NASKAH PUBLIKASI - · PDF filesiswa untuk belajar lebih giat. ... observasi dan angket untuk...
-
Upload
nguyenmien -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
Transcript of NASKAH PUBLIKASI - · PDF filesiswa untuk belajar lebih giat. ... observasi dan angket untuk...
PENINGKATAN MINAT DAN METODE PEMBELAJARAN Q
BEST” PADA MATERI DI KELAS X MAN MODEL SINGKAWANG
Sutardi 1*, Rahmi Nuraztia1 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Singkawang,
* Keperluan korespondensi
Learning has been done using the quiz team "think fast do best" for material Reaction of Oxidation Reduction in class X MAN Model Singkawang academic year 2011/2012. The main purpose of the creation method of quiz team "think fast do best" is to increase interest and student learning outcomes that previously could not be done with the lecture method. Learning quiz team method begins by dividing students into small groups. All members of the group together to learn the subject matter guided by the teacher, and then continued by discussing the worksheets to reinforce students' understanding. After finishing the discussion, held an academic competition in the form of a quiz. In practice, the quiz can be provided with a variety of simulation / games to reduce boredom in the classroom learning. Quiz team "think fast do best" methods was created as an alternative exciting quiz game that has many advantages, such as, can simultaneously determine students' progress, diagnose students' learning difficulties, enhancelearning, provide feedback, increased interest and motivation of students to learn better, and can instill character values observation and student questionnaire shown that the quiz teamethod made to increase student interest and proven to help students to understand the subject matter, particularly the matter oxidation numbers, as demonstrated by the results of post-test and test formative (daily tests) where the good value (above KKM set) Keywords: Quiz team, Interests, Learning Outcomes
PENDAHULUAN Pembelajaran kimia di kelas X
diarahkan agar siswa konsep-konsep dasar kimia sebagai bekal untuk mempelajari kimia lebih mendalam pada jurusan IlmuAlam di kelas XI dan XII. Keberhasilan kegiatan belajar ini sangat tergantung oleh berbagai faktor yang secara umum dikelompokkan menjadi :
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM ”THINK FAST DO PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
DI KELAS X MAN MODEL SINGKAWANG
Rahmi Nuraztia 1, dan Sugianto Adi SaputraMadrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Singkawang, Kalimantan Barat, Indonesia
Keperluan korespondensi, email : [email protected]
ABTRACT
Learning has been done using the quiz team "think fast do best" for material Reaction of Oxidation Reduction in class X MAN Model Singkawang academic year 2011/2012. The main purpose of the creation method of quiz team "think fast do best" is
nterest and student learning outcomes that previously could not be done with the lecture method. Learning quiz team method begins by dividing students into small groups. All members of the group together to learn the subject matter guided by
nd then continued by discussing the worksheets to reinforce students' understanding. After finishing the discussion, held an academic competition in the form of a quiz. In practice, the quiz can be provided with a variety of simulation / games to
redom in the classroom learning. Quiz team "think fast do best" methods was created as an alternative exciting
quiz game that has many advantages, such as, can simultaneously determine students' progress, diagnose students' learning difficulties, enhance cooperation of students in learning, provide feedback, increased interest and motivation of students to learn better, and can instill character values in students. In addition, the results of observation and student questionnaire shown that the quiz team "think fast do best" method made to increase student interest and proven to help students to understand the subject matter, particularly the matter oxidation numbers, as demonstrated by the
test and test formative (daily tests) where the majority of students get good value (above KKM set).
: Quiz team, Interests, Learning Outcomes
Pembelajaran kimia di kelas X diarahkan agar siswa menguasai
konsep dasar kimia sebagai bekal untuk mempelajari kimia lebih mendalam pada jurusan Ilmu-Ilmu Alam di kelas XI dan XII. Keberhasilan kegiatan belajar ini sangat tergantung oleh berbagai faktor yang secara umum
1. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam individu), yakni faktor Fisiologis (yang bersifat jasmani seperti penglihatan, pendengaran, dan kondisi fisik lainya) dan faktor Psikologis (yang bersifat rohani seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap dan kesehatan mental).
HASIL BELAJAR SISWA DENGAN ”THINK FAST DO
REDUKSI DI KELAS X MAN MODEL SINGKAWANG
Sugianto Adi Saputra 1
Kalimantan Barat, Indonesia
Learning has been done using the quiz team "think fast do best" for material Reaction of Oxidation Reduction in class X MAN Model Singkawang academic year 2011/2012. The main purpose of the creation method of quiz team "think fast do best" is
nterest and student learning outcomes that previously could not be done with the lecture method. Learning quiz team method begins by dividing students into small groups. All members of the group together to learn the subject matter guided by
nd then continued by discussing the worksheets to reinforce students' understanding. After finishing the discussion, held an academic competition in the form of a quiz. In practice, the quiz can be provided with a variety of simulation / games to
Quiz team "think fast do best" methods was created as an alternative exciting quiz game that has many advantages, such as, can simultaneously determine students'
cooperation of students in learning, provide feedback, increased interest and motivation of students to learn
in students. In addition, the results of m "think fast do best"
method made to increase student interest and proven to help students to understand the subject matter, particularly the matter oxidation numbers, as demonstrated by the
majority of students get
Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam individu), yakni faktor
(yang bersifat jasmani seperti penglihatan, pendengaran, dan kondisi fisik lainya) dan faktor
(yang bersifat rohani motivasi, bakat,
nsi, sikap dan kesehatan
2. Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar individu), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa meliputi : faktor fisik (menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar) dan faktor social [1].
Sementara itu, kelas X merupakan masa peralihan bagi siswa. Pada masa ini, para siswa dihadapkan pada teman belajar yang baru, suasana belajar, media belajar dan gamengajar guru yang berbeda, ditambah lagi kemampuan dasar dan asal sekolah yang berbeda, menyebabkan tidak semua siswa mempunyai minat yang besar untuk belajar termasuk dalam belajar kimia. Padahal minat hubungannya dengan aktivitas dan hasibelajar. belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat [2]. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, selalu berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan karena ada daya tarik baginya. Dalam hal ini, minat berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar [3]. Minat mengandung beberapa unsur, antara lain perasaan senang, kemauan, kesadaran, dan perhatian [4].
Untuk menarik minat siswa damemahami konsep-konsep yang tercakup dalam pelajaran tidaklah mudah. Guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan spengajaran dengan baik. metode belajar yang tepat akan membantu siswa menumbuhkan minat yang ada dalam dirinya sehingga
Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar individu), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa meliputi : faktor fisik (menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan
rlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar) dan faktor social [1].
