Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

18
).- Vol.4, No. 2,2O1JJ, Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Kebudaya Lajnah Pentashihan M ushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Rl tssN 1979-5544 $U o M a ruw Terakreditasi B, No. Akreditasi : 349lAkred-LlPl/P2MBl /07 /20L1.

description

Dimuat di Suhuf, Vol. 4, No. 2, 2011, hlm. 271-287

Transcript of Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Page 1: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

).- Vol.4, No. 2,2O1JJ,

Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Kebudaya

Lajnah Pentashihan M ushaf Al-Qur'anBadan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Rl

tssN 1979-5544

$Uo

Ma

ruw

Terakreditasi B, No. Akreditasi : 349lAkred-LlPl/P2MBl /07 /20L1.

Page 2: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia - Ali ltkbar 271

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

AliAkbarBagAl-pur'an dv Museum lxiqkl, Jakarta

Tulisan ini menguraikan perkembangan pencetakan mushaf Al-Qur'an diIndonesia sejak masa awal pertumbuhannya pada pertengahan abad ke-19 hinggadewasa ini. Tulisan ini juga membahas pengaruh mushaf Al-Qur'an cetakanIndia dan Turki dalam masa awal pencetakan mushaf di Indonesia. Sejumlahpenerbit mushaf yang berperan pada masa itu, demikian pula dalamperkembangannya hingga dewasa ini, digambarkan dengan ringkas. Sementara,bagian akhir tulisan ini membahas perkembangan kreatif dalam industripenerbitan mushaf Al-Qur'an di Indonesia.

Kata kunci: mushaf Al-Qur'an, cetakan, Indonesia.

This article outlines the development of the printing of the Qur'an in Indonesia

from its advent in the middle of l9'h centuty to the present. It qlso traces theinJluence of printed Qur'ans from India and Turkey on the early period ofQur'anic printing in Indonesia, and gives brief descriptions of some publishersofthe Qur'an throughout the period in question. The last section analyses recentcreative developments in the Qur'an publishing industry in Indonesia.

Key words: Qur'an, printing, Indonesia.

PendahuluanTulisan ini ingin memberikan gambaran ringkas perkembangan

industri pencetakan mushaf Al-Qur'an di Indonesia. Selama lebihdari 160 tahun perkembanganrrya hingga dewasa ini, banyak hal-halmenarik untuk dikaji, baik aspek kesejarahan, teks, maupun visu-alnya. Pemahaman akan perkembangan pencetakan mushaf sejakmasa awal akan memperjelas pemahaman kita tentang keberadaanmushaf di Indonesia dewasa ini. Di sini, kesinarnbungan matarantai sejarah mushaf menjadi penting.

Di Nusantara, mushaf Al-Qur'an cetakan terlua berasal dariPalembang, hasil cetak batu (litografi) Haji Muhammad AzharibinKemas Haji Abdullah, selesai dicetak pada 2l Ramadan 1264 (21Agustus 1848). Sejauh yang diketahui hingga kini, inilah mushaf

Page 3: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

272 ;upu6, vol. 4, No. 2, 201 t:271 -28i

cetakan tertua di Asia Tenggara.l Tinggalan yang diketahui sampaisaat ini hanya ada pada koleksi Abd Azim Amin, Palembang(Gambar 1).

Mushaf cetakan Azhari lainnya, dengan tahun yang lebihmuda, selesai dicetak pada Senin, 14 Z:ulqa'dah 1270 H (7 Agustus1854) di Kampung Pedatu'an, Palembang. Von de Wall, seorangkolektor naskah abad ke-19, pernah membuat catatan lengkapmengenai mushaf ini atas permintaan Residen Belanda diPalembang yang dimuat dalam TBG 1857 . Berdasarkan catatan rta,mushaf cetakan tahun 1854 kemungkinan kini ada dalam koleksiPerpustakaan Nasional RI Jakarta.2 Dengan adanya cetakan mushaftahun 1854 itu, dapat diketahui bahwa percetakan milik Azhari,paling kurang, produktif dalam masa tujuh tahun (1848-1854).Meskipun demikian, luasnya peredaran mushaf hasil cetakanAzhari tidak diketahui dengan pasti, karen a langkanya bukti.

Sementara itu, berdasarkan bukti-bukti yangabad ke-19 mushaf yang beredar secara luas

Gambar l.Mushaf cetakanMuhammad AzhariPalembang, 1848.

ada, pada akhiradalah cetakan

1 Mushaf ini telah dikaji oleh Jeroen Peeters, "Palembang Revisited: FurtherNotes on the Printing Establishment of Kemas Haii Muhammad Azhari, 1848"dalam IIAS Yearbook 1995,h. 181-190.

