Naskah drama

18
Ande – Ande Lumut Dikisahkan di sebuah Negara yang rakyatnya hidup dengan tentram dan penuh dengan kebahagiaan, tinggallah seorang pangeran yang hidup serba berkecukupan. Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan menggantikan tahta berikutnya. Akan tetapi, pangeran tadi tidak puas dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Dia ingin mengembara, menyusuri hutan demi hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup. Bagian 1 : (Berjalan waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan.) (Karena asik berpetualang, akhirnya mereka tersesat di tengah hutan dan tidak tahu dimana ia sekarang berda. Ketika melihat seseorang, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya padanya. Yang ditanya diam, tidak menjawab, sibuk dengan kayu bakarnya) Pangeran : Permisi bu. (menyentuh pundak Mbok Rondo Dadapan) (Pangeran mendekat pada Mbok Rondo, tiba-tiba mbok rondo kaget melihat pangeran) Mbok Rondo Dadapan : Waladalah.. Siapa toh kamu ini cah bagus? Pangeran : Saya ini seorang pengembara bu. Maaf bu, kalau boleh saya tau, saya ini ada di mana ya? Mbok Rondo Dadapan : Ini desa Dadapan nak. Memangnya kamu sedang apa di sini? Apakah kau datang untuk mencari ternakmu yang hilang? Sepertinya, dari tadi aku tidak melihat ada kambing atau sapi di sekitar sini? Pangeran : Oh bukan bu, saya ini seorang pengembara, bukan pengembala, saya sebenarnya sedang mengembara, bu. Sayangnya, aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang (bernyanyi). Mbok Rondo Dadapan : Ohh pengembara toh, ya maaf nak. Maklum lah, ibu ini kan sudah kelewat ABG, jadi ya begini ini. Pangeran : Ah tidak mengapa, Bu. Saya mengerti kok, tentu saya dapat maklum itu. Mbok Rondo Dadapan : Hehe iya, iya. Nak, daripada kamu tersesat disini, ketimbang jadi santapan binatang malam, bagaimana kalau ikut si Mbok saja, nanti kamu mbok angkat jadi anak si Mbok?

Transcript of Naskah drama

Page 1: Naskah drama

Ande – Ande Lumut

Dikisahkan di sebuah Negara yang rakyatnya hidup dengan tentram dan penuh dengan kebahagiaan, tinggallah seorang pangeran yang hidup serba berkecukupan. Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan menggantikan tahta berikutnya.

Akan tetapi, pangeran  tadi tidak puas dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Dia ingin mengembara, menyusuri hutan demi hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup.

Bagian 1 :(Berjalan waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan.)(Karena asik berpetualang, akhirnya mereka tersesat di tengah hutan dan tidak tahu dimana ia sekarang berda. Ketika melihat seseorang, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya padanya. Yang ditanya diam, tidak menjawab, sibuk dengan kayu bakarnya)

Pangeran : Permisi bu. (menyentuh pundak Mbok Rondo Dadapan)(Pangeran mendekat pada Mbok Rondo, tiba-tiba mbok rondo kaget melihat pangeran)Mbok Rondo Dadapan : Waladalah..  Siapa toh kamu ini cah bagus? Pangeran  : Saya ini seorang pengembara bu. Maaf bu, kalau boleh saya

tau, saya ini ada di mana ya? Mbok Rondo Dadapan : Ini desa Dadapan nak. Memangnya kamu sedang apa di sini?

Apakah kau datang untuk mencari ternakmu yang hilang? Sepertinya, dari tadi aku tidak melihat ada kambing atau sapi di sekitar sini?

Pangeran : Oh bukan bu, saya ini seorang pengembara, bukan pengembala, saya sebenarnya sedang mengembara, bu. Sayangnya, aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang (bernyanyi).

Mbok Rondo Dadapan :  Ohh pengembara toh, ya maaf nak. Maklum lah, ibu ini kan sudah kelewat ABG, jadi ya begini ini.

Pangeran : Ah tidak mengapa, Bu. Saya mengerti kok, tentu saya dapat maklum itu.

Mbok Rondo Dadapan : Hehe iya, iya. Nak, daripada kamu tersesat disini, ketimbang jadi santapan binatang malam, bagaimana kalau ikut si Mbok saja, nanti kamu mbok angkat jadi anak si Mbok?

Pangera : Dengan senang hati, Bu. Tentu saja saya mau, daripada saya jadi anak rimba nanti.

Mbok Rondo Dadapan  : Kalau begitu, mulai sekarang kamu jadi anakku. Kamu si Mbok namai Ande-ande Lumut ya, gimana nak?

Pangeran : Saya terserah sama Ibu saja, yang penting jangan dikasih nama toko Bu!

Mbok Rondo Dadapan : Ya jelas donk, Nak. Baiklah, sekarang mari kita pulang sebelum hari mulai gelap, Nak.