Sementara itu, kelas X merupakan masa peralihan bagi siswa. Pada masa ini, para siswa dihadapkan pada teman belajar yang baru, suasana belajar, media belajar dan gaya mengajar guru yang berbeda, ditambah lagi kemampuan dasar dan asal sekolah yang berbeda, menyebabkan tidak semua siswa mempunyai minat yang besar untuk belajar termasuk dalam
Padahal minat erat sekali hubungannya dengan aktivitas dan hasil
belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat [2]. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya
sungguh, selalu berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan karena ada daya tarik
ya. Dalam hal ini, minat berperan yaitu sebagai
mendorong siswa ]. Minat mengandung
beberapa unsur, antara lain perasaan uan, kesadaran, dan
Untuk menarik minat siswa dalam konsep yang
tercakup dalam pelajaran tidaklah mudah. Guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik. Pemilihan metode belajar yang tepat akan membantu siswa menumbuhkan minat yang ada dalam dirinya sehingga
meningkatkan rasa senang, perhatian, kemauan dan kesadaran untuk baik di dalam maupun di luar kelas [5]. Salah satu metode yang dapat dipilih untuk meningkatkan minat adalahpemberian kuis berkelompokteam) [6].
Dalam tipe quiz teammasing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.
Dalam metode pemberiaterdapat unsur-unsur tindakan sedemikian sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa, diantaranya : 1. Dalam pemberian kuis, membuka
banyak peluang bagi guru untuk memberikan penghargaan dengan menggunakan kataucapan bagus sekali, hmenakjubkan, luar biasa dan ungkapan penghargaan yang lain ketika siswa/kelompok dapat menjawab dengan benar.Penghargaan yang dilakukan dengan kata-kata (verbal) ini mengandung makna yang positif karena akan menimbulkan interaksi dan pengalaman pribadi bagi diri siswa itu sendiri.
2. Pemberian nilai secara langsung pada tes singkat atau kuis dapat memacu siswa untuk belajar lebih giat.Dengan mengetahui hasil yang diperoleh dalam belajar maka siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
74
meningkatkan rasa senang, perhatian, kemauan dan kesadaran untuk belajar
di dalam maupun di luar kelas [5]. Salah satu metode yang dapat dipilih untuk meningkatkan minat adalah pemberian kuis berkelompok (quiz
quiz team ini, masing-masing anggota kelompok mempunyai
wab yang sama atas kelompoknya dalam
dan menjawab soal. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.
Dalam metode pemberian kuis, unsur tindakan
sedemikian sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa,
Dalam pemberian kuis, membuka banyak peluang bagi guru untuk memberikan penghargaan dengan menggunakan kata-kata, seperti ucapan bagus sekali, hebat, menakjubkan, luar biasa dan ungkapan penghargaan yang lain ketika siswa/kelompok dapat menjawab dengan benar. Penghargaan yang dilakukan dengan
kata (verbal) ini mengandung makna yang positif karena akan menimbulkan interaksi dan
badi bagi diri siswa
Pemberian nilai secara langsung pada tes singkat atau kuis dapat memacu siswa untuk belajar lebih giat. Dengan mengetahui hasil yang diperoleh dalam belajar maka siswa akan termotivasi untuk belajar lebih
3. Kuis yang dikemas dalam permainan dan menggunakan simulasi dapat menciptakan suasana yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat melibatkan afektif dan psikomotorik siswa. Proses pembelajaran yang menarik akan memudahkan sismemahami dan mengingat pelajaran.
4. Metode kuis dapat menumbuhkan kompetisi positif dalam diri siswa untuk menjadi yang terbaik.
5. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam metode kuis, dapat menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Rasa ingin tahu ini sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa.
PROSEDUR PENELITIANa. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MAN Model Singkawang Kalimantan Barat dengan melibatkan dua guru mitra sebagai pengamat (observer) di sekolah tersebut. Objek penelitian adalah siswakelas X-C yang terdiri dari 31 siswa. penelitian dilakukan pada semgenap tahun pelajaran 2011/2012
b. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Kegiatan pada tiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Materi pelajaran yang diberikan pada siklus I adalah perkembangan konsep reaksi oksidasireduksi (redoks) sementara materi pelajaran pada siklus II adalah bilangan oksidasi (biloks). Ilustrasi kerja sklus I dan II mengikuti prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1
Kuis yang dikemas dalam permainan dan menggunakan simulasi dapat menciptakan suasana yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan dapat melibatkan afektif dan psikomotorik
Proses pembelajaran yang menarik akan memudahkan siswa memahami dan mengingat pelajaran. Metode kuis dapat menumbuhkan kompetisi positif dalam diri siswa untuk menjadi yang terbaik.
pertanyaan yang diberikan dalam metode kuis, dapat menumbuhkan dan menimbulkan rasa ingin tahu dalam diri
asa ingin tahu ini sangat penting untuk menumbuhkan minat
NELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MAN Model Singkawang Kalimantan Barat dengan melibatkan dua guru mitra sebagai
(observer) di sekolah Objek penelitian adalah siswa
g terdiri dari 31 siswa. pada semester
2011/2012.
Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Kegiatan pada tiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Materi pelajaran yang diberikan pada siklus I adalah
eaksi oksidasi-reduksi (redoks) sementara materi pelajaran pada siklus II adalah bilangan
lustrasi kerja sklus I dan II mengikuti prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1 berikut :
Gambar 1. Bagan metode Penelitian Tindakan Kelas
Sintak pada metode
adalah sebagai berikut [6].1. Secara klasikal mempelajari materi
pelajaran. 2. Siswa kemudian dibagi kedalam
kelompok-kelompok kecil. Semua anggota kelompok bersamamempelajari materi tersebut melalui lembaran kerja.
3. Selama malakukan diskusi, para siswa saling memberi arahan, mengajari satu sama lain, memberikan pertanyjawaban untuk memahami materi tersebut dengan dipandu oleh guru.
4. Setelah selesai berdiskusi, selanjutnya diadakan suatu pertandingan akademis. Dalam pertandingan akademis ini, dimungkinkan dilakukan variasi melalui game yang dapat menghidupkan suaGame pada penelitian ini dikemas dalam bentuk kuis yang diberi nama“think fast do best”
75
1. Bagan metode Penelitian
Kelas
metode quiz team adalah sebagai berikut [6].
