New VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID...

52
VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR PIPERIN DALAM EKSTRAK PIPER NIGRUM LINN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Christin Nesia Sukma Wijayanti NIM : 168114039 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of New VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID...

  • i

    VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR

    PIPERIN DALAM EKSTRAK PIPER NIGRUM LINN.

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Christin Nesia Sukma Wijayanti

    NIM : 168114039

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    HALAMAN JUDUL

    VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR

    PIPERIN DALAM EKSTRAK PIPER NIGRUM LINN.

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Christin Nesia Sukma Wijayanti

    NIM : 168114039

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    Tanggal 19 November 2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    19 November 2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    ABSTRAK

    Buah lada hitam merupakan tanaman herbal Indonesia yang banyak

    dikembangan menjadi obat herbal. Buah lada hitam dengan kandugan utamnya

    berupa piperin diketahui mempunyai banyak aktivitas farmakologi seperti

    hepatoprotektan, antidiare, antipiretik dan anti-inflamasi.

    Dalam pengembangan obat tradisional perlu dilakukan serangkaian uji

    kuantitatif dan kualitatif untuk komposisi, komponen aktif dan keamanannya baik

    secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Maka dari itu, diperlukan suatu

    metode yang optimal dan tervalidasi untuk mengetahui kadar piperin yang

    terkandung dalam ekstrak Piper nigrum Linn.

    Pada penelitian ini, dilakukan validasi metode analisis piperin dalam

    ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan KCKT fase terbalik dengan fase gerak

    asetonitril:metanol:air (65:5:30 v/v), fase diam oktadesilsilan (C18), serta laju alir

    1,0 mL/menit. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi parameter selektivitas,

    linearitas, rentang, akurasi, dan presisi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diuji memiliki

    koefisien korelasi 0,9992 (≥ 0,99) dan nilai resolusi 3,575 (≥ 1,5). Selain itu, nilai

    perolehan kembali intra-day dan inter-day secara berurutan bernilai 85,25-

    108,90% and 86,30-105% , 0,32-1,97% and CV is 0,06-0,7%. Metode yang diuji

    realibel sehingga dapat digunakan untuk menetapkan kadar piperin dalam ekstrak

    Piper nigrum Linn..

    Kata Kunci: Validasi, KCKT, Piperin, Ekstrak Piper nigrum Linn.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRACT

    Black pepper is often used as the main ingridients of traditional medicine in

    Indonesia. Black pepper also known as Piper nigrum Linn. with its main

    component piperine. Piperine known for its hepatoprotectan activity, antidiarerhea

    activity, anti-inflamation activity and antipyretic activity.

    In developing the traditional medicine we have to do some quanttitative

    and qualitative analysis. Therefore, we need an optimal and validated method to

    analyze the concentration of piperin in Piper nigrum Linn. extract.

    In this study, the analysis of piperin in Piper nigrum Linn. extract was

    validated using reverse phase HPLC with the mobile phase of

    acetonitrile:methanol:water (65:5:30 v/v), octadesilsilan (C18) stationary phase,

    and flow rate 1 , 0 mL / minute. This study aims to validate the parameters of

    selectivity, linearity, range, accuracy, and precision.

    The results showed that the method tested had a correlation coefficient of

    0.9992 (≥ 0.99) and a resolution value of 3.575 (≥ 1.5). In addition, the value of

    recovery intra-day and inter-day are worth 85.25-108.90% and 86.30-105% ,0.32-

    1.97% and CV is 0.06-0.7% (≤ 4%). The method is tested reliably so that it can

    be used to determine curcumin levels in turmeric rhizome extract.

    Keywords: Validation, KCKT, Piperine, Extract Piper nigrum Linn.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu

    Viat Voluntas Tua

    -Bunda Maria-

    Syukur dan pujian saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda

    Maria serta Para malaikat dan Roh Kudus

    Dengan in saya mempersembahkan karya ini untuk

    Bapak, Ibu serta Kakak dan Adik saya yang telah mencintai dan mendukung saya

    Setiap guru dan dosen, yang dengan sabar mendidik saya selama ini

    Teman-teman yang selalu mendukung, merajut memori setiap harinya, tawa yang

    setiap hari kita miliki, dan solidaritas yang luar biasa

    Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi tempat saya menimba

    ilmu selama ini melalui pembelajaran kontekstual dan aplikatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    PRAKATA

    Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria

    serta Para malaikat dan Roh Kudus atas berkat dan penyertaan dari awal proses

    penyusunan proposal skripsi, pengambilan data skripsi sampai tahap akhir

    penelitian sehingga naskah skripsi berjudul Validasi Metode Analisis High

    Performance Liquid Chromatography Fase Terbalik Pada Penetapan Kadar

    Piperin Dalam Ekstrak Piper nigrum Linn. dapat selesai. Skripsi ini merupakan

    bagian penelitian Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. yang berjudul Microparticles to

    Potentially Improve Bioavailibiaality of Curcumin and Antidiabetic Activities in

    Clinical Studies: Combining Solid Dispersion Technology and Metabolism

    Suppressors berdasarkan SK No. 035B/LPPM USD/IV/2019.

    Selama proses penyusunan dan penyelesaian naskah skripsi, penulis

    menerima banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

    penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

    1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma

    2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi

    Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang

    selalu mencintai, mendukung dan membimbing kami dengan sabar selama

    proses penyusunan skripsi.

    3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

    dosen penguji yang selalu memberikan masukan, pendampingan, dan kritik

    yang membangun.

    4. Bapak Michael Raharja Gani, M.Farm.,Apt., selaku dosen penguji yang

    senantiasa memberikan kritik, masukan, dan saran yang membangun.

    5. Mas Bimo (Laboran Laboratorium Kimia Instrumen Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma), Bapak Bimo (Laboran Laboratorium Analisis

    Pusat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma), dan Bapak Kayat

    (Laboran Laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    Dharma) yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan penelitian di

    laboratorium.

