netralisai asam basa

20
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar Dengan Judul “Netralisasi Asam Basa” ditulis oleh: Nama : Astuti NIM: 1414041001 Kelas : Pendidikan Biologi Kelompok: III telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten dan Koordinator Asisten. Makassar, Desember 2014 Koordinator Asisten, Asisten, Amru Ichwan Luthfi Muhammad Ikbal NIM: 1013040019 NIM: 121304 Mengetahui, Dosen Penanggungjawab Dr. Netti Herawati,S.Pd, M.Si NIP: 19741027 200002 2 001

description

netralisai asam basa

Transcript of netralisai asam basa

HALAMAN PENGESAHANLaporan Lengkap Praktikum Kimia Dasar Dengan Judul Netralisasi Asam Basa ditulis oleh:Nama: AstutiNIM: 1414041001Kelas: Pendidikan BiologiKelompok: IIItelah diperiksa dan disetujui oleh Asisten dan Koordinator Asisten.

Makassar, Desember 2014 Koordinator Asisten,Asisten,

Amru Ichwan LuthfiMuhammad IkbalNIM: 1013040019NIM: 121304

Mengetahui,Dosen Penanggungjawab

Dr. Netti Herawati,S.Pd, M.SiNIP: 19741027 200002 2 001

LAPORAN LENGKAP SEMENTARAI. Judul Percobaan: Netralisasi Asam BasaII. Tujuan Percobaan: Melakukan titrasi asam-basa dengan menggunakan indikatorIII. Landasan TeoriMenurut Day Underwood dalam Padmaningrum (2006), titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi.Asam kuat dan basa kuat, dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekivalen dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperatur 25C sama dengan pH air yaitu sama dengan 7. Sebagai catatan perlu dikemukakan bahwa dasar kesetimbangan dan stoikiometri reaksi. Titrasi asam-basa dapat dilakukan dengan menggunakan indikator atau menggunakan pH meter. Pada percobaan ini yang dilakukan adalah titrasi asam basa dengan menggunakan indikator. Titrasi asam basa dengan menggunakan indikator didasarkan pada reaksi netralisasi asam dengan basa. Pada titik ekivalen, jumlah asam yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam basa , yaitu suatu zat yang perubahan warnanya tergantung pada pH larutan. Perubahan warna indikator tertentu tumbul perubahan warna, maka titik akhir tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi ini (Tim Dosen Kimia Dasar,2014).Menurut Tim Dosen Kimia Dasar (2006), teori asam basa terdiri atas 3 yaitu:1. Teori Arrhenius (Svante August Arrhenius,1984)Asam adalah zat yang menambah konsentrasi H+ dalam larutan air. Basa adalah zat yang menambah konsentrasi OH- dalam larutan air.HCl H2O H+ + Cl-H2SO4 H2O H+ + SO-4KOH H2O K+ + OH-Ba(OH)2 H2OBa2+ + OH- 2. Teori Bronsted- Lowry (Johannes Nicholas Bronsted dan Thomas Marthin Lowry, 1923) Asam: donor proton Basa: akseptor proton Reaksi penetralan adalah reaksi perpindahan proton dari asam ke basa (dalam air) H3O- + OH- H2O + H2O(dalam amonia) NH4 + NH2 NH3 + NH3 Reaksi asam basa bronsted dapat berlangsung dalam berbagai pelarut , atau juga berlangsung dalam fasa gas dimana tidak terdapat pelarut misalnya.HCl + NH3 NH4- + Cl-asambasaasambasa Setiap asam mempunyai basa konyugasiA B + H+asam basa protonKedua spesis tersebut pasangan konyugasi asam basaA adalah asam konyugasi dari BB adalah basa konyugas dari A Pelarut dapat berfungsi sebagai asam atau basaDari contoh di bawah ini adalah basa jika berfungsi sebagai pelarut untuk HCl, tetapi sebagai asam jika bereaksi dengan NH3HCl + H2O H3O+ + Cl-asambasaasambasaSifat molekul seperti air yang dapat berfungsi baik sebagai asam maupun basa disebut amfiprotik.3. Teori Lewis (Gillbert Newton Lewis, 1923) Asam adalah akseptor pasangan elektron Basa adalah donor pasangan elektronTitrasi asam-basa memerlukan indikator untuk menunjukkan perubahan warna pada setiap interval derajad keasaman (pH). Indikator sintetis yang digunakan selama ini mempunyai beberapa kelemahan seperti polusi kimia, ketersediaan dan biaya produksi mahal (Nuryanti,2010).Kurva titrasi asam kuat dan basa kuat diperoleh dengan cara yang analog dengan titrasi asam kuat dengan basa kuat. Sebelum titik ekivalen, larutan bersifat sangat basa dengan konsentrasi ion hidroksida sama dengan konsentrasi larutan basa mula-mula. Pada titik ekivalen larutan bersifat netral dan akan menjadi bersifat asam pada penambahan lebih lanjut volume asam penitrasi. Konsentrasi ion hidronium sama dengan konsentrasi kelebihan asam (Widodo,2009).

