Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia...

134
KAJIAN RASM AL-QURAN (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Maroko) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Hajar Nur Rohmah NIM. 53020150014 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Transcript of Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia...

Page 1: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

KAJIAN RASM AL-QUR’AN

(Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia dan

Mushaf Maroko)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Hajar Nur Rohmah

NIM. 53020150014

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2020

Page 2: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

ii

Page 3: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

iii

Page 4: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

iv

Page 5: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

v

MOTTO

لحفظون إنا نحن نزلنا ٱلذكر وإنا له

“Sesunggunya Kami yang menurunkan al-Qur’an dan Kami akan menjaganya (al-

Qur’an)”.

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan skripsi ini teruntuk:

1. Kedua oranga tuaku Ayahanda dan Ibunda yang selalu menyayangi dan

mendoakan untuk kebahagiaan dan kesuksesanku, semoga selalu sehat dan

dalam lindungan-Nya.

2. Seluruh keluargaku yang selalu memberikan dukungan, semangat, kasih

sayang yang luar biasa.

3. Kepada sahabatku yang selalu menemani dalam suka maupun duka dan

mengingatkan tugas-tugas yang harus dikerjakan, semoga diberi kesehatan

serta selalu dalam lindungan Allah Swt.

4. Kepada teman-teman seperjuangan IAT angkatan 2015 yang selalu

memberikan semangat dan dorongan untuk segera menyelesaikan tugas akhir

ini, semoga selalu sehat dan diberi kelancaran dalam segala urusan.

Page 6: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik serta hidayah kepada setiap ciptaan-Nya. Sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Solawat serta salam senantiasa tercurahkan

kepada baginda Nabi Muhammad SAW. beserta keluraga, sahabat, dan pengikut-

pengikutnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan

dorongan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Banyak

orang yang berada di sekitar penulis, baik secara langsung maupun tidak, telah

memberi dorongan yang berharga bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin Baidhawy, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Salatiga,

beserta segenap jajaranya.

2. Bapak Dr. Benny Ridwan, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan

Humaniora IAIN Salatiga, beserta jajaranya

3. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M.Ag. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir IAIN Salatiga, yang telah memberikan izin untuk penelitian dan

penyusunan skripsi sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang telah

membimbing, memberi nasihat, arahan serta masukan-masukan yang sangat

membantu penyusunan tugas akhir ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora IAIN Salatiga, terlebih

dosen Ilmu Tafsir untuk ilmu-ilmu dan warisan-warisan intelektual beliau

curahkan sehingga mengantarkan penulis untuk berproses menjadi lebih baik lagi.

Page 7: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

vii

5. Abi Hariyanto dan Umi Kasinah tercinta, beserta keluarga yang tak pernah lelah

mendo’akan penulis untuk tetap semangat dalam menuntut ilmu serta dukungan

selama proses pembuatan skripsi.

6. Teman-teman program studi ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2015 yang terus

memberikan dukungan serta selalu meluangkan waktu untuk mendengarkan

ocehan penulis di tengah-tengah perjalanan luar biasa dalam menulis dan

menyelesaikan skripsi.

7. Terakhir, untuk semua pihak dan elemen yang secara langsung maupun tidak

langsung dalam membantu menyelesaikan tulisan ini dari awal hingga proses

penelitian hingga skripsi ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan sebagaimana mesti.

Salatiga, 20 Maret 2020

Penulis

Page 8: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

viii

ABSTRAK

Nur Rohmah, Hajar. 2020. KAJIAN RASM AL-QUR’AN (Perbandingan antara

Mushaf Maroko dan Mushaf Standar Indonesia).

Tri Wahyu Hidayati, M.Ag

Mushaf al-Qur’an telah mengalami perjalanan panjang sehingga saat inisangat mudah ditemukan percetakan atau penerbit yang menerbitkan mushaf al-Qur’an dengan berbagai kreasi dan inovasi sesuai kebutuhan masyarakat. Modelmushaf antarnegara memiliki ciri dan penulisan masing-masing, disesuaikan denganbudaya dan ilmu yang sampai kepada mereka, yang mana semua tetap sesuai denganriwayat shahih dan berpedoman kepada Nabi Muhammad SAW. Mengingat peristiwayang pernah terjadi pada oktober 2018 mengenai ditemukannya mushaf al-Qur’anyang dianggap salah atau diubah, yang ternyata mushaf tersebut adalah terbitandaerah Maghribi/ Maroko. Penulis tertarik untuk mengkaji rasm yang ada padaMushaf Maroko dan Mushaf Standar Indonesia, yang keduanya sama-sama RasmUsmani.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Langkah pertama yang penulislakukan yaitu penelitian kepustakaan (library research), untuk mencari bahan-bahanyang sulit didapatkan. Adapun metode yang penulis gunakan yaitu metodedokumentasi. Dokumentasi ini mencakup sumber-sumber tertulis mengenai MushafStandar Indonesia dan Mushaf Maroko. Kemudian dokumen yang telah didapatkandianalisis, dibandingkan, dan dipadukan (sintesis) membentuk hasil kajian yangsistematis dan utuh.

Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwaMushaf Standar Indonesia menggunakan Khat Naskhi, rasm condong kepada riwayatal-Dani, dan berqira’at Hafs dari Imam Ashim. Sedangkan Mushaf Marokomenggunakan Khat Maghribi, rasm condong kepada riwayat Abu Dawud, danberqira’at Warasy dari Imam Nafi’. Penelitian rasm yang terfokus dalam surah al-Fatihah dan al-Baqarah juz 1 ini menemukan beberapa perbedaan yang dicantumkanpada tabel. Walau berbeda namun secara substansial tetap sama.

Kata Kunci: Rasm Usmani, Mushaf Standar Indonesia, Mushaf Maroko.

Page 9: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi huruf (pengalihan huruf) dari huruf Arab ke huruf Latin

yang digunakan adalah hasil Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 atau Nomor 0543 b/u 1987,

tanggal 22 Januari 1988, dengan melakukan sedikit modifikasi untuk membedakan

adanya kemiripan dalam penulisan.

A. Penulisan huruf

No Huruf Arab Nama Huruf Latin

1. ا Alif Tidak dilambangkan

2. ب Ba’ B

3. ت Ta T

4. ث ṡa ṡ

5. ج Jim J

6. ح Ḥa ḥ

7. خ Kha Kh

8. د Dal D

9. ذ ẑal ẑ

10. ر Ra R

11. ز Za Z

12. س Sin S

13. ش Syin Sy

Page 10: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

x

14. ص Ṣad ṣ

15. ض Ḍad ḍ

16. ط Ṭa’ ṭ

17. ظ Ẓa ẓ

18. ع ‘ain ‘ (koma terbalik di atas)

19 غ Gain G

20. ف Fa’ F

21. ق Qaf Q

22. ك Kaf K

23. ل Lam L

24. م Mim M

25. ن Nun N

26. و Wawu W

27. ه Ha’ H

28. ء Hamzah ‘ (apostrof)

29. ي Ya’ Y

B. Vokal

◌ Fathah Ditulis “ a ”

◌ Kasroh Ditulis “ i ”

◌ Dhammah Ditulis “ u ”

Page 11: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

xi

C. Vokal Panjang

+ا ◌ Fathah + alif Ditulis “ã “ جل هليه Jãhiliyah

+ى ◌ Fathah + alif

layin

Ditulis “ã “ تنسى Tansã

+ي ◌ Kasrah + ya’

mati

Ditulis “ ỉ “ حكيم Hakỉm

◌+و Dhammah +

wawau mati

Ditulis “ủ “ فروض Furủd

D. Vokal rangkap

◌+ا Fathah + ya’

mati

Ditulis “ ai ” بينكم Bainakum

◌+و Fathah + wawu

mati

Ditulis “ au “ قول Qaul

E. Huruf rangkap karena tasydid ( ◌)ditulis rangkap

د Ditulis “ dd ” عدة ‘Iddah

ن Ditulis “ nn ” منا Minna

F. Ta’ Marbuthah

1. Bila dimatikan ditulis h:

حكمة Hikmah

جزية Jizah

Page 12: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

xii

(ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-katabahasa arab yang sudah

diserap ke dalam bahasa Indonesia)

2. Bila Ta’ Marbuthah hidup atau berharakat maka ditulis t:

زكاةالفطر Zakãt al-fiṭr

حياةالانسان Ḥayãt al-insãn

G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof (‘)

أأنتم A’antum

أعدد U’iddat

لئن شكرتم La’insyakartum

H. Kata sandang alif + lam

al-qamariyah القران al-Qur’ãn

Al-syamsiyah السماء al-samã’

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat:

Ditulis menurut bunyi atau pengucapan

ذوي الفروض Ẑawi al-furủd

أهل السنة Ahl al-sunnah

Page 13: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Tulisan........................................................................................ ii

Persetujuan Pembimbing ............................................................................................. iii

Pengesahan Kelulusan.................................................................................................. iv

Motto dan Persembahan............................................................................................... v

Kata Pengantar..............................................................................................................vi

Abstrak .........................................................................................................................viii

Pedoman Transliterasi.................................................................................................. ix

Daftar Isi....................................................................................................................... xiii

BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5

E. Kajian Pustaka .............................................................................................6

G. Metodologi Penelitian .................................................................................10

H. Sistematika Pembahasan .............................................................................12

BAB II: KONSEP RASM AL-QUR’AN..................................................................... 14

A. Sejarah dan Perkembangan Mushaf al-Qur’an............................................ 14

1....Tradisi Tulis Menulis di Arabia............................................................14

2....Pemeliharaan dan Pengumpulan al-Qur’an.......................................... 17

Page 14: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

xiv

B. Pengertian Mushaf Usmani ........................................................................... 37

1....Pengertian Rasm al-Qur’an.....................................................................37

2....Sejarah dan Perkembangan Mushaf Usmani.......................................... 39

C. Status Hukum Mushaf Usmani...................................................................... 49

D. Macam-macam Rasm dalam Penulisan al-Qur’an.........................................50

E. Kaidah-kaidah Rasm Usmani......................................................................... 53

F. Ciri Mushaf Usmani....................................................................................... 60

BAB III: MENGENAL MUSHAF STANDAR INDONESIA DAN MUSHAF

MAROKO.......................................................................................................................63

A. Mushaf Standar Indonesia.............................................................................. 64

1....Definisi Mushaf al-Qur’an Standar Usmani (MASU) Indoneisa............64

2....Latar Belakang Penulisan MASU Indonesia...........................................66

3....Lahirnya Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an LPMQ........................ 69

4....Karakteristik MASU Indonesia...............................................................82

5....Prinsip-prinsip Penulisan MASU Indonesia........................................... 85

6....Landasan Penulisan MASU Indonesia....................................................91

7....Ciri-ciri Syaamil Qur’an Tikrar Hafalan.................................................92

B. Mushaf Maroko.............................................................................................. 96

BAB IV: PERBANDINGAN ANTARA MUSHAF STANDAR INDONESIA DENGAN

MUSHAF MAROKO..................................................................................................... 102

BAB V PENUTUP......................................................................................................... 116

A. Kesimpulan ................................................................................................... 116

B. Saran...............................................................................................................117

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 119

Page 15: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

1

1Dibaca dan dihafal ini adalah terjadi ketika awal-awal wahyu turun, yang mana malaikatjibril meminta Muhammad untuk membaca wahyu kemudian menghafal dan menyampaikannyakepada para sahabat dan seluruh umat.

2Berkembang dalam bentuk tulisan berawal dari kekhawatiran khalifah umar bin khattabkarena semakin banyak penghafal al-Qur’an (para hafidz) wafat dalam medan perang, sehinggakumpulan wahyu atau ayat-ayat itu harus disatukan dalam satu kitab.

3 Berkembang dengan hasil cetakan pastinya terjadi di abad ke 20 an saat teknologi semakinberkembang alat-alat canggih pun dimaksimalkan agar al-Qur’an semakin mudah dibaca dan semakincepat disebar luaskan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi

Muhammad SAW sebagai mukjizat terbesar sekaligus penyempurna kitab-kitab

sebelumnya. Al-Qur’an yang awalnya adalah wahyu yang disampaikan untuk dibaca

dan dihafal1 seiring bertambahnya zaman, berkembang menjadi tulisan2 bahkan

dicetak3 dengan alat-alat canggih di berbagai penerbit di dunia.

Berbeda dengan bangsa-bangsa lain seperti Mesir Kuno, Babilonia dan Cina,

yang seluk-beluk sistem penulisannya bermula ribuan tahun sebelumnya, bangsa

Arab dalam hal ini merupakan pendatang yang benar-benar terlambat, walaupun

huruf arab menempati urutan kedua sesudah huruf latin dalam luas daerah

pemakaiannya sampai dewasa ini, namun sebenarnya huruf Arab baru berkembang

jauh di kemudian hari. Keterlambatan perkembangan ini karena bangsa Arab pada

umumnya adalah masyarakat pengembara yang tidak begitu memperhatikan bahasa

tulis. Mereka bertumpu pada tradisi lisan untuk kepentingan komunikasi dan

penyebaran berita.

Page 16: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

2

4 Islah Gusmian, “Kaligrafi Islam: dari nalar seni hingga spiritual”, dalam al-Jāmi’ah, Vol.41, no. 1 (2003/1424 H), 115.

Sekalipun demikian, sekali bangsa arab menyadari perlunya menyalin bahasa

mereka dalam tulisan, maka segera mereka mengungguli bangsa lain di dunia dalam

seni menulis indah kaligrafi. Dalam waktu yang singkat mereka menghasilkan seni

kaligrafi yang mengagumkan, yaitu seni mengalihkan bentuk huruf Arab ke dalam

medium seni yang mencerminkan kegeniusan bakat seni mereka yang menakjubkan.

Perkembangan ini sangat terkait dengan peran al-Qur’an. Seperti dapat dilihat bahwa

wahyu pertama yang menyinggung perintah "membaca" dan "menulis" (QS. al-'Alaq

[96]: 1-5), sebagai ajaran yang mendominasi tempat tempat ajaran-ajaran Islam

lainnya. Dapat dipastikan bahwa qalam atau pena dalam konteks ayat tersebut

memiliki kaitan erat dengan seni menulis. Kekuatan magis dari ayat al-Qur’an yang

lain dapat ditemukan dalam ayat pertama surat al-Qalam.

Selain daripada itu, al-Qur‟an sendiri memaparkan secara utuh seperangkat

alat tulis. Tinta digambarkan dalam kata midād (QS. Al-Kahfi [18]: 109) dan nūn.

Pena dengan qalam, alas untuk menulis dengan lauḥ atau papan (QS. Al-Burūj [85]:

21-22; al-A’rāf [7: 145], raqq atau kulit halus (QS. Al-Thūr [52]: 1-3), ṣuhuf atau

lembar an (QS. Abasa [80]: 13-14; al-A‟lā [87: 18-19] dan qirṭās atau kertas (QS. al-

An’ām [6]: 6). Ini hanyalah istilah-istilah yang digunakan sesuai dengan masa dan

kebutuhannya. Meskipun sekarang telah banyak peralatan yang lebih modern dan

mudah didapatkan, namun pesan dari ayat di atas tetap tertuju pada objek yang sama,

yakni peralatan tulis dan media komunikasi.4

Page 17: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

3

5 Makmur Haji Harun, dkk, “Sejarah Penulisan Mushaf aL-Qur’an Nusantara: Satu KajianPerbandingan Antara Mushaf Istiqlal Indonesia dengan Mushaf Tab’an Ain al- Taqwa Malaysia”,Conference Paper (Malaysia: Fakulti Bahasa dan Komunikasi, Universiti Pendidikan Sultan Idris(UPSI), 2016), 1.

6 Mushaf al-Quran menurut sebahagian sejarawan di antaranya Ibnu Kasir, tujuh salinan al-Quran di zaman Uthman bin Affan adalah satu disimpan di Madinah yang dikenal dengan Mushaf al-Imām, enam salinan lainnya disebar ke beberapa daerah wilayah Islam pada masa itu, iaitu Mekah,Kufah, Basrah, Syam, Yaman dan Bahraen.

7 Ibid, 2.

Sejarah penulisan al-Qur’an memainkan peranan penting dalam menceritakan

semua kisah-kisah lama perjalanan panjang proses penulisan kitab suci ini yang

dimaksudkan agar memudahkan pembacanya dalam mentilawah ayat demi ayatnya.

Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia bagaimana seorang khattat yang menulis mushaf

al-Qur’an dalam memilih jenis khat yang akan digunakan agar jelas dan terang

bacaannya. Selain itu, keperluan kaum muslim akan mushaf al-Qur’an sangat tinggi,

sehingga penulisnya juga perlu cekap dan tepat ketika menentukan mushaf al-Qur’an

tersebut.5

Istilah "Mushaf”6 merupakan perkataan bahasa Arab yang secara harfiah

bermaksud "kulit", yaitu kulit buku, tetapi digunakan dalam konteks ini untuk

merujuk kepada senaskah kitab al-Qur’an. Sebuah mushaf jika memiliki tulisan khat

yang cantik dan menarik, memiliki hiasan corak dan hiasan motif serta iluminasi yang

berbagai dan beragam sangat membantu ketertarikan pembaca untuk lebih banyak

membaca mushaf al-Qur’an tersebut.7

Mengingat peristiwa yang pernah terjadi pada bulan Oktober 2018 perihal

viral di media sosial terkait video mushaf al-Qur’an yang dianggap salah dan

menyesatkan umat. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an Kemenag Muchlis

Hanafi menyampaikan bahwa mushaf al-Qur’an dalam video tersebut adalah mushaf

Page 18: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

4

8 Dikutip dari kemenag.go.id berita pada 11 Oktober 2018

al-Qur’an yang ditulis berdasarkan riwayat Warasy dari Imam Nafi’ (salah satu

riwayat dalam qira’ah sab’ah yang mutawatir) yang diterbitkan oleh penerbit Darul

Ma’rifah Beirut. Mushaf tersebut menggunakan khat Maghribi yang berbeda dengan

mushaf al-Qur’an Standar Indonesia.8

Dari peristiwa tersebut dan keberagaman mushaf yang ada di dunia ini. Ada

dua mushaf yang menarik perhatian penulis, yakni Mushaf Standar Indonesia dan

Mushaf Maroko. Secara sekilas kedua mushaf tersebut memiliki kesamaan, namun

ketika kita perdalam maka ada beberapa hal yang berbeda namun tidak sedikit pun

merubah substansi dari al-Qur’an tersebut. Perbedaan itu antara lain, bentuk khot atau

kaligrafi yang digunakan, tanda waqof, tanda baca, dan beberapa yang lain.

Dalam Mushaf Maroko ada hal lain yang menarik, yaitu dalam hal penomoran

dan penghitungan ayat, seperti kata Alif Lam Mim dalam surat al-Baqoroh, bukanlah

ayat pertama sebagaimana yang terdapat pada Mushaf Standar Indonesia. Kira-kira

apakah alasannya? Tidak hanya itu, dalam penulisan rasm, ada hal yang sangat

mencolok, yaitu penulisan huruf qaf, menyerupai bentuk huruf fa’ pada rasm dalam

al-Qur’an yang beredar di Indonesia. Namun, penulis mengkhusukan pembahasan

pada rasm al-Qur’an dari kedua mushaf tersebut. Penulis akan berusaha untuk

meneliti dan menjelaskan ke dalam tulisan ini, kemudian penulis memberikan batasan

penelitian yang dirumuskan dalam masalah tersebut.

Page 19: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penulisan rasm dalam Mushaf Maroko?

2. Bagaimana penulisan rasm dalam Mushaf Standar Indonesia?

3. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan rasm al-Qur’an pada Mushaf

Standar Indonesia dan Mushaf Maroko?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penulisan rasm dalam Mushaf Maroko.

2. Untuk mengetahui penulisan rasm dalam Mushaf Standar Indonesia.

3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan rasm al-Qur’an pada

Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Maroko.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini secara garis besar, sebagai berikut:

1. Dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi

kontribusi dalam khazanah studi al-Qur’an dan ilmu qira’at sehingga

diharapkan bisa berguna terutama bagi yang memfokuskan pada

kajian rasm usmani.

2. Secara praktis, penelitian ini juga dimaksudkan untuk membantu

memperkenalkan Mushaf Maroko kepada khalayak umum, agar tidak

dengan mudah menilai suatu mushaf itu salah, sehingga masyarakat

lebih moderat dalam bersikap.

Page 20: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

6

9Ahmad Nashih yang dimuat dalam Jurnal NUN: Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir diNusantara Vol. 3, No. 1, tahun 2017, penelitiannya berjudul Studi Mushaf Pojok Menara Kudus:Sejarah dan Karakteristik.21-22.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap

penelitian atau karya ilmiah yang telah ada, baik itu kekurangan maupun

kelebihan yang ada sebelumnya. Selain itu, kajian pustaka juga

mempunyai andil besar untuk mendapatkan informasi sebelumnya tentang

teori yang berkaitan dengan judul sehingga diperoleh landasan teori

ilmiah. Penelitian serupa yang pernah dilakukan sebagai acuan peneliti,

antara lain:

Pertama, Penelitian oleh Ahmad Nashih yang dimuat dalam Jurnal

NUN: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol. 3, No. 1, tahun

2017, penelitiannya berjudul Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah

dan Karakteristik.9 Dalam tulisan ini Ahmad Nashih mengkaji Mushaf

Pojok Menara Kudus yang mana adalah salah satu mushaf yang dicetak

oleh salah satu penerbit mushaf tertua di Jawa Tengah. Mengkaji dari

aspek sejarah penulisan dan karakteristik yang mencakup tanda baca,

harakat, penentuan nama dan status surah, tanda waqaf dan lain-lain. Pada

akhir tulisannya, Ahmad Nashih menyatakan bahwa dalam mushaf ini

memiliki beberapa perbedaan dengan Mushaf Standar Indonesia maupun

Mushaf Madinah dalam hal penggunaan tanda baca dan harakat yang

terkesan inkonsisten, perbedaan dengan mushaf madinah dalam penentuan

Page 21: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

7

10Mustopa, “Mushaf Kuno Lombok: Telaah Aspek Penulisan dan Teks”, Suhuf JurnalPengkajian Al-Qur’an dan Budaya, vol.10 No. 1 Juni 2017, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama Repubik Indonesia. 22.

status makkiy/madaniy sebuah surah pada surah al-ra’d, al-rahman, dan

al–nas .

Kedua, Penelitian oleh Mustopa yang dimuat dalam Suhuf Jurnal

Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya volume 10 Nomor 1 Juni 2017 terbitan

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat,

Kementrian Agama Repubik Indonesia yang berjudul “ Mushaf Kuno

Lombok: Telaah Aspek Penulisan dan Teks.10 Dalam penelitian tersebut

Mustopa hanya membahas 6 mushaf yang dianggap mampu untuk

mewakili dan memberikan penjelasan tentang karakter tulisan mushaf

kuno koleksi museum negri NTB.

Mustopa menuliskan bahwa beberapa aspek teks yang menarik untuk

dicermati dalam mushaf tersebut adalah model penulisan khat yang

menggunakan khat naskhi dalam bentuk sederhana. Penulisan teks al-

Qur’an terlihat kurang memperhatikan kaidah, sehingga ada pemenggalan

kata yang tidak lazim, untuk tidak mengatakan suatu penyimpangan.

Selanjutnya untuk aspek tanda waqaf, tidak semua menggunakan tanda

waqaf, hanya mushaf 2,3 dan 4 saja yang menggunakan tanda tajwid

cukup lengkap, meskipun dalam penerapannya kurang konsisten. Mushaf

lainnya mencantumkan tanda tajwid, tetapi hanya terbatas mad wajib dan

mad ja’iz.

Page 22: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

8

11 Abdul Hakim, Suhuf Jurnal Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya, vol. 10 no.2 Desember2017 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama RepubikIndonesia, “ Perbandingan Rasm Mushaf Standar Indonesia, Mushaf Pakistan, dan Mushaf Madinah:Analisis Rasm Kata Berkaidah Hazf al-Huruf”. 385

Meski terdapat ketidaklaziman, baik dalam penulisan maupun

penerapan beberapa tanda baca seperti waqaf dan tajwid, namun mushaf-

mushaf tersebut warisan para pendahulu yang sekaligus menjadi saksi

penyebaran islam di pulau Lombok. Oleh karena itu, Mustopa berharap

upaya pelestarian mushaf kuno dapat terus didukung, terjaga dan lestari

sebagai warisan yang menyimpan sejumlah informasi, baik yang berkaitan

dengan penulisan mushaf al-Qur’an maupun keislaman secara umum.

Ketiga, Penelitian Abdul Hakim yang dimuat dalam Suhuf Jurnal

Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya, volume 10 Nomor 2 Desember 2017

terbitan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan

Diklat, Kementrian Agama Repubik Indonesia yang berjudul

“Perbandingan Rasm Mushaf Standar Indonesia, Mushaf Pakistan, dan

Mushaf Madinah: Analisis Rasm Kata Berkaidah Hazf al-Huruf”.11 Dalam

penelitian tersebut Abdul Hakim menuliskan bahwa dalam kajian hadzf al-

huruf pada tiga mushaf yang diambil dari tiga juz (juz 7, 14 dan 24)

Mushaf Standar memiliki kedekatan dengan Mushaf Pakistan 90% dan

dengan Mushaf Madinah 70%. Jika dilihat dari madzhab penulisan rasm,

Mushaf Standar lebih dekat kepada riwayat ad-Dani dibandingkan Abu

Dawud. Meskipun belum bisa dikatakan mengikuti ad-Dani sepenuhnya,

karena beberapa kata ditulis berbeda dari riwayat ad-Dani.

