N Shaman, Dukun Sihir Dan Penyembuh-Penyembuh Lainnya

14
Shaman, Dukun Sihir Dan Penyembuh-Penyembuh Lainnya Oleh : Kelompok 4 Debi Buntina Fatimah Limonu Iwan Thalib Nita M Thalib Rustiaty Mano Sri Yolinda Ina Yurita Mahmud

description

sosiologi

Transcript of N Shaman, Dukun Sihir Dan Penyembuh-Penyembuh Lainnya

  • Shaman, Dukun Sihir Dan Penyembuh-Penyembuh LainnyaOleh :Kelompok 4

    Debi BuntinaFatimah Limonu Iwan ThalibNita M ThalibRustiaty ManoSri Yolinda Ina Yurita Mahmud

  • PendahuluanDalam berbagai kepustakaan etiografi, para penyembuhan non-Barat seperti; Shaman dan dukun sihir, dapat dan biasanya dideskripsikan dalam konteks kebudayaan dalam sistem-sistem medis dimana mereka merupakan bagian darinya. Sebelum ditemukannya ilmu kedokteran, masyarakat sudah menggunakan kepercayaan yang diyakini oleh mereka dengan penyembuhan-penyembuhan segala penyakit. Hal ini didorong karena rendahnya pemikiran masyarakat primitif, yang menganggap penyakit-penyakit tersebut berasal dari roh-roh atau sejenisnya. Yang menurut tim medis barat hal tersebut tidak mungkin terjadi dan sangat tidak rasional serta tidak dapat dibuktikan. Walaupun begitu para shaman atau dukun sihir diyakini oleh sebagian masyarakat yang lebih bertempat tinggal di tempat yang tidak tersentuh oleh zaman moderenisasi.

  • Wawancara PengobatanKarena desain dalam buku Medical Anthropology bersifat lintas-budaya dan maksud kami adalah untuk menelaah topic mengenai penyembuh-penyembuh non-barat; dengan memusatkan perhatian kepada apa yang biasanya disebut sebagai wawancara pengobatan (yakni interaksi formal yang berlangsung antara seseorang yang menduga atau menhetahui bahwa dirinya sakit dengan seorang individu yang oleh kebudayaannya dianggap mampu menyembuhkan orang sakit). Interaksi tersebut adalah suatu pokok penting dari pengobatan (R. Wilson 1963 : 273), dan berasarkan hal tersebut, merupakan kekuatan yang menhubungkan semua sistem medis.

  • Ada kesepakatan bahwa wawancara pengobatan umumnya paling tepat dianalisis dalam arti hubungan antara peranan,norma-norma tingkah laku,harapan-harapan yang diketahui,yang memberi ciri kepada kedua faktor dalam peristiwa tersebut.Namun tidaklah cukup untuk memperlihatkan hubungan antar peranan pada konteks perawatan medis yang terbatas saja, karena seperti yang ditunjukkan oleh Wilson, Kekacauan dari berbagai tingkahlaku dan harapan-harapan yang digolongkan dalam peranan dokter atau peranan pasien tidaklah disadari sebagai kekosongan.Hanya karena kesehatan dan penyakit adalah masalah manusia yang menonjol, usaha-usaha untuk mengatasinya melalui interaksi dokter-pasien terutama diharapkan pada pengaruh-pengaruh waktu dan tempat,dimana usaha itu dilakukan (R. Wilson 1963 : 274).Apresiasi yang sepenuhnya dari setiap wawancara pengobatan memerlukan pengetahuan tentang latar belakang kebudayaan di mana ia tertanam dan harapan-harapan yang diberikan oleh masing-masing aktor.

  • Beberapa Ciri Peranan Dokter Dan Peranan PasienPeranan dokter dan peranan pasien, seperti halnya peranan-peranan lain, yang saling melengkapi dan saling tergantung; yang satu membutuhkan yang lainnya. Tanpa pasien takkan ada peranan dokter, dan sebaliknya, tanpa dokter tidak ada peranan pasien. Namun di luar ketergantungan itu kedua peranan itu ditandai oleh ciri-ciri yang sangat berbeda, yang dapat dianalisis dalam rangka empat pasang dimensi dasar : terbatas universal, permanen temporer, atasan-bawahan, suka rela-nonsuka rela. Yang dimaksud terbatas universal adalah bahwa pada setiap masyarakat, jumlah orang yang diakui dapat menyembuhkan amat terbatas, sebaliknya, setiap orang wajar dapat jatuh sakit dalam hidupnya, sehingga menjadi pasien. Dalam pengertian inilah maka peranan pasien adalah universal sedangkan peranan penyembuh sangat terbatas. Permanen temporer berkenaan dengan kenyataan bahwa bagi banyak penyembuh, peranan itu adalah sepanjang hidupnya sedangkan peranan sebagian terbesar pasien, keadaan itu bersifat temporer.