IV. Alat dan Bahan1. Alata. Pipet ukur 10 ml (pyrex) 1 buahb. Erlenmeyer (pyrex) 3 buahc. Corong biasa 1 buahd. Buret ( pyrex) 1 buahe. Statif dan klem 1 buahf. pH meter 1 buahg. Botol Semprot 1 buahh. Batang Pengaduk 1 buah i. Pipet tetes 1 buahj. Lap kasar 1 buahk. Lap halus 1 buah2. Bahana. Larutan HCl 0,1 Mb. Larutan NaOH 0,2 Mc. Indikator Phenolftaleind. Aquades

V. Prosedur Kerjaa. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,2 Mb. Memasukkan 10 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam labu erlenmeyer, mengukur pH larutan dengan pH meter, menambahkan 3 tetes phenolftaleinc. Mencatat keadaan awal skala dengan buret, meneteskan 1 ml larutan NaOH dan buret ke dalam larutan HCl dengan hati-hati, mengukur pH larutan.d. Melanjutkan titrasi sampai terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda, mengukur pH larutane. Mencatat keadaan akhir buret dan volume NaOH yang terpakaif. Menambahkan 1 ml NaOH dari buret, kemudian mengukur pH.VI. Hasil PengamatanIIIIII

pH larutan HCl sebelum penambahan NaOH 2M1,1781,1781,178

pH saat penambahan 1 ml NaOH 0,2M1,3201,3151,315

pH larutan saat mencapai titik ekivalen11,2710,7310,67

pH larutan setelah melewati titik ekivalen11,9011,7011,80

Pembacaan BuretTabung Erlenmeyer I(ml)Tabung Erlenmeyer II (ml)Tabung Erlenmeyer III (ml)

NaOH awal474440

NaOH akhir444036

Volume NaOH344

Volume NaOH rata-rata= VII. Analisis Dataa. pH larutan HCl sebelum penambahan larutan NaOHDiketahui : M HCl = 0,1 M V HCl = 10 mL = 0,1 LDitanyakan : pH ..?Penyelesaian:

