ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI...

104
ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI BERGABUNG DALAM KEANGGOTAAN UNI AFRIKA TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh: Arum Suci Alfiani 1113113000050 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI...

Page 1: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI

BERGABUNG DALAM KEANGGOTAAN UNI AFRIKA

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

oleh:

Arum Suci Alfiani

1113113000050

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

1.

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

ANALISA KEPUTUSAN MAROKO LTNTUK KEMBALI BERGABI.ING

DALAM KEANGGOTAAN UNI AFRIKA TAHUN 2016

Merupakan karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri Or$ Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penurisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri rurN)

Syarif Hidayatul lah Jakarta.

Jika di kernudian hari terbukti jika karya saya ini bukan karyu asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya oraug lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di universitas Islam Negeri rur$ Syarif Hidayatuilah

Jakarta.

aJ.

.Jakarta, 7 Juli

%@Wt2017

Page 3: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pernbimbing Skripsi rnenyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Arum Suci Alfiani

NIM :1113113000050

Program Studi : Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

..ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI BERGABUNG

DALAM KEANGGOTAAN UNI AFRIKA TAHUN 2016"

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Mengetahui,

Jakarta, 7 Juli20l7

Menyetujui,

Pembirpping,

M. Adian Firnas. S.IP. M.SiNIP.

Irfan R. Hutagalune. LL.MNIP.

Page 4: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSIANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI BERGABUNG

DALAM KEANGGOTAAN LTNI AFRIKA TAHUN 2016

oleh:

Arum Suci Alfiani1113113000050

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik Universitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal14 Juli 2017. Slaipsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelarSarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Intemasional.

Sekretaris,

Penguji I,

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 14 Juli 2017.

TT

Page 5: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

iv

ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai keputusan Maroko untuk kembali

bergabung dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui alasan dan faktor yang mendorong Maroko memutuskan untuk

kembali dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif yakni dengan melakukan studi pustaka dan wawancara.

Penelitian ini dirumuskan melalui tahapan analisa ketika negara-negara di Afrika

termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

of African Unity (OAU) yang kemudian bereformasi menjadi Uni Afrika.

Meskipun menjadi salah satu negara yang ikut mendirikan OAU, namun Maroko

memutuskan untuk keluar dari keanggotaan OAU pada 1984 karena konflik

Sahara Barat. Kerjasama dan kebijakan Maroko di Afrika tidak berkurang sejak

keluarnya dari Uni Afrika. Sejumlah kerjasama dan bantuan diberikan Maroko

khususnya pada negara-negara Afrika Barat. Teori neoclassical realism

digunakan untuk mengetahui faktor yang mendorong keputusan Maroko untuk

kembali dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016. Teori ini berasumsi bahwa

perilaku negara dapat dilihat dari relative material power yang ditranslasikan oleh

intervening variabel atau pengambil kebijakan untuk mendapatkan systemic

incentive. Dalam kasus ini Maroko memiliki material power berupa peningkatan

ekonomi dan pengaruhnya di kawasan. Material power ini dtranslasikan oleh

pengambil kebijakan Maroko yakni Raja Mohammed VI yang memerintah sejak

1999 hingga saat ini. Systemic insentive yang didapatkan Maroko adalah untuk

mempertahankan klaimnya atas wilayah Sahara Barat yang akan membuka ruang

terhadap sumber daya dan meningkatkan jangkauan pengaruhnya di Afrika.

Kata kunci: Maroko, Uni Afrika, Organization of African Unity, Wilayah Sahara

Barat, Raja Mohammed VI, Neoclassical Realism.

Page 6: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „alamiin, kata yang tak akan pernah terlupa untuk selalu

di panjatkan kepada illahi rabbi yang telah memberikan nikmat yang tiada batas

sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisa

Keputusan Maroko Kembali Bergabung Dalam Keanggotaan Uni Afrika Pada

2016”. Shalawat beriring salam tak lupa pula selalu tercurahkan kepada junjungan

kita nabi besar Muhammmad SAW, yang telah membawa kita menuju zaman

terang benderang seperti sekarang ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program S1 program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan atas bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Irfan Hutagalung, LL.M selaku pembimbing skripsi yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas waktu,

dukungan dan kepercayaan bapak selama ini.

2. Bapak Teguh Santosa dan Bapak Febri Dirgantara Hasibuan selaku dosen

penguji I dan penguji II yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.

3. Kedua orangtua penulis yang selalu mendukung penulis dalam segala hal dan

selalu memberikan kepercayaan dalam setiap langkah yang diambil oleh

penulis.

Page 7: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

vi

4. Kakak penulis Tanty Suci Kurniasih, S.Pd, yang selalu mendukung penulis

secara moral maupun material, juga kedua keponakan penulis Farras Basith

Herawan dan Faundra Malik Herawan yang selalu mewarnai hari-hari

penulis, dan seluruh keluarga besar penulis.

5. Seluruh jajaran dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, terimakasih atas segala ilmu dan kesempatan yang telah diberikan

selama penulis menimba ilmu.

6. Teman-teman “Tut Wuri Handayani”, Rorien Novriana, Sarah Septarini,

Nurul Hidayati dan Innesyifa Haqien yang selalu mendukung dan mendorong

penulis menjadi orang yang lebih baik lagi.

7. Teman-teman “regionalisme”, Hanna, Tata, madinna, opin, innes, sarah,

nurul, andre, ojan, japir dan upang yang selalu memberi motivasi kepada

penulis dan menambah cerita masa kuliah yang menyenangkan.

8. Teman-teman seperjuangan HI angkatan 2013.

9. Sahabat penulis sejak SMP, Pipi Perawati, S.Sos, Rosita Sari, S.Pd, Desi

Ariyanti, S.P, Desi PW, S.Far, Ririn Khoirinnisa, S.Pd, Eneng Ermawati, Eka

Kurniawati, Ulan dan Yuli yang telah menemani penulis sejak 2006 hingga

saat ini, terimakasih banyak.

10. Seluruh teman-teman International Studies Club (ISC) yang menjadi

organisasi penulis semasa kuliah, terimakasih karena telah memberikan

banyak pengalaman dan telah menjadi keluarga kedua bagi penulis.

Page 8: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

vii

11. Seluruh jajaran dan anggota Divhubinter Polri dan teman-teman di

Ruangguru.com yang telah memberikan pengalaman dan kesempatan kepada

penulis selama masa internship.

12. Prof. Yahia Zoubir, Mr. Terrence McNamee dan Mr. Charles Ogheneruonah

yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun penelitian ini

yang tidak bisa disebutkan satupersatu, terimakasih banyak.

Semoga skripsi ini bisa bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi

pembacanya. Meskipun begitu, penulis menyadari masih banyak sekali

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu, saran dan masukan untuk

menyempurnakan skripsi ini dapat disampaikan melalui

[email protected] terimakasih.

Jakarta, 7 Juli 2017

Arum Suci Alfiani

Page 9: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Pernyataan Masalah ................................................................ 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

1.4 Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

1.5 Kerangka Teori ......................................................................... 10

1.6 Metode Penelitian ..................................................................... 12

1.7 Sistematika Penulisan .............................................................. 14

BAB II MAROKO DALAM KEANGGOTAAN ORGANIZATION OF

AFRICAN UNITY (OAU)

2.1 Latar Belakang Pembentukan OAU ...................................... 17

2.2 Proses Transformasi OAU menjadi Uni Afrika .................... 23

2.3 Uni Afrika ............................................................................. 26

2.4 Dinamika Keluarnya Maroko dari OAU tahun 1984 ............ 28

BAB III KEBIJAKAN MAROKO DI KAWASAN AFRIKA

3.1. Kerjasama Bilateral Dan Multilateral Maroko Di Kawasan

Afrika Pasca Keluar Dari Keanggotaan Uni Afrika .............. 33

Page 10: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

ix

3.2. Kebijakan Luar Negeri Maroko Di Kawasan Afrika Pada Masa

Kepemimpinan Raja Mohammed VI (1999-Sekarang) ........ 37

3.3. Kebijakan Maroko dalam konflik Sahara Barat .................... 41

BAB IV ANALISIS KEPUTUSAN MAROKO KEMBALI DALAM

KEANGGOTAAN UNI AFRIKA PADA 2016

4.1 Isu terorisme dan imigrasi sebagai alasan Maroko kembali

ke Uni Afrika .......................................................................... 47

4.1.1. Terorisme di Maroko .................................................... 47

4.1.2. Imigrasi di Maroko ....................................................... 51

4.2 Relative Material Power Maroko ........................................... 55

4.3 Systemic incentive (faktor eksternal) ...................................... 58

4.4 Intervening Variabel (faktor internal) .................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................... 74

5.2 Saran ...................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 Wilayah Utama Migrasi Internasional di Maroko ..................... 52

Gambar IV.2 Grafik GDP Maroko Perkapita ................................................ 57

Gambar IV.3 Geografis Maroko dan Afrika ................................................... 61

Gambar IV.4 Geografis Sahara Barat Dan Mauritania ................................... 63

Page 12: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xi

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Stok migran internasional berdasarkan usia dan jenis kelamin di

Maroko tahun 2013 ........................................................................................ 53

Page 13: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xii

DAFTAR SINGKATAN

AFISMA African-led International Support Mission to Mali

AMU African Maghreb Union

AS Amerika Serikat

AU African Union

CEMOC Joint Military Staff Committee On Sahel Region

CEN-SAD Communauté des Etats Sahélo-Sahariens

FDI Foreign Direct Investment

GCC Gulf Cooperation Council

GDP Gross Domestic Product

HAM Hak Asasi Manusia

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

OAU Organization of African Unity

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PDB Produk Domestik Bruto

PJD Parti De La Justice Et Du Développement

Polisario Frente Popular para la Liberación de Saguia el-Hamra y Rio

SADR Sahrawi Arab Democratic Republic

UE Uni Eropa

USD US Dollar

WTO World Trade Organization

Page 14: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil wawancara dengan Dr. Yahia H. Zoubir

Lampiran 2 Hasil wawancara dengan Bapak Terrence McNamee

Lampiran 3 Hasil wawancara dengan Bapak Charles Ogheneruonah

Page 15: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pernyataan Masalah

Pada 2002 Uni Afrika muncul sebagai salah satu organisasi regional

menggantikan Organization of African Unity (OAU). Uni Afrika tumbuh dan lahir

dari rasa Pan-Afrikanisme dan wilayah jajahan yang sama1. Rasa bekas negara

jajahan menjadikan negara-negara di Afrika perlu untuk membangun sebuah

organisasi regional untuk lebih mempererat rasa pan-Afrikanisme. Sebelum

menjadi Uni Afrika, organisasi ini lebih dikenal dengan Organization of African

Unity (OAU) yang kemudian pecah karena kurang efektifnya struktur politik dan

tidak jelasnya tujuan ekonomi yang dibangun. Munculnya Uni Afrika telah

direncanakan sejak tahun 1977, ketika para pemimpin Afrika mengakui bahwa

aspek Piagam OAU telah usang dan perlu direformasi. Sejak 9 September 1999

dalam extraordinary session keempat organisasi tersebut di Sirte, Libya di mana

Kepala negara Afrika sepakat untuk membuat Uni Afrika2.

Afrika percaya dengan konsep Uni Afrika dalam bentuk integrasi ekonomi

dan politik pan-Afrika3. Tujuan awal didirikannya Uni Afrika adalah

memfasilitasi seluruh negara anggota dalam mempersiapkan economic plan yang

komprehensif di tingkat regional, memaksimalkan eksploitasi sumber daya yang

ada di Afrika hanya untuk warga Afrika. Selain itu tujuan di bidang militer juga

1 Alan Siaroff, “Following In Europe’s Footsteps? The African Union And Integration In Africa”,

Paper, European Union Studies Association, Montreal, Quebec, Canada, 2007. 2 Olufemi Babarinde , “The EU As A Model For The African Union: The Limits Of Imitation”, Jean

Monnet/Robert Schuman Paper Series, Vol. 7, No.2, 2007. 3 Olufemi Babarinde, “The EU As A Model For The African Union”.

Page 16: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

2

bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas militer dan meningkatkan strategi

pertahanan untuk melindungi Afrika dari agresi imperialis4.

Setelah kemerdekaannya dari Prancis pada tahun 19565, Maroko menjadi

salah satu negara yang mendirikan organisasi Uni Afrika yang saat itu bernama

Organization of African Unity (OAU). Maroko memiliki luas wilayah sebesar

446,300 kilometer persegi. Terletak di sebelah Barat Laut benua Afrika sejajar

laut Mediteranian. Maroko memiliki populasi penduduk mencapai 29,9 juta jiwa

bahkan diprediksi akan mencapai 45 juta jiwa pada 20506. Sekitar 90 persen

penduduk Maroko beragaman islam. Maroko merupakan negara yang sedang

mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, pada 2004 pertumbuhan

ekonomi Maroko mencapai 3,7 persen dan terus mengalami kemajuan7. Pada

periode tahun 2000-2010 ekspor Maroko ke wilayah Sub-Sahara Afrika

mengalami peningkatan dari 248 juta dollar menjadi 849 juta dollar Amerika8.

Selain kemajuan dibidang ekonomi, Maroko juga termasuk negara yang memiliki

militer yang cukup kuat dibanding negara-negara di Afrika lainnya.

Meskipun Maroko menjadi salah satu negara yang mendirikan Organization

Of African Unity (OAU) sebagai salah satu bentuk representasi dari rasa pan

4 Edwin H.Moshi, “Organization Of African Unity/African Union And the Challenges Of Realizing

Its Objectives”, Workshop To Commemorate 50 Years Of OAU/AU Held On 24th May 2013 At J.K. Nyerere Hall, Muccobs. Hal. 45. 5 Bertelsmann Stiftung, BTI 2016, “Morocco Country Report”, Gütersloh: Bertelsmann Stiftung,

2016. tersedia di: http://www.bti-project.org 6 Ghizlan Loumrhari, “Ageing, Longevity And Savings: The Case Of Morocco”, International Journal

Of Economics And Financial Issues, Vol. 4, No. 2, 2014, Pp.344-352, ISSN: 2146-4138. Www.Econjournals.Com 7 Ghizlan Loumrhari, “Ageing, Longevity And Savings”.

8 Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center

For Strategic And International Studies, 2013.

Page 17: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

3

Afrikanisme yang dibangun oleh negara-negara Afrika9. Pada 1984 Maroko

memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Uni Afrika yang pada saat itu masih

bernama Organization of African Unity (OAU). Hal ini dikarenakan Uni Afrika

mengakui Sahrawi Arab Democratic Republic (SADR) sebagai sebuah negara

yang merdeka dan SADR menjadi negara anggota Uni Afrika10

. Hal ini tentu

menimbulkan respon negatif dari Maroko mengingat kawasan Sahara Barat

merupakan wilayah sengketa antara Maroko dan kelompok Polisario yang

didukung oleh Aljazair di kawasan tersebut. Maroko menganggap bahwa kawasan

Sahara Barat merupakan salah satu provinsi di sebelah selatan Maroko dan masih

bagian dari teritorial Maroko11

.

Konflik yang terjadi di kawasan Sahara Barat menjadi penyebab keluarnya

Maroko dari keanggotaan Uni Afrika. Konflik panjang ini berawal dari keluarnya

Perancis sebagai negara penjajah dari Sahara Barat. Maroko merasa bahwa

wilayah bekas jajahan Perancis ini adalah bagian dari negaranya. Namun,

kelompok Polisario yang dipimpin oleh Sahrawi juga ingin mendirikan negara

yang merdeka di wilayah tersebut12

. Konflik yang terjadi antara Maroko dan

kelompok Polisario yang didukung Aljazair ini masih berlanjut hingga saat ini

meskipun upaya damai telah dilakukan oleh berbagai pihak termasuk PBB.

Perjanjian gencatan senjata pada 1991 tidak membuat konflik di wilayah ini

9 Olufemi Babarinde, “The EU As A Model For The African Union: The Limits Of Imitation”, Jean

Monnet/Robert Schuman Paper Series, Vol. 7, No.2. 2007. 10

Terence Mcnamee, Dkk, “Morocco And The African Union: Prospects For Re-Engagement And Progress On The Western Sahara”, Discussion Paper, The Brenthurst Foundation, 2013, South Africa, Www.Thebrenthurstfoundation.Org 11

Anna Louise Strachan, “Conflict Analysis Of Morocco”, Research Paper, GSDRC, International Development Department, College Of Social Sciences University Of Birmingham, 2014, Www.Gsdrc.Org 12

Anna Louise Strachan, “Conflict Analysis Of Morocco”.

Page 18: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

4

mereda, pada 2010 kerusuhan terjadi di Laayoune ibukota Sahara Barat dimana

kelompok Sahrawi membakar barang-barang yang berasal dari Maroko13

. Maroko

masih menganggap bahwa wilayah Sahara Barat termasuk dalam provinsi paling

Selatan wilayah Maroko.

Keluarnya Maroko dari keanggotaan Uni Afrika ini tentu berpengaruh

terhadap hubungan yang terjalin antara Maroko dan negara-negara di kawasan

Afrika14

. Meskipun begitu, hubungan bilateral Maroko dengan negara-negara di

wilayah Sub-sahara terlihat masih dijalankan. Sejak 2005 Raja Mohammad VI

melakukan banyak kunjungan ke negara-negara di Sub-Sahara sebagai bagian dari

upaya strategis Maroko untuk mempertahankan eksistensinya di kawasan

Afrika15

. Selain itu pada 2010 Maroko juga telah menandatangani 96 kesepakatan

dengan negara-negara di Afrika dalam hal pengadaan infrastruktur16

. Dalam

bidang keamanan, Maroko memiliki pengaruh yang cukup besar di wilayah

Afrika, terbukti dari peran penting Maroko dalam kordinasi anti terorisme joint

military staff committee on Sahel Region (CEMOC)17

.

Konflik wilayah yang terjadi di Sahara Barat belum usai hingga saat ini.

Meskipun begitu, perubahan kebijakan Maroko di Uni Afrika telah berubah. Hal

ini ditunjukkan oleh pernyataan Raja Mohammad VI, Raja Maroko, dalam

13

Anna Louise Strachan, “Conflict Analysis Of Morocco”. 14

Terence Mcnamee, Dkk, “Morocco And The African Union: Prospects For Re-Engagement And Progress On The Western Sahara”, Discussion Paper, The Brenthurst Foundation, 2013, South Africa, Www.Thebrenthurstfoundation.Org 15

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013. 16

Terence Mcnamee, Dkk, “Morocco And The African Union: Prospects For Re-Engagement And Progress On The Western Sahara”, Discussion Paper, The Brenthurst Foundation, 2013, South Africa, Www.Thebrenthurstfoundation.Org 17

J. Peter Pham, “Morocco’s Vital Role In Northwest Africa’s Security And Development”, ISSUEBRIEF, Africa Center, Atlantic Council, 2013.

Page 19: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

5

African Union Summit 2016 di Kigali, Rwanda. Keputusan Maroko ini

disampaikan oleh Raja Mohammad VI setelah 32 tahun Maroko keluar dari

keanggotaan Uni Afrika. Ia menyatakan bahwa walaupun Maroko bukan

merupakan anggota Uni Afrika selama 32 tahun, namun selama itu juga Maroko

masih menjadi bagian dari Afrika18

. Raja juga berpendapat bahwa wilayah Sahara

Barat masih merupakan wilayah Maroko dan mendorong negara anggota Uni

Afrika untuk segera turut menyelesaikan isu tersebut. Raja juga menyebutkan

bahwa SADR tidak termasuk dalam keanggotaan PBB maupun Liga Arab yang

menurutnya juga tidak termasuk dalam anggota Uni Afrika19

.

Kebijakan Maroko tidak berubah terhadap konflik di wilayah Sahara Barat

sejak keluarnya dari keanggotaan Uni Afrika. Pertumbuhan ekonomi dan

kapabilitas militer yang meningkat menjadikan Maroko negara yang cukup

berpengaruh di kawasan Afrika. Meskipun begitu, pada 2016 Raja Mohammad VI

mengumumkan bahwa Maroko memutuskan untuk kembali ke dalam keanggotaan

Uni Afrika meskipun Maroko belum dapat menerima SADR sebagai suatu negara

merdeka. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti mengingat adanya perubahan

kebijakan Maroko di Uni Afrika meskipun Maroko belum menerima SADR

sebagai sebuah entitas negara.

18

Al-Jazeera, “Morocco Asks To Rejoin The African Union After 32 Years”, Africa News Service, July 19, 2016. tersedia di: http://www.aljazeera.com/news/2016/07/morocco-asks-rejoin-african-union-32-years-160718060858072.html diakses pada: 14-09-2016 19

Fawad Maqsood, “Morocco Wants To Rejoin African Union: King”, AFP (Agence France-Presse), 18 Juli 2016.

Page 20: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

6

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah tersebut penulis akan mengajukan

pertanyaan penelitian, mengapa Maroko memutuskan untuk kembali bergabung

dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini diantaranya:

1. Mengetahui alasan dibalik keputusan Maroko untuk kembali dalam

keanggotaan Uni Afrika pada 2016.

2. Mengetahui konstelasi poitik dan keamanan di kawasan Afrika pasca

keputusan Maroko tersebut.

3. Menerapkan analisa teori neo-classical realism.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:

1. Memperbanyak literatur mengenai penerapan teori neo-calssical realism.

2. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dengan minat sejenis.

1.4. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai Maroko pasca keluar dari keanggotaan Uni Afrika telah

banyak dilakukan oleh beberapa sarjana. Terdapat beberapa tinjauan pustaka yang

dapat dijadikan acuan dalam penulisan skripi ini.