Pangeran : Iya, Bu.(Pangeran bersama dengan pengawal dan mbok rondo pergi menuju rumahnya)

Bagian 2 :Di pagi yang cerah Mbok Rondo Klenting berkumpul dengan para putrinya. Putri-

putri Mbok Rondo sangat cantik, mereka adalah Klenting Merah, Klenting Hijau dan Klenting Ungu dan salah seorang anak tirinya bernama Klenting Kuning.

Mbok Rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya, kecuali dengan Klenting Kuning, sebagai anak tiri dia sangat dibedakan kasih sayangnya. (Klenting Kuning menyapu lantai. Tak lama datang Mbok Rondo mengawasi Klenting Kuning)Mbok Rondo Klenting : Anak-anakku yang cantik-cantik, kemarilah! Klenting-klenting : Ya, sebentar Mi.

Page 2: Naskah drama

Klenting Hijau : Eh yang dipanggil itu yang cantik-cantik. Bukan yang dekil. (mendorong Klenting Kuning)

Klenting Kuning : Maaf Mbakyu. (kembali menyapu lantai)Mbok Rondo Klenting : Ehm.. Mami punya kabar baik untuk kalian. Tahu nggak apa?Klenting Merah : Kabar baik soal apa itu Mam? Harga BBM turun? Atau apa

Mam? Apa Mami baru dapat arisan? Apaan sih Mam?Klenting Ungu : Apa Mam? Penting banget ya? Kok sampek heboh gitu?Klenting Hijau : Iya nih, Mami. Bikin heboh aja pagi-pagi? (manja, mendekat

sambil memegang tangan mbok rondo klenting)Mbok Rondo Klenting : Kalian tahu kan, Mbok Rondo Dadapan? Yang katanya baru

nemu anak di hutan, yang gantengnya kelewatan? Kalo nggak salah sih, yang namanya Ande-Ande Lumut.

Klenting-keleting : Apa? Tampan? Wow.. sepertinya boleh juga! (bersama bergaya manja, centil)

Mbok Rondo Klenting : Iya, pake banget malah. Coba deh, kalian pergi ke rumah Ande-Ande Lumut untuk melamarnya! Siapa tahu dia menyukai salah satu bidadari Mami ini. Mami akan dandani kalian menjadi putri yang cantik bak bidadari dari kahyangan!

Klenting-klenting : Iya Mami, ide bagus. Kami tidak akan mengecewakan Mami deh. (sambil tertawa centil)

Mbok Rondo Klenting : Anak pintar! Sekarang cepat kalian bergegas dandan yang cantik.

Klenting-klenting : Siap Mami.

(Tak lama kemudian...)

Klenting Merah                 : Mi, bagaimana penampilanku, Mi? Sudah cantik kan? Mbok Rondo Klenting    : Sudah cantik, ndok! Sempurna.Klenting Hijau : Aku, aku Mi, Gimana? Sudah oke?Mbok Rondo Klenting    : Wuuh.. oke punya, Sayang.Klenting Ungu                  : Kalau aku, Mi? Pasti lebih cantik dari mbakyu-mbakyuku

kan? (sambil mengaca di kaca yang digenggamnya)”Mbok Rondo Klenting : Sudah cantik, Ndok. Bidadari Mami sudah cantik semua.

Sekarang berangkatlah. Ande-Ande Lumut pasti telah dijadikan ratu di singgasananya.

(Dari kejauhan, Klenting Kuning yang melihat saudari tirinya yang hendak berangkat menuju rumah Ande – Ande Lumut)

Klenting Ungu : Ngapain lihat – lihat, enggak pernah lihat cewek secantik kita ya? (memandang dengan muka sinis)

Klenting Hijau : Iri ya lihat kita semua bisa cantik kayak gini ? ya bisalah. Kita sih emang ditakdirkan untuk cantik sejak lahir!

Klenting Kuning : Ti..Tidak kak. Saya nggak lihat, saya cuma lewat aja mau ke dapur.

Klenting Merah : Halaa.. alesan aja (menyenggol Klenting Kuning sampai terjatuh)

Klenting-klenting : Hahaha.. Kasian banget sih kamu!Klenting Hijau         : Ya sudah lah. Ayo kita berangkat, sebelum rejeki kita dipatok

ayam! (pergi meninggalkan Klenting Kuning sambil tertawa angkuh)

(Tak lama kemudian, Klenting Kuning mendekati Mbok Rondo Klenting)

Klenting Kuning : Mbok ada yang ingin saya bicarakan?

Page 3: Naskah drama

Mbok Rondo Klenting : Bicara apa? Apakah kamu sudah selesai menyapu, mengepel genteng, mengelap tembok, menguras sumur, mencuci piring, hahh? Apa sudah beres semua?

Klenting Kuning : Sudah mbok. Begini Mbok, saya kan juga sudah dewasa, saya juga ingin melamar menjadi istrinya Ande - Ande lumut seperti kakak-kakak klenting yang lain. Siapa tahu saya beruntung untuk menjadi istri Ande-Ande Lumut?

