Nekrosis Pulpa Adalah Kematian Yang Merupakan Proses Lanjutan Dari Radang Pulpa Akut Maupun Kronis...

11
Nekrosis pulpa adalah kematian yang merupakan proses lanjutan dari radang pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis pulpa dapat parsial atau total. Ada dua tipe nekrosis pulpa, yaitu : 1. Tipe koagulasi. Di sini terdapat bagian jaringan yang larut, mengendap, dan berubah menjadi bahan yang padat. 2. Tipe liquefaction. Enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan yang lunak atau cair. Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H 2 S, amoniak, bahan yang bersifat lemak, indikan, ptomaine, Ai, dan CO 2 . Selain itu juga indol, skatol, putresin dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk pada peristiwa kematian pulpa. Bila pada nekrosis juga ikut masuk kuman saprofit anaerob, kematian ini disebut gangren pulpa. Penyebab nekrosis adalah bakteri, trauma, iritasi terhadap bahan restorasi silikat dan akrilik, atau radang pulpa yang berlanjut. Nekrosis pulpa juga dapat terjadi pada aplikasi bahan devitalisasi, seperti arsen dan paraformaldehid. Gigi yang nekrosis tidak terasa sakit. Petunjuk pertama adanya nekrosis adalah perubahan warna gigi dan gigi tidak peka

description

gfncn

Transcript of Nekrosis Pulpa Adalah Kematian Yang Merupakan Proses Lanjutan Dari Radang Pulpa Akut Maupun Kronis...

Nekrosis pulpa adalah kematian yang merupakan proses lanjutan dari radang pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma. Nekrosis pulpa dapat parsial atau total. Ada dua tipe nekrosis pulpa, yaitu :1. Tipe koagulasi. Di sini terdapat bagian jaringan yang larut, mengendap, dan berubah menjadi bahan yang padat.2. Tipe liquefaction. Enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan yang lunak atau cair.Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir berupa H2S, amoniak, bahan yang bersifat lemak, indikan, ptomaine, Ai, dan CO2. Selain itu juga indol, skatol, putresin dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk pada peristiwa kematian pulpa. Bila pada nekrosis juga ikut masuk kuman saprofit anaerob, kematian ini disebut gangren pulpa.Penyebab nekrosis adalah bakteri, trauma, iritasi terhadap bahan restorasi silikat dan akrilik, atau radang pulpa yang berlanjut. Nekrosis pulpa juga dapat terjadi pada aplikasi bahan devitalisasi, seperti arsen dan paraformaldehid.Gigi yang nekrosis tidak terasa sakit. Petunjuk pertama adanya nekrosis adalah perubahan warna gigi dan gigi tidak peka terhadap preparasi kavitas yang dilakukan sampai ke kamar pulpa. Kadang-kadang gigi terasa sakit jika ada rangsangan panas karena terjadi perubahan gas yang akan akan menekan ujung saraf jaringan vital yang ada di sekitarnya.Gigi dengan nekrosis pulpa biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik maupun termal, tetapi kadang-kadang memberi respons terhadap rangsang panas. Nekrosis pulpa tipe liquefaction dapat menunjukkan kepekaan terhadap terhadap tes elektrik karena adanya aliran listrik ke jaringan vital sekitarnya.Nekrosis pulpa biasanya asimtomatik tetapi dapat juga dikaitkan dengan episode nyeri spontan dan ketidaknyamanan atau nyeri tekan (dari periapeks). Tidak seperti pada pulpa vital, nyeri akibat panas pada pulpa nekrotik tidak disebabkan oleh meningkatnya tekanan intrapulpa. Tekanan pada pulpa nekrotik setelah aplikasi panas adalah nol. Pada umumnya dipercaya (tetapi tidak mungkin) bahwa aplikasi panas pada gigi dengan nekrosis likuifikasi menyebabkan ekspansi termal dari gas yang terdapat dalam saluran akar yang dapat menyebabkan nyeri. Sesungguhnya, stimulus dingin, panas, atau elektrik yang diaplikasikan pada gigi dengan pulpa nekrotik biasanya tidak menimbulkan respons.PulpitisPulpitis merupakan kelanjutan dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap pulpa mempunyai persarafan terbanyak disbanding bagian lain pada pulpa. Jadi, saat melewati pembuluh saraf yang banyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut.Secara hematogen, pulpitis juga dapat terjadi karena tuberkulosis, sifilis, dan lain-lain yang disebut anachorese.Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari pulpa, pulpitis terbagi atas :1. Pulpitis akut, secara struktur, jaringan pulpa sudah tidak dikenal lagi, tetapi sel-selnya masih terlihat jelas. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut serosa parsialis yang hanya mengenai jaringan pulpa di bagian kamar pulpa saja dan pulpitis akut serosa totalis jika telah mengenai saluran akar.2. Pulpitis akut fibrinosa. Banyak ditemukan fibrinogen pada pulpa.3. Pulpitis akut hemoragi. Di jaringan pulpa terdapat banyak eritrosit.4. Pulpitis akut purulenta. Terlihat infiltrasi sel-sel massif yang berangsur berubah menjadi peleburan jaringan pulpa. Bergantung pada keadaan pulpa, dapat terjadi pernanahan dalam pulpa :a. Pada beberapa bagian terjadi peleburan jaringan pulpa sehingga terbentuk abses.b. Pernanahan terjadi berkesinambungan sehingga terjadi flegmon pada pulpa yang menghancurkan keseluruhan jaringan pulpa.

