muskuloskeletal

15
Diah Dewi Anggaraeni 1102009076 SKENARIO 2 TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR SASBEL o Mampu menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur os femur. o Mampu menjelaskan jenis-jenis fraktur. o Mampu melihat gambar radiologist pada fraktur femur. o Mampu menjelaskan penatalaksanaan fraktur terbuka os femur. I. Mampu menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur os femur. Anatomis Articulationes Inferioris Liberi o Articulatio coxae Tulang : Antara caput femoris dan acetabulum. Jenis sendi : Enarthrosis spheroidea Penguat sendi : Terdapat tulang rawan pada facies lunata Kelenjar Havers terdapat pada acetabuli

description

muskuloskeletal

Transcript of muskuloskeletal

Diah Dewi Anggaraeni

1102009076

SKENARIO 2

TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR

SASBEL

Mampu menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur os femur. Mampu menjelaskan jenis-jenis fraktur.

Mampu melihat gambar radiologist pada fraktur femur.

Mampu menjelaskan penatalaksanaan fraktur terbuka os femur.

I. Mampu menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur os femur.

Anatomis Articulationes Inferioris Liberi Articulatio coxae

Tulang

:Antara caput femoris dan acetabulum.Jenis sendi:Enarthrosis spheroidea

Penguat sendi:Terdapat tulang rawan pada facies lunata

Kelenjar Havers terdapat pada acetabuli

Ligamentum iliofemorale yang berfungsi memperrtahankan articulatio coxae tetap ekstensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak.Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah rotasi interna. Ligamentum pufemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi eksterna. Selain itu diperkuat juga oleh Ligamentum transversum acetabuli dan Ligamentum capitisfemoris. Bagian bolong disebut zona orbicularis.Capsula articularis:membentang dari lingkar acetabulum ke linea intertrochanteria dan crista intertrochanterica.Gerak sendi:Fleksi:M. Iliopsoas, M. Pectineus, M. Rectus femoris, M. Abductor longus, M. Adductor brevis, M. Adductor magnus pars anterior tensor fanscia lata.

Ekstensi:M. Gluteus maximus, M.semitendinosis, M. Semimembranosus, M. Biceps femoris caput langum, M. Adductor magnus posterior.

Abduksi:M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Periformis, M. Sartorius, M. Tensor fascie lata.Adduksi:M. Gluteus magnus, M. Adductor longus, M. Adductor brevis, M. Gracilis, M. Pectineus, M. Obturator externus, M. Quadratus femoris.Rotasi medialis:M. Gluteus medius, M. Gluteus minimus, M. Tensor fasciae latae, M. Adductor magnus (pars posterior)Rotasi lateralis:M. Piriformis, M. Obturator internus, Mm. Gamelli, M. Obturator externus, M. Quadratus femoris, M. Gluteus maximus, dan Mm. Adductores.

Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Capsula articularis berjalan dari pinggir acetabulum Os. Coxae menyebar ke latero-inferio mengelilingi colum femoris untuk melekat pada linea introchanteria bagian depan dan meliputi pertengahan bagian posterior colum femoris kira-kira sebesar jari diatas crista introchanterica adalah diluar capsula articularis. Sehubungan dengan itu fraktur colum femoris dapat extracapsular dan dapat pula intracapsular. Articulatio genusArticulatio genus merupakan articulatio composita yaitu : Articulatio patella femoralis dan articulatio tibia femoralis.

Articulatio patella femoralisPatella merupakan tualng sesamoid yang berkembang dalam tendo M. Rectus femoris. Fungsi tulang ini sebagai pelindung bagian anterior art genu dan merupakan system katrol yang pendek. Fraktur patella dapat mengurangi gerak kurang lebih 18% dan kehilangan kekuatan ekstensi 49%. Articulatio tibia femoralis