Mbok Rondo Klenting : Oh jadi begitu,  ya sudah tidak apa-apa. Sebelum kamu berangkat, sini Mbok dandani dulu, biar kamu jadi makin cantik! (memberikan angus dan bau-bau tidak sedap kepada Klenting Kuning) Sudah selesai, sekarang pergi kamu! Cuci sapu ini di sungai. Dan lanjutkan tugasmu. (mendorong Klenting Kuning dengan kasar)

Klenting Kuning : Baik Mbok. (pergi dengan wajah sedih dan menangis)Mbok Rondo Klenting : Hahaha… Semoga saja Ande - Ande Lumut menyukai salah

satu bidadariku. Bukan Klenting Kuning yang kumal itu. (tertawa terbahak-bahak, menuju ke dalam rumah)

Bagian : 3Setiap hari Klenting Kuning bekerja tanpa rasa lelah dan keluh kesah walaupun dia

diperlakukan kasar oleh Mbok Rondo Klenting. Hanya dirinyalah dan Tuhan yang tahu betapa sedih dan sengsarannya dia. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya. Saat Klenting Kuning mencuci di sungai…tiba-tiba...Klenting Kuning : Duh Gusti… Kenapa hidupku seperti ini. Salah apa aku

sebenarnya? Berikanlah aku ketabahan dalam menjalaninya. Ya Tuhan berikan pula aku hati yang kuat. (Tiba tiba ada suara yang mengejutkannya)

Seseorang : Hai gadis cantik, kenapa kamu bersedih?Klenting Kuning : Siapa kamu? (kaget)Seseorang : Kamu tidak perlu takut. Aku adalah malaikat penjagamuKlenting Kuning : Mau apa kamu kesini? Seseorang : Aku akan memberimu sebuah pusaka. Ambillah, batu di

belakangmu ini kelak akan berguna bagimu. Ini adalah batu ajaib, ambillah Nak

Klenting Kuning : Baiklah. Terima kasih banyak.

Bagian : 4Di sebuah sungai yang cukup deras, hiduplah seorang Yuyu Kangkang. Dia adalah

penguasa sungai itu. Dialah si Yuyu Kangkang yang licik.(Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada

orang datang).Yuyu Kangkang : Hohohoho…. Siapa itu yang datang? Sepertinya gadis-gadis?(kemudian datang Klenting Merah, Hijau dan Ungu menuju pinggir sungai)Klenting Merah                 : Wah! Sungainya banjir nih. Gimana dong?Klenting Ungu : Iya Mbakyu. Bagaimana cara kita menyeberang kalau kita

basah nanti nggak cantik lagi dong? Kan sayang kalau sudah dandan cantik begini kelunturan banjir? Duhh..

Klenting Hijau : Lihat deh Mbakyu, sepertinya itu si Yuyu Kangkang. (menunjuk Yuyu Kangkang)

Klenting Merah : Wah iya! Ayo kita minta tolongYuyu Kangkang saja. Klenting Ungu dan Hijau : Iya Mbakyu. Ayo bilang! Mbakyu kan yang paling tua

(saling menyenggol Klenting Merah )Klenting Merah : Hei..Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang : Hahaha. Ada apa gerangan gadis manis kau memanggilku? Klenting Merah : Yuyu Kangkang, aku minta tolong padamu untuk

menyeberangkan kami melewati sungai ini.

Page 4: Naskah drama

Yuyu Kangkang : Wah gimana ya, berat sih maslahnya, bahaya sungainya kalau banjir gini. Aku akan membantu kalian, tapi tentunya bukan tanpa imbalan!

Klenting Merah : Imbalannya apa? Uang? Wah mata duitan ya kamu rupanya! Klenting Ungu dan Hijau : Iya nih, dasar Yuyu Kangkang mata duitan!Yuyu Kangkang : Oh, tentu tidak.  Aku tidak mau uang. Hahaha. Klenting-klenting : Lalu apa lagi kalau bukan uang? Yuyu Kangkang : Imbalannya.. menggandeng dan mencium tangan kalian.

Gimana? Setuju? (tersenyum mesum)Klenting Merah : Ya sudah kalau begitu. Mau gimana lagi, terpaksa deh! (lantas, Yuyu Kangkang menyebrangkan klenting merah, ungu, dan hijau dengan perahu)Yuyu Kangkang       : Eh,eh. Mau kemana kalian? Enak saja mau kabur! Mana

imbalannya? Klenting-Klenting : (menyodorkan tangan sambil cemberut dan langsung pergi)Yuyu Kangkang      : Wah senang sekali rasanya dapat memegang dan mencium

tangan gadis-gadis cantik itu. Hah,, seperti menyantap jus buah di siang bolong begini. Hahaaa...

(tak lama kemudian, datanglah Klenting Kuning yang hendak menyebrang juga)Yuyu Kangkang : Hah.. apa itu? Baunya tidak enak, busuk. Wajahnya jelek

lagi. Klenting Kuning : Wah, kok banjir ya? Gimana aku bisa nyebrang kalo gini?

Nah, itu ada Yuyu Kangkang. Yuyu kangkang, tolong sebrangkan saya melewati sungai ini!