Secara klasikal mempelajari materi
kemudian dibagi kedalam kelompok kecil. Semua
anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui
Selama malakukan diskusi, para siswa saling memberi arahan, saling mengajari satu sama lain, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut dengan dipandu oleh guru. Setelah selesai berdiskusi, selanjutnya diadakan suatu pertandingan akademis. Dalam pertandingan akademis ini, dimungkinkan dilakukan variasi melalui game yang dapat menghidupkan suasana belajar. Game pada penelitian ini dikemas dalam bentuk kuis yang diberi nama
c. Indikator Keberhasilan Keberhasilan dari penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan minat belajar siswa yang dapat diketahui melalui analisis terhadap data observasi dan hasil angket. Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar belajar siswa diketahui dari hasil tes dan siswa ymelampaui KKM diharapkan lebih dari 80 %. HASIL DAN PEMBAHASANa. Siklus I Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, menyiapkan garis besar tindakan dan kelengkapan pembelajaran kimia tentang konsep reaksi oksidasi reduksi (redoks) [7] dengan kuis berkelompok. Pada tahap perencanaan ini, peneliti sangat dibantu oleh guru mitra yang banyak memberi masukan dan pendapat terutama dalam menyusun instrumen observasi dan angket untuk mengukur keberhasilan tindakan. Tindakan
Pembelajaran pada dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung pada jam ke dua selama 2 jam pelajaran (pukul 7.45-09.15). Pertemuan pertama lebih ditekankan pada latihan tindakan mengingat pembelajaran melalui kuis berkelompok pada pelajaran kimia di kelas X-C MAN Model Singkawang belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga model pembelajaran seperti ini masih asing bagi siswa. Pada pertemuan pertama siswa dilatih memahami tentang prinsip-prinsip pelaksanaan metode quiz team terutama aturanaturan permainan kuis agar para siswa tidak canggung lagi ketika melakukan kuis tersebut.
Indikator Keberhasilan Keberhasilan dari penelitian ini
dapat dilihat dari peningkatan minat belajar siswa yang dapat diketahui melalui analisis terhadap data observasi dan hasil angket. Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar belajar siswa diketahui dari hasil tes dan siswa yang melampaui KKM diharapkan lebih dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam tahap perencanaan, guru menyiapkan garis besar tindakan dan kelengkapan pembelajaran kimia tentang konsep reaksi oksidasi reduksi
dengan kuis berkelompok. Pada tahap perencanaan ini, peneliti sangat dibantu oleh guru mitra yang banyak memberi masukan dan pendapat terutama dalam menyusun instrumen observasi dan angket untuk mengukur
Pembelajaran pada siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung pada jam
m pelajaran (pukul Pertemuan pertama lebih
ditekankan pada latihan tindakan mengingat pembelajaran melalui kuis berkelompok pada pelajaran kimia di
C MAN Model Singkawang belum pernah dilakukan sebelumnya
model pembelajaran seperti ini . Pada pertemuan
pertama siswa dilatih memahami prinsip pelaksanaan
terutama aturan-aturan permainan kuis agar para siswa tidak canggung lagi ketika melakukan
Pada pertemuan kedua, ttahap tindakan sama dengan pertemuan pertama, perbedaan-perbedaan yang muncul hanya karena guru menyesuaikan dengan situasi dan kondisi anak tanpa merubah tahapan tindakan. Materi yang diberikan pada pertemuan kedua masih mengenai konsep reaksi oksidasi reduksi, agar siswa tetap merasa mempelajari hal yang baru dilakukan perubahan untuk soal pada lembar kerja dan soal pada kuis.
Tahap-tahap tindakan pada siklus I dilakukan sebagai 1. Setelah mengucap salam, bersama
sama memulai pelajaran dengan berdo’a dan mengabsen s
2. Siswa diarahkan untuk duduk sesuai kelompok masingtelah dibentuk sebelumnya.
3. Guru menyampaikan bahwa diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis agar siswa lebih fokus dalam belajar.
4. Secara berkelompok mempelajari materi konsep reaksi oksidreduksi dengan dipandu guru.
5. Dengan panduan Lembar Kerja Siswa, secara berkelompok siswa berdiskusi untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi ajar.
6. Dilakukan permainan kuis dengan langkah-langkah sebagai • Guru menyampaikan aturan
aturan pelaksanaan kuis berkelompok,
• Guru menampilkan soal kuis dalam slide power point
• Setiap kelompok beradu cepat untuk menulis jawaban pada kertas warna yang telah disediakan, cepat untuk menempelkan jawaban tersebut ke papan yang telah disediakan,
76
Pada pertemuan kedua, tahap-dengan pertemuan perbedaan yang
muncul hanya karena guru menyesuaikan dengan situasi dan kondisi anak tanpa merubah tahapan tindakan. Materi yang diberikan pada pertemuan kedua masih mengenai konsep reaksi oksidasi reduksi, agar
etap merasa mempelajari hal yang baru dilakukan perubahan untuk soal pada lembar kerja dan soal pada
tahap tindakan pada siklus I dilakukan sebagai berikut :
Setelah mengucap salam, bersama-sama memulai pelajaran dengan berdo’a dan mengabsen siswa. Siswa diarahkan untuk duduk sesuai kelompok masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Guru menyampaikan bahwa diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis agar siswa lebih fokus dalam
Secara berkelompok mempelajari materi konsep reaksi oksidasi reduksi dengan dipandu guru. Dengan panduan Lembar Kerja Siswa, secara berkelompok siswa berdiskusi untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi ajar. Dilakukan permainan kuis dengan
langkah sebagai berikut : Guru menyampaikan aturan-
aksanaan kuis
menampilkan soal kuis power point,
Setiap kelompok berdiskusi, beradu cepat untuk menulis jawaban pada kertas warna yang telah disediakan, dan beradu cepat untuk menempelkan jawaban tersebut ke papan yang telah disediakan,
• Poin didasarkan atas kecepatanmenjawab/menempel jawaban dan kebenaran dari jawaban tersebut. Skor dari kelompok tercepat berturut-turut 5, 4, 3, 2, 1, sementara skor untuk jabenar = 5 dan salah = 1,
7. Setelah semua soal dijawab, secara bersama-sama membahas soaltersebut sekaligus diberikan penilaian terhadap hasil jawaban tiap kelompok.
8. Pemberian reward terhadap keberhasilan kelompok dalam mengikuti kuis.
Observasi
Beberapa hasil pengamatan pada pertemuan pertama maupun ke dua dapat dirangkum sebagai berikut :1. Pada saat pembahasan materi secara
klasikal, sebagian siswa mendengarkan penjelasan guru, tetapi sebagian lagi terlihat asyik membuka-buka buku kimia.
2. Guru telah berusaha untuk meminta perhatian siswa dengan menegur siswa yang tidak memperhatikan.
3. Pada pertemuan pertama, pdiskusi kelompok, beberapa siswa masih pasif sementara pada pertemuan kedua para siswa lebih aktif.
4. Ketika diadakan kuis, bebsiswa mengalami kesulitan sehingga hanya terdiam dan mengandalkan kawannya yang dianggap lebih pandai.
5. Kelompok yang berada jauh atau terhalang oleh kelompok lain kesulitan dalam beradu cepat menempelkan jawabannya.
6. Pada saat membahas soal kuis, banyak siswa tidak mencatat halpenting dari penjelasan tersebut.
7. Pada saat membahas soal kuis yang pada hakikatnya juga membahas
Poin didasarkan atas kecepatan menjawab/menempel jawaban dan kebenaran dari jawaban
Skor dari kelompok turut 5, 4, 3, 2,
kor untuk jawaban benar = 5 dan salah = 1,
Setelah semua soal dijawab, secara sama membahas soal-soal
tersebut sekaligus diberikan penilaian terhadap hasil jawaban
Pemberian reward terhadap keberhasilan kelompok dalam
Beberapa hasil pengamatan baik pada pertemuan pertama maupun ke dua
berikut : Pada saat pembahasan materi secara
sebagian siswa mendengarkan penjelasan guru,
terlihat asyik buka buku kimia.
Guru telah berusaha untuk meminta perhatian siswa dengan menegur siswa yang tidak memperhatikan. Pada pertemuan pertama, pada saat diskusi kelompok, beberapa siswa
sementara pada pertemuan kedua para siswa lebih
Ketika diadakan kuis, beberapa siswa mengalami kesulitan sehingga hanya terdiam dan mengandalkan
yang dianggap lebih
Kelompok yang berada jauh atau terhalang oleh kelompok lain kesulitan dalam beradu cepat menempelkan jawabannya. Pada saat membahas soal kuis,
ak siswa tidak mencatat hal-hal penting dari penjelasan tersebut. Pada saat membahas soal kuis yang pada hakikatnya juga membahas
materi pelajaran, siswa justru terfokus pada jawaban kelompok masing-masing dan skornya, dibandingkan mengikuti penjelasan dari guru.
8. Penanaman nilai karakter telah dilakukan oleh guru dengan menyampaikan beberapa kalimat intruksional di beberapa kesempatan: - Dalam mengerjakan LKS,
silahkan saling bertukar pendapat, yang sudah bisa mengajari temannya yang belum bisa, yang belum bimalu untuk bertanya pada yang sudah bisa (menanamkan ingin tahu, kerja sama, toleransi, komunikatif)
- Ingat ya, semua bertanggung jawab pada keberhasilan kelompok saat kuis, jadi setiap anda harus benarmenguasai materi (menanamkan kerja keras)
Refleksi
Refleksi dilakukan secara bersama oleh guru peneliti dan guru mitra sebagai observer untuk perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dapat direfleksikan hal-hal sebagai 1. Pada pertemuan pertama, guru
masih dominan memberikan penjelasan kepada siswa pada saat pembahasan secara klasikal dan kurang memberi kesempmenggali sendiri materi ajar. Pada pertemuan kedua, dominasi guru dalam menjelaskan berkurang, guru lebih banyak memberikan pertanyaan dan umpan balik.
2. Guru harus lebih aktif dalam mendampingi dan memandu siswa dalam diskusi kelompok sehingga
77
materi pelajaran, siswa justru terfokus pada jawaban kelompok
masing dan skornya, dibandingkan mengikuti penjelasan
Penanaman nilai karakter telah dilakukan oleh guru dengan menyampaikan beberapa kalimat
uksional di beberapa
Dalam mengerjakan LKS, silahkan saling bertukar pendapat, yang sudah bisa mengajari temannya yang belum bisa, yang belum bisa jangan malu untuk bertanya pada yang sudah bisa (menanamkan rasa
, kerja sama, toleransi,
Ingat ya, semua bertanggung jawab pada keberhasilan kelompok saat kuis, jadi setiap anda harus benar-benar menguasai materi (menanamkan
Refleksi dilakukan secara bersama oleh guru peneliti dan guru mitra sebagai observer untuk perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dapat
hal sebagai berikut : Pada pertemuan pertama, guru masih dominan memberikan penjelasan kepada siswa pada saat pembahasan secara klasikal dan kurang memberi kesempatan menggali sendiri materi ajar. Pada pertemuan kedua, dominasi guru dalam menjelaskan berkurang, guru lebih banyak memberikan pertanyaan dan umpan balik. Guru harus lebih aktif dalam mendampingi dan memandu siswa dalam diskusi kelompok sehingga
semua siswa terlibat dalam diskusi tersebut.
3. Pelaksanaan kuis yang dilakuakan, belum mampu mengukur kemampuan siswa secara keseluruhan karena siswa cenderung mengandalkan siswa yang pandai untuk menjawab soal kuis.
4. Kemasan game saat kuis terlalu rumit, sehingga agak sulit diikuti siswa, perlu dirancang bentuk game yang lebih sederhana.
5. Pemberian skor kecepatan menjawab kurang objektif karena jarak tiap kelompok ke tempat menempel jawaban tidak sama, selain itu siswa kesulitan dalam beradu cepat menempelkan jawaban karena terhalang kursi atau kelompok lain.
6. Pesan-pesan baik untuk menanaman karakter harus lebih insten dilakukan selama pembelajaran.
b. Siklus II Perencanaan
Pada siklus II, dilakukan revisi perencanaan garis besar pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I. Perubahan mendasar dari revisi tersebut adalah pada bentuk permainan saat kuis di mana pada siklus I soal diberikan per kelompok sedangkan pada siklus II soal diberikan secara acak kepada tiap anggota kelompok sehingga setiap siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok dan tidak hanya mengandalkan siswa yang pandai untuk menjawab soal kuis. Tindakan
Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung pada jam ke dua selama 2 jam pelajaran (pukul Tahap-tahap tindakan dilakukan sebagai berikut :
swa terlibat dalam diskusi
Pelaksanaan kuis yang dilakuakan, belum mampu mengukur kemampuan siswa secara keseluruhan karena siswa cenderung mengandalkan siswa yang pandai untuk menjawab soal kuis. Kemasan game saat kuis terlalu
ak sulit diikuti siswa, perlu dirancang bentuk game
Pemberian skor kecepatan menjawab kurang objektif karena jarak tiap kelompok ke tempat menempel jawaban tidak sama, selain itu siswa kesulitan dalam beradu cepat menempelkan jawaban karena terhalang kursi atau
pesan baik untuk menanaman karakter harus lebih insten dilakukan selama pembelajaran.
Pada siklus II, dilakukan revisi perencanaan garis besar pembelajaran
pada tindakan siklus I. Perubahan mendasar dari revisi tersebut adalah pada bentuk permainan saat kuis di mana pada siklus I soal diberikan per kelompok sedangkan pada siklus II soal diberikan secara acak kepada tiap anggota kelompok sehingga
bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok dan tidak hanya mengandalkan siswa yang pandai untuk menjawab soal kuis.
Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung pada jam ke dua selama 2 jam pelajaran (pukul 7.45-09.15).
tahap tindakan dilakukan sebagai
1. Setelah mengucap salam, bersamasama memulai pelajaran dengan berdo’a dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa.
2. Secara klasikal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dicapamembahas materi ajar tentang bilangan oksidasi dengan media power point.
3. Siswa diarahkan untuk duduk sesuai kelompok masingtelah dibentuk sebelumnya.
4. Guru memberikan lembar kerja dan secara berkelompok para siswa saling membantu lembar kerja tersebut guna meningkatkan pemahaman terhadap materi ajar (dalam hal ini, guru membantu kelompok yang masih mengalami kesulitan).
5. Dilakukan permainan kuis untuk menguatkan kemampuan siswa tentang bilangan oksidasi:• Guru menampilkan nomor
kelompok dan nomor siswa dalam slide power point dan siswa yang dimaksud harus mengangkat nomornya (misal nomor 3-1, berarti kelompok 3 siswa nomor 1)
• Nomor menunjukkan kelompok dan siswa yang harus menjawab soal yang ditampilkan selisan tanpa dibantu oleh anggota yang lain.
• Waktu menjawab soal sampai soal menghilang dari slide (15 detik)
• Skor jawaban benar = 100 dan salah = 0
• Bila jawaban salah, soal dilempar untuk kelompok setingkat di atasnya yang memegang nomor yang sama (dilempar satu kali).
78
Setelah mengucap salam, bersama-sama memulai pelajaran dengan berdo’a dan dilanjutkan dengan
Secara klasikal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi yang harus dicapai siswa, serta membahas materi ajar tentang bilangan oksidasi dengan media
Siswa diarahkan untuk duduk sesuai kelompok masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Guru memberikan lembar kerja dan secara berkelompok para siswa
menyelesaikan lembar kerja tersebut guna meningkatkan pemahaman terhadap materi ajar (dalam hal ini, guru membantu kelompok yang masih mengalami kesulitan). Dilakukan permainan kuis untuk menguatkan kemampuan siswa tentang bilangan oksidasi:
Guru menampilkan nomor kelompok dan nomor siswa dalam slide power point dan siswa yang dimaksud harus mengangkat nomornya (misal
1, berarti kelompok 3
Nomor menunjukkan kelompok dan siswa yang harus menjawab soal yang ditampilkan secara lisan tanpa dibantu oleh anggota
Waktu menjawab soal sampai soal menghilang dari slide (15
Skor jawaban benar = 100 dan
Bila jawaban salah, soal dilempar untuk kelompok setingkat di atasnya yang memegang nomor yang sama (dilempar satu kali).
6. Setelah siswa menjawab soal, dilakukan pembahasan untuk butir soal tersebut sekaligus pemberian skor.
7. Pemberian reward terhadap keberhasilan kelompok dalam mengikuti kuis.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dapat direfleksikan hal-berikut : 1. Karena pertanyaan diberikan kepada
setiap anggota kelompok, maka setiap siswa lebih fokus untuk mencatat hal-hal penting dari materi pelajaran, meskipun sesekali guru tetap harus mengingatkan siswa untuk mencatat.
2. Dalam diskusi kelompok siswa telah aktif untuk saling membantu menyelesaikan lembar kerja yang diberikan, karena sebelumnya telah disampaikan akan ada kuis sebagai ajang kompetisi tiap kelompok.
3. Siswa cukup fokus terhadap pertanyaan dalam kuis karena soal kuis diberikan secara acak melalui nomor kelompok dan nomor anggota sehingga setiap siswa merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok.
4. Soal post tes tidak perlu terlalu banyak, karena untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran sudah tersirat dalam hasil kui
5. Perlu analisis penggunaan waktu yang tepat sehingga sekenario pembelajaran dapat terlaksana tepat waktu.
c. Pembahasan
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, pembelajaran dengan metode quiz team ”think fast do best” pada pelajaran kimia di MAN Model Singkawang belum pernah
Setelah siswa menjawab soal, dilakukan pembahasan untuk butir
sekaligus pemberian
Pemberian reward terhadap keberhasilan kelompok dalam
Berdasarkan hasil observasi -hal sebagai
Karena pertanyaan diberikan kepada setiap anggota kelompok, maka setiap siswa lebih fokus untuk
hal penting dari materi pelajaran, meskipun sesekali guru tetap harus mengingatkan siswa
ok siswa telah aktif untuk saling membantu menyelesaikan lembar kerja yang diberikan, karena sebelumnya telah disampaikan akan ada kuis sebagai ajang kompetisi tiap kelompok. Siswa cukup fokus terhadap pertanyaan dalam kuis karena soal
a acak melalui nomor kelompok dan nomor anggota sehingga setiap siswa merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok. Soal post tes tidak perlu terlalu banyak, karena untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran sudah tersirat dalam hasil kuis. Perlu analisis penggunaan waktu yang tepat sehingga sekenario pembelajaran dapat terlaksana tepat
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, pembelajaran
quiz team ”think fast do pada pelajaran kimia di MAN
Model Singkawang belum pernah
dilakukan sebelumnya, sehingga pembelajaran seperti ini masih asing bagi siswa. Untuk itu, penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran melalui kuis sangat diperlukan siswa, jangan sampai siswa justru kesulitan dalam mengikuti sekenario pembelajaran yang telah dirancang.
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa para siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti skenario pembelajaran terutama setelah pertemuan kedua siklus I. Pada siklus II dimana telah dilakukan revisi terhadap bentuk permainan kuisnya, para siswa jauh lebih aktif mencatat materipenting saat pembahasan secara klasikal, aktif berdiskusi kelompok untuk memecahkan soal dalam LKS, dan aktif saling mengajari satu sama lain. Hal ini karena metode kuis dikemas secara sederhana tetapi tetap menarik dan setiap siswa mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap keberhasilan kelompoknya
Untuk mengukur minat siswa, dalam penelitian ini digunakan dua instrument, yakni angket dan observasi. Perhitungan persen (%) minat siswa dihitung menggunakan persamaan :
Y
XMinatSkor% =
Di mana % Skor Minat = persentase total skor minat yang diperoleh, X = jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap variabel/aspek, Y = jumlah skor total maksimal pada setiap variabel/aspek.
Dari hasil perhitungan, rataminat siswa hasil angket pada siklus I adalah 75,21 % dan pada siklus II adalah 80,08 %. Secara umum dilakukan tindakan terjadi peningkatan minat siswa dalam belajar kimia. Meskipun demikian terlihat pula beberapa siswa menunjukkan minat yang tidak berubah atau bahkan
79
dilakukan sebelumnya, sehingga model pembelajaran seperti ini masih asing bagi siswa. Untuk itu, penjelasan guru
langkah pembelajaran melalui kuis sangat diperlukan siswa,
pai siswa justru kesulitan dalam mengikuti sekenario pembelajaran yang telah dirancang.
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa para siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti skenario pembelajaran terutama setelah pertemuan kedua siklus I. Pada siklus II dimana telah dilakukan revisi terhadap bentuk permainan kuisnya, para siswa
ih aktif mencatat materi-materi penting saat pembahasan secara klasikal, aktif berdiskusi kelompok untuk memecahkan soal dalam LKS, dan aktif saling mengajari satu sama lain. Hal ini karena metode kuis dikemas secara sederhana tetapi tetap
ap siswa mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap keberhasilan kelompoknya.
Untuk mengukur minat siswa, dalam penelitian ini digunakan dua instrument, yakni angket dan observasi. Perhitungan persen (%) minat siswa dihitung menggunakan persamaan :
100%X
×
Di mana % Skor Minat = persentase total skor minat yang diperoleh, X = jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap variabel/aspek, Y = jumlah skor total maksimal pada setiap
Dari hasil perhitungan, rata-rata angket pada siklus I dan pada siklus II ecara umum setelah terjadi peningkatan
minat siswa dalam belajar kimia. Meskipun demikian terlihat pula beberapa siswa menunjukkan minat yang tidak berubah atau bahkan
menurun setelah dilakukan tindakan walaupun persentasenya sangat kecil sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 1 Jumlah siswa yang mengalami perubahan minat Perubahan
Minat Jumlah Siswa
Naik 26
Tetap 2
Turun 3 Kenaikan minat siswa yang
ditunjukkan oleh hasil angket sejalan dengan hasil observasi yang oleh observer di mana hasil perhitungan, rata-rata % minat siswa hasil observasi pada siklus I sebesar 87,50 dan pada siklus II sebesar 95,00 sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 2. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kuis berkelompok secara umum dapat meningkatkan minat siswa belajar kimia.
Gambar 2 Grafik perubahan minat siswa berdasarkan hasil observasi
Selain meningkatkan minat,
metode quiz team memungkinkan bagi guru untuk menyampaikan pesandalam menanamkan karakter, bahkan siswa secara aktif mengamalkan nilainilai karakter tersebut dalam pembelajaran yang terlihat dari keaktifannya berdiskusi dan mengkaji
0
20
40
60
80
100
Observer 1 Observer 2
83.33
91.6796.67
% M
ina
t
Observer
menurun setelah dilakukan tindakan walaupun persentasenya sangat kecil
pada Tabel 1.
Jumlah siswa yang mengalami
% Jumlah siswa 83,87
6,45
9,68
Kenaikan minat siswa yang ditunjukkan oleh hasil angket sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh observer di mana hasil
rata % minat siswa hasil observasi pada siklus I sebesar 87,50 dan pada siklus II sebesar 95,00 sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 2. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kuis berkelompok secara umum dapat meningkatkan minat siswa
Gambar 2 Grafik perubahan minat siswa
berdasarkan hasil observasi
Selain meningkatkan minat, memungkinkan bagi
guru untuk menyampaikan pesan-pesan dalam menanamkan karakter, bahkan siswa secara aktif mengamalkan nilai-nilai karakter tersebut dalam pembelajaran yang terlihat dari
berdiskusi dan mengkaji
literatur saat pembelajaran (karrasa ingin tahu), menggunakan bahasa yang baik dalam berdiskusi (karakter komunikatif), siswa saling membantu kesulitan belajar temannya dan tidak menyalahkan temannya, kelompok para siswa terlihat saling membantu, saling bertanya dan saling bertukar pendapat sehingga siswa yang tadinya belum paham pada saat materi pelajaran dibahas secara klasikal oleh guru, menjadi lebih paham saat mengerjakan lembar kerja bersama kelompoknya (karakter komunikatif dan toleransi), siswa antusias dalam mengerjakan lembar kerja yang diberikan terutama pada siklus IIberusaha menjawab soal kuis yang menjadi tanggungjawabnya (karakter tanggung jawab).
Perubahan nilai post tes pada siklus I dan siklus II menunjukkan sebanyak 20 siswa mengalami kenaikan nilai, 5 siswa nilainya tetap, dan 6 siswa nilainya turun. Jumlah siswa yang mengalami kenaikan nilai ternyata tidak sebanyak siswa yang mengalami kenaikan minat. Hal ini dikarenakan pada siklus II membahas materi yang memang lebih komplekdibandingkan siklus I sehingga meskipun dari sisi minat mengalami kenaikan tetapi nilainya dari siklus I ke siklus II tidak mengalami kenaikan. Perbandingan kenaikan minat dengan kenaikan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tebel 2. Tabel 2 Perbandingan jumlah siswa yang mengalami kenaikan minat dengan hasil belajar
Perubahan Minat atau Nilai
Jumlah Siswa
Minat
Naik Tetap Turun
Observer 2
93.33
Siklus I
Siklus II
80
literatur saat pembelajaran (karakter menggunakan bahasa
yang baik dalam berdiskusi (karakter komunikatif), siswa saling membantu kesulitan belajar temannya dan tidak menyalahkan temannya, dalam kelompok para siswa terlihat saling membantu, saling bertanya dan saling
rtukar pendapat sehingga siswa yang tadinya belum paham pada saat materi pelajaran dibahas secara klasikal oleh guru, menjadi lebih paham saat mengerjakan lembar kerja bersama
(karakter komunikatif dan antusias dalam
an lembar kerja yang diberikan terutama pada siklus II dan berusaha menjawab soal kuis yang menjadi tanggungjawabnya (karakter
Perubahan nilai post tes pada siklus I dan siklus II menunjukkan sebanyak 20 siswa mengalami kenaikan
iswa nilainya tetap, dan 6 siswa Jumlah siswa yang
mengalami kenaikan nilai ternyata tidak sebanyak siswa yang mengalami kenaikan minat. Hal ini dikarenakan pada siklus II membahas materi yang memang lebih kompleks (sulit)
us I sehingga meskipun dari sisi minat mengalami kenaikan tetapi nilainya dari siklus I ke siklus II tidak mengalami kenaikan. Perbandingan kenaikan minat dengan kenaikan hasil belajar siswa pada siklus
II ditunjukkan pada tebel 2.
rbandingan jumlah siswa yang mengalami kenaikan minat
hasil belajar Jumlah Siswa
Minat Hasil Belajar
26 20 2 5 3 6
Gambar 3 Grafik perubahan minat siswa berdasarkan hasil angket KESIMPULAN DAN SARANa. Kesimpulan Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Meskipun merupakan hal baru,
pembelajaran dengan metode team “think fast do best” materi reaksi oksidasi di Kelas XMAN Model Singkawang dapat dilakukan dengan baik sesuai sintak yang direncanakan dengan bentuk permainan kuis yang berbeda pada setiap siklusnya.
2. Pembelajaran dengan metode team “think fast do best”meningkatkan minat siswa belajar kimia. Hal ini karena pada metode qiuz team yang dikemas dalam bentuk permainan/game terbangun perasaan senang yang merupakan salah satu faktor penumbuh minat belajar.
