NIM: SPI. 141814 Anwar Sadat Oleh: PROGRAM STUDI HUKUM ...
Transcript of NIM: SPI. 141814 Anwar Sadat Oleh: PROGRAM STUDI HUKUM ...
i
P E N E G A K A N S A N K S I B A G I P E G A W A I N E G E R I S I P I L
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53
TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
(STUDI DI KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (BKPSDM)
T A N J U N G J A B U N G T I M U R T A H U N 2 0 1 8 )
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)
Dalam Ilmu Syariah
Oleh:
Anwar Sadat
NIM: SPI. 141814
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 1439 H / 2018 M
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar strata 1 (S1) di fakultas syariah UIN STS
Jambi.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN STS Jambi.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN STS Jambi.
iii
iv
\
v
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini
saya persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan
cinta, kasih, perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu
Kedua orang tua tercinta :
Ayahanda Muhammad Amin dan ibu I yemma tercinta yang
telah mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang
tak henti-hentinya menyelipkan namuku dalam setiap do’a nya,
berkat do’a dan dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat
menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua yang ayah ibu
berikan selama ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi
hadiah indah bagi ayah ibu.
Kakak dan abang tersayang :
Rahmayani, Andi mariana, Muhammad As’ad dan Nur Jannah
orang yang selalu ada memberikan semangat dan mendo’akan
keberhasilanku, serta keluarga besar “Amin” yang selalu
menanyakan kapan wisuda, trimakasih banyak. Ucapan
trimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan
juga kepada.
Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan,
masukan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, serta
dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.
Sahabat seperjuangan jurusan hukum tatanegara, fakultas syariah
UIN STS Jambi
Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba
ilmu.
vi
vii
MOTTO
يا أيها الذين آهنىا أطيعىا اللو وأطيعىا الرسىل وأولي الؤهر هنكن فئن تنازعتن
في شيء فردوه إلى اللو والرسىل إن كنتن تؤهنىن باللو واليىم الآخر ذلك خير
تؤويلا وأحسن
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya” (An- Nisa Ayat:59).
viii
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang Penegakan
Sanksi Bagi Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53
Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Studi di Kantor BKPSDM
Tanjung Jabung Timur Tahun 2018). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan
pihak terkait judul serta dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan
kesimpulan Bentuk pelanggaran disiplin yang terjadi di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur yaitu terkait permasalahan kehadiran, kedisiplinan jam kerja, dan
terkadang tidak ikut apel. Sementara itu tingkat kehadiran pegawai menjadi
permasalahan yang paling sering terjadi, pelanggaran disiplin kehadiran yang
paling tinggi angkanya. Proses Sanksi bagi pelanggaran disiplin oleh Pegawai
Negeri Sipil di Kabupaten Tajung jabung Timur Berdasarkan Peraturan Pemeritah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu melalui
beberapa tahapan dimulai dari tahapan pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan dan
penyambpaian keputusan hukuman disiplin. Faktor-faktor Pendorong dan
Penghambat dalam Penegakan Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
Adanya sosialisasi mengenai PP Nomor 53 Tahun 2010. Proses Penindakan
Revolusi Mental (PNS), Sarana dan Prasarana.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “PENEGAKAN SANKSI BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO.53
TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI DI
KANTOR BKPSDM TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2018)” merupakan
suatu kajian mengenai Penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI,
dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik
,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang
Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
x
5. Bapak Rasito, SH., M.Hum dan Bapak Juharmen, S.HI., M.SI selaku
Pembimbing I dan II skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas
Syariah UIN STS Jambi.
7. Untuk Ibu tercinta (I Yemma) dan Ayah (M. Amin) yang selalu mendo‟akan,
menjadi sumber kekuatan dan selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya,
adik-adik ku tersayang yang menjadi penyemangat, dan tak lupa seluruh
keluarga yang selalu menjadi motivasi dan tujuan untuk keberhasilan.
8. Saudara-saudara yang selalu ada dan siap membantu dalam segala hal, Serli
Dellarti Ayu SH, Andi Herman S.Pd. Nur Jannah S.Pd, Romi Saputra S.Pd,
Muhammad Yudi S.Pt, Ismail SE, Andi Yusuf, Syarifah Hartina.
9. Teman-teman seperjuangan Heri, Eka, Desti, Aris, Irza, Ibrahim, Elfitria
Rahmah, Ade, Munir, Firda, Habibullah, Iis, Adra, Ana, Karmila, Ila Gusria,
Emi Lestari, Sayuti, Isep Supriansyah, Muhammad Kholik, Khairul, Agus,
Muhammad Aap Patoni, Aansagita, Aaan, Masita, Isnaini, Imam Mashudi,
Evri Astuti, keluarga besar Politik Islam/lokal A. Alamsyah, Titin, Agus,
Pimbo, Via, Tia, Yudi, Putri, Ana, Adha, Sumi, Ismail, Kiki, Mia, Belda, Rais,
Kak lia, Bang Randi, Iqbal, Adi, Yusuf, Umming, Bang Sessu, Junaidi, Tendri,
Ratna, Herman, Rezki. Serta teman KKN Pudak gelombang III tahun 2017.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung.
xi
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan konstribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah
swt kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon
kemaafanya. Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah swt.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Batasan Masalah .......................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6
E. Kerangka Teori ............................................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 14
BAB II : METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian ...................................................... 20
B. Jenis Penelitian ............................................................................ 20
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 21
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 21
E. Unit Analisis ............................................................................... 23
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 24
G. Jadwal Penelitian......................................................................... 25
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis ....................................................................... 28
B. Iklim ............................................................................................ 31
C. Ketinggian ................................................................................... 32
D. topografi ...................................................................................... 32
E. Jenis Tanah .................................................................................. 32
F. Lahan Gambut .............................................................................
G. Rekapitulasi Data PNS Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kondisi
31 Desember 2017 ........................................................................... 33
H. Gambaran Kantor BKPSDM Tanjung Jabung Timur ................. 41
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENEL
A. Bentuk Pelanggaran Disiplin Yang dilakukan Oleh Pegawai Negeri
Sipil di Kantor BKPSDM Tanjung Jabung Timur……………… 44
xiii
B. Proses Penegakan Sanksi Bagi Pelanggaran Disiplin Oleh Pegawai
Negeri Sipil di Kantor BKPSDM Tanjung Jabung Timur berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
..................................................................................................... 54
C. Faktor pendorong dan Penghambat dalam Penegakan Sanksi bagi PNS
di Kantor BKPSDM Tanjung Jabung Timur............................... 62
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 64
B. Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. .
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………..... .
CURICULUM VITAE……………………………………………………
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman
transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:
u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya
sebagai berikut:
ARAB LATIN
Konsonan Nama Konsonan Keterangan
Tidak dilambangkan (half madd) ا
B B Be ب
T Th Te ت
Ts Th Te dan Ha ث
J J Je ج
Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kh Kh Ka dan Ha خ
D D De د
Dz Dh De dan Ha ذ
R R Er ر
Z Z Zet ز
S Sh Es س
Sy Sh Es dan Ha ش
Sh ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dl ḍ De (dengan titik di bawah) ض
Th ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Koma terbalik di atas „ „ ع
Gh Gh Ge dan Ha غ
F F Ef ف
Q Q Qi ق
K K Ka ك
L L El ل
M M Em م
N N En ن
W W We و
H H Ha ه
A ʼ ء Apostrof
Y Y Ye ي
xv
1. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:
a. Vocal rangkap ( سى ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
b. Vocal rangkap ( سي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:
al-bayt.
2. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan
tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( الفا جحة = al-fātiḥah ),
.(qīmah = قيمة ) dan ,(al-„ulūm = العلىم )
3. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),
( = ṭayyib).
4. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( البيث = al-bayt),
= السمأء ) al-samā‟).
5. Tā‟marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya
dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā‟ marbūtah
yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (رؤية الهلال = ru‟yat al-
hilāl ).
6. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang
terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (رؤية = ru‟yah ), ( فقهاء =
fuqahā‟).
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu implementasi Good Governance kedisiplinan Pegawai Negeri
Sipil. Saat ini, kedisiplinan pegawai menjadi masalah serius di Indonesia.
Berbagai bentuk pelanggaran terjadi seperti datang terlambat, pulang sebelum jam
yang telah ditentukan, pemborosan waktu kerja, berkeliaran diluar kantor pada
saat jam kerja, terlibat dalam arena politik praktis, serta perbuatan asusila yang
menjatuhkan martabat Pegawai Negri Sipil sehingga menambah citra buruk
birokrasi Indonesia. Juru bicara kementrian Negara, aparatur Negara dan
reformasi birokrasi memberikan pernyataan bahwa pelanggaran disiplin Pegawai
Negri Sipil terus meningkat di setiap tahunnya.1
Ada dampak negatif dari bentuk ketidaksiplinan tersebut atas hasil kerja
pegawai dan kepuasan publik yang merasakan hasil kerja tersebut. Pertama,
ketidaksiplinan menyebaban rendahnya kinerja pegawai sebagai contoh jika
pegawai tidak masuk kerja atau bolos maka tidak ada pelayanan yang diberikan,
artinya jika pegawai yang berkerja sesuai peraturan dan menjalankan semua tugas
dan kewajiban dengan baik, tentunya akan memberikan hasil kerja yang baik pula
jika tidak maka akan berpengaruh pada rendahnya kinerja pegawai tersebut.
Rendahnya kinerja pegawai kemudian mengakibatkan rendahnya tingkat kepuasan
publik atas pelyanan pegawai seperti dalam pemberian pelayanan kepada publik.
1 Gusti Lanang Rakayoga, “Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Ditinjau dari Aspek Hukum Kepegawaian Di Indonesia,
“Jurnal IUS (Hukum dan Keadilan), Vol. II NO. 5, 2014, hlm. 326.
xvii
Pelayanan membutuhkan ketepatan waktu dalam pelaksanaannya, ketidaktepatan
waktu dalam pemberian pelayanan mengakibatkan ketidakpuasan bagi masyarakat
sehingga menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah daerah.2
Penelitian ini ingin mengeksplorasi lebih jauh salah satu akar dari masalah
ketidaksiplinan pegawai tersebut: penegakan sanksi. Menurut beberapa penelitian,
penegakan sanksi sangat berpengaruh terhadap tegaknya disiplin pegawai.
Hukuman disiplin diperlukan untuk menghilangkan perilaku yang menyimpang
dari aturan yang berlaku. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan Wildan Lutfi
A, Mayahayati Kmenyatakan bahwa pemberian sanksi yang tegas merupakan cara
untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil, di samping upaya-upaya lain
yang di lakukan pemerintah daerah seperti melakukan sosilasasi, pembinaan dan
pengawasan, menerapkan absen sidik jari dan memberikan tambahan
penghasilan.3
Sebagai studi kasus, penulis akan melihat bagaimana penegakan sanksi
terhadap pelanggaran disiplin pegawai dilakukan di kantor BKPSDM di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, provinsi Jambi. Kantor BKPSDM di
Tanjabtim Jambi ini saya pilih karena, berdasarkan penelitian awal yang saya
lakukan, terdapat masalah pelanggaran disiplin dan longgarnya penegakan disiplin
pegawai di provinsi Jambi, terutama di Tanjabtim.
