NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN …eprints.ums.ac.id/32286/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

10
NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN LAYOUT DENGAN MENGGUNAKAN CRAFT BERBASIS GREEN TEKNOLOGI (Studi Kasus : CV. Agus Cemerlang) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Diajukan Oleh Yudha Adhi Surya D 600 100 018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN …eprints.ums.ac.id/32286/13/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

USULAN PERBAIKAN LAYOUT DENGAN MENGGUNAKAN CRAFT BERBASIS GREEN TEKNOLOGI

(Studi Kasus : CV. Agus Cemerlang)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh Yudha Adhi Surya

D 600 100 018

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

USULAN PERBAIKAN LAYOUT DENGAN MENGGUNAKAN CRAFT BERBASIS GREEN TEKNOLOGI (Studi Kasus : CV. Agus Cemerlang)

1Yudha Adisurya, 2Indah Pratiwi, 2Much. Djunaidi 1Mahasiswa Teknik Industri, 2Dosen Teknik Industri

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKSI

Perkembangan dunia industri yang sangat pesat dengan diikuti perkembangan teknologi yang semakin maju, maka semakin kompleks pula permasalahan yang ada pada industri tersebut. Penataan tata letak fasilitas yang benar akan mengefektifkan material handling dan memperhatikan pengolahan limbah cair. Sehingga dapat mengurangi waktu material handling antar stasiun kerja dan limbah cair bekas pencucian dapat digunkan kembali untuk mengurangi biaya penggunaan air.

Perencanaan tata letak fasilitas yang dilakukan menggunakan metode CRAFT dengan data yang dibutuhkan adalah Ongkos Material Handling dan Jarak perpindahan antar stasiun kerja. Untuk data pengolahan limbah dilakukan pengujian adalah parameter berupa BOD, COD dan pH.

Dari hasil penelitian layout usulan tata letak ke empat menjadi layout usulan yang akan drekomendasikan karena memiliki biaya perpindahan paling minimal yaitu sebesar Rp. 1.180.372,00. Hasil pengujian limbah cair yang dilakukan, limbah pencucian film cetak mempunyai dampak lingkungan yang tinggi dan limbah pencucian kain kan di reuse untuk menghemat biaya penggunaan listrik. Kata Kunci : Green Technology, layout, craft, limbah cair.

1. PENDAHULUAN CV. Agus Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang percetakan batik dengan proses

printing atau batik cap. Banyaknya perusahaan batik printing membuat perusahaan tersebut harus bertahan dengan tetap menjaga kualitas produk yang akan direlease dengan tepat waktu. Namun pada kenyataannya kurangnya penataan fasilitas mengakibatkan kualitas dan waktu penyelesaian jadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian tersebut saat ini belum mengimplemantasikan Green Technology (dalam hal ini berkaitan dengan pengolahan limbah cair). Pada kenyataan yang terjadi dalam perusahaan saat ini adalah limbah cair yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai. Maka perencaan fasilitas pendukung untuk pengolahan limbah ini diharapkan dapat mengurangi dampak lingkunagn yang terjadi dan dapat mengurangi kebutuhan air dari proses pencucian. Dengan penghematan air yang dapat tercapai maka akan mengurangi biaya listrik dalam perusahaan tersebut.

2. LANDASAN TEORI CRAFT CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques) bertujuan untuk meminimumkan biaya perpindahan material, dimana biaya perpindahan material didefenisikan sebagai aliran produk, jarak dan biaya unit pengangkutan. CRAFT memerlukan input yang berupa biaya perpindahan material. Input biaya perpindahan berupa biaya per satuan perpindahan per satuan jarak (ongkos material handling per satuan jarak/OMH per satuan jarak). Data masukan yang dibutuhkan oleh CRAFT yaitu : a. Tata letak awal b. Data aliran material (From to chart) c. Data ongkos perpindahan (Move cost chart) d. Jumlah dan lokasi dari departemen yang tetap atau tidak ikut dipertukarkan. BOD,COD,pH

BOD juga diartikan sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunkan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organic yang dapat diurai. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, dengan kata lain adalah sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan. Nilai ambang batas untuk BOD yaitu 60,0.

COD disebut juga dengan kebutuhan oksigen kimia (KOK), adalah jumlah Oksigen (MgO2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organic yang ada dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 sebagai oksidizing agent. Nilai ambang batas untuk COD adalah sebesar 150,0

Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam berbagai cairan proses adalah pH, yaitu pengukuran ion hydrogen dalam suatu larutan. Larutan dengan harga pH rendah dinamakan asam sedangkan yang berharga pH-nya tinggi dinamakan basa. Jika pH melebihi nilai ambang batas yaitu 6-9 maka akan mengakibatkan pencemaran lingkungan

3. Metodelogi Penelitian Pengumpulan Data

Obyek penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah perusahaan printing batik milik Bapak Agus yang bernama CV. AGUS CEMERLANG. Perusahaan tersebut berada di Bejen, Karanganyar. Pengumpulan Data dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi langsung dan studi pustaka. Data-data yang dibutuhkan adalah : a. Tata letak awal b. Data aliran (frekuensi perpindahan) c. Data biaya (OMH per satuan jarak) d. Jumlah departemen yang tidak berubah (fixed) e. Data jumlah kandungan zat limbah hasil proses produksi

Gambar 3.1 Kerangka Masalah

4. Hasil Dan Pembahasan

Luas Area Pabrik Proses pembuatan batik printing, perusahaan tersebut menggunakan 8 stasiun kerja dengan luas total

area perusahaan adalah 2.040 m2. luas tiap stasiun kerja terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Luas area produksi CV. Agus Cemerlang

Kode Nama

Ukuran Stasiun Kerja Luas Stasiun

(m2) P l (m) (m)

1 GBB 2,10 2,10 4,41 A Stasiun Pencampuran Warna 3,76 2,13 8,01 B Stasiun Cetak(Rakel) 65,00 5,19 337,35 C Stasiun Pengepresan Kain 5,00 2,20 11,00 D Stasiun Film Cetak 4,00 3,00 12,00 E Pencucian 9,42 3,24 30,52 F Penjemuran 24,00 5,40 129,60 2 GBJ 2,10 2,10 4,41

Total 537 Layout Awal CV. Agus Cemerlang

Gambar 4.1 Layout CV. Agus Cemerlang

1. Data Ongkos Material Handling dan Data Kebutuhan Luas Area Produksi a. Data Jarak tempuh stasiun kerja pada tabel 4.2, digunakan untuk mengetahui total biaya terbesar dari setiap

proses produksi pada tiap aliran perpindahan. Tabel 4.2. Jarak tempuh total

No. Area Jarak

Tempuh (m)

Frekuensi Perpindahan

Satu hari

Jarak Tempuh

Total (m)

1 D-B 104.31 1 104.31 2 A-B 6.52 3 19.56 3 1-E 3.75 1 3.75 4 E-C 9.8 1 9.8 5 C-F 9 1 9 6 F-B 15.8 1 15.8 7 B-2 3.75 1 3.75

Total 165.97 Keterangan: Untuk mencari jarak tempuh total perpindahan dari stasiun satu ke stasiun lain adalah jarak tempuh antar stasiun kerja dikalikan dengan frekuensi perpindahan dalam satu hari. Sehingga diperoleh jarak tempuh total 165,97 m.

Tabel 4.3. Biaya material handling

No. Area Jarak

Tempuh (m)

Biaya Material Handling (Rp./m)

OMH total (Rp.)

1 D-B 104,31 879 9165,.41 2 A-B 19,56 879 17187,03 3 1-E 3,75 879 3295,10 4 E-C 9,80 879 8611,10 5 C-F 9,00 879 7908,14 6 F-B 15,80 879 13883,18 7 B-2 3,75 879 3295,06

Total 145.835 Keterangan: Biaya material per meter diperioleh dari biaya tenaga kerja dan biaya peralatan. Karena pengangkutan material tidak menggunakan alat. Maka biaya material diperoleh dari biaya tenaga kerja saja. 1. Biaya Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja = 5 orang Biaya tenaga kerja/hari = Rp.29.167 Total biaya tenaga kerja = Rp. 145.835

2. Biaya Operasional Material Biaya operasional material = Total biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 145.835.

3. Biaya Material Handling Dari perhitungan diatas dapat dihitung biaya material handling per meter sebagai berikut:

Biaya ����� �� ��� � = ∑ biaya operasional material

∑ jarak material handling

=Rp. 145.835

165,97 m= Rp. 879

Data luas masing-masing area prosuksi pada tabel 4.4 adalah luas area tiap departemen atau stasiun kerja dengan asumsi nilai kebutuhan di dapat dari luas Area dalam m2. Nilai kebutuhan tersebut digunakan untuk pengisian kisi yang ada pada Software QS dengan menggunakan metode CRAFT.

Tabel 4.4.Kebutuhan luas area produksi

No Stasiun Kerja

Ukuran Stasiun Kerja

(m)

Luas Stasiun

(m2)

Kebutuhan Kisi

(Buah) P l

1 Stasiun Film Cetak 4,00 3,00 12,00 12

2 Stasiun Pencampuran Warna

3,76 2,13 8,09 8

3 Stasiun Cetak(Rakel) 65,00 5,19 337,35 337

4 Stasiun Pengepresan Kain

5,00 2,20 11,00 11

5 GBB 2,10 2,10 4,41 4 6 Pencucian 9,42 3,24 30,52 31 7 Penjemuran 24,00 5,40 129,60 130 8 GBJ 2,10 2,10 4,41 4

Total 537 Asumsi-asumsi pada tabel: Nilai kebutuhan pada tabel 4.3 adalah data untuk pengisian pada software QS 3.0 dengan asumsi luas perkotak pada kisi adalah sebesar 1 m2. Dengan luas perkotak 1 m2, maka total nilai kebutuhan sebesar 537 kisi.

Hasil Pengolahan Layout Usulan dari QS.

Gambar 4.2 Layout Rekomendasi CV. Agus Cemerlang

Biaya perpindahan untuk layout yang ditunjukan oleh gambar 4.6 adalah sebesar Rp. 1.180.372,00. Yang menjadi rekomendasi adalah layout usulan keempat karena memiliki biaya perpindahan paling minimal dibandingkan layout usulan 1, 2, 3 dan 4. Pengolahan Limbah Cair Limbah cair yang menjadi obyek penelitian adalah limbah cair pencucian film cetak dan limbah cair pencucian kain. Dari 2 sample limbah cair tersebut dilakukan pengujian dengan parameter BOD, COD dan pH. Tujuan dilakukan pengujian adalah untuk mengetahui apakah kedua limbah yang dihasilkan oleh perusahaan berdampak pencemaran terhadap lingkungan atau tidak. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8. Pengukuran Limbah Cair Batik

Limbah

BOD COD pH

Data Baku Mutu

Data Baku Mutu

Data Baku Mutu

Pencucia Film

220,0

60,0

1.000,0

150,0

10,0 6,0 – 9,0 Pencucian

kain 11,1 30,3 8,1

Dari hasil pengukuran kadar nilai BOD, COD dan pH terlihat limbah cair sisa pencucian Film akan berdampak buruk jika langsung dibuang ke sungai karena dari ketiga parameter pengukuran nilai BOD, COD dan pH limbah cair pencucian film adalah 220,0; 1.000,0 dan 10. Sedangkan limbah cair pencucian jika dibuang langsung ke sungai tidak akan mencemari lingkungan karena nilai BOD, COD dan pH dibawah dari baku mutu yaitu 11,1; 30,3 dan 8,1. a. Penanganan Limbah Pencucian Film

Penanganan limbah sisa pencucian film dengan cara filtrasi untuk menjernihkan air dan mengurangi kadar BOD, COD dan pH yang terkandung dalam limbah cair tersebut. Pengolahan yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7. Pengolahan Limbah Pencucian Film

Air limbah sisa pencucian film di alirkan ke dalam filter yang terdiri dari 3 lapisan yang mana setiap lapisan terdiri dari arang, sabut kelapa dan pasir. Dengan volume air limbah yang di alirkan sebanyak 180 L. kemudian air limbah tersebut dialirkan ke sungai.

b. Penanganan Limbah Sisa Pencucian Kain. Hasil pengujian pada tabel 4.8 untuk limbah pencucian kain jika dibuang langsung ke sungai tidak akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun untuk mengurangi biaya produksi(Pemakaian Listrik) maka untuk limbah pencucian kain dilakukan penjernihan agar dapat di gunakan lagi untuk pencucian kain selanjutnya. Pengolahan yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8. Pengolahan Limbah Pencucian Kain Air limbah dari sisa pencucian kain di alirkan ke dalam filter yang terdiri dari 3 lapisan filter yaitu arang, pasir dan sabut kelapa. Setelah dari filter air dialirkan ke kolam pencucian ke 2. Proses tersebut akan berulang seterusnya, dengan tujuan mengurangi penggunakan listrik. Dengan perhitungan terlihat pada tabel 4.10

Tabel 4.10. Biaya Pemakaian Pompa Air/hari Biaya/kwh (Daya yang digunakan 2300) Rp/kwh

Daya Pompa air (Watt)

Lama Pemakaian/ Hari (Jam)

Biaya Listrik utk sanyo/ hari (Rp)

Rp. 890/ kwh 900 watt 4jam Rp. 3204 Keterangan : Biaya Listrik/ hari = Biaya/kwh * Daya Pompa air (Kwh)* Lama Pemakaian/hari

Total biaya yang dikeluarkan perusahaan tiap hari untuk pemakain pompa air adalah sebesar Rp. 3204. Bila dikalikan 25 hari kerja maka peusahaan mengeluarkan uang tiap bulan sebesar Rp. 80.100. Jadi jika usulan pengolahan dilakukan maka tiap bulan perusahaan akan menghemat biaya sebesar Rp. 80.100/ bulan. Bila penangan limbah pencucian kain dilakukan dengan menggunakan Pompa air yang berdaya 125 watt. Perusahaan akan menguluarkan biaya penggunaan pompa air berdaya 125 watt seperti pada tabel 4.11

Tabel 4.11. Biaya penggunaan pompa air/ hari. Biaya/kwh (Daya yang digunakan 2300) Rp/kwh

Daya Pompa air (Watt)

Lama Pemakaian/ Hari (Jam)

Biaya Listrik utk sanyo/ hari (Rp)

890 125 5 556,25 Biaya yang dikeluarkan perusahaan bila menggunkan pompa air berdaya 125 watt adalah Rp. 556,25/hari. Bila dikalikan 25 hari kerja biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp.13.906/ bulan. jadi jika perusahaan menggunakan usulan pengolahan tersebut tetap dapat mengurangi biaya operasional, karena biaya penggunaan listrik lebih minimum daripada proses pencucian yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Namun dalam proses pencucian ada air yang terbuang karena air yang tumpah, air yang ikut dengan kain yang dicuci,besarnya air yang tumpah adalah 6 L dalam 1 proses pencucian. Maka jika ingin melakukan pencucian lagi perlu dilakukan pengisian ulang sebanyak 6 L untuk mengembalikan volume awal bak pencucian. Dengan perhitungan biaya penggunaan listrik/ hari seperti pada tabel 4.12

Tabel 4.12. Perhitungan biaya listrik Biaya/kwh (Daya yang digunakan 2300) Rp/kwh

Daya Pompa air (Watt)

Lama Pemakaian/ Hari (Jam)

Biaya Listrik utk sanyo/ hari (Rp)

890 900 watt ¼ jam 200,25

Jadi biaya dalam pemenuhan volume bak pencucian adalah sebesar Rp. 200,25 / hari. Jika dikalikan 25 hari kerja yaitu Rp. 5006,25/bulan.

Total biaya penggunaan yang harus di keluarkan oleh perusahaan jika usulan penanganan tersebut dilakukan yaitu Rp. 18912,25/ bulan.

c. Estimasi Pembuatan Filter Pembuatan filter tersebut diperlukan invetasi biaya seperti pada tabel 4.12.

Tabel 4.13. Estimasi Biaya Filter Nama Benda Harga/satuan

Rp. Jumlah Biaya

Drum Bekas 45000/drum, 200 L 2 90.000 Pasir 115000/m3 0,5 m3 57.500

Arang 2000/kg 7,5 kg/drum 30.000

Sabut Kelapa

Jumlah 192.500

Setelah diketahui biaya estimasi pembuatan filter atau penyaring, maka biaya yang dikeluarkan untuk penggantian filter setiap bulannya seperti pada tabel 4.14

Tabel 4.14. Estimasi biaya Penggantian Filter Setiap Bualan Nama Barang Harga/satuan Jumlah Biaya Arang 2.000/kg 7.5kg/drum Rp. 30.000 Jumlah Rp.30.000

5. Kesimpulan

a. Dari ke empat alternatif usulan tata letak hasil olahan QS, maka yang dipilih sebagai alternatif usulan adalah usulan tata letak yang ke empat karena memiliki biaya perpindahan paling minimal yaitu sebesar Rp. 1.180.372,00.

b. Limbah yang dihasilkan dari proses pencucian film cetak berdampak pada pencemaran ekosistem sungai dan lingkungan disekitar peurahaan karena nilai kadar BOD,COD dan pH melebihi NAB(nilai ambang batas atau Baku mutu)

c. Biaya total yang dikeluarkan perusahaan tiap bulan jika usulann penanganan limbah pencucian dilakukan adalah Rp. 18912,25/ bulan. biaya ini lebih minimal dari total biaya perbulan yang dikeluarkan perusahaan dengan proses pencucian yang saat ini dilakukan oleh perusahaan yaitu Rp. 80.100,00. Jadi perusahaan dapat menghemat ongkos produksi sebesar Rp. 61187.75/bulan.

DAFTAR PUSTAKA Adriantantri Emalia, 2008 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Guna Meminimkan Jarak dan Biaya

Material Handling Menggunakan Aplikasi QS Versi 3.0 Pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Grati Pasuruan. Intitut Teknologi Nasional Malang

Antara, I Made Aryanthara.,2003 “Usulan Perbaikan Tata Letak LAntai Produksi Dengan Metode Craft Untuk Meminimasi Ongkos Material Handlin” Majalah Ilmiah Unikom. Vol. 8, No. 1 hal 107 - 118

Apple J., M., 1977 Plant Layout and Material Handling, John Willey & Sons Inc, New York,. Francis R., L., and White J., A ,1974 Facility Layout and Location Analytical Approach. Prentice-Hall, Inc. Englewood

Cliffs, New Jersey. Hutagalung Sutrisno Salomo, Sugiato Tri dan Luvita .,2010 Aplikasi Metode Advanced Oxidation Processes (AOP)

untuk Mengolah Limbah Resin Cair. Pusat Penelitian Kimia-LIPI Kawasan PUSPIPTEK. Ireson W.,G., 1952 Factory Planning and Plant Layout, Prentice Hall,Inc.,Englewood Cliffs. New Jersey. Mahida, U.N 1986. Pencemaran air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV Rajawali: Jakarta Sahroni, 2003. “Perencanaan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Metode Algoritma CRAFT”Optimum Volume

4 Nomor 1. Wignyosubroto S., 1992 Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, edisi kedua, Guna Widya, Jakarta.