Darah & Sistem peredaran darah manusia
description
Transcript of Darah & Sistem peredaran darah manusia
DARAH1. Cairan 55 %
91 % air 0,9 % Mineral ( NaCl, NabiC, Ca, Po, Mg, Fe) 8 % Protein (albumin, globumin, protombin, fibrin) 0,1 % bahan-bahan organik (glukosa, lemak, kreatinin, kolesterol, asam
amino)2. Padat 45 %
Eritrosit> sekitar 5 juta/mm3
> HB normal sekitar 15 gram %> Kaya protein & Fe> Produk dari sumsum tulang belakang> Hidup kira-kira 115 hari> Sebagian untuk eritrosit baru, sebagian untuk bilirubin, sebagian untuk biliverdin
Leukosit> Sekitar 8000/mm3 - Granulosit sekitar 75 % - Netrofil - Basofil - Limfosit - Monosit - Eosinofil
Trombosit> Sekitar 300.000/mm3 > Fibrinogen-Fibrin-pembekuan darah
Golongan Darah Landsteiner-ABO A : 42 % B : 8,5 % AB : 46,5 % O : 3 %
PH Darah 7 : Netral 7,35 – 7,45 : Normal 7 – 14 : Alkali 7 – 1 : Asam
Circulation of life
Pembekuan darahTrombin merubah fibrinogen Benang benang fibrin + sel darah penggumpalanDipercepat : Panas ditingkatkan
Kontak dengan bahan bahan kasarDiperlambat : Suhu diturunkan
Tabung berlapis lilin / parafim + kalium sitrat / natrium sitrat
Fungsi Darah- Sebagai sistem transportasi
o Eritrosit transport Oksigen – Karbondioksidao Plasma darah transport o Menghantar hhormon dan enzim dari organ ke organ lain
- Tekosit Perlindungan tubuh dari serangan bakteri
Tekanan darah1. Tekanan darah Sistolik : Ventrikel kiri -> aorta2. Tekanan darah diastolik : tekanan terendah saat relaksasi3. Tekanan nadi : tekanan sistolik dikurangi tekanan diastolik, normal (sekitar 30-
50mmHg)
Tekanan darah dipengaruhi oleh : 1. Aktivitas2. Emosi3. Makanan4. Usia
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan darah1. Jantung; kekuatan memompa darah2. Volume darah; volume meningkat maka tekanan darah meningkat3. Viskositas/kekentalan; kental maka tekanan darah meningkat4. Elastisitas dinding pembuluh darah5. Luments
Circulation of life
Peredaran Darah Utama1. Aorta Asenden
1. Coronaria Dextra2. Coronaria Sinistra
2. Arcus Aorta1. Inuminata a. Sub Klavikula Dextra b. Karotis Komunis Dextra2. Karotis Komunis Sinistra # karotis komunis dextra sinistra exterior a. Aorta fasialis (hidung, pipi, media mata) b. Aorta oksipital ( kepala bagian belakang) c. Aorta maxilaris # karotis komunis dextra sinistra inferior a. Gothalmika b. Cerebrum anterior c. Cerebrum medial 3. Sub Klavikula Dextra + Sinistra -> Aorta Axilaris -> Aorta Brakhialis # Aorta brakhialis a. Aorta radialis b. Aorta Ulnaris
3. Aorta Desenden1. Aorta Frenika -> diafragma2. Aorta Seliaka / coeliak a. Aorta Gastrika b. Hepatica c. Hienalis3. Aorta Ronalis4. Aorta Mesenterika Superior5. Aorta Mesenterika Inferior6. Aorta Iliaka Komunis # aorta iliaka komunis dextra sinistra exterior->femoralis->peplitea a. Tibia anterior-> aorta dorsal pedil (pergelangan kaki) b. Tibia posterior-> aorta plantaris pedil (telapak kaki)
Circulation of life
Peredaran Darah Janin
1. Placenta2. Tali pusat
arteri/vena umbilikal3. Vena porta / vena hepatica4. Duktus Venosus
4B. Vena Cava inferior5. Atrium Dextra6. Foramen ovale7. Atrium Sinistra8. Ventrikel dextra/sinistra9. Paru10. Duktus arteriosus11. Bifurbasi aorta12. Inuminata kom cor13. Vena cava superior14. Arteri umbilikalis
Circulation of life
Sistem sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem
limfatik (peredaran getah bening).
Sistem Peredaran DarahSistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan
peredaran darah ganda. Sistem peredaran darah berperan untuk mensuplai oksigen (O2)
dan sari makanan yang diabsorpsi dari sistem pencernaan keseluruh tubuh, membawa
gas sisa berupa karbon dioksida (CO2) ke paru-paru, mengembalikan sisa metabolisme
ke ginjal untuk disekresikan, menjaga suhu tubuh, dan mendistribusikan hormon-hormon
untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh.
Sistem peredaran darah manusia sama seperti vertebrata lainnya, yaitu
melibatkan darah, jantung, dan pembuluh darah. Untuk lebih rinci, maka kita akan
membahas satu persatu bagian yang terlibat di dalam sistem peredaran darah manusia.
Darah. Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk
membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari dua komponen, yaitu plasma darah dan
sel-sel darah (Gambar 5.15). Banyaknya volume darah yang beradar di dalam tubuh
manusia dari berat badan atau sekitar 5600 cc pada orang yang bobot tubuhnya 70 kg.
Dari 5600 cc darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah
sel-sel darah.