  • Dimensi atasan dan bawahan menggambarkan hierarki antara yang menguasai dan menaati, yang dalam tiap masyarakat menandai hubungan dokter-pasien. Penyembuhan adalah yang bertugas, merupakan tanggung jawabnyalah untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan. Pasien terutama berada dalam posisi pasif : adalah kewajibannya untuk mengikuti intruksi penyembuh apabila ia ingin si penyembuh yang bersangkutan yang merawatnya secata kontinu. Sehubungan dengan dimensi sukarela-nonsukarela, perbedaannya tidak terlalu jelas sebagaimana dengan dimensi-dimensi yang lain. Sejauh yang menyangkut peranan pasien yang bersangkutan, biasanya peranan itu dilihat sebagai nonsukarela. Dalam banyak masyarakat non-barat, peranan penyembuh adalah juga nonsukarela. Sesuatu yang dipaksakan kepada individu yang semula menolak, oleh roh-roh, yang memberinya kekuatan yang bisa digunakan oleh sipenyembuh itu. Dengan demikian penyembuh boleh menyarankan namun tidak boleh mendikte. Saran pengobatan boleh diikuti hanya apabila ada pengesahan dari anggota yang berpengaruh dalam kelompok sosial si pasien (Clark 1959a:213).

  • Sifat Universal Dalam PenyembuhanPerbedaan antara berbagai sistem penyakit adalah kualitatif; konsep-konsep kuasatif personalistik dan naturalistik, tanpa menyebut konsep ilmiah, sulit untuk dibandingkan. Namun tidak demikian halnya dengan sistem pelayanan perawatan kesehatan, di mana kami menemukan cirri-ciri persamaan dalam premis-premis professional, citra diri dan bentuk-bentuk hubungan dengan publik, tanpa memandang asumsi-asumsi yang mungkin melatar-belakangi sistem tersebut.

    Persamaan cirri-ciri tersebut yaitu :1. SpesialisasiMasyarakat tradisional,tingkatan spesialisasi kurang nampak, sedangkan masyarakat yang benar-benar miskin tidak mengenal perbedaan dalam peranan pengobatan. Pada berbagai masyarakat lain,dikotomi dasar adalah antara para shaman atau dukun sihir (witch doctor)-yang sangat terlatih, terutama penyembuh yang memperoleh keahliannya secara supranatural dan ahli ramuan yang arif mengenai sifat-sifat alam, tetapi kurang profesional dalam status dan tingkahlakunya.

  • 2. Seleksi dan PendidikanDalam masyarakat-masyarakat tradisional, keputusan pribadi sebagai mana yang telah kita lihat, sering mendasari karir medis. Para ahli ramuan dan dukun bayi, misalnya, sering memperoleh keterampilan mereka dari ibu-ibu atau kerabat dekat mereka. Melalui perhatian dan observasi, para ahli ramuan dapat mempelajari berbagai tanaman yang berbeda yang tumbuh didekat rumah atau yang dapat diperoleh dari di apotek-apotek trotoar di pasr-pasar.

    3. Pemberian SertifikatSeringkali,walaupun tidak selalu, para calon penyembuh pada masyarakat-masyarakat non-Barat diberikan sertifikat secara ritual oleh para shaman senior setelah mereka menyelesaikan masa pendidikan mereka insiasi yang sedemikian itu, yang mencakup tarian dan ritual penguburan, telah dideskripsikan terhadap orang-orang Azende (Evans-Pritchard 1973:239-242)

    4. Citra ProfesionalDalam semua masyakat, panyembuh mempunyai perasaan yang kuat terhadap citra profesionalnya, tentang peranan mereka, dan tentang tempat mereka dalam masyarkat. Melalui tingkah laku, pakaian dan perlengkapan lainnya, mereka biasanya menambah citra keprofesionalan tersebut.