    6. Keluarga saya, bapak, ibu, Mas Gandhi dan Dik Amel yang selalu mendukung

    dan menyemangati saya.

    7. Rekan penelitian Maria Philomia Christanti Raga, Sinta Susanti, dan Yosua

    yang selalu menemani, mendukung, solid dalam suka-duka, dan atas kerja

    sama selama proses penelitian.

    8. Mia, Amanda, Prima, Amel, Puput, Selin, Jessica, Porok, Pungki, Sekar, Tita,

    Lintang, Fosicol, FSMA 2016 dan Explosive SMASA 54

    9. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Selama proses penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa masih

    terdapat banyak kekurangan dalam naskah ini. Oleh karena itu, penulis sangat

    terbuka terhadap segala masukan, saran dan kritik yang membangun agar naskah

    skripsi ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata, semoga naskah

    skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL……………………………………………..…..

    I

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………...…

    HALAMAN PENGESAHAN………………………………………..

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………...

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………….

    ABSTRAK…………………………………………………………...

    ABSTRACT…………………………………………………………...

    HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………...

    PRAKATA…………………………………………………………...

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    vii

    ix

    DAFTAR ISI………………………………………………………… xi

    DAFTAR TABEL.....………………………………………………... xii

    DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xiii

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….... xiv

    PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

    METODE PENELITIAN…………….……………..…….................. 2

    HASIL DAN PEMBAHASAN……..…...…………...……………… 7

    KESIMPULAN………..….…………...……………………….……. 15

    SARAN………………….....…..………………………...................... 15

    DAFTAR PUSTAKA………………...…...…………………………. 16

    LAMPIRAN…………….…..…………...…………….……………..

    BIOGRAFI PENULIS………………………………………………..

    18

    35

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel I. Data resolusi senyawa piperin dalam ekstrak Piper nigrum

    Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL…………………………..

    9

    Tabel II. Data perolehan AUC dari 3 replikasi 6 seri konsentrasi

    baku piperin ………………...…..……………….............

    11

    Tabel III. Data rentang………………………………...……………

    Tabel IV. Data perolehan kembali dan presisi piperin……………...

    13

    14

    Tabel V. Data akurasi dan presisi inter-day……………………….. 14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Kromatogram ekstrak Piper nigrum Linn. konsentrasi

    0,5 µg/mL ……………………………………………

    Gambar 2. Kurva baku piperin….………………………………....

    Gambar 3. Stacking kromatogram rentang………………………...

    9

    11

    11

    Gambar 4. Kromatogram ekstrak piperin 0,5 µg/ml……………… 33

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Kromatogram rentang dan kurva baku piperin………

    Lampiran 2. Kromatogram recovery………………………………

    Lampiran 3. Data AUC recovery dan presisi……………………...

    18

    30

    34

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    PENDAHULUAN

    Dewasa ini di Indonesia banyak dilakukan pengembangan obat

    tradisional yang berbahan dasar tanaman obat, salah satu tanaman obat yang

    banyak dikembangkan adalah buah lada hitam atau Piper nigrum Linn. Buah lada

    hitam (Piper nigrum Linn.) termasuk dalam keluarga Piperaceae dengan

    kandungan utamanya adalah piperin. Piperin diketahui mempunyai banyak

    aktivitas farmakologi seperti hepatoprotektan, antidiare, antipiretik dan anti-

    inflamasi (Ahmad, N., et al., 2012). Selain itu, piperin juga diketahui dapat

    meningkatkan biaoavailibilitas dan aktivitas antidiabetik apabila dikombinasikan

    dengan piperin. (Prasad et al., 2014 dan Kaur, Ginpreet, et al., 2016).

    Pemerintah saat ini mendorong perkembangan obat tradisional menjadi

    obat herbal terstandar bahkan menjadi fitofarmaka. Hal ini bertujuan untuk

    memberi ruang yang seluas-luasnya bagi pengembangan produk untuk

    menghasilkan inovasi-inovasi baru, namun dilain sisi produk-produk baru ini juga

    harus dapat dipastikan keseragaman komponennya, keamanannya, khasiatnya dan

    manfaatnya. Sebelum dinyatakan menjadi obat herbal tersatandar bahan baku

    obat tradisional harus terstandarisasi terlebih dahulu (BPOM, 2014). Untuk

    mendapatkan bahan baku obat tradisional yang terstandarisasi, maka diperlukan

    suatu metode yang umum dan tervalidasi untuk menganalisis piperin yang

    terkandung dalam ekstrak Piper nigrum Linn.

    Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa

    analisis piperin dapat dilakukan menggunakan metode spektrofotometri,

    kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatrografi cair kinerja tinggi (KCKT) fase

    terbalik. Chauhan, et al. pada tahun 1998 telah melakukan analisis piperin yang

    terkandung dalam ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan metode

    spektrofotometri pada panjang gelombang 328 nm dengan hasil absorbansi yang

    baik yaitu 0,5-0,8. Kelebihan metode spektrofotometri ini adalah sederhana, cepat

    dan ekonomis, sementara itu kekurangan dari spektofotonetri ialah kurang selektif

    dibandingkan dengan metode KLT dan KCKT. Kanaki et al. pada tahun 2008

    telah melakukan analisis piperin yang terkandung dalam ekstrak Piper nigrum

    Linn. dengan metode kromatografi lapis tipis, panjang gelombang yang dipakai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    adalah 340 nm. Dari penelitian Kanaki, et al., didapat hasil Rf yang baik yaitu 0,3-

    0,8. Analisis piperin dengan metode kromatografi lapis tipis mempunyai

    keunggulan yaitu sederhana, cepat, ekonomis dan bersifat lebih selektif

    disbandingkan metode spektrofotometri namun kurang selektif jika dibandingkan

    dengan metode KCKT. Analisis piperin yang terkandung dalam ekstrak Piper

    Nigrum Linn. dengan metode KCKT fase terbalik juga telah banyak dilakukan

    beberapa diantaranya yaitu Khismatrao, A., et al., 2018; Sethi, et al., 2013; Ang et

    al.,2014; Jangle dan Thorat, 2013. Pada penelitian menggunakan metode KCKT

    fase terbalik mampu memberikan pemisahan sempurna puncak piperin dengan Tf

    0,8-1,4 dan Rs 1,5-2,0. Metode KCKT fase terbalik mampu memberikan presisi

    dan akurasi sesuai dengan regulasi yaitu RSD ≤ 4% dan perolehan kembali 95,87-

    101,98%. Metode KCKT fase terbalik juga memiliki sensitivitas yang tinggi,

    mampu mengukur kadar terendah piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn.

    hingga 5 µg/mL.