2 Mushaf cetakan yang sama belum lama ini saya temukan di Masjid DogJumeneng, kompleks makam Sunan Gunung Jati, Cirebon. Bagian depan mushafsudah tidak lengkap, namun bagian belakang masih lengkap, termasuk catatalkolofon.

Page 4: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakqn Mushaf Al-Qur'an di Indonesia - Ali Akbar 273

Singapura (Gambar 2) dan Bombay (disebut pula Mumbay, India)(Gambar 3). Bukti luasnya peredaran mushaf cetakan Singapuraditemukan di Palembang, Jakarta, Surakarta, Bali, Palu, Maluku,dan Johor. Sedangkan luasnya peredaran mushaf cetakan Bombayterdapat di Palembang, Demak, Madura, Lombok, Bima, danFilipina Selatan. Bombay, kota di pantai barat India, sejak akhirabad ke-19 memang merupakan pusat percetakan buku-bukukeagamaan yang diedarkan secara luas ke kawasan Asia Tenggara.

Gambar 2.Mushaf cetakan ,

WE|f7ur+t*al-tela* beredar | '

di Nusantara qb*f*)aakhir abad ke-19.'

Gambqr 3.

Mushaf cetakanBombay berhuruftebal telqh beredardi Nusantara sejakakhir abad ke-19.

Page 5: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

274 $uhuf,vol. 4, No. 2, 2ol t:271 -287

Dengan demikian tidak mengherankan jika tradisi cetakmushaf di kawasan ini, pada masa selanjutnya, dimulai denganmereproduksi mushaf cetakan di India itu.3 Penerbit SulaimanMar'i yang berpusat di Singapura dan Penang, selama bertahun-tahun sejak sekitar tahun 1930-an ketika memulai usahanya, hanyamereproduksi mushaf cetakan Bombay. Itu terlihat dari cirihurufnya yang tebal. Sebenarnya ada beberapa gaya tulisan mushafIndia yaflg digunakan untuk menulis Al-Qur'an - meskipunkesemuanya ada kemiripan - namun mushaf yang paling banyakdicetak adalah mushaf dengan gaya tulisan dan harakat tebal, yangkemudian sering disebut sebagai "Al-Qur'an Bombay''.

Beberapa jenis mushaf berhuruf tebal itu selama puluhan tahundigunakan oleh masyarakat Asia Tenggara, terutama hingga tahun1970-an. Sebagian penerbit juga masih mencetak mushaf jenis inihingga sekarang - di samping mencetak mushaf dengan jenis hurufyang 1ain, karena semakin banyak pilihan jenis huruf yang bisadigunakan para penerbit. Para penerbit biasanya menggunakan teksmushaf India itu sebagai teks pokok, sementara untuk tekstambahan di bagian depan dan belakang mushaf bervariasi, bergan-tung pada pilihan penerbit. Teks tambahan berupa keutamaanmembaca Al-Qur'an, makharij al-huruf, tajwid, doa khatam A1-

Qur'an, daftar surah dan juz, dan lain-lain, biasanya ditulis olehp aru l<hattat Indone s i a.

Jenis mushaf lain yang sebelumnya juga beredar dan diguna-kan di kawasan Asia Tenggara adalah cetakan Turki (Gambar 4)dan Mesir - meski dalam jumlah yang lebih sedikit, karenakebanyakan hanya dibawa oleh jamaah haji yang pulang dari tanahsuci. Jenis mushaf ini pada masa selanjutnya juga dicetak diIndonesia selama puluhan tahun. Turki memiliki tradisi kaligrafiyang sangat indah, terkenal sejak awal abad ke-16. Tradisi kaligrafiitu tercermin nyata dalam mushaf yang ditulis oleh para ahlikaligrafi Kesultanan Turki Usmani. Berbeda dengan mushaf dariIndia yang menggunakan rasm usmani, mushaf dari Turki selaluditulis dengan rasm imla'i dan menggunakan model 'ayat pojok'(setiap halaman selesai dengan akhir ayat). Mushaf jenis inibiasanya digunakan paruhafrz untuk menghafal Al-Qur'an, karena

3 Llhat Martin van Bruinessen, Kitab kuning, pesqntren dan tarekat;Tradisilradisi Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1995, hlm. 136.

Page 6: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia - Ali Akbar 275

lebih memudahkan mereka dalam pembagian tahap-tahap hafalan.Satu-safunya penerbit yang secara tekun mencetak mushaf iniadalah Penerbit Menara Kudus.