Gambar 5.15 Sel-sel darah
Circulation of life
Secara umum fungsi darah adalah (1) mengangkut zat makanan dan oksigen
ke seluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk
pembuangan ; (2) mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit ; (3)
mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis ; (4) menjaga stabilitas
suhu tubuh dan (5) menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk
menghindari kerusakan.
Plasma darah. Plasma darah adalah bagian yang cair. Komponen terbesar plasma
darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa sebagai sumber
utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion yang banyak terdapat
dalam plasma darah adalah natrium (Na+) dan klor (Cl-). Ion-ion dan molekul tersebut
akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi untuk membantu peredaran zat-zat
lainnya. Kira-kira 7% plasma darah terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum
albumin 4%; serum globulin 2,7%; dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah
yang tidak mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah). Protein
plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein yang dapat
mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan molekul
(protein) asing yang memacu pembentukan antibodi Antibodi terbentuk jika ada antigen
yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin di dalam sel-sel plasma.
Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan tubuh
terhadap penyebab penyakit, yaitu
(1) dengan menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau
(2) dengan mengaktifkan system komplemen yang kemudian akan merusak penyebab
penyakit penyakit tersebut.
Antibody dapat melemahkan penyebab penyakit dengan salah satu cara berikut.
1. Aglutinasi, terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar berupa
antigen pada permukaanya, bakteri-bakteri, atau sel-sel darah merah.
2. Presipitasi, terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut, misalnya
racun tetanus dengan antibodi sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan
mengendap.
3. Netralisasi, antibodi yang bersifat antigenic akan menutupi tempat-tempat yang
toksik dari agen penyebab penyakit.
4. Lisis, beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadang-kadang
mampu langsung menyerang membrane sel agen penyebab penyakit sehingga
menyebabkan sel tersebut rusak.
Sel-sel darah. Sel-sel darah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, ayitu eritrosit,
leukosit, dan trombosit.
Circulation of life
Eritrosit(sel darah merah). Eritrosit normal akan berbentuk cakram bikonkaf berdiameter
kira-kira 8 µm, dan tidak mempunyai nukleus (Gambar 5.16). bentuk eritrosit sebenarnya
dapat berubah-ubah, seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler.
Jadi, sesungguhnya eritrosit itu dapat dianggap sebagai kantung yang dapat berubah
menjadi berbagai jenis bentuk.
Gambar 5.16 Eritrosit (sel darah merah)
Konsentrasi eritrosit rata-rata pada pria dewasa normal per mikro liter darah
adalah 5,4 juta dan pada wanita normal jumlahnya 4,8 juta butir. Jumlah eritrosit ini
bervariasi pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur.
Setiap butir eritrosit mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah protein
pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap hemoglobin terdiri dari protein
yang disebut globin dan pigmen non-protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan
dengan rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe2+).
Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru
membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin beredar ke seluruh tubuh lebih rendah
daripada dalam paru-paru maka oksihemoglobin dibebaskan dan oksigen digunakan
dalam proses metabolisme sel. Hemoglobin juga penting dalam pengangkutan karbon
dioksida dari jaringan ke paru-paru. Selain itu, hemoglobin berperan dalam menjaga
keseimbangan asam dan basa (penyangga asam basa).
Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum
tulang. Pembentukan diatur oleh suatu hormone glikoprotein yang disebut eritropoietin.
Sel pertama yang diketahui sebagai rangkaian pembentukan eritrosit disebut
proeritorblas. Dengan rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tubas (stem cell) ini
dapat dibentuk banyak sekali sel. Proeritorblas kemudian akan membelah beberapa kali.
Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat
dicat dengan warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap
Circulation of life
berikutnya akan mulai terbentuk cukup hemoglobin yang disebut polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya, maka akan terbentuk lebih banyak
lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut ortokromatik erotroblas dimana warnanya menjadi
merah. Lihat Gambar 5.17. Akhirnya, bila sitoplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh
hemoglobin sehingga mencapai kosentrasi lebih kurang 34%, maka nukleus akan
memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini disebut
retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah
dilepaskan dari sumsum tulang.
Gambar 5.17 Bagan proses eritropoiesis
Jangka hidup eritrosit kira-kira 120 hari. Eritrosit yang telah tua akan ditelan
oleh sel-sel fagosit yang terdapat dalam hati dan limpa. Di dalam hati, hemoglobin
diubah menjadi pigmen empedu (bilirubin) yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu
diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan,
tetapi digunakan kembali untuk membuat eritrosit baru.
Leukosit (sel darah putih). Leukosit terdapat di dalam darah manusia dan berjumlah
sekitar 4.000 – 11.000 butir untuk setiap mikroliter darah manusia. Leukosit berumur
sekitar 12 hari. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan antigen. Proses
keluarnya leukosit disebut dengan diapedesis. Leukosit yang berperan melawan
penyakit yang masuk ke dalam tubuh disebut antobodi.
Circulation of life
Leukosit mempunyai sebuah nucleus, tidak berwarna (bening), dan
menunjukkan gerakan amuboid. Leukosit dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu
granulosit jika palsmanya bergranuler, dan agranulosit jika plasmanya tidak bergranuler.
Leukosit granulosit dibagi menjadi tiga jenis, yaitu netrofil, basofil, dan eosinofil.
