Napak Tilas Ham

4
RANGKUMAN NAPAK TILAS PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Kasus Marsinah PERTANYAAN ATAS KASUS MARSINAH JAWABAN 1. Apa yang menjadi penyebab kematian Marsinah? Kalau menurut hasil otopsi yang dilakukan RSUD DR.SOETOMO,Surabaya. Penyebab kematiannya ialah akibat dari penganiayaan berat terhadap dirinya. 2. Kapan jenazah Marsinah berhasil ditemukan? Pada tanggal 09 Mei 1993 3. Dimana tempat Marsinah bekerja pada tahun 1990? Di PT Catur Putra Surya (CPS) Rungkut,Surabaya 4. Siapakah sebenarnya sosok Marsinah itu? sosok Marsinah adalah ikon buruh wanita yang menjadi korban kekerasan aparat militer dalam catatan sejarah perburuhan di Indonesia. 5. Mengapa kasus Marsinah termasuk ke dalam ketegori pelanggaran HAM berat? Karena didalam perincian mengenai posisi kasus Marsinah terhadap salah satu unsur yang memuat mengenai unsur unsur pelanggaran HAM berat, yakni pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000 (unsur kejahatan kemanusiaan) , dan juga mengandung unsur pelanggaran HAM mengenai hak hidup Pemajuan Dan Perlindungan HAM Di Indonesia Pemajuan dan perlindungan HAM telah menjadi salah satu program pemerintah sejalan dengan proses reformasi dan pemantapan kehidupan berdemokrasi yang sedang berlangsung. Bangsa Indonesia melalui wakil-wakilnya di MPR telah mengambil suatu sikap yang lebih tegas dalam rangka pemajuan dan perlindungan HAM dengan mengesahkan ketetapan No.XVII/MPR/1998 mengenai HAM yang memuat Piagam HAM, diikuti dengan perubahan kedua UUD 1945 yang memasukkan pasal-pasal yang secara rinci dan tegas mengatur tentang pemajuan dan perlindungan HAM. Untuk lebih melindungi clan memajukan HAM, Pemerintah telah mengesahkan Undang Undang HAM No.39 tahun 1999 dan Undang-Undang No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Contoh Perlindunganan Dan Pemajuan HAM Di Indonesia 1. Pembentukan komisi nasional hak asasi manusia (Komnas HAM) 2. Pembentukan produk hukum yang mengatur mengenai HAM 3. Pembentukan pengadilan HAM 4. Menetapkan peraturan dan sanksi bagi pelanggar HAM 5. Pembentukan instrumen HAM 1. Periode Tahun 1945-1950 Periode 1945-1950 , pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka, hak kebebesan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen . Pasal 28 E ayat 1 UUD 1945 dan pasal 28 I ayat 1 UUD 1945. Memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik.

description

hhhh

Transcript of Napak Tilas Ham

RANGKUMAN NAPAK TILAS PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIADI INDONESIA Kasus Marsinah PERTANYAAN ATAS KASUS MARSINAH JAWABAN 1. Apa yang menjadi penyebab kematian Marsinah? Kalau menurut hasil otopsi yang dilakukan RSUD DR.SOETOMO,Surabaya. Penyebab kematiannya ialah akibat dari penganiayaan berat terhadap dirinya. 2. Kapan jenazah Marsinah berhasil ditemukan? Pada tanggal 09 Mei 1993 3. Dimana tempat Marsinah bekerja pada tahun 1990? Di PT Catur Putra Surya (CPS) Rungkut,Surabaya 4. Siapakah sebenarnya sosok Marsinah itu? sosok Marsinah adalah ikon buruh wanita yang menjadi korban kekerasan aparat militer dalam catatan sejarah perburuhan di Indonesia. 5. Mengapa kasus Marsinah termasuk ke dalam ketegori pelanggaran HAM berat? Karena didalam perincian mengenai posisi kasus Marsinah terhadap salah satu unsur yang memuat mengenai unsur unsur pelanggaran HAM berat, yakni pasal 9 UU No. 26 Tahun 2000 (unsur kejahatan kemanusiaan) , dan juga mengandung unsur pelanggaran HAM mengenai hak hidup Pemajuan Dan Perlindungan HAM Di Indonesia Pemajuan dan perlindungan HAM telah menjadi salah satu program pemerintah sejalan dengan proses reformasi dan pemantapan kehidupan berdemokrasi yang sedang berlangsung. Bangsa Indonesia melalui wakil-wakilnya di MPR telah mengambil suatu sikap yang lebih tegas dalam rangka pemajuan dan perlindungan HAM dengan mengesahkan ketetapan No.XVII/MPR/1998 mengenai HAM yang memuat Piagam HAM, diikuti dengan perubahan kedua UUD 1945 yang memasukkan pasal-pasal yang secara rinci dan tegas mengatur tentang pemajuan dan perlindungan HAM. Untuk lebih melindungi clan memajukan HAM, Pemerintah telah mengesahkan Undang Undang HAM No.39 tahun 1999 dan Undang-Undang No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Contoh Perlindunganan Dan Pemajuan HAM Di Indonesia 1. Pembentukan komisi nasional hak asasi manusia (Komnas HAM) 2. Pembentukan produk hukum yang mengatur mengenai HAM 3. Pembentukan pengadilan HAM 4. Menetapkan peraturan dan sanksi bagi pelanggar HAM 5. Pembentukan instrumen HAM 1. Periode Tahun 1945-1950 Periode 1945-1950 , pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka, hak kebebesan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen . Pasal 28 E ayat 1 UUD 1945 dan pasal 28 I ayat 1 UUD 1945. Memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. 2. Periode Tahun 1950-1959 Periode 1950-1959 dalam perjalanan negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode demokrasi parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini mendapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Indikatornya menurut ahli hukum tata negara ini ada 5 (lima) aspek. 1. Semakin banyak tumbuh partai-partai politik dengan beragam ideologinya masing-masing. 2. Kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi betul-betul menikmati kebebasannya.3. Pemilihan umum sebagai pilar lain dari demokrasi harus berlangsung dalam suasana kebebasan, fair (adil) dan demokratis. 4. Parlemen atau dewan perwakilan rakyat sebagai representasi dari kedaulatan rakyat menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif. 5. Wacana dan pemikiran tentang HAM mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan tumbuhnya kekuasaan yang memberikan ruang kebebasan.