= M x a = 0,1 M x 1 = 0,1 MpH = - log = - log 10-1 = 1 - 0 = 1b. pH larutan saat penambahan 1 mL NaOH 2 M kedalam 10 mL HCl Diketahui: V HCl = 10 mL = 0,01 L V NaOH = 1 mL = 0,001 L M HCl = 0,1 M M NaOH = 0,2 MDitanya: pH =?Penyelesaian: Mol HCl = M HCl V HCl = 0,1 mol/liter x 0,01 liter = 1 mmol = 1 x 10-3 mol Mol NaOH = M NaoH V NaOH = 0,2 mol/liter x 0,001 liter = 0,2 x 10-3 molHCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)Mula-mula 0,001 mol0,0002 mol - -Terurai 0,0002 mol0,0002 mol 0,0002 mol 0,0002 mol -Sisa 0,0008 mol -0,0002 mol 0,0002 molM HCl sisa = = = 7,273 x 10-2 MMaka pH = - log = - log 7,273 x 10-2 = 2 log 7,273 = 1,14c. pH larutan saat mencapai titik ekuivalenDiketahui : M HCl = 0,1 M M NaOH = 0,2 M V HCl = 10 mL = 0,01 LDitanyakan : pH ..?Penyelesaian: Mol HCl = Mol NaOHM1 x V1 = M2 x V20,1 mol/liter x 0,01 liter = 0,2 mol/liter x V2 0,001 mol = 0,2 mol/liter x V2 V2 = V2 = 0,005 literMol HCl = M HCl x V HCl= 0,1 mol/liter x 0,01 liter= 0,001 molMol NaOH = M NaOH x V NaOH= 0,2 mol/liter x 0,005 liter= 0,001 mol HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)Mula-mula 0,001 mol 0,001 mol - -Terurai 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol -Sisa - - 0,001 mol 0,001 molPada reaksi diatas asam (HCl) dan basa (NaOH) tepat habis bereaksi sehingga pada titik ini pH = 7pH + pOH = 14

2 = 6d. pH saat melewati titik ekuivalenDiketahui : V HCl = 10 mL M HCl = 0,1 M M NaOH = 0,2 MDitanyakan: pH ?Penyelesaian :Mol HCl = M HCl x V HCl= 0,1 mol/liter x 0,01liter= 0,001 molV NaOH = 5 mL + 1 mL= 6 mL = 0,006 literMol NaOH= M NaOH x V NaOH= 0,2 mol/liter x 0,006 liter=1,2 x 10-3 mol HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)Mula-mula 0,001 mol 0,0012 mol - -Terurai 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol -Sisa - 0,0002 mol 0,001 mol 0,001 molM NaOH sisa = = = 1,25 x 10-2 MpOH = - log = - log 1,25 x 10-2 = 2 log 1,25 = 1,91Maka pH = 14 pOH = 14 1,91 = 12,09E. Grafik titrasi 1

F. Grafik titrasi 2

g. Grafik titrasi 3

VIII. Pembahasan Percobaan ini kami melakukan titrasi antara asam kuat dan basa kuat yaitu larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,2 M. NaOH adalah titrannya dan yang dititrasi adalah HCl. Tujuan dari titrasi yaitu untuk menyelidiki kadar suatu larutan. Prinsip dari proses titrasi asam-basa ini yaitu dengan mereaksikan kedua macam larutan tersebut.Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah mengisi buret dengan titran (NaOH 0,2 M). Kemudian mengisi labu erlenmeyer dengan HCl 0,1 M. pH yang didapatkan sebelum NaOH ditambahkan ke larutan HCl adalah 1,178. pH ini cukup mendekati dengan pH secara teoritis yaitu 1. Setelah itu, larutan HCl ditetesi indikator PP dan larutan tidak berubah warna, hal ini menunjukkan larutan masih bersifat asam karena indikator PP akan bening bila larutan dalam kondisi asam dan berwarna merah apabila larutan dalam kondisi basa. Ketika larutan dicampur, ternyata terjadi perubahan warna menjadi merah muda, hal ini menunjukkan larutan larutan telah mencapai titik ekivalen dan berubah menjadi larutan basa. Hal ini ditunjukkan dari pH larutan pada gelas I yaitu 11,24, gelas kedua yaitu 10,73, dan ketiga 10,67. Perbedaan ukuran pH yang didapatkan merupakan kesalahan dalam praktikum karena seharusnya pH yang didapatkan haruslah sama. Adapun setelah penambahan 1 ml NaOH setelah mencapai titik ekivalen pH larutan meningkat menjadi 11,90 pada labu I, 11,70 pada labu II , dan 11,80 pada labu III. Ini menunjukkan larutan telah melewati titik ekivalen yang terbukti dengan warna larutan yang semakin merah tua.

IX. Kesimpulan dan SaranA. KesimpulanTitrasi merupakan metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan kadar suatu larutan. Penggunaan indikator pada proses titrasi digunakan sebagai petunjuk tercapainya titik ekivalen yang ditunjukkan dengan perubahan warna larutan.

B. Sarana) Kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam melakukan praktikum agar data yang diperoleh lebih baik.b) Kepada asisten sebaiknya memberikan bimbingan kepada praktikan agar tidak terjadi kesalahan data.c) Kepada laboran sebaiknya menyediakan bahan praktikum sehingga praktikan tidak kusulitan bila bahan yang akan digunakan habis.DAFTAR PUSTAKANuryanti, Siti, dkk. 2010. Indikator Titrasi Asam-Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu. Yogyakarta: Jurusan Kimia FMIPA UGM.

Tim Dosen Kimia Dasar, 2006. Penuntun Belajar Kimia Dasar. Makassar : Jurusan Kimia FMIPA UNM.

Tim Dosen Kimia Dasar, 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar : Jurusan Kimia FMIPA UNM.

Padmaningrum, Regina Tutik. 2006. TITRASI ASIDIMETRI. Yogyakarta: Laboratorium Kimia FMIPA UNY.

Widodo, Didik Setiyo. 2009. Buku Ajar Analisis Kuantitatif. Semarang: Laboratorium Kimia Analitik FMIPA UNDIP.

Pertanyaan dan Tugas1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik ekivalen ?2. Hitung pH teoritis larutan sebelum penambahan NaOH, saat penambahan 1 mL NaOH, saat mencapai titik ekivalen dan setelah melewati titik ekivalen !3. Buat kurva titrasi antara HCl dan NaOH !Jawaban1. Titik ekivalen adalah titik dimana asam kuat dan basa kuat tepat habis bereaksi.2. a. pH teoritis larutan sebelum penambahan larutan NaOHDik : M HCl= 0,1 V HCl= 10 mL = 1LDit : pH =?Peny: HCL = MPH = -log = -log 0,1 = 1

b. pH larutan saat penambahan 1 mL NaOH Dik: V HCl = 10 mL = L V NaOH = 1 mL =1 L M HCl = 0,1 M M NaOH = 0,2 MDit: pH =?Peny:mol HCl = M HCl V HCl = 0,1M L) = 1 molmol NaOH = M NaOH V NaOH = 0,2 1 L =0,2 mol HCL NaOH NaCL Mula-mula: 1 mol 0,2 mol - -Reaksi : 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol 0,2 molSetimbang : 0,8 mol - 0,2 mol 0,2 molM = = = 0,0727 M = 7,27 MPH = -log = -log 7,27 M = 2log 7,27 = 1,14

c. pH larutan saat mencapai titik ekuivalenDik: V HCL = 10 ml = 10 L M HCL = 0,1 M Mol HCL = VM = 10 L 0,1 mol/L = 1 mol HCL NaOH NaCL Mula-mula: 1 mol 1 mol - -Reaksi :1 mol 1 mol 1 mol 1 molSetimbang : - - 1 mol 1 mol = = = PH = -log = -log = 7

d. pH saat melewati titik ekuivalen Dik : V HCl = 10 mL = 10 L M HCL = 0,1 M n HCL = V = (10 L) (0,1 mol/L) = 1 mol V NaOH = 5 ml 1 ml = 6 ml = 6 L n NaOH = M NaOH V NaOH = (0,2 mol/L) (6 L) = 1,2 mol HCL NaOH NaCL Mula-mula: mol 1,0 mol - -Reaksi : mol 1 mol mol molSetimbang : - 2 mol mol mol = = 1,25 mol/LNaOH POH = -log = -log 1,25 M = 2 = 1,91PH = 14 = 14 = 12,09