    Pada penelitian ini, penulis mengacu pada penelitian yang dilakukan

    oleh Upadhay, V., et al., 2013 dengan fase gerak asetonitril:air:asam asetat

    (60:39,5:0,5) dan fase diam menggunakan oktadesil silan (C18), sedangkan

    panjang gelombang yang digunakan adalah 340 nm dan laju alir 1 mL/menit. Dari

    penelitian yang dilakukan olh Upadhay (2013) didapat hasil yang sesuai dengan

    regulasi yaitu % perolehan kembali sebesar 99,9% dan simpangan baku kurang

    dari 2% untuk presisi dan % perolehan kembali.

    Penggunaan metode KCKT ini dengan alasan metode ini digunakan

    secara luas untuk analisis senyawa tertentu dalam sejumlah bidang serta KCKT

    merupakan suatu metode yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk

    analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif dan mempunyai kecepatan serta

    kepekaan analisis yang tinggi. (Gandjar dan Rohman, 2007)

    Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian penetapan kadar piperin

    dalam ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan metode KCKT fase terbalik yang

    terdiri dari tahap optimasi dan validasi. Penulis akan melakukan validasi terhadap

    metode yang dilakukan penulis. Validasi metode analisis yang dilakukan oleh

    penulis bertujuan untuk menghasilkan metode yang sahih dari instrumen KCKT

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    untuk memisahkan piperin terhadap senyawa lain yang terdapat dalam ekstrak

    Piper nigrum Linn. Validasi yang dilakukan meliputi selektivitas, akurasi, presisi

    dan kurva kalibrasi (AOAC, 2019).

    METODE PENELITIAN

    Bahan Penelitian

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kualitas pro

    analysis, meliputi Ekstrak Piper nigrum Linn., baku piperin (Sigma Aldrich),

    metanol (E. Merck), dan asetonitril (E. Merck). Bahan lain yang tidak memiliki

    kualitas pro analysis meliputi aquabidestilata. Bahan lainnya diperoleh dari

    Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Alat Penelitian

    Alat yang digunakan dalam penilitian ini meliputi seperangkat HPLC

    merk Shimadzu dengan detektor UV (LC-2010C HT Shimadzu), kolom C-18

    (Knaurer) dengan dimensi 250 x 4,6 mm dan ukuran pori 5 µm; seperangkat

    komputer (Dell B6RDZIS Connexant system RD01-D850 A03-0382 JP France

    S.A.S); printer (HP Deskjet 1000 J110a); ultrasonikator (RETSCH); neraca

    analitis ultramicro (RADWAG®) seri UYA 2.3Y dengan kapasitas timbang

    maksimal 2,1 g, minimal 0,01 mg, dan d = 0,1 µg; neraca analitis (Scaltec) dengan

    kapasitas timbang maksimal 60/210 g, minimal 0,001 g, d = 0,01 mg, dan e = 1

    mg; jarum suntik (Terumo); syringe filter 0,45 µm (Ministar®); pompa vakum;

    whatman membrane filter dengan ukuran pori sebesar 0,45 µm dan diameter

    sebesar 47 mm; corong buchner; mikropipet (Socorex); dan peralatan-peralatan

    yang biasa digunakan di dalam laboratorium analisis farmasi.

    Tata Cara Penelitian

    Pembuatan Fase Gerak

    Fase gerak terbuat dari asetonitril, metanol dan air dengan perbandingan

    65:5:30 v/v. Setiap komponen disaring dengan menggunakan kertas saring

    whatman pada corong buchner, dibantu dengan pompa vakum, kemudian

    diawaudarakan selama 15 menit dengan ultrasonikator. Pencampuran komponen

    fase gerak dilakukan di dalam instrumen KCKT.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Pembuatan Larutan Baku Piperin

    Pembuatan Larutan Stok Piperin 1000 µg/mL

    Sebanyak kurang lebih 1,0 mg baku piperin yang ditimbang seksama

    diencerkan dalam mikrotube dengan metanol sampai tanda batas 1 ml sehingga

    diperoleh larutan stok piperin 1000 µg/mL.

    Pembuatan Larutan Intermediet Baku Piperin 100 µg/mL

    Sebanyak 100 µL larutan stok baku piperin 1000 µg/mL diambil

    kemudian diencerkan dengan menggunakan metanol sampai tanda batas 1 ml

    sehingga diperoleh larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL.

    Pembuatan Larutan Intermediet Baku Piperin 10 µg/mL

    Sebanyak 100 µL larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL diambil

    kemudian diencerkan dengan menggunakan metanol sampai tanda batas 1 ml

    sehingga diperoleh larutan intermediet baku piperin 10 µg/mL.

