Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

28
PROPOSAL Insentif Riset SINas 2013 ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN TEKNOLOGI KENDALI KERETA API UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PENUMPANG Bidang Prioritas Iptek : 40.04 Riset Pengembangan Keselamatan Sistem Kereta Api Jenis Insentif Riset : Riset Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Jl. M.H Thamrin No : 8 / (021)3169465 / 0818795007 / (021) 31924127 / [email protected] 26 JULI 2012

Transcript of Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

Page 1: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL

Insentif Riset SINas 2013

ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN TEKNOLOGI KENDALI KERETA

API UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PENUMPANG

Bidang Prioritas Iptek :

40.04 Riset Pengembangan Keselamatan Sistem Kereta Api

Jenis Insentif Riset :

Riset Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Jl. M.H Thamrin No : 8 / (021)3169465 / 0818795007 / (021) 31924127 /

[email protected]

26 JULI 2012

Page 2: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

Judul Topik Penelitian :

Analisis Kesiapan Penerapan Teknologi Kendali Kereta Api Untuk Meningkatkan Keselamatan Penumpang

Bidang Prioritas Iptek :

4. Teknologi Transportasi

Jenis Insentif Riset : 3. Riset Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi (KP)

Lokasi Penelitian : Jakarta dan Madiun

Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian

A. Lembaga Pelaksana Penelitian

Nama Peneliti Utama Drs. Bhinukti Praptonugroho

Nama Lembaga/Institusi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Unit Organisasi Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi (PPKIT)

Alamat Gedung II BPPT Lantai 13, Jl. M.H Thamrin No : 8, Jakarta Pusat

Telpon/HP/Faksimili/e-mail (021) 3169459 / 0818795007/ (021) 31924147 / [email protected]

B. Anggota Konsorsium

Nama Pimpinan Lembaga / Mitra Industri Ir. Surjanto, M.Sc

Nama Lembaga / Mitra Industri PT. INKA

Alamat Jl. Yos Sudarso No:71 Madiun

Telepon/HP/Faksimili/e-mail (02351) 459064 / 08123408390

Rekapitulasi Biaya No Uraian Jumlah (Rp)

1. Gaji dan Upah 196.400.000,- 2. Belanja Bahan 14.702.000,- 3. Belanja Barang Non Operasional

Lainnya

78.120.000,- 4. Belanja Perjalananan Lainnya 210.778.000,-

Jumlah Biaya 500.000.000,-

Setuju diusulkan:

Kepala Lembaga/Institusi

PPKIT – BPPT

General Manager Business Development

PT. INKA

Koordinator/ Peneliti Utama

Dr. Ugay Sugarmansyah, MS NIP. 19601005 198603 1 011

Ir. Surjanto, M.Sc Drs. Bhinukti Praptonugroho. NIP. 19640719 199103 1 001

Page 3: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

iii

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi iv

Abstrak Kegiatan 1

I. Pendahuluan 2

II. Metode 5

III. Prospek dan Manfaat 11

IV Keluaran Yang Diharapkan 13

V. Personil Pelaksana Kegiatan Riset 14

VI. Jadual Kegiatan 15

VII. Profil Lembaga Pengusul 16

VIII. Profil Mitra Lembaga 20

Daftar Pustaka

Lampiran

Lampiran 1: Rencana Anggaran Biaya

Lampiran 2: Daftar Riwayat Hidup

Page 4: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

1

ABSTRAK

Tingginya tingkat kecelakaan kereta api di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya korban

meninggal, luka berat, dan luka ringan menunjukkan adanya permasalahan pada kereta api

di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur kereta api yang tidak dilengkapi

dengan sistem kendali yang baik. BPPT mencoba memberikan solusi dengan membuat

teknologi sistem kendali kereta api untuk meminimasi kecelakaan yang terjadi. Namun, agar

teknologi tersebut dapat diterapkan secara optimal, perlu dilakukan analisis aspek-aspek

apa saja yang perlu disiapkan dan risiko-risiko yang dapat terjadi dalam penerapannya

sehingga pada saat diterapkan sistem kendali kereta api ini dapat diterapkan secara optimal

dan mampu meningkatkan keselamatan penumpang. Metode analisis yang digunakan

adalah analisis indeks dan manajemen risiko. Kajian ini diharapkan menghasilkan

rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi sistem kendali kereta api dengan

mempertimbangkan peningkatan keselamatan penumpang.

Kata Kunci: Kesiapan Teknologi, Keselamatan Penumpang, Analisis Indeks, Manajemen

Risiko

The high level of train crash in Indonesia that resulted in fatalities, serious injuries and minor

injuries show any problems on the railways in Indonesia. One reason is that rail

infrastructure is not equipped with a good control system. BPPT trying to provide solutions to

make the technology train control system to minimize accidents. However, that technology

can be applied optimally, there should be analysis of aspects of what needs to be prepared

and the risks that can occur in its application so that when applied to the train control system

can be implemented optimally and to improve passenger safety. The analytical method used

is the analysis of indices and risk management. This study is expected to produce policy

recommendations for the application of the train control system by considering the increase

in passenger safety.

Keywords: Technological Readiness, Safety of Passengers, Index Analysis, Risk

Management

Page 5: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi sarana transportasi memegang peranan penting dalam kegiatan

perekonomian masyarakat. Berbagai studi menunjukkan bahwa negara-negara yang

berhasil dalam pencapaian tujuan pembangunan adalah negara-negara yang memiliki

sarana, prasarana dan sistem transportasi yang memadai dalam memenuhi kebutuhan

dinamis penduduknya.