3. Pembelajaran dengan metode team “think fast do best”meningkatkan hasil belajar siswa, dalam hal ini adalah materi konsep reaksi oksidasi reduksi dan konsep bilangan oksidasi. Dalam metode quiz team siswa dapat salin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
A B C D E F GSiklus I 69 88 68 84 75 68 58
Siklus II 73 89 76 85 83 71 80
% M
ina
t
Grafik perubahan minat siswa berdasarkan hasil angket
DAN SARAN
Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
Meskipun merupakan hal baru, pembelajaran dengan metode quiz team “think fast do best” pada materi reaksi oksidasi di Kelas X-C MAN Model Singkawang dapat dilakukan dengan baik sesuai sintak yang direncanakan dengan bentuk permainan kuis yang berbeda pada
Pembelajaran dengan metode quiz team “think fast do best” dapat meningkatkan minat siswa belajar kimia. Hal ini karena pada metode
yang dikemas dalam bentuk permainan/game terbangun perasaan senang yang merupakan
tor penumbuh minat
Pembelajaran dengan metode quiz team “think fast do best” dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dalam hal ini adalah materi konsep reaksi oksidasi reduksi dan konsep bilangan oksidasi. Dalam metode
siswa dapat saling
membantu kesulitan belajar temannya, saling bertanya dan saling bertukar pendapat sehingga siswa yang tadinya belum paham pada saat materi pelajaran dibahas secara klasikal oleh guru, menjadi lebih paham saat mengerjakan lembar kerja bersama kelompoknya.
4. Penanaman nilai karakter dapat dilakukan oleh guru melalui pembiasaan selama pembelajaran atau dengan menyampaikan beberapa kalimat intruksional selama proses pembelajaran, misalnya : - Dalam mengerjakan LKS,
silahkan saling bertukar pendapat, yang sudah bimengajari temannya yang belum bisa, yang belum bisa jangan malu untuk bertanya pada yang sudah bisa (menanamkan ingin tahu, kerja sama, toleransi, komunikatif)
- Ingat ya, semua bertanggung jawab pada keberhasilan kelompok saat kuis, jadi setiap anda harus benarmenguasai materi (menanamkan kerja keras)
H I J K L M N O P Q R S T U V W X
57 80 84 81 77 76 82 78 76 83 68 80 68 75 79 79 79
82 79 84 82 81 78 84 81 76 89 73 78 70 85 88 81 82
81
Grafik perubahan minat siswa berdasarkan hasil angket
membantu kesulitan belajar , saling bertanya dan
saling bertukar pendapat sehingga siswa yang tadinya belum paham pada saat materi pelajaran dibahas secara klasikal oleh guru, menjadi lebih paham saat mengerjakan lembar kerja bersama kelompoknya. Penanaman nilai karakter dapat dilakukan oleh guru melalui pembiasaan selama pembelajaran atau dengan menyampaikan beberapa kalimat intruksional selama proses pembelajaran,
Dalam mengerjakan LKS, silahkan saling bertukar pendapat, yang sudah bisa mengajari temannya yang belum bisa, yang belum bisa jangan malu untuk bertanya pada yang sudah bisa (menanamkan rasa
, kerja sama, toleransi,
Ingat ya, semua bertanggung jawab pada keberhasilan kelompok saat kuis, jadi setiap
harus benar-benar menguasai materi (menanamkan
Y Z AA BB CC DD EE
78 69 67 51 85 82 77
76 69 78 66 87 87 81
b. Saran
Berdasarkan atas pengalaman terutama kendala yang dihadapi selama menerapkan metode ini, maka sebagai pertimbangan bagi peneliti maupun guru yang akan memberikan metode quiz team dalam pembelajaran dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :1. Dalam merancang pembelajaran
dengan metode quiz teamdahulu perlu dilakukan analisis materi yang akan diajarkan dengan alokasi waktu yang tepat.
2. Proses bimbingan dalam hal penyelesaian lembar kerja kelompok dan pentingnya kerja sama dalam kelompok sangat diperlukan karena akan menentukan keberhasilan pembelajaran.
3. Perlu dilakuakan variasi permainan/simulasi dalam pemberian kuis sehingga mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.
4. Pengelompokan siswa harus betulbetul heterogen dari segi tingkat kecerdasan karena sangat menentukan keberhasilan belajar.
Berdasarkan atas pengalaman terutama kendala yang dihadapi selama menerapkan metode ini, maka sebagai pertimbangan bagi peneliti maupun guru yang akan memberikan metode
dalam pembelajaran dapat hal sebagai berikut :
Dalam merancang pembelajaran quiz team, terlebih
dahulu perlu dilakukan analisis materi yang akan diajarkan dengan alokasi waktu yang tepat. Proses bimbingan dalam hal
n lembar kerja kelompok dan pentingnya kerja sama dalam kelompok sangat diperlukan karena akan menentukan keberhasilan
Perlu dilakuakan variasi permainan/simulasi dalam pemberian kuis sehingga mengurangi kejenuhan siswa dalam
ompokan siswa harus betul-betul heterogen dari segi tingkat kecerdasan karena sangat menentukan keberhasilan belajar.
DAFTAR RUJUKAN [1] Suryabrata, Sumadi, 2010.
Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta;
[2] Effendi, 1995, Filsafat Komunikasi,Rosdakarya, Bandung;
[3] Arikunto, Suharsimi, 2003, dasar Evaluasi PendidikanCipta, Jakarta;
[4] Falestin, Yuditya, 2010, Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based LearninKelas Xi Ips 2 Sma Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta;
[5] Risjayanti, 2008, Peningkatan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Melalui Metode Montessori Dengan Menggunakan Alat Peraga (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 1 Ulujami Pemalang), Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
[6] Silberman, Mel, 2009, Learning, Insan Madani, Yogyakarta
[7] Utami, B., Saputro, A.N.C, Mahardiani, L., Yamtinah, S., Mulyani B., 2009, Kimia untuk SMA dan MA kelas X, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
82
DAFTAR RUJUKAN Suryabrata, Sumadi, 2010. Psikologi
, Rajawali Pers, Jakarta;
Filsafat Komunikasi, Rosdakarya, Bandung;
Arikunto, Suharsimi, 2003, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka
Falestin, Yuditya, 2010, Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Xi Ips 2 Sma Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Risjayanti, 2008, Peningkatan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode Montessori Dengan Menggunakan Alat Peraga (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 1 Ulujami Pemalang), Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Silberman, Mel, 2009, Active Insan Madani, Yogyakarta.
