NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

25
NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI KRIMINAL (STUDI KASUS PEREDARAN OBAT CARNOPHEN DI KALIMANTAN SELATAN) MAKALAH SOSIOLOGI KRIMINAL DISUSUN OLEH : PRABOWO SETYO AJI NIM S362108038 RACHDITYO PANDU WARDHANA NIM S362108039 YAZID BUSTOMI NIM S362108041 PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2021

Transcript of NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

Page 1: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL

DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI KRIMINAL

(STUDI KASUS PEREDARAN OBAT CARNOPHEN DI KALIMANTAN SELATAN)

MAKALAH SOSIOLOGI KRIMINAL

DISUSUN OLEH :

PRABOWO SETYO AJI NIM S362108038

RACHDITYO PANDU WARDHANA NIM S362108039

YAZID BUSTOMI NIM S362108041

PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2021

Page 2: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan alkohol merupakan suatu

bentuk pelanggaran hukum maupun pelanggaran norma sosial yang telah ada

sejak lama dan mengakibatkan suatu masalah sosial yang kompleks dengan

melibatkan berbagai aspek kehidupan yang luas seperti ekonomi, pendidikan,

perawatan, kesehatan, agama dan politik. Masalah yang ditimbulkan akibat

penyalahgunaan narkotika ini bukan hanya masalah yang perlu mendapat

perhatian bagi negara Indonesia, namun merupakan masalah yang menjadi

sorotan kancah dunia internasional. Mengingat bahaya yang ditimbulkan,

narkoba dapat mengancam kelangsungan hidup generasi bangsa dengan

merusak mental, khususnya para generasi muda, maka masyarakat dunia telah

melakukan berbagai upaya untuk mencegah peredaran serta

penyalahgunaannya.

penyalahgunaan obat-obatan mulai mengemuka sejak Tahun 2000

SM telah dikenal serbuk sari bunga Opion (Opium) atau candu atau biasa di

sebut ―Hul Gill‖ yang artinya Obat Yang Menggembirakan yang oleh

masyarakat Sumeria. Pada saat itu, serbuk sari ini sudah diketahui memiliki

fungsi sebagai obat tidur atau obat penghilang rasa sakit saat dihirup. Orang

zaman dahulu pun menggunakan serbuk sari ini sebagai obat bius bagi

seseorang yang mengalami luka serius agar dia tidak merasa sakit saat di obati

dan juga digunakan sebagai obat tidur. Selain itu, serbuk sari bunga Opion ini

digunakan sebagai racun untuk berburu karena bisa membuat sang mangsa

tertidur. Opium inilah yang merupakan bahan dasar dari pembuatan narkotika.1

Pada abad 19, saat itu opium ini sudah termasuk jenis obat yang sudah

di patenkan sehingga menjadi legal dan Ironisnya para pecandu morfin ini

kebanyakan adalah tentara-tentara yang terluka saat perang dunia 1. Perang

Dunia ke II, Indonesia mengenal penggunaan obat-obatan jenis opium sebelum

Perang Dunia II, tepatnya pada zaman penjajahan Belanda. Adapun, pemakai

candu tersebut sebagian besar adalah orang-orang China. Pemerintah

1 Jimmy Bonang, „Sejarah Munculnya Narkoba‟, Kompasania.Com, 2011

<https://www.kompasiana.com/entertainmentgeek/5509019a813311ab24b1e1c5/sejarah-munculnya-narkoba>

[accessed 7 September 2021].

Page 3: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

Belanda mengizinkan tempat-tempat tertentu untuk mengisap candu. Tak

hanya itu, pengadaan candu pun dilegalkan dengan undang-undang. Awalnya,

orang-orang China menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu

menggunakan pipa panjang.2

Tahun 1940-an, Indonesia kedatangan pemerintahan jepang, Setelah

tiba di Indonesia, pemerintahan pendudukan Jepang mulai menghapus

undang-undang tersebut dan melarang penggunaan candu. Tindak pidana

narkotika. Penyalahgunaan sampai peredaran gelap narkotika bukanla hal

yang termasuk baru di Indonesia. Masalah yang ditimbulkan akibat

penyalahgunaan narkotika ini bukan hanya masalah yang perlu mendapat

perhatian bagi negara Indonesia, namun merupakan masalah yang menjadi

sorotan kancah dunia internasional.3

Selain obat terlarang, alkohol telah dikonsumsi masyarakat sejak dahulu

kala. Namun, pada saat itu masyarakat lebih menyebutnya dengan bir. Di Mesir

contohnya Penemuan kendi bir dari Jaman Batu mengonfirmasi bahwa

minuman fermentasi telah ada sejak tahun 10.000 SM (Periode Neolitik).

Minuman beralkohol telah menjadi bagian integral dari peradaban Mesir kuno.

Di Cina berbagai minuman bir telah digunakan sejak zaman prasejarah sekitar

tahun 7000 M. Serta di Yunani sudah ada sejak tahun 2000 SM, namun pada

1700 SM, anggur juga mendapatkan popularitas dan dimasukkan ke dalam

ritual keagamaan.4

Semakin berkembangnya zaman dan peradaban, kedua hal tersebut

nampaknya mulai disalahgunakan dan justru mudah diperoleh oleh segala

kalangan. Sehingga, antara obat-obatan dan alkohol yang disalahgunakan

mengakibatkan permasalahan pada kesehatan dan menimbulkan perbuatan

kriminal.

2 Sulung Faturachman, „SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MASUKNYA NARKOBA DI INDONESIA‟,

Historis : Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5.1 (2020), 13–19

<https://journal.ummat.ac.id/index.php/historis/article/view/2051>. 3 Humas BNN, „Perjalanan Narkoba Di Dunia Dan Indonesia‟, BNN Kabupaten Blitar, 2019

<https://blitarkab.bnn.go.id/perjalanan-narkoba-di-dunia-dan-indonesia/> [accessed 7 September 2021]. 4 Amazine, „Sejarah Alkohol: Kisah Alkohol Dari 5 Peradaban Kuno‟, Amazine.Co, 2020

<https://www.amazine.co/19032/sejarah-alkohol-kisah-alkohol-dari-5-peradaban-kuno/> [accessed 10

September 2021].

Page 4: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa pengaruh obat-obatan terlarang dan alkohol bisa memberikan

kontribusi terhadap tingkat kriminalitas?

2. Bagaimana sejarah penegakan hukum dan pandangan masyarakat

terhadap obat-obatan dan alkohol?

3. Contoh kasus yang diakibatkan oleh pengaruh obat-obatan terlarang

(zenith) maupun minimal beralkohol

Page 5: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

BAB II

PEMBAHASAN

A. SOSIOLOGI KRIMINAL DALAM PERSPEKTIF OBAT-OBATAN,

ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL

1. SOSIOLOGI KRIMINAL

Perkembangan objek Kajian sosiologi semakin luas jika ditinjau dari

cabang studinya, seperti keluarga, ekonomi, pembangunan, pedesaan,

perkotaan, agama, kesehatan, bahkan kriminal. Disisi lainnya, terkadang

tindakan kriminal juga mengacaukan keteraturan sosial yang dibentuk.

