NC PPOM.docx
Transcript of NC PPOM.docx
KASUS
Kakek A, usia 70 tahun datang ke IGD RS Brawijaya Malang dengan ditemani oleh
anak dan menantunya. Menurut cerita dari anak dan menantunya Kakek A tiba-
tiba mengalami serangan sesak yang hebat disertai batuk. Anaknya mengeluh
dahak Kakek A banyak tapi tidak bisa keluar saat batuk. Anak Kakek A mengeluh
sesak nafas Kakek A telah dialami 4 tahun yang lalu. Pada saat dilakukan
pengkajian saat ini Kakek A duduk dengan kedua tangan memegang dada.
Menurut menantunya Kakek A pada waktu muda suka merokok dengan rata-rata
2 pak perhari ditambah lagi pekerjaan Kakek A sebagai pegawai pabrik rokok
sewaktu muda. Pasien dalam kondisi sadar, GCS 456, dan tampak gelisah. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil RR: 32 x/menit, ronki terdengar di
bagian kanan lapang paru, bentuk dada barrel chest, Pernafasan purse lip
brething, terdapat penggunaan otot bantu pernafasan retraksi otot area
supraklavikular dan sternocleidomastoideus, Diaphoresis, dan Pink flover.
Rongent toraks: terdapat pelebaran antar iga pada lapang paru. BGA: Pa CO2: 49
mmHg, Pa O2: 50 mmHg, Sa O2: 79%, PH: 7,15, H CO3- : 25 mEq/L. Terapi
pemberian O2.
PENGKAJIAN
Identitas klien
Nama : Kakek A No. RM : -
Usia : 70 tahun Tgl Masuk : -
Jenis Kelamin : Laki-laki Tgl Pengkajian : -
Alamat : - Sumber
Informasi
: Pasien dan
anak pasien
No. Telepon : - Nama Klrga
Dekat
: -
Status Pernikahan : - Status : -
Agama : - Alamat : -
Suku : - No. Telepon : -
Pendidikan : - Pendidikan : -
Pekerjaan : Pensiunan Pekerjaan : -
karyawan pabrik
textile
Status kesehatan saat ini
Keluhan Utama : Pasien mengalami sesak napas dan batuk dengan
dahak yang banyak namun sulit dikeluarkan saat
batuk. Pasien telah minum obat yang biasanya
diminum tetapi tidak sembuh.
Lama Keluhan : Sesak nafas dialami pasien sejak 4 tahun yang
lalu.
Faktor Pencetus : Pasien bekerja di pabrik textile dan merokok
sebanyak 2 pak per harinya.
Faktor Pemberat : Pasein mengkonsumsi obat yang sudah
diresepkan oleh dokter 4 tahun yang lalutanpa
pernah kontrol kembali.
Upaya yang dilakukan : Pasien datang ke IGD RS Brawijaya Malang
ditemani anak dan menantunya.
Di IGD pasien mendapatkan terapai oksigen.
Keluhan Saat Pengkajian : Pasien mengeluh sesak napas dan batuk.
Riwayat kesehatan saat ini
Pasien mengalami sesak napas sejak 4 tahun yang lalu dan pernah di bawa ke
rumah sakit serta mendapatkan resep dari dokter. Sejak serangan pertama,sesak
napas sering kambuh tetapi hilang dengan mengkonsumsi obat yang telah
diresepkan oleh dokter, tetapi selama 4 tahun pasien tidak pernah melakukan
kontrol dan 2 hari yang lalu pasien mengeluh sesak napas dan batuk dengan
adanya sputum yang sulit dikeluarkan dan kadang tidak dan tidak bisa sembuh
dengan mengkonsumsi obat yang biasanya.
Diagnosa Medis:PPOM
Riwayat kesehatan terdahulu
Penyakit yang pernah dialami : Kronis: bronkitis
Terakhir masuk RS : 4 tahun yang lalu
Alergi : -
Imunisasi : -
Kebiasaan : Pada saat masih muda pasien merokok
sebanyak 2 pak per harinya.