Gambar 5.18 Leukosit granulosit (ki-ka : netrofil, basofil, dan eosinofil)
Netrofil memiliki nukleus yang terdiri dari tiga sampai lima lobus. Sel-sel ini
berukuran sekitar 8 µm dalam keadaan segar. Netrofil bersifat fagosit dengan cara
masuk ke jaringan yang terinfeksi. Saat mendekati suatu partikel untuk difagositosis, sel-
sel netrofil mula-mula melekat pada reseptor yang terdapat pada partikel, kemudian
membuat ruangan tertutup yang berisi partikel-partikel yang sudah difagositosis. Setelah
itu ruangan ini akan melekuk ke dalam rongga sitoplasma dan melepaskan diri dengan
bagian luar membrane sel membentuk gelembung fagositik yang mengapung dengan
bebas. Sebuah sel netrofil dapat memfagositosis 5 – 20 bakteri sebelum sel netrofil
menjadi inaktif dan mati. Netrofil hanya aktif sekitar 6 – 20 jam.
Basofil memiliki nukleus berbentuk S dan bersifat fagosit. Basofil melepaskan
heparin ke dalam darah. Heparin adalah mukopolisakarida yang banyak terdapat di
dalam hati dan paru-paru. Heparin dapat mencegah pembekuan darah. Selain itu, basofil
juga melepaskan histamine. Histamine adalah suatu senyawa yang dibebaskan sebagai
reaksi terhadap antigen yang sesuai.
Eosinofil berbentuk hamper seperti bola, berukuran 9 µm dalam keadaan
segar. Esinofil memiliki nucleus yang terdiri dari dua lobus dan bersifat fagosit dengan
daya fagositosis yang lemah. Eosinofil mempunyai kecendrungan untuk berkumpul
dalam suatu jaringan yang mengalami reaksi alergi. Eosinofil juga dianggap dapat
mendetoksifikasi toksin yang menyebabkan radang. Eosinofil ini dilepaskan oleh sel
basofil atau jaringan yang rusak.
Sementara itu, leukosit agranulosit dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
monosit dan limfosit. Lihat Gambar 5.18b.
Monosit memiliki satu nucleus besar dan berbentuk bulat telur atau seperti
ginjal. Diameter monosit berukuran 9 – 12 µm. Monosit dapat berpindah dari aliran darah
ke jaringan. Di dalam jaringan, monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi
Circulation of life
makrofag. Makrofag ini bersama netrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif,
dan berumur panjang.
Limfosit berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6 – 8 µm. Limfosit
dibentuk di sumsum tulang, sedangkan pada janin dibuat di hati. Terdapat 2 jenis sel
limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit yang tetap berada di sumsum tulang
berkembang menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang
dan pindah ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit B berperan dalam
pembentukan antibodi. Sebaliknya, limfosit T tidak menghasilkan antibodi. Limfosit T
mempunyai berbagai fungsi, contohnya limfosit sitotoksik-T berfungsi menghancurkan
sel yang terserang virus. Jika limfosit B berhadapan dengan antigen tubuh, limfosit ini
akan memproduksi antibodi.
Gambar 5.18b Leukosit agranulosit (ki-ka : Makrofage dan monosit)
Dari kelima jenis leukosit di atas, neutrofil merupakan sel-sel yang paling
banyak menyusun leukosit. Lihat tabel 5.2.
Trombosit (sel darah pembeku atau keeping darah). Trombosit berbentuk bulat
kecil dengan ukuran diameter 2 – 4 µm dan tidak mempunyai inti. Trombosit dibentuk
dalam sumsum tulang dari megakariosit. Megakariosit merupakan trombosit yang sangat
besar dalam sumsum tulang. Trombosit berbentuk seperti tunas pada permukaan
megakariosit, kemudian melepaskan diri untuk masuk ke dalam darah. Konsentasi
normal trombosit dalam darah adalah antara 150.000 – 350.000 butir per millimeter
kubik.
Trombosit merupakan stuktur yang sangat aktif, waktu paruhnya dalam darah
adalah 8 – 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir. Kemudian trombosit
diambil dari system peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari
separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati organ
tersebut.
Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Jika suatu jaringan tubuh
terluka maka trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim
Circulation of life
trombokinase. Enzim trombokinase ini akan mengubah protrombim menjadi trombin
dengan bantuan ion Ca2+. Protrombin merupakan protein tidak stabil yang dengan
mudah dapat pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil, salah satunya adalah
trombin. Protrombin dibentuk oleh hati dan digunakan secara terus menerus oleh tubuh
untuk pembekuan darah. Pembentukan protrombin dipengaruhi oleh vitamin K. Trombin
adalah sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang
dapat larut dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam
plasma darah). Pembentukan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup
(Gambar 5.19).
Gambar 5.19 Bagan benang-benang fibrina
Golongan darah dan transfusi darah. Darah dibagi dalam berbagai golongan
berdasarkan tipe antigen yang terdapat di dalam sel.
Golongan darah. Membran eritrosit mengandung dua antigen, yaitu tipe-A dan tipe-B.
Antigen ini disebut aglutinogen. Sebaliknya, antibodi yang terdapat dalam plasma akan
bereaksi spesifik terhadap antigen tipe-A atau antigen tipe-B yang dapat menyebabkan
aglutinasi (penggumpalan) eritrosit. Antibodi plasma yang mnyebabkan penggumpalan
aglutinogen disebut aglutinin. Ada dua macam aglutinin, yaitu aglutinin-a (zan anti-A)
dan aglutinin-b (zat anti-B).