Gombnr 4.

Mushaf cetukanTurki yang biasocligunttkan olehpara hafiz untukmengha/al Al-Qur'an.

Pentashihan dan Lahirnya Mushaf Standar IndonesiaTerkait dengan tpaya memelihara kemurnian, kesucian, dan

kemuliaan Al-Qur'an, lembaga yang secara resmi mempunyai tugasmemeriksa kesahihan suatu mushaf, yaiitLajnah Pentashih MushafAl-Qur'an (sejak 2007 bernama Lajnah Pentashihan Mushaf A1-

Qur'an). Lajnah secara kelembagaan dibentuk pada 1 Oktober 1959berdasarkan Peraturan Menteri Muda Agama No. 11 Tahun 1959.Keberadaan Lajnah untuk melaksanakan tugas pentashihan mushafdiperkuat lagi dengan Keputusan Menteri Agama No. 1 Tahun1982 yang menyatakan bahwa tugas-tugas Lajnah, yaitu (1)meneliti dan menjaga kemumian mushaf Al-Qur'an, rekaman,bacaan, terjemahan, dan tafsir Al-Qur'an secara preventif danrepresif; (2) mempelajari dan meneliti kebenaran mushaf Al-Qur'anbagi orang biasa (awas) dan bagi tunanetra (Al-Qur'an Braille),rekaman bacaan Al-Qur'an dalam kaset, piringan hitam, danpenemuan elektronik lainnya yang beredar di Indonesia; dan (3)menyetop pengedaran mushaf yang belum ditashih oleh Lajnah.

Untuk memperlancar tugas pentashihan yang dilakukan olehLajnah, terbit Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 25 Tahun1984 tentang Penetapan Mushaf Standar. Mushaf Standar merupa-

Page 7: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

276 Suhuf, vol. 4, No. 2, 2ol t:2it -287

kan acuan bagr para anggota Lajnah untuk menjalankan tugasnya.Ada tiga jenis Mushaf Standar yang secara resmi menjadi pedomankerja bagi Lajnah - dan dengan demikian secara resmi dapatditerbitkan dan diedarkan di Indonesia.

Pertama, Mushaf Al-Qur'an Rasm Usmani. Penetapan mushafini berdasarkan mushaf cetakan Bombay (Gambar 3), karena modeltanda baca dan hurufnya telah dikenal luas oleh umat Islam diIndonesia sejak puluhan tahun sebelumnya - bahkan jika dihitungsejak awal peredarannya di Nusantara telah mencapai satu abadlebih. Kedua, Mushaf Al-Qur'an "Bahriyah"o yung cenderungmemiliki rasm ilma'i. Mushaf ini modelnya diambil dari mushafcetakan Turki yang kaligraflnya sangat indah (Gambar 4). Jenismushaf ini juga telah digunakan secara luas oleh umat Islam diIndonesia, khususnya di kalangan para penghafal Al-Qur'an,dengan ciri setiap halaman diakhiri dengan aldtir ayat- Ketiga,Mushaf Al-Qur'an Braille, yaitu mushaf bagi para tunanetra.Mushaf ini menggunakan huruf Braille Arab sebagaimanadiputuskan oleh Konferensi Internasional Unesco Tahun 1951,yain al-Kitabah al-Arabiyyah an-Nafirah. Dalam penulisannya,jenis mushaf ini menggunakan prinsip-prinsip rasm usmani dalambatas-batas tertentu yang bisa dilakukan.

Untuk kepentingan umat Islam di Indonesia, Mushaf A1-Qur'an Rasm Usmani dan Mushaf Al-Qur'an "Bahriyah" kemudianditulis oleh putra Indonesia. Mushaf dengan rasm usmani ditulisoleh khattat Ustaz Muhammad Syadali Sa'ad, dan mushaf"Bahriyah" ditulis oleh Ustaz Abdur-Razaq Muhili, tahun 1984-1989. Mushaf dengan rasm usmani telah mengalami penulisanulang oleh Ustaz Baiquni Yasin dan timnya , pada tahun 1999-2001.Sedangkan mushaf Bralille diterbitkan dan diproduksi, di antaranyaoleh Koperasi Karyawan Abiyoso, Bandung.

Perkembangan Penerbitan MushafGenerasi pertama pencetak mushaf Al-Qur'an di Indonesia

adalah Abdullah bin Afif Cirebon (yang telah memulai usahanyasejak tahun 1930-an bersamaan dengan Sulaiman Mar'i yangberpusat di Singapura dan Penang), Salim bin Sa'ad NabhanSurabaya (Gambar 7), dan Percetakan Al-Islamiyah Bukittinggi

4 "Bahriyah adalah percetakan milik Angkatan Laut Turki Usmani yangbanyak mencetak buku-buku keagamaan, selain mushaf Al-Qur'an.