Pertama, buku yang ditulis oleh Kwame Nkrumah berjudul “Afrika Must

Unite” yang diterbitkan pada 1963. Kwame Nkrumah dalam tulisannya

menjelaskan dengan rinci bagaimana proses pembentukan organisasi regional di

Page 21: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

7

kawasan Afrika. Posisi benua Afrika dalam lingkungan Internasional sejak masih

adanya kolonialisme di Afrika. Kwame Nkrumah dengan jelas menceritakan

menurut pandangannya mengapa negara-negara dibenua Afrika perlu untuk

bersatu dan membentuk sebuah organisasi demi menyingkirkan segala bentuk

kolonialisme di tanah Afrika dengan membantu negara-negara yang masih

dibawah kolonialisme.

Dalam bukunya tersebut Kwame Nkrumah juga menjelaskan bagaimana

proses pembentukan organisasi regional di Afrika yang kemudian bernama

Organization of Arican Unity (OAU). Pada awal tahun 1960an terdapat dua blok

yang berbeda pandangan mengenai proses penyatuan Afrika, yakni kelompok

Casablanca dan kelompok Monrovia. Kwame Nkrumah sebagai presiden Ghana

pada saat itu termasuk dalam kelompok Casablanca yang menekankan penyatuan

Afrika secara lebih keras. Ia juga kemudian menceritakan dengan sangat rinci

proses penggabungan ide antara kelompok Casablanca dan kelompok Monrovia.

Buku yang ditulis oleh Kwame Nkrumah ini tentu dapat menjadi rujukan

utama dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan buku ini dapat memberikan

data dan sejarah pentingnya OAU di wilayah Afrika dan bagaimana peran Maroko

dalam proses pembentukan OAU tersebut. Persamaan penelitian ini dengan buku

yang ditulis Kwame Nkrumah terletak pada persn Maroko sebagai salah satu

negara pendiri OAU. Meskipun begitu, tentu penelitian ini berbeda dengan buku

ini karena penelitian ini akan berfokus pada keputusan Maroko kembali dalam

keanggotaan Uni Afrika pada 2016 yang tidak ada dalam buku tersebut.

Page 22: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

8

Kedua, discussion paper yang ditulis oleh Terence McNamee, Greg Mills

dan J Peter Pham yang berjudul “Morocco and the African Union : Prospects for

Re-engagement and Progress on the Western Sahara”. Penelitian ini

menunjukkan hubungan yang cukup erat antara Maroko dan Uni Afrika pasca

Arab spring 2012. Terence McNamee dkk cukup komprehensif dalam

menjelaskan keterkaitan Maroko dan Uni Afrika dalam berbagai bidang seperti

ekonomi, politik dan militer.

Discussion paper ini juga cukup detail dalam menggunakan data-data yang

komprehensif yang dapat dijadikan rujukan dalam penulisan skripsi ini. Sejarah

keluarnya Maroko dari Uni Afrika juga dijelaskan secara rinci. Dalam hal militer

dan keamanan, Maroko merupakan negara yang disebut-sebut mampu dan

berhasil menghalau ancaman terorisme. Beberapa negara di Afrika menjadikan

Maroko sebagai acuan dalam kasus melawan terorisme. Sedangkan dalam hal

ekonomi, Maroko juga disebutkan mengalami kenaikan ekonomi yang cukup

signifikan karena meningkatkan ekspor ke negara-negara Afrika di bandingkan ke

Amerika atau Eropa.

Beberapa kerjasama juga telah dilakukan Maroko dalam hal keamanan

maupun ekonomi. Terence McNamee dkk menyebutkan beberapa kerjasama yang

dilakukan Maroko baik kerjasama bilateral maupun multilateral. Dalam tulisannya

ini Terence McNamee dkk menganjurkan Maroko sebagai negara yang memiliki

pengaruh besar di kawasan Afrika untuk terus menjaga hubungannya dengan

negara-negara di Afrika untuk menjaga status quo dalam konflik Sahara Barat.

Hal ini tentu berbeda dengan skripi yang akan ditulis kali ini yang lebih

Page 23: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

9

menekankan pada alasan Maroko mengajukan kembali keanggotannya dalam Uni

Afrika.

Ketiga, policy brief yang di tulis oleh Ghita Tadlaoui dan diterbitkan oleh

FRIDE: a European think tank for global action berjudul Morocco’s religious

diplomacy in Africa. Tulisan Ghita Tadlaoui ini berfokus pada diplomasi agama

yang dilakukan Maroko terhadap negara-negara di kawasan sub-sahara Afrika

seperti Mali, Senegal, Nigeria, dan Pantai Gading. Ghita Tadlaoui

menggambarkan bagaimana diplomasi yang dilakukan Maroko di negara tersebut,

seperti memberikan pengajaran dan pelatihan terhadap para imam dari Mali,

membangun masjid dan memberikan Al-quran.

Ghita Tadlaoui juga menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi

Maroko dalam melakukan diplomasi agama di negara-negara sub-sahara Afrika.

Hambatan tersebut berupa posisi politik Maroko di kawasan dan adanya ancaman

terorisme. Policy brief yang di tulis oleh Ghita Tadlaoui memang tidak secara

spesifik menggunakan teori ataupun konsep dalam penulisannya. Ghita Tadlaoui

hanya menjabarkan bagaimana diplomasi agama yang dilakukan Maroko dan

peluang yang dapat di ambil oleh Maroko di kawasan Afrika dari diplomasi

agama yang dilakukan. Peluang tersebut dijelaskan oleh Ghita Tadlaoui dalam

sektor politik, ekonomi dan militer.

Kesamaan penelitian yang ditulis oleh Ghita Tadlaoui dengan skripsi ini

adalah kebijakan yang dilakukan Maroko di kawasan Afrika. Meskipun begitu,

penelitian Ghita Tadlaoui hanya terfokus pada kebijakan diplomasi agama yang di

lakukan Maroko di kawasan Afrika dan peluang yang diperoleh. Sedangkan,

Page 24: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

10

skripsi ini berfokus pada faktor yang melatar belakangi keputusan Maroko untuk

kembali dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016.

1.5. Kerangka Teori

Penelitian ini berfokus pada alasan Maroko memutuskan untuk kembali

bergabung dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016, untuk itu pendekatan yang

digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah neo-classical realism. Salah

satu tokoh Neo-classical realism adalah Gideon Rose. Neo-classical realism

menggabungkan faktor eksternal dan internal dalam pembuatan kebijakan luar

negeri. Teori ini percaya bahwa kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh power

yang dimiliki negara di dunia internasional dengan melihat kapabilitas material

power yang dimiliki. Selain itu, teori ini juga percaya bahwa pengaruh dari

kapabilitas power yang dimiliki tersebut bersifat tidak langsung dan sangat

kompleks karena adanya sistemic pressure yang juga ditranslasikan di level unit

itu sendiri, sehingga relative material power menjadi dasar ukuran dalam

pengambilan kebijakan luar negeri20

.

Arah, ambisi dan cakupan kebijakan luar negeri suatu negara ditentukan

oleh perannya dalam sistem internasional dan power yang dimiliki. Istilah power

tersebut merupakan kapabilitas atau resources yang akan membuat negara mampu

mempengaruhi satu sama lain. Persepsi pengambil kebijakan terhadap relative

material power sangat berpengaruh. Ketika relative material power mengalami

20

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.146.

Page 25: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

11

peningkatan, maka negara akan lebih meningkatkan pengaruhnya dan

menyesuaikannya21

.

Kebijakan luar negeri di buat oleh pemimpin dan elit politik yang dapat

menentukan dan melihat kapabilitas power yang dimiliki negara. Kapabilitas

power yang dimaksud tidak hanya kuantitas dari militer tapi juga kekuatan dan

struktur negara tersebut dalam sistem sosial di level internasional maupun

regional. Sistemic pressure dan incentive pada akhirnya yang membentuk broad

contour dan petunjuk umum kebijakan luar negeri tanpa menjadi kuat secara

militer dapat menentuka secara detail perilaku negara22

.

Neo-classical realist percaya bahwa memahami hubungan antara power dan

kebijkan membutuhkan perhatian khusus dalam konteks kebijakan luar negeri

yang di formulasikan dan di implementasikan. Neo-classical realis menganggap

bahwa dalam menentukan kebijakan luar negeri, sebuah negara tidak hanya

mencari keamanan dalam struktur anarki tetapi sebagai respon dari ketidak

tentuan sistem anarki dengan mencari kontrol dan memperkuat pengaruhnya di

lingkungan eksternal. Pengaruh yang dimiliki suatu negara dalam lingkungan

internasional sangat penting untuk mendapatkan interest negara tersebut23

.

Neo-classical realism tidak hanya melihat sistemic pressure dari eksternal

faktor namun juga melihat pada unit level domestik. Persepsi dari para pengambil

kebijakan dan struktur domestik menentukan kebijakan luar negeri. Dalam Neo-

classical realism, pemimpin negara dapat dipengaruhi oleh politik internasional

dan politik domestik dalam mengambil kebijakan. Neo-classical realist 21

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.151. 22

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.147. 23

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal. 152.

Page 26: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

12

memadukan antara teori struktural realis dan konstruktivis. Teori ini berpendapat

bahwa sistem dunia yang anarki memang ada, namun hal tersebut merupakan

konstruksi sosial yang dibangun24

.

Teori neo-classical realis ini diharapkan mampu menjawab penelitian

mengapa kemudian Maroko memutuskan untuk kembali dalam keanggotaan Uni

Afrika pada 2016. Adanya incentive yang mungkin didapatkan Maroko ketika

memutuskan untuk kembali bergabung dengan Uni Afrika. Incentive tersebut

yang kemudian dilihat dan diterjemahkan oleh aktor politik di ranah domestik.

Selain itu, pengaruh dan relative material power apa yang kemudian mendorong

intervening variabel atau pengambil kebijakan Maroko dalam mengeluarkan

kebijakan.

1.6. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dalam

penulisan skripsi. Metode ini dipilih karena penelitian bersifat eksplanatif25

.

Selain itu metode kualitatif dapat digunakan oleh seluruh penelitian dari berbagai

disiplin26

. Penelitian eksplanasi ini merupakan suatu penelitian yang dimaksudkan

untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil penelitiannya dapat

menjelaskan suatu peristiwa atau fenomena sosial yang terjadi27. Untuk

mendapatkan data primer, peneliti melakukan sejumlah wawancara dengan

narasumber yang terkait. Beberapa literatur seperti buku, jurnal maupun laporan-

24

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal. 157. 25

Sanapiah Faisal, “format-format penelitian sosial”, (Jakarta: Rajawali Press, 2010). Hal. 18 26

R. K Yin. “Qualitative Research From Start to Finish”. (New York: Guildford Press, 2011) . Hal. 07 27

Sanapiah Faisal, “format-format penelitian sosial”, (Jakarta: Rajawali Press, 2010). Hal. 18

Page 27: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

13

laporan yang dapat diterima juga menjadi sumber sekunder yang dapat dijadikan

referensi.

Penulis akan melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang lebih

akurat. Wawancara dilakukan kepada tiga orang narasumber yang memiliki minat

dalam penelitian ini yaitu Dr. Yahia H. Zoubir seorang Professor of International

Studies & International Management sekaligus menjabat sebagai Director of

Research in Geopolitics KEDGE Business School, Bapak Terrence McNamee

seorang PhD in IR from the LSE sekaligus menjabat sebagai Deputy Director of

the Johannesburg-based Brenthurst Foundation, narasumber ketiga adalah Bapak

Charles Ogheneruonah seorang Researcher di University of Benin. Karena

keberadaan narasumber di negara lain dengan jarak yang jauh, maka wawancara

dilakukan melalui e-mail. Selanjutnya data dan fakta yang telah ditemukan

kemudian diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Hasil wawancara tersebut diharapkan mampu untuk menjawab pertanyaan

penelitian yang diajukan. Setelah melakukan wawancara dengan beberapa

narasumber terebut, kemudian hasil wawancara di tulis dan dijadikan transkrip

untuk kemudian dipilih jawaban yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.

Jawaban-jawaban yang telah diperoleh dari hasil wawancara juga kemudian

dipilih yang sesuai dengan teori yang telah dipilih oleh peneliti untuk

memudahkan peneliti dalam menemukan jawaban yang sesuai. Dalam mengolah

data dari hasil wawancara perlu dipisahkan jawaban yang sesuai dengan

pertanyaan penelitian dan teori yang digunakan dengan mendefinisikan terlebih

dahulu konsep, variabel atau istilah yang terkandung dalam pertanyaan

Page 28: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

14

penelitian28

. Setelah pendefinisian dan melakukan batasan terhadap data yang

diperoleh, maka akan memudahkan peneliti dalam menggambarkan dan

menjelaskan data yang ada.

Data–data yang telah didapatkan dari hasil wawancara tersebut kemudian

dipetakan berdasarkan narasumber yang memberikan data. Data tersebut juga

tentu diperkuat dengan literatur yang dijadikan rujukan. Hipotesis awal peneliti

juga dapat dijadikan sebagai pembanding data dan keakuratan jawaban yang telah

didapat. Kesesuaian pengolahan data dengan teori yang digunakan menjadi hal

yang penting dalam menjelaskan alasan Maroko kembali bergabung dengan

keanggotaan Uni Afrika.

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan awal dari penulisan skripsi yang memuat pernyataan

masalah yang diangkat dan pertanyaan penelitian. Selain itu, bab ini juga memuat

beberapa tinjauan pustaka yang digunakan penulis dalam membantu proses

penelitian. Teori dan konsep yang akan digunakan dalam melakukan analisis juga

di jabarkan dalam bab I ini. Penjelasan mengenai metode penelitian dan

sistematika penulisan dijelaskan dalam bab ini.

BAB II MAROKO DALAM KEANGGOTAAN ORGANIZATION OF

AFRICAN UNITY (OAU)

28

Sanapiah Faisal, “format-format penelitian sosial”, Jakarta: Rajawali Press, 2010, Hal. 113.

Page 29: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

15

Bab ini menjelaskan posisi Maroko dalam Organization of African Unity

(OAU) yang kini menjadi African Union (AU). Pada bab ini juga menjelaskan

mengenai latar belakang terbentuknya African Union dan posisi Maroko dalam

proses pembentukan tersebut. Dinamika keanggotaan Maroko di Uni Afrika juga

akan dibahas dalam bab ini. Konstelasi politik dan keamanan yang menyebabkan

Maroko keluar dari keanggotaan Uni Afrika juga akan dijelaskan dalam bab ini.

BAB III KEBIJAKAN MAROKO DI KAWASAN AFRIKA

Bab ini menjelaskan kebijakan Maroko di kawasan Afrika pasca keluar

dari keanggotaan Uni Afrika. Bab ini juga membahas secara lebih rinci kebijakan

yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mohammad VI termasuk

keputusan untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika. Selain itu, kerjasama

bilateral dan multilateral yang dilakukan Maroko di kawasan Afrika juga menjadi

bahasan dalam bab ini. Kebijakan Maroko dalam konflik Sahara Barat juga

dibahas dalam bab ini.

BAB IV ANALISIS KEPUTUSAN MAROKO KEMBALI DALAM

KEANGGOTAAN UNI AFRIKA PADA 2016

Bab ini akan menjawab pertanyaan penelitian mengenai mengapa Maroko

memutuskan untuk kembali bergabung dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016.

Faktor eksternal dan internal yang ada dalam teori neo-classical realism menjadi

fokus bahasan pada bab ini. Selain itu, systemic pressure dan intervening variable

seperti aktor pengambil kebijakan luar negeri juga akan dipaparkan pada bab ini.

Page 30: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

16

Bab ini juga akan menjelaskan incentive yang mungkin akan didapatkan oleh

Maroko dengan kembali bergabung dalam kenaggotaan Uni Afrika.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini merupakan hasil dari keseluruhan penelitian dan memuat jawaban

atas pertanyaan penelitian. Hasil akhir dan metode penelitian yang sesuai dengan

teori dan konsep yang digunakan terangkum secara lengkap dalam bab ini.

Page 31: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

17

BAB II

MAROKO DALAM KEANGGOTAAN ORGANIZATION OF AFRICAN

UNITY (OAU)

Pada bab ini akan dijelaskan posisi Maroko dalam Organization of African

Unity (OAU) yang kini menjadi African Union (AU). Latar belakang proses

terbentuknya Organization of African Unity (OAU) dan transformasi perubahan

struktur menjadi Uni Afrika. Dinamika keanggotaan Maroko di Uni Afrika yang

menyebabkan konstelasi politik dan keamanan, membuat Maroko memutuskan

untuk keluar dari keanggotaan Uni Afrika juga akan dijelaskan dalam bab ini.

Penting untuk mengetahui alasan dibalik keputusan Maroko keluar dari

keanggotaan Uni Afrika pada 1984.

2.1. Latar Belakang Pembentukan OAU

Pembentukan Organization of African Unity (OAU) adalah hasil dari

beberapa konferensi Afrika yang bersifat multinasional yang diselenggarakan

pada tahun 1950an dan 1960an dengan tujuan mendukung masyarakat Afrika

yang masih berada di bawah penjajahan agar terbebas dari kekerasan29

.

Konferensi diadakan di ibukota negara Afrika yang telah merdeka seperti di

Accra, Ghana (1958) dan Addis Ababa, Ethiopia (1960)30

. Konferensi tersebut

merupakan perwujudan dari rasa Pan-Afrikanisme yang mulai mencapai

koherensi. Terdapat dua tujuan utama yang semakin mendapat perhatian dari

negara-negara Afrika independen. Pertama, kebutuhan untuk mengkonsolidasikan 29

Makaria Green, “The African Union”, Review Digest: Rights-Based Approaches To Development. 30

Okoth, P. Godfrey, “OAU: Forces Of Destabilization”, Ufahamu: A Journal Of African Studies, 13(1), 1983, UCLA. Tersedia Dalam:http://escholarship.org/uc/item/8mn839wp

Page 32: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

18

kerjasama antar negara-negara Afrika untuk mencapai kesatuan. Kedua,

kebutuhan untuk menemukan cara dan sarana membebaskan negara-negara Afrika

yang masih berada di bawah kolonialisme31

.

Pertemuan pertama kali diadakan di Accra, Ghana pada 1958 yang di

prakarsai oleh Presiden Ghana, Kwame Nkrumah. Pertemuan tersebut dihadiri

oleh delapan negara yang telah merdeka kala itu yakni Maroko, Mesir, Ghana,

Sudan, Libya, Tunisia, Liberia dan Ethiopia. Tujuan dari pertemuan tersebut

adalah untuk bertukar pandangan mengenai hal-hal yang umum, mengeksplorasi

cara untuk mengkonsolidasikan dan menjaga kemerdekaan negara, memperkuat

ekonomi dan hubungan budaya antar negara, membantu sesama warga Afrika

yang masih tunduk pada penjajahan dan untuk tetap menjaga perdamaian di

dunia32

. Pertemuan inilah yang menjadi titik awal munculnya semangat pan-

Afrikanisme untuk melawan penjajahan di Afrika.

Sementara itu, pada 1961 muncul perbedaan tajam antara Kelompok

Casablanca dan kelompok Monrovia. Terdapat dua blok yang berbeda pandangan

mengenai proses penyatuan Afrika, yakni Blok Monrovia dan Blok Casablanka.

Kelompok Monrovia memilih untuk menyatukan Afrika secara bertahap dengan

pendekatan yang lebih fungsional, dan tetap menjunjung kedaulatan negara-

negara anggota. Sedangkan kelompok Casablanka yang beranggotakan Maroko,

Ghana, Guinea, Mali, Libya, Mesir dan Aljazair menganjurkan pendekatan yang

radikal untuk menyatukan Afrika33

.

31

Okoth, P. Godfrey, “OAU: Forces Of Destabilization”. Hal. 148. 32

Kwame Nkrumah, “Africa Must Unite”, (New York: Frederick A. Praeger, Inc., 1963). Hal. 143. 33

Okoth, P. Godfrey, “OAU: Forces Of Destabilization”, Ufahamu: A Journal Of African Studies, 13(1), 1983, UCLA. Hal. 148. Tersedia Dalam:http://escholarship.org/uc/item/8mn839wp

Page 33: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

19

Pembentukan blok Kasablanka diprakarsai oleh Raja Mohammad V dari

Maroko pada 1961. Pertemuan ini berlangsung di kota Casablanca, Maroko, dan

dihadiri oleh Presiden Ghana, Guinea, Mali, United Arab Republik dan Menteri

Luar Negeri Libya34

. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengkordinasikan

kebijakan atas krisis yang terjadi di Kongo dan membicarakan pembentukan

komando militer. Dalam pidatonya, Raja Maroko menyebutkan beberapa hal yang

harus dibicarakan selama pertemuan, diantaranya pembentukan sebuah Majelis

Konsultatif Afrika dan komite untuk mengkoordinasikan kebijakan ekonomi,

budaya dan militer Afrika. Pembentukan Majelis Konsultatif Afrika tersebut

berdasarkan prinsip likuidasi kolonialisme, penghapusan segregasi rasial,

pembatasan percobaan nuklir dan intervensi asing dalam urusan Afrika,

penegasan kembali netralitas Afrika, konsolidasi dan pertahanan bagi negara-

negara Afrika yang baru merdeka, membangun persatuan Afrika dan tindakan

untuk mengkonsolidasikan perdamaian dunia35

. Hasil dari pertemuan ini adalah

dibentuknya Piagam Casablanka yang menyatakan beberapa hal dalam mengatur

pembebasan Afrika dari kolonialisme dan pembentukan Majelis Konsultatif

Afrika yang permanen. Piagam tersebut ditandatangani oleh King Mohammed

dari Maroko dan Presiden Ghana, Guinea, Mali, dan United Arab Republik.

Asosiasi ini terbuka untuk negara-negara Afrika lainnya36

.

Berbeda dengan kelompok Kasablanca, kelompok Monrovia yang juga

ingin menyatukan Afrika mengadakan konferensi pada 1961 di kota Monrovia.