Page 23: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

9

12 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019)

13 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018)

Keempat, skripsi dari Miga Mutiara, Mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah tahun 2019 yang berjudul “Kajian Ilmu Rasm Usmani

Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah”.12 Penulis memberikan

gambaran perbedaan rasm usmani Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf

Madinah khususnya dalam surah al-Baqarah, dengan memperhatikan

enam kaidah rasm usmani, yaitu hazf (membuang huruf), ziyadah

(penambahan huruf), hamzah (penulisan hamzah), al-badal (penggantian

huruf), al-wasl wal fasl (menyambung dan memisah kata).

Dalam penelitiannya Miga menjelaskan bahwa memiliki persamaan

dengan disertasi Zainal Arifin yaitu, Perbedaan Rasm Usmani: Mushaf

al-Qur’an Standar Indonesiadan Mushaf Madinah Saudi Arabia dalam

Perspekrif al-Dani dan Abu Dawud. Sama-sama memiliki perbedaan rasm

usmani pada kaidah al-hazf al-huruf. Namun, perbedaannya adalah Zainal

Arifin hanya menemukan dalam surah al-Baqarah ada 114 kata,

sedangkan Miga menemukan 134 kata.

Kelima, skripsi dari Atifah Thoharoh, Mahasiswi IAIN Tulungagung,

tahun 2018 yang berjudul “Mushaf Al-Qur’an Standar Usmani Indonesia

dan Mushaf Madinah (Kajian atas Ilmu Rasm)”.13 Dalam skripsi ini

penulis membandingkan antara Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf

Madinah dengan mengacu pada Mushaf Standar Usmani terbitan Turki.

Page 24: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

10

Yang mana menurut penulis dari data yang didapatkan, mushaf Turki ini

kurang lebih 99% berasal dari teks al-Qur’an Usmani. Fokus kajian

penulis membahas rasm usmani yaitu dalam surah al Qiyamah. Adapun

dalam kesimpulannya, penulis mengatakan bahwa Mushaf Madinah lebih

mendekati dalam penulisan rasm usmani dengan mushaf acuan,

dikarenakan posisi rasm Mushaf al-Qur’an Standar Usmani Indonesia

mengacu pada Mushaf Standar Usmani Turki memiliki perbedaan pada

enam lafadz, yakni ,هسفن ةمايقلا, ابني, نيردق, ناسنالا, هنارق. Adapun mushaf

Madinah memiliki dua lafaz yang berbeda, yakni القيامة, . ينبا

Dari beberapa penelitian diatas, Penelitian tentang perbandingan

antara Mushaf Maroko dan Mushaf Standar Indonesia belum ada, oleh

karena itu penulis tertarik untuk membandingankan kedua mushaf tersebut

guna untuk menambah khazanah keragaman mushaf di dunia ini. Namun,

perlu ditekankan bahwa pada pembahasan Mushaf Maroko, penulis hanya

membahas informasi yang ada pada Mushaf Maroko saja, tidak membahas

sejarahnya ataupun asal usul adanya Mushaf Maroko tersebut.

F. Metode Penelitian

Sebagai langkah awal dalam memperoleh, mengolah, memvalidasi atau

menguji penelitian tentang Kajian Rasm Usmani ini, dibutuhkan penelitian

yang komprehensif sehingga nantinya akan menghasilkan sebuah penelitian

yang maksimal. Untuk mencapai hal tersebut dapat dilakukan beberapa

metode berikut ini:

Page 25: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

11

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Ditinjau dari objeknya, penelitian ini merupakan penelitian pustaka

(library research), yaitu penelitian yang berbasis pada data-data

kepustakaan, dalam hal ini terutama adalah Mushaf Standar Indonesia

dan Mushaf Maroko.

2. Sumber Data.

Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,

yaitu sumber data primer yakni data utama (asli) yang menjadi rujukan

dalam penelitian dan data sekunder adalah data pendukung yang

sifatnya komplementer. Sumber data primer adalah dari Mushaf

Maroko terbitan Librairie Es-Salam Al-Jadida (ةديدجلا مالسلا ةبتكم) yang

beralamatkan di 31/34 Place My Youssef-Habouss-Casablanca-Maroc

Dan juga, Mushaf Standar .(ءاضيبلا-بيرغملا فسوي-سابحألا-ردلا يالوم ةحاس)

Indonesia yang penulis teliti adalah Mushaf Syaamil Tikrar Hafalan.

Yang diterbitkan oleh PT Sygma Examedia Arkanleema yang

beralamatkan di Jalan babakan Sari I No. 71 Kiaracondong Bandung

Jawa Barat. Sumber sekunder adalah dari buku-buku, jurnal-jurnal,

skripsi-skripsi terdahulu dan penelitian langsung yang dilakukan oleh

penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Langkah selanjutnya, agar mendapatkan data-data yang valid dan

berkualiatas, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam

pengumpulan data dengan berbagai macam cara, yaitu:

Page 26: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

12

a. Pengamatan (Observation)

Adapun pengamatan yang dilakukan peneliti adalah terjun

langsung ke perpustakaan kemudian memperhatikan dan

mengamati penulisan dan rasm dari masing-masing.

b. Dokumentasi

Dengan mengambil gambar-gambar dari masing-masing

mushaf, agar terlihat jelas, perbedaan khot, rasm, ornamen, dan

yang lainnya.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan laporan

penelitian di ini adalah:

Bab i pendahuluan. Berisi tentang latar belakang permasalahan,

rumusan masalah, tujuan Rumusan Masalah, tujuan Penelitian, kerangka

teori, metode penelitian, kajian pustaka, sistematika penulisan.

Bab ii konsep rasm al-qur’an. Berisi tentang penjelasan mengenai

konsep-konsep rasm al-quran menurut ahli. Yang terdiri dari lima sub bab:

sejarah dan perkembangan mushaf al-Qur’an, mengenal mushaf usmani

(rasm al-Qur’an), status hukum mushaf usmani, macam-macam rasm

dalam penulisan al-Qur’an, dan kaidah-kaidah rasm usmani.

Bab iii mengenal mushaf standar Indonesia dan mushaf maroko. Berisi

tentang identitas-identitas penting dan sakral yang ada pada kedua mushaf.

Terdiri dari dua sub bab: pertama, Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia

Page 27: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

13

yang mencakup pembahasan definisi Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia,

latar belakang penulisan Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia, lahirnya

Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an (LPMQ) Indonesia, ciri-ciri Mushaf

al-Qur’an Standar Indonesia, prinsip-prinsip penulisan Mushaf al-Qur’an

Standar Indonesia, dan landasan penulisan Mushaf al-Qur’an Standar

Indonesia, serta ciri-ciri spesifik al-Qur’an Syaamil Tikrar. Kedua,

Identifikasi Mushaf Maroko.

Bab iv mengkomparasikan mushaf standar Indonesia dengan mushaf

maroko. Berisi tentang persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam dua

mushaf ini, dalam Q.S al-Fatihah dan Q.S al-Baqarah Juz 1.

Bab v penutup. Berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan tentang

hasil penelitian, Saran-saran dan rekomendasi akhir dari penelitian. Daftar

Pustaka dan data dari hasil observasi maupun wawancara.

Page 28: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

14

14 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, 2008), 154-156

BAB II

KONSEP RASM USMANI

A. Sejarah dan Perkembangan Mushaf al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam, mukjizat terbesar yang Allah

wahyukan kepada Nabi Muhammad saw sebagai pedoman dan petunjuk bagi

umat manusia dalam mengarungi kehidupan yang fana ini. Sebagai kitab suci

dan firman Tuhan sudah sepantasnya kitab tersebut terjaga sampai akhir

zaman, sebagaimana dalam Q.S Hijr ayat 9:

لحفظون إنا نحن نزلنا ٱلذكر وإنا له

yang artinya “sesunggunya Kami yang menurunkan al-Qur’an dan Kami akan

menjaganya (al-Qur’an)”. Dalam ayat tersebut Allah berjanji, Allah benar-

benar berjanji dan Allah pasti menepati janji untuk menjaga al-Qur’an hingga

akhir zaman.

1. Tradisi Tulis Menulis di Arabia14

Sebuah teori klasik yang mengatakan bahwa mayoritas masyarakat

bangsa Arab buta aksara ternyata tidak disokong oleh al-Qur’an. Asumsi Nabi

Muhammad sebagai penerima al-Qur’an yang disebut ummi dimana telah

diartikan sebagai buta aksara justru menyesatkan. Nabi Muhammad bukan

berarti tidak bisa membaca-menulis, hanya saja tradisi hafalan pada waktu itu

sangat mendominasi realitas kehidupan masyarakat.

Page 29: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

15

Melansir statemen Amal (2003), suatu bentuk tulisan telah dikenal oleh

masyarakat Arab berabad-abad lamanya sebelum kedatangan Nabi

Muhammad. Di sejumlah kawasan Arabia ditemukan prasasti-prasasti dalam

abjad Nabatean, Lihyanik, dan Tsamudik. Di tembok kuil Syria terdapat

pahatan naskah bahasa Arab klasik yang berasal dari abad ke-3. Bahkan di

Mekah sendiri, tradisi tulis menulis sebenarnya sudah menggejala. Fakta

menunjukkan bahwa masyarakat Mekah yang gemar berdagang telah

memanfaatkan berbagai jenis bahan untuk menulis. Kelak, tradisi tulis

menulis dalam konteks perdagangan ini diakomodasi al-Qur’an (misalnya,

Q.S. al-Baqarah [2]: 282-283) berupa seruan untuk mencatat setiap transaksi

utang-piutang. Hal ini mengindikasikan bahwa tradisi tulis-menulis waktu itu

sudah berkembang.

Di dalam suatu hadis yang disitir Ibnu Sa’ad dalam, at-Tabaqat al-Kubra

bahkan dikabarkan bahwa orang-orang Mekah yang tertawan dalam Perang

Badar diperkenankan menebus kebebasan diri mereka dengan mengajarkan

tulis-menulis kepada kaum muslimdi Madinah. Bahan tulis-menulis juga

disebutkan dalam al-Qur’an. Kata raqq dalam Surah at-Tur [52] ayat 3 bisa

jadi mengacu pada sejenis kertas kulit atau perkamen yang terbuat dari kulit

binatang. Kata qirtas yang muncul dalam Surah al-Anam [6] ayat 7 dan 91

barangkali bermakna lontar, sebab kata ini terambil dari bahasa Yunani,

cartes, yang bermakna selembar atau sehelai lontar.

Kendati demikian, pengetahuan tulis-menulis yang tersebar cukup luas di

kalangan masyarakat Mekah dan Madinah sama sekali tidak menegasikan

Page 30: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

16

kuatnya tradisi hafalan. Aksara Arab yang digunakan ketika itu tanpa syakal

dan i’jam lebih memperlihatkan eksistensi tulisan sebagai alat untuk

mempermudah hafalan.

Di kalangan sejarawan Arab, pandangan yang paling populer adalah

bahwa tulisan Arab berasal dari Hirah (sebuah kota di dekat Babilonia) dan

Anbar (sebuah kota di Eufrat sebelah barat laut kota Bagdad). Dikisahkan

bahwa tulisan Arab sampai ke Mekah melalui Harb bin Umaiyah bin Abd asy-

Syam yang mempelajari dari sejumlah orang yang ditemui di perjalanan.

Salah satu diantaranya adalah Bisyr bin Abd al-Malik yang datang ke Mekah

bersama Harb bin Umaiyah. Bisyr lantas mengawini Shahbah, putri Harb bin

Umaiyah, dan tinggal di Mekah sembari mengajarkan tulis-menulis kepada

sejumlah orang Mekah.

Ketika itu, terdapat dua jenis tulisan Arab yang berkembang. Pertama,

khat kufi. Bentuk tulisan ini mirip dengan tulisan orang-orang Hirah (Hiri)

yang bersumber dari tulisan Suryani (Syriak). Khat kufi antara lain digunakan

untuk menyalin al-Qur’an. Kedua, khat naskhi yang bersumber dari bentuk

tulisan Nabthi (Nabatean). Khat ini lazim digunakan untuk surat menyurat.

Akan tetapi dalam aksara Arab ketika itu lambang sejumlah konsonan

aksara tidak dapat dibedakan antara satu dengan lainnya, sehingga pada

perkembangan berikutnya diciptakan titik-titik diakritis yang mengikuti model

tulisan Suryani.

Page 31: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

17

15 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, 2008), 156

2. Pemeliharaan dan pengumpulan al-Qur’an

Terma “penulisan” (kitabah), “pengumpulan” (jam’) dan

“penghafalan” (hifz) mengandung maksud dan tujuan yang sama yakni

pemeliharaan kitab suci al-Qur’an. Kata jam’ (pengumpulan) dalam hal ini,

sebagaimana diungkap diungkap al-Qattan dalam Mabahis fi ‘Ulum Al-

Qur’an, memiliki dua pengertian, yaitu:15

Pertama, pengumpulan dalam arti hifzuhu (menghafal dalam hati);

jumma’u Al-Qur’an berarti huffazuhu (penghafal-penghafal dalam hati).

Pengertian ini sebagaimana yang dimaksudkan dalam firman Allah kepada

Nabi yang senantiasaa menggerak-gerakkan kedua bibir dan lidahnya untuk

membaca al-Qur’an ketika al-Qur’an itu turun kepadanya sebelum jibril

selesai membacanya karena ingin menghafalnya: “Janganlah engkau gerakkan

lidahmu untuk membaca al-Qur’an lantaran hendak cepat-cepat

menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya

(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah

selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian atas

tanggungan Kamilah penjelasannya.” (Q.S. al-Qiyamah: 16-19)

Kedua, pengumpulan berarti kitabatuhu kullahu (penulisan al-Qur’an

secara keseluruhan) baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan surat-

suratnya atau menertibkan ayat-ayat semata dan setiap surah ditulis dalam

suatu lembaran secara terpisah; maupun menertibkan ayat-ayat dan surah-

Page 32: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

18

surahnya dalam lembaran-lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua

surah.

Al-Qur’an diturunkan dari sisi Allah Ta’ala yaitu Lauh Mahfudz ke

Baitul Izzah di langit dunia secara sekaligus, kemudian diturunkan dari langit

dunia ke bumi secara  berangsur-angsur merupakan salah satu kemukjizatan

yang ada padanya (al-Qur’an). Hal ini merupakan proses turunnya al-Qur’an

sebagai wahyu kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam

sebagai utusan yang mulia.

Adapun hikmah dibalik rahasia diturunkannya al-Qur’an secara

sekaligus ke langit dunia ialah untuk memuliakan al-Qur’an dan memuliakan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai utusan yang menerima

wahyu tersebut, yaitu dengan memberitahukan kepada  penghuni tujuh langit

bahwa al-Qur’an merupakan kitab terakhir yang diturunkan kepada Rasul

terakhir dan umat yang paling mulia.

Selain itu pula, al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dari

langit dunia ke  bumi selama dua puluh tiga tahun memiliki hikmah tersendiri

bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu untuk memantapkan dan

memperteguh hati beliau karena setiap  peristiwa yang terjadi selalu disusul

dengan turunnya ayat-ayat baru yang dirasa oleh beliau sebagai hal yang dapat

meringankan penderitaan yang beliau hadapi dan sebagai hiburan serta

motivasi beliau untuk terus mendakwahkan Islam serta agar al-Qur’an mudah

Page 33: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

19

16 https://www.academia.edu/9316951/Review_Studi_Ilmu_Al-Quran oleh Lola Nurhidayaty

dihafal.16

Proses sejarah al-Qur’an hingga menjadi satu rangkaian mushaf utuh

tidak akan luput dari tahapan panjang yang mengiringi, yakni terkait

pemeliharaan wahyu al-Qur’an. Pemeliharaan ini dapat dilakukan dengan dua

metode, yakni dengan cara menghafal dan menulisakannya. Dua metode ini

dalam literatur klasik ulum al-Qur’an dikenal dengan istilah jam’u al-Qur’an,

yang berarti pengumpulan. Pengumpulan al-Qur’an dalam arti menghafal

sudah berlangsung pada masa Nabi Muhammad SAW, tepatnya ketika Allah

menyemayamkannya ke dalam lubuk hati Nabi secara mantap sebelum orang

lain menghafalnya terlebih dahulu. Hingga kemudian, Nabi membacakannya

kepada sejumlah sahabat agar terjaga didalam hati mereka.

Berikut adalah sejarah panjang mushaf al-Qur’an dari masa ke masa

1. Periode Nabi Muhammad SAW

Periode ini adalah periode awal, periode wahyu turun secara

berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. (proses turunnya al-

Qur’an 2 kali).

Upaya pemeliharaan al-Qur’an pada masa Rasulullah mulai dilakukan

baik secara hafalan seperti yang dilakukan oleh Rasulullah sendiri beserta

sahabat, maupun secara penulisan yang dilakukan oleh para sahabat

pilihan atas perintah Rasulullah. Pada awalnya al-Qur’an masa Rasulullah

masih berbentuk hafalan, bahkan selama kurun waktu 23 tahun masa

Page 34: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

20

pewahyuan tersebut, Rasulullah mengajarkan dan memperdengarkan ayat

yang diterima kepada para sahabat secara lisan.

Meskipun demikian, bukan berarti dengan kuatnya hafalan para

sahabat dan masyarakat Arab masa itu, lantas menjadikan Rasulullah

luput akan pentingnya baca-tulis. Hal ini terbukti pada saat wahyu turun,

Rasulullah secara rutin memanggil para penulis untuk menuliskan wahyu

tersebut, termasuk didalamnya Zaid bin Tsabit. Bahkan terdeteksi tidak

kurang dari enam puluh lima orang sahabat yang bertindak sebagai

penulis wahyu. Berdasarkan kebiasaan Rasulullah tersebut, dapat

dikatakan bahwa pada masa ini budaya penulisan al-Qur’an sudah

dilakukan bahkan al-Qur’an telah sempurna penulisannya di zaman ini,

meskipun penulisannya masih tercecer dalam berbagai bentuk seperti di

kulit binatang, pelepah kurma, kepingan-kepingan tulang, kayu yang

diletakkan dipunggung onta dan bebatuan.

Pada masa ini apabila wahyu turun, sahabat menyegerakan untuk

menghafalkannya dan langsung ditulis oleh para penulis wahyu. Adapun

az-Zarqani berkata: “Rasulullah memberi petunjuk kepada mereka letak

ayat atau surat yang harus di tulis. Sehingga mereka menuliskannya pada

apa saja yang dapat digunakan untuk menulis seperti pelepah daun kurma,

batu-batu, daun, kulit binatang, dan tulang-tulang. Kemudian semua yang

sudah ditulis dikumpulkan di rumah Rasulullah, Sehingga ketika

Rasulullah wafat al-Qur’an telah terkumpul seperti itu adanya.”

Page 35: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

21

Namun, pada masa ini belum ada upaya untuk mengkodifikasikan al-

Qur’an dalam satu mushaf secara utuh, meskipun secara keseluruhan

wahyu tersebut telah tertulis. Hal ini karena:

a) Wahyu masih proses turun berangsur-angsur dan terkadang ayat

yang turun berikut menghapus ayat sebelumnya.

b) Belum ada kebutuhan mendesak untuk melakukan upaya tersebut.

Sebab penghafal al-Qur’an masih banyak, tidak adanya fitnah

perselisihan tentang perdebatan perbedaan bahasa, dan sarana tulis

menulis masih sangat sulit hingga kodifikasi al-Qur’an dengan

cara menghafal menjadi kunci utama masa itu.

c) Adapun pada masa ini antara ayat dan surat masih berada dalam

lembaran secara terpisah dalam tujuh huruf, belum dikumpulkan

secara tertib dalam satu mushaf . Bahkan susunan atau tertib

penulisan ayat dan surat al-Qur’an tidak menurut tertib nuzulnya,

tetapi dituliskan sesuai dengan petunjuk Nabi. Sebab, wahyu-

wahyu diturunkan sesuai dengan munculnya masalah yang

melatarbelakangi turunnya wahyu.

Setelah berakhir proses turunnya wahyu dengan wafatnya Nabi,

maka Allah mengilhamkan penulisan mushaf secara lengkap kepada

Khulafa ar-Rasyidin sesuai dengan janji Allah yang benar kepada

umat ini tentang jaminan pemeliharaannya. Hal ini terjadi kali

pertama pada masa Abu Bakar atas pertimbangan usulan Umar bin

Page 36: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

22

Khattab. Adapun pengumpulan al-Qur’an di masa Nabi ini dinamakan

penghafalan (hifdzan) dan pembukuan (kitabatan) pertama.

Di antara faktor yang mendorong penulisan al-Qur’an pada masa Nabi

adalah:

a. Mem-back up hafalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para

sahabat,

b. Mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna,

karena bertolak dari hafalan para sahabat saja tidak cukup, karena

adakalanya luput dari hafalannya atau sebagian dari mereka sudah wafat.

Sehingga dengan adanya pindahan berupa tulisan, akan tetap terpelihara

walaupun pada masa Nabi wahyu al-Qur’an masih ditulis ditempat-

tempat tertentu yang masih tercecer.

Pada masa kenabian Muhammad proses penulisan dan pengumpulan

al-Qur’an belum dilakukan secara massal. Kegiatan yang mengemuka

ketika itu adalah menghafal al-Qur’an. Setiap kali menerima wahyu al-

Qur’an, Nabi Muhammad bergegas mengingat dan menghafalnya. Setelah

itu, beliau membacakan kepada para sahabat sekaligus menyeru mereka

agar mengingat dan menghafal pula.

Mengenai hafalan Nabi Muhammad, seperti ditulis as-Sabuni dalam

at-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur’an, Jibril setiap tahun sekali mendatangi Nabi

Muhammad untuk mengecek hafalannya pada bulan Ramadhan. Bahkan

Page 37: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

23

17 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV. Artha Rivera, 2008), 161

pada bulan Ramadhan yang terakhir menjelang wafatnya Nabi, Jibril

turun dua kali untuk membacakan ayat-ayat al-Qur’an kepadanya.

Sebegitu massalnya upaya menghafal al-Qur’an di masa kenabian

Nabi Muhammad ini, sampai-sampai mayoritas sahabat hafal al-Qur’an.

Ali as-Sabuni dalam at-Tibyan, berdasar atas suatu riwayat,

memperkirakan para sahabat yang hafal al-Qur’an berjumlah 140 orang.

2. Periode Abu Bakar Ash-Shidiq

Seluruh ayat al-Qur’an telah selesai tertulis saat Rasulullah masih hidup,

namun ayat-ayat dan surah-surahnya masih terpisah-pisah. Tuntutan untuk

mengumpulkan dalam satu mushaf belum mendesak, bahkan mungkin sekali

belum terpikirkan lantaran banyaknya penghafal al-Qur’an yang masih hidup.

17

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, estafet kepemimpinan Islam

diteruskan oleh Abu Bakar as-Shidiq yang terpilih melalui musyawarah para

sahabat senior. Pada awal-awal kepemimpinanya muncul gejolak sosial yang

dilakukan oleh sejumlah orang islam yang murtad dengan dipimpin oleh

Musailamah al-Kazzab. Gejolak ini berujung pada pecahnya Perang

Yamamah pada tahun 12 H antara kaum mulim dan kelompok Musailamah al-

Kazzab.

Peperangan itu memakan korban cukup banyak di kalangan kaum

muslim. Para sahabat penghafal al-Qur’an pun banyak yang gugur. Az-

Zarqani menyatakan bahwa jumlah mereka yang gugur mencapai sekitar 70

Page 38: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

24

18 Ibid.162

orang. Ahmad Adil Kamal malah memperkirakan 500 sahabat penghafal al-

Qur’an gugur dari total 1200 pasukan Islam yang gugur dalam peperangan ini.

Peristiwa inilah yang memantik keprihatinan beberapa sahabat senior,

terutama Umar bin Khattab. Umar lantas mengusulkan kepada Abu Bakar

agar mengeluarkan kebijakan pengumpulan dan penulisan al-Qur’an dalam

satu mushaf. Usulan Umar didasari atas kekhawatiran bahwa al-Qur’an akan

berangsur-angsur hilang jika hanya dihafal saja lantaran para penghafalnya

yang semakin berkurang.18

Diriwayatkan oleh Al Bukhary dalam shahihnya, dari Zaid ibn Tsabit

ujarnya: “Abu Bakar memberi tahu kepadaku tentang orang-orang syahid

dalam peperangan Yamamah, lalu akupun datang kepada Abu Bakar.

