Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

download Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

of 14

description

okok

Transcript of Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    1/14

    Jaminan mutu (quali ty assurance) pelayanan kesehatan,

    Bentuk PMM Prospektif, Peningkatan mutu

    berkelanjutan, Bentuk PMM KonkurentDiajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Mutu Layanan Kebidanan

    Disusun Oleh:

    1. Garnis Yuniar 130103100007

    2.

    Ai Rosmiati 130103100009

    3. Febi Alvianti 130103100035

    4. Putri Meitara Cita B 130103100038

    5.

    Lastiar Veronika Silaban 130103100041

    6. Siti Nurjanah 130103100066

    7.

    Popy Meilia Anzani 1301031000678. Sylvia Sulis 130103100068

    9. Saskia Kusuma Wardhani 130103100070

    10.Irna Purwanti Rahayu 130103100073

    11.

    Liriana Dita Pramestika 130103100075

    Angkatan

    VI

    PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    BANDUNG

    2012

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    2/14

    Program Menjaga Mutu

    1. Pengertian "Mutu" Dalam Pelayanan Kesehatan

    Mutu" adalah tingkat dimana pelayanan kesehatan pasen ditingkatkan mendekatihasil yang diharapkan dan mengurangi faktor-faktor yang tidak diinginkan (JCAHO

    1993). Definisi tersebut semula melahirkan 12 faktor-faktor yang menentukan mutu

    pelayanan kesehatan, belakangan dikonversi menjadi dimensi 'mutu kinerja'

    (performance) yang dituangkan dengan spesifikasi seperti dibawah ini :

    1.

    Kelayakan :

    Adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang dilakukan relevan terhadap

    kebutuhan klinis pasien dan memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan

    keadaannya.

    2. Kesiapan :

    Adalah tingkat dimana kesiapan perawatan atau tindakan yang layak dapat memenuhi

    kebutuhan pasen sesuai keperluannya.

    3. Kesinambungan :

    Adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan bagi pasen terkoordinasi dengan baik

    setiap saat, diantara tim kesehatan dalam organisasi .

    4. Efektifitas :

    Adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan terhadap pasen dilakukan dengan

    benar, serta mendapat penjelasan dan pengetahuan sesuai dengan keadaannya, dalam

    rangka memenuhi harapan pasien.

    5.

    Kemanjuran :

    Adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan yang diterima pasien dapat

    diwujudkan atau ditunjukkan untuk menyempurnakan hasil sesuai harapan pasien.

    6.

    Efisiensi :

    Adalah ratio hasil pelayanan atau tindakan bagi pasien terhadap sumber-sumber yang

    dipergunakan dalam memberikan layanan bagi pasien.

    7. Penghormatan dan perhatian :

    Adalah tingkat dimana pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang

    perawatan dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut perhatian terhadap pemenuhan

    kebutuhan pasen serta harapan-harapannya dihargai.

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    3/14

    8. Keamanan :

    Adalah tingkat dimana bahaya lingkungan perawatan diminimalisasi untuk

    melindungi pasien dan orang lain, termasuk petugas kesehatan.

    9. Ketepatan waktu :

    Adalah tingkat dimana perawatan atau tindakan diberikan kepada pasien tepat waktu

    sangat penting dan bermanfaat.

    Upayapencarianterhadaphal-halpenting yang dicakupdalamdefinisitentang "MUTU

    telahbanyakdibahasdalamliteratur. Donabedianmenyatakanbahwa,

    tidaksatupundefinisidapatmemenuhipersyaratandengantepattentangarti "mutu",

    danuntukmengatasihaltersebutadatigapengertian yang diberikanyaitu:

    (1)

    Definisi absolutis :

    Mutu adalah pertimbangan atas kemungkinan adanya keuntungan dan kerugian

    terhadap kesehatan sebagai dasar tata nilai praktisi kesehatan tanpa memperhatikan

    biaya.

    (2) Definisi individualistis :

    Berfokus pada keuntungan dan kerugian dari harapan pasien dan konsekuensi lain

    yang tidak diharapkan.