Yuyu Kangkang : Membantu kamu? Ahh.. tidak mau. Klenting Kuning : Nanti aku kasih kamu uang yang setimpal deh!Yuyu Kangkang : Tidak mau, tetap saja tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan di

sini. Dasar orang jelek, bau lagi. (meninggalkan Klenting Kuning)

Klenting Kuning : Jahat sekali kamu Yuyu Kangkang? Ya sudah kalau itu maumu. (mengeluarkan pusakanya) Aku akan buat sungai ini menjadi kering. Coba lihat!

Tiba-tiba sungai itu kering. Dan Klenting Kuning pun bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok Rondo Dadapan, rumah dimana si Ande-Ande Lumut tinggal.

Bagian 5Sementara itu, di sebuah desa bernama Dadapan, mbok Rondo sedang menyapu di

depan rumah, di rumah itulah si Ande-ande Lumut sedang mengaji di dalamnya. Menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya. Ketika Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik, Klenting Merah, Hijau dan Ungu.Klenting-klenting : Assalamu’alaikum.Mbok Rondo Dadapan : Wa’alaikumsalam, siapa ya?Klenting Merah : Perkenalkan, nama saya Klenting Merah. Klenting Hijau : Saya Klenting Hijau. Klenting Ungu : Kalau saya Klenting ungu, Mbok. Mbok Rondo Dadapan : Wah gadis-gadis cantik. Ada apa ini, berbondong-bondong

datang kesini? Klenting-klenting : Kami berniat ingin meminang Ande-Ande Lumut, Mbok. Mbok Rondo Dadapan : Mau melamar Ande-Ande Lumut? Sebentar ya, saya

tanyakan dulu pada Ande-Ande Lumut. (bernyanyi) Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri kang unggah-ungguhi, putrine kang ayu rupane. Klenting Abang iku kang dadi asmane.

Page 5: Naskah drama

Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang.

Mbok Rondo Dadapan : Wah dia tidak mau ternyata nak, maaf ya. Klenting Ungu : Coba saja saya, Mbok, saya kan yang paling cantik dari

Mbakyu-mbakyu saya. Mbok Rondo Dadapan : (bernyanyi) Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono

putri kang unggah-ungguhi, putrine kang ayu rupane. Klenting. Ungu iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang.

Mbok Rondo Dadapan : Masih tidak mau juga nak ternyata. Klenting Hijau : Coba kalau saya mbok, pasti kali ini dia mau. Mbok Rondo Dadapan : (bernyanyi) Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono

putri kang unggah-ungguhi, putrine kang ayu rupane. Klenting Ijo iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut           : (menjawab dengan bernyanyi) Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang.

Mbok rondo dadapan : Hmm.. tetap tidak mau juga nak. Barangkali dia ingin Mbok ikutkan biro jodoh saja, kok dari tadi tidak mau terus.

Beberapa saat kemudian, datanglah Klenting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak sedap, wajahnya coreng moreng karena debu.(datanglah Klenting Kuning menuju mbok Rondo)

Klenting Kuning : Selamat pagi, Mbok. Mbok Rondo Dadapan : Selamat pagi. Siapa ya? Klenting Kuning : Saya Klenting Kuning, Mbok. Saya ingin melamar Ande-

Ande Lumut juga. Mbok Rondo Dadapan : Apa? Mau melamar anakku? Apa tidak salah? Klenting Merah : Iya, rupamu saja buruk. Baumu sama sekali tidak sedap.Aku

saja yang cantik dan wangi begini ditolak. Apa lagi  kamu! (mendorong Klenting Kuning)

Klenting Kuning : Dicoba dulu, Mbok. Barangkali dia mau dengan saya.Mbok Rondo Dadapan : Baiklah kalau memang itu keinginanmu. (bernyanyi) Putraku

si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri kang unggah-ungguhi, putrine kang ala rupane. Klenting kuning iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut           : (menjawab dengan bernyanyi) Aduh ibu, kulo inggih purun. Dalem putro inggih bade medun. Najan olo meniko kang putro suwun.

Mbok Rondo Dadapan : (kaget) Loh!  Apa tidak salah Ande-Ande Lumut? Barangkali kamu salah dengar? Atau kamu salah lihat, Nak?

Ande-ande Lumut : Tidak, Bu. Gadis ini ya memang benar pilihan saya. Klenting Ungu : Oh..Ternyata seleramu rendahan ya Ande – Ande Lumut. Mbok Rondo Dadapan    : Ya sudahlah, kalau itu memang pilihanmu ya tidak apa apa.

Si Mbok ikut saja kemauanmu.Ande-Ande Lumut : Ibu, sebetulnya ada suatu hal yang ingin saya katakan, saya

kira sekarang sudah waktunya saya untuk pulang bu.Mok Rondo Dadapan : Mau pulang kemana, Nak? Bukannya kamu seorang

pengembara? Seperti apa yang kamu bilang dulu?Ande-ande Lumut : Begini, Bu, sebenarnya saya adalah seorang Pangeran yang

sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup.Mbok Rondo Dadapan : Apa? Pangeran? Duhh Gusti, ternyata jokoku kuwi seorang

Raden toh.. (tersenyum haru)

Page 6: Naskah drama

Klenting-Klenting : Apa? Pangeran? Oh, tidaaaak!! (pingsan)Ande-Ande Lumut : Benar Ibu, karena sekarang saya sudah mendapatkan belahan

hati saya, saya akan kembali ke Kerajaan. Terima kasih atas perhatiandan kasih sayang Ibu selama ini.