Di Kabupaten Merangin Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pada
Januari 2016 memproses 20 (dua puluh) kasus pelanggaran disiplin, enam di
2 Wildan Lutfi A, Mayahayati K, “Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 Tentang Dsiplin Pegawai Pegawai Khususnya Aspek Jam Kerja di Kutai Kartanegara,
“Jurnal Borneo Administrator, Vol. 11 Nomor. 3, 2015, hlm. 341. 3 Ibid.
xviii
antaranya tersandung masalah pidana khusus pidana khusus atau korupsi, selain
itu dua PNS tersandung pidana umum dan 15 (lima belas) orang terkait
permasalahan disiplin yang dilaporkan SKPD ke BKD. SKPD terkait mengatakan
tidak mampu lagi melakukan pembinaan, maka jadi tugas BKD memeroses
sanksinya.
Pihak BKD mengatakan akan memeroses kasus PNS golongan II dan III,
cukup di Kabupaten dan untuk PNS golongan IV prosesnya harus di provinsi dan
untuk PNS IV c ke atas prosesnyadi kementerian. Terkait sanksi berat 2 (dua)
orang di berhentikan secara tidak hormat.4
Ditemukan banyak kasus pelanggaran disiplin yang mengakibatkan
rendahnya kinerja pegawai dan kepuasan publik di Tanjung Jabung Timur.
Berdasakan hasil wawancara dengan M. Amin sebagai warga asli Tanjung
Jabung Timur mengatakan bahwa
Oknum Pegawai Negri Sipil Tanjung Jabung Timur sering bolos pada saat
hari pertama setelah perayaan Hari Raya, menambah hari libur pada saat
daerah tempat tinggalnya terkena banjir ringan yang seharus tidak perlu
sampai libur, pulang sebelum jadwal yang sudah ditentukan oleh
pemerintah setempat.5
Menurut laporan dari pantauan media masa, bolosnya pegawai tersebut
berdampak pada menurunnya kualitas pelayanan publik di lingkup
pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebab banyak warga
yang tidak dapat dilayani pada saat itu.
Dilansir dari Metro Jambi hari kedua kerja pasca libur lebaran, Kamis
(23/7), aktivitas perkantoran di lingkungan Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) terlihat sepi. Pantauan di
lapangan, di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) hanya
terlihat beberapa orang pegawai honorer. Bahkan pelayanan terhadap
4 http://jambi.tribunnews.com/2016/01/23/20-pns-di-merangin-disanksi-ada-yang-
terancam-dipecat, diakses Pada 4 November 2018. 5 Saadah, “Implementasi Peraturan Pemerintah Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Sekretariat Daerah Kabupaten Muaro Jambi, “Jurnal Ilmu dan Administrasi, Vol. XII Nomor. 2 ,
2015, hlm. 249.
xix
warga yang ingin berurusan tidak berjalan dengan maksimal. Terkait hal
ini, Asisten III Setda Tanjabtim, Umar Mahmud, mengatakan pihaknya
akan kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak). Bahkan kepala
SKPD akan dimintai penjelasan terkait hal ini.6
Berdasarkan data awal yang diperoleh oleh peneliti dari kantor Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber daya Manusia (BKPSDM) Daerah
pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, skripsi ini menemukan bahwa di
tahun 2018 ini telah terjadi tiga pelanggaran disiplin. Yang pertama, ada pegawai
yang tidak masuk kerja tanpa keterangan (25 Januari s/d 21 Februari 2018 dan 23
Februari s/d 5 Maret 2018). Yang kedua, ada pegawai yang mengalami sakit
kejiwaan (Januari 2018), dan yang ketiga tidak masuk kantor selama bulan Januari
2018.7 Menarik untuk dikaji bagaimana Pemkab Tanjabtim memberikan sanksi
terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut.
Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk mengkaji dan menganalisis
pelanggaran-pelanggaran disiplin menurut PP 53 Tahun 2010 serta, proses
penegakan sanksi terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS serta
faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam penegakan sanksi bagi PNS di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur khususnya di Kantor BKPSDM pada tahun
2018.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun
skripsi dengan judul “Penegakan Sanksi Bagi Pegawai Negri Sipil di Kantor
BKPSDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Tahun 2018 Berdasarkan
6https://metrojambi.com/read/2015/07/23/2257/hari-kedua-kerja-usai-libur-lebaran-
aktivitas-perkantoran-tanjabtim-sepi/, di Akses Pada 6 Agustus 2018. 7 Dokumentasi Kantor BKD Tanjung Jabung Timur 2018.
xx
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai
Negri Sipil.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan sebelumnya,
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil di Kantor BKPSDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2018?
2. Bagaimana Proses Penegakan Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang
melanggar di Kabupaten Tajung jabung Timur Berdasarkan Peraturan Pemeritah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kantor BKPSDM
Kabupaten Tanjung Jabung Timur di tahun 2018?
3. Apa saja Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat dalam
Penegakan Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang Melanggar tersebut di Kantor
BKPSDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2018?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah. Karena
keterbatasan akses data, penelitian ini hanya dilakukan dalam kurun tahun 2018
saja. Dengan demikian kasus-kasus pelanggaran dan penegakan disiplian di luar
tahun itu tidak menjadi objek penelitian skripsi ini. Di samping itu, skripsi ini
hanya membahas pelanggaran dan penegakan disiplin sebagaimana yang didata
xxi
oleh Kantor BKPSDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Oleh karen itu, skripsi
ini tidak memasukkan kasus-kasus serupa yang mungkin terjadi di unit-unit lain di
kantor Pemkab Tanjabtim.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu
kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang
ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk Mengetahui bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil
di Kantor BKPSDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
b. Untuk mengetahui proses penegakan sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Tajung jabung Timur berdasarkan Peraturan Pemeritah no 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kantor BKPSDM Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
c. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Penegakan
Sanksi bagi PNS di Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Kantor BKPSDM
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
2. Manfaat Penelitian
A. Secara Teoritis :
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat tentang
Penegakan Disiplin Terhadap Aparatur Sipil Negara (di Kantor BKPSDM
Kabupaten Tajung jabung Timur Berdasarkan Peraturan Pemeritah no 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
xxii
b. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian
B. Secara Praktis
a. Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas Pegawai
Negeri Sipil (PNS).
b. Bagi masyarakat dapat mengetahui Proses dan Sanksi terhadap
pelanggaran disiplin oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS).
E. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Menurut Siswoyo dalam Tjejep Syamsuri
Teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang
saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematis
mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan antara variable,
dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena.8
Berikut kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini :
Penegakan Hukum dan Sanksi
“Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-
keinginan hukum menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan hukum adalah
pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan dalam
peraturan-peraturan hukum.”9
8 Tjejep Samsuri,”Kajian Teori, Kerangka Konsep, dan Hipotesis dalam Penelitian”,
Makalah Disampaikan pada Semiloka Penyusunan Program PLSP, Pamong Belajar dan Staf
Administrasi Balai Pengembangan Kelompok Belajar Sumatera Barat, Tanggal 26 Mei s.d. 23 Juni
2003, hlm. 2. 9 Denny Fauzi, “Tinjauan Kriminologi dan Penegakan Hukum Pidana terhadap Petugas
Agama yang Melangsungkan Upacara Perkawinan di bawah Tangan (Studi Kasus di Kecamatan
Simpang Empat, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan”, Skripsi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta, Tahun 2016, hlm. 54.
xxiii
Sanksi adalah pelengkapan hukum yang digunakan sebagai alat pemaksa
agar kaidah-kaidah hukum dapat ditaati, karena dengan begitu maka eksistensi
negara hanya dapat diwujudkan ketika hukum diterapkan secara konsisten.10
Sanksi merupakan bagian penutup yang penting di dalam hukum. Sanksi
ini merupakan suatu bentuk pemaksaan dari administrasi negara (pemerintah)
terhada warga negara dalam hal adanya perintah-perintah, kewajiban-kewajiban,
atau larangan-larangan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh administrasi negara (pemerintah) termasuk di dalamnya
peraturan perundang-undangan bidang disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sanksi
merupakan bentuk upaya penegakan hukum. 11
Hukuman atau sanksi adalah perlakuan tertentu kepada pihak pelaku
prilaku menyimpang yang sifatnya tidak mengenakkan atau menimbulkan
penderitaan, yang diberikan.12
Soerjono soekanto dalam Denny Fauzi menjelaskan faktor yang
mempengaruhi penegakan hukum ialah Undang-undang.13 Laurence M. Friedman
mengemukakan dalam Denny Fauzi bahwa efektif dan berhasil tidaknya penegakan
hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni struktur hukum (struktur of law)
menyangkut aparat penegak hukum, substansi hukum (subtance of the law) meliputi
10 Rusli, “Tinjauan Yuridis Persamaan dan Perbedaan Sanksi Pidana antara Hukum
Pidana antara Hukum Islam dan Hukum Pidana Indonesia, “Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion,
edisi 6, Vol. 2, Tahun 2014, hlm. 1. 11
Ivan Fauzani Raharja, “Penegakan Hukum Sanksi Administratif Terhadap Pelanggaran
Perizinan, “Jurnal Inovatif, Vol. VII Nomor II Mei 2014, hlm. 117.
12
http://pengertianahli.id/2013/12/pengertian-hukuman-sanksi.html, diakses Pada 1
November 2018. 13
Ibid., hlm. 55.
xxiv
perundang-undangan, dan budaya hukum (legal culture) merupakan hukum yang
hidup (living law) yang dianut dalam masyarakat.14
Pengaturan Disiplin Pegawai dalam Peraturan perundang-undangan
Untuk membentuk sosok pegawai negeri yang handal, disiplin, bermoral
dan profesional sesuai kebutuhan dan tuntutan reformasi, pemerintahan orde
reformasi telah menerbitkan sejumlah peraturan perundang-undangan antara lain:
- undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara
- undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian
- undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi
- peraturan pemerintah nomor 37 tahun 2004 tentang larangan pegawai negeri
sipil menjadi anggota partai politik
- peraturan pemerintah nomor 42 tahun 2004 tentang pembinaan jiwa korps dan
kode etik pegawai negeri sipil
- peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri
sipil
- peraturan presiden nomor 81 tahun 2010 tentang grand design reformasi
birokrasi
- peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi
nomor 39 tahun 2012 tentang pengembangan budaya kerja aparatur negara.15
14
Ibid., hlm. 56. 15
Gusti Lanang Rakayoga, “Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 …, hlm. 328.
xxv
- Peraturan pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil.
PP Nomor 53 Tahun 2010 lahir sebagai koreksi atas peraturan pemerintah
nomor 30 tahun 1980 yang dipandang muatan materi pengaturannya belum lengkap,
rinci dan tegas dalam memberi sanksi kepada pegawai negeri sipil yang tidak menaati
kewajibannya dan melanggar larangan yang sudah ditetapkan. Peraturan pemerintah
nomor 53 tahun 2010 terbit merupakan suatu perubahan yang lama dalam
pembentukan peraturan kepegawaian di Indonesia, jika melihat tuntutan masyarakat
dan respon hukum untuk memenuhinya.
Kelahiran peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 mengharapkan PNS
akan lebih meningkatkan disiplin kerjanya dalam rangka mensukseskan reformasi
birokrasi di Indonesia Guna menciptakan suatu pemerintahan yang baik dan
bersih (a clean and good governance) dan pada akhirnya pemerintahan Indonesia
dapat mewujudkan pemerintahan yang berkelas dunia (a world class governance).
Peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS
dimaksudkan untuk dapat dijadikan pedoman dalam menegakkan
disiplin,mejamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas serta
untuk dapat mendorong PNS untuk lebih produktif berdasarkan sistem karier dan
sistem prestasi kerja. Peraturan pemerintah ini memuat tentang kewajiban,
larangan dan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS yang telah
terbukti melakukan pelanggaran.
Dalam peraturan pemerintah ini secara tegas disebutkan jenis-jenis
hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan terhadap suatu pelanggaran disiplin.