Kebetulan ‘Umar ada di majlis Abu Bakar. Abu Bakar berkata: ‘Umar datang

kepadaku menerangkan bahwa peperangan Yamamah telah memusnahkan

para Qurra dan ia takut akan terus-menerus dimusnahkan para Qurra oleh

peperangan-peperangan yang menyebabkan hilangnya Al-Qur’an. ‘Umar

meminta supaya aku mengumpulkan al-Qur’an. Saya menjawab: bagaimana

kita lakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasul? ‘Umar berkata: ini

demi Allah, sesuatu perbuatan yang baik. ‘Umar terus menerus (berulang kali)

mendesak aku menulis al-Qur’an, sehingga Allah melapangkan hatiku

untuknya dan mengakui kebenaran pendapat ‘Umar.” Kata Zaid seterusnya:

“Abu Bakar berkata kepadaku: Engkau wahai Zaid, seorang pemuda yang

berakal. Kami percaya keagamaanmu. Kamu seorang penulis wahyu di masa

Page 39: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

25

19 Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an/Tafsir, cet. 8, (Jakarta: BulanBintang, 1980), 99-100

Rasul, maka periksalah al-Qur’an, atau carilah shuhuf-shuhuf al-Qur’an

(kepingan-kepingan yang tertulis padanya al-Qur’an) dan periksalah satu

persatunya kemudian kumpulkanlah.” Kata Zaid: “Demi Allah sekiranya

mereka membebankan daku membawa gunung, tiadalah yang demikian itu

lebih berat dari mengumpulkan al-Qur’an.” Karenanya aku berkata: “Betapa

anda kerjakan sesuatu sesuatu yang tidak diajarkan Nabi. Menjawab Abu

Bakar: “Demi Allah, ini suatu perbuatan yang sangat baik. Maka sesudah

berulang kali Abu Bakar menyuruh mengerjakan, baharulah hatiku di

lapangkan Allah sebagaimana telah dilapangkan hati Abu Bakar dan ‘Umar.

Maka akupun memeriksa al-Qur’an dan mengumpulkan kepingan-

kepingan yang telah ditulis padanya al-Qur’an dan mendatangi orang-orang

yang menghafalnya. Sesudah aku lakukan usaha itu dan aku kumpulkan

segala kepingan tersebut, nyatalah bahwa ada suatu ayat yang aku dengar dari

Rasul yang tidak ada tertulis dalam kepingan. Karena itu aku lanjutkan

pembahasan, maka aku dapati ia pada seorang Anshar, Abu Khuzaimah ibn

Aus Al Anshary.19 Ayat itu ialah:

“Di anatara para mu’min ada orang-orang yang menepati perkataan

yang mereka telah janjikan dengan Allah maka di antara mereka ada yang

mati syahid dan di antara mereka ada yang masih menanti dan mereka tiada

menggantikan sesuatu”. (Q.S. Al-Ahzab: 23)

Sesudah ayat ini kudapati, aku letakkan ia di suratnya.

Page 40: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

26

20 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV. Artha Rivera, 2008), 164. Jugaterdapat di Al-A’zami, Sejarah Teks aL-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi, (Jakarta: Gema Insani,2014), 78

Sesudah itu kedapatan pula suatu ayat lagi yang tidak terdapat dalam

kepingan-kepingan tersebut. Maka setelah aku bertanya kepada para

Muhajirin dan para Anshar, akupun mendapatinya pada Khuzaimah bin

Tsabit, Yaitu:

“ Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang pesuruh (seorang danmenderita kesukaran, lagi sangat berkehendak untuk kebaikanmu. “Dia itusangat pengasih dan sangat penyayang terhadap para mu’min. Maka jikamereka berpaling, maka katakanlah (ya Muhammad); Tuhan mencukupi bagidiriku. Tak ada Tuhan melainkan Dia, kepadanyalah aku menyerahkan diridan Dia-lah Tuhan yang mempunyai ‘arasy yang besar”. (Q.S. At-Taubah:128-129).

Thahir al-Jazair dalam kitab at-Tibyan mencatat sejumlah alasan Abu

Bakar terhadap kualifikasi diri Zaid bin Tsabit:20

1. Masa muda Zaid menunjukkan vitalitas dan kekuatan energinya.

2. Akhlak yang tak pernah tercemar menyebabkan Abu Bakar memberi

pengakuan secara khusus dengan kata-kata, “Kami tak pernah

memiliki prasangka negatif kepadamu, wahai Zaid.”

3. Kecerdasannya menunjukkan pentingnya kompetensi dan kesadaran.

4. Pengalamannya di masa Nabi Muhammad masih hidup sebagai

penulis wahyu.

5. Zaid adalah salah seorang yang bernasib mujur di antara beberapa

orang sahabt yang sempat mendengar bacaan al-Qur’an dari Jibril

bersama Nabi Muhammad di bulan Ramadan.

Page 41: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

27

21 Menurut Ibn Hajar, yang dimaksud dengan pengertian dua saksi (syahidain), tidak haruskeduanya dalam bentuk hafalan atau keduanya dalam bentuk tulisan. Seorang sahabat yang membawaayat tertentu dapat diterima bila ayat yang dibawanya didukung oleh dua hafalan atau tulisan sahabatlainnya. Demikian juga, suatu hafalan ayat tertentu yang dibawa oleh seorang sahabat akan dapatditerima bila dikuatkan oleh dua catatan dan atau hafalan sahabat lainnya. Adapun pemahaman iniberbeda dengan yang diusulkan as-Sakhawi (w.643 H), yang memenadang bahwa syahidain di siniartinya adalah catatan sahabat tertentu mengenai ayat tertentu. Ayat tertentu yang disodorkan sahabatsudah dapat diterima jika memiliki dua saksi yang menegaskan bahwa catatan tersebut memang ditulisdihadapan Nabi. Lihat al-Suyut}i, al-Itqan, jilid 1, 60

Pengumpulan al-Qur’an pada masa ini bertujuan untuk menjaga

kesempurnaan dan ontensitas al-Qur’an agar tidak ada bagian sedikitpun yang

hilang. Hal ini sangat beralasan karena dalam penulisan al-Qur’an Zaid bin

Tsabit berpegang pada ayat yang ditulisnya dihadapan Rasulullah dan ayat-

ayat itu dihafal oleh banyak orang. Ia juga sangat teliti dan selektif, sehingga

ia tak menerima ayat al-Qur’an yang ditulis itu melainkan disaksikan oleh dua

orang saksi.21

Zaid ibn Tsabit dalam menyelenggarakan tugasnya dibantu oleh beberapa

angggota lain, semuanya penghafal al-Qur’an, yaitu Ubay bin Ka’ab, ‘Ali bin

Abi Thalib dan ‘Utsman ibn Affan. Mereka berulang kali mengadakan

pertemuan dan mereka mengumpulkan tulisan-tulisan yang mereka tuliskan di

masa Nabi.

Tugas menghimpun al-Qur’an itu diselesaikan Zaid dalam rentang waktu

sekitar 1 tahun, antara sesudah terjadinya Perang Yamamah hingga menjelang

Khalifah Abu Bakar wafat. Hasil kerja Zaid yang sangat teliti memiliki

akurasi yang sangat tinggi. Hal ini tampak dari identifikasi Muhammad bin

Muhammad Abu Syahbah dalam al-Madkhal Dirasat Al-Qur’an al-Karim,

sebagai berikut:22

Page 42: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

28

22 Ibid, 164-16523 Ibid, 100

1. Dia hanya menulis ayat al-Qur’an yang telah disepakati mutawatir

riwayatnya.

2. Mencakup semua ayat al-Qur’an yang tidak mansukh at-tilawah.

3. Membuang segala tulisan yang tidak termasuk bagian dari ayat al-

Qur’an.

4. Tulisannya mencakup al-ahruf al-sab’ah sebagaimana al-Qur’an itu

diturunkan.

5. Susunan ayatnya seperti yang dapat kita baca pada ayat-ayat yang

tersusun dalam al-Qur’an sekarang ini.

Maka dengan usaha badan ini terkumpullah al-Qur’an di dalam shuhuf

dari lembaran-lembaran kertas. Dalam masa itu, ada juga riwayat yang

menerangkan, bahwa badan tersebut al-Qur’andalam shuhuf-shuhuf yang

terdiri dari kulit dan pelepah korma. Inilah pengumpulan pertama.23

Setelah tugas terselesaikan, kompilasial-Qur’an disimpan dalam arsip

kenegaraan dibawah pengawasan Abu Bakar. Kontribusinya seperti yang kita

dapat simpulkan adalah penyatuan fragmentasi al-Qur’an dan sumber

pertama, kemudian ia menjelajah ke seluruh kota Madinah dan menyusunnya

untuk transkripsi penulisan ke dalam satu jilid besar (master volume).

Kompilasi ini disebut dengan istilah suhuf. Ia merupakan kata jamak suhuf

secara literal artinya, kepingan atau kertas dan saya percaya ini (فحص)

Page 43: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

29

mempunyai arti yang berbeda dengan kata tunggal Mushaf: (فحصم) yang

sekarang menunjukkan sebuah naskah tulisan al-Qur’an.

Sebagai kesimpulan, segala upaya Zaid adalah penyusunan semua surah

dan ayat secara tepat, dan kemungkinan besar sebagai seorang putra Madinah

dia menggunakan script dan ejaan Madinah yang umum atau konvensional

يندملا طخلا مسر) ). Tetapitampaknya ukuran kepingan-kepingan kertas yang

digunakan untuk menulis al-Qur’an tidak sama sehingga menjadikan

tumpukan kertas itu tidak tersusun rapi. Oleh karena itu, dinamakan shuhuf.

Hanya lima belas tahun kemudian, saat Khalifah Utsman berupaya mengirim

naskah-naskah al-Qur’an ke berbagai wilayah kekuasaan umat islam dari hasil

kemenangan militer telah memperkuat tersedianya kertas kulit bermutu tinggi

dan ia mampu memproduksi kitab al-Qur’an dalam ukuran kertas yang sama

yang kemudian lebih dikenal sebagai Mushaf.

3. Periode Umar bin Khattab

Dengan menunjuk sebagai penerus khalifah, setelah Abu Bakar wafat

diatas tempat tidur, sebelum dia telah memberi kepercayaan terhadap

penerusnya tentang mushaf-mushaf yang ada. Disamping adanya berbagai

kemenangan dalam pertempuran yang menentukan, kekuasaan Umar

diwarnai pengembangan al-Qur’an secara pesat melintasi Semenanjung

Arab. Beliau mengutus sekurang-kurangnya sepuluh sahabat ke Basrah

guna mengajarkan al-Qur’an, demikian pula ia mengutus Ibnu Mas’ud ke

Kuffah. Ketika Umar diberitahukan tentang adanya orang lain di Kufah

yang mendiktekan al-Qur’an pada masyarakat melalui hafalan, Umar naik

Page 44: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

30

24 Al-A’zami, Sejarah Teks aL-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi, (Jakarta: Gema Insani, 2014), 85

pitam seperti kegilaan. Saat menemukan orang tersebut yang tidak lain

adalah Ibnu Mas’ud, beliau ingat akan kemampuannya, kemudian merasa

tenang dan dapat meredam kembali sikap emosinya.24

Berita penting lainnya adalah mengenai pengenalan ajaran al-Qur’an

di Suriah. Yazid bin Abu Sufyan, penguasa Suriah, mengadukan masalah

pada Umar tentang orang-orang Muslim yang memerlukan pendidikan al-

Qur’an dan juga keislaman. Ia mendesak agar Umar dapat mengutus para

dosen, kemudian Umar memilih tiga oranh sahabat melakukan tugas

tersebut yang masing-masing terdiri dari dari Mu’adz, Ubadah, dan Abu

Darda. Umar meminta mereka untuk terus menuju Hims yang setelah

mencapai tujuan, salah satu dari mereka agar pergi ke Damaskus dan

tempat lain di Palestina. Saat penduduk setempat merasa puas dengan

tugasnya di Hims, Abu Darda meneruskan perjalanan ke Damaskus,

sedangkan Mu’adz ke Palestina dengan meninggalkan Ubada dibelakang.

Mu’adz meninggal dunia setelah itu dan Abu Darda tinggal di Damaskus

beberapa waktu lamanya dan dapat membuat halaqoh yang sangat

masyhur dengan mahasiswa asuhannya melebihi 1600 orang. Dengan

membagi murid-murid ke dalam 10 kelompok, ia menugaskan seorang

instruktur secara terpisah pada tiap kelompok dan melakukan inspeksi

keliling dalam memantau kemajuan mereka. Bagi mereka yang telah lulus

tingkat dasar, dapat mengikuti bimbingan lansung beliau agar murid yang

Page 45: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

31

25 Al-A’zami, Sejarah Teks aL-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi, (Jakarta: Gema Insani, 2014), 85-86

lebih tinggi tingkatnya merasa lebih terhormat belajar bersama Abu

Darda dan berfungsi sebagai guru tingkat menengah.25

Metode yang sama dipraktikkan ditempat lain, Abu Raja’ al-Ataradi

menyatakan bahwa Abu Musa al-Ash’ari membagikan murid-murid ke

beberapa kelompok di dalam Masjid Bashrah, dalam bimbingannya yang

hampir mencapai 300 orang.

Di ibu kota, Umar mengutus Yazid bin Abdullah bin Qusait untuk

mengajar al-Qur’an dikalangan orang Badui, dan melantik Abu Sufyan

sebagai inspektur untuk suku mereka agar mengetahui sejauh mana

mereka sudah belajar. Dia juga menunjuk tiga sahabat yang lainnya di

Madinah untuk mengajar anak-anak dengan setiap orangnya digaji lima

belas dirham per bulan, dan setiap murid (termasuk orang dewasa)

dinasehati untuk diajarkan lima ayat yang mudah.

Setelah ditikam oleh Abu Lu’lua (seorang hamba sahaya Kristen dari

Persia) di akhir tahun 23 hijrah, Umar menolak menunjuk seorang

khalifah, dan membiarkannya kepada masyarakat untuk memilihnya dan

pada waktu itu shuhuf diamanahkan kepada Hafshah.

Adapun sebabnya disimpan oleh Hafshah adalah karena Hafshah itu

isteri Rasulullah dan anak Khalifah; Hafshah itu seorang yang pandai

menulis dan panai membaca. Adapun sebabnya Abu Bakar dan

‘Umartidak menyuruh menyalin banyak adalah karena shuhuf-shuhuf

Page 46: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

32

26 Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an Tafsir, cet. 8, (Jakarta: BulanBintang, 1980), 100

27 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah

(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 40-41.

28 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV. Artha Rivera, 2008), 167.

yang telah di surat itu dimaksudkan menjadi originil saja, bukan untuk

dipergunakan oleh orang-orang yang hendak menghafalnya. Para sahabat

yang telah belajar al-Qur’an pada masa Nabi, masih hidup dan para

pelajar al-Qur’an yang mengajar secara hafalanpun masih banyak.26

4. Periode Usman bin Affan

Sepeninggal Umar bin Khattab, jabatan kekhalifahan dipegang oleh

Usman bin ‘Affan sebagai khalifah ketiga. Pada masa ini dunia Islam

mengalami banyak perkembangan, apa yang terjadi pada masa Abu Bakar

juga tidak lagi ditemui pada masa ini. Banyak penghafal al-Qur’an

ditugaskan ke berbagai wilayah untuk menjadi imam sekaligus

mengajarkan al-Qur’an sesuai daerahnya masing-masing. Dalam proses

penyebarannya, masing-masing sahabat memiliki versi qira’at yang

beragam, berlainan satu sama lain.27 Penduduk Syam, misalnya, berguru

dan menerima bacaan al-Qur’an dengan qira’at Ubay bin Ka’ab.

Penduduk Kufah berguru dan menerima bacaan al-Qur’an dengan qira’at

Abdullah bin Mas’ud. Penduduk Basrah berguru dan menerima bacaan al-

Qur’an dengan qira’at Abu Musa al-Asy’ari.28

Bahkan Hudzaifah Ibn al-Yaman yang ikut dalam pembukaan

Armenia dan Azerbaijan, ketika itu ia mendengar bacaan al-Qur’an

penduduk setempat yang berbeda satu sama lain, bahkan saling

Page 47: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

33

membenarkan versi qira’at masing-masing, sehingga menimbulkan

pertikaian sesama umat. Melihat hal ini Huzaifah berkata kepada Usman,

“Wahai amirul mu’minin! Satukanlah umat ini sebelum mereka berselisih

dalam al-Qur’an seperti perselisihan Yahudi dan Nasrani”.

Dari peristiwa inilah kemudian Usman berinisiatif untuk menyalin

kembali al-Qur’an, tepatnya akhir tahun ke-24 H dan awal ke-25 H29

dengan menunjuk 12 orang termasuk Zaid bin Tsabit (sebagai ketua),

Abdullah bin Zubair, Said ibn al-Ash, dan Abdurrahman ibn al-Harits ibn

Hisyam30. Kodifikasi ini dilakukan sebagaimana pada masa Abu Bakar.

Akan tetapi kodifikasi al-Qur’an pada masa Usman bukan karena

keberadaan al-Qur’an yang masih tercecer, melainkan menyalin mushaf

dalam rangka untuk menyeragamkan bacaan. Upaya ini diawali dengan

menyalin mushaf Abu Bakar yang dijaga oleh Hafshah ke dalam beberapa

mushaf.

Sebelum tim kodifikasi bekerja sesuai tugasnya masing-masing,

Usman memberikan pengarahan kepada tim agar:

a) Berpedoman kepada bacaan mereka yang hafal al-Qur’an dengan

baik dan benar.

b) Bila ada perbedaan pendapat tentang bacaan yang digunakan,

maka haruslah dituliskan menurut dialek Quraisy, sebab al-Qur’an

diturunkan menurut dialek mereka.

Page 48: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

34

29 Lihat al-Suyuti, Al-Itqan..., jilid 1, hlm. 132. Banyak perbedaan pendapat mengenai jumlahmushaf yang dikirimkan Usman ke berbagai daerah. Manna‟ Khalil al-Qaththan dalam bukunyaMabahis fi Ulumil Qur’an, hlm. 199, menuliskan: ada yang mengatakan 1) berjumlah 4 buah (masing-masing dikirimkan ke Kuffah, Basrah, Syam, dan mushaf Imam), 2) 5 buah (masing-masing adalahyang disebutkan pada poin pertama ditambah Mekkah). as-Suyuti berkata bahwa pendapat inilah yangmasyhur, 3) 7 buah (masing-masing adalah kota yang disebutkan sebelumnya ditambahkan Yaman danBahrain). Sementara al-Ya’qubi, seorang sejarawan Syi‟ah mengatakan bahwa mushaf Usman adasembilan eksemplar, yang tersebar ke tujuh tempat sebelumnya ditambah wilayah Mesir dan al-Jazirah, al-A’zami, Sejarah Teks al-Qur’an.., 105

Setelah penyalinan al-Qur’an selesai dikerjakan, maka lembaran-

lembaran al-Qur’an yang dipinjam dari Hafshah dikembalikan kepadanya.

Adapun al-Qur’an yang telah dibukukan itu dinamai “al-Mushaf ”. Dari

penggandaan tersebut, mushaf di gandakan sebanyak 5 buah29, 4 buah

diantaranya dikirim ke berbagai wilayah yakni Mekkah, Syam (Syiria),

Basrah dan kuffah, agar ditempat-tempat tersebut disalin pula dengan

mushaf yang sama. Sementara satu buah mushaf, ditinggalkan di

Madinah untuk Usman sendiri dan yang terakhir inilah yang disebut

“Mushaf al-Imam”. Setelah itu, Usman memerintahkan untuk

mengumpulkan semua lembaran-lembaran al-Qur’an yang ditulis sebelum

pembakuan dan mushaf- mushaf lain yang tidak sesuai untuk dibakar. Hal

ini dilakukan untuk mencegah pertikaian dikalangan umat.

Kodifikasi periode Usman ini dilakukan dengan sangat cermat dan

teliti. Hal ini terlihat pada pengambilan lafadz-lafadz yang diriwayatkan

secara mutawatir dan mengesampingkan riwayat secara ahad.

Menyingkirkan lafal yang di nasakh (dihapus) dan lafadz yang diragukan.

Penyusunan al-Qur’an dilakukan dengan sistematika al-Qur’an sesuai

dengan susunan surah dan ayat sebagaimana terlihat saat ini. Sebelum

Page 49: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

35

menetapkan dan menuliskan lafadz yang disepakati, tim kodifikasi

menghimpun dan merundingkan semua gaya bacaan (qira’at) yang

dikenal oleh para sahabat, dan jika tetap terjadi perselisihan maka

dipilihlah qira’ah Quraish. Selain itu, tim juga menyisihkan segala

sesuatu yang bukan al-Qur’an, misalnya catatan-catatan kaki yang yang

ditulis oleh para sahabat sebagai penjelasan atas suatu bagian al-Qur’an,

penjelasan tentang nasikh dan mansukh.

Semenjak saat itu sejarah mencatat, hasil kodifikasi Usman bin ‘Affan

cukup efektif untuk dapat mengikat persatuan umat Islam dalam ranah

standarisasi teks al-Qur’an. Setidaknya masa Usman ini menjadi

kodifikasi terakhir umat Islam dalam penyatuan bacaan. Artinya setelah

fase ini tidak ada lagi pembukuan atau standarisasi berikutnya.

Pengumpulan al-Qur’an masa Usman ini disebut dengan

pengumpulan/ pembukuan ketiga setelah masa Abu Bakar. Adapun masa

pemberlakuan mushaf Usmani di kalangan umat Islam terjeda rentang

waktu yang cukup lama, yakni hingga masa kekhalifahan Abdul Malik

bin Marwan.

Dari penyalinan mushaf masa Usman ini, maka kaum muslimin

diseluruh pelosok menyalinnya dengan bentuk yang sama. Sementara

model dan metode tulisan yang digunakan didalam mushaf Usman ini

kemudian dikenal dengan sebutan “Rasm Usmani”. Dengan demikian,

Page 50: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

36

maka penulisan al-Qur’an di masa Usman memiliki manfaat besar,

diantaranya:

a) Menyatukan kaum muslimin pada satu macam mushaf yang

seragam ejaan tulisannya.

b) Menyatukan bacaan, walaupun masih ada kelainan bacaan, tetapi

setidaknya bacaan itu tidak berlawnan dengan ejaan mushaf-

mushaf Usman. Sedangkan ejaan yang tidak sesuai dengan ejaan

mushaf Usman, tidak diperbolehkan penggunaannya.

c) Menyatukan tertib susunan surat-surat menurut urutan seperti

yang terlihat pada mushaf- mushaf sekarang.

Sehubungan dengan kodifikasi al-Qur’an yang berlangsung pada masa

Abu Bakar dan masa Usman, setidaknya terlihat beberapa perbedaan,

sebagai berikut:

Tabel 2.1: Perbedaan Kodifikasi al-Qur’an Masa Abu Bakar dan Masa Usman

No Masa Abu Bakar ash-Shidiq Masa Usman bin Affan

1.

Motivasi penulisannya karenaadanya kekhawatiran sirnanya al-Qur’an dengan wafatnya beberapasahabat penghafal al-Qur‟an padaperang Yamamah

Motivasi penulisannya karenaterjadinya perselisihan caramembaca al-Qur’an (qira’at).Sehingga menyebabkan timbulnyasikap saling menyalahkan.

2.

Abu Bakar melakukannya denganmengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur’an yang masih tercecer padapelepah kurma, kulit, tulang dandaun.

Usman mengumpulkan al-Qur’andengan menyederhanakan tulisanmushaf pada satu dialek, yaknidialek Quraish, dengan tujuan muliayakni mempersatukan kaummuslimin dalam satu.

Page 51: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

37

30 Zainal Arifin, “Mengenal Rasm Usmani; Sejarah, Kaidah, dan Hukum Penulisan aL-Qur’andengan Rasm Usmani”, Lajnah Pentashihan Mushaf aL-Qur’an, Jakarta, Shuhuf Vol. 5, No. 1, 2012: 1– 18, 3

31 Ibid. 3

B. Pengertian Mushaf Usmani (Rasm Al-Qur’an)

1. Pengertian Rasm Al-Qur’an

Kata rasm berasal dari akar kata rasama-yarsumu-rasmun. Secara

bahasa berarti menggambar, atau melukis. Rasm berarti gambar, bentuk, rupa.

Rasm al-kitabah berarti ragam tulisan. Dalam pengertian istilah yang

digunakan dalam pembahasan ini ialah pola atau bentuk tulisan yang

digunakan dalam penulisan mushaf ‘Utsmani. Pola penulisan itu dijadikan

standar dalam setiap kali menggandakan al-Qur’an, oleh karena itu rasm itu

populer dengan nama rasm ‘Utsmani.

Secara etimologi,30 rasm berarti رثالا (al-Atsar) yang bermakna bekas,

peninggalan. Dalam perbendaharaan bahasa Arab rasm memiliki beberapa

sinonim, seperti طخلا روبزلا, مسرلا , dan رطسلا yang semuanya memiliki arti

sama, yaitu ‘tulisan’. Usmani, dengan ya’ nisbah dalam disiplin gramatikal

bahasa Arab adalah penisbatan terhadap nama khalifah ketiga, ‘Utsman bin

‘Affan. Dengan demikian, menurut bahasa, Rasm Usmani dapat dimaknai

sebagai bekas penulisan al-Qur’an yang polanya pernah dibakukan pada masa

Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan.

Secara terminologi31 terdapat beberapa interpretasi, di antaranya

diartikan sebagai cara penulisan al-Qur’an yang telah disetujui oleh ‘Utsman

Page 52: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

38

32 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 52.

33 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 47.

bin ‘Affan pada waktu penulisan mushaf. Definisi senada juga dikemukakan

Manna‘ al-Qattan, bahwa Rasm Usmani merupakan pola penulisan al-Qur’an

yang lebih menitikberatkan pada metode (Tariqah) tertentu yang digunakan

pada waktu kodifikasi mushaf pada zaman Khalifah ‘Utsman yang

dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy yang

disetujui ‘Utsman.

