Neuro Dermatitis
Transcript of Neuro Dermatitis
Case Report Session Rotasi II
NEURODERMATITIS
Oleh:
Isnu Lucky Riandini (0910313197)
Rigo Junaidi (0910312035)
Preseptor:
dr. Juli
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PUSKESMAS PADANG PASIR
2015
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Neurodermatitis Sirkumskripta
Pendahuluan
Neurodermatitis sirkumskripta dikenal dengan Liken Simpleks Kronikus (LSC),
istilah yang pertama kali dipakai oleh Vidal, oleh karena itu juga disebut Liken Vidal.
Neurodermatitis sirkumskripta adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, khas
ditandai dengan kulit yang tebal dan likenifikasi (garis kulit tampak lebih menonjol).
Likenifikasi pada kasus ini terjadi akibat garukan atau gosokan berulang-ulang karena
berbagai rangsangan pruritogenik. Keluhan dan gejala dapat muncul dalam waktu hitungan
minggu hingga bertahun-tahun (Fitzpatrick et al. 1997; Sularsito&Suria,2013).
Keluhan utama yang dirasakan pasien berupa gatal bersifat paroksismal dan dirasakan
terutama jika tidak beraktivitas. Lesi yang timbul dapat muncul hanya pada satu tempat,
tetapi dapat juga dijumpai pada beberapa tempat (Sularsito&Suria,2013).
Epidemiologi
Neurodermatitis sirkumpskripta sering ditemui pada masyarakat umum usia dewasa
(lebih dari 20 tahun), puncak insidennya antara 30-50 tahun. Insiden terjadi lebih sering pada
wanita daripada pria (Fitzpatrick et al. 1997; Wolff, et al. 2008). Neurodermatitis
sirkumskripta dapat disertai prurigo nodularis pada rentang usia 20 hingga 60 tahun. Pasien
dengan koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset umur yang lebih muda yaitu
rata-rata 19 tahun, dibandingkan dengan pasien tanpa atopi rata-rata 48 tahun (Wolff K., et al.
2008).
Dikatakan bahwa 12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan kulit gatal
menderita neurodermatitis sirkumpskripta. Neurodermatitis sirkumpskripta memiliki
insidensi kejadian tinggi pada ras Asia dan Amerika Latin. Stres emosional menjadi faktor
pencetus dalam beberapa kasus (An et al., 2013; Fitzpatricket al., 1997).
Etiopatogenesis
Etiologi pasti neurodermatitis sirkumpskripta belum diketahui, namun pruritus
memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo
nodularis. Neurodermatitis sirkumskripta diinduksi oleh garukan dan gosokan pada kulit
akibat rasa gatal. Prurigo nodularis lebih sering diinduksi oleh cubitan dan gosokan pada
kulit, namun tidak selalu akibat gatal (Wolff K., et al. 2008; Sularsito&Suria,2013).
Hipotesis pruritus dapat muncul sebagai gejala dari penyakit lain yang mendasarinya
seperti gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidisme,
hipotiroidisme, dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, serta gigitan serangga, serta faktor
psikologi diasosiasikan dengan neurodermatitis sirkumpskripta, namun belum jelas apakah
faktor emosional timbul sekunder terhadap penyakit ini atau primer dan kausatif (An et al.,
2013; Sularsito&Suria,2013).
Kulit yang mendapatkan trauma fisik memiliki predileksi khusus yaitu dengan
hiperplasia epidermal sehingga kulit menjadi sensitif terhadap sentuhan. Rasa gatal yang
berlebihan dapat terjadi pada kulit yang mengalami likenifikasi. Rasa gatal ini diperberat oleh
stres emosional pada beberapa kasus. Hal ini menjadi kebiasaan dan dapat berulang dalam
hitungan bulan hingga tahun dan menyebabkan likenifikasi (Fitzpatrick et al. 1997; Wolff, et
al. 2008).