Penjatuhan hukuman disiplin dimaksudkan untuk membina PNS yang telah
xxvi
melakukan pelanggaran, agar yang bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan
berusaha tidak mengulangi dan memperbaiki diri pada masa mendatang
Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat yang berwenang
menghukum serta memberikan kepastian dalam menjatuhkan hukuman disiplin.
Demikian juga dengan batasan kewenangan bagi pejabat yang berwenang
menghukum telah ditentukan dalam peraturan pemerintah ini. yang berwenang
menghukum, tetapi tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada bawahannya
yang terbukti melanggar kewajiban dan larangan yang sudah ditetapkan.
Kewenangan untuk menetapkan keputusan pemberhentian bagi PNS yang
melakukan pelanggaran disiplin dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah ini.
Selain Penjatuhan hukuman berupa jenis hukuman disiplin ringan, sedang atau
berat sesuai dengan berat ringannya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
PNS yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan latar belakang dan dampak
dari pelanggaran yang dilakukan. Peraturan pemerintah ini, juga mengatur secara
tegas ketentuan mengenai pejabat. Hal tersebut, bagi PNS yang dijatuhi hukuman
disiplin diberikan hak untuk membela diri melalui upaya administratif sehingga
dapat dihindari terjadinya kese-kuman disiplin.
Peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 memuat 15 (lima belas)
kewajiban dan 17 (tujuh belas) larangan bagi PNS. Penjatuhan hukuman disiplin
kepada PNS yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin terutama pasal 3 angka
11 tentang kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, dapat
dioptimalkan penjatuhan hukumannya oleh pejabat yang berwenang menghukum
xxvii
apabila norma hukum yang mengatur tentang ketentuan tersebut jelas, lengkap,
praktis dan mudah dilaksanakan.
Di dalam penjelasan pasal 3 angka 11, menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan kewajiban untuk masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
adalah setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai dengan
ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas.
Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang
berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara
kumulatif dan dikonversi 7, 5 (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak
masuk kerja. Perumusan keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat
dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7, 5 (tujuh setengah) jam sama dengan 1
(satu) hari tidak masuk kerja hanya diperuntukkan bagi lemabaga dan instansi
pemerintah pusat dan daerah yang menggunakan 5 (lima) hari kerja dalam
seminggu, sehingga jumlah jam kerja PNS dalam seminggu mencapai 37, 5 jam.16
2. Kerangka Konseptual
Menurut Singarimbun dalam Tjejep Samsuri
“konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama.”
Kajian teori dimaksudkan untuk memberikan landasan atau dasar berpikir
dalam penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan kerangka konseptul
dimaksudkan untuk menjelaskan makna dari kata-kata yang ada dalam
16
Ibid., hlm.328-331.
xxviii
kajian teori yang masih abstrak pengertiannya atau yang dapat
menimbulkan pengertian-pengertian lain (multi tafsir). 17
Disiplin
Menurut Wursanto disiplin kerja dalam Saadah adalah suatu sikap ketaatan
seseorang terhadap aturan/ketentuan yang berlaku dalam organisasi, yaitu
menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar keinsyafan, bukan unsur
paksaan.
Menurut Gie dalam Saadah disiplin diartikan sebagai suatu keadaan tertib
di mana orang-orang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yang
telah ditetapkan dengan senang hati orang/sekelompok orang. Kedisiplinan adalah
kesadaran dan ketaatan seseorang terhadap peraturan perusahaan/lembaga dan
norma sosial yang berlaku.
Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah
sikap ketaatan dan kesetiaan seseorang/sekelompok orang terhadap peraturan
tertulis/tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan
pada suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.18
Pengekan Hukum dan sanksi
“Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-
keinginan hukum menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan hukum adalah
17 Tjejep Samsuri,”Kajian Teori, Kerangka Konsep, dan Hipotesis dalam Penelitian”,
Makalah Disampaikan pada Semiloka Penyusunan Program PLSP …, hlm. 5. 18
Ruzieq Zulindra Mtd, “Penerapan Sanksi Administrasi Disiplin Aparatur Sipil Negara
Sebagai Upaya Pebmbentukan Apartur yang bersih di Pemerintahan Kota Medan”, Hasil
Penelitian KompetitifUniversitas Sumatera Utara Medan, (2015), hlm. 4.
xxix
pikiran-pikiran badan pembuat undang-undang yang dirumuskan dalam
peraturan-peraturan hukum.”19
“Sanksi adalah pelengkapan hukum yang digunakan sebagai alat pemaksa
agar kaidah-kaidah hukum dapat ditaati, karena dengan begitu maka
eksistensi negara hanya dapat diwujudkan ketika hukum diterapkan secara
konsisten.”20
Hukuman atau sanksi adalah perlakuan tertentu kepada pihak pelaku
prilaku menyimpang yang sifatnya tidak mengenakkan atau menimbulkan
penderitaan, yang diberikan.21
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, Penelitian yang dilakukan Oleh A.A Ngurah Anom Candra
Cahyadi22
, dengan judul “Penegakan Sanksi Disipin Bagi Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil”. Penelitian ini di fokuskan pada Tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil". Rumusan masalah jurnal ini berisikan tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi kinerja dari pegawai negeri sipil dan efektivitas penegakan sanksi
19
Denny Fauzi, “Tinjauan Kriminologi dan Penegakan Hukum Pidana terhadap Petugas
Agama yang Melangsungkan Upacara Perkawinan di bawah Tangan (Studi Kasus di Kecamatan
Simpang Empat, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan”, Skripsi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta, Tahun 2016, hlm. 54.
20
Rusli, “Tinjauan Yuridis Persamaan dan Perbedaan Sanksi Pidana antara Hukum
Pidana antara Hukum Islam dan Hukum Pidana Indonesia, “Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion,
edisi 6, Vol. 2, Tahun 2014, hlm. 1.
21
http://pengertianahli.id/2013/12/pengertian-hukuman-sanksi.html, diakses Pada 1
November 2018. 22
.A Ngurah Anom Chandra Cahyadi dan I Wayan Parsa , “Penegakan Sanksi Disiplin
Bagi Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Fakultas Hukum Universitas Udayana, hlm. 6.
xxx
disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53
tahun 2010.
Metode penelitian jurnal ini yaitu yuridis normatif. Hasil penelitian ini
yaitu Pegawai Negeri Sipil ialah setiap warga Negara Republik Indonesia yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Pegawai Negeri Sipil itu sendiri
meliputi budaya kerja dan sistem pengawasan. Guna meningkatkan kinerja
Pegawai Negeri Sipil, pemerintah menerapkan disiplin pegawai negeri yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri. Dalam peraturan pemerintah ini memuat mengenai pengaturan
sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar batas – batas kedisiplinan yang
telah diatur dan juga mengatur pula mengenai jenis sanksi berkenaan dengan
pelanggaran displin yang dilakukan oleh PNS.23
Kedua, Peneliti Yang dilakukan Oleh Evron Edison,24
dengan Judul
“Efektivitas Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Pemerintahan Kabupaten Kerinci”. Penelitian ini
mengkaji bagaimana pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kabupaten Kerinci.
Bagaimana penerapan sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar Peraturan
23
Ibid. 24
Evron Edison, “Efektivitas Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Pemerintahan Kabupaten Kerinci”, Artikel Universitas
Bung Hatta, 2015, hlm. 17.
xxxi
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Pemerintahan Kabupaten Kerinci. Serta upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kerinci.
Penelitian ini adalah penelitian yuridis sosiolois. Penelitian ini menggunakan data
primer dan sekunder dengan analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Pelaksanaan Peraturan
disiplin dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kinerja Perangkat Daerah sejak
Peraturan tersebut disahkan oleh pemerintah dan proses penjatuhan hukuman
disiplin dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah. Kedua, sanksi yang
dikenakan atas pelanggaran disiplin sudah dilaksanakan sesuai ketentuan tetapi
belum belum berlaku efektif dan maksimal kepada semua pelanggar disiplin.
Ketiga, untuk meningkatkan disiplin Pegawai Negeri Sipil, pemerintah daerah
melakukan sosilasasi, sanksi yang tegas, pembinaan dan pengawasan, menerapkan
absen sidik jari dan memberikan tambahan penghasilan.25
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Aryono26
dengan Judul
“Penegakan Hukum Disiplin Berat Bagi Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan
Kota Bandung Provinsi Jawa Barat”. Penelitian ini membahas tentang proses
penegakan hukum disiplin berat pegawai negeri sipil di pemerintahan kota
bandung Provinsi Jawa Barat, serta faktor-faktor yang cenderung mempengaruhi
penegakan hukuman disiplin berat Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kota
Bandung Provinsi Jawa Barat.
25
Ibid. 26
Muhamad Aryono, “Penegakan Hukum Disiplin Berat Bagi Pegawai Negeri Sipil di
Pemerintahan Kota Bandung Provinsi Jawa Barat”. Skripsi, Universitas Jendral Soedirman
Purwokerto, tahun 2012, hlm. 36.
xxxii
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis
sosiologis. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa, Proses penegakan hukuman disiplin berat, bagi PNS di lingkungan
Pemkot Bandung berjalan melalui alur sebagaimana peraturan yang menjadi
pedoman pelaksanaan. Prosesnya dimulai dengan atasan langsung atau Pejabat
yang berwenang menghukum mengetahui atau menerima laporan, adanya
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS, terlebih dahulu melakukan
pemanggilan Sebelum pemeriksaan. Atasan langsung atau Pejabat yang
berwenang menghukum membuat surat permohonan untuk membentuk Tim
Pemeriksa Ad Hoc, Pejabat Pembentuk Tim Pemeriksa Ad Hoc kemudian
membentuk Tim Pemeriksa Ad Hoc sesuai Pangkat dan Jabatan PNS yang akan
diperiksa.
Tim Pemeriksa Ad Hoc melakukan pemanggilan maksimal 2 kali dan
selanjutnya melakukan pemeriksaan yang hasilnya dituangkan dalam BAP,
Apabila diperlukan, Tim Pemeriksa dapat meminta keterangan dari orang lain.
Tim Pemeriksa Ad Hoc melaporkan hasil pemeriksaan dengan melampirkan BAP
(Berita Acara Pemeriksaan) kepada Tim Pertimbangan, selanjutnya Tim
Pertimbangan melakukan rapat pertimbangan untuk menentukan jenis hukuman
disiplin sebagai bahan rekomendasi kepada Walikota dan tahapan-tahapan lain
sampai pada tim pertimbangan penyelasaian kasus pelanggaraan disiplin
menyerahkan SK penjatuhan hukuman kepada PNS yang bersangkutan.27
27
Ibid.
xxxiii
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Andi Yenni Yunianti,28
dengan
judul “Implementasi Kebijakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan”. Penelitian ini membahas tentang
penegakan disiplin PNS di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, mengadakan wawancara
dengan informan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dengan
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai masalah yang ditelitidan penelitian
pustaka dengan mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen tertulis,buku-
buku, laporan-laporan, serta peraturan perundang-undangan yang erat kaitannya
dengan penelitian ini serta ditunjang oleh data sekunder. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa penegakan aturan disiplin Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan belum optimal sedangkan penerapan
hukuman disiplin telah sesuai dengan aturan disiplin PNS yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 53 tahun 2010.29
Penelitian ini dan penelitian sebelumnya sama dalam beberapa hal. Satu,
ingin melihat bagaimana sanksi ditegakkan terahap pelangar-pelangar disiplin.