Articulatio genus merupakan suatu sendi yang merupakan pertemuan condylus femoris yang cembung dan condylus tibiae cekung dangkal. Bentuk permukaan sendi seperti ini mengakibatkan sendi tersebut tidak stabil. Untuk menstabilkan sendi tersebut salah satu diantaranya diperlukan discus atau meniscus yang dapat memperdalam cekungan facies articularis tibiae tersebut. Selain itu meniscus dapat merupakan shoch absorben (peredam kejut) dan memindahkan beban. Pada articulatio genus terdapat meniscus medialis dan meniscus lateralis yang mengelilingi pinggir facies articularistibiae. Meniscus medialis lebih luas dan ditembus oleh Ligamentum collateralis collateralis. Pada waktu ekstensi meniscus ini bergerak sedikit ke depan dan pada waktu fleksi bergerak ke belakang.Di cavum articularis juga terdapat ligamentum cruciatum anterius dan ligamentum cruciatum posterior. Ligamentum cruciatum anterius berjalan dari anteromedial tibia berfungsi mencegah geseran ke belakang pada saat fleksi dan ligamentum cruciatum posterius berjalan dari ke posterior tibiake anterior femur berfungsi untuk mencegah geseran ke depan pada saat fleksi.Tulang: Condylus medialis femoris dan Condylus lateralis tibiae. Condylus lateralis femoris dan condylus lateralis tibiae.Condylus lateralis femoralis dan condylus lateralis femoralis, mempunyai bentuk yang melengkung seperti bulan sabit mulai dari depan melengkung ke inferior, dorsal dan cranial. Bila dibuat jari-jari mulai dari facies condylus sampai ke sumbu maka terlihat sumbu tersebut berubah juga sesuai dengan lengkung pada condylus. Sehingga jari-jari vertikal yang paling panjang dan yang paling pendek adalah arah posterokranial, ini merupakan sumbu frontal.Jenis sendi: ginglymus

Penguat sendi: Mensicus medialis dan meniscus lateralis.

Ligamentum miniscofemorale anterius, ligamentum miniscofemorale posterior, Ligamentum transversus genus, Ligamentum cruciatum anterius, Ligamentum cruciatum posterior, Ligamentum collaterale, fibulare, Ligamentum tibiale, Ligamentum popliteum abliquum, Ligamentum popliteum arcuatum, Ligamentum patellae, Retinaculum patellae mediale, Retinaculum patellae laterale, dan Corpus adiposum infrapatellare.Gerak sendi:Fleksi, ekstensi dan sedikit rotasi pada sikap fleksi gerak sendi pada articulatiogenus dilakukan oleh 12 otot yang dikatagorikan sebagai berikut:Otot hamstring terdiri dari:M. Biceps femoris caput longum M. Semimembranosus dan M. Semitendinosus, M. Quadriceps femoris.Tidak terkelompok

:M. Sartorius, M. Gracilis, M. Popliteus, M. Gastrocnemius, dan M. Plantaris.

Fleksi

:M. Semimmembranosus, M. Semitendinosus M. Biceps femoris caput longum, M. Sartorius, M. Popliteus, M. Gastrocnemius, dan M. Plantaris.Ekstensi

: M. Quadriceps femoris dan tensor fascia latae.Rotasi medialis

: M. Popliteus, M. Semimembranosus, M. Semitendinosus, M. Sartorius, dan M. Gracilis.

Fleksi lateralis

: M. Biceps femoris caput brevisII. Mampu Menjelaskan jenis-jenis fraktur

Defenisi fraktur

Patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.Etiologi frakturTerjadinya fraktur akibat adanya trauma yang mengenai tulang yang kekuatannya melebihi kekuatan tulang.

Faktor yang terjadinya fraktur:

Faktor ekstrinsik: kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah serta kekuatan tulang

Faktor intrinsik : meliputi kapasitas tulang mengabsorpsi serta densitas kekuatan tulang

Fraktur ada yang secara langsung dan tidak langsung, adanya keadaan yang tidak normal pada tulang dan usia yaitu kelemahan tulang yang abnormal karena adanya patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibatkan fraktur yang pada orang belum dapat menimbulkan fraktur.

Klasifikasi fraktur

Fraktur komplete : patah pada seluruh garis tengah tulang, luas, dan melintang Fraktur simple : tidak menyebabkan robeknya kulit dan integritas kulit masih utuh Open fraktur : terdapat luka pada kulit serta membran mukosa sampai ke patahan tulang

- Grade 1 : luka bersih bentuknya kurang dari 1cm panjangnya

- Grade 2 : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan

- Grade 3 : terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan Greenstick : fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak. Korteks tulangnya sebagian masih utuh demikian juga periosteum. Fraktur akan segera sembuh dan segera mengalami remodeling kebentuk dan fungsi normal. Transversal : frakur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ketempatnya semula makan segmen tersebut akan stabil. Oblik: fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki. Spiral : fraktur rendah energi ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan fraktur semacam ini cenderung cepat sembuhdengan imobilisasi luar. Segmental : dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan terpisahna segmen sentral dari suplai darahnya. Komunita : serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang. Kompresi : terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada di antaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya. Patologik : terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas. Avulsi : memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan yang spesifik yang diperlukan namun bila diduga akan terjadi ketidakstabilan sendi atau hal-hal lain yang menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang atau meletakkan kembali fragmen tulang tersebut pada banyak kasus.