34

Kwame Nkrumah, “Africa Must Unite”, (New York: Frederick A. Praeger, Inc., 1963). Hal. 145. 35

Norman I. Padelford, Dkk, “Africa And International Organization”, Volume XVI, No. 2, 1962, World Peace Foundation, JSTOR. Hal. 437. Tersedia Dalam: http://www.jstor.org/stable/2705397 36

Norman I. Padelford, Dkk, “Africa And International Organization”, Hal. 438.

Page 34: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

20

Konferensi ini diprakarsai oleh negara Kamerun, Liberia, Nigeria, dan Togoland.

Konferensi ini membahas empat topik utama, yaitu cara dan sarana mencapai

pemahaman dan kerja sama dan cara yang lebih baik dalam mempromosikan

persatuan di Afrika serta kemungkinan kontribusi negara-negara Afrika terhadap

perdamaian dunia. Pertemuan ini menyepakati penyatuan Afrika yang menjunjung

prinsip non-intervensi dalam urusan domestik negara-negara merdeka, kesetaraan

politik bagi semua negara Afrika merdeka dan menghormati integritas teritorial

semua negara bagian37

.

Kemudian, pada tahun 1961 inisiatif muncul dari Presiden Liberia untuk

mengadakan konferensi demi menyatukan negara-negara Afrika dengan

mengundang beberapa Kepala Negara. Pertemuan tersebut dilaksanakan di

Monrovia, ibukota Liberia. Namun, pertemuan ini tidak berjalan dengan lancar

dikarenakan kelompok negara merdeka yang tergabung dalam Kelompok

Casablanka, seperti United Arab Republic, Ghana, Guinea, Mali dan Maroko

tidak hadir dalam pertemuan tersebut38

. Pertemuan kedua terjadi pada 1962 di

Lagos, Nigeria. Meskipun negara-negara yang tergabung dalam kelompok

Casablanca menolak untuk menghadiri konferensi tersebut, namun pada

konferensi tersebut disetujui pembentukan kerjasama diantara negara-negara

Afrika39

.

Pada pertemuan ketiga yang dilakukan di Addis Ababa tahun 1963, para

Menteri Luar Negeri negara-negara Afrika menyetujui beberapa agenda termasuk

37

Kwame Nkrumah, “Africa Must Unite”, (New York: Frederick A. Praeger, Inc., 1963). Hal. 145. 38

Humayun Akhter Kamal, “Organization Of African Unity”, 1973, Pakistan Institute of International Affairs, JSTOR. Hal. 37. Tersedia dalam: http://www.jstor.org/stable/41393158 39

John Gay Nout Yoh, “The Institutional Role Of The Organisation Of African Unity (OAU) In Conflict Resolution In Africa”, 2008, thesis, University Of South Africa. Hal. 140.

Page 35: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

21

pembentukan Organization of African Unity (OAU). Pertemuan ini dihadiri oleh

kedua kelompok yakni kelompok Monrovia dan kelompok Casablanca yang

kemudian sepakat untuk membuat organisasi regional di kawasan Afrika40

.

Pembentukan organisasi regional yang didasari dengan charter dan struktur yang

permanen. Organisasi regional tersebut diharapkan mampu menjadi forum yang

akan memfasilitasi kerjasama di bidang ekonomi, teknologi, pendidikan, ilmu

pengetahuan, dekolonisasi, diskriminasi ras dan apartheid serta hubungan antara

Afrika dan PBB41

. Ethiopia menjadi negara yang pertama kali membuat draft

mengenai pembentukan Organisasi bagi negara-negara Afrika.

Pada 25 Mei 1963, sebanyak 23 negara di Afrika yang telah merdeka kala

itu, setuju untuk membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization of

African Unity (OAU) di Addis Ababa, Ethiopia. OAU berjalan pada pedoman

dasar berbentuk piagam kesepakatan dan the 1991 treaty tentang Establishing the

African Economic Community42

. Piagam OAU merupakan hasil penyatuan dari

Piagam Lagos, Piagam Casablanca dan Piagam draft Ethiopia yang substansinya

sama dengan Piagam Lagos43

. Berdasarkan Piagam OAU pasal 7, OAU terdiri

dari empat bagian utama yakni, (1) Majelis Kepala Negara dan Pemerintahan; (2)

40

Hilary Kipkuruikibet, “A Comparison Of The Organization Of African Unity (OAU) And African Union (AU) Management Of Conflicts In The Horn Of African”, 2009, Thesis, Universitas Nairobi. Hal. 25. 41

Kathryn Cragg, “Organizing African Unity: a Pan-African Project A Comparison of the Organization of African Unity And the African Union”, 2008, Thesis, Wesleyan University, hal. 49. 42

African Union, “History Of The OAU And AU”, tersedia dalam: http://www.au.int/en/history/oau-and-au 43

T. O. Elias, “The Charter of the Organization of African Unity”, 1965, The American Journal of International Law, Vol. 59, No. 2, American Society of International Law, JSTOR. tersedia dalam: http://www.jstor.org/stable/2196967

Page 36: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

22

Dewan Kementerian; (3) Sekretariat Umum; (4) Komisi Mediasi, Konsiliasi dan

Arbitrase44

.

Seiring perjalanannya, OAU menjadi organisasi regional yang mencoba

untuk melindungi seluruh warga Afrika termasuk pengungsi. Mengingat masih

ada negara-negara yang berkonflik dan perang melawan kolonialisme. Pada 1972,

Dewan Menteri yang bertemu dalam Sidang OAU Ke-19 di Rabat, Maroko,

mengeluarkan sebuah resolusi, CM / Res.266 (XIX), tentang Biro Penempatan

dan Pendidikan Pengungsi Afrika, di mana negara anggota OAU perlu untuk

membuat ketentuan mengenai lapangan pekerjaan, beasiswa dan kesempatan

pelatihan untuk pengungsi Afrika45

. Maroko sebagai negara yang telah merdeka

kala itu dan memiliki wilayah yang strategis dan aman menjadi salah satu negara

yang bertanggungjawab menerima para pengungsi Afrika. Terbukti dengan

diratifikasinya Konvensi OAU 1969 yang mengatur Aspek-Aspek Spesifik

Masalah Pengungsi di Afrika pada 197146

.

Selain masalah pengungsi, Maroko juga turut aktif dalam mendukung

pembebasan Afrika dari penjajahan. Pada KTT OAU 1972 di Rabat, Maroko,

Raja Hassan II dari Maroko memberikan sumbangan sebesar $ 1 juta kepada

orang Afrika melalui Komite Pembebasan Afrika. Menurut Raja Hassan II, tanpa

kebebasan tidak akan ada kemajuan, kemakmuran, maupun kebahagiaan. Ia juga

mendorong semua negara independen harus melakukannya dengan

44

T. O. Elias, “The Charter of the Organization of African Unity”. 45

George Okoth-Obbo, “Thirty Years On: A Legal Review Of The 1969 Oau Refugee Convention Governing The Specific Aspects Of Refugee Problems In Africa”, Refugee Survey Quarterly, Vol. 20, No. 1, 2001, UNHCR. 46

Channe Lindstrom, “Report on the Situation of Refugees in Morocco: Findings of an exploratory study October 2002”, American University of Cairo.

Page 37: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

23

memungkinkan gerakan pembebasan untuk memasang pangkalan militer di

wilayah mereka47

.

2.2. Proses transformasi OAU menjadi Uni Afrika

Pembentukan OAU diharapkan mampu untuk menyatukan negara-negara

Afrika. Tujuan utama terbentuknya organisasi tersebut adalah untuk

membebaskan afrika dari kolonialisme. Mempromosikan persatuan dan solidaritas

di antara negara-negara anggota serta memberantas segala bentuk kolonialisme di

benua Afrika. Organisasi ini berupaya untuk meningkatkan standar hidup seluruh

warga negara anggota dan untuk mempertahankan kedaulatan, integritas teritorial,

dan kemandirian semua negara anggota48

.

OAU telah menunjukkan pencapaian yang cukup baik dalam beberapa hal,

seperti dalam hal ekonomi dan dapat memfasilitasi kerjasama antar negara di

Afrika49

. Melalui komite koordinasi untuk pembebasan Afrika, OAU mendukung

emansipasi wilayah Afrika yang belum merdeka. Terbukti pada 1990 ketika

Namibia berhasil memerdekakan diri serta keberhasilan memerangi apartheid

dengan pembebasan Nelson Mandela dan pemilihannya sebagai Presiden Afrika

Selatan50

. Namun, tatanan dunia yang bersifat dinamis mengharuskan OAU untuk

47

Zdenek Cervenka, “The Unfinished Quest For Unity”, (London: Julian Friedmann Publishers Ltd. 1977). Hal. 54. 48

Godfrey L. Binaisa, “Organization of African Unity and Decolonization: Present and Future Trends”, 1977, The Annals of the American Academy of Political and Social Science, Vol. 432, Africa in Transition, JSTOR. Hal. 58. Tersedia dalam: http://www.jstor.org/stable/1042889 49

Okoth, P. Godfrey, “OAU: Forces Of Destabilization”, Ufahamu: A Journal Of African Studies, 13(1), 1983, UCLA. Tersedia Dalam:http://escholarship.org/uc/item/8mn839wp 50

The Africa-EU Partnership, “From The Organisation Of African Unity (OAU) To The African Union (AU): The 50-Year Path Towards African Unity”, 2013. Tersedia dalam: http://www.africa-eu-

Page 38: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

24

juga melakukan reformasi diri. Meskipun OAU telah berhasil mencapai

tujuannya, namun beberapa negara berpendapat bahwa OAU perlu direformasi.

Terdapat beberapa hal yang membuat OAU perlu direformasi ketika

memasuki abad ke-21. Faktor kurangnya peran OAU dalam hal memajukan

perekonomian di Afrika menjadi salah satu penyebabnya. Menurut Olufemi

Babarinde dalam bukunya menyebutkan bahwa OAU masih kurang dalam hal

memajukan perekonomian di Afrika. Terbukti menurutnya, pada awal abad ke-21,

GNP untuk Sub-Sahara Afrika adalah sebesar $ 310 miliar dan $ 520 miliar untuk

Afrika. Lebih kecil dibandingkan dengan negara yang memiliki populasi sedikit

seperti Kanada yang GNP-nya mencapai $ 650 miliar. Diperkirakan 800 juta

penduduk Afrika hanya menghasilkan 5% dari output nasional yang dihasilkan

oleh 282 juta orang dari Amerika Serikat. Pangsa pasar Afrika menurun dari

hampir 6% pada 1975 menjadi 2% pada 2005. Pangsa Foreign Direct Investment

(FDI) turun dari hampir 10% pada 1975 menjadi 2% pada 2005. Hal ini terlihat

dari sekitar 60% negara-negara dalam kelompok Bank Dunia yang berpenghasilan

rendah adalah negara-negara Afrika. Indeks Kemiskinan, Indeks Pembangunan

Manusia, dan indeks Kualitas Fisik Kehidupan umumnya rendah untuk orang-

orang Afrika51

.

Selain faktor ekonomi, faktor internal juga menjadi salah satu penyebab

perlunya reformasi OAU. Perselisihan antara kelompok Monrovia dan kelompok

Casablanka masih terjadi. Krisis kedua kalinya yang terjadi di Kongo pada 1965

partnership.org/en/newsroom/all-news/organisation-african-unity-oau-african-union-au-50-year-path-towards-african-unity 51

Olufemi Babarinde , “The EU As A Model For The African Union: The Limits Of Imitation”, Jean Monnet/Robert Schuman Paper Series, Vol. 7, No.2, 2007.

Page 39: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

25

juga semakin memecah belah negara anggota OAU. Ketergantungan dengan

Perancis sebagai negara yang banyak menguasai wilayah Afrika juga menjadi

penyebab runtuhnya OAU. Masalah tersulit yang dihadapi OAU adalah

menyelesaikan masalah diantara sesama negara anggota52

.

Munculnya ide mengenai pembentukan Uni Afrika untuk menggantikan

OAU muncul pada tahun 1977 ketika para pemimpin negara di Afrika merasa

bahwa piagam OAU sudah tidak relevan53

. Pada tahun 1990an perdebatan akan

adanya perubahan struktur OAU sangat kencang berhembus. Akhirnya pada 1999

di Sirte, Libya, Majelis Kepala Negara dan Pemerintahan OAU mengeluarkan

deklarasi Sirte yang berisi seruan untuk membentuk Uni Afrika untuk

menggantikan OAU. Pergantian ini diperlukan untuk menyesuaikan tatanan dunia

yang terus berubah dan dinamis54

.

Pembentukan Uni Afrika pada awalnya diprakarsai oleh Presiden Libya,

Mouamar Gaddafi pada tahun 1999. Uni Afrika tidak dapat dikatakan lahir dari

kegagalan OAU, namun Uni Afrika merupakan pembaharuan organisasi tersebut

ketika benua itu mencari sebuah forum yang layak untuk menyatukan semua

negara-negara Afrika di bawah satu payung55

. Kemudian kelompok Casablanca

melalui Presiden Libya mengangkat kembali ide tentang Uni Afrika pada

52

Abdullahi Shehu Gusau, “Littering The Landscape: An Analysis Of The Role Of Nigeria In The Transition Of O.A.U To The African Union”, 2013, vol.9, No.8, e - ISSN 1857- 7431, European Scientific Journal. Hal. 173. 53

Olufemi Babarinde , “The EU As A Model For The African Union: The Limits Of Imitation”, Jean Monnet/Robert Schuman Paper Series, Vol. 7, No.2, 2007. 54

African Union, “HISTORY OF THE OAU AND AU: The Organization of African Unity and the African Union”, diterbitkan oleh African Union. Tersedia dalam: http://www.africa-eu-partnership.org/en/newsroom/all-news/organisation-african-unity-oau-african-union-au-50-year-path-towards-african-unity 55

Abdullahi Shehu Gusau, “Littering The Landscape: An Analysis Of The Role Of Nigeria In The Transition Of O.A.U To The African Union”, 2013, vol.9, No.8, e - ISSN 1857- 7431, European Scientific Journal. Hal. 173

Page 40: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

26

Konferensi Luar Biasa OAU di Sirte, Libya September 1999. Uni Afrika

diharapkan mampu mencerminkan entitas supra-nasional yang berdaulat56

.

Pada sidang OAU ke-36 di Lome, Togo pada 11 Juli 2000, para pemimpin

Afrika mulai mengadopsi Konstitusi Uni Afrika. Kemudian pada 2001, para

pemimpin negara Afrika setuju untuk menyatakan pembentukan Uni Afrika dan

menyetujui rencana transisi satu tahun untuk transformasi OAU ke Uni Afrika.

Transformasi ini diharapkan mampu menjadi ujung tombak yang berrtugas

mempercepat dan memperdalam proses integrasi ekonomi dan politik di kawasan

Afrika57

. Pada pertemuan yang sama, Presiden Mbeki dari Afrika Selatan terpilih

sebagai presiden pertama Uni Afrika selama satu tahun, dan Sekretaris Jenderal

yang baru terpilih dari OAU, Amara Essy, ditugaskan untuk mengawasi proses

transisi58

.

2.3. Uni Afrika

OAU didirikan pada tanggal 25 Mei 1963 di Addis Ababa, untuk

mempromosikan persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Afrika. Namun,

memasuki abad ke-21 prioritas OAU mulai berubah. Kebutuhan negara akan Hak

Asasi Manusia (HAM) menjadi perhatian yang lebih penting. Berakhirnya

apartheid di Afrika Selatan, menunjukkan tujuan utama OAU yang telah tercapai.

56

Abdullahi Shehu Gusau, “Littering The Landscape: An Analysis Of The Role Of Nigeria In The Transition Of O.A.U To The African Union”. Hal. 174. 57

The Africa-EU Partnership, “From The Organisation Of African Unity (Oau) To The African Union (Au): The 50-Year Path Towards African Unity”, 2013. Tersedia dalam: http://www.africa-eu-partnership.org/en/newsroom/all-news/organisation-african-unity-oau-african-union-au-50-year-path-towards-african-unity 58

Olufemi Babarinde , “The EU As A Model For The African Union: The Limits Of Imitation”, Jean Monnet/Robert Schuman Paper Series, Vol. 7, No.2, 2007.

Page 41: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

27

Pada tahun 1999 Majelis Kepala Negara dan Pemerintahan OAU melalui

Deklarasi Sirte menyerukan pembentukan Uni Afrika untuk menangani realitas

sosial, politik dan ekonomi baru dan untuk menghilangkan konflik59

.

Akhirnya pada sidang OAU ke-36 di Lome, Togo pada 11 Juli 2000, para

pemimpin Afrika mulai mengadopsi Konstitusi Uni Afrika. Uni Afrika dibentuk

di sahkan pada 2001 dengan tujuan untuk membangun Afrika yang terintegrasi,

makmur dan damai. Mewujudkan wilayah Afrika yang dipimpin oleh warganya

dan memiliki kekuatan dinamis di dunia Internasional. Uni Afrika juga memiliki

visi yang lebih rinci dalam hal kebijakan-kebijakan umum dibidang pertahanan,

perdamaian dan keamanan benua, integrasi ekonomi Afrika, pergerakan pasar,

barang dan modal, keamanan pangan, memerangi kemiskinan, pengembangan,

perdagangan, lingkungan dan memerangi pandemi60

.

Pada 26 Mei 2001 adalah awal dari kemunculan Uni Afrika dengan

diadopsinya Constitutive Act of African Union oleh negara-negara di Afrika61

.

Dalam Constitutive Act of African Union pasal 3 menyebutkan tujuan Uni Afrika

yang berusaha untuk mencapai persatuan dan solidaritas di antara negara-negara

Afrika, mempertahankan kedaulatan wilayah dan kemerdekaan negara-negara

anggota, mempercepat integrasi politik dan sosial-ekonomi, mempromosikan dan

menguatkan posisi Afrika pada isu-isu yang menarik, mendorong kerja sama,

mempromosikan perdamaian dan keamanan dan stabilitas di benua itu dan

59

Holger Hestermeyer, “African Union replaces Organization of African Unity”, 2002, German Law Journal. tersedia dalam: http://www.germanlawjournal.com/index.php?pageID=11&artID=173 60

Olufemi Babarinde , “The EU As A Model For The African Union: The Limits Of Imitation”, Jean Monnet/Robert Schuman Paper Series, Vol. 7, No.2, 2007. 61

Baba Schalk, dkk, “Successes And Failures Of The Organisation Of African Unity: Lessons For The Future Of The African Union”, 2005, Vol 40 no 3.2, Journal of Public Administration. Hal. 501.

Page 42: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

28

mempromosikan dan melindungi manusia dan hak-hak masyarakat. Selain itu,

tujuan Uni Afrika lainnya adalah termasuk mengaktifkan posisi Afrika dalam

ekonomi global dan negosiasi internasional, mempromosikan ekonomi

berkelanjutan, pembangunan sosial budaya dan integrasi, mempromosikan

penelitian di semua bidang dan mempromosikan kesehatan yang baik di benua

itu62

.

Sesuai dengan pasal 3 dalam Constitutive Act of African Union tujuan Uni

Afrika tidak jauh berbeda dengan OAU. Beberapa Kepala negara berpendapat

bahwa charter dalam OAU tidak dapat dijadikan pedoman di abad ke-21, terlebih

lagi charter OAU diciptakan saat perang dingin terjadi. Setelah perang dingin

usai, Piagam OAU juga perlu direformasi. Selain itu, dengan terbentuknya Uni

Afrika diharapkan mampu untuk mengangkat posisi dan suara negara-negara

Afrika di dunia internsional63

. Dapat dikatakan bahwa OAU dan Uni Afrika bukan

merupakan organisasi yang berbeda. Semangat pan-Afrikanisme, penyatuan

Afrika, kemajuan Afrika dan semangat pembaharuan bagi benua Afrika masih

menjadi dasar utama organisasi ini.

2.4. Dinamika Keluarnya Maroko dari OAU tahun 1984

Maroko merupakan negara yang berada di sebelah Utara Afrika di antara

Laut Mediterania dan Samudra Atlantik. Maroko disebut sebagai pintu gerbang

62

Hilary Kipkuruikibet, “A Comparison Of The Organization Of African Unity (Oau) And African Union (Au) Management Of Conflicts In The Horn Of Africa”, 2009, Thesis, University of Nairobi. Hal. 53. 63

Charles Ogheneruonah, “From O.A.U to A.U: The Politics, Problems and Prospects of a Continental Union”, Vol.4, No.24, 2014, ISSN 2225-0565, Developing Country Studies. www.iiste.org

Page 43: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

29

atau tempat pertemuan, karena lokasinya menjadi titik pertemuan antara Afrika

dan Eropa, terletak di rute maritim penting yakni sepanjang pantai barat Afrika,

melalui Laut Mediterania dan menyentuh Selat Gibraltar di utara. Memiliki lokasi

yang strategis menjadikan Maroko salah satu titik transit utama dunia dan di

diberkahi dengan kekayaan alam yang cukup besar64

.

Selain lokasi yang strategis, Maroko adalah eksportir fosfat terbesar di

dunia. Mengandung dua pertiga sumber daya fosfat di dunia yang membuat

negara ini menjadi negara ekspor yang kaya untukperdagangan dengan negara-

negara lain. Sumber daya lain yang penting adalah deposit bijih besi, yang saat ini

tetap terbelakang. Maroko juga meningkatkan perekonomian negaranya lewat

jalur nelayan dan sektor pertanian. Pantai Maroko menyediakan setengah juta mil

persegi perairan nelayan yang menyumbang 16 persen dari ekspor. Dalam sektor

pertanian mempekerjakan sekitar 50 persen dari angkatan kerja dan menyumbang

sektor pariwisata sebesar 20 persen65

.