Pembangunan Iptek nasional saat ini mengarah pada pembenahan teknologi dan

manajemen transportasi nasional. Pembenahan teknologi transportasi, terutama teknologi

sistem perkeretaapian di Indonesia perlu untuk diprioritaskan karena menyangkut aspek

keselamatan penumpang. Beberapa fakta menunjukkan masih tingginya frekuensi

kecelakaan kereta api di Indonesia. Frekuensi kecelakaan keretaapi di Indonesia selama

tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Frekuensi Kecelakaan Kereta Api di Indonesia

No Uraian Frekuensi

2005 2006 2007 2008 2009

A Jenis Kejadian

1 Tabrakan KA - KA 10 5 2 3 5

2 Tabrakan KA – Ranmor 15 24 20 21 21

3 Anjlog/Terguling 65 73 117 107 48

Jumlah 91 102 140 131 74

B Korban Kecelakaan

1 Meninggal 36 50 34 45 57

2 Luka berat 85 76 128 78 122

3 Luka ringan 111 52 164 73 76

Jumlah 232 178 326 196 255

Sumber : Ditjen Perkeretaapin, 2010

Tingginya frekuensi kecelakaan diatas disebabkan oleh berbagai faktor yaitu kondisi

prasarana, sarana, operasi, regulasi, sumber daya manusia dan lingkungan (Mardjono,

2010).

Prasarana disebabkan oleh usia track sudah tua dan/atau tidak laik, perawatan tidak

sesuai ketentuan, banyaknya perlintasan sebidang (dijaga maupun tidak), kurangnya

pengawasan kelaikan prasarana oleh pemerintah, kurangnya penerapan standar pengujian

Page 6: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

3

prasarana oleh pemerintah (baik itu metodologi maupun peralatannya). Dari sisi sarana

disebabkan oleh faktor usia teknis sudah terlewati, perawatan tidak sesuai, ketentuan teknis,

kurangnya ketersediaan suku cadang, belum adanya standar minimum pengoperasian

sarana kereta api, banyak sarana yang tidak dilengkapi dengan sertifikat uji kelaikan dari

pemerintah, kurangnya pengawasan kelaikan sarana oleh pemerintah, kurangnya

penerapan standar pengujian (baik itu metodologi dan peralatan pengujian sarana) yang

dilakukan oleh pemerintah.

Sementara dari sisi sumber daya manusia, disebabkan karena kurangnya

pemahaman terhadap prosedur pelaksanaan tugas, bahkan didasarkan apa yang bisa

dilakukan dan tidak berdasar pada standar operasi yang berlaku, pelatihan yang belum

memenuhi standar dan tidak kontinyu, kurang supervisi oleh pengawasan fungsional, kurang

adanya disiplin operasional pada awak kereta api, kurangnya proses adaptasi dan

pemahaman terhadap teknologi yang ada, kurangnya pemahaman terhadap peraturan

ketenagakerjaan yang berlaku, kurang adanya kenyamanan kerja pada pelaksana di

lapangan, kurangnya pengawasan standar awak KA oleh pemerintah, dan kurangnya

sosialisasi keselamatan perkeretaapian.

Sisi regulasi juga masih mempengaruhi, seperti banyaknya peraturan yang tumpang

tindih dan tidak tersosialisasi di semua level, banyak peraturan yang sudah tidak sesuai

dengan perkembangan teknologi, dan perjalanan kereta api tidak sesuai dengan grafik

perjalanan kereta api.

Semua faktor penyebab kecelakaan diatas apabila tidak dibenahi akan mengganggu

kelancaran sistem perkeretaapian secara keseluruhan. Pembenahan sistem perkeretaapian

secara keseluruhan harus melibatkan pelaku-pelaku sistem transportasi perkeretaapian

seperti pemerintah, litbang, industri dan akademik sehingga tercipta sistem transportasi

perketaapian yang sesuai dengan aspek keselamatan dan kenyamanan penumpang.

Sejak tahun 2010, untuk mendukung program pembenahan teknologi dan manajemen

transportasi di bidang perkeretaapian, BPPT memfokuskan kegiatan pada pengembangan

teknologi kendali pada sistem kereta api. Teknologi kendali ini sangat berperan penting

dalam pengoperasian kereta api yang diterapkan pada prasarana kereta api terutama untuk

mengatur lalu lintas kereta api yang berkaitan erat dengan keselamatan penumpang.

Beberapa teknologi yang menjadi perhatian utama dalam sistem pengendalian yaitu

teknologi train stop, teknologi train warming, teknologi sinyal, transmisi dan deteksi;

teknologi train monitoring, dan teknologi komunikasi. Beberapa teknologi kendali tersebut

dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi seperti terjadinya

pemuaian akibat panas berlebih pada roda kereta api, maka kereta api akan berhenti secara

otomatis meskipun masinis tidak memberhentikan atau tidak mengetahui. Kegiatan

Page 7: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

4

pengembangan teknologi kendali pada sistem kereta api berlangsung selama 3 (tiga) tahun

dan berakhir hingga tahun 2013 dengan output prototipe.

Untuk menerapkan teknologi kendali sistem kereta api diperlukan adanya kesiapan

baik dari sisi prasarana, sarana, operasi, regulasi, sumberdaya manusia, lingkungan dan

lainnya. Oleh karena itu perlu adanya analisis mendalam untuk mengetahui kesiapan

penerapan teknoloogi kendali sistem kereta api guna meningkatkan keselamatan dan

pelayanan operasi kereta api.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kesiapan penerapan

teknologi kendali sistem kereta api. Lebih spesifik lagi, tujuan dari kegiatan ini adalah:

a. Mengidentifikasi parameter kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta

api

b. Menganaliisis kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta api

c. Menganalisis regulasi dan kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem

kereta api

d. Menganalisis pengalaman negara lain dalam menerapkan teknologi kendali sistem

kereta api

e. Menyusun rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem

kereta api.

Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah:

a. Teridentifikasinya parameter kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta

api

b. Teranalisisnya kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta api

c. Teranalisisnya regulasi dan kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem

kereta api

d. Teranalisisnya pengalaman negara lain dalam menerapkan teknologi kendali

sistem kereta api

e. Tersusunnya rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem

kereta api.

Page 8: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

5

II. METODE

2.1 Keuntungan / Keunggulan

Keuntungan atau keunggulan dari kegiatan ini adalah terletak pada metode yang

digunakan. Metode yang digunakan adalah metode analisis indeks dan manajemen risiko.

Dengan menggunakan analisis indeks diperoleh nilai tingkat kesiapan penerapan teknologi

sistem kendali kereta api secara kuantitatif, sehingga dapat diketahui kesiapan saat ini

sudah disiapkan dengan baik atau masih perlu perbaikan. Sementara itu dengan

menggunakan manajemen risiko, dapat diketahui risiko-risiko yang mungkin terjadi apabila

teknologi ini diterapkan, sehingga dapat menjamin keselamatan penumpang kereta api.

2.2 Manfaat

Kegiatan “Analisis Kesiapan Penerapan Teknologi Kendali Kereta Api Untuk

Meningkatkan Keselamatan Penumpang” bermanfaat bagi industri kereta api, pemerintah

dan masyarakat.

Bagi industri kereta api, kegiatan ini bermanfaat sebagai pedoman bagi PT. INKA

dalam menyiapkan aspek-aspek yang diperlukan guna penerapan teknologi kendali kereta

api.

Bagi pemerintah, kegiatan ini bermanfaat sebagai pedoman bagi pemerintah dalam

menyusun kebijakan nasional di bidang perkeretaapian antara lain.

Sedangkan bagi masyarakat, kegiatan ini bermanfaat dalam mewujudkan

kenyamanan dan keselamatan menggunakan kereta api.

2.3 Metode

2.3.1 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

berasal dari para pelaku di bidang perkeretaapian yang menjadi sampel penelitian dan nara

sumber. Data primer yang berasal dari industri kereta api dikumpulkan dengan

menggunakan daftar pertanyaan dan wawancara. Sedangkan data primer yang berasal dari

nara sumber dikumpulkan melalui wawancara. Data sekunder berasal dari data kepustakaan

atau literatur yang dikumpulkan melalui jurnal, searching melalui internet dan dokumen/arsip

terkait. Data primer yang akan dikumpulkan yaitu:

Profil industri yang memproduksi teknologi kendali kereta api dan industri pengguna

teknologi tersebut

Kesiapan penerapan teknologi kendali kereta api

Page 9: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

6

Sedangkan data sekunder yang akan dikumpulkan meliputi data-data sebagai berikut:

Regulasi nasional terkait dengan kereta api (Kementerian Perindustrian, Kementerian

Perhubungan, dll

Regulasi yag dikeluarkan Pemda setempat

2.3.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mencoba untuk menggabungkan beberapa metode analisis sehingga

diperoleh hasil akhir berupa rekomendasi kebijakan untuk mengimplementasikan teknologi

kendali keretaa api. Metode analisis yang digunakan yaitu:

Metode Analisis Indeks

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kesiapan penerapan teknologi kendali kereta

api. Analisis indeks merupakan proses menilai alternative kebijakan dengan

menciptakan, menggunakan indikator-indikator dan indeks. Analisis ini diharapkan dapat

menangkap aspirasi publik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangkap

aspirasi publik adalah melalui survei. Survei digunakan sebagai bahan pertimbangan

untuk menilai dan mengembangkan rekomendasi kebijakan. Tahapan survei yang

dilakukan dalam menggunakan metode indeks yaitu:

a. Menentukan sasaran penelitian, dan populasi

b. Menentukan sampel yang representative atau dapat mewakili populasi

c. Membuat definisi-definisi terhadap konsep yang akan diteliti

d. Membuat definisi operasional yang memungkinkan untuk terjadi pengukuran

e. Membuat teknik analisis data

f. Membuat kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan disesuauiikan dengan

definisi operasional

g. Membuat rancangan jadwal penelitian/kajian yang akan dilakukan

h. Proses penyebaran kuisioner dan pengamatan lapangan

i. Menganalisis data sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditentukan

Metode Manajemen Risiko

Metode ini digunakan untuk mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadi apabila

teknologi kendali ini diterapkan. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan

terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman;

suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi

untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan

/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan

Page 10: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

7

risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan

menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko

tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti

bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko

keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan

instrumen-instrumen keuangan. Elemen manajemen risiko dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Elemen Manajemen Risiko

Metode Analisis Kebijakan (Policy Analysis)

Proses penyusunan rekomendasi kebijakan memerlukan analisis kebijakan. Hasil dari

analisis kebijakan akan diperoleh rekomendasi kebijakan. Analisis kebijakan digunakan

untuk menganalisis kebijakan yang sudah ada sebagai dasar untuk menyusun

rekomendasi kebijakan. Metode analisis kebijakan yang akan digunakan yaitu metode

Dunn. Metode analisis kkebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada gambar 2.2.

Page 11: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

8

1. MedefinisikanMasalah

2. MengkajiPenyebab Masalah

6. PerumusanRekomendasi &

Strategi Pelaksanaan

3. MengevaluasiKebijakan yang Ada

5. PenilaianAlternatif Kebijakan

4. MerumuskanAlternatif Kebijakan

Gambar 2.2 Metode Analisis Kebijakan (Dunn)

Metode Benchmarking

Metode ini digunakan untuk menganalisa praktek-praktek kebijakan yang ada dinegara

lain.