III. Mampu melihat gambar radiologist pada fraktur femur.Cukup dengan 2 proyeksi AP dan LAT. Dalam pembuatan foto harus mencakup 2 sendi (panggul) dan (lutut). Fraktur Supracondyler femur

Proyeksi anteroposterior dan proyeksi lateral

Fraktur Intercondylar

Proyeksi anteroposterior dan proyeksi lateralKlasifikasi Radiologis Lokalisasi

Diafisial

Metafisial

Intra-artikuler

Fraktur dg dislokasi

Konfigurasi Fraktur transversal

Fraktur oblik

Fraktur spiral

Fraktur Z

Fraktur segmental

Fraktur komunitif, Fraktur lebih dari 2 fragmen

Fraktur baji biasanya pada vertebrae karena trauma kompresi Fraktur avulsi. Fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo, misalnya fraktur epikondilus humeri, fraktur trokanter mayor, fraktur patella

Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada tulang tengkorak Farktur impaksi

Fraktur pecah. Dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah misalnya pada fraktur vertebrae, patella, talus, kalkaneus.

Fraktur epifisis. Menurut ekstensi Fraktur total

Fraktur tidak total

Farktur buckle/torus

Faraktur garis rambut

Fraktur green stick

Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya Tidak bergeser

Bergeser

Bergeser dapat terjadi dalam 6 cara:

Bersampingan

Angulasi

Rotasi

Distraksi

Over-rideing

Impaksi

Pemeriksaan Radilologis lainnya

Tomografi, misalnya pada fraktur vertebra/kandilus tibia. CT ScanPemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelaskan adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan. MRIPemeriksaannya menggunakan prisnsip magnetisasi. Radioisotop Scanning

Umumnya dengan foto otot polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu dinyatakan apakah fraktur terbuka/tertutup. Tulang mana yang terkena dan lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk fraktur itu sendiri.Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta waktu penyembuhan fraktur, misalnya penyembuhan fraktur transversal lebih lambat dari fraktur oblig karena kontak yang kurang.Cara pemeriksaan radiologis Pemeriksaan foto yang tajam Pada foto rontgen harus terlihat sendi bagian atas dan bawah dari anggota gerak yang mengalami kelainan, terutama bila terjadi fraktur.

Kadangkala perlu dibuat foto anggota gerak yang normal sebagai pembanding dengan anggota gerak yang mengalami kelainan.

Penilaian foto meliputi:

Pemeriksaan foto rontgen tanpa kontras Pemeriksaan foto rontgen dengan media kontras.

Pemeriksaan radiologis khusus

CT Scan MRI

Radioisotop

Ultra Sound

IV. Mampu menjelaskan penatalaksanaan fraktur terbuka os femur.Ketentuan terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar. Fraktur terbuka ini dibagi menjadi 3 derajat: Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil, biasanya diakibatkan tusukan fragment tulang dari dalam menembus keluar.

Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturan benda dari luar.

Lukanya lebih luas dari derajat 2, lebih kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)

Tindakan pra-rumah sakit: Pembidaian.

Menghentikan perdarahan dengan perban tekan.

Menghentikan perdarahan besar dengan klem.Tindakan Deformitas dan Posisi Terbuka: Penderita diberi toksoid, ATS atau tetanus human globulin.

Antibiotika untuk kuman gram positif dan negatif dengan dosis tinggi. Kultur dan resistensi kuman.

Setelah dalam narkose, seluruh ekstrimitas dicuci dan dicukur.

Luka diirigasi dengan cairan NaCl steril atau air matang. Tindakan desinfeksi dan pemasangan duk.

Eksisi luka lapis demi lapis. Bila letak luka tidak menguntungkan, maka untuk reposisi terbuka dibuat insisi baru yang biasa digunakan.

Biarkan luka terbuka, bila perlu tutup setelah oedema meghilang. Fiksasi yang baik adalah fiksasi eksterna.Contoh Metode Perkin: Digunakan apabila fasilitas terbatas. Alatnya

:

Steinman pin.

Tali.

Beban kontrol.

Penderita tidur telentang 1-2 jari di bawah tuberositas tibia, dibor dengan Steinman pin, dipasang staple, ditarik dengan tali. Paha ditopang dengan 3-4 bantal. Tarikan dipertahankan sampai 12 minggu lebih sampai terbentuk callus yang cukup kuat. Sementara itu tungkai bawah dapat dilatih untuk gerakan ekstensi dan fleksi.Pada metode Balance skeletal traction, alat-alat yang diperlukan lebih banyak, seperti frame dan stapler.

Sumber:

Prof. CVhairuddin Rasjad MD, PhdPengantar Ilmu Bedah OrtopediBintyang lamumpatue, Makassar, 2003Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah UIAtlas anatomi Sobotta

Fisiologi Guyton