Maroko menjadi salah satu negara pendiri Organization of African Unity

(OAU). Tergabung dalam kelompok Kasablanka, Maroko menjadi negara yang

menginginkan penyatuan Afrika secara lebih radikal dan berani. Namun, setelah

21 tahun OAU terbentuk Maroko memutuskan untuk keluar dari keanggotaan

OAU. Hal ini disebabkan oleh konflik Sahara Barat. Keluarnya Maroko dari

keanggotaan OAU ini dipicu oleh penerimaan Sahrawi Arab Democratic Republic

64

Megan Melissa Cross, “KING HASSAN II: Morocco’s Messenger of Peace”, 2007, thesis, University of Kansas. Hal. 5. 65

Megan Melissa Cross, “KING HASSAN II: Morocco’s Messenger of Peace”. Hal. 7.

Page 44: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

30

(SADR) sebagai sebuah entitas negara dan diterima sebagai anggota ke-51

OAU66

.

Peran OAU dalam menyelesaikan konflik Sahara Barat ini cukup dinamis.

Aneksasi Maroko di Sahara Barat pada tahun 1975 menyebabkan konflik

berkepanjangan yang terus berlanjut sampai tahun 1991 ketika gencatan senjata

disepakati67

. Konflik Sahara Barat tidak hanya melibatkan Maroko dan kelompok

Polisario yang ingin memerdekakan diri, namun juga Aljazair. Hubungan OAU

dan Maroko semakin memburuk ketika hasil referendum yang diadakan OAU

tidak dapat diterima Maroko. Puncaknya terjadi ketika Polisario dan Aljazair

mendorong penerimaan SADR pada 1982 untuk menjadi anggota OAU. Akhirnya

pada 1984 SADR diterima sebagai anggota OAU. Hal ini akhirnya membuat

Maroko memutuskanuntuk keluar dari keanggotaan OAU68

. Meskipun sudah

terjadi gencatan senjata sejak 1991, kerusuhan masih terus terjadi hingga kini.

Demonstrasi berlangsung di seluruh negeri, tetapi tingkat kekerasan terhadap

warga sipil semakin bertambah pada 2013 menyusul demonstrasi yang terjadi di

Laayoune, ibukota Sahara Barat69

.

Keluarnya Maroko dari keanggotaan OAU pada 1984 tentu membuat

semakin memanasnya hubungan antara Maroko dan Aljazair, termasuk dalam hal

66

Yahia H. Zoubir, “The Western Sahara Conflict: A Case Study In Failure Of Prenegotiation And Prolongation Of Conflict”, 1996, Vol. 26, California Western International Law Journal. Hal. 186 67

Anna Louise Strachan, “Conflict Analysis Of Morocco”, Research Paper, GSDRC, International Development Department, College Of Social Sciences University Of Birmingham, 2014, Www.Gsdrc.Org 68

Yahia H. Zoubir, “The Western Sahara Conflict: A Case Study In Failure Of Prenegotiation And Prolongation Of Conflict”, 1996, Vol. 26, California Western International Law Journal. Hal. 187. 69

Anna Louise Strachan, “Conflict Analysis Of Morocco”, Research Paper, GSDRC, International Development Department, College Of Social Sciences University Of Birmingham, 2014, Www.Gsdrc.Org

Page 45: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

31

hubungannya dengan OAU. Meskipun demikian, ternyata tidak membuat

hubungan Maroko dengan negara-negara di kawasan Afrika lainnya merenggang.

Kebijakan-kebijakan Maroko di kawasan Afrika khususnya pada masa

pemerintahan Raja Mohammad VI akan lebih dijelaskan dalam bab selanjutnya

yakni pada bab tiga.

Page 46: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

32

BAB III

KEBIJAKAN MAROKO DI KAWASAN AFRIKA

Sebelum mengetahui alasan Maroko memutuskan untuk kembali bergabung

dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016, perlu untuk mengetahui kebijakan

Maroko di kawasan Afrika pasca keluar dari keanggotaan Uni Afrika pada 1984

yang pada saat itu bernama Organization of African Unity (OAU). Hal ini menjadi

penting untuk melihat kebijakan dan pendekatan yang telah dilakukan Maroko di

kawasan Afrika. Kebijakan atau pendekatan tersebut dapat digunakan untuk

melihat posisi Maroko dan eksistensinya di kawasan serta relative material power

agar dapat melihat systemic incentive yang akan didapatkan Maroko ketika

bergabung dengan Uni Afrika.

Maka pada bab ini akan dibahas mengenai kebijakan yang dikeluarkan

Maroko di kawasan Afrika, khususnya pada masa pemerintahan Raja Mohammad

VI. Hal ini karena pada masa pemerintahan Raja Mohammed VI Maroko

mengeluarkan keputusan untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika yakni

pada tahun 2016. Kebijakan yang akan dipaparkan pada bab ini adalah kebijakan

Maroko dalam bidang ekonomi, politik dan keamanan sejak memutuskan keluar

dari Uni Afrika dan sebelum memutuskan untuk kembali dalam keanggotaan Uni

Afrika. Selain itu, kerjasama bilateral dan multilateral yang dilakukan Maroko di

kawasan Afrika dan kebijakan Maroko dalam konflik Sahara Barat juga dibahas

dalam bab ini.

Page 47: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

33

3.1. Kerjasama Bilateral Dan Multilateral Maroko Di Kawasan Afrika

Pasca Keluar dari Keanggotaan Uni Afrika

Sejarah, budaya dan geografi memainkan peran penting dalam pengambilan

kebijakan Luar Negeri suatu negara, termasuk Maroko. Kebijakan luar negeri

Maroko sudah terbilang tua dan kompleks. Identitas kerajaan Maroko meliputi

pengaruh dari Afrika dan Maghrebi, Muslim dan Yahudi, Arab dan Berber,

dengan banyak pengaruh etnis dan daerah lainnya. Maroko juga terikat secara

historis maupun kontemporer ke Eropa dan dunia70

. Setelah merdeka dari

pemerintahan kolonial Prancis dan Spanyol pada tahun 1956, Maroko

melanjutkan hubungannya dengan negara-negara Afrika. Keterlibatan Maroko

pada awalnya didorong oleh keinginan untuk membantu negara-negara terjajah

untuk mencapai kemerdekaan mereka dengan memberikan dukungan kepada

gerakan pembebasan dan mendukung perjuangan mereka di kalangan

internasional. Maroko adalah anggota pendiri Organization Of African Unity

(OAU), organiasi yang merepresentasikan rasa panAfrikanisme yang dibangun

oleh negara-negara Afrika71

.

Seperti yang telah dibahas pada bab II, Maroko memutuskan untuk keluar

dari keanggotaan Uni Afrika yang pada saat itu masih bernama Organization of

African Unity (OAU) pada 1984. Meskipun begitu, hubungannya dengan negara-

negara sub-Sahara dan keterlibatan dalam masalah keamanan dan pembangunan

benua tersebut tidak pernah berhenti. Maroko memiliki hubungan yang panjang

70

Ian O. Lesser, dkk. “Morocco’s New Geopolitics A Wider Atlantic Perspective”, Washington DC: The German Marshall Fund of the United States. 2002. Hal. 07. tersedia dalam: www.gmfus.org/publications 71

Olufemi Babarinde, “The EU As A Model For The African Union: The Limits Of Imitation”, Jean Monnet/Robert Schuman Paper Series, Vol. 7, No.2. 2007.

Page 48: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

34

dan sangat baik dengan sejumlah negara di Afrika Barat seperti Gabon, Senegal,

dan Pantai Gading72

. Maroko memiliki ikatan budaya dan komersial yang telah

berlangsung lama dengan negara-negara tetangganya di Afrika Barat. Kebijakan

Maroko di Afrika Barat ini menjadi strategi geopolitik Maroko di mana

infrastruktur baru dapat membuka peluang bagi pembangunan ekonomi, dengan

Maroko sebagai pusat integrasi dan perdagangan di kawasan ini73

.

Tidak hanya eksistensi di kawasana, Maroko juga berpartisipasi dalam

banyak konferensi dan pertemuan mengenai benua Afrika di tingkat PBB, Uni

Eropa (UE), dan Afrika. Maroko memainkan peran aktif dalam memulai dialog

antara negara-negara Afrika dan Uni Eropa mengenai migrasi dan pembangunan

di tahun 2006, yang dikenal sebagai Rabat Proccess. Selain itu, Maroko

bergabung dengan organisasi pan-Afrika lainnya untuk mempromosikan kerja

sama regional dalam berbagai isu, seperti Konferensi Tingkat Menteri dalam

Kerja sama Perikanan antara Negara-negara Afrika. Maroko juga bergabung

dalam Komunitas Sahel-Sahara (CEN-SAD) pada bulan Februari 200174

. CEN-

SAD diciptakan oleh Qadhafi sebagai wahana untuk memberikan pengaruh

regional dan internasional. Setelah jatuhnya Qadhafi, Maroko mulai mendorong

kebangkitan organisasi tersebut, hingga pada bulan Februari 2013 revisi perjanjian

72

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 04. 73

Ian O. Lesser, dkk. 2012. “Morocco’s New Geopolitics A Wider Atlantic Perspective”, Washington DC: The German Marshall Fund of the United States. Hal. 07. tersedia dalam: www.gmfus.org/publications 74

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 04.

Page 49: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

35

untuk organisasi tersebut telah disahkan. Maroko didukung oleh otoritas Libya

yang baru75

.

Pada tingkat bilateral, Maroko memiliki hubungan yang sangat dekat

dengan sejumlah pemimpin Afrika Barat. Kongo adalah salah satu sekutu terdekat

Maroko di Afrika. Raja Hassan II dari Maroko dan Presiden Gabon Hadj Omar

Bongo Ondimba menempa hubungan baik yang kemudian menjalin hubungan

yang lebih erat antara kedua negara mereka. Presiden Gabon adalah salah satu

pendukung utama kedaulatan Maroko atas Sahara Barat. Kedua pemimpin

tersebut bersama-sama melakukan intervensi diplomatik untuk mengakhiri krisis

di antara negara-negara Afrika. Hubungan erat kedua pemimpin tersebut berlanjut

di bawah penerus mereka, Raja Mohammed VI dari Maroko dan Presiden Ali

Bongo Ondimba dari Kongo. Selain itu, hubungan Maroko dengan Guinea juga

terus berlanjut sejak tahun 1970an76

.

Dalam hal kerjasama keamanan, Maroko sebagai negara yang stabil di

kawasan yang dilanda gejolak politik dan meningkatnya aktivitas terorisme,

berkomitmen untuk mempromosikan keamanan regional. Maroko bekerjasama

dengan negara lain seperti AS, Uni Eropa, dan negara-negara tetangganya di

wilayah Maghreb, Sahel, dan Sub-Sahara Afrika dalam upayanya melawan

terorisme dan upaya keamanan lainnya. Upaya yang dipilih diantaranya77

:

75

Wolfram Lacher, “The Malian crisis and the challenge of regional security cooperation”, 2013, Stability: International Journal of Security & Development, 2(2): 18. Hal. 4. 76

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 06. 77

http://moroccoonthemove.com/policy/regional-security/#sthash.sHWkx0zB.ehG7sZw1.dpbsakses pada: 08 Mei 2017, pukul: 09.45.

Page 50: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

36

1. Membongkar sel teror dan menggagalkan usaha untuk membangun camp

pelatihan teroris di Maroko;

2. Mengirimkan pasukan dan pengamat militer ke Misi Perdamaian PBB di

Afrika;

3. Menyediakan akses ke pangkalan Maroko selama krisis Mali;

4. Memperkuat hubungan dengan negara tetangga di Afrika, seperti Senegal,

Chad, dan Pantai Gading.

Maroko juga menerapkan langkah-langkah kontraterorisme yang telah

berhasil dilakukan di tingkat domestik, dengan menggunakan pendekatan hard

power maupun soft power78

. Terbukti pada 2011, Pejabat berwenang Maroko

melaporkan bahwa mereka telah menggagalkan aksi terorisme yang

merencanakan serangan terhadap pemerintah Maroko dan institusi militer, orang

asing, dan lokasi wisata. Selain itu, polisi juga menyatakan telah membongkar

kelompok berjumlah lima orang yang beroperasi di Casablanca dan Rabat yang

telah melakukan kontak dengan pemimpin Al Qaeda, Ayman al Zawahiri79

. Selain

aktivitas anti terorisme melalui pasukan keamanannya, Maroko juga menghalangi

akses terorisme terhadap sumber keuangan, mengurangi pengaruh terorisme

dengan memerangi marjinalisasi ekonomi dan politik, dan mempromosikan Islam

moderat di masjid-masjid dan hubungannya dengan agama-agama lain80

.

78

http://moroccoonthemove.com/policy/regional-security/#sthash.sHWkx0zB.ehG7sZw1.dpbsakses pada: 08 Mei 2017, pukul: 09.45. 79

Alexis Arieff, “Morocco: Current Issues”, Volume 5, Number 2, ISSN: 1098-4070, 2012, Current Politics and Economics of Africa, Nova Science Publishers, Inc. Hal. 239. 80

http://moroccoonthemove.com/policy/regional-security/#sthash.sHWkx0zB.ehG7sZw1.dpbsakses pada: 08 Mei 2017, pukul: 09.45.

Page 51: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

37

Maroko juga terus memberikan bantuan kemanusiaan dan teknis ke negara-

negara Afrika untuk mempertahankan pengaruhnya dan memberi sinyal

solidaritas dan komitmen terhadap benua Afrika. Selama beberapa dekade

terakhir, Maroko telah mendirikan rumah sakit militer dan mengirim makanan dan

bantuan medis pada berbagai kesempatan ketika negara-negara Afrika Barat

menderita konflik atau bencana alam. Inisiatif kemanusiaan terbaru adalah

pembentukan sebuah rumah sakit militer di bidang bedah militer oleh angkatan

bersenjata Maroko di ibukota Mali, Bamako, pada bulan September 2013, dan di

Guinea-Conakry pada bulan Februari 2014. Maroko juga mendukung

pengembangan berbagai macam Sektor kunci di beberapa negara Afrika Barat

dengan berbagi pengetahuan dan keahliannya. Maroko memberikan beasiswa

kepada ratusan siswa dan memberikan pelatihan kepada kader dari negara-negara

ini81

.

3.2. Kebijakan Luar Negeri Maroko Di Kawasan Afrika Pada Masa

Kepemimpinan Raja Mohammad VI (1999-sekarang)

Maroko pada masa kepemimpinan Raja Mohammed VI (1999-sekarang)

semakin memperdalam dan mempererat hubungannya dengan negara-negara

Afrika. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kunjungan yang dilakukan oleh Raja

Maroko ke berbagai negara Afrika Barat dan Afrika Tengah sejak tahun 2000,

juga meningkatnya jumlah perjanjian dan kerjasama yang ditandatangani dalam

satu dekade terakhir. Beberapa kunjungan Raja Maroko berlangsung selama 81

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 04.

Page 52: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

38

berminggu-minggu, hal ini menunjukkan kecintaan pribadi Raja untuk negara-

negara Afrika. Tidak hanya memberikan bantuan materoi kepada negara sub-

Sahara Afrika dan Afrika Barat, tetapi juga menerapkan kebijakan keamanan dan

ekonomi di wilayah tersebut82

.

Meski kebanyakan negara Afrika mengikuti jalur politik dan pembangunan

ekonomi yang sosialis setelah kemerdekaan, sejumlah negara mengadopsi

pendekatan yang lebih liberal. Negara-negara seperti Maroko, Pantai Gading,

Kenya, Malawi, Nigeria, Kamerun, dan Gabon terbuka terhadap aktivitas pasar

bebas dimana rezim kapitalis negara mendorong perusahaan swasta83

. Maroko

memanfaatkan koneksi politiknya dengan berbagai penguasa Afrika Barat untuk

memfasilitasi peluang bisnis bagi investor swasta dan lembaga komersial milik

negara. Keinginan untuk meluaskan mitra ekonomi tetap menjadi pendorong

utama Maroko dalam memperkuat hubungannya dengan negara-negara Afrika.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat yang dicapai selama dua dekade terakhir di

sejumlah negara bagian ini telah menarik perhatian elit politik dan ekonomi

Maroko ke wilayah tersebut. Minat Maroko di Afrika juga didorong oleh perlunya

mengumpulkan dukungan politik di antara negara-negara Afrika sub-Sahara atas

klaim Maroko ke wilayah Sahara Barat84

.

Selain ekonomi, kontribusi Maroko terhadap aksi melawan paham-paham

radikal di wilayah Afrika Barat dan Sahel adalah dengan melatih imam dan

82

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”. 83

Alex Thomson, “An Introduction To African Politics”, edisi ketiga, (Taylor & Francis e-Library, 2010) Hal. 44. 84

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 06

Page 53: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

39

pengkhotbah Masjid Afrika85

. Maroko menerapkan kebijakan startegis melalui

diplomasi keagamaan dibawah pemerintahan Raja Mohammed VI yang

merepresentasikan diri sebagai ototritas keagamaan86

. Meneruskan pola kebijakan

Raja Hassan II, kebijakan luar negeri Maroko terus memberikan bobot retoris

yang cukup besar terhadap dimensi Islam. Raja Mohammed VI berdiri sebagai

wakil umat Muslim dan teman bicara para pemimpin agama besar lainnya, hal ini

terlihat dalam pesannya kepada Paus Benediktus XVI untuk memprotes

pernyataan kontroversialnya tentang sifat kekerasan Islam pada 2006 dalam

ceramah di Universitas Regensburg87

.

Diplomasi keagamaan yang diterapkan Maroko menggunakan pendekatan

islam moderat demi menumbuhkan perekonomian dan ikatan politik88

. Pada bulan

September 2013, Maroko menandatangani sebuah kesepakatan dengan pemerintah

Mali untuk melatih sekitar 500 imam dalam upaya untuk mempromosikan Islam

yang lebih toleran di Mali. Selain itu, Maroko juga berencana membangun masjid

di berbagai negara di Sub-Sahara seperti Senegal, Niger, Benin, dan Guinea. Pada

kunjungan terakhir ke negara-negara tetangga Afrika, Raja Mohammed VI secara

simbolis menawarkan salinan Alquran untuk didistribusikan di antara masjid-

masjid di negara tersebut89

.

85

http://moroccoonthemove.com/policy/regional-security/#sthash.sHWkx0zB.ehG7sZw1.dpbsakses pada: 08 Mei 2017, pukul: 09.45. 86

Ghita Tadlaoui, “Morocco’s Religious Diplomacy In Africa”, Policy Brief, ISSN : 1989 - 2667, No. 196, 2015, FRIDE: A European Think Tank For Global Action. Hal. 02. 87

Molina, Irene Fernandez, “Morocco and the Middle East under Mohammed VI”, Discussion Paper, 2014, Durham University, HH Sheikh Nasser Al-Sabah Programme, Durham. Hal. 06. 88

Ghita Tadlaoui, “Morocco’s Religious Diplomacy In Africa”, Policy Brief, ISSN : 1989 - 2667, No. 196, 2015, FRIDE: A European Think Tank For Global Action. Hal. 02. 89

Ghita Tadlaoui, “Morocco’s Religious Diplomacy In Africa”.

Page 54: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

40

Raja Mohammed VI dari Maroko dalam pidatonya pada 2002, menyebutkan

bahwa saat ini wilayah Afrika menjadi prioritas utama kebijakan luar negeri

Maroko. Kebijakan ini dibuktikan dengan bantuan Maroko terhadap rehabilitasi

Cocody Bay di Abidjan, ibukota Pantai Gading, di mana Maroko merupakan

sumber investasi asing terbesar90

. Selain itu kontribusi Maroko lainnya adalah

proyek di Soumbedioune Bay, di Dakar, Senegal. Project ini berupaya untuk

mempromosikan pengembangan ekosistem pertanian Afrika, untuk memastikan

petani kecil dapat memperoleh akses yang terjangkau terhadap pupuk yang sesuai

untuk tanaman dan tanah mereka serta berbagai layanan dan dukungan untuk

mengubah input ini menjadi hasil panen yang lebih besar dan menghasilkan

pendapatan yang lebih tinggi91

.

Kebijakan Maroko di bawah kepeimpinan Raja Mohammed VI yang fokus

pada wilayah Afrika sebagai prioritas utama kebijakan Luar Negeri mendapat

perhatian banyak kalangan setelah keputusannya untuk kembali dalam

keanggotaan Uni Afrika pada 2016. Langkah yang diambil oleh Raja Mohammed

VI untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika setelah 32 tahun keluar dari

keanggotaan Uni Afrika menimbulkan banyak spekulasi. Dalam pernyataannya

pada African Union Summit 2016 di Kigali, Rwanda, Raja Mohammed VI

menyerukan negara-negara di Afrika untuk segera menyelesaikan konflik Sahara

Barat yang masih terus berlangsung hingga saat ini92

.

90

J. Peter Pham, “King Affirms Africa As 'Top Priority' in Moroccan Foreign Policy”, artikel, Africa News Service, 2016. 91

J. Peter Pham, “King Affirms Africa As 'Top Priority”. 92

Africa News Service, “Full Text of Royal Message to the 27th African Union Summit [document]." 2016.

Page 55: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

41

3.3. Kebijakan Maroko Dalam Konflik Sahara Barat

Sahara Barat terletak di Afrika Utara di pantai barat, wilayah ini berbatasan

dengan Maroko, Mauritania dan Aljazair. Spanyol mengklaim wilayah Sahara

Barat pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1958, Sahara Barat menjadi koloni

Spanyol yang dikenal sebagai Sahara Spanyol. Setelah kepergian Spanyol pada

tahun 1976, wilayah tersebut terbagi antara Mauritania dan Maroko berdasarkan

Madrid Accords. Penduduk Sahara pribumi, yang juga dikenal sebagai Saharawis

berharap untuk mendapat kemerdekaan begitu Spanyol mundur. Sekelompok

pemberontak yang dikenal sebagai Front Polisario, membentuk pemerintahan

mereka sendiri di Sahara Barat, yang dikenal sebagai Sahrawi Arab Democraatic

Republic (SADR), dari basis mereka yang berada di Aljazair93

.

