New Tugas Refleksi

14
1 A. PENDAHULUAN Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan. Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi

Transcript of New Tugas Refleksi

Page 1: New Tugas Refleksi

1

A. PENDAHULUAN

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut

menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara

keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana

keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan

kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan

advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan

professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan

moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan

baik.

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga

adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima

asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang

diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit

dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat

dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga

menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga

dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua

keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,

dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam

pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya

keluarga sehingga dapat menerima.

B. LATAR BELAKANG

Pembelajaran praktik banyak digunakan dalam pembelajaran orang

dewasa  dan pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Pada dunia kesehatan

hampir sebagian besar pendidikan dan pelatihan menggunakan pembelajaran praktik.

Pembelajaran praktik juga  digunakan oleh pendidikan keprofesian keperawatan yang

menuntut seseorang perawat untuk memiliki kompetensi tertentu dalam melaksakan

pekerjaannya sebagai seorang perawat profesional.

Page 2: New Tugas Refleksi

2

Pembelajaran praktik menekankan bahwa pembelajaran melalui pengalaman

langsung memiliki kekuatan yang luar biasa karena individu tersebut bisa merasakan

langsung secara nyata tentang suatu konsep atau teori, atau fenomena dalam

kehidupan nyata sekaligus bagaimana cara  penyelesaian masalahnya. Melalui proses

pembelajaran ini peserta didik juga dituntut untuk mampu menggunakan cara berfikir

kritis dalam menganalisa dan menghadapi setiap persoalan, setiap ide dan harapan

serta kenyataan. Sehingga dengan melalui pembelajaran praktik peserta dapat

mengetahui fenomena yang ada di lapangan.

Agar mampu menghadapi kenyataan dan menyelesaikan fenomena yang ada

di lapangan sehingga peserta didik dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan

baik, maka kemampuan berfikir kritis dalam menganalisa akan menentukan

kemampuan peserta didik dalam pengambilan keputusan untuk setiap tindakan

sangatlah penting. Kemampuan berfikir kritis dan menganalisa akan menjadi lebih

tajam dengan proses pembelajaran refleksi, karena dengan proses refleksi peserta

didik dituntut untuk selalu melihat kembali apa yang telah ditemukan dan dilakukan

pada saat praktik, digali dan diinvestigasi mengapa hal itu terjadi  kemudian dinilai

efektifitas dan keuntungan serta kerugiannya. Sehingga ditemukan cara yang terbaik

untuk dilaksanakan dalam praktik selanjutnya. Kemampuan ini akan lebih

menambah kepercayaan diri peserta  didik untuk berkreasi dan mengembangkan

praktik yang terbaik.

Proses pembelajaran refleksi  ini merupakan salah satu metode pembelajaran

untuk meningkatkan kinerja seorang perawat profesional, sehingga proses

pembelajaran refleksi  tidak  hanya digunakan pada proses pendidikan dan pelatihan

tetapi digunakan juga di lapangan baik di rumah sakit, puskesmas dan praktek

mandiri sebagai proses pembelajaran yang berkesinambungan. Keputusan Menteri

Kesehatan RI  nomor 836/2005 telah menetapkan Kebijakan Pengembangan

Manajemen Kinerja Klinik Perawat dan Bidan,  pada keputusan tersebut proses

pembelajaran refleksi merupakan metode untuk meningkatkan kinerja Perawat dan

Bidan, khususnya dalam menganalisa dan mengambil keputusan untuk melakukan

pelayanan kepada kliennya sesuai standar yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran terjadi dengan menerapkan langsung dalam kondisi

nyata (concrete experience), sehingga individu mendapatkan pengalaman yang

Page 3: New Tugas Refleksi

3

nyata. Dari pengalaman nyata yang didapatkan saat praktik yang merupakan respon

seseorang secara total atau keseluruhan terhadap situasi atau kejadian meliputi apa

yang dipikirkan, dirasakan dan dikerjakan  harus di refleksikan (reflective

observation), karena  dengan proses refleksi  akan muncul konsep-konsep baru, yang

terbentuk dari hasil kajian dan analisa pengalaman praktiknya yang berbentuk ide,

pikiran dan alternatif tindakan yang bersifat abstrak (abstract conceptualization).