Rasm tersebut dinisbatkan kepada Khalifah ‘Utsman karena ‘Utsman-

lah yang menetapkan pola penulisan al-Qur’an yang dilakukan Zaid bin

Tsabit, ‘Abdullah bin Zubair, Sa‘ad bin al-‘As dan ‘Abdullah bin

‘Abdurrahman bin al-Haris bin Hisyam. Adapun yang dijadikan rujukan oleh

‘Utsman adalah suhuf Abu Bakar, yang merupakan hasil pengumpulan dari

naskah-naskah para penulis wahyu Rasulullah SAW.32

Dengan demikian, maka pada dasarnya model dan pola penulisan

dalam Mushaf Usman ini bersumber pada satu tulisan yang dilakukan para

`penulis wahyu masa Rasulullah yang berdasarkan bimbingannya. Jadi

mushaf Usmani bukan berdasarkan rekayasa atau ijtihad para sahabat di masa

Usman sebagaimana tuduhan kaum orientalis.33

Beralih dari definisi dasar kata rasm, dalam diskursus ulumul Qur’an

rasm dibahas lebih luas dalam ilmu rasm. Ilmu rasm ini muncul dari sejarah

panjang mushaf Usmani yang mengakomodir seluruh pola tulisan dalam al-

Page 53: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

39

34 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 47.

Qur’an. Secara teoritis ilmu rasm merupakan ilmu yang mempelajari tentang

penulisan mushaf al-Qur’an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam

penulisan lafadz-lafadznya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan.

Adapun seperti yang dikemukakan Badan Litbang, ilmu rasm Usmani ini

didefinisikan sebagai ilmu untuk mengetahui segi-segi perbedaan antara rasm

Usmani dan kaidah-kaidah rasm Qiyasi atau Imla’i (rasm biasa yang selalu

memperhatikan kecocokan antara tulisan dan ucapan).34

2. Sejarah dan Perkembangan Rasm Usmani

Tulisan merupakan simbol dan bagian tidak terpisahkan dari bahasa.

Keberadaan tulisan dapat mengikat seluruh lapisan masyarakat yang

berperan didalamnya. Karena hampir dapat dipastikan keterlibatan

‘bahasa’ saja tanpa adanya tulisan dunia ini bagaikan ruangan yang tidak

bersejarah. Adanya tulisan akan mampu mengilhami segala ruang dan

dimensi yang tercakup didalamnya dari lapisan masa ke masa. Begitupun

perkembangan penulisan al-Qur’an, keberadaan kokoh tulisan al-Qur’an

mencapai puncak kejayaannya pada masa pasca khalifah Usman, yang

dapat dipastikan memiliki tanda baca yang mampu mengakomodir seluruh

lapisan.

Tulisan Arab sendiri dalam perkembangannya hingga diadopsi

menjadi penulisan al-Qur’an memiliki sejarah yang panjang. Bahkan

Page 54: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

40

35 Ibid,50.36 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf

Madinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 52-53.

eksistensi al-Qur’an seabagai karya monumental umat Islam, hingga

terbaca dengan jelas seperti sekarang terbagi dalam beberapa tahap.

Tahapan ini meliputi sejarah tulisan arab sendiri, rasm mushaf, hingga

pemberian syakl (harakat) dan I’jam (tanda titik).35

Teori dari kalangan sarjana Barat menyebutkan bahwa, tulisan arab

berasal dari tulisan Nabthi (Nabatean) yang ditransformasikan ke dalam

karakter tulisan Arab pada abad ke-4 atau ke-5. Menurut Taufik Adnan

Amal, proses transformasi ini kemungkinanya berlangsung di Madyan

atau kerajaan Gassanid (Gasaniyah). Faktor utama yang mempengaruhi

perkembangan awal tulisan ini adalah pengaruh perniagaan, hingga

akhirnya menyebar ke wilayah Arab Utara dan Selatan. Bahkan pada

permulaan abad ke-6, tulisan tersebut telah mencapai daerah Siria Utara

dan sebagian wilayah yang menggunakan bahasa Arab, khususnya

Makkah dan Madinah.36

Berbeda dengan sarjana Barat, sejarawan Arab berpendapat bahwa

tulisan ini berasal dari Hirah (sebuah kota dekat Babilonia) dan Anbar

(sebuah kota di Efrat). Hal ini sesuai kisah bahwa tulisan Arab sampai ke

Makkah melalui Harb Ibn Umayyah ibn ‘Abd al-Syams yang

dipelajarinya dari orang-orang yang dijumpainya dalam perjalanan.

Sedangkan pendapat dari Ibn al-Nadhim mengemukakan suatu riwayat

Ibnu ‘Abbas yang menyebutkan bahwa orang pertama yang menulis

Page 55: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

41

37 Ibid, 53. Juga terdapat di Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesiadan Mushaf Madinah (Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 51. Penjelasanlebih lanjut ada di Adnan amal, Rekonstruksi Sejarah,... hlm. 148. Bandingkan dengan riwayat yangdinukil oleh Ibn Faris dalam kitab Fiqhul Lughah, hlm. 7 yang dipaparkan as-Suyuthi,bahwa yang kalipertama menulis bahasa Arab, Suryani dan semua kitab-kitab adalah Adam sebelum meninggalnyasekitar tiga ratus tahun. Dia menuliskan pada suatu tanah yang dibakarnya. Maka, ketika terjadi banjirbesar setiap kaum menemukan tulisan itu kemudia mereka menulinya kembali. Adapun yangmengatakan bahwa yang menemukan tulisan Arab adalah Ismail. Bahkan dia yang membuat setiapkata dengan lafadz dan maknanya, dan menjadikannya sebagai satu buah tulisan, seperti sesuatu yangsaling menyambung tanpa dipisah pada masing-masing hurufnya. Kemudian dipisahkan oleh anak-anaknya. Jalaluddin al-Suyut}i, al-Itqan fi „Ulum al-Qur‟an (Beirut, Libanon: Dar al-Fikr, 2010),hlm. 535-536

38 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 51.

39 Ibid, 52.

aksara Arab berasal dari suku Bawlan yang mendiami Anbar.37 Bahkan

masih dari riwayat yang sama, dikutip dari Taufik Adnan Amal

mengatakan bahwa mereka adalah Abu Jad, Hawwas, Hutti, Kalamun,

Sa’fad dan Qurusa’at (nama raja-raja Madyan pada masa Nabi Syu’aib).38

Dalam perkembangan tulisan Arab, terdapat dua jenis tulisan Arab -

lazimnya disebut khat Hijazi yang berkembangan masa itu. Pertama

adalah khat Kufi, dinisbahkan mengikuti Kota Kufah, yakni tempat

berkembang dan disempurnakannya kaidah-kaidah penulisan aksara

tersebut. Adapun bentuk tulisan ini disinyalir paling mirip dengan tulisan

orang-orang Hirah (Hiri) yang bersumber dari tulisan Suryani (Siriak).

Penggunaan khat Kufi ketika itu untuk menyalin tulisan al-Qur’an. Bentuk

tulisan kedua adalah Khat Naskhi, yang bersumber dari tulisan Nabthi

(Nabathean). Khat ini biasanya digunakan dalam surat-menyurat.39

Pada abad ke-7 Masehi, yakni pada masa Rasulullah, tulisan yang

digunakan hanya terdiri atas simbol dasar yang hanya melukiskan struktur

konsonan dari sebuah kata dan bahkan sering mengandung kekaburan.

Page 56: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

42

40 Ibid, 53.41 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf

Madinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 54-55.

Bahkan masa permulaan Islam, seluruh huruf biasanya dituliskan dengan

cara yang amat sederhana yakni dalam bentuk garis lurus tanpa titik dan

baris. Keadaan semacam ini masih berlanjut sampai pasca Nabi wafat dan

masa khalifah, penulisan al-Qur’an masih dalam bentuk yang sama belum

ada penambahan apapun.40

Bahkan pada masa Usman pun mushaf masih diseragamkan kedalam

satu bacaan, yang belum menggunakan tanda baca seperti titik dan simbol-

simbol bacaan lainnya. Hal ini semata-mata didasarkan pada watak

pembawaan orang-orang Arab yang masih murni mengandalkan hafalan.

Sehingga mereka tidak membutuhkan pemberian titik dan harakat. Namun

Bagi orang awam, ketiadaan tanda baca tersebut akan menyebabkan

adanya peluang terjadinya kekeliruan dalam membaca al-Qur’an.

Seperti diketahui, pada masa permulaan Islam mushaf al-Qur’an

belum mempunyai tanda-tanda baca dan baris. Mushaf Usmani tidak

seperti yang dikenal saat ini yang dilengkapi dengan tanda-tanda baca,

sehingga sulit membedakan antara huruf ya’(ي ) dan ba’ (ب ). Demikian

pula antara sin (س ) dan syin (ش ), antara ta’ (ط ) dan za’ (ظ), antara jim

dan seterusnya. Meski demikian, para sahabat ,( خ) ’dan kha ,( ح) ha ,( ج)

belum menemukan kesulitan membacanya, karena mereka masih

mengandalkan hafalan.41

Page 57: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

43

42 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 54.

43 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 55.

44 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 54. Banyak perbedaan pendapattentang usaha pertama ini, mayoritas ulama berpendapat, termasuk al-Suyuti mengatakan bahwa AbuAswad ad-Du’ali adalah orang pertama yang melakukan usaha tersebut. Ad-Du’ali merupakan peletakdasar-dasar kaidah bahasa Arab pertama atas permintaan Ali bin Abi Thalib. Bandingkan dalampemaparan Muhammad Quraish Shihab, at. all, dalam buku Sejarah dan ‘Ulum al-Quran, bahwakhalifah Abdul Malik bin Marwan memerintahkan ulama besar al-Hajjaj ibn Yusuf al-Saqafi untukyang kemudian distandarkan penggunaanya atas bantuan Nashr ibn I‟Ashim dan Yahya ibn Ma‟mur.Muhammad Quraish Shihab, at. all, Sejarah & „Ulum al-Quran,... hlm. 32 ; Hal senada jugadiungkapkan oleh Zainal Arifin yang memaparkan bahwa tanda diakritik diawali dengan harakatberbentuk titik (naqt al-i’rab) atas jasa Abu al-Aswad al-Duali atas perintah Gubernur Basrah Ziyad(berkuasa pada tahun 45-53 H/666-673 M) pada masa kekhalifahan Mu’awwiyah, disusul kemudiantitik huruf (naqqt al-I’jam) atas jasa Nasr bin ‘Asim (w. 90 H/709 M) dan Yahya bin Ya’mar (w.Sebelum 90 H) pada masa ;Abd al-Malik bin Marwan (w. 86 H/705 M), karena membingungkan,sebab keduanya sama-sama dengan tanda titik kemudian disempurnakan oleh Khalilbin Ahmad (w.170 H/786 M) titik harakat yang dikeal sekarang. Lihat Zainal Arifin Madzkur, Perbedan RasmUsmani, 49.

Kesulitan pembacaan tulisan Arab khususnya al-Qur’an mulai muncul

ketika dunia Islam meluas ke wilayah-wilayah non-Arab, seperti Persia

disebelah timur, Afrika disebelah selatan, dan beberapa wilayah non Arab

sebelah Barat. Sehingga menjadikan bahasa Arab mengalami kerusakan

karena banyaknya pencampuran (dengan bahasa non-Arab).42

Masalah ini mulai disadari oleh pemimpin dunia Islam ketika Ziyad

bin Samiyyah menjabat Gubernur Bashrah pada masa Mu’awwiyah bin

Abi Sufyan (661-680 M). Ia memerintahkan Abu al-Aswad al-Duali

membuatkan tanda-tanda baca, terutama untuk menghindari kesalahan

dalam membaca al-Qur’an bagi generasi yang tidak hafal al-Qur’an.43

Adapun as-Suyuthi dalam al-Itqan menyebutkan bahwa yang

memerintahkan ad-Du’ali bukanlah Ziyad, melainkan Abdul Malik bin

Marwan pada masa kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan.44

Page 58: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

44

45 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 56; Al-Subhi al-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’an, 117-118.

Seketika Ad-Duwali tidak langsung memenuhi permintaan tersebut.

Karena sebagaimana hal ini bertentangan dengan zaman Nabi,

dikategorikan bid’ah. Terlebih dalam hal ini adalah penambahan simbol

bacaan al-Qur’an yang tidak dilakukan pada masa sebelumnya. Akan

tetapi setelah mendengarkan suatu kasus salah pembacaan yang fatal,

yakni pada QS. At-Taubah ayat 3, yang berbunyi:

بريء من المشركين ◌ ورسوله ◌ أن

“Bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-

orang musyrikin”.

Pada potongan akhir ayat tersebut dibaca dengan هلوسر. Padahal

seharusnya هلوسر. Kesalahan pengucapan ini secara tidak langsung juga

akan mengakibatkan perubahan makna secara substansial, sebagaimana

makna yang seharusnya adalah “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya

berlepas diri dari orang-orang musyrik”. Tetapi ketika kata itu

dibelokkan, maka maknanya akan berubah menjadi “sesungguhnya Allah

berlepas diri dari orang-orsng musyrik dan Rasul-Nya”. Setelah adanya

kejadian tersebut, Abu Aswad segera menemui Ziyad dan menyetujui

untuk meletakkan tanda baca pada rasm al-Qur’an.45

Abu al-Aswad al-Duali memberi tanda fathah atau tanda bunyi (a)

dengan membubuhkan tanda titik satu di atas huruf, tanda kasrah atau

Page 59: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

45

46 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, 2008), 194.47 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah

(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 55-56.48 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, 2008), 194.

tanda bunyi (i) dengan membubuhkan tanda titik satu dibawah huruf,

tanda dammah atau tanda bunyi (u) dengan membubuhkan tanda titik satu

terletak di antara bagian-bagian huruf, sementarra tanda sukun atau tanda

bunyi konsonan (huruf mati) ditulis dengan cara tidak membubuhkan

tanda apa-apa pada huruf yang bersangkutan (al-Qattan, 1978).46

Pada masa kekhalifahan Abbasiyah, tanda-tanda vokal (nuqt al-I’rab)

yang diciptakan oleh ad-Du’ali kemudian disempurnakan lebih jauh oleh

al-Khalil ibn Ahmad. Penyempurnaan tersebut meliputi membubuhkan

huruf alif ( ) kecil diatas huruf untuk tanda vokal ‘a’, huruf ya’ (ی) kecil

dibawah untuk vokal ‘i’, huruf waw (و) kecil didepan huruf untuk tanda

vokal ‘u’, menggandakan tanda-tanda vokal ini untuk melambangkan

vokal rangkap (tanwin), membubuhkan kepala huruf ‘ha’’ diatas huruf

untuk tanda sukun. Sementara untuk tanda konsonan rangkap (syiddah)

dibubuhkan kepala huruf ‘sin’ diatasnya.47 Ia juga memberi tanda pada

tempat alif yang dibuang dengan warna merah, pada tempat hamzah yang

dibuang dengan hamzah warna merah tanpa huruf. Pada nun dan tanwin

yang berhadapan dengan huruf ba’ diberi tanda iqlab dengan warna

merah. Nun dan tanwin berhadapan dengan huruf halqiyah diberi tanda

sukun dengan warna merah.48

Page 60: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

46

Tatkala Islam semakin meluas ke berbagai daerah, dan telah banyak

pula masyarakat non-Arab yang masuk Islam, maka timbul upaya untuk

menciptakan tanda-tanda pada huruf al-Qur’an. Hal ini dimaksudkan agar

tidak terjadi kesulitan bahkan kekeliruan dalam membaca al-Qur’an

terutama dikalangan muslim non-Arab.

Selanjutnya rasm mengalami perkembangan, tepatnya ketika Malik

bin Marwan memerintahkan al-Hajjaj ibn Yusuf al-Saqafi untuk

menciptakan tanda-tanda huruf al-Qur’an (nuqt al-Qur’an). Ia

mendelegasikan tugas tersebut kepada Nashr ibn’Ashim dan Yahya bin

Ma’mur, keduanya adalah murid ad-Du’ali. Kedua orang inilah yang

membubuhi titik pada sejumlah huruf tertentu yang mempunyai kemiripan

antara satu dengan yang lainnya misalnya penambahan titik diatas huruf د

maka menjadi huruf ذ. Penambahan titik yang bervariasi pada sejumlah

huruf dasar ب maka menjadi huruf ث ,ت,huruf dasar ح menjadi س , خ ,ج

dibedakan dengan ش , dst. Pada ن dan tanwin sebelum huruf ب diberi

tanda iqlab dengan huruf م berwarna merah. Sedangkan nun dan tanwin

sebelum huruf tekak (halaq) diberi tanda sukun dengan warna merah.

Adapun huruf nun dan tanwin tidak diberi tanda apa-apa ketika idgham

dan ikhfa’. Setiap huruf yang harus dibaca sukun (mati) diberi tanda sukun

dan huruf yang di-idghamkan tidak diberi tanda sukun tetapi huruf yang

sesudahnya diberi tanda syiddah; kecuali huruf ط , sebelum ت maka sukun

Page 61: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

47

49 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 56-57.

tetap dituliskan dengan sukun diatasnya, misalnya 49. فرطت

Pada abad ke-3 H (akhir abad IX M) terjadi perbaikan dan

penyempurnaan rasm mushaf. Disinilah ditemukan bentuk tulisan yang

baik dan tanda-tanda yang khas. Seperti untuk huruf yang di syiddah

diberikan sebuah tanda seperti busur. Sedangkan untuk alif washal diberi

lekuk diatasnya, dibawahnya atau ditengahnya sesuai dengan harakat

sebelumnya; fathah, kasrah atau zammah. Dari pola penulisan tersebut,

berkembanglah berbagai pola penulisan al-Qur’an dalam berbagai bentuk

seperti pola kufi, maghribi, nasqh, dll. Bahkan secara bertahap mulai

diletakkan nama-nama surat dan bilangan ayat, dan rumus-rumus yang

menunjukkan kepala ayat dan tanda-tanda waqaf.

Adapun pada abad belakangan, juga terjadi pengelompokan ayat-ayat

menjadi beberapa bagian, yakni sekumpulan ayat dalam pengelompokan

terkecil disebut rub’u (seperempat ayat) yaitu sekumpulan ayat yang

terdiri sekitar dua atau tiga lembar. Menyusul kemudian, pembentukan

hizb (satu hizb terdiri atas empat rub’u), dan juz (satu jus terdiri atas

delapan rub’u). Atas dasar pengelompokan tersebut, maka mushaf al-

Qur’an terdiri atas 240 rub’u, atau 60 hizb, atau 30 juz. Selain

penambahan tanda diakritik seperti yang dijabarkan sebelumnya, dalam

mushaf juga ditambahkan pula tanda sajadah pada ayat-ayat tertentu.

Adapun mushaf cetakan Pakistan dan negara disekitarnya, ditambahkan

Page 62: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

48

50 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 59.

51 Ibid, 59.; Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur‟an,... 325.52 Nur Faizah, Sejarah aL-Qur’an, (Jakarta Barat: CV Artha Rivera, 2008), 195.

tanda pembagian surat dengan jumlah ruku’ dan tilawah. Tanda dari

bagian-bagian ini disimbolkan dengan huruf ‘ain di akhir ruku’ dan

sekaligus tanda awal ruku’ untuk ayat-ayat selanjutnya.50

Dengan demikian dapat disimpulkan secara pasti bahwa mushaf al-

Qur’an edisi baru yang dibubuhi tanda simbol bacaan tidak muncul secara

seketika. Akan tetapi diperkenalkan secara bertahap melalui serangkaian

perubahan yang bersifat eksperimental. Adapun tahap final

penyempurnaan ragam tulis ini diperkirakan mencapai puncak akhir pada

penghujung abad ke-3 H.51

Jadi, tampak bahwa perbaikan Rasm al-Usmani terjadi melalui tiga

proses, yaitu:52

1. Pemberian syakal yang dilakukan oleh Abu al-Aswad al-Duali.

2. Pemberian a’jam, titik, yang dilakukan oleh Abdul Malik bin

Marwan dan al Hajjaj.

3. Perubahan syakal pemberian Abu al-Aswad al-Duali menjadi

seperti sekarang ini oleh al-Khalil.

C. Status Hukum Mushaf Usmani

Rasm Usmani adalah rasm (bentuk tulisan) yang telah diakui dan diwarisi

umat Islam sejak kekhalifahan Usman bin Affan (wafat 644 M). Namun

kemudian mereka bersilang pendapat mengenai status hukumnya, yaitu:53

Page 63: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

49

53 Ibid, 191-193.

1. Rasm al-Usmani adalah tauqifi dan wajib mengikutinya.

Menurut Abdul Aziz, sebagaimana dikutip Ibnu al-Mubarak, penulisan al-

Qur’an itu tauqifi, sebab tak seujung rambut pun para sahabat dan orang

lain melakukan campur tangan. Dalam Rasm al-Usmani itu terdapat

rahasia tersembunyi, misalnya penambahan huruf dalam kata ayd (tangan)

yang terdapat dalam ayat “wa as-sama’a banaynaha bi-aydin...” (Q.S.

Az-Zariyat:47) sehingga ditulis bi-ayid. Penulisan ini menurut az-Zarqani

dalam Manahil al-Irfan merupakan isyarat bagi kehebatan kekuasaan

Allah yang kekuasaanya tak dapat ditandingi: “Bertambahnya struktur

kata menunjukkan pertambahan makna.”

2. Rasm al-Usmani bukan tauqifi, namun wajib mengikutinya.

Banyak ulama yang mengatakan bahwa Rasm al-Usmani itu bukan tauqifi,

bukan ketetapan Nabi, melainkan suatu cara penulisan yang disetujui oleh

Khalifah Usman dan diterima umat islam dengan baik. Karena itu,

menjadi keharusan yang wajib dijadikan pegangan dan tidak boleh

dilanggar.

3. Rasm al-Usmani bukan tauqifi dan tidak wajib diikuti.

Segologan ulama berpendapat bahwa Rasm al-Usmani hanyalah sebuah

istilah dan tata cara, dan tidak ada salahnya jika menyalahi bila orang telah

mempergunakan suatu rasm untuk imla’ dan rasm itu telah dikenal umum

ditengah-tengah mereka. Abu Bakar al-Baqillani dalam kitabnya, al-

Intisar, mengatakan bahwa tidak ada yang diwajibkan oleh Allah

Page 64: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

50

54 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah (Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 62.

mengenai penulisan mushaf. Karena itu para penulis al-Qur’an tidak

diharuskan menggunakan rasm tertentu.

D. Macam-macam Rasm dalam Penulisan al-Qur’an

Berdasarkan pemaparan istilah rasm yang secara umum digunakan dalam

penulisan kalimat-kalimat Arab (pembahasan sebelumnya), tidak semuanya

digunakan dalam penyeragaman penulisan al-Qur’an. Secara umum mayoritas

ulama menggunakan dua istilah rasm dalam penulisan al-Qur’an, yakni rasm

Usmani dan rasm Imla’i/Qiyasi/Istilahi. Nampaknya dari kedua kategori rasm

ini memiliki daya tarik tersendiri dikalangan ulama al-Qur’an, khususnya

dalam penulisan al-Qur’an. Adapun pembahasan lebih lanjut akan penulis

paparkan sebagai berikut.

1. Rasm Usmani 54

Yaitu cara penulisan al-Qur’an yang disepakati khalifah Usman bin ‘Affan

pada waktu penulisan mushaf al-Qur’an. Rasm Usmani ini memiliki

kaidah-kaidah dalam penulisannya, misalnya al-Suyuti yang membagi

kaidah tersebut ke dalam 6 kategori yaitu membuang huruf (al-Hazf),

menambah huruf (al-Ziyadah), penulisan hamzah (al-Hamz), penggantian

huruf (al-Badl), menyambung dan memisahkan tulisan (al-Fasl wa al-

Wasl), dan menulis salah satu kalimat yang memiliki bacaan lebih dari

satu bacaan (fi ma fihi Qira’atani Fakitabati ‘ala Ihdahuma).

Page 65: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

51

Pada dasarnya, pola penulisan bahasa Arab yang tertulis adalah sesuai

dengan apa yang diucapkan (imla’), tanpa terjadi pengurangan (nuqs) dan

penambahan (ziyadah), begitupun penggantian (badl) dan perubahan

(taghyir). Akan tetapi pola penulisan al-Qur’an dalam mushaf- mushaf

Usmani terdapat beberapa penyimpangan (ihmal) dari pola penulisan

bahasa Arab konvensional. Sehingga banyak didapati huruf-huruf yang

pada dasarnya tidak sesuai dengan kaidah pengucapannya, dan itu semua

dilakukan Usman bin ‘Affan dan para sahabat lainnya untuk tujuan yang

mulia. Artinya perbedaan penulisan yang tidak sesuai dengan pengucapan

tersebut memiliki makna dan maksud tersendiri dibalik rasm Usmani

tersebut.

2. Rasm Qiyasi

Yaitu cara menuliskan kalimat sesuai dengan ucapannya dengan

memperhatikan waktu memulai dan berhenti pada kalimat tersebut.

Kecuali nama huruf hija’iyyah, seperti huruf (ق) tidak ditulis ( ف اق) tapi

dengan (ق) saja. Contoh dari rasm qiyasi adalah lafadz انا ) ditulis dengan (

.(انا نذير ) walaupun jika dilanjutkan alifnya hilang seperti (انا

Begitu juga dengan hamzah washal seperti ( قحلا ءاج). Hamzah pada

lafadz (قحلا) tetap harus ditulis, walaupun tidak diucapkan pada waktu ia

berada di tengah kalimat. Hal ini dikarenakan, jika dimulai dari awal

Page 66: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

52

55 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 56; Al-Subhi al-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’an, 58-59.