Selain itu, kaji pula kebiasaan lain klian
yang terakait dengan kesehatannya
misalnya pola makan dan konsumsi
alkohol ataupun rokok.
Obat yang pernah digunakan : Kaji jenis obat apa yang telah dikonsumsi
klien selama ini, apakah ada pengaruhnya
dengan keadaan klian saat ini.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga lainnya yang pernah mengalami sakit saluran
pernafasan. Gambarkan pula genogram minimal tiga keturunan.
Riwayat lingkungan
Pasien bekerja sebagai karyawan di pabrik textile. (Kaji juga bagaimana lingkungan
tempat yinggal klien)
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umun : Pasien datang dengan keluhan sesak napas
dan batuk, terlihat keletihan dan terengah-
engah saat batuk serta nampak gelisah.
Terdapat diaforesis dan pink puffer.
Kesadaran : Compos menttis, GCS 456
TTV TD : -
HR : -
RR : 32x/menit
Suhu : -
TB : -
BB : Kaji BB klian apakah ada penurunan dari BB
sebelumnya.
Head to Toe Rambut : Inspeksi adanya lesi atau kutu
Periksa apakah terdabat kebotakan atau
kerontokan rambut
Inspeksi warna rambut, apakah seperti
rambut jangung atau tidak
Mata : Inspeksi warna conjungtiva
Periksa penglihatan klien, apakah
penglihatannya kabur atau tidak
Hidung : Observasi adanya sianosis sentral
Periksa adanya secret atau cairan di
dalam hidung
Periksa apakah indra penciuman klien
berfungsi dengan baik atau tidak.
Mulut dan
gigi
: Pursed lips breathing
Bibir berwarna kebiruan
Telingga : Periksa apakah ada cairan atau tidak
Inspeksi adanya lesi pada telinga
Leher dan
Thorax
: Ronki terdengar di bagian kanan lapang
paru
Dada bentuk barrel chest
Retraksi otot area supraklavikular dan
sternocleidomastoideus
Perkusi apakah ada penyempitan batas
jantung, diagfragma rendah, dan hepar
terdorong ke bawah
Observasi vena jugularis
Abdomen : Palpasi adanya rasa nyeri
Inspeksi adanya edema atau benjolan
Periksa suara bising usus
Genitalia : Periksa apakah terdapat lesi atau
benjolan akibat virus
Punggung : Inspeksi adanya lesi atau ulkus
Pelpasi apakah terdapat nyeri punggung
atau tidak
Ekstremitas : Palpasi adanya nyeri
Observasi adanya kesulitan mobilisasi
Integumen : Periksa apakah terdapat penurunan
turgor kulit
Inspeksi adanya lesi, gatal, dan
kemerahan pada integumen
Hasil Pemeriksaan : Hasil foto X-Ray didapatkan pelebaran
ICS dan lapang paru
Hasil BGA:
PaO2:50mmHg
PaCO2:48mmHg
HCO3:25 Meq/L
PH:7,15
Sa O2 : 79%
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DO:
Dispneu, batuk tidak
efektif, RR:32x/menit,
terdapat ronkhi,
sianosis sentral, Klien
mengalami kesulitan
berbicara, klien
namapak gelisah
DS:
Merokok
↓
Banyak spesies O2 reaktif
(radikal bebas)
↓
Hipertrofi ke Mukosa
bronkus + peningkatan
jumlah & ukuran sel
goblet
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
Klien mengeluh sesak
nafas dan batuk tapi
tidak dapat
mengeluarkan dahak,
pada saat masih muda
klien memiliki
kebiasaan merokok 2
pak perhari.
↓
Hipereksresi mukus
(banyak & kental)
↓
Menyumbat saluran
nafas
↓
Ketidakefektifan bersihan
jalan
DO:
Barrel chest,
penggunaan otot
bantu pernafasan,
retraksi area
subclavicular dan
strnocleidomastoideus,
dispnea, pernafasan
pursed lips breathing,
terdapat pelebaran
ICS, PaO2: 50mmHg,
PCO2: 49mmHg
DS:
Klien mengeluh sesak
nafas dan batuk tapi
tidak dapat
mengeluarkan dahak.