2.4 Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup dari kajian difokuskan pada:

Saat ini teknologi kendali kereta api telah dikembangkan, sehingga dalam kegiatan ini

yang difokuskan adalah aspek –aspek apa saja yang perlu disiapkan agar teknologi

tersebut dapat diterapkan secara optimal sesuai dengan kaidah keselamatan

penumpang.

Teknologi kendali yang saat ini tengah dikembangkan adalah Teknologi train stop,

Teknologi train warning, Teknologi sinyal, transmisi dan deteksi, Teknologi train

monitoring dan Teknologi komunikasi

Lokasi penelitian dilakukan pada wilayah Jakarta, Bandung dan Madiun

2.5 Tahapan dan Alur Kegiatan

2.5.1 Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 2.3

Page 12: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

9

Gambar 2.3 Tahapan Kegiatan

FGD

PERSIAPAN

Studi Pustaka Studi Literatur

Penentuan Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup

Penelitian

Perumusan

Masalah

PENGUMPULAN

DATA

Penentuan Parameter Kesiapan

Implementasi

Desain Survei

Penyebaran & Pengumpulan

Kuisioner

PENGOLAHAN & ANALISIS DATA

Validasi Data Analisis Kebijakan Eksisting di Indonesia

Analisis Keseluruhan

Analisis Kesiapan

Analisis Risiko

Analisis Pengalaman di Negara lain

Temuan Focus Group Discussion (FGD)

PENUTUP Rekomendasi Kebijakan

Page 13: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

10

2.5.2 Alur Kegiatan

Pola pikir dari kajian ini dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.

Gambar 2.4 Alur Kegiatan

Tingginya Rasio Kecelakaaan Kereta Api

Pemerintah Mendorong Pengembangan Teknologi Keselamatan Penumpang KA

Penggunaan Teknologi Kendali Untuk Meningkatkan Keselamatan Penumpang

Industri Bus Merekayasa Kereta Api Lama yang dimodifikasi dengan

menggunakan teknologi kendali

Industri Kereta Api Memproduksi dan Mendesain Kereta Api Baru yang dilengkapi dengan teknologi

kendali

Identifikasi Industri Pemasok dan Pengguna KA

Analisis Kesiapan Implementasi dan Risiko

Manajemen Risiko Analisis Kesiapan

Identifikasi risiko yang mungkin terjadi

Evaluasi setiap risiko

Mengendalikan risiko secara fisik dan finansial

Menghilangkan risiko

Meminimalkan risiko

Menentukan sasaran

Menentukan sampel

Membuat definisi terhadap konsep yang diteliti

Membuat definisi operasional

Membuat teknik analisis dat

Analisis Hasil Temuan

Temuan

Pengalaman di Negara Lain

Risiko < Kesiapan Kesiapan > Risiko

Rekomendasi Kebijakan

Kesiapan = Risiko

Regulasi di Indonesia FGD

Page 14: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

11

III. PROSPEK DAN DAMPAK MANFAAT

3.1 State of The Art

Kegiatan ini tidak mengembangkan teknologi, karena kegiatan ini merupakan kegiatan

untuk mendukung penerapan teknologi kendali kereta api yang telah dikembangkan oleh

bagian teknis.

3.2 Daya Ungkit

Kegian ini apabila dilakukan secara optimal dan didukung oleh berbagai pihak dalam

hal ini (pemerintah, litbang, industri dan perguruan tinggi) akan menghasilkan kegiatan yang

terintergrasi dan memberikan daya ungkit yang signifikan bagi keselamatan penumpang

kereta api dan meningkatkan kemandirian industri kereta api nasional.

3.3 Dukungan Terhadap Sistem Inovasi Nasional

Kegiatan ini melibatkan berbagai pelaku dalam Sistem Inovasi Nasional di bidang

perkeretaapian. Oleh karena itu kegiatan ini memberikan dukungan ke berbagai elemen

Sistem Inovasi yaitu sistem politik; sistem litbang dan pendidikan; sistem industri;

intermedias; supra dan infrastruktur khusus dan framework condition seperti yang terlihat

pada gambar 3.1.

3.4 Status Penelitian dan Teknologi Saat Ini

Status pengembangan teknologi kendali kereta api saat ini masih dalam proses

menghasilkan prototipe. Target prototipe akan dihasilkan pada tahun 2013. Oleh karena itu

penelitian dilakukan untuk mendukung penerapan prototipe tersebut agar pada tahun yang

akan datang, prototipe tersebut siap untuk diterapkan dan telah memenuhi aspek

keselamatan penumpang kereta api.

3.5 Laverage Aktivitas Kegiatan

Daya ungkit dari aktivitas kegiatan berupa rekomendasi kebijakan untuk penerapan

teknologi kendali kereta api dengan mempertimbangkan peningkatan keselamatan

penumpang. Dengan menerapkan rekomendasi kebijakan dari hasil kegiatan ini diharapkan

prototipe teknologi kendali kereta api yang rencananya akan selesai dibuat pada tahun 2013

siap untuk diterapkan sehingga keselamatan penumpang kereta dapat ditingkatkan.

Page 15: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

12

Gambar 3.1 Dukungan Kegiatan terhadap SIN

Page 16: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

13

IV. KELUARAN YANG DIHARAPKAN

1.1 Keluaran Kualitatif

Kegiatan ini diharapkan menghasilkan keluaran kualitatif berupa peningkatan

kemampuan teknologi di sektor produksi khususnya di sektor transportasi kereta api

melalui kemitraan riset antara BPPT dengan industri kereta api.