Gatal timbul akibat adanya pelepasan mediator inflamasi dan aktivitas enzim
proteolitik. Keadaan ini menimbulkan adanya proses inflamasi pada kulit, yang menyebabkan
penderita sering menggaruk lesi yang terbentuk. Proses inflamasi yang berkepanjangan akan
menyebabkan penebalan kulit, dimana penebalan kulit ini sendiri menimbulkan rasa gatal,
sehingga merangsang penggarukkan yang akan semakin mempertebal kulit. Beberapa jenis
kulit lebih rentan mengalami likenifikasi. Contohnya adalah kulit yang cenderung
ekzematosa, seperti dermatitis atopi dan diathesis atopi. Faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi gatal antara lain panas, keringat, dan iritasi (Wolff K., et al. 2008;
Sularsito&Suria,2013).
Gejala nyata neurodermatitis sirkumskripta adalah rasa gatal paroksimal. Daerah
predileksi utama adalah di kaki. Pada malam hari, pasien seringkali tidak sadar menggaruk
dan menggosok kakinya akibat gatal. Garukan itu berupa gerakan reflek dan menjadi
kebiasaan. Apabila daerah lesi tersentuh bahkan oleh stimulus ringan, hal ini akan
mencetuskan rasa gatal berlebihan. Pada malam hari, rasa gatal terjadi akibat kulit menjadi
hangat ketika tidur sehingga menginduksi gatal (Wolff K., et al. 2008).
Penemuan Klinis
a. Gejala klinis
Penderita penyakit ini akan mengeluh rasa gatal sekali, dan dirasakan terutama ketika
malam hari mengganggu tidur. Rasa gatal tidak terus menerus, biasanya pada waktu
tidak sibuk, bila muncul sulit di tahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila
digaruk dan rasa gatal berhenti apabila terjadi luka, karena diganti dengan rasa nyeri.
Rasa gatal diperburuk oleh keringat, panas atau iritasi pakaian. Stres emosional
mempengaruhi rasa gatal menjadi lebih buruk (Siregar, 2005; Wolff K., et al. 2008;
Sularsito & Suria,2013).
b. Lesi kulit
Lesi yang muncul biasanya tunggal, bermula sebagai plak eritematosa, sedikit
edematosa. Lambat laun edema dan eritema akan menghilang, lalu muncul skuama pada
bagian tengah dan menebal. Biasanya hanya dijumpai satu plak walaupun dapat muncul
lebih dari satu regio. Plak padat likenifikasi disertai dengan papul kecil di pinggir lesi.
Kulit dengan likenifiaksi teraba tebal dan dapat dibedakan secara langsung. Ekskoriasi
dapat ditemukan dengan kulit sekitar hiperpigmentasi (Fitzpatrick et al. 1997; Wolff K.,
et al. 2008; Sularsito & Suria,2013).
Lesi berwarna kemerahan dan semakin menghitam akibat hiperpigmentasi, khususnya
pada kulit dengan phototypes IV, V dan VI. Bentuk lesi mengikuti bekas garukan,
sehingga dapat berbentuk bulat, oval atau linear (Fitzpatrick et al. 1997; Wolff K., et al.
2008).
Gambaran klinis juga dipengaruhi oleh lokasi dan lamanya lesi. Lesi dapat timbul
dimana saja, namun tempat yang sering adalah di tengkuk, leher, dengan bagian
ekstensor, pubis, vulva, skrotum, peri-anal, paha, lutut, tungkai bawah lateral,
pergelangan kaki bagian depan, dan punggung kaki. Predileksi ini tergambar pada
Gambar 2.1 (Fitzpatrick et al. 1997; Siregar, 2005).
\
Gambar 2.1. Predileksi Neurodermatitis Sirkumskripta (Fitzpatrick et al. 1997).
Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita,
berupa plak kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp. Skuama pada
penyakit ini biasanya dapat menyerupai skuama pada psoriasis (Fitzpatrick et al. 1997;
Wolff K., et al. 2008).
Variasi klinis dari neurodermatitis sirkumpskripta dapat berupa prurigo nodularis,
akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat.
Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan
skuama, yang lambat laun akan menjadi keras dan berwarna lebih gelak. Lesi biasanya
multiple, dan tempat predileksi di ekstrimitas, dengan ukuran lesi beberapa millimeter
hingga 2 cm (Fitzpatrick et al. 1997; Sularsito & Suria,2013).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan adalah pemeriksaan KOH, dalam rangka
menyingkirkan kemungkinan infeksi penyebab jamur (Fitzpatrick et al. 1997).
Histopatologi
Gambaran histopatologik neurodermatitis sirkumpskripta, pada lapisan epidermis
terdapat ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur.
Lapisan dermis memberikan gambaran sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh
darah dermis bagian atas dengan serbukan sel radang, fibroblast bertambah, kolagen menebal
(Siregar, 2005; Sularsito & Suria,2013).
Diagnosis
Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gejala klinis dan penemuan klinis
(Siregar, 2005; Fitzpatrick et al. 1997; Wolff K., et al. 2008; Sularsito & Suria,2013).
Diagnosis banding
Berikut diagnosis banding neurodermatitis sirkumskripta (Siregar, 2005;Wolff K., et
al. 2008):
a. Psoriasis vulgaris
Effloresensi berupa eritema berbatas tegas, skuama berlapis-lapis putih dan mengkilat
b. Tinea corporis
Pemeriksaan mikroskopik ditemukan elemen jamur
c. Tinea cruris
d. Dermatitis kontak (iritan atau alergi)
e. Prurigo nodularis
Kelainan kulit berbatas tegas, bagian pinggir aktif dengan bagian tengah relatif tenang.
Tatalaksana
Perlu dijelaskan kepada pasien untuk sebisa mungkin menghindari menggaruk lesi
larena garukan akan memperburuk penyakitnya. Lingkaran setan dari gatal-garuk likenifikasi
harus dihentikan (Wolff K., et al. 2008; Sularsito & Suria,2013). Untuk mengurangi rasa
gatal dapat diberikan:
a. Kortikosteroid potensi kuat.
Kortikosteroid potensi kuat topikal merupakan first-line untuk mengontrol rasa gatal.
Pemberian kortikosteroid potensi kuat bila perlu dengan oklusi. Kortikosteroid memiliki
efek anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta vasokonstriktor. Contoh
kortikosteroid topikal super poten (golongan I) yaitu betamethasone dipropionate 0.05%
serta clobetasol propionate 0.05%. Contoh kortikosteroid potensi tinggi (golongan II) yaitu
mometasone furoate 0.01%, desoximetasone 0.05%. Kortikosteroid topikal dipakai 2-3
kali sehari, tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat (Wolff K., et al. 2008; Sularsito
& Suria,2013).
Pemberian oklusi dressing merupakan hal penting terutama pada malam hari, hal ini
ditujukan untuk mencegah garukan akibat gatal pada kulit. Berikut cara penggunaan
occlusive plastic film (Fitzpatrick et al. 1997; Wolff K., et al. 2008) :
Kortikosteroid dengan plastic tape
Cara pemakaian adalah oleskan kortikosteroid topikal lalu diikuti dengan pemasangan
plastic tape, plastik dapat dilepas dalam 24 jam.
Hydrocolloid dressing
Cara pemakaian adalah mengoleskan kortikosteroid topikal lalu ditutupi hydrocolloid
dressing. Oklusi dapat dibuka setelah 1 minggu.
Unna Boot
Jenisoklusi seperti roll dengan pasta zink oksida yang dikelilingi disekitar lesi, oklusi
dapat dilepas setelah 1 minggu.
Apabila tidak berhasil, diberikan suntikan intralesitriamsinolon asetonid 3 mg/ml.
dosis tinggi dapat menyebabkan atrofi (Fitzpatrick et al. 1997; Wolff K., et al. 2008).
b. Antihistamin dengan efek sedatif, contohnya hidroksizin, difenhidramin, prometazin.
