NEWSLETTER PERPUSTAKAAN
Transcript of NEWSLETTER PERPUSTAKAAN
“Kita tidak bisa menyamakan kopi
dengan air tebu. Sesempurna apa pun
kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi,
punya sisi pahit yang tak mungkin kamu
sembunyikan.”
Filosofi Kopi adalah nama sebuah kedai
kopi yang didirikan oleh dua orang
sahabat, Ben dan Jody. Dengan asas
kepercayaan, Jody menyerahkan
seluruh tabungannya kepada Ben
sebagai modal untuk mendirikan kedai
k o p i i d e a l i s n y a . B e n d e n g a n
kecerdasannya, tidak cuma sekedar
meramu kopi lalu menyuguhkannya
kepada pengunjung. Namun ia juga
menciptakan filosofi dari setiap jenis
kopi ramuannya. Inilah daya tarik
Filosofi Kopi.
Pengunjung yang datang kesini bukan lagi cuma penggemar kopi, tetapi
juga mereka yang gila filsafat. Mereka datang bukan untuk menikmati kopi,
melainkan berdiskusi dengan Ben, tentang filosofi kopi suguhannya.
Suatu hari, sebagai seorang barista andal di Jakarta, harga diri Ben terusik.
Ketika ada seorang pemuda datang ke kedainya dan tidak menemukan makna
kopi yang cocok dengan dirinya. Lalu ia memberikan tantangan kepada Ben
untuk membuatkan kopi yang sempurna. Dengan iming-iming hadiah yang
tidak sedikit, Ben menerima tantangan tersebut. Sejak itu hari-harinya tak lagi
sama. Ben terus bereksperimen dengan segala macam kopi untuk
menciptakan ramuan yang sempurna.
Hingga akhirnya, Ben’s Perfecto!
Jadilah kopi yang diinginkan. Kopi yang memiliki filosofi “sukses adalah wujud
kesempurnaan hidup”. Kopi ini kemudian menjelma menjadi best seller di kedai
tersebut. Namun, lagi-lagi harga diri Ben kembali terusik. Ketika salah seorang
pengunjung menyeruput Ben’s Perfecto dan hanya berkomentar ‘lumayan’.
InfoPerpustakaan
Katalog Perpustakaan Online bisa
diakses melalui komputer anda, klik
http://perpustakaan:8080/kpk
Edisi 023/November 2016 | perpustakaan.kpk.go.id | perpustakaan:8080/kpk | ext 8642
KOLEKSI TERPILIH
¨ 47 Museum Jakarta: Panduan
Sang Petualang
¨ Berjalan Menembus Batas
¨ Engaging Talents: Tips and Tricks
¨ Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan
Buku
¨ Panduan Bagi Jurnalis: Meliput
Reformasi Birokrasi
¨ Rendang Traveler: Menyingkap
Bertuahnya Rendang Minang
¨ Strategi Komunikasi untuk Sukses
Menjalin Relasi
¨ Indie Preneur
¨ GYT
¨ Debu, Duka, Dst
Mencari Filosofi dalam Secangkir Kopi
Judul
Penulis
Kolasi
:
: Dee Lestari
: xiv, 139 hlm.; 20 cm
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu
Apalagi setelah tahu bahwa ramuan kopinya itu dikalahkan hanya oleh secangkir kopi
dari sebuah desa di pedalaman Jawa Tengah. Bagaimanakah reaksi Ben dan Jody
selanjutnya?
Terkenal sebagai seorang penyanyi, siapa sangka ternyata Dee memiliki bakat lain yaitu
menulis. Menulis menjadi kegiatan yang berjalan beriringan dengan karir menyanyinya. Ia
juga mampu menangkis cemoohan “sastra wangi”, yaitu cemoohan yang kerap dilontarkan
laki-laki terhadap karya sastra Indonesia yang kebanyakan ditulis oleh wanita.
Dee memiliki gaya menulisnya sendiri. Ia peka terhadap ritme kalimat. Sehingga ketika
kalimatnya berhenti atau terus tidak disebabkan oleh isinya selesai atau belum, namun
karena ia menyentuh pada momen yang tepat. Dee juga mampu menggabungkan kata
asing ke dalam kalimatnya tanpa terkesan dipaksakan.
Disuguhkan dalam bentuk cerita pendek, Filosofi Kopi hanyalah satu dari 18 tulisan Dee
dalam buku berjudul sama. Bahkan dua tulisan di antaranya sudah pernah dipublikasikan.
Kumpulan cerita dan prosa dalam buku ini merupakan karya yang pernah ditulis oleh Dee
dalam kurun waktu satu dekade.
Pantas, Tempo kemudian memilih buku ini sebagai Karya Sastra Terbaik 2006 dan
menjadi 5 Besar Khatulistiwa Literary Award 2006. Dengan cerdiknya, Dee menyuguhkan
filosofi dari berbagai jenis ramuan kopi pada Filosofi Kopi. Memberikan makna mendalam
pada Spasi. Mengajak pembaca berimajinasi menjadi makhluk lain dalam Rico de Coro dan
lain-lain.
“Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya.”
– Dewi “Dee” Lestari –
Dapatkan Newsletter Perpustakaan
KPK edisi lainnya di Portal ACCH http://acch.kpk.go.id/newsletter-perpustakaan
“Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
“Tidak ruwet, bahkan
terang benderang, tak
berart i tanpa isi yang
m e n j e n t i k k i t a u n t u k
berpikir. Ada sebuah kata
bahasa Inggris, wit, yang
m u n g k i n b i s a
diterjemahkan dengan
u n g k a p a n ‘ c e r k a s ’ .
K u m p u l a n p r o s a i n i
m e n g h i d u p k a n y a n g
c e r k a s d a l a m s a s t r a
Indonesia.”
[Goenawan Mohamad]
Halaman Belakang
Tips MenulisMenulis bukanlah kegiatan yang sulit untuk dilakukan. Bahkan di era yang serba maju saat ini, kita terbiasa
menulis twit pada Twitter atau caption pada Instagram. Seseorang tidak perlu memiliki kemampuan khusus
untuk menulis. Namun bagaimana untuk menulis sebuah cerpen atau bahkan buku? Berikut adalah tips-tips yang
telah kami rangkum:
Œ Tulis apapun. Bagi penulis pemula, sangat disarankan untuk menulis apapun, baik sekadar caption
instagram, curahan hati, maupun bentuk cerpen, artikel, puisi, novel, dan lain-lain.
� Arsipkan tulisan. Banyak penulis pemula yang membuang atau menghapus tulisannya yang mandeg
(berhenti ditengah jalan). Ketika mengalami kemandeg-an, jangan langsung hapus tulisanmu. Kelompokkan
kedalam satu folder dan beri judul folder “Naskah Belum Selesai”. Ketika pikiran sudah tenang, baca kembali
tulisan dalam folder tersebut, pasti akan mengalir lanjutan tulisannya.
Ž Tangkap ide. Ide dapat berasal dari mana saja, begitupun datangnya bisa kapan saja. Agar tidak terlewat dan
hilang begitu saja maka ide perlu ditangkap. Bagaimana caranya? Tulis! Tuliskan setiap ide yang melintas ke
dalam buku catatan atau dalam bentuk apa saja. Lalu, olah ide tersebut dan kembangkan menjadi sebuah
tulisan.
� Editing. Ketika menulis, kita memang diminta untuk terus menulis hingga selesai dan jangan pedulikan tanda
baca. Gunanya adalah agar ide yang melintas dalam pikiran kita tidak terganggu dengan kewajiban mengatur
tanda baca, dan lain-lain. Namun, ketika tulisan sudah selesai bukan berarti proses editing dilewatkan.
Proses editing perlu dilakukan agar tulisan lebih enak dibaca.
� Fokus dan seriuslah. Semakin sering kita menulis, semakin kita tahu tulisan apa yang cocok untuk diri kita.
Maka fokuslah pada satu tulisan tersebut. Sebagai contoh, penyair Taufiq Ismail yang fokus pada puisi sejak
kecil hingga usia senjanya.
Demikian beberapa tips menulis yang dapat diberikan pada edisi kali ini. Nantikan tips menulis selanjutnya pada
Newsletter edisi berikutnya.
Sumber: Forum Aktif Menulis | www.famindonesia.com