Aglutinogen-A mempunyai enzim glikosil transferase yang mengandung asetil
glukosamin pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinogen-B mengandung enzim
galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Aglutinigen-AB adalah golongan yang memiliki
kedua jenis enzim tersebut.
Ahli imunologi (ilmu tentang kekebalan tubuh) kebangsaan Austria bernama
Karl Landsteiner (1868-1943) mengelompokkan golongan darah manusia. Berdasarkan
ada atau tidak adanya aglutinogen maka golongan darah dikelompokkan menjadi
golongan darah A, B, AB, dan O.
Circulation of life
Golongan darah A, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan aglutinin-b
dalam plasma darah.
Golongan darah B, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-B dan aglutinin-a
dalam plasma darah.
Golongan darah AB, yaitu jika eritrosit mengandung aglutinogen-A dan B, dan
plasma darah tidak memiliki aglutinin.
Golongan darah O, yaitu jika eritrosit tidak memiliki aglutinogen-A dan B, dan plasma
darah memiliki aglutinin-a dan b.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5.20 dan Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Golongan darah dan unsur pokok
Aglutinogen serta aglutinin
Golongan Darah Aglutinogen AglutininO
A
B
AB
--
A
B
A dan B
a dan b
b
a
--
Gambar 5.20 Golongan darah manusia sistem ABO
Cara lain dalam mengelompokkan golongan darah adalah dengan
menggunakan metode Rhesus. Terdapat enam tipe antigen Rh, salah satunya antigen
tipe-D. Antigen-D bersifat sangat antigenik dibandingkan antigen-Rh lainnya. Oleh
karena itu, orang yang mempunyai antigen ini dikatakan Rh positif. Sebaliknya, orang
yang tidak memiliki antigen-D, dikatakan Rh negatif. Kira-kira 85% dari seluruh bangsa
Circulation of life
berkulit putih adalah Rh nehatif, sedangkan pada bangsa Afrika yang berkulit hitam
100% adalah Rh positif.
Penggolongan darah yang lain yang digunakan adalah metode MN. Metode ini
didasari bahwa jenis antigen M dan antigen N tidak menghasilkan aglutinasi di dalam
eritrosit.
Transfusi darah. Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain
(Gambar 5.21). Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut donor dan yang
menerima darah disebut sebagai resipien. Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen
di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhatikan jenis aglutinin dalam plasma
darah. Lihat Gambar 5.22.
Gambar 5.21 Transfusi darah harus sesuai.
Gambar 5.22 Sistem golongan darah manusia
Circulation of life
Sebelum melakukan tranfusi, perlu menentukan golongan darah resipien dan
golongan darah donor. Penggolongan darah dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Mula-mula sel-sel darah diencerkan dengan larutan garam tertentu. Kemudian satu
bagian dicampur dengan aglutinin anti-A, sedangkan bagian yang lain dicampur dengan
aglutinin anti-B. Setelah beberapa menit, campuran tadi diperiksa di bawah mikroskop.
Bila sel-sel darah telah menggumpal maka telah terjadi reaksi antibodi-antigen.
Tabel 5.4 melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang
berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak
dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A
mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan
darah B mempunyai aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-B.
Golongan darah AB mempunyai kedua aglutinogen A dan B sehingga beraglutinasi
dengan kedua jenis aglutinin.
Tabel 5.4 Aglutinasi sel-sel dari berbagai golongan darah dengan aglutinin anti-A dan anti-B
Golongan Darah Aglutinin Anti-A Aglutinin Anti-BO
A
B
AB
-
+
-
+
-
-
+
+
Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua
jenis golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena
dapat ditransfusikan kepada semua jenis golongan darah. Tetapi transfusi darah yang
terbaik adalah transfusi dari golongan darah yang sejenis. Jika transfusi dilakukan
dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya
golongan darah O ditransfusikan ke golongan darah A, B, atau AB masih mungkin terjadi
penggumpalan, meskipun hanya sedikit.
Alasan terbanyak melakukan transfusi adalah karena penurunan volume darah.
Transfusi juga sering digunakan untuk mengobati anemia atau untuk memberi resipien
beberapa unsur lain dari darah.
Alat-alat peredaran darah. Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari alat-alat
peredaran darah, yaitu jantung dan pembuluh darah.
Jantung. Jantung terletak di pusat rongga dada dan terdiri dari tiga lapisan, yaitu
endokardium, miokardium, dan perikardium. Endokardium merupakan selaput yang
membatasi ruangan jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, dan
cabang-cabang dari sistem peredaran darah ke jantung. Miokardium merupakan otot
Circulation of life
jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot. Perikardium merupakan selaput
pembungkus jantung.
Pada dasarnya, jantung merupakan alat pemompa darah yang terdiri dari dua
pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang memompakan darah menuju paru-paru
dan jantung kiri yang memompakan darah menuju arteri, vena, dan kapiler. Tiap bagian
jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut, yaitu
atrium dan ventrikel. Fungsi utama atrium adalah tempat masuknya darah dan
membantu mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Kemudian ventrikel
menyediakan tenaga utama untuk mendorong darah.
Ruang jantung manusia terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium
kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri (Gambar 5.23). Jantung manusia pada saat masih
janin mempunyai lubang yang disebut foramen ovale. Lubang ini terletak di antara atrium
kiri dan atrium kanan. Di antara atrium kanan dengan ventrikel kanan terdapat katup
trikuspidalis. Katup ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam ventrikel kanan tidak
masuk kembali ke atrium kanan. Sebaliknya, diantara atrium kiri dengan ventrikel kiri
terdapat katup bikuspidalis. Katup ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam
ventrikel kiri tidak mengalir kembali ke atrium kiri.