Antihistamin topikal yang dapat diberikan yaitu krim doxepin 5% jangka pendek
(maksimal 8 hari) atau dapat pula diberikan oral hydroxyzine 25-50 gram di malam hari
(Fitzpatrick et al. 1997; Wolff K., et al. 2008;Sularsito & Suria,2013 ).
c. UVB (Ultraviolet B) atau PUVA (Psoralen Ultraviolet A) (Sularsito & Suria,2013).
Prognosis
Penyakit ini bersifat kronik dengan persistensi dan rekurensi lesi. Eksaserbasi dapat
terjadi sebagai respon stres emosional. Prognosis bergantung pada penyebab pruritus
(penyakit yang mendasari) dan status psikologik penderita. Secara umum, neurodermatitis
sirkumskripta memiliki prognosis baik, meskipun menunjukkan penurunan quality of life
penderita (Fitzpatrick et al. 1997; Wolff K., et al. 2008;An et al., 2013; Sularsito &
Suria,2013).
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama/kelamin/umur : Harmen/laki-laki/61 tahun
Pekerjaan/Pendidikan : Wiraswasta/SMA
Alamat : jl. Samudra 80 B RT 03/RW 01 Olo Padang Barat
2. Latar Belakang Sosial-ekonomi-demografi-lingkungan Keluarga
Status perkawinan : menikah
Jumlah Anak/ Saudara : 2 orang
Status ekonomi keluarga :kurang, penghasilan total pasien per bulan Rp
2.000.000. Pasien mendapat penghasilan dari berjualan
sebagai pedagang harian
Kondisi rumah :
- Rumah permanen, pekarangan sempit, kamar 3 buah, 1 buah ruang tamu, 1
ruang makan dan dapur.
- Lantai rumah dari semen dan keramik, ventilasi udara dan sirkulasi cukup
baik, pencahayaan cukup baik.
- Listrik ada
- Sumber air : sumur, sumber air konsumsi : air PDAM. Jamban ada 1 buah, di
dalam rumah.
- Sampah dibakar
- Jumlah penghuni 3 orang: pasien, istri pasien, 1 anak pasien
Kesan : higiene dan sanitasi cukup baik
Kondisi Lingkungan Keluarga :
- Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.
- Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain berdekatan.
- Lingkungan sekitar rumah kurang rapi dan kurang bersih.
Aspek psikologis di keluarga
- Hubungan dengan anggota keluarga baik.
- Pasien disayangi oleh isteri dan anak
Keluhan Utama
Gatal-gatal pada kedua punggung kaki sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang
− Gatal-gatal pada kedua punggung kaki sejak 1 bulan yang lalu.Awal mula
gatal, lesi sebesar koin, kulit tampak pecah-pecah, digaruk, akhirnya melebar,
berair dan berdarah. Tidak nyeri dan tidak mati rasa.
− Pasien mengeluh gatal gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu
tidur. Rasa gatal tidak terus-menerus, biasanya pada waktu beristirahat, tidak
bisa ditahan untuk tidak digaruk, setelah luka, rasa gatal baru hilang.
− kulit tampak kering, tebal, garis kulit tampak menonjol.
− Pasien mengeluhkan stres dan banyak pikiran sejak kurang lebih 4 bulan yang
lalu akibat dagangan pasien kurang laku
− Gatal tidak dipengaruhi oleh cuaca, makanan dan obat-obatan.
− Pasien berobat ke PUSKESMAS dan mendapatkan obat tablet berwarna
kuning tapi lupa nama obat yang diminum 3 x 1 hari dan satu salep berwarna
putih, setelah minum obat ada perubahan pada gatal, tapi timbul lagi setelah
obat habis.
Riwayat penyakit dahulu / penyakit keluarga
- Pasien sudah sering menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
- Riwayat anggota keluarga menderita penyakit seperti ini disangkal oleh pasien
- Tidak ada riwayat alergi obat, makanan dan cuaca.