Mbok Rondo Dadapan : (masih kaget) Ya sudahlah nak. Jaga dirimu baik-baik ya Nak.

Akhirnya, Klenting Kuning menjadi istri Ande-Ande Lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang cantik. Sesungguhnya dia adalah Putri Sekartaji yang menjelma. Dan Ande-Ande Lumut kini menjadi raja mewarisi kerajaan ayahnya. Akhir cerita, Pangeran dan Klenting Kuningpun dapat hidup bahagia selamanya.

Page 7: Naskah drama

Ande – Ande LumutDikisahkan di sebuah Negara yang rakyatnya hidup dengan tentram dan penuh

dengan kebahagiaan, tinggallah seorang pangeran yang hidup serba berkecukupan. Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan menggantikan tahta berikutnya.

Akan tetapi, pangeran  tadi tidak puas dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Dia ingin mengembara, menyusuri hutan demi hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup.

Bagian 1 :(Berjalan waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan.)(Karena asik berpetualang, akhirnya mereka tersesat di tengah hutan dan tidak tahu dimana ia sekarang berda. Ketika melihat seseorang, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya padanya. Yang ditanya diam, tidak menjawab, sibuk dengan kayu bakarnya)Pangeran                        : Permisi bu. (menyentuh pundak Mbok Rondo Dadapan)

(Pangeran mendekat pada Mbok Rondo, tiba-tiba mbok rondo kaget melihat pangeran)Mbok Rondo Dadapan  : Waladalah..  Siapa toh kamu ini cah bagus? Pangeran                       : Saya ini seorang pengembara bu. Maaf bu, kalau boleh saya tau

saya ini ada di mana ya ? Mbok Rondo Dadapan : Ini desa Dadapan nak. Memangnya kamu sedang apa di sini ?

Apakah kau datang untuk mencari ternakmu yang hilang? Sepertinya, dari tadi aku tidak melihat ada kambing atau sapi Di sekitar sini?

Pangeran                       : Oh bukan bu, saya ini seorang pengembara, bukan pengembala, saya sebenarnya sedang mengembara, bu. Sayangnya, aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang (bernyanyi).

Mbok Rondo Dadapan : Ohh pengembara toh, ya maaf nak. Maklum lah, ibu ini kan sudah kelewat ABG, jadi ya begini ini.

Pangeran : Ah tidak mengapa, Bu. Saya mengerti kok, tentu saya dapat maklum itu.

Mbok Rondo Dadapan : Hehe iya, iya. Nak, daripada kamu tersesat disini, ketimbang jadi santapan binatang malam, bagaimana kalau ikut si Mbok saja, nanti kamu mbok angkat jadi anak si Mbok?

Pangeran                       : Dengan senang hati, Bu. Tentu saja saya mau, daripada saya jadi anak rimba nanti.

Mbok Rondo Dadapan : Kalau begitu, mulai sekarang kamu jadi anakku. Kamu si Mbok namai Ande-ande  Lumut ya, gimana nak?

Pangeran     : Saya terserah sama Ibu saja, yang penting jangan dikasih nama toko bu !

Mbok Rondo Dadapan : Ya jelas donk, Nak. Baiklah, sekarang mari kita pulang sebelum hari mulai gelap, Le.

Pangeran : Iya, Bu.(Pangeran bersama dengan pengawal dan mbok rondo pergi menuju rumahnya)

Bagian 2 :Di pagi yang cerah Mbok Rondo Klenting berkumpul dengan para putrinya. Putri-

putri Mbok Rondo sangat cantik, mereka adalah Klenting Merah, Klenting Hijau dan Klenting Ungu dan salah seorang anak tirinya bernama Klenting Kuning.

Mbok Rondo sangat cinta dan sayang kepada anak-anaknya, kecualai dengan klenting kuning, sebagai anak tiri dia sangat dibedakan kasih sayangnya. (Klenting Kuning menyapu lantai. Tak lama datang Mbok Rondo mengawasi Klenting Kuning)

Page 8: Naskah drama

Mbok Rondo Klenting     : Anak-anakku yang cantik-cantik, kemarilah! Klenting-klenting : Ya, sebentar Mbok. Mbok Rondo Klenting     : Ehm.. Mami punya kabar baik untuk kalian. Tahu nggak apa?Klenting Merah                 : Kabar baik soal apa itu mbok ? Harga BBM turun? Atau apa

Mam? Apa Mami baru dapat arisan? Apaan sih Mam?Klenting Ungu                     : Apa Mam? Penting banget ya? Kok sampek heboh gitu?Klenting Hijau                    : Iya nih, Mami. Bikin heboh aja pagi-pagi? (manja, mendekat

sambil memegang tangan mbok rondo klenting)Mbok Rondo Klenting     : Kalian tahu kan, Mbok Rondo Dadapan? Yang katanya baru

nemu anak di hutan, yang gantengnya kelewatan? Kalo nggak salah sih, yang namanya Ande - Ande Lumut. ”

Klenting-keleting             : Apa? Tampan? Wow.. sepertinya boleh juga! (bersama bergaya manja, centil)

Mbok Rondo Klenting     : Iya, pake banget malah. Coba deh, kalian pergi ke rumah Ande – Ande lumut untuk melamarnya! Siapa tahu dia menyukai salah satu bidadari Mami ini. Mami akan dandani kalian menjadi putri yang cantik bak bidadari dari kahyangan!

Klenting-klenting             : Iya Mami, ide bagus. Kami tidak akan mengecewakan Mami deh. (sambil tertawa centil)”

Mbok Rondo Klenting     : Anak pintar! Sekarang cepat kalian bergegas dandan yang cantik.

Klenting-klenting             : Siap mbok. (Beberapa saat kemudian...)Klenting Merah                 : Mii, bagaimana penampilanku, Mi? Sudah cantik kan? Mbok Rondo Klenting    : Sudah cantik, ndok,! Sempurna.Klenting Hijau                    : Aku, aku mii ! Gimana? Sudah oke?Mbok Rondo Klenting    : Wuuh.. oke punya, Sayang.Klenting Ungu                  : Kalau aku, Mi? Pasti lebih cantik dari mbakyu – mbakyuku

kan? (sambil mengaca di kaca yang digenggamnya)”Mbok Rondo Klenting    : Sudah cantik, ndok. Bidadari Mami sudah cantik semua.

Sekarang berangkatlah. Ande – Ande Lumut pasti telah dijadikan ratu di singgasananya.

(Dari kejauhan, Klenting Kuning yang melihat saudari tirinya yang hendak berangkat menuju rumah Ande – Ande Lumut)Klenting Ungu : Ngapain lihat – lihat, enggak pernah lihat cewek secantik kita ya?

(memandang dengan muka sinis)”Klenting Hijau     : Iri ya lihat kita semua bisa cantik kayak gini ? ya bisalah. Kita sih

emang ditakdirkan untuk cantik sejak lahir!Klenting Kuning       : Ti..Tidak kak. Saya nggak lihat, saya cuma lewat aja mau ke dapur.Klenting Merah        : Halaa.. alesan aja ( menyenggol Klenting Kuning sampai terjatuh )Klenting – klenting : Hahaha.. Kasian banget sih kamu ! “Klenting Hijau         : Ya sudah lah. Ayo kita berangkat, sebelum rejeki kita dipatok ayam! (pergi meninggalkan Klenting Kuning sambil tertawa angkuh)(Tak lama kemudian, Klenting Kuning mendekati Mbok Rondo Klenting)Klenting Kuning                  : Mbok ada yang ingin saya bicarakan?Mbok Rondo Klenting : Bicara apa? Apakah kamu sudah selesai menyapu, mengepel

genteng, mengelap tembok, menguras sumur, mencuci piring, hahh? Apa sudah beres semua?

Klenting Kuning                 : Sudah mbok. Begini Mbok, saya kan juga sudah dewasa, saya juga ingin melamar menjadi istrinya Ande - Ande lumut seperti kakak-kakak klenting yang lain. Siapa tahu saya beruntung untuk menjadi istri Ande-Ande Lumut?

Mbok Rondo Klenting     : Oh jadi begitu,  ya sudah tidak apa - apa. Elum kamu berangkat, sini Mbok dandani dulu, biar kamu jadi makin cantik! (memberikan angus dan bau-bau tidak sedap kepada Klenting Kuning) Sudah selesai, sekarang pergi kamu! Cuci sapu ini di sungai. Dan lanjutkan tugasmu. (mendorong

Page 9: Naskah drama

Klenting Kuning dengan kasar)Klenting Kuning                 : Baik mbok. (pergi dengan wajah sedih dan menangis)Mbok Rondo Klenting    : Hahaha… Semoga saja Ande - Ande Lumut menyukai salah

satu bidadariku. Bukan Klenting Kuning yang kumal itu. ” (tertawa terbahak-bahak, menuju ke dalam rumah)

Bagian : 3Setiap hari Klenting Kuning bekerja tanpa rasa lelah dan keluh kesah walaupun dia

diperlakukan kasar oleh Mbok Rondo Klenting. Hanya dirinyalah dan Tuhan yang tahu betapa sedih dan sengsarannya dia. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya. Saat Klenting Kuning mencuci di sungai…tiba-tiba...Klenting Kuning : Duh Gusti… Kenapa hidupku seperti ini. Salah apa aku sebenarnya?

Berikanlah aku ketabahan dalam menjalaninya. Ya Tuhan berikan pula aku hati yang kuat.(Tiba tiba ada suara yang mengejutkannya)

Seseorang                : Hai gadis cantik, kenapa kamu bersedih?Klenting Kuning       : Siapa kamu ? (kaget)Seseorang                : Kamu tidak perlu takut. Aku adalah malaikat penjagamuKlenting Kuning      : Mau apa kamu kesini? Seseorang                 : Aku akan memberimu sebuah pusaka. Ambillah, batu di belakangmu

ini kelak akan berguna bagimu. Ini adalah batu ajaib, ambillah nakKlenting Kuning       : Baiklah. Terima kasih banyak.

Bagian : 4Di sebuah sungai yang cukup deras, hiduplah seorang Yuyu Kangkang. Dia adalah

penguasa sungai itu. Dialah si Yuyu Kangkang yang licik.(Yuyu kangkang sang penjaga sungai sedang mondar-mandir mengawasi jika ada

orang datang). Yuyu Kangkang              : Hohohoho…. Siapa itu yang datang? Sepertinya gadis-gadis? (kemudian datang Klenting Merah, Hijau dan Ungu menuju pinggir sungai)Klenting Merah                 : Wah! Sungainya banjir nih. Gimana dong?Klenting Ungu                      : Iya Mbakyu. Bagaimana cara kita menyeberang kalau kita

basah nanti nggak cantik lagi dong? Kan sayang kalau sudah dandan cantik begini kelunturan banjir? Duhh..

Klenting Hijau                    : Lihat deh Mbakyu, sepertinya itu si Yuyu Kangkang. (menunjuk Yuyu Kangkang)

Klenting Merah                 : Wah iya! Ayo kita minta tolongYuyu Kangkang saja. Klenting Ungu dan Hijau : Iya mbakyu. Ayo bilang! Mbakyu kan yang paling tua

(saling menyenggol Klenting Merah )Klenting Merah                : Hei..Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang                  : Hahaha. Ada apa gerangan gadis manis kau memanggilku? Klenting Merah                 : Yuyu Kangkang, aku minta tolong padamu untuk

menyeberangkan kami melewati sungai ini. Yuyu Kangkang                  : Wah gimana ya, berat sih maslahnya, bahaya sungainya kalau

banjir gini. Aku akan membantu kalian, tapi tentunya bukan tanpa imbalan!

Klenting Merah                 : Imbalannya apa? Uang? Wah mata duitan ya kamu rupanya! Klenting Ungu dan Hijau   : Iya nih, dasar Yuyu Kangkang mata duitan!Yuyu Kangkang                  : Oh, tentu tidak.  Aku tidak mau uang. Hahaha. Klenting-klenting             : Lalu apa lagi kalau bukan uang? Yuyu Kangkang                  : Imbalannya.. menggandeng dan mencium tangan kalian.

Gimana? Setuju? (tersenyum mesum)Klenting Merah                 : Ya sudah kalau begitu. Mau gimana lagi, terpaksa deh! (lantas, Yuyu Kangkang menyebrangkan klenting merah, ungu, dan hijau dengan perahu)Yuyu Kangkang       : Eh,eh. Mau kemana kalian? Enak saja mau kabur! Mana imbalannya? Klenting – Klenting : ( menyodorkan tangan sambil cemberut dan langsung pergi )Yuyu Kangkang      : Wah senang sekali rasanya dapat memegang dan mencium tangan

gadis-gadis cantik itu. Hah,, seperti menyantap jus buah di siang bolong begini. Hahaaa...

Page 10: Naskah drama

(tak lama kemudian, datanglah Klenting Kuning yang hendak menyebrang juga)Yuyu Kangkang : Hah.. apa itu? Baunya tidak enak, busuk. Wajahnya jelek lagi. Klenting Kuning : Wah, kok banjir ya? Gimana aku bisa nyebrang kalo gini? Nah, itu

ada Yuyu Kangkang. Yuyu kangkang, tolong sebrangkan saya melewati sungai ini!

Yuyu Kangkang : Membantu kamu? Ahh.. tidak mau. Klenting Kuning       : Nanti aku kasih kamu uang yang setimpal deh!Yuyu Kangkang       : Tidak mau, tetap saja tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan di sini.

Dasar orang jelek, bau lagi. (meninggalkan Klenting Kuning)Klenting Kuning      : Jahat sekali kamu Yuyu Kangkang? Ya sudah kalau itu maumu.

(mengeluarkan pusakanya) Aku akan buat sungai ini menjadi kering. Coba lihat! ”

Tiba-tiba sungai itu kering. Dan Klenting Kuningpun bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok Rondo Dadapan, rumah dimana si Ande-Ande Lumut tinggal.

Bagian 5Sementara itu, di sebuah desa bernama Dadapan, mbok Rondo sedang menyapu di

depan rumah, di rumah itulah si Ande-ande Lumut sedang mengaji di dalamnya. Menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan untuknya. Ketika Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba datang rombongan gadis-gadis cantik, Klenting Merah, Hijau dan Ungu.Klenting-klenting : Assalamu’alaikum.Mbok Rondo Dadapan   : Wa’alaikumsalam, siapa ya?Klenting Merah                 : Perkenalkan, nama saya Klenting Merah. Klenting Hijau                    : Saya Klenting Hijau. Klenting Ungu                      : Kalau saya Klenting ungu, Mbok. Mbok Rondo Dadapan    : Wah gadis-gadis cantik. Ada apa ini, berbondong-bondong

datang kesini? Klenting-klenting             : Kami berniat ingin meminang Ande-Ande Lumut, Mbok. Mbok Rondo Dadapan    : Mau melamar Ande-Ande Lumut? Sebentar ya, saya tanyakan

dulu pada Ande-Ande Lumut. (bernyanyi) Putraku si Ande- Ande Lumut. Temuruno ono putri kang unggah-ungguhi, putrine kang ayu rupane. Klenting Abang iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut           : (menjawab dengan bernyanyi) Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang.

Mbok Rondo Dadapan    : Wah dia tidak mau ternyata nak, maaf ya. Klenting Ungu                      : Coba saja saya, Mbok, saya kan yang paling cantik dari

Mabkyu-mbakyu saya. Mbok Rondo Dadapan    : (bernyanyi) Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono

putri kang unggah-ungguhi, putrine kang ayu rupane. Klenting Ungu iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut           : (menjawab dengan bernyanyi) Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu Kangkang.

Mbok Rondo Dadapan    : Masih tidak mau juga nak ternyata. Klenting Hijau                    : Coba kalau saya mbok, pasti kali ini dia mau. Mbok Rondo Dadapan    : (bernyanyi) Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono

putri kang unggah-ungguhi, putrine kang ayu rupane. Klenting Ijo iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut           : (menjawab dengan bernyanyi) Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane si Yuyu

Kangkang. Mbok rondo dadapan    : Hmm.. tetap tidak mau juga nak. Barangkali dia ingin Mbok

ikutkan biro jodoh saja, kok dari tadi tidak mau terus.

Page 11: Naskah drama

Beberapa saat kemudian, datanglah Klenting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang tidak sedap, wajahnya coreng moreng karena debu.(datanglah Klenting Kuning menuju mbok Rondo)Klenting Kuning                 : Selamat pagi, Mbok. Mbok Rondo Dadapan    : Selamat pagi. Siapa ya? Klenting Kuning            : Saya Klenting Kuning, Mbok. Saya ingin melamar Ande-

Ande Lumut juga. Mbok Rondo Dadapan    : Apa? Mau melamar anakku? Apa tidak salah? Klenting Merah                 : Iya, rupamu saja buruk. Baumu sama sekali tidak sedap.Aku

saja yang cantik dan wangi begini ditolak. Apa lagi  kamu!Klenting Kuning                   : Dicoba dulu, Mbok. Barangkali dia mau dengan saya.Mbok Rondo Dadapan    : Baiklah kalau memang itu keinginanmu. (bernyanyi) Putraku

si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri kang unggah- ungguhi, putrine kang ala rupane. Klenting kuning iku kang dadi asmane.

Ande-ande Lumut           : (menjawab dengan bernyanyi) Aduh ibu, kulo inggih purun. Dalem putro inggih bade medun. Najan olo meniko kang putro suwun.

Mbok Rondo Dadapan    : (kaget) Loh!  Apa tidak salah Ande-Ande Lumut? Barangkali kamu salah dengar? Atau kamu salah lihat, Nak?

Ande-ande Lumut           : Tidak, Bu. Gadis ini ya memang benar pilihan saya. Klenting Ungu                      :  Oh..Ternyata seleramu rendahan ya Ande – Ande Lumut. Mbok Rondo Dadapan    : Ya sudahlah, kalau itu memang pilihanmu ya tidak apa apa. Si

Mbok ikut saja kemauanmu.Ande – Ande Lumut       : Ibu, sebetulnya ada suatu hal yang ingin saya katakan, saya

kira sekarang sudah waktunya saya untuk pulang bu.Mok Rondo Dadapan       : Mau pulang kemana, Nak? Bukannya kamu seorang

pengembara? Seperti apa yang kamu bilang dulu?Ande-ande Lumut            : Begini, Bu, sebenarnya saya adalah seorang Pangeran yang

sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup.Mbok Rondo Dadapan    : Apa? Pangeran? Duhh Gusti, ternyata jokoku kuwi seorang

Raden toh.. (tersenyum haru)Klenting - Klenting           : Apa? Pangeran? Oh, tidaaaak!! (pingsan)Ande – Ande Lumut       : Benar Ibu, karena sekarang saya sudah mendapatkan belahan

hati saya, saya akan kembali ke Kerajaan. Terima kasih atas perhatiandan kasih sayang Ibu selama ini.

Mbok Rondo Dadapan   : (masih kaget) Ya sudahlah nak. Jaga dirimu baik-baik ya Nak.

Akhirnya, Klenting Kuning menjadi istri Ande-Ande Lumut, wajahnya yang jelek dan bau berubah menjadi putri yang cantik. Sesungguhnya dia adalah Putri Sekartaji yang menjelma. Dan Ande-Ande Lumut kini menjadi raja mewarisi kerajaan ayahnya. Akhir cerita, Pangeran dan Klenting Kuningpun dapat hidup bahagia selamanya.