebut pada pasal 5 meliputi :
a. Menetapkan waktu-waktu pelaksanaan pengujian berkala
kendaraan bermotor;
b. Menetapkan petunjuk pelaksanaan tambahan lainnya yang
menyangkut pengelolaan dan pelaksanaan pengujian berkala
kendaraan bermotor.
Pasal 7
(1) Bupati Kepala Daerah mengangkat Kepala Unit Pelaksana
Teknis Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor atas usul
Kepala Dinas.
(2) Dalam pelaksanaan tugas pengujian berkala kendaraan
bermotor Kepala Unit Pelaksana Tenis penguji Berkala
Kendaraan Bermotor berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
Pasal 8
(1) Penguji Kendaraan Bermotor diangkat oleh Bupati Kepala
Daerah setelah memenuhi syarat-syarat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku atas usulan
Kepala Dinas.
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya penguji kendaraan bermotor
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit
Pelaksana Teknis Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.
(3) Kegiatan pengujian berkala kendaraan bermotor yang
dilaksanakan di Unit Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas.
Pasal 9
Penunjukan dan Penetapan lokasi tempat pelaksanaan uji berkala
ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Pengujian
Paragraf 1
Jenis Pengujian
Pasal 10
(1) Pengujian Berkala Kendaraan bermotor sebagaimana
dimaksud pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini meliputi
Pengujian Berkala Pertama dan Pengujian Berkala.
(2) Kendaraan bermotor yang diuji dan telah memenuhi
persyaratan teknis serta laik jalan dnyatakan lulus uji berupa
Buku Uji dan Tanda Uji yang berlaku sesuai ketentuan yang
berlaku.
(3) Masa uji berkala sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini
berlaku selama 6 (enam) bulan.
(4) Pemilik atau pemegang kendaraan dapat melakukan uji
berkala diluar wilayah pengujian yang bersangkutan.
Pelaksanaan pengujian didalam wilayah maupun diluar
wilayah pengujian yang bersangkutan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Paragraf 2
Tata Cara Pengujian
Pasal 11
(1) Pengujian berkala kendaraan bermotor dilakukan atas
permohonan pemilik/pemegang kendaraan bermotor atau
kuasanya yang diajukan secara tertulis kepada Dinas LLAJ
dengan mengisi formulir permitaan pengujian yang disediakan
ditempat-tempat pengujian;
(2) Syarat-syarat permohonan sebagaimana dimaksud ayat(1)
pasal ini diseratai lampiran surat-surat kendaraan bermotor
yang ditentukan lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah;
(3) Waktu dan tempat pengujian diberitahukan secara tertulis
kepada pemohon.
Pasal 12
(1) Kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan
kendaraan khusus yang telah memperoleh sertifikasi uji type,
sertifikat registrasi uji type dan tanda lulus uji type dibebaskan
dari kewajiban uji berkala untuk pertama kali selama 6 (enam)
bulan terhitung sejak diterbitkan surat tanda kendaraan
bermotor untuk pertama kali.
(2) Kendaraan yang dibebaskan dari kewajiban uji berkala
sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini harus didaftakan
kepada Dinas LLAJ selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum masa pembebasan uji berkala berakhir.
(3) Kendaraan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini wajib
dilakukan uji berkala setelah masa pembebasan uji berkala
berakhir.
(4) Rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor kereta
gandengan, kereta tempelan, kendaraan khusus, karoseri, bak
muatan terbuka, bak muatan tertutup dan modifikasi yang
type kendaraan dalam keadaan lengkap tidak memiliki
sertifikat uji type harus memperoleh pengesahan rancang
bangun dan rekayasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (4) berlaku untuk
rancang bangun dan rekayasa kendaraan yang jumlahnya
tidak melebihi 10 (sepuluh ) unit.
Pasal 13
(1) Bagi kendaraan bermotor yang diuji berkala untuk pertama
kali, perubahan bentuk/modifikasi, perubahan sifat dan
fungsi, penggantian mesin, numpang uji dan lain-lain harus
memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk dan
atu penggantian mesin wajib dilakukan pengujian kembali
yang permohonannya diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari sejak perubahan dan penggantian tersebut
dilakukan.
(3) Pengujian seperti dimaksud ayat (2) pasal ini adalah pengujian
berkala.
(4) Pengaturan pengujian berkala sebagaimana dimaksud ayat (2)
lebih lanjut ditetapkan dengan Keputusan Bupati Kepala
Daerah.
BAB V
FASILITAS DAN PERALATAN PENGUJIAN
Pasal 14
(1) Semua fasilitas dan peralatan pengujian kendaraan bermotor
yang ada, dikuasasi oleh Pemerintah Daerah yang
pengoperasian dan pemanfaatannya sepenuhnya untuk
pengujian kendaraan bermotor.
(2) Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana
pengujian berkala kendaraan bermotor menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah.
(3) Syarat-syarat bangunan dan persyaratan alat-alat pengujian
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB VI
BIAYA UJI DAN RETRIBUSI
Pasal 15
Terhadap kendaraan bermotor yang diuji sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2, dikenakan biaya sebagai berikut :
a. Biaya administrasi untuk formulir permohonan pengujian
sebesar Rp. 1.000,00( seribu rupiah ).
b. Biaya pengujian kendaraan bermotor untuk setiap kali uji,
besarnya ditetapkan sebagai berikut :
1. Mobil Bus, mobil barang, traktor tanpa kereta gandengan
atau tempelan sebesar Rp. 3.000,00 ( tiga ribu rupiah ).
2. Mobil penumpang kereta gandengan, kereta tempelan
sebesar Rp. 2.000,00 ( dua ribu rupiah ).
c. Biaya kelengkapan alat uji :
1. Tanda uji sebesar Rp. 2.500,00 ( dua ribu lima ratus
rupiah ).
2. Buku uji kendaraan sebesar Rp. 3.500,00 ( tiga ribu lima
rupiah ).
3. Pengganti plat uji yang hilang sebesar Rp. 2.500,00 ( dua
ribu lima ratus rupiah ).
4. Pengganti buku uji yang hilang sebesar Rp. 3.500,00 ( tiga
ribu lima ratus rupiah ).
5. Tanda samping sebesar Rp. 3.500,00 ( tiga ribu lima ratus
rupiah ).
d. Retribusi tempat pengujian kendaraan bermotor, kendaraan
dengan masa berlaku uji 6 (enam) bulan dikenakan retribusi
sebagai berikut :
1. Kendaraan dengan JBB (Jumlah berat yang
diperbolehankan ) s/d 2.500 kg besarnya retribusi Rp.
5.000,00 ( lima ribu rupiah ).
2. Kendaraan dengan JBB (Jumlah berat yang
diperbolehankan lebih dari ) 2.500 kg besarnya retribusi Rp.
10.000,00 ( sepuluh ribu rupiah ).
3. Kendaraan dengan JBB ( jumlah berat yang diperbolehkan )
lebih dari 7.500 kg atau kendaraan traktor dengan kereta
gandengan atau tempelan dengan KBB 1.000 kg keatas
dikenakan retribusi sebesar Rp. 15.000,0 ( lima belas ribu
rupiah ).
e. Setiap kelambatan melakukan pengujian berkala kendaraan
bermotor untuk kedua kali dan seterusnya dikenakan denda
sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah) setiap bulan atau
kalipatannya kecuali dengan alasan yang dapat diterima
dengan menunjukan bukti-bukti yang sah.
Pasal 16
Tata Cara pelaksanaan pungutan akan diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Bupati Kepala Daerah.
Pasal 17
(1) Semua pungutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15
disetor ke kas Pemerintah Daerah.
(2) Untuk pelaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 16 kepada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
diberikan upah pungut sebesar 5% dari biaya pengujian
kendaraan bermotor yang diterima dan atau pendapatan lain
sesuai ketentuan yang berlaku.
Pasal 18
Keikutsertaan swasta dalam melaksanakan pengujian berkala
kendaraan bermotor untuk melengkapi persyaratan teknis dan laik
jalan kendaraan bermotor diatur dengan Keputusan Bupati Kepala
Daerah sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
BAB VII
PENGAWASAN
Pasal 19
Pengawasan atas pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Daerah
ini dilaksanakan oleh Bupati Kepala Daerah atau pejabat yang
ditunjuk.
BAB VIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 20
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana kurungan
selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-
banyaknya Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalan ayat(10 adalah
pelanggaran.
BAB IX
PENYIDIKAN
Pasal 21
(1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak
pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) dilingkungan Pemerintah
Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan para penyidik
sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berwenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang
adanya tindak pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat
kejadian dan melakukan pemeriksaan;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa
tanda pengenal diri tersangka;
d. melakukan penyitaan benda dan atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam
pemeriksaan perkara;
h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari
penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau
peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan
selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal
tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau
keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka setiap kendaraan
bermotor yang telah memiliki tanda bukti uji berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang telah ada sebelumnya
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya
uji kendaraan yang bersangkutan.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
menyangkut pelaksanaannya di tetapkan oleh Bupati Kepala
Daerah.
Pasal 24
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II BadungNomor 7 Tahun 1984 tentang
Retribusi Tempat Pengujian Kendaraan Bermotor serta ketentuan
lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Pasal 25
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung.
Di tetapkan di : Denpasar
Pada Tanggal : 19 Maret 1997
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH
KABUPATEN DAERAH TINGKAT II TINGKAT II BADUNG
BADUNG
K E T U A, ttd.
ttd. I G.B. ALIT PUTRA
I KETUT GARGA
Disahkan Oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali
dengan Keputusan
Tanggal 4 – 8 – 1997 Nomor 474 Tahun 1997
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung
Nomor : 62 Tanggal : 25 – 9 – 1997
Seri : B Nomor : 2
Sekretaris Wilayah / Daerah Tingkat II Badung
ttd.
Drs. Ida Bagus Yudara Pidada
Pembina Utama Muda
NIP. 010045843
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG
NOMOR 6 TAHUN 1997
TENTANG
PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
I. UMUM
Bahwa dalam melaksanakan pembangunan di daerah maka dibidang
transportasi memiliki posisi yang sangat penting dan strategis dalam
pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan.
Kemudian transportasi merupakan pula sarana sangat penting dalam
mempelancar roda perekonomian yang dapat mempengaruhi aspek kesejahteraan
bermasyarakat.
Oleh karena itu maka pengaturan lalu lintas dan angkutan jalan dalan suatu
sistem transportasi sangat diperlukan.
Penyelanggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang mempergunakan
kendaraan bermotor, harus mampu memperhatikan keselamatan umum,
kelestarian lingkungan serta terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat
dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.
Untuk itu, kendaraan bermotor yang akan digunakan dijalan, diupayakan agar
selalu memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, termasuk persyaratan ambang
batas emisi gas buang dan kebisingan.
Dalam Peraturan Daerah ini diatur mengenai pengujian berkala kendaraan
bermotor yang pelaksanaannya lebih bersipat pelayanan umum dan lebih
mengutamakan pertimbangan pada aspek keselamatan masyaralat dan tidak
semata-mata untuk mencari keuntungan materiil.
Disamping itu maka keamanan lalu lintas dan angkutan jalan serta
prasarana jalan dan jembatan sangat perlu dipertimbangkan dengan
memperhitungkan daya angkut dan muatan sumbu terberat.
Dalam Peraturan Daerah ini, diatur hal-hal yang bersifat pokok dan hal-hal
yang bersifat operasional akan diatur dalam Peraturan pelaksanaan lainnya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 : Cukup Jelas
Pasal 2 : Cukup Jelas
Pasal 3 : Cukup Jelas
Pasal 4 : huruf a : Cukup Jelas
huruf b : Termasuk dalam pengertian mobil kendaraan
bermotor yang dirancang khusus sebagai
kendaraan bermotor penarik ( Traktor head ) .
huruf c : Cukup Jelas
huruf d : Cukup Jelas
huruf e : Cukup Jelas
huruf f : Yang dimaksud dengan kendaraan yang
berada di bengkel-bengkel perbaikan adalah
kendaraan yang dalam keadaan rusak dan
sedang dalam perbaikan dinyatakan dengan
surat keterangan dari bengkel-bengkel resmi.
Pasal 5 : Cukup Jelas
Pasal 6 : Cukup Jelas
Pasal 7 : Cukup Jelas
Pasal 8 : Cukup Jelas
Pasal 9 : Cukup Jelas
Pasal 10 ayat (1) : Pengujian berkala pertama adalah pengujian
yang dilakukan untuk pertama kali setelah
kendaraan tersebut diterbitkan STNK ( Surat
Tanda Nomor Kendaraan ) nya.
Ayat (2) : Cukup Jelas
Ayat (3) : Cukup Jelas
Ayat (4) : Cukup Jelas
Pasal 11 : Cukup Jelas
Pasal 12 : Cukup Jelas
Pasal 13 : Cukup Jelas
Pasal 14 : Cukup Jelas
Pasal 15 : Biaya uji besarnya sesuai dengan keputusan Menteri.
Pasal 16 : Cukup Jelas
Pasal 17 : Cukup Jelas
Pasal 18 : Peran serta pihak swasta dalam turut melaksanakan
pengujian berkala kendaraan bermotor diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan
keikutsertaan swasta untuk melakukan perawatan
kendaraan bermotor dalam rangka upaya pemenuhan
persyaratan teknik dan laik jalan diatur dengan keputusan
Bupati Kepala Daerah ( diantaranya bengkel perawaatan
bagi kendaraan bermesin diesel untuk memenuhi ambang
batas ketebalan asap gas buang/kadar CO gas buang ).
Pasal 19 : Cukup Jelas
Pasal 20 : Cukup Jelas
Pasal 21 : Cukup Jelas
Pasal 22 : Cukup Jelas
Pasal 23 : Cukup Jelas
Pasal 24 : Cukup Jelas
Pasal 25 : Cukup Jelas