Page 8: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia - Ali ltkbar 277

(Gambar 5). Usaha bidang ini kemudian disusul oleh Penerbit A1-Ma'arif Bandung yang didirikan oleh Muhammad bin UmarBahartha pada tahun 1948 (Gambar 6).s Mereka tidak harryamencetak Al-Qur' an, namun juga buku-buku keagamaan lain y angbanyak dipakai umat Islam.

Gambor 5. Musha/ hasi.l cetakan Percetakan Al-l.slamiyah ntilikHMS Sulaiman, Bukittinggi, 1933.

Gambar 6. Mushaf cetakan Penerbit Al-Ma'arif, Bandung, tahun 1950-an.

Pada tahun 1950-an penerbit mushaf di antaranya adalah.SinarKebudayaan Islam dan Bir & Company. Penerbit SinarKebudayaan Islam menerbitkan mushaf pada tahun 1951. Bir & Comencetak sebuah mushaf dengan tanda tashih dari Jam'iyyah al-

5 Martin, Kitab kuning..., hlm. 138.

Page 9: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

278 $uhuf, vol. 4, No. 2, 201 t:2tt -287

Qurra' wal-HuffiV (perkumpulan paru pembaca dan penghafal Al-Qur'an) tertanggal 18 April t956. Pada tahun 1960-an PenerbitToha Putra Semarang memulai kegiatan yang sama, lalu disusulPenerbit Menara Kudus. Penerbit lainnya pada sekitar periode iniadalah Tintamas, dan beberapa penerbit kecil lainnya.

Gambar 7. Mushaf cetakan Salim binSa'ad bin Nabhan, Surabaya, 1960(kirl.

Gambar 8a, 8b. Mushaf cetakanProyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an Departemen Agama KI tahun1 9 8 1 / 1 9 8 2 (bawah kiri-kanan).

Sampai dengan dasawarsa 1970-m dan 1980-an sejumlahpenerbit di atas masih merupakan "pemain Lltama" dalam produksimushaf di Indonesia. Pada periode tersebut muncul sejumlahpenerbit mushaf bant, di antaranya, Firma Sumatra, CVDiponegoro, CV Sinar Baru, CV Lubuk Agung, CV Angkasa, CV

Page 10: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia - Ali Akbar 279

Al-Hikmah (Bandung); CV Wicaksana, CV Al-Alwah (Semarang);CV Bina Ilmu (Surabaya); CV Intermasa (Jakarta), sefta beberapapenerbit kecil lainnya. Jenis mushaf yang dicetak, hingga dasa-warsa tersebut, adalah mushaf asal Bombay yang berciri huruftebal, dengan tambahan "muatan lokal" berupa tajwid, keutamaanmembaca Al-Qur'an, daftar surah, dan lain-lain, dalam tulisan Jawi(huruf Arab-Melayu). Teks tambahan tersebut terdapat di bagianawal atau akhir mushaf yang ditulis oleh ahli kaligrafi tempatan,sehingga perbedaan kaligrafinya terlihat sangat kontras.

Pada dasawarsa 1990-an muncul sejumlah penerbit mushafyang baru, yaitu PT Al-Amin, PT Inamen Jaya, PT Mutiara, PTSugih Jaya Lestari, PT Tehazet, CV Doa Ibu, CV Pustaka Amani,PT Zikrul Hakim (Jakarta); CV Jumanatul Ali, CV Sugih JayaMukti, CV Sriwijaya, Yayasan Pustaka Fitri (Bandung); CV Asy-Syifa, CV Aneka Ilmu, CV Hilal, PT Tanjung Mas Inti CV IstanaKarya Mulya, CV Kumudasmoro, PT Salarn Setia Budi(Semarang); CV Karya Abadi Tanra, CV Duta llmu, CV Al-Hidayah, CV Delta Adiguna, CV Aisyiyah. UD Mekar, CV TerbitTerang, dan CV Ramsa Putra (Surabaya).