56 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 63.

57 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 56; Al-Subhi al-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’an, 59.

kalimat, maka ucapannya menjadi الحق 55.()جاء

Beberapa perbedaan diantara keduanya, misalnya dalam rasm

Usmani lafadz ditulisنووتسيال .نوتسيال Lafadz ةالصلا ةكزلا, jika berupa isim

ma’rifat atau isim nakirah atau diidhafahkan kepada isim zahir, maka

ditulis ,ةويحلا ةولصلا ,ةوكزلا . Ini hanya merupakan contoh kecil dari

perbedaan yang ada.56

3. Rasm ‘Arudi57

Ialah cara menuliskan kalimat-kalimat Arab disesuaikan dengan wazan

(timbangan) dalam sya’ir-sya’ir Arab. Hal itu dilakukan untuk mengetahui

“Bahr” (nama macam sya’ir) dari sya’ir tersebut.

Contohnya potongan sepotong Sya’ir Imri’il Qais yang seharusnya

berbunyi: هلودس ىخرا رحبلا جومك ليل و karena harus menyesuaikan dengan

wazan bahr tawil yang berbunyi: نيليع افم نولوعف نيليع افم نولوعف kemudian

berubah menjadi:و ليلن كموج البحر ارخى سدولهو

E. Kaidah-kaidah Rasm Usmani

Page 67: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

53

Menurut ‘Ali Muhammad ad-Dabba‘ (w. 1376 H/1956 M) dalam

pengantar bukunya Samirut-Talibin fi Rasm wa Dabtil-Kitabil-Mubin,

menerangkan bahwa motivasinya menulis buku adalah untuk menjembatani

pembahasan tentang rasm (Usmani) yang cenderung rumit dan complicated,

sehingga banyak rumusan kaidah dari para pakar yang berbeda antara satu

dengan lainnya dan berpotensi membingungkan serta memicu perdebatan.

Sebagai bentuk “kerumitan” pola pembahasan Rasm Usmani dapat

dilihat dalam karya monumental Abμ Amr Sa‘id ad-Dani (w. 444 H/1052 M)

al-Muqni‘ fi Rasm Masahif al-Amsar. Karya ad-Dani ini dalam beberapa

literatur dikenal sebagai karya puncak dalam disiplin ilmu Rasm Usmani.

Dalam al-Muqni‘, ad-Dani mempergunakan pola penjelasan per bab, yakni

dengan menggunakan model bab dan fasl. Klasifikasi bab untuk pembahasan

yang tidak memiliki detail permasalahan yang rumit. Namun bila dalam

cakupan satu bab masih belum selesai, biasanya akan diperjelas dengan

subbab berupa fasl.

Upaya merumuskan kerumitan kaidah Rasm Usmani sebenarnya

sudah dimulai sejak masa sebelum ad-Dani, tepatnya pada era Abil-‘Abbas

Ahmad bin ‘Ammar al-Mahdawi (w. 440H) dalam kitab Hija' Masahif al-

Amsar. Dalam perkembangan literatur ilmu Rasm Usmani, usaha ini

kemudian berlanjut pada masa Ibnu Wasiq al-Andalusi (w. 654 H) dalam

kitab al-Jami‘ lima Yuhtaju ilaihi minar-Rasmil-Mushaf. Lalu upaya rumusan

belakangan yang rupanya lebih banyak diterima dan diikuti oleh para

Page 68: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

54

pemerhati ilmu Rasm Usmani adalah formulasi yang disusun oleh Jalaluddin

as-Suyuti (w. 911 H) dalam kitab al-Itqan fi ‘Ulumial-Qur’an.

Berikut adalah komparasi dari ketiga rumusan perkembangan kaidah

ilmu rasm usmani:

Tabel 2.2: Komparasi Rumusan Kaidah Ilmu Rasm Usmani

Abil-‘Abbas Ahmad bin‘Ammar al-Mahdawi. (w.440H) dalam kitab Hija'Masahif al-Amsar.

Ibnu Wasiq al-Andalusi (w.654 H) dalam kitab al-Jami‘lima Yuhtaju ilaihi minar-Rasmil-Mushaf.

Jalaluddin as-Suyuti (w. 911 H) dalam kitab al-Itqan fi ‘Ulumil Qur’an.

1. Pembahasanpenulisan ha' dan ta'terkait bentuknyasebagai ta' ta'nis,

2. Pembahasan tentangalmaqtu‘ dan mausul,

3. Pembahasan tentangzawatul-ya' dan waw,

4. Pembahasan tentanghamzah,

5. Pembahasan tentanghazf dan ziyadah,

6. Pembahasan tentangbertemunya duahamzah,

7. Pembahasan tentangalif wasal,

8. Pembahasan tentanghuruf-huruf yangdiperselisihkan dalammushaf pendudukHijaz, Irak, dan Syam

1. Membuang huruf (mawaqa‘a minal-hazf)

2. Menambah huruf (mawaqa‘a min azziyadah)

3. Mengganti huruf(ma waqa‘a min qalbiharfin ila harf)

4. Memutus danmenyambung kata (mawaqa‘a min alqat‘ wal-wasl),

5. Penulisan hamzah(ahkamul-hamazat)

1. Membuang huruf (al-hazf)

2. Menambah huruf (az-ziyadah)

3. Penulisan hamzah (al-hamz)

4. Penggantian huruf (al-badl)

5. Menyambung danmemisah tulisan (al-faslwal wasl),

6. Menulis salah satukalimat yang bacaannyalebih dari satu (ma fihiqira'atani wakutiba ‘alaihdahuma).

Terdapat beberapa kaidah dalam penulisan mushaf al-Qur’an terutama

dalam mushaf Usmani. Menurut mayoritas ulama’ termasuk Al-Suyuti ada

Page 69: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

55

enam kaidah-kaidah yang digunakan dalam penulisan al-Qur’an. Secara

detailnya sebagai berikut:

a. Al- Hazf (membuang, menghilangkan, atau meniadakan huruf)

Hazf adalah kaidah pertama dari enam kaidah utama rasm Usmani. Al-

Hazf dalam bahasa Arab berasal dari kata dasar hazf yang berarti membuang

atau menghilangkan (sesuatu). Adapun dalam ilmu rasm, istilah hazf berarti

menggugurkan salah satu dari lima huruf hijaiyyah yaitu alif, waw, ya’, lam,

dan nun. Adapun pada pembahasan ini peneliti mengacu pada kaidah al-

Suyuti dalam al-Itqan, bahwa hazf ada empat huruf, yakni alif, waw, ya’, dan

lam. Pembagian istilah hazf huruf sendiri terbagi menjadi tiga macam yaitu:

1. Hazf Isyarah, adalah membuang huruf dengan tujuan mengisyaratkan

adanya bacaan lain. Contoh: ( مهودفت ىرسأ ). Lafadz (ىرسأ ) ditulis

demikian, karena ada bacaan lain yaitu bacaannya Imam Hamzah

yang membaca: (ىرسأ ). Begitu juga dengan lafadz (مهودفت ) ditulis

demikian karena karena ada bacaan lain (مهودفت ) yaitu bacaan Ibn

Katsir dan Abu Amr. Ada pembuangan huruf alif pada dua kalimat

diatas agar dua bacaan tersebut dapat dicakup oleh satu tulisan saja.

2. Hazf Ikhtisar, adalah membuang huruf dengan tujuan untuk

meringkas tulisan, sebab seringnya kata tersebut terulang dalam al-

Qur’an. Contoh: membuang alif dari setiap jama’ mudzakar salim atau

semisalnya, dengan catatan setelah alifnya bukan hamzah atau

tasydid. Contohnya: العالمين

Page 70: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

56

3. Hazf Iqtisar, adalah membuang huruf pada kalimat tertentu saja.

Contohnya seperti membuang alif pada lafaz yang terletak pada) داعيملا

surat al-Anfal: 42) ditulis menjadi دعيملا. Perlu untuk diketahui bahwa

hukum penulisan seperti ini hanya berlaku pada surat ini saja,

sedangkan yang lain dikecualikan.

Adapun huruf-huruf yang di buang dalam penulisan rasm usmani adalah

alif, wawu, ya, lam, dan nun. Selengkapnya sebagai berikut:

Tabel 2.3:

No Huruf yang dibuang Rasm Imla’i Rasm Usmani

1. Huruf Alif

a) Hazf huruf alif pada ya’

nida’ (panggilan)يا عبادى يعبادى

b) Hazf huruf alif padaha’ tanbih (untukperingatan)

هاؤلاء هؤلاء

c) Hazf huruf alif padadhamir na

أنجيناكم أنجينكم

d) Hazf huruf alif setelahhuruf lam

خلاف خلف

e) Membuang salah satudari dua huruf lam

الضلالة الضللة

f) Huruf alif pada namayang lebih dari tigahuruf

ابراهيم ابرهيم

2. Huruf ya’

a) Membuang huruf ya’

apabila terletak padaisim manqush yangdibaca tanwin, baikyang dibaca rafa’ ataujar

باغلى باغ

Page 71: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

57

b) Membuang huruf ya’dari mutakalliminWahdah

يربي يرب

3. Huruf Wawu

Membuang huruf wawuapabila bergandengan فان فاووا فان فاوا

4. Huruf Lam

Membuang huruf lamyang dibaca idghambersama dengan lam yanglain, kecuali pada ,مهللا, هللا-dan cabang ةنعللاcabangnya ,فيطللا, ةماوللا,اللهو ,اللغو ,اللات ,اللمم اللهب

الليل اليل

b. al-Ziyadah (tambahan huruf)

adalah memberi tambahan huruf dalam suatu kata, namun tidak

mempengaruhi bacaannya baik ketika wasal maupun waqaf. Adapun

penambahan huruf-huruf dalam disiplin ilmu rasm ada tiga, yaitu: huruf alif,

ya’ dan waw. Contohnya pada Tabel 2.3:

No Rasm Imla’i Rasm Usmani Keterangan

1. ملاقوربهم ملاقواربهمMenambahkan alif setelah

huruf waw

2. نباء نبائMenambahkan ya’ setelah

huruf hamzah

3. ساريكم ساوريكمMenambahkan waw setelah

huruf hamzah

c. al-Hamz (Penulisan Hamzah)

Page 72: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

58

Penulisan hamzah dalam rasm usmani ada empat pola, yaitu a) terkadang

ditulis dalam bentuk alif, b) terkadang ditulis dalam bentuk waw, c)

terkadang ditulis dalam bentuk huruf ya’, dan d) terkadang tanpa bentuk

(hazf surah). Contohnya pada Tabel 2.4:

No Rasm Imla’i Rasm Usmani Keterangan

1. شطاه شطئهPenulisan hamzah dalam

bentuk ya’

2. الرءيا الرؤياPenulisan hamzah dengan

bentuk waw.

d. al-Badl (Penggantian Huruf dengan Huruf Lain)

Pada kaidah ini berlaku aturan: mengganti huruf alif dengan huruf waw

untuk tujuan mengagungkan alif. Contohnya pada Tabel 2.5:

No Rasm Imla’i Rasm Usmani Keterangan

1. الصلاة الصلوة Alif diganti huruf waw2. الحياة الحيوة

e. al-Fasl wa al-Wasl

Yaitu menggabungkan suatu lafadz dengan lafadz lain yang semestinya

dipisahkan, dan sebaliknya yang semestinya digabung, justru dipisahkan.

Contohnyapada Tabel 2.6:

1. Kata yang disambung

No Rasm Imla’i Rasm Usmani Keterangan

Page 73: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

59

1. أن لا الا

Penulisan an disambung dengan la. Kecuali: QS. Al-

A’raf: 105 dan 109, QS. Hud: 26, QS. Yasin: 60, QS.

Ad-Dukhan: 19, QS. Al-Mumtahanah: 12, QS. Al-

Qalam: 24.

2. من ما مما

Penulisan min disambung dengan ma. Kecuali: QS. Al-

Nisa:5, QS. Al-Munafiqun:10, QS. Al-

Rum:28

3. عن ما عما

Penulisan ‘an disambung dengan ma. Kecuali:

عن ما نهوا

2. Kata yang dipisah

No Rasm Imla’i Rasm Usmani Keterangan

1. أينما أين ماPenulisan aina dipisah

dengan ma.

2. فا لم فان لم

Dalam keseluruhan al-Qur’an penyalinan kata ini disalin dengan terpisah ( فان kecuali pada surat Hud (لم

ayat 14.

3. بئسما بئس ما

Dalam keseluruhan al-Qur’an penyalinan kata ( بئس.kecuali pada tempat: QS ,(ما

al-Baqarah: 90, QS. Al-Baqarah: 93, QS. Al-A’raf:

150.

f. Menulis salah satu qira’at yang memiliki bacaan lebih dari satu

Page 74: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

60

58 Lukman Saksono dan Anharudin, Pengantar Psikologi aL-Qur’an (Jakarta: PT GrafikatamaJaya, 1992), 56-58.

Adapun penggunaan qira’ah yang dimaksudkan al-Suyuti adalah selain

qira’ah syazzah. Penulisan kata yang dapat dibaca dua bunyi maka

disesuaikan dengan salah satu bunyinya. Di dalam mushaf Usmani,

penulisan kata semacam ini ditulis dengan menghilangkan alif, misalnya

seperti dalam QS. al-Fatihah: 4, kata كلم pada ayat tersebut huruf mim bisa

dibaca panjang juga bisa pendek.

Perlu ditekankan bahwasanya pola seperti diatas tidak berlaku untuk semua

penulisan rasm Usmani, karena ada yang tidak sepenuhnya memberlakukan

kaidah tersebut. Oleh karena itu, hakikat rasm Usmani tidak tunduk pada

kaidah tertentu. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Thahir

Abdul Qadir;

“Tidak mungkin kita mengkuti rasm usmani pada penulisan kita secara

umum, karena lukisannya (tulisannya) tidak mengikuti kaidah tertentu. Para

sahabat kadang-kadang menulis kata dalam satu bentuk, dan kadang-kadang

mereka menulisnya ditempat lain menggunakan bentuk yang lain. Oleh

karena itu, mereka mengatakan bahwa tulisan mushaf tidak memiliki aturan

yang baku”.

F. Ciri Mushaf Usmani

Ciri spesifik Mushaf Usmani yang diasumsikan masih memiliki kadar

orisinalitas, dapat dijelaskan sebagai berikut:58

Page 75: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

61

1. Dalam al-Qur’an Mushaf Utsmani, setiap fenomena simbolik

menampakkan keteraturan dan konsistensi. Tetapi setiap konsistensi dan

keteraturan, di dalamnya selalu diikuti oleh ketidakkonsistenan.

Meskipun, fenomena ketidakkonsistenan tersebut hanya menjadi bagian

sangat kecil, semacam deviasi yang tingkat signifikasinya sangat rendah.

Sebagai misal, pada butir berikut dijelaskan.

2. Setiap halaman al-Qur’an berisi 18 baris, tetapi pada halaman 2 dan 3,

masing-masing hanya berisi 6 baris. Inilah deviasi yang terjadi dalam

susunan baris setiap halaman. Di kanan atau kiri halaman al-Qur’an

terdapat tanda ‘ain (alfabetik arab ke 18), yang disertai angka, baik di atas,

di tengah, maupun di bawah. Tanda ‘ain inilah yang oleh umat islam biasa

dikenal sebagai ruku’, atau tanda berhenti membaca. Posisi tanda ‘ain

bersifat baku, berada pada posisi tertentu yang tak dapat dirubah.

3. Pembagian ayat ke dalam unit-unit juz, tampak begitu konsisiten dan

ketat, dengan kepastian jumlah ayat pada setiap halaman. Pengaturan

format juz juga begitu konsisten ke dalam 16 halaman. Tetapi ketidak-

konsistenan terletak pada juz 1 dan 30 di mana masing-masing terdiri 15

dan 21 halaman.

4. Masing-masing halaman dalam Mushaf Usmani diisi oleh ayat utuh,

sehingga awal halaman menjadi awal ayat dan akhir halaman menjadi

akhir ayat. Dalam keteraturan ini juga terdapat deviasi atau fenomena

ketiak-teraturan, yaitu terdapat satu halaman al-Qur’an dimana ada satu

ayat yang terpotong oleh pergantian halaman, yaitu pada halaman 484

Page 76: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

62

tetapi secara umum, keteraturan setiap halaman terdiri ayat utuh

menunjukkan adanya hubungan antara jumlah ayat dengan halaman al-

Qur’an.

5. Di atas setiap surat terdapat tulisan Basmalah sebagai kop surat, terkecuali

surat ke 9 (at-Taubah). Surat inilah yang menjadi deviasi konsistensi

pencantuman basmalah. Setiap kop surat ditulis dalam dua baris, tapi

terdapat dua surat yang kop-nya hanya ditulis dalam satu baris, yaitu pada

surat al-Hijr dan an-Naml. Kop surat dalam al-Qur’an Mushaf Utsmani,

baris yang berisi keterangan surat dan potongan ayat “basmalah”.

6. Setiap awal juz dimulai pada halaman seblah kiri, kecuali juz 1. Setiap

awal juz ditandai oleh cetak tebal pada beberapa huruf di ayat awal juz,

kecuali juz 1 dimana cetak tebalnya surat al-Fatihah (7 ayat) dab surat al-

baqarah (4 ayat). Fenomena cetak tebal dalam permulaan juz berbeda satu

sama lain. Ada yang terdiri hanya duhuruf seperti (ha mim) dalam juz 26,

dan (‘amma) pada juz 30.

Page 77: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

63

BAB III

MENGENAL MUSHAF STANDAR INDONESIA DAN MUSHAF MAROKO

Kajian tentang mushaf al-Qur’an, muncul dipermukaan dengan berbagai riwayat

sesuai dengan Imam qira’at dari masing-masing pembawa. Misalnya qira’ah Hafs

dari Imam ‘Asim (beredar di sebagian besar negara Islam), Warsy dari Nafi’ (banyak

beredar di wilayah Afrika Utara), ada pula ad-Dauri dari Abd ‘Amr (beredar di

negara Sudan). Adapun pada penelitian ini, penulis melakukan kajian pada mushaf al-

Qur’an qira’ah Hafs dari Imam ‘Asim yaitu Mushaf Standar Indonesia dan pada

mushaf al-Qur’an qira’ah Warsy dari Nafi’ yaitu Mushaf Asy-Syarif Maroko.

Peredaran mushaf al-Qur’an di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Hal ini terbukti dari adanya lembaga percetakan al-Qur’an dibawah naungan

LPMQ Museum Bayt al-Qur’an, Jakarta. Adapun mushaf yang beredar di Indonesia

tidak hanya golongan mushaf terbitan dalam negeri saja, melainkan beberapa mushaf

terbitan luar Negeri juga beredar bebas di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah

peran jamaah haji yang membawa al-Qur’an ini dari tanah suci, yang dalam

peredarannya pun di gadang-gadang tidak melalui tanda tashih Lajnah Indonesia.

Dalam peredarannya, sekilas rasm yang digunakan pada masing-masing mushaf

tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok, bahkan terkesan tidak ada bedanya

(sebelum dibaca). Namun, apabila diperhatikan dengan seksama dan mulai

membacanya, maka akan tampak perbedaan penulisan yang digunakan. Bahkan bagi

orang awam yang telah terbiasa menggunakan Mushaf al-Qur’an Standar Usmani

Page 78: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

64

59 Yang selanjutnya akan penulis singkat dengan MASU60 Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2008, 1375. 61 Zainal Arifin, “Mengenal Mushaf al-Qur’an Standar Usmani Indonesia; studi Komparatif

atas Mushaf Standar Usmani 1983 dan 2002,” Jurnal Suhuf, vol. 4, no. 1 (2011), 3. Lihat juga MigaMutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah”, Skripsi, UINSyarif Hidayatullah: 2019, hlm. 56; Al-Subhi al-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’an, 23.

62 Puslitbang Lektur Agama, “Hasil Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Al-Qur‟an IX”,Jakarta: Departemen Agama, 1982-1983, hlm, 96 dan 104. Lihat juga, Atifah Thoharoh, Mushaf l-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah (Kajian atas Ilmu Rasm), Skripsi, (IAINTulungagung, 2018), 93.

Indonesia59, akan merasa kebingungan saat membaca mushaf tersebut. Adanya

keberagaman Mushaf al-Qur’an Standar Usmani yang tersebar di Indonesia inilah

yang menggerakkan penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang keberadannya.

Adapun mushaf yang dimaksud penulis adalah mushaf al-Qur‟an riwayat Hafs dari

Imam Ashim, yaitu Mushaf Syaamil Qur’an Tikrar dengan mushaf al-Qur’an riwayat

Warsy dari Imam Nafi’, yaitu Mushaf Asy-Syarif Maroko.

A. Mushaf Standar Indonesia

1. Definisi Mushaf al-Qur’an Standar Usmani (MASU) Indonesia

Secara etimologi, istilah “Mushaf Al-Qur’an Standar Usmani” dapat

dipahami dari kata “standar”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti patokan atau standar baku.60 Hal ini juga dikuatkan dengan

dokumen terjemahan Arab-Inggris pada Muker Ulama ke-IX yang

mengistilahkan sebagai Mushaf al-Miyari al-Indunisi atau The Indonesian

Standarized al-Qur’an.61 Secara garis besar Mushaf al-Qur’an Standar

Usmani Indonesia (meminjam istilah yang digunakan Zainal Arifin

Madzkur, selanjutnya istilah ini disebut MASU Indonesia) adalah mushaf

resmi/ standar yang beredar dan berlaku di Indonesia.62

Page 79: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

65

63 Zainal Arifin, “Mengenal Mushaf al-Qur’an Standar Usmani Indonesia; studi Komparatif atas Mushaf Standar Usmani 1983 dan 2002,” Jurnal Suhuf, vol. 4, no. 1 (2011), 3

Secara terminologi, MASU Indonesia didefinisikan sebagai mushaf al-

Qur’an yang dibakukan cara penulisannya, tanda baca (harakatnya), dan

tanda waqaf-nya, sesuai dengan hasil yang disepakati dalam Musyawarah

Kerja (Muker) Ulama Ahli al-Qur’an yang berlangsung sampai 9 kali,

semenjak tahun 1974-1983 dan dijadikan pedoman bagi al-Qur’an yang

diterbitkan di Indonesia.63

Berdasarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA) 25 Tahun 1984,

Mushaf Standar memiliki tiga jenis mushaf, diantaranya: Mushaf Standar

Usmani (untuk orang awas), Mushaf Braille (bagi para tunanetra), dan

Mushaf Bahriah (untuk para penghafal al-Qur’an). Merujuk beberapa

dokumen hasil Muker I - IX, mushaf standar ini disebut dengan beberapa

nama, yaitu Mushaf Standar Usmani, al-Qur’an Mushaf Standar Usmani,

Mushaf al-Qur’an Standar, Al-Qur’an Standar, dan juga Mushaf Standar.

Adapaun dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi pengkajian pada

salah satu dari ketiga mushaf standar Indonesia tersebut. Yakni mushaf al-

Qur’an Standar Usmani.

Page 80: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

66

64 E. Badri Yunardi, “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia,” Jurnal-Lektur, vol. 3, no.2 (2005), 280-282. Dan Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan MushafMadinah (Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 95-98.

2. Latar Belakang Penulisan MASU Indonesia

Secara umum, latar belakang penulisan MASU Indonesia menurut E.

Badri Yunardi terbagi menjadi enam alasn, yang akan melahirkan mushaf

standar, antara lain:64

a. Pedoman Pentashihan bagi Lajnah

Awal adanya penulisan MASU Indonesia adalah sebagai pedoman

pentashihan bagi Lajnah. Dalam dokumentasi MUKER 1 tahun 1974,

dinyatakan bahwa sejauh itu belum ada pedoman yang dijadikan

landasan bagi Lajnah setiap kali melakukan pentashihan al-Qur’an.

Hal ini dirasa sangat perlu memiliki pedoman kerja yang sifatnya

tertulis. Karena selama kurun waktu semenjak berdirinya, proses

pentashihan dilakukan secara manual dan tidak dapat dipungkiri

struktur keanggotaan Lajnah selalu berganti. Sementara dokumentasi

yang dihasilkan oleh anggota Lajnah sebelumnya saat menemukan

kesalahan, tidak terdokumentasi dengan baik. Sehingga terjadi

pengulangan mencari rujukan, yang sebenarnya dalam koreksi Lajnah

sebelumnya telah terselesaikan. Adapun pedoman (praktis) tersebut

memuat aturan dan tata cara penulisan al-Qur’an sesuai dengan

kaidah-kaidah penulisan al-Qur’an rasm Usmani.

Page 81: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

67

b. Adanya Berbagai Ragam Tanda Baca dalam al-Qur’an

Pada tahun berikutnya terjadilah persebaran ragam mushaf al-Qur’an

yang memiliki tanda baca masing-masing. Pada tahun 1970-an ragam

mushaf al-Qur’an yang berkembang di Indonesia dapat dikatakan

masih minim. Menurut Badan Litbang Agama, pada waktu itu masih

didominasi oleh penerbit CV Afif Cirebon dn CV Salim Nabhan

Surabaya, itupun tulisannya mayoritas menggunakan model Bombay,

Pakistan dan al-Qur’an Bahriyah cetakan Istanbul Turki. Kemudian,

muncullah beberapa penerbit lain semisal PT al-Ma’arif Bandung dan

Tintamas Jakarta. Namun demikian, bila dicermati segi tanda-tanda

bacanya akan dijumpai berbagai ragam tanda baca yang berbeda satu

dengan lainnya. Fenomena ini tentu akan mempengaruhi pembacaan

al-Qur’an amsing-masing individu. Sebab tidak semua memahami

bacaan yang beragam tersebut. Untuk yang sudah terbiasa membaca

al-Qur’an, tanda baca tersebut tidak menjadi masalah. Artinya

sekalipun tanda baca itu kurang tepat, ayat-ayatnya tetap akan dibaca

dengan benar.

c. Kecenderungan Masyarakat Menggunakan Satu Model al-Qur’an.