Berdasarkan ada atau tidaknya gejala, pulpitis terbagi atas :1. Pulpitis simtomatis. Pulpitis ini merupakan respons peradangan dari jaringan pulpa terhadap iritasi, dengan proses eksudatif memegang peranan. Rasa sakit timbul karena adanya peningkatan tekanan intrapulpa. Rasa sakit ini berkisar Antara ringan sampai sangat hebat dengan intensitas yang tinggi, atau berdenyut.Yang termasuk dalam pulpitis simtomatis adalah : Pulpitis akut Pulpitis akut dengan periodontitis apikalis akut/kronis Pulpitis subakut2. Pulpitis asimtomatis. Merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai mekanisme pertahanan dari jaringan pulpa terhadap iritasi dengan proses prolierasi berperan di sini. Tidak ada rasa sakit karena adanya pengurangan dan keseimbangan tekanan intrapulpa.Yang termasuk pulpitis asimtomatis adalah : Pulpitis kronis ulseratif Pulpitis kronis hiperplastik Pulpitis kronis yang bukan disebabkan oleh karies (prosedur operatif, trauma, gerakan ortodonti).

Berdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis, pulpitis terbagi atas :1. Pulpitits reversible, yaitu vitalitas jaringan pulpa masih dapat dipertahankan setelah perawatan ortodonti.Yang termasuk pulpitis reversible adalah : Peradangan pulpa stadium transisi Atrofi pulpa Pulpitis akut2. Pulpitis ireversibel, yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan pulpa tidak dapat dipertahankan, tetapi gigi masih dapat dipertahankan di dalam rongga mulut setelah perawatan endodontic dilakukan.Yang termasuk pulpitis ireversibel adalah : Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis Pulpitis kronis radikaularis dengan nekrosis Pulpitis kronis eksaserbasi akut

1. Pulpitis reversibel.Pulpitis reversibel merupakan inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali normal. Stimulus ringan seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontal yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor yang dapat mengakibatkan pulpitis reversibelPulpitis reversibel biasanya asimtomatik. Aplikasi cairan dingin dan panas, dapat menyebabkan nyeri sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan segera hilang

2. Pulpitis irreversibel.Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi parah yang tidak akan dapat pulih walaupun penyebabnya dihilangkan. Nyeri pulpitis irreversibel dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam. Aplikasi stimulus eksternal seperti termal dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan tidak menjalar ke periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.Secara klinis, pulpitis irreversibel dapat bersifat simtomatik dan asimtomatik. Pulpitis irreversibel simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis irreversibel yang ditandai dengan rasa nyeri spontan. Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri spontan terus menerus dapat dipengaruhi dari perubahan posisi tubuh. Pulpitis irreversibel simtomatik yang tidak diobati dapat bertahan atau mereda jika sirkulasi dibuat untuk eksudat inflamasi. Sedangkan pulpitis irreversibel asimtomatik merupakan tipe lain dari pulpitis irreversible dimana eksudat inflamasi yang dengan cepat dihilangkan. Pulpitis irreversibel asimtomatik yang berkembang biasanya disebabkan oleh paparan karies yang besar atau oleh trauma sebelumnya yang mengakibatkan rasa sakit dalam durasi yang lama.3. Pulpitis irreversibel hiperplastikPulpitis irreversibel hiperplastik (polip pulpa) adalah bentuk pulpitis irreversibel pada pulpa yang terinflamasi secara kronis hingga timbul ke permukaan oklusal. Polip pulpa dapat terjadi pada pasien muda oleh karena ruang pulpa yang masih besar dan mempunyai pembuluh darah yang banyak, serta adanya perforasi pada atap pulpa yang merupakan drainase. Polip pulpa ini merupakan jaringan granulasi yang terdiri dari serat jaringan ikat dengan pembuluh kapiler yang banyak. Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikat yang berwarna merah mengisi kavitas gigi di permukaan oklusal. Polip pulpa disertai tanda klinis seperti nyeri spontan dan nyeri yang menetap terhadap stimulus termal. Pada beberapa kasus, rasa nyeri yang ringan juga terjadi ketika pengunyahan

Tabel 2.1 Terminologi Diagnosis Pulpa

Diagnosis PulpaKeluhan UtamaRiwayat GigiTemuan RadiografiTes

ElektrikTermalPerkusiPalpasi

Pulpa Normal

Pulpitis Reversibel

Pulpitis Irreversibel

Nekrosis PulpaTidak ada

Sensitif terhadap dingin dan panas Sensitif yang lama terhadap dingin dan panas

Tidak adaTidak ada

Tidak ada

Nyeri Spontan

VariasiNormal

Normal

Normal / RLP

Normal / RLPR

R

TR

TRRS

RSB

RLB

TR

TR

TR

TR

RTR

TR

TR

TR

Keterangan : RLP : radiolusen pada periapikal; R: ada respon; TR: tidak ada respon; RS: respon singkat; RSB: respon singkat dan berlebihan; RLB: respon lama dan berlebihan

Daftar pustaka :Tarigan R. Perawatan pulpa gigi (endodonti). Edisi 2. Jakarta: EGC; 2006.Walton RE, Torabinejad M. Prinsip & praktik ilmu endodonsia. Edisi 3. EGC; 2008Goodell GG, Tordik PA, Moss HD. Pulpal and periradicular diagnosis. Nav Dent School J; 2005: 27(9): 15-8.