Tentunya, untuk mengetahui bagaimana sanksi ditegakkan penelitian yang penulis
lakukan dan penelitian-penelitian sebelumnya juga memplajari bentuk-bentuk
pelanggaran disiplinnya. Namun terdapat perbedaan dari penelitian-penelitian
28
Andi Yenni Yunianti, “Implementasi Kebijakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, tahun
2014, hlm. 119. 29
Ibid.
xxxiv
sebelumnya, yakni dari segi kasus penelitiannya. Kasus penelitian yang penulis
lakukan baru yaitu di Tanjung Jabung Timur, Jambi. Jadi saya meneliti topik
yang sama (penegakan sanksi bagi pelanggara disiplin pegawai) tapi dengan kasus
yang berbeda.
xxxv
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran, proses
penegakan sanksi serta faktor pendukung dan penghambat penegakan sanksi bagi
Aparatur Sipil Negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak
disahkannya penelitian ini. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai
berikut:
a. Kantor BKPSDM kabupaten Tanjab Timur. BKPSDM dan TUPOKSI nya sebagai
lembaga terkait judul.
b. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai keterangan
yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan
berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-
konsep, asas-asas hukum, serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan penelitian ini.30
C. Jenis dan Sumber Data
30
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
xxxvi
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun jenis
dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Data Primer adalah data yang penulis ambil dari informasi dilapangan
melalui observasi dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud
berasal dari informan berjumlah 7 Orang dan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data31
. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data
yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang
berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan
objek penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan
beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi,
3). Dokumentasi. Pada pendekatan kualitatif, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami. teknik tersebut dipakai, untuk
memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang
memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana
31
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
xxxvii
yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis
informasi yang diperoleh.32
Beikut teknik yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek
penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh BKD yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek
menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:
1). Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara
berfikir
2). Interaksi sosial dan tempat lingkungan
b. Wawancara
Wawancara ini termasuk wawancara mendalam (in–depth interview)
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama.
Informan yang terdiri dari 7 (tujuh) orang adalah orang-orang yang
berhubungan langsung dengan prosespenegakan disipli yaitu Yoki Alfat
32
https://tepenr06.wordpress.com/2011/10/30/teknik-pengumpulan-data/, di Akses pada 25
Oktober 2018.
xxxviii
jabatannya sebagai Kassubid Pembina kepegawaian di Kantor BKPSDM di
Tanjung Jabung Timur, Muliadi, S.H jabatannya sebagai Pelaksana Pengelolah
Kepegawaian di Kantor BKPSDM Tanjung Jabung Timur, Agita Ekarani
jabatannya sebagai Kassubag Perencanaan di Kantor Inspektorat Tanjung Jabung
Timur. Sebagai orang yang pernah menjadi Kasubid Pembinaan Kepegawaian dan
bekerja di Inspektorat yang juga berhubungan dengan proses penegakan disiplin
PNS Perdamean Sitombing jabatannya sebagai Irbanwil IV Inspektorat Tanjung
Jabung Timur. Masyarakat yang menjadi yang berada di tempat penelitian yang
mengawasi kegiatan sehari-hari PNS, M. Amin yaitu warga asli Tanjung Jabung
Timur, Tendrisana yaitu Masyarakat Tanjung Jabung Timur, dan Adi Irawan
Saputra sebagai Anggota Satpol PP kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai
bagian dari proses penegakan disiplin yaitu ikut dalam kegiatan sidak.
c. Dokumentasi
Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai
aktivitas-aktivitas BKD dalam menjalankan tugas pokok dan Fungsinya.
E. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel. Unit
analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi
swasta atau sekelompok orang.33
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:
“Penegakan Sanksi Bagi Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah
33
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, (2012), hlm. 62.
xxxix
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Studi di Tanjung
Jabung Timur)”. Penelitian ini, unit analisisnya adalah BKPSDM Sebagai badan
kepegawaian yang menyelenggarakan sebagian kewenangan daerah di bidang
kepegawaian. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan
tidak menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-
dokumen dari Kantor BKPSDM dan informasi-informasi yang berasal dari
karyawan atau pegawai di sana dan pihak-pihak yang terkait dengan pendisiplinan
pegawai, jadi keseluruhan informannya berjumlah 7 orang.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan
skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya menjadi
pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran tentang tema yang
dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batsan Masalah,
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian,
Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal
Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian.
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
xl
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang terdiri
dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan Daftar Pustaka,
Lampiran dan Curriculum Vitae.
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis
menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai
berikut:
No
Kegiatan
Tahun 2017-2018
Oktobe
r
November
Desembe
r
Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
2 Pembuatan
Proposal
No Kegiatan
Tahun 2017-2018
Maret
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Perbaikan
xli
Proposal
dan
Seminar
No Kegiatan
Tahun 2017-2018
Agustu
s
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 Surat Izin
Riset
5 Pengumpula
n
Data
6 Pengolehan
Dan
Analisis
Data
7 Pembuatan
Laporan
8 Bimbingan
Dan
Perbaikan
9 Agenda dan
xlii
Ujian
Skripsi
10 Perbaikan
dan
Penjilidan
BAB III
xliii
GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk berdasarkan undang-undang
No. 54 Tahun 1999 undang-undang No. 14 Tahun 2000 dengan luas 5.445 Km2
atau 10,2 % dari luas wilayah propinsi Jambi, namun sejalan dengan berlakunya
undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil, luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk
perairan dan 30 pulau kecil (termasuk pulau berhala, 11 diantaranya belum
bernama) menjadi 13.102,25 Km2. Disamping itu memiliki panjang pantai sekitar
191 km atau 90,5 % dari panjang pantai propinsi Jambi.34
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak di pantai timur pulau
Sumatera ini berbatasan langsung dengan Propinsi Kepulauan Riau dan
merupakan daerah hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi Singapura-Batam-
Johor (SIBAJO).Wilayah perairan laut kabupaten ini merupakan bagian dari alur
pelayaran kapal nasional dan internasional (ALKI I) dari utara keselatan atau
sebaliknya, sehingga dari sisi geografis daerah ini sangat potensial untuk
berkembang.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara geografis terletak pada 0°53‟ -
1°41‟ LS dan 103°23 - 104°31 BT dengan luas 5.445 Km² dengan ketinggian
Ibukota-Ibukota Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur berkisar
34
http://tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur#.W49oxrgePIU, diakses Pada 5 September 2018.
xliv
antara 1-5 m dpl. Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai luas wilayah
5.445 Km², dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Muaro Jambi dan Prov.
Sumatera Selatan.
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kab. Tanjung Jabung Barat dan Kab.
Ma Jambi.
Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Secara administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Ibukota
Muaro Sabak terdiri dari 11 Kecamatan, 73 Desa dan 20 Kelurahan. Adapun
nama-nama Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah
sebagai berikut35
:
1. Kecamatan Muara Sabak Timur dengan Ibu Kota Muara Sabak Ilir
2. Kecamatan Muara Sabak barat dengan Ibu Kota Nibung Putih
3. Kecamatan Kuala Jambi dengan Ibu Kota Kampung Laut
4. Kecamatan Dendang dengan Ibu Kota Rantau Indah
5. Kecamatan Mendahara dengan Ibu Kota Mendahara Ilir
6. Kecamatan Mendahara Ulu dengan Ibu Kota Pematang Rahim
7. Kecamatan Geragai dengan Ibu Kota Pandan Jaya
8. Kecamatan Rantau Rasau dengan Ibu Kota Bandar Jaya
9. Kecamatan Berbak dengan Ibu Kota Simpang
35
http://tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur#.W49oxrgePIU, diakses Pada 5 September 2018.
xlv
10. Kecamatan Nipah Panjang dengan Ibu Kota Nipah Panjang II
11. Kecamatan Sadu dengan Ibu Kota Sungai Lokan
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur ke beberapa Ibu
Kota Kabupaten / Kota dalam Provinsi Jambi :
Muara Sabak – Jambi lewat Sengeti : 124 Km
Muara Sabak – Kuala Tungkal lewat Simpang Tuan : 129 Km
Muara Sabak – Muara Bulian lewat Bajubang Laut : 172 Km
Muara Sabak – Sengeti lewat Simpang Tuan : 94 Km
Muara Sabak – Muaro Bungo lewat Muaro Bulian : 347 Km
Muara Sabak – Muaro Tebo lewat Muaro Bulian : 299 Km
Muara Sabak – Sarolangun lewat Muaro Bulian : 290 Km
Muara Sabak – Bangko lewat Sarolangun : 364 Km
Muara Sabak – Sungai Penuh lewat Bangko : 534 Km
Muara Sabak – Jambi lewat Zone V - Jembatan Batanghari II : 60 Km
Untuk Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat ditempuh melalui 3
(tiga) Jalur / Ruas Jalan yaitu :
1. Jalur Timur, melalui Ruas Jalan Jambi – Suak Kandis (134 Km)
2. Jalur Barat, melalui Ruas Jalan Jambi – Sengeti – Simpang Tuan (122
Km)
3. Jalur Tengah (dalam persiapan), melalui Ruas Jalan Jambi – Jambi Kecil –
Rantau Karya / Zone V (37 Km)36
36
http://tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur#.W49oxrgePIU, diakses Pada 5 September 2018.
xlvi
B. Iklim
Iklim merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh cukup besar
terhadap berhasil tidaknya pembangunan pertanian maupun non pertanian.
Kondisi iklim secara makro sangat sulit untuk dikendalikan karakteristiknya,
karena dipengaruhi oleh letak geografis dan bentuk kawasan. Dalam hal ini
kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Berdasarkan Zona
Agroklimat B 1 dengan 8 bulan basah (bulan dengan curah hujan > 200 mm) dan
2 bulan kering (bulan dengan curah hujan < 100 mm) berturut-turut. Bulan basah
terjadi pada bulan Oktober sampai April, sedangkan bulan kering terjadi mulai
bulan Juni sampai Agustus.
Untuk semua wilayah di Kab Tanjung Jabung Timur, sepanjang tahun
2008 mempunyai curah hujan tahunan sekitar 2.000 – 3.000 mm, dimana 8 – 10
bulan basah, 2 – 4 bulan kering. Rata-rata curah hujan bulan basah 179 – 279 mm
dan bulan kering 68 – 106 mm. Suhu udara rata-rata 25,90 C – 27,40 C,
kelembaban udara 78% - 81% pada bulan Desember–Januari dan 73% pada bulan
September.
Seperti halnya daerah-daerah lain di Provinsi Jambi Kabupaten Tanjung
Jabung Timur memiliki iklim yang cukup baik serta curah hujan yang cukup
tinggi. Tetapi bila musim panas tiba, Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk
daerah yang rawan kebakaran. Hal ini disebabkan sebagian besar tanaman yang
ada adalah tanaman sawit dan tanah gambut.37
37
http://tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur#.W49oxrgePIU, diakses Pada 5 September 2018.
xlvii
C. Ketinggian
Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut dapat mempengaruhi sifat
tumbuhnya suatu tanaman karena adanya perbedaan suhu yang disebabkan oleh
ketinggian, dimana tiap naik 100 M maka suhu udara turun 0,6° C. Kabupaten
Tanjung Jabung Timur mempunyai ketinggian kurang lebih 0 – 100 M dari
permukaan laut. Topografi daerah pada umumnya dataran rendah terdiri dari
rawa/gambut dengan permukaan tanah banyak dialiri pasang surut air laut.
D. Topografi
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang sebagian secara topografi, seluruh
kawasan mempunyai kelerengan antara 0 – 3 % (datar). Kawasan ini dapat
dikembangkan sebagai kawasan pertanian dengan syarat input drainase, yang
berfungsi juga sebagai saluran irigasi karena adanya pengaruh arus pasang.