    Pembuatan Seri Larutan Baku Piperin

    Pembuatan Seri Larutan Baku Piperin (konsentrasi 40; 35; 30; 25; 20; 15;

    dan 10 µg/mL)

    Sebanyak 400 µL; 350 µL; 300 µL; 250 µL; 200 µL; 150 µL; 100 µL

    larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL masing-masing dimasukkan dalam

    mikrotube, kemudian diencerkan dengan metanol sampai tanda batas 1 ml

    sehingga diperoleh seri larutan baku piperin dengan konsentrasi 40 µg/mL; 35

    µg/mL; 30 µg/mL; 25 µg/mL; 20 µg/mL; 15 µg/mL; dan 10 µg/mL.

    Pembuatan Seri Larutan Baku Piperin (konsentrasi 1,0; 5,0; 0,5; 0,1; dan

    0,05 µg/mL)

    Sebanyak 100 µL; 500 µL; 50 µL; 10 µL; 5 µL larutan intermediet baku

    piperin 10 µg/mL masing-masing dimasukkan dalam mikrotube, kemudian

    diencerkan dengan metanol sampai tanda batas 1 ml sehingga diperoleh seri

    larutan baku piperin dengan konsentrasi 1,0 µg/mL; 5,0 µg/mL; 0,5 µg/mL; 0,1

    µg/mL; dan 0,05 µg/mL.

    Preparasi Larutan Ekstrak Piper nigrum Linn.

    Ditimbang kurang lebih seksama 10 mg ekstrak Piper nigrum Linn.,

    kemudian diencerkan dalam labu takar 10,0 mL dengan metanol hingga tanda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    batas sehingga diperoleh larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi

    1000 µg/mL. Sebanyak 1,0 mL larutan larutan ekstrak Piper nigrum Linn.

    konsentrasi 1000 µg/mL diambil kemudian diencerkan dengan menggunakan

    metanol dalam labu takar 10,0 mL sampai tanda batas sehingga diperoleh larutan

    ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 100 µg/mL. Sebanyak 100 µL

    larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 100 µg/mL diambil

    kemudian diencerkan dengan menggunakan metanol pada mikrotube sampai tanda

    batas 1 ml sehingga diperoleh larutan larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan

    konsentrasi 10 µg/mL. Sebanyak 50 µL larutan ekstrak Piper nigrum Linn.

    dengan konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian diencerkan dengan menggunakan

    metanol pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml sehingga diperoleh larutan

    larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 0,5 µg/mL.

    Validasi Metode Analisis

    Selektivitas

    Tiga buah replikasi ekstrak Piper nigrum Linn. dengan kadar 0,05 ng/mL

    diinjeksikan ke dalam KCKT fase terbalik dengan fase gerak asetonitril : metanol

    : air (65:5:30) serta fase diam oktadesilsilan (C18) dan laju alir 1,0 mL/menit.

    Kurva Baku Piperin

    Larutan seri baku piperin dibuat dengan konsentrasi 1 µg/mL; 5 µg/mL;

    10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; 25 µg/mL. Setetelah larutan baku selesai dibuat,

    larutanseri baku akan disaring dengan syringe filter lalu diawaudarakan selama 5

    menit. Setiap larutan diinjeksikan ke dalam KCKT fase terbalik dengan sistem

    fase gerak yang sudah dioptimasi pada penelitian sebelumnya. Luas area piperin

    (AUC) akan ditunjukkan oleh kromatogram. Kurva baku diperoleh dengan

    memplotkan luas area piperin (AUC)dengan kadar baku piperin.

    Linearitas dan Rentang

    Larutan seri baku piperin dengan konsentrasi 0,05 µg/mL; 0,1 µg/mL; 0,5

    µg/mL; 1 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; 25 µg/mL; 30

    µg/mL; 35 µg/mL; dan 40 µg/mL yang telah dibuat disaring dengan syringe filter

    lalu diawaudarakan selama 5 menit. Setiap larutan diinjeksikan ke dalam KCKT

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    fase terbalik dengan sistem fase gerak yang sudah dioptimasi pada penelitian

    sebelumnya. Pembacaan seri baku piperin dilakukan sebanyak 3 kali replikasi.

    Akurasi dan Presisi

    Intra-day dan inter-day presisi dan akurasi dilakukan dengan

    menggunakan sampel ekstrak Piper nigrum Linn. kosentrasi 0,5 µg/mL yang

    ditambahkan tiga tingkatan konsentrasi baku piperin yang berbeda, dilakukan

    replikasi 3 kali untuk masing-masing konsentrasi dan mengulangi penelitian

    selama tiga hari berturut-turut pada. Baku piperin yang ditambahkan memiliki

    tingkat konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi yaitu 1 µg/mL, 10 µg/mL, 20

    µg/mL secara berurutan. Sebanyak 50 µL larutan ekstrak Piper nigrum Linn.

    dengan konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian ditambahkan 100 µL larutan

    intermediet baku piperin 10 µg/mL, dilarutkan dengan menggunakan metanol

    pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml (Larutan Adisi 1). Sebanyak 50 µL

    larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan konsentrasi 10 µg/mL diambil

    kemudian ditambahkan 100 µL larutan intermediet baku piperin 100 µg/mL,

    dilarutkan dengan menggunakan metanol pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml

    (Larutan Adisi 2). Sebanyak 50 µL larutan ekstrak Piper nigrum Linn. dengan

    konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian ditambahkan 200 µL larutan intermediet

    baku piperin 100 µg/mL, dilarutkan dengan menggunakan metanol pada

    mikrotube sampai tanda batas 1 ml (Larutan Adisi 3). Setiap larutan disaring

    dengan syringe filter dan diawaudarakan selama 5 menit, kemudian diinjeksikan

    ke dalam HPLC fase terbalik dengan fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30

    v/v) serta fase diam oktadesilsilan (C-18) dan laju fase gerak 1,0 mL/menit.

    Semua percobaan dilakukan dalam 3 replikasi untuk setiap tingkatan konsentrasi,

    kemudian nilai recovery dan koefisien variasi dapat dihitung.