Merokok
↓
Banyak spesies O2 reaktif
(radikal bebas)
↓
Hipertrofi ke Mukosa
bronkus + peningkatan
jumlah & ukuran sel
goblet
↓
Hipereksresi mukus
(banyak & kental)
↓
Menyumbat saluran
nafas
↓
Obstruksi lumen
↓
Jari-jari saluran nafas
berkurang
↓
Kerja pernafasan
Ketidakefektifan Pola
Nafas
meningkat
↓
Dispnea
↓
Ketidakefektifan pola
nafas
DO:
RR:32x/menit, dispnea,
ronkhi, terdapat
sianosis sentral, PaO2:
50mmHg,
PCO2:49mmHg, PH:
7.15, SaO2: 79%,
HCO3: 25Meq/L
DS:
Klien mengeluh sesak
nafas dan batuk tapi
tidak dapat
mengeluarkan dahak.
Merokok
↓
Banyak spesies O2 reaktif
(radikal bebas)
↓
Hipertrofi ke Mukosa
bronkus + peningkatan
jumlah & ukuran sel
goblet
↓
Hipereksresi mukus
(banyak & kental)
↓
Menyumbat saluran
nafas
↓
Obstruksi lumen
↓
Jari-jari saluran nafas
berkurang
↓
Peningkatan resistensi
sel nafas
↓
Menghalangi keluarnya
Gangguan Pertukaran
Gas
udara
↓
Diperlukan tekanan
intrathorakal untuk
ekspirasi
↓
Penekanan bronkus
↓
Ekspirasi sulit
↓
Udara terperangkap di
alveoli
↓
Difusi terganggu
↓
Gangguan pertukaran gas
DO:
Klien namapak letih
dan lemas,
RR:32x/menit, dispnea,
terdapat penggunaan
otot bantu pernafasan
DS:
Klien mengeluh
badannya tersa lemah
Merokok
↓
Banyak spesies O2 reaktif
(radikal bebas)
↓
Hipertrofi ke Mukosa
bronkus + peningkatan
jumlah & ukuran sel
goblet
↓
Hipereksresi mukus
(banyak & kental)
↓
Menyumbat saluran
nafas
Intoleransi aktivitas
↓
Obstruksi lumen
↓
Jari-jari saluran nafas
berkurang
↓
Kompensasi tubuh
memerlukan oksigen
↓
Penggunaan otot bantu
pernafasan
↓
Kelelahan
↓
Intoleransi aktivitas
DO: -
DS:
Klien mengatakan
memiliki riwayat
penyakit bronkhitis
dan tidak pernah
kontrol ke dokter sejak
4 tahun yang lalu.
Merokok
↓
Banyak spesies O2 reaktif
(radikal bebas)
↓
Hipertrofi ke Mukosa
bronkus + peningkatan
jumlah & ukuran sel
goblet
↓
Hipereksresi mukus
(banyak & kental)
↓
Menyumbat saluran
nafas
↓
Defisiensi Pengetahuan
Dispnea
↓
Kurang pajanan informasi
↓
Membiarkan
mengkonsumsi obat
tanpa kontrol kembali
↓
Ketidaktahuan klien dan
keluarga
↓
Defisiensi pengetahuan
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas: banyaknya mukus, sekresi tertahan, dan sekresi bronkus.