Lajnah sering mengalami kesulitan mentashih, ketika menemukan

beberapa kesalahan yang disebabkan oleh teknik pencetakan yang sulit

diperbaiki oleh penerbitnya. Kesulitan ini disebabkan karena model

tulisannya yang terlalu rapat, huruf-hurufnya yang bertumpuk, dan

beberapa penempatan tanda baca yang tidak tepat. Namun, mushaf

Page 82: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

68

model Bombay tersebut justru disukai oleh masyarakat, karena bentuk

hurufnya yang tebal (gemuk) dan jelas. Sehingga mudah dibaca oleh

semua kalangan, termasuk orang yang lanjut usia sekalipun.

d. Beredarnya al-Qur’an Terbitan Luar Negeri di Indonesia

Al-Qur’an terbitan luar negeri memiliki variasi tersendiri dalam hal

penggunaan harakat dan tanda waqaf. Bagi Lajnah fenomena ini tidak

menjadi problem besar, karena keberagaman ini adalah variasi. Akan

tetapi jika hal ini diterapkan dalam penulisan al-Qur’an di Indonesia,

tentu akan menyulitkan dan memningungkan para pembaca awam.

Untuk itu diperlukan model penetapan yang konsisten terkait harakat,

tanda baca, tanda waqaf.

e. Variasi Tanda Baca al-Qur’an

Beberapa penerbit dalam menerbitkan al-Qur’an memiliki tanda baca

yang beragam dan bervariatif, baik itu terbitan Timur Tengah maupun

Indonesia. Sehingga dalam rangka untuk menyeragamkan tanda baca

tersebut, dibentuklah suatu kaidah standar yang mampu menaungi

penulisan a-Qur’an di Indonesia.

f. Tanda-tanda Waqaf al-Qur’an

Hampir diseluruh mushaf baik luar negeri maupun dalam negeri

memiliki pola waqaf yang serupa, dalam hal ini kaidah standarisi

dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman.

Dari beberapa poin yang telah disebutkan, penulis memaknai latar

belakang terkonsepnya standarisasi Mushaf Standar Indonesia ini adalah

Page 83: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

69

untuk membantu dan memudahkan masyarakat dalam membaca al-Qur’an

mengingat mayoritas masyarakat awam kesulitan jika mengikuti variasi

tanda baca, harakat dan tanda waqaf versi mushaf luar Negeri, termasuk

Arab. Akan tetapi penting juga adanya penelitian atau pengenalan mengenai

mushaf al-Qur’an Usmani yang sebenarnya distandarkan pada masa

Khalifah Usman bin Affan hingga mengalami sejarah panjang sampai ke

Indonesia agar masyarakat tidak tabu dan mau melek sejarah.

3. Lahirnya Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an (LPMQ) Indonesia

Beraneka ragamnya penulisan, harakat, tanda baca dan tanda waqaf

dalam mushaf al-Qur’an yang tersebar di Indonesia, termasuk mushaf luar

negeri yang ada di Indonesia, membuat masyarakat terbagi menjadi dua

kalangan yaitu, kalangan masyarakat awam dan kalangan masyarakat yang

paham. Bagi masyarakat awam tentulah menjadi resah dan bingung dalam

pembacaan al-Qur’an, adapun kalangan masyarakat yang paham akan kaidah

tidak terlalu memusingkan hal ini. Akan tetapi kondisi masyarakat dan letak

geografis Indonesia yang beragam latar belakang, tidak secara keseluruhan

mampu mengakomodir ilmu tersebut. Sehingga membutuhkan alternatif

yang mampu merangkul semua kalangan masyarakat.

Dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat serta memelihara

kesucian dan kemurnian al-Qur’an, di Indonesia terbentuklah sebuah

lembaga resmi yang secara fungsional bertugas untuk menjaga kemurnian

mushaf al-Qur’an, yaitu Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an (LPMQ).

Page 84: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

70

65 Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Sejarah Penulisan Mushaf al-Qur’an StandarIndonesia, 2-4.

Lembaga ini berdiri dibawah naungan Departemen Agama RI, secara

kelembagaan dibentuk pada 1 Oktober 1959 berdasarkan Peraturan Menteri

Muda Agama No. 11 Tahun 1959, lembaga ini ditetapkan berdasarkan

Keputusan Menteri Agama No. B. III/ 2-0/ 7413, pada tanggal 1 Desember

1971, Pada perkembangan selanjutnya Lajnah berada pada Unit Puslitbang

Lektur Agama, Badan Litbang Agama, yang dibentuk berdasarkan Kepres

RI No. 44 yang dijabarkan melalui Keputusan Menteri agama No. 18 Tahun

1975. Pada masa ini Lajnah merupakan lembaga ad hoc (organisasi) dan

dikepalai secara ex officio (jabatan) oleh Kepala Puslitbang Lektur Agama

kemudian berubah menjadi Puslitbang Lektur Keagamaan pada tahun 1982

dan sejak tahun 2007 bernama Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, yang

memiliki andil besar dalam mengkaji, meneliti, mentashih dan menerbitkan

mushaf al-Qur’an berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala

Badan Litbang dan Diklat.65

Selama berjalannya lembaga ini, Lajnah belum memiliki pedoman yang

dijadikan landasan setiap kali melakukan pentashihan al-Qur’an. Hal ini

dirasa sangat perlu memiliki pedoman kerja yang sifatnya tertulis. Karena

selama kurun waktu semenjak berdirinya proses pentashihan dilakukan

secara manual dan struktur keanggotan Lajnah selalu berganti. Sementara

dokumentasi yang dihasilkan oleh anggota Lajnah sebelumnya saat

menemukan kesalahan, tidak terdokumentasi dengan baik. Sehingga terjadi

Page 85: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

71

66 E. Badri Yunardi, “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia,” Jurnal-Lektur, vol. 3, np.2 (2005): 280

pengulangan mencari rujukan, yang sebenarnya dalam koreksi Lajnah

sebelumnya tellah terselesaikan. Adapun pedoman (praktis) tersebut memuat

aturan dan tata cara penulisan al-Qur’an sesuai dengan kaidah-kaidah

penulisan al-Qur’an rasm usmani.

Dalam mencapai tujuan tersebut Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an

mengumpulkan data-data, mengkaji, membahas, dan mendiskusikannya

untuk kemudian mengambil keputusan. Proses tersebut dilakukan melalui

kegiatan Musyawarah Kerja Ulama al-Qur’an yang diselenggarakan selama

9 kali sejak 1974/1975 hingga 1982/1983 untuk membahas pembakuan

rasm, harakat, tanda-tanda baca dan tanda waqaf. Sementara itu, 6 kali

Muker lainnya (Muker X pada 1984/1985 s.d Muker XV pada 1988/1989)

diselenggarakan untuk membahas hal lain yang melengkapi penyusunan

pedoman tersebut, seperti terjemahan, transeliterasi Arab-Latin, tajwid dan

lainnya.

Keberadaan Lajnah untuk melaksnakan tugas-tugas tersebut diperkuat

lagi dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. I Tahun 1982.

Berdasarkan KMA tersebut, tugas-tugas Lajnah yaitu:66

1. Meneliti dan menjaga kemurnian Mushaf al-Qur’an, rekaman, bacaan,

terjemahan dan tafsir al-Qur’an secara preventif dan represif,

2. Mempelajari dan menyelidiki untuk mengetahui Mushaf al-Qur’an

bagi orang biasa (awam) dan bagi tunanetra (al-Qur’an Braille),

Page 86: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

72

67 E. Badri Yunardi, “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia,” Jurnal-Lektur, vol. 3, np.2 (2005): 283

rekaman bacaan al-Qur’an dalam kaset/piringan hitam dan penemuan

elektronik lainnya yang beredar di Indonesia

3. Menyetop pengedaran Mushaf yang belum ditashih oleh Lajnah

Secara singkat dapat diuraikan di sini tahap demi tahap kelima

belas Musyawarah Kerja Ulama dan hasil yang dicapai untuk tujuan

tersebut. Butir-butir pada setiap muker merupakan kesepakatan para

ulama peserta musyawarah yang dijadikan pedoman dasar dan rambu-

rambu dalam penulisan Mushaf Usmani Standar Indonesia.

1. Muker Ulama AhIi aI-Qur'an I, Ciawi: 5-9 Februari 197467

Butir-butir yang disepakati :

a) Al-Qur’an menurut bacaan Imam Hafs yang rasmnya sesuai dengan

Rasm Al-Qur’an yang terkenal dengan nama Bahriyah cetakan

Istambul, dijadikan pedoman penulisan Mushaf al-Qur’an di

Indonesia, dengan catatan apabila ternyata masih terdapat

kalimarkalimat yang sukar dibaca perlu dijelaskan dalam lampiran

tersendiri.

b) Mushaf al-Qur’an tidak boleh ditulis selain dengan Rasm Usmani

kecuali dalam keadaan darurat.

c) Naskah Pedoman Penulisan dan Pentashihan Mushaf al-Qur’an yang

disusun oleh Lembaga Lektur Keagamaan Departemen Agama

Page 87: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

73

68 Ibid, 284

menurut Rasm Usmani dijadikan pedoman dalam Penulisan dan

Pentashihan al-Qur’an di Indonesia

2. Muker Ulama Ahli al-Quran II, Cipayung,2l-24 Februari 197668

a) Mushaf al-Qur’an terbitan Departemen Agama tahun1960, sebagai

pedoman untuk penulisan tanda-tanda baca dalam menulis Mushaf

Usmani Standar Indonesia.

b) Menambah tanda-tanda baca yang tidak ada pada Mushaf tersebut

tetapi dipandang perlu untuk memudahkan para pembaca sebagaimana

tertulis pada daftar terlampir.

c) Mushaf bagi orang khawas, untuk menghafal al-Qur’an pedoman ini

tidak mengikat, asal saja tidak merubah bacaannya dari ketentuan-

ketentuan yang berlaku.

d) Menyadari bahwa methode penulisan Arab Brailledari Unesco setelah

dilengkapi dengan tanda-tanda baca untuk al-Qur’an oleh 3 negara

Islam Yordania, Mesir dan Pakistan, dianggap cukup baik untuk

penulisan al-Qur’an Arab Braille.

e) Menyadari perlunya keseragaman penempatan tandatanda baca itu,

karena masih adanya sedikit perbedaan dalam penempatannya.

f) Dalam mengusahakan penyempurnaan tanda-tanda baca al-Qur’an

Arab Braille, dirintis jalan menuju al-Qur’an Arab Braille yang mirip

dengan tulisan al-Qur’an Awas yang telah ditashih oleh Lajnah

Page 88: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

74

69 E. Badri Yunardi, “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia,” Jurnal-Lektur, vol. 3, np.2 (2005): 285

Pentashih Mushaf al-Qur’an, baik tulisan maupun tanda-tanda

bacanya.

g) Kepada Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam yogyakarta dan

Badan Pembina Wyata Guna Bandung agar dipersiapkan hal-hal yang

diperlukan untuk penyeragaman penulisan al-Qur’an Braille.

h) Guna melaksanakan Pentashihan al-Qur’an Arab Braille Lajnah

Pentashih Mushaf al-Qur’an diharapkan mempunyai anggota yang

menguasai tulisan Arab Braille.

i) Pedoman Dasar dalam bacaan adalah rekaman bacaan Syeikh

Muhammad Khalil Al-Hushary

3. Muker Ulama Ahli al-Qur’an III, Jakarta, 7-9 Februari 197769

a) Penulisan al-Qur’an Arab Braille secara rasm Usmani dapat disetujui.

Yang menyulitkan bagi kaum Tunanetra dipermudah dengan penulisan

Imlaiyah, seperti kata As-shalat.

b) Harakat Fathatain diletakkan pada hauruf yang memilikinya.

c) Tanda Mad Jaiz, Mad Wajib, dan Mad Lazim Mustaqqal Kalimy/Harfr

digunakan seperti pada al-Qur’an Awas.

d) Penulisan Lafdul Jalalah, ditulis seperti pada al-Qur’an Awas.

e) Penempatan huruf-huruf yang tidak berfungsi mengikuti al-Qur’an

awas dengan memberikan harakat pada huruf sebelumnya.

f) Ta'anuqul Waqf menggunakan titik 3-6 dan2-3-4-5.

Page 89: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

75

70Ibid, 28571E. Badri Yunardi, “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia,” Jurnal-Lektur, vol. 3, np.

2 (2005): 286

g) Tanwin Wasal disesuaikan dengan penulisan al-Qur’an Bahriyah tanpa

menuliskan Nun kecil

h) Tanda Tasydid pada huruf pertama untuk idgam tidak diperlukan.

i) Merumusakan Rencana Pedoman Pentashihan al-Qur’an Braille

j) Merumuskan Bahan al-Qur’an Braille Induk.

4. Muker Ulama Ahli al-Qur’an IV, Ciawi, 15-17 Maret 197870

a) Menerima (hasil) rumusan Team Penulisan al-Qur’anBraille yang telah

dilaksanakan sampai dengan Juz X sebagai Standar al-Qur’an Braille

di lndonesia dengan catatan penyempurnaan dalam rumusan yang lebih

representative serta dilengkapi dengan pembuatan index.

b) Perlu dilanjutkan penulisan al-Qur’an Braille (standar) untuk juz

berikutnya ( XI-XXX)

c) Membentuk team Penyusun al-Qur’an Braialle dari unsur Lajnah,

Yaketunis, dan Lembaga Pendidikan dan Rehabilitasi Tunanetra

Wyata Guna.

d) Team menyempumakan Pedoman Penulisan al-Qur’an Braille dan

Penyusunan Sejarah dan Perkembangan al-Qur’an Braille di Indonesia.

5. Muker Ulama Ahti al-Qur’an V, Jakarta,5-6 Mret 197971

a) Rumusan Penulisan al-Qur’an Braille dan Pedoman Penulisannya

merupakan pegangan/acuan.

Page 90: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

76

72 Ibid, 286

b) Hal-hal baru dari hasil penulisan juz XI -XXX perlu dihimpun unhrk

diteliti.

c) Team memperbaiki al-Qur’an Braille 30 Juz berdasarkan rumusan-

rumusan tersebut pada angka 1.

d) Tanda-tanda waqaf yang telah disepakati untuk penulisan al-Qur’an

(standar) perlu diteliti oleh Lajnah dalam konsistensi penempatannya.

e) Dengan semakin banyaknya upaya penerjemahan al-Qur’an, Lajnah

perlu menginventarisir terjemahan ayat-ayat yang belum' tepat untuk

disesuaikan berdasarkan kitab-kitab maraj i/rujukan yang mu'tamad.

6. Muker Ulama Ahli al-Qur’an VI, Ciawi,5-7 Januari 198072

a) Menyeragamkan dan menyederhanakan penggunaan 12 macam Tanda

Waqaf pada al-Qur’an Depag terbitan tahun 1960 menjadi 7 macan

Tanda Waqaf untuk al-Qur’an Standar. (terlampir)

b) Tanda-tanda waqaf pada diktum I dipergunakan untuk penulisan al-

Qur’an Usmani dan Bahry serta al-Qur’an Braille. Untuk al-Qur’an

Braille dikecualikan penggunaan tanda waqf (rt- dan u) diganti dengan

cr dan I

c) Menyetujui pedoman penulisan dan pentashihan al-Qur’an Braille

yang disusun oleh Team dan Lajnah.

7. Muker Ulama ahli Al-Qur’an VII, Ciawi, 12-14 Januari 1981

Page 91: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

77

a) Menugaskan kepada Lajnah untuk memperbaiki model penulisan kata-

kata yang berhimpitan dan penempatan harakat yang tidak pada

tempatnya.

b) Penulisan nun wasal yang ada di tengah+engah ayat dan sebelumnya

berharkat tanwin, tanwin tersebut ditulis dengan dhammah, kasrah atau

fathah, dan nun wasalnya diberi harakat kasrah.

c) Tanda sifir lonjong digunakan pada kata (ul) kecuali bila berhadapan

dengan hamzah wasal.

d) Tanda Isymam, Imalah, dan Tashil menggunakan (lafal) kata dimaksud

yang diletakkan di bawah kata tersebut,

e) Penulisan hamzah sakinah menggunakan hamzah kecil di atas alif,

sedangakan sukun berbentuk separoh bulatan, agar berbeda dengan

sifir bundar (sifir mustadir)

f) Kata yang ada huruf ya dan alif zaidah, dalam al-Qur’an Braille ditulis

dengan menggunakaan khat Imlaiy

g) Penulisan tasydid idgham pada kalimat di awal ayat tidak

menggunakan tasydid, sedang di tengah ayat tetap diperlukan.

8. Muker Ulama Ahli al-Qur’an VIII, Tugu Bogor, 22'24 Fabruari 1982

a) Menyetujui draft Pedoman Penulisan al-Qur’an Braille sebagai

Pedoman Penulisan al-Qur’an Braille Standar.

b) Menyempurnakan tanda-tanda baca dan cara penulisan Juz 1-30 al-

Qur’an Braille, sebagai dasar Penulisan al-Qur’an Braille Standar.

9. Muker Ulama Ahli al-Qur’an IX, Jakarta, 18 - 20 Februari 1983

Page 92: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

78

a) Menyetujui Hasil penulisan al-Qur’an Standar Usmani sebagai Al-

Qur’an Standar Indonesia.

b) Menugaskan kepada Lajnah untuk meneliti dan mentashih secara

cermat draf al-Qur’an Standar Usmani untuk diterbitkan dan

diluncurkan pada Muker X tahun 1984.

c) Melanjutkan Penulisan al-Qur’an Bahriyah sebagai al-Qur’an Standar

untuk para Huffaz.

10. Muker Ulama Ahli al-Qur'an X, Masjid Istiqlal, 28-30 Maret, 1984

a) Menetapkan al-Qur’an standar Usmani, Bahraiyah dan al-Qur’an

Braille hasil Muker Ulama al-Qur’an I-IX sebagai al-Qur’an standar

Indonesia.

b) Menyambut baik dikeluarkannya KMA No. 25 Tahun 1984, tentang

Penetapan al-Qur’an Standar, dan menetapkannya sebagai pedoman

dalam mentashih al-Qur’an.

c) Memasyarakatkan al-Qur’an Standar di kalangan para penerbit al-

Qur’an dan umat Islam di seluruh Indonesia.

d) Mengusahakan agar rujukan al-Qur’an Standar yang terdiri dari, Index

tanda waqaf, lndex perbedaan penulisan Usmani dan Bahri, Pedoman

pentashihan Mushaf al-Qur’an dicetak dan disebarluaskan kepada

masyarakat serta diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Inggris

guna kepentingan negara tetangga.

11. Muker Ulama Ahli al-Qur’an XI, Masjid Istiqlal, 19 - 2l Maret 1985

Page 93: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

79

a) Al-Qur’an standar yang disahkan berdasarkan KMA N0. 2511984

merupakan usaha memelihara kesucian dan kemurnian al-Qur’an.

b) Untuk lebih meningkatkan usaha tersebut Lajnah dapat menerima

saran-saran berdasarkan sumber-sumber/referensi seperti kitab Al-

itqan fi ulum al-Qur’an dan lainnya.

c) Menyambut ide penyusunan cara mengajarkan al-Qur’an dan Tajwid

yang mendukung al-Qur’an Standar dengan menggunakan alat-alat

elektronik.

d) Buku tentang cara mengajarkan al-Qur’an Braille Standar yang

disusun oleh Yaketunis dan Badan Pembina Wyata Guna supaya

diperbanyak dan disebarluaskan pada masyarakat.

e) Al-Qur’an Braille Standar 30 Juz dalam bentuk gambar dapat

digunakan untuk memasyarakatkan al-Qur’an Braillemelalui yayasan-

yayasan.

f) Meningkatkan penyebarluasan al-Qur’an Braille Standar oleh Proyek

Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an Dep.Agama.

12. Muker Ulama Ahli al-Qur’an XII, Masjid Istiqlal, 26-27 Maret 1986

a) Mengusahakan agar Mushaf al-Qur’an Standar Bahriyah dapat

dimasyarakatkan sebelum Muker Ulama al-Qur’an XIII Tahun 1987.

b) Mendorong agar semua Penerbit al-Qur’an melaksanakan Instruksi

Menteri Agama No. 7 Tahun 1984, tentang Penggunaan Mushaf al-

Qur’an Standar.

Page 94: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

80

c) Mengusahakan tewujudnya cita-cita mendirikan Museum Nasional al-

Qur’an di Indonesia.

d) Mengusahakan agar Eksperimen Penggunaan alat-alat elektronik

menjadi paket untuk membantu proses belajar mengajar al-Qur’an.

13. Muker Ulama Ahli aI-Qur'an XIII, Tugu Bogor, 12-14 Maret 1987

a) Menyetujui ide tentang paket tajwid dan pengajaran al-Qur’an dengan

bantuan elektronik agar direalisasikan dan disempurnakan.

b) Mendukung langkah-langkah pemasyarakatan al-Qur’an Standar yang

dinrnjang dengan mesin cetak offset, pemberian tanda tashih untuk

satu kali terbit,.dan kesediaan penerbit menggganti mushaf karena

kesalahan teknis percetakan.

c) Keharusan Penerbit melaksanakan KMA No.25 tahun 1984.

d) Mengusatrakan pembuatan anak master Mushaf al-Qur’an standar

untuk disebarluaskan ke seluruh kantor Departemen Agama hingga

tingkat kecamatan.

14. Muker Ulama Ahli al-Qur’an XIV, Ciawi Bogor, 25-27 Februari 1988

a) Merumuskan progmm penyimpanan/pelestarian Naskah al-Qur’an

standard dan kelengkapannya.

b) Menerima Pedoman Transliterasi arab Latin, berdasarkan SKB Menag

dan Mendikbud No. 158/1987 dan 0543bN/1987.

c) Pedoman Transliterasi Arab Latin perlu dilengkapi dengan beberapa

Tanda Tajwid untuk membaca al-Qur’an dengan benar. Pedoman

tersebut digunakan dalam keadaan darurat.

Page 95: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

81

15. Muker Ulama Ahli al-Qur’an XV, Jakarta, 23-25 Maret 1989

a) Menerima baik hasil penulisan Mushaf al-Qur’an lil Huffazh (Mushaf

Al-Qur’an Bahriyah/Sudut) untuk segera dimasyarakatkan

penulisannya.

b) Komputerisasi al-Qur’an dipandang perlu untuk mulai dirintis

pelaksanaannya, karena computer sebagai alat bantu audio visual

cangih dalam mempelajari al-Qur'an.

c) Perlu segera melaksanakan pentashihan casset/rekaman al-Qur’an yang

beredar dan yang akan diedarkan untuk mendapat Tanda Tashih.

d) Untuk kepentingan Bacaan Murattal diperlukan adanya master

rekaman bacaan 30 Juz.

e) Menyusun Pedoman Tajwid al-Qur'an Transliterasi yang praktis bagi

pemula sebagai kelengakapan pedoman Transliterasi Arab-Latin.

Setiap mushaf al-Qur’an yang akan diterbitkan di Indonesia harus

melalui lembaga ini untuk melakukan uji kelayakan mushaf. Jika

setelah diperiksa ternyata ditemukan kesalahan, maka mushaf tersebut

akan di tunda penerbitannya sampai semua kesalahan yang ada dapat

dibenahi. Adapun di samping melakukan pentashihan, LPMQ juga

bertugas mengawasi peredaran mushaf al-Qur’an yang ada. Baik itu

berupa produk al-Qur’an cetak maupun elektronik. Di Indonesia tidak

kurang dari 114 penerbit mushaf yang saling berkompetisi setiap

tahunnya. Itupun menurut perkiraan APQI (Asosiasi Penerbit al-

Qur’an di Indonesia) belum memenuhi kebutuhan mushaf masyarakat

Page 96: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

82

73 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah (Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 105-106.

74E. Badri Yunardi, “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia,” Jurnal-Lektur, vol. 3, np.2 (2005): 293-295.

75 Miga Mutiara, “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”, Skripsi, (UIN Syarif Hidayatullah: 2019), 107. Dan terdapat pada Proyek PenelitianKeagamaan, Mengenal al-Qur’an Standar Indonesia, (Jakarta: Badan Penelitian dan PengembanganAgama, 1984-1985), 43.

Indonesia. Dalam perkembangannya, proyek penerbitan mushaf ini

berhasil menyatukan seluruh umat (di Indonesia) dengan adanya

beberapa kali cetak ulang yang sukses di pasaran.73

4. Karakteritik Mushaf Al-Qur’an Standar Usmani Indonesia74

a. Bersumber pada al-Qur’an Usmani

b. Pembakuan dalam Tanda-tanda Baca (Hasil-hasil Muker Ulama I-IX

dan X-XIV.

c. Penggunaan Harakat.

Dari segi harakat, dalam keterangan Puslitbang telah mantap didukung

oleh muqaddimah yang telah ratusan tahun digunakan Indonesia, yaitu

kaidah Baghdadiyah.75

d. Letak nisf al-Qur’an (Wal Yatalattaf) berada di tengah halaman

sebelah kiri.