    Analisis Hasil

    Selektivitas

    Selektivitas suatu metode analisis ditentukan melalui nilai resolusi yang

    didapat. Setelah pembacaan kromatogram,akan diperoleh nilai waktu retensi dan

    luas area, metode analisis yang diuji dikatakan selektif apabila memiliki nilai

    resolusi ≥ 1,5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Linearitas dan Rentang

    Nilai koefisien korelasi (r) merupakan nilai yang menentukan linearitas

    suatu metode. Koefisien korelasi diperoleh dari plot perbandingan AUC baku

    piperin terhadap konsentrasi baku piperin. Metode analisis dikatakan linear

    apabila memenuhi AOAC, 2019. Rentang diperoleh dengan melakukan

    penambahan 3 konsentrasi di atas titik tertinggi kurva baku dan 3 konsentrasi

    dibawah titik terendah kurva baku. Nilai koefisien determinasi (r2) didapat dari

    pengkuadratan koefisien korelasi rentang baku piperin dengan konsentrasi 0,05

    µg/mL-40 µg/mL. Rentang yang baik memiliki nilai koefisien determinasi lebih

    besar dari 0,99 menunjukkan metode analisis mampu memastikan kadar piperin

    dalam analit tidak mengalami ekstrapolasi (AOAC, 2019).

    Akurasi dan Presisi

    Akurasi suatu metode ditunjukkan dengan nilai perolehan kembali. Nilai

    tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan konsentrasi sampel yang

    didapat dengan konsentrasi analit sebenarnya melalui rumus perolehan kembali.

    Nilai perolehan kembali yang didapat kemudian dibandingkan dengan syarat

    nilai perolehan kembali AOAC, 2019 yaitu 85%-110%. Presisi suatu metode

    ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi. Kriteria penerimaan parameter presisi

    yang didapat pada setiap tingkatan konsentrasi adalah koefisien variasi (CV)

    tidak melebihi 4% untuk kadar yang berada dalam kurva baku. Nilai koefisien

    variasi yang didapat kemudian dibandingkan dengan syarat koefisien variasi

    yang terdapat pada AOAC, 2019 sesuai dengan jumlah kadar analit. Suatu

    metode dikatakan presisi, apabila koefisien variasi suatu metode memenuhi

    syarat tersebut. Rumus perhitingan akurasi (persen perolehan kembali) dan

    presisi adalah sebagai berikut :

    Persen perolehan kembali = (Cf – Cu)

    𝐶𝑎x 100

    Keterangan : Cf = konsentrasi analit hasil pengukuran sampel yang sudah

    ditambahkan baku

    Cu = konsentrasi analit hasil pengukuran sampel yang tidak

    ditambahkan baku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Ca = konsentrasi baku yang ditambahkan

    SD = √∑(Xi − X)2

    n − 1

    CV =SD

    ⨱ × 100%

    Tabel I. Kriteria Persen Perolehan Kembali yang Dikehendaki (AOAC, 2019).

    Konsentrasi Batas Recovery

    100 % 98-101%

    10 % 95-102%

    1 % 92-105%

    0,1 % 90-108%

    0,01 % 85-110%

    10 µg/g (ppm) 80-115%

    1 µg/g 75-120%

    10µg/kg (ppb) 70-125 %

    Tabel II. Kriteria Parameter Presisi yang Dikehendaki (AOAC, 2019).

    Konsentrasi RSD

    100 % 1%

    10 % 1,5%

    1 % 2%

    0,1 % 3%

    0,01 % 4%

    10 µg/g (ppm) 6%

    1µg/g 8%

    10 µg/kg (ppb) 15%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Validasi metode analisis piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn.

    dilakukan dengan menggunakan kolom C18; perbandingan fase gerak

    asetonitril:metanol:air sebesar 65:5:30; laju alir 1,0 mL/menit; pembacaan pada

    panjang gelombang 340 nm; volume injeksi 20 µL; dan waktu pembacaan selama

    10 menit. Seluruh prosedur tersebut telah dioptimasi dalam penelitian sebelumnya

    yang berjudul Optimasi Metode Analisis High Performance Liquid

    Chromatography pada Penentuan Kada Piperin dalam Ekstrak Piper nigrum Linn.

    dengan nilai tailing factor sebesar 1,255; resolusi pada konsentrasi 0,5 µg/mL

    sebesar 3,698; dan waktu retensi sebesar 7,499. Parameter yang divalidasi dalam

    penelitian ini meliputi linearitas, rentang, selektivitas, akurasi, dan presisi.

    Penentuan Selektivitas

    Selektivitas merupakan kemampuan suatu metode untuk membedakan

    antara analit dengan senyawa-senyawa lain yang terdapat dalam suatu matriks.

    Nilai selektivitas dapat dilihat dari nilai resolusi peak senyawa yang hendak

    dianalisis. Dengan resolusi bernilai paling tidak 1,5 untuk analisis kuantitatif suatu

    senyawa (AOAC, 2019). Keterpisahan senyawa piperin dalam ekstrak Piper

    nigrum Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL dengan peak yang berada disebelahnya dapat

    dilihat pada kromatogram Gambar 1. Data resolusi senyawa piperin dalam ekstrak

    Piper nigrum Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL disajikan dalam Tabel I. Daya resolusi

    rata–rata senyawa piperin dalam ekstrak piperin konsentrasi 0,5 µg/mL bernilai

    3,575, resolusi piperin didapat dengan membandingkan peak piperin yang muncul

    di menit 8,0 dengan peak terdekat yang merupakan peak pengotor pada menit ke

    6,90. Metode memiliki nilai resolusi lebih dari 1,5 sehingga metode yang diuji

    memenuhi parameter selektivitas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Gambar 1. Kromatogram ekstrak Piper nigrum Linn. konsentrasi 0,5 µg/mL

    Tabel III. Data resolusi senyawa piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn.

    konsentrasi 0,5

    µg/mL

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    Resolusi Rata-rata

    Resolusi Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    0,05 µg/Ml 3,584 3,564 3,578 3,575

    Penentuan Kurva Baku

    Kurva baku atau kurva kaliberasi merupakan kurva yang menunjukkan

    hubungan antara respon instrumen dengan konsentrasi analit dengan beberapa seri

    baku. Pembuatan kurva baku pada penelitian ini menggunakan seri konsentrasi

    baku piperin 1 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; dan 25 µg/mL.

