Darah & Sistem peredaran darah manusia

35
DARAH 1. Cairan 55 % 91 % air 0,9 % Mineral ( NaCl, NabiC, Ca, Po, Mg, Fe) 8 % Protein (albumin, globumin, protombin, fibrin) 0,1 % bahan-bahan organik (glukosa, lemak, kreatinin, kolesterol, asam amino) 2. Padat 45 % Eritrosit > sekitar 5 juta/mm 3 > HB normal sekitar 15 gram % > Kaya protein & Fe > Produk dari sumsum tulang belakang > Hidup kira-kira 115 hari > Sebagian untuk eritrosit baru, sebagian untuk bilirubin, sebagian untuk biliverdin Leukosit > Sekitar 8000/mm 3 - Granulosit sekitar 75 % - Netrofil - Basofil - Limfosit - Monosit - Eosinofil Trombosit > Sekitar 300.000/mm 3 > Fibrinogen-Fibrin-pembekuan darah Golongan Darah Landsteiner-ABO A : 42 % B : 8,5 % AB : 46,5 % O : 3 % PH Darah 7 : Netral 7,35 – 7,45 : Normal Circulation of life

description

PEREDARAN DARAH MANUSIA

Transcript of Darah & Sistem peredaran darah manusia

Page 1: Darah & Sistem peredaran darah manusia

DARAH1. Cairan 55 %

91 % air 0,9 % Mineral ( NaCl, NabiC, Ca, Po, Mg, Fe) 8 % Protein (albumin, globumin, protombin, fibrin) 0,1 % bahan-bahan organik (glukosa, lemak, kreatinin, kolesterol, asam

amino)2. Padat 45 %

Eritrosit> sekitar 5 juta/mm3

> HB normal sekitar 15 gram %> Kaya protein & Fe> Produk dari sumsum tulang belakang> Hidup kira-kira 115 hari> Sebagian untuk eritrosit baru, sebagian untuk bilirubin, sebagian untuk biliverdin

Leukosit> Sekitar 8000/mm3 - Granulosit sekitar 75 % - Netrofil - Basofil - Limfosit - Monosit - Eosinofil

Trombosit> Sekitar 300.000/mm3 > Fibrinogen-Fibrin-pembekuan darah

Golongan Darah Landsteiner-ABO A : 42 % B : 8,5 % AB : 46,5 % O : 3 %

PH Darah 7 : Netral 7,35 – 7,45 : Normal 7 – 14 : Alkali 7 – 1 : Asam

Circulation of life

Page 2: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Pembekuan darahTrombin merubah fibrinogen Benang benang fibrin + sel darah penggumpalanDipercepat : Panas ditingkatkan

Kontak dengan bahan bahan kasarDiperlambat : Suhu diturunkan

Tabung berlapis lilin / parafim + kalium sitrat / natrium sitrat

Fungsi Darah- Sebagai sistem transportasi

o Eritrosit transport Oksigen – Karbondioksidao Plasma darah transport o Menghantar hhormon dan enzim dari organ ke organ lain

- Tekosit Perlindungan tubuh dari serangan bakteri

Tekanan darah1. Tekanan darah Sistolik : Ventrikel kiri -> aorta2. Tekanan darah diastolik : tekanan terendah saat relaksasi3. Tekanan nadi : tekanan sistolik dikurangi tekanan diastolik, normal (sekitar 30-

50mmHg)

Tekanan darah dipengaruhi oleh : 1. Aktivitas2. Emosi3. Makanan4. Usia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan darah1. Jantung; kekuatan memompa darah2. Volume darah; volume meningkat maka tekanan darah meningkat3. Viskositas/kekentalan; kental maka tekanan darah meningkat4. Elastisitas dinding pembuluh darah5. Luments

Circulation of life

Page 3: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Peredaran Darah Utama1. Aorta Asenden

1. Coronaria Dextra2. Coronaria Sinistra

2. Arcus Aorta1. Inuminata a. Sub Klavikula Dextra b. Karotis Komunis Dextra2. Karotis Komunis Sinistra # karotis komunis dextra sinistra exterior a. Aorta fasialis (hidung, pipi, media mata) b. Aorta oksipital ( kepala bagian belakang) c. Aorta maxilaris # karotis komunis dextra sinistra inferior a. Gothalmika b. Cerebrum anterior c. Cerebrum medial 3. Sub Klavikula Dextra + Sinistra -> Aorta Axilaris -> Aorta Brakhialis # Aorta brakhialis a. Aorta radialis b. Aorta Ulnaris

3. Aorta Desenden1. Aorta Frenika -> diafragma2. Aorta Seliaka / coeliak a. Aorta Gastrika b. Hepatica c. Hienalis3. Aorta Ronalis4. Aorta Mesenterika Superior5. Aorta Mesenterika Inferior6. Aorta Iliaka Komunis # aorta iliaka komunis dextra sinistra exterior->femoralis->peplitea a. Tibia anterior-> aorta dorsal pedil (pergelangan kaki) b. Tibia posterior-> aorta plantaris pedil (telapak kaki)

Circulation of life

Page 4: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Peredaran Darah Janin

1. Placenta2. Tali pusat

arteri/vena umbilikal3. Vena porta / vena hepatica4. Duktus Venosus

4B. Vena Cava inferior5. Atrium Dextra6. Foramen ovale7. Atrium Sinistra8. Ventrikel dextra/sinistra9. Paru10. Duktus arteriosus11. Bifurbasi aorta12. Inuminata kom cor13. Vena cava superior14. Arteri umbilikalis

Circulation of life

Page 5: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Sistem sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem

limfatik (peredaran getah bening).

Sistem Peredaran DarahSistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan

peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berperan untuk mensuplai oksigen (O2)

dan sari makanan yang diabsorpsi dari sistem pencernaan keseluruh tubuh, membawa

gas sisa berupa karbon dioksida (CO2) ke paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme

ke ginjal untuk disekresikan, menjaga suhu tubuh, dan mendistribusikan hormon-hormon

untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh.

Sistem peredaran darah manusia sama seperti vertebrata lainnya, yaitu

melibatkan darah, jantung, dan pembuluh darah. Untuk lebih rinci, maka kita akan

membahas satu persatu bagian yang terlibat di dalam sistem peredaran darah manusia.

Darah. Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk

membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan

sel-sel darah (Gambar 5.15). Banyaknya volume darah yang beradar di dalam tubuh

manusia dari berat badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70 kg.

Dari 5600 cc darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah

sel-sel darah.

Gambar 5.15 Sel-sel darah

Circulation of life

Page 6: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Secara umum fungsi darah adalah (1) mengangkut zat makanan dan oksigen

ke seluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk

pembuangan ; (2) mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit ; (3)

mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis ; (4) menjaga stabilitas

suhu tubuh dan (5) menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk

menghindari kerusakan.

Plasma darah. Plasma darah adalah bagian yang cair. Komponen terbesar plasma

darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa sebagai sumber

utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion yang banyak terdapat

dalam plasma darah adalah natrium (Na+) dan klor (Cl-). Ion-ion dan molekul tersebut

akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi untuk membantu peredaran zat-zat

lainnya. Kira-kira 7% plasma darah terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum

albumin 4%; serum globulin 2,7%; dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah

yang tidak mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah). Protein

plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein yang dapat

mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan molekul

(protein) asing yang memacu pembentukan antibodi Antibodi terbentuk jika ada antigen

yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin di dalam sel-sel plasma.

Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan tubuh

terhadap penyebab penyakit, yaitu

(1) dengan menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau

(2) dengan mengaktifkan system komplemen yang kemudian akan merusak penyebab

penyakit penyakit tersebut.

Antibody dapat melemahkan penyebab penyakit dengan salah satu cara berikut.

1. Aglutinasi, terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar berupa

antigen pada permukaanya, bakteri-bakteri, atau sel-sel darah merah.

2. Presipitasi, terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut, misalnya

racun tetanus dengan antibodi sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan

mengendap.

3. Netralisasi, antibodi yang bersifat antigenic akan menutupi tempat-tempat yang

toksik dari agen penyebab penyakit.

4. Lisis, beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadang-kadang

mampu langsung menyerang membrane sel agen penyebab penyakit sehingga

menyebabkan sel tersebut rusak.

Sel-sel darah. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, ayitu eritrosit,

leukosit, dan trombosit.

Circulation of life

Page 7: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Eritrosit(sel darah merah). Eritrosit normal akan berbentuk cakram bikonkaf berdiameter

kira-kira 8 µm, dan tidak mempunyai nukleus (Gambar 5.16). bentuk eritrosit sebenarnya

dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler.

Jadi, sesungguhnya eritrosit itu dapat dianggap sebagai kantung yang dapat berubah

menjadi berbagai jenis bentuk.

Gambar 5.16 Eritrosit (sel darah merah)

Konsentrasi eritrosit rata-rata pada pria dewasa normal per mikro liter darah

adalah 5,4 juta dan pada wanita normal jumlahnya 4,8 juta butir. Jumlah eritrosit ini

bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur.

Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein

pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap hemoglobin terdiri dari protein

yang disebut globin dan pigmen non-protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan

dengan rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe2+).

Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru

membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin beredar ke seluruh tubuh lebih rendah

daripada dalam paru-paru maka oksihemoglobin dibebaskan dan oksigen digunakan

dalam proses metabolisme sel. Hemoglobin juga penting dalam pengangkutan karbon

dioksida dari jaringan ke paru-paru. Selain itu, hemoglobin berperan dalam menjaga

keseimbangan asam dan basa (penyangga asam basa).

Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum

tulang. Pembentukan diatur oleh suatu hormone glikoprotein yang disebut eritropoietin.

Sel pertama yang diketahui sebagai rangkaian pembentukan eritrosit disebut

proeritorblas. Dengan rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tubas (stem cell) ini

dapat dibentuk banyak sekali sel. Proeritorblas kemudian akan membelah beberapa kali.

Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat

dicat dengan warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap

Circulation of life

Page 8: Darah & Sistem peredaran darah manusia

berikutnya akan mulai terbentuk cukup hemoglobin yang disebut polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya, maka akan terbentuk lebih banyak

lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik erotroblas dimana warnanya menjadi

merah. Lihat Gambar 5.17. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh

hemoglobin sehingga mencapai kosentrasi lebih kurang 34%, maka nukleus akan

memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut

retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah

dilepaskan dari sumsum tulang.

Gambar 5.17 Bagan proses eritropoiesis

Jangka hidup eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan

oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin

diubah menjadi pigmen empedu (bilirubin) yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu

diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan,

tetapi digunakan kembali untuk membuat eritrosit baru.

Leukosit (sel darah putih). Leukosit terdapat di dalam darah manusia dan berjumlah

sekitar 4.000 – 11.000 butir untuk setiap mikroliter darah manusia. Leukosit berumur

sekitar 12 hari. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan antigen. Proses

keluarnya leukosit disebut dengan diapedesis. Leukosit yang berperan melawan

penyakit yang masuk ke dalam tubuh disebut antobodi.

Circulation of life

Page 9: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Leukosit mempunyai sebuah nucleus, tidak berwarna (bening), dan

menunjukkan gerakan amuboid. Leukosit dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu

granulosit jika palsmanya bergranuler, dan agranulosit jika plasmanya tidak bergranuler.

Leukosit granulosit dibagi menjadi tiga jenis, yaitu netrofil, basofil, dan eosinofil.

Gambar 5.18 Leukosit granulosit (ki-ka : netrofil, basofil, dan eosinofil)

Netrofil memiliki nukleus yang terdiri dari tiga sampai lima lobus. Sel-sel ini

berukuran sekitar 8 µm dalam keadaan segar. Netrofil bersifat fagosit dengan cara

masuk ke jaringan yang terinfeksi. Saat mendekati suatu partikel untuk difagositosis, sel-

sel netrofil mula-mula melekat pada reseptor yang terdapat pada partikel, kemudian

membuat ruangan tertutup yang berisi partikel-partikel yang sudah difagositosis. Setelah

itu ruangan ini akan melekuk ke dalam rongga sitoplasma dan melepaskan diri dengan

bagian luar membrane sel membentuk gelembung fagositik yang mengapung dengan

bebas. Sebuah sel netrofil dapat memfagositosis 5 – 20 bakteri sebelum sel netrofil

menjadi inaktif dan mati. Netrofil hanya aktif sekitar 6 – 20 jam.

Basofil memiliki nukleus berbentuk S dan bersifat fagosit. Basofil melepaskan

heparin ke dalam darah. Heparin adalah mukopolisakarida yang banyak terdapat di

dalam hati dan paru-paru. Heparin dapat mencegah pembekuan darah. Selain itu, basofil

juga melepaskan histamine. Histamine adalah suatu senyawa yang dibebaskan sebagai

reaksi terhadap antigen yang sesuai.

Eosinofil berbentuk hamper seperti bola, berukuran 9 µm dalam keadaan

segar. Esinofil memiliki nucleus yang terdiri dari dua lobus dan bersifat fagosit dengan

daya fagositosis yang lemah. Eosinofil mempunyai kecendrungan untuk berkumpul

dalam suatu jaringan yang mengalami reaksi alergi. Eosinofil juga dianggap dapat

mendetoksifikasi toksin yang menyebabkan radang. Eosinofil ini dilepaskan oleh sel

basofil atau jaringan yang rusak.

Sementara itu, leukosit agranulosit dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

monosit dan limfosit. Lihat Gambar 5.18b.

Monosit memiliki satu nucleus besar dan berbentuk bulat telur atau seperti

ginjal. Diameter monosit berukuran 9 – 12 µm. Monosit dapat berpindah dari aliran darah

ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi

Circulation of life

Page 10: Darah & Sistem peredaran darah manusia

makrofag. Makrofag ini bersama netrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif,

dan berumur panjang.

Limfosit berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6 – 8 µm. Limfosit

dibentuk di sumsum tulang, sedangkan pada janin dibuat di hati. Terdapat 2 jenis sel

limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang

berkembang menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang

dan pindah ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit B berperan dalam

pembentukan antibodi. Sebaliknya, limfosit T tidak menghasilkan antibodi. Limfosit T

mempunyai berbagai fungsi, contohnya limfosit sitotoksik-T berfungsi menghancurkan

sel yang terserang virus. Jika limfosit B berhadapan dengan antigen tubuh, limfosit ini

akan memproduksi antibodi.

Gambar 5.18b Leukosit agranulosit (ki-ka : Makrofage dan monosit)

Dari kelima jenis leukosit di atas, neutrofil merupakan sel-sel yang paling

banyak menyusun leukosit. Lihat tabel 5.2.

Trombosit (sel darah pembeku atau keeping darah). Trombosit berbentuk bulat

kecil dengan ukuran diameter 2 – 4 µm dan tidak mempunyai inti. Trombosit dibentuk

dalam sumsum tulang dari megakariosit. Megakariosit merupakan trombosit yang sangat

besar dalam sumsum tulang. Trombosit berbentuk seperti tunas pada permukaan

megakariosit, kemudian melepaskan diri untuk masuk ke dalam darah. Konsentasi

normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000 – 350.000 butir per millimeter

kubik.

Trombosit merupakan stuktur yang sangat aktif, waktu paruhnya dalam darah

adalah 8 – 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Kemudian trombosit

diambil dari system peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari

separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati organ

tersebut.

Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Jika suatu jaringan tubuh

terluka maka trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim

Circulation of life

Page 11: Darah & Sistem peredaran darah manusia

trombokinase. Enzim trombokinase ini akan mengubah protrombim menjadi trombin

dengan bantuan ion Ca2+. Protrombin merupakan protein tidak stabil yang dengan

mudah dapat pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil, salah satunya adalah

trombin. Protrombin dibentuk oleh hati dan digunakan secara terus menerus oleh tubuh

untuk pembekuan darah. Pembentukan protrombin dipengaruhi oleh vitamin K. Trombin

adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang

dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam

plasma darah). Pembentukan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup

(Gambar 5.19).

Gambar 5.19 Bagan benang-benang fibrina

Golongan darah dan transfusi darah. Darah dibagi dalam berbagai golongan

berdasarkan tipe antigen yang terdapat di dalam sel.

Golongan darah. Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B.

Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan

bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau antigen tipe-B yang dapat menyebabkan

aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang mnyebabkan penggumpalan

aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zan anti-A)

dan aglutinin-b (zat anti-B).

Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil transferase yang mengandung asetil

glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim

galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Aglutinigen-AB adalah golongan yang memiliki

kedua jenis enzim tersebut.

Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama

Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokkan golongan darah manusia. Berdasarkan

ada atau tidak adanya aglutinogen maka golongan darah dikelompokkan menjadi

golongan darah A, B, AB, dan O.

Circulation of life

Page 12: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b

dalam plasma darah.

Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a

dalam plasma darah.

Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan

plasma darah tidak memiliki aglutinin.

Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma

darah memiliki aglutinin-a dan b.

Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.20 dan Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Golongan darah dan unsur pokok

Aglutinogen serta aglutinin

Golongan Darah Aglutinogen AglutininO

A

B

AB

--

A

B

A dan B

a dan b

b

a

--

Gambar 5.20 Golongan darah manusia sistem ABO

Cara lain dalam mengelompokkan golongan darah adalah dengan

menggunakan metode Rhesus. Terdapat enam tipe antigen Rh, salah satunya antigen

tipe-D. Antigen-D bersifat sangat antigenik dibandingkan antigen-Rh lainnya. Oleh

karena itu, orang yang mempunyai antigen ini dikatakan Rh positif. Sebaliknya, orang

yang tidak memiliki antigen-D, dikatakan Rh negatif. Kira-kira 85% dari seluruh bangsa

Circulation of life

Page 13: Darah & Sistem peredaran darah manusia

berkulit putih adalah Rh nehatif, sedangkan pada bangsa Afrika yang berkulit hitam

100% adalah Rh positif.

Penggolongan darah yang lain yang digunakan adalah metode MN. Metode ini

didasari bahwa jenis antigen M dan antigen N tidak menghasilkan aglutinasi di dalam

eritrosit.

Transfusi darah. Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain

(Gambar 5.21). Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut donor dan yang

menerima darah disebut sebagai resipien. Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen

di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhatikan jenis aglutinin dalam plasma

darah. Lihat Gambar 5.22.

Gambar 5.21 Transfusi darah harus sesuai.

Gambar 5.22 Sistem golongan darah manusia

Circulation of life

Page 14: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Sebelum melakukan tranfusi, perlu menentukan golongan darah resipien dan

golongan darah donor. Penggolongan darah dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Mula-mula sel-sel darah diencerkan dengan larutan garam tertentu. Kemudian satu

bagian dicampur dengan aglutinin anti-A, sedangkan bagian yang lain dicampur dengan

aglutinin anti-B. Setelah beberapa menit, campuran tadi diperiksa di bawah mikroskop.

Bila sel-sel darah telah menggumpal maka telah terjadi reaksi antibodi-antigen.

Tabel 5.4 melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang

berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak

dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A

mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan

darah B mempunyai aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-B.

Golongan darah AB mempunyai kedua aglutinogen A dan B sehingga beraglutinasi

dengan kedua jenis aglutinin.

Tabel 5.4 Aglutinasi sel-sel dari berbagai golongan darah dengan aglutinin anti-A dan anti-B

Golongan Darah Aglutinin Anti-A Aglutinin Anti-BO

A

B

AB

-

+

-

+

-

-

+

+

Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua

jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena

dapat ditransfusikan kepada semua jenis golongan darah. Tetapi transfusi darah yang

terbaik adalah transfusi dari golongan darah yang sejenis. Jika transfusi dilakukan

dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya

golongan darah O ditransfusikan ke golongan darah A, B, atau AB masih mungkin terjadi

penggumpalan, meskipun hanya sedikit.

Alasan terbanyak melakukan transfusi adalah karena penurunan volume darah.

Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati anemia atau untuk memberi resipien

beberapa unsur lain dari darah.

Alat-alat peredaran darah. Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat

peredaran darah, yaitu jantung dan pembuluh darah.

Jantung. Jantung terletak di pusat rongga dada dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu

endokardium, miokardium, dan perikardium. Endokardium merupakan selaput yang

membatasi ruangan jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, dan

cabang-cabang dari sistem peredaran darah ke jantung. Miokardium merupakan otot

Circulation of life

Page 15: Darah & Sistem peredaran darah manusia

jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot. Perikardium merupakan selaput

pembungkus jantung.

Pada dasarnya, jantung merupakan alat pemompa darah yang terdiri dari dua

pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang memompakan darah menuju paru-paru

dan jantung kiri yang memompakan darah menuju arteri, vena, dan kapiler. Tiap bagian

jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut, yaitu

atrium dan ventrikel. Fungsi utama atrium adalah tempat masuknya darah dan

membantu mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Kemudian ventrikel

menyediakan tenaga utama untuk mendorong darah.

Ruang jantung manusia terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium

kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri (Gambar 5.23). Jantung manusia pada saat masih

janin mempunyai lubang yang disebut foramen ovale. Lubang ini terletak di antara atrium

kiri dan atrium kanan. Di antara atrium kanan dengan ventrikel kanan terdapat katup

trikuspidalis. Katup ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam ventrikel kanan tidak

masuk kembali ke atrium kanan. Sebaliknya, diantara atrium kiri dengan ventrikel kiri

terdapat katup bikuspidalis. Katup ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam

ventrikel kiri tidak mengalir kembali ke atrium kiri.

Jantung memegang peranan penting dalam menentukan berapa banyak darah

yang dipompa suatu periode tertentu. Misalnya, pada waktu istirahat jantung berdenyut

70 kali per menit (pada laki-laki dewasa) dengan memompa kira-kira 5 liter darah. Darah

yang dipompa ke luar jantung diteruskan oleh arteri (pembuluh nadi). Sifat arteri yang

elastis menyebabkan arteri ikut berdenyut.

Gambar 5.23 Bagan jantung manusia.

Circulation of life

Page 16: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan darah dalam arteri utama.

Tekanan darah pada saat jantung mengembang dan darah mengalir ke dalam jantung

disebut disebut diastol. Sebaliknya, tekanan darah saat otot jantung berkontraksi,

sehingga jantung mengempis dan darah dipompa keluar dari jantung disebut sistol. Lihat

Gambar 5.24. Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan tensimeter atau

sfigmomanometer. Tekanan darah pada orang normal antara 120 mm Hg pada sistol

dan 80 mm Hg pada diastol (120/80 mm Hg). Dengan mengetahui tekanan darah

seseorang, kita mengetahui kekuatan jantung ketika memompa darah.

Gambar 5.24Alat pengukur tekanan nadi

Pembuluh darah.

Berdasarkan fungsinya,

pembuluh darah

dibedakan menjadi arteri

(pembuluh nadi), vena

(pembuluh balik), dan

pembuluh kapiler.

Arteri (pembuluh nadi).

Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan.

Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis. Lapisan paling dalam pada arteri adalah

endotelium yang dikelilingi oleh otot polos (Gambar 5.25). Arteri terletak lebih ke dalam

dari permukaan tubuh. Arteri yang keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah yang

kaya oksigen ke seluruh tubuh adalah aorta. Percabangan dari aorta adalah arteri.

Sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.

Circulation of life

Page 17: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Gambar 5.25 Arteri yang menuju ke kepala.

Pada umumnya arteri mengalirkan darah yang kaya akan oksigen, kecuali pada

arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh nadi yang mengalirkan darah

yang kaya akan karbon dioksida dari ventrikel kanan ke paru-paru.

Vena (pembuluh balik). Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari

kapiler ke jantung. Dinding vena tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin

karena dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot polos (Gambar 5.26). Vena terletak

dekat permukaan tubuh.

Vena yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung melalui ventrikel

kanan adalah vena kava. Sedangkan venula adalah vena yang berhubungan dengan

kapiler. Pada umumnya, vena membawa darah yang kaya akan karbon dioksida, kecuali

vena pulmonalis. Vena pulmonalis merupakan vena yang mengalirkan darah yang kaya

akan oksigen dari paru-paru menuju ke atrium kiri.

Circulation of life

Page 18: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Gambar 5.26 Pembuluh balik (vena)

Kapiler. Kapiler merupakan pembuluh darah kecil dengan diameter 5 – 20 µm dan

menghubungkan arteriol dengan venula. Dinding kapiler sangat tipis, tidak mempunyai

otot halus dan jaringan ikat, serta hanya tersusun oleh selapis endotelium. Di kapiler

terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida dari jaringan. Selain itu,

kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, makanan, hormon, dan bahan lainnya di

antara plasma darah dan cairan jaringan.

Peredaran darah. Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup

karena darah mengalir dalam pembuluh darah. Selain itu darah beredar melewati

jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda. Lihat Gambar 5.27.

Peredaran darah dibagi menjadi dua, yaitu sistem peredaran darah pulmonalis dan

sistem peredaran darah sistematik. Sistem peredaran darah pulmonalis disebut juga

peredaran darah kecil karena darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan

menuju ke paru-paru dan kembali menuju ke jantung melalui atrium kiri. Secara lengkap,

sistem sirkulasi pulmonalis, dapat dijelaskan sebagai berikut. Darah dari seluruh tubuh

yang kaya dengan karbon dioksida masuk ke atrium kanan. Dari atrium kanan darah

mengalir ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Kemudian, ventrikel berkontraksi

sehingga katup trikuspidalis tertutup, tetapi memaksa katup pulmonalis yang terletak

pada lubang masuk arteri pulmonalis terbuka. Darah masuk ke dalam arteri pulmonalis

yang bercabang ke kiri dan ke kanan yang masing-masing menuju ke paru-paru kiri dan

kanan. Arteri-arteri pulmonalis ini bercabang-cabang membentuk arteriol. Arteriol

mengalirkan darah ke kapiler di dalam paru-paru. Di sinilah darah melepaskan karbon

Circulation of life

Page 19: Darah & Sistem peredaran darah manusia

dioksida dan mengambil oksigen. Vena pulmonalis membawa darah yang kaya akan

oksigen ke atrium kiri.

Gambar 5.27 Sirkulasi darah pada manusia.

Sebaliknya, pada sistem peredaran darah sistematik darah mengalir ke semua

jaringan tubuh sehingga disebut peredaran darah besar. Pada peredaran darah besar,

darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-

paru. Kemudian, darah kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan. Secara

lengkap sistem sirkulasi sistematik dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis.

Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri

yang keluar langsung ke permukaan jantung. Arteri-arteri ini menuju ke arteriol-arteriol,

yang selanjutnya memberikan darah ke kapiler menuju ke seluruh bagian jantung.

Kapiler-kapiler ini disaring oleh venula yang menuju ke vena koroner (vena dari dan ke

jantung) yang bermuara ke atrium kanan. Secara singkat dapat dilihat skema pada

Gambar 5.28.

Circulation of life

Page 20: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Gambar 5.28 Skema sirkulasi darah pada manusia

Peredaran Darah BesarJantung (ventrikel kiri) → Seluruh jaringan

tubuh → Jantung (atrium kanan)

Peredaran Darah KecilJantung (ventrikel kanan) → Paru-paru →

Jantung (atrium kiri)

Gambar 5.28 Skema peredaran darah

besar dan peredaran darah kecil

Sistem Limfatik atau Peredaran Getah Bening

Sistem limfatik atau peredaran getah

bening merupakan suatu cara dimana cairan

dapat mengalir dari jaringan ke dalam darah. Sistem limfatik juga merupakan salah satu

jalan utama untuk penyerapan nutrien dari saluran pencernaan, terutama bertanggung

jawab atas absorpsi lemak.

Cairan limfe. Cairan limfe berasal dari cairan jaringan yang mengalir ke dalam sistem

limfatik. Oleh karena itu, cairan limfe saat pertama kali mengalir dari setiap jaringan

mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan jaringan dalam bagian tubuh

dimana cairan limfe berasal.

Cairan limfe mengandung leukosit yang berfungsi untuk membunuh kuman-kuman

penyebab penyakit yang ada dalam tubuh kita. Cairan limfe juga mengandung lemak

yang berasal dari usus, kemudian diangkut oleh pembuluh limfe.

Pembuluh limfatik. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai pembuluh limfatik yang

mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari jaringan. Beberapa jaringan seperti

permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam saraf tepi, dan tulang, meskipun tidak

mempunyai pembuluh limfatik, jaringan-jaringan tersebut mempunyai pembuluh-

pembuluh jaringan kecil, yang disebut sebagai prelimfatik. Pembuluh limfatik di usus

yang berfungsi untuk absorpsi lemak disebut pembuluh kil.

Pembuluh limfe terdiri dari dua macam, yaitu pembuluh limfe kiri dan pembuluh

limfe kanan.

Circulation of life

Page 21: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Pembuluh limfe kiri (duktis torasikus). Pembuluh limfe kiri menerima cairan limfe dari

bagian kiri kepala, leher, dada, dan lengan kiri bagian atas. Pembuluh limfe ini bermuara

ke vena bagian bawah tulang selangka kiri.

Pembuluh limfe kanan. Pembuluh limfe kanan menerima cairan limfe dari bagian lain.

Pembuluh limfe ini bermuara ke vena bagian bawah tulang selangka kanan.

Kapiler limfatik. Sebagian besar cairan yang disaring dari kapiler arteri mengalir di

antara sel-sel hingga akhirnya diabsorpsi kembali ke dalam ujung vena kapiler darah.

Tetapi kira-kira sepersepuluh dari cairan tersebut memasuki kapiler limfatik dan kembali

ke dalam darah melalui sistem limfatik. Sebagian kecil cairan tersebut sangat penting,

karena zat-zat dengan berat molekul tinggi seperti protein tidak dapat direabsorpsi ke

dalam kapiler vena, tetapi protein tersebut dapat mengalir melalui kapiler limfatik dengan

sangat mudah. Alasan inilah yang menyebabkan kapiler limfatik menjadi suatu struktur

yang khusus.

Kelenjar limfe. Kelenjar limfe adalah suatu kumpulan jaringan limfe yang terbungkus

dalam suatu kapsula jaringan ikat. Kelenjar limfe banyak terdapat disepanjang pembuluh

limfe tubuh, terutama di daerah leher, ketiak, dan lipatan paha (Gambar 5.29). Pada saat

tubuh terkena infeksi, kelenjar limfe akan membengkak. Kelenjar limfe berfungsi sebagai

suatu saringan biologi tempat makrofag membuang bahan-bahan partikel dan berfungsi

sebagai pertahanan tubuh kedua terhadap zat-zat asing.

Gambar 5.29 Lokasi kelenjar limfe pada tubuh manusia.

Organ-organ limfe. Selain kelenjar limfe, di

dalam tubuh manusia juga terdapat organ-

organ limfe yang berfungsi sama, yaitu

mencegah infeksi kuman-kuman penyakit.

Limpa. Limpa merupakan organ limfe

terbesar, yang merupakan kumpulan jaringan

jaringan limfe. Limpa berbeda dengan kelenjar

limfe. Limpa merupakan saringan sistem

pembuluh darah, sedangkan kelenjar limfe

menyaring limfe. Limpa berfungsi dalam

pembentukan leukosit dan antibodi,

menyaring zat-zat asing dalam aliran darah,

membongkar eritrosit yang sudah mati,

menyediakan kembali zat besi yang terkandung dalam hemoglobin, dan juga sebagai

tempat cadangan eritrosit. Pada janin, limpa merupakan sebuah organ pembentuk

darah.

Circulation of life

Page 22: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Tonsil. Tonsil merupakan kumpulan jaringan limfe yang terbenam dalam selaput pelapis

tenggorokan. Permukaan tonsil dilapisi membran mukosa. Tonsil mensekresikan

kelenjar yang banyak mengandung limfosit hidup atau yang telah didegenerasi, sisa-sisa

buangan, dan mikroorganisme. Tonsil berfungsi dalam pembentukan limfosit.

Timus. Timus merupakan kelenjar yang sebagian besar terdiri dari jaringan limfe. Timus

tersusun atas sel-sel epitel yang menyerupai limfosit. Timus memproduksi hormon yang

berfungsi untuk merangsang produksi limfosit dalam organ-organ limfe.

Peredaran limfe. Peredaran limfe merupakan peredaran terbuka karena ujung-ujung

pembuluh limfe tidak saling bersambungan. Cairan jaringan dari jaringan tubuh masuk

ke pembuluh limfe sehingga menjadi cairan limfe. Kapiler limfatik yang mengandung

cairan limfe ini bergabung ke dalam pembuluh limfe kiri dan pembuluh limfe kanan.

Kedua pembuluh limfe ini bermuara pada vena yang kemudian akan mengalirkan

kembali cairan limfe ke dalam darah.

Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas)Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan berbagai macam jenis

organisme atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan

itu disebut kekebalan/imunitas. Kekebalan dibagi menjadi dua, yaitu kekebalan bawaan

dan kekebalan buatan.

Kekebalan bawaan (innate immunity). Kekebalan bawaan adalah kekebalan tambahan

yang disebabkan oleh proses umum dan bukan disebabkan proses melawan organisme

penyebab penyakit yang spesifik. Kekebalan bawaan meliputi beberapa aspek, di

antaranya sebagai berikut.

Fagositosis yang dilakukan oleh leukosit dan sel pada sistem makrofag jaringan

terhadap bakteri dan penyebab penyakit lainnya (Gambar 5.30).

Gambar 5.30Proses fagositosis dari sel darah putih

Perusakan oleh asam yang disekresikan oleh lambung dan enzim pencerna

terhadap organisme yang masuk ke dalam lambung.

Circulation of life

Page 23: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Daya tahan kulit terhadap serangan organisme penyebab penyakit.

Adanya senyawa-senyawa kimia tertentu di dalam darah yang akan melekat pada

organisme asing atau toksin dan akan menghancurkannya. Senyawa-senyawa

tersebut adalah lysozyme. Lysozyme merupakan suatu polisakarida yang menyerang

bakteri, sehingga bakteri tersebut menjadi larut, polipeptida dasar yang akan

bereaksi dengan mengaktifkan beberapa macam bakteri gram-positif tertentu, dan

kompleks komplemen yang terdiri dari kurang lebih 20 protein yang dapat diaktifkan

dengan bermacam-macam cara untuk merusak bakteri.

Kekebalan buatan (acquired immunity). Sebagian besar dari kekebalan disebabkan

oleh suatu imun khusus. Sistem imun tersebut membentuk antibodi atau limfosit yang

diaktifkan dan akan menghancurkan organisme atau toksin tertentu. Kekebalan semacan

ini disebut kekebalan buatan (acquired immunity).

Kekebalan buatan sering dapat memberikan perlindungan hebat. Contohnya,

kekebalan buatan dapat melindungi tubuh dari efek toksin tetanus sampai 100.000 kali

dari dosis. Toksin tetanus dapat menimbulkan kematian bila tidak ada kekebalan.

Pada dasarnya di dalam tubuh dapat dijumpai dua macam kekebalan yang

berhubungan erat satu sama lainnya. Pertama, antibodi yang merupakan molekul

globulin yang mampu menyerang agen penyakit. Kekebalan ini disebut kekebalan

humoral. Kedua, pembentukan sel limfosit dalam jumlah besar secara khusus dirancang

untuk menghancurkan benda asing. Kekebalan ini disebut kekebalan seluler.

Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah ManusiaBerikut ini akan diuraikan beberapa contoh kelainan dan penyakit yang terjadi

pada sistem peredaran darah manusia.

Anemia. Anemia adalah suatu keadaan kekurangan eritrosit. Hal ini dapat disebabkan

karena hilangnya darah secara cepat atau terlalu lambatnya produksi eritrosit.

Anemia sel bulan sabit. Pada anemia sel bulan sabit, sel-selnya mengandung tipe

hemoglobin abnormal yang disebut hemoglobin S. Bila hemoglobin ini berhubungan

dengan konsentrasi oksigen yang sangat rendah, maka akan mengendap menjadi

kristal-kristal yang panjang di dalam eritrosit. Kristal-kristal ini lebih menggambarkan

bulan sabit daripada cakram bikonkaf (Gambar 5.31). Hemoglobin yang mengendap ini

juga akan merusak membran sel sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh.

Circulation of life

Page 24: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Gambar 5.31Anemia bulan sabit

Talasemia. Talasemia merupakan tipe

anemia herediter, dimana sel-selnya

tak mampu mensintesis rantai

polipeptida alfa () dan rantai

polipeptida beta (ß) yang cukup.

Rantai polipeptida dibutuhkan untuk

membentuk hemoglobin.

Polisitemia sekunder. Bila jaringan mengalami keadaan hipoksi karena sedikitnya

kadar oksigen dalam atmosfer, misalnya pada tempat yang tinggi atau karena gagalnya

pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan, maka organ-organ pembentuk darah secara

otomatis akan memproduksi sejumlah besar eritrosit. Keadaan ini disebut sebagai

polisitemia sekunder sehingga jumlah eritrosit umumnya akan naik sampai 6 – 8 juta per

milimeter kubik.

Hemofilia. Hemofilia adalah penyakit keturunan dengan gejala pendarahan yang sukar

dihentikan. Sebanyak 85% dari penyakit ini disebabkan oleh defisiensi faktor VIII. Jenis

hemofilia ini disebut hemofilia A atau hemofilian klasik. Sebanyak 15% pasien sisanya,

kecendrungan perdarahan disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Kedua faktor tersebut

diturunkan secara resesif melalui kromosom wanita. Oleh karena itu, wanita hampir tidak

menderita hemofilia karena paling sedikit satu dari kedua kromosom X-nya mempunyai

gen-gen yang sempurna. Namun demikian bila salah satu kromosom X-nya mengalami

defisiensi maka ia akan menurunkan penyakitnya kepada separuh anak laki-lakinya.

Trombositopenia. Trombositopenia berarti sedikitnya jumlah trombosit dalam sistem

peredaran darah. Penderita trombositopenia cenderung mengalami pendarahan, seperti

halnya hemofilia. Bedanya ialah pendarahannya biasanya berasal dari kapiler-kapiler

kecil, bukan pembuluh yang lebih besar seperti pada hemofilia. Sebagai akibatnya timbul

bintik-bintik perdarahan diseluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan bercak-

bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit itu disebut trombositopenia purpura.

Leukimia. Leukimia adalah produksi leukosit yang bersifat ganas oleh jaringan mieoloid

(tempat pembentukan darah). Hal tersebut menyebabkan menurunnya produksi eritrosit,

trombosit, dan leukosit normal. Leukimia secara tidak langsung menyebabkan kematian.

Pengobatannya dapat dilakukan dengan sinar-X, kemoterapi, atau terkadang diperlukan

transplantasi sel-sel mieoloid.

Circulation of life

Page 25: Darah & Sistem peredaran darah manusia

Penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang

disebabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah

koroner adalah arteri dan vena yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Pemicunya

biasanya adalah arteriosklerosis. Arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi

akibat pengendapan lemak.

Hipertensi. Secara sederhana seseorang dikatakan menderita hipertensi atau tekanan

darah tinggi jika tekanan darah sistol lebih besar dari 140 mmHg atau tekanan diastol

lebih besar dari 99 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistol dan 80

mmHg untuk diastol. Dalam banyak kasus, kedua tekanan itu mengalami kenaikan.

Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan tersumbatnya

arteri di otak yang mengakibatkan stroke, kerusakan otak, bahkan dapat mengakibatkan

kematian.

MENUTUP KEBOCORAN JANTUNG TANPA PEMBEDAHANSinar Harapan, 2002

Setiap bulan, sekitar 40.000 bayi yang lahir di Indonesia menderita kelainan

jantung bawaan (congenitas). Dari angka tersebut, 3276 diantaranya meninggal pada

usia satu bulan karena keterbatasan dana dan fasilitas. Namun kini, pasien penderita

defek sekat atrium atau Atrial Septal Defect (ASD), yaitu kebocoran pada sekat antara

atrium kiri dan kanan jantung, memiliki harapan berkat temuan teknologi baru yang

disebut Amplatz Septal Occulder (ASO). Lihat Gambar 5.32.

ASO adalah sebuah alat mungil yang terbuat dari bahan nikel dan titanium. Alat

ini berfungsi sebagai penyumbat lubang yang terletak di antara atrium kiri dan kanan

jantung. Alat tersebut sudah diuji coba di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Cina,

Inggris, Pakistan, dan India.

Pada penderita ASD, terdapat lubang di antara atrium kiri dan kanan jantung

sehingga darah kotor dan darah bersih bercampur. Pada orang normal, darah dari atrium

kanan adalah darah kotor (kaya karbon dioksida) yang akan mengalir ke paru-paru. Di

paru-paru, terjadi pertukaran gas. Darah yang kaya oksigen kemudian akan masuk ke

atrium kiri dan akan dialirkan ke seluruh organ tubuh. Namun pada penderita ASD, hal

ini tak bisa terjadi sehingga ia harus menjalani cuci darah.

Selama ini, solusi bagi penderita ASD adalah operasi. Namun tindakan ini

masih ditakuti oleh sebagian pasien di Indonesia. Sebelumnya, dikenal pula teknik

Circulation of life

Page 26: Darah & Sistem peredaran darah manusia

penyumbatan dengan alat terbuat dari baja. Tapi teknik ini mempunyai kekurangan, yaitu

bahannya mudah berkarat sehingga berbahaya bagi tubuh.

Prosedur penempatan ASO tidak perlu melalui teknik bedah. Dari pembuluh

darah di pangkal paha dimasukkan sebuah selang kecil ke rongga atrium. Sementara di

ujung selang kecil tersebut terdapat sebuah piringan tertutup. Setelah mencapai sekat

atrium, piringan akan terbuka dan menutupi lubang pada sekat atrium jantung. Jika

sudah terpasang di tempat yang tepat maka alat ini akan menyatu dengan sel-sel

jaringan.

Sejak dipakaikan pertama kali ke manusia, alat ini terbilang aman dan dapat

berfungsi selama puluhan tahun tanpa gangguan. Pada rumah sakit di negara yang

sudah terbiasa memakai ASO, prosedur pemasangannya terbilang cepat dibanding

operasi biasa. Dalam waktu 30 menit, alat ini sudah terpasang dan berfungsi baik.

Dibanding dengan tindakan operasi yang memakan waktu berjam-jam, tentu alat ini jauh

lebih praktis. Namun, karena di Indonesia alat ini baru mulai diperkenalkan, maka

penanganannya dilakukan ekstra hati-hati.

Circulation of life