Kelompok Polisario mencapai kesepakatan dengan Mauritania pada tahun

1979, dan Mauritania menyerahkan tanah mereka sehingga orang Sahrawis dapat

mandiri, namun Maroko mengambil alih kendali atas tanah-tanah ini. Polisario

dan Maroko menghadapi perang gerilya yang terus berlanjut selama 12 tahun

sampai 1991 ketika PBB mengumumkan sebuah gencatan senjata dan

menghasilkan sebuah rencana penyelesaian hingga referendum dapat berlangsung.

Selama 24 tahun PBB telah mempersiapkan sebuah referendum untuk

menentukan status Sahara Barat, namun mengalami hambatan seperti prosedur

pemungutan suara dan kelayakan juga oposisi Maroko terhadap referendum94

.

Asal mula konflik Sahara Barat terletak pada kenyataan bahwa Spanyol,

penguasa kolonial sejak 1884, gagal mematuhi komitmennya untuk mengadakan 93

Winston Churchill, “Conflict in Western Sahara”, paper, Special Political and Decolonization Committee (SPECPOL). 94

Winston Churchill, “Conflict in Western Sahara”.

Page 56: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

42

referendum mengenai self-determination di Sahara Barat95

. Pada pertengahan

1970an, Spanyol bersiap untuk mendekololisasi wilayah tersebut, yang bermaksud

mengubahnya menjadi sebuah negara merdeka yang dekat setelah referendum

mengenai penentuan nasib sendiri. Maroko dan Mauritania menentang rencana

Spanyol dan masing-masing mengklaim wilayah tersebut96

. Referendum pertama

kali diminta oleh PBB pada tahun 1965 dan oleh OAU pada tahun 1972. Usaha

Spanyol untuk mengadakan referendum pada tahun 1974 terganggu saat Maroko

dan Mauritania yang terakhir memiliki klaim sejarah atas Seluruh wilayah97

.

Meskipun klaim mereka didasarkan pada sejarah, sumber daya fospat yang

terdapat di Sahara Barat juga memotivasi Maroko dan Mauritania. Berdasarkan

inisiatif Maroko, Majelis Umum PBB mengajukan pertanyaan ke Mahkamah

Internasional, namun pada tanggal 12 Oktober 1975 ICJ tidak menemukan ikatan

antara kedaulatan teritorial antara Maroko dan Sahara Barat. Sebagai tanggapan,

pada tanggal 6 November 1975, Raja Hassan II dari Maroko meluncurkan "Green

March" 350.000 warga sipil tak bersenjata ke Sahara Barat untuk mengklaimnya.

Sepuluh hari kemudian, Spanyol setuju untuk menarik dan mentransfer wilayah

tersebut bersama pemerintah Maroko-Mauritania98

.

Pada tahun 1970an, faktor penting yang terus mendorong kebijakan luar

negeri Maroko hingga saat ini adalah menumbuhkan dukungan dari negara-negara

Afrika sub-Sahara atas klaim Maroko terhadap Sahara Barat. Diplomasi Maroko

95

Yahia H. Zoubir, “The Western Sahara Conflict: A Case Study In Failure Of Prenegotiation And Prolongation Of Conflict”, 1996, Vol. 26, California Western International Law Journal. Hal. 176 96

Alexis Arieff, “Western Sahara”, 2014, Congressional Research Service, www.crs.gov 97

Yahia H. Zoubir, “The Western Sahara Conflict: A Case Study In Failure Of Prenegotiation And Prolongation Of Conflict”, 1996, Vol. 26, California Western International Law Journal. Hal. 176. 98

Alexis Arieff, “Western Sahara”, 2014, Congressional Research Service, www.crs.gov

Page 57: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

43

menjadi sangat aktif dalam upaya untuk menolak Sahrawi Arab Democratic

Republic (SADR) dan berupaya mempengaruhi negara-negara Afrika yang telah

mengakui SADR sebagai entitas negara untuk menarik pengakuan mereka

kembali. Kebijakan luar negeri Maroko di Afrika tersebut berjalan efektif terbukti

dari kegagalan KTT Tahunan OAU pada bulan Agustus 1982 di Tripoli, Libya,

setelah sejumlah negara-negara Afrika mendukung Maroko untuk memboikot

KTT tersebut dalam sebuah demonstrasi pada saat penerimaan SADR sebagai

anggota OAU99

.

Isu Sahara Barat yang belum terselesaikan terus mendominasi kebijakan

luar negeri Maroko terhadap negara-negara Afrika dan Uni Afrika. Pada bulan

Juni 2014, pengangkatan mantan presiden Mozambik Joaquim Chissano oleh Uni

Afrika sebagai utusan khusus untuk Sahara Barat menghidupkan kembali

ketegangan Maroko dengan organisasi tersebut, namun juga menyoroti betapa

luasnya perselisihan teritorial ini masih dalam hubungan Maroko dengan negara-

negara Afrika. Maroko menekankan bahwa penanganan masalah ini tetap

merupakan wilayah eksklusif Dewan Keamanan PBB100

.

Ketika OAU didirikan pada tahun 1963, negara anggota sepakat bahwa

batas-batas kolonial harus dianggap tidak dapat diganggu gugat. Meskipun orang

Afrika tentu menganggap perbatasan ini bermasalah, memang ada kesepakatan

umum bahwa setiap perubahan pada batas-batas kolonial hanya akan menciptakan

99

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 06. 100

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”.

Page 58: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

44

konflik yang lebih besar lagi. Hanya Maroko dan Somalia yang menolak untuk

menyetujui prinsip ini101

.

Meskipun konflik yang terjadi di Sahara Barat belum usai hingga saat ini,

namun Raja Mohammed VI telah membentuk Komisi Ekuitas dan Rekonsiliasi

pada tahun 2004. Komisi Ekuitas dan Rekonsiliasi ini bertujuan untuk menangani

pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Sahara Barat selama masa

pemerintahan Raja Mohammed V dan untuk memberi kompensasi kepada korban.

Dewan Hak Asasi Manusia Nasional juga dibentuk pada tahun 2011. Lembaga ini

telah menyelidiki sejumlah isu hak asasi manusia di Sahara Barat. Sebelum

pertemuannya dengan Presiden Obama pada bulan November 2013, Raja

Mohammed VI mengumumkan rencana untuk berinvestasi dalam hal pekerjaan

untuk memastikan akses yang sama terhadap sumber daya dan untuk memperbaiki

infrastruktur di Sahara Barat. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki

hak asasi manusia melalui sarana sosial ekonomi102

.

Maroko sebagai negara yang stabil dalam hal keamanan dan politik di

kawasan Afrika memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan benua Afrika.

Pasca keluar dari keanggotaan Uni Afrika yang pada saat itu masih bernama

OAU, Maroko masih tetap menjalin hubungan dan kerjasama dengan negara-

negara Afrika lainnya. Meskipun satu-satunya negara Afrika ynag bukan anggota

Uni Afrika, namun Maroko tetap menjalin hubungan yang baik dan harmonis

101

Alex Thomson, “An Introduction To African Politics”, edisi ketiga, (Taylor & Francis e-Library, 2010) Hal. 46. 102

Anna Louise Strachan, “Conflict Analysis Of Morocco”, Research Paper, GSDRC, International Development Department, College Of Social Sciences University Of Birmingham, 2014, Www.Gsdrc.Org

Page 59: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

45

dengan negara-negara Afrika lainnya. Sejumlah bantuan dalam bidang keamanan

hingga keagamaan diberikan Maroko kepada negara-negara di kawasana Afrika.

Posisi Maroko dan eksistensinya di kawasan cukup kuat dan berpengaruh.

Meskipun bukan anggota Uni Afrika, namun Maroko mampu memainkan peran

penting di kawasan. Kebijakan Maroko dalam konflik Sahara Barat belum

berubah. Maroko masih tetap mengangap Sahara Barat sebagai wilayah paling

Selatan Maroko dan tidak mengakui SADR sebagai sebuah entitas negara.

Meskipun begitu, pada African Union Summit di Kigali, Rwanda pada 2016 Raja

Mohammed VI Maroko memutuskan kembali dalam keanggotaan Uni Afrika.

Faktor-faktor dan alasan yang mempengaruhi keputusan Maroko tersebut dilihat

dari teori neo-classical realism akan dipaparkan lebih lanjut pada bab selanjutnya,

yakni bab empat.

Page 60: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

46

BAB IV

ANALISIS KEPUTUSAN MAROKO KEMBALI DALAM

KEANGGOTAAN UNI AFRIKA PADA 2016

Pada bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai kebijakan-kebijakan

Maroko dikawasan Afrika, khususnya pada masa pemerintahan Raja Mohammed

VI. Kebijakan Maroko dalam hal ekonomi dan keamanan juga bantuan ke negara-

neagara Afrika Barat telah banyak dilakukan Maroko. Hal ini tentu membuat

posisi Maroko di kawasan memiliki pengaruh yang cukup kuat. Kebijakan

Maroko di kawasan Sahara Barat juga tidak berubah sejak keluarnya Maroko dari

keanggotaan OAU pada 1984. Maroko masih menganggap wilayah Sahara Barat

adalah bagian dari negaranya dan Maroko belum mengakui SADR sebagai sebuah

entitas negara. Meskipun begitu, pada 2016 dalam African Union Summit di

Kigali, Rwanda Maroko memutuskan untuk kembali bergabung dalam

keanggotaan Uni Afrika meskipun belum merubah kebijakannya terhadap konflik

Sahara Barat yang menjadi alasan keluarnya Maroko dari OAU pada 1984.

Maka dari itu, bab ini akan memaparkan faktor dan alasan Maroko

memutuskan untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016 dengan

menggunakan pendekatan teori neoclassical realism. Merujuk pada Gideon Rose

dalam tulisannya, bahwa kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh power yang

dimiliki negara di dunia internasional dengan melihat kapabilitas material power

yang dimiliki. Kebijakan luar negeri tersebut dibuat oleh pemimpin dan elit politik

yang dapat menentukan dan melihat kapabilitas power yang dimiliki negara.

Page 61: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

47

Kapabilitas power yang dimaksud tidak hanya kuantitas dari militer tapi juga

kekuatan dan struktur negara tersebut dalam sistem sosial di level internasional

maupun regional. Pengaruh dari kapabilitas power yang dimiliki tersebut bersifat

tidak langsung dan sangat kompleks karena adanya systemic pressure yang juga

ditranslasikan di level unit itu sendiri, sehingga relative material power menjadi

dasar ukuran dalam pengambilan kebijakan luar negeri103

.

Systemic pressure dan incentive pada akhirnya yang membentuk broad

contour dan petunjuk umum kebijakan luar negeri tanpa menjadi kuat secara

militer dapat menentukan secara detail perilaku negara104

. Alasan kembalinya

Maroko ke dalam keanggotaan Uni Afrika serta faktor eksternal dan internal

berupa systemic incentive dan intervening variable yang ada dalam teori neo-

classical realism menjadi fokus bahasan pada bab ini. Serta relative material

power Maroko juga akan di paparkan dalam bab ini.

4.1. Isu Terorisme dan imigrasi sebagai alasan Maroko kembali ke Uni

Afrika

Sebelum mengetahui faktor yang mendorong keputusan Maroko kembali

dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016, perlu untuk mengetahui alasan Maroko

mengeluarkan kebijakan tersebut.

4.1.1. Terorisme di Maroko

Seperti yang telah dipaparkan pada bab tiga, Maroko berkomitmen untuk

mempromosikan keamanan regional dalam usahanya melawan aksi terorisme di

103

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.146. 104

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.147.

Page 62: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

48

Afrika. Maroko bekerjasama dengan negara lain seperti AS, Uni Eropa, dan

negara-negara tetangganya di wilayah Maghreb, Sahel, dan Sub-Sahara Afrika

dalam upayanya melawan terorisme dan upaya keamanan lainnya105

.

Maroko menerapkan langkah-langkah kontraterorisme yang telah berhasil

dilakukan di tingkat domestik, dengan menggunakan pendekatan hard power

maupun soft power106

. Terbukti pada 2011, pejabat berwenang Maroko

melaporkan bahwa mereka telah menggagalkan aksi terorisme yang

merencanakan serangan terhadap pemerintah Maroko dan institusi militer, orang

asing, dan lokasi wisata. Selain itu, polisi juga menyatakan telah membongkar

kelompok berjumlah lima orang yang beroperasi di Casablanca dan Rabat yang

telah melakukan kontak dengan pemimpin Al Qaeda, Ayman al Zawahiri107

.

Selain aktivitas anti terorisme melalui pasukan keamanannya, Maroko juga

menghalangi akses terorisme terhadap sumber keuangan, mengurangi pengaruh

terorisme dengan memerangi marjinalisasi ekonomi dan politik, dan

mempromosikan Islam moderat di masjid-masjid dan hubungannya dengan

agama-agama lain108

.

Pada Januari 2012 ketika terjadi pemberontakan kelompok militan radikal

islam di wilayah Utara Mali, Maroko mendukung koalisi Perancis dan

mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Mali hingga 2013. Maroko juga

105

http://moroccoonthemove.com/policy/regional-security/#sthash.sHWkx0zB.ehG7sZw1.dpbsakses pada: 08 Mei 2017, pukul: 09.45. 106

http://moroccoonthemove.com/policy/regional-security/#sthash.sHWkx0zB.ehG7sZw1.dpbsakses pada: 08 Mei 2017, pukul: 09.45. 107

Alexis Arieff, “Morocco: Current Issues”, Volume 5, Number 2, ISSN: 1098-4070, 2012, Current Politics and Economics of Africa, Nova Science Publishers, Inc. Hal. 239. 108

http://moroccoonthemove.com/policy/regional-security/#sthash.sHWkx0zB.ehG7sZw1.dpbsakses pada: 08 Mei 2017, pukul: 09.45.

Page 63: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

49

memberikan dukungan dana sebesar USD 5 juta kepada African-led International

Support Mission to Mali (AFISMA). Dukungan Maroko tersebut membuat

Maroko menaruh perhatian lebih dalam memerangi gerakan islam radikal yang

justru dapat merugikan stabilitas negara109

. Hal tersebut memberi isyarat bahwa

ancaman kekerasan ekstremis di Sahel memasuki fase baru dan Maroko perlu

berhati-hati akan hal tersebut110

. Otoritas Maroko mengklaim bahwa lebih dari

1.000 warga negara Maroko telah bergabung dengan pasukan ISIS di luar negeri.

Ancaman para ekstrimis yang dilatih di Libya dan Suriah yang kembali ke

Maroko telah menyebabkan militerisasi dalam keamanan nasional111

.

Ancaman terorisme di Maroko terjadi ketika pada 16 Mei 2003 kota pusat

ekonomi Maroko yakni Casablanca mengalami serangan bom bunuh diri dan

menewaskan empat puluh orang warga Maroko. Setelah itu pada bulan Maret dan

April 2007, Casablanca kembali mengalami aksi terorisme. Dua serangan

dilakukan oleh tiga pelaku bom bunuh diri di pinggiran kota yakni di Sidi

Moumen dan Boulevard Moulay Youssef, dua pelaku teroris lainnya berhasil

ditangkap. Meski serangan tersebut menyebabkan kematian hanya satu korban,

namun hal ini membuktikan bahwa ancaman teroris tersebut mengintai di setiap

109

Ghita Tadlaoui, “Morocco’s Religious Diplomacy In Africa”, Policy Brief, ISSN : 1989 - 2667, No. 196, 2015, FRIDE: A European Think Tank For Global Action. Hal. 03 110

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013. 111

Erica Vásquez, “Morocco’s Counterterrorism Strategy: Implications for Western Sahara”, 2015, Middle East Institute. tersedia dalam : http://www.mei.edu/content/article/morocco%E2%80%99s-counterterrorism-strategy-implications-western-sahara diakses pada 18 Juli 2017.

Page 64: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

50

sudut Maroko112

. Pada tahun 2011, 17 orang tewas dan 21 terluka dalam sebuah

ledakan besar di sebuah restoran di Marrakech yang merupakan tempat wisata di

Maroko113

. Serangan tersebut membuat lebih banyak alasan bagi Maroko untuk

tetap waspada dan meningkatkan tindakan keamanan untuk melawan ancaman

terorisme.

Pada 2012, Duta Besar Maroko untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),

Mohamed Loulichki, menyerukan untuk mengembangkan kerjasama global secara

inklusif antara negara-negara Afrika Utara dan Afrika Barat serta PBB untuk

menghadapi tantangan keamanan di Sahel. Maroko juga mencoba untuk

menghidupkan kembali Tripoli Process yakni sebuah inisiatif kerjasama

keamanan regional yang awalnya dibuat oleh Gadafi. Selain itu, Maroko juga

mengusulkan untuk membuat Ministerial Conference of African States Bordering

the Atlantic untuk memperkuat kerja sama keamanan antara 22 negara114

. Hal ini

menunjukkan bahwa Maroko perlu menguatkan kerjasama regional untuk

menghalau aksi terorisme di negaranya. Pemerintah Maroko menyerukan kerja

sama bilateral dan multilateral yang lebih besar di antara negara-negara tetangga

untuk mengatasi masalah tersebut115

. Semakin rapuh dan tidak pasti lingkungan

eksternal negara bisa menjadi arena bagi bentuk baru kerjasama politik dan

112

Saad Eddine Lamzouwaq, “How Morocco Leads the Fight Against Terrorism”, 2017, Morocco World News. tersedia dalam: https://www.moroccoworldnews.com/2017/05/216898/morocco-leads-fight-against-terrorism/ diakses pada: 18 Juli 2017. 113

Rob Virtue, “Morocco terror warning: Officials raise threat level to HIGH for British holidaymakers”, 2015, majalah express. tersedia dalam: http://www.express.co.uk/news/world/602233/Morocco-terror-threat-level-raised-high-British-government diakses pada: 18 Juli 2017. 114

Ghita Tadlaoui, “Morocco’s Religious Diplomacy In Africa”, Policy Brief, ISSN : 1989 - 2667, No. 196, 2015, FRIDE: A European Think Tank For Global Action. Hal. 04 115

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013.

Page 65: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

51

keamanan116

. Hal ini pula yang kemudian mendorong Maroko memutuskan

kembali dalam keanggotaan Uni Afrika demi meningkatkan kerjasama dalam

menghalau ancaman terorisme.

4.1.2. Imigrasi di Maroko

Selain ancaman terorisme, masalah imigrasi juga menjadi alasan Maroko

kembali ke Uni Afrika. Maroko merupakan negara yang menjadi tempat

persinggahan para imigran yang akan menuju Eropa maupun Amerika. Maroko

adalah negara imigrasi yang mengirim pekerja ke Prancis, Spanyol, dan negara-

negara Eropa lainnya117

. Wilayah yang menjadi m i g r a t i o n b e l t s

utama Maroko yakni bagian timur daerah pegunungan Rif, wilayah Sous barat

daya dekat Agadir dan oasis sungai terletak di sebelah tenggara Dari Atlas

Tinggi118

.

116

Terence Mcnamee, Dkk, “Morocco And The African Union: Prospects For Re-Engagement And Progress On The Western Sahara”, Discussion Paper, The Brenthurst Foundation, 2013, South Africa, Www.Thebrenthurstfoundation.Org 117

Joaquin Arango and Philip Martin, “Best Practices to Manage Migration: Morocco-Spain”, The International Migration Review, Vol. 39, No. 1, 2005, Center for Migration Studies of New York, Inc., JSTOR. Hal. 258. 118

Hein de Haas, “The impact of international migration on social and economic development in Moroccan sending regions: a review of the empirical literature”, working papers, 2007, International Migration Institute. Hal. 04.

Page 66: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

52

Gambar IV.1 Wilayah Utama Migrasi Internasional di Maroko

Sumber: Hein de Haas, “The impact of international migration on social

and economic development in Moroccan sending regions: a review of the

empirical literature”, 2007, International Migration Institute.

Maroko menjadi pengirim imigran utama dengan arus tahunan berjumlah

140.400 orang, hal ini terus meningkat sejak tahun 1960an. Pada 1990an, Maroko

telah berkembang menjadi negara transit dan imigrasi yang penting, menerima

arus migrasi terutama dari negara-negara Sub-Sahara. Migran Sub-Sahara

umumnya berusaha menyeberang ke Eropa secara ilegal namun banyak di antara

mereka juga cenderung tinggal di Maroko untuk memperbaiki kondisi kehidupan

mereka119

.

119

Anna Di Bartolomeo, Tamirace Fakhoury dan Delphine Perrin, “Migration Profile: Morocco”, 2009, Consortium for Applied Research on International Migration, ROBERT SCHUMAN CENTRE FOR ADVANCED STUDIES.

Page 67: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

53

Selain migran legal, Maroko telah menerima jumlah migran ilegal yang

besar dari Afrika sub-Sahara yang diperkirakan oleh Kementerian Dalam Negeri

Maroko sekitar 15.000 pada tahun 2007. Sebuah survei yang dilakukan oleh

Asosiasi Marocaine d'Etudes et de Recherches sur les Migrations menunjukkan

bahwa migran sub-Sahara ilegal juga membuat perdagangan ilegal. Terbukti Sejak

tahun 2000, sebanyak 207.320 migran telah ditangkap dan lebih dari 1.200

jaringan perdagangan telah dibongkar120

. Masalah imigran tidak hanya distribusi

manusia namun juga menimbulkan masalah lain yang harus dihadapi yakni

adanya perdagangan ilegal. Maroko adalah negara transit dan imigrasi tidak hanya

untuk pencari suaka tapi juga pengungsi. Maroko menjadi tuan rumah dari 1.235

orang imigran, berasal dari negara-negara sub-Sahara dan Timur Tengah, sekitar

38% berasal dari Pantai Gading, 28% dari Republik Demokratik Kongo dan 28%

dari Irak dengan 25% adalah anak di bawah umur dan 17% adalah wanita121

.