    Penelitian ini mrnggunakan metode KCKT sehingga respon yang didapat

    adalah dalam bentuk AUC (Area Under Curve). Kurva baku nantinya akan

    digunakan untuk analisis secara kuantitatif dimana nantinya dari kurva baku

    piperin akan didapat regresi linear y = bx + a, y menunjukan respon (AUC), a

    merupakan intersep dan b adalah slope. Dari persamaan regresi linear juga akan

    didapatkan nilai r (koefisien korelasi) yang menunjukkan linearitas dari suatu

    metode. Kurva baku dapat dikatakan linear ketika memiliki nilai koefisien

    korelasi (r) lebih besar dari 0,99 (AOAC, 2019). Kurva baku yang digunakan

    memiliki nilai koefisien korelasi lebih dari 0,99 yaitu sebesar 0,999 sehingga

    kurva baku bersifat linear. Pada penelitian ini dilakukan 3 kali replikasi dengan

    data sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Tabel IV. Data perolehan AUC dari 3 replikasi 7 seri konsentrasi baku piperin Konsentrasi Replikasi I

    AUC

    Replikasi II

    AUC

    Replikassi III

    AUC

    25 ppm 3142162 3139920 3038238

    20 ppm 2561339 2780515 2559965

    15 ppm 2019443 2220194 2098109

    10 ppm 1362587 1365288 1368808

    5 ppm 647174 649363 549156

    1 ppm 196619 204936 197217

    a 102366,8324 9371,169 89514,967

    b 121174,0149 128918,802 122541,871

    Koefisien korelasi 0,999 0,993 0,995

    Dari data tiga replikasi seri konsentrasi baku piperin yang disajikan pada

    Tabel II, seri konsentrasi kurva baku yang digunakan adalah seri kurva baku

    dengan nilai koefisien korelasi paling mendekati 1,0, yaitu seri konsentrasi kurva

    baku replikasi perama dengan nilai koefisien korelasi 0,9992. Kurva baku yang

    digunakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih dari 0,99 sehingga kurva baku

    bersifat linear. Persamaan yang didapatkan dari seri konsentrasi baku piperin

    replikasi ketiga adalah y = 121174,0149x + 102366,8324. Kadar piperin (x)

    didapat dengan memasukkan nilai AUC ke dalam y pada persamaan.

    Gambar 2. Kurva baku piperin.

    Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa adanya hubungan yang proposional antara konsentrasi seri

    baku dengan respon (AUC).

    0

    500,000

    1,000,000

    1,500,000

    2,000,000

    2,500,000

    3,000,000

    3,500,000

    0 5 10 15 20 25 30

    AU

    C

    Konsentrasi

    Kurva Baku Piperin

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Linearitas dan Rentang

    Koefisien korelasi (r) suatu metode dapat dilihat melalui kurva kaliberasi

    yang menunjukkan hubungan antara respon instrumen dengan konsentrasi analit

    (Harvey, 2000). Dari hasil penelitian didapat hasil koefisien korelasi (r) adalah

    0,9992 sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini mempunyai linearitas yang

    baik. Rentang merupakan batas terendah dan tertinggi dari kurva baku dimana

    metode masih memenuhi persyaratan validasi. Tujuan dari dibuatnya rentang

    kurva baku adalah untuk memastikan respon instrumen terhadap analit yang

    berada di luar kurva tetap berada dalam rentang yang ditetapkan dan kadar piperin

    dalam analit tidak mengalami ekstrapolasi. Rentang kurva baku diperoleh dengan

    menambahkan tiga seri konsentrasi di atas titik tertinggi kurva baku dan tiga

    konsentrasi di bawah titik terendah dari seri konsentrasi baku yang telah

    ditetapkan. Pada penelitian ini, seri konsentrasi baku 0,05 µg/mL; 0,1 µg/mL; 0,5

    µg/mL; 1 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; 25 µg/mL; 30

    µg/mL; 35 µg/mL; dan 40 µg/mL digunakan sebagai rentang. Data ketiga

    replikasi rentang dapat dilihat pada Tabel III.

    Tabel III. Data rentang piperin Konsentrasi Replikasi I Replikasi II Replikasi III

    40 ppm 5567895 5964352 5085672

    35 ppm 4747157 4255539 4192141

    30 ppm 3755142 3988619 3703531

    25 ppm 3142162 3139920 3038238

    20 ppm 2561339 2780515 2559965

    15 ppm 2019443 2220194 2098109

    10 ppm 1362587 1365288 1368808

    5 ppm 678152 675890 649363

    1 ppm 196619 225765 204936

    0,5 ppm 159004 189644 136106

    0,1 ppm 42862 40028 39558

    0,05 ppm 34769 37812 39446

    Koefisien korelasi 0,998 0,996 0,998

    Koefisien determinasi 0,996 0,992 0,996

    Dari data tiga replikasi rentang yang disajikan pada Tabel III, digunakan

    rentang replikasi pertama dengan nilai koefisien korelasi paling mendekati 1,0.

    Dari data rentang replikasi pertama diperoleh nilai koefisien korelasi (r) dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    koefisien determinasi (r2) yang memenuhi standar AOAC, 2019 yaitu ≥0,99. Data

    hasil penelitian menunjukkan metode memiliki koefisien korelasi yaitu 0,998 dan

    koefisien determinasi sebesar 0,996 yang berarti peningkatan konsentrasi piperin

    mempengaruhi peningkatan AUC piperin sebesar 99,6%. Kurva kalibrasi standar

    baku piperin menunjukkan linearitas yang sangat baik dan koefisien korelasi yang

    tinggi selama rentang 0,05 µg/mL -40 µg/mL. Dengan demikian, dapat

    disimpulkan bahwa metode analisis piperin yang diuji bersifat linear serta

    peningkatan konsentrasi piperin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

    peningkatan AUC piperin.