Lantaran mampu menyebabkan adanya konflik sosial, pertikaian,

kerusahakan atas harta benda, dan lain sebagainya.

Menurut E.H. Sutherland, sosiologi kriminalitas adalah ilmu yang

mempelajari tentang pola berperilaku jahat dengan cara yang sama dengan

perilaku yang tidak jahat. Perilaku jahat diperoleh sebagai hasil interaksi yang

dilakukannya dengan orang-orang berperilaku dengan kecenderungan

melawan norma-norma hukum yang ada. Bonger memberikan pendapat

mengenai definisi sosiologi kriminalitas yaitu ilmu pengetahuan tentang

kejahatan sebagai gejala sosial. Fokus dari sosiologi kriminalitas adalah

seberapa jauh pengaruh sosial bagi timbulnya kejahatan yang ada dalam

masyarakat. Lain halnya dengan Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono

Reksodipuro, Arti sosiologi kriminalitas adalah ilmu yang mempelajari tentang

setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum publik untuk

melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara.5

Objek Kajian sosiologi Kriminal adalah yaitu keterkaitan antara

Kejahatan, pelaku dan reaksi masyarakat. Sosiologi criminal memilik tujuan

mengetahui alasan maupun sebab-sebab seseorang melakukan kejahatan.

Sehingga dalam hal inilah akhirnya mampu mengkaji apakah kejahatan itu

disebabkan oleh kondisi sosial atas realitas sosial di masyarakat sekitar atau

karena orang tersebut memiliki bakat untuk menjadi seorang penjahat.6

5 Dosen Sosiologi, „Pengertian Sosiologi Kriminalitas, Objek Kajian, Ruang Lingkup, Dan Contohnya‟,

DosenSosiologi.Com, 2021 <https://dosensosiologi.com/sosiologi-kriminalitas/> [accessed 7 September 2021]. 6 Rhesita Bunga Permatasari Hadi, „KAJIAN ETIOLOGI KRIMINAL TERHADAP PEREDARAN

NARKOTIKA YANG DILAKUKAN WANITA (STUDI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

WIROGUNAN YOGYAKARTA)‟, Recidive, 7.3 (2018), 275–85

<https://jurnal.uns.ac.id/recidive/article/view/40605>.

Page 6: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

Tindakan kriminalitas terbagi menjadi beberapa bagian dalam sosiologi

kriminal, yaitu;

1. Crimes without victims (dianggap perbuatan tercela)

2. Organized Crime (kejahatan terorganisir, komplotan)

3. White Collar Crime (dilakukan orang berstatus tinggi)

4. Corporate Crime (kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi

sosial formal untuk menaikkan keuntungan)

5. Blue collar Crime (dilakukan rakyat miskin karena ekonomi)

Kriminalitas yang terjadi ditengah masyarakat disebabkan berbagai

aspek dalam sendi-sendi kehidupan, diantaranya adalah:

1. Urbanisasi serta industrialisasi karena akan menakibatkan ledakan

penduduk yang nantinya menjadi penyebab naiknya tingkat

kriminalitas;

2. Kondisi-kondisi social misalnya tingkat pengangguran yang tinggi,

kemiskinan yang semakin menjamur, tekanan mental serta kebencian;

3. Moral, dalam hal ini kriminalitas terjadi bukan karena ada celah, namun

dari penilaian baik atau buruk seseorang;

4. Degradasi mental yang berasal dari depresi serta tidak menemukan

tempat untuk melampiaskan rasa kesal. Sehingga membuat seseorang

melakukan tndak criminal supaya meredam degradasi mentalnya;

5. Tingkat pendidikan yang belum merata di seluruh daerah

menyebabkan terjadinya kriminalitas, yang mana pendidikan sampai

saat ini sehingga mereka yang tidak memiliki pendidikan sulit untuk

mendapatkan pekerjaan;

6. Gengsi yang tinggi dan kemajuan yang berjalan sangat cepat yang

membuat sebagian masyarakat sulit mengikutinya padahal secara

nyata individu tersebut tidak mampu. Tindakan inilah sebagai pemantik

yang menyebabkan terjadi tindak criminal.

Page 7: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

2. SEJARAH PENYALAHGUNAAN OBAT-OBATAN DAN ALKOHOL DI DUNIA

Pada zaman prasejarah di negeri Mesopotamia (Irak dan Iran), di kenal

GIL sebagai bahan yang menimbulkan efek ―menggembirakan‖ yang mulanya

digunakan untuk obat sakit perut, selanjutnya dengan cepat menyebar di

dunia barat dan Amerika Serikat. Di Tiongkok, bahan sejenis GIL ini di kenal

sebagai candu. Sejarah candu ini pernah menghancurkan Tiongkok sekitar

tahun 1840-an. Karena dipergunakan sebagai alat subversif oleh Inggris,

sehingga dikenal dengan perang candu (The Opium War) pada tahun 1839-

1840, yang dimenangkan oleh Inggris, setelah berhasil merusak mental

lawannya melalui candu. Bahan lain sejenis GIL adalah Jadam, yang masuk

sebagai obat keras. Zat-zat sejenis ini mampu berkembang dengan pesat di

dunia. Pada masa penjajahan Belanda, pemakaiannya obat candu sudah

dilakukan larangan melalui perundang-undangan, yang pemakainnya

dilakukan oleh kalangan menengah dan warga golongan Cina.7

Sejarah mencatat, candu atau opium sudah dipergunakan sejak tahun

2700 SM oleh bangsa mesir kuno untuk menenangkan bagi yang menangis.

Dalam perkembangannya, di temukan berbagi teknik penyulingan dan

mulailah dikenal candu yang berasal dari pegunungan Mediterina, dan d

kawasan Asia dikenal sebagai daerah The Golden Triangle (segi tiga emas ),

yakni diantara perbatasan Birma, Thailand, dan Laos, yang dapat

menghasilkan 2/3 candu gelap dunia. Kebiasaan menghisap candu secara

besar-besaran terjadi di India dan China, selanjutnya Amerika. Sejarahnya

mencatat Inggris pernah menjual candu dalam jumlah yang besar-besaran

kepada China, selanjutnya Amerika yang dilakukan oleh maskapai Inggris,

Britist East India Company (BEIC), dan Belanda, hingga berakhir dengan

peristiwa perang candu tahun 1839-1942, yang berakhir dengan kekalahan

Cina, dan berakibat dibukanya pelabuhan-pelabuhan sebagai pintu masuk

candu hingga ke Sumatra dan Jawa melalui kongsi dagang VOC.8

7 Abdul Jabar Rahim and Agustinus Samosir, „Tinjauan Kriminologi Terhadap Peredaran Dan Penggunaan

Narkotika Dan Psikotropika Yang Dilakukan Oleh Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A

Kendari‟, KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen Dan Mahasiswa, 13.1 (2019), 6–11

<https://doi.org/https://doi.org/10.22225/kw.13.1.917.6-11>. 8 Syarifuddin Syarifuddin, „Napza Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Analogis Terhadap Transaksi,

Penyalahgunaan, Penanggulangan, Serta Sanksi Bagi Penyalahguna Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif

Lainnya)‟, IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 1.2 (2012), 260–98

<https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/view/17>.

Page 8: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

3. KONTRIBUSI NARKOTIKA DAN ALCOHOL TERHADAP TINGKAT

KRIMINALITAS

Korelasi antara narkotika dan kriminalitas terbagi menjadi 2 tingkatan

yaitu:

1. Penyalahguna narkortika yang memiliki ketergantungan sehingga

mereka terlibat suatu tindakan criminal untuk memperoleh sejumlah

uang yang digunakan mendapatkan narkotika;

2. Kegiatan sebuah kelompok professional yang terlibat dalam pengaturan

distribusi narkotika.

Penelitian tentang hubungan narkoba dengan kriminalitas ada

ketidaksepakatan tentang seberapa langsung atau menengahi hubungan itu.

sehingga permasalahannya menjadi tidak begitu mudah. Sederhananya,

apakah penggunaan narkoba mengarah pada kejahatan atau apakah

keterlibatan kriminal mengarah pada penggunaan narkoba?

Pengguna heroin dan kokain dengan kecanduan yang serius mungkin

melakukan sejumlah tindak kriminal untuk mendanai kebiasaan mereka

(Bennett et al., 2001) tetapi, pada saat yang sama, seperti yang dikatakan

Seddon (2002), hubungan antara narkoba dan kejahatan adalah pada

kenyataannya hanya ditemukan di antara sebagian kecil pengguna narkoba -

sekitar 3 persen pengguna narkoba yang disebut pengguna 'bermasalah'.

Dalam kelompok ini, hubungan utamanya adalah antara penggunaan heroin

dan/atau kokain dan tindakan pelanggaran ekonomi/properti tertentu

(terutama penjualan narkoba, perampokan, dan pencurian dan lain

sebagainya).9

Lain halnya dengan narkotika, Fokus utama pengaruh alkohol dan

kriminalitas adalah kontribusinya terhadap tingkat kekerasan di masyarakat,

baik yang tersembunyi di rumah atau sangat terlihat di jalanan. Pada tahun

2005 sebuah laporan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Royal

Colleges of Physicians di Inggris menunjukkan bahwa di Inggris dan Wales,

alkohol diperkirakan berperan dalam sekitar 1,2 juta insiden kekerasan.

layanan publik berurusan dengan konsekuensi kekerasan terkait alkohol, staf

9 Pam Cox Eamonn Carrabine, Ken Plummer Maggy Lee, and and Nigel South, Criminology - A Sociological

Introduction, Second (New York: Routledge, 2009).

Page 9: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

tersebut juga menjadi korban, misalnya, 116.000 staf NHS diserang setiap

tahun, terutama oleh pasien dan kerabat.10

Menurut kriminolog awal Cesare Lombroso, Alkohol adalah penyebab

kejahatan, pertama karena banyak melakukan kejahatan untuk mendapatkan

minuman lebih lanjut, karena pria kadang-kadang mencari keberanian yang

diperlukan untuk melakukan kejahatan melalui minuman beralkohol, atau

alasan untuk kesalahan mereka; lagi, sehingga bantuan minuman beralkohol,

remaja akan mudah terjerumus ke dalam sebuah tindak kriminal. Pengaruh

alkohol paling sering terjadi dalam kasus criminal adalah mereka yang

dituduh melakukan penyerangan, pelanggaran seksual, dan pemberontakan.

Berikutnya adalah pembunuhan dan dan di peringkat terakhir mereka yang

dipenjara karena pembakaran dan pencurian, yaitu kejahatan terhadap

benda.11

4. KEBIJAKAN POLITIK DALAM RANGKA MEMBERANTAS TINDAK PIDANA

OBAT-OBATAN DAN ALKOHOL

Kebijakan pembatasan peredaran narkotika adalah sebuah kebijakan

dari pemerintah mengenai kontrol dan regulasi zat psikoaktif (sering disebut

sebagai narkotika), terutama mereka yang memiliki ketergantungan narkotika

baik fisik dan mental. Upaya Pemerintah dalam memerangi kecanduan atau

ketergantungan narkoba dengan kebijakan yang

menangani permintaan dan pasokan narkotika, serta kebijakan yang

mengurangi bahaya penggunaan narkoba, dan untuk perawatan medis.

Pengurangan permintaan langkah-langkah termasuk pengobatan

sukarela, rehabilitasi, terapi substitusi, manajemen overdosis, alternatif

penahanan untuk pelanggaran ringan terkait narkoba, resep medis obat,

kampanye kesadaran, layanan sosial masyarakat, dan dukungan untuk

keluarga. Pengurangan sisi pasokan melibatkan langkah-langkah seperti

memberlakukan kebijakan luar negeri yang bertujuan untuk memberantas

narkotika dan perdagangan narkotika, denda untuk pelanggaran

narkoba, penahanan bagi orang yang dihukum karena pelanggaran narkoba.

10

Eamonn Carrabine, Maggy Lee, and South. 11

Eamonn Carrabine, Maggy Lee, and South.

Page 10: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

Kebijakan yang membantu mengurangi penggunaan narkoba

termasuk program jarum suntik dan program penggantian obat, dan fasilitas

gratis untuk menguji kemurnian obat.

Obat-obatan yang diawasi berbeda dari satu yurisdiksi ke yurisdiksi

lainnya. Misalnya, heroin diatur hampir di mana-mana. Zat

seperti qat , kodein diatur di beberapa tempat, tetapi tidak di tempat lain.

Sebagian besar yurisdiksi juga mengatur obat resep , obat obat yang tidak

dianggap berbahaya tetapi hanya dapat diberikan kepada pemegang resep

medis, dan terkadang obat tersedia tanpa resep tetapi hanya dari pemasok

yang disetujui seperti apotek , tetapi ini biasanya tidak digambarkan sebagai

―kebijakan narkoba‖.

The International Opium Convention , yang ditandatangani pada tahun

1912 selama Opium Konferensi Internasional Pertama, adalah perjanjian

pengawasan obat internasional pertama. Konvensi ini mulai berlaku secara

global pada tahun 1919 ketika dimasukkan ke dalam Perjanjian

Versailles pada tahun 1919. Konvensi yang direvisi didaftarkan dalam Seri

Perjanjian Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1928. Konvensi ini juga

memberlakukan beberapa pembatasan—bukan larangan total—pada ekspor

rami India ( ganja sativa forma indica ). Pada tahun 1961 digantikan

oleh Konvensi Tunggal Internasional tentang Narkotikauntuk mengontrol

perdagangan dan penggunaan narkoba global. Konvensi tersebut melarang

negara-negara memperlakukan pecandu dengan meresepkan zat-zat ilegal,

hanya mengizinkan penggunaan obat-obatan secara ilmiah dan medis. Hal

tersebut tidak merinci peraturan perundang-undangan yang tepat dan tidak

mengikat kepada Negara peserta, sehingga mereka harus mengeluarkan

undang-undang penggunaan narkotika sendiri sesuai dengan prinsip-prinsip

konvensi.

5. KEBIJAKAN POLITIK INGGRIS DALAM RANGKA MEMBERANTAS

TINDAK PIDANA OBAT-OBATAN DAN ALKOHOL

Sampai tahun 1916 penggunaan narkoba hampir tidak terkontrol, dan

preparat opium dan koka tersedia secara luas. Antara 1916 dan 1928

kekhawatiran tentang penggunaan obat-obatan ini oleh pasukan yang sedang

cuti dari Perang Dunia Pertama dan kemudian oleh orang-orang yang terkait

Page 11: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

dengan dunia bawah tanah London memunculkan beberapa kontrol yang

diterapkan. Distribusi dan penggunaan morfin dan kokain, dan kemudian

ganja, dikriminalisasi, tetapi obat-obatan ini tersedia untuk pecandu melalui

dokter; pengaturan ini dikenal sebagai " sistem Inggris " dan dikonfirmasi

oleh laporan Komite Departemen Ketergantungan Morfin dan Heroin (Komite

Rolleston) pada tahun 1926. Laporan Rolleston diikuti oleh "periode hampir

empat puluh tahun ketenangan di Inggris, yang dikenal sebagai Era

Rolleston. Selama periode ini profesi medis mengatur distribusi pasokan

opioid yang sah dan ketentuan Undang-Undang Narkoba Berbahaya tahun

1920 dan 1923 dikendalikan persediaan terlarang." Perawatan medis bagi

pengguna napza yang ketergantungan dipisahkan dari hukuman atas

penggunaan dan suplai yang tidak diatur. Kebijakan tentang narkoba ini

dipertahankan di Inggris, dan tidak di tempat lain, sampai tahun 1960-an. Di

bawah kebijakan ini penggunaan narkoba tetap rendah; ada penggunaan

rekreasi yang relatif sedikit dan beberapa pengguna ketergantungan, yang

diberi resep obat oleh dokter mereka sebagai bagian dari perawatan mereka.

Impor Marijuana melalui ekspor adalah 1% dari perdagangan dalam industri

obat di Inggris.

Pada tahun 1960-an beberapa dokter meresepkan heroin dalam

jumlah besar, beberapa di antaranya dialihkan ke pasar ilegal. Juga zat

seperti ganja, amfetamin dan LSD mulai menjadi signifikan di Inggris. Pada

tahun 1961, Konvensi Tunggal Internasional tentang

Narkotika diperkenalkan. Untuk mengontrol perdagangan dan penggunaan

obat-obatan global, itu melarang negara-negara memperlakukan pecandu

dengan meresepkan zat-zat ilegal, hanya mengizinkan penggunaan obat-

obatan secara ilmiah dan medis. Itu sendiri tidak mengikat negara-negara,

yang harus mengeluarkan undang-undang mereka sendiri.

Mengikuti tekanan dari AS, Inggris menerapkan Undang-Undang

Narkoba (Peraturan Penyalahgunaan) pada tahun 1964. Meskipun Konvensi

tersebut menangani masalah produksi dan perdagangan narkoba, alih-alih

hukuman bagi pengguna narkoba, Undang-Undang tahun 1964

memperkenalkan hukuman pidana untuk kepemilikan oleh individu dari

sejumlah kecil obat-obatan, serta kepemilikan dengan maksud untuk

mengedarkan atau menangani narkoba Polisi segera diberi kekuatan

Page 12: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

untuk menghentikan dan mencari orang untuk obat-obatan terlarang. Negara

Inggris sendiri menyikapi peredaran obat-obatan terlarang melalui kebijakan

peraturan perundang-undangan guna memberantas peredaran narkotika

illegal sebagai berikut:

1. 1868 - Undang-Undang Farmasi . Regulasi pertama racun dan zat

berbahaya. Penjualan terbatas ke ahli kimia.

2. 1908 - Undang-undang Racun dan Farmasi . Peraturan tentang

penjualan dan pelabelan, termasuk koka.

3. 1916 – Defense of the Realm Act 1914 (Peraturan 40B). Penjualan dan

kepemilikan kokain dibatasi untuk "orang yang berwenang".

4. 1920 - Undang-Undang Narkoba Berbahaya . Produksi, impor, ekspor,

kepemilikan, penjualan, dan distribusi opium, kokain, morfin, atau heroin

yang terbatas kepada orang yang memiliki izin.

5. 1925 - Undang-Undang Narkoba Berbahaya. Mengendalikan impor daun

koka dan ganja.

6. 1928 - Amandemen Undang-Undang Narkoba Berbahaya

mengkriminalisasi kepemilikan ganja. Dokter terus dapat meresepkan

obat apa pun sebagai perawatan, termasuk untuk kecanduan.

7. 1964 – Undang-Undang Narkoba Berbahaya , mengikuti Konvensi

Tunggal PBB 1961. Budidaya ganja yang dikriminalisasi.

8. 1964 - Narkoba (Undang-Undang Pencegahan

Penyalahgunaan) mengkriminalisasi kepemilikan amfetamin.

9. 1967 – Undang-Undang Narkoba Berbahaya . Dokter wajib memberi

tahu Home Office tentang pasien kecanduan. Pembatasan resep heroin

dan kokain untuk pengobatan kecanduan.

10. 1971 – Undang-Undang Penyalahgunaan Narkoba . Memperkenalkan

obat kelas A, B, dan C. Dibuat pelanggaran "niat untuk

memasok". Peningkatan hukuman untuk perdagangan dan pasokan (14

tahun penjara untuk perdagangan obat-obatan Kelas

A). Mendirikan Dewan Penasehat Penyalahgunaan Narkoba (ACMD).

11. 1985 – Undang-Undang Narkoba (Hukuman) Terkendali . Hukuman

maksimum untuk perdagangan narkoba Kelas A ditingkatkan menjadi

penjara seumur hidup.

Page 13: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

12. 1986 - Undang-Undang Pelanggaran Perdagangan

Narkoba . Membuat tersangka menyadari penyelidikan yang

dikriminalisasi. Polisi bisa memaksa pelanggaran kerahasiaan, dan bisa

menggeledah dan menyita.

13. 1991 - Undang - Undang Peradilan Pidana 1991 , Jadwal 1A6: perintah

percobaan bisa melampirkan kondisi menghadiri perawatan narkoba.

14. 1998 – Undang-undang Kejahatan dan

Kekacauan . Membuat Pesanan Perawatan

dan Pengujian Obat (DTTO).

15. 2000 – Undang - Undang Peradilan Pidana dan Pelayanan

Pengadilan . Orang yang didakwa dengan pelanggaran tertentu dapat

diuji narkoba oleh polisi. Membuat Perintah Pantang Narkoba,

Persyaratan Pantang Narkoba. Memperkenalkan pengujian untuk

tahanan yang dibebaskan dengan pengawasan.

16. 2003 – Undang - Undang Peradilan Pidana 2003 . Jaminan dibatasi

untuk orang yang didakwa dengan pelanggaran tertentu jika tes

menunjukkan penggunaan narkoba Kelas A. Membuat Orde Komunitas

generik, menggantikan DTTO dengan Persyaratan Rehabilitasi Narkoba.

17. 2003 - Undang-Undang Perilaku Anti Sosial . Tempat yang digunakan

untuk pasokan obat Kelas A bisa ditutup.

18. 2005 – UU Narkoba . Memperkenalkan pengujian obat pada

penangkapan. Mengklasifikasikan jamur psilocybin sebagai

obat. Penilaian pengobatan yang diperlukan tidak dapat

ditolak. Hukuman untuk berurusan di dekat sekolah meningkat.

19. 2006 – Undang-undang Polisi dan Keadilan . Kondisi hukuman dapat

dilampirkan pada peringatan bersyarat.

20. 2007 – Undang-Undang Narkoba 2005 ( Peraturan No. 5) Tahun 2007

( SI 2007/562 )

21. Regulasi Narkoba (Prekursor Narkoba) (Perdagangan Luar

Masyarakat) 2008 ( SI 2008/296 )

22. 2008 – Perintah Penyalahgunaan Narkoba 1971 (Amandemen) 2008

( SI 2008/3130

23. 2009 –Penyalahgunaan Narkoba (Penunjukan) (Amandemen) (Inggris,

Wales dan Skotlandia) Order (SI 2009/3135)

Page 14: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

24. 2009 – Peraturan Penyalahgunaan Narkoba (Amandemen) (Inggris,

Wales dan Skotlandia) (SI 2009/3136)

25. 2009 – Perintah Penyalahgunaan Narkoba 1971 (Amandemen) (SI

2009/3209)

26. 2016 - Undang-Undang Zat Psikoaktif 2016.

6. KEBIJAKAN POLITIK INDONESIA MEMBERANTAS TINDAK PIDANA

OBAT-OBATAN DAN ALKOHOL

Istilah narkotika dan psikotropika bukan lagi istilah asing bagi

masyarakat, mengingat begitu banyaknya berita baik dari media cetak,

maupun elektronik yang memberitakan tentang penggunaan narkotika dan

psikotropika serta bagaimana korban dari berbagai kalangan dan usia

berjatuhan akibat penggunaanya. Penggunaan narkotika dan psikotropika

dapat mengakibatkan beberapa kelumpuhan psikis yang berakibat hilangnya

kemampuan manusia berprestasi terhadap suatu hal. Hilangnya kemampuan

kensentrasi dan mengambil keputusan. Pada hakikatnya perbuatan pidana

sesungguhnya perbuatan yang cenderung tidak akan dilakukan oleh manusia

apabila kemampuan berprestasi manusia tersebut dalam keadaan baik. Oleh

karena itu, penggunaan narkotika jelas mempunyai kaitan yang erat dalam

menimbulkan suatu kejahatan.

Alasan ekonomis penggunaan narkotik, karena sifat narkotik yang

memabukan dan menjadikan setiap orang dapat melakukan kejahatan demi

memenuhi kebutuhan atas zat adiktif yang telah di kontaminasi. Kejahatan

narkotik dan pasikotropika, merupakan kejahatan kemanusiaan yang berat,

yang mempunyai dampak luar biasa, terutama pada generasi muda suatu

bangsa yang beradab. Kejahatan narkotika merupakan kejahatan lintas

negara, karena penyebaran dan perdagangan gelapnya dilakukan dalam

lintas negara. Dalam kaitannya dengan negara Indonesia, sebagai negara

Hukum. Dalam kaitannya dengan negara Indonesia, sebagai negara hukum,

negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakan supremasi

hukum untuk menegakan kebenaran dan keadilan. Secara umum, dalam

setiap negara yang menganut paham negara hukum terdapat tiga prinsip

dasar, yaitu supremasi hukum (supremacy of law), kesetaraan dihadapan

Page 15: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

hukum (equality before the law), dan penegakan hukum dengan cara yang

tidak bertentangan dengan hukum (due procces of law).

Dalam penjabaran selanjutnya, pada setiap negara, hukum

mempunyai ciri-ciri adanya jaminan perlindungan hak-hak asasi

manusia,kekuasaan kehakiman atau pradilan yang merdeka, legalitas dalam

arti hukum, yaitu bahwa baik pemerintah/negara maupun warga negara

dalam bertindak harus berdasar atas hukum

Hukum merupakan sesuatu yang berkenaan dengan kehidupan

manusia. Hukum lahir dalam pergaulan dan perkembangan di tengah

masyarakat. Serta berperan di dalam hubungan antar individu dan antar

kelompok. Hukum mengejawantah dalam pergaulan itu, dalam bentuk

ketentuan-ketentuan yang juga di namakan kaidah-kaidah atau norma-norma

sosial. Narkotik dan Psikotropika sebagai masalah pada masyarakat majemuk

dan berkaitan dengan dunia internasional, jelas memerlukan adanya

perangkat -perangkat hukum dalam bentuk undang-undang tertulis. Hukum

narkotik merupakan hukum yang dapat menjangkau ke masa depan dan

senantiasa mampu mengakomodir permasalahan narkotik dari masa ke masa

(Ruslan Saleh 1996). Secara substansi bahwa penggunaan narkotika dan

psikotropika adalah merupakan konsep dari pada hukum kesehatan menurut

Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, yang menganggap

penggunaan narkotik dan psikotropika di tempatkan atau pada sasaran

terhadap ilmu kesehatan dalam bidang kedokteran namun karena kurang

waspada terhadap penyalahgunaan maka pemerintah memberikan suatu

batasan hukum terhadap penggunaan dengan mengeluarkan Undang-

Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotik dan UndangUndang Nomor 5

Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Dengan adanya Undang-Undang Narkotika dan Psikotropika, maka

sebagai hukum yang mengatur tentang tertib dalam masyarakat. Hukum

dilihat sebagai suatu pertumbuhan dinamis, didasarkan pada suatu keyakinan

bahwa hukum itu terjadi sebagai suatu yang di rencanakan, dari situasi

tertentu menuju pada suatu tujuan yang tidak yuridis, karenanya faktor diluar

hukumlah yang memelihara berlangsungnya proses pertumbuhan dinamis

dari hukum itu (Ruslan Saleh 1996).

Page 16: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

B. PEREDARAN OBAT CARNOPHEN DI KALIMANTAN SELATAN DALAM

PERSPEKTIF SOSIOLOGI KRIMINAL

1. SEJARAH OBAT CARNOPHEN DAN PEREDARANNYA DI PROVINSI

KALIMANTAN SELATAN.

Obat Carnophen atau Zenith awalnya merupakan obat keras (Daftar

G) yang memiliki kandungan karisoprodol 200mg, paracetamol 160 mg dan

kafein 32 mg yang diproduksi oleh PT Zenith Pharmaceutical sebagai Obat

pereda nyeri otot. obat jenis carnophen/zenith sudah dicabut ijin edarnya

sejak tahun 2009 sebagaimana Surat Edaran Badan Pengawasan Obat dan

Makanan Republik Indonesia Nomor: PO.02.01.1.31.3997 tanggal 27

Oktober 2009 dan Surat Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.1.31.3996 tanggal 27 Oktober 2009,

sehingga sehubungan dengan adanya surat keputusan yang mencabut izin

edar dari obat tersebut, maka obat jenis carnophen/zenith yang

mengandung parasetamol, kafein dan karisoprodol tidak boleh lagi ada yang

mengedarkan obat tersebut termasuk PT Zenith Pharmaceutical sudah tidak

memproduksi obat tersebut berdasarkan karena izin edarnya telah dicabut.12

Namun, di Kalimantan Selatan, obat itu justru diproduksi secara

ilegal atau obat palsu. Obat pereda nyeri otot ini dikonsumsi pekerja kasar

sampai anak sekolah dasar. Obat jenis carnophen dahulu dikenal sebagai

―Obat tulang‖ Mereka mengonsumsi obat itu saat lelah bekerja berat. Efek

yang diharapkan ialah badan jadi rileks dan terasa enak. Tak jarang para

pekerja meminum 3-5 butir sekali minum. Maraknya peredaran obat ilegal itu

karena harganya murah dan penegakan hukum atas penyalahgunaan obat

ini lemah. obat palsu itu digemari anak muda untuk mabuk-mabukan. Rata-

rata harga obat ilegal mengandung karisoprodol itu Rp 25.000 per strip (10

butir), sedangkan alkohol untuk luka yang bisa dipakai mabuk Rp 30.000

dan bir Rp 70.000. menurut Rusmilawati, S.Si.Apt., Kepala Seksi Farmasi,

Sarana, dan Prasarana Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan (2016)

12

Admin, „ANTARA ZENITH, JIN, & OBAT DAFTAR “G”‟, Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan, 2016

<https://dinkes.balangankab.go.id/post/read/188/zenith-jin-obat-daftar-g.html> [accessed 8 September 2021].

Page 17: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

Carisoprodol dapat menimbulkan fly, karena kerja obat ini menekan sistem

syaraf pusat.13

"Saat ini di Indonesia sampai pada kondisi yang mengkhawatirkan

dan kebanyakan penyalahguna adalah kalangan remaja yang ingin

mendapatkan efek ―rekreasi‖ dengan harga murah", jelas Kepala Badan

POM, Penny K. Lukito (2017). Badan POM identifikasi beberapa obat keras

yang sering disalahgunakan yaitu Dekstrometorfan, Tramadol,

Triheksifenidil, dan Karisoprodol. Beberapa tahun terakhir, penyalahgunaan

obat keras karisoprodol terutama dengan merek Carnophen di beberapa

provinsi di Indonesia semakin meningkat, khususnya di provinsi Kalimantan

Selatan.

2. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERANTASAN PEREDARAN

OBAT CARNOPHEN

Obat Carnophen atau Zenith telah dicabut ijin edarnya sejak tahun

2009 sebagaimana Surat Edaran Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor: PO.02.01.1.31.3997 tanggal 27 Oktober 2009 dan

Surat Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia

Nomor: HK.00.05.1.31.3996 tanggal 27 Oktober 2009 karena penggunaannya

tidak sesuai kemanfaatannya dan banyak banyak terjadi tindak pidana

penyalahgunaan obat-obatan jenis carnophen atau zenith, khususnya di

provinsi Kalimantan selatan. Sebanyak 7.320.000 butir zenith hasil dari

operasi penggerebekan gudang di Banjarmasin beberapa waktu lalu,

dimusnahkan oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dan Kapolda Brigjen Pol

Drs Rachmat Mulyana, Rabu (8/11). Pemusnahan barang bukti tersebut

bertempat di Lapangan Polda Kalsel, Jl A Yani Km 21, Banjarbaru.

Melalui kanalkalimantan.com, Kapolda Rachmat Mulyana

mengutarakan, Kalsel saat ini sedang marak-maraknya peredaran Charnopen

atau Zenith. Oleh karena maraknya tindak criminal peredaran obat jenis

carnophen atau zenith di wilayah hukum Kalimantan Selatan serta ancaman

pidana terhadap peredaran obat jenis carnophen atau zenith sampai dengan

13

Admin, „“Obat Tulang” Dalam Celah Undang-Undang‟, Kompas.Id, 2017

<https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2017/06/12/obat-tulang-dalam-celah-undang-

undang/> [accessed 8 September 2021].

Page 18: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

belum diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 7 tahun 2018

Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika adalah sebagaimana Pasal 197

Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dengan

ancaman pidana pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda

paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) dinilai

tidak sebanding dengan dampak baik secara sosiologis maupun kesehatan.14

Efek yang ditimbulkan dari penyelahgunaan obat jenis carnophen atau

zenith adalah rasa melayang, berhalusinasi, dan hilang kesadaran, rasa kebal

diseluruh tubuh, pusing dan pingsan, deta jantung menjadi cepat, agitasi atau

kebingungan, tremor dan kejang, mudah tersinggung, mual dan muntah,

gangguan menelan hingga sakit perut. Dampak yang paling fatal terhadap

penyalahgunaan obat jenis carnophen atau zenith tersebut adalah gangguan

pernapasan akibat terjadi kejang otot pernapasan dan jantung bisa

mengakibatkan kematian karena overdosis.

Oleh karena dampak yang diakibatkan dari penyalahgunaan obat jenis

zenith atau carnophen tersebut sangat luar biasa dan menimbulkan

ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan atau

digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat. Peningkatan

penyalahgunaan obat jenis zenith atau carnophen sebagai zat psikoaktif yang

memiliki potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan dan

membahayakan kesehatan masyarakat namun belum masuk dalam golongan

narkotika sebagaimana diatur dalam Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2017

Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika dan Kepala Balai Besar Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta. Kemudian pada tahun 2018

akibat makin maraknya tindak pidana peredaran illegal obat jenis carnophen

atau zenith tersebut yang merusak kesehatan dan generasi muda,

Pemerintah menambahkan dan memberlakukan zat karisoprodol yang ada di

dalam obat jenis carnophen atau zenith ke dalam narkotika Golongan I

sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 7 Tahun 2018 Tentang

Perubahan Penggolongan Narkotika pada Lampiran Daftar Narkotika

14

Desy Arfianti, „Tetapkan Kalsel Darurat Zenit, Barang Bukti Senilai Rp 10,6 Miliar Itu Dibakar‟, Kanal

Kalimantan, 2017 <https://www.kanalkalimantan.com/tetapkan-kalsel-darurat-zenit-barang-bukti-senilai-rp-

106-miliar-itu-dibakar/> [accessed 8 September 2021].

Page 19: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

Golongan I nomor 146. Carisoprodol sendiri adalah obat yang berfungsi

mengatasi rasa nyeri dan ketegangan otot. Obat yang tergolong sebagai

muscle relaxants (pelemas otot) ini biasa digunakan untuk beristirahat

ataupun melakukan sejumlah terapi fisik. Bahaya penyalahgunaan

Carisoprodol ada pada penyimpangan kondisi mental, kejiwaan hingga

perilaku pengonsumsinya, lantaran Carisoprodol bekerja pada susunan saraf

pusat.15

Sedangkan dampak social dari yang ditimbulkan dari penyalahgunaan

obat jenis carnophen atau zenith tersebut diantaranya rasa melayang,

berhalusinasi dan hilang kesadaran rasa kebal di sekujur tubuh atau tidak ada

rasa, pusing dan pingsan, detak jantung menjadi cepat, agitasi atau

kebingungan, tremor dan kejang, mudah tersinggung, mual dan muntah,

gangguan menelan, hingga sakit perut.16

C. KASUS YANG DIAKIBATKAN OLEH PENGARUH OBAT-OBATAN

TERLARANG (ZENITH) MAUPUN MINUMAN BERALKOHOL

Salah satu kasus yang terjadi akibat pengaruh obat-obatan terlarang

(zenith) dan minuman beralkohol terjadi di Banjarmasin yang mana perkara

tersebut telah diputus dan berkekuatan hukum tetap berdasarkan Putusan

Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 1493/Pid.Sus/2017/PN.Bjrn tanggal 26

Februari 2018 atas nama terdakwa Mahmuda Bin Jarman Karim.

Dalam perkara tersebut terdakwa MAHMUDA Bin JARMAN KARIM

bersama-sama JAUW ON Als RUDI anak dari RUSTIAH dan MUHAMAD

HARIS Als ARIS Bin M. ALI serta ANTON Als JARWO Bin SUKAMTO (dalam

berkas terpisah) pada hari Minggu tanggal 08 Oktober 2017 sekitar jam 02.30

WITA bertempat di sebuah ruko samping toko Lima Cahaya di Jalan A. Yani

Km. 5,5 No. 414 Kota Banjarmasin yang pada awalnya Terdakwa pada hari

Sabtu tanggal 7 Oktober 2017 diberi tahu oleh JAUW ON Als. RUDI bahwa ada

pengiriman obat Camophen Zenith dari Jakarta ke Banjarmasin melalui

Surabaya dengan menggunakan kapal laut dan obat tersebut diangkut

15

Yudhistira Dwi Putra, „Ini Efek Yang Dapat Ditimbulkan Carisoprodol, Salah Satu Zat Yang Terkandung

Dalam PCC‟, Okezon, 2017 <https://nasional.okezone.com/read/2017/09/20/337/1780078/ini-efek-yang-dapat-

ditimbulkan-carisoprodol-salah-satu-zat-yang-terkandung-dalam-pcc> [accessed 8 September 2021]. 16

Nia Kurniawan, „Ini Bahaya Menggunakan Zenith Dan Daya Rusaknya‟, TribunBanjarmasin.Com, 2016

<https://banjarmasin.tribunnews.com/2016/09/20/ini-bahaya-menggunakan-zenith-dan-daya-rusaknya>

[accessed 8 September 2021].

Page 20: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

menggunakan 1 (satu) truck fuso 220 PS warna orange dengan nomor polisi

BA 8137 AI yang dikemudikan oleh Sdr. JUMANI dan setelah sampai di

Pelabuhan Tri Sakti Banjarmasin saat itu Terdakwa dengan dibantu Sdr. ANDI

KRISNATA mengarahkan sopir menuju di sebuah ruko samping toko Lima

Cahaya di Jalan A. Yani Km. 5,5 No. 414 Kota Banjarmasin.

Bahwa sesampainya 1 (satu) truck fuso 220 PS warna orange dengan

nomor polisi BA 8137 AI yang mengangkut obat Carnophen Zenith ruko

tersebut pada hari Minggu tanggal 08 Oktober 2017 sekira jam 02.30 wita di

sebuah ruko samping toko Lima Cahaya di Jalan A. Yani Km. 5,5 No. 414 Kota

Banjarmasin selanjutnya terdakwa meminta para buruh angkut diantaranya

HENDRA, MUHAMMAD HISYAM ASYARI Als ARI dan MUHAMMAD HATTA

Als HATA untuk melakukan bongkar muat obat Carnophen Zenith diruko

tersebut dan yang membayar biaya pengiriman menggunakan truk serta para

buruh angkut adalah MUHAMAD HARIS Als ARIS yang sebelumnya uang

operasional tersebut telah dititipkan oleh pemilik obat Carnophen Zenith yaitu

JAUW ON Als RUDI dan terdakwa juga menerima uang sebagai perantara

mobil angkutan dan pembayaran buruh dari MUHAMAD HARIS Als ARIS,

kemudian ANTON Als JARWO yang bertugas sebagai pemegang kunci

gudang mencatat keluar masuknya barang yang datang tersebut, namun

sewaktu terjadi bongkar muat obat Carnophen Zenith tiba-tiba datang petugas

kepolisian dari Dit.Reskrim Umum Polda Kalsel diantaranya JONI ARIF dan

ROBIYANTO SUGASTIAN yang sebelumnya mendapat informasi dari

masyarat yang mengatakan bahwa terjadi kegiatan bongkar muat obat

Carnophen Zenith disebuah ruko tersebut dan saat petugas mendatangi

ketempat dimaksud ternyata benar ada beberapa orang ditempat tersebut

diantaranya terdakwa, MUHAMAD HARIS Als ARIS dan ANTON Als JARWO

serta para buruh angkut sedang melakukan kegiatan bongkar muat obat

Carnophen Zenith dan setelah dilakukan pemeriksaan diketahui obat

Carnophen Zenith tersebut adalah milik JAUW ON Als RUDI.

Bahwa cara terdakwa bersama-sama Jauw On als. Rudi, Anton als.

Jarwo dan Muhammad Haris mengedarkan obat carnophen zenith adalah Jauw

On als. Rudi selaku pemilik obat mengirimkan sms maupun melalui telepon

kepada terdakwa atau kepada Anton yang berisi informasi tentang jumlah,

kapal yang membawa, nomor telepon sopir truk, kapan tiba ditujuan serta

Page 21: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

daftar pemesan serta jumlah pesanan masing-masing, setelah kapal tiba

kemudian terdakwa mengarahkan sopir truk menuju tempat yang dituju serta

menyiapkan buruh untuk bongkar muat, kemudian Muhammad Haris bertugas

membagikan dana taktis kepada antara lain yaitu terdakwa untuk membayar

upah angkut dan upah bongkar muat, sedangkan Anton als. Jarwo bertugas

memegang kunci gudang dan mencatat barang masuk serta keluar sesuai

dengan apa yang diperintahkan oleh Jauw On als. Rudi melalui sms ataupun

telepon.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang diangkut

menggunakan 1 (satu) truck fuso 220 PS warna orange dengan nomor polisi

BA 8137 AI berupa obat Carnophen Zenith sebanyak 183 (seratus delapan

puluh tiga) koli dan setiap koli berisi 2 (dua) kartun atau sebanyak 366 karton

dan dalam 1 kartun berisi 20.000 (dua puluh ribu) butir atau dengan total

7.320.000,- (tujuh juta tiga ratus dua puluh ribu) butir obat Carnophen Zenith.

Bahwa barang bukti berupa 7.320.000,- (tujuh juta tiga ratus dua puluh ribu)

butir obat Carnophen Zenith obat tablet Carnophen Zenith tidak mempunyai

izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik

Indonesia dan termasuk sediaan farmasi yang tidak memiliki ijin edar dari

Badan POM RI.

Bahwa dalam perkara ini Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana Pasal 197 UU RI

No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Selanjutnya Terdakwa dihukum dengan pidana penjara selama 5 tahun dan

denda sebesar Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dengan ketentuan

apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama

3(tiga) bulan.

Berkaca terhadap perkara tersebut tentunya memberikan dampak sosial

kriminal yaitu masyarakat menjadi membeli obat Carnophen Zenith obat tablet

Carnophen Zenith secara bebas dan tentunya melakukan penyalahgunaan

terhadap obat Carnophen Zenith obat tablet Carnophen Zenith.

Penyalahgunaan terhadap obat Carnophen Zenith obat tablet Carnophen

Zenith tentunya mengakibatkan dampak negatif seperti rusaknya organ tubuh,

ketergantung dan apabila sudah ketergantungan maka terjadi hal-hal kriminal

yang memaksa untuk mendapatkan obat Carnophen Zenith obat tablet

Page 22: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

Carnophen Zenith. Lebih lanjut penggunaan Zenith dapat mengakibatkan

kecelakaan di jalan raya meningkat karena pemakai kehilangan keseimbangan,

pencurian merajalela akibat emosi alam bawah sadar tertekan, kasus

pemerkosaan meningkat akibat rasa cemas berlebihan dan kebingungan.

Page 23: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

BAB III

KESIMPULAN

A. Pengaruh obat-obatan terlarang dan alkohol bisa memberikan kontribusi

terhadap tingkat kriminalitas hal ini dikarenakan efek samping dari obat-obatan

terlarang terutama jenis zenith yang mengakibatkan efek halusinasi sehingga

berakibat kecelakaan di jalan raya meningkat karena pemakai kehilangan

keseimbangan, pencurian merajalela akibat emosi alam bawah sadar tertekan,

kasus pemerkosaan meningkat akibat rasa cemas berlebihan dan

kebingungan.

B. Pandangan masyarakat terhadap obat-obatan dan alkohol tentunya buruk dan

dapat merusak generasi penerus bangsa sehingga diperlukan adanya sinergi

antara pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi penyalahgunaan

obat-obatan dan alkohol dengan cara penegakan hukum sehingga

menimbulkan efek jera terutama terhadap pengedar.

C. Kasus yang terjadi di Banjarmasin yang mana perkara tersebut telah diputus

dan berkekuatan hukum tetap berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri

Banjarmasin Nomor 1493/Pid.Sus/2017/PN.Bjrn tanggal 26 Februari 2018 atas

nama terdakwa Mahmuda Bin Jarman Karim diharapkan dapat menjadi contoh

dan efek jera sehingga tidak ada lagi peredaran obat-obatan yang tidak

memiliki izin edar.

Page 24: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

DAFTAR PUSTAKA

Admin, ‗ANTARA ZENITH, JIN, & OBAT DAFTAR ―G‖‘, Dinas Kesehatan Kabupaten

Balangan, 2016 <https://dinkes.balangankab.go.id/post/read/188/zenith-jin-obat-

daftar-g.html> [accessed 8 September 2021]

———, ‗―Obat Tulang‖ Dalam Celah Undang-Undang‘, Kompas.Id, 2017

<https://www.kompas.id/baca/ilmu-pengetahuan-teknologi/2017/06/12/obat-

tulang-dalam-celah-undang-undang/> [accessed 8 September 2021]

Amazine, ‗Sejarah Alkohol: Kisah Alkohol Dari 5 Peradaban Kuno‘, Amazine.Co,

2020 <https://www.amazine.co/19032/sejarah-alkohol-kisah-alkohol-dari-5-

peradaban-kuno/> [accessed 10 September 2021]

Arfianti, Desy, ‗Tetapkan Kalsel Darurat Zenit, Barang Bukti Senilai Rp 10,6 Miliar Itu

Dibakar‘, Kanal Kalimantan, 2017 <https://www.kanalkalimantan.com/tetapkan-

kalsel-darurat-zenit-barang-bukti-senilai-rp-106-miliar-itu-dibakar/> [accessed 8

September 2021]

Bonang, Jimmy, ‗Sejarah Munculnya Narkoba‘, Kompasania.Com, 2011

<https://www.kompasiana.com/entertainmentgeek/5509019a813311ab24b1e1c

5/sejarah-munculnya-narkoba> [accessed 7 September 2021]

Dosen Sosiologi, ‗Pengertian Sosiologi Kriminalitas, Objek Kajian, Ruang Lingkup,

Dan Contohnya‘, DosenSosiologi.Com, 2021

<https://dosensosiologi.com/sosiologi-kriminalitas/> [accessed 7 September

2021]

Eamonn Carrabine, Pam Cox, Ken Plummer Maggy Lee, and and Nigel South,

Criminology - A Sociological Introduction, Second (New York: Routledge, 2009)

Faturachman, Sulung, ‗SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MASUKNYA NARKOBA

DI INDONESIA‘, Historis : Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan

Pendidikan Sejarah, 5.1 (2020), 13–19

<https://journal.ummat.ac.id/index.php/historis/article/view/2051>

Hadi, Rhesita Bunga Permatasari, ‗KAJIAN ETIOLOGI KRIMINAL TERHADAP

PEREDARAN NARKOTIKA YANG DILAKUKAN WANITA (STUDI DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN WIROGUNAN YOGYAKARTA)‘, Recidive, 7.3 (2018),

275–85 <https://jurnal.uns.ac.id/recidive/article/view/40605>

Humas BNN, ‗Perjalanan Narkoba Di Dunia Dan Indonesia‘, BNN Kabupaten Blitar,

2019 <https://blitarkab.bnn.go.id/perjalanan-narkoba-di-dunia-dan-indonesia/>

[accessed 7 September 2021]

Kurniawan, Nia, ‗Ini Bahaya Menggunakan Zenith Dan Daya Rusaknya‘,

TribunBanjarmasin.Com, 2016

Page 25: NARKOTIKA, ALKOHOL, KESEHATAN DAN KRIMINAL DALAM ...

<https://banjarmasin.tribunnews.com/2016/09/20/ini-bahaya-menggunakan-

zenith-dan-daya-rusaknya> [accessed 8 September 2021]

Putra, Yudhistira Dwi, ‗Ini Efek Yang Dapat Ditimbulkan Carisoprodol, Salah Satu

Zat Yang Terkandung Dalam PCC‘, Okezon, 2017

<https://nasional.okezone.com/read/2017/09/20/337/1780078/ini-efek-yang-

dapat-ditimbulkan-carisoprodol-salah-satu-zat-yang-terkandung-dalam-pcc>

[accessed 8 September 2021]

Rahim, Abdul Jabar, and Agustinus Samosir, ‗Tinjauan Kriminologi Terhadap

Peredaran Dan Penggunaan Narkotika Dan Psikotropika Yang Dilakukan Oleh

Narapidana Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kendari‘, KERTHA

WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen Dan Mahasiswa, 13.1 (2019), 6–11

<https://doi.org/https://doi.org/10.22225/kw.13.1.917.6-11>

Syarifuddin, Syarifuddin, ‗Napza Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Analogis

Terhadap Transaksi, Penyalahgunaan, Penanggulangan, Serta Sanksi Bagi

Penyalahguna Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya)‘, IQTISHADUNA:

Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 1.2 (2012), 260–98

<https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/view/17

>