Tabel IV.1. Stok migran internasional berdasarkan usia dan jenis kelamin

di Maroko tahun 2013

Age Male Female Total

0-9 2869 2731 5600

10-19 4235 3507 7742

20-29 5220 4246 9466

30-39 4705 4650 9355

40-49 3969 3845 7814

50-59 3139 2979 6118

60+ 2429 2274 4703

Total 26566 24232 50798

International migrant stock by age and sex in Morocco 2013

Sumber: UNICEF, “Part IV. International migrant stocks”, Migration Profile Morocco, 2013.

120

Anna Di Bartolomeo, Tamirace Fakhoury dan Delphine Perrin, “Migration Profile: Morocco”, 2009, Consortium for Applied Research on International Migration, ROBERT SCHUMAN CENTRE FOR ADVANCED STUDIES. 121

Anna Di Bartolomeo, Tamirace Fakhoury dan Delphine Perrin, “Migration Profile: Morocco”, 2009, Consortium for Applied Research on International Migration, ROBERT SCHUMAN CENTRE FOR ADVANCED STUDIES.

Page 68: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

54

Meskipun Maroko tidak cukup makmur untuk menyediakan layanan sosial

seperti pendidikan dan perawatan kesehatan untuk ribuan imigran. Namun, pada

2014 Maroko meluncurkan program pertamanya untuk melegalkan imigran dari

berbagai negara Afrika yang pernah tinggal di Maroko selama bertahun-tahun

untuk menunggu kesempatan berimigrasi ke Eropa. Perubahan sikap resmi di

Maroko terhadap imigran gelap tidak didorong oleh kebutuhan pekerja, seperti

yang biasa terjadi di banyak negara Eropa sampai beberapa tahun yang lalu122

. Hal

ini merupakan upaya pemerintah Maroko untuk menolak pelaporan media yang

menuduh perlakuan rasis dan tidak manusiawi terhadap imigran ilegal Afrika dan

upaya untuk menunjukkan solidaritas orang-orang Afrika dengan orang-orang

Afrika lainnya123

.

Dalam hal regional, sejak tahun 1990an Maroko telah memperoleh peran

penting dalam pengelolaan dan pengendalian perbatasan. Status ini telah

memberikan posisi kunci bagi Maroko dalam tata kelola migrasi Euro-

Mediterania, sementara itu juga membawa kontroversi signifikan mengenai peran

regional Maroko dalam pengelolaan arus migrasi124

. Masalah imigrasi penting

bagi Maroko untuk terlibat dalam diskusi reguler dengan Aljazair dan Mauritania.

Meskipun sudah ada organisasi yang mengatur masalah migrasi di Afrika yakni

African Maghreb Union (AMU) namun pejabat dari negara anggota AMU lebih

122

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 15. 123

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”. Hal. 16. 124

Anna Di Bartolomeo, Tamirace Fakhoury dan Delphine Perrin, “Migration Profile: Morocco”, 2009, Consortium for Applied Research on International Migration, ROBERT SCHUMAN CENTRE FOR ADVANCED STUDIES.

Page 69: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

55

sering bertemu di acara yang diselenggarakan di bawah naungan Uni Eropa atau

Uni Afrika daripada pada rapat umum125

. Hal tersebut kemudian mendorong

Maroko untuk kembali ke Uni Afrika demi menyelesaikan masalah migran di

Maroko dan Afrika. Setelah mengetahui alasan Maroko kembali ke Uni Afrika,

berdasarkan teori neoclassical realism, keputusan tersebut di pengaruhi oleh

relative material power Maroko.

4.2. Relative Material Power Maroko

Menurut asumsi neocalssical realist, suatu negara mengeluarkan kebijakan

Luar Negeri dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal yakni systemic pressure

atau systemic incentive berdasarkan material power yang dimiliki yang kemudian

ditranslasikan oleh para pengambil kebijakan atau yang disebut sebagai

intervening variabel. Hal ini dilakukan karena menurut Neo-classical realist

negara merespon ketidakpastian sistem anarki tidak hanya dengan seek security

namun dengan seeking to control and shape lingkungan eksternal mereka126

.

Dalam hal ini, seperti yang telah dipaparkan dalam bab III Maroko memiliki

pengaruh yang cukup kuat dalam posisinya di wilayah Afrika. Sejumlah

kerjasama dibidang keamanan maupun ekonomi berhasil menempatkan Maroko

menjadi salah satu negara yang kuat di wilayah Afrika. Meningkatnya anggaran

perbelanjaan militer sejak tahun 2000 hingga 2013 menunjukkan adanya

peningkatan kekuatan militer Maroko. Terbukti pada tahun 2000 anggaran

125

Mike Collyer, Myriam Cherti, Eliza Galos dan Marta Grosso, “Responses to irregular Migration in Morocco Promising Changes, Persisting Challenges”, paper, 2012, Institute for Public Policy Research, Buckingham. 126

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.147.

Page 70: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

56

perbelanjaan militer Maroko hanya USD 9.129 juta dan terus mengalami

peningkatan pada 2013 mencapai USD 34.173 juta127

. Bahkan menurut laporan

Strategic Defense Intelligence anggaran perbelanjaan militer Maroko akan

meningkat pada 2022 menjadi sekitar USD 3,9 miliar128

.

Pertumbuhan ekonomi Maroko diproyeksikan sebesar 3,7% pada tahun

2017. Kebijakan pertanian berangsur-angsur membaik dan berkembang, didorong

oleh sektor otomotif dengan tren yang meningkat129

. PDB per kapita Maroko

tercatat sebesar USD 3196 pada tahun 2016 dengan rata-rata 1828.44 USD dari

tahun 1966 sampai 2016, mencapai titik tertinggi sepanjang masa yakni USD

3204.80 pada tahun 2015 dan rekor terendah USD 815.50 pada tahun 1966. PDB

per kapita di Maroko setara dengan 25% dari rata-rata dunia130

.

127

Stockholm International Peace Research Institute ( SIPRI ), Yearbook: Armaments, Disarmament and International Security. http://data.worldbank.org/indicator/MS.MIL.XPND.CN?locations=MA&start=1999&end=2015&view=chart diakses pada 6 Juli 2017. <iframesrc="http://data.worldbank.org/share/widget?end=2015&indicators=MS.MIL.XPND.CN&locations=MA&start=1999&view=chart" width='450' height='300' frameBorder='0' scrolling="no" ></iframe> 128

Marianne Dodson, “Moroccan defense budget to increase 2.8 percent by 2022”, 2017, the moroccan times. tersedia dalam: http://themoroccantimes.com/2017/02/22100/moroccan-defense-budget-to-increase-2-8-percent-by-2022 diakses pada 6 Juli 2017. 129

African economic Outlook 2017, “Morocco economic outlook”, African development bank group. tersedia dalam: https://www.afdb.org/en/countries/north-africa/morocco/morocco-economic-outlook/ diakses pada 6 Juli 2017. 130

https://tradingeconomics.com/morocco/gdp-per-capita diakses pada 6 Juli 2017.

Page 71: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

57

Gambar IV.2 grafik GDP Maroko perkapita

https://tradingeconomics.com/morocco/gdp-per-capita diakses pada 6 Juli 2017.

Selain negara-negara kaya lainnya di kawasan Afrika, Maroko menjadi

salah satu negara yang dilihat memiliki potensi cukup besar dikawasan. Terbukti

dengan penawaran kerjasama strategis GCC dengan Maroko yang kemudian

ditolak oleh Maroko131

. Sesuai dengan asumsi neoclassical realis bahwa relative

material power tidak hanya kapabilitas militer namun juga pengaruh negara di

tingkat Internasional maupun regional, maka dalam hal ini Maroko memiliki

relative material power yakni berupa pertumbuhan ekonomi dan pengaruh yang

cukup kuat dikawasan. Kerjasama bilateral maupun multilateral serta bantuan

yang diberikan Maroko ke negara-negara Afrika Barat tentu menumbuhkan rasa

percaya diri Maroko dan hal ini menjadi alat untuk seeking to control and shape

lingkungan eksternal negara.

131

Lelia Rousselet, “Evolutions In The Relations Morocco And The Gulf Cooperaation Council (GCC): A Singular Illustration Of Multilateralism In The Arab World”, Paper, Kuwait Program At Sciences Po, 2014.

Page 72: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

58

Relative material power yang dimiliki Maroko di kawasan Afrika tersebut

mendorong keputusan Maroko untuk bergabung kembali dalam keanggotaan Uni

Afrika pada 2016. Seperti yang disampaikan oleh Terrence McNamee dalam

wawancara melalui e-mail, sebelum bergabung dengan Uni Afrika Maroko

menciptakan rekor yang sangat mengesankan dalam kontribusinya pada isu-isu

Afrika secara politis dan diplomatis, ekonomis dan militer atau keamanan.

Kontribusi Maroko tersebut menurut McNamee menyampaikan pesan yang kuat

melalui diplomasi dan kekuatan ekonominya yang lebih agresif dan berkembang.

Pesannya bahwa Maroko adalah negara yang memiliki pengaruh politik dan

ekonomi yang serius, yang integral dengan pembangunan benua Afrika dan siap

untuk memainkan peran utama (pemimpin) di masa depan dan hal itu akan

membuat Uni Afrika lebih kuat. Hal ini yang membuat gelombang opini negara-

negara Afrika menjadi sangat menguntungkan bagi Maroko132

. Kontribusi

Maroko di benua Afrika tersebut memberikan power berupa pengaruh di kawasan

yang kemudian ditranslasikan oleh intervening variabel demi mendapatkan

incentive ketika Maroko bergabung dengan Uni Afrika.

4.3. Systemic incentive (faktor eksternal)

Seperti yang telah dipaparkan dalam bab II, Uni Afrika merupakan

organisasi regional yang cukup penting di kawan Afrika. Uni Afrika sebagai

organisasi regional tentu menawarkan incentive bagi Maroko. Berdasarkan

wawancara dengan Professor Yahia H. Zoubir via e-mail, beberapa alasan Maroko

132

wawancara dengan Terrence McNamee pada 28 Juni 2017.

Page 73: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

59

kembali dalam keanggotaan Uni Afrika adalah untuk mengumpulkan dukungan

dari negara-negara sekutu tradisional dan francophone di dalam Uni Afrika seperti

Senegal, Gabon dan Guinea dengan harapan dapat mengisolasi SADR dari Uni

Afrika133

. Kedekatan Maroko dengan negara-negara Afrika Barat juga membantu

Maroko untuk dapat mempengaruhi negara-negara tersebut agar mencabut

pengakuannya terhadap SADR. Selain itu untuk melemahkan pengaruh Aljazair di

dalam Uni Afrika yang mendukung kelompok Polisario di kawasan Sahara

Barat134

.

Aljazair merupakan negara yang membantu dan mendukung pembebasan

Sahara Barat dari pendudukan Maroko. Pada tahun 1970an ketika Maroko

melakukan serangan terhadap kelompok Polisario di wilayah Sahara Barat,

mayoritas orang Saharawis melarikan diri dari pasukan pendudukan Maroko ke

kamp-kamp pengungsi di Tindouf, Aljazair Barat Daya. Berdasarkan keinginan

untuk mendukung gerakan pembebasan Afrika, pemerintah Aljazair menjadi

sekutu regional terkuat dari Saharawis135

. Polisario mendirikan kantor pusatnya di

Tindouf, Aljazair Barat Daya, dan mendirikan Sahrawi Arab Democratic

Republic (SADR) pada 1976136

. Kelompok Polisario juga diberi fasilitas

persenjataan, komunikasi dan pengungsian yang aman karena pasukan Maroko

133

wawancara dengan Prof Yahia H. Zoubir pada 10 Juni 2017. 134

wawancara dengan Prof Yahia H. Zoubir pada 10 Juni 2017. 135

Pedro Pinto Leite, “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”, CURRENT AFRICAN ISSUES NO. 33, ISBN 91-7106-572-5, Swedia, NORDISKA AFRIKAINSTITUTET, 2006. 136

Alexis Arieff, “Western Sahara”, 2014, Congressional Research Service, www.crs.gov

Page 74: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

60

tidak akan memprovokasi keterlibatan langsung Aljazair dalam konflik

tersebut137

.

Seperti yang telah dipaparkan dalam bab II, konflik Sahara Barat yang

masih berlangsung hingga saat ini menjadi penyebab Maroko memutuskan keluar

dari keanggotaan Uni Afrika pada 1984. Pengakuan SADR sebagai negara

anggota Uni Afrika tidak dapat diterima oleh Maroko. Berdasarkan wawancara

dengan Profesor Yahia H. Zoubir dapat disimpulkan bahwa Maroko memutuskan

untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika karena selama 34 tahun keluar dari

Uni Afrika masalah Sahara Barat masih belum usai bahkan SADR masih

termasuk anggota Uni Afrika. Oleh sebab itu, dukungan yang akan didapatkan

Maroko di Uni Afrika pada akhirnya akan digunakanan Maroko untuk berusaha

memiliki hak suara untuk mengeluarkan SADR dari Uni Afrika. Hal ini karena

Maroko menganggap bisa melobi negara-negara Afrika dari dalam Uni Afrika

daripada di luar ketika tidak menjadi anggota Uni Afrika138

.

Wilayah Sahara Barat merupakan wilayah yang penting bagi Maroko.

Kebijakan luar negeri Maroko hingga saat ini adalah bertujuan untuk

menumbuhkan dukungan dari negara-negara Afrika sub-Sahara atas klaim

Maroko terhadap Sahara Barat. Diplomasi Maroko menjadi sangat aktif dalam

upaya untuk menolak Sahrawi Arab Democratic Republic (SADR) dan berupaya

mempengaruhi negara-negara Afrika yang telah mengakui SADR sebagai entitas

137

Pedro Pinto Leite, “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”, CURRENT AFRICAN ISSUES NO. 33, ISBN 91-7106-572-5, Swedia, NORDISKA AFRIKAINSTITUTET, 2006. 138

wawancara dengan Prof Yahia H. Zoubir pada 10 Juni 2017.

Page 75: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

61

negara untuk menarik pengakuan mereka kembali139

. Kebijakan Maroko di Afrika

dipusatkan pada penggalangan dukungan diplomatik untuk kedaulatannya atas

Sahara Barat, yang mendorong serangkaian program bantuan pembangunan,

perjanjian perdagangan bilateral, dan kerja sama diplomatik yang lebih luas. Raja

Mohammed VI telah mendorong perusahaan-perusahaan Maroko dan badan-

badan pemerintah untuk memperluas kegiatan mereka dengan Afrika sub-Sahara

dalam dekade terakhir140

.

Gambar IV.3 Geografis Maroko dan Afrika

Sumber: J. Peter Pham, “Morocco’s Vital Role in Northwest Africa’s Security and Development”, 2013, The Atlantic Council’s Africa Center.

Wilayah Sahara Barat menjadi begitu penting bagi Maroko karena kekayaan

alam yang dimilikinya. Wilayah ini terdiri dari padang pasir dari samudera

139

Mohammed El-Katiri, “From Assistance To Partnership: Morocco And Its Foreign Policy In West Africa”, 2015, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies Institute and U.S. Army War College Press. Hal. 04. 140

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013.

Page 76: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

62

atlantik di barat sampai Sudan di timur dan dari pegunungan atlas di utara sampai

ke sungai senegal ke selatan141

. Meskipun wilayah Sahara Barat hanya dikelilingi

oleh padang pasir namun pada tahun 1974, Bank Dunia menganggap Sahara Barat

sebagai wilayah terkaya di wilayah Maghreb karena sumber daya perikanan dan

deposit fosfatnya yang besar142

. Pada 1960an, satu-satunya mineral yang

ditemukan dalam jumlah komersial adalah bijih besi dan fosfat, keduanya terletak

di dekat perbatasan Maroko. Deposit fosfat Sahara Barat dikatakan sebagai yang

terkaya di dunia karena diyakini memiliki deposit fosfat terbesar keempat di dunia

yang terdapat di wilayah bou craa, yaitu kota di bagian utara Sahara yang jaraknya

hanya beberapa mil dari perbatasan Maroko143

.

Selain kandungan fosfat, wilayah Sahara Barat juga mengandung potensi

cadangan minyak yang besar144

. Maroko tidak memiliki sumber daya minyak

sendiri karena hingga saat ini belum ditemukan adanya cadangan minyak di

wilayah Maroko. Sementara itu, geologi Sahara Barat sangat mirip dengan

Mauritania. Keduanya merupakan bagian dari wilayah yang memiliki minyak

potensial yang menjangkau dari Teluk Guinea. Insentif ekonomi untuk produksi

minyak merupakan alasan strategis untuk mengendalikan sumber daya yang ada

141

Jeffrey H. Willis, “Western Sahara: A Land Of Conflict”, 1991, thesis, North Carolina: Troy State University At Fort Bragg. Hal. 10. 142

Pedro Pinto Leite, “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”, CURRENT AFRICAN ISSUES NO. 33, ISBN 91-7106-572-5, Swedia, NORDISKA AFRIKAINSTITUTET, 2006. 143

Jeffrey H. Willis, “Western Sahara: A Land Of Conflict”, 1991, thesis, North Carolina: Troy State University At Fort Bragg. Hal. 14. 144

Pedro Pinto Leite, “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”, CURRENT AFRICAN ISSUES NO. 33, ISBN 91-7106-572-5, Swedia, NORDISKA AFRIKAINSTITUTET, 2006.

Page 77: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

63

di Sahara Barat. Pencarian minyak sejak tahun 2001 telah menambah tekad

Maroko untuk bertahan di Sahara Barat145

.

Gambar IV.4 Geografis Sahara Barat dan Mauritania

Sumber: Toby Shelley, “Natural resources and the Western Sahara” 2006, Swedia: NORDISKA AFRIKAINSTITUTET

Selain adanya cadangan minyak yang menjanjikan, perairan Sahara Barat

juga hal yang penting karena dapat meningkatakan perekonomian Maroko secara

keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni pengembangan

industri perikanan Maroko sebagai pembangkit pendapatan dan lapangan kerja,

meningkatnya permintaan seafood internasional dan peningkatan jumlah proporsi

tangkapan Maroko yang tercatat di perairan Sahara yakni dari 200.000 ton per

145

Toby Shelley, “Natural resources and the Western Sahara” terdapat dalam “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”, 2006, CURRENT AFRICAN ISSUES NO. 33, ISBN 91-7106-572-5, Swedia, NORDISKA AFRIKAINSTITUTET.

Page 78: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

64

tahun pada 1960an meningkat menjadi lebih dari 1 juta ton pada tahun 2001146

.

Selain kegiatan pertambangan, memancing telah menjadi kegiatan ekonomi paling

penting di sahara barat147

. Selain itu, tentu saja terdapat mineral lain yang dapat

ditemukan di Sahara Barat, termasuk logam. Hingga saat ini, Maroko telah

melakukan pencarian bahkan survei tentang sumber daya yang tersimpan di

Sahara Barat seperti adanya titanium atau vanadium menjadi sumber daya yang

akan diperebutkan di masa depan148

.

Dapat dikatakan, bahwa masalah sumber daya dalam konflik Sahara Barat

menjadi alasan utama Maroko bertahan di Sahara Barat. Keputusan Maroko untuk

kembali dalam keanggotaan Uni Afrika demi menggalang dukungan atas

klaimnya terhadap wilayah Sahara Barat menjadi strategi Maroko. Pentingnya

klaim Maroko atas wilayah Sahara Barat dipicu karena kelompok Polisario dan

para pendukungnya yang berusaha untuk melawan eksploitasi sumber daya

Sahara oleh Maroko149

. Insentif sistemik yang akan didapatkan Maroko ketika

bergabung dengan Uni Afrika tidak hanya meningkatkan pengaruh atas klaimnya

di wilayah Sahara Barat, namun juga lebih luas dalam hal insentif ekonomi yang

akan didapatkan.

Selain untuk mengumpulkan dukungan terkait kasus Sahara Barat, Afrika

secara keseluruhan juga memiliki peran yang strategis bagi Maroko. Afrika

146

Toby Shelley, “Natural resources and the Western Sahara” terdapat dalam “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”. 147

Jeffrey H. Willis, “Western Sahara: A Land Of Conflict”, 1991, thesis, North Carolina: Troy State University At Fort Bragg. Hal. 10. 148

Toby Shelley, “Natural resources and the Western Sahara” terdapat dalam “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”, 2006, CURRENT AFRICAN ISSUES NO. 33, ISBN 91-7106-572-5, Swedia, NORDISKA AFRIKAINSTITUTET. 149

Toby Shelley, “Natural resources and the Western Sahara” terdapat dalam “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in Decolonization”.

Page 79: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

65

menyediakan “pasar” yang lebih dekat bagi Maroko dibandingkan Amerika atau

Eropa. Selama dekade terakhir, Maroko berusaha menyeimbangkan

ketergantungannya pada Eropa dengan membangun kemitraan strategis dengan

Amerika Serikat. Namun, kedua kemitraan strategis tersebut memiliki

keterbatasan. Maka dari itu Afrika menjadi sangat penting bagi Maroko yang

memungkinkan Maroko untuk melengkapi kemitraan strategis di wilayah Afrika.

Selain itu, intervensi Maroko di Mali terkait ancaman Al-qaeda dan kelompok

teroris lain mengharuskan Maroko untuk lebih memperkuat jaringan aliansi

regionalnya di wilayah Afrika150

.