    (3)

    Definisi sosial :

    Mutu meliputi biaya pelayanan, kontinum dari keuntungan atau kerugian, serta

    distribusi pelayanan sebagai rata nilai masyarakat secara umum.

    Tantangan yang dihadapi oleh praktisi adalah bagaimana menjaga keseimbangan

    antara nilai-nilai kemanusiaan, sumber-sumber teknologi, kualitas hidup, inovasi dan

    kenyataan ekonomi, yang memungkinkan untuk memberikan pelayanan terbaik. Hal tersebut

    tidak berarti menghilangkan pengertian universal dari mutu untuk memperoleh pengakuan.

    Ketiadaan definisi formal tentang mutu, bukan berarti pasen atau provider tidak akan dapat

    mengidentifikasi ketiadaan mutu itu sendiri, atau mutu yang berada dibawah standar,

    misalnya: makanan disajikan dingin, penusukan vena dalam kondisi normal 3-4 kali, terjadi

    decubitus atau infeksi post operatif, pasien jatuh, salah pemberian obat semua itu

    menunjukkan mutu yang rendah. Pengertian mutu kinerja diukur melalui dimensi pengukuran

    yang tegas yaitu standar tertulis yang jelas. Standar menentukan mutu atau kinerja dan

    diberikan secara langsung serta hasilnya dapat dilihat dari pelayanan tersebut. Standar adalah

    patokan untuk menentukan tingkat mutu. Standar merupakan pernyataan tertulis dari tata nilai

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    4/14

    peraturan-peraturan, kondisi dan tindakan pada pasen, staf, atau sistem yang disahkan oleh

    pihak berwenang

    2. Dari Jaminan Mutu (Quality Assurance) Menuju Peningkatan Mutu (Quality

    Improvement)

    Pengertian :

    1. Jaminan mutu (QA) adalah suatu proses untuk mengevaluasi perawatan pada suasana

    khusus, dengan mengembangkan standar pelayanan dan menerapkan mekanisme

    untuk menjamin bahwa standar dapat terpenuhi (Coyne and Killien).

    2. Jaminan mutu (QA) adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis dalam

    memonitor dan mengevaluasi mutu dan kesiapan dalam pelayanan terhadap pasen

    dalam meningkatkan pelayanan, dan memecahkan masalah yang telah diidentifikasi

    (JCAHO). Kesiapan merujuk pada pengertian lebih luas dimana prosedur khusus,

    kesesuaian dalam suasana khusus dan pelayanan yang efisien, mengindikasikan

    kelebihan maupun kekurangannya.

    Dalam kaitan diatas belakangan Lexiton (JCAHO), mendefinisikan QA dalam tiga

    kegiatan yang tidak terpisahkan;

    a.

    Merencanakan suatu produk atau pelayanan dan pengendalian produknya yang

    tidak dapat dilepaskan dari mutu. Dalam pelayanan kesehatan, aktifitas dan

    program dimaksudkan menjamin atau memberi garansi terhadap mutu.

    b. Pengendalian mutu: adalah suatu proses dimana kinerja aktual dinilai atau

    diukur, dan dibandingkan dengan tujuan, serta perbedaan atau penyimpangan

    ditindak lanjuti dengan menggunakan metoda statistik.

    c. Peningkatan mutu : proses pencapaian snatu tingkat kinerja atau mutu barn yang

    lebih tinggi dari sebelunmya. Pencapaian tingkat mutu bam. adalah yang terbaik

    dari pads tingkat mutu sebelumnya.

    3. Jaminan Mutu (QA) adalah suatu proses yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

    sistematis, obyektif dan terpadu untuk; Menetapkan masalah dan penyebabnya

    berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan upaya penyelesaian masalah

    dan melaksanakan sesuai kemampuan menilai pencapaian hasil dengan menggunakan

    indikator yang ditetapkan, menetapkan dan menyusun tindak lanjut untuk

    meningkatkan mutu pelayanan.