Jantung memegang peranan penting dalam menentukan berapa banyak darah
yang dipompa suatu periode tertentu. Misalnya, pada waktu istirahat jantung berdenyut
70 kali per menit (pada laki-laki dewasa) dengan memompa kira-kira 5 liter darah. Darah
yang dipompa ke luar jantung diteruskan oleh arteri (pembuluh nadi). Sifat arteri yang
elastis menyebabkan arteri ikut berdenyut.
Gambar 5.23 Bagan jantung manusia.
Circulation of life
Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan darah dalam arteri utama.
Tekanan darah pada saat jantung mengembang dan darah mengalir ke dalam jantung
disebut disebut diastol. Sebaliknya, tekanan darah saat otot jantung berkontraksi,
sehingga jantung mengempis dan darah dipompa keluar dari jantung disebut sistol. Lihat
Gambar 5.24. Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan tensimeter atau
sfigmomanometer. Tekanan darah pada orang normal antara 120 mm Hg pada sistol
dan 80 mm Hg pada diastol (120/80 mm Hg). Dengan mengetahui tekanan darah
seseorang, kita mengetahui kekuatan jantung ketika memompa darah.
Gambar 5.24Alat pengukur tekanan nadi
Pembuluh darah.
Berdasarkan fungsinya,
pembuluh darah
dibedakan menjadi arteri
(pembuluh nadi), vena
(pembuluh balik), dan
pembuluh kapiler.
Arteri (pembuluh nadi).
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan.
Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis. Lapisan paling dalam pada arteri adalah
endotelium yang dikelilingi oleh otot polos (Gambar 5.25). Arteri terletak lebih ke dalam
dari permukaan tubuh. Arteri yang keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah yang
kaya oksigen ke seluruh tubuh adalah aorta. Percabangan dari aorta adalah arteri.
Sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
Circulation of life
Gambar 5.25 Arteri yang menuju ke kepala.
Pada umumnya arteri mengalirkan darah yang kaya akan oksigen, kecuali pada
arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan pembuluh nadi yang mengalirkan darah
yang kaya akan karbon dioksida dari ventrikel kanan ke paru-paru.
Vena (pembuluh balik). Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari
kapiler ke jantung. Dinding vena tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin
karena dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot polos (Gambar 5.26). Vena terletak
dekat permukaan tubuh.
Vena yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung melalui ventrikel
kanan adalah vena kava. Sedangkan venula adalah vena yang berhubungan dengan
kapiler. Pada umumnya, vena membawa darah yang kaya akan karbon dioksida, kecuali
vena pulmonalis. Vena pulmonalis merupakan vena yang mengalirkan darah yang kaya
akan oksigen dari paru-paru menuju ke atrium kiri.
Circulation of life
Gambar 5.26 Pembuluh balik (vena)
Kapiler. Kapiler merupakan pembuluh darah kecil dengan diameter 5 – 20 µm dan
menghubungkan arteriol dengan venula. Dinding kapiler sangat tipis, tidak mempunyai
otot halus dan jaringan ikat, serta hanya tersusun oleh selapis endotelium. Di kapiler
terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida dari jaringan. Selain itu,
kapiler berfungsi untuk pertukaran cairan, makanan, hormon, dan bahan lainnya di
antara plasma darah dan cairan jaringan.
Peredaran darah. Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup
karena darah mengalir dalam pembuluh darah. Selain itu darah beredar melewati
jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda. Lihat Gambar 5.27.
Peredaran darah dibagi menjadi dua, yaitu sistem peredaran darah pulmonalis dan
sistem peredaran darah sistematik. Sistem peredaran darah pulmonalis disebut juga
peredaran darah kecil karena darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan
menuju ke paru-paru dan kembali menuju ke jantung melalui atrium kiri. Secara lengkap,
sistem sirkulasi pulmonalis, dapat dijelaskan sebagai berikut. Darah dari seluruh tubuh
yang kaya dengan karbon dioksida masuk ke atrium kanan. Dari atrium kanan darah
mengalir ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Kemudian, ventrikel berkontraksi
sehingga katup trikuspidalis tertutup, tetapi memaksa katup pulmonalis yang terletak
pada lubang masuk arteri pulmonalis terbuka. Darah masuk ke dalam arteri pulmonalis
yang bercabang ke kiri dan ke kanan yang masing-masing menuju ke paru-paru kiri dan
kanan. Arteri-arteri pulmonalis ini bercabang-cabang membentuk arteriol. Arteriol
mengalirkan darah ke kapiler di dalam paru-paru. Di sinilah darah melepaskan karbon
Circulation of life
dioksida dan mengambil oksigen. Vena pulmonalis membawa darah yang kaya akan
oksigen ke atrium kiri.
Gambar 5.27 Sirkulasi darah pada manusia.
Sebaliknya, pada sistem peredaran darah sistematik darah mengalir ke semua
jaringan tubuh sehingga disebut peredaran darah besar. Pada peredaran darah besar,
darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-
paru. Kemudian, darah kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan. Secara
lengkap sistem sirkulasi sistematik dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis.
Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri
yang keluar langsung ke permukaan jantung. Arteri-arteri ini menuju ke arteriol-arteriol,
yang selanjutnya memberikan darah ke kapiler menuju ke seluruh bagian jantung.