Berdasarkan hasil studi serta pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya,
semua elevasi di daerah rawa-rawa sepanjang Sungai Batanghari dinyatakan
dalam acuan ketinggian yang sama, yaitu dalam meter di atas Project reference
Level (M + PRL). Acuan ketinggian di kawasan perencanaan diambil dari
ketinggian BM (Bench Mark) BK 63.38
E. Jenis Tanah
Penyebaran tanah di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara
makro pada umumnya adalah tanah yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu tanah-
tanah yang berumur muda dan tanah organik atau tanah gambut. Beberapa jenis
38
http://tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur#.W49oxrgePIU, diakses Pada 5 September 2018.
xlviii
tanah yang terdapat di kawasan perencanaan menurut Pusat Penelitian Tanah
(PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial Tionik, Aluvial Gleik, Aluvial Humik,
Organosol Fibrik, Organosol Saprik, Organosol Humik, dan Gleisol Humik.39
F. Lahan Gambut
Gambut terbentuk karena pengaruh iklim terutama curah hujan yang
merata sepanjang tahun dan topografi yang tidak merata sehingga terbentuk
daerah-daerah cekungan. Pada daerah cekungan dengan genangan air terdapat
longgokan bahan organik. Hal ini disebabkan suasana yang langka oksigen
menghambat oksidasi bahan organik oleh jasad renik, sehingga proses hancurnya
jaringan tanaman berlangsung lebih lambat dari pada proses tertimbunnya, dengan
demikian terbentuklah gambut, Sementara itu potensi gambut di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur tersebar di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Mendahara
dan Kecamatan Dendang. Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa kandungan
kalori gambut berkisar antara 4000-5500 kalori/gram dengan tebal maksimum
berkisar antara 5-13 meter. Kandungan abu berkisar antara 2,13-4,19 persen,
sedangkan kandungan sulfur berkisar antara 0,27-0,63 persen.
39
http://tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur#.W49oxrgePIU, diakses Pada 5 September 2018.
xlix
G. Rekapitulasi Data Pns Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kondisi 31
Desember 2017
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah PNS Berdasarkan Unit Kerja Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO UNIT KERJA JUMLAH
I Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Sekretariat KPU
93
27
9
2 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Kepegawaian & Pengembangan SMD Daerah
Inspektorat
Badan Kesbangpol dan Linmas
Badan Keuangan Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Narkotika Nasional Kabupaten
Badan Penelitian & Pengembangan Daerah
25
63
28
17
53
24
17
20
3 Dinas Ketahanan Pangan
Dinas Pekerjaan Umum & Penataan Ruang
Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura
Dinas Perkebunan & Peternakan
Dinas Pendidikan
Dinas Perhubungan
Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemuda &Olah raga
Dinas Koperasi, Usaha Kecil & Menengah
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Perikanan
Dinas Komunikasi & Informatika
Dinas Pemberdayaan Masyarakat & Desa
Dinas Kependududukan & Catatan Sipil
Dinas Kesehatan
Dinas Sosial,Pemberdayaan Perempuan&Perlindungan
Anak
Dinas Lingkungan Hidup
Dinas Penanam Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Dinas Pengendalian Penduduk & KB
Dinas Perpustakaan & Kearsipan
Dinas Perumahan & Pemukiman
Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
Satuan Polisi PP & Damkar
24
56
34
31
50
30
31
22
25
25
19
21
24
46
26
20
21
78
19
36
19
26
4 RSUD Hurdin Hamzah 122
5 Kecamatan Muara Sabak Barat
Kecamatan Muara Sabak Timur
Kecamatan Geragai
11
24
18
l
Kecamatan Dendang
Kecamatan Rantau Rasau
Kecamatan Nipah Panjang
Kecamatan Kuala Jambi
Kecamatan Berbak
Kecamatan Mendahara
Kecamatan Mendahara Ulu
Kecamatan Sadu
Kelurahan
17
19
16
13
12
16
12
17
120
6 UPTB
UPTD
Puskesmas
TK
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
89
56
447
29
1.464
469
JUMLAH TOTAL 4.038
Tabel 2. Rekapitulasi Pejabat Eselon Pada Unit Organisasi Setda, Set. DPRD,
Set. KPU, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah diKabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO UNIT
ORGANISASI
ESSELON JUMLAH
TOTAL I II III IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Sekretariat KPU
Inspektorat
Badan Kepegawaian
& Pengembangan
SMD Daerah
Bappeda
Badan Kesbangpol
dan Linmas
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Badan Keuangan
Daerah
Badan Narkotika
Nasional Kabupaten
Badan Penelitian &
Pengembangan
Daerah
RSUD Nurdin
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
1
-
1
1
-
1
1
1
-
1
-
10
3
1
5
3
5
4
4
5
-
4
5
29
8
3
3
8
11
5
7
15
1
9
9
46
12
4
9
12
16
10
12
21
1
14
14
li
Hamzah
JUMLAH TOTAL - 14 49 108 171
Tabel 7. Rekapitulasi Pejabat Eselon Pada Dinas Otonom di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO UNIT
ORGANISASI
ESSELON JUMLAH
TOTAL I II III IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Dinas Pendidikan
Dinas Kesehatan
Dinas Nakertrans
Dinas Kependudukan
& Catatan Sipil
Dinas Perhubungan
Dinas Pekerjaan
Umum & Penataan
Ruang
Dinas Koperasi,
Usaha Kecil &
Menengah
Dinas Parbudpora
Dinas Perpustakaan
& Kearsipan
Dinas Perkebunan &
Perternakan
Dinas TPH
Dinas Perumahan &
Pemukiman
Dinas Perikanan
Dinas Perindag
Dinas Komunikasi &
Infomatika
Dinas Ketahanan
Pangan
Dinas Lingkungan
Hidup
Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Dinas PMPTSP
Dinas Pengendalian
Penduduk & KB
Dinas Sosial,
Pemberdayaan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
1
1
1
1
1
1
1
1
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
5
4
4
5
3
5
4
4
3
5
4
3
5
4
3
4
4
3
4
4
5
13
11
9
11
5
12
10
11
6
14
15
8
11
11
7
11
8
7
8
11
14
19
15
14
17
9
18
25
26
10
20
19
12
17
16
11
16
13
11
13
16
19
lii
22
Perempuan &
Perlindungan Anak
Satuan Polisi PP &
Damkar
-
1
4
9
14
JUMLAH TOTAL - 19 89 222 330
Tabel 3.Rekapitulasi Pejabat Eselon Pada Pada Kantor Kecamatan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO UNIT
ORGANISASI
ESSELON JUMLAH
TOTAL I II III IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Mendahara
Mendahara Ulu
Geragai
Dendang
Muara Sabak Barat
Muara Sabak Timur
Kuala Jambi
Rantau Rasau
Berbak
Nipah Panjang
Sadu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
6
4
5
4
6
6
5
5
5
5
5
8
6
7
6
7
8
7
7
7
7
7
JUMLAH TOTAL - - 21 56 84
liii
Tabel 4. Rekapitulasi Pejabat Eselon Pada Kantor Kelurahan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO UNIT
ORGANISASI
ESSELON JUMLAH
TOTAL I II III IV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Mendahara Ilir
Pandan Jaya
Rano
Nibung Putih
Parit Culum I
Parit Culum II
Talang Babat
Teluk Dawan
Kampung Singkep
Muara Sabak Ulu
Muara Sabak Ilir
Kampung Laut
Tanjung Solok
Bandar Jaya
Rantau Indah
Simpang Tuan
Simpang
Nipah Panjang I
Nipah Panjang II
Sungai Lokan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
2
3
2
1
3
1
3
1
1
1
1
3
2
1
2
4
6
1
1
1
2
3
2
1
3
1
3
1
1
1
1
3
2
1
2
4
6
1
JUMLAH TOTAL - - - 40 40
Tabel 5. Rekapitulasi Pejabat Eselon Pada Kantor Unit Pelaksana Tenis
Dinas dan Badan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun
2017
NO UNIT
ORGANISASI
ESSELON JUMLAH
TOTAL I II III IV
1
2
3
4
5
6
7
UPTD TPH
UPTD Pendidikan
UPTD Poskeswan
UPTD Balai
Pembibitan Ternak
UPTD Balai Benih
Utama TPH
UPTD Balai Latihan
Kerja
UPTD KTM Geragai
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
14
3
1
2
2
1
20
14
3
1
2
2
1
liv
8
9
10
11
12
13
UPTD Instalasi
Farmasi
UPTD Sistem
Pengolahan Air
Minum
UPTD BKD
UPTD Pengelola
Tempat Rekreasi
UPTD Bina Marga
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
3
1
2
2
1
3
1
2
JUMLAH TOTAL - - - 52 52
Tabel 6. Rekapitulasi Jumlah PNS Berdasarkan Penyebaran di Wilayah
Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO WILAYAH KECAMATAN JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Mendahara
Mendahara Ulu
Geragai
Dendang
Muara Sabak Barat
Muara Sabak Timur
Kuala Jambi
Rantau Rasau
Berbak
Nipah Panjang
Sadu
204
168
347
224
1.477
372
168
381
134
390
173
JUMLAH TOTAL 4.038
Tabel 7. Rekapitulasi Jumlah PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1
2
3
4
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Atas
Diploma I
41
56
879
30
lv
5
6
7
8
9
10
Diploma II
Diploma III
Diploma IV
Strata 1
Strata 2
Strata 3
502
587
30
1.799
114
-
JUMLAH TOTAL 4.038
Tabel 8. Rekapitulasi Jumlah PNS Berdasarkan Jenis Kelamin Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO JENIS KELAMIN JUMLAH
1
2
Laki – Laki
Perempuan
2.075
1.963
JUMLAH TOTAL 4.038
Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah PNS Berdasarkan Jenis Kelamin Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017
NO GOLONGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1
2
3
4
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
32
478
986
579
5
416
1.100
442
37
894
2.086
1.021
JUMLAH TOTAL 2.075 1.963 4.038
H. Gambaran Kantor Badan Kepegawaian Daerah (Bkd) Tanjung Jabung
Timur.
Visi Dan Misi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2016-2021
VISI
TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL NEGARA YANG PROFESSIONAL,
DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB DAN SEJAHTERA
lvi
MISI
Misi pengembangan SDM Aparatur di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada
dasarnya diembang oleh Bupati yang secara operasional dilaksanakan oleh Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Adapun Misi pengembangan SDM Aparatur yang harus
dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Daerah adalah
sebagai berikut: 1. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur yang memiliki kompetisi dan professional
dalam tugas.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan yang transparan, akuntabel dan partisipasif.
3. Mengembangkan Sistem Informasi Kepegawaian berbasis Teknologi Informasi.
STRUKTUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
KEPALA : Drs. Hadi Firdaus, M.Si
SEKRETARIS : Desi Herdianti, SE, MT, M.Sc
KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN - Ahmad Arif, S.Kom
- Ahmad Habibi
- Susilawati A.Md
- Erni Yusnita
KASUBBAG PROGRAM DAN KEUANGAN - Surya Aladian, S.IP
- Buhari, A.Md,
- Maya Zuhdia.