    Penentuan Perolehan Kembali dan Presisi

    Nilai perolehan kembali didapat dengan menggunakan larutan ekstrak

    Piper nigrum Linn. dan larutan ekstrak Piper nigrum Linn. yang diadisi baku

    piperin. Nilai perolehan kembali ditetapkan dengan paling sedikit tiga konsentrasi

    (rendah, sedang, dan tinggi) dan paling sedikit tiga kali pengukuran untuk tiap

    konsentrasi dengan penambahan baku piperin. Pada penelitian ini, penambahan

    baku piperin dilakukan dengan tiga tingkatan konsentrasi, yaitu 1 µg/mL (rendah),

    10 µg/mL (sedang), dan 20 µg/mL (tinggi). Penambahan baku piperin dilakukan

    sebanyak tiga replikasi untuk setiap tingkatan konsentrasi. Perolehan kembali

    dinyatakan dalam % recovery.

    Gambar 3. Stacking kromatogram adisi baku piperin

    0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 min

    0

    25000

    50000

    75000

    100000

    125000

    150000

    175000

    200000

    uV

    Adisi 3

    Adisi 2

    Adisi1

    Non adisi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Tabel IV. Data akurasi dan presisi piperin intra-day

    Senyawa

    Intra-day

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Piperin

    1,00 1,42 ± 0,028 108,90 1,97

    10,00 10,17 ± 0,033 98,45 0,32

    20,00 17,38 ± 0,084 85,25 0,48

    Tabel V. Data akurasi dan presisi piperin inter-day

    Senyawa

    Inter-day

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Piperin

    1,00 1,38 ± 0,010 105 0,7

    10,00 10,32 ± 0,010 99,9 0,09

    20,00 17,59 ± 0,11 86,3 0,6

    Berdasarkan data perolehan kembali piperin yang disajikan pada Tabel IV

    dan Tabel V, nilai persen perolehan kembali intra-day dan inter-day untuk piperin

    adalah antara 85,25-108,90% dan 86,30-105% secara berurutan. Berdasarkan

    nilai-nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode analisis piperin yang diuji

    memenuhi parameter akurasi.

    Berdasarkan AOAC 2019, suatu metode analisis yang diuji dikatakan

    memenuhi parameter presisi ditunjukkan dari nilai persen koefisien variasi atau

    persen relative standard deviation. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel

    IV dan Tabel V, nilai persen koefisien variasi atau persen relative standard

    deviation intra-day dan inter-day untuk piperin adalah antara 0,32-1,97% dan

    0,06-0,7% secara berurutan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode

    analisis piperin yang diuji memenuhi parameter presisi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    KESIMPULAN

    Metode analisis piperin dalam ekstrak Piper nigrum Linn. menggunakan

    KCKT fase terbalik dengan kolom C18; fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30

    v/v); laju alir 1,0 mL/menit memenuhi parameter validitas linearitas, selektivitas

    dan memenuhi parameter presisi serta perolehan kembali sehingga metode analisis

    piperin yang diuji dapat digunakan untuk penetapan kadar piperin dalam ekstrak

    Piper nigrum Linn..

    SARAN

    Penelitian terkait penetapan kadar piperin dalam sampel ekstrak Piper

    nigrum Linn. dapat menggunakan metode yang telah divalidasi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Agarwal, O., 2010. Alkaloids In: Chemistry of organic natural products, New

    Delhi.

    Ahuja, S., dan Dong, M., 2005. Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC,

    San Diego: Elsevier Academic Press, 50-53.

    Alfauziah, T., Q., 2016. Production of Potensial Antidiabetic Agent from Black

    Peper (Piper nigrum) as Effort Enhancing National Resilliance. CISAK.

    Anitha, A., Deepagan V.G., Rani Diva V.V., Menon, S.V., and Jayakumar, N.R.,

    2011. Preparation, characterization, in vitro drug release and biological

    study of piperin loaded extra sulphate-chitosan nanoparticles, Elsevier, 84

    (3), 1158-1164.

    AOAC, 2019. AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical

    Methods for Dietary Supplements and Botanicals, 18-19, 24-25.

    FDA, 2013. Guidance for Industry: Analytical Method Validation. U.S

    Department of Health and Human Services Food and Drug Administration,

    1-22.

    Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar, 228-232, 339, 344, 345, 346, 383.

    Harmita, 2009. Analisis Fisikokimia Volume 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

    EGC, 13, 21, 25, 38, 102-104, 110, 112.

    Harvey, D, 2000. Modern Analytical Chemistry, USA: The McGraw-Hill

    Companies Inc., pp. 110, 548, 550, 579, 580, 584.

    ICH, 2006. Validation of Analytical Procedures: Methodology, 6-7.

    Jangle, R.D., and Thorat, B.N., 2013. Reversed-phased High-performance Liquid

    Chromatography Method for Analysis of piperinoids and piperinoid-

    loaded Liposome Formulation, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences.

    Kar, A., 2005. Pharmaceutical Drug Analysis, India: New Age Publications, 454,

    462.

    Kazakevich, Y., dan LoBrutto, R., 2007. HPLC for Pharmaceutical Scientists,

    New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 25, 35, 145, 146, 161, 192.

    Kemenkes RI, 1992. Peratutan Menteri Kesehatan No. 761 Pedoman Obat

    Tradisional.

    Kemenkes RI, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta:

    Departemen Kesehatan.

    Kemenkes RI, 2005. Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional

    dan Obat Herbal.