2. Ketidkefektifan pola nafas berhubungan dengandeformitas tulang dan
pelemahan muskuloskletal
3. Gangguan pertukaran gasa berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
perfusi
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan denganinterpretasi terhadapa informasi
yang salah dan kurangnya sumber-sumber informasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
DxTujuan dan Kriteria
HasilIntervensi Rasional
1 NOC:
Respiratory
Status: Airway
Patency
Respiratory
status:
ventilation
Aspiration
control
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 2x24
jam, bersihan jalan
nafas klien efektif,
dengan kriteria
hasil:
1. Mendemonstras
ikan jalan napas
dan suara nafas
yang bersih
2. Mampu
melakukan
batuk efektif dan
mengeluarkan
sekret
3. Tidak ada
dypsnoe,
sianosis, ronchi
dan pursed lips
NIC:
Airway management
1. Bandingkan status klien
saat ini dengan status
sebelumnya serta
Monitor status respirasi
dan oksigenasi
2. Mengkaji frekuensi
pernafasan, catat rasio
inspirasi dan ekspirasi
3. Auskultasi dan
dokumentasikan
ada/tidaknya area yang
mengalami penurunan
ventilasi dan
penambahan suara
1.Untuk mendeteksi
perubahan status
respirasi
2. Takipnea biasanya
ada pada beberapa
derajat dan dapat
ditemukan pada
penerimaan atau
selama stres/ adanya
proses infeksi akut.
Pernafasan dapat
melambat dan
frekuensi ekspirasi
memanjang
dibanding inspirasi.
3. Menetukan
adekuatnya
pertukaran gas dan
luasnya obstruksi
akibat mucus.
Bersihan jalan nafas
yang tidak efektif
dapat
dimanifestasikan
dengan adanya bunyi
breathing
4. Irama nafas
normal, RR
normal 16 – 20
X/menit.
5. Inspirasi dan
ekspirasi
seimbang dan
kembali normal
6. Mampu
mengidentifikasi
dan mencegah
faktor yang
menghambat
jalan nafas
4. Kaji karakteristik secret
5. Beri posisi untuk
pernapasan yang optimal
fowler semi fowler yaitu
35-450
6. Lakukan nebulizer, dan
fisioterapi dada serta
batuk efektif
7. Beri agen anti infeksi
sesuai indikasi
8. Berikan cairan per oral
atau IV line sesuai
indikasi
9. Berikan minum hangat
sedikit sedikit tapi sering
nafas adventisius
4. Infeksi ditandai
dengan secret tebal
dan kekuningan.
5. Meningkatkan
pengembangan
diafragma ,
memaksimalkan
ventilasi &
mempermudah
pasien bernafas.
6. Nebulizer membantu
menghangatkan dan
mengencerkan
secret. Fisioterapi
membantu
merontokan secret
untuk dikeluarkan.
7. Agen anti infeksi
bekerja menghambat
pertumbuhan
mikoroorganisme
8. Cairan adekuat
membantu
mengencerkan secret
sehingga mudah
dikeluarkan
9. Hidrasi menurunkan
kekentalan sekret
dan mempermudah
pengeluaran.
10.Berikan tindakan
delegatif :
Bronchodilator, mukolitik
dan Edukasikan prosedur
dan pemakaian obat anti
inflamasi dan obat
bronkhodilator
10. Pemberian obat-
obatan pengerncer
dahak memudahkan
proses evakuasi jalan.
2 NOC:
Respiratory
Status: Airway
Patency
Respiratory
status:
ventilation
Vital Sign
Status
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 2x24
jam, pola nafas
klien kembali
efektif, dengan
kriteria hasil:
1. Mendemostrasi
kan batuk
efektif dan
suara nafas
bersih
2. Tidak ada
sianosis
NIC:
Airway
Management
Oxygen Therapy
Vital Sign
Monitoring
1. Mengkaji frekuensi
pernafasan, catat rasio
inspirasi dan ekspirasi
2. Beri posisi untuk
pernapasan yang optimal
fowler semi fowler yaitu
1. Takipnea biasanya
ada pada beberapa
derajat dan dapat
ditemukan pada
penerimaan atau
selama stres/
adanya proses
infeksi akut.
Pernafasan dapat
melambat dan
frekuensi ekspirasi
memanjang
dibanding inspirasi.