Kemudian individu tersebut akan termotivasi untuk mencoba mempraktikan

pemikiran barunya dalam pembelajaran praktik, dan mencoba memberikan tindakan

yang lebih efektif sesuai hasil ide dan pikirannya, maka individu tersebut telah

melakukan uji coba secara aktif apa yang dipikirkan dan idenya dalam memberikan

pelayanan (Active Experimentation). Siklus pembelajaran praktik ini terus

berlangsung setiap individu melaksanakan praktik, sehingga pembelajaran praktik

menjadi berkualitas dan sebagai individu pembelajar menjadi lebih dinamis, kreatif

dan inovatif.

C. DEFINISI MASALAH

Pembelajaran Refleksi merupakan proses mental yang menerapkan

kegiatan pembelajaran dengan mengaktifkan  peserta untuk menggunakan pemikiran

yang kritis (critical thinking) untuk menguji informasi yang didapat, bertanya tentang

kebenarannya dan menyimpulkan berdasarkan ideu-ideu yg dihasilkannya. Proses

yang dilakukan secara berkesinambungan mengarahkan individu untuk mampu

membuat alternatif  pemecahan dan kesimpulan akhir, sehingga memiliki

pemahaman yg lebih baik. Tanpa refleksi bembelajaran menjadi berakhir,sedangkan

pengelolaan cara berfikir yg dalam memerlukan proses pembelajaran.    

D. TUJUAN

1. Untuk mengembangkan profesionalisme perawat

2. Meningkatkan aktualisasi diri perawat

3. Membangkitkan motivasi untuk belajar.

Page 4: New Tugas Refleksi

4

E. METODE

Proses refleksi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satu cara

yang sering digunakan dalam praktik klinik kesehatan adalah menggunakan analisa

kasus nyata (critical incident). Dengan critical incident ini individu dapat melakukan

pembelajaran yang nyata dari kasus yang ada dan telah diberikan pelayanan

langsung. Sehingga dapat dilakukan pembelajaran dalam setiap tindakan yang telah

dilakukan, diantaranya:

1. Apakah anamnesa/pemeriksaan  yang dilakukan sudah lengkap dan tepat ?

2. Apakah diagnosa yang dirumuskan sudah tepat sesuai kondisi klien?

3. Apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai ? efektif?

4. Apakah penanganan yang dilakukan menyelesaikan masalah yang ada?

5. Bagaimana kondisi klien setelah diberikan tindakan?

6.  Bagaimana respon klien/ kepuasan klien?

Proses refleksi dengan menganalisa kasus ini membandingkan dan

menginvestigasi dengan dasar standar pelayanan,  kajian teori dan bukti penelitian

/evidence based practice. Kesuksesan proses refleksi dengan menggunakan analisa

kasus nyata dengan kejadian yang kritis (critical incident), akan mempengaruhi

individu untuk mampu :

1. Mengembangkan opini-opini nya

2. Melihat kemungkinan kemungkinan  yang terjadi

3. Melatih ketajaman berfikir

4. Menjadi kreatif  

Keuntungan/ Dampak lain

1. Meningkatkan therapeutic kepada individu

2. Meningkatkan Komunikasi yang baik & empati diantara koleha

3. Critical thinking merupakan hal penting dalam praktek profesional 

F. HASIL

Pengkajian keperawatan adalah upaya untuk mengumpulkan data secara

lengkap, dan sistematis untuk dilakukan pengkajian dan dianalisa, sehingga masalah

Page 5: New Tugas Refleksi

5

kesehatan yang dihadapi keluarga dan klien baik fisik, mental, sosial maupun

spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap ini mencakup tiga kegiatan yaitu dimulai

dari pengumpulan data, analisa data, dan penentuan masalah kesehatan serta

keperawatan. Pada dasarnya tujuan pengkajian keperawatan adalah mengumpulkan

data objektif dan subjektif dari keluaraga dan klien. Adapun data yang terkumpul

mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan.

Dalam proses pengkajian terhadap keluarga diperlukan beberapa alternatif cara

yang bisa digunakan untuk membangkitkan keinginan keluarga untuk

mengungkapkan masalah yang sedang mereka hadapi saat pengkajian dilakukan.

Beberapa cara yang bisa digunakan antara lain:

1. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan, dengan demikian keluarga akan merasa

segan, merasa lebih nyaman dan dapat mengurangi rasa sakit.

2. Menggunakan pakaian yang rapi, penampilan yang menarik dapat merefresh

keadaan keluarga dan membuat klien merasa nyaman.

3. Menggunakan panggilan atau sebutan orang yang baik, dengan demikian maka

keluarga akan merasa terhormati dan mencegah rasa ketersinggungan.

4. Intonasi (nada suara), nada suara yang lembut didengar akan memberikan rasa

nyaman pada klien dan keluarga serta membantu mengurangi rasa tegang dari

rasa sakitnya. Sebuah pesan dapat menunjukan antusiasme, perhatian,

permusuhan, atau pengabaian bergantung pada intonasinya.

Konsep dan prinsip norma yang relevan dengan pengkajian yang harus

ditunjukkan kepada klien kelurga saat melakukan pengkajian, antara lain:

1. Menjaga kontak mata, dengan demikian keluarga dan klien akan merasa

diperhatikan pada saat memberikan informasi. Apabila tidak maka keluarga dan

klien akan tersinggung dan kepercayaan terhadap perawat pun akan berkurang.

2. Jangan membelakangi, apabila perawat membelakangi keluarga dan klien maka

sanksinya akan mengurangi kenyamanan klien dalam melakukan tindakan,

alangkah baiknya menghadap keluarga dan klien selain untuk menghormati

dapat juga meningkatkan kenyamanan keluarga dan klien.

3. Menjaga privacy, dalam melakukan tindakan apabila dalam diri keluarga dan

klien terdapat sesuatu yang dapat memalukan, maka perawat harus menjaga

kerahasiaan tersebut. Jangan sampai aib tersebut sampai diketahui oleh orang.

Page 6: New Tugas Refleksi

6

4. Penggunaan bahasa tubuh, berguna dalam tindakan keperawatan. Misalnya

apabila keluarga dan klien telah dipasang sungkup muka dan perawat bertanya

apakah terasa tidak nyaman atau sakit. Maka dengan mengangguk saja itu

menandakan jawaban ya atau klien menggeleng kepala itu menandakan tidak.

G. DISKUSI

Peran anggota keluarga dalam pemenuhan tugas kesehatan keluarga yang dapat

dilihat selama praktik klinik dirasakan sangat mendukung terciptanya status

kesehatan yang menunjukkan peningkatan. Dukungan dari anggota keluarga

misalkan dalam ketersediaan waktu untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke

pusat pelayanan kesehatan yang tersedia sangatlah penting dirasakan. Peran

penjagaan terhadap pola makan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga

yang sakit juga sangat membantu sehingga segala macam pantangan atau makanan

apa saja yang tidak boleh diberikan akan mudah tertangani.

Asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan selama mengikuti stase

keperawatan keluarga adalah masalah hipertensi pada anggota keluarga. Terdapat

dilema etik dalam pelayanan asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan

menyangkut masalah menghargai otonomi (facilitate autonomy) yang semuanya

tergantung klien dengan masalah kebenaran (veracity) yang mengatakan segala

sesuatu haruslah disampaikan dengan sebenar-benarnya oleh peserta didik.

Mengenai konsumsi makanan yang tinggi akan kadar garam dan kolesterol

yang akan berakibat kepada hipertensi, seharusnya peserta didik menekankan

kebenaran mengenai informasi yang disampaikan yaitu mengenai akibat makanan

yang tidak terkontrol dapat mencetus hipertensi yang nantinya akan berkomplikasi

dengan penyakit lain, di lain sisi peserta didik harus menghargai otonomi klien yang

selalu menginginkan makanan yang enak yang sebenarnya peserta didik tahu bahwa

makanan tersebut tidaklah baik untuk dikonsumsi klien dengan factor risiko

hipertensi berulang.

Sebagaimana yang  tercermin dalam model pengambilan keputusan, prinsip-

prinsip etika yang relevan harus dipertimbangkan ketika dilema etik muncul. 

Terdapat beberapa prinsip-prinsip etik yang terkait dam pengaturan perawatan,

Page 7: New Tugas Refleksi

7

prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk memberikan hormat dan martabat bagi semua

yang terlibat dalam pengambilan keputusan.

1. Menghargai otonomi (facilitate autonomy), suatu bentuk hak individu dalam

mengatur kegiatan atau perilaku dan tujuan hidup individu. Kebebasan dalam

memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri.

Prinsip otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai kemerdekaan untuk

menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri. Bagian dari

apa yang didiperlukan dalam ide terhadap respect terhadap seseorang, menurut

prinsip ini adalah menerima pilihan individu tanpa memperhatikan apakah

pilihan seperti itu adalah kepentingannya. Permasalahan dari penerapan prinsip

ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh

banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit,

ekonomi, tersedianya informsi dan lain-lain. Contoh: Kebebasan klien untuk

memilih pengobatan dan siapa yang berhak mengobatinya sesuai dengan yang

diinginkan.

2. Kebebasan (freedom), perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu

tanpa tekanan atau paksaan pihak lain. Bahwa siapapun bebas menentukan

pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik. Contoh: Klien dan

keluarga mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan

yang diberikan.

3. Kebenaran (Veracity) a truth, melakukan kegiatan atau tindakan sesuai dengan

nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan (tepat dan lengkap). Prinsip

kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal

yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu kewajiban untuk mengatakan yang

sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain. Kebenaran merupakan hal

yang fundamental dalam membangun hubungan saling percaya dengan klien.

Perawat sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada klien yang

memang sakit parah. Namun dari hasil penelitian pada klien dalam keadaan

terminal menjelaskan bahwa klien ingin diberitahu tentang kondisinya secara

jujur. Contoh: Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP

yang berlaku dimana klien dirawat.

Page 8: New Tugas Refleksi

8

4. Keadilan (Justice), hak setiap orang untuk diperlakukan sama. Merupakan suatu

prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu

mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk

kebaikan kehidupan seseorang. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan

kesehatan yang besar, maka menurut prinsip ini harus mendapatkan sumber-

sumber yang besar pula, sebagai contoh: Tindakan keperawatan yang dilakukan

seorang perawat baik di bangsal maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai

SAK.

5. Tidak Membahayakan (Nonmaleficence), tindakan atau prilaku yang tidak

menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang lain. Contoh: Bila ada

klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang side riil.

6. Kemurahan Hati (Benefiecence), menyeimbangkan hal-hal yang menguntungkan

dan merugikan atau membahayakan dari tindakan yang dilakukan. Melakukan

hal-hal yang baik untuk orang lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang

baik dan tidak merugikan orang lain atau klien. Prinsip ini sering kali sulit

diterapkan dalam praktek keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering

memberikan dampak yang merugikan klien, serta tidak adanya kepastian yang

jelas apakah perawat bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan

klien. Contoh: Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien

dengan baik dan benar.

7. Kesetiaan (fidelity), memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan

dan tanggung jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan

sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung

jawab dalam konteks hubungan perawat-klien meliputi tanggung jawab menjaga

janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian atau kepedulian.

Peduli kepada klien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan. Peduli pada

klien merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan, terutama

pada klien dalam kondisi terminal. Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam

memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik,

memberikan kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional. Contoh:

Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh

mengingkari janji tersebut.

Page 9: New Tugas Refleksi

9

DAFTAR PUSTAKA

Boud D, Keogh R, Wlker D. Reflection: turning experience into learning. London:

Kogan Page, 1985.

Schon DA. The reflective practitioner. How professional think in action. London:

Temple Smith, 1983.

Aukes L. Personal reflection in medical education [dissertation], Netherland,

University Medical Center Groningen, 2008.

Robertson K. Reflection in professional practice and education, Australian Family

Physician Vol. 34, No. 9, September 2005.

Lyons J. Reflective education for professional practice: discovering knowledge from

experience, Nurse Education Today 1999, 19, 29-34.

Hatton N. Smith D. Reflection in teacher education: towards definition and

implementation. Teaching & Teacher Education 1995;11:33-49.

Johns C. The value of reflective practive for nursing. J Clin Nursing 1995; 4:23-30

cited from Pee, et al, Appraising and assessing reflection in studets writing on a

structured worksheet. Medical Education 2002; 36:575-585.