Neuro Edited

download Neuro Edited

of 9

Transcript of Neuro Edited

Nyeri Kepala Tipe Tegang

1. PendahuluanNyeri kepala tipe tegang atau tension-type headache, yang selanjutnya disingkat NKTT atau TTH, merupakan jenis nyeri kepala primer (tidak menunjukkan proses organik dalam perjalanan penyakitnya) yang memiliki prevalensi terbesar dan membutuhkan biaya terkait dengan periode serangan yang panjang dan sering.(1,2)2. Definisi

Nyeri kepala tipe tegang atau NKTT, didefinisikan sebagai nyeri melingkari kepala yang menyebar bilateral, umumnya dirasakan pada area frontalis hingga oksiptal. Nyeri terkadang dirasakan menyebar ke otot-otot leher, digambarkan sebagai nyeri yang mengekang dan menekan kuat, serta terkesan tumpul. NKTT tidak dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan umumnya pasien dengan NKTT tidak mengeluhkan adanya nausea, dan hanya mengeluhkan salah satu dari gejala photophobia atau phonophobia.(3)Klasifikasi International Headache Society (IHS), ICHD-II, membedakan NKTT kedalam 3 kategori berdasarkan frekuensi nyeri kepala; (1) infrequent NKTT (kurang dari 12 kali nyeri kepala tiap tahun), (2) frequent NKTT (antara 12 sampai dengan 180 hari tiap tahun), dan (3) chronic NKTT (sekurang-kurangnya 180 hari per tahun).(4)3. Epidemiologi

NKTT merupakan varian nyeri kepala yang paling sering terjadi, dengan insidensi 14,2 per 1.000 orang pertahun. Menurut data epidemiologi lain, NKTT lebih banyak menyerang wanita dibandingkan dengan pria. Perbandingan penderita wanita dibandingkan pria adalah 5:4. Jarang terjadi pada anak-anak atau dewasa muda, onset usia terjadinya NKTT memuncak pada usia 30-39 tahun dan jumlahnya berkurang sesuai penambahan usia. (4,5)Studi epidemiologi menunjukkan sebagian besar kasus merupakan infrequent NKTT. 24-37% pasien mengatakan mengalami serangan beberapa kali dalam sebulan, 10% kasus dapat digolongkan dalam frequent NKTT dengan jumlah serangan beberapa kali dalam seminggu dan hanya 2-3% yang mengalami chronic NKTT yang dirasakan hampir sepanjang usianya.(4)4. Etiologi & Faktor PencetusBelum ada penyebab pasti yang memicu serangan NKTT, namun dari hasil suatu penelitian epidemiologik yang dilakukan terhadap 250 pasien NKTT dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang menjadi pencetus munculnya serangan yaitu; Berada dalam lingkungan yang menekan psikologis atau stress merupakan faktor pencetus terbanyak yang dikeluhkan oleh 96 pasien atau 38% dari total responden. Faktor lain, pajanan terhadap suhu lingkungan yang jauh berbeda dengan temperatur tubuh, terutama lingkungan panas dikeluhkan oleh 70 pasien atau 28% dari total responden. Rasa cemas yang berlebihan dirasakan oleh 51 pasien atau 14% dari total responden sebelum terjadinya serangan. Faktor-faktor lain yang dikeluhkan oleh responden antara lain makanan tertentu dan setelah melakukan perjalanan jarak jauh.(6)5. PatofisiologiSelama beberapa tahun, diyakini bahwa NKTT diakibatkan oleh kontraksi berlebihan dari otot-otot kranioservikal dan berhubungan dengan konstriksi arteri-arteri scalp. Tetapi, tidak jelas salah satu dari mekanisme ini yang menjelaskan terjadinya terjadinya NKTT kronik. Hingga beberapa waktu belakangan dirasakan bahwa sebagian besar pasien NKTT, melalui palpasi, justru didapatkan relaksasi ringan dari otot-otot kranioservikal yang disebutkan sebelumnya dan tidak tidak ada bukti kontraksi berkepanjangan ketika diukur melalui rekaman electromyelography (EMG) permukaan.(3)Belakangan dijelaskan bahwa terjadi peningkatan sensitifitas nyeri myofasial padapasien-pasien NKTT. Peningkatan sensitifitas ini, pada suatu penelitian, dilaporkan terjadi akibat adanya pelepasan mediator infamasi yang menghasilkan eksitasi dan sensitisasi dari aferen sensorik perifer. Namun hipotesis ini tidak sesuai dengan penelitian lain yang menunjukkan konsentrasi mediator inflamasi dan metabolit pada titik nyeri pada pasien dengan chronic NKTT dalam batas normal.(4)Peningkatan sensitifitas nyeri myofasial diketahui pula disebabkan oleh faktor-faktor sentral. Suplai impuls nosiseptif dari jaringan myofasial perikranial yang berkepanjangan, didukung adanya hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengurangan volume struktur gray matter otak yang terkait pengolahan impuls nyeri, berhubungan secara positif terhadap durasi nyeri kepala dan kemungkinan besar merupakan konsekuensi dari sensitisasi sentral oleh struktur jaringan myofasial perikranial sebagaimana disebutkan sebelumnya. Penurunan aktifitas antinosiseptif dari struktur suprasinal (mis. defisiensi inhibisi desendens) juga memiliki peranan dalam peningkatan sensitifitas nyeri pada chronic NKTT.(4,7)Hipotesis sensitisasi sentral juga didukung oleh penelitian farmakologis. Penurunan nyeri myofasial selama pengobatan menggunakan amitriptilin disebabkan adanya reduksi segmental dari sensitisasi sentral yang dikombinasi dengan peningkatan efisiensi noradrenergik atau inhibisi serotonergik desendens.(7)Baru-baru ini, Nitrit Oxide (NO) dikatakan pula mempengaruhi terjadinya NKTT, juga melalui mekanisme sentral. Hal ini didukung adanya penggunaan penghambat NO (NO synthase inhibitor) dapat mengurangi ketegangan otot dan nyeri pada pasien dengan chronic NKTT.(3)6. DiagnosaDiagnosis NKTT dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kriteria NKTT. Apabila keluhan pasien sesuai dengan kriteria NKTT tersebut dan pasien tidak menunjukkan kelainan neurologis lain, maka pemeriksaan penunjang diagnosis lain umumnya kurang bermanfaat. Palpasi manual otot-otot perikranial yang menunjukkan ketegangan dan rasa nyeri merupakan temuan paling sering pada pasien dengan serangan NKTT.(8) Gambar 1. Pasien sedang menunjukkan lokasi-lokasi yang sering dikeluhkan oleh pasien-pasien dengan kecurigaan NKTT. Dapat dilihat bahwa NKTT terjadi selalu pada kedua sisi kepala pasien.(8)6.1. Gejala Klinik& KlasifikasiTabel 1. Klasifikasi NKTT menurut HIS, ICHD-II(9)KriteriaInfrequent NKTTFrequent NKTTChronic NKTT

ASetidaknya terjadi kurang dari satu dalam sebulan atau rata-rata kurang dari 12 hari dalam setahun dan memenuhi kriteria B-DSetidaknya terjadi 10 kali dalam 1 hari tapi