    Khismatrao, A., Bhairy, S.,& Hirlekar, R. 2018. Development and Validation of

    RP-HPLC Method for Simultaneous Estimation of Piperin and Piperin,

    International Journal of Aplied Pharmaceutics, 10(5): 43-48.

    Koul S., Koul, J.L, Taneja, S.C., Dhar, K.L., Jamwal, D.S., Singh, K., Reen.

    R.K., dan Singh. J., 2000. Structure-Activity Relationship of Piperin and Its

    Synthetic Analogues for Their Inhibitory Potentials of Rat Hepatic

    Microsomal Constitutive and Inducible Cytochrome P450 Activities.

    Bioorganic and Biomedical Chemistry, 8, 251-268.

    Prasad, S., Tyagi, A.K., and Aggrawal, B.B., 2014. Recent Developments in

    Delivery, Bioavailability, Absorption and Metabolism of Piperin: The

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Golden Pigment from Golden Spice, Cancer Reasearch and Treatment,

    46(1): 2-18.

    Pruthi, J.,S., 1999. Major Spices of India: Crop Management and Post Harvest

    Technology. New Delhi: ICAR.

    Ravinchandran V., Shalini S., Sundram K.M., and Harish R., 2010. Validation of

    Analytical Methods- Strategic and Importance, International Journal of

    Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.

    Rohman, A., 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat, GrahaIlmu: Yogyakarta,

    111, 113, 115.

    Wu, H., 2007. Isolation and characterization of natural Products from ginger and

    Allium Ursinum, The State University of New Jersey, USA.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Lampiran 1. Kromatogram rentang dan kurva baku piperin

    1. Konsentrasi 0,05 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    2. Konsentrasi 0,1 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    3. Konsentrasi 0,5 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    4. Konsentrasi 1 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    5. Konsentrasi 5 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    6. Konsentrasi 10 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    7. Konsentrasi 15 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    8. Konsentrasi 20 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    9. Konsentrasi 25 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    10. Konsentrasi 30 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    11. Konsentrasi 35 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    12. Konsentrasi 40 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Lampiran 2. Kromatogram perolehan kembali

    1. Non Adisi replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    2. Adisi 1 (rendah) replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    3. Adisi 2 (sedang) replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    4. Adisi 3 (tinggi) replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Lampiran 3. Kromatogram Ekstrak Piper nigrum Linn. konsentrasi 0,5

    µg/mL

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Lampiran 4. Data AUC perolehan kembali dan presisi

    Hari 1

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    Non Adisi 67221 68447 67579

    Adisi 1 270354 273672 267603

    Adisi 2 1347508 1355578 1355570

    Adisi 3 2240877 2245608 2249195

    Hari ke-2

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    Non Adisi 66312 68451 67427

    Adisi 1 271225 269789 269.075

    Adisi 2 1350158 1358098 1357641

    Adisi 3 2240897 2239871 2247689

    Hari ke-3

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    Non Adisi 66578 655079 66272

    Adisi 1 267957 268393 268169

    Adisi 2 1349987 1353481 1351882

    Adisi 3 2238745 2240812 2240145

    Senyawa

    Hari ke-1

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Piperin

    1,00 1,38 ± 0,025 105 1,81

    10,00 10,32 ± 0,038 99,9 0,36

    20,00 17,68 ± 0,034 86,75 0,19

    Senyawa

    Hari ke-2

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Piperin

    1,00 1,39 ± 0,025 106 1,79

    10,00 10,33 ± 0,049 100 0,47

    20,00 17,46 ± 0,031 85,65 0,17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Senyawa

    Hari ke-3

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Piperin

    1,00 1,37 ± 0,002 104 0,14

    10,00 10,31 ± 0,014 99,80 0,13

    20,00 17,64 ± 0,008 86,55 0,04

    Contoh perhitungan perolehan kembali pada adisi 1 replikasi pertama:

    Persen perolehan kembali = (Cf – Cu) x 100/Cu

    = (1,419 – 0,331) x 100/1

    = 109,9%

    Contoh perhitungan koefisien variasi pada adisi 1:

    Koefisien variasi (CV) = SD/rata-rata x 100%

    = 0,028/1,419 x 100%

    = 1,972%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    BIOGRAFI PENULIS

    Christin Nesia sukma Wijayanti, penulis naskah skripsi

    berjudul Validasi Metode Analisis High Performance Liquid

    Chomatography Fase Terbalik pada Penetapan Kadar Piperin

    dalam Ekstrak Piper nigrum Linn. lahir di Temanggung pada

    tanggal 2 Januari 1998. Penulis merupakan aak ke-dua dari

    tiga bersaudara dari pasanag Susilo Haryanto dan Ch.

    Mariyati. Pendidikan formal yang telah dienyam oleh penulis

    adalah pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Cor Yesu,

    Temanggung (2003-2005), pendidikan tingkat sekolah dasar di

    SD Pangudi Utami, Temanggung (2005-2010), pendidikan

    sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2, Temanggung (2010-2013) dan

    pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1, Temanggung (2013-1016).

    Penulis melanjutkan pendidikan Strata-1 di Fakultas Frmasi Sanata Dharma,

    Yogyakarta (2016). Selama di bangku perkulihan penulis aktif mengikuti berbagai

    kegiatan kepanitiaan, UKF, asisten dosen dan berbagai seminar. Kepanitiaan yang

    pernah diikuti ialah panitia Titrasi 2017 sebagai anggota divisi perlengkapan, LCC

    Proton pada tahun 2017 sebagai anggota divisi Dana Usaha, FACTION 2 dan

    FACTION 3 sebagai anggota divisi pendaftaran. Sedagkan UKF yang rajin diikuti

    ialah UKF PSF Veronika dan IPSF. Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten

    dosen untuk mata kuliah Kimia Dasar 2017/2018 dan Kimia Analisis 2019/2020.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI