Nark Ole Psi

10
keperawatan indonesia Just another WordPress.com weblog « Previous Post arti nama MAYA RIZKI » askep narkolepsi…. Definisi Narkolepsi merupakan gangguan tidur yang jarang terjadi, yang ditandai dengan serangan tidur berulang yang tak tertahankan pada jam-jam kerja, kelumpuhan dan halusinasi. Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur. PENYEBAB Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kelainan ini cenderung ditemukan dalam satu keluarga, sehingga diduga merupakan penyakit keturunan.Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM GEJALA Gejala biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda dan menetap seumur hidup. Penderita menghadapi serangan kantuk mendadak yang tak tertahankan, yang bisa terjadi setiap saat. Rasa ingin tidur hanya dapat ditahan untuk sementara waktu; tetapi sekali tertidur, penderita biasanya dapat dengan mudah dibangunkan. Serangan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari, dan setiap serangan biasanya berlangsung selama 1 jam atau kurang. Serangan lebih sering terjadi pada keadaan yang monoton,

description

narkolepsi

Transcript of Nark Ole Psi

Page 1: Nark Ole Psi

keperawatan indonesiaJust another WordPress.com weblog« Previous   Post arti nama MAYA   RIZKI »

askep narkolepsi….

Definisi

Narkolepsi merupakan gangguan tidur yang jarang terjadi, yang ditandai dengan serangan tidur berulang yang tak tertahankan pada jam-jam kerja, kelumpuhan dan halusinasi.

Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali. Sebaliknya di malam hari, banyak penderita narkolepsi yang mengeluh tidak dapat tidur.

PENYEBAB

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kelainan ini cenderung ditemukan dalam satu keluarga, sehingga diduga merupakan penyakit keturunan.Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM

GEJALA

Gejala biasanya dimulai pada masa remaja atau dewasa muda dan menetap seumur hidup.Penderita menghadapi serangan kantuk mendadak yang tak tertahankan, yang bisa terjadi setiap saat.Rasa ingin tidur hanya dapat ditahan untuk sementara waktu; tetapi sekali tertidur, penderita biasanya dapat dengan mudah dibangunkan.Serangan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari, dan setiap serangan biasanya berlangsung selama 1 jam atau kurang.Serangan lebih sering terjadi pada keadaan yang monoton, seperti rapat yang membosankan atau mengemudi mobil dalam jarak jauh.Penderita merasakan kesegaran ketika terbangun, tetapi beberapa menit kemudian akan tertidur kembali.Penderita bisa mengalami kelumpuhan sementara tanpa disertai penurunan kesadaran (keadaan ini disebut katapleksi), sebagai respon terhadap suatu reaksi emosional mendadak, seperti kemarahan, ketakutan, kegembiraan, tertawa atau kejutan.Berjalan menjadi timpang, menjatuhkan barang yang sedang dipegang atau terjatuh ke tanah.Penderita juga bisa mengalami episode kelumpuhan tidur, dimana ketika baru saja tertidur atau segera sesudah terbangun, penderita merasakan tidak dapat bergerak.Halusinasi (melihat atau mendengar benda yang sesungguhnya tidak ada) bisa terjadi pada awal tidur atau ketika terbangun.Halusinasi ini menyerupai mimpi biasa, tetapi lebih hebat.

Page 2: Nark Ole Psi

Gangguan terjadi pada mekanisme pengaturan tidur. Tidur, berdasarkan gelombang otak, terbagi dalam tahapan-tahapan mulai dari tahap 1, 2, 3, 4 dan Rapid Eye Movement (REM.) Tidur REM adalah tahapan dimana kita bermimpi. Pada penderita narkolepsi gelombang REM seolah menyusup ke gelombang sadar. Akibatnya kantuk terus menyerang, dan otak seolah bermimpi dalam keadaan sadar.

Untuk mengenali penderita narkolepsi, terdapat 4 gejala klasik (classic tetrad):

1. Rasa kantuk berlebihan (EDS)2. Katapleksi (cataplexy)3. Sleep paralysis4. Hypnagogic/hypnopompic hallucination.

Katapleksi merupakan gejala khas narkolepsi yang ditandai dengan melemasnya otot secara mendadak. Otot yang melemas bisa beberapa otot saja sehingga kepala terjatuh, mulut membuka, menjatuhkan barang-barang, atau bisa juga keseluruhan otot tubuh. Keadaan ini dipicu oleh lonjakan emosi, baik itu rasa sedih maupun gembira. Biasanya emosi positif lebih memicu katapleksi dibanding emosi negatif. Pada sebuah penelitian penderita narkolepsi diajak menonton film komedi, dan saat ia terpingkal-pingkal tiba-tiba ia terjatuh lemas seolah tak ada tulang yang menyangga tubuhnya.

Kondisi mimpi yang menyusup ke alam sadar bermanifestasi sebagai halusinasi. Penderita narkolepsi biasanya berhalusinasi seolah melihat orang lain di dalam ruangan. Orang lain tersebut bisa orang yang dikenal, teman, keluarga, sekedar bayangan, hantu atau bahkan makhluk asing, tergantung pada latar belakang budaya penderita.

Dengan gejala-gejala yang tidak biasa ini, tidak jarang keluarga menganggap penderita narkolepsi mengidap gangguan jiwa.

Diagnosa

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya, tetapi gejala yang serupa tidak selalu menunjukkan bahwa orang tersebut menderita narkolepsi.Katapleksi, kelumpuhan tidur dan halusinasi, biasa ditemukan pada anak-anak dan kadang terjadi pada orang dewasa yang sehat.

Elektroensefalogram (EEG), yang merupakan rekaman aktivitas listrik otak, bisa menunjukkan bahwa pola tidur REM terjadi pada saat penderita mulai tertidur. Hal ini khas untuk narkolepsi.

Tidak ditemukan perubahan struktural dalam otak dan tidak ditemukan kelainan dalam hasil pemeriksaan darah.

Pengobatannya

Obat perangsang (stimulan), seperti efedrin, amfetamin, dekstroamfetamin dan metilfenidat, bisa membantu mengurangi narkolepsi.Dosisnya disesuaikan agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan, seperti kegelisahan, terlalu aktif atau penurunan berat badan.

Page 3: Nark Ole Psi

Untuk mengurangi katapleksi, biasanya diberikan obat anti-depresi, yaitu imipramin.

Asuhan keperawatan

Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Aktifitas Pengkajian pengkajian terkait aktifitas klien meliputi riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik tentang kesejajaran tubuh, gaya berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbtasan gerak, kekuatan dan massa otot, toleransi aktifitas, masalah terkait mobolitas, serta kebugaran fisik. Riwayat keperawatan Pengkajian riwayat keperawatan meliputi riwayat aktifitas olahraga yang mencakup tingkat aktifitas, toleransi aktifitas, jenis dan frekuensi olahraga, factor yang memengaruhi mobolitas serta pengaruh imobilitas. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik berfokus pada aktifitas dan olahraga yang menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktifitas. 1. Kesejajaran tubuh. Tujuan pemeriksaan kesejajaran tubuh adalah untuk mengidentifikasi perubahan postur akibat pertumbuhan dan perkembangan normal; hal-hal yang perlu dipelajari untuk mempertahankan postur tubuh yang baik; factor yang menyebabkan postur tubuh yang buruk (mis; kelelahan dan harga diri rendah), serta kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior, posterior guna mengamati apakah. • Bahu dan pinggul sejajar. • Jari-jari kaki menghadap kedepan. • Tulang belakang lurus, tidak melengkung kesisi yang lain. 2. Cara berjalan. Pengkajian cara berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi mobolitas klien dan resiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan meminta klien berjalan sejauh ±10 kaki di dalam ruangan, kemudin amati halhal berikut: • kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus. • Tumit menyentuh tanah lebih dulu daripada jari kaki. • Kaki dorsofleksi pada fase ayunan. • • 3. • • • • • • 4. • • • • • • • 5. 6. 7. Lengan mengayun kedepan bersamaan dengan ayunan kaki disisi yang berlawanan. Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama; ayunan tubuh dari sisi kesisi minimal dan tubuh bergerak lurus kedepan; dan gerakan dimulai dan diakhiri dengan santai. Selain itu perawat perlu mengkaji kecepatan berjalan (normalnya 70-100 langkah per menit). Penampilan dan pergerakan sendi. Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palfasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang dikaji antara lain: Adanya kemerahan atau pembengkakan sendi. Adanya depormitas. Perkembangan otot yang terkait dengan masing-masing sendi. Adanya nyeri tekan. Peningkatan temperature di sekitar sendi. Derajat gerak sendi. Kemampuan dan keterbatasan gerak. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan dan keterbatasan pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain: Bagaimana penyakit klien memengaruhi kemampuan klien untuk bergerak. Adanya hambatan dalam bergerak (mis; terpasang selang infuse atau gips yang berat). Kewaspadaan mental dan kemampuan klien untuk mengikuti petunjuk. Keseimbangan dan koordinasi klien. Adanya hipotensi ortostatik sebelum berpindah temapt. Derajat kenyamanan klien. Penglihatan. Kekuatan dan massa otot. Sebelum membantu klien mengubah posisi atau berpindah tempat , perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak. Langkah ini diambil untuk menurunkan resiko tegang otot dan cedera tubuh, baik pada klien maupun perawat. Toleransi aktivitas. Penkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan kemandirian klien yang mengalaimi (a) disabilitas kardiovaskular dan respiratorik, (b) imobilisasi komplit dalam waktu yang lama, (c) penurunan massa otot atau gangguan musculoskeletal, (d) tidur yang tidak mencukupi, (e) nyeri, atau (f) depresi, cemas atau tidak termotifasi. Alat ukur yang paling bermanfaat untuk memperkirakan toleransi klien terhadap aktifitas adalah frekuensi, kekuatan, dan irama denyut jantung; frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan; serta tekanan darah. Masalah terkait mobilitas. Pengkajian ini dilakukan melalui metode inspeksi,

Page 4: Nark Ole Psi

palpasi, auskultasi; pemeriksaan hasil tes laboratorium; serta pengukuran berat badan, asupan cairan, dan haluaran cairan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan segera setelah klien mengalami imobilisasi. Data yang diperoleh tersebut kemudian menjadi standar (data dasar) yang akan dibandingkan dengan data selama periode imobilisasi. Asuhan keperawatan klien dengan masalah tidur Pengkajian Pengkajian tentang pola tidur klien meliputi riwayat pemeriksaan fisik, dan tinjauan pemeriksaan diagnostik. tidur, catatan tidur, Riwayat tidur Penkajian riwayat tidur secara umum dilakukan segera setelah klien memasuki faislitas perawatan. Ini memungkinkan perawat menggabungkan kebutuhan klien dan hal-hal yang ia sukai ke dalam rencana perawatan. Riwayat tidur ini meliputi: • Pola tidur yang biasa. • Ritual sebelum tidur. • Penggunaan obatbtidur atau obat-obatan lainnya. • Lingkungan tidur. • Perubahan terkini pada pola tidur. Selain itu, riwayat ini juga harus mencakup berbagai masalah yang ditemui pada pola tidur, penyebabnya, kapan pertama kali masalah tersebut muncul, frekuensinya, pengaruh terahdap keseharian klien,dan bagaimana klien berkoping dengan masalah tersebut. Catatan tidur Catatan tidur sangatlah bermanfaat khusus untuk klien yang memiliki masalah tidur sebab catatan ini berisi berbagai informasi penting terkait pola tidur klien. Catatan tidur dapat mencakup keseluruhan atau sebagian dari informasi berikut: • Jumlah jam tidur total per hari. • Aktivitas yang dilakukan 2-3 jam sebelum tidur (jenis, durasi, dan waktu). • Ritual sebelum tidur (mis; minum air, obat tidur). • Waktu (a) pergi tidur, (b) mencoba tidur, (c) tertidur, (d) terjaga di malam hari dan durasinya, serta (e) bangun tidur di pagi hari. • Adanya masalah yang klien yakini dapat memengaruhi tidurnya. • Factor yang klien yakini member pengaruh positif atau negatif pada tidurnya. Kemudian, perawat dapat mengembangkan data tersebut menjadi bagan atau grafik yang berguna untuk mengidentifikasi masalah tidur yang klien alami. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik meliputi observasi penampilan, perilaku, dan tingkat energy klien. Penampilan yang menandakan klien mengalami masalah tidur antara lain adanya lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak, dll. Sedangkan indikasi perilaku dapat meliputi iritabilitas, gelisah, tidak perhatian, bicara lambat, menguap, dll. Di samping itu, klien yang mengalami masalah tidur juga dapat terlihat lemah, letargi, atau lelah akibat kekurangan energy. Pemeriksaan diagnostic Tidur dapat diukur secaran objektif dengan menggunakan alat yang disebut polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di malam hari. Penetapan diagnosis Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk klien dengan masalah tidur adalah gangguan pola tidur.eitologi untuk label diagnosis ini dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-masing individu.hal ini meliputi ketidaknyamanan fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur yang sering, serta perubahan lingkungan tidur atau ritual sebelum tidur. Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi untuk diagnosis yang lain, seperti Risiko Cedera, kelelahan, Ketidakefektifan Koping, Asietas, Intoleransi Aktivitas,dll. Perencanaan dan inplementasi Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan tidur adalah untuk mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang memberikan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Sedangkan tujuan lainnya dapat terkait dengan upaya miningkatkan perasaan sejahtera klien atau meningkatkan kualitas tidurnya. 1. Gangguan pola tidur. Yang berhubungan dengan: • Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat (gangguan transport oksigen, gangguan eliminasi, gangguan metabolisme). • Tidur berlebihan di siang hari, sekunder akibat medikasi (mis; sedatif, hipnotik, antidepresan, amfetamin, barbiturate, dll). • Depresi. • Nyeri. • Aktivitas siang hari yang tidak adekuat. • Perubahan lingkungan. • Perubahan ritme sirkadian • Takut. 2. Kriteri hasil Individu akan melaporkan keseimbangan yang optimal antara istirahat dan aktivitas. 3. Indikator • Menjelaskan faktor yang mencegah atau

Page 5: Nark Ole Psi

menghambat tidur. • Mengidentifikasi teknik untuk memudahkan tidur 4. Intervensi umum • Identifikasi faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperature, aktivitas yang tidak adekuat). • Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungandan gangguan tidur. Bising ➢ Tutup pintu kamar. ➢ Cabut kabel telepon. ➢ Nyalakan “bunyi-bunyi yang lembut” (mis; kipas angin, music yang tenang, suara hujan, angin). ➢ Pasang lampu tidur. ➢ Turunkan volume alarm dan TV. Gangguan ➢ Hindari prosedur yang tidak perlu selama periode tidur. ➢ Batasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal (mis; setelah makan). ➢ Apabila berkemih malam hari dapat mengganggu tidur, minta klien untuk membatasi asupan cairan pada malam hari dan berkemih sebelum tidur. • Tingkatkan aktivitas di siang hari, sesuai indikasi. ➢ Buat jadwal program aktivitas untuk siang hari bersama klien (jalan kaki, terapi fisik). ➢ Jangan tidur siang lebih dari 90 menit ➢ Anjurkan klien untuk pagi hari ➢ Anjurkan orang lain untuk berkomunikasi dengan klien rangsang ia untuk tetap terjaga. • Bantu upaya tidur ➢ Kaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga atau orang tuajam, praktik hygiene, ritual (membaca, bermain)-dan patuhi semaksimal mungkin ➢ Anjurkan atau berikan perawatan pada petang hari (mis; hygiene personal, linen dan baju tidur yang bersih). ➢ Gunakan alat bantu tidur (mis; air hangat untuk mandi, bahan bacaan, pijatan di punggung,susu, music yang lembut, dll). ➢ Pastikan klien tidur tnpa gangguan selama sedikitnya 4 atau 5 periode, masing-masing 90 menit, setiap 24 jam. ➢ Catat lamanya tidur tanpa gangguan untuk setiap sif • Ajarkan rutinitas tidur di rumah (Miller, 1999): ➢ Pertahankan jadwal harian yang konsisten untuk bangun, tidur, dan istirahat (hari biasa, akhir pekan). ➢ Bangunlah di waktu yang biasa, bahkan jika tidur anda tidak nyenyak, hindari berada di tempat tidur setelah terjaga. ➢ Gunakan tempat tidur hanya untuk aktivitas yang terkait dengan tidur. ➢ Apabila anda terjaga dan tidak dapat tidur kembali, beranjaklah dari tempat tidur dan membacalah di ruangan lain selama 30 menit. ➢ Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein (coklat, the, kopi) saat siang dan petang hari. ➢ Hindari minuman yang beralkohol. ➢ Upayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis; susu, kacang) menjelang tidur. • Jelaskan pentingnya olah raga secara teratur (jalan kaki,lari, senam aerobic dan latihan) fisik selama sedikitnya satu setengah jam tiga kali seminggu (jika tidak dikoordinasikan) untuk menurunkan stress dan memudahkan tidur. • Jelaskan bahwa obat-obat hipnotik tidak boleh digunakan untuk waktu yang lama karena berisiko menyebabkan toleransi dan mengganggu fungsi pada siang hari. • Jelaskan pada klien dan orang terdekat klien mengenai penyebab gangguan tidur/istirahat berikut cara-cara yang mungkin dilakukan untuk menghindari atau meminimalkan penyebab tersebut. 5. Rasional • Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi. Lingkungan rumah sakit yang asing dapat menghambat relaksasi. • • • • • • • • • • Agar merasa segar, individu biasanya harus menyelesaikan keseluruhan siklus tidur (70-100 menit) sebanyak 4 atau 5 kali semalam (Cohen & Meritt, 1992; Thelan et al, 1998). Keefektifan obat-obatan sdatif dan hipnotik mulai berkurang setelah satu minggu penggunaan. Kondisi ini menuntut pemberian dosis yang tinggi dan berisiko menyebabkan ketergantungan. Ritual/kebiasaan tidur yang biasa dilakukan dapat meningkatkan relaksasi dan membantu tidur (Cohen & Meritt, 1992). Susu hangat yang mengandung L-triptofan merupakan penginduksi tidur (hammer, 1991). Kafein dan nikotin adalah stimulan SSP yang dapat memperpanjang masa laten dan meningkatkan frekuensi terjaga di malam hari (Miller, 1999). Alkohol dapat menginduksi kantuk, tetapi menekan tidur REM dan meningkatkan frekuensi terjaga (Miller, 1999). Tidur saat dini hari menghasilkan lebih banyak tidur REM dibandingkan tidur pada siang hari. Tidur siang lebih dari 90 menit mengurangistimulus untuk siklus tidur yang lebih panjang, yang di dalamnya terdapat tidur REM (Thelan et al, 1998). Para peneliti menyebutkan, penghalang utama tidur pada klien yang menjalani perawatan kritis adalah aktivitas, kebisingan, nyeri, kondisi fisik, prosedur keperawatan, cahaya, dan hipotermia. Kebisingan lingkungan yang tidak dapat

Page 6: Nark Ole Psi

dihilangkan atau dikurangi dapt ditutupi dengan “bunyi-bunyi yang lembut” (mis; kipas angin, music yang lembut, suara rekaman {hujan, ombak pantai}) (Miller, 1999). Pola tidur yang tidak teratur dapat mengganggu irama sirkardian normal; kemungkinan menyebabkan sulit tidur.

 

pesan:

jadi jika anda merasa seperti hal yg diatas di sarankan agar segera mungkin di periksakan ke rumah sakit ataupun ke klinik terdekat!!!!

 

About these ads

This entry was posted on 3 June 2009 at 3:03 am and is filed under informasi mengenai salah satu mata kuliah favorit anda . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 Responses to “askep narkolepsi….”

1.

Ananda Tekola Says: 14 October 2009 at 5:12 am

Oya saya mau tanya apa EFEDRIN, AMFETAMIN, DEKSTRO AMFETAMIN, METIL FENIDAT bisa sy dapatkan di apotik? nama obatnya apa..??Klo Link ini copyright anda tolong di jawab, Klo gak mohon cantumin Link Source nya. sebab saya ingin berkonsultasi. tks

Reply

o

noenoecurly Says: 22 March 2013 at 9:23 am

untuk obat obatan tersebut qt g boleh sembarangan beli di apoik.harus memakai resep dokter.

Reply

Leave a Reply

Page 7: Nark Ole Psi

Blog at WordPress.com. The Black-LetterHead Theme. Follow

Follow “keperawatan indonesia”

Get every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.com