Kapiler-kapiler ini disaring oleh venula yang menuju ke vena koroner (vena dari dan ke
jantung) yang bermuara ke atrium kanan. Secara singkat dapat dilihat skema pada
Gambar 5.28.
Circulation of life
Gambar 5.28 Skema sirkulasi darah pada manusia
Peredaran Darah BesarJantung (ventrikel kiri) → Seluruh jaringan
tubuh → Jantung (atrium kanan)
Peredaran Darah KecilJantung (ventrikel kanan) → Paru-paru →
Jantung (atrium kiri)
Gambar 5.28 Skema peredaran darah
besar dan peredaran darah kecil
Sistem Limfatik atau Peredaran Getah Bening
Sistem limfatik atau peredaran getah
bening merupakan suatu cara dimana cairan
dapat mengalir dari jaringan ke dalam darah. Sistem limfatik juga merupakan salah satu
jalan utama untuk penyerapan nutrien dari saluran pencernaan, terutama bertanggung
jawab atas absorpsi lemak.
Cairan limfe. Cairan limfe berasal dari cairan jaringan yang mengalir ke dalam sistem
limfatik. Oleh karena itu, cairan limfe saat pertama kali mengalir dari setiap jaringan
mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan jaringan dalam bagian tubuh
dimana cairan limfe berasal.
Cairan limfe mengandung leukosit yang berfungsi untuk membunuh kuman-kuman
penyebab penyakit yang ada dalam tubuh kita. Cairan limfe juga mengandung lemak
yang berasal dari usus, kemudian diangkut oleh pembuluh limfe.
Pembuluh limfatik. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai pembuluh limfatik yang
mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari jaringan. Beberapa jaringan seperti
permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam saraf tepi, dan tulang, meskipun tidak
mempunyai pembuluh limfatik, jaringan-jaringan tersebut mempunyai pembuluh-
pembuluh jaringan kecil, yang disebut sebagai prelimfatik. Pembuluh limfatik di usus
yang berfungsi untuk absorpsi lemak disebut pembuluh kil.
Pembuluh limfe terdiri dari dua macam, yaitu pembuluh limfe kiri dan pembuluh
limfe kanan.
Circulation of life
Pembuluh limfe kiri (duktis torasikus). Pembuluh limfe kiri menerima cairan limfe dari
bagian kiri kepala, leher, dada, dan lengan kiri bagian atas. Pembuluh limfe ini bermuara
ke vena bagian bawah tulang selangka kiri.
Pembuluh limfe kanan. Pembuluh limfe kanan menerima cairan limfe dari bagian lain.
Pembuluh limfe ini bermuara ke vena bagian bawah tulang selangka kanan.
Kapiler limfatik. Sebagian besar cairan yang disaring dari kapiler arteri mengalir di
antara sel-sel hingga akhirnya diabsorpsi kembali ke dalam ujung vena kapiler darah.
Tetapi kira-kira sepersepuluh dari cairan tersebut memasuki kapiler limfatik dan kembali
ke dalam darah melalui sistem limfatik. Sebagian kecil cairan tersebut sangat penting,
karena zat-zat dengan berat molekul tinggi seperti protein tidak dapat direabsorpsi ke
dalam kapiler vena, tetapi protein tersebut dapat mengalir melalui kapiler limfatik dengan
sangat mudah. Alasan inilah yang menyebabkan kapiler limfatik menjadi suatu struktur
yang khusus.
Kelenjar limfe. Kelenjar limfe adalah suatu kumpulan jaringan limfe yang terbungkus
dalam suatu kapsula jaringan ikat. Kelenjar limfe banyak terdapat disepanjang pembuluh
limfe tubuh, terutama di daerah leher, ketiak, dan lipatan paha (Gambar 5.29). Pada saat
tubuh terkena infeksi, kelenjar limfe akan membengkak. Kelenjar limfe berfungsi sebagai
suatu saringan biologi tempat makrofag membuang bahan-bahan partikel dan berfungsi
sebagai pertahanan tubuh kedua terhadap zat-zat asing.
Gambar 5.29 Lokasi kelenjar limfe pada tubuh manusia.
Organ-organ limfe. Selain kelenjar limfe, di
dalam tubuh manusia juga terdapat organ-
organ limfe yang berfungsi sama, yaitu
mencegah infeksi kuman-kuman penyakit.
Limpa. Limpa merupakan organ limfe
terbesar, yang merupakan kumpulan jaringan
jaringan limfe. Limpa berbeda dengan kelenjar
limfe. Limpa merupakan saringan sistem
pembuluh darah, sedangkan kelenjar limfe
menyaring limfe. Limpa berfungsi dalam
pembentukan leukosit dan antibodi,
menyaring zat-zat asing dalam aliran darah,
membongkar eritrosit yang sudah mati,
menyediakan kembali zat besi yang terkandung dalam hemoglobin, dan juga sebagai
tempat cadangan eritrosit. Pada janin, limpa merupakan sebuah organ pembentuk
darah.
Circulation of life
Tonsil. Tonsil merupakan kumpulan jaringan limfe yang terbenam dalam selaput pelapis
tenggorokan. Permukaan tonsil dilapisi membran mukosa. Tonsil mensekresikan
kelenjar yang banyak mengandung limfosit hidup atau yang telah didegenerasi, sisa-sisa
buangan, dan mikroorganisme. Tonsil berfungsi dalam pembentukan limfosit.
