Nanang Suwandana_14792_Magnitudo, Energy and Intensity.doc

6
Nama : Nanang Suwandana NIM : 12/331632/ PA/14792 Magnitudo, Energi dan Intensitas Gempa Magnitudo dan Energi Magnitudo gempa adalah besaran yang berhubungan dengan kekuatan gempa di sumbernya. Gempa dengan magnitude besar belum tentu merusak kalau sumbernya sangat dalam. Pengukuran magnitude yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghsailkan harga yang sma walaupun gempa yang dirasakan di tempat-tempat tersebut berbeda. Besar gempa berbeda-beda tergantung lokasinya. Selain itu besaran gempa berdasarkan instrument, besaran gempa berdasarkan richter dengan magnitudonya dan magnitudo dikonversi menjadi parameter sumber. Karena gelombang P energinya dipakai untuk menjalar sedangkan S energinya tersimpan ketika menjalar. Sehingga gelombang S lebih mewakili energi gempanya Kalau skala tidak punya skala maksimumnya maka secara fisis tidak dapat menggambarkannya Pada tahun 30-an, Richter memperkenalkan kosep magnitudo untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Richter menggunakan skala logaritmik karena kalau skala numeric mudah tersaturasi/rentang amplitude besar. Satuan yang dipakai adalah skala Richter (Richter Scale) yang bersifat logaritmik. Dalam skala ini dimungkinan gempa mempunyai magnitudo negatif (untuk kejadian yang kecil). Gempa yang paling besar memiliki magnitudo

Transcript of Nanang Suwandana_14792_Magnitudo, Energy and Intensity.doc

Nama : Nanang Suwandana

NIM : 12/331632/PA/14792Magnitudo, Energi dan Intensitas Gempa

Magnitudo dan Energi

Magnitudo gempa adalah besaran yang berhubungan dengan kekuatan gempa di sumbernya. Gempa dengan magnitude besar belum tentu merusak kalau sumbernya sangat dalam. Pengukuran magnitude yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghsailkan harga yang sma walaupun gempa yang dirasakan di tempat-tempat tersebut berbeda. Besar gempa berbeda-beda tergantung lokasinya. Selain itu besaran gempa berdasarkan instrument, besaran gempa berdasarkan richter dengan magnitudonya dan magnitudo dikonversi menjadi parameter sumber.

Karena gelombang P energinya dipakai untuk menjalar sedangkan S energinya tersimpan ketika menjalar. Sehingga gelombang S lebih mewakili energi gempanya

Kalau skala tidak punya skala maksimumnya maka secara fisis tidak dapat menggambarkannyaPada tahun 30-an, Richter memperkenalkan kosep magnitudo untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Richter menggunakan skala logaritmik karena kalau skala numeric mudah tersaturasi/rentang amplitude besar. Satuan yang dipakai adalah skala Richter (Richter Scale) yang bersifat logaritmik. Dalam skala ini dimungkinan gempa mempunyai magnitudo negatif (untuk kejadian yang kecil). Gempa yang paling besar memiliki magnitudo sekitar 8 skala Richter. Magnitudo yang lebih besar dari itu dikatakan sudah jenuh(saturated), yang berarti nilai magnitudo 8 skala Richter keatas tidak dapat dipercaya kebenarannya. Sedangkan magnitude minus terjadi ketika gempa lokal yang terjadi kecil.Rumus untuk menentukan magnitudo gempa adalah:

M= log a/T + f(,h)+CS+CR Dengan M adalah magnitudo, a = amplitudo gerakan tanah (dalam micron), T adalah periode gelombang, adalah jarak episenter, h adalah kedalaman gempa, Cs adalah koreksi stasiun oleh struktur lokal (sama dengan 0 kondisi tertentu), dan CR adalah koreksi regional yang berbeda untuk setiap daerah gempaAda beberapa jenis magnitudo yang pernah diperkenalkan sampai saat ini. ML magnitudo lokal yang diperkenalkan oleh Richter untuk mengukur magnitudo gempa di California menggunakan fase gelombang P. Ms diperkenalkan oleh Guttenberg menggunkan fase gelombang permukaan terutama gelombang R. Magnitudo yang lain yaitu mb (body waves magnitudo) yang diukur berdasarkan amplitude gelombang badan, baik P maupun S.

1. Magnitudo Lokal

Magnitudo ini diperkenalkan oleh Richter untuk mengukur magnitudo gempa-gempa lokal di California Selatan. Rumus yang dipakai untuk menghitung ML adalah:

Ml= log a+ log f()

Dengan M adalah magnitudo lokal, a adalah amplitude maksimum gerakan tanah yang tercatat oleh seismograf torsi yang mempunyai periode natural (0.8 sekon), magnifikasi (perbesaran)=2800 dan faktor redaman = 0.8. Dengan standard, Ml akan = 0 bila pada jarak 100 km amplitudonya adalah 1 mikron. Sehingga f() adalah >1 untuk > 100 km dan