New
-
Upload
elvira-dwijayati -
Category
Documents
-
view
376 -
download
10
Transcript of New
A. Definisi
Sclerosing osteomielitis kronis merupakan lesi yang dicirikan dengan
pertumbuhan tulang secara periodik. Tulang tersebut tumbuh dikarenakan adanya infeksi
menengah dari pulpa. Area lokal yang terkena pada tulang rahang yang mengalami
sclerosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma ataupun infeksi, hal ini
disebut sclerosing osteitis. Apabila hal tersebut langsung disebabkan oleh infeksi dan
bukan akibat faktor lain maka disebut condensing osteitis. Condensing osteitis adalah
daerah tulang yang mengalami sklerosis di bawah gigi yang menunjukkan tanda adanya
pembengkakan. Daerah yang paling sering terkena adalah dekat premolar dan molar.
Condensing osteitis disebabkan oleh iritasi kronis pulpa pada saluran akar. Pulpa yang
mengalami pembengkakan akibat periodontitis atau mikroorganisme dengan tingkat
virulensi rendah akibat sisa dari pulpa yang mengalami nekrosis setelah perawatan
endodontik yang tidak layak juga dapat menyebabkan adanya respon tulang.
Condensing osteitis lebih sering terjadi pada mandibula. Perbedaan rasio letak
terjadinya condensing osteitis disebabkan oleh suplai darah dan anatomi tulang.
Condensing osteitis paling sering terjadi pada molar pertama rahang bawah, diikuti oleh
molar kedua rahang bawah. Ini menjelaskan prevalensi yang tinggi dari karies dan
tumpatan pada molar bawah dengan kemungkinan besar dampak perkembangan pulpitis
dan nekrosis pulpa.
Ukuran dari condensing osteitis berkisar antara 1 mm hingga 22 mm dengan rata-
rata lebar dan tinggi 5 mm. Bentuknya bervariasi mulai dari bulat ( 32% ) dan tidak
teratur ( 64% ) dan berbentuk U dalam 4% kasus.
Ini akan menjadi catatan bahwa condensing osteitis paling banyak berkembang
disekitar gigi dengan karies yang dalam tanpa perawatan, tumpatan yang dalam, atau
pulpa yang tidak terawat. Beberapa kasus mengacu pada pulpitis kronis yang mana
berakibat pada osteogenesis reaktif pada daerah periapikal. Gigi dengan kasus tersebut
biasanya diserahkan pada perawatan prostetik. Tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam
prevalensi condensing osteitis. Pengontoran secara berkala sangat penting dilakukan
dalam diagnosis condensing osteitis
B. Gejala Klinis
Secara histologis, pada kasus condensing osteitis bisanya tulang normal
menggantikan jaringan ikat fibrosa., kadang-kadang diikuti dengan infiltrasi sel dan
perubahan susunan tulang. Condensing osteitis juga memiliki trabekula padat dengan
area terbatas pada tulang marrow yang berkurang ukurannya sehingga menyerupai tulang
kompak.
Condensing osteitis diartikan sebagai pertumbuhan patologis dari tulang
maksilomandibular yang diikuti dengan gejala klinis sedang. Condensing osteitis adalag
reaksi terhadap infeksi. Ini berbeda dari penyakit periodontitis yang lain, pada kasus ini
adanya produksi tulang lebih banyak daripada kerusakan tulang. Pada umumnya,
condensing osteitis tidak ditandai dengan gejala yang hanya bisa dideteksi dengan
gambaran radiografi. Pada kasus ini, pasien jarang mengeluhkan rasa sakit.
C. Gambaran Radiografi
Dalam gambaran radiografi, condensing osteitis tampak radiopak atau
menunjukkan area yang lebih terang dari daerah sekitarnya nya. Condensing osteitis
sebagai bentukan massa padat yang radiopak pada apeks gigi dengan tepi batasan yang
jelas dan transisi yang samar-samar dan disertai dengan hilangnya lamina dura pada
apeks dan pelebaran jarak ligamen periodontal.
D. Rencana Perawatan
Menurut para ahli, hanya condensing osteitis yang memiliki gejala yang bisa
dirawat. Ini dilakukan oleh ahli endodontik atau pencabutan. Kasus yang tanpa gejala
dengan karies yang tidak begitu jelas dipantau dengan pemerikasaan foto rontgen secara
berkala.