2. Meningkatkan
pengembangan
diafragma ,
memaksimalkan
3. Tidak ada
dispnea
4. Klien mampu
bernafas
dengan mudah
tanpa adanya
pursed lips
breathing
5. TTV dalam
rentan normal
(RR
:16-20x/menit,
TD:120/80mmH
g, HR:60-
100x/menit,
T:35-360C)
35-450
3. Berikan cairan per oral
atau IV line sesuai
indikasi
4. Berikan minum hangat
sedikit sedikit tapi sering
5. Pertahan jalan nafas yang
paten
6. Monitor aliran oksigen
7. Monitor TTV
ventilasi &
mempermudah
pasien bernafas.
3. Cairan adekuat
membantu
mengencerkan
secret sehingga
mudah dikeluarkan
4. Hidrasi menurunkan
kekentalan sekret
dan mempermudah
pengeluaran.
5. Jalan nafas yang
adekuat akan
mempermudah
proses bernafas
6. Aliran oksiegen
dapat memberikan
informasi tentang
status oksigenasi
dalam tubuh klien
7. TTV merupaka
tanda awal dari
adanya
keabnormalan
dalam tubuh
3 NOC: Respiratory
Gas Exchange
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
NIC:
Oxygen Therapy
Acid-base Management
Respiratory Asidosis
1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Manifestasi distres
selama 3x24 jam ,
pertukaran gas
pasien membaik
dengan kriteria
hasil :
1. Pertukaran gas
normal dengan
BGA kembali
normal
(PaO2:80-100
mmHg,
PaCO2:35-45
mmHg,
pH:7.35-7.4,
SaO2:95-98%)
2. TTV kembali
normal (RR:16-
20x/menit,
TD:120/80mmH
g, HR:60-
100x/menit,
T:35-360C)
3.Tidak ada gejala
sianosis dan
hypoxia
4. Tidak terjadi
dispnea saat
istirahat
dan kemudahan
pernafasan
2. Kaji tingkat kesadaran
klien
3. Observasi warna
kulit,membran mukosa,
dan CRT apakah terjadi
sianosis.
4. Monitor level BGA untuk
mengontrol pertukaran
gas (PaO2,PaCO2, SaO2,
pH)
5. Atur oksigenasi sesuai
indikasi
6. Kurangi aktivitas klien dan
pertahankan istirahat dan
tidur yang adekuat
7. Kolaborasi pemberian
oksigen dengan benar
sesuai dengan indikasi
pernafasan tergantung
pada derajat
keterlibatan paru dan
status kesehatan umum
2. Penurunan kesadaran
menunjukkan hipoksia
3. Menentukan
adekuatnya sirkulasi
dimana penting untuk
pertukaran gas ke
jaringan. Sianosis
menunjukkan
vasokontriksi atau
respon tubuh terhadap
demam/ menggigil dan
terjadi hipoksemia.
4. Deteksi jumlah Hb
yang ada dan adanya
infeksi
5. Meningkatkan
pertukaran gas dan
mengurangi kerja
pernapasan
6. Mengurangi
kebutuhan akan
oksigen
7. Mempertahankan
PaO2
4 NOC : 1. Observasi adanya
pembatasan klien dalam
1. Mengetahui sejauh
mana keterbatasan
Self Care :ADLs
Toleransi
aktivitas
Konservasi
energi
Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam,
pasien bertoleransi
terhadap aktivitas
dengan kriteria
hasil :
1.Berpartisipasi
dalam aktivitas
fisik tanpa
disertasi
peningkatan
tekanan
darah,nadi,dan
RR
2.Mampu
melakukan
aktivitas sehari-
hari (ADLs)
secara mandiri
3.Keseimbangan
aktivitas dan
istirahat
melakukan aktivitas
2. Kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
3. Monitor nutrisi dan
sumber energi yang
adekuat
4. Monitor respon
kardiovaskuler terhadap
aktivitas
(takikardi,disritmia,sesak
nafas,diaporesis,pucat,pe
rubahan hemodinamik)
5. Monitor pola tidur dan
lamanya istirahat
6. Kolaborasikan dengan
tenaga rehabilitasi medis
untuk merencanakan
program terapi yang
tepat.