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    5/14

    Walaupun mutu tidak selalu dapat dijamin tetapi dapat diukur. Jika bisa diukur,

    berarti bisa ditingkatkan dan dapat disempurnakan. Hal ini dapat dilakukan dengan

    mengidentifikasi indikator kunci mutu dalam pelayanan, memonitor indikator tersebut

    dan mengukur mutu hasilnya. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah

    mengidentifikasi proses - proses kunci yang mengarah pada hasil tersebut (outcome).

    Dengan berfokus pada upaya peningkatan proses, tingkat mutu dari hasil yang dicapai

    akan meningkat. Jadi, upaya pendekatan yang dilakukan diawali dari jaminan mutu

    (QA), mengarah pada peningkatan mutu yang proaktif (QI). Bila ada yang berpikir

    "mutu dibawah standar, jangan ikut terlibar, mentalitas seperti itu seharusnya

    dirubah menjadi "walaupun mutu dibawah standar, tapi masih dapat ditingkatkan".

    Bila mutu diartikan seberapa baik suatu organisasi ditampilkan, usaha untuk

    meningkatkan mutu akan dapat diperbaiki melalui peningkatan kinerja.

    Tujuan dan Manfaat QA

    1.

    Pemahaman staf terhadap tingkat mutu pelayanan yang ingin dicapai

    2. Meningkatkan efektifitas pelayanan yang diberikan.

    3. Mendorong serta meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan pelayanan kesehatan.

    4.

    Melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari gugatan hukum.

    5.

    Tujuan akhir adalah semakin meningkatnya mutu pelayanan

    3. Pengertian Program Menjaga Mutu

    Pengertian program menjaga mutu terdiri dari bebrapa bentuk antar lain adalah:

    a. Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan

    objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan

    dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah

    yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos & Keller, 1989).

    b.

    Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara

    penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem,

    sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut (Ruels &

    Frank, 1988).

    c. Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan

    penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan

    memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu

    pelayanan (The American Hospital Association, 1988).

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    6/14

    d. Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif

    dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan,

    menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang

    diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint

    Commission on Acreditation of Hospitals, 1988).

    Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara

    berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan

    penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,

    menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan

    kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran

    tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.

    Tujuan

    Tujuan program menjaga mutumencakupduahal yang bersifatpokok, yang jika

    disederhanakandapatdiuraikansebagaiberikut:

    a. Tujuanantara.

    Tujuanantara yang ingindicapaioleh program

    menjagamutuialahdiketahuinyamutupelayanan. Jikadikaitkandengankegiatan

    program menjagamutu,

    tujuaninidapatdicapaiapabilamasalahsertaprioritasmasalahmutuberhasilditetapkan.

    b.

    Tujuanakhir.

    Tujuanakhir yang ingindicapaioleh program

    menjagamutuialahmakinmeningkatnyamutupelayanan.

    Jikadikaitkandengankegiatan program menjagamutu,

    tujuaninidapatdicapaiapabilamasalah dan penyebabmasalahmutuberhasildiatasi.

    Manfaat

    Apabila program menjagamutudapatdilaksanakan, banyakmanfaat yang akan diperoleh.

    Secaraumumbeberapamanfaat yang dimaksudkanadalah:

    a. Dapatlebihmeningkatkanefektifitaspelayanankesehatan.

    Peningkatanefektifitas yang dimaksud di sini erat

    hubungannyadengandapatdiselesaikannyamasalah yang

    tepatdengancarapenyelesaianmasalah yang benar. Karenadengandiselenggarakannya

    program

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    7/14

    menjagamutudapatdiharapkanpemilihanmasalahtelahdilakukansecaratepatsertapemilih

    an dan pelaksanaancarapenyelesaianmasalahtelahdilakukansecarabenar.

    b.

    Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.

    Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat

    dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar.

    Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus mengatasi

    berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah

    .

    c. Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

    Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan

    kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sebagai

    pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada

    gilirannya pasti akan berperan besar dalam turut meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat secara keseluruhan.

    d. Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya

    gugatan hukum.

    Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan sosial

    ekonomi masyarakat serta diberlakukannya berbagai kebijakan perlindungan publik,

    tampak kesadaran hukum masyarakat makin meningkat pula. Untuk melindungi

    kemungkinan munculnya gugatan hukum dari masyarakat yang tidak puas terhadap

    pelayanan kesehatan, tidak ada pilihan lain yang dapat dilakukan kecuali berupaya

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjamin mutunya. Dalam kaitan itu

    peranan program menjaga mutu jelas amat penting, karena apabila program menjaga

    mutu dapat dilaksanakan dapatlah diharapkan terselenggaranya pelayanan kesehatan

    yang bermutu, yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan para pemakai jasa

    pelayanan kesehatan.

    Syarat

    Syarat program menjaga mutu banyak macamnya, beberapa dari persyaratan yang

    dimaksud dan dipandang penting ialah:

    a. Bersifat khas.

    Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah harus bersifat khas, dalam arti jelas

    sasaran, tujuan dan tata cara pelaksanaannya serta diarahkan hanya untuk hal-hal yang

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    8/14

    bersifat pokok saja. Dengan adanya syarat seperti ini, maka jelaslah untuk dapat

    melakukan program menjaga mutu yang baik perlu disusun dahulu rencana kerja

    program menjaga mutu.

    b. Mampu melaporkan setiap penyimpangan.

    Syarat kedua yang harus dipenuhi ialah kemampuan untuk melaporkan setiap

    penyimpangan secara tepat, cepat dan benar. Untuk ini disebut bahwa suatu program

    menjaga mutu yang baik seyogianya mempunyai mekanisme umpan balik yang baik.

    c. Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.

    Syarat ketiga yang harus dipenuhi ialah sifatnya yang fleksibel dan berorientasi

    pada masa depan. Program menjaga mutu yang terlau kaku dalam arti tidak tanggap

    terhadap setiap perubahan, bukanlah program menjaga mutu yang baik.

    d.

    Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan organisasi.

    Syarat keempat yang harus dipenuhi ialah harus mencerminkan dan sesuai dengan

    keadaan organisasi. Program menjaga mutu yang berlebihan, terlalu dipaksakan

    sehingga tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak akan ekonomis dan

    karena itu bukanlah suatu program yang baik.

    e. Mudah dilaksanakan.

    Syarat kelima adalah tentang kemudahan pelaksanaannya, inilah sebabnya sering

    dikembangkan program menjaga mutu mandiri (Self assesment). Ada baiknya program

    tersebut dilakukan secara langsung, dalam arti dilaksanakan oleh pihak-pihak yang

    melaksanakan pelayanan kesehatan .

    f. Mudah dimengerti.

    Syarat keenam yang harus dipenuhi ialah tentang kemudahan pengertiannya.

    Program menjaga mutu yang berbelit-belit atau yang hasilnya sulit dimengerti,

    bukanlah suatu program yang baik.

    Perbaikan kualitas pelayanan kebidanan

    Dalam pelayanan kebidanan di Indonesia, perbaikan kualitas pelayanan kebidanan

    melibatkan pihak-pihak terkait, baik langsung maupun tidak langsung dalam pemberian

    asuhan kebidanan itu sendiri. Pihak-pihak terkait tersebut adalah bidan, organisasi profesi,

    pemerintah, dan pendidikan kebidanan.

    a.

    Bidan sebagai provider

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    9/14

    Bidan harus mampu menjadi konselor untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai

    pendidik di tengah-tengah masyarakat. Sebagai konselor, bidan harus mampu

    meyakinkan ibu bahwa ia berada dalam asuhan orang yang tepat sehingga ibu mau

    berbagi cerita seputar permasalahan kesehatan reproduksi yang dialaminya dan ibu

    mau menerima asuhan yang diberikan bidan.