Maroko semakin sadar akan perlunya melibatkan Afrika. Kematian

Ghadaffi dari Libya dan kinerja buruk Nigeria dan Afrika Selatan di front

kepemimpinan Afrika, menciptakan kekosongan kepemimpinan yang ingin

dicapai Maroko. Maroko berusaha untuk melibatkan Afrika setelah 32 tahun

kebijakan isolasionisnya di Afrika adalah untuk mengisi kekosongan

kepemimpinan yang dirasakan dan ketidakadilan yang dirasakan negara-negara

Afrika lainnya151

. Afrika menjadi arena dimana Maroko memiliki kesempatan

untuk memainkan peran kepemimpinannya di kawasan, hal ini ditunjukkan dari

peran Maroko dalam menyelesaikan konflik-konflik di wilayah Afrika152

dan

bantuan-bantuan yang diberikan Maroko ke negara-negara Afrika Barat seperti

yang telah dijelaskan pada bab III.

150

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013. 151

Wawancara dengan Charles Ogheneruonah pada 28 Juni 2016. 152

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013.

Page 80: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

66

4.4. Intervening Variabel (faktor internal)

Sesuai dengan asumsi neo-classical realist bahwa relative material power di

translasikan pada level unit domestik yakni oleh para pengambil kebijakan yang

disebut intervening variabel153

. Dalam hal ini keputusan Maroko untuk bergabung

dengan Uni Afrika tentu didasari oleh persepsi pengambil kebijakan berdasarkan

relative material power yang dimiliki. Hal ini terlihat dalam surat terbuka yang

disampaikan oleh Raja Mohammed VI kepada African Union Heads of State and

government ketika Maroko mendeklarasikan untuk kembali dalam keanggotaan

Uni Afrika154

.

My country has forged a unique, authentic and tangible South-South cooperation

model which has made it possible not only to consolidate cooperation in the traditional

areas of training and technical assistance, but also to engage in new, strategic sectors such

as food security and infrastructure development. This process will not be ending any time

soon. And - like it or not - it is irreversible.

The important involvement of Moroccan operators and their strong engagement in

the areas of banking, insurance, air transport, telecommunications and housing are such

that the Kingdom is now the number one investor in West Africa. My country is already

the second largest investor in the Continent, and our ambition is to be ranked first.

..... Furthermore, the Kingdom's participation in all of Africa's bi-regional and bi-

continental partnerships is further evidence of my country's readiness to defend the

Continent's interests at the international level and to leverage its exchange network to

promote Africa's relations with the rest of the world.

Finally, true to a longstanding tradition of solidarity and commitment to peace in the

world, the Kingdom of Morocco, even after it left the OAU, has continued to launch

initiatives to promote stability and security”. (Africa News Service, 2016)

Dalam pesan yang disampaikan oleh Rachid Talbi Alami seorang speaker of

Morocco's Lower House pada African Union Summit 2016155

terlihat Raja

menjabarkan kontribusi yang telah dilakukan Maroko di kawasan Afrika. Dalam

pesannya tersebut terlihat Maroko menjadikan relative material power yang

153

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.146 154

Peter Mugabo, “Morocco Turns Back to Seek AU Membership [press release]”, Africa News Service, 2016. 155

Peter Mugabo, “Morocco Turns Back to Seek AU Membership [press release]”.

Page 81: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

67

dimiliki sebagai dasar ukuran dalam mengambil keputusan. Keberadaan dan

kontribusi Maroko di kawasan Afrika selama ini menjadi power yang kemudian

diterjemahkan oleh intervening variabel dalam hal ini Raja Mohammed VI.

Maroko merupakan negara yang menganut paham monarki konstitusional.

Pada 2011 orang-orang Maroko memilih untuk secara resmi mengkonsolidasikan

dua dekade reformasi dengan sebuah konstitusi baru yang dirancang untuk

membentuk sebuah monarki konstitusional dengan pemisahan kekuasaan156

.

Meskipun partai Justice and Development Party (PJD) memenangkan kursi paling

banyak di parlemen pada 2011 dan Abdelilah Benkiran menjadi Perdana Menteri,

namun Raja masih memainkan peran besar dan menentukan dalam dunia

politik157

. Pada awal pemerintahannya, Raja Mohammed VI mengisyaratkan

bahwa dia menyukai demokrasi. Namun pada kenyataannya, proses demokratisasi

di Maroko tidak berjalan dengan baik158

.

Ketika Raja Mohammed VI menggantikan ayahnya yakni Raja Hassan II

pada bulan Juli 1999, dia menyadari harapan orang-orang yang tinggi. Dia

membuat beberapa isyarat untuk memberi tanda awal era yang lebih baik. Dalam

pidato pertamanya, dia membela hak-hak perempuan, memperdebatkan partisipasi

penuh mereka dalam kehidupan publik. Dia menentang kemiskinan, ketidakadilan

dan korupsi yang dilembagakan. Dia menyerukan konsep baru wewenang

berdasarkan pertanggungjawaban, hak asasi manusia dan kebebasan individu. Dia

mendanai program sosial untuk membantu kaum miskin kota dan memimpin

156

American Moroccan Center, “Constitutional Reform in Morocco Five Years On”, issue brief, 2006. 157

American Moroccan Center, “Constitutional Reform in Morocco Five Years On”. 158

Marina Ottaway dan Meredith Riley, “Morocco: From Top-down Reform to Democratic Transition?”, paper, Washington, DC: Carnegie Endowment for International Peace, 2006.

Page 82: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

68

beberapa kampanye untuk mengurangi kemiskinan pedesaan setelah dua tahun

masa kekeringan. Dia mengunjungi provinsi utara yang terbelakang, termasuk

wilayah Rif, yang terakhir dikunjungi Raja Hassan II lebih dari 40 tahun yang lalu

untuk menekan pemberontakan. Kebijakan Mohammed VI menciptakan iklim

liberalisasi politik yang memungkinkan orang Maroko berbicara lebih bebas dan

menyampaikan keluhan mereka di depan umum, setelah 38 tahun memegang

kendali ketat di bawah Raja159

.

Pada masa pemerintahan Raja Mohammed VI, Maroko berkembang

menjadi negara yang lebih agresif dalam bidang ekonomi maupun militer. Hal ini

terbukti dengan penandatanganan sebuah perjanjian perdagangan bebas dengan

Amerika Serikat yang berlanjut hingga akhir 2013 yakni sebuah kesepakatan

fasilitas perdagangan. Hal ini menjadikan Maroko satu-satunya negara di benua

Afrika yang telah menandatangani sebuah perjanjian perdagangan bebas dengan

Amerika Serikat160

. Selain itu, Maroko juga menjadi salah satu dari lima penerima

investasi asing terbesar di Afrika. Posisi Maroko naik ke posisi 77 pada peringkat

daya saing Forum Ekonomi Dunia, hal ini menjadikannya negara dengan

peringkat tertinggi ketiga setelah Afrika Selatan dan Rwanda161

.

Pada awal masa pemerintahan Raja Mohammed VI, pertumbuhan ekonomi

Maroko meningkat dari rata-rata 2,2% menjadi 5%, rasio utang luar negeri

terhadap PDB turun 65% dari 79% di tahun 1999 menjadi sekitar 14% pada akhir

159

Abdeslam Maghraoui, “Political Authority in Crisis: Mohammed VI's Morocco”, Middle East Report, No. 218, 2001, JSTOR, Middle East Research and Information Project, Inc. tersedia dalam: http://www.jstor.org/stable/1559304 160

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”, Atlantic Council’s Africa Center, 2014. 161

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”.

Page 83: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

69

tahun 2009, dan lebih dari 1,5 juta orang Maroko bangkit dari kemiskinan162

. Pada

Februari 2014 ketika Raja berkunjung ke Mali, telah menghasilkan lebih dari 80

perjanjian bilateral dengan empat negara. Perjanjian ini merupakan tambahan dari

17 perjanjian perdagangan bilateral dengan negara yang lain. Kerjasama ini

meningkatkan nilai pendapatan perdagangan Maroko. Terlihat perdagangan

Maroko dengan sub-Sahara Afrika mencapai rata-rata $ 300 juta per tahun. Sejak

tahun 1998 memiliki rata-rata $ 529 juta per tahun dan mencapai $ 1 miliar pada

tahun 2008163

. Selain pendapatan perdagangan, antara tahun 2008 dan 2010 FDI

Maroko ke sub-Sahara Afrika hampir dua kali lipat, dari $ 248 juta menjadi $ 495

juta164

. Investasi Maroko di wilayah Sub-Sahara Afrika telah tersebar di berbagai

sektor ekonomi Afrika dengan prospek pertumbuhan yang signifikan di tahun-

tahun mendatang, termasuk pertanian, telekomunikasi, farmasi, dan

manufaktur165

. Hal ini menjadi prioritas utama Maroko terbukti dengan masuknya

kerjasama dengan Afrika dalam konstitusi 2011, yang menjanjikan negara untuk

mengkonsolidasikan hubungan kerja sama dan solidaritas dengan masyarakat dan

negara Afrika166

.

Raja Mohammed VI telah memanfaatkan kekuatan ekonomi Maroko yang

meningkat untuk meningkatkan jangkauan pengaruh Maroko di kawasan. Pada

162

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”. 163

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”. 164

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013. 165

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”, Atlantic Council’s Africa Center, 2014. 166

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”.

Page 84: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

70

tahun 2000, Raja mengumumkan rencana pengampunan hutang untuk negara-

negara terbelakang di Afrika, dan pemberantasan bea masuk atas produk yang

diimpor dari negara-negara tersebut. Maroko telah mengambil peran penting

dalam forum ekonomi Afrika dan negara berkembang , dalam satu dekade terakhir

Maroko menjabat sebagai ketua Kelompok Afrika di World Trade Organization

(WTO) dan presiden G-77 yaitu koalisi negara-negara berkembang yang

merupakan kaukus terbesar untuk kepentingan ekonomi dan kapasitas negosiasi

dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)167

.

Maroko juga telah menyelenggarakan serangkaian forum internasional yang

ambisius dengan tujuan menciptakan "Komunitas Atlantik" yang lebih luas yang

menghubungkan negara-negara Afrika di pesisir laut dengan negara-negara Eropa

dan Amerika168

. Keberhasilan Raja Mohammed VI membawa Maroko menjadi

negara yang berkembang secara ekonomi membuat reputasi Raja Maroko semakin

baik. Kepercayaan diri dan keinginan untuk semakin meluaskan pengaruh Maroko

ditataran internasional turut mendorong keputusan Maroko kembali dalam

keanggotaan Uni Afrika pada 2016.

Menurut McNamee, selama bertahun-tahun telah diyakini bahwa jika Raja

mengakui SADR atau mengalah pada kasus ini, maka hal itu akan menjadi akhir

dari monarki. Melalui reformasi bertahap dan membuka beberapa ruang politik,

Raja mendorong orang untuk lebih banyak membicarakan masalah SADR yang

sebelumnya hampir tabu untuk mengangkatnya dan memperdebatkannya. Raja

167

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”. 168

J. Peter Pham dan Ricardo René Larémont, “Morocco’s Emergence as a Gateway to Business in Africa”.

Page 85: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

71

menjadi lebih percaya diri dalam membahas masalah ini secara lebih terbuka.

Dengan kata lain, Raja merasa cukup kuat untuk bergabung dengan Uni Afrika

sementara SADR masih menjadi anggota Uni Afrika karena Raja yakin bahwa

orang Maroko akan dapat melihat gambaran yang lebih besar dan tidak

menganggap hal itu sebagai pengakuan SADR untuk eksis sebagai sebuah negara

merdeka169

.

Tidak hanya dibidang ekonomi, agresivitas kebijakan Maroko pada masa

pemerintahan Raja Mohammed VI juga menjadi sangat dinamis. Pemerintah

Maroko menyerukan kerja sama bilateral dan multilateral yang lebih besar di

antara negara-negara tetangga untuk mengatasi masalah keamanan di wilayah

Afrika. Maroko mendukung intervensi militer Perancis di Mali, dan Maroko

berusaha bekerja sama lebih erat dengan pemerintah Mauritania, Mali dan Senegal

untuk memperkuat kerja sama kontraterorisme dan menentang penyebaran

ideologi ekstremis melalui program kontra-radikalisasi yang luas. Maroko

berambisi dalam perannya menyelesaikan krisis keamanan regional dan ini

menunjukkan pencapaian Maroko untuk menunjukkan kemampuannya di ranah

yang lebih luas170

.

Menurut Haim Malka dalam tulisannya, persaingan yang terus berlangsung

dengan Aljazair dan konflik Sahara Barat serta absennya Maroko dari Uni Afrika

menjadi hambatan untuk usahanya mengukir diplomasi yang lebih berpengaruh

dan peran keamanan di Afrika. Pada tingkat multilateral, Maroko akan

mendapatkan keuntungan dari keterlibatan lebih aktif dengan organisasi 169

Wawancara dengan Terrence McNamee pada 28 Juni 2016. 170

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013.

Page 86: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

72

regional171

. Maka dari itu sesuai dengan pernyataan Yahia H. Zoubir bahwa

keputusan Maroko kembali dalam keanggotaan Uni Afrika adalah untuk

menguatkan pengaruh Maroko di kawasan172

.

Kawasan Afrika dan khususnya wilayah Sahara Barat merupakan kebijakan

strategis penting bagi masa depan Maroko. Namun, resiko bagi Maroko adalah

bahwa di tahun-tahun mendatang Maroko mungkin tidak penting bagi Afrika.

Dengan status Afrika sebagai salah satu pasar perbatasan terakhir yang tersisa,

persaingan internasional karena akses terhadap sumber daya dan pasar semakin

meningkat173

. Terlepas dari tantangan ini, Maroko mungkin masih menjadi mitra

penting bagi negara-negara Afrika. Strateginya akan lebih efektif jika terus

berfokus untuk membangun kehadirannya di Francophone, Afrika Barat dan

Afrika Tengah, di mana ia memiliki hubungan historis, jaringan ekonomi, dan

kepentingan bersama mengenai ancaman keamanan dan lintas batas174

. Adanya

systemic pressure ini juga yang kemudian di translasikan oleh pengambil

kebijakan bahwa pentingnya Maroko kembali dalam keanggotaan Uni Afrika. Hal

ini juga sejalan dengan asumsi neoclassical realist bahwa ketika negara telah

beralih dari satu peringkat ke peringkat berikutnya dalam hal perekonomian

maupun pengaruh negaranya maka kebijakan luar negeri mereka akan

menyesuaikan dan terus mengalami kemajuan dengan mencari pengaruh lebih

luas175

.

171

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”. 172

Wawancara dengan Dr. Yahia Zoubir pada 10 Juni 2017. 173

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper, Middle East Program, Center For Strategic And International Studies, 2013. 174

Haim Malka, “Morocco’s Rediscovery Of Africa”. 175

Gideon Rose, “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”, hal.155.

Page 87: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

73

Faktor yang melatarbelakangi keputusan Maroko kembali dalam

keanggotaan Uni Afrika pada 2016 dapat dilihat melalui adanya relative material

power yang ditranslasikan oleh intervening variabel dengan melihat adanya

insentif yang akan didapatkan. Maroko mengalami pertumbuhan ekonomi dan

memiliki pengaruh yang cukup kuat di kawasan dengan melakukan kerjasama,

memberikan bantuan dan memberikan kontribusi dalam hal ekonomi maupun

keamanan. Kontribusi inilah yang kemudian menambah kepercayaan diri Raja

Mohammed VI sebagai intervening variabel dalam mengambil keputusan. Sesuai

dengan asumsi neoclassical realist bahwa negara akan menyesuaikan perilakunya

dengan power yang dimiliki dan akan terus mencari pengaruh lebih luas, maka

dalam hal ini Maroko mencari pengaruh yang lebih luas dengan memutuskan

untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika. Pengaruh inilah yang kemudian

akan menciptakan sistemik insentif bagi Maroko dalam mempertahankan Sahara

Barat dan memberikan status kepemimpinan di kawasan bagi Maroko.

Page 88: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Maroko merupakan salah satu negara pendiri Organization Of African Unity

(OAU) bersama dengan negara-negara Afrika yang telah merdeka kala itu.

Keinginan untuk membebaskan wilayah Afrika dari kolonialisme dan

meningkatkan perekonomian negara-negara Afrika menjadi tujuan utama

terbentuknya organisasi regional ini. Meskipun begitu, pada 2001 negara anggota

OAU menganggap bahwa piagam OAU perlu direformasi sesuai dengan pengaruh

globalisasi. Maka pada 2002 OAU berubah nama menjadi Uni Afrika.

Meskipun Maroko menjadi salah satu negara yang mendirikan OAU, namun

pada 1984 Maroko memutuskan untuk keluar dari keanggotaan OAU. Hal ini

disebabkan oleh penerimaan SADR sebagai negara anggota OAU. SADR

merupakan nama untuk negara yang berada di wilayah Sahara Barat. Wilayah

yang masih menjadi sengketa antara Maroko dan kelompok Polisario. Meskipun

telah keluar dari keanggotaan Uni Afrika yang masih bernama OAU pada saat itu,

hubungan Maroko dan negara-negara Afrika tetap terjalin dengan baik. Bahkan

pada 2002 ketika Raja Mohammed VI dari Maroko menjabat sebagai Raja untuk

menggantikan ayahnya yakni Raja Hassan II, Maroko berkembang menjadi

negara yang baik secara ekonomi dan memiliki pengaruh yang cukup besar di

kawasan Afrika.

Page 89: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

75

Pada 2016 dalam African Union Summit di Kigali, Rwanda, Raja

Mohammed VI menyatakan untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika setelah

32 tahun bukan merupakan anggota Uni Afrika. Meskipun konflik di Sahara Barat

belum usai dan Maroko belum menerima SADR sebagai sebuah entitas negara,

namun Maroko telah merubah keputusannya untuk kembali dalam keanggotaan

Uni Afrika. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan mengapa Maroko memutuskan

untuk kembali dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016 padahal Maroko belum

menerima SADR sebagai sebuah entitas negara dan konflik Sahara Barat masih

berlangsung.

Sejalan dengan teori neo-classical realism, kebijakan suatu negara tidak

hanya dapat dilihat lewat faktor eksternal maupun internal saja namun dapat

dilihat melalui kedua faktor tersebut secara bersamaan. Dalam hal ini keputusan

Maroko untuk kembali bergabung dalam keanggotaan Uni Afrika pada 2016

adalah karena adanya relative material power yang ditranslasikan oleh

intervening variabel dalam melihat incentive yang akan didapatkan. Relative

material power yang dimiliki Maroko adalah pengaruhnya di kawasan yang dapat

dilihat dari kerjasama bilateral, multilateral dan bantuan-bantuan Maroko ke

negara-negara Afrika yang kemudian ditranslasikan oleh intervening variabel.

Intervening variabel atau pengambil kebijakan di Maroko adalah Raja

Mohammed VI yang telah berkuasa menggantikan ayahnya yakni Raja Hassan II

sejak 1999 hingga saat ini. Intervening variabel melihat incentive jika Maroko

kembali dalam keanggotaan Uni Afrika yakni untuk menambah pengaruh dan

mempertahankan posisinya di wilayah Sahara Barat. Menggalang dukungan untuk

Page 90: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

76

mengeluarkan SADR dari Uni Afrika dan mempertahankan klaimnya atas wilayah

Sahara Barat serta perlunya memperkuat jaringan aliansi regionalnya di wilayah

Afrika dalam menyelesaikan isu keamanan wilayah. Insentif sistemik yang

didapatkan Maroko ketika kembali menjadi anggota Uni Afrika tidak hanya

menambah pengaruh namun juga dapat merambah dalam bidang ekonomi dan

politik.

5.2. Saran

Penelitian ini berfokus pada keputusan Maroko kembali dalam keanggotaan

Uni Afrika pada 2016. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi

penelitian-penelitian selanjutnya mengenai hal serupa atau kelanjutan hubungan

Maroko di Uni Afrika. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih

memeperkaya narasumber baik dari pihak kedutaan Maroko maupun pihak Uni

Afrika.

Page 91: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Cervenka, Zdenek. 1977. “The Unfinished Quest For Unity”, London:

Julian Friedmann Publishers Ltd.

Cragg, Kathryn. 2008. “Organizing African Unity: a Pan-African Project A

Comparison of the Organization of African Unity And the African Union”, Thesis,

Wesleyan University.

Cross, Megan Melissa. 2007. “KING HASSAN II: Morocco‟s Messenger of

Peace”, thesis, University of Kansas.

Faisal, Sanapiah. 2010. “format-format penelitian sosial”, Jakarta: Rajawali

Press.

Kipkuruikibet, Hilary. 2009. “A Comparison Of The Organization Of

African Unity (OAU) And African Union (AU) Management Of Conflicts In The

Horn Of African”, Thesis, Universitas Nairobi.

Nkrumah, Kwame. 1963. “Africa Must Unite”, New York: Frederick A.

Praeger, Inc.

Ottaway, Marina dan Meredith Riley. 2006. “Morocco: From Top-down

Reform to Democratic Transition?”, Washington, DC: Carnegie Endowment for

International Peace.

Rose, Gideon. “Neoclassical Realism and Theories of Foreign Policy”.

Cambridge.

Thomson, Alex. 2010. “An Introduction To African Politics”, Edisi Ketiga,

New York: Taylor & Francis E-Library.

Willis, Jeffrey H. 1991. “Western Sahara: A Land Of Conflict”, North

Carolina: Troy State University At Fort Bragg.

Yin, R. K. 2007. “Qualitative Research From Start To Finish”. New York:

Guildford Press

Yoh, John Gay Nout. 2008. “The Institutional Role Of The Organisation Of

African Unity (OAU) In Conflict Resolution In Africa”, Thesis, University Of

South Africa.

Page 92: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xv

Jurnal:

------. 2012. “Morocco: Current Issues”, Volume 5, Number 2, ISSN: 1098-

4070, Current Politics and Economics of Africa, Nova Science Publishers, Inc.

------. 2013. “Morocco‟s Vital Role In Northwest Africa‟s Security And

Development”, ISSUEBRIEF, Africa Center, Atlantic Council.

