Natif Darah

13
I. PENDAHULUAN Dengan sediaan natif (darah segar) dapat diamati bentuk sel darah ataupun mikroorganisme dalam darah. Rouleaux ialah suatu formasi eritrosit yang saling berdekatan satu sama lain membentuk deretan seperti deretan uang logam. Bentuk ini sering terlihat pada darah kuda, babi, anjing dan kucing yang sehat, sedang pada darah sapi, kambing, dan domba jarang terdapat. Mikroorganisme dalam darah juga dapat dilihat dalam darah natif, misalnya larva Dirofilaria immitis pada anjing, Trypanosoma pada vertebrata berenang di antara sel-sel darah. Dengan mewarnai sediaan apus darahdengan zat warna yang bersuasana asam dan basa, mis. Giemsa, Wright, Hematoksilin- eosin, maka sel-sel darah yang bersuasana asam akan berwarna merah, dan yang basa akan berwarna biru, atau biru keunguan. Oleh karena itulah dengan mikroskop dapat dilakukan penghitungan (prosentase) sel-sel darah putih. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari, mengetahui, dan memahami Mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut (sediaan natif) yaitu memperhatikan bentuk sel-sel darah eritrosit, leukosit), bentuk kerput (krenasi), berbaris-jajar (rouleaux), dan ada tidaknya mikroorganisme (parasit atau bakteria). mempelajari cara membuat sediaan apus, dan mengamati bentuk- bentuk sel darah dan putih, serta menghitung sel-sel darah putih (leukosit) 1

Transcript of Natif Darah

Page 1: Natif Darah

I. PENDAHULUAN

Dengan sediaan natif (darah segar) dapat diamati bentuk sel darah ataupun

mikroorganisme dalam darah. Rouleaux ialah suatu formasi eritrosit yang saling berdekatan

satu sama lain membentuk deretan seperti deretan uang logam. Bentuk ini sering terlihat pada

darah kuda, babi, anjing dan kucing yang sehat, sedang pada darah sapi, kambing, dan domba

jarang terdapat.

Mikroorganisme dalam darah juga dapat dilihat dalam darah natif, misalnya larva

Dirofilaria immitis pada anjing, Trypanosoma pada vertebrata berenang di antara sel-sel

darah.

Dengan mewarnai sediaan apus darahdengan zat warna yang bersuasana asam dan

basa, mis. Giemsa, Wright, Hematoksilin-eosin, maka sel-sel darah yang bersuasana asam

akan berwarna merah, dan yang basa akan berwarna biru, atau biru keunguan. Oleh karena

itulah dengan mikroskop dapat dilakukan penghitungan (prosentase) sel-sel darah putih.

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari, mengetahui, dan

memahami Mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut (sediaan natif) yaitu memperhatikan

bentuk sel-sel darah eritrosit, leukosit), bentuk kerput (krenasi), berbaris-jajar (rouleaux), dan

ada tidaknya mikroorganisme (parasit atau bakteria).

mempelajari cara membuat sediaan apus, dan mengamati bentuk-bentuk sel darah dan putih,

serta menghitung sel-sel darah putih (leukosit)

II. MATERI DAN METODE

Alat dan bahan

Darah sapi dan antikoagulans

NaCl fisiologis

Cat giemsa

Xylol dan metil alkohol atau

metanol

Buffer fosfat

Kaca benda (obyec glass) dan

penutup (cover glass)

Mikroskop dan minyak imersi

Metode :

natif : pengamatan secara mikroskopis langsung dengan mikroskop cahaya

apus : usapan pada obyek glass

identifikasi : dengan pengecatan Giemsa

1

Page 2: Natif Darah

III. TATA KERJA

A. Sediaan natif darah

1. Disediakan satu kaca benda yang bersih dari lemak dan diteteskan NaCl

fisiologis 1/4 tetes di atasnya, kemudian ditesteskan darah 1/5 tetes (atau

dengan batang korek api diambil darah. Diaduk dengan ujung pipet atau

batang korek, setelah rata ditutup dengan kaca penutup.

2. Meletakkan di bawah mikroskop (posisi mikroskop tidak boleh miring) dan

meamati dengan pembesaran 10X, 250X dan 400X. Diperhatikan apa yang

terlihat (menggambar sel darah merah dan putih 1-3 sel dan mikroorganisme

bila ada)

B. Sediaan apus darah

a) Teknis pembuatan sediaan apus darah

1. Disiapkan dua gelas benda yang bersih dari lemak/minyak (dibersihkan

dengan kertas tissue yang dibasahi dengan alkohol 70%)

2. Meneteskan darah dengan lidi di ujung kanan (1,5 cm dari tepi kanan) pada

gelas benda 1, dan memegang gelas benda tersebut dengan ibu dan telunjuk

jari tangan kiri pada kedua ujungnya. Kemudian gelas benda ke 2 dipegang

dengan ibu dan telunjuk jari tangan kanan. Lalu salah satu ujung datar gelas

benda ke-2 tersebut diletakkan pada sebelah kiri tetesan darah tadi

membentuk sudut 30o ( makin besar sudut, makin tebal sidiaan apusnya).

Seperti Gambar 1 dibawah ini.

3. Gelas benda ke-2 tersebut ditarik ke kanan sampai menyentuh tetesan darah,

Di tunggu sampai darah merata keseluruh sudut gelas. Bila sudah rata segera

dorong gelas ke-2 (gelas yang ditangan kanan) tersebut tanpa

mengangkatnya, maka akan terbentuklah lapisan atau sediaan apus darah

yang tipis.

4. Sediaan apus dikeringkan di udara bebas (atau kipas-kipaskan), lalu diwarnai

dengan Giemsa.

2

Page 3: Natif Darah

I

II

Gambar 1. Cara membuat sediaan apus darah

b) Teknis pewarnaan Giemsa

1. Memaasukan/merendam atau meteteskan sediaan apus darah yang kering

dengan metilalkohol untuk fiksasi selama 5 menit.

2. Mengangkat dan dikeringkan di udara (dikipas-kipaskan). Bila sudah kering

ditaruh di atas rak bak pencuci, dan ditetesi dengan cat Giemsa sampai

merata di atas apus darah, ditunggu 30 mnt.

3. Sediaan dicuci dengan air mengalir dari kran atau pipet sehingga cat

Giemsanya bersih.

4. Mengeringkan di udara bebas (dikipas-kipaskan) atau bisa diisap dengan

kertas tissu secara pelan dan hati-hati. Bila telah kering dapat dilihat dibawah

mikroskop dengan kebesaran 1000X (apus darah ditetesi minyak imersi

pakai llidi)

C. Identifikasi Sel Darah Putih

Menentukan salah satu leuksit dan mengamati secara seksama ciri-ciri sel tersebut

yaitu

a. Agranulosit = sel lebih besar daripada granulosit, meliputi

Limfosit : inti bulat, biru tua, ditengah, sitoplasma sedikit

Monosit : inti melekuk, biru tua, sitoplasma banyak

b. Granulosit = sel lebih kecil daripada agranulosit, meliputi :

3

Page 4: Natif Darah

Neutrofil : granula netral, inti berlekuk/bersegmen (tua), seperti batang

(muda)

- Basofil : granula biru tua, inti berlekuk/bersegmen.

Eosinofil : granula kemerahan, inti berlekuk/bersegmen

4

Page 5: Natif Darah

III. HASIL PENGAMATAN

A. Sediaan Natif

No Pengamatan Gambar

1 Butir darah :a. Merah (eritrosit)b. Putih (leukosit)

B. Identifikasi Butir Darah Putih

Hasil gambar :

5

Leukosit

Eritrosit

Page 6: Natif Darah

Terdapat dua kelompok leukosit yaitu :

a.Tidak bergranula : limfosit dan monosit

b. Bergranula : eosinofil, basofil, neutrofil

A. Agranulosit (tidak bergranula)

1. Limfosit :

Ciri – ciri limfosit adalah

nukleus berbentuk bundar

atau lonjong, berlekuk

seperti ginjal dengan

kromatin kasar.

2. Monosit :

Ciri –ciri monosit adalah memiliki

satu nukleus yang berbentuk seperti

tapal kuda dan ginjal.

B. Granulosit (bergranula)

1. Eosinofil :

Ciri – ciri eosinofil adalah

memiliki nukleus yang

6

Page 7: Natif Darah

terdiri dari dua lobus yang berbentuk hampir seperti ginjal dan granulanya

besar yang saling berdekatan.

2. Basofil :

Ciri – ciri basofil adalah

mempunyai banyak granula

yang besar – besar dan

nukleusnya berbentuk

bulat.

3. Neutrofil :

Ciri – ciri neutofil adalah

memiliki nukleus yang

terdiri dari 2 – 5 lobus

(ruang) yang mengandung

banyak granula berwarna

merah jambu (merah

lembayung).

IV. BAHASAN

7

Page 8: Natif Darah

Sel darah merah dan sel darah putih memiliki banyak perbedaan. Sel darah merah tidak mempunyai kelompok leukosit (granulosit dan agranulosit). Sedangakn sel darah putih mempunyai kelompok dan banyak variasi didalam sel darah tersebut, yaitu limfosit, monosit, eosinofil, basofil dan neutrofil.

Secara umum, variasi sel leukosit tersebut mempunyai peran yang berbeda – beda. Tetapi fungsi sel darah putih itu sendiri adalah untuk mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme. Dan jika sel darah putih itu berlebihan, sel darah putih tidak akan bisa mempertahankan kekebalan tubuh, teapi akan membawa penyakit yang lebih serius.

Dan apabila antikoagulans darah maupun darah itu sendiri terlalu banyak diteteskan ke preparat, gambar di preparat akan sulit terlihat. Dan juga preparat apus darah yang telah diteteskan minyak imersi dengan menggunakan lidi, jika ditutup dengan cover glass, gambar di preparat tidak dapat terlihat atau gambar preparat tersebut akan sulit terlihat. Tehnik apus darah tidak bisa memakai cover glass, tidak seperti preparat darah.

V. SIMPULAN

Kesimpulan dri hasil praktikum menunjukkan, bahwa dengan menggunakan preparat darah tersebut dapat membuktikan darah yang sebenarnya mempunyai ciri – ciri yaitu berbentuk bikonkaf (cekung) dan juga tidak mempunyai inti. Sedangkan ciri – ciri sel darah merah yang lain tidak dapat dibuktikan di mikroskop. Dan bentuknya bisa berubah – ubah dan berbeda - beda tetapi tetap seperti bikonkaf.

Sedangkan identifikasi sel darah putih, preparat membuktikan terdapat dan terlihat banyak variasi sel di dalam leukosit yaitu limfosit, monosit, neutrofil, basofil dan eosinofil. Bentuk sel – sel tersebut terlihat berbeda – beda dan mempunyai ciri – ciri yang berbeda pula.

8

Page 9: Natif Darah

KEPUSTAKAAN

Marieb, E.N. 2004. Human Anatomy dan Physiology.Benjamin Cummings.San Fransisco

Siswanto,I Nyoman Sulabda,I Gede Soma.2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Veterner 1.

Univeritas Udayana.Denpasar

Ni Ketut Suwiti, M.Kes. Dr. drh, (2009). Histologi Darah

Dikutip dari powerpoint Drh.siswanto.M.Kes Dosen Fisiologi Veteriner 1 Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Bahan ajar Mata Kuliah Fisiologi Veteriner 1 FKH Universitas Udayana

9