    Sifat seorang konselor yang baik :

    o Mau mengajar dari dan melalui pengalaman

    o Mampu menerima orang lain

    o Mau mendengarkan dan sabar

    o Optimis

    o Respek

    o Terbuka terhadap pandangan dan interaksi yang berbeda

    o Tidak menghakimi

    o Menyimpan rahasia

    o Mendorong pengambilan keputusan

    o Memberi dukungan

    o Membentuk dukungan atas dasar kepercayaan

    o Mampu berkomunikasi

    o

    Mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain

    o Mengerti keterbatasan mereka

    b. Organisasi profesi

    Bidan berada di bawah naungan sebuah organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia

    (IBI) yang terus-menerus memperhatikan peningkatan kualitas anggotanya dan juga

    selalu berupaya untuk tetap memberi pelayanan yang terbaik dan meningkatkan terus

    mutu pelayanan kebidanan. Organisasi profesi IBI merupakan tempat bagi bidan untuk

    menyampaikan aspirasi, ide, dan pemikiran mereka serta menjamin keprofesionalan

    para anggotanya. Oleh karena itu, IBI harus terus berupaya dan berjuang

    meningkatkan keterampilan klinis dan komunikasi anggotanya.

    Banyak upaya telah dilakukan organisasi profesi untuk tetap meningkatkan kualitas

    pelayanan kebidanan, antara lain :

    Mengharuskan setiap anggotanya untuk mempunyai standar kompetensi minimal

    dan terus meningkatkan keterampilan serta pengetahuan mereka. Standar

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    10/14

    kompetensi minimal terpenting dalam menjaga keselamatan ibu dan anak harus

    dikuasai bidan.

    Pelatihan APN, dalam rangka mengurangi risiko kematian pada ibu melahirkan

    dan mengurangi serta menurunkan angka kematian ibu dan anak.

    IBI tahun 2004, meluncurkan program Bidan Delima. Bidan Delima merupakan

    program mencapai standar pelayanan tinggi sesuai dengan aturan organisasi

    kesehatan dunia (world health organization/WHO), seperti kemampuan bidan

    menolong persalinan sampai asuhan pada masa nifas/pascapersalinan, masa

    interval, pelayanan keluarga berencana (KB), kewaspadaan universal (pemberian

    pelayanan yang aman dan penggunaan alat-alat steril), memperlakukan pasien

    secara manusiawi.

    IBI selalu mengupayakan anggotanya dapat meningkatkan kualitas diri dan

    pelayanannya, baik untuk jenjang pendidikan bidan maupun kemudahan

    penyediaan sarana klinik bidan swasta, seperti menjalin kerja sama dengan

    organisasi dan badan keuangan untuk penyediaan kredit modal kerja berupa obat-

    obatan bebas maupun obat-obatan kontrasepsi. Program ini dikenal dengan

    program pemberdayaan keluarga melalui penyaluran kredit bidan mandiri.

    Dengan demikian, bidan swasta mampu memberi pelayanan KB mandiri terutama

    pada keluarga yang relatif kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan

    kesehatan. Bidan juga mendapat bantuan pinjaman dana untuk melanjutkan

    pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

    Memberi motivasi kepada anggotanya melalui pemberian penghargaan kepada

    bidan. Misalnya, IBI DKI member penghargaaan kepada bidan dengan criteria

    Bidan Bersih Prestasi, Bidan Bintang, Bidan Sahabat, Bidan Delima.

    STARH (SustainingTechnical Achievement in Reproductive Health) membantu

    IBI menyusun suatu sistem pelatihan terpadu hingga seorang bidan yang telah

    mengikuti pelatihan ini menjadi bidan yang berkualitas untuk member pelayanan

    KB sesuai standar. Dengan memiliki kemampuan berkualitas, seorang bidan

    Delima diharapkan dapat memberi pelayanan terbaik hingga kepuasan

    pelanggannya meningkat dan pada akhirnya kepercayaan pelanggan pun makin

    meningkat.

    c.

    Dukungan pemerintah

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    11/14

    Dukungan pemerintah terhadap program IBI juga sangat dibutuhkan.

    Perhatian pemerintah terhadap pelayanan kebidanan dan pendidikan kebidanan

    mempunyai peran sangat penting untuk peningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.

    Di sektor pendidikan, misalnya, tenaga bidan yang masih sangat minim membuat

    pemerintah membuka seluas-luasnya kesempatan penyelenggaraan pendidikan

    kebidanan sementara di Indonesia. Sampai sekarang strata pendidikan kebidanan

    belum ada yang mencapai S1. Pilihan bagi bidan hanya mencakup diploma (D3 atau

    D4), sementara untuk meneruskan pendidikan di luar negeri tentu membutuhkan biaya

    besar.

    d. Pendidikan bidan

    Cara yang paling tepat untuk berhasil melaksanakan kebijakan mutu yang jelas

    adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan lulusan

    yang berkualitas. Bidan yang di didik dengan fokus pada kualitas tentu memberi

    sumbangan kecakapan, keterampilan, dan professional bagi bangsa dan Negara.

    4. Bentuk-Bentuk Program Menjaga Mutu

    1.

    Program Menjaga Mutu prospektif

    Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance)

    Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan.

    Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan dan standar

    lingkungan yaitu pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana, dana, sarana,

    di samping terhadap kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi kesehatan.

    Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum

    dalam banyak peraturan perundang-undangan, di antaranya : Standardisasi

    (Standardization),perizinan (Licensure), Sertifikasi (Certification), akreditasi

    (Accreditation).

    1. Lisensi

    Lisensi adalah proses administasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang

    berwewenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang

    telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.

    Tujuan lisensi:

    a. Tujuan umum lisensi :

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    12/14

    Melindungi masyarakat dari pelayanan profesi.

    b. Tujuan khusus lisensi :

    Memberi kejelasan batas wewenang dan menetapkan sarana dan prasarana.

    2. Akreditasi

    Akreditasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan

    satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang

    dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang terbuka

    3. Standarisasi

    Standarisasi adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu yang

    menyangkut masukan proses dari system pelayanan kesehatan.

    2. Program menjagamutukonkuren (Concurentquality assurance)

    Yang dimaksud dengan Program menjagamutukonkurenadalah yang

    diselenggarakanbersamaandenganpelayanankesehatan.

    Padabentukiniperhatianutamalebihditujukanpadastandar proses, yaknimemantau dan

    menilaitindakanmedis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.

    Mutupelayanankesehatansebenarryamenunjukpadapenampilan(performance)dari

    pelayanankesehatan yang dikenaldengan Keluaran(output)yaituhasilakhirkegiatan

    dari tindakandokter dan tenagaprofesilainnyaterhadappasien,

    dalamartiperubahan derajatkesehatan dan kepuasanbaik positif

    maupunsebaliknya. Sedangkanbaikatautidaknyakeluarantersebutsangatdipengaruhiol

    eh proses (process),masukan (input)dan lingkungan(environment).

    Makajelaslahbahwabaikatautidaknyamutu pelayanankesehatansangatdipengaruhio

    lehunsur-unsurtersebut, dan

    untukmenjaminbaiknyamutupelayanankesehatan ketigaunsurharusdiupayakansedemi

    kian rupa agar sesuaidenganstandar dan ataukebutuhan.

    3. Program Menjaga Mutu Restrospektif (Retrospective Quality Assurance)

    Yang dimaksud dengan program menjaga mutu restrospektif adalah yang

    diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih

    ditujukan pada standar keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan

    kesehatan, maka obyek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung, dapat

    berupa hasil kerja pelaksana pelayanan .atau berupa pandangan pemakai jasa

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    13/14

    kesehatan. Contoh program menjaga mutu retrospektif adalah : Record review, tissue

    review, survei klien dan lain-lain.

  • 5/19/2018 Mutu_Jaminan Mutu (Quality Assurance) Pelayanan Kesehatan

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Al-Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC.

    2.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :PT. Rineka Cipta.

    3.

    Juliana, Erna. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta : EGC.

    4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

    Cipta.

    5. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

    Jakarta : Salemba Medika.