klien dalam
melakukan ADLs
2. Kelelahan yang
dialami klien
mungkin karena hal-
hal tertentu,
misalnya seperti
saat sesak terlalu
lama atau yang
lainnya
3. Nurtisi yang adekuat
mengoptimalkan
pembentukan energi
dalam tubuh klien
4. Untuk mengetahui
pengaruh sistemik
dari
ketidakmampuan
klien dalam
beraktivitas
5. Waktu tidur dan
istirahat yang
mencukupu akan
mempermudah
regenerasi sel
muskuloskeletal
6. Pemilihan program
terapi yang tepat
akan mempercepat
proses pemulikan
klien dalam
7. Ukur tanda-tanda vital
segera setelah aktivitas,
istirahatkan klien selama
3 menit kemudian ukur
lagi tanda-tanda vital.
8. Bantu klien untuk
memilih aktivitas
konsisten yang sesuai
dengan kemampuan
fisik,psikologis, dan sosial
9. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
10.Sediakan oksigen
sebagaiman diperlukan
sebelum dan selama
menjalankan aktivitas
melakukan ADLs
7. Mengetahui
perbandingan TTV
klien sebelum dan
sesudah beraktivitas
8. Aktivitas yang tidak
berlebihan akan
memberikan efek
terapeutik pada
klien
9. Jika keterbatasan
gerak klien sudah
tidak memungkinkan
lagi, rekomendasi
penggunaan alat
bantu sangat
diperlukan
10. Untuk mencegah
terjadinya kativitas
yang berlebihan
yang dapat
menyeabakan klien
kekurangan oksigen
5 NOC:
Knowledge:
Disease Process
Knowledge:
Health Behavior
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
NIC:
Teaching: Disease Process
1. Berikan penilainan
tentang tingkat
pengetahuan pasien
tentang proses penyakit
yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari
1. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui
kemapuan klian dan
keluarganya dalam
menerima informasi
2. Penjelasan yang
tepat mengenai cara
perkembangan
1x24jam
pengetahuan klien
bertambah dengan
kriteria hasil:
1. Pasien dan
keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang
penyakit,
kondisi,
prognisis, dan
program
pengobatan
2. Pasien dan
kelurga mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan
secara benar
3. Pasien dan
keluarga
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang telah
dijelaskan oleh
perawat
penyakit dan bagaimana
hai ini berhubungan
dengan anatomi dan
fisiologi dengan cara
yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul
pada penyakit yang
dialami klien
4. Hindari harapan yang
kosong
5. Sediakan informasi bagi
keluarga tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
6. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan
yang diperoleh pasien
7. Instruksikan pada klien
untuk melaporkan tanda
dan gejala pada pemberi
perawatan kesehatan
dengan cara yang tepat
penyakit klien akan
mengurai rasa
khawatir dan
menambah
pengetahuan klien
serta meluruskan
persepsi klien dan
keluarganya.
3. Untuk mengetahui
apa yang terjadi
pada klien saat ini
sesuai dengan
perkembangan
penyakitnya
4. Perawata tidak
memberikan janji
palsu atau harapan
yang kosong hanya
untuk sekedar
menyenangkan hati
klien dan
keluarganya.
5. Berikan jawaban
yang tepat pada saat
klien dan keluarga
klien bertanya
tentang
perkembangan
kondisi klien dan
penyakitnya, jangan
berbohong dan
memberikan
harapan kosong.
6. Untuk mengetahui
darimana saja klien
memperoleh
dukuangan dan
informasi
sebelumnya
7. Agar klien dan
keluarga lebih
tanggap terhadapa
yang yang terjadi
pada klien dan
segera
menghubungi
tenaga kesehatan
jika terjadi kondisi
yang
membahayakan.