Pada dasawarsa 2000-an beberapa penerbit muslraf baru diantaranya, Penerbit Serambi, PT Pena Pundi Aksara, CVMaghfiroh, PT Lautan Lestari, PT Cicero, PT Gema Insani Press,CV Cahaya Qur'an, CV Darus Sunnah, CV Pustaka Al-Kautsar(Jakarta); PT Syamil (sekarang Sygma Eksamedia Arkanleema),Penerbit Mizan, CV Fajar Utama Madani, CV Mi'raj HasanahIlmu, CV Jabal Raudhatul Jannah, CV Salamadani (Bandung); CVKarya Putra, PT Masscom Graphy (Semarang); PT Tiga Serangkai,Komari Publishing, CV Era Adicitra (Surakarta); CV Sahara, CVBarokah Putra, CV Kartika Indah, dan CV Assalam (Surabaya).

Terakhir, mengawali dasawarsa 2010, penerbit baru yangmuncul, yaitu Penerbit Kalim, PT Lentera Abadi, CV BayanQur'an, Pustaka Jaya llmu, Cahaya Intan, PT Juara Persada, WahyuMedia, CV Cahaya Robbani Press, PT Let's Go (Jakarta); CVFokus Merdia, CV Nawa Utama (Bandung); Penerbit Djaja Diva,Pinus Book Publisher (Yogyakarta); CV Karya Semesta (Salatiga);Penerbit Duta Surya, dan CV lmam (Surabaya).

Sejak dasawarsa 2000-an, beberapa penerbit yang semulahanya menerbitkan buku keagamaan - dan mereka telah sukses dibidangnya - mulai tertarik untuk menerbitkan mushaf, yaitu

Page 11: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

280 $uhuf, Vol. 4, No. 2, 201 l: 271 -287

Penerbit Mizan, Syamil, Serambi, Gema Insani Press, dan PustakaAl-Kautsar. Bahkan sebagian lain semula merupakan penerbit bukuumum yang telah sukses, yaitu Tiga Serangkai, Cicero, danMasscom Graphy.

Selepas krisis ekonomi Indonesia tahun 1998, dan sejalandengan selera masyarakat yang semakin tinggi dalam hal desainbuku, serta didukung teknologi komputer yang semakin canggih,tampilan mushaf Al-Qur'an terus-menerus dibenahi para penerbit.Besamya "kue" pasar mushaf di Indonesia, dengan 200 juta lebihumat Islam, tentu sangat menggiurkan, dan menarik para penerbituntuk ikut merebut pasar. Pangsa pasar mushaf itu pun ke depanakan tumbuh terus, sejalan dengan semakin meningkatnya kesa-daran keagamaan umat seperti tercermin dari ramainya majelis-majelis taklim dan majelis zikir yang dihadiri berbagai lapisan umatIslam.

Mushaf Generasi BaruPara penerbit mushaf dasawarsa 1980-an, setelah terbitnya

Mushaf Standar, hingga awal dasawarsa 2000-an, pada umumnyamasih meneruskan tradisi lama dalam produksi mushaf. Merekakebanyakan hanya mencetak Al-Qur'an Bombay (yang telahdistandarkan), Mushaf Standar itu sendiri, atau Al-Qur'an"Bahriyah" model sudut. Sampai sejauh itu tidak ada inovasi yangberarti baik dalam tampilan maupun komposisi isi mushaf. Dalamhal desain kulit, misalnya, pada umumnya hanya menampilkan polasimetris dalam bentuk dekorasi persegi yang berisi ragam hiasfloral, dengan tulisan "Qur'en Majid", "Qur'an Karim", atau "al-Qur'an al-Karim" berbentuk bulat di dalam medalion yang terletakdi posisi tengah. Warna yang digunakan pun adalah warna-warnadasar seperti merah, hijau, biru, coklat. kuning, dan emas.

Era baru dalam produksi mushaf muncul sejak awal dasawarsa2000-an, ketika teknologi komputer semakin maju, dan diman-faatkan dengan baik oleh para penerbit. Perubahan itu, pertama,sangat mencolok dalam hal kaligrafi teks mushaf. Sejak awaldasawarsa itu, hingga sekarang, para penerbit pada umumnyamemodifikasi kaligrafi Mushaf Madinah yang ditulis oleh khattatUsman Taha. Mushaf Madinah dicetak oleh Mujamma' ql-MalikFohd li-Tiba'at al-Mushaf asy-Syarif yang bermarkas di Madinah.Tulisan karya kaligrafer asal Syria itu memang terkenal cantik,

Page 12: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indoytesia - Ali Akbar 281

dengan keindahan anatomi huruf yang hampt taflpa cela. Ejaanhuruf Mushaf Madinah yang tidak sama dengan Mushaf StandarIndonesia disesuaikan oleh para penerbit dengan program komputertertentu. Memang membutuhkan waktu yang lama dan ketekunanyang ekstra unfuk menyesuaikan ejaan dantanda baca satu per satu.Namun keindahan hurufnya sangat diminati masyarakat, sehinggamushaf dengan huruf yang tipis itu ditunggu masyarakat.