  • 5. Harapan Akan PembayaranPenyembuh-penyembuh non-Barat sedikit sekali berminat terhadap uang. Dalam semua masyarakat, para penyembuh menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk tertentu,masyarakat petani dan masyarakat rumpun umumnya terlalu realistis untuk mengharap bahwa para penyembuh itu melakukan semata-mata hanya untuk kepentingan handai tolan mereka. Jenis-jenis dan jumlah pembayaran tentunya berbeda banyak, tergantung dari faktor biaya pendidikan profesional, jangkauan kekuatan yang berasal dari anugerah seorang dewasa, dan bagaimana pasarannya.

    6. Kepercayaan Terhadap KekuatanDalam tiap praktek masyarakat, prestise yang besar diberikan kepada para penyembuh yang mempunyai kemampuan yang terkenal, praktek pengobatan hampir senantiasa dikaitkan dengan status yang tinggi (walaupun secar historis praktek bedah tak termasuk). Juga dalam tiap masyarakat, sebagian besar dari para penyembuh percaya akan kekuatan mereka sendiri.

    7. Sikap PublikDalam masyarakat non-Barat, alasan bahwa para shaman dan dukun sihir ditakuti adalah karena peranan tukang sihir yang jahat dan penyembuh yang ethis tidak dibedakan.

  • PENGOBATAN UMUM DAN PRIBADISejauh ini telah telah ditekankan unsur-unsur umum yang dianggap ciri-ciri penyembuh dan praktek-praktek pegobatan pada masyarakat Barat dan masyarakat tradisional. Namun terdapat perbedaan yang penting dan paling menyolok adlaah suasana sosial dimana pasien dirawat. Di Barat, Pengobatan sehari-hari dilakukan secara pribadi. Dalam masyarakat non-Barat,suasana pribadi dapat juga berlaku. Namun lebih sering terjadi aspek publik atas diagnosis dan perawatan yang nampaknya dalam cara-cara Barat dianggap sangat asing. Dalam masyarakat non-Barat, penyakit ditandai oleh dimensi-dimensi pengobatan tidak terbatas pada usaha untuk mengembalikan si sakit pada keadaan sehat kembali; namun merupakan pengobatan sosial bagi seluruh kelompok, untuk menentramkan para penonton bahwa stres-stres interpersonal yang menjadi sumber sakit telah disembuhkan.

  • Peranan Perilaku Dalam Wawancara PengobatanKing telah menangkap esensi dari hubungan dokter-dokter dalam wawancara pengobatan, dengan menunjukan bahwa pasien yang diperiksa bukanlah makhluk pasif bukan pula perantara yang tidak bertenaga, dimana mikro organisme tubuh bukan pula mesin yang bagian-bagiannya gagal berfungsi. Namun, pasien adalah makhluk yang aktif dengan siapa dan untuk siapa dokter bekerja mengatasi penyakit. Yang terjalin erat dengan disfungsi biologis adalah reaksi-reaksi emosional si pasien terhadap penyakit atau lukanya, yang dilandasi oleh berbagai bentuk norma-norma sosial, nilai-nilai, dan harapan-harapan. Pengobatan suatu penyakit adalah suatu proses interaksi sosial (King 1962 : 207. Penekanan oleh Foster dan Anderson).

  • Baik shaman maupun dukun sihir jarang sekali menanyakan pasien untuk memperoleh penjelasan yang mendetail tentang gejala mereka, lamanya penyakit itu telah diderita atau informasi lainnya yang mungkin tepat untuk menentukan sebab dan sifat penyakit itu telah diderita. Melalui ramalan, misalnya membuang undian, atau melalui komunikasi dengan supranatural ketika barada dalam keadaan tak sadar, shaman diharapkan menemukan sendiri apa masalahnya atau yang lebih tepat siapa dan apa yang telah menyebabkan penyakit karena terapi akan lebih diarahkan pada penyebab dari pada gejala-gejala.

  • Komunikasi Dari berbagai kesulitan yang ditemukan dalam wawancara pengobatan, baik dalam lingkungan barat maupun non-barat, dan dalam praktek pengobatan lintas-budaya, masalah-masalah yang berhubungan dengan komunikasi dokter-pasien mungkin merupakan yang paling umum. Inti permasalahannya dapat diletakkan pada kerangka yang sederhana, hampir merupakan lelucon kalau hal itu bukan yang sangat serius.Para penulis menyimpulkan bahwa dokter-dokter harus dibuat peka terhadap pentingnya mempelajari kata-kata pasien dan artinya sedapat mungkin, memakai kata-kata tersebut dalam pengobatan.Dalam situasi-situasi lain pasien mungkin mengerti benar-benar tentang kata-kata itu, namun konotasinya dapat mempengaruhi tingkah lakunya.