BIDANG PERENCANAAN MUTASI DAN PROMOSI - Angga Harismurtha, S. STP. MH
KASUBBAG MUTASI DAN PENSIUN - Apri Trilegiwo, SH
- Ridho Hamid, SE
- Amir, A.Md
- Hermansyah, A.Md
KASUBBID PERENCAAN KEPEGAWAIAN - Husniawati, SE.,M.Si.,Akt,
- Suriadi,
- Maslan
KASUBBID PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN PROMOSI
JABATAN - Dedi Arman, S. Pd,
lvii
- Desi Triwastuti, A. Md,
- Misriati
BIDANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, PEMBINAAN DAN
KESEJAHTERAAN PEGAWAI - Aria Ika Nuryana, S. STP
KASUBBID PENDIDIKAN DAN PELATIHAN - HMD Karziaoni, S. Pt.,M.Si
- Muhammad Rafi
- Marlina, A.md
- Pinoarso, A.md
KASSUBID PEMBINAAN PEGAWAI - Yoki Alfat, SH, Mulyadi
KASUBBID KESEJAHTERAAN PEGAWAI - Hati Yusmiati, S. Kom, Nanik Sugiarti, SE, M. Yamin, Yoffie Juliansyah Putra
lviii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Bentuk Pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil di
Kantor BKPSDM Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2018.
Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
disiplin Pegawai Negeri Sipil, Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan
Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan
yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Menurut PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,
“Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan
disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.”40
Kewajiban dan pelanggaran disiplin di jelaskan dalam Bab II Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Bentuk pelanggaran atas kewajiban dan larangan di bagi dalam tingkat dan
jenis hukuman. Berdasarkan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang disiplin PNS tingkat dan jenis hukuman disiplin adalah sebagai berikut:
Tingkat hukuman disiplin terdiri dari hukuman disiplin ringan, sedang dan
berat. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis, dan
pernyataan tidak puas secara tertulis. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari
penundaan kenaikan gaji berkala selama satu tahun, penundaan kenaikan pangkat
1 tahun dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah satu tahun. Jenis hukuman
40 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
lix
disiplin berat terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga)
tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Berikut bentuk pelanggaran berdasarkan bentuk hukum :
A. Pelanggaran dengan hukuman disiplin ringan bagi pelangaran kewajiban dan
larangan.
Pelanggaran dengan hukuman disiplin ringan adalah dijatuhkan bagi
pelanggaran terhadap kewajiban :
1. Setia dan taaat sepenuhnya kepada Landasan Dasar Negara dan Pemerintah .
2. Menaati Segala Peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
3. Melaksanakan tugas kedinasan sesuai dengan tanggunga jawab dan tujuan tugas kedinasan tersebut;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS sebagaimana dimaksud;
5. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan sesuai kode etik jabatan 7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara; 8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja teguran lisan bagi pns yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) hari kerja; teguran tertulis bagi pns, yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja; dan pernyataan tidak puas secara tertulis bagi pns yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja.
10. Menggunakan sarana dan prasarana milik negara dengan sebaik-baiknya;
11. Memberikan pelayanan prima, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
lx
12. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja;
13. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja; dan
14. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.41
Bentuk pelanggaran dengan hukuman disiplin ringan dijatuhkan bagi
pelanggaran terhadap larangan:
a. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara, secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
b. Melakukan konspirasi di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja;
c. Menyalahgunakan wewenang terhadap bawahan, apabila pelanggaran dilakukan dengan tidak sengaja;
d. Melakukan suatu tindakan atau membiarkan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja.
B. bentuk pelanggaran dengan hukuman disiplin sedang bagi pelangaran
kewajiban dan larangan
bentuk pelanggaran yang sedang dimaksud adalah pelanggaran terhadap
kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1. Pelanggaran terhadap sumpah/janji PNS dan sumpah janji jabatan, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah;
2. Tidak Setia dan taat sepenuhnya Landasan Dasar Negara, negara kesatuan republik indonesia, dan pemerintah, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
3. Menaati segala bentuk peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
41
Pasal 8 PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
lxi
4. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
5. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
6. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
7. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
8. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan;
9. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
10. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa: penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja; penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi pns yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25 (dua puluh lima) hari kerja; dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi pns yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh enam) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja;
11. Mencapai target dan sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% (dua puluh lima persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen);
12. Menggunakan dan sarana dan prasarana milik negara dengan sebaik-baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
13. Memberikan pelayanan publik dengan maksimal, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
14. kepemimpinan dalam melaksanakan tugas, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja;
15. Memberikan peluang kepada pegawai untuk mengembangkan karier, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja; dan
16. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan.
Bentuk pelanggaran dengan hukuman disiplin sedang bagi pelanggaran terhadap
larangan:
1. Menggunakan atau mengambil sarana dan prasarana milik negara secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
lxii
2. Melakukan konspirasi baik di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan;
3. Kewenangan pemimpin tehadap bawahan, apabila pelanggaran dilakukan dengan sengaja;
4. Melakukan suatu tindakan atau membiarkan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi;
6. Ikut dalam kegiatan politik;
C. Bentuk pelanggaran dengan hukuman disiplin berat terhadap kewajiban dan
pelanggaran
Bentuk pelanggaran dengan hukuman disiplin berat terhadap kewajiban yaitu
pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Landasan Dasar Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan sebagaimana, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
7. Bekerja secara profesional untuk kepentingan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa: penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi pns yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu) sampai dengan 35 (tiga
lxiii
puluh lima) hari kerja; pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi pns yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) hari kerja; pembebasan dari jabatan bagi pns yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41 (empat puluh satu) sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja; dan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS bagi pns yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, apabila pencapaian sasaran kerja pegawai pada akhir tahun kurang dari 25% (dua puluh lima persen);
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
12. Memberikan pelayanan prima kepada publik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
13. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara.
Bentuk pelanggaran dengan hukuman disiplin berat terhadap kewajiban yaitu
pelanggaran terhadap larangan adalah sebagai berikut:
1. Menyalahgunakan wewenang 2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain 3. Rangkap jabatan tanpa izin pemerintah. 4. Bekerja pada pihak asing. 5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara;
6. Melakukan konspirasi di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara
7. menjanjikan akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan
8. gratifikasi. 9. Melakukan suatu tindakan atau membiarkan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani atau menghalangi tugas kedinasan sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani
10. Ikut dalam kegiatan politik (berpolitik).
lxiv
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubbid Pembina Kepegawaian
bahwa
“Kasus pelanggaran disiplin rata-rata terjadi pada masalah disiplin
kehadiran, pelanggaran disiplin kehadiran yang paling sering terjadi dan
bukan menjadi rahasia umum lagi yang mungkin sama terjadi di wilayah
lain yang bukan hanya di kabupaten Tanjung jabung Timur saja. Jadi
disiplin kehadiran itu yang paling tinggi angkanya, maka dari itu sudah
cukup banyak PNS yang diberikan hukuman disiplin ringan karena sering
tidak hadir beberapa hari, akan tetapi tidak serta merta kemudian
dijatuhkan hukuman karena ada ketentuannya bahwa lima hari secara
berturut-turut kalau tidak hadir baru kemudian dijatuhkan hukuman
disiplin. Kalau memang ternyata sehari dua hari kemudian ditegur lalu
kemudian hadir dan itu tidak perlu dijatuhkan hukuman dan angka
pelanggaran disiplin kehadiran itu sedikit demi sedikit mulai menurun.
Dengan adanya peraturan tentang pemotongan gaji tunjangan yang apabila
sering tidak hadir atau malas maka hal tersebut yang kemudian
memotivasi PNS itu sendiri untuk datang tepat waktu hadir pada setiap
harinya”.42
Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Kasubbid Pembinaan pelaksana
bidang Pembina kepegawain juga mengatakan bahwa pelanggaran yang terjadi di
Tanjung Jabung Timur itu berkisaran tentang masalah kehadiran.
Muliadi sebagai Pengelolah Kepegawaian mengatakan
“Dalam masalah kedisiplinan kehadiran juga sering ada masalah
pelanggaran yang masuk dalam hal kedisiplinan jam kerja, dia dalam
keterangan hadir tetapi di dalam jam kerjanya dia keluar dan itu pernah
terjadi. Lalu kita beri arahan dan teguran langsung supaya tidak
mengulangi kesalahan yang sama agar yang bersangkutan tidak kembali
mengulangi pelanggaran tersebut, karena dia menyadari akan ada sangsi
yang lebih berat lagi kedepannya apabila dia melakukan pelanggaran dan
itu akan menjadi efek jera bagi yang bersangkutan”. 43
42
Wawancara Yoki Alfat selaku Kasubbid Pembinaan Kepegawaian Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Pada 27 September 2018. 43
Wawancara Mulyadi Pelaksana pengelolan Pembinaan Kepegawaian Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Pada 27 September 2018.
lxv
Berdasarkan hasil wawancara dengan Perdamean Sitombing Keu Selain
masalah absen kehadiran juga terdapat masalah kehadiran pada jam kerja atau
kurangnya mentaati ketentuan jam kerja yang sudah ditentukan sesuai dengan
peraturan yang telah dibuat yaitu selama tujuh setangah jam (dari pukul 07:30
sampai dengan pukul 16:00 ) dan tujuh setengah jam itu tidak termasuk jam
istirahat pada pukul 12:00 s/d 13:00. Namun di dalam jam kerja tersebut
terkadang masih ada beberapa PNS yang keluar tanpa izin ke atasan.44
Selain itu masyarakat berpendapat mengenai pelanggaran dispilin yang di
lakukan oleh PNS yaitu “menambah libur pada saat perayaan hari besar Islam
seperti hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.”45
“Pelanggaran lain yaitu seperti
masalah kedisiplinan jam kerja masyarakat pernah melihat PNS yang datang ke
Kantor jam sepuluh.” 46
Menurut Agita Ekarani, Kasubag Perencanaan Kantor Inspektorat Tanjung
Jabung Timur,
“Masalah yang terjadi mengenai PNS adalah berupa teguran-teguran,
karena selama tahun 2018 ini saya sering melihat surat yang masuk dari
teguran kepala OPD nya langsung karena yang bersangkutan tingkat
kehadirannya yang rendah pelanggaran lain yang terjadi yaitu pada
pelanggaran kode etik biasanya seperti melakukan tindakan yang
istilahnya mengancam karena dia tidak merasa cocok dengan atasan
seperti yang pernah saya tangani dia melakukan tindakan yang
mengancam seperti misalnya merobek kursi menggunakan benda tajam
44
Wawancara dengan Perdamean Sitombing Keu, jabatan; Irban Wil IV Pada 27
September 2018. 45
Wawancara dengan M.Amin Selaku Warga Asli Tanjung Jabung Timur Pada 29
September 2018. 46
Wawancara dengan Tandrisana Masyarakat Tanjung Jabung Timur Pada 29 September
2018.
lxvi
(pisau) di kursi kepala dan itu pernah terjadi. Ada juga pelanggaran kode
etik PNS yang pernah terjadi yaitu masalah perselingkuhan dan kalau
pelanggaran disiplin itu ya masalah di jam kerja dan terkadang sering tidak
ikut apel”.47
Data yang di dapat dari kantor BKPSDM mengenai pelanggaran yang dilakukan
oleh PNS Tahun 2018 menunjukkan bahwa
No Nama/Nim/Pa-
ngkat
Jabatan
/Instansi Pelanggaran Jenis Hukuman Disiplin
1 Askabul Yamin,
SE
19730627200012
1001
Kasi.
Kesos
Kec.
Berbak
Tidak
masuk kerja
tanpa
keterangan.
(25 Jan s.d
21 Feb 2018
dan 23 Feb
s.d 5 Mar
2018)
1. Teguran Lisan
berdasarkan
Keputusan Camat
nomor 34 Tahun
2018 tangggal 20
April 2018.
2. Teguran tertulis
berdasarkan
Keputusan Camat
nomor 35 Tahun
2018 tanggal 30
April 2018.
3. peryataan tidak puas
berdasarkan
Keputusan Camat
nomor 36 Tahun
2018 tanggal 9 Mei
2018.
2 Indra Asmawardi
19750512200012
1002
Pelaksana
Kantor
Lurah
Simpang
Tuan Kec.
Mendahara
Ulu
Sakit
Kejiwaan
(Januari
2018)
Solusi:
1. Diberikan cuti sakit
sesuai PP 11 tahun
2017 pasal 319 dan
310
2. Bentuk Tim Penilaian
yang didalamnya
terlibat Tim Medis
yang ditunjuk oleh
pemerintah.
3. Diberikan
kesempatan berobat
47
Wawancara dengan Agita Ekarani Kasubag Perencanaan Kantor Inspektorat Tanjung
Jabung Timur Pada 27 September 2018.
lxvii
selama 6 Bulan,
setelahnya meminta
rekomendasi tim
medis atas kesalahan
jiwa Ybs, jika belum
sembuh diberikan
kesempatan 6 bulan
terakhir untuk
berobat. Jika
rekomendasi tim
medis menyatakan
Ybs belum sembuh,
maka terhadap Ybs
dapat diberhentikan
dengan hormat tidak
atas permintaan
sendiri sebagai PNS.
3. Ary Dwi Saputra
19780930200012
1003
Pelaksana
Kantor-
kantor
Kecamatan
Mendahara
Ulu
Tidak
Masuk
Kantor
(Januari
2018)
1. Belum ada tindakan
2. Laksanakan
Pembinaan oleh atasn
Langsung
berdasarkan dengan
mempedomani PP 53
Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS.
Menurut analisa penulis bentuk pelanggaran disiplin yang terjadi di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu terkait permasalahan kehadiran,
kedisiplinan jam kerja, terkadang tidak ikut apel, sementara itu tingkat kehadiran
pegawai menjadi permasalahan yang paling sering terjadi. kehadiran itu tadi
yang paling tinggi angkanya.
B. Proses Penegakan Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar di
Kabupaten Tajung jabung Timur Berdasarkan Peraturan Pemeritah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri.
Proses penegakan sanksi bagi pelanggaran disiplin oleh Pegawai Negeri
Sipil berdasarkan Peraturan Pemeritah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
lxviii
Pegawai Negeri Sipil melalui beberapa tahapan dimulai dari tahapan
pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan dan penyambpaian keputusan hukuman
disiplin. Berikut penjelasan dari tahapan-tahapan diatas:
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dipanggil secara tertulis
oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan. Pemanggilan kepada PNS
yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dilakukan paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan. Apabila pada tanggal yang seharusnya
yang bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan
diperiksa pada pemanggilan pertama. Apabila pada tanggal pemeriksaan PNS
yang bersangkutan tidak hadir juga maka pejabat yang berwenang menghukum
menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada
tanpa dilakukan pemeriksaan.48
Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin setiap atasan langsung wajib
memeriksa terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
Pemeriksaan dilakukan secara tertutup dan hasilnya dituangkan dalam bentuk
berita acara pemeriksaan. Apabila menurut hasil pemeriksaan kewenangan untuk
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS tersebut merupakan kewenangan:
atasan langsung yang bersangkutan maka atasan langsung tersebut wajib
menjatuhkan hukuman disiplin; pejabat yang lebih tinggi maka atasan langsung
tersebut wajib melaporkan secara hierarki disertai berita acara pemeriksaan.49
48
Pasal 23 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS 49
Pasal 24 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
lxix
Khusus untuk pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan ayat (4) dapat dibentuk Tim
Pemeriksa. Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari atasan
langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang
ditunjuk. Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk.50
Apabila diperlukan, atasan langsung, Tim Pemeriksa atau pejabat yang
berwenang menghukum dapat meminta keterangan dari orang lain.51
Dalam
rangka kelancaran pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat, dapat
dibebaskan sementara dari tugas jabatannya oleh atasan langsung sejak yang
bersangkutan diperiksa. Pembebasan sementara dari tugas jabatannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sampai dengan ditetapkannya
keputusan hukuman disiplin. PNS yang dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan hak-hak
kepegawaiannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal atasan
langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ada, maka pembebasan
sementara dari jabatannya dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi.52
Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
harus ditandatangani oleh pejabat yang memeriksa dan PNS yang diperiksa.
50
Pasal 25 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS 41
Pasal 26 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS 42
Pasal 27-28 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
lxx
Dalam hal PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berita acara pemeriksaan
tersebut tetap dijadikan sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin. PNS
yang diperiksa berhak mendapat foto kopi berita acara pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).53
Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan
Pasal 25 pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin.
Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.54
PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa
pelanggaran disiplin, terhadapnya hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman
disiplin yang terberat setelah mempertimbangkan pelanggaran yang dilakukan.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan pelanggaran
disiplin yang sifatnya sama, kepadanya dijatuhi jenis hukuman disiplin yang lebih
berat dari hukuman disiplin terakhir yang pernah dijatuhkan. PNS tidak dapat
dijatuhi hukuman disiplin dua kali atau lebih untuk satu pelanggaran disiplin.
Dalam hal PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya akan
dijatuhi hukuman disiplin yang bukan menjadi kewenangannya, Pimpinan instansi
atau Kepala Perwakilan mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin kepada
53
Pasal 29 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS 44
Pasal 30 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS 45
Pasal 31 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
lxxi
pejabat pembina kepegawaian instansi induknya disertai berita acara
pemeriksaan.55
Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat
yang berwenang menghukum Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan secara tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum atau
pejabat lain yang ditunjuk kepada PNS yang bersangkutan serta tembusannya
disampaikan kepada pejabat instansi terkait. Penyampaian keputusan hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan. Dalam hal PNS yang dijatuhi
hukuman disiplin tidak hadir pada saat penyampaian keputusan hukuman disiplin,
keputusan dikirim kepada yang bersangkutan.56
Sejalan dengan PP Nomor 53 Tahun 2010 berdasarkan hasil wawancara
dengan Kasubbid jabatan Pembina kepegawaian ditegaskan bahwa
“Proses pelanggaran-pelanggaran itu diatur dalam PP NO.53 Tahun
2010 tentang disiplin PNS bahwa pelanggaran terhadap kewajiban,
hukuman disiplinnya apa karena hukuman disiplin itu sendiri berjenjang
ada hukuman yang dari ringan dulu dan ringan itupun ada jenisnya ,
mulai lagi dari teguran lisan, teguran tertulis, sampai dengan
pernyataan tidak puas dan naik lagi pada tingkatan hukumannya ke
hukuman disiplin sedang dan ada tingkatannya lagi sampai kepada
hukuman disiplin berat dengan tahap pemberhentian”.57
Kemudian ditambahkan oleh Pelaksana pengelolan Pembinaan
Kepegawaian Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dalam PP No. 53 Itu disebutkan
bahwa terhadap pelanggaran PNS atasan langsunglah yang kemudian memberikan
56 Pasal 31 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
57 Wawancara dengan Yoki Alfat selaku Kasubbid Pembinaan Kepegawaian Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Pada 27 September 2018.s
lxxii
hukuman, dahulu asumsinya itu di BKD (Badan kepegawaian daerah) dan
sekarang sudah menjadi BKPSDM (Badan kepegawaian dan pengembangan
sumber daya manusia) tapi kalau semua dibebankan kepada BKPSDM tentu akan
terjadi tidak objektif penilaiannya maka dalam PP NO. 53 Tahun 2010 mengatur
dengan jelas bahwa hukuman itu diberikan oleh atasan langsung, jadi sekarang
kalau misalnya SKPD, OPD sekarang ada PNS yang melakukan pelanggaran
mulai dari disiplin dan tidak hadir itu silahkan OPD yang menindak, artinya
atasan langsung dan atasannya berjenjang, kalau dia staf kemudian ada Kasinya,
atau ada Kasubagnya ada Kadis. segala macam berjenjang dan itu harus atasan
langsung melakukan teguran sampai dengan pemberhentian. Prinsipnya dalam PP
No.53 tahun 2010 ada pelanggaran, panggilan,dibuatkan berita acara, dan
jatuhkan hukuman.58
Berdasarkan temuan peneliti ketika melakukan penelitian di kantor Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Daerah
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur menemukan bahwa di tahun 2018
ini sudah terdapat tiga Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi sanksi
Pertama, pegawai bernama Askabul Yamin, SE, Kasi. Kesos Kec.
Berbak, tidak masuk kerja tanpa keterangan (25 Januari s.d 21 Februari 2018 dan
23 Feb s.d 5 Maret 2018). Pelanggaran Disiplin yang dilakukan adalah termasuk
pelanggaran terhadap kewajiban PNS di lihat dari Peraturan Pemerintah No.53
Tahun 2010 pada Pasal 3 ayat 11 yaitu melanggar kewajiban masuk kerja dan
menaati ketentuan jam kerja, dimana hukuman bagi pelanggaran termasuk
58
Wawancara Mulyadi Pelaksana pengelolan Pembinaan Kepegawaian Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, Pada 27 September 2018.
lxxiii
pelanggaran Sedang sesuai dengan Pasal 9 ayat 11 yaitu Askabul Yamin
melanggar kewajiban masuk kerja Selama 19 hari kerja tanpa alasan di beri
hukuman penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun.
Proses yang dilakukan BKD terhadap kasus diatas terdiri dari teguran lisan
berdasarkan Keputusan Camat nomor 34 Tahun 2018 tanggal 20 April 2018,
teguran tertulis berdasarkan keputusan Camat nomor 35 Tahun 2018 tanggal 30
April 2018 dan pernyataan tidak puas berdasarkan Keputusan Camat nomor 36
Tahun 2018 tanggal 9 Mei 2018.
Menurut analisis penulis bahwa dari permasalahan di atas seharusnya
pihak pemerintah terkait memberikan sanksi hukuman disiplin sedang sesuai
dengan Pasal 9 ayat 11 huruf a yang berbunyi: penundaan kenaikan gaji berkala
selama (satu) tahun bagi PNS malas yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah
selama 16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja. jika pelanggaran
masuk kerja satu hari sampai dengan lima belas hari hukuman tersebut berupa
teguran lisan maupun tertulis jika sudah melebihi batas ketentuan hukuman ringan
maka masuk ke hukuman disiplin sedang dan dijatuhkan harus sesuai dengan
ketentuan yang sudah dibuat atau ditentukan dalam PP No.53 Tahun 2010.
Kedua, pegawai atas nama Indra Asmawardi, Pelaksana Kantor Lurah
Simpang Tuan Kec. Mendahara Ulu, dengan pemaslahan kejiwaan (Januari 2018).
Menurut Analisis Penulis mengenai PP NO.53 TAHUN 2010 tentang
disiplin Peagawai Negeri Sipil dirasa masih memiliki kekurangan karena seperti
permasalahan diatas belum diatur dalam PP NO.53 Tahun 2010 untuk itu perlu
lxxiv
diadakan perbaikan mengenai peraturan tentang PNS yang mengalami sakit jiwa,
cacat fisik atau sejenisnya.
Ketiga, pegawai atas nama Ary Dwi Saputra, Pelaksana Kantor Kecamatan
Mendahara Ulu. Pelanggaran disiplin yang dilakukan yaitu tidak masuk kantor
(Januari 2018). Pelanggaran yang dilakukan oleh bersangkutan termasuk dalam
pelanggaran kewajiban masuk kerja seperti kasus pertama, permasalahan ini sama
dengan bentuk pelanggaran dari pelanggaran pertama yaitu masuk ke hukuman
disiplin sedang dan dijatuhkan harus sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat
atau ditentukan dalam PP No.53 Tahun 2010 sesuai dengan Pasal 9 ayat 11 huruf
a yang berbunyi: penundaan kenaikan gaji berkala selama (satu) tahun bagi PNS
malas yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam belas)
sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja. Namun proses yang terjadi dilapangan
hanya dilakukan pembinaan dari pimpinan seharusnya tindakan sanksi harus
sesuai dengan peraturan dengan mempedomani PP No.53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS artinya ketegasan pemimpin menjadi faktor penting dalam proses
penegakan disiplin bagi PNS.
Menurut analisis penulis berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui
dari keseluruhan permasalahan diatas nampak bahwa tindakan yang diambil oleh
Pemerintah terkait di lapangan belum sesuai dengan PP No.53 Tahun 2010.
Seharusnya pemerintah mengambil tindakan yang lebih tegas yang sesuai
denganPeraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010, Jika pemimpin lebih tegas maka
jumlah pelanggaran akan semakin berkurang. Selain itu, PP No.53 tahun 2010
diharapkan lebih lengkap dalam membuat ketentuan pelanggaran PNS seperti
lxxv
ketentuan mengenai PNS yang terkena penyakit kejiwaan, cacat fisik dan
sebagainya yang belum ada dalam PP Nomor 53 tahun 2010.
Menurut analisis penulis bahwa proses penegakan sanksi bagi pelanggaran
disiplin oleh Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Tajung jabung Timur -itu secara
tahapan pemanggilan dan pemeriksaan sudah sesuai karena sudah melalui atasan
langsung yang memberikan teguran dan sanksi. Namun, pada tahapan penjatuhan
dan penyampaian keputusan hukuman disiplin, belum sesuai dengan PP Nomor
53 Tahun 2010. Berdasarkan data pelanggaran dari kantor Badan Kepegawaian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Daerah Pemerintah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, menurut hemat peneliti, pelanggaran yang
dilakukan oleh Askabul Yamin dalam kasus pelanggaran disiplin tidak masuk
kerja tanpa keterangan selama 19 hari kerja, seharusnya masuk ke proses
hukuman disiplin sedang sesuai dengan Pasal 9 ayat 11 yaitu bentuk pelanggaran
terhadap kewajiban masuk kerja Selama 19 hari kerja tanpa alasan dengan
hukuman penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun.
Akan tetapi proses yang dilakukan BKD terhadap kasus pelanggaran yang
di atas terdiri dari teguran lisan berdasarkan Keputusan Camat nomor 34 Tahun
2018 tanggal 20 April 2018, teguran tertulis berdasarkan keputusan Camat nomor
35 Tahun 2018 tanggal 30 April 2018 dan pernyataan tidak puas berdasarkan
Keputusan Camat nomor 36 Tahun 2018 tanggal 9 Mei 2018. Artinya proses yang
dilakukan oleh BKD Tanjung Jabung timur kepada Askabul Yamin masuk
kedalam pelanggaran disiplin ringan, pelanggaran tadi seharusnya masuk dalam
kategori hukuman disiplin sedang dengan hukuman penundaan kenaikan gaji
lxxvi
berkala selama 1 (satu) tahun. Jadi menurut analisis penulis bahwa dari
permasalahan di atas seharusnya pihak pemerintah terkait harus memberikan
sanksi hukuman disiplin yang sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat atau
ditentukan dalam PP No.53 Tahun 2010.
C. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Penegakan Sanksi bagi
Pegawai Negeri Sipil yang Melanggar tersebut di Kantor BKPSDM
Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2018.
Dalam penegakan sanksi bagi ketiga PNS yang melakukan pelanggaran di
Kantor BKPSDM terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong dan
penghambat dalam penegakan sanksinya yaitu berdasarkan observasi yang penulis
lakukan. Yang pertama adalah faktor kepemimpinan. Pembinaan melalui
kepemimpinan merupakan faktor pendukung sekaligus penghambat dalam
penegakan disiplin PNS, artinya jika pemimpin memiliki ketegasan maka akan
menjadi faktor yang mendukung dalam penegakan disiplin PNS. Dalam ketiga
kasus tersebut menurut saya pemimpin kurang tegas dengan memberikan sanksi
terhadap PNS yang melanggar disiplin. Kedua, pemahaman terhadap aturan dalam
hal penegakan disiplin adalah PP Nomor 53 Tahun 2010. Sebagai contoh
pelanggaran yang seharusnya mendapat sanksi dengan hukuman sedang tapi di
berikan sanksi dengan hukuman ringan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Adi Irawan Saputra selaku Anggota
Sat Pol PP Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Dalam proses menindak PNS yang melanggar untuk mendapatkan efek
jera bagi yang bersangkutan atas perbuatan pelanggaran yang telah
diperbuatnya. Jika proses tersebut dilaksanakan sesuai dengan aturan dan
lxxvii
pedoman dalam penegakan disiplin maka penegakan tersebut akan dapat
diterapkan dengan baik.59
Ketiga sosialisasi mengenai displin pegawai sebagai faktor pendorong
dalam penegakan sanksi yaitu dilakukan dengan pembinaan-pembinaan melalui
atasannya, selain itu PNS diberi bimbingan langsung pada saat apel pada hari
senin dan hari jumat di Kantor Bupati.
Keempat, sarana dan prasarana penunjang dapat menjadi faktor pendukung
maupun penghambat dalam upaya penegakan dispilin PNS, dari hasil observasi di
Kantor BKPSDM tidak terdapat CCTV. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Pardamean Sitombing Keu, jabatan; Irban Wil IV Inspektorat Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
“Masalah kurangnya fasilitas dikantor untuk memantau secara langsung seperti CCTV yang belum ada ditiap-tiap ruangan karena apabila ada CCTV maka akan lebih objektif dan mudah untuk dipantau secara langsung. Kekurangan di sini belum bisa online atau adanya fasilitas CCTV untuk laporan serta untuk melihat secara langsung atas aktifitas yang dilakukan untuk pemantauan.”60
59
Wawancara dengan Adi Irawan Saputra selaku Anggota Sat Pol PP Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Pada 27 Septembr 2018. 51
Wawancara Dengan YOKI ALFAT Sebagai Kasubbid Pembina Kepegawaian BKD
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Pada 27 September 2018.
51
Wawancara Dengan Pardamean Sitombing Keu, jabatan; Irban Wil IV Inspektorat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Pada 27 Septembr 2018. 52
Wawancara Dengan Pardamean Sitombing Keu, jabatan; Irban Wil IV Inspektorat
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Pada 27 Septembr 2018.
lxxviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bentuk pelanggaran disiplin yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
yaitu terkait permasalahan kehadiran, kedisiplinan jam kerja, terkadang tidak
ikut apel, sementara itu tingkat kehadiran pegawai menjadi permasalahan yang
paling sering terjadi. kehadiran itu tadi yang paling tinggi angkanya.
2. Proses Sanksi bagi pelanggaran disiplin oleh Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Tajung jabung Timur Berdasarkan Peraturan Pemeritah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu melalui beberapa
tahapan dimulai dari tahapan pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan dan
penyambpaian keputusan hukuman disiplin.
3. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat dalam Penegakan Sanksi bagi
Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Faktor
pendorongnya dan pendukung yaitu faktor kepemimpina, faktor pemahaman
terhadap aturan, faktor sosialisasi terhadap disiplin, dan faktor sarana
prasarana.
B. Saran
Solusi kedepannya supaya angka pelanggarannya menurun, sebagai pelaku
pimpinan bisa kemudian membimbing staf yang dibawah atau jajaran-jajaran yang
dibawah. kemudian pimpinan bisa menjadi panutan dan bisa memberi contoh
bukan hanya sekedar mengajarkan saja, itu yang sangat penting agar pimpinan
lxxix
bisa menjadi contoh bagi bawahannya. Diperlukan pada setiap Pegawai Negeri
Sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada pancasila dan Undang- Undang
Dasar 1945, PNS yang mempunyai mental baik, berdaya guna, berkualitas tinggi,
mempunyai kesadaran tinggi akan tanggung jawabnya. Selanjutnya penegakan
hukum juga jangan ragu-ragu artinya tidak boleh juga tebang pilih siapapun dia
yang berbuat salah yang namanya salah maka akan ada hukuman. Proses yang di
ambil hendaknya sesuai dengan peraturan yang berlaku pihak yang berwenang
memberi sanksi hendaknya lebih memahami tentang peraturan dan
menerapkannya, selain itu upayakan fasilitas penunjang agar kedepan proses dan
upaya penegakan sanksi disiplin PNS lebih baik.
lxxx
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
An-Nisa :4 (59)
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011).
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, (2012).
B. Perundang-undangan
PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pasal 3 PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pasal 8 PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
Pasal 23 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 24 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 25 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 26 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 27 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 28 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 29 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 30 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
Pasal 31 PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
lxxxi
C. Jurnal
Alwi Hasyim Batubara, “Konsep Good Governance dalam Konsep Otonomi
Daerah,” Jurnal Analisis Administrasi Kebijakan, Vol. 3 Nomor 1
januiari- April 2006.
Dwi Heri Sudaryanto, “Penegakan Disiplin Pegawai Negeri SIpil, “Jurnal Forum
Manajemen, Vol.4 Nomor 3, 2014.
Gusti Lanang Rakayoga, “Disiplin Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Ditinjau dari Aspek Hukum
Kepegawaian Di Indonesia, “Jurnal IUS (Hukum dan Keadilan), Vol. II
NO. 5, 2014.
Muhammad Ilham Ari Saputra, “Penerapan Prinsip-pinsip Good Governance
dalam Penyelenggaraan Reforma Agraria di Indonesia, “YURIDIKA, Vol.
28 Nomor 2 Mei- Agustus 2013, hlm. 193.
Saadah, “Implementasi Peraturan Pemerintah Tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Muaro Jambi, “Jurnal Ilmu dan
Administrasi, Vol. XII Nomor. 2 , 2015.
Wildan Lutfi A, Mayahayati K, “Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 Tentang Dsiplin Pegawai Pegawai Khususnya Aspek Jam
Kerja di Kutai Kartanegara, “Jurnal Borneo Administrator, Vol. 11
Nomor. 3, 2015.
lxxxii
D. Skripsi
A.A Ngurah Anom Chandra Cahyadi dan I Wayan Parsa , “Penegakan Sanksi
Disiplin Bagi Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
Andi Yenni Yunianti, “Implementasi Kebijakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan”, Skripsi Universitas
Hasanuddin Makasar, tahun 2014.
Muhamad Aryono, “Penegakan Hukum Disiplin Berat Bagi Pegawai Negeri Sipil
di Pemerintahan Kota Bandung Provinsi Jawa Barat”. Skripsi,
Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, tahun 2012.
Ruzieq Zulindra Mtd, “Penerapan Sanksi Administrasi Disiplin Aparatur Sipil
Negara Sebagai Upaya Pebmbentukan Apartur yang bersih di
Pemerintahan Kota Medan”, Skripsi Universitas Sumatera Utara Medan,
2015.
E. Artikel
Evron Edison, “Efektivitas Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Pemerintahan Kabupaten
Kerinci”, Artikel Universitas Bung Hatta, 2015.
lxxxiii
F. Website
http://kemenagtanjabtimkab.blogspot.com/2011/11/kemenagtanjabtim.html, di Akses Pada 8
Agustus 2018.
https://metrojambi.com/read/2015/07/23/2257/hari-kedua-kerja-usai-libur-lebaran-aktivitas-
perkantoran-tanjabtim-sepi/, di Akses Pada 6 Agustus 2018.
http://tanjabtimkab.go.id/profil/detail/50/gambaran-umum-kabupaten-tanjung-jabung-
timur#.W49oxrgePIU, Di Akses Pada 5 September 2018.