Penerbit mushaf pertama yang memodiflkasi kaligrafi UsmanTaha adalah Penerbit Diponegoro, Bandung. Setelah itu, selamabertahuntahun hingga sekarang, banyak sekali penerbit yangmemodifikasi kaligrafi tersebut. Bahkan, para penerbit pendatangbaru, hampir semuanya menggunakan kaligrafi model itu. Hal iniakhirnya menimbulkan kesan monoton dalam huruf Al-Qur'an diIndonesia pada masa belakangan ini, seakan-akan tidak adakemajuan dalam hal tulisannya. Sebenarnya, jlka para penerbit bisamengembangkan kaligrafi Al-Qur'an sendiri itu lebih baik, dantentu saja lebih "terpujr" daripada sekadar memodifikasi tulisanorang lain. Toh di Indonesia sudah banyak kaligrafer mudaberbakat yang siap bekeq'a sama. Namun, menulis satu buahmushaf utuh memang membufuhkan waktu lama dan tentu sajadana yang tidak kecil. Barangkali pertimbangan praktis terakhirinilah yar'g membuat para penerbit berpikir dua kali, danmengambil j alan pintas.

Terkait dengan teks Al-Qur'an, sebagian penerbit juga ber-kreasi dengan memberi warna khusus, tidak hanya kata "Allah"atan " r ab b", tetapi pengeblokan ay at- ay at tertentu. Misalnya, ayat-ayat yang berisi doa, ayat sajdah, dan ayat-ayat tentang perempuan.Sebuah penerbit di Bandung mengeblok ayat-ayat khusus tentangperempuan dengan warna ungu (Gambar 9b), sementara penerbitlainnya memberi warna merah.

Pewarnaan pada teks Al-Qur'an juga dilakukan terkait dengantajwid. Dengan maksud menuntun para pembaca Al-Qur'an yangmasih awam ilmu tajwid, sebagian penerbit memberi warna tertenfuterkait hukum bacaan dalam ilmu tajwid. Pewarnaan itudimaksudkan sebagai kode, agar pembaca senantiasa ingat hukumbacaan tertentu dengan melihat kode warna itu. Teknikpewarnaannya ada yang menggunakan blok, arsir, atau warnahurufnya sendiri.

Page 13: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

282 Suhuf, vol. 4, No. 2, 201 t:271 -28i

Perubahan lainnya adalah dalam tampilan krilit (cover) mushaf,.Para penerbit mushaf era baru tampaknya tidak mau terikat dengan"konvensi" desain kulit mushaf yang selama ini seakan-akan hanyaberbentuk persegi. Para penerbit mengeksplorasi bentuk-bentukbaru, ragam hias dan komposisi baru, sehingga kadang-kadangmengesankan suatu mushaf dengan desain yang asing. Warna yangdigunakan pun tidak kaku lagi, dengan menggunakan warna-warnacerah, dan disempurnakan dengan lapisan plastik dan vemis yangsemakin menambah mewah. Sebagian mushaf juga menggunakanwafila tertentu, disesuaikan dengan sasaran pasar yang dituju. Kulitsebuah mushaf dan terjemahannya dengan sasaran pasar perempuandiberi warna ungu, dan ditulis "Al-Qur'anulkarim Special forWoman" dengan bordir (Gambar 9a).

Gumbti'9u, th. Al-Q.ur'ariulkarim Special lbr Wornan tlenctut kulitbort.lir clun rutrtbui-r'trntltoi. petnbotu,s bur:uuu lhit'i1, tlun ut'sir rrngu

p a d ct tt.t' cr t - cn.' u t keu' a n i I cr t:lt ( k u n a n ) .

Bahan coyet'mushaf yang digr.rnakan para penerbit juga sangatdiperhitungkan. Sebuah mushaf yang diturjr-rkan untuk maharpernikahan (inaskarn'in) -- demikian sebuah penerbit mengiklankannrushafnya - cover-nya dibuat dari kulit yang sangat tleu,ah. Temabat'lr to nahrre pun dimanfaatkan penerbit mushaf. PenerbitDiponegoro Bandung berla'casi cuknir unik, dengan menempelkanjenis daun dan biii-br.1ian tertentu di kulit rnushaf' produksinya.Ragam hias yang digunakan pun beragatl, tidak lagi tcrpakLr padara-qar-n hias gaya Timur Tengah, namun sebagian penerbit rncnggalira-_qam hias khas Nusantara. Pererbit Mizan Bandung secarakonsisten rnenggali ragam hias Nusantara itu untuk beberapa scriproduknya.