3. Periode Tahun 1959-1966 Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhadap sistem demokrasi parlementer. Pada sistem ini (demokrasi terpimpin), kekuasaan terpusat dan berada di tangan Presiden. Dalam kaitan dengan HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi manusia, yaitu hak sipil dan hak politik seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Dengan kata lain, telah terjadi sikap restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan) terhadap hak sipil dan hak politik warga negara. 4. Periode Tahun 1966-1998 Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM, pembentukan komisi, dan pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Selanjutnya, pada tahun 1968 diadakan Seminar Nasional Hukum II yang merekomendasikan perlunya hak uji materiil (judicial review) guna melindungi HAM. Hak uji materiil tidak lain diadakan dalam rangka pelaksanaan TAP MPRS No. XIV/MPRS/1966. Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an persoalan HAM di Indonesia mengalami kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan ditegakkan. Pemikiran penguasa pada masa ini sangat diwarnai oleh sikap penolakannya terhadap HAM sebagai produk Barat dan individualistik serta bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianut bangsa Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat menjelang periode 1990- an nampaknya memperoleh hasil yang menggembirakan karena terjadi pergeseran strategi pemerintah dari represif dan defensif ke strategi akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) 5. Periode Tahun 1998- sekarang Pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah pada masa orde baru yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM. Selanjutnya, dilakukan penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia. Demikian pula pengkajian dan ratifikasi terhadap instrumen HAM internasional semakin ditingkatkan. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait dengan penegakan HAM diadopsi dari hukum dan instrumen internasional dalam bidang HAM.

PERTANYAAN 1. Pada tahun 1966-1998 telah terjadi kemunduran HAM. Jelaskan dan berikan contoh kasusnya! 2. Sebutkan cara menerapkan HAM di Indonesia sebagai pelajar! 3. Sebutkan hambatan dalam penegakkan HAM di Indonesia! 4. Apa yang dimaksud dengan ICCPR? Dan kepanjangannya apa? 5. Apakah upaya yang dilakukan dalam penegakkan HAM di Indonesia? JAWABAN 1. Kemunduran HAM di Indonesia karena HAM tidak lagi di hormati, di lindungi, dan ditegakkan. Pemikiran penguasa pada masa ini sangat diwarnai oleh sikap penolakannya terhadap HAM. Contoh kasus: kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti dimana 4 mahasiswa ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998 2. Saling menghormati dan menghargai teman, menaati peraturan sekolah, berperilaku baik, berani menyampaikan pendapat. 3. Kebanyakan masyarakat Indonesia belum sadar akan pentingnya HAM, masyarakat sudah kurang mempercayai pemerintah sehingga bertindak semena-mena bahkan melanggar HAM, kurangnya pendidikan moral dan agama. 4. International Covenant on Civil and Political Right (ICCPR) adalah konvenan internasional tentang hak-hak sipil dan politik. ICCPR merupakan perjanjian internasional yang teksnya dihasilkan oleh PBB tahun 1966. ICC mulai berlaku tahun 1976 setelah 35 negara meratifikasi. 5. Meningkatkan moral bangsa dan melakukan seminar tentang HAM, memperdalam ilmu agama.