Pemeriksaan fisik
Status Generalisata
K U : baik
Kesadaran : komposmentis
Pemeriksaan thorax : tidak ada kelainan
Pemeriksaan abdomen: tidak ada kelainan
Status dermatologis
Lokasi : Punggung kaki kiri dan kanan, pergelangan kaki
Distribusi : Terlokalisir bilateral
Bentuk dan susunan : Tidak khas
Batas : Tidak Tegas
Ukuran : Plakat
Efloresensi : Primer : Makula eritem
: Sekunder : skuama kasar, ekskoriasi, likenifikasi
Gambar 1 Di kedua punggung kaki terdapat makula eritem dengan likenifikasi
dan skuama kasar serta ekskoriasi
Status venerologikus : tidak dilakukan pemeriksaan
Kelainan selaput : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kuku : tidak ditemukan kelaianan
Kelainan rambut : tidak ditemukan kelainan
Kelainan kelenjar limfe : tidak ditemukan kelainan
Laboratorium anjuran : Pemeriksaan KOH 10%
Diagnosis kerja
Neurodermatitis sirkumskripta
Diagnosis Banding :
Psoriasis
3. Manajemen
a. Preventif
Mengusahakan untuk tidak menggaruk lesi, jika gatal cukup menepuk bagian
yang gatal dengan lembut dan mencuci tangan setelah itu.
Mengurangi stress dengan cara mencari aktivitas lain
Menjaga kebersihan diri terutama pakaian
Menggunakan alat mandi dan pakaian masing-masing.
Mengganti pakaian saat berkeringat, minimal 2xsehari.
Mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas.
Menjaga kebersihan kuku dan memotong kuku jika sudah mulai panjang.
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
Mengetahui faktor predisposisi penyakit dan mengobati penyakit yang
mendasari
b. Promotif :
Memberikan edukasi kepada pasien dan semua anggota keluarga tentang:
penyakitnya dan hal yang dapat memperburuk penyakit yaitu stres atau terlalu
banyak pikiran dan garukan dapat memperburuk keadaan penyakitnya, oleh
karena itu harus dihindari.
pengobatan terhadap penyakitnya (terutama mengenai cara penggunaan salep
dengan cara yang benar dan lama pengobatannya), serta menyarankan
pentingnya ketaatan menggunakan obat
besarnya berulangnya penyakit ini jika higine pribadi dan lingkungan tidak
terjaga serta tidak mengindari faktor predisposisi yang dapat menyebabkan
penyakit ini.
kemungkinan terjadi infeksi sekunder (oleh bakteri) yang ditandai dengan
adanya nanah dan segera berobat jika hal ini terjadi.
c. Kuratif
a. Sistemik
Loratadine tablet 1x10 mg
b. Topikal
Betamethason cream 0,1%
d. Rehabilitatif
Diusahakan untuk tidak menggaruk
Makan makanan tinggi kalori dan protein
Kontrol ke puskesmas untuk menilai efek pengobatan walaupun penyakit
dianggap sembuh.
Tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Padang
Puskesmas Padang Pasir
Dokter : Isnu Lucky Tanggal : 12 Februari 2015
R/ Betametason cream 0,1% tube No. I
S u e
ξ
R/ Loratadine 10 mg tab No. V
S 1 dd tab 1
Ξ
Pro : Harmen
Umur : 61 tahun
Alamat : Jl. Samudra 80 B
DAFTAR PUSTAKA
An JG, Liu YT, Xiao SX, Wang JM, Geng SM and Dong YY. 2013. Quality of life of
patients with neurodermatitis. International Journal of Medical Sciences 10(5):593-598
Fitzpatrick TB, Richard AJ, Klaus W, Polano MK and Suurmond D. 1997. Eczematous
Dermatitis : Lichen Simplek Chronic in Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology (Common and Serious Diseases). Mc Graw Hill Medical. New York.
Siregar RS. Neurodermatitis Sirkumskripta in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC.
2005. Jakarta. (129-131)
Sularsito SA & Suria D. 2013. Dermatitis in Djuanda A., et al. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi ke-6. Badan Penerbit FKUI. Jakarta
Wolff K, Lowell AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP and David JL. 2008. Lichen
Simplek Chronic / Prurigo Nodularis in Fitspatricks’s Dermatology In General Medicine
Edisi ke-7. Mc Graw Hill Medical. New York.