Page 14: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia - Ali Akbar 283

Gambar I 0o, 10b, l0c. Ragam model kulit mushaf: Al-Qur'an TigaBahasa (kiri)dan Al-Qur'anul Karim Edisi Do'a (tengah) dengan konsep desain kulit mushaf

baru, dan kulit mushafdengan bordir (kanan).

Perubahan pada tampilan Al-Qur'an memang tampak lebih"seru" pada mushaf Al-Qur'an yang disertai teq'emahan. Barang-kali, dengan asumsi bahwa Al-Qur'an dan terjemahaffiya itu adalah"setengah buku", maka tampilan jenis Al-Qur'an ini lebih banyakragamnya, dan agak "bebas". Para penerbit tampak tidak ragu-raguuntuk menawarkan kelebihan produknya dibanding produk sejenisdari penerbit lainnya. Mereka berlomba-lomba mengasah kreati-vitas, baik dalam hal cover) isi, maupun kelengkapan tekstambahannya. P ara pembaca semakin dimanj akan dengan berbagaitawaran manis yang diajukan penerbit.

Kelengkapan teks tanbahar dalam Al-Qur'an dan terjemahan-nya sangat bervariasi. Misalnya, daftar isi, indeks, pedoman transli-terasi Arab-Latin, petunjuk penggunaan, uraian makhraj huruf,tajwid, waqaf, ayat-ayat sajdah, daftar surah dan jtz, doa ma'surat,transliterasi latin, terjemahan per kata (lafziyah), dan lain-lain.Demikian banyak ragamnya, sehingga ada penerbit yang merasaperlu mencantumkan Surat Pendaftaran Ciptaan dari pemerintahsebagai perlindungan hukum atas ciptaannya. Kelengkapan'asesoris' lainnya adalah pita dan kartu pembatas baca (Gambar15), kotak pelindung, serta kancing atau resleting agar mushaf lebihaman.

Beberapa penerbit membuat seri terbitan dengan ciri tertentudan membedakannya dengan nama-nama Allah dalam Asma'ulHusna. Untuk membedakan pangsa pasar, ada pula penerbit yang

Page 15: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

284 Sukuf, vot. 4, No. 2, 201 t:271 -28i

membuat seri produk mushafnya dengan bahasa asing: masculine,

feminine, teenage, classic, glamour, dan minimalist series.Untuk menarik minat anak-anak, beberapa penerbit juga

membuat Al-Qur'an dan terjemahannya dengan ilustrasi dan warnayang khas anak-anak, misalnya bentuk balon, bulan sabit, bintang,awar\ atau lengkungan-lengkungan semacam pelangi. PenerbitMizan menerbitkan I Love My Qur'an, sebuah edisi Al-Qur'an danterjemahannya dalam satu set, dengan ilustrasi yang unik danlengkap untuk anak-anak. Ilustrasi itu dimuat dalam jilid terpisahdari teks Al-Qur'annya (Gambar lla, l1b). Beberapa penerbit jugamemberi ilustrasi khas anak-anakpadaJuz Amma fiuz ke-30).

@9!@

r*&,sH ''-''

w5

llr'r:_

:-1'- g*!-- ..'tr'l:. j

:

;'j.'-'^ -.tl '-i

{l'5:'' ., Ja{ih:r "!

Gambqr 11a, 1Lb. I Love My Qur'an terbitan Mizan. Ilustrasi dimuat dctlamhalamqn terjemahan, sementara teks Al-Qur'an dibuat dalam jilidan terpisah.

Gambar 1 2a, I 2b. Al-Qur'anulkarim for Kids terbitan Syamil (kiri), dan Al-Qur'anul Karim dan terjemahan Edisi Anak terbitan Salam Madani (kanan).

Page 16: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

EqHh"-&tRt'iI

ffid

Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia - Ali Akbar 285

Gambcu' I 3,a, I 3b, I 3c'. Rctgam pilihan Juz Amnta untuk anak-anakterbitan Gema In.sani Pre.ss.

Gombor 11 a, l lb. My First Al-Qur'an (cli.singkat MyFA)dengon potongan jilitl melenghrng t,cmg unik.

-rjss ri. -.*-

*" '.:-

"s -.

Gombar 15. Al-Qur'an dan terjemaltannt,a dengan ilu.slrasi

), ang c ender un g non -.figuratif ( b ov-a h ).

Page 17: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

286 Suhuf, vot. 4, No. 2, 2ol 1:211 -287

Sebagian penerbit juga melengkapi Al-Qur'an dan terjemah-annya dengan asbabun nuzul, tafsir ringkas, hadis keutamaan surahtertentu, dan lain-lain. Terjemahan dalam bahasa Inggris jugadiperkenalkan oleh sebagian penerbit. Di samping itu, kegemaran(atau kegenitan?) kita menggunakan bahasa Inggris sepotong-sepo-tong dalam dunia pemasaran dan media massa juga dimanfaatkanoleh penerbit mushaf dan terjemahannya, baik untuk nama seri,judul kecil, maupun judul produk. Sebuah judul yang belum lamaini terbit, misalnya Miracle: The Reference, terbitan Syamil.Sementara, produk sejenis yang ditujukan untuk anak-anak diberijra&tl My First Al-Qur'an (disingkat MyFA), dengan "12 keunggul-an yang bikin fun" (demikian dalam iklannya) (Gambar I 4 a, I 4b).

Para penerbit terus berinovasi dan 'bersaing' dalam menawar-kan keunggulan produknya. Jrka beberapa waktu sebelumnya adaproduk mushaf dan terjemahannya dengan "7 in 1", belakangantidak tanggung-tanggung ada yang "22 in 1". Keunggulan yangditawarkan mencakup, di antaranya, terjemahan tafsiriyah, katakunci (key word), kosakata, tajwid, hadis sahih, tafsir Ibn Kasir,tafsir at-Tabai, asbabun nuzul, lchazanah pengetahuan, dan lain-lain, sampai22butir.

PenutupMelihat 'gegap gempita'-nya produksi mushaf Al-Qur'an (dan

terjemahannya) di Tanah Air, demikian pula sambutan masyarakatdewasa ini, tak pelak, mushaf adalah sebuah 'industri' baru yangmenjanjikan. Di samping itu, melihat kayanya inovasi dan kreati-vitas para penerbit mushaf baru di Indonesia, barangkali tidakberlebihan jika dikatakan bahwa ragamproduk mushaf di Indonesiaadalah termasuk yang paling kreatif. Tentu, semua usaha kreatif ituadalah untuk para pembacanya agar tertaik untuk terus-menerusmembaca dan mengkaji Al-Qur'an.

Dari uraian singkat di atas kita juga bisa mencatat bahwa per-kembangan pencetakan mushaf Al-Qur'an di Indonesia merupakanrespons atas proses sejarah, yaitu antara kecanggihan teknologi -yang berbeda-beda pada setiap masa - dan selera masyarakatpembacanya. Para penerbit mushaf, yang berada di antara dua 'sisi'itu, dan memanfaatkaflnya, berusaha untuk memenuhi seleramasyarakat dengan baik - dan kelak nanti akan melengkapi"sejarah mushaf di Indonesia".[]

Page 18: Pencetakan Mushaf Al-Qur'an di Indonesia

Pencetakan Mushqf Al-Qar'an di Indonesia - Ali Akbar 287

Daftar Pustaka

Badan Penelitian dan Pengembangan Agama, Mengenal Mushaf Al-Qur'anStandar Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 1984-1985.

Bruinessen, Martin van, Kitob latning, pesantren dan tarekat: Tradisi-tradisiIslam di Indonesia,Bandung: Mizan, 1995.

Gallop, Annabel Teh, " Islamic manuscripts from the Philippines in U.S.Collections: a preliminary listing, including two printed .Qur'ans,http://www.oovrag-com/hihliografrhy/hihliography.l 1 shtml

Peeters, Jeroen, "Palembang revisited: Further notes on the printingestablishrnent of Kemas Haji Muhammad Azhari, 1848", InternationalI nstitute for Asian Sadies (IAS) Yearbook I 99 5, 1995, h. I 8 I -1 90.

Proudfoot, Ian, "Malay books printed in Bombay: a report on sources forhistorical bibliography", Kekal Abqdi,1994, l3 (3): l-20.

Salim, Erwin Y, "Gairah Penerbitan Al-Qur'an Indah", Gatra, 7 September201t.

Sudrajat, Enang, "Perkembangan penerbitan dan problema pentashihan",makalah pada Lokakarya Penerbit Mushaf Al-Qur'an, Bekasi, 29-30 Maret201I (tidak terbit).

Yunardi, E Badri, "Sejarah Lahimya Mushaf Standar lndonesia" , Lehur, 2005, 3(2):279-300.