American Moroccan Center. 2016. “Constitutional Reform in Morocco Five

Years On”, issue brief.

Arango, Joaquin dan Philip Martin. 2005. “Best Practices to Manage

Migration: Morocco-Spain”, The International Migration Review, Vol. 39, No. 1,

JSTOR. New York: Center for Migration Studies of New York, Inc.

Arieff, Alexis. 2014. “Western Sahara”, Congressional Research Service,

www.crs.gov

Babarinde, Olufemi. 2007. “The EU as a Model for the African Union: the

Limits of Imitation”, Miami - Florida European Union Center, University of

Miami.

Bartolomeo, Anna di, dkk. 2009. “Migration Profile: Morocco”,

Consortium for Applied Research on International Migration, Robert Schuman

Centre For Advanced Studies.

Binaisa, Godfrey L., 1977. “Organization of African Unity and

Decolonization: Present and Future Trends”, The Annals of the American

Academy of Political and Social Science, Vol. 432, Africa in Transition, JSTOR.

Churchill, Winston. “Conflict in Western Sahara”, paper, Special Political

and Decolonization Committee (SPECPOL).

Collyer, Mike, dkk. 2012. “Responses to irregular Migration in Morocco

Promising Changes, Persisting Challenges”, paper, , Buckingham: Institute for

Public Policy Research.

Elias, T. O. 1965. “The Charter of the Organization of African Unity”, The

American Journal of International Law, Vol. 59, No. 2, American Society of

International Law, JSTOR. http://www.jstor.org/stable/2196967

El-Katiri, Mohammed. 2015. “From Assistance To Partnership: Morocco

And Its Foreign Policy In West Africa”, ISBN 1-58487-711-1, Strategic Studies

Institute and U.S. Army War College Press.

Page 93: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xvi

Fernandez, Molina Irene. 2014. “Morocco and the Middle East under

Mohammed VI”, Discussion Paper, Durham: Durham University, HH Sheikh

Nasser Al-Sabah Programme.

Godfrey, Okoth, P. 1983. “OAU: Forces Of Destabilization”, Ufahamu: A

Journal Of African Studies, UCLA. http://escholarship.org/uc/item/8mn839wp

Green, Makaria. ”The African Union”, Review Digest: Rights-Based

Approaches To Development.

Gusau, Abdullahi Shehu. 2013. “Littering The Landscape: An Analysis Of

The Role Of Nigeria In The Transition Of O.A.U To The African Union”, vol.9,

No.8, e - ISSN 1857- 7431, European Scientific Journal.

Haas, Hein de. 2007. “The impact of international migration on social and

economic development in Moroccan sending regions: a review of the empirical

literature”, working papers, International Migration Institute.

Hestermeyer, Holger. 2002. “African Union replaces Organization of

African Unity”, German Law Journal.

http://www.germanlawjournal.com/index.php?pageID=11&artID=173

Kamal, Humayun Akhter. 1973. “Organization Of African Unity”, Pakistan

Institute of International Affairs, JSTOR. http://www.jstor.org/stable/41393158

Lacher, Wolfram. 2013. “The Malian crisis and the challenge of regional

security cooperation”, Stability: International Journal of Security &

Development.

Leite, Pedro Pinto. 2006. “The Western Sahara conflict The Role of Natural

Resources in Decolonization”, Current African Issues NO. 33, ISBN 91-7106-

572-5, Swedia:NORDISKA AFRIKAINSTITUTET.

Lesser, Ian O. dkk. 2012. “Morocco‟s New Geopolitics A Wider Atlantic

Perspective”, Washington DC: The German Marshall Fund of the United States.

Hal. 07. tersedia dalam: www.gmfus.org/publications

Loumrhari, Ghizlan. 2014. “Ageing, Longevity And Savings: The Case Of

Morocco”, International Journal Of Economics And Financial Issues, ISSN:

2146-4138. Www.Econjournals.Com

Maghraoui, Abdeslam. 2001. “Political Authority in Crisis: Mohammed

VI's Morocco”, Middle East Report, No. 218, JSTOR, Middle East Research and

Information Project, Inc. tersedia dalam: http://www.jstor.org/stable/1559304

Page 94: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xvii

Malka, Haim. 2013. “Morocco‟s Rediscovery Of Africa”, Analysis Paper,

Middle East Program, Center For Strategic And International Studies.

Maqsood, Fawad. 2016. “Morocco Wants To Rejoin African Union: King”,

Agence France-Presse.

Mcnamee, Terence Dkk. 2013. “Morocco And The African Union:

Prospects For Re-Engagement And Progress On The Western Sahara”,

Discussion Paper, The Brenthurst Foundation: South Africa.

www.Thebrenthurstfoundation.Org

Moshi, Edwin H. 2013. “Organization Of African Unity/African Union

Andthe Challenges Of Realizing Its Objectives”, Workshop To Commemorate 50

Years Of OAU/AU Held On 24th May 2013 At J.K. Nyerere Hall, Muccobs.

Mugabo, Peter. 2016. “Morocco Turns Back to Seek AU Membership [press

release]”, Africa News Service.

Ogheneruonah, Charles. 2014. “From O.A.U to A.U: The Politics, Problems

and Prospects of a Continental Union”, Vol.4, No.24, ISSN 2225-0565,

Developing Country Studies. www.iiste.org

Okoth-Obbo, George. 2001. “Thirty Years On: A Legal Review Of The

1969 OAU Refugee Convention Governing The Specific Aspects Of Refugee

Problems In Africa”, Refugee Survey Quarterly, Vol. 20, No. 1, UNHCR.

Padelford, Norman I., Dkk,. 1962. “Africa And International Organization”,

Volume XVI, No. 2, World Peace Foundation, JSTOR.

http://www.jstor.org/stable/2705397

Pham, J. Peter dan Ricardo René Larémont. 2014. “Morocco‟s Emergence

as a Gateway to Business in Africa”, Atlantic Council‟s Africa Center.

Pham, J. Peter. 2016. “King Affirms Africa As 'Top Priority' in Moroccan

Foreign Policy”, artikel jurnal, Africa News Service.

Rousselet, Lelia. 2014. “Evolutions In The Relations Morocco And The Gulf

Cooperaation Council (GCC): A Singular Illustration Of Multilateralism In The

Arab World”, Paper, Kuwait Program At Sciences Po.

Schalk, Baba. dkk,. 2005. “Successes And Failures Of The Organisation Of

African Unity: Lessons For The Future Of The African Union”, Vol 40 no 3.2,

Journal of Public Administration.

Page 95: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xviii

Shelley, Toby. 2006. “Natural resources and the Western Sahara” terdapat

dalam “The Western Sahara conflict The Role of Natural Resources in

Decolonization”, Current African Issues NO. 33, ISBN 91-7106-572-5, Swedia:

NORDISKA AFRIKAINSTITUTET.

Siaroff, Alan. 2007. “Following In Europe‟s Footsteps? The African Union

And Integration In Africa”, Paper, European Union Studies Association:

Montreal, Quebec, Canada.

Strachan, Anna Louise. 2014. “Conflict Analysis Of Morocco”, Research

Paper, GSDRC, International Development Department, College Of Social

Sciences University Of Birmingham. www.Gsdrc.Org

Tadlaoui, Ghita. 2015. “Morocco‟s Religious Diplomacy In Africa”, Policy

Brief, ISSN : 1989 - 2667, No. 196, FRIDE: A European Think Tank For Global

Action.

Vásquez, Erica. 2015. “Morocco‟s Counterterrorism Strategy: Implications

for Western Sahara”, Middle East Institute.

Zoubir, Yahia H. 1996. “The Western Sahara Conflict: A Case Study In

Failure Of Prenegotiation And Prolongation Of Conflict”, Vol. 26, California

Western International Law Journal.

Website:

Africa News Service. 2016. “Full Text of Royal Message to the 27th African

Union Summit [document]”.

African economic Outlook 2017, “Morocco economic outlook”, African

development bank group. tersedia dalam:

https://www.afdb.org/en/countries/north-africa/morocco/morocco-economic-

outlook/

African Union, “History Of The OAU And AU”, tersedia dalam:

http://www.au.int/en/history/oau-and-au

Al-Jazeera, 2016. “Morocco Asks To Rejoin The African Union After 32

Years”, Africa News Service.

Bertelsmann Stiftung, BTI 2016, “Morocco Country Report”, Gütersloh:

Bertelsmann Stiftung, 2016. Tersedia dalam: http://www.bti-project.org

Page 96: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xix

Channe Lindstrom, “Report on the Situation of Refugees in Morocco:

Findings of an exploratory study October 2002”, American University of Cairo.

Dodson, Marianne. 2017. “Moroccan defense budget to increase 2.8

percent by 2022”, The Moroccan Times. tersedia dalam:

http://themoroccantimes.com/2017/02/22100/moroccan-defense-budget-to-

increase-2-8-percent-by-2022

http://moroccoonthemove.com/policy/regionalsecurity/#sthash.sHWkx0zB.e

hG7sZw1

https://tradingeconomics.com/morocco/gdp-per-capita

Lamzouwaq, Saad Eddine. 2017. “How Morocco Leads the Fight Against

Terrorism”, Morocco World News. tersedia dalam:

https://www.moroccoworldnews.com/2017/05/216898/morocco-leads-fight-

against-terrorism/

Stockholm International Peace Research Institute ( SIPRI ), Yearbook:

Armaments, Disarmament and International Security.

http://data.worldbank.org/indicator/MS.MIL.XPND.CN?locations=MA&start=19

99&end=2015&view=chart diakses pada 6 Juli 2017.

<iframesrc="http://data.worldbank.org/share/widget?end=2015&indicators=MS.

MIL.XPND.CN&locations=MA&start=1999&view=chart" width='450'

height='300' frameBorder='0' scrolling="no" ></iframe>

The Africa-EU Partnership, “From The Organisation Of African Unity

(OAU) To The African Union (AU): The 50-Year Path Towards African Unity”,

2013. Tersedia dalam: http://www.africa-eu-partnership.org/en/newsroom/all-

news/organisation-african-unity-oau-african-union-au-50-year-path-towards-

african-unity

UNICEF. 2013. “Part IV. International migrant stocks”, Migration Profile

Morocco.

Virtue, Rob. 2015. “Morocco terror warning: Officials raise threat level to

HIGH for British holidaymakers”, majalah express. tersedia dalam:

http://www.express.co.uk/news/world/602233/Morocco-terror-threat-level-raised-

high-British-government

Page 97: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xx

Lampiran 1

Hasil wawancara dengan Dr. Yahia H. Zoubir

(Professor of International Studies & International Management

Director of Research in Geopolitics KEDGE Business School)

Wawancara dilakukan melalui email [email protected] dan

[email protected]

Pada Jumat, 2 Juni 2017

1. Morocco and the African Union have a long and complex relationship and

history, when in 1984 Morocco decided to withdrew from African Union

membership which at that time was still named Organization of African Unity

(OAU). In your opinion, why Morocco decided to rejoin the African Union

(AU) membership in 2016?

Morocco‟s objective in joining it is multifaceted: weaken Algeria‟s influence

within the AU; gather support from its traditional, francophone allies in the

organization (Senegal, Gabon, Guinea…) in the hope of isolating the SADR;

serve France‟s interests within the AU; and, ultimately weaken the U itself.

2. Morocco withdrew from OAU after the admission of Sahrawi Arab

Democratic Republic (SADR) as a member of OAU. Since deciding to quit the

OAU, Morocco is still continuing its relationship with African countries.

Even in the 2000s, King Mohammed VI further strengthened its relationship

with African countries, particularly West Africa. How do you think King

Mohammed VI sees the current position of Morocco in the African region?

Why did the King decide to rejoin the African Union even though Sahrawi

Arab Democratic Republic (SADR) is still a member of AU?

As I said above, Morocco relies on its traditional Francophone allies (mostly

in West Africa). In fact, it wants to also join the Regional Economic

Community ECOWAS. Morocco‟s active role in Africa in general and in

West Africa in particular is to counter Algeria at a time when Algeria has

domestic difficulties (sick president, problem of succession, and economic

Page 98: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xxi

difficulties do the drop in the price of oil…). The optimistic supporters of the

Sahrawis believe that Morocco joining the AU is an implicit recognition of

the SADR and that they might negotiate within the AU. I personally don‟t

believe it. Morocco will eventually seek to have a vote to expel the SADR

from the AU. It can lobby inside the AU rather than outside. Morocco‟s

admission to the AU was a real coup in that it got admitted in violation of the

OAU/AU Charters.

3. Is Morocco‟s decision to rejoin AU related to the Western Sahara conflict

which still unfinished today? Will Morocco‟s decision to rejoin AU be able to

resolve the Western Sahara conflict? Or it will further complicate the

conflict?

Absolutely! The primary reason is to gather support on its position on

Western Sahara and, at the same time, seek to weaken Algeria and its position

on Western Sahara. I doubt that at this stage, any resolution will come from

within the AU. Morocco prefers the UN, where it knows it has the support of

France, the United States, and the UK and the neutrality of China and Russia.

4. How did Morocco's relationship with SADR or Algeria, when the morocco

was readmitted as a member of AU?

Algerian-Moroccan relations are at a low ebb, the lowest since the war

between Polisario and Morocco. There are no relations between SADR &

Morocco. They had some “negotiations” in 2007…but Morocco refuses any

solution short of maintaining its occupation of the territory. It can rely on

France‟s support for that!

5. Is there any influence of other actors, such as the United States, behind the

Moroccan decision?

From what I understand, France encouraged Morocco to rejoin as a ploy to

weaken both the AU and Algeria.

Page 99: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xxii

Lampiran 2

Hasil wawancara dengan Bapak Terrence McNamee

(PhD in IR from the LSE and Deputy Director of the Johannesburg-based

Brenthurst Foundation)

Wawancara dilakukan melalui email [email protected] dan

[email protected]

Pada Jumat, 28 Juni 2017

1. Morocco and the African Union have a long and complex relationship and

history, when in 1984 Morocco decided to withdrew from African Union

membership which at that time was still named Organization of African Unity

(OAU). In your opinion, why Morocco decided to rejoin the African Union (AU)

membership in 2016?

As I have written elsewhere, I think Morocco has always played the „long game‟,

believing that their strategy to win over major African states to their cause would

eventually pay off. Although they had certainly hoped that the AU would remove

SADR before they joined, Morocco has calculated that there will be a better

chance of doing that from inside the tent rather than outside it. Before joining

morocco built a very impressive record of contributing to African issues –

politically and diplomatically, economically and (where it can) militarily – so

much so, that the tide of opinion has shifted considerably in their favour. Morocco

has conveyed a powerful message through its nimble diplomacy and economic

strength: Morocco is a country of serious political and economic clout, integral to

the continent‟s development and prepared to play a leading role in its future. And

it will make the AU stronger. At least that‟s the message.

2. Morocco withdrew from OAU after the admission of Sahrawi Arab

Democratic Republic (SADR) as a member of OAU. Since deciding to quit the

OAU, Morocco is still continuing its relationship with African countries. Even in

the 2000s, King Mohammed VI further strengthened its relationship with African

countries, particularly West Africa. How do you think King Mohammed VI sees

Page 100: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xxiii

the current position of Morocco in the African region? Why did the King decide to

rejoin the African Union even though Sahrawi Arab Democratic Republic (SADR)

is still a member of AU?

Related to the above, the issue of SADR has been central to the relationship of the

Moroccan King to Moroccans. For many years it was believed that if the King

were to give away SADR or relent on that issue, that would be the end of the

monarchy, so central has the Western Sahara issue become in Moroccan society.

But I think the king, through gradual reforms and some opening up the of the

political space, encouraging people to talk more about the SADR issue (whereas

previously it was almost taboo to raise it as a matter of debate), he has become

more confident in the ability of the Moroccan people to have a debate and discuss

this issue more openly. In other words, he felt strong enough to join the African

Union with SADR still having a seat at the table because he is more confident that

Moroccan will be able to see the bigger picture and not take it as a recognition of

SADR‟s right to exist as an independent nation.

I think the King sees morocco as a leader of regional organisations in Africa,

believing it has huge amounts to offer in terms of technocratic ability, connections

with Europe, relative stability, and so on.

3. Is Morocco‟s decision to rejoin AU related to the Western Sahara conflict

which still unfinished today? Will Morocco‟s decision to rejoin AU be able to

resolve the Western Sahara conflict? Or it will further complicate the conflict?

It is certainly related to the Western Sahara issue – Morocco is still adamant that

their autonomy proposal is the only way forward, and is the maximum amount

they will give on that issue. I believe that ultimately the western sahara issue will

never be resolved at the AU, it will always be principally a battle between Algeria

and Morocco – and it is in those two capitals that an ultimate solution will be

eventually solved, not the AU. It will complicate issue, especially if the likes of

South Africa remain steadfast in their opposition to any solution for SADR that

doesn‟t grant them outright independence.

Page 101: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xxiv

4. How did Morocco's relationship with SADR or Algeria, when the morocco

was readmitted as a member of AU?

Both SADR and Algeria were vehemently opposed. But currently around 33

African member states support Morocco, so the numbers are not on SADR side

5. Is there an economic interest behind the Moroccan decision to rejoin African

Union?

Yes, but it is not the principal reasons. While it did not have much material

difference on Morocco‟s foreign trade and investment, there are significant

advantages to gain from being a sophisticated economy in Africa with terrific

links to Europe and the Mediterranean …and being part of its only pan African

body, ie the AU.

6. Is there any influence of other actors, such as the United States, behind the

Moroccan decision?

Good question and I am not sure. The autonomy proposal was supported greatly

the US, EU and others. But I think on this decision, morocco had been doing the

numbers (of countries that support Morocco and/or likely to withdraw their

recognition of SADR) for a very long time, and I think what we are seeing is just

a culmination of those calculation.

Page 102: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xxv

Lampiran 3

Hasil wawancara dengan Bapak Charles Ogheneruonah

(Researcher at University of University of Benin)

Wawancara dilakukan melalui email [email protected] dan

[email protected]

Pada Jumat, 28 Juni 2017

1. Morocco and the African Union have a long and complex relationship and

history, when in 1984 Morocco decided to withdrew from African Union

membership which at that time was still named Organization of African Unity

(OAU). In your opinion, why Morocco decided to rejoin the African Union (AU)

membership in 2016?

RESPONSE:

Views differ on why Morocco seek to re-join AU after disserting the OAU in

1973 over OAU‟s support for Sahrawi Arab Democratic Republic and the

Polisario Front, a separatist movement that sought to liberate Sahrawi Arab

Democratic Republic from Morocco‟s control. Morocco‟s decision to re-join has

elicited mixed reactions. Some believe the North African country wants to avoid

been left of a continental body that is growing while others believe that Morocco

wants to re-join to be able to correct perceived injustice OAU did by recognising

SADR as sovereign entity. Both views appear logical but I personally align with

the later which is that Morocco wants to re-join to be able to re-open the SADR

case with a view to claiming back her territory. True picture of things would

become clearer with passage of time.

2. Morocco withdrew from OAU after the admission of Sahrawi Arab

Democratic Republic (SADR) as a member of OAU. Since deciding to quit the

OAU, Morocco is still continuing its relationship with African countries. Even in

the 2000s, King Mohammed VI further strengthened its relationship with African

countries, particularly West Africa. How do you think King Mohammed VI sees

Page 103: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xxvi

the current position of Morocco in the African region? Why did the King decide to

rejoin the African Union even though Sahrawi Arab Democratic Republic (SADR)

is still a member of AU?

RESPONSE:

Morocco is increasing becoming conscious of the need to engage Africa. The

demise of Pan Africa Ghadaffi of Libya and abysmal performance of Nigeria and

South Africa in African leadership front, creates a leadership vacuum the

Morocco seek to leverage on. King Mohammed VI in-road into Africa in recent

times with ECOWAS as starting point, is to earn leadership position in political

Africa and lead the way probably. This is to enable Morocco direct Africa affairs

in a manner she deems „just‟ and avoid a repeat of the SADR episode in either

Morocco or other Africa state. In sum, Morocco quest to engage Africa after her

32 years African isolationist policy, is to fill perceived leadership vacuum and

correct perceived injustice melted on her and other African states.

3. Is Morocco‟s decision to rejoin AU related to the Western Sahara conflict

which still unfinished today? Will Morocco‟s decision to rejoin AU be able to

resolve the Western Sahara conflict? Or it will further complicate the conflict?

RESPONSE:

If the sole mission is to „right perceived wrongs‟ from within, possibility of AU

reversing self on SADR is slim. What possibly could happen, is a negotiated

settlement that will favour both parties but collapsing the state status granted

SADR, would be resisted by majority of AU members and SADR herself. On the

other hand, if Morocco remain unyielding if the SADR issue is re-introduced, it

might lead to crisis within the AU that will see camps emerging and this will

complicate issues. As we speak, there is already discordant tunes as 28 AU

members wrote for right of SADR to be withdrawn while Algeria and others are

opposed. If this is not carefully handled, big diplomatic crisis will rock the

continental body and leave it in tatters.

Page 104: ANALISA KEPUTUSAN MAROKO UNTUK KEMBALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40962/1/ARUM... · termasuk Maroko membentuk sebuah organisasi regional bernama Organization

xxvii

4. How did Morocco's relationship with SADR or Algeria, when the morocco

was readmitted as a member of AU?

RESPONSE:

They have frosty relationship. Algeria appear sympatric to the SADR course. This

led to broken diplomatic relationship between Morocco and Algeria.

5. Is there an economic interest behind the Moroccan decision to rejoin

African Union?

RESPONSES:

Though Morocco‟s veiled intention appear political at the moment, the economic

dimension could become manifest if Moroco succeeds in collapsing SADR to

pave way for resource exploitation.

6. Is there any influence of other actors, such as the United States, behind the

Moroccan decision?

RESPONSE:

No known influence other than Morocco‟s quest to politically dominate Western

Sahara.