Mayarakat Indonesia umumnya sangat teliti kalau hendak membeli

Mushaf al-Qur’an. Begitu teliti sehingga sewaktu hendak membeli,

diperhatikan di mana letak nisf al-Qur’an kata وليتلطف itu.

Wal Yatalattof adalah pertengahan al-Qur’an yang dalam Mushaf

cetakan lama atau cetakan baru, diletakan di tengah-tengah halaman

sebelah kiri. Sehingga kalau di tempat itu tidak tampak kalimat

Page 97: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

83

tersebut dengan tulisan yang berwarna merah dianggapnya masih

kurang memenuhi seleranya. Sehingga jutaan Mushaf al-Qur’an

dicetak dengan gaya baru seperti itu. Ada pula al-Qur’an yang

meletakkan kata wal yatalattof di halaman tengah sebelah kanan yang

dipelopori oleh Penerbit Sulaiman Mar'i Singapura yang kemudian

dicontoh oleh Penerbit Salim Nabhan Surabaya. Perbedaan tersebut

terletak pada bentuk tulisan pada juz 15.

e. Bentuk Khat untuk menulis Mushaf al-Qur’an standar Indonesia

Mushaf Standar Indonesia memilih bentuk Khat Nasakh. Dalam hal ini

terdapat perbedaan gaya tulisan, seperti model khat Nasakh pada al-

Qur’an terbitan India atau Pakistan yang terkenal dengan nama Mushaf

al-Qur’an Bombay denga bentuk tulisannya tebal-tebal, sedangakan

tulisan Nasakh pada al-Qur’an dari Negara-negara Arab umumnya

tipis-tipis. Untuk orang awam bentuk yang disenagi adalah bentuk

Khat Nasakh ala Bombay yang tebal-tebal itu, karena cukup jelas

untuk dibaca. Sedangkan bentuk yang tipis-tipis tampak kabur.

f. "Nun kecil (ن)" tanda "lzhar" tidak digunakan.

Dalam bebrapa jenis al-Qur’an terdapat tanda izhar berupa nun kecil.

Selain banyak jumlahnya, tanda tersebut dikhawatirkan dianggap

sebagai tanda waqaf. Karena itu tanda tersebut tidak dibubuhkan pada

al-Qur’an Standar.

g. Harakat atau tanda baca ditempatkan pada tempat yang sebagaimana

mestinya.

Page 98: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

84

Kekeliruan membaca al-Qur’an dapat terjadi karena tanda baca atau

harkatnya tidak menempati tempat yang semestinya. Hal semacam itu

selain mengganggu dalam arti bisa membuat orang salah sewaktu

membaca al-Qur’an juga bisa berakibat salah arti.

h. Tidak terdapat kata-kata yang ditulis bertumpuk-tumpuk atau

berhimpitan.

Hal semacam itu selain menyulitkan bagi pembaca, juga bisa berakibat

menjadi salah arti. Untuk menghindari salah baca dan salah arti maka

penulisan yang bertumpuk sudah dibenahi dalam Mushaf al-Qur’an

Standar Indonesia.

i. Potongan kalimat (kata) yang tidak semestinya sudah dibetulkan.

Ada terdapat beberapa kata didalam al-Qur’an yang dipisahkan cara

penulisannya yang menyalahi kaedah penulisan bahasa Arab. Bagi yang

tidak memahami suku kata dalam bahasa Arab, hal itu tidak kentara

kalau itu salah memotong kata. Contoh: هيف ذقا نا seharusnya ditulis نا

Memang dibaca tidak akan salah, tetapi bagi yang mengerti bahasa .هيفذقا

Arab akan tampak ganjil pemotongan yang demikian itu. Oleh karena

itu dalam Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia hal serupa itu telah

dibenahi sebaik mungkin.

j. Sambungan yang kurang mengena di awal baris atau akhir baris sudah

diteliti dan diperbaiki.

k. Konsistensi antara waqaf dengan harakat/tanda baca

Page 99: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

85

76 Mazmur Sya‟roni, “Prinsip-prinsip Penulisan dalam al-Qur‟an Standar Indonesia”, dalamJurnal Lektur Keagamaan, Vol. 5, No.1, 2007, 129-130.

Seperti telah diketahui bahwa diantara perbedaan yang timbul dalam al-

Qur’an Standar adalah penyederhanaan penggunaan tanda wakaf dari 12

macam menjadi 7 macam.

5. Prinsip-prinsip Penulisan Al-Qur’an Standar Indonesia

a. Penulisan Rasm76

Pada dasarnya penulisan Rasm al-Qur’an Standar Indonesia mengacu

pada al-Qur’an terbitan Departemen Agama tahun 1960, dan sebagai

pedoman untuk tanda-tanda baca. Pembahasan tentang penulisan Rasm

al-Qur’an dalam Muker muker ulama tersebut berpatokan pada al-

Qur’an tersebut. Artinya, selama tulisan rasm yang ada dalam al-Qur’an

tersebut mempunyai rujukan yang dapat dipertanggungiawabkan, maka

tulisan yang ada itu dibakukan saja. Apakah tulisan itu berdasarkan pada

sistem yang ditulis oleh Ad-Dani atau oleh Abu Daud. Akan tetapi, bila

tidak sesuai dengan salah satu dari dua buku pokok tersebut, maka

dilakukanlah penyesuaian sesuai dengan kaidah yang ada pada salah

satu rujukan yang ada itu. Dengan demikian sistem penulisan al-Qur’an

standarrIndonesia tidak berkiblat kepada salah satu imam rasm tersebut.

Oleh karena itu, di dalam al-Qur’an Standar Indonesia sistem

penulisannya ada kalanya ada yang mengacu kepada Ad-Dani dan ada

kalanya ada yang mengacu kepada Abu Daud.

Page 100: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

86

77Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 99-101

Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1: Penulisan Rasm dalam al-Qur’an Standar Indonesia

No Ayat Abu Daud Ad-Dani Standar Indonesia

1. Q.S.40:60 داخرين دخرين Abu Daud

2. Q.S.3 :79 ربنين ربانين Ad-Dani

3. Q.S.5: 111 الحوارين الحورين Abu Daud

Catatan : Mushaf Saudi secara konsisten mengacu kepada Abu Daud

b. Penulisan Harakat77

Dalam MASU Indonesia, penulisan harakat dilakukan secara penuh.

Artinya setiap huruf yang berbunyi diberi harakat, termasuk kategori

yang berposisi sebagai huruf yang disukun untuk mad tabi’i. Adapun

harakat-harakat yang digunakan adalah fathah, kasrah, zammah,

fathahtain, kasratain, zammahtain. Penggunaan harakat fathah, kasrah,

dan zammah ditulis sebagaimana mestinya tanpa ada perubahan.

Sedangkan penulisan harakat tanwin menggunakan lambang yang sama

(di tulis ganda dengan posisi sejajar) untuk semua huruf tanpa melihat

hukum tajwid yang akan mempengaruhinya. Artinya dalam penulisan

MASU Indonesia harakat tanwin tidak mengalami perubahan bentuk

dalam keadaan bagaimanapun. Hal ini berbeda dengan mushaf al-

Qur’an cetakan Suadi Arabia umpamanya, harakat tanwin mengalami

perubahan bentuk dalam keadaan bagaimanapun menyesuaikan pada

hukum-hukum tajwid yang mempengaruhinya.

Page 101: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

87

78 Mazmur Sya’roni, “Prinsip-prinsip Penulisan dalam al-Qur’an, “Jurnal-Lektur, vol. 5 , no.1 (2007) 133.

Selain harakat-harakat tersebut diatas, terdapat dua harakat lagi

yang lazim ditemui pada mushaf Indonesia, yaitu harakat zammah

terbalik dan fathah berdiri. Hukum penempatan zammah terbalik

terdapat pada “ha damir” atau pada kata-kata tertentu pada mad tabi’i

yang tidak menggunakan wawu sukun. Contohnya هنا Adapun harakat

fathah/ kasrah berdiri, selain terdapat pada “ha damir” juga terdapat

pada huruf-huruf yang dibaca panjang (mad tabi’i) yang tidak

menggunakan alif atau ya’ sukun. Contohnya ,هب بتكلاKhusus mengenai

“ha damir” dibaca panjang baik ketika berharakat zammah maupun

kasrah (menggunakan harakat zammah terbalik dan kasrah berdiri). Hal

ini berlaku apabila: a) sebelumnya tidak berharakat sukun, b)

sebelumnya tidak dibaca panjang (mad), dan, c) sesudahnya tidak

berharakat sukun. Contohnya, ورحمته (lihat QS. al-Baqarah: 26,37,64)

c. Penulisan Tanda-tanda Tajwid78

Terdapat beberapa rumusan dalam menggunakan lambang- lambang

atau petunjuk-petunjuk membaca untuk kaidah-kaidah (hukum-hukum)

tajwid yang terdapat pada al-Qur’an Standar Indonesia. Kaidah-kaidah

tajwid yang memerlukan lambang-lambang atau petunjuk-petunjuk

membaca tersebut adalah: idgam, iqlab, mad wajib, mad jaiz, dan mad-

mad selain mad tabi'i, saktah, imalah, isymam, dan tashil.

d. Penulisan Alif Qata’ dan Alif Wasl

Page 102: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

88

Dalam MASU Indonesia alif qata’ tidak dibedakan dengan alif was}al.

Hukum penulisan keduanya adalah dengan menuliskan huruf alif saja

tanpa ada tambahan-tambahan lain, seperti penambahan hamzah di atas

atau di bawah alif, untuk alif qata’ atau penambahan huruf sad diatas

alif untuk alif wasl. Adapun untuk membedakan keduanya adalah

dengan memberinya harakat atau sebaliknya. Alif qata’ selalu berharakat

sesuai dengan bacaannya, sedangkan alif wa}l hanya dibubuhi harakat

ketika berada di awal ayat dan waqaf tam atau di tengah ayat setelah

waqaf tam.

e. Penulisan Hamzah

Penulisan hamzah pada dasarnya ditempatkan pada tempat atau huruf

yang sesuai dengan bunyinya, kecuali pada tempat-tempat tertentu yang

menurut kaidah rasm tidak menuruti kaidah tersebut, apabila:

1) Hamzah berharakat fathah atau sukun dan sebelumnya berharakat

fathah, maka hamzah tersebut diletakkan di atas alif.

2) Hamzah berharakat kasrah, sukun, dan huruf-huruf sebelumnya

berrharakat kasrah, maka hamzah tersebut diletakkan di atas nabrah

ya tanpa titik.

3) Hamzah berharakat dzammah, sukun, dan huruf sebelumnya

berharakat dzammah, maka hamzah tersebut diletakkan di atas

wawu.

Page 103: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

89

f. Nun silah (nun wasl)

Nun silah adalah nun kecil yang diletakkan di bawah alif wasl, yang

berfungsi untuk menyambungkan bunyi nun sukun pada harakat tanwin

dengan harakat sukun pada kata sesudahnya.

g. Sifr (bulatan)

Sifr adalah tanda berbentuk bulatan yang diletakkan di atas alif za’idah.

Bentuk alif sifir ada dua amcam, yaitu sifr mustadir (sifr bulat) dan sifr

mustatir (sifr lonjong). Sifr mustadir diletakkan di atas alif za’idah yang

tidak berpengaruh terhadap bacaan, baik ketika wasl maupun ketika

waqaf. Sedangkan Sifr mustatir diletakkan di atas alif za’idah yang

berpengaruh terhadap bacaan ketika waqaf.

h. Tanda-tanda Waqaf

Dalam MASU Indonesia waqaf yang ditetapkan berperan dalam

penulisan mushaf ada enam, yaitu م, ,ج ,قلى,صلى لا

Keseluruhan tanda waqaf tersebut berpengaruh pada pemberian harakat

dan tanda-tanda tajwid pad huruf-huruf yang sebelum atau sesudahnya.

Adapun ke enam tersebut antara lain dapat dikelompokkan ke dalam

tiga bagian, antara lain:

1. tanda-tanda ini berpengaruh pada pemberian harakat atau م ج, ىلق,

tanda-tanda tajwid berikut ini:

a) Alif Wasl

Page 104: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

90

Setiap alif wasl setelah tanda-tanda waqaf tam (berhenti dengan

sempurna) tersebut di atas, diberi harakat fathah. Karena setiap

pembaca yang berhenti pada tanda waqaf tersebut, boleh

melanjutkan bacaannya dengan ayat selanjutnya tanpa harus

mengulang lagi kebelakang. Maka, untuk membantu

memudahkan pembaca, alif yang terdapat setelah tanda

waqaftersebut dibubuhi tanda fathah.

b) Tanda-tanda Tajwid

Huruf-huruf yang mengandung hukum tajwid, yang berada

setelah atau sebelum tanda waqat tersebut, maka tidak

dicantumkan tanda-tanda tajwidnya.

2. لا,صلى

a) Alif Wasl

Alif wasl yang terletak setelah tanda waqaf ال,ىلص (ghairu tam),

maka tidak diberi harakat. Karena pada hakikatnya pembaca

tidak diperkenankan untuk berhenti pada tanda waqaf tersebut.

Alif wasl yang terletak setelah tanda waqaf tersebut tidak

dibubuhi harakat untuk mendorong pembaca agar tidak

berhenti di tempat tersebut.

b) Tanda-tanda Tajwid

Page 105: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

91

79 Atifah Thoharoh, “Mushaf aL-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm)”, Skripsi, (IAIN Tulungagung: 2018), 101-104. Lebih jelasnya lihat MazmurSya’roni, “Prinsip-prinsip Penulisan dalam al-Qur’an, “Jurnal-Lektur, vol. 5 , no. 1 (2007) 136-145

80E. Badri Yunardi, “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia,” Jurnal-Lektur, vol. 3, no.2 (2005): 295.

Huruf-huruf yang mengandung hukum-hukum tajwid, yang

berada setelah atau sebelum tanda waqaf tersebut, maka

dicantumkan tanda-tanda tajwidnya.

3. Tanda Waqaf Mu’annaqah

Adalah suatu tanda waqaf dimana pembaca hanya dibolehkan

berhenti pada salah satu dari kedua tanda tersebut. Selain itu,

pembaca juga boleh tidak berhenti sama sekali pada kedua tanda

tersebut. Hukum pada tanda waqaf ini berbeda dari dua tanda waqaf

sebelumnya. Pada tanda waqaf ini, alif wasal tidak diberi harakat,

dan semua semua bacaan yang mengandung hukum-hukum tajwid

tidak dicantumkan tanda-tanda tajwidnya.79

6. Landasan Penulisan Mushaf Al-Qur’an Standar Usmani

Indonesia80

Dalam penulisan al-Qur’an standar digunakan berbagai kitab rujukan,

diantaranya:

a. al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, Jalaluddin as-Suyuthi, Beirut, Rar al-

Fikr, tahun 1977.

Page 106: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

92

b. Lata’if al-Bayan fi Rasm al-Qur’an, Muhammad Ahmad Abu

Zitihar, Mesir, Muhammad Ali Subaih wa Auladih, tanpa tahun.

c. Manahil al-‘Irfan, Muhammad Abdul ‘Azim az-Zarqani, Mesir, Isa

al-Babi al-Halabi, Juz 1 tanpa tahun.

d. Jami’ al Bayan fi Ma’rifat Rasm al-Qur’an, Sayyid Ali Ismail

Handawi, Riyadh, Dar al-Furqan, tahun 1410 H.

e. Mushaf al-Qur’an terbitan tahun 1960.

f. Mushaf al-Qur’an (ayat-ayat pojok), terbitan Menara Kudus.

g. Mushaf al-Qur’an terbitan Mesir, Saudi Arabia, Pakistan, dan

Bombay.

7. Ciri-Ciri Al-Qur’an Standar, Syamil Qur’an Tikrar Hafalan

Sebelum mengidentifikasi mushaf ini, penulis ingin menyampakan bahwa

alasan penulis memilih al-Qur’an Tikrar ini bukan untuk membahas tentang

metode hafalan atau ke-tikrarannya, melainkan penulis hanya membahas

mengenai pola penulisan atau rasmnya, yang terpenting adalah mushaf ini

adalah salah satu dari beberapa Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia.

Mushaf Standar Indonesia yang penulis teliti adalah Mushaf Syamil Tikrar

Hafalan. Yang diterbitkan oleh PT Stgma Examedia Arkanleema yang

beralamatkan di Jalan babakan Sari I No. 71 Kiaracondong Bandung Jawa

Barat. Mushaf ini telah ditashih oleh LPMQ pada tanggal 17 april 2014 masehi

atau 17 jumadis saniyah 1435 hijriyah dan ditanda tangani oleh H. Shohib

Page 107: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

93

Tohari (sebagai ketua) serta Dr. H. Ahsin Sakho’ Muhammad (sebagai

sekretaris).

Ciri-ciri fisik Syamil Qur’an Tikrar Hafalan adalah berukuran 14,8 x 21 cm

dan tebal 3,5 cm. Memiliki cover (sampul) berwarna hijau tua, bertuliskan Al-

Qur’anul Karim dengan Khat Tsulusi beserta ornamennya ditengah-tengah

cover, dibagian atas tertuliskan Syaamil quran, bagian bawah tertuliskan Tikrar

Qur’an Hafalan , dan dibagian samping bawah tertulis Sygma Creative Media

Corp.

Mushaf ini bervolume 30 juz, 114 surat dan 6.236 ayat. Satu juz berisi 10

lembar atau sama dengan 20 halaman bolak-balik. Al-Qur’an ini merupakan al-

Qur’an pojok, artinya pada setiap ayat tidak ada yang terpotong ke halaman

lain. Pojok awal kanan atas sebagai awal ayat,dan pojok akhir kiri bawah

sebagai akhir ayat. Hal ini salah satu cara untuk memudahkan bagi para

pembaca dan penghafal al-Qur’an. Dan memiliki 15 baris. Ini termasuk Al-

Qur’an Standar Indonesia Bahriyah.

Gambar 3.1

Gambaran cover (sampul) Syaamil Qur’an Tikrar

Page 108: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

94

Gambar 3.2

Gambaran tulisan Asmaul Husna

Gambar 3.3

Gambaran Lembar Pentashihah

Page 109: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

95

Gambar 3.4

Gambaran lembar penerbit dan struktur

Gambar 3.5

Gambaran Mushaf dari samping

Page 110: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

96

81 Karena keterbatasan penulis dalam mencari data, penulis hanya menyampaikan sedikitmengenai maroko. Kemudian mengenai kebijakan pemerintah mesir mengenai mushaf maroko jugatidak dapat penulis temukan. Jadi penulis fokus untuk mengidentifikasi mushaf sesuai dengan mushafyang sekarang penulis jadikan bahan penelitian.

B. Mushaf Maroko

Maroko adalah Negara Monarki di Afrika Utara, yang mana memiliki

garis pantai yang sangat panjang di Samudra Atlantik. Secara geografis,

memiliki wilayah yang sebagaian besar terdiri dari gurun dan pegunungan

yang terjal. Ia merupakan salah satu dari hanya tiga negara (dengan Spanyol

dan Perancis) yang memiliki garis pantai di Samudra Atlantik dan juga di Laut

Mediterania.81

Nama Arab al-Mamlakah al-Maghribiyah (ةيبرغملا ةكلمملا, yang berarti

“Kerajaan Barat”) dan Al-Maghrib (برغملا, yang berarti “Barat”) sering

digunakan sebagai nama alternatif. Maroko memiliki populasi lebih dari

33.800.000 dan luas 446.550 km² (172.410 sq mi). Ibu kotanya adalah Rabat,

kota terbesar adalah Casablanca. Kota-kota besar lainnya adalah Marrakesh,

Tangier, Tetouan, Sale, Fes, Agadir, Menkes, Oujda, Kenitra, dan Nador.82

Mushaf Maroko (kadang juga disebut Mushaf Maghribi) adalah

mushaf yang berkembang dikawasan Afrika Utara, yaitu Mesir, Libya,

Tunisia, al-Jazair, Mauritania, dan Maroko. Mushaf ini memiliki karakter

yang berbeda dalam aspek teknik penulisan (khat) dengan mushaf-mushaf

Masraqiyah yang pada umumnya berkembang di timur Jazirah Arab,

termasuk Indonesia. Nama Magrib yang biasanya identik dengan Kerajaan

Maroko, dalam studi penulisan mushaf cakupannya tidak terbatas pada satu

Page 111: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

97

negara, tetapi seluruh negara yang berada di Afrika Utara, sebelah barat

Mesir.

Mushaf Maroko memiliki ciri khas yang sangat mencolok

dibandingkan mushaf-mushaf Masraqiyah. Walaupun mushaf ini secara

urutan (tartib mushafi) tidak ada perbedaan dengan mushaf-mushaf al-Qur’an

yang lain, namun dalam teknik penulisan rasm dan tanda baca sangat

mencolok perbedaannya. Para sejarawan Barat biasanya menyebut khat Kufi

gaya Maghrib dengan sebutan western Kufic (Kufi barat).

Dari segi qira’at, mushaf Maghribi biasanya mengacu pada dua perawi

Imam Nafi; (w. 169 H/ 785-6 M) yaitu Qalun (w. 220 H/835-6 M) dan

Warasy (w. 197 H/ 813-4 M). Dalam hal rasm secara umum mengacu pada al-

Muqni karya Abu ‘Amr ad-Dani, salah seorang tokoh besar dalam ilmu qira’at

dan rasm usmani, yang lahir di Kordoba pada tahun 371 H/981-2 M dan wafat

di daniyah 444 H/ 1052 M. Ketokohannya dalam lintas disiplin ilmu al-

Qur’an juga mengukuhkannya menjadi pakar dalam ilmu tanda diakritik al-

Qur’an (al-Dabt/ Syakl). Kitab al-Naqat dan al-Muhkan merupakan dua karya

induk yang sering dirujuk oleh para ahli setelahnya. Tidak satu pun ulama Al-

Qur’an yang bisa lepas dari karya besar al-Dani.

Salah satu contoh kekhasan mushaf Maghribi adalah menuliskan fa’

dengan tanda titik satu di bawah, sementara qaf titik satu di atas. Sebaliknya

mushaf Masraqiyah, menuliskan fa’ dengan titik satu diatas dan qaf dua titik

di atas. Kedua model tersebut tidak ada perbedaan dalam pembacaan. Terlebih

Page 112: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

98

83 Zainal Arifin Madzkur, Mengenal Mushaf Maghribi”, Lajnah Pentashihan Mushaf aL-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat Kemenag, 9 oktober 2018

tanda titik merupakan ilmu dhabt dan bukan ilmu rasm.83

Mushaf Maroko yang penulis teliti adalah Mushaf Asy-Syarif dengan

riwayat Warasy dari an-Nafi’. Yang diterbitkan oleh Librairie Es-Salam Al-

Jadida (ةديدجلا مالسلا ةبتكم) yang beralamatkan di 31/34 Place My Youssef

Habouss Casablanca Maroc (ءاضيبلا-بيرغملا فسوي-سابحألا-ردلا يالوم ةحاس). Pada

lembar-lembar terakhir yaitu di halaman 748 dituliskan beberapa keterangan

mengenai mushaf ini, antara lain adalah jumlah halaman mushaf ini 752,

Penulis (طاطخلا) mushaf adalah Abdul Aziz Mujib dengan menggunakan khat

maroko (طوسبملا ىبرغملا), supervisi teknis adalah Ismal Nafrasiy dan Abdus

Somad Fara, mesin cetak dari Fadas-Mesir, dan kertasnya berwarna putih 60

gram.

Pada halaman 747 adalah lembar izin dagang (فحصملا لوادتب حيرصت) dari

Al-Azhar Islamic Research Academy General Department, Ror Research,

Writting & Translation. Dan pada halaman 745 juga ada lembar izin dagang

dari pihak pemerintah Maroko, yang ditanda tangani (فحصملا لوادتب حيرصت)

oleh Bapak Hamdi Hamani. Pada halaman 744 ada lembar pengesahan dari

Lembaga Lajnah Pengawasan dan Peninjauan,yang resmi ditanda tangani oleh

ketua dan wakil. Dari halaman 732-743 ada lembar lampiran yang

menjelaskan panjang lebar mengenai mushaf ini.

Ciri-ciri fisik Mushaf Maroko ini adalah berukuran 16 x 12 cm dan tebal 3

cm. Memiliki cover (sampul) berwarna hijau muda, pada bagian tengah

Page 113: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

99

sampul bertuliskan al-Mushaf Asy-Syarif bi riwayati Warsy an-Nafi’ (فحصملا

dengan Khat Tsulusi beserta ornamen khas maroko (عفان نع شرو ةياورب فيرشلا

yang berwarna-warni menyerupai bentuk kubah masjid. Mushaf Maroko

bervolume 60 hizb (yang tersusun atas tsumun, rubu’ dan nisf), 114 surat dan

6.214 ayat.

Al-Qur’an Maroko ini bukanlah al-Qur’an pojok, artinya pada setiap ayat

ada yang terpotong ke halaman lain. Tidak menentu pojok awal kanan atas

sebagai awal ayat, dan pojok akhir kiri bawah sebagai akhir ayat. Bagi orang

Indonesia, bentuk huruf yang digunakan pada Mushaf Maroko ini cukup

membuat kesulitan membaca, karena bentuknya yang unik dan ada beberapa

huruf yang sangat berbeda dengan Mushaf Indonesia (yang mana perbedaanya

akan dijelaskan pada bab empat).

Perlu diketahui bahwa dalam penelitian ini penulis memfokuskan dan

memberi batasan penelitian pada mushaf dan rasmnya. Jadi, penulis tidak

mencantumkan sejarah mushaf maroko, ataupun proses perjalanan pencetakan

mushaf maroko, ataupun perkembangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

penulis dalam referensi ataupun proses penelitian, sehingga penjelasan tentang

identitas mushaf ini hanya penulis ambil dari apa yang tertulis dan

dicantumkan pada lembar-lembar mushaf.

Page 114: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

100

Gambar 3.6

Gambaran cover (sampul) Mushaf Maroko

Gambar 3.7

Gambaran Lembar Penerbit

Page 115: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

101

Gambar 3.8

Keterangan Isi Mushaf

Gambar 3.9

Lembar Ijin Dagang dari Al-Azhar Mesir dan Pemerintah Maroko

Page 116: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

102

BAB IV

PERBANDINGAN ANTARA MUSHAF STANDAR INDONESIA DENGAN

MUSHAF MAROKO

Dalam perkembangan disiplin ilmu rasm usmani, dikenal dengan adanya

istilah tarjih al-riwayat, yakni upaya memilih salah satu pendapat ulama yang

dipandang lebih kuat diantara beberapa pendapat yang ada. Sebagaimana dalam

disiplin hadis terdapat terminologi al-shaikhani (dua guru besar) yaitu Imam al-

Bukhari dan Imam Muslim. Maka dalam ilmu rasm usmani yang dimaksudkan adalah

Abu ‘Amar Sa’id bin ‘Usman al-Dani (w. 444H/ 1052 M) dalam kitab Al-Muqni Ahl

al-Amsar dan Abu Dawud Sulaiman bin Najah (w. 496 H/ 1102 M) dalam Mukhtasar

at-Tibyan li Hija’ at-Tanzil.

Al-Suyuti telah menyebutkan bahwa kaidah-kaidah penulisan rasm usmani

terbagi 6 kaidah: membuang huruf (hazf), penambahan huruf (ziyadah), penulisan

hamzah (hamz), pergantian huruf (al-Badal), menyambung dan memisah kata (al-

wasl wal fasl) terdapat dua qiro’ah lalu dtulis dengan salah satunya. Dalam satu

mushaf, tidak mungkin hanya ditulis atau disalin dengan riwayat satu imam saja,

tanpa menyertakan imam lainnya. Bahkan antara al-syaikhani dari keduanya pun

sering terjadi perbedaan pendapat.

Dalam bab ini penulis akan menganalisis perbedaan dan persamaan Mushaf

al-Qur’an Standar Usmani Indonesia (MASU) dan Mushaf Maroko (MM), dimulai

dari karakteristiknya hingga peninjauan penulisan rasm dan riwayat khususnya pada

QS. Al-Fatihah dan QS. Al-Baqarah 1-141 (Juz 1).

Page 117: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

103

84 satu jus terdiri atas delapan rub’u85 satu hizb terdiri atas empat rub’u86 rub’u (seperempat ayat) yaitu sekumpulan ayat yang terdiri sekitar dua atau tiga lembar.88 Seperdelapan88 Setengah89 Termasuk dalam al-Kufi disandarkan dari Abu Amr ad-Dani dengan jalur Hamzah bin

Hubaib bin Ziyat dari Ibnu Abu Laila dari Abu Abdirrahman bin Habib as-Sulami dari Ali bin AbiThalib.

90 Termasuk dalam Madani Akhir disandarkan pada riwayat Abu Amr ad-Dani dengan jalurImam Nafi dari riwayat Ismail bin Ja’far dari Sulaiman bin Jammaz dari Abu Ja’far dan Syaibah binNashah secara marfu dari keduanya.

Tabel 4.1: Persamaan dan Perbedaan Karakteristik

Mushaf al-Qur’an Standar Usmani Indonesia (MASU)

dan Mushaf Maroko (MM),

No Karakteristik MASU MM

1. SumberBersumber dari al-Qur’an

UsmaniBersumber dari al-Qur’an

Usmani

2. PenerbitPT. Stgma Examedia

Arkanleema

Librairie Es-Salam Al-Jadida

(مكتبة السلام الجديدة)

3. Alamat penerbitJalan babakan Sari I No.

71 Kiaracondong BandungJawa Barat.

31/34 Place My Youssef-Habouss-Casablanca-

Maroc (-ساحة مولاي يوسف.(الأحباس-الدر البيضاء-المغريب

4.Keterangan

bagianMengenal istilah 30 juz84 Menggunakan istilah 60

hizb85

5.Keterangan

bagianAda istilah hizb

Ada istilah rubu’86, tsumun88, nisf88

6. Jumlah surat 114 surat 114 surat

7. Jumlah ayat 6.236 ayat89 6.214 ayat90

8. Ukuran fisikBerukuran 14,8 x 21 cm

dan tebal 3,5 cmBerukuran 16 x 12 cm dan

tebal 3 cm.

9. Jenis Mushaf Mushaf Pojok Bukan Mushaf Pojok

Page 118: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

104

91 Dinamakan khat nasakh karena tulisannya digunakan untuk menasakhkan ataumembukukan al-Qur’an serta berbagai naskah ilmiah sejak kurun pertama hijarah lagi. Khat ini jugajenis khat yang paling mudah dibaca. Khat naskhi kemudian menghasilkan jenis-jenis khat masriq(model timur) yaitu tsuluts, farisi, diwani dan riq’ah.

92 Dinamakan khat maghribi karena termasuk salah satu tulisan yang digunakan untukpenulisan mushaf al-Qur’an di negeri-negeri Islam sebelah barat (Maroko, Tunisia, Aljazair dan lain-lain). Bentuknya mungkin kurang familiar bagi kebanyakan orang dan memang unik.

10. Jenis Khat Khat Naskhi91 Khat Maghribi92

11. Qira’at Hafs dari Imam Ashim Warasy dari Imam Nafi’

12. Jumlah halaman 604 halaman 752 halaman

13. Asma’ul husnaTerdapat lafadz-lafadz Asma’ul Husna pada

lembar terakhir.

Tidak ada lembar Asma’ulHusna

Dari tabel diatas, MASU dan MM memiliki cukup banyak perbedaan dari segi

karakteristik yang melekat pada fisik mushaf tersebut. Walaupun begitu masing-

masing mushaf memiliki ciri khas dan pedoman atau acuan yang kuat disesuaikan

dengan daerah masing-masing MASU adalah masriq atau daerah bagian timur,

sementara MM adalah maghrib atau daerah bagian barat.

Page 119: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

105

Tabel 4.2: Persamaan dan Perbedaan

Mushaf al-Qur’an Standar Usmani Indonesia (MASU)

dan Mushaf Maroko (MM),

pada QS. Al-Fatihah dan QS. Al-Baqarah.

No Surah MASU MM Keterangan/ Kaidah

1. Al-FatihahPerbedaannya terletak padalafadz ar-Rahman.

2. Al-Fatihah

Perbedaanya terletak padakata al-‘alamina, yang manaMASU hazf alif, sedangkanMM masih menulis fathahdan alif. Harakat dhammahpada MM menyerupaiharakat sukun pada MASU.

3. Al-Fatihah

Pada MASU hazf alif, padaMM masih menulis fathahdan alif. Huruf nun padaMM tidak diberi tanda titik.

4. Al-Fatihah

Sekilas sama, namunternyata di huruf ya’ tidakterdapat harakat sukun.

5. Al-Fatihah

Huruf mim pada MASUhazf alif, sementara padaMM huruf mim tidakberharakat panjang. Hurufkaf pada MM menyerupaihuruf kaf pada MASUketika berada ditengah kata.Tanda waqaf wasal MASUqaf lam, MM seperti harakatdhammah pada MASU.

6. Al-Fatihah

Huruf kaf pada MMmenyerupai huruf kaf padaMASU ketika beradaditengah kata. Harakatdhammah pada MM adalahtanda sukun pada MASU.

Page 120: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

106

Nun MM tidak ada titik.

7. Al-FatihahSekilas sama, namun huruftha’ pada MM menyerupaihuruf ha’ di MASU.

8. Al-Fatihah Huruf qaf pada MM adalahhuruf fa’ pada MASU.

Sekilas sama,namun jikadicermati huruf tha’ dandzal pada MM adalah unik,(salah satu ciri khas MM).

10. Al-Fatihah

Sekilas sama, yang bedahanya harakat dhammahpada MM adalah harakatsukun pada MASU.

11. Al-Fatihah

Sekilas sama, yang bedahanya nun di MM tdk adatitik dan layar (harakatpanjang) pada dha’ beradatepat diatas alif.

12. Al-Baqarah

Harakat pada MM cukuprumit artinya ada lebih darisatu harakat, sementara diMASU simpel. Huruf alifpada MM terdapat hamzahdiatasnya.

13. Al-BaqarahMASU hazf alif, MM tidak.

14. Al-BaqarahMASU dan MM hazf alif.

Page 121: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

107

15. Al-Baqarah

Waqaf wasal pada keduamushaf berbeda. Harakatsukun pada MM adalahlingkaran, dan harakatdhammah pada MMmenyerupai harakat sukunpada MASU

16. Al-BaqarahHuruf qaf pada MM adalahhuruf fa’ pada MASU.Huruf nun pada MM tidakbertitik.

17. Al-Baqarah

Huruf lam pada MM tidakada tanda tasydid.

18. Al-Baqarah

Huruf waw awal pada MMtidak ada hamzah danharakat sukun.

19. Al-Baqarah

Lafadz as-shalah pada MMdan MASU disalin denganwaw (al-badl), dan bentukta’ marbuthah MM unik,(ciri khas).

20. Al-Baqarah

Pada lafadz mimma, keduamushaf sama-samadisambung (al-fasl wa al-wasl). Huruf nun awal padaMM masih menulis fathahdan alif, huruf fa pada MMtitik berada dibawah,sementara huruf qaf padaMM menyerupai huruf fa’

Page 122: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

108

pada MASU.

21. Al-Baqarah

Pada lafadz yu’minunahuruf waw pada MM tidakdiberi hamzah. Lafadzunzila pada MM masihmenulis alif dan hamzahberdampingan, sementarapada MASU cukup alif saja.Pada lafadz ilaika, MMmenambahkan hamzahdibawah alif, MASU tidakmenambahakan hamzah.

22. Al-Baqarah

Lafadz unzila pada MMmasih menulis alif danhamzah berdampingan,sementara pada MASUcukup alif saja, pada lafadzal-akhirah, huruf alif padaMASU panjang mad thabi’i,sedangkan MM tidak.

23. Al-Baqarah

Huruf waw pada MM tidakdiberi harakat.

24. Al-Baqarah

Pada MM masih menuliskanalif dan hamzahberdampingan, setelah huruflam ada huruf alif, dandisamping hamzah terdapatdua titik.

25. Al-Baqarah

Pada MM masih menuliskanfathah dan alifberdampingan, pada MASUhazf alif.

26. Al-Baqarah Sekilas sama, tapi huruf nunpada MM tidak ada titik,

Page 123: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

109

harakat fathatain padalafadz hudan berada diatasya’, waqaf wasal yangberbeda dengan MASU.

27. Al-Baqarah

Bentuk huruf fa’ yangberbeda, pada MM titikdibawah, dan pada MASUtitik diatas. (ada jugaperbedaan pada penomoranayat).

Dari tabel tersebut, penulis membandingkan antara MASU dan MM dalam

surah al-Fatihah dan al-Baqarah ayat 1-5 saja, dengan memberikan keterangan

mengenai perbedaan bentuk huruf, kaidah rasm usmani yang dipakai, dan perbedaan

dalam penomoran ayat.

Page 124: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

110

Tabel 4.3: Perbedaan Rasm Usmani dalam Mushaf al-Qur’an Standar Usmani

Indonesia (MASU) dan Mushaf Maroko (MM)

No Surah MASU Mazhab MM Mazhab Kaidah

1. 2: 7 Ad-DaniAbu

DawudHazf

2. 2: 7 Ad-DaniAbu

DawudHazf

3. 2: 15 Ad-DaniAbu

DawudHazf

4. 2: 16 Ad-DaniAbu

DawudHazf

5. 2: 19 Ad-DaniAbu

DawudHazf

6. 2: 19 Ad-DaniAbu

DawudHazf

7. 2: 20 Ad-DaniAbu

DawudHazf

8. 2: 22 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

9. 2: 22Abu

DawudAd-Dani Hazf

Page 125: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

111

10. 2: 25 Ad-DaniAbu

DawudHazf

11. 2: 25 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

12. 2: 27 Ad-DaniAbu

DawudHazf

13. 2: 28 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

14. 2: 28 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

15. 2: 36 Ad-DaniAbu

DawudHazf

16. 2: 40 Ad-DaniAbu

DawudHazf

17. 2: 40 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

18. 2: 42 Ad-DaniAbu

DawudHazf

19. 2: 43 Ad-DaniAbu

DawudHazf

20. 2: 48 Ad-DaniAbu

DawudHazf

21. 2: 62 Ad-DaniAbu

DawudHazf

22. 2: 62 Ad-DaniAbu

DawudHazf

Page 126: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

112

23. 2: 63 Ad-DaniAbu

DawudHazf

24. 2: 65 Ad-Dani

Abu Dawud dan Ad-

Dani

Hazf

25. 2: 66 Ad-DaniAbu

DawudHazf

26. 2: 69Abu

DawudAbu

DawudHazf

27. 2: 72 Ad-DaniAbu

Dawud Hazf

28. 2: 75 Ad-DaniAbu

DawudHazf

29 2: 81 Ad-DaniAbu

DawudHazf

30. 2: 83 Ad-DaniAbu

DawudHazf

31. 2: 83 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

32. 2: 84 Ad-DaniAbu

DawudHazf

33. 2: 85 Ad-DaniAbu

DawudHazf

34. 2: 85 Ad-DaniAbu

DawudHazf

35. 2: 102 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

Page 127: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

113

36. 2: 102 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

37. 2: 102 Ad-DaniAbu

DawudHazf

38. 2: 102 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

39 2: 108 Ad-DaniAbu

DawudHazf

40. 2: 111 Ad-DaniAbu

DawudHazf

41 2: 115 Ad-Dani Ad-Dani Hazf

42 2: 116 Ad-Dani

Abu Dawud dan Ad-

Dani

Hazf

43. 2: 118 Ad-DaniAbu

DawudHazf

44. 2: 123 Ad-DaniAbu

DawudHazf

45. 2: 139 Ad-Dani

Abu Dawud Hazf

46. 2: 139 Ad-DaniAbu

DawudHazf

47. 2: 140 Ad-DaniAbu

DawudHazf

Page 128: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

114

Dari tabel tersebut, penulis membandingkan MASU dan MM dalam surah al-

Baqarah ayat 7 sampai ayat 140 (Juz 1). Dengan memberikan kolom madzhab yang

digunakan yaitu antara ad-Dani dan Abu Dawud, serta kaidah yang diambil adalah

kaidah hazf.

Pada pemaparan tabel perbandingan kedua mushaf diatas, dapat ditemukan

perbedaan yang nampak dominan dari segi rasm pada tiap-tiap hurufnya, seperti

huruf qaf, fa’, tha’, dzal, nun, pada Mushaf Maroko sangat berbeda dengan apa yang

tertuliskan pada Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia, apabila orang awam membaca

Mushaf Maroko maka akan mengalami kebingungan dan bahkan akan mengira itu

mushaf yang salah atau sesat. Namun, sejak awal membuka kedua mushaf tersebut

memang sudah nampak perbedaannya, yaitu dari qiraat yang digunakan Mushaf

Maroko menggunakan Qiraat Warasy dari Imam Nafi’, sementara MASU

menggunakan Qiraat Hafs dari Imam Ashim.

Perbedaan tersebut adalah hal yang sangat unik, walaupun Indonesia adalah

negara timur (masraqiyah), namun perlu bagi kita untuk setidaknya mengetahui

belahan dunia bagian barat seperti Maroko (maghribiyah) yang mana memiliki

mushaf yang unik, yang menambah khazanah keilmuan, serta menjadikan

bertambahnya wawasan, serta membuat semakin memahami bahwa perbedaan itu

bukan sebuah kesalahan, kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT.

Page 129: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

115

Gambar 4.1

Lembar Al-Fatihah dan Al-Baqarah 1-5

Page 130: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

116

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-

bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan:

Pertama, Mushaf al-Qur’an Standar Usmani (MASU) Indonesia

adalah mushaf al-Qur’an hasil dari Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Ahli

al-Qur’an yang berlangsung sampai 9 kali, dari tahun 1974-1983 dan

dijadikan pedoman bagi al-Qur’an yang diterbitkan di Indonesia, yang terdiri

dari tiga jenis yaitu Mushaf al-Qur’an Standar Usmani biasa untuk khalayak

umum, Mushaf Standar Bahriyah untuk penghafal al-Qur’an, Mushaf Standar

Braille untuk tunanetra. Mushaf Standar tersebut ditulis berdasarkan qira’at

Hafs dari Imam Ashim.

Kedua, Mushaf Maroko yang penulis teliti adalah Mushaf Asy-Syarif.

Yang diterbitkan oleh Librairie Es-Salam Al-Jadida (ةديدجلا مالسلا ةبتكم) yang

beralamatkan di 31/34 Place My Youssef Habouss Casablanca Maroc. Mushaf

ini sudah ditashih dan mendapaat ijin dagang dari pemerintah Maroko dan Al-

Azhar, Kairo, Mesir. Kekhasan mushaf Maroko adalah menuliskan fa’ dengan

tanda titik satu di bawah, sementara qaf titik satu di atas. Mushaf Standar

tersebut ditulis berdasarkan qira’at Warasy dari Imam Nafi’.

Ketiga, analisis perbedaan dari kedua mushaf tersebut adalah nampak

jelas dari segi qira’at dan sistematika penulisan rasm, MASU menggunakan

Page 131: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

117

sistem masraqiyah (timur) dan Mushaf Maroko menggunakan sistem

maghribiyah (barat). Salah satu contohnya adalah (penulisan

maghribiyah) huruf qaf ditulis dengan titik 1, padahal dalam mushaf

masraqiyah yang tersebar di Indonesia huruf qaf titik dua dan huruf fa’ titik 1.

Apabila orang membaca mushaf ini tanpa mengetahui qira’at dan sistematika

penulisan rasmnya maka akan mengalami kebingungan bahkan klaim bahwa

mushaf tersebut salah ataupun sesat. Namun, perlu diketahui bahwa mushaf

tersebut secara substansial sama benarnya.

Keempat, MASU lebih akrab dengan mushaf riwayat ad-Dani, karena

secara sosiologis riwayat ini sudah lama dan banyak digunakan di Indoneisa,

dan penulisannya yang tidak banyak membuang huruf, memudahkan kaum

muslim awam untuk membaca al-Qur’an. Sementara itu Mushaf Maroko

akrab dengan riwayat Abu Dawud, karena merujuk ke Mushaf Mesir dan

memakai khat maghribi.

B. Saran

Dari penelitian ini, Penulis menyadari masih banyak pembahasan yang

perlu dikaji kembali dari pemaparan yang penulis sajikan. Sehingga kajian ini

tidak cukup hanya berhenti sampai disini, tetapi mengharapkan

pengembangan lebih lanjut terkhusus dalam perkembangan ilmu rasm, dalam

berbagai produk yang mampu mencerahkan wawasan masyarakat pada

umumnya. Dan kemungkinan masih terdapat perbedaan atau persamaan rasm

usmani dalam surat al-Baqarah juz 1 ini yang terlewatkan dari pengamatan

Page 132: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

118

penulis. Oleh karenanya, penulis berharap untuk peneliti yang selanjutnya

dapat menggali lebih dalam untuk khazanah keilmuan di Indonesia.

Kepada masyarakat, diharapkan kajian ini dapat memberikan manfaat

dan wawasan untuk memperkaya pengetahuan perihal rasm mushaf al-Qur’an,

yang kurang mendapat perhatian dimata masyarakat. Adapun dari adanya

pemaparan perbedaan penulisan rasm pada dua mushaf tersebut, dapat

menjadi pertimbangan dan pedoman dalam menyikapi dan memilih mushaf

yang berstandar Usmani khususnya.

Page 133: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

119

DAFTAR PUSTAKA

Al-A’zami, Sejarah Teks aL-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi, .Jakarta: GemaInsani, 2014.

Al-Suyuti, Jalaluddin. 2010. al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an. Beirut, Libanon: Dar al-Fikr.

Anharudin, dan Lukman Saksono. Pengantar Psikologi aL-Qur’an. Jakarta: PTGrafikatama Jaya, 1992.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. cet. 8,Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Faizah, Nur. Sejarah aL-Qur’an. Jakarta Barat: CV Artha Rivera. 2008.

Gusmian, Islah. Kaligrafi Islam: dari nalar seni hingga spiritual. al-Jāmi’ah, Vol. 41,no. 1. 2003.

Hakim, Abdul. “ Perbandingan Rasm Mushaf Standar Indonesia, Mushaf Pakistan,dan Mushaf Madinah: Analisis Rasm Kata Berkaidah Hazf al-Huruf”. SuhufJurnal Pengkajian Al-Qur’an dan Budaya. vol. 10 no.2 Desember 2017. LajnahPentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian AgamaRepubik Indonesia

Madzkur, Zaenal Arifin. 2011. “Urgensi Rasm Usmani; Potret Sejarah dan HukumPenulisan al-Qur‟an dengan Rasm Usmani”. dalam Jurnal Khatulistiwa;Journal of Islamic Studies. Vol. 1, No. 1 Maret 2011.

Madzkur, Zainal Arifin, “Mengenal Rasm Usmani; Sejarah, Kaidah, dan HukumPenulisan aL-Qur’an dengan Rasm Usmani”, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, Jakarta, Shuhuf Vol. 5, No. 1, 2012.

Madzkur, Zainal Arifin. “Mengenal Mushaf al-Qur’an Standar Usmani Indonesia;studi Komparatif atas Mushaf Standar Usmani 1983 dan 2002,” Jurnal Suhuf,vol. 4, no. 1. 2011.

Madzkur, Zainal Arifin. 2018. “Mengenal Mushaf Maghribi”, Lajnah PentashihanMushaf AL-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat Kemenag, 9 oktober 2018.

Makmur Haji Harun, dkk, “Sejarah Penulisan Mushaf Al-Qur’an Nusantara: SatuKajian Perbandingan Antara Mushaf Istiqlal Indonesia dengan Mushaf Tab’anAin al- Taqwa Malaysia”, Conference Paper (Malaysia: Fakulti Bahasa danKomunikasi, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), 2016.

Muchammad Hidayatulloh, “Rasm Usmani dalam Mushaf Pojok Menara KudusKajian Farsyul Kalimat Pada Kaidah Hazf Alif”. Skripsi. Yogyakarta: JurusanIlmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga, 2003.

Mushaf Maroko Asy-Syarif. Librairie Es-Salam Al-Jadida (ةديدجلا مالسلا ةبتكم).31/34Place My Youssef-Habouss-Casablanca-Maroc (فسوي-سابحألا-ردلا يالوم ةحاس.(البيضاء-المغريب

Page 134: Mushaf Maroko) (Perbandingan antara Mushaf Standar Indonesia …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8200/1/SKRIPSI... · 2020. 6. 5. · 18. k µain µ (koma terbalik di atas)

120

Mustopa, “Mushaf Kuno Lombok: Telaah Aspek Penulisan dan Teks”Suhuf JurnalPengkajian Al-Qur’an dan Budaya vol.10 No. 1 Juni 2017, Lajnah PentashihanMushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat, Kementrian Agama RepubikIndonesia.

Mutiara, Miga. “Kajian Ilmu Rasm Usmani Mushaf Standar Indonesia dan MushafMadinah”. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah,2019.

Nashih, Ahmad. “Studi Mushaf Pojok Menara Kudus: Sejarah dan Karakteristik”Jurnal NUN: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara Vol. 3. No. 1. 2017.

Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa DepartemenPendidikan Nasional, 2008,

Puslitbang Lektur Agama, “Hasil Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Al-Qur‟an IX”,Jakarta: Departemen Agama, 1982-1983.

Sya’roni, Mazmur. 2007. “Prinsip-Prinsip Penulisan dalam al-Qur’an StandarIndonesia”. dalam Jurnal Lektur Keagamaan Vol. 5 No. 1, 2007.

Syaamil Quran Tikrar Hafalan. PT Stgma Examedia Arkanleema. 2014.

Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an Kata Pengantar: Prof.Dr. M.Quraish shihab, (Ciputat Tangerang Selatan: PT Pustaka Alvabet, 2013).

Thoharoh, Atifah. Mushaf al-Qur’an Standar Usmani Indonesia dan Mushaf Madinah(Kajian atas Ilmu Rasm”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Dakwah,InstitutAgama Islam Negeri Tulungagung, 2018.

Yunardi, E. Badri. 2005. “Sejarah Lahirnya Mushaf Standar Indonesia”, dalam JurnalLektur, Vol. 3, No. 2, 2005.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Maroko

https://kemenag.go.id/berita/read/509028/viral-video-mushaf-quran-dianggap-salah-

ini-penjelasan-lpmq-kemenag

https://lajnah.kemenag.go.id/artikel/386-dua-perbedaan-penulisan-rasm-dalam-al-quran-cetak

https://www.academia.edu/9316951/Review_Studi_Ilmu_Al-Quran oleh LolaNurhidayaty