1.2 Keluaran Kuantitatif

Keluaran kuantitatif ddari kegiatan ini berupa:

1 (satu) jurnal terpublikasi secara nasional/internasional

1 (satu) rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi kendali kereta api

dengan mempertimbangkan peningkatan keselamatan penumpang.

Page 17: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

14

V. PERSONIL PELAKSANA KEGIATAN RISET

Nama Gelar

Kesarjanaan Jenis Kelamin Unit Kerja Bidang Keahlian Pendidikan Akhir

Alokasi

Waktu

Nanang Wijanarko MSi Laki-Laki PPKIT Sosial S2 10 Bln

Murman Hidayat ME Laki-Laki PPKIT Ekonomi S2 10 Bln

Bhinukti Prapto Drs Laki-Laki PPKIT Geografi S1 10 Bln

Kartiko Eko

Putranto Dr

Laki-Laki PUSAUDIT Sistem Kontrol S3 10 Bln

Sundari MT Perempuan PPKIT Teknik Industri S2 10 Bln

Fathoni Moehtadi Dr Laki-Laki PPKIT Administrasi Publik S3 10 Bln

Surjanto MSc Laki-Laki PT. INKA Mechanical S2 10 Bln

Adib Ardian Ir Laki-Laki PT. INKA Electrical S1 10 Bln

Isnartani Pudyastuti Ir Perempuan Balitbang

Kab.Madiun Administrasi S1 10 Bln

Siti Zubaidah Dra Perempuan Balitbang

Kab.Madiun Administrasi S1 10 Bln

Sodiq Hery

Purnomo Ssi

Laki-Laki Balitbang

Kab.Madiun Administrasi S1 10 Bln

Page 18: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

15

VI. JADUAL KEGIATAN

No. Rincian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Output

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Studi Literatur dan Pustaka Data dan Informasi

2 Penyusunan desain studi Disain Studi

3 Penentuan lingkup kegiatan Lingkup kegiatan

4 Penyusunan kuesioner Kuesioner

5 Survey lapangan /wawancara

Data Primer

6 Focused Group Discussion Data Primer

7 Pengolahan Data dan Analisis

Hasil Analisis

8 Penentuan Alternatif Kebijakan

Alternatif Kebijakan

9 Penyusunan Rekomendasi Rekomendasi Kebijakan

Page 19: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

16

VII. PROFIL LEMBAGA PENGUSUL

1.1 Prioritas Riset Lembaga

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), telah menetapkan

sembilan bidang teknologi yang ada di Indonesia sebagai bidang teknologi prioritas.

Sembilan bidang teknologi tersebut adalah: (1) Teknologi Bidang Energi, (2) Teknologi

Bidang Informasi dan Komunikasi, (3) Teknologi Bidang Transportasi, (4) Teknologi

Bidang Pangan, (5) Teknologi Bidang Lingkungan dan Kebumian, (6) Teknologi

Bidang Pertahanan dan Keamanan, (7) Teknologi Bidang Manufaktur, (8) Teknologi

Bidang Kesehatan, (9) Teknologi Bidang Material.

Dalam pembangunan nasional, peran transportasi memiliki kontribusi yang

penting dalam menunjang dan mendorong pembangunan sektor lainnya. Untuk itu,

BPPT memasukan transportasi sebagai salah satu bidang prioritas. Sebagai

negara kepulauan, di Indonesia sangat diperlukan adanya prasarana dan sarana

transportasi antar pulau yang memadai, sebagai perwujudannya, telah diresmikan

Jembatan Suramadu pada 10 Juni 2009. Kemudian Bus manufacturer nasional telah

berhasil memproduksi Bis Artikulasi “KOMODO”• dan dioperasikan oleh BLU Ã

Trans Jakarta Busway pada koridor 5, merupakan hasil kerjasama antara Depperin

dan PT. Asian Auto International (AAI).

Catatan yang diberikan BPPT dalam bidang energi adalah secara nasional

kita masih bertumpu pada pasokan bahan bakar berbasis minyak bumi (50%). Kondisi

ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap gejolak yang terjadi pada minyak bumi,

baik gejolak akibat kelangkaan maupun gejolak yang diakibatkan fluktuasi harga.

Sementara itu, kebutuhan bahan bakar dari minyak bumi lebih banyak didapatkan dari

impor, sebagai akibat dari ketidakmampuan produksi minyak bumi dalam negeri

didalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Menjawab permasalahan tersebut, BPPT

saat ini telah dan terus mengembangkan teknologi yang dapat memberikan solusi

penyelesaian secara efektif dan efisien, dengan tentunya memanfaatkan kekayaan

lokal yang ada. Antara lain adalah mengembangkan sistem pembangkit listrik skala

kecil dengan sumberdaya energi terbarukan yang bersifat lokal, seperti PLTP skala 2-

5 MW, PLTS, PLTB, PLTMH dan PLT Hibrida PV-Angin-Diesel. Selain itu, BPPT juga

mengembangkan PLT Energi Baru berbahan bakar hidrogen baik untuk pembangkit

stasioner maupun sistem transportasi seperti Sistem PLT Fuel Cell dan PLT Nuklir.

Merencanakan pengembangan teknologi pembangkit listrik batubara yang lebih ramah

lingkungan, seperti pengembangan teknologi gasifikasi batubara, mengembangkan

Page 20: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

17

penggunaan boiler Circulating Fluidized Bed, Super Critical dan merencanakan

pembangunan fasilitas R&D modul surya PV Thin Film di PT LEN Industri serta

fasilitas pengujian sistem PLTS di Puspiptek Serpong, adalah rekomendasi yang

diberikan oleh BPPT dalam menjawab tantangan permasalahan energi Indonesia

dimasa mendatang.

Dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), BPPT melihat peran TIK

dalam pembangunan demokrasi semakin penting. TIK tidak saja menentukan

terpenuhinya azas-azas dalam pelaksanaan pemilihan umum, tetapi juga efektivitas,

efisiensi, kecepatan, dan transparansi, serta akuntabilitasnya. Pada Pemilihan

Legislatif 2009 lalu, pada saat-saat akhir menjelang pelaksanaannya, BPPT diminta

berpartisipasi dalam memberikan technical assisstance dan advis kebijakan kepada

KPU baik bagi pelaksanaan Pileg maupun Pilpres 2009.

BPPT memandang penting dukungan pengembangan kemampuan TIK

dalam negeri, termasuk dalam FOSS (Free/Open Source Software). BPPT

berpartisipasi aktif dalam migrasi ke pemanfaatan software legal (khususnya FOSS) di

berbagai lembaga, termasuk di daerah, pengembangan aplikasi berbasis FOSS, dan

dukungan pengembangan kreativitas digital. Beberapa produk terbaru BPPT antara

lain adalah PERISALAH, SIDOBI, LISAN, dan RAL. Rekomendasi yang diberikan

BPPT untuk bidang TIK adalah melakukan pengkajian dan penerapan e-voting yang

lebih intensif dan uji coba dalam pilkada, serta penyesuaian kebijakan pemilu untuk

2014.

Kemudian, sejalan dengan ketentuan ICAO dan APAPERG, pengelolaan

transportasi udara sipil memerlukan kesiapan implementasi teknologi Communication

Navigation Surveilance/Air Traffic Management (CNS/ATM). Pada tahun 2009, BPPT

telah berhasil mengembangkan Small Mobile Air-route Radar Terminal (SMART)

sebagai suatu platform ujicoba teknologi CNS/ATM yang baru. Untuk itu, sebagai

lembaga pemerintah yang bertanggung jawab pada pengkajian dan penerapan

teknologi di Indonesia, BPPT merekomendasikan pengadopsian teknologi CNS/ATM.

Pada 2015, sistem ini harus mulai menggantikan sistem yang lama, dan 2025 nanti‚

harus menjadi satu-satunya sistem yang dipergunakan. Ketidakmampuan dalam

menerapkan bukan saja akan mengakibatkan kerugian bagi penerbangan sipil

Indonesia, tetapi juga kehilangan peluang bagi partisipasi industri dalam negeri dan

ancaman bagi kedaulatan NKRI dari sisi pengelolaan ruang udara.

Page 21: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

18

1.2 Sarana dan Prasarana Riset

BPPT memiliki sarana dan prasarana riset di bidang transportasi yang mendukung.

Sarana dan prasarana yang ada dilengkapi dengan laboratorium dan peralatan yang

mendukung, Beberapa laboratorium dan peralatan yang dimiliki BPPT untuk mendukuung

pengembangan teknologi transportasi dapat dilihat pada tabel 7.1.

Tabel 7.1 Laboratorium dan Peralatan BPPT Untuk Mendukung Pengembangan

Teknologi Transportasi

No Nama UPT/Balai Peralatan

1 MEPPO Pro Engineegr Wildfire, Matlab,

Delcam, Powermill (Software)

3D Photo Scanning

Laser Interferometer

CNC Milling Machine

Surface Grinding Machine

CNC Lathe Machine

CNC EDM & CNC Wirecut Machine

Injection Molding Machine

Lapping Machine

CNC Cylindrical Grinding

2 BTMP Fasilitas uji emisi dan performa

Kamera termofrafi inframerrah

Fasilitas uji emisi dan performa mesin

250 KW

Gas analyzer

Mesin riset (diesel) engine test cell I

Heat flow meter

Ultrasonic flow meter

Power analyzer

3 B2TKS Pengujian dinamis frekuensi tinggi

Uji karakteristik material

Pembuatan spesimen uji dan alat

bantu pengujian

Pengujian komposisi kimia logam

Page 22: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

19

No Nama UPT/Balai Peralatan

Pengujian laju korosi

Pencetak data pengujian

Pengujian radiografi atau uji tak rusak

1.3 Kompetensi Lembaga

Dalam mendukung pengembangan inovasi teknologi di Indonesia, BPPT dalam

merumuskan program kegiatannya selalu mengacu pada suatu kerangka Sistem

Inovasi Nasional. Kerangka kerja sistem inovasi nasional mensyaratkan adanya

kerjasama antara pemerintah, lembaga riset dan lembaga pendidikan serta industri.

Ketiga pihak ini harus bekerja bersama-sama untuk dapat memenuhi kebutuhan

demand. Kerjasama inilah yang menjadi kerangka kerja di BPPT, yang kami yakini

sebagai cara yang paling efektif untuk bisa menumbuhkembangkan SINas yang kita

cita-citakankan.

1.4 Pengalaman Riset Dalam Kurun 5 Tahun Terakhir

Page 23: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

20

VIII. PROFIL MITRA LEMBAGA (ANGGOTA)

PT. INKA, sebagai salah satu badan usaha milik negara terus mengalami

perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk berupa lokomotif bertenaga uap

kini menjadi industri manufaktur perkeretaapian yang modern. Dengan visi menjadi

perusahaan berkelas dunia, aktifitas bisnis yang ada kini berkembang mulai dari penghasil

produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa perkeretaapian dan transportasi yang

bernilai tinggi. Misi perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif dalam bisnis dan

teknologi sarana perkeretaapian dan transportasi, untuk menguasai pasar domestik dan

memenangkan persaingan bisnis di pasar regional, ASEAN, dan negara berkembang.

Transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan mampu memberikan keberhasilan

dan mendapatkan solusi terbaik untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan

global, INKA mengembangkan berbagai jenis produk di bawah kendali sistem manajemen

mutu ISO 9001 dan kemitraan global. Melalui perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan

secara berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, INKA

memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai :integritas, profesional dan

kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis ke depan, INKA tidak hanya bergelut

dalam produk-produk perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas yang

mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan sarana transportasi.

Untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Manufaktur Saran Kereta Api dan

Transportasi Kelas Dunia yang Unggul di Indonesia, PT. INKA memiliki misi “Menciptakan

Keunggulan Kompetitif Dalam Bisnis dan Teknologi Sarana Perkeretaapian dan

Transportasi, Untuk Menguasai Pasar Domestik dan Memenangkan Persaingan Bisnis di

Pasar Regional, ASEAN, dan Negara Berkembang”.

Sebagai bagian dari produsen kereta api dunia, PT. INKA berkembang di komunitas

global. Hal tersebut memotivasi untuk membangun keunggulan kompetitif dengan

berkonsentrasi pada : customer focus, quality, and continuously improvement. Sebagai

bentuk komitmen terhadap pelanggan kami selalu berusaha memenuhi harapan pelanggan.

Transformasi bisnis mendukung keberhasilan pelanggan dalam memperoleh solusi terbaik

untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan global, INKA mengembangkan

berbagai jenis fitur platform produk yang handal dengan berdasar pada sistem manajemen

mutu ISO 9001 dan kemitraan global. Produk utama INKA adalah kereta penumpang dan

gerbong. Tingkat permintaan untuk produk kereta penumpang antar kota meningkat tinggi di

kawasan padat penduduk terutama untuk Negara kepulauan. Produk kereta penumpang

Page 24: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

21

baru diciptakan untuk menangkap peluang pasar dengan tetap memperhatikan quality

service. Pada awalnya value migration diciptakan untuk menyerap kebutuhan mobilitas

penumpang kelas menengah. Perkembangan selanjutnya adalah mempersiapkan untuk

mengadaptasi teknologi terbaru untuk kereta diesel elektrik untuk jarak menengah.

Teknologi tersebut adalah pengembangan kereta komuter listrik menggunakan AC traction

control dengan IGBT WVF inverter.

Kereta komuter adalah solusi terbaik untuk trasportasi umum di perkotaan yang

dikembangakan dengan desain yang reliable untuk angkutan masal berkecepatan tinggi.

Produk kereta penumpang saat ini adalah Kereta Listrik, Kereta Diesel, Kereta Diesel

Elektrik, Kereta diesel Push Pull, Kereta Kelas Eksekutif, Kereta Kelas Bisnis, Kereta Kelas

ekonomi, Kereta Makan, Kereta pembangkit, dan Kereta kompartemen. Di negara-negara

berkembang, kereta barang diharapkan menjadi tulang punggung transportasi darat.

Pertambangan dan industri komoditas berskala besar akan lebih baik ditangani dengan

kereta barang berkapasitas massal. Desain kereta barang yang bervariasi diadaptasikan

dari permintaan pelanggan untuk penanganan dengan kapasitas tinggi seperti 18 ton beban

gandar untuk batubara dan pulp. Untuk produk lain didesain flat wagon untuk kereta barang

berkecepatan tinggi mencapai 100 km/jam dengan beban ringan. Jalur kereta api baru dan

proyek jalur ganda di negara berkembang meningkat untuk mengatasi permintaan angkutan

barang. Hopper wagon berkualitas tinggi & multi fungsi umumnya dibutuhkan dalam

kuantitas kecil. Selanjutnya dilakukan kerjasama dengan konsultan dan kontraktor sipil untuk

menghadapi proyek tunkey terutama untuk industry perkebunan dan pertambangan. Produk

kereta barang saat ini adalah Coal Car, Tank Car, Box Car, Telescopic Car, Cement Wagon,

Half Side Car, Ballast Car, Caboose, Flat Car.

Kontak Mitra : GM Business Development PT. INKA

Ir. Surjanto, MSc (08123408390)

Page 25: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

22

IX. DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Erik, dan Patries Boekholt, dengan Enrico Deiaco, Shonie McKibbin, John de la

Mothe, Paul Simmonds, James Stroya, dan Rapela Zaman. (2003). Research and

Innovation Governance in Eight Countries: A Meta-Analysis. Work Funded by EZ

(Netherlands) and RCN (Norway). Technopolis. January 2003.

Arnold, Erik, Stefan Kuhlman, dan Barend van der Meulen. (2001). A Singular Council:

Evaluation of the Research Council of Norway. Technopolis. December 2001.

Lubis, Harun Al Rasyid. Studi Mobilisasi Sumber Daya dalam Pengembangan

Perkeretaapian Indonesia. Bandung: PT KAI.2002

Direktorat Perkeretaapian , Kinerja Perkeretaapian 2003 – 2007. Jakarta: Direktorat

Perkeretaapian Departemen Perhubungan.2008.

World Bank, Staff Appraisal Report – Railway Efficiency Project. Document No 15646-IND.

Washington, DC: World Bank.1996

Tim Riset PEP: Siti Khoirun Nikmah Valentina Sri Wijiyati. Proyek Efisiensi Perkeretaapian.

Working Paper Number 1. International NGO Forum On Indonesia Development.

2008.

Australia Indonesia Partnership. Perkeretaapian Indonesia Ke Depan Naskah Antara Menuju

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional..Agustus 2010.

Australia Indonesia Partnership. Potensi Pasar Kereta Api di Indonesia. Desember 2009.

Rencana Strategis Ditjen IATT 2010-2014 dan Pelaksanaan Peta panduan Klaster Industri

Prioritas 2010 dan Rencana 2011 Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi da

Telemetika.Departemen Perindustrian.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

Page 26: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

23

X. LAMPIRAN

LAMPIRAN I :

RINCIAN ANGGARAN BIAYA

Page 27: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

24

I. REKAPITULASI BIAYA In-Cash:

URAIAN KEGIATAN RISET SUMBER DANA

APBN MITRA INDUSTRI

Gaji dan Upah 196.400.000,- -

Belanja Bahan 14.702.000,- -

Belanja Barang Non Operasional Lainnya

78.120.000,- -

Belanja Perjalananan Lainnya

210.778.000,- -

JUMLAH Rp. 500.000.000

II. REKAPITULASI BIAYA In-Kind:

LEMBAGA

Sumber – In - Kind

Jenis

In - Kind

ALOKASI WAKTU

PEMANFAATAN &

NILAI EKONOMIS

(Ekivalen dalam

ribuan rupiah)

Tahun 2013

KETERANGAN

(lokasi, kondisi, dll)

PT. INKA Prototipe Sistem

Kendali Kereta Api

Belum dapat

diestimasi

Madiun, Prototipe

JUMLAH 1 Prototipe (Produk)

Jakarta, 27 Juli 2012

Diusulkan Oleh

Drs. Bhinukti Praptonugroho. NIP. 19640719 199103 1 001

Mengetahui

Kepala Lembaga/Institusi PPKIT – BPPT

General Manager Business Development PT. INKA

Dr. Ugay Sugarmansyah, MS NIP. 19601005 198603 1 011

Ir. Surjanto, M.Sc

Page 28: Proposal SINAS 2013 (Pak Nanang) 27.07.2012.pdf

25

III. RINCIAN BIAYA

(1) (5) (6)

500,000,000

521213 Honor yang terkait dengan Output Kegiatan 196,400,000

(KPPN.018-JAKARTA I)

- Peneliti Utama : 1 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 400 OJ 60,000 24,000,000

- Peneliti Madya : 6 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 2,400 OJ 50,000 120,000,000

- Peneliti Muda : 2 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 800 OJ 40,000 32,000,000

- Peneliti Pertama : 1 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 400 OJ 35,000 14,000,000

- Pembantu Peneliti : 1 org x 2 jam x 16 hr x 10 bln 320 OJ 20,000 6,400,000

521211 Belanja Bahan 14,702,000

(KPPN.018-JAKARTA I)

- Foto Copy, Ji l id dan Dokumentasi dll 1 Paket 3,000,000 3,000,000

- ATK 1 Paket 6,702,000 6,702,000

- Rapat Koordinasi (Makan Siang+Snack) (10 kl x 10 org) 100 Paket 50,000 5,000,000

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 78,120,000

(KPPN.018-JAKARTA I)

- Focus Group Discussion (Full Day) 30 org x 2 kl 60 OH 330,000 19,800,000

- Konsinyering (Full Board) 14 org x 1 hr x 1 kl 14 OH 630,000 8,820,000

- Seminar 150 org x 1 kl 150 OH 330,000 49,500,000

524119 Belanja Perjalananan Lainnya 210,778,000

(KPPN.018-JAKARTA I)

- Jakarta - Bandung

Transport : 5 org x 2 kl 10 OT 150,000 1,500,000

Uang Harian : 5 org x 3 hr x 2 kl 30 OH 430,000 12,900,000

Biaya Penginapan Gol. III : 3 org x 2 hr x 2 kl 12 OH 460,000 5,520,000

Biaya Penginapan Gol. IV : 2 org x 2 hr x 2 kl 8 OH 830,000 6,640,000

- Jakarta - Yogyakarta

Transport : 5 org x 3 kl 15 OT 2,268,000 34,020,000

Biaya taxi di Jakarta : 5 org x 3 kl 15 OT 170,000 2,550,000

Biaya taxi di Yogyakarta : 5 org x 3 kl 15 OT 70,000 1,050,000

Uang Harian : 5 org x 4 hr x 3 kl 60 OH 420,000 25,200,000

Biaya Penginapan Gol. III : 2 org x 3 hr x 3 kl 18 OH 528,000 9,504,000

Biaya Penginapan Gol. IV : 3 org x 3 hr x 3 kl 27 OH 670,000 18,090,000

- Jakarta - Madiun

Transport : 5 org x 3 kl 15 OT 2,695,000 40,425,000

Biaya taxi di Jakarta : 5 org x 3 kl 15 OT 170,000 2,550,000

Biaya taxi di Madiun : 5 org x 3 kl 15 OT 125,000 1,875,000

Uang Harian : 5 org x 4 hr x 3 kl 60 OH 410,000 24,600,000

Biaya Penginapan Gol. III : 3 org x 3 hr x 3 kl 27 OH 390,000 10,530,000

Biaya Penginapan Gol. IV : 2 org x 3 hr x 3 kl 18 OH 768,000 13,824,000

HARGA

SATUAN

ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN TEKNOLOGI KENDALI KERETA API UNTUK

MENINGKATKAN KESELAMATAN PENUMPANG

JUMLAH BIAYA

(2) (4)

KODE KEGIATAN/SUB KEGIATAN/JENIS BELANJA/RINCIAN BELANJA

PERHITUNGAN TAHUN 2013

VOLUME