Utami, B., Saputro, A.N.C, Mahardiani, L., Yamtinah, S., Mulyani
Kimia untuk SMA dan MA , Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Lampiran 1. Hasil observasi
No. Aspek yang diamati
1 Perencanaan
2 Pelaksanaan
- Pembukaan
- Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
- Penguasaan Materi Pelajaran
- Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
- Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran
- Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
- Tindak Lanjut/Follow up
- Evaluasi Pembelajaran
JUMLAH
Hasil observasi aktivitas guru pada saat pembelajaran
Aspek yang diamati Penilaian siklus I Penilaian siklus I
Observer 1
Observer 2
Observer 1
4 3 4
4 3 4
Sikap Guru dalam Proses 4 4 4
Penguasaan Materi 4 3 4
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
4 3 3
Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran
3 4 4
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran 4 4 2
Follow up 3 4 3
Evaluasi Pembelajaran 1 3 4
31 31 32
83
Penilaian siklus II
Observer Observer 2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
35
Lampiran 2. Hasil observasi minat siswa
No. Aspek yang Diamati
1. Siswa hadir tepat waktu
2. Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran
3. Siswa mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru
4. Siswa fokus hanya membaca/mempelajari buku kimia selama pembelajaran
5. Siswa membuat catatancatatan/ringkasan materi penting selama pembelajaran
6. Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru
7. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok
8. Siswa melakukan tugasatau mengerjakan soallatihan
9. Siswa giat melakukan diskusi kelompok
10. Siswa mengajukan pertanyaan / menanggapi pertanyaan
11. Siswa fokus mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir
12. Siswa tidak melakukan halyang tidak menunjang pembelajaran
Jumlah
% Minat
Lampiran 2. Hasil observasi minat siswa
Aspek yang Diamati
Penilaian Siklus I Penilaian Siklus I
Observer 1
Observer 2
Observer 1
Siswa hadir tepat waktu 5 5 5
Siswa mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran
5 5 5
Siswa mendengarkan / memperhatikan penjelasan 5 5 5
membaca/mempelajari buku kimia selama pembelajaran
5 5 5
Siswa membuat catatan-materi
penting selama pembelajaran 3 4 3
Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan 3 4 5
Siswa dapat bekerja sama 4 4 5
Siswa melakukan tugas-tugas atau mengerjakan soal-soal 4 5 5
melakukan diskusi 3 4 5
Siswa mengajukan pertanyaan
menanggapi pertanyaan 4 4 5
Siswa fokus mengikuti pembelajaran dari awal hingga 4 5 5
Siswa tidak melakukan hal-hal yang tidak menunjang 5 5 5
50 55 58
83,33 91,67 96,67
84
Penilaian Siklus I
Observer Observer 2
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
56
96,67 93,33
Lampiran 3. Hasil angket minat siswa
No. Inisial Siswa
1 A 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F 7 G 8 H 9 I
10 J 11 K 12 L 13 M 14 N 15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U 22 V 23 W 24 X 25 Y 26 Z 27 AA 28 BB 29 CC 30 DD 31 EE
Jumlah Rata-Rata
Keterangan :
Perhitungan persen (%) minat siswa dihitung menggunakan persamaan :
Skor%
% Skor Minat = persentase total skor minat yang diperoleh,
X = jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap variabel/aspek,
Y = jumlah skor total maksimal pada setiap variabel/aspek.
Lampiran 3. Hasil angket minat siswa
Hasil Siklus I Hasil Siklus ISkor % Minat Skor 139 69.50 146 176 89.50 179 137 68.50 152 168 84.00 171 151 75.50 166 137 68.50 142 117 58.50 161 115 57.50 165 161 80.50 159 169 84.50 169 162 81.00 164 155 77.50 162 152 76.00 157 165 82.50 169 157 78.50 163 153 76.50 153 167 83.50 178 136 68.00 147 161 80.50 157 137 68.50 140 150 75.00 171 158 79.00 177 159 79.50 162 159 79.50 164 157 78.50 153 138 69.00 139 134 67.00 156 103 51.50 132 171 85.50 174 165 82.50 174 154 81.50 163 4663 2331,50 4965
150,42 75,21 160,16
Perhitungan persen (%) minat siswa dihitung menggunakan persamaan :
100%Y
XMinatSkor ×
=
% Skor Minat = persentase total skor minat yang diperoleh,
= jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap variabel/aspek,
= jumlah skor total maksimal pada setiap variabel/aspek.
85
Hasil Siklus I % Minat
73.00 88.00 76.00 85.50 83.00 71.00 80.50 82.50 79.50 84.50 82.00 81.00 78.50 84.50 81.50 76.50 89.00 73.50 78.50 70.00 85.50 88.50 81.00 82.00 76.50 69.50 78.00 66.00 87.00 87.00 77.00
2482,50 80,08
= jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap variabel/aspek,
Lampiran 4. Hasil observasi penanaman dan pelaksanaan nilai karakter
No. Nilai Karakter Indikator
1.
Rasa ingin tahu
Guru menyampaikan bahwa setiap siswa harus mengikuti pembelajaran dengan sungguh.
2.
Guru menyampaikan bahwa dalam diskusi kelompok, siswa yang belum paham harus bertanya pada anggota kelompoknya yang telah paham.
3.
Lebih dari 80% siswa aktif saling berdiskusi dan mengkaji literatur saat pembelajaran.
4. Komuni-katif
Lebih dari 80% smenggunakan bahasa yang baik dalam berdiskusi.
5.
Toleransi
Guru menyampaikan bahwa setiap siswa saling menghargai ketika berdiskusi dan tidak saling menyalahkan.
6.
Lebih dari 80% siswa tidak marah saat ditanya temannya atau ada temannya yang salah menjawab kuis.
7.
Lebih dari 80% siswa yang telah paham bersedia membantu siswa lain dalam diskusi kelompok.
8.
Tanggung Jawab
Lebih dari 80% siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS dengan sungguh-
9.
Lebih dari 80% siswa berusaha berusaha menjawab soal kuis yang menjadi tanggungjawabnya.
10. Gemar membaca
Lebih dari 80% siswa mencari literatur dalam memecahkan masalah pada LKS dalam diskusi kelompok
Hasil observasi penanaman dan pelaksanaan nilai karakter
Indikator
Siklus I Observer
1 Observer
2 Ya Tdk Ya Tdk
Guru menyampaikan bahwa setiap siswa harus mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh
√ √
Guru menyampaikan bahwa dalam diskusi kelompok, siswa yang belum paham harus bertanya pada anggota kelompoknya yang telah
√ √
Lebih dari 80% siswa aktif saling berdiskusi dan mengkaji literatur saat pembelajaran.
√ √
Lebih dari 80% siswa menggunakan bahasa yang baik dalam berdiskusi.
√ √
Guru menyampaikan bahwa setiap siswa saling menghargai ketika berdiskusi dan tidak saling menyalahkan.
√
Lebih dari 80% siswa tidak marah saat ditanya temannya atau ada temannya yang salah menjawab kuis.
√ √
Lebih dari 80% siswa yang telah paham bersedia membantu siswa lain dalam diskusi kelompok.
√ √
Lebih dari 80% siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS dengan
-sunggguh.
√ √
Lebih dari 80% siswa berusaha berusaha menjawab soal kuis yang
tanggungjawabnya.
√ √
Lebih dari 80% siswa mencari literatur dalam memecahkan masalah pada LKS dalam diskusi kelompok
√ √
86
Siklus II Observer
1 Observer
2 Ya Tdk Ya Tdk
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √