Nasib sang penggila bola

2

Click here to load reader

description

Cerita Pendek

Transcript of Nasib sang penggila bola

Page 1: Nasib sang penggila bola

KA

RY

A :

JU

LIO

MU

KH

LIS

HIN

KE

LA

S X

II-K

2, S

MK

N 1

S

UM

ED

AN

G

NASIB SANG PENGGILA BOLA

“Gooool..!!” terdengar suara yang bagaikan membelah langit pada malam hari di sebuah warung gubuk yang jaraknya cukup jauh dari rumah Saeful. Saeful bersama teman-temannya yang pada saat itu sedang menonton aksi tim sepak bola kesayangannya pun gembira ketika timnya memasukkan bola ke gawang lawannya. Suasana pun semakin membara ketika memasuki menit-menit terakhir berjalannya pertandingan, tim kesayangan Saeful unggul dua angka atas tim lawan. Lalu, listrik pun padam secara tiba-tiba, suasana yang tadinya ramai menjadi hilang seketika bagaikan ditelan bumi.

Entah mengapa listrik di daerah tersebut tiba-tiba mati, padahal daerah tersebut jarang sekali mengalami pemadaman listrik. Saeful dan temannya pun pulang dengan rasa kecewa terhadap listrik yang tiba-tiba padam itu. “Padahal udah tinggal beberapa menit lagi pertandingan itu selesai,..” dalam hati Saeful. Malam hari itu menjadi sangat gelap gulita, Saeful pulang bersama temannya melewati sebuah hutan yang cukup lebat, dia berpisah dengan temannya ditengah perjalanan karena rumah temannya berbeda desa. Saeful pulang menuju rumah sendirian melewati hutan dan akhirnya pun selesai melewati hutan. Ketika hendak menyebrangi sebuah jalan setapak, dari arah kanan sebuah motor melaju dengan kecepatan tinggi. Saeful akhirnya tertabrak oleh motor itu, pengemudi motor itu pun langsung lari terbirit-birit meninggalkan Saeful yang tergeletak dengan bercucuran darah di keningnya.

Beberapa saat kemudian ada tetangganya yang melihat Saeful yang tergeletak dipinggir jalan, lalu membawanya ke puskesmas terdekat. Seketika Saeful pun siuman dengan tubuh yang terbaring dikasur kamar perawatan puskesmas. Lalu tetangganya menghubungi Ibunya yang pada saat itu sedang memasak didapur, Ibunya pun kaget hatinya seperti terombang-ambing mendengar anaknya yang sedang dirawat di puskesmas akibat tabrakan itu. Beberapa saat kemudian Saeful akhirnya melihat kedatangan Ibunya, lalu sambil bercucuran air mata Ibunya pun memeluk darah dagingnya itu “kamu tidak apa-apa kan nak?..”sahut Ibunya memelas, “Epul baik-baik aja Bu, mungkin ini karena tadi sore tidak menuruti perkataan Ibu untuk belajar dirumah, makanya Epul jadi seperti ini sekarang, maafkan Epul ya Bu” balas Saeful. “Iya nak Ibu maafkan, tapi lain kali kamu juga harus hati-hati ya kalau menyebrang apalagi malam hari” kata Ibunya ,”Iya bu, Epul janji akan menuruti perkataan Ibu dan hati-hati” balas Saeful.

Keesokan harinya Saeful yang masih terbaring dipuskesmas pun terbangun bersamaan dengan terbitnya si raja siang. Setelah diberitahu perawat bahwa Saeful sudah dapat pulang pada hari itu, alangkah gembiranya dia bisa pulang kembali kerumahnya. Lalu bersama Ibunya dia pulang dengan kondisi kakinya yang agak sakit ketika dilangkahkan dan keningnya yang dibalut oleh perban. Mukanya yang masih pucat seperti kapas dan semangatnya yang sekuat baja, dia berusaha menahan sakit dari kakinya itu agar dapat pulang kerumah dengan dibantu oleh sang Ibu.

Tak terasa dia sudah sampai dirumah, lalu duduklah Saeful dikursi sofa ruang tamunya sambil dia menyalakan televisi. Beberapa saat kemudian dia mendengarkan program berita olahraga dan mendengar bahwa tadi malam tim sepak bola kesayangannya memenangkan pertandingan dan menjadi juara.

Page 2: Nasib sang penggila bola

KA

RY

A :

JU

LIO

MU

KH

LIS

HIN

KE

LA

S X

II-K

2, S

MK

N 1

S

UM

ED

AN

G

Alangkah bahagianya dia saat mendengar itu, lalu dia pun melompat-lompat kegirangan dan secara tidak sadar kakinya terasa sakit. Dia pun langsung tergeletak disofa merintih kesakitan. “Epul epul sudah tau dia kakinya sakit, ini malah lompat, aduuuh” sahut Ibunya sambil menggelengkan kepala. Mungkin inilah nasib Saeful sang penggila bola.