Timus. Timus merupakan kelenjar yang sebagian besar terdiri dari jaringan limfe. Timus
tersusun atas sel-sel epitel yang menyerupai limfosit. Timus memproduksi hormon yang
berfungsi untuk merangsang produksi limfosit dalam organ-organ limfe.
Peredaran limfe. Peredaran limfe merupakan peredaran terbuka karena ujung-ujung
pembuluh limfe tidak saling bersambungan. Cairan jaringan dari jaringan tubuh masuk
ke pembuluh limfe sehingga menjadi cairan limfe. Kapiler limfatik yang mengandung
cairan limfe ini bergabung ke dalam pembuluh limfe kiri dan pembuluh limfe kanan.
Kedua pembuluh limfe ini bermuara pada vena yang kemudian akan mengalirkan
kembali cairan limfe ke dalam darah.
Sistem Kekebalan Tubuh (Imunitas)Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan berbagai macam jenis
organisme atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan
itu disebut kekebalan/imunitas. Kekebalan dibagi menjadi dua, yaitu kekebalan bawaan
dan kekebalan buatan.
Kekebalan bawaan (innate immunity). Kekebalan bawaan adalah kekebalan tambahan
yang disebabkan oleh proses umum dan bukan disebabkan proses melawan organisme
penyebab penyakit yang spesifik. Kekebalan bawaan meliputi beberapa aspek, di
antaranya sebagai berikut.
Fagositosis yang dilakukan oleh leukosit dan sel pada sistem makrofag jaringan
terhadap bakteri dan penyebab penyakit lainnya (Gambar 5.30).
Gambar 5.30Proses fagositosis dari sel darah putih
Perusakan oleh asam yang disekresikan oleh lambung dan enzim pencerna
terhadap organisme yang masuk ke dalam lambung.
Circulation of life
Daya tahan kulit terhadap serangan organisme penyebab penyakit.
Adanya senyawa-senyawa kimia tertentu di dalam darah yang akan melekat pada
organisme asing atau toksin dan akan menghancurkannya. Senyawa-senyawa
tersebut adalah lysozyme. Lysozyme merupakan suatu polisakarida yang menyerang
bakteri, sehingga bakteri tersebut menjadi larut, polipeptida dasar yang akan
bereaksi dengan mengaktifkan beberapa macam bakteri gram-positif tertentu, dan
kompleks komplemen yang terdiri dari kurang lebih 20 protein yang dapat diaktifkan
dengan bermacam-macam cara untuk merusak bakteri.
Kekebalan buatan (acquired immunity). Sebagian besar dari kekebalan disebabkan
oleh suatu imun khusus. Sistem imun tersebut membentuk antibodi atau limfosit yang
diaktifkan dan akan menghancurkan organisme atau toksin tertentu. Kekebalan semacan
ini disebut kekebalan buatan (acquired immunity).
Kekebalan buatan sering dapat memberikan perlindungan hebat. Contohnya,
kekebalan buatan dapat melindungi tubuh dari efek toksin tetanus sampai 100.000 kali
dari dosis. Toksin tetanus dapat menimbulkan kematian bila tidak ada kekebalan.
Pada dasarnya di dalam tubuh dapat dijumpai dua macam kekebalan yang
berhubungan erat satu sama lainnya. Pertama, antibodi yang merupakan molekul
globulin yang mampu menyerang agen penyakit. Kekebalan ini disebut kekebalan
humoral. Kedua, pembentukan sel limfosit dalam jumlah besar secara khusus dirancang
untuk menghancurkan benda asing. Kekebalan ini disebut kekebalan seluler.
Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah ManusiaBerikut ini akan diuraikan beberapa contoh kelainan dan penyakit yang terjadi
pada sistem peredaran darah manusia.
Anemia. Anemia adalah suatu keadaan kekurangan eritrosit. Hal ini dapat disebabkan
karena hilangnya darah secara cepat atau terlalu lambatnya produksi eritrosit.
Anemia sel bulan sabit. Pada anemia sel bulan sabit, sel-selnya mengandung tipe
hemoglobin abnormal yang disebut hemoglobin S. Bila hemoglobin ini berhubungan
dengan konsentrasi oksigen yang sangat rendah, maka akan mengendap menjadi
kristal-kristal yang panjang di dalam eritrosit. Kristal-kristal ini lebih menggambarkan
bulan sabit daripada cakram bikonkaf (Gambar 5.31). Hemoglobin yang mengendap ini
juga akan merusak membran sel sehingga sel tersebut menjadi lebih rapuh.
Circulation of life
Gambar 5.31Anemia bulan sabit
Talasemia. Talasemia merupakan tipe
anemia herediter, dimana sel-selnya
tak mampu mensintesis rantai
polipeptida alfa () dan rantai
polipeptida beta (ß) yang cukup.
Rantai polipeptida dibutuhkan untuk
membentuk hemoglobin.
Polisitemia sekunder. Bila jaringan mengalami keadaan hipoksi karena sedikitnya
kadar oksigen dalam atmosfer, misalnya pada tempat yang tinggi atau karena gagalnya
pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan, maka organ-organ pembentuk darah secara
otomatis akan memproduksi sejumlah besar eritrosit. Keadaan ini disebut sebagai
polisitemia sekunder sehingga jumlah eritrosit umumnya akan naik sampai 6 – 8 juta per
milimeter kubik.
Hemofilia. Hemofilia adalah penyakit keturunan dengan gejala pendarahan yang sukar
dihentikan. Sebanyak 85% dari penyakit ini disebabkan oleh defisiensi faktor VIII. Jenis
hemofilia ini disebut hemofilia A atau hemofilian klasik. Sebanyak 15% pasien sisanya,
kecendrungan perdarahan disebabkan oleh defisiensi faktor IX. Kedua faktor tersebut
diturunkan secara resesif melalui kromosom wanita. Oleh karena itu, wanita hampir tidak
menderita hemofilia karena paling sedikit satu dari kedua kromosom X-nya mempunyai
gen-gen yang sempurna. Namun demikian bila salah satu kromosom X-nya mengalami
defisiensi maka ia akan menurunkan penyakitnya kepada separuh anak laki-lakinya.
Trombositopenia. Trombositopenia berarti sedikitnya jumlah trombosit dalam sistem
peredaran darah. Penderita trombositopenia cenderung mengalami pendarahan, seperti
halnya hemofilia. Bedanya ialah pendarahannya biasanya berasal dari kapiler-kapiler
kecil, bukan pembuluh yang lebih besar seperti pada hemofilia. Sebagai akibatnya timbul
bintik-bintik perdarahan diseluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan bercak-
bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit itu disebut trombositopenia purpura.
Leukimia. Leukimia adalah produksi leukosit yang bersifat ganas oleh jaringan mieoloid
(tempat pembentukan darah). Hal tersebut menyebabkan menurunnya produksi eritrosit,
trombosit, dan leukosit normal. Leukimia secara tidak langsung menyebabkan kematian.
Pengobatannya dapat dilakukan dengan sinar-X, kemoterapi, atau terkadang diperlukan
transplantasi sel-sel mieoloid.
Circulation of life
Penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah
koroner adalah arteri dan vena yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Pemicunya
biasanya adalah arteriosklerosis. Arteriosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi
akibat pengendapan lemak.
Hipertensi. Secara sederhana seseorang dikatakan menderita hipertensi atau tekanan
darah tinggi jika tekanan darah sistol lebih besar dari 140 mmHg atau tekanan diastol
lebih besar dari 99 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistol dan 80
mmHg untuk diastol. Dalam banyak kasus, kedua tekanan itu mengalami kenaikan.
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan tersumbatnya
arteri di otak yang mengakibatkan stroke, kerusakan otak, bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
MENUTUP KEBOCORAN JANTUNG TANPA PEMBEDAHANSinar Harapan, 2002
Setiap bulan, sekitar 40.000 bayi yang lahir di Indonesia menderita kelainan
jantung bawaan (congenitas). Dari angka tersebut, 3276 diantaranya meninggal pada
usia satu bulan karena keterbatasan dana dan fasilitas. Namun kini, pasien penderita
defek sekat atrium atau Atrial Septal Defect (ASD), yaitu kebocoran pada sekat antara
atrium kiri dan kanan jantung, memiliki harapan berkat temuan teknologi baru yang
disebut Amplatz Septal Occulder (ASO). Lihat Gambar 5.32.
ASO adalah sebuah alat mungil yang terbuat dari bahan nikel dan titanium. Alat
ini berfungsi sebagai penyumbat lubang yang terletak di antara atrium kiri dan kanan
jantung. Alat tersebut sudah diuji coba di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Cina,
Inggris, Pakistan, dan India.
Pada penderita ASD, terdapat lubang di antara atrium kiri dan kanan jantung
sehingga darah kotor dan darah bersih bercampur. Pada orang normal, darah dari atrium
kanan adalah darah kotor (kaya karbon dioksida) yang akan mengalir ke paru-paru. Di
paru-paru, terjadi pertukaran gas. Darah yang kaya oksigen kemudian akan masuk ke
atrium kiri dan akan dialirkan ke seluruh organ tubuh. Namun pada penderita ASD, hal
ini tak bisa terjadi sehingga ia harus menjalani cuci darah.
Selama ini, solusi bagi penderita ASD adalah operasi. Namun tindakan ini
masih ditakuti oleh sebagian pasien di Indonesia. Sebelumnya, dikenal pula teknik
Circulation of life
penyumbatan dengan alat terbuat dari baja. Tapi teknik ini mempunyai kekurangan, yaitu
bahannya mudah berkarat sehingga berbahaya bagi tubuh.
Prosedur penempatan ASO tidak perlu melalui teknik bedah. Dari pembuluh
darah di pangkal paha dimasukkan sebuah selang kecil ke rongga atrium. Sementara di
ujung selang kecil tersebut terdapat sebuah piringan tertutup. Setelah mencapai sekat
atrium, piringan akan terbuka dan menutupi lubang pada sekat atrium jantung. Jika
sudah terpasang di tempat yang tepat maka alat ini akan menyatu dengan sel-sel
jaringan.
Sejak dipakaikan pertama kali ke manusia, alat ini terbilang aman dan dapat
berfungsi selama puluhan tahun tanpa gangguan. Pada rumah sakit di negara yang
sudah terbiasa memakai ASO, prosedur pemasangannya terbilang cepat dibanding
operasi biasa. Dalam waktu 30 menit, alat ini sudah terpasang dan berfungsi baik.
Dibanding dengan tindakan operasi yang memakan waktu berjam-jam, tentu alat ini jauh
lebih praktis. Namun, karena di Indonesia alat ini baru mulai diperkenalkan, maka
penanganannya